MEDIA EKONOMI DAN MANAJEMEN Vol. 32 No. 2 Juli 2017

SURVEI DAYA SAING JAWA TENGAH TAHUN 2013 SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KINERJA INVESTASI

Adi Ekopriyono Kapusdi Tata Kelola Perusahaan dan Pengembangan Bisnis Lembaga Penelitian UNTAG /Koordinator Organizing Committee Survei Daya Saing Daerah Jawa Tengah Email : [email protected]

Abstrak

Survei Daya Saing, pada dasarnya memotret kabupaten/kota se-Jawa Tengah, dengan enam sub-indeks, yaitu: kinerja ekonomi, persepsi iklim bisnis, dinamika usaha, kapasitas infrastruktur, kinerja pemerintah, dan kinerja investasi. Tujuannya adalah memetakan permasalahan dunia usaha dan investasi di Jateng, sehingga dapat digunakan sebagai masukan bagi pemerintah daerah dan para pengusaha untuk meningkatkan kinerja investasi, yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi, pengurangan pengangguran dan kemiskinan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Responden keseluruhannya berjumlah 2100 orang, terdiri dari 54 pengusaha di 35 kabupaten kota di Jateng (usaha mikro, kecil, menengah, dan besar, dari bidang usaha manufaktur, pelayanan, dan perdagangan), serta 6 orang dari unsur pemerintah kabupaten/kota. Indi kator penilaian didasarkan atas 6 sub-indeks. Data diolah dengan software khusus untuk menghitung indeks dan sub indeks dengan skala satu sampai sepuluh. Infrastruktur, Kinerja Investasi, Iklim Bisnis, Kinerja Ekonomi mengalami peningkatan, sedangkan dinamika usaha, kinerja pemerintah mengalami penurunan dibandingkan dengan survei daya saing pada tahun 2010. Peringkat lima besar tiap-tiap survei yang telah dilakukan Survey Daya saing Daerah 2013: Kabupaten , Kota , Kabupaten Banyumas, Kabupaten Sragen, dan Kabupaten .

Kata Kunci: Survei daya saing, Investasi

Abstract

The Competitiveness Survey, basically photographing the districts / cities of Central , with six sub-indices, namely: economic performance, business climate perception, business dynamics, infrastructure capacity, government performance, and investment performance. The objective is to map the problems of business and investment in , so that it can be used as input for local governments and entrepreneurs to improve investment performance, which will encourage economic growth, reduction of unemployment and poverty, and the improvement of people's welfare. Total respondents amount as 2100 persons, consisted of 54 entrepreneurs in 35 districts or cities in Central Java (micro, small, medium and large enterprises, from manufacturing, service and trade), and 6 respondents from district / city government elements. Infrastructure, Investment Performance, Business Climate, Economic Performance has increased, while business dynamics, government performance has decreased compared to the competitiveness survey in 2010. The top five ranking of each survey has been conducted SDSD 2013: Pekalongan District, Magelang City, Banyumas, , and .

Keywords : competitiveness survey, investation

p-ISSN: 0854-1442 (Print) e-ISSN: 2503-446X (Online) 195 MEDIA EKONOMI DAN MANAJEMEN Vol. 32 No. 2 Juli 2017

PENDAHULUAN pengangguran, pertumbuhan total Serangkaian survei daya saing penyaluran kredit, dan tingkat kredit daerah Jawa Tengah merupakan macet. perwujudan nyata dialog pemerintah dan Persepsi iklim usaha diambil swasta (public private dialogue), kemitraan sepenuhnya dari data primer, yaitu hasil antara pemerintah dan swasta (public wawancara langsung dengan para private partnership) dalam upaya pengusaha, mencakup penilaian dunia meningkatkan daya saing kabupaten/kota usaha terhadap kondisi iklim usaha dan di Jawa Tengah. investasi suatu daerah dan prospeknya di Survei pertama kali dilakukan pada masa depan. Indikator-indikator: hambatan tahun 2007 berupa Survei Iklim Usaha utama usaha, kondisi usaha dibandingkan (Business Climate Survey) yang diinisiasi dengan dua tahun sebelumnya, perkiraan oleh lembaga kerja sama teknik kondisi usaha dua tahun ke depan, Pemerintah dan Jerman, GTZ- persentase keanggotaan dalam organisasi Red, bekerja sama dengan Harian Suara usaha, konsistensi perilaku pejabat Merdeka, didukung oleh Kadin Jawa pemerintah, jumlah regulasi bermasalah, Tengah. Survei tersebut kemudian kebutuhan —biaya tidak resmi“ (pungutan digabung dengan kegiatan Pro-Investasi liar œ pungli), penilaian lingkungan usaha. yang diadakan oleh Badan Penanaman Dinamika usaha disusun sepenuh- Modal Daerah (sekarang: Dinas nya dari hasil wawancara langsung dengan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu pengusaha. Sub-indeks ini menunjukkan Satu Pintu - DPMPTSP) Jawa Tengah, kondisi kapasitas perusahaan, seperti menjadi Survei Daya Saing Daerah omzet, kebutuhan kredit, potensi (SDSD) Jawa Tengah yang diseleng- perusahaan untuk berinovasi. Indikator- garakan tahun 2010. Kerja sama terus indikator: persentase usaha yang berusia di berlanjut, melibatkan beberapa lembaga bawah 10 tahun, persentase usaha dengan pemerintah dan swasta di Jawa Tengah, turn-over lebih Rp 500 juta, kebutuhan yaitu DPMPTSP, Bappeda, Bank pendanaan, tingkat pengajuan pinjaman Indonesia Kanwil V Jawa Tengah, Budi persentase perusahaan yang inovatif. Santoso Foundation (BSF) dan Suara Infrastruktur berbasis pada data Merdeka, serta GTZ-Red. Untuk statistik dan sebagian kecil persepsi memantau responsivitas kabupaten/kota, pengusaha; menilai kualitas, akses pada tahun 2011 diselenggarakan Survei terhadap infrastruktur dasar (misalnya Snapshot (SS), dilanjutkan Survei Investasi jalan kabupaten/kota) dan lembaga (SI) tahun 2012 yang menitiberatkan pada pendukung bisnis (misalnya lembaga indeks kinerja investasi kabupaten/kota, pelatihan, perbankan, dan pasar). Survei Daya Saing Daerah 2013 Indikator-indikator: jalan daerah (Ekopriyono, 2013) beraspal/total jalan daerah, penilaian Survei Daya Saing, pada dasarnya terhadap pemeliharaan dan pengembangan, memotret kabupaten/kota se-Jawa Tengah, jumlah pasar per seribu penduduk, jumlah dengan enam sub-indeks, yaitu: kinerja lembaga pelatihan kejuruan dan penilaian ekonomi, persepsi iklim bisnis, dinamika kualitasnya, jumlah lembaga keuangan per usaha, kapasitas infrastruktur, kinerja seribu penduduk. pemerintah, dan kinerja investasi Kinerja pemerintah terdiri dari (Annynous, 2012; BI, 2010) kapasitas pemerintah dan upaya Kinerja ekonomi mengukur kinerja pemerintah. Kapasitas pemerintah berbasis sistem ekonomi makro, dengan indikator- pada sumber data statistik yang fokus pada indikator, yaitu pertumbuhan Produk kemampuan kapasitas fiskal daerah dalam Domestik Regional Bruto (PDRB), PDRB mendorong pembangunan. Indikator- per kapita, pertumbuhan per kapita, tingkat indikator: anggaran per kapita, pendapatan

196 p-ISSN: 0854-1442 (Print) e-ISSN: 2503-446X (Online) MEDIA EKONOMI DAN MANAJEMEN Vol. 32 No. 2 Juli 2017 asli daerah (PAD) terhadap total Tujuan dan hasil yang diharapkan pendapatan (dalam persen), peningkatan survei daya saing daerah adalah (BI, 2010; PAD (dalam persen), belanja Ekopriyono, 2013) : pembangunan per kapita, kenaikan belanja 1. Menyediakan data monitoring tentang pembangunan per kapita. Upaya perkembangan daerah terkait iklim pemerintah mencakup penilaian tentang investasi dan bisnis daerah tingkat dua usaha pemerintah dalam melaksanakan di Jawa Tengah, promosi investasi, kualitas layanan 2. Menyediakan data kinerja pemerintah perizinan, jumlah regulasi pro-investasi maupun swasta dalam upaya berdasarkan persepsi pemerintah daerah meningkatkan daya saing daerah sendiri dan persepsi pengusaha. Indikator- tingkat dua di Jawa Tengah, indikator: studi terbaru peluang investasi, 3. Sebagai instrumen monitoring: materi promosi investasi, frekuen- Menyediakan data monitoring si/kualitas ekspor yang difasilitasi perkembangan daerah terkait dengan pemerintah, penilaian terhadap kualitas perubahan iklim investasi dan iklim ekspo pemerintah, kualitas kinerja bisnis. Mengukur kualitas tata kelola pelayanan terpadu satu pintu (PTSP)), ekonomi daerah antar-kabupaten/kota persentase perusahaan yang memiliki tanda maupun wilayah. daftar perusahaan (TDP), rata-rata jumlah 4. Sebagai instrumen pembangunan: hari yang diperlukan mengurus TPD dan Menciptakan peringkat daya saing, surat izin usaha perusahaan (SIUP), yang dapat memotivasi persaingan kualitas pendukung investasi, anggaran secara sehat antar-kabupaten/kota promosi investasi, jumlah regulasi baru maupun eks karesidenan. terkait pajak, perizinan, insentif, tenaga Menstimulasi peningkatan upaya kerja dan lingkungan yang mempermudah perbaikan kinerja pemerintah investasi. kabupaten/kota dan pengusaha melalui Kinerja investasi dianalisis sistem kompetisi yang sehat. berdasarkan perspektif atau opini dunia 5. Sebagai masukan untuk menyusun usaha dan juga opini pemerintah. kebijakan: Hasil survei dapat Indikator-indikator: realisasi investasi per digunakan oleh dunia usaha untuk anggaran promosi, realisasi investasi per melaksanakan advokasi kepada kapita, persentase perusahaan yang pemerintah dalam menyusun berinvestasi, rata-rata nilai investasi, rata- kebijakan yang tepat. Hasil survei rata rekruitmen tenaga kerja, persentase dapat digunakan oleh pemerintah perusahaan yang berinvestasi 12 bulan ke untuk membuat perubahan kebijakan depan, nilai investasi per perusahaan, rata- secara tepat. rata rekruitmen tenaga kerja per perusahaan, penilaian terhadap daya tarik Hasil yang diharapkan dari survei investasi daerah. daya saing adalah: Survei Daya Saing diharapkan 1. Analisis dan penyebaran informasi mendorong pemerintah daerah (provinsi, detil serta relevan mengenai daya kabupaten/kota) dan para pengusaha untuk saing tiap-tiap kabupaten/kota berupaya dengan sungguh-sungguh 2. Sorotan terhadap hal-hal yang perlu meningkatkan kinerja, menyediakan iklim diperbaiki dan ditingkatkan oleh tiap- investasi yang kondusif. Survei ini tiap kabupaten/kota merupakan cermin bagi pemerintah daerah 3. Diseminasi yang efisien terhadap hasil maupun pengusaha, sehingga mengetahui survei diharapkan dapat memengaruhi posisi daerahnya. secara positif pengambil kebijakan di tingkat kabupatn/kota dan provinsi

p-ISSN: 0854-1442 (Print) e-ISSN: 2503-446X (Online) 197 MEDIA EKONOMI DAN MANAJEMEN Vol. 32 No. 2 Juli 2017

4. Kebersinambungan melalui rasa mikro, kecil, menengah, dan besar, dari memiliki, kolaborasi, dan kontribusi bidang usaha manufaktur, pelayanan, dan dari anggota steering committee (SC) perdagangan), serta 6 orang dari unsur penyelenggara, sehingga mendorong pemerintah kabupaten/kota. Indikator pelaksanaan survei secara regular penilaian didasarkan atas 6 sub-indeks, 5. Peringkat kabupaten/kota dan yaitu: Kinerja ekonomi, persepsi iklim penghargaan daya saing daerah akan bisnis, kinerja investasi, kinerja menumbuhkan insentif bagi pemerintah, dinamika bisnis, dan kapasitas kabupaten/kota untuk memperbaiki infrastruktur. Kategori skala usaha kinerja ekonomi dan investasi. didasarkan atas kriteria Badan Pusat Statistik (BPS) yang menggunakan Survei Daya Saing Daerah Jawa terminologi skala usaha berdasarkan Tengah 2013 diluncurkan pada Selasa 2 tenaga kerja tetap. Kategori sektor Juli 2013, ditandai dengan penanda- didasarkan pada besaran kontribusi tanganan Nota Kesepakatan oleh terhadap Produk Domestik Regional Bruto penyelenggara, yaitu Ir. Budi Santoso (PDRB). (Pendiri/Pembina Budi Santoso Data diperoleh dari wawancara Foundation); Sutikno (Kepala Perwakilan langsung (face to face) yang dilakukan Kantor Bank Indonesia Kanwil V oleh surveyor yang tersebar di seluruh Jateng/DIY); Herru Setiadhie, SH, MSI kabupaten/kota se-Jawa Tengah. Ada dua (Kepala Bappeda Jateng); Ir. Yuni Astuti, jenis data yang diperoleh dalam survei ini, MA (Kepala BPMD Jateng); dan Frank yaitu data kuantitatif (statistik) dan data Bertelmann (GIZ Red, lembaga kerja sama kualitatif (persepsi pengusaha dan teknis Indonesia-Jerman). pemerintah). Survei Daya Saing Daerah (SDSD) Data diolah dengan software Jateng 2013 merupakan kelanjutan khusus untuk menghitung indeks dan sub serangkaian survei yang telah dilaksanakan indeks dengan skala satu sampai sepuluh. sebelumnya, yaitu Survei Iklim Usaha Setelah dilakukan validasi dan inputing (Business Climate Survey œ BCS 2007), data, dilakukan pengolahan/analisis data SDSD 2010, Survei Snapshot 2011, dan yang masuk. Hasilnya adalah pemering- Survei Investasi 2012. Survei-survei katan daya saing kabupaten/kota se-Jawa tersebut bertujuan memetakan per- Tengah. masalahan dunia usaha dan investasi di Jateng, sehingga dapat digunakan sebagai masukan bagi pemerintah daerah dan para HASIL DAN PEMBAHASAN pengusaha untuk meningkatkan kinerja investasi, yang akan mendorong Hasil penelitian dijabarkan pada skor pertumbuhan ekonomi, pengurangan median pada masing-masing sub indeks, pengangguran dan kemiskinan, dan yaitu: Dinamika Usaha, Infrastruktur, peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kinerja Pemerintah, Kinerja Investasi, Iklim Bisnis, Kinerja Ekonomi. METODE PENELITIAN Survei menggunakan pendeka- Dinamika Usaha tan/metode proporsional (strata survei), Skor median Jawa Tengah terjadi dimana total responden masing-masing penurunan dari 5.84 (2010) menjadi 5.59 kabupaten/kota adalah sama rata atau (2013). Penyebab utama turunnya skor proporsional di masinng Kabupaten/Kota. median Jateng dalam indeks Dinamika Responden keseluruhannya berjum- Bisnis disebabkan oleh cukup rendahnya lah 2100 orang, terdiri dari 54 pengusaha persentase jumlah usaha yang inovatif. di 35 kabupaten kota di Jateng (usaha

198 p-ISSN: 0854-1442 (Print) e-ISSN: 2503-446X (Online) MEDIA EKONOMI DAN MANAJEMEN Vol. 32 No. 2 Juli 2017

Infrastruktur menarik bagi investasi. Namun demikian 8 Skor median Jawa Tengah menga- dari 9 indikator yang ada perlu lami peningkatan sebesar 0.40 dari tahun diperhatikan oleh pemerintah provinsi 2010 (4.48) ke tahun 2013 (4.88). Namun Jawa Tengah guna mendorong Kab/Kota demikian jumlah Kab/Kota yang berada di untuk memperbaiki dalam hal: rasio bawah median Jateng masih sama, yakni realisasi investasi per anggaran belanja sebanyak 17 Kab/Kota. Peningkatan skor modal pemerintah, rasio realisasi nilai sub indeks Infrastruktur di tingkat Provinsi investasi per kapita, masih rendahnya dikontribusikan oleh: adanya persepsi investasi padat modal maupun, investasi positif dari dunia usaha tentang penilaian padat karya, stagnansi usaha yang sudah terhadap perencanaan pembangunan dan ada melakukan investasi (investasi yang pemeliharaan infrastruktur dan rasio telah lalu maupun ke depan). Rendahnya ketersediaan lembaga vokasi & persepsi skor kinerja investasi bukan hanya tentang penilaian kualitas merupakan keprihatinan Demak, melainkan juga keprihatinan seluruh Kinerja Pemerintah kabupaten/kota di Jateng. Skor tertinggi Skor median Jateng mengalami (Brebes) hanya mencapai angka 3,85. penurunan dari 4.57 (2010) menjadi 4.19 Adapun skor terendah (Pemalang) hanya (2013), hal ini terjadi karena penurunan 1,63. skor pada kapasitas pemerintah (Ú0.66) dan sedikit perubahan skor pada upaya Iklim Bisnis pemerintah (Ú0.05). Penurunan pada sub- Skor median Jateng mengalami indeks kapasitas pemerintah dari 3.52 peningkatan dari 5.09 (2010) menjadi 6.33 (2010) menjadi 2.86 (2013) (2013), hal ini dikontribusikan cukup dikontribusikan cukup signifikan oleh: signifikan oleh 5 dari 8 indikator, a.l: penurunan skor (Ú5.73) yang cukup Masifnya penurunan masalah regulasi yang drastis oleh % peningkatan PAD dari 8.21 menghambat di Jateng, optimisme dunia (2010) menjadi 2.48 (2013) dan tahun usaha terhadap kondisi bisnisnya dalam 2013 ini 5 indikator dari sub-indeks ini dua tahun mendatang, persepsi positif perlu menjadi perhatian serius untuk dunia usaha terhadap konsistensi ditingkatkan. Sementara pada sub-indeks pemerintah, kondisi bisnis dunia usaha saat upaya pemerintah, penurunan dikontri- ini dibanding dua tahun lalu maupun busikan oleh kualitas kinerja OSS (Ú3.74) persepsi tentang perubahan iklim bisnis serta hasil tahun 2013, empat 4 dari 10 dalam dua tahun terakhir. Sementara hal- indikator dalam sub indeks ini perlu hal yang perlu diperhatikan untuk diperhatikan secara serius bagi perbaikan perbaikan adalah kinerja dari asosiasi adalah: penilaian terhadap kualitas bisnis, upaya memerangi pungli, serta program dukungan pemerintah untuk bagaimana mempersiapkan diri dalam investasi, penilaian sarana prasarana mengelola masalah dunia usaha. pendukung investasi, ersentase alokasi anggaran layanan investasi, serta frekuensi Kinerja Ekonomi dan kualitas pameran yang Skor median Jateng mengalami diselenggarakan oleh Pemda peningkatan dari 5.14 (2010) menjadi 5.48 (2013) yang dikontribusikan oleh 2 dari 6 Kinerja Investasi indikator, rendahnya rerata NPL (1.30 Skor median Jawa Tengah menga- points) dan rerata tingkat penggangguran lami kenaikan dari 2.12 (2010) menjadi (0.23). Namun dari scope provinsi, 2.68 (2013) yang didukung cukup terdapat 2 indikator yang perlu signifikan oleh peningkatan persepsi diperhatikan untuk perbaikan dari hasil positif tentang potensi Jawa Tengah yang SDSD 2013, yakni: bagaimana p-ISSN: 0854-1442 (Print) e-ISSN: 2503-446X (Online) 199 MEDIA EKONOMI DAN MANAJEMEN Vol. 32 No. 2 Juli 2017 meningkatkan PDRB per kapita atau Ira Irawati, Zulfadly Urufi, dan Renato pemerataan distribusi dari surplus PDRB, Everardo Isaias Rezza Resobeoen, serta bagaimana meningkatkan partum- Agus Setiawan, Aryanto. (2008). buhan kredit bagi dunia usaha Pengukuran Tingkat Daya Saing Daerah Berdasarkan Variabel PENUTUP Perekonomian Daerah, Variabel Kesimpulan Infrastruktur Dan Sumber Daya Tantangan utama Jawa Tengah Alam, Serta Variabel Sumber Daya adalah: meningkatkan kinerja investasi, Manusia Di Wilayah Provinsi pembenahan infrastruktur (baik fisik Sulawesi Tenggara. Prosiding maupun nonfisik), dan kinerja pemerintah. INSAHP5, Teknik Industri UNDIP Dari serangkaian survei tersebut ditemukan, bahwa kelemahan koordinasi Kementrian Perencanaan Pembangunnan antar Organisasi Perangkat Daerah Nasional/Badan Perencanaan Pem- merupakan kendala pembangunan daerah. bangunan Nasional (BAPPENAS). Peringkat lima besar tiap-tiap survei yang (2014). Laporan Analisis Daya Saing telah dilakukan SDSD 2013: Kabupaten UMKM Di Indonesia. Diakses Pekalongan, Kota Magelang, Kabupaten melalui : Banyumas, Kabupaten Sragen, dan https://www.bappenas.go.id/files/5 Kabupaten Wonosobo. 914/4255/9402/Laporan_Analisis_ Daya_Saing_UMKM_di_Indonesia Saran .pdf Pemerintah kabupaten/kota di Jawa Tengah perlu meningkatkan responsivitas Sutikno dan Maryunani. (2007). Analisa terhadap kondisi yang ada, antara lain yang Potensi Daya Saing Kecamatan terlihat dari hasil survei. Pemerintah Sebagai Pusat Pertumbuhan kabupaten/kota perlu meningkatkan upaya Satuan Wilayah Pengembang konkret (produktif dan kreatif) dalam (SWP) Kabupaten Malang, Journal menarik investor. of Indonesian Applied Economics, Vol.1 (1), pp. 1-17

DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. (2010). Survei Daya Saing (SDS) 2010 Di Jawa Tengah. Diakses melalui : http://www.bi.go.id/id/publikasi/kaj ian-ekonomi- regional/jateng/Documents/7e8fe6b 8c2504b16a47adcf048eb4c35BOK SSurveiDayaSaingDaerahJawaTen gah2010.pdf

Ekopriyono, A. (2013). Tantangan Investasi Jateng: Pembenahan Infrastruktur dan Reformasi Birokrasi, Jurnal Ilmiah Untag Semarang, Vol 2.(3), pp. 27-46.

200 p-ISSN: 0854-1442 (Print) e-ISSN: 2503-446X (Online)