RISALAH RAPAT PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN

Tahun Sidang : 2007-2008 Masa Persidangan : II Jenis Rapat : Panja BHP Sifat : Terbuka Hari/Tanggal : 28 September 2007 Waktu : 13.30 wib s/d Selesai Dengan : Tim Pemerintah RUU BHP Tempat : Ruang Rapat Komisi X Ketua Rapat : Heri Akhmadi/Wk. Ketua Komisi X DPR-RI Sekretaris : H. Agua Salim, SH./ Kabag. Set Komisi X DPR-RI Acara : Pembahasan mengenai RUU tentang BHP Anggota Hadir : 15 dari 23 Anggota Panja RUU BHP DPR-RI, Izin 8 Anggota Hadir Pemerintah : Dirjen Dikti Depdiknas beserta jajarannya

PIMPINAN RUU TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN (BHP) : 1. DR. IRWAN PRAYITNO ( F-PKS/KETUA) 2. DRS. H.A. MUJIB ROHMAT (F-PG/WK. KETUA) 3. HERI AKHMADI (F-PDIP/WK. KETUA) 4. PROF. DR. DIDIK J. RACHBINI (F-PAN/WK. KETUA) 5. H. BACHRUDIN NASORI, S.SI, MM (F-KB/WK. KETUA)

262

FRAKSI PARTAI GOLKAR : 6. PROF. DR. H. ANWAR ARIFIN, S.IP, DIDS 7. FIRDIANSYAH, SE, MM. 8. MUSFIHIN DAHLAN 9. DRG. H. TONNY APRILANI M.SC. 10. DRA. TRULYANTI HABIBIE SUTRASNO, M.PSI.

FRAKSI PARTAI DEMOKRASI PERJUANGAN : 11. DR. IR. WAYAN KOSTER , MM 12. SUDIGDO ADI 13. DRS. H SOERATAL, HW 14. CYPRIANUS AOER

FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN : 15. H. DAROMI IRJADJAS, SH, M.SI 16. DRS. H.A. HAFIDZ MA‟SOME

FRAKSI PARTAI DEMOKRAT : 17. PROF. MIRRIAN S. ARIEF, M.EC. PH.D. 18. ANGELINA SONDAKH, SE

FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL: 19. H ADE FIRDAUS, SE.

FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA : 20. DRS. H. MUCHOTOB HAMZAH, MM

FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA : 21. AAN ROHANAH, M.AG.

FRAKSI BINTANG PELOPOR DEMOKRASI: 22. MUHAMMAD ZAINUL MAJDI, MA

FRAKSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA: 23. RUTH NINA M. KEDANG, SE

263

KETUA RAPAT (F-PDIP/HERI AKHMADI) : Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua dan selamat sore. Dari data sesuai dengan undangan hari ini adalah rapat panja yang merupakan panja gabungan pemerintah dengan DPR dalam rangka pembahasan Undang-undang BHP. Telah hadir saat ini berdasarkan absen dari keseluruhan 23 anggota, 7 orang yang hadir fisik, 5 orang yang absen, sehingga kita telah mengenai kuorum. Oleh karena itu rapat panja kita buka dengan resmi. (RAPAT DIBUKA PUKUL : 14.30 WIB) Ibu dan bapak sekalian. Mungkin kita sudah lama sekali kita tidak melakukan rapat panja ini karena ada beberapa hal sesuai dengan kronologi. Jadi ibu dan bapak sekalian kita mengingat tanggalnya nanti kita susulkan, tetapi terakhir yang kita lakukan rapat adalah pertama kali lokakarya di Karawaci. Lokakarya tersebut menyepakati adanya beberapa perubahan yang cukup mendasar dan atas dasar itulah kemudian dilakukan rapat sehari setelahnya rapat panja dan setelah itu atas kesepakatan dibentuklah semacam tim perumus. Karena tim perumus itu saya bacakan ya pawa waktu itu, jadi dibikin tim perumus dan atas dasar tim perumus itu karena tim perumus itu sekali saja melakukan rapat tetapi tidak belum juga bisa merumuskan secara lebih bagus dan kemudian diambil kesimpulan untuk diadakan tim kecil yang utamanya dari pemerintah, dari DPR sendiri ada 3 orang voulentering pada waktu itu. Yaitu Pak Anwar Arifin yang pada waktu itu juga ditunjuk sebagai ketua perumusnya, kemudian Pak Sudibyo dari PDIP dan Nona Nina dari PDS. Atas dasar tersebut maka pada waktu yang lalu itu telah dihasilkan satu draft yang dibagikan yang saya lihat sudah mulai dikomentari orang padahal ini belum draft yang dilaporkan secara resmi ya. Ada draft tanggal 7 yang disampaikan pada DPR yang sebenarnya belum merupakan laporan yang resmi. Namun demikian telah kita baca sudah ada yang mengomentarinya di koran. Sedianya hari ini kita mulai dulu dengan laporan dari Ketua Timus, tetapi Pak Anwarnya sedangn shalat, sekarang anggota DPR shalatnya panjang-panjang pak, ini gejala umum menjelang Pemilu. Saya persilahkan sambil menunggu Pak Anwar, tadi ada beberapa catatan dari Pak Irwan. Saya laporkan sebelum rapat ini kita telah mendahului ini. Dari komisi sendiri ada rapat internal dan sebelum pada waktu 2 minggu yang lalu Pak Satrio setelah kita menerima berkas tanggal 7 Nopember itu kami juga telah melakukan rapat internal dan sudah kita bahas di rapat komisi, termasuk ini permintaan dari seluruh anggota komisi agar komisi sekalipun bukan anggota panja itu juga mengetahui hasilnya. Bersama itu juga pada waktu itu kita laporkan hasil kunjungan kerja dari Komisi X ke sejumlah negara di Eropa dan Amerika dalam kaitan dalam Undang-undang BHP ini. Pak Satrio, ini memang ada kesukaran protokoler. Didalam rangka pembahasan undang- undang, DPR tidak boleh pergi dengan pemerintah karena dianggap nanti bisa conflict of interest atau apa. Sehingga pada waktu itu kita pergi dengan tim sendiri, laporannya itu sudah kita bikin dan ada

264

beberapa catatan yang cukup penting. Tadi masing-masing fraksi telah menyampaikan catatannya terhadap RUU BHP tertanggal 7 Nopember tersebut. Saya persilahkan Pak Irwan untuk menjelaskan mengenai pandangan fraksi-fraksi terhadap draft yang dibagikan kepada anggota Komisi pada tanggal 7 Nopember. Silahkan. KETUA KOMISI X DPR-RI F-PKS (IRWAN PRAYITNO) : Terima kasih pak. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Mungkin kami hanya membacakan ringkas saja, toh nanti dari fraksi-fraksi akan melakukan penyempurnaan pun akan melengkapi dan bisa menyampaikan sendiri per fraksinya. Hanya sebagai catatan umum bahwa dari rapat internal yang mendengarkan pandangan fraksi itu berupaya untuk menyempurnakan kembali draft tanggal 22 Nopember. Sehingga dengan adanya penyempurnaan dari fraksi ini bisa kemudian kita lakukan uji publik, jadi ada permintaan dari kawan-kawan di fraksi-fraksi itu adanya uji publik kembali supaya lebih mantap begitu. Beberapa penyempurnaan itu saya baca singkat saja. Fraksi Golkar mempertegas menjadi BHP Penyelenggara, BHP Satuan Pendidikan dan BHP gabungan antara penyelenggara dan satuan pendidikan. Kemudian ada....perlu diatur secara tegas. Kemudian Pasal 53 RUU BHP, “ Badan hukum yang bertindak sebagai nazir cukup dengan badan hukum lain yang sejenis yang telah menyelenggarakan pendidikan formal”. Ini beberapa usulan, nanti mungkin bisa dilengkapi oleh Fraksi Golkar. Kemudian Fraksi PDIP, BHP yang didirikan pemerintah huruf besar. Hanya untuk pendidikan tinggi sebagai kewenangan pemerintah pusat, pendidikan dasar dan menengah tidak kena menjadi BHP. Sehingga BHPP, BHPPD dan BHPM tidak sesuai lagi dengan Pasal 53. jadi usulan yang kita usulkan kemudian dirubah lagi oleh PDIP dan ini juga masukan. Nomenklatur pendanaan diubah menjadi pendanaan BHP, agar tidak campur aduk dengan pendanaan dengan pendidikan yang lain. Kemudian BLU dapat diterapkan pada perguruan tinggi untuk otonomi pengelola pendanaan pendidikan. Kemudian perlu waktu cukup lama untuk melakukan konsultasi uji publik tahap kedua. Kemudian dari PPP masih menemukan 10 pasal yang perlu dicermati kembali dari draft 7 Nopember. ANGGOTA F-PPP (DRS. H. A. HAFIDZ MA‟SOEM) : Interupsi pak. Itu tinggal 7 bukan 10. KETUA KOMISI X DPR-RI F-PKS (IRWAN PRAYITNO) : Jadi sudah dikorting ini pak, dari 7 kalau dikasih waktu 2 jam lagi mungkin korting lagi jadi 5. Jadi Pasal 5 ayat (3) menurut PPP, ”pendidikan usia dini tidak diatur oleh undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas”. Pasal 5 ayat (5) apa hubungannya dengan Pasal 53 tentang keberadaan yayasan. Artinya apakah Pasal 5 ayat (5) ini dapat menjamin keberadaan yayasan yang mengelola pendidikan tidak bubar.

265

Pasal 6 ayat (4), ”lembaga pendidikan yang berpotensi dari segi sumber daya manusia, struktur kelembagaan, jiwa dan semangat tetapi dari segi pendidikan pendanaan masih banyak masalah”. Oleh karena itu dalam Pasal 6 ayat (4) jangan sampai membebani terhadap lembaga pendidikan tersebut. Pasal 9 ayat (2), sampai dimana proses perincian tersebut. Apa tidak cukup dengan pemberitahuan saja. Pasal 10, lembaga pendidikan asing agar sesuai dengan jiwa dan nafas Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab 18 Pasal 65 ayat (1) sampai (5). Kemudian Bab 4 Pasal 29, kekayaan didapat dari wakaf agar dapat diakomodir. Bab 7 tentang ketenagaan Pasal 44, hendaknya dilakukan verifikasi dengan Undang-undang ketenagakerjaan. Dari Fraksi Partai Demokrat, RUU sudah memakan waktu yang cuku lama dengan kesulitan yang perlu dirubah agar tidak menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Namun ternyata mash bermasalah bagi penyelenggara (yayasan) dengan adanya beberapa penolakan dalam RUU BHP. Ini masih isu tentang penyelenggara atau yayasan yang ada di BHP. Fraksi PAN tidak terburu-buru dalam pembahasan karena pengalaman SKN yang semula tidak bermasalah ternyata saat ini menimbulkan penolakan oleh masyarakat. Hasil kesepakatan tentang pendanaan pendidikan mengundang terlebih dahulu Menteri Keuangan untuk mengatasi pendanaan BHP. Ini masukan untuk menyempurnakan. Fraksi PKB perlu memberi waktu kepada masyarakat untuk memberi masukan sebanyak mungkin dan memformulasikan searif mungkin. Kemudian sebaiknya BHP hanya untuk perguruan tinggi saja. Jadi ini juga masukan yang ada perubahan mendasar kalau ini diterima. Dari Fraksi PKS, Pasal 9, penyusunan yayasan menjadi BHP perla diperpanjang 2 tahun. Tanggung jawab pemerintah terhadap wajar belum tercermin dalam pasal-pasal. Kemudian Pasal 33, pemerintah belum ....tanggung jawab pada BHPM sehingga dikhawatirkan masyarakat terbebani lebih banyak lagi. Kepedulian pemerintah pada satuan pendidikan yang lemah karena hibah hanya diberikan pada satuan pendidikan yang berkinerja. Pasal 34, dapat menerima dana dari masyarakat tetapi tidak ada pembatasan atas beban masyarakat untuk menghindari komersialisasi pendidikan. BHPM agar bisa menampung peserta didik yang tidak mampu lebih rendah konsentrasinya dari BHPP atau BHPPD. Pendidikan agama berada dalam BHPP, perlu penjelasan lebih lanjut. Perlu perbaikan-perbaikan untuk dilakukan konsentrasi publik. Fraksi PDS, BHPM yang semula sebagai perlindungan terhadap yayasan ternyata masih mengalami kesulitan dalam tata kelola dari yayasan menjadi BHPM. Akuntabilitas dan transparansi tidak boleh melepaskan tanggung jawab pemerintah, karena itu menolak bentuk hibah kompetisi dalam pendanaan pendidikan dari pemerintah karena tidak berpihak pada masyarakat yang tidak mampu. Perlu waktu untuk telaah kajian dan konsentrasi publik RUU Badan Hukum Pendidikan . Jadi ini beberapa fraksi yang sudah memberikan masukan tentunya kalau ini bisa dijadikan pembahasan yang kemudian bisa kita masukkan kedalam draft ini, bertambah lagi dengan yang berkembang disini. Maka diharapkan Pak Heri kalau bisa hari ini bisa langsung dijadikan perbaikan untuk kemudian bisa ke konsentrasi publik.

266

Terima kasih pak. KETUA RAPAT : Terima kasih. Jadi usul konkritnya ada beberapa masukan sebagian besar sudah dalam bentuk tertulis. Pak Anwar jadi nanti apakah kita sepakati akan kita mintakan kepada tim perumus untu kembali mengadopsinya didalam format barunya nanti atau bagaimana nanti kita putuskan. Namun demikin sebelum itu sesuai dengan prosedur yang ada, karena pada waktu itu panja menyerahkan tugas untuk menyusun hasil-hasil lokakarya dan kemudian menjadikannya sebagai masukan didalam perbaikan rancangan itu kepada timus dan diketuai oleh Pak Anwar. Karena itu kita persilahkan Pak Anwar untuk menyampaikan pelaporannya secara menyeluruh, yang habis itu nanti kita baru membahas berbagai macam proses berikutnya seperti apa. Silahkan Pak Anwar. ANGGOTA F-PG (PROF. DR. H. ANWAR ARIFIN) : Terima kasih. Pimpinan dan rekan-rekan seluruih anggota panja BHP yang kai hormati. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Syukur alhamdulillah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT bahwa setelah melampaui waktu yang agak panjang juga, akhirnya kita sampai pada laporan dari tim perumus. Kami menyampaikan bahwa tim perumus itu dibentuk dari rapat panja tanggal 22 Agustus 2007, dan ada sejumlah hasil-hasil yang waktu itu dicapai didalam rapat panja yang lalu. Itu saya ingin membacakan sedikit hasil-hasil panja tanggal 22 Agustus. Disepakati pada waktu tentang jadwal RUU BHP sebagaimana terlampir dengan catatan dapat diubah sesuai situasi dan kondisinya. Jadi memang sudah mengalami perubahan karena pada waktu kita juga melakukan kunjungan kerja ke luar negeri. Yang kedua, naskah RUU BHP diperbaiki bersama antara pemerintah dengan DPR, diterima sebagai hasil panja RUU BHP untuk disosialisasikan dan dilakukan uji publik atau konsultasi publik dengan perbaikan substansi dan rumusan sebagai berikut. (a). ketenagaan khususnya tentang PNS, ini timus sudah mengakomodasi mengenai ketenagaan itu. Kedua, pendanaan yang berkaitan dengan penghasilan negara bukan pajak dan sumbangan peserta didik/masyarakat, ini juga sudah dimasukkan. Ketiga, peraturan peralihan yang harus memberi waktu yang relatif panjang, ini juga sudah. Keempat, pendidikan dasar yang merupakan wajib belajar. Jadi memang kami ingin menyampaikan kepada rapat ini bahwa pendidikan dasar yang merupakan wajib belajar juga sudah dimasukkan setelah melalui diskusi yang panjang. Berikutnya anggota organ penentu kebijakan akademik perlu diatur yang menampung semua jenjang pendidikan, untuk perguruan tinggi dapat diatur secara tersendiri. Jadi dalam rapat timus itu sudah dibedakan antara organ-organ perguruan tinggi dengan pendidikan dasar. Berikut, sumbangan masyarakat sebanyak-banyaknya 35% dan satuan pendidikan wajib menampung 20% peserta didik yang tidak mampu secara ekonomi tetapi memiliki prestasi tinggi dalam bidang akademik. Didalam

267

naskah yang terakhir ini juga sudah dimasukkan, walaupun ditambah antara 10 sampai 20% itu nanti tentu ini lebih fleksibel. Berikutnya semua biaya notaris untuk memperoleh status BHP menjadi beban negara, ini juga sudah dimasukkan. Berikutnya perlu memberi singkatan terhadap badan hukum pendidikan pemerintah, badan hukum pendidikan pemerintah daerah, dan badan hukum pendidikan masyarakat serta diberi pengertian dan diatur dalam Bab 1 Pasal 1 tentang ketentuan umum. Ini juga sudah dibuat. Hal-hal lain yang disepakati dalam lokakarya tetapi belum tertampung dalam RUU BHP ini hendaknya dimasukkan dan dirumuskan dengan baik. ketiiga, untuk perbaikan yang dimaksud butir 2 diatas dibentuk tim perumus dengan mandat penuh untuk digunakan sebagai sosialisasi dan uji publik atau konsultasi publik RUU BHP. Keempat, komposisi tim perumus ditetapkan secara proporsional yaitu Golkar 2 orang, PDIP 2 orang dan fraksi lainnya masing-masing 1 orang serta pemerintah yang susunannya sebagaimana sudah kita ketahui semua. Pimpinan dan para hadirin yang kami hormati. Tim perumus yang dibentuk itu telah melakukan pertemuan 1 kali saja, yaitu tanggal 3 September 2007 di . Karena keterbatasan waktu terutama karena bulan puasa dan karena adanya sejumlah agenda lainnya seperti penyelesaian RUU Perpustakaan, RUU APBN-APBNP serta RUU Kepariwisataan dan tentu juga dengan kunjungan keluar negeri. Maka timus menyerahkan lepada tim teknis pemerintah bersama tim ahli Komisi X DPR RI untuk merumuskan semua masukan dari pimpinan dan anggota tim. Disepakati juga bahwa tim teknis itu dapat dibantu oleh anggota yang bersedia sebagai relawan. Ada 3 orang bersedia menjadi relawan yaitu Anwar Arifin (F-PG), Sudikdo Adi (F-PDIP) dan Ruth Nina (F-PDS) yang selain memberikan masukan tertulis juga ikut dalam diskusi bersama tim teknis tersebut yang melaksanakan pertemuan sebanyak 2 kali. Hasil tim teknis disajikan dalam draft RUU BHP tanggal 7 Nopember 2007. Sekarang ini ada muncul lagi draft tanggal 22 Nopember 2007, jadi ini memang perkembangan yang luar biasa. Tetapi yang kami bisa pantau tanggal 27 Nopember 2007. Dalam naskah terakhir ini terjadi perubahan penempatan pasal-pasal sebagai upaya sinkronisasi dengan memindahkan Pasal 2 tentang pengakuan yayasan dan badan hukum lainnya diakui keberadaannya sebagai BHP penyelenggara berbentuk BHPM ke Pasal 53 dalam Bab 12 tentang ketentuan peralihan. Jadi tadinya didepan kemudian dipandang bahwa ini substansi peralihan maka dimasukkan di bab peralihan. Yaitu Pasal 53 dalam bab 12 tentang ketentuan peralihan. Dengan demikian tentu terjadi perubahan sistematika sehingga terjadi perubahan penomoran pasal-pasal yang lainnya. Bapak ibu sekalian. Di Pasal 53 dan Pasal 54 disitu dimasukkan jenis BHP, jadia da BHP penyelenggara dan ada BHP satuan pendidikan. Untuk perguruan tinggi yang didirikan pemerintah terutama yang berstatus BHMN yaitu disebutkan bahwa mempunyai jenis badan hukum pendidikan satuan pendidikan.

268

Kemudian yang diselenggarakan oleh yayasan itu termasuk pada badan hukum bagi penyelenggara pendidikan. Bapak dan ibu sekalian. Atas jerih payah tim teknis RUU BHP, tim perumus dan para relawan ini menyelesaikan naskah terakhir ini, kami pribadi menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesa-besarnya. Begitu juga lepada Balitbang yang memfasilitasi pertemuan ini juga kami sampaikan terima kasih. Naskah terakhir 7 Nopember ini kami serahkan kepada Panja RUU BHP untuk disempurnakan dan disahkan untuk selanjutnya dilakukan uji publik untuk memperoleh masukan secara iritis dan komprehensif dan masyarakat terutama dari para pemangku kepentingan. Atas kepercayaan yang diberikan kepada kami diucapkan banyak terima kasih dan mohon maaf jika ada kekurangan, kesalahan dan kekhilafan selama menjalankan amanah ini. Terima kasih. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. KETUA RAPAT : Terima kasih Pak Anwar sebagai ketua timus dan untuk merumuskan draft yang nantinya Sian kita uji publikkan. Sekarang ini memang perkembangannya pesat dari 7 Nopember ke 22 Nopember , tadi masih ditambah lagi dengan masukan dari poksi-poksi. Karena itu kami minta mungkin sebelum kita diskusi lebih jauh, kami minta pandangan dari pemerintah. Kami persilahkan. PEMERINTAH /DIRJEN DIKTI DEPDIKNAS (PROF. SATRIO) : Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua. Yang kami hormati bapak ketua, wakil ketua Komisi X DPR RI. Yang kami hormati bapak dan ibu anggota panja RUU BHP. Dan rekan-rekan sekalian yang berbahagia. Pada siang hari ini kami melengkapi apa yang telah disampaikan oleh Pak Anwar sebagai tim kecil. Bahwa dalam proses penyiapan naskah tersebut telah dilaksanakan suatu kegiatan yang intensif sekali antara pemerintah dan DPR khususnya tim kecil. Secara umum isu-isu yang menjadi hakekat dari RUU BHP sudah dicakup dalam naskah tersebut, bahkan beberapa masukan dari rekan-rekan yang mempunyai kepedulian dan pengalaman bahkan juga termasuk yang punya kewenangan dalam bidang hukum memberikan masukan-masukan yang sangat baik. Sehingga kalau kita lihat secara umum dari pihak pemerintah menyampaikan bahwa perlu adanya suatu penajaman kembali terutama dalam pembahasan tentang pendanaan. Apakah menggunakan prosentase atau tidak ini nanti mohon dari panja bisa menyampaikannya karena ada implikasi yang ikut karena kalau prosentase itu tercantum dalam undang-undang yang memang harus dipatuhi.

269

Disamping itu yang juga nanti mohon dilihat lagi bagaimana kita membahas atau memastikan perguruan tinggi itu mampu mengelola pendapatannya atau dalam bahasa anggaran terutama untuk perguruan tinggi pemerintah, bagaimana PNBP dipastikan dapat dikelola secara penuh oleh perguruan tinggi supaya tidak ada kesalahan dalam akuntabilitas. Sedangkan mengenai hal-hal lain yang terkait dengan kepemilikan bentuk dan sebagainya sudah dicapai kesepahaman dan kompromi yang cukup jauh, dengan tetap mempertahankan prinsip- prinsip yang ada. Jadi artinya masalah nama dan bentuk itu diberikan keleluasaan tetapi prinsipnya fungsinya tetap harus ada demi menjaga akuntabilitas dari lembaga dan juga bisa melingkup semua kepentingan yang ada disekian banyak satuan pendidikan, baik pendidikan dasar, menengah maupun pendidikan tinggi. Oleh karena itu disampaikan dari pemerintah bahwa naskah tersebut sudah mencapai kondisi yang maksimal saat itu dan kita menunggu lagi lebih lanjut bagaimana pandangan panja untuk bisa kita sempurnakan lagi pak. Demikian pak pimpinan, saya kembali kepada pimpinan sidang. KETUA RAPAT : Terima kasih. Jadi tampaknya dari pemerintah sendiri lebih banyak menggaris bawahi mengenai pendanaan BHP nya pak ya, yang lain-lainnya mungkin sudah dianggap memadai sebagai van awal. Nah ini kami kembalikan lagi kepada bapak dan ibu sekalian mengenai untuk melihat dulu secara umum jadwal kita. Kita berharap naskah ini nanti akan siap kita bawa ketika reses baik reses perorangan maupun reses komisi ke daerah. Jadi itu akan dilakukan pada bulan Desember yang akan datang. Masa sidang kita hanya sampai pada tanggal 7 sehingga kalau dilihat alokasi pembahasan BHP ini yang bersifat seperti ini itu hanya ada satu hari lagi yaitu pada hari Rabu yang akan datang, karena pada hari Kamisnya itu adalah alokasi untuk Undang-undang Pariwisata. Sekarang kita tawarkan kepada bapak dan ibu sekalian, tadi yang sudah kita sepakati adalah kita menyetujui masukan dari fraksi-fraksi Komisi X untuk dijadikan bahan perbaikan lebih lanjut dari draft ini. Kemudian menerima laboran yang disampaikan oleh tim perumus bersama draft RUU BHP tertanggal 22 Nopember untuk menjadi bahan pembahasan lebih lanjut. Tadi pemerintah sendiri memandang perlu untuk mempertajam kembali mengenai bab pendanaan BHP. Sekarang terpulang kepada bapak dan ibu sekalian. Mekanismenya itu apakah akan kita bahas draft yang baru kita terima ini, apakah akan kita bahas sekarang juga atau akan kita kembalikan kepada tim perumus untuk merumuskan kembali dan pada hari Rabu nanti melaporkan kepada rapat panja seperti ini dengan hasil baru yang diharapkan surah merangkum pandangan fraksi dan pikiran pemerintah serta berkaitan dengan bab pendidikan. Ini dua mekanisme yang saya tawarkan ke bapak dan ibu sekalian. Satu, kita langsung bahas hari ini. Kemudian kedua, adalah kita serahkan kembali kepada tim perumus. Silahkan bapak dan ibu sekalian. Silahkan Pak Hafidz.

270

ANGGOTA F-PPP (DRS. H. A. HAFIDZ MA‟SOEM) : Terima kasih atas tawaran ini. Memang rancangan undang-undang ini sudah berkali-kali kita bahas dan rancangan yang teraklhir sudah yang kesekian kalinya, dan fraksi kami juga sudah mempelajari secara detil, nampaknya sudah ada banyak perubahan dari yang kemarin-kemarin. Karena itu menurut fraksi kami bahwa sekarang kita saya usulkan tidak perlu membahas ini. Tetapi usulan yang ada ini dimasukkan tim nanti baru hari Rabu yang ditawarkan lebih kita tajamkan lagi. Saya kira begitu, sebab kalau kita bahas lagi mungkin akan terjadi banyak hal lagi yang akan kita urai begitu. Jadi saya sependapat kalau diserahkan ke timus. Terima kasih. KETUA RAPAT : Yang lainnya kira-kira idem dengan PPP? Silahkan. ANGGOTA F-PDIP (CYRIANUS AOER) : Selain diserahkan ke timus tadi tapi juga memberikan masukan kepada yang menyepakatinya. KETUA RAPAT : Putusan kita hari ini adalah menyetujui masukan-masukan dari fraksi di Komisi X untuk dijadikan bahan perbaikan lebih lanjut. Jadi nanti ini prosesnya kita serahkan kepada timus dan timus itu tentu saja bukan hanya dari komisi pak, tetapi juga dari pemerintah yang sekaligus nanti daftarnya segera kita susun dan timus akan menjadwalkan sendiri kapan akan dilakukan pembahasan ini. Karena ini menyangkut bahan-bahan yang sebenarnya sudah cukup banyak tadi yang dibacakan, yang dibacakan Pak Irwan tadi hanya sebagian ya Pak Irwan tetapi detilnya cukup banyak itu pak. Silahkan Pak Satrio. PEMERINTAH/DIRJEN DIKTI DEPDIKNAS (PROF. SATRIO) : Jadi timus akan bekerja dengan memperhatikan masukan yang tadi disampaikan oleh Pak Ketua yang cukup lengkap itu dan diharapkan juga timus mendapatkan mandat dari panja ini untuk mengolahnya semaksimal mungkin karena pasti kita lihat dari semua masukan itu ada saja beberapa yang tidak bisa penuh berarti masuknya parsial atau …. Mohon mandate diberikan kepada timus supaya dalam bekerja itu bisa lebih cepat dan praktis. KETUA RAPAT : Prosedurnya umum Pak Satrio, timus memang diberikan mandat tetapi dia juga diharuskan melapor tetapi pengesahan terakhir adalah nanti pada rapat panja. Rapat panja itulah yang kita drop, ini adalah draft yang siap melakukan sosialisasi. Silahkan Pak Koster.

271

ANGGOTA F-PDIP (DR. IR. WAYAN KOSTER, MM) : Menambah penjelasan dari Pak....di tim perumus itu saya kira misalnya dari fraksi-fraksi terhadap satu ide atau pasal atau ayat yang memang secara prinsip tidak bisa disatukan, jangan disatukan. Jadi dibuat alternatif begitu kalau memang belum ada keputusan yang final misalnya. Saya kira itu pimpinan. Terima kasih. KETUA RAPAT : Saya kira itu biasanya pak, itu prosedur normal. Kalau tidak bisa dipecah di timus, kasih alternatif dilempar ke panja, panja tidak bisa nanti karena itu sosialisasi ada rumusan yang kita tawarkan kepada masyarakat baru kemudian penyelesaian terakhir tetap pada raker. Silahkan Pak Anwar. ANGGOTA F-PG (PROF. DR. H. ANWAR ARIFIN) : Terima kasih. Jadi memang timusnya ini sedikit perluas kewenangannya, jadi bukan hanya redaksi seperti yang diusulkan tadi oleh Pak Satrio tetapi juga penambahan substansi atau pengurangan substansi yang dianggap tidak perlu. Jadi timus ini bukanlah hanya redaksi tetapi juga sinkronisasi pak ya. Saya kira usul teman-teman kita sepakati, saya kira demikian. Terima kasih. KETUA RAPAT : Terima kasih. Ibu dan bapak sekalian. Jadi kita memang pengertian timus yang sekarang ini memang sesuai dengan tatib tetapi plus dengan kewenangan tidak sekedar perumusan dari sisi bahasa, tetapi juga termasuk sinkroniasi merubah bab-bab kalau dipandang perlu. Termasuk juga substansi kalau dipandang nantinya yang di adopt dari usulan-usulan termasuk tadi pemerintah masih akan memasukkan bagian yang berkaitan dengan pendanaan itu tentu saja kita persilahkan dari semua posisi itu. Saya kira clear ya dari permintaan Pak Anwar tadi. Jadi pengertian timus adalah timus dalam definisi tatib plus kewenangan ekstra untuk menambahkan tidak sekedar redaksi tetapi juga melakukan sinkronisasi dan tambahan substansi yang sudah disampaikan baik oleh poksi-poksi maupun pemerintah. Saya kira itu kita sepakati ya? (Rapat : Setuju) Sekarang kita membicarakan mengenai anggota timus yang dari pemerintah mungkin sudah ada yang lalu pak? Silahkan pak bisa dibacakan nanti untuk record kita. PEMERINTAH : Baik pak pimpinan.

272

Kami tidak membawa dokumen itu nanti kami susulkan tetapi ada Prof. Yohannes Gunawan, Ibu Bernadet, bapak-bapak pejabat di Departemen Hukum dan HAM dan Diknas. KETUA RAPAT : Jadi saya bacakan yang dari Komisi ya pak, biasanya dari komisi itu selalu anggota pimpinan itu menjadi anggota tim juga. Kemudian ditambah anggotanya adalah Pak Ferdiansyah, Pak Anwar Arifin, Pak Sudikdo Adi, Pak Cyprianus Aoer, Pak Daromi, Pak Tata Mutakin dari Demokrat, Pak Ade Firdaus dari PAN, Pak Amin Said dari PKB, Ibu Aan Rohanah dari PKS, Pak Zainul Madji dari BPD dan Nona Nina dari PDS. Ada perubahan dari fraksi-fraksi kami persilahkan. Ada role nya pak, sebenarnya kalau timus itu tidak selalu harus dipimpin oleh pimpinan. Yang lalu dipimpin oleh Pak Anwar kita serahkan kembali kepada Pak Anwar, kita teruskan. Kita minta dari pemerintah yang semacam menjadi co-... dari pemerintah siapa pak. Pak Kalitbang? Bukannya sibuk kampanye sekarang? Jadi diselesaikan secara adat kita repot nanti. Oke, kita serahkan kepada pihak pemerintah, tetapi dari komisi ya kita sepakati untuk meminta Pak Anwar Arifin untuk memimpin timus ini. (Rapat : Setuju) Setuju, ibu dan bapak sekalian. Kita tunggu daftarnya pak, jadi saya sampaikan daftarnya disampaikan kembali kepada pihak pemerintah dan kita juga menunggu daftarnya dari pihak pemerintah. Sekarang mengenai jadwal, kapan kira-kira akan dilakukan rapat dari timus ini. Jangan sampai kemarin hanya bisa rapat sekali, kita harapkan karena ini substansi pak. Kalau bisa tidak diserahkan kepada tim teknis, ya timus ini yang bekerja. Kami harap kita sepakati untuk tidak diserahkan ke tim teknis ya pak. Kapan bisa bekerja pak? Akhir pekan ini atau kapan? Silahkan Pak. PEMERINTAH : Baik pimpinan. Karena ada beberapa anggota timus dari pemerintah yang masih berada dalam perjalanan dari luar negeri kiranya bisa mulai hari Senin pak. KETUA RAPAT : Pak Anwar setuju hari Senin. PEMERINTAH : Ya Senin atau Selasa. Kami rapim tetapi tim selain yang kepala Balitbang bisa disitu pak. ANGGOTA F-PG (PROF. DR. H. ANWAR ARIFIN) : Ada konsinyering. KETUA RAPAT : Kita mulai Selasa setelah paripurna ya jam 2.

273

PEMERINTAH : Jadi kalau begitu, kalau tadi Pak Anwar juga bilang ada konsinyering, sekaligus dengan rencana KTSP itu. Inikan KTSP tanggal 5 hari Rabu, pagi sampai sore, karena rapim berartikan ganti tanggal 4. jadi sudah bisa dipakai dari tanggal 4nya oleh kawan-kawan timus dan tanggal 5nya langsung KTSP, kita minta tempatnya di Karawaci. KETUA RAPAT : Kita sepakati tempatnya Karawaci Pak Anwar, nggak kejauhan? ANGGOTA F-PG (PROF. DR. H. ANWAR ARIFIN) : Boleh pak. Jadi tambahan saja mungkin kita jangan Rabu pak kita ya melaporkan ke Panja, mungkin hari Kamis lah. Ya pak ya? KETUA RAPAT : Kamis itu hari fraksi pak. ANGGOTA F-PG (PROF. DR. H. ANWAR ARIFIN) : Bikin saja rabu malam pak, karena hari Kamisnya itu kita sudah melakukan tugas kita sebagai komisi pariwisata. KETUA RAPAT : Itu sangat penting penghayatan soal pariwisata itu. Oke, jadi kita sepakati Pak Anwar ya, kita rapat Selasa kita mulai setelah makan siang sampai dengan malam, pagi hari Rabunya yang nanti sisa-sisa itunya baru malam harinya dilaporkan kepada panja. Tetapi panjanya disinikan? Panjanya tetap Rabu malam disini. KETUA KOMISI X DPR-RI F-PKS (IRWAN PRAYITNO) : Jadi begini, hari Selasa setelah paripurna kawan-kawan yang untuk timus langsung ke Karawaci kemudian sampai pagi itu KTSP sudah mulai jam 9 sampai sore, tempat yang sama itu konsinyering juga. KETUA RAPAT : Jadi kita sepakati pak ya, kalau ada perubahan nanti mohon contact personnya ini bisa diperlancar. Kita harapkan itu bisa selesai benar dan langsung dicetak karena akhir pekan tanggal 7 itu sidang terakhir dan beberapa anggota itu sudah akan pergi ke daerah sejak tanggal 7 sorenya, itu diharapkan sudah bisa membawa. Mengenai rencana sosialisasi uji publik yang formal Pak Satrio, Pak Sis kita bahas disini atau nanti pada wakrtu perumusan. Saya kira sekarang saja pak, jadwal sosialisasi itu kita selesaikan pada masa reses ini atau. Jadi masa reses kita itu mulai tanggal 7 Desember sampai tanggal 7 Januari pak. Jadi kira-kira diselesaikan pada waktu itu pak ya? Kita minta dari pihak pemerintah atau usulan dulu dari kawan-kawan sebaiknya kemana saja, karena tampaknya ini setiap kali kunjungan kerja kita selalu para mahasiswa itu semua mau melakukan ini. Silahkan pak.

274

ANGGOTA F-PG (PROF. DR. H. ANWAR ARIFIN) : Ya paling kurang 10 propinsi karena memang ini sudah menyangkut eksistensi institusi, jadi memang harus jauh. Kalau dulu UU Sisdiknas itu dari Medan sampai ke , ya mungkin juga bisa diulang seperti itu. Terima kasih. KETUA RAPAT : 10 propinsi, silahkan ada pendapat lain? Dari pemerintah? Saya usul kecuali yang ke daerah pak, di Jakarta ini yang asosiasi besar itu kita lakukan saja di Jakarta, seperti asosiasi yang selalu memusuhi Pak Satrio itu kalau ke kita nggak pak. Lalu asosiasi yang macam-macam termasuk penyelenggara pendidikan besar, Muhammadyah, NU, Katholik dan segala macam itu supaya diforumkan untuk beberapa forum yang terpisah supaya tidak bingung. Karena yang paling membingungkan nanti pasti yang perguruan tinggi inikan, yang lainnya mungkin tidak terlalu. Intinya 10 propinsi dengan 4 atau 5 asosiasi nasional yang diselenggarakan di Jakarta. Silahkan pak. PEMERINTAH/DIRJEN DIKTI DEPDIKNAS (PROF. SATRIO) : Terima kasih pak pimpinan. Hanya masukan saja. Jadi memang kalau kita lihat sampai kapanpun ini dibahas pasti ada pihak-pihak yang selalu menolak bahkan sampai diundangkan pun masih tetap ada. Sehingga saya kira yang 10 propinsi kita juga jalankan tetapi kita tidak bisa berharap banyak bahwa nanti ada perubahan yang lalu kita semua setuju. Yang kedua, hanya masukan saja. Kita perlu juga secara taktis karena beberapa kelompok asosiasi sebenarnya sudah tanda petik menerima itu. Kalau kita bangunkan lagi kitra seperti memicu kembali mereka untuk memberikan satu pandangan atau pendapat. Karena untuk asosiasi yang dipimpin oleh Pak Tomas, pertemuan yang di Kalibata itu saya hadir dan saya sampaikan bahwa pada rapat di Karawaci, Pak ketua itu sudah setuju UU BHP ini. Karena begitu keadaannya maka anggota juga kemudian ikut saja. Nah ini kita perlu juga pilih-pilih yang kira-kira sudah ....jangan kita lakukan lagi, nanti ada kesempatan untuk mementahkan lagi. Jadi kita perlu pilih juga peserta atau komunitas yang memang kira-kira tidak mengganggu jalannya pengesahan atau penyempurnaan penyelesaian dari RUU BHP ini. Terima kasih. KETUA RAPAT : Saya kira mengenai pertimbangan taktis teknis tadi kita serahkan kepada pemerintah ya ibu dan bapak sekalian siapa yang dipilih. Tapi ini informasi saja pak dua hari lalu Pak Tomas telepon saya, dia bilang mau datang kesini, mau menyampaikan apa pak, dia mau menyampaikan beberapa..., oh kalau itu sudah ada, nampaknya dia sudah terima juga. Kalau yang bapak yang maksud itu sudah ada semuanya sudah kita rubah semua, jadi nggak perlu itunya.

275

Begini Pak Satrio, kalau kita nggak bikin acara nanti dia datang juga kesini. Tapi yang kita konsern juga banyak pertanyaan mengenai perguruan tinggi negeri, bagaimana misalkan yang berkaitan dengan ini. Ini yang banyak pertanyaan ketika kita kunker kemarin, waktu kumpul para rektor di Universitas Brawijaya di Jawa Timur itu para mahasiswa dan rektor itu, terus bagaimana nasib kita yang dalam proses itu. ITS tanya, termasuk universitas negeri Malang ya, itupun juga tanya begitu juga terutama tentang pendanaan dan lain-lain. Dan itu pertanyaan yang saya kira terserah Pak Satrio ya untuk mengatur sifatnya taktis, strategis dan teknis termasuk pembiayaan itu pemerintah. Mohon pak ini sekali lagi dalam acara-acara kegiatan sosialisasi ini didalam mengundang anggota pak, itu eksklusif harus disebutkan sebagai narasumber. Tidak bisa sebagai yang lainnya karena nanti kalau nggak ada implikasi hal yang dianggap punya conflict of interest tadi. Saya kira dengan demikian bisa kita simpulkan pak ya sosialisasi minimal di 10 propinsi dan 15 asosiasi penyelenggara pelaksana pendidikan nasional. Nanti terserah dimana, 5 kali dengan berbagai macam kelompok itu yang harus diakomodasi secara nasional di Jakarta. Silahkan pak. ANGGOTA F-PDIP (CYRIANUS AOER) : Mungkin propinsi juga kita sebut sekarang dan dari tim itu mungkin. KETUA RAPAT : Diusulkan saja pak, nanti kalau tidak cocok kita dilobikan saja...... : Mungkin saya juga mendukung Pak Cypri. Dulu kan kita nggak ikut di Undang-undang Sisdiknas, jadi ingin tahu juga propinsi mana saja, sebagai perbandingan lah supaya nanti kita bisa memberikan masukan ketika kita anggap belum. KETUA RAPAT : Saya usul materi ini nanti hari Selasa diajukan oleh pemerintah, kita luangkan waktu sebentar untuk mengevaluasi kembali. Termasuk kita usulkan juga pada waktu itu nanti adalah anggotanya menyanggupi akan pergi kemana? Pembagian itu kita lakukan langsung pada hari Selasa yang akan datang, kecuali memang khusus beberapa anggota nanti yang melakukan sosialisasi keluar negeri. Silahkan pak. KETUA KOMISI X DPR-RI F-PKS (IRWAN PRAYITNO) : Kalau kita ingin melakukan uji publik, tadikan disebutkan sebagai narasumber untuk menyampaikan bahan ke masyarakat. Itu tanggalnya itu setelah tanggal akhir tahun Desember, jadi sampai di awal atau pertengahan bulan itu sudah kepakai semua. Tetap tanggal 29 sampai dengan tanggal ....jadi tanggal 2, 3, 4, 5, 6 bisa kita pakai Januari. KETUA RAPAT : Ya Pak Satrio, mohon dimaklumi ada masalah supaya kita tidak double SPJ. Didalam perhitungan di DPR kita sudah di plot, kunker perorangan itu 5 hari. Jangan sampai terjadi apa sudah dialokasikan dengan SPJnya DPR itu tabrakan dengan SPJnya narasumbernya bapak itu. Karena itu

276

yang urusan sosialisasi pribadi itu melalui masing-masing dia bisa pergi tetapi yang di jadwalkan oleh pihak pemerintah itu kita mintakan jadwalnya adalah mulainya tanggal 20. KETUA KOMISI X DPR-RI F-PKS (IRWAN PRAYITNO) : Tanggal 29 terakhir, jadi tanggal 8 sampai 15 itu yang keluar, yang tanggal 16 sampai 20 itu kunker komisi, yang 21 sampai 29 itu kunker perorangan, nah 30 sampai 6 itu kosong. KETUA RAPAT : Intinya 29 Desember sampai dengan 6 Januari. Bapak pilih ya mungkin lebih baiknya awal Januari ya, kalau akhir tahun mungkin orang. Silahkan Pak Anwar. ANGGOTA F-PG (PROF. DR. H. ANWAR ARIFIN) : Ya, yang pertama kan ada yang tidak keluar negeri, mungkin waktunya itu bisa kita pakai pada bulan Desember. Pak ketua, Pak Irwan adakan yang tidak keluar negeri? Mungkin sudah bisa melakukan kunjungan itu. KETUA KOMISI X DPR-RI F-PKS (IRWAN PRAYITNO) : Mungkin begini pak prof, yang tidak keluar negeri bisa pakai tanggal 8 sampai 14. ANGGOTA F-PG (PROF. DR. H. ANWAR ARIFIN) : 8 sampai 14 bagi yang tidak melakukan sosialisasi keluar negeri. Jadi yang keluar negeri langsung bisa juga ditambah untuk sosialisasi itu. Yang kedua Pak Sis, kami mohon kalau mengeluarkan itu tidak memakai Departemen Pendidikan Nasional tetapi memakai panja karena itukan dulu yang diingatkan oleh Dirjen Hukum itu jangan seolah-olah pemerintah yang mengubahnya pak. Jadi yang mengubah itu adalah panja, kalau dengan panja itu memang DPR dengan pemerintah. Kalau seperti ini seolah-olah pemerintah yang membongkar semuanya. Mohon itu jangan dipakai pak, kalau toh ada satu dua untuk pertanggungan jawab bapak itu soal teknis pak. Tetapi sebaiknya menggunakan panja. Saya kira itu saja dari saya, terima kasih. KETUA RAPAT : Jadi tolong pak ini formalitas karena memang kegiatannya adalah panja, panja ini adalah dua- duanya dan karena itu bapak dan ibu sekalian. Saya ulangi kembali jadi labelnya adalah Panja BHP yang memang terdiri dari DPR dan pemerintah, tanggalnya pak saya ulangi kembali. Separuh anggota ini nanti bisa melakukan yang non anggota separuh, nggak mayoritas nggak pergi...... : Saya usul ada grup terakhir di tanggal-tanggal sekian. KETUA RAPAT : Jadi ibu bapak ini yang jadwalnya Pak Is ternyata bisa ditambah, 8 sampai dengan 15 Desember itu bisa digunakan atau 29 Desember sampai 6 Januari, ini fix untuk 10 propinsi. Pak Anwar saya usul supaya nanti presentasinya bisa ini, mungkin ada yang bisa menyiapkan bahan pakai LCD,

277

Power Point yang kira-kira sama, paling kurang yang saya maksudkan ada materi baku kecuali disamping yang RUU, karena kalau begini pak nggak nyaut. Pengalaman kita kemarin terakhir kita tergesa-gesa melakukan uji publik terakhir mengenai Undang-undang Perpustakaan, masukannya sangat tidak signifikan. Jadi itu hanya basa-basi saja, jadi kalau bisa bahan dibagi dulu dan presentasinya juga menarik memancing terhadap beberapa persoalan yang memang krusial. Saya kira bapak dan ibu demikian saya simpulkan kesimpulan rapat kita ini. Yang pertama kita menyetujui masukan dari fraksi-fraksi dijadikan bahan perbaikan lebih lanjut dari draft RUU BHP yang ada. Menerima laporan yang disampaikan oleh tim perumus bersama draft RUU BHP tertanggal 22 Nopember 2007 untuk kemudian menjadi bahan pembahasan lebih lanjut. Dipandang perlu untuk mempertajam kembali mengenai bab pendanaan BHP. Pembahasan lebih lanjut dan perumusan diserahkan kepada Timus yang diketuai dari DPR oleh Pak Anwar Arifin dan ...nanti dari pemerintah adalah Ketua Balitbang Pak Mansyur bekas calon gubernur. Kemudian sosialisasi minimal dilakukan di 10 propinsi dan 5 kali di tingkat nasional untuk mengadopsi asosiasi penyelenggara pelaksana pendidikan nasional. Mengenai pelaksanaan strategi teknis dan juga pendanaan kita serahkan kepada pemerintah untuk memberikan pengusulannya yang akan kita bahas sepenuhnya pada tanggal 15 nanti. Tanggal sosialisasi yang dimibta oleh DPR adalah 8 sampai 15 Desember 2007 dan 29 Desember 2007 sampai 6 Januari 2008. Saya kira begitu, keseluruhan rencananya nanti secara detil pembagian orang dan lain- lainnya akan kita bahas lebih lanjut pada rapat timus pada hari Selasa yang akan datang. Setuju ya? (Rapat : Setuju) Oke, kalau tidak ada kami persilahkan kepada pemerintah untuk memberikan kata penutup. PEMERINTAH/ DIRJEN DIKTI DEPDIKNAS (PROF. SATRIO) : Kami dari pemerintah menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas progress kemajuan dalam penyelesaian RUU BHP ini. Mudah-mudahan dengan kerjasama yang baik kedepan kita bisa melahirkan undang-undang ini selambat-lambatnya kuartal pertama tahun 2008. Jika ada yang kurang berkenan mohon dimaafkan, kami mengucapkan terima kasih dan saya kembalikan lagi kepada pimpinan sidang. KETUA RAPAT : Terima kasih. Jadi yang kurang dimaafkan yang lebih diminta kembali. Saya kira demikian juga bapak dan ibu sekalian, terima kasih atas perhatiannya terutama kepada Pak Anwar beserta anggota tim perumus lainnya yang telah memberikan perkembangannya yang sangat progresif , kita tunggu pada rumusan yang berikutnya. Sehingga nanti nya benar-benar akan memberikan undang-undang yan bermanfaat.

278

Sekarang ini simple pak, undang-undang dia kalau tidak bermanfaat otomatis dia mati sendiri tidak berjalan. Contohnya sudah banyak sekali, karena tidak relevan dan tidak menyelesaikan masalah ya akhirnya ada undang –undang bussiness berjalan as usual , jangan undang-undang ini seperti ini. Demikian kurang lebihnya saya memimpin saya mohon maaf dan kita akhiri rapat ini dengan bersama mengucapkan hamdalah, alhamdulillahirabbilalamin. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. (RAPAT DITUTUP PUKUL 15.30 WIB) a.n. KETUA RAPAT KABAGSET KOMISI X DPR-RI ttd AGUS SALIM

279