Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (JPEB) Vol.1 No.2 Oktober 2013 ISSN: 2302-2663

PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM PENDIDIKAN EKONOMI UNTUK MENYIAPKAN GURU PROFESIONAL DI SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL

Dadang Dahlan, Neti Budiwati, Susanti Kurniawati Program Studi Pendidikan Ekonomi FPEB UPI

ABSTRACT

This study begins with a consideration of future challenges related to the need for international school teachers (SBI), which raises the question of how to design curriculum with competency-based approach in order to produce the teacher candidates that suit the needs of teachers in international schools (SBI )? The research objective is to be able to: 1) generate a description of strengths and weaknesses of curriculum designs that are being used; 2) produce a description of the implementation of a curriculum that is being implemented; and 3) produce a description of the competency standard (SKL) economics teacher candidates for international school (SBI) . The study was designed for 2 years using Research and Development, for the first year of this descriptive survey method, using the techniques of data collection in the form of documentation, questionnaires and interviews. The source data consists of lecturers, teachers, students and alumni who work at the international school (SBI). Among other results it was found that department of Economic Education curriculum has weaknesses and strengths. Weaknesses include a) the design curriculum not in accordance with the need to generate international school teachers (SBI); b) the design of the curriculum have not loaded the competencies required of graduates to compete at a global level; c) curriculum design has not adopted the curriculum developed countries that excel in the field of education. While its power is a) curriculum design approach based on scientific disciplines (content based); b) curriculum has been outlined in the syllabus and SAP; and c) curriculum design is flexible. Judging from the implementation of the curriculum, that has not been implemented based learning competency-based curriculum (KBK), but from the aspect of SBI

http://www.jpeb.net 1 Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (JPEB) Vol.1 No.2 Oktober 2013 ISSN: 2302-2663

implementation of curriculum-based learning (learning) already contains the necessary aspects of learning in SBI. Starting from the results of this study suggested: in the face of global challenges of the department of Economic Education is necessary to develop future curriculum design based CBC is consistently (consistently); implementation of the curriculum / learning must use a variety of approaches as expected by the curriculum, as well as to develop a curriculum that compliance- oriented international school teachers (SBI) must be rejected on the dotted- oriented curriculum development competency standards (SKL), which allows graduates can work in SBI and compete at a global level.

Keywords: curriculum designs, competency-based, economic education

PENDAHULUAN mutu pendidikan kita dapat dilihat Kebutuhan terhadap lulusan dari prestasi belajar siswa-siswa sekolah yang memiliki kemampuan yang jauh tertinggal di bertaraf nasional dan internasional banding negara-negara lain. The semakin meningkat seiring dengan Trends in International Mathematics perkembangan globalisasi and Sciences Survey (TIMSS) yang pendidikan. Upaya pemerintah meneliti kemampuan anak-anak Indonesia dalam meningkatkan usia 13 tahun dalam bidang kualitas mutu lulusan untuk matematika dan sains dari 46 menjawab tantangan global tersebut negara pada tahun 2003 antara lain melalui program melaporkan bahwa siswa-siswa Sekolah Bertaraf Internasional Indonesia menempati urutan 34 (SBI). untuk matematika dan 36 untuk Pada dasarnya, lahirnya sains. Singapura menempati urutan program SBI tidak lepas dari kondisi pertama baik matematika maupun mutu pendidikan kita yang hingga sains. Korea Selatan, Taiwan, kini masih rendah dan Hongkong dan Jepang juga memprihatinkan. Melalui program mendominasi peringkat atas, SBI, Kementrian Pendidikan semantara Malaysia urutan 10 untuk Nasional bertekad meningkatkan matematika dan 20 untuk sains mutu pendidikan di Indonesia agar Sebagai konskuensi logis mampu bersaing dengan sekolah- dari program pengembangan SBI sekolah luar negeri di tingkat adalah terkait dengan kebutuhan internasional. Indikator rendahnya dan penyediaan guru yang

2 http://www.jpeb.net Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (JPEB) Vol.1 No.2 Oktober 2013 ISSN: 2302-2663

memenuhi kualifikasi untuk pelaksanaan), dapat diasumsikan mengajar di SBI. Kondisi saat ini sebagai inti dari proses pendidikan, menunjukan bahwa banyak guru- atau ” the essential means of guru yang belum memenuhi atau education ” sebab berpengaruh memiliki kompetensi yang langsung terhadap hasil pendidikan. dipersyaratkan untuk mengajar di Karena itu, diperlukan suatu model sekolah-sekolah bertaraf kurikulum yang cocok, agar lulusan internasional dan masih relatif perguruan tinggi memiliki sedikit lembaga pendidikan tenaga kompetensi yang standar serta kependidikan (LPTK) yang sesuai dengan kebutuhan dunia menghasilkan lulusannya untuk kerja. mengajar di SBI. Hasil pengamatan Untuk menghadapi tantangan menunjukkan gejala bahwa model di masa depan, yang berkaitan kurikulum yang dikembangkan di dengan kebutuhan guru untuk beberapa program studi di Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) lingkungan perguruan tinggi , belum pendidikan guru harus direformasi. mengikuti acuan formal dan Secara konseptual akademis, prosedur baku sebagaimana yang pendidikan guru masa depan harus direkomendasikan para pakar konsisten pada pendidikan berbasis kurikulum. Acuan formal yang kompetensi. Standar kompetensi dimaksud ialah Kepmendiknas guru harus diperoleh dengan No.232/U/2000 tentang intensitas aktivitas dan durasi waktu Pengembanngan Kurikulum dan yang memadai. Penilaian yang Penilaian Hasil Belajar dan dilakukan hendaknya konsisten Kepmendiknas No. 045/U/2002 pada pengukuran kompetensi, tentang Kurikulum Pendidikan bukan pada mata kuliah. Kerancuan Tinggi. Sedangkan prosedur baku antara penilaian kompetensi dan yang direkomendasikan para akhli matakuliah yang “ content based ” kurikulum meliputi langkah-langkah harus ditinggalkan (Pramuniati, pengembangan kurikulum, mulai 2008) dari identifikasi kebutuhan, analisis Berkaitan dengan hal dan pengukuran kebutuhan, tersebut di atas, kurikulum penyusunan desain kurikulum, merupakan salah satu aspek yang validasi kurikulum (uji coba dan turut mempengaruhi kualitas lulusan penyempurnaan), implementasi LPTK untuk mengajar di SBI. kurikulum, dan evaluasi kurikulum. Kurikulum (desain dan Kajian empiris yang dilakukan

http://www.jpeb.net 3 Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (JPEB) Vol.1 No.2 Oktober 2013 ISSN: 2302-2663

Widyastono (1999), menunjukkan (Pusposutardjo , 2001). Pendekatan bahwa kurikulum perguruan tinggi kompetensi cocok diterapkan pada belum sesuai dengan tuntutan perguruan tinggi, baik pada yuridis dan landasan teoritis. pendidikan akademik maupun Acuan formal (Kepmendiknas vokasional (Mulyasa, 2003:5). No.232/U/2000 dan Acuan formal yang di No.045/U/2002), menggariskan sebutkan di atas berlaku pula pada bahwa kurikulum program studi LPTK, yang dalam pada pendidikan tinggi harus pengembangannya menggunakan memiliki karakteristik : (1) berbasis pendekatan ” concurrent ” . kompetensi ; (2) mengandung Pendidikan Guru Berdasarkan komponen kurikulum inti yang Kompetensi (PGBK), sesungguhnya diberlakukan secara nasional ; (3) pernah diterapkan pada awal tahun mengandung komponen 1980-an. Namun, hasil penelitian institusional, yakni komponen yang menunjukkan bahwa LPTK tidak dikembangkan oleh masing-masing menerapkannya secara taat asas institusi. Komponen kurikulum inti atau konsisten (Wardani, 2003: 38) dan komponen kurikulum Pertanyaan yang muncul institusional secara bersama-sama sehubungan dengan hal tersebut di membentuk kurikulum utuh suatu atas adalah bagaimana mendesain program studi ; (4) dikembangkan kurikulum dengan pendekatan secara bersama-sama dengan berbasis kompetensi dalam rangka pihak-pihak yang berkepentingan menghasilkan calon guru yang (stakeholders ). sesuai dengan kebutuhan guru di Terdapat pergeseran sekolah bertaraf internasional pendekatan dalam pengembangan (SBI)?. kurikulum bahwa dasar competent- based approach harus segera KAJIAN PUSTAKA menggantikan content-based Konsep Sekolah Bertaraf approach dalam bentuk : (1) Internasional (SBI) penguasaan aspek kognitif dari Sekolah bertaraf instrumental dirubah ke bentuk internasional (SBI) adalah sekolah kemampuan ; (2) penguasaan yang sengaja dirancang oleh aspek afektif dari pragmatis dirubah pemerintah republik Indonesia, ke komprehensif ; (3) penguasaan dalam hal ini adalah Depdiknas aspek psikomotorik dirubah dari dengan kualitas yang setara dengan bentuk adaptif ke profesional sekolah-sekolah internasional,

4 http://www.jpeb.net Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (JPEB) Vol.1 No.2 Oktober 2013 ISSN: 2302-2663

dengan keluaran yang siap United Kingdom, United States dan dipertandingkan dalam kancah Negara maju lainnya seperti Chile, global, yang ujungnya mampu Estonia, Israel, Russia, Slovenia, meningkatan daya saing bangsa ( Singapore, dan Hongkong. Imron, 2008). Ada dua cara yang dapat SBI sebenarnya SNP + X dilakukan sekolah/madrasah untuk (OECD) dengan makna SNP memenuhi karakteristik (konsep) singkatan dari Standar Nasional Sekolah Bertaraf Internasional Pendidikan, X adalah penguatan, (SBI), yaitu sekolah yang telah pengayaan, pengembangan, melaksanakan dan memenuhi perluasan, pendalaman, melalui delapan unsur SNP sebagai adaptasi atau adopsi terhadap indikator kinerja minimal ditambah standar pendidikan baik dari dalam dengan (X) sebagai indikator negeri maupun luar negeri yang kinerja kunci tambahan. Dua cara telah memiliki reputasi mutu yang itu adalah: (1) adaptasi , yaitu diakui secara internasional misalnya penyesuaian unsur-unsur tertentu saja Cambridge, IB, dan yang sudah ada dalam SNP dengan TOEFL/TOEIC. mengacu (setara/sama) dengan OECD adalah singkatan dari standar pendidikan salah satu Organization for Economic Co- anggota OECD dan/atau negara operation and Development atau maju lainnya yang mempunyai sebuah organisasi kerjasama antar keunggulan tertentu dalam bidang negara dalam bidang ekonomi dan pendidikan, diyakini telah memiliki pengembangan. Anggota organisasi reputasi mutu yang diakui secara ini biasanya memiliki keunggulan internasional, serta lulusannya tertentu dalam bidang pendidikan memiliki kemampuan daya saing yang telah diakui standarnya secara internasional; dan (2) adopsi , yaitu internasional. Yang termasuk penambahan atau anggota OECD ialah: Australia, pengayaan/pendalaman/penguatan/ Austria, , Canada, Czech perluasan dari unsur-unsur tertentu Republic, Denmark, Finland, yang belum ada diantara delapan , , , Hungary, unsure SNP dengan tetap mengacu Iceland, Ireland, , Japan, Korea, pada standar pendidikan salah satu Luxembourg, Mexico, Netherlands, anggota OECD/negara maju lainnya New Zealand, Norway, , (Haryana, 2007)., Portugal, Slovak Republic, Spain, Sebagai sekolah bertaraf Sweden, Switzerland, Turkey, internasional, SBI memiliki

http://www.jpeb.net 5 Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (JPEB) Vol.1 No.2 Oktober 2013 ISSN: 2302-2663

karakteristik yang berbeda dengan 3. Effective School Leadership . sekolah biasa. Berdasarkan hasil Sekolah mempunyai disiplin meta analisis, Slameto (2008) sangat tinggi. Kepala sekolah mengidentifikasi karakteristik SBI mampu berkomunikasi dengan sebagai berikut. guru, siswa, tenaga 1. Visi dan Misi . Sekolah kependidikan, komite sekolah mempunyai mempunyai visi dan orang tua secara maksimal; yang jelas, mudah dipahami, kepala sekolah mampu berdasarkan pada kebutuhan mengelola sumber daya secara siswa. Visi & misi sekolah optimal. dipasang mulai dari pintu masuk 4. High Levels of Collaboration & kompleks sekolah sampai di Communication . Adanya hampir setiap ruang sekolah. komunikasi timbal balik antara Kepala Sekolah, Guru, Tenaga guru, siswa dan tenaga Kependidikan Komite sekolah kependidikan serta kepala dan siswa memahami visi dan sekolah. Sekolah mempunyai misi sekolah. Adanya kegiatan web site yang sudah up load ke expo ekstra kurikuler untuk internet; memberikan bantuan menarik peserta baru. Kegiatan bea siswa, serta kunjungan ini dilakukan dari dan oleh rumah di lingkungan sekolah. siswa, dibantu oleh beberapa 5. Curriculum, Instruction and guru dan tendik. Mempunyai Assessment Aligned with kode etik kehormatan siswa. Standards .Sebagian mata 2. High Standards and pelajaran menerapkan strategi Expectations for All Students. mengajar berbasis penelitian. Siswa banyak yang menjadi Kepala sekolah, guru bahkan juara olimpiade matematika, tenaga kependidikan memahami fisika, dan biologi tingkat peran evaluasi atau ujian lokal nasional serta dan nasional; kelas yang internasional.Mendapatkan tersedia memadai , tersedia akreditasi internasional misalnya locker bagi para siswa di dalam dari University of Cambridge kelas; seluruh kelas dilengkapi International Examinations. Guru dengan fasilitas pendingin Lab bertanggungjawab untuk biologi, fisika & kimia bahasa, membelajarkan siswa guna computer cukup luas lengkap & mencapai prestasi tinggi. rapi.

6 http://www.jpeb.net Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (JPEB) Vol.1 No.2 Oktober 2013 ISSN: 2302-2663

6. Tersedia Media Resource mempunyai dukungan yang Centre . Perpustakaan cukup jelas terhadap visi dan misi luas, memiliki tempat belajar sekolah, yaitu dalam bentuk bea bagi para siswa, koleksi sangat siswa. Kelas bersih sehat dan lengkap; tersedia program terawat; lingkungan sekolah remedial; tersedia program dilengkapi taman. pengayaan. 10. High Level of Family and 7. Frequent Monitoring of Learning Community Involvement . Ada and Teaching . Guru selalu keterlibatan orang tua dalam memberikan balikan hasil pemilihan program ekstra evaluasi kepada siswa; kepala kurikuler siswa dan pemilihan Sekolah juga melakukan jurusan. Ada keterlibatan orang pemantauan untuk guru. tua dalam pengembangan citra Pemantauan ini dilakukan rutin sekolah. setiap semester; guru yang Menurut Slameto (2008) SBI disupervisi ditunggui dikelas merupakan bagian dari sistem langsung sampai mata pelajaran pendidikan nasional yang yang bersangkutan diproyeksikan menjadi pusat selesai.Pemantau kegiatan keunggulan ( agent of excellence ) belajar mengajar dilakukan bagi sekolah-sekolah di sekitarnya. dengan menggunakan jurnal Karena itu, proses pembelajaran kelas di tiap-tiap kelas. Supervisi dalam program kurikuler maupun dari Cambridge University atau ekstra kurikuler, dirancang serba Lembaga Pendidikan unggul, baik perencanaan, proses Internasional. belajar mengajarnya, penyediaan 8. Focused Professional sarana dan prasarana seperti Development . Secara periodik laboratorium dan asrama siswa, mengirim guru, tenaga lingkungan belajar yang kondusif, kependidikan untuk mengikuti maupun penerapannya dibuat pelatihan. Pelatihan yang diikuti unggul didasarkan atas kebutuhan Penyelenggaraan SBI sekolah; dilandasi filosofi eksistensialisme 9. Supportive Learning dan esensialisme (Fadlilah, 2008). Environment . Komite sekolah Filosofi eksistensialisme memiliki mempunyai dukungan yang keyakinan bahwa pendidikan harus jelas terhadap visi dan misi menyuburkan dan mengembangkan sekolah. Pemerintah Provinsi eksistensi peserta didik seoptimal

http://www.jpeb.net 7 Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (JPEB) Vol.1 No.2 Oktober 2013 ISSN: 2302-2663

mungkin melaui penyediaan fasilitas kemampuannya, sedangkan model yang dilaksanakan melalui proses KBMS lebih menekankan pada pembelajaran yang bermartabat, pengembangan kemampuan kreatif dan inovatif untuk bekerjasama dalam pemecahan mengembangkan bakat, minat dan sosial. Keempat model tersebut kemampuan siswa. Dalam hal ini dalam prakteknya sering digunakan peserta didik harus diberi perlakuan secara bersamaan, atau dengan secara maksimal untuk kata lain digunakan model kurikulum mengembangkan semua campuran, sekalipun model potensinya. Pada sisi lain filosofi kurikulum tertentu lebih dominan. esensialisme menekankan bahwa Pada jenjang pendidikan tinggi pendidikan harus relevan dengan model KBI sering lebih dominan, kebutuhan,baik kebutuhan individu, sebab program pendidikannya keluarga, maupun masyarakat, baik lazimnya lebih difokuskan pada pada tingkat lokal, nasional, maupun pendalaman ilmu dan teori. Namun, internasional. terdapat kecenderungan akhir-akhir ini pada jenjang pendidikan tinggi Model Kurikulum Berbasis pun mulai diterapkan kurikulum Kompetensi berbasis kompetensi. Di dalam khasanah ilmu Seperti telah disinggung di kurikulum, dapat dibedakan empat atas, KBK pada dasarnya macam model kurikulum, yakni merupakan model kurikulum yang Kurikulum Berbasis Kompetensi memfokuskan tujuannya pada (KBK), Kurikulum Berbasis Ilmu penguasaan kemampuan atau (KBI), Kurikulum Berbasis Siwa kompetensi-kompetensi khusus (KBS), dan Kurikulum Berbasis yang berkaitan dengan tugas ataun Masalah Sosial (KBMS) peranan dalam suatu pekerjaan. (Sukmadinata, 2004). Model KBK Mengutip pendapat Spencer menekankan isi atau materi (Yulaelawati, 2003), kompetensi kurikulum yang berupa kompetensi, merupakan karakteristik mendasar kecakapan dan keterampilan kerja, dari seseorang yang merupakan sedangkan model KBI menekankan hubungan kausal dengan referensi isi atau materi yang bersumber atau kriteria yang efektif dan/atau diambil dari disiplin-disiplin ilmu. penampilan yang terbaik dalam Model KBS, menekankan pada pekerjaannya pada suatu situasi. aspek siswa dengan berbagai Karakteristik mendasar memiliki kebutuhan, minat dan makna bahwa kompetensi cukup

8 http://www.jpeb.net Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (JPEB) Vol.1 No.2 Oktober 2013 ISSN: 2302-2663

mendalam dan bertahan lama 3. CBE has a contructivist dalam penampilan seseorang serta approach dapat digunakan untuk memprediksi 4. In CBE the role of the teacher is perilaku seseorang ketika that of ‘cognitive guide’ berhadapan dalam berbagai situasi 5. CBE has learning environments dan tugas. Hubungan kausal focussed on the development of memiliki makna bahwa suatu competencies kompetensi dapat menyebabkan 6. CBE include the development of atau memprediksi perubahan generic competencies perilaku atau kinerja sesorang, 7. In CBE assesment focussed on sedangkan referensi kriteria competencies menentukan dan memprediksi 8. In CBE curriculum development apakah seseorang bekerja bekerja is based on the elaboration of dengan baik atau tidak dalam profile and identification of ukuran yang spesifik atau baku. competecies Karakteristik pokok dari kurikulum berbasis kompetensi KBK dapat diterapkan pada (KBK) yang membedakannya pendidikan vokasional, pendidikan dengan kurikulum berbasis disiplin profesi, maupun pendidikan umum ilmu adalah : (1) instead of dan akademik. Namun demikian objective think competencies (2) terdapat perbedaan diantara instead of content think outcomes (3) ketiganya. Pada pendidikan learner activities w ill be based on vokasional, difokuskan untuk performance of learner centered (4 ) melatihkan keterampilan- teaching activities are learned keterampilan yang berkaitan centered (5)formative evaluation is langsung dengan penyelesaian necessary. suatu tugas/pekerjaan, sehingga Demikian pula Kouvenhoven sering pula disebut sebagai dalam Konwar dkk. (2008) kompetensi-kompetensi kerja. menyatakan bahwa kurikulum Kompetensi pada pendidikan profesi berbasis kompetensi (competency- (kompetensi profesional) memiliki based curriculum) memiliki kemiripan dengan kompetensi karakteristik sebagai berikut. vokasional. Namun tingkatan dan 1. CBE is oriented to the kompleksitasnya lebih tinggi, sebab profesional practice lebih banyak berhadapan dengan 2. CBE is learned-centered and the tugas-tugas analisis, pemecahan learning process is central. masalah, penelitian, dan

http://www.jpeb.net 9 Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (JPEB) Vol.1 No.2 Oktober 2013 ISSN: 2302-2663

pengembangan. Karena itu, mahasiswa, dosen, alumni, guru, memerlukan penguasaan konsep instruktur, dan stakeholders lain yang lebih kuat dan mendalam sebagai dengan pemakai lulusan. dalam bidang keilmuannya Dosen yang dijadikan subyek (kompetensi akademik). penelitian sejumlah 20 dosen Kompetensi dalam (semua dosen prodi Pendidikan pendidikan umum dan akademik Ekonomi), mahasiswa yang lebih terfokus pada aplikasi dijadikan subyek penelitian adalah konsep/teori, atau kemampuan mahasiswa semester 7 sebanyak berpikir tahap tinggi Karena itu, 110 orang. Alumni dan guru-guru standar kompetensinya terfokus yang dilibatkan sebagai responden pada ranah kognitif, walupun ranah (102 orang) adalah mereka yang afektif dan psikomotor juga tercakup mengajar di RSBI di kota dan di dalamnnya, dalam proporsi yang kabupaten Bandung, yang meliputi relatif kecil SMA Negeri 3 Bandung, SMA Negeri 5 Bandung (kota Bandung) METODE PENELITIAN dan SMA Negeri 1 Bale Endah Rancangan yang akan (kabupaten Bandung) digunakan dalam penelitian ini Teknik pengumpulan data adalah rancangan Research and yang digunakan untuk Development (R&D) atau model mengumpulkan data dalam penelitian, penilaian dan penelitian ini adalah angket pengembangan ( Research, (kuesioner) dan wawancara. Data Development and Evaluation atau yang diperlukan dalam penelitian ini R, D &E). yang akan ditempuh dikumpulkan melalui instrumen melalui studi literatur, dokumentasi kuesioner, pedoman wawancara, dan survey (tahap pertama), dan dan pedoman dokumentasi,.Analisis diakhiri dengan studi eksperimen data akan dilakukan melalui analisis (tahap kedua) untuk kepentingan kuantitatif (statistik deskriptif ) dan validasi model kurikulum yang analisis kualitatif dikembangkan. Model R,D&E dipilih karena untuk mengembangkan dan HASIL DAN PEMBAHASAN memvalidasi produk pendidikan Hasil analisis data (Gall dan Borg. 2003:624). menunjukkan bahwa desain Penelitian ini dilakukan di kota kurikulum prodi Pendidikan Ekonomi dan kabupaten Bandung, dengan yang dikembangkan belum sesuai subyek penelitian terdiri atas dengan tuntutan kompetensi yang

10 http://www.jpeb.net Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (JPEB) Vol.1 No.2 Oktober 2013 ISSN: 2302-2663

harus dimiliki calon guru SBI untuk Kenyataan di atas mampu bersaing di tingkat global. menunjukkan bahwa di LPTK Menurut pendapat responden pendekatan kurikulum berbasis (dosen) hal ini merupakan kompetensi sudah dikenal dan kelemahan yang mendasar . Hal ini diterapkan dalam pembaharuan sesuai dengan kenyataan empirik kurikulum. Hanya saja pendekatan bahwa penyusunan kurikulum kurikulum berbasis kompetensi tidak memang belum mengacu kepada pernah dilakukan secara konsisten tuntutan kebutuhan untuk atau taat asas (Wardani, 2003). menghasilkan guru SBI. Namun Hasil analisis data demikian, berdasarkan hasil menunjukkan bahwa hampir semua evaluasi implementasi kurikulum, kompetensi spesifik yang perkuliahan yang dilaksanakan diperlukan oleh guru SBI dinilai sudah mengandung unsur-unsur sangat penting dan penting oleh pembelajaran berbasis SBI, responden yang sebagian besar sekalipun masih berada pada taraf merupakan guru yang mengajar di sedang. SMA RSBI. Kompetensi tersebut Selanjutnya, hasil analisis meliputi : (1) mampu membimbing data menunjukkan pula bahwa peserta didik untuk melakukan cara menurut pendapat responden belajar yang benar (learning how to desain kurikulum cenderung sudah learn) ; (2) mampu menggunakan menggunakan model KBK. multi metode dalam pembelajaran, Kelemahan dari sudut KBK relatif termasuk riset dan eksperimen ; (3) kecil hanya 9,43 %. Namun hal ini mampu mengadopsi pendekatan kontradiksi dengan hasil evaluasi pembelajaran sesuai dengan implementasi kurikulum yang standar internasional ; (4) mampu menunjukkan bahwa perkuliahan memanfaatkan teknologi informasi (pembelajaran) yang dilaksanakan, (ICT) untuk kepentingan belum sepenuhnya berbasis KBK pembelajaran ; (5) mampu (belum optimal) . Penilaian membimbing dan memfasilitasi responden berada pada kriteria peserta didik untuk melakukan riset rendah (52,73%) dan sedang dan penulisan karya ilmiah ; (6) (44,55%). Kondisi ini menunjukkan mampu menggunakan standar yang bahwa masih terdapat kesenjangan lebih tinggi dari standar kompetensi antara kurikulum sebagai desain dan kompetensi dasar mata dengan kurikulum sebagai pelajaran yang diampunya ; (7) implementasi. mampu mengembangkan materi

http://www.jpeb.net 11 Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (JPEB) Vol.1 No.2 Oktober 2013 ISSN: 2302-2663

pembelajaran secara kreatif dalam dibutuhkan lulusan untuk bersaing di bentuk bahan ajar bilingual ; (8) tingkat global; c) desain kurikulum mampu mengembangkan muatan belum mengadopsi kurikulum materi pelajaran setara dengan negara maju yang unggul dalam muatan materi pelajaran yang sama bidang pendidikan; d) penyusunan pada sekolah unggul di negara yang kurikulum belum melalui analisis sudah maju ; (9) mampu menyajikan kebutuhan; dan e) penyusunan pelajaran dalam bahasa asing kurikulum belum melibatkan (Inggris) secara aktif ; (10) memilki stakeholder . (2) Tingkat efektivitas wawasan global budaya negara implementasi kurikulum secara yang sudah maju ; (11) mampu keseluruhan berada pada tingkat berkomunikasi dengan komunitas pengukuran sedang, yang profesi guru dalam bahasa asing mengandung makna bahwa tingkat (Inggris) baik lisan maupun tertulis. efektivitas implementasi kurikulum Daftar kompetensi tersebut dinilai belum efektif. Dilihat per di atas merupakan hasil kajian aspek implementasi, aspek terhadap berbagai dokumen yang pendukung proses perkuliahan terkait dengan karakteristik SBI dan implementasi kurikulum cukup implikasinya terhadap kurikulum, efektif ; implementasi kurikulum yang kemudian divalidasi oleh stake (pembelajaran) sudah mengandung holders . Karena itu daftar aspek-aspek yang diperlukan dalam kompetensi tersebut dapat menjadi pembelajaran di SBI, dan bahan bagi penyusunan standar pembelajaran yang dilaksanakan kompetensi lulusan (SKL) calon belum optimal sesuai dengan guru SBI. tuntutan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) ; (3) Kompetensi KESIMPULAN esensial yang yang dihasilkan Berdasarkan hasil penelitian, dalam penelitian ini dapat dijadikan dapat ditarik kesimpulan sebagai acuan dalam penyusunan standar berikut: (1) kurikulum Prodi kompetensi lulusan (SKL) Pendidikan Ekonomi memiliki beberapa kelemahan : a) desain DAFTAR PUSTAKA kuriukulum belum sesuai dengan kebutuhan untuk menghasilkan guru Direktorat Akademik Dirjen Dikti. Sekolah Bertaraf Internasional (2008). Buku Panduan (SBI); b) desain kurikulum belum Pengembangan Kurikulum memuat kompetensi yang berbasis Kompetensi

12 http://www.jpeb.net Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (JPEB) Vol.1 No.2 Oktober 2013 ISSN: 2302-2663

Pendidikan Tinggi (Sebuah Mansyur, Agus Salim. (2007). Alternatif penyusunan “Pengembangan Kurikulum kurikkulum). Jakarta: Program Studi Bahasa dan Direktorat Akademik Sastra Inggris Pada Fakultas Direktorat Jendral Pendidikan Adab dan Humaniora UIN Tinggi. (2010). Kerangka SGD“. Disertasi (tidak Kualifikasi Nasional diterbitkan). SPS UPI Indonesia. Jakarta: Bandung. Kementrian Pendidikan Mulyasa.2003). urikulum Berbasis Nasional Republik Indonesia. Kompetensi .Bandung : Remaja Gall, Meredit, dan Borg, Walter. Rosdakarya (2003). Educational Pramuniati, Isda.2008). engejar Research . Boston : Longman Ketertinggalan Melalui Ibrahim, R. (2005). ”Pengembangan Implementasi Pendidikan Kurikulum Program Studi Di Bertaraf Internasional , Perguruan Tinggi Dengan Makalah Konvensi Nasional Penekanan Khusus Pada Pendidikan VI, Denpasar: LPTK” Jurnal EduTech, Vol. UNDIKSHA 2 No.2 ; 13-22 Pusat Kurikulum BALITBANG Imron, Ali. (2008). Strategi DEPDIKNAS. (2007). Model Pengelolaan Sekolah Kurikulum Sekolah Bertaraf Bertaraf Internasional , Internasional. Jakarta: Makalah Konpensi Nasional DEKDIKNAS Pendidikan VI, Denpasar : Pusposutardjo, Suprodjo. (2001). UNDIKSHA “Penjelasan Kurikulum Isaac, Stephen. (1992). Hanbook in Nasional Menurut Kep. Research and Evaluation . Mendiknas No. 232/U/2000”. California: EdITS Publisher PGSM Dirjen Dikti. Joni, Raka, T. (2007). Prospek Saunders, P. Bach. (1994). A Pendidikan Guru Di Bawah framework for Teaching the Naungan UU Nomor 14 Basic Concep. New York: Tahun 2005 Tentang Guru Joint Council on Economic dan Dosen . Malang: UNM Education. Longstreet, W.S. dan Shane, H.G. Slameto (2008). Determinan Sekolah (1993), Curriculum for a New Bertaraf Internasional . Millenium , Boston : Allyn and Makalah dalam Konvensi Bacon.

http://www.jpeb.net 13 Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (JPEB) Vol.1 No.2 Oktober 2013 ISSN: 2302-2663

Nasional Pendidikan Wardani, I.G.A.K. (2003). Kurikulum VI,Denpasar: UNDIKSHA Berbasis Kompetensi, Apa, Sukmadinata, Syaodih, Nana. Mengapa, Dan Bagaimana (2004). Kurikulum dan Implementasinya. Jurnal Pembelajaran Kompetensi. Pendidikan dan Kebudayaan Bandung : Kesuma Karya Vol.4,No.1, hal 37-47 Suwandi, (1999), Model Evaluasi Wiyastono, Herry. (1999). Kurikulum. Jurnal Pendidikan Pengembangan Kurikulum dan Kebudayaan No.019,hal Pendidikan Tinggi: Suatu 37-54. Kajian Yuridis, Teoritis, dan Sumantri, Muhammad Numan. Empiris. Jurnal Pendidikan (2001). Menggagas dan Kebudayaan No.018, hal Pembaharuan Pendidikan 67-81. IPS . Bandung: Rosda. Yulaelawati, Ella. (2003). Kurikulum Tantra, Dewa Komang. (2009). Berbasis Kompetensi . Jakarta: Kurikkulum Berbasis Depdiknas. Kompetensi. (makalah) Denpasar: Institut Seni Indonesia.

14 http://www.jpeb.net