RISALAH RAPAT PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN Tahun Sidang

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

RISALAH RAPAT PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN Tahun Sidang RISALAH RAPAT PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN Tahun Sidang : 2007-2008 Masa Persidangan : II Jenis Rapat : Panja BHP Sifat : Terbuka Hari/Tanggal : 28 September 2007 Waktu : 13.30 wib s/d Selesai Dengan : Tim Pemerintah RUU BHP Tempat : Ruang Rapat Komisi X Ketua Rapat : Heri Akhmadi/Wk. Ketua Komisi X DPR-RI Sekretaris : H. Agua Salim, SH./ Kabag. Set Komisi X DPR-RI Acara : Pembahasan mengenai RUU tentang BHP Anggota Hadir : 15 dari 23 Anggota Panja RUU BHP DPR-RI, Izin 8 Anggota Hadir Pemerintah : Dirjen Dikti Depdiknas beserta jajarannya PIMPINAN RUU TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN (BHP) : 1. DR. IRWAN PRAYITNO ( F-PKS/KETUA) 2. DRS. H.A. MUJIB ROHMAT (F-PG/WK. KETUA) 3. HERI AKHMADI (F-PDIP/WK. KETUA) 4. PROF. DR. DIDIK J. RACHBINI (F-PAN/WK. KETUA) 5. H. BACHRUDIN NASORI, S.SI, MM (F-KB/WK. KETUA) 262 FRAKSI PARTAI GOLKAR : 6. PROF. DR. H. ANWAR ARIFIN, S.IP, DIDS 7. FIRDIANSYAH, SE, MM. 8. MUSFIHIN DAHLAN 9. DRG. H. TONNY APRILANI M.SC. 10. DRA. TRULYANTI HABIBIE SUTRASNO, M.PSI. FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN : 11. DR. IR. WAYAN KOSTER , MM 12. SUDIGDO ADI 13. DRS. H SOERATAL, HW 14. CYPRIANUS AOER FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN : 15. H. DAROMI IRJADJAS, SH, M.SI 16. DRS. H.A. HAFIDZ MA‟SOME FRAKSI PARTAI DEMOKRAT : 17. PROF. MIRRIAN S. ARIEF, M.EC. PH.D. 18. ANGELINA SONDAKH, SE FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL: 19. H ADE FIRDAUS, SE. FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA : 20. DRS. H. MUCHOTOB HAMZAH, MM FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA : 21. AAN ROHANAH, M.AG. FRAKSI BINTANG PELOPOR DEMOKRASI: 22. MUHAMMAD ZAINUL MAJDI, MA FRAKSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA: 23. RUTH NINA M. KEDANG, SE 263 KETUA RAPAT (F-PDIP/HERI AKHMADI) : Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua dan selamat sore. Dari data sesuai dengan undangan hari ini adalah rapat panja yang merupakan panja gabungan antara pemerintah dengan DPR dalam rangka pembahasan Undang-undang BHP. Telah hadir saat ini berdasarkan absen dari keseluruhan 23 anggota, 7 orang yang hadir fisik, 5 orang yang absen, sehingga kita telah mengenai kuorum. Oleh karena itu rapat panja kita buka dengan resmi. (RAPAT DIBUKA PUKUL : 14.30 WIB) Ibu dan bapak sekalian. Mungkin kita sudah lama sekali kita tidak melakukan rapat panja ini karena ada beberapa hal sesuai dengan kronologi. Jadi ibu dan bapak sekalian kita mengingat tanggalnya nanti kita susulkan, tetapi terakhir yang kita lakukan rapat adalah pertama kali lokakarya di Karawaci. Lokakarya tersebut menyepakati adanya beberapa perubahan yang cukup mendasar dan atas dasar itulah kemudian dilakukan rapat sehari setelahnya rapat panja dan setelah itu atas kesepakatan dibentuklah semacam tim perumus. Karena tim perumus itu saya bacakan ya pawa waktu itu, jadi dibikin tim perumus dan atas dasar tim perumus itu karena tim perumus itu sekali saja melakukan rapat tetapi tidak belum juga bisa merumuskan secara lebih bagus dan kemudian diambil kesimpulan untuk diadakan tim kecil yang utamanya dari pemerintah, dari DPR sendiri ada 3 orang voulentering pada waktu itu. Yaitu Pak Anwar Arifin yang pada waktu itu juga ditunjuk sebagai ketua perumusnya, kemudian Pak Sudibyo dari PDIP dan Nona Nina dari PDS. Atas dasar tersebut maka pada waktu yang lalu itu telah dihasilkan satu draft yang dibagikan yang saya lihat sudah mulai dikomentari orang padahal ini belum draft yang dilaporkan secara resmi ya. Ada draft tanggal 7 yang disampaikan pada DPR yang sebenarnya belum merupakan laporan yang resmi. Namun demikian telah kita baca sudah ada yang mengomentarinya di koran. Sedianya hari ini kita mulai dulu dengan laporan dari Ketua Timus, tetapi Pak Anwarnya sedangn shalat, sekarang anggota DPR shalatnya panjang-panjang pak, ini gejala umum menjelang Pemilu. Saya persilahkan sambil menunggu Pak Anwar, tadi ada beberapa catatan dari Pak Irwan. Saya laporkan sebelum rapat ini kita telah mendahului ini. Dari komisi sendiri ada rapat internal dan sebelum pada waktu 2 minggu yang lalu Pak Satrio setelah kita menerima berkas tanggal 7 Nopember itu kami juga telah melakukan rapat internal dan sudah kita bahas di rapat komisi, termasuk ini permintaan dari seluruh anggota komisi agar komisi sekalipun bukan anggota panja itu juga mengetahui hasilnya. Bersama itu juga pada waktu itu kita laporkan hasil kunjungan kerja dari Komisi X ke sejumlah negara di Eropa dan Amerika dalam kaitan dalam Undang-undang BHP ini. Pak Satrio, ini memang ada kesukaran protokoler. Didalam rangka pembahasan undang- undang, DPR tidak boleh pergi dengan pemerintah karena dianggap nanti bisa conflict of interest atau apa. Sehingga pada waktu itu kita pergi dengan tim sendiri, laporannya itu sudah kita bikin dan ada 264 beberapa catatan yang cukup penting. Tadi masing-masing fraksi telah menyampaikan catatannya terhadap RUU BHP tertanggal 7 Nopember tersebut. Saya persilahkan Pak Irwan untuk menjelaskan mengenai pandangan fraksi-fraksi terhadap draft yang dibagikan kepada anggota Komisi pada tanggal 7 Nopember. Silahkan. KETUA KOMISI X DPR-RI F-PKS (IRWAN PRAYITNO) : Terima kasih pak. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Mungkin kami hanya membacakan ringkas saja, toh nanti dari fraksi-fraksi akan melakukan penyempurnaan pun akan melengkapi dan bisa menyampaikan sendiri per fraksinya. Hanya sebagai catatan umum bahwa dari rapat internal yang mendengarkan pandangan fraksi itu berupaya untuk menyempurnakan kembali draft tanggal 22 Nopember. Sehingga dengan adanya penyempurnaan dari fraksi ini bisa kemudian kita lakukan uji publik, jadi ada permintaan dari kawan-kawan di fraksi-fraksi itu adanya uji publik kembali supaya lebih mantap begitu. Beberapa penyempurnaan itu saya baca singkat saja. Fraksi Golkar mempertegas menjadi BHP Penyelenggara, BHP Satuan Pendidikan dan BHP gabungan antara penyelenggara dan satuan pendidikan. Kemudian ada....perlu diatur secara tegas. Kemudian Pasal 53 RUU BHP, “ Badan hukum yang bertindak sebagai nazir cukup dengan badan hukum lain yang sejenis yang telah menyelenggarakan pendidikan formal”. Ini beberapa usulan, nanti mungkin bisa dilengkapi oleh Fraksi Golkar. Kemudian Fraksi PDIP, BHP yang didirikan pemerintah huruf besar. Hanya untuk pendidikan tinggi sebagai kewenangan pemerintah pusat, pendidikan dasar dan menengah tidak kena menjadi BHP. Sehingga BHPP, BHPPD dan BHPM tidak sesuai lagi dengan Pasal 53. jadi usulan yang kita usulkan kemudian dirubah lagi oleh PDIP dan ini juga masukan. Nomenklatur pendanaan diubah menjadi pendanaan BHP, agar tidak campur aduk dengan pendanaan dengan pendidikan yang lain. Kemudian BLU dapat diterapkan pada perguruan tinggi untuk otonomi pengelola pendanaan pendidikan. Kemudian perlu waktu cukup lama untuk melakukan konsultasi uji publik tahap kedua. Kemudian dari PPP masih menemukan 10 pasal yang perlu dicermati kembali dari draft 7 Nopember. ANGGOTA F-PPP (DRS. H. A. HAFIDZ MA‟SOEM) : Interupsi pak. Itu tinggal 7 bukan 10. KETUA KOMISI X DPR-RI F-PKS (IRWAN PRAYITNO) : Jadi sudah dikorting ini pak, dari 7 kalau dikasih waktu 2 jam lagi mungkin korting lagi jadi 5. Jadi Pasal 5 ayat (3) menurut PPP, ”pendidikan usia dini tidak diatur oleh undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas”. Pasal 5 ayat (5) apa hubungannya dengan Pasal 53 tentang keberadaan yayasan. Artinya apakah Pasal 5 ayat (5) ini dapat menjamin keberadaan yayasan yang mengelola pendidikan tidak bubar. 265 Pasal 6 ayat (4), ”lembaga pendidikan yang berpotensi dari segi sumber daya manusia, struktur kelembagaan, jiwa dan semangat tetapi dari segi pendidikan pendanaan masih banyak masalah”. Oleh karena itu dalam Pasal 6 ayat (4) jangan sampai membebani terhadap lembaga pendidikan tersebut. Pasal 9 ayat (2), sampai dimana proses perincian tersebut. Apa tidak cukup dengan pemberitahuan saja. Pasal 10, lembaga pendidikan asing agar sesuai dengan jiwa dan nafas Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab 18 Pasal 65 ayat (1) sampai (5). Kemudian Bab 4 Pasal 29, kekayaan didapat dari wakaf agar dapat diakomodir. Bab 7 tentang ketenagaan Pasal 44, hendaknya dilakukan verifikasi dengan Undang-undang ketenagakerjaan. Dari Fraksi Partai Demokrat, RUU sudah memakan waktu yang cuku lama dengan kesulitan yang perlu dirubah agar tidak menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Namun ternyata mash bermasalah bagi penyelenggara (yayasan) dengan adanya beberapa penolakan dalam RUU BHP. Ini masih isu tentang penyelenggara atau yayasan yang ada di BHP. Fraksi PAN tidak terburu-buru dalam pembahasan karena pengalaman SKN yang semula tidak bermasalah ternyata saat ini menimbulkan penolakan oleh masyarakat. Hasil kesepakatan tentang pendanaan pendidikan mengundang terlebih dahulu Menteri Keuangan untuk mengatasi pendanaan BHP. Ini masukan untuk menyempurnakan. Fraksi PKB perlu memberi waktu kepada masyarakat untuk memberi masukan sebanyak mungkin dan memformulasikan searif mungkin. Kemudian sebaiknya BHP hanya untuk perguruan tinggi saja. Jadi ini juga masukan yang ada perubahan mendasar kalau ini diterima. Dari Fraksi PKS, Pasal 9, penyusunan yayasan menjadi BHP perla diperpanjang 2 tahun. Tanggung jawab pemerintah terhadap wajar belum tercermin dalam pasal-pasal. Kemudian Pasal 33, pemerintah belum ....tanggung jawab pada BHPM sehingga dikhawatirkan masyarakat terbebani lebih banyak lagi. Kepedulian pemerintah pada satuan pendidikan yang lemah karena hibah hanya diberikan pada satuan pendidikan yang berkinerja. Pasal 34, dapat menerima dana dari masyarakat tetapi tidak ada pembatasan atas beban masyarakat untuk menghindari komersialisasi pendidikan. BHPM agar bisa menampung
Recommended publications
  • Islamic Political Parties and Democracy: a Comparative Study of Pks in Indonesia and Pas in Malaysia (1998-2005)
    View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by ScholarBank@NUS ISLAMIC POLITICAL PARTIES AND DEMOCRACY: A COMPARATIVE STUDY OF PKS IN INDONESIA AND PAS IN MALAYSIA (1998-2005) AHMAD ALI NURDIN S.Ag, (UIN), GradDipIslamicStud, MA (Hons) (UNE), MA (NUS) A THESIS SUBMITTED FOR THE DEGREE OF DOCTOR OF PHILOSOPHY SOUTHEAST ASIAN STUDIES PROGRAM NATIONAL UNIVERSITY OF SINGAPORE 2009 Acknowledgements This work is the product of years of questioning, excitement, frustration, and above all enthusiasm. Thanks are due to the many people I have had the good fortune to interact with both professionally and in my personal life. While the responsibility for the views expressed in this work rests solely with me, I owe a great debt of gratitude to many people and institutions. First, I would like to express my gratitude to Dr. Priyambudi Sulistiyanto, who was my principal supervisor before he transferred to Flinders University in Australia. He has inspired my research on Islamic political parties in Southeast Asia since the beginning of my studies at NUS. After he left Singapore he patiently continued to give me advice and to guide me in finishing my thesis. Thanks go to him for his insightful comments and frequent words of encouragement. After the departure of Dr. Priyambudi, Prof. Reynaldo C. Ileto, who was a member of my thesis committee from the start of my doctoral studies in NUS, kindly agreed to take over the task of supervision. He has been instrumental in the development of my academic career because of his intellectual stimulation and advice throughout.
    [Show full text]
  • E:\Buku-Buku\Postcript\Edisi 7\
    Monthly Political and Economic Analysis the house divided Vol. I, No. 7, November 2004 Editor’s Note Learning From The 1 Tragedy in Thailand:10 The House Divided: Quo Vadis The Asean The Conflict Between 3 Way? The National and People’s Coalition in Modest Lifestyle versus The Parliament Corruption 14 The United Indonesia Report on Discussion: Cabinet: The Structure and 17 The End of Coalition7 Composition of The with the People? New Cabinet: Challenges, Hopes, and Reality P O L I T I C S THE HOUSE DIVIDED: THE CONFLICT BETWEEN THE NATIONAL AND PEOPLE’S COALITION IN THE PARLIAMENT ndonesians are still celebrating the success of the 2004 General Elections and the establishment of the new cabinet. However, I the celebration is disturbed with the dispute among members of the parliament (DPR), which is divided into two coalitions, the People’s Coalition supporting Susilo Bambang Yudhoyono and the National Coalition as the opposition. The disagreement in the parliament was foreseeable the moment the National Coalition was established back in September to support the candidacy of the incumbent Megawati Sukarnoputri, as five major and medium-sized parties joined forces to support Megawati in the presidential election. The two coalitions are now fighting for positions in the DPR commission leadership. It has been more than one month since members of the parliament were sworn in on October 1, 2004. However, not much has been accomplished by the DPR, because the commissions have not yet been confirmed. In fact, the creation of the commissions itself was the main trigger to the dispute between the two coalitions.
    [Show full text]
  • Islamising Indonesia
    Bibliography A. Primary Sources 1. Interview with Prosperous Justice Party Leaders. Abu Ridha, member of DRR RI, Jakarta, 11 October 2003. Ahmad Mudzafar Jufri, Chairman of Consultative Body in East Java, Surabaya, 17 March 2003. Ahmad Shidik, chairman of PKS in West Sumatra, Padang, 19 Juni 2003. Akswendi, chairman of PKS in South Sumatra, Surabaya, 13 March 2003. Aus Hidayat Nur, head of Wilda PKS, Depok, 13 May 2003 Budi Darmawan, member of the Expert Council of PKS, Canberra, 24 May 2004. Fahri Hamzah, member DRR RI, Jakarta, 23 December 2005 Hilmi Aminuddin, head of Consultative Body, Jakarta, 23 December 2003. Irwan Prayitno, member of DRR RI, Jakarta, 14 June 2003. Ismail Yusanto, Hizbut Tahrir Spokesperson, Canberra, 1 August 2004. Mahfudz Sidiq, member of DPR RI, Jakarta, 13 August 2003 and 8 October 2003. Marfendi, member of DRR I West Sumatra, Padang, 23 June 2003. Muhammad Arif, head of caderarisation section in West Sumatra, Padang, 19 June 2003. Muslikh Abdul Karim, member of Shariah Council, Depok, 9 September 2003. Mustafa Kamal, member of DRR RI, Jakarta, 11 June 2003. Mutammimul Ula, member of DPR RI, Jakarta, 16 June 2003. Nurmahmudi Ismail, former president of PK, Jakarta, 8 May 2003. Nursanita Nasution, member of DPR RI, Canberra, 25 October 2005. Rofi' Munawar, member of DPR I East Java, Surabaya, 7 March 2003. Rafqinal, head of Wilda I West Sumatra, Padang, 19 June 2003. Rahmat Abdullah, member of DPR RI, Jakarta, 11 May 2003. Razikun, head of general election section of PKS, Jakarta, 23 December 2005. R.B. Suryama, member of DPR RI, 11 June 2003.
    [Show full text]
  • Monitoring Berita Pandemi Covid-19
    Monitoring Berita Pandemi Covid-19 Pantauan Media Massa 18-20 Mei 2020 Metode & Sumber Data Intelligence Media Management 01 Laporan ini disusun dengan bantuan sistem Intelligence Media Management (IMM), yang memuat berita dari 6.296 media online, termasuk media luar negeri. IMM menggunakan teknologi kecerdasan buatan yang dapat mengklasifikasikan berita berdasarkan kata dan membantu analisis sentimen. Penyaringan Bahasa dan Kata 02 Seluruh berita yang masuk ke sistem IMM disaring berdasarkan bahasa, yakni bahasa Indonesia, dan kata, yakni variasi kata atau penyebutan Covid-19 oleh wartawan, seperti Virus Corona, Virus Korona, Coronavirus, SARS-CoV-2, Covid-19, dll. 79.351 Berita 03 Dari seluruh berita yang tersaring, terdapat 79.351 berita selama 18-20 Mei 2020. Laporan ini disusun berdasarkan sejumlah berita tersebut, dibantu dengan fitur-fitur dalam sistem IMM. Ragam Berita Nasional Kasus Terbaru, Pelaksanaan Tes Cepat Pengajuan, Penerapan dan Wacana dan Uji Swab Covid-19 Relaksasi Status PSBB Pelaksanaan dan Masalah Penyaluran Penerapan dan Pelanggaran Protokol Bantuan Sosial Kesehatan di Pasar dan Pertokoan Kebijakan Pelaksanaan Salat dan Kontroversi dan Wacana Penerapan Perayaan Idul Fitri di Sejumlah Daerah Skenario “The New Normal” Kepulangan WNI dan Pemeriksaan Pelaksanaan dan Penundaan Penumpang di Bandara dan Pembayaran THR saat Pandemi Pelabuhan Langkah Pemerintah Pusat SIAPKAN TRANSFORMASI ANTISIPASI KEKERINGAN DIGITAL UMKM SAAT PANDEMI Menkop UKM tengah menyiapkan Kementerian PUPR mengoptimalkan langkah transformasi digital
    [Show full text]
  • A Content Analysis
    Global: Jurnal Politik Internasional Volume 22 Number 1 Article 4 June 2020 The Architecture of Paradiplomacy Regime in Indonesia: A Content Analysis Surwandono Surwandono Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, [email protected] Ali Maksum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, [email protected] Follow this and additional works at: https://scholarhub.ui.ac.id/global Recommended Citation Surwandono, Surwandono and Maksum, Ali (2020) "The Architecture of Paradiplomacy Regime in Indonesia: A Content Analysis," Global: Jurnal Politik Internasional: Vol. 22 : No. 1 , Article 4. DOI: 10.7454/global.v22i1.443 Available at: https://scholarhub.ui.ac.id/global/vol22/iss1/4 This Article is brought to you for free and open access by the Faculty of Social and Political Sciences at UI Scholars Hub. It has been accepted for inclusion in Global: Jurnal Politik Internasional by an authorized editor of UI Scholars Hub. Global: Jurnal Politik Internasional Vol. 22 No. 1. Page 77-99. DOI: 10.7454/global.v22i1.443 © Global: Jurnal Politik Internasional 2020 E-ISSN: 2579-8251 THE ARCHITECTURE OF PARADIPLOMACY REGIME IN INDONESIA: A CONTENT ANALYSIS Surwandono and Ali Maksum Department of International Relations Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Email: [email protected] & [email protected] Submitted: 7 February 2020; accepted: 4 May 2020 Abstrak Paradiplomasi sebagai kebijakan dan tindakan politik luar negeri oleh pemerintah daerah telah dilakukan pemerintah Indonesia. Namun praktek paradiplomasi tersebut menunjukan sejumlah ketimpangan antar darah, terdapat pemerintah daerah yang sedemikian aktif namun juga terdapat daerah yang cenderung pasif. Artikel ini menjelaskan arsitektur kebijakan paradiplomasi dalam dimensi konstitusional dengan melacak struktur pesan dalam sejumlah regulasi melalui metode analisis konten.
    [Show full text]
  • BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Umum Atau
    BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum atau pemilu menjadi salah satu indikator dari keberhasilan sebuah negara demokrasi. Dikebanyakan negara demokrasi, pemilihan umum dianggap lambang, sekaligus tolak ukur dari tingkat partisipasi politik masyarakat. Hasil pemilihan umum yang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap mencerminkan dengan agak akurat partisipasi serta aspirasi masyarakat.1 Di Indonesia memiliki dua bentuk pemilihan yaitu pemilihan umum legislatif ditingkat pusat maupun daerah, dan pemilihan umum eksekutif untuk Presiden dan kepala daerah. Pemilihan Kepala Daerah yang lebih dikenal Pilkada menjadi konsensus politik nasional yang merupakan salah satu instrument penting penyelenggaraan pemerintahan setelah digulirkannya otonomi daerah di Indonesia. Indonesia telah melaksanakan Pilkada secara langsung sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Hal ini apabila dilihat dari perspektif desentralisasi, Pilkada langsung merupakan sebuah terobosan baru yang bermakna bagi proses konsolidasi demokrasi ditingkat lokal.2 Pilkada ditujukan sebagai perwujudan kedaulatan rakyat serta menunjukkan demokrasi 1 Miriam Budiardjo, “Dasar-Dasar Ilmu Politik”. (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2008), Hal. 461. 2 Bakti Saputra, Skripsi :“Kekalahan Tobroni Harun-Komarunizar dalam Pemilihan Kepala Derah Kota Bandar Lampung 2015” (Bandar Lampung : Universitas Lampung, FISIP, 2016), Hal 2. 1 terletak ditangan rakyat, sehingga rakyat
    [Show full text]
  • A Critical Discourse Analysis
    Mass Media Construction of Irwan Prayitno’s Leadership: A Critical Discourse Analysis Indonesian Journal of EFL and Linguistics Vol. 5 No. 1, 2020 eISSN: 2503-4197, pISSN: 2527-5070 www. indonesian-efl-journal.org Mass Media Construction of Irwan Prayitno’s Leadership: A Critical Discourse Analysis Hetti Waluati Triana State Islamic University Imam Bonjol Padang e-mail: [email protected] Martin Kustati State Islamic University Imam Bonjol Padang e-mail: [email protected] Muhammad Ilham State Islamic University Imam Bonjol Padang e-mail: [email protected] Reflinaldi State Islamic University Imam Bonjol Padang e-mail: [email protected] Awliya Rahmi State Islamic University Imam Bonjol Padang e-mail: [email protected] Abstract: This study aims to investigate Irwan Prayitno's characters that were constructed by the mass media and the construction patterns used by each of the mass media. The study applied a descriptive model by applying mixing methods; qualitative and quantitative. The research data were obtained from Padang Ekspress, Singgalang, and Haluan print media. Following the research orientation, the data were collected from the August-November 2015 issues. Various characteristics of Irwan Prayitno’s leadership Indonesian Journal of EFL and Linguistics, 5(1), 2020 1 Hetti Waluati Triana, et al were reported with different patterns in each mass media. The differences were influenced by the practice of discourse and social practices that underlie the emergence of news. From the perspective of discourse practice, although each editor in chief emphasized the independence of media in politics, they did not deny that the owners of each media had a close relationship with certain political figures, including Irwan Prayitno.
    [Show full text]
  • SEKRETARIAT DAERAH BIRO PROTOKOL DAN KOMUNIKASI PUBLIK Jln
    PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEKRETARIAT DAERAH BIRO PROTOKOL DAN KOMUNIKASI PUBLIK Jln. RTA Milono Nomor 1 Telepon (0526) 3221365-3221538 PALANGKA RAYA Press Release 07 November 2019 Dewan Pengurus APPSI Gelar Audiensi dengan Mendagri Jakarta – Biro PKP. Dewan Pengurus Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) melakukan audiensi dengan Menteri Dalam Negri (Mendagri) Tito Karnavian di Kantor Kemendagri, Jalan Veteran Nomor 7, Jakarta Pusat, Kamis (7/11/2019). Dewan Pengurus APPSI dalam pertemuan kali ini terdiri atas Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Banten Wahidin Halim, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, dan Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan. Keenam Gubernur tersebut melaporkan rencana pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) VI APPSI Tahun 2019 pada 25-27 November 2019 di Jakarta. “Kami melakukan audiensi dengan Mendagri untuk membahas kesiapan pelaksanaan Munas,” kata Gubernur Sugianto Sabran. Gubernur Sugianto Sabran mengungkapkan bahwa pada kesempatan tersebut Dewan Pengurus APPSI juga menerima pengarahan mengenai pembangunan di daerah. “Diskusi dan koordinasi mengenai pembangunan di daerah akan dilakukan,” jelasnya. Sementara itu, Mendagri Tito Karnavian membenarkan bahwa kedatangan Dewan Pengurus APPSI tersebut berkaitan dengan pelaksanaan Munas akhir November mendatang, termasuk menyampaikan undangan kepada Mendagri untuk menghadiri dan menutup kegiatan yang menurut rencana juga dihadiri oleh Presiden RI Joko
    [Show full text]
  • Islamic Identity in Minangkabau: a Case Study of the Rejection of Minangkabau Bible Translation Application Yuangga K
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 491 Proceedings of the International Joint Conference on Arts and Humanities (IJCAH 2020) Islamic Identity in Minangkabau: A Case Study of the Rejection of Minangkabau Bible Translation Application Yuangga K. Yahya1,* Syamsul H. Untung1 Hifni Nasif1 Muhammad Nurrosyid H. Setiawan1 Indra A. Fajari1 1Universitas Darussalam Gontor, Ponorogo, Indonesia *Corresponding author. Email: [email protected] ABSTRACT This paper tries to see the repudiation of the ‘Minangkabau Bible Translation App’ in Google Play platform by Minangkabau society. By using the translation theory of Eugene Nida and Charles R. Taber that mentioned the religious affiliation in a language is one of the sociological levels of language. This affiliation is a homogenization effort and as a mark of pride in that society. Through this theory, the researchers looked at the reasons for this rejection. The results show that the rejection of the Minangkabau community for the Minangkabau Bible Translation App is based on the language and cultural background of the Minangkabau that is affiliated with Islam as their philosophy “Practice the Customary Philosophy of the Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah”. This makes the Minangkabau community's identity disturbed with the existence of this translation. Keywords: Bible Translation, Language and Religion, Minangkabau Language, Minangkabau Bible Translation Application the Malay family which has a slight difference from 1. INTRODUCTION Malay and Indonesian [5]. By using the Sapir-Whorf hypothesis about the relationship between language and Since June 3, 2020, the Minangkabau Bible scripture culture, the researcher will look at the relationship application has disappeared from the Google Play Store.
    [Show full text]
  • Tito Karnavian Usai Malewakan Gelar Adat Sutan Raja Paga Alam Dari Suku Sikumbang Kamang Mudiak, Agam, Di Mapolda Sumatera Barat, Minggu (2/4)
    t.. 11·p :".. .... .- iI···N ·~ ·r~ Gi:.· -"'""'t 1 B; ..··... · 1: E~... ... ... !, · R,.,_ .~:,. 1i· .. y ···if·· :: .L4~••A KL" ...., _.... : .. ,. _..,. ;;: . __ ,/ ,.. ; -~ __.., .. : •.. • . ~· ~ - •. -·· . • -: ~ ••• · .,:f'f..'/'-"' .. ..... _, .•• / . -· . .'.,.... - -~- - _, .'.. • ... ·· ••• . • • ~-- r=_·_ _~~; ,,,,~.,".'.",·,·.~....,. L :::A:~:~~~!"-·-·._ _ __,_ "_A_L..=i _ AN____, r 6 Rajab 1438 ~ ,\- PASANGKAN KERIS - Ketua LKAAM Sumbar M Sayuti Datuk Raja Panghul u memasangkan keris ke pinggang Kapolri HM Tito Karnavian usai malewakan gelar adat Sutan Raja Paga Alam dari Suku Sikumbang Kamang Mudiak, Agam, di Mapolda Sumatera Barat, Minggu (2/4). 1ST DILEWAKAN OLEH KETUA LKAAM SUMBAR Sah, ·Tito Karnavian Sutan Rajo ·Paga Alam I I PADANG, HALUAN - Kepala, Kepolisian Kombes Pol Nur Afiah, Ketua· LKAAM Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Sumbar M Sayuti Datuk Rajo P~nghulu, H.M Tito Karnavian resmi bergelar Sutan serta kaum Suku Sikumbang, ~amang i I ; Rajo Paga Alam. Gelar yang diberikan oleh Mudiak, Kabupaten Agam. .... ; { Suku Sikumbang Kamang Mudiak, Kabu­ Suasana pemberian gelar sangsako adat I ,· paten Agam tersebutr, dilewakan oleh Ketua juga disemarakkan oleh berb~gai musi k ' Lembaga Kerapatan Adat Ajam Minang­ minangkabau seperti telempong, gendang kabau (LKAAM) Sumbar, M Sayuti Datuk dan alat musik lainnya. Rajo Panghulu, Minggu (2/4) di Halaman Pemberian gelar Sangsako Adat kepada I Mapolda Sumbar. Tito Karnavian, merupakan gelar kehormatan Dari pantauan Haluan, Kapolri Jenderal dan penghargaan atas jasanya kepada Polisi Tito Karnavian yang telah memakai masyarakat banyak selama ini. Selain Tito, pakaian adat tersebut tiba di Mapolda istrinya Tri Suswanti Tito Karnavian juga Sumbar. Minggu (2/4) sekira pukul 20.05 mendapat gelar Siti Linduang Alam. Pem­ WIB. Kedatangan Tito disambut tarian berian gelar itu, sesuai dengan surat kepu­ tarian pasambahan dan tari piring dan telah tusan LKAAM SUmbar No.
    [Show full text]
  • BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demokrasi Merupakan
    BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demokrasi merupakan suatu tahapan atau proses yang digunakan dalam suatu negarauntuk memberikan kesempatan kepada warga negaranya untuk ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan di dalam negara seperti halnya di Indonesia. Sesungguhnya nilai-nilai demokrasi bukanlah suatu nilai yang asing dalam budaya Indonesia, sejak masa lampau nilai-nilai ini telah ada dalam sejarah bangsa kita. Demokrasi berlandaskan pada nilai kebebasan manusia. Demokrasi menurut asal kata berarti rakyat berkuasa atau government by the people (kata Yunani demos berarti rakyat, kratos/kratein berarti kekuasaan/berkuasa).1 Demokrasi juga mengisyaratkan penghormatan yang setinggi-tingginya pada kedaulatan rakyat. Demokrasi yang dianut di Indonesia, yaitu demokrasi berdasarkan Pancasila, masih dalam taraf perkembangan mengenai sifat dan ciri- cirinya terdapat pelbagai tafsiran serta pandangan.2 Karakteristik demokrasi di Indonesia memberikan otonomi yang luas kepada warga negaranya, yang tercermin dari adanya upaya untuk menyertakan hak sipil dan hak politik individu untuk terlibat secara langsung di dalam proses politik.3 Pemilihan umum merupakan salah satu wadah yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menentukan siapa yang akan mewakili mereka dalam lembaga legislatif dan siapa yang akan memimpin mereka dalam lembaga eksekutif. Pemilu juga merupakan wadah untuk menjaring 1Miriam Budiarjo. Dasar-dasar Ilmu Politik (Edisi Revisi). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2008. hal 105. 2Ibid. hal 106. 3Asrinaldi. Kekuatan-Kekuatan Politik di Indonesia, Yogyakarta, Tiara Wacana, 2014. hal 2. orang-orang yang benar-benar bisa dan mampu untuk masuk ke dalam lingkaran elit politik, baik itu di tingkat daerah maupun di tingkat nasional.4 Selain itu, penyelengaraan pemilihan umum juga dapat dikatakan sebagai bagian yang tidak dapat terpisahkan dan sebagai barometer dari kehidupan demokrasi, terutama di negara-negara barat.
    [Show full text]
  • BY AIRMAIL Mr
    NGO in Special Consultative Status with the Economic and Social Council of the United Nations www.lrwc.org; [email protected]; Tel : +1 604 738 0338 ; Fax : +1 604 736 1175 BY AIRMAIL Mr. Joko Widodo President of the Republic of Indonesia Jl. Veteran No. 16 JAKARTA Pusat INDONESIA E-mail: [email protected] Amsterdam, 25 May 2016 Subject: Attack on lawyer Asrul Azis SiGalinGGinG Your Excellency, Lawyers for Lawyers (L4L) is an independent and non-political Dutch foundation that seeks to promote the proper functioninG of the rule of law by pursuinG freedom and independence of the leGal profession. Lawyers RiGhts Watch Canada (LRWC) is a committee of lawyers and others who promote human riGhts and the rule of law throuGh education, leGal research and advocacy. L4L and LRWC are concerned about the physical attack on lawyer Asrul Azis SiGalinGGinG by members of Satuan Polisi PamonG Praja (Satpol PP). L4L and LRWC have reason to believe that Mr. SiGalinGGinG was tarGeted in connection to his leGitimate activities as a lawyer. On 25 March 2016, at 12:00 am, seven students who were enjoyinG street food at TuGu Gempa PadanG were suddenly tarGeted by a sweepinG operation and attacked by Satpol PP personnel. The Satpol PP accused the students of disturbinG public order, and six of the students were beaten and kicked. One student, Gianesha, was arrested after he tried to clarify that his Girlfriend Berlian, who is also a student, has an identity card and they were there only for siGhtseeinG and enjoyinG street food. Subsequently, Gianesha was brouGht to the Satpol PP office.
    [Show full text]