RISALAH RAPAT PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN Tahun Sidang
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
RISALAH RAPAT PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN Tahun Sidang : 2007-2008 Masa Persidangan : II Jenis Rapat : Panja BHP Sifat : Terbuka Hari/Tanggal : 28 September 2007 Waktu : 13.30 wib s/d Selesai Dengan : Tim Pemerintah RUU BHP Tempat : Ruang Rapat Komisi X Ketua Rapat : Heri Akhmadi/Wk. Ketua Komisi X DPR-RI Sekretaris : H. Agua Salim, SH./ Kabag. Set Komisi X DPR-RI Acara : Pembahasan mengenai RUU tentang BHP Anggota Hadir : 15 dari 23 Anggota Panja RUU BHP DPR-RI, Izin 8 Anggota Hadir Pemerintah : Dirjen Dikti Depdiknas beserta jajarannya PIMPINAN RUU TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN (BHP) : 1. DR. IRWAN PRAYITNO ( F-PKS/KETUA) 2. DRS. H.A. MUJIB ROHMAT (F-PG/WK. KETUA) 3. HERI AKHMADI (F-PDIP/WK. KETUA) 4. PROF. DR. DIDIK J. RACHBINI (F-PAN/WK. KETUA) 5. H. BACHRUDIN NASORI, S.SI, MM (F-KB/WK. KETUA) 262 FRAKSI PARTAI GOLKAR : 6. PROF. DR. H. ANWAR ARIFIN, S.IP, DIDS 7. FIRDIANSYAH, SE, MM. 8. MUSFIHIN DAHLAN 9. DRG. H. TONNY APRILANI M.SC. 10. DRA. TRULYANTI HABIBIE SUTRASNO, M.PSI. FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN : 11. DR. IR. WAYAN KOSTER , MM 12. SUDIGDO ADI 13. DRS. H SOERATAL, HW 14. CYPRIANUS AOER FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN : 15. H. DAROMI IRJADJAS, SH, M.SI 16. DRS. H.A. HAFIDZ MA‟SOME FRAKSI PARTAI DEMOKRAT : 17. PROF. MIRRIAN S. ARIEF, M.EC. PH.D. 18. ANGELINA SONDAKH, SE FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL: 19. H ADE FIRDAUS, SE. FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA : 20. DRS. H. MUCHOTOB HAMZAH, MM FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA : 21. AAN ROHANAH, M.AG. FRAKSI BINTANG PELOPOR DEMOKRASI: 22. MUHAMMAD ZAINUL MAJDI, MA FRAKSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA: 23. RUTH NINA M. KEDANG, SE 263 KETUA RAPAT (F-PDIP/HERI AKHMADI) : Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua dan selamat sore. Dari data sesuai dengan undangan hari ini adalah rapat panja yang merupakan panja gabungan antara pemerintah dengan DPR dalam rangka pembahasan Undang-undang BHP. Telah hadir saat ini berdasarkan absen dari keseluruhan 23 anggota, 7 orang yang hadir fisik, 5 orang yang absen, sehingga kita telah mengenai kuorum. Oleh karena itu rapat panja kita buka dengan resmi. (RAPAT DIBUKA PUKUL : 14.30 WIB) Ibu dan bapak sekalian. Mungkin kita sudah lama sekali kita tidak melakukan rapat panja ini karena ada beberapa hal sesuai dengan kronologi. Jadi ibu dan bapak sekalian kita mengingat tanggalnya nanti kita susulkan, tetapi terakhir yang kita lakukan rapat adalah pertama kali lokakarya di Karawaci. Lokakarya tersebut menyepakati adanya beberapa perubahan yang cukup mendasar dan atas dasar itulah kemudian dilakukan rapat sehari setelahnya rapat panja dan setelah itu atas kesepakatan dibentuklah semacam tim perumus. Karena tim perumus itu saya bacakan ya pawa waktu itu, jadi dibikin tim perumus dan atas dasar tim perumus itu karena tim perumus itu sekali saja melakukan rapat tetapi tidak belum juga bisa merumuskan secara lebih bagus dan kemudian diambil kesimpulan untuk diadakan tim kecil yang utamanya dari pemerintah, dari DPR sendiri ada 3 orang voulentering pada waktu itu. Yaitu Pak Anwar Arifin yang pada waktu itu juga ditunjuk sebagai ketua perumusnya, kemudian Pak Sudibyo dari PDIP dan Nona Nina dari PDS. Atas dasar tersebut maka pada waktu yang lalu itu telah dihasilkan satu draft yang dibagikan yang saya lihat sudah mulai dikomentari orang padahal ini belum draft yang dilaporkan secara resmi ya. Ada draft tanggal 7 yang disampaikan pada DPR yang sebenarnya belum merupakan laporan yang resmi. Namun demikian telah kita baca sudah ada yang mengomentarinya di koran. Sedianya hari ini kita mulai dulu dengan laporan dari Ketua Timus, tetapi Pak Anwarnya sedangn shalat, sekarang anggota DPR shalatnya panjang-panjang pak, ini gejala umum menjelang Pemilu. Saya persilahkan sambil menunggu Pak Anwar, tadi ada beberapa catatan dari Pak Irwan. Saya laporkan sebelum rapat ini kita telah mendahului ini. Dari komisi sendiri ada rapat internal dan sebelum pada waktu 2 minggu yang lalu Pak Satrio setelah kita menerima berkas tanggal 7 Nopember itu kami juga telah melakukan rapat internal dan sudah kita bahas di rapat komisi, termasuk ini permintaan dari seluruh anggota komisi agar komisi sekalipun bukan anggota panja itu juga mengetahui hasilnya. Bersama itu juga pada waktu itu kita laporkan hasil kunjungan kerja dari Komisi X ke sejumlah negara di Eropa dan Amerika dalam kaitan dalam Undang-undang BHP ini. Pak Satrio, ini memang ada kesukaran protokoler. Didalam rangka pembahasan undang- undang, DPR tidak boleh pergi dengan pemerintah karena dianggap nanti bisa conflict of interest atau apa. Sehingga pada waktu itu kita pergi dengan tim sendiri, laporannya itu sudah kita bikin dan ada 264 beberapa catatan yang cukup penting. Tadi masing-masing fraksi telah menyampaikan catatannya terhadap RUU BHP tertanggal 7 Nopember tersebut. Saya persilahkan Pak Irwan untuk menjelaskan mengenai pandangan fraksi-fraksi terhadap draft yang dibagikan kepada anggota Komisi pada tanggal 7 Nopember. Silahkan. KETUA KOMISI X DPR-RI F-PKS (IRWAN PRAYITNO) : Terima kasih pak. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Mungkin kami hanya membacakan ringkas saja, toh nanti dari fraksi-fraksi akan melakukan penyempurnaan pun akan melengkapi dan bisa menyampaikan sendiri per fraksinya. Hanya sebagai catatan umum bahwa dari rapat internal yang mendengarkan pandangan fraksi itu berupaya untuk menyempurnakan kembali draft tanggal 22 Nopember. Sehingga dengan adanya penyempurnaan dari fraksi ini bisa kemudian kita lakukan uji publik, jadi ada permintaan dari kawan-kawan di fraksi-fraksi itu adanya uji publik kembali supaya lebih mantap begitu. Beberapa penyempurnaan itu saya baca singkat saja. Fraksi Golkar mempertegas menjadi BHP Penyelenggara, BHP Satuan Pendidikan dan BHP gabungan antara penyelenggara dan satuan pendidikan. Kemudian ada....perlu diatur secara tegas. Kemudian Pasal 53 RUU BHP, “ Badan hukum yang bertindak sebagai nazir cukup dengan badan hukum lain yang sejenis yang telah menyelenggarakan pendidikan formal”. Ini beberapa usulan, nanti mungkin bisa dilengkapi oleh Fraksi Golkar. Kemudian Fraksi PDIP, BHP yang didirikan pemerintah huruf besar. Hanya untuk pendidikan tinggi sebagai kewenangan pemerintah pusat, pendidikan dasar dan menengah tidak kena menjadi BHP. Sehingga BHPP, BHPPD dan BHPM tidak sesuai lagi dengan Pasal 53. jadi usulan yang kita usulkan kemudian dirubah lagi oleh PDIP dan ini juga masukan. Nomenklatur pendanaan diubah menjadi pendanaan BHP, agar tidak campur aduk dengan pendanaan dengan pendidikan yang lain. Kemudian BLU dapat diterapkan pada perguruan tinggi untuk otonomi pengelola pendanaan pendidikan. Kemudian perlu waktu cukup lama untuk melakukan konsultasi uji publik tahap kedua. Kemudian dari PPP masih menemukan 10 pasal yang perlu dicermati kembali dari draft 7 Nopember. ANGGOTA F-PPP (DRS. H. A. HAFIDZ MA‟SOEM) : Interupsi pak. Itu tinggal 7 bukan 10. KETUA KOMISI X DPR-RI F-PKS (IRWAN PRAYITNO) : Jadi sudah dikorting ini pak, dari 7 kalau dikasih waktu 2 jam lagi mungkin korting lagi jadi 5. Jadi Pasal 5 ayat (3) menurut PPP, ”pendidikan usia dini tidak diatur oleh undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas”. Pasal 5 ayat (5) apa hubungannya dengan Pasal 53 tentang keberadaan yayasan. Artinya apakah Pasal 5 ayat (5) ini dapat menjamin keberadaan yayasan yang mengelola pendidikan tidak bubar. 265 Pasal 6 ayat (4), ”lembaga pendidikan yang berpotensi dari segi sumber daya manusia, struktur kelembagaan, jiwa dan semangat tetapi dari segi pendidikan pendanaan masih banyak masalah”. Oleh karena itu dalam Pasal 6 ayat (4) jangan sampai membebani terhadap lembaga pendidikan tersebut. Pasal 9 ayat (2), sampai dimana proses perincian tersebut. Apa tidak cukup dengan pemberitahuan saja. Pasal 10, lembaga pendidikan asing agar sesuai dengan jiwa dan nafas Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab 18 Pasal 65 ayat (1) sampai (5). Kemudian Bab 4 Pasal 29, kekayaan didapat dari wakaf agar dapat diakomodir. Bab 7 tentang ketenagaan Pasal 44, hendaknya dilakukan verifikasi dengan Undang-undang ketenagakerjaan. Dari Fraksi Partai Demokrat, RUU sudah memakan waktu yang cuku lama dengan kesulitan yang perlu dirubah agar tidak menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Namun ternyata mash bermasalah bagi penyelenggara (yayasan) dengan adanya beberapa penolakan dalam RUU BHP. Ini masih isu tentang penyelenggara atau yayasan yang ada di BHP. Fraksi PAN tidak terburu-buru dalam pembahasan karena pengalaman SKN yang semula tidak bermasalah ternyata saat ini menimbulkan penolakan oleh masyarakat. Hasil kesepakatan tentang pendanaan pendidikan mengundang terlebih dahulu Menteri Keuangan untuk mengatasi pendanaan BHP. Ini masukan untuk menyempurnakan. Fraksi PKB perlu memberi waktu kepada masyarakat untuk memberi masukan sebanyak mungkin dan memformulasikan searif mungkin. Kemudian sebaiknya BHP hanya untuk perguruan tinggi saja. Jadi ini juga masukan yang ada perubahan mendasar kalau ini diterima. Dari Fraksi PKS, Pasal 9, penyusunan yayasan menjadi BHP perla diperpanjang 2 tahun. Tanggung jawab pemerintah terhadap wajar belum tercermin dalam pasal-pasal. Kemudian Pasal 33, pemerintah belum ....tanggung jawab pada BHPM sehingga dikhawatirkan masyarakat terbebani lebih banyak lagi. Kepedulian pemerintah pada satuan pendidikan yang lemah karena hibah hanya diberikan pada satuan pendidikan yang berkinerja. Pasal 34, dapat menerima dana dari masyarakat tetapi tidak ada pembatasan atas beban masyarakat untuk menghindari komersialisasi pendidikan. BHPM agar bisa menampung