Media Informasi Pembangunan Daerah Provinsi

Triwulan Buletin 3 Bappeda Provinsi Bengkulu Tahun 2018

Masuk Nominasi Atractiveness Award, Provinsi Bengkulu Menonjolkan Potensialnya Pulau Baai

Inkubator Bisnis Solusi Tumbuh Kembang Pembangunan UMKM SOSIALISASI INDEKS INOVASI DAERAH DAN INNOVATIVE GOVERNMENT AWARD (IGA) FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA (KPBU) Salam Pembuka

PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU

Pelindung : Gubernur Bengkulu

Penanggung Jawab : Plt. Kepala Bappeda

Redaktur : Assalamualaikum Wr. Wb Wilysa Mardani, MM Muhammad Iqbal, ST M.Nashrullah SE, MT, MSc Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa yang Indra Gunawan, SE telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Buletin Bappeda Provinsi Penyunting Bengkulu Triwulan III Tahun 2018 ini. Buletin ini dibuat agar dapat memberikan manfaat Melda Agrippina bagi pembaca sebagai sarana informasi Vera Isabella perencanaan daerah di Provinsi Bengkulu. Oki Sumbogo, ST Danella, SP Akhir kata, kami ucapkan terima kasih Nurmuyasaroh, SE, MM kepada semua pihak yang telah berkontribusi Rahmi Wati, S.E., M.Si dalam penyusunan dan penerbitan buletin ini

Desain grafis Selamat Membaca Oki Sumbogo, ST Sari Novrina, SE Dedi Irawan, SE Plt. Kepala Bappeda Provinsi Bengkulu Ririn Amir, S.Kom

Sekretariat Imawati, S. Sos Sumarni, S.Kom Dra. Hj. Noni Yuliesti, MM Sri Panitawati Gita Permatasari, SE Pembina Tk. I Indra Dewi Bintang, SE Nip. 19680722 198810 2 001

Buletin Triwulan 3 Tahun 2018

Focus Group Discussion (Fgd) Kerjasama Pemerintah Dengan

Badan Usaha (KPBU) ...... 1

Pameran Riset, Inovasi Dan Teknologi (Ritech Expo) Tahun 2018 ...... 5

Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) Ke-23

Provinsi Tahun 2018 ...... 10

Sosialisasi Peraturan Menteri Panrb Dan Peraturan Lipi Tentang Petunjuk

Teknis Jabatan Fungsional Peneliti ...... 16

Sosialisasi Indeks Inovasi Daerah Dan Innovative Government Award (Iga)

Tahun 2018 ...... 20

Bimbingan Teknis Terintegrasi Penyelenggaraan Infrastruktur PUPR

Kewenanganan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pencapaan Spm

Wilayah Barat ...... 27

Dekranasda Provinsi Bengkulu Alternatif Tempat Wisata Baru ...... 32

Inkubator Bisnis Solusi Tumbuh Kembang Pembangunan UMKM...... 34

Indonesia Bebas Pasung ...... 38

Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...... 42

Bencoolen International Marine Festival (BIM FEST) ...... 45

Masuk Nominasi Atractiveness Award, Provinsi Bengkulu Menonjolkan

Potensialnya Pulau Baai…………………………………………………………………………. . 50

i

FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA (KPBU)

(Melda Agrippina – Perencana Muda)

Pembukaan Acara Focus Group Discussion (FGD) yang dihadiri langsung oleh seluruh Bappeda se-Provinsi Bengkulu

Pada tanggal 6 Agustus 2018 dilaksanakan Focus Group Discussion (FGD) Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dalam rangka Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur bertempat di Hotel Nala Sea Side. FGD KPBU ini dikuti oleh seluruh Bappeda se-Provinsi Bengkulu, yang dihadiri oleh Plt. Kepala Bapedda Provinsi Bengkulu serta narasumber dari Direktorat Kerjasama Pemerintah dengan Swasta dan Rancang Bangun Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas). Tema acara ini adalah “Percepatan Pembangunan Infrastruktur dalam rangka Peningkatan Iklim Investasi Provinsi Bengkulu”. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka mencari solusi atas keterbatasan anggaran pemerintah dalam pembangunan infrastruktur. Diharapkan pada tahun 2018 ini, melalui pembangunan infrastruktur yang memadai dalam berbagai sektor, pertumbuhan ekonomi dapat tumbuh positif dan bersifat inklusif. Pertumbuhan ekonomi diharapkan dapat tumbuh seiring dengan menurunnya angka kemiskinan, menurunnya tingkat pengangguran

1

terbuka, menurunnya gini rasio dan meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat Provinsi Bengkulu. Dengan begitu, agenda besar pengembangan infrastruktur strategis dan industrialisasi serta Visit 2020 Wonderful Bengkulu akan tercapai dengan baik, tentunya dengan dukungan pemerintah pusat, pemerintah kabupaten dan kota se-Provinsi Bengkulu serta dukungan segenap stakholder dan masyarakat se-Provinsi Bengkulu. Dalam rangka memenuhi kebutuhan infrastruktur yang sangat besar pemerintah Republik sedang berupaya keras untuk mendorong pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah. Program pembangunan infrastruktur tentu membutuhkan dana dan biaya yang tidak sedikit. Terbatasnya anggaran fiskal pemerintah, membuat pemerintah harus menemukan pola-pola pembiayaan alternatif dalam rangka mendukung program pembangunan infrastruktur tersebut. Pemerintah pun memiliki aset-aset yang sebenarnya dapat dioptimalisasi untuk meningkatkan nilai tambah aset tersebut sekaligus memberikan alternatif solusi bagi pendanaan proyek-proyek infrastruktur. Salah satu pembiayaan alternatif tersebut adalah Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) saat ini dibutuhkan untuk mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi tahun 2018 sebesar 5,4 persen. Sementara ada ketimpangan antara kebutuhan dan kemampuan pendanaan yang dimiliki pemerintah sebesar Rp 626 triliun sehingga menuntut inovasi pembiayaan salah satunya melalui skema KPBU. Selain itu, dengan KPBU akan menggerakkan sektor rill dan pertumbuhan sektor-sektor strategis lainnya. Penyiapan infrastruktur yang akan dikerjasamakan juga dilakukan secara matang. Penerapan skema KPBU bukan hanya untuk menutupi kekurangan (gap) pembiayaan infrastruktur dari APBN, namun juga sebagai upaya untuk membuka kesempatan usaha pihak swasta untuk ikut mengelola infrastruktur. KPBU juga merupakan modernisasi dari financing system untuk penyelenggaraan infrastruktur dengan berbagai macam tata cara di dalammnya.

2

Pembangunan infrastruktur dengan skema KPBU, yang dilaksanakan Kementerian PUPR saat ini tidak hanya dalam pembangunan jalan tol, namun juga pada proyek pembangunan sistem penyediaan air minum (SPAM) dan lainnya. Seperti diketahui, dalam Perpres 58 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, ada 55 (lima puluh lima) proyek baru selain hampir 200 proyek yang sebelumnya masuk kategori Proyek Strategis Nasional. Untuk Provinsi Bengkulu ada 2 (dua) Proyek Strategis Nasional yang berlokasi di Provinsi Bengkulu yaitu jalan tol Lubuk Linggau – Curup – Bengkulu (95 km) sebagai bagian dari Trans Sumatera dan kereta api Muara Enim – Pulau Baai. Jalan tol Lubuk Linggau – Curup – Bengkulu selain merupakan Proyek Strategis Nasional sebagaimana tercantum dalam Perpres 58/2017 merupakan Proyek Prioritas menurut Permenko 5/2017 tentang perubahan atas Permenko nomor 12/2015 tentang Percepatan Penyiapan Infrastruktur Prioritas. Oleh karena itu, diperlukan perepatan pembangunan dan direncanakan dapat mulai konstruksi pada tahun 2018. Selain proyek strategis nasional tersebut ada beberapa proyek strategis Provinsi Bengkulu seperti: pengembangan pelabuhan Pulau Baai Bengkulu dan KEK, pembangunan jalan lingkar Kota Bengkulu, pembangunan dan pengembangan terminal baru Bandara Fatmawati Soekarno dan kargo international, pembangunan sarana dan prasarana air minum (SPAM) regional dan penyediaan air baku Benteng Kobema (Kota Bengkulu, Bengkulu Tengah dan Seluma) dan lain-lainnya yang perlu mendapat perhatian dalam proses pendanaannya. Tetapi dalam perkembangannya, memang jika tergantung hanya kepada APBN, tidak mungkin pembangunan akan bisa cepat, karena keterbatasan APBN. Oleh sebab itu, scheme-scheme khusus seperti KPBU perlu terus dilakukan. Apabila cara seperti ini dilakukan, akan banyak sekali infrastruktur daerah yang dulunya hanya tergantung kepada APBN, sekarang bisa

3

dilakukan dengan investasi murni, bisa PPP atau KPBU, dan bisa dengan scheme-scheme yang lain. Terdapat empat manfaat dari KPBU yakni berbagi risiko (risk sharing) antara pemerintah dan swasta, transfer pengetahuan dari swasta kepada pemerintah, target spesifik periode konstruksi membuat pihak swasta menyelesaikannya sesuai kesepakatan sehingga terhindar dari siklus anggaran multiyears dan keberhasilan suatu daerah menyelenggarakan KPBU menjadi pintu masuk investasi bagi pihak swasta lainnya. Model pembiayaan infrastruktur yang bersumber dari non anggaran pemerintah harus digiatkan. Negara-negara lain, seperti Kanada dan Malaysia sudah lebih dulu menggunakan dan mengalokasikan dana-dana pensiun dan dana-dana pengelolaan jangka panjang untuk masuk ke dalam bidang infrastruktur. Hal-hal seperti ini yang harus dicarikan jalan-jalan terobosan di luar pakem-pakem rutinitas yang sering dijalani. Sekali lagi, kita harus keluar dari zona nyaman itu.

4

PAMERAN RISET, INOVASI DAN TEKNOLOGI (RITECH EXPO) TAHUN 2018

(Rahmi Wati/Litbang)

RITECH EXPO (Research, Innovation, Technology, Exhibiton) merupakan pameran tahunan yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dengan menampilkan berbagai hasil RISET dan INOVASI di bidang Teknologi. Pameran ini menyajikan berbagai produk inovasi unggulan dari perguruan tinggi, lembaga riset, industri, hingga para inovator yang keseluruhannya merupakan karya anak Bangsa. Pemilihan Pekanbaru sebagai lokasi penyelenggaraan RITECH EXPO Tahun 2018 kali ini, adalah perwujudan dari tema besar Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS) ke 23, yaitu Inovasi Untuk Kemandirian Pangan dan Energi.

5

Konsep Pameran merupakan bentuk wahana dan media informasi interaktif dengan tujuan : a. Menghadirkan science experience bagi stakeholders maupun pengunjung; b. Mendorong terjadinya transfer knowledge baik antar peserta, maupun peserta dengan pengunjung; c. Menjadi parameter perkembangan produk-produk inovasi terkini; d. Mendorong proses komersialisasi inovasi; e. Mendukung diseminasi inovasi bidang pangan dan energi. RITECH EXPO pada Hakteknas Tahun 2018 berisi kegiatan pameran, temu bisnis, seminar/talkshow, demo produk, demo sains dan lomba inovasi. Kegiatan pameran dimulai tanggal 8 Agustus 2018 (loading in pameran), kemudian pameran dibuka untuk umum pada tanggal 9 s.d 12 Agustus 2018. Ruang Lingkup hasil inovasi pada Ritech Expo adalah : pangan dan pertanian, kesehatan dan obat, transportasi, teknologi informasi dan komunikasi, energi, material maju, pertahanan dan keamanan, serta maritim. Sementara itu, pembagian zonasi pameran yaitu : a. Zona Inovasi pendidikan tinggi (perguruan tinggi, politeknik, akademi, komunitas); b. Zona Inovasi lembaga penelitian – zona khusus food-energy (LPNK, Balitbang Kementerian/Lembaga, Balitbang daerah); c. Zona Inovasi Industri (UMKM, BUMN Strategis, Inovator daerah).

Booth Provinsi Bengkulu pada RITECH EXPO 2018

6

RITECH EXPO Tahun 2018 merupakan salah satu rangkaian acara pada puncak peringatan Hakteknas 2018 di Pekanbaru, Riau. Pameran yang menampilkan berbagai macam inovasi dalam teknologi ini akan diisi tidak hanya oleh berbagai universitas dalam negeri ataupun berbagai provinsi dan daerah. Pameran ini juga akan diikuti oleh berbagai perusahaan ataupun lembaga milik negara, seperti produsen senjata ternama asal Indonesia PT. Pindad, LAPAN dan juga LIPI. Ritech Expo merupakan pameran inovasi terbesar di Indonesia. Dan untuk tahun 2018 ini diikuti oleh 97 Peserta dengan jumlah booth sebanyak 194 booth pameran. Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Bengkulu merupakan salah satu peserta dari lembaga litbang daerah, yang menampilkan berbagai produk unggulan daerah Provinsi Bengkulu untuk diperkenalkan pada pengunjung RITECH EXPO 2018. Booth RITECH EXPO Provinsi Bengkulu dengan nomor booth 149 berdampingan dengan booth Provinsi . Menampilkan ciri khas Bengkulu, booth Provinsi Bengkulu dari depan terlihat pigura Benteng Malborough, kemudian wallpaper booth menggambarkan obyek wisata unggulan Provinsi Bengkulu disertai dengan gambar bunga Rafflesia, corak batik besurek dan photo Plt. Gubernur Bengkulu. Setiap hari menampilkan video wisata Provinsi Bengkulu dalam bentuk visualisasi di Televisi, serta berbagai produk unggulan dari Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu. Produk utama yang ditampilkan pada booth Provinsi Bengkulu adalah Kopi dan Sirup Jeruk Kalamansi. Kedua produk ini langsung menyediakan minuman yang dapat langsung dinikmati oleh setiap pengunjung yang datang ke booth Provinsi Bengkulu.

7

Sirup Kalamansi dan Kopi Bengkulu untuk pengunjung Booth Provinsi Bengkulu

Beberapa produk yang dibawa oleh Tim RITECH EXPO Provinsi Bengkulu Tahun 2018 adalah : a. Batik Besurek, Sirup Jeruk Kalamansi dan Kue Bay Tat (Kota Bengkulu); b. Kopi (Hainam dan Sintaro), Banana cookies, keripik sayur, gula semut (Kabupaten Rejang Lebong); c. Lebong Coffee (Kabupaten Lebong); d. Kopi Pondok Pusaka, Kerupuk Gurita (original dan pedas), tepung mocaf, sirup jahe merah, dan jahe bubuk instan(Kabupaten Kaur); e. Kopi sekundang setungguan, kue tat dari tepung mocaf (Kabupaten Bengkulu Selatan)

Produk daerah di Booth Provinsi Bengkulu pada RITECH EXPO 2018

8

Produk daerah di Booth Provinsi Bengkulu pada RITECH EXPO 2018

Sepanjang pelaksanaan RITECH EXPO 2018, Booth Provinsi Bengkulu termasuk Booth yang paling ramai dikunjungi oleh pengunjung. Berbagai produk unggulan daerah Provinsi Bengkulu dinikmati oleh pengunjung, bahkan untuk kopi dan sirup jeruk kalamansi sampai kehabisan stock. Penutupan kegiatan RITECH EXPO secara resmi dilaksanakan oleh Gubernur Riau (Arsyadjuliandi Rachman) pada Tanggal 12 Agustus 2018 pukul 19.00 WIB. Keikutsertaan Provinsi Bengkulu pada kegiatan RITECH EXPO dapat terus berlanjut, sebagai salah satu wahana promosi daerah di tingkat nasional, serta sebagai wahana komunikasi dan silaturahmi lembaga litbang daerah dengan lembaga litbang se-Indonesia.

9

HARI KEBANGKITAN TEKNOLOGI NASIONAL (HAKTEKNAS) KE-23 PROVINSI RIAU TAHUN 2018

(Rahmi Wati/Litbang)

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir membuka rangkaian kegiatan peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke–23 di Kota Pekanbaru, Riau pada Jumat 10 Agustus 2018. Peluncuran rangkaian kegiatan Hakteknas ditandai dengan pemukulan kompang dengan lighting fixtures oleh Menristekdikti (Mohamad Nasir) yang didampingi oleh Gubernur Riau, (Arsyadjuliandi Rachman) dan Presiden RI ke-3 sekaligus sebagai Bapak Teknologi Indonesia (BJ Habibie). Peluncuran ini sekaligus menandai dimulainya rangkaian berbagai kegiatan peringatan Hakteknas ke-23 di Kota Pekan Baru, Riau.

10

Adapun tema yang diangkat pada Haktenas tahun ini ialah “Inovasi untuk Kemandirian Pangan dan Energi” dengan sub tema: “Sektor Pangan dan Energi di Era Revolusi Industri 4.0”. Tujuan pemilihan tema tersebut adalah sebagai upaya mendorong terwujudnya visi pembangunan Indonesia yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sekaligus mewujudkan cita-cita besar terhadap manifestasi kedaulatan pangan dan energi yang menjadi isu strategis dunia. Karena isu tersebut telah ditetapkan menjadi salah satu sasaran prioritas pembangunan dan pengembangan iptek dan inovasi Indonesia hingga tahun 2025.

Rangkaian acara puncak Hakteknas ke-23 di Provinsi Riau

Menristekdikti dalam sambutannya mengatakan, pemilihan Provinsi Riau sebagai tuan rumah hari puncak Hakteknas ke-23 karena Riau merupakan salah satu lumbung energi nasional dan penyangga utama kebutuhan pangan di Pulau Sumatera, khususnya sektor pertanian dan perkebunan. Hal ini sesuai dengan tema Haktenas 2018, oleh karena itu Riau tepat ditunjuk sebagai tuan rumah. Provinsi Riau termasuk salah satu daerah yang mendapat alokasi pembangunan Science Techno Park (STP) dari Kemenristekdikti. Sebuah kawasan yang dibangun untuk meningkatkan perekonomian di daerah melalui pengembangan kewirausahaan, pusat inkubasi bisnis yang mampu melahirkan industri baru berbasis teknologi dan perusahaan pemula

11

berbasis teknologi. Bidang fokus pengembangan STP Riau adalah produk industri pangan berbasis perikanan, sagu, kelapa dan nenas. Juga terdapat STP Pelalawan yang dikembangkan Pemda bersama BPPT yang fokus kepada pengembangan dan hilirisasi produk kelapa sawit. Riau sebagai provinsi pertama di Pulau Sumatera yang ditunjuk menjadi tuan rumah Hakteknas.

Acara Puncak Hakteknas Tahun 2018 di Provinsi Riau

Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti (Jumain Appe) selaku Ketua Umum Panitia Hakteknas ke-23 dalam laporannya menyampaikan bahwa Hakteknas kali ini akan berlangsung semarak karena dihadiri oleh 2000 komunitas iptek dan inovasi di seluruh Indonesia. Selain itu panitia Hakteknas menggelar beragam rangkaian acara meliputi : (1) Launching (2) Lomba Produk Inovasi Nasional (kategori industri, startup dan masyarakat), (3) Bakti Inovasi Teknologi, meliputi pelatihan teknologi, praktik penanaman varietas unggul padi dan buah tropis, dan penyerahan bantuan produk inovasi kepada petani, nelayan dan pelaku usaha, (4) Anugerah Iptek dan Inovasi Nasional (8 kategori Anugerah), (5) Kegiatan Ilmiah (84 kegiatan ilmiah nasional dan internasional), (6) Side Event (jalan sehat, lomba karya tulis/ foto/ vlog bertajuk Iptek dan Inovasi, dan demonstrasi dan peragaan iptek keliling,

12

dll), (7) Welcome Dinner, (8) Peringatan Hari Puncak, (9) Malam Apresiasi dan (10) Ritech Expo (pameran produk inovasi teknologi). Sejumlah pejabat turut hadir dalam peluncuran Hakteknas ke-23 antara lain: pimpinan dan anggota lembaga tinggi negara, Duta Besar dan perwakilan negara-negara sahabat, Dirjen Penguatan Inovasi (Jumain Appe), Gubernur Riau (Arsyadjuliandi Rachman), Gubernur Daerah Istimewa Yoyakarta (Sultan ), para Kepala LPNK, Pejabat Eselon I dan II Kementerian dan Lembaga, Direktur BUMN, Pimpinan dan Anggota AIPI, DRN dan DRD, para rektor/pimpinan perguruan tinggi, Kepala Bappeda/Balitbang dan perwakilan fungsional peneliti seluruh Indonesia, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Riau, para pejabat Eselon I dan Eselon II Kemenristekdikti, para Bupati/Wali Kota se-Provinsi Riau, SKPD Provinsi Riau dan tamu undangan lainnya.

Acara Pemotongan tali sebagai tanda peluncuran Hakteknas ke-23 se-Provinsi Riau

Untuk diketahui bahwa Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) merupakan salah satu hari bersejarah nasional yang diperingati setiap tanggal 10 Agustus. Peringatan Hakteknas yang merupakan tonggak sejarah kebangkitan teknologi Indonesia ini berawal dari peluncuran dan penerbangan perdana pesawat N-250 Gatotkaca pada 10 Agustus 1995 di Bandung. Peringatan Hakteknas tahun ini

13

diselenggarakan untuk menghargai dedikasi dan prestasi membanggakan seluruh komponen bangsa yang telah mengembangkan iptek dan inovasi untuk peningkatan kesejahteraan, daya saing dan kemandirian bangsa. Selain itu juga sebagai upaya mendorong sinergi peran dan fungsi stakeholder inovasi di daerah yakni pemerintah daerah, akademisi, dunia usaha, masyarakat dan tentunya media massa. Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) menjadi sangat strategis karena RIRN dirancang secara holistik, lintas institusi, lintas ranah dan berdasarkan fokus riset. RIRN merupakan pedoman dan peta jalan riset dan pengembangan iptek dan inovasi jangka menengah dan panjang yang mengintegrasikan dan mensinergikan program riset setiap kementerian dan lembaga, pemerintah daerah dan masyarakat/komunitas peneliti. Saat ini, pemanfaatan Iptek dan inovasi bagi masyarakat, khususnya pelaku ekonomi dan industri, masih belum optimal. Untuk itu, pemerintah terus mendorong sinergi antar institusi iptek dan pelaku industri, sehingga iptek dan inovasi memberikan kontribusi maksimal. Aanggaran riset belum berdampak besar untuk kemajuan bangsa. Pasalnya setelah dianalisis, anggaran sebesar Rp24,9 triliun ternyata hanya Rp10,9 triliun yang menghasilkan riset dan pengembangan.

Menristekdikti memberi penghargaan pemenang Anugerah Iptek dan Inovasi Tahun 2018

14

Pada kesempatan tersebut, selain menyerahkan bantuan produk inovasi kepada masyarakat dan mahasiswa terbaik, Menristekdikti juga berkesempatan memberi penghargaan kepada para pemenang Anugerah Iptek dan Inovasi 2018 untuk 8 kategori, yakni: 1. Anugerah Budhipura, untuk mengapresiasi prestasi Pemerintah Daerah Provinsi atas penguatan Sistem Inovasi Daerah, diberikan kepada: Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa (DIY) 2. Anugerah Budhipraja, untuk mengapresiasi prestasi Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota dalam penguatan Sistem Inovasi Daerah, dengan penerima: Pemerintah Kota Magelang 3. Anugerah Widyapadhi, untuk mengapresiasi prestasi Perguruan Tinggi dalam membangun Sistem Inovasi melalui penguatan kebijakan, kelembagaan, sumber daya, dan jaringan inovasi untuk menghasilkan produk inovasi, dengan penerima: Institut Pertanian Bogor (IPB) 4. Anugerah Prayoga Sala, untuk mengapresiasi prestasi Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Pusat Unggulan Iptek dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan dalam membangun Sistem Inovasi melalui penguatan kebijakan, kelembagaan, sumber daya, dan jaringan inovasi untuk menghasilkan produk inovasi, dengan penerima: Pusat Sains Teknologi Atmosfer, LAPAN 5. Anugerah Abyudaya, untuk mengapresiasi prestasi industri dalam pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan dan membangun Sistem Inovasi melalui penguatan kebijakan, kelembagaan, sumber daya, dan jaringan inovasi untuk menghasilkan produk inovasi, dengan penerima: PT. Industri Kereta Api (PT.INKA) 6. Anugerah Adibrata, untuk mengapresiasi prestasi masyarakat ilmiah dalam menghasilkan produk inovasi, dengan penerima: Prof. Dr. Ir. Subagjo (ITB) 7. Anugerah Labdha Kretya, untuk mengapresiasi prestasi masyarakat umum dalam menghasilkan produk inovasi, dengan penerima: D. Rubiyanto Hadi Pramono

15

SOSIALISASI PERATURAN MENTERI PANRB DAN PERATURAN LIPI TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PENELITI

(Rahmi Wati/Bidang Litbang)

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusbindiklat Peneliti LIPI melaksanakan kegiatan Sosialisasi Aturan Peneliti Terbaru yakni PermenPANRB Nomor 34 Tahun 2018 dan Peraturan Kepala LIPI Nomor 14 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Peneliti di Auditorium Pusat Inovasi LIPI, Kompleks Cibinong Science Center - Bogor, Rabu 24 Oktober 2018, yang diikuti sebanyak 51 Badan Litbang Daerah (Balitbangda) dari Kementerian Dalam Negeri.

Pembukaan acara Sosialisasi Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Peneliti di Auditorium Pusat Inovasi LIPI, Kompleks Cibinong Science Center - Bogor

Sosialisasi yang digelar LIPI melalui Pusbindiklat Peneliti LIPI diawali dengan paparan pembuka oleh Plt. Kapusbindiklat Peneliti LIPI (Ratih Retno Wulandari, M.Si). Kapusbindiklat menyatakan bahwa tuntutan perubahan aturan terbaru peneliti tersebut adalah untuk menyesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 dan Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2017. Peraturan ini mencoba menyatukan tugas peneliti sebagai bagian dari pegawai ASN pada

16

organisasi litbang/pengkajian sekaligus memenuhi tuntutan akademis peneliti sebagai bagian dari komunitas ilmiah global. Berawal dari kondisi ini, LIPI mengubah konsep penilaian kinerja jabatan fungsional peneliti tidak hanya berdasarkan pada angka kredit, tetapi dipersyaratkan juga uji kompetensi hasil kerja minimal untuk menjaga kualitas dan profesionalisme seorang peneliti. Jabatan Fungsional Peneliti untuk seluruh organisasi litbang/pengkajian di instansi pemerintah pusat/daerah, sehingga dibutuhkan keseragaman dalam memahami setiap butir kegiatan dan teknis penilaian.

Pemaparan kegiatan yang disampaikan oleh Bapak Marthin Hadi Juliansyah, M.M. (Kasubbid Program Pusbindiklat LIPI)

Pemaparan kegiatan yang disampaikan oleh Ibu Anisah, M.Si. (Kabid Penilaian dan Akreditasi LIPI)

17

Narasumber kegiatan tersebut : Bapak Marthin Hadi Juliansyah, M.M. (Kasubbid Program Pusbindiklat LIPI) dan Ibu Anisah, M.Si. (Kabid Penilaian dan Akreditasi LIPI) dengan materi tentang Angka Kredit dan Hasil Kerja Minimal Jabatan fungsional Peneliti dan Masa Peralihan Aturan/Penilaian Jabatan fungsional Peneliti. Berdasarkan pemaparan dari narasumber, disimpulkan bahwa : 1) Sesuai dengan regulasi baru terkait jabatan fungsional peneliti maka penilaian kinerja jabatan fungsional peneliti tidak hanya berdasarkan Angka Kredit (AK) tetapi juga melihat Hasil Kerja Minimal (HKM) dalam setiap periode di satu jenjang jabatan fungsionalnya. 2) Setiap pejabat fungsional peneliti wajib menjadi anggota organisasi profesi peneliti (HIMPENINDO) 3) Pemberhentian Peneliti dari jabatan fungsionalnya dilakukan apabila : a. Mengundurkan diri dari jabatannya; b. Diberhentikan sementara sebagai PNS; c. Menjalani cuti diluar tanggungan Negara; d. Menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan; e. Menjalani tugas secara penuh diluar jabatan fungsional peneliti; atau f. Tidak memenuhi persyaratan jabatan Bagi peneliti yang diberhentikan berdasarkan point a dan f, tidak dapat kembali lagi ke dalam jabatan fungsional peneliti, artinya diberhentikan secara tetap. 4) Pengangkatan kembali ke dalam jabatan fungsional peneliti wajib mengikuti uji kompetensi (portofolio), dimana Hasil kerja yang diperoleh 10 (sepuluh) tahun sebelum menjalani pemberhentian dari jabatan fungsional peneliti dan belum nilai dapat diajukan untuk penilaian Angka Kredit. 5) Masa berlaku penerapan Peraturan tentang petunjuk teknis jabatan fungsional peneliti yang baru akan diberlakukan per 1 Januari 2019, dimana akan dimulai Perhitungan Hasil Kerja Minimal (HKM), Angka Kredit Tahunan, serta pelaksanaan Angka Kredit berbasis SKP Tahunan.

18

6) Pejabat yang berwenang melakukan penilaian Kinerja Peneliti adalah : - Majelis Asesor Peneliti, memutuskan kelulusan uji kompetensi setalah menerima rekoendasi penilaian dari Tim Asesor Peneliti. - Tim Asesor Peneliti, bertugas melakukan penilaian kelayakan dan kesesuain portofolio peneliti melalui presentasi wawancara dan tatap muka untuk kenaikan jenjang jabatan, serta melakukan penilaian kesesuaian portofolio peneliti melalui uji portofolio untuk kenaikan pangkat/golongan dalam satu jenjang jabatan. Tim Asesor Peneliti menyampaikan hasil penelitian kepada Majelis Asesor Peneliti. - Tim Penilai Peneliti Unit Kerja (TP2U), bertugas untuk menilai Angka Kredit Tahunan terhadap butir kegiatan yang ada di SKP peneliti sesuai dengan ketentuan yang ada dalam peraturan peneliti. 7) Pengusulan kandidat/pengangkatan pertama dalam jabatan fungsional peneliti atau penilaian Angka Kredit Peneliti sesuai dengan regulasi yang lama akan diproses bagi peneliti yang telah menyampaikan kelengkapan dokumen dan terkirim melalui aplikasi epeneliti selambatnya tanggal 31 Desember 2018. 8) Dalam regulasi tentang jabatan fungsional peneliti yang baru akan diberlakukan sejak 1 Januari 2019, dimana syarat pendidikan pejabat fungsional peneliti minimal S-2 (Pasca Sarjana).

Para Peserta Kegiatan Sosialisasi tampak serius dalam mendengarkan pemaparan yang disampaikan oleh Narasumber

19

SOSIALISASI INDEKS INOVASI DAERAH DAN INNOVATIVE GOVERNMENT AWARD (IGA) TAHUN 2018

(Rahmi Wati/ Bidang Litbang)

SOSIALISASI OLEH KEMENTERIAN DALAM NEGERI DI Daya saing saat ini menjadi salah satu parameter dalam konsep kota berkelanjutan. Tingkat daya saing suatu daerah juga menjadi salah satu ukuran kesejahteraan. Pemerintah dalam beberapa regulasi juga menekankan pentingnya kepala daerah melakukan inovasi untuk mendorong efektivitas pelayanan publik, menciptakan nilai tambah, serta tetap terbuka pada persaingan domestik dan internasional. Terlebih dalam hal daya saing, jika dibanding negara-negara lain, Indonesia saat ini berada di posisi yang jauh tertinggal. Global Competitiveness Index baru-baru ini merilis tingkat daya saing negara-negara di dunia untuk 2017. Dalam data tersebut Indonesia masih berada di peringkat ke 36 dari 136 negara.

Narasumber Acara Sosialisasi Indeks Inovasi dari BPP Kemendagri

20

Berkaitan dengan hal itu, untuk mendorong tingkat daya saing dan optimalisasi otonomi daerah, Badan Penelitian dan Pengembangan (BPP) Kemendagri, melalui Pusat Litbang Inovasi Daerah BPP Kemendagri akan mengukur tingkat inovasi di suatu daerah, melalui indeks inovasi daerah. Kepala Pusat Litbang Inovasi Daerah BPP Kemendagri Syafrizal mengatakan, indeksinovasi daerah, selain mendorong daya saing daerah juga upaya untuk mewujudkan kemandirian daerah. Karena melalui indeks inovasi akan dipetakan daerah-daerah mana saja yang inovatif. Kemudian daerah inovatif tersebut akan diberikan penghargaan nantinya melalui Innovative Government Award (IGA. Acara Sosialisasi Indeks Inovasi Daerah yang dihadiri 100 peserta dari masing-masing OPD, yang diselenggarakan di Hotel Novotel Jakartapada Tanggal 17 September 2018. Penghargaan IGA pada tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Jika pada tahun sebelumnya IGA diberikan kepada 23 daerah inovatif yang terdiri dari 10 provinsi dan 10 kabupaten dan 3 kota, maka tahun ini nominasi penghargaan akan diberikan tidak hanya kepada provinsi, kabupaten dan kota, melainkan juga untuk kategori wilayah timur Indonesia, daerah tertinggal, dan daerah perbatasan. Indeks inovasi daerah nantinya juga bisa dimanfaatkan tidak hanya untuk menilai penghargaan IGA, tetapi bisa menjadi basis data yang untuk pemerintah, kementerian/lembaga lainnya. Indikator yang digunakan dalam penilaian IGA, yang ada dalam sistem indeks inovasi daerah terdapat 35 indikator. 35 indikator tersebut, menurut Adi sudah dihimpun dari ratusan indikator dalam semua penilaian, yang dilakukan pemerintah ketika menilai pemerintahan daerah dari berbagai kementerian/lembaga.

SOSIALISASI OLEH BAPPEDA PROVINSI BENGKULU Kementerian Dalam Negeri berupaya mendorong seluruh pemerintah daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) untuk melakukan inovasi daerah secara berkesinambungan dalam rangka memajukan daerah dan meningkatkan kemandirian serta kesejahteraan masyarakatnya. Dalam

21

hal ini pemerintah daerah dituntut untuk lebih professional dalam melakukan pengelolaan terhadap seluruh sumber daya yang dimiliki, serta mampu melakukan percepatan dalam rangka peningkatan pelaksanaan seluruh aspek, melalui kebijakan-kebijakan yang kreatif dan inovatif yang disesuaikan dengan karakteristik, kemampuan serta kearifan lokal di daerahnya masing-masing.

Narasumber sosialisasi Indeks Inovasi Daerah Provinsi Bengkulu

Menindaklanjuti Sosialisasi Indeks Inovasi Daerah yang telah diselenggarakan di Jakarta, maka Bappeda Provinsi Bengkulu melalui Bidang Penelitian dan Pengembangan telah melaksanakan sosialisasi untuk seluruh Bappeda/Balitbang se-Provinsi Bengkulu pada Tanggal 4 Oktober 2018 di Hotel Putri Gading Bengkulu. Acara diikuti oleh seluruh Bappeda/Balitbang se-Provinsi Bengkulu, dan OPD teknis yang terkait dengan input data inovasi daerah di Provinsi Bengkulu. Acara juga diisi dengan praktik pengisian data-data yang harus dimasukkan peserta dalam aplikasi indeks inovasi daerah.

22

Peserta Sosialisasi Indeks Inovasi Daerah Provinsi Bengkulu

Indeks Inovasi Daerah adalah himpunan inovasi daerah yang telah dilaporkan kepada Menteri Dalam Negeri sebagai sebuah bentuk pembaharuan dalam penyelenggaraan pemerintah daerah. Bentuk pembaharuan didasarkan pada urusan dan kewenangan suatu pemerintah daerah disetiap tingkatannya. Dari hasil indeks inovasi daerah, akan didapatkan peringkat dari inovasi daerah pada sebuah pemerintahan daerah. Penentuan peringkat inovasi daerah ini dapat memberikan informasi mengenai pemetaan inovasi daerah, pemberian penghargaan dan pembinaan bagi pemerintahan daerah.

23

Kegiatan Sosialisasi Indeks Inovasi Daerah ini diharapkan untuk memacu kreativits dan inovasi pemerintah daerah yang mendapatkan penghargaan, serta memotivasi pemerintah daerah lainnya untuk lebih meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam pelaksanaan program atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagaimana diamanatkan dalam pasal 373 UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, yang menetapkan bahwa “dalam rangka pembinaan atas penyelenggaraan pemerintah daerah, pemerintah memberikan penghargaan kepada pemerintah daerah yang berprestasi”.

Panitia Penyelenggara Sosialiasi Indeks Inovasi Daerah Provinsi Bengkulu

Kegiatan penilaian dan pemberian penghargaan pemerintah daerah inovatif ini dimaksudkan agar mendorong kompetisi positif antar pemerintah provinsi dan antar pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan peningkatan

24

pembangunan guna terwujudnya kesejahteraan rakyat. Tujuan dari kegiatan penilaian dan pemberian penghargaan pemerintah daerah inovatif (Indeks Inovasi Daerah) adalah : a. Memacu dan memotivasi pemerintahan provinsi dan kabupaten/kota untuk meningkatkan inovasi dan kreativitas dalam pelayanan masyarakat; b. Mendorong arah penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah sesuai dengan kebijakan pembangunan nasional yang selaras dengan penerapan good governance; c. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap proses-proses inovasi yang sedang dilakukan oleh pemerintah daerah; d. Meningkatkan pengawasan dan peran serta masyarakat dalam setiap perumusan kebijakan dan program yang diterapkan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, sehingga dapat diterima (accepted) masyarakat, tepat (appropriated) dan berkelanjutan (sustainable); e. Memberikan penghargaan kepada pemerintah daerah yang melakukan iovasi dan kreativitas dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah secara transparan dan bertanggungjawab dalam upaya peningkatan pelayanan publik, peningkatan pembangunan, pemberdayaan masyarakat dan daya saing daerah.

Profil inovasi daerah untuk penilaian dan pemberian penghargaan pemerintah daerah inovatif yang akan diusulkan oleh daerah dalam kegiatan penilaian dan pemberian penghargaan daerah inovatif tahun 2018 ke Pusat Litbang Inovasi Daerah, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri harus memenuhi persyaratan umum dan persyaratan administrasi. Pemerintah daerah dapat mengirimkan seluruh profil inovasi daerah yang telah berhasil dilakukan pada seluruh bentuk/bidang inovasi daerah tahun 2018 melalui http://balitbang.inovasi.otda.go.id/layanan paling lambat tanggal 26 Oktober 2018 sebelum kegiatan penilaian dilakukan.

25

Penilaian dan penghargaan pemerintah daerah inovatif (Indeks Inovasi Daerah) Tahun 2018 akan diberikan kepada daerah provinsi dan kabupaten/kota yang telah berhasil melakukan inovasi daerah dalam bentuk : a. Inovasi Tata Kelola Pemerintahan Daerah; b. Inovasi Pelayanan Publik; dan/atau c. Inovasi Daerah lainnya sesuai dengan bidang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.

Input profil pemerintah daerah yang akan menjadi bahan pertimbangan dan penilaian pada kegiatan Indeks Inovasi Daerah adalah: 1) Visi Misi; 2) Tingkat Lembaga Kelitbangan; 3) Jumlah Inovasi Daerah yang dihasilkan; 4) Kualitasi Peningkatan Perizinan; 5) Jumlah pendapatan Per Kapita; 6) Jumlah Lapangan Kerja; 7) Jumlah Peningkatan Investasi; 8) Jumlah Peningkatan PAD; 9) Opini BPK; 10) Nilai Capaian LAKIP; 11) Nilai IPM; 12) Penghargaan Bagi Inovator; 13) Optimalisasi CSR; 14) Inovasi Daerah di RPJMD. Seluruh Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota akan dilakukan proses peringkat indeks inovasi daerah, baik daerah yang melakukan input data maupun yang tidak melakukan input data, secara otomatis semua diikutsertakan dalam proses penilaian. Untuk itu, seluruh Pemerintah Daerah se-Provinsi Bengkulu harus melakukan input data profil inovasi daerahnya masing-masing sebelum jadwal yang telah ditentukan. Data profil Inovasi Daerah tingkat Provinsi Bengkulu memerlukan koordinasi dengan instansi (OPD) terkait, seperti Dinas Tenaga Kerja, Dinas Penanaman Modal dan Perizinan, Badan Pengelolaan Keuangan Daerah, Badan Pusat Statistik, dll, hal ini dikarenakan sebagian data yang diperlukan untuk proses input tersebut berasal dari instansi teknis seperti yang disebutkan ini. Untuk itu dalam pelaksanaan sosialisasi nantinya perlu mengundang dan menghadirkan perwakilan instansi/OPD terkait, dalam hal memberikan pemahaman pentingnya data yang diperlukan serta memudahkan proses pengumpulan data bagi Bappeda Provinsi Bengkulu.

26

BIMBINGAN TEKNIS TERINTEGRASI PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR PUPR KEWENANGANAN PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA PENCAPAAN SPM WILAYAH BARAT

(Melda Agrippina – Perencana Muda)

Pembukaan acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Terintegrasi Penyelenggaraan Infrastrukturnya PUPR di Grand Mercure Maha Cipta Medan Angkasa

Pada tanggal 4 - 6 September 2018, Balitbang Kementerian PUPR menggelar acara Diseminasi/Bimbingan Teknis dalam rangka pencapaian SPM yang diselenggarakan kedua kalinya pada tahun 2018 di wilayah Sumatera Utara bersamaan dengan Biro PKALN mengadakan Kegiatan Bimbingan Teknis Terintegrasi Penyelenggaraan Infrastrukturnya PUPR. Kegiatan ini dilaksanakan di Grand Mercure Maha Cipta Medan Angkasa, Jl. Sutomo No 1 Perintis, Medan Timur, Kota Medan. Bimbingan teknis terintegrasi yang dilaksanakan merupakan wujud upaya Kementerian PUPR menjalankan amanat sebagai pembina teknis penyelenggaraan infrastruktur PUPR, yang termuat dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, serta dalam rangka

27

penyusunan Permen PUPR tentang Standar Teknis SPM sebagai amanat dari Peraturan Pemerintah 3 Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal. Dalam acara tersebut, Sekretaris Balitbang memaparkan pentingnya Standar Pedoman Manual (SPM) untuk pembangunan infrastruktur yang tepat guna. Hal ini berkaitan langsung dengan teknologi bidang konstruksi dan bangunan yang harus disiapkan dengan baik, sehingga teknologi infrastruktur menjadi salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian PUPR. Tahun 2019 merupakan tahun akhir dari pelaksanaan RPJMN 2015 – 2019. Berdasarkan hasil evaluasi, terdapat sejumlah target nasional terkait infrastruktur yang menjadi kewenangan Pemda yang masih harus dicapai dengan kerja keras, diantaranya: a. Bidang Jalan, dari target kemantapan jalan provinsi sebesar 75%, baru tercapai 70%. Untuk jalan kabupaten/kota, dari target kemantapan 65%, baru tercapai 59%. b. Bidang Irigasi, dari target luas jaringan irigasi dengan kondisi baik sebesar 2,55 Juta Ha, baru tercapai 2,55 Juta Ha. c. Bidang Air Minum, dari target cakupan pelayanan 100%, baru tercapai 71,01% d. Bidang Sanitasi, dari target cakupan pelayanan 100%, baru tercapai 76,37%. e. Bidang Perumahan, dari target perbaikan rumah untuk mengurangi rumah tidak layak huni sebesar 1,5 Juta Unit, baru tercapai 300 Ribu Unit.

Dalam Bimbingan Teknis terintegrasi ini, diharapkan terjadi proses komunikasi dan koordinasi yang positif antara Pemda dengan Pemerintah Pusat, khususnya Kementerian PUPR, untuk membahas kebijakan, aspek teknis, maupun hal penting lainnya dalam penyelenggaraan insfrastruktur kewenangan Pemda. Terdapat 3 subtansi yang perlu diperhatikan yaitu:

28

1. Kebijakan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 2. Tahun 2018 tentang SPM telah mengamanatkan Kementerian PUPR menyusun 3. Peraturan Menteri PUPR tentang Standar Teknis SPM PUPR. Diskusi aktif antara PUPR sebagai penyusun NSPK dan Pemda sebagai pelaksana, harus mampu menghasilkan rumusan Standar Teknis yang dapat diimplementasikan oleh Pemda dengan baik, sehingga menghasilkan mutu pelayanan yang baik kepada masyarakat. 4. Peningkatan kinerja pelaksanaan DAK untuk menghindari kemungkinan penyimpangan/kesalahan, baik dari internal Pemda (melalui pengawasan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) Daerah) maupun pihak ketiga (melalui pembinaan jasa kontruksi oleh Bidang Jasa Kontruksi Daerah) 5. Pemanfaatan inovasi dan teknologi tepat guna yang dihasilkan Badan Penelitian dan Pengembangan PUPR perlu diintensifkan, untuk meng- update metode dan teknologi penyelenggaraan infratsruktur daerah.

Pada hari ketiga, 6 September 2018 dilaksanakan kunjungan lapangan penerapan teknologi RISHA ke Ndokum Siroga 2, Simpang Empat Kabupaten Karo. RISHA merupakan singkatan dari “Rumah Instan Sederhana Sehat”, satu inovasi desain dari kajian Pusat Litbang Permukiman. Lingkup prototype desain ini berkaitan dengan rancangan teknologi konstruksi bangunan rumah tinggal dengan system bongkar pasang dengan komponen-komponen yang dibuat secara parbrikasi. Sistem desain prototype ini mengacu pada ukuran modular, system ini ditujukan untuk mendukung Kepmen Kimpraswil No.403/KPTS/M/2002 tentang Pedoman Teknis Rumah Sederhana Sehat (RSH).

29

RISHA system diharapkan dapat digunakan dalam penyediaan perumahan masyarakat berpenghasilan rendah, rumah swadaya, serta memungkinkan diterapkan dalam menangani perumahan pengungsi, rumah darurat, bahkan dapat digunakan untuk bangunan tidak permanen seperti direksi kit, bahkan teknologi ini dapat diaplikasikan untuk bangunan fasilitas umum dan sosial seperti bangunan ibadah, bangunan pendidikan, bangunan perkantoran, bangunan kesehatan dan lain-lain.

Kegiatan Photo bersama dalam rangka mensukseskan acara Bimbingan Teknis (Bimtek) yang diselenggarakan di Kota Medan Sumatera Utara

30

Dengan adanya bimbingan teknis ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dalam hal perencanaan, teknis pelaksanaan, dan pengawasan penyelenggaraan infrastruktur kewenangan Pemda, yang berdampak pada tercapainya target pembangunan nasional, dan pemenuhan kebutuhan layanan infrastruktur dasar yang berkualitas kepada masyarakat.

31

DEKRANASDA PROVINSI BENGKULU ALTERNATIF TEMPAT WISATA BARU

( Nurmuyasaroh, Se, Mm - Fungsional Perencana Muda )

Dewak Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda), adalah organisasi nirlaba yang menghimpun pecinta dan peminat seni untuk memayungi dan mengembangkan produk kerajinan dan mengembangkan usaha tersebut, serta berupaya meningkatkan kehidupan pelaku bisnisnya, yang sebagian merupakan kelompok usaha kecil dan menengah (UKM). Sebagai suatu perwujudan perpaduan ketrampilan untuk menciptakan suatu karya dan nilai keindahan, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu kebudayaan. Kerajinan tumbuh melalui proses waktu berabad-abad. Tumbuh dan berkembang maupun laju dan merananya kerajinan sebagai warisan yang turun temurun tergantung dari beberapa faktor. Di antara faktor- faktor yang berpengaruh adalah transformasi masyarakat yang disebabkan oleh teknologi yang semakin modern, minat dan penghargaan masyarakat terhadap barang kerajinan dan tetap mumpuninya para perajin itu sendiri, baik dalam menjaga mutu dan kreativitas maupun dalam penyediaan produk kerajinan secara berkelanjutan. Dengan disadarinya peranan dan arti penting dari keberadaan „industri‟ kerajinan sebagai suatu wahana pemerataan pendapatan, penciptaan usaha baru serta upaya pelestarian hasil budaya bangsa, maka celah-celah keberadaannya mulai tersimak dan menggugah tokoh-

32

tokoh masyarakat dari berbagai kalangan, utamanya mereka yang erat kaitannya dengan seni budaya kerajinan itu sendiri, seperti para pecinta/peminat barang-barang seni dan kerajinan, tokoh masyarakat dan para seniman serta para ahli yang menggeluti bidang seni serta kerajinan. Dalam mendukung Program Pemerintah Wonderful Bengkulu 2010, maka kantor Dekranasda Provinsi Bengkulu yang berada di kawasan Lingkar Barat Kota Bengkulu, yang akan di resmikan rencananya pada 16 November 2018 menurut Kepala Disperindag Provinsi Bengkulu H. Lierwan, SE dalam rapat terbatas pembahasan legalitas pengolahan asset anjungan dekranasda yang akan ditempati oleh Kabupaten / Kota se Provinsi Bengkulu, maka beliau bertekat akan menjadikan Area Kantor Dekranasda Provinsi Bengkulu sebagai tempat wisata baru sebagai alternative kunjungan wisata bagi masyarakat Bengkulu khususnya dan masyarakat luar Provinsi Bengkulu yang berkunjung ke Provinsi Bengkulu. Sebagai miniatur Provinsi Bengkulu maka dikawasan komplek kantor Dekranasda yang saat ini hampir selesai direnovasi, disiapkan 10 anjungan kabupaten/kota yang akan diolah dan diisi dengan karya, produk dan potensi daerah masing masing. Diharapkan kantor Dekranasda ini dapat menjadi etalase hasil-hasil kerajinan kabupaten/kota yang berfungsi sebagai wadah dalam mengembangkan riset, teknologi, desain dan inovasi produk industri kreatif, sekaligus menjadi wadah dalam membangun sumber daya manusia serta komunitas kreatif unggulan sekaligus memfasilitasi promosi dan pemasaran produk. Dalam area komplek kantor Dekranasda rencananya juga akan dijadikan sentra kuliner yang akan diisi oleh pedagang-padagang berbagai macam hasil olahan dari UMKM yang ada di Provinsi Bengkulu ini dimaksudkan untuk menjadikan Kantor dekranasda menjadi tempat perputaran ekonomi yang pada akhirnya dapat mengungkit pertumbuhan ekonomi para pelaku UMKM di Bengkulu.

33

Inkubator Bisnis Solusi Tumbuh Kembang Pembangunan UMKM

( Nurmuyasaroh, SE, MM - Fungsional Perencana Muda )

Pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Provinsi Bengkulu terasa sangat lamban tumbuh dan berkembang. Banyak hal yang menjadi penyebab lambatnya tumbuh kembangnya UMKM salah satunya adalah animo masyarakat Bengkulu bahwa keberhasilan seseorang hanya dinilai oleh selembar ijazah dan akan dinyatakan sukses bila telah menjadi Pegawai Negeri Sipil atau sejenisnya. Hal lain yang menyebabkan macetnya tumbuh kembang UMKM adalah belum adanya wadah para UMKM untuk menyampaikan dan memecahkan masalah yang sering mereka hadapi disaat berbenturan dengan suatu masalah seperti kurangnya modal, masalah pemasaran produk, Sistem pembukuan, izin usaha yang bagi masyarakat awam masih sangat memusingkan kepala. Masalah-masalah ini sangat sering dialami oleh UMKM yang baru tumbuh sehingga akan sulit untuk berkembang, jangankan berkembang untuk bertahan hidup pun sangat sulit hal seperti inilah yang membuat masyarakat tidak tertarik untuk berwirausaha yaitu TAKUT GAGAL. Pemerintah pusat menawarkan sebuah model perlindungan terhadap tumbuh kembangnya UMKM yang ada di daerah, Sesuai dengan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI

34

Nomor 24/Per/M.KUKM/IX/2015, Tentang Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria Penyelenggaraan Inkubator WIrausaha. Pemerintah Pusat pada acara Sosialisasi Inkubator yang dilaksanakan pada hari senin, 01 Oktober 2018, bertempat di Hotel Jodipati Kota Bengkulu menyampaikan komitmennya untuk mendukung tumbuhnya Inkubator Wirausaha di Daerah baik Provinsi maupun Kabupaten. Di harapkan paling sedikit 5 Inkubator di Tingkat Provinsi dan 1 di tingkat Kabupaten / Kota, hal ini sangat menuntut komitmen Pemerintah Daerah untuk bisa mendukung tumbuhnya Inkubator dengan menuangkannya pada RPJMD. Para pakar ekonomi percaya bahwa Inkubator merupakan salah satu wahana yang efektif dalam menumbuh kembangkan wirausaha baru berbasis teknologi. Dalam penyelenggaraan kegiatannya, Inkubator menjalankan fungsi intermediasi sekaligus melakukan penguatan terhadap tenant / calon wirausaha baru dan produk/ jasa inovatif yang akan dikembangkan melalui pelayanan penyediaan tempat sebagai sarana pengembangan usaha, akses permodalan, pelatihan, pendampingan, dan bimbingan kewirausahaan. Upaya ini diharapkan sebagai suatu langkah keberpihakan pada para pelaku UKM/IKM/ SEINDONESIA. Menurut SME INDONESIA Inkubator bisnis adalah perusahaan / lembaga yang memberikan suatu program yang didesain untuk membina dan mempercepat keberhasilan pengembangan bisnis melalui rangkaian program permodalan yang diikuti oleh dukungan kemitraan / pembinaan elemen bisnis lainnya dengan tujuan menjadikan usaha tersebut menjadi perusahaan yang profitable, memiliki pengelolaan organisasi dan keuangan yang benar, serta menjadi perusahaan yang sustainable, hingga akhirnya memiliki dampak positif bagi masyarakat. Secara sederhana, inkubator bisnis dapat dikatakan sebagai suatu tempat yang menyediakan fasilitas bagi percepatan penumbuhan wirausaha melalui sarana dan prasarana yang dimiliki sesuai dengan base competency-nya. Dengan memanfaatkan fasilitas dan layanan yang disediakan oleh inkubator, para pengguna jasa (tenant) dapat

35

memperbaiki sisi-sisi lemah dari aspek-aspek wirausaha. Pengembangan inkubator bisnis terkait sangat dengan pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah/ UMKM (micro, small & medium enterprises/ SME‟s), karena penumbuh ekonomi pada umumnya dimulai oleh kehadiran usaha mikro dan kecil. Pengusaha mikro dan kecil merupakan bagian terbesar dari pelaku bisnis di Indonesia, sehingga secara kuantitatif kelompok ini mempunyai peran yang sangat penting dan strategis. Program inkubasi yang diberikan pada umumnya adalah bagi start- up company atau suatu perusahaan yang masih berada di tahap awal (early stage), dimana di Indonesia umumnya adalah usaha baru ataupun telah berjalan kurang dari 2 tahun. Suatu studi penelitian di Amerika, dimana konsep ini lahir, menunjukan bahwa 87% dari usahastart- up yang melalui program inkubasi / pembinaan dapat bertahan dan menjalankan bisnis mereka dengan baik. Pada umumnya jasa / bantuan yang diberikan oleh inkubator bisnis adalah: Akses dan bantuan permodalan, Membuka jaringan yang terkait dan dapat membantu perkembangan usaha tersebut, Pengembangan strategi pemasaran (marketing). Membantu dalam manajemen akuntansi / keuangan, Mentoring dan pelatihan bisnis, Manajemen pengelolaan perusahaan dan budaya perusahaan, Memberi pengenalan dan penekanan atas etika bisnis, Memberikan informasi mengenai industri bisnis terkait secara umum, Membantu hal-hal terkait dengan regulasi, Pada dasarnya yang dilakukan oleh inkubator bisnis adalah suatu bagian dari progran kemitraan untuk mengembangkan bisnis bersama-sama, dengan tujuan menjadikan usaha tersebut menjadi suatu bisnis yang nyata dan berkembang sesuai dengan visi dari perusahaan tersebut. Secara umum inkubator di Indonesia dibentuk dengan tujuan : 1) Mengembangkan usaha baru dan usaha kecil yang potensial menjadi usaha mandiri, sehingga mampu sukses menghadapi persaingan lokal mapun global. 2) Mempromosikan semangat berwirausaha dengan menyertakan perusahaan-perusahaan swasta yang diharapkan mampu memberikan kontribusi pada sistem ekonomi pasar. 3)Proses alih

36

teknologi dan proses komersialisasi hasil hasil penelitian pengembangan bisnis dan teknologi dari para tenaga ahli, inventor dan peneliti di perguruan tinggi. 4) Membuka alternatif peluang melalui pengembangan perusahaan baru. 5) Aplikasi teknologi dibidang industri secara komersial melalui studi dan kajian yang memakan waktu dan biaya yang relatif murah.

37

INDONESIA BEBAS PASUNG

( Nurmuyasaroh, SE, MM - Fungsional Perencana Muda )

Contoh Pemasungan yang telah dilakukan oleh sebagian masyarakat

Pemasungan adalah tindakan yang menghalangi setiap orang dengan gangguan jiwa memperoleh dan melaksanakan hak-haknya sebagai warga negara. Hak-hak tersebut meliputi hak memperoleh penghasilan, hak memperoleh pendidikan/pekerjaan, hak memperoleh kehidupan sosial. Masyarakat Indonesia pada umumnya memandang orang dengan gangguan jiwa adalah sosok yang menakutkan, sulit diatur dan kerap membahayakan orang lain sehingga banyak yang memilih mencegah interaksi dengan mereka yang mengalami gangguan jiwa dengan masyarakat umum melalui pasung. Penting bagi kita membuka wawasan dan meningkatkan pemahaman tentang begitu pentingnya penanganan orang dengan gangguan jiwa dan membuka wawasan bahwa masih begitu banyak di

38

sekeliling kita orang dengan gangguan jiwa yang masih belum tertangani dengan baik yaitu dengan penelantaran dan pemasungan sehingga kita bisa lebih perduli terhadap program pemerintah yaitu program bebas pasung. Ada beberapa permasalahan yang dihadapi dalam penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa yaitu: Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap Orang dengan Gangguan Jiwa sehingga menyebabkan kekeliruan dalam menghadapi Orang dengan Gangguan Jiwa dan juga masih kurangnya pelayanan kesehatan jiwa sehingga banyak pasien gangguan jiwa yang ditelantarkan oleh keluarga menjadi Gelandangan maupun dipasung Pemasungan adalah tindakan yang menghalangi setiap orang dengan gangguan jiwa memperoleh dan melaksanakan hak-haknya sebagai warga negara. Haka-hak tersebut meliputi hak memperoleh penghasilan, hak memperoleh pendidikan/pekerjaan, hak memperoleh kehidupan sosial. Pemasungan dilakukan dengan cara dipasung dan pengisolasian. Pasung merupakan semua metode manual yang menggunakan materi atau alat mekanik yang dipasung atau ditempelkan pada tubuh ODGJ dan membuat tidak dapat bergerak dengan mudah atau yang membatasi kebebasan dalam mengerakan tangan, kaki atau kepala. Pengesolasian merupakan tindakan mengurung ODGJ sendirian tanpa persetujuan atau dengan paksa, dalam suatu ruangan atau area yang secara fisik membatasi untuk keluar atau meninggalkan ruangan atau area tersebut. Pemasung terjadi karena bermacam –macam alasan. Sebagian masyarakat memiliki pemahaman dan pengetahuan yang keliru tentang gangguan jiwa. ODGJ diaggap sebagai orang kerasukan setan, kena teluh atau berbahaya bagi lingkungannya. Pemasung anggap sebagai solusi untuk mengendalikan gejala kerasukan, kena teluh atau mengurangi keberbahayaan ODGJ. Ditempat lain, kesulitan menjangkau fasilitas pelayanan kesehatan atau ketiadaan pelayanan kesehatan jiwa disuatu tempat menjadikan masyarakat mencari jalan pintas untuk mengendalikan gejala – gejala gangguan terhadap ODGJ. Advokasi Penanggulangan Pemasungan Terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa adalah suatu upaya Pemerintah dalam meningkatkan Kualitas Pelayanan

39

kesehatan oleh Institusi Pelayan Kesehatan terutama dilaksanakan oleh para pemberi pelayanan yang langsung berhadapan dengan penerima jasa layanan yakni orang dengan masalah kejiwaan dan keluargnya. Untuk hal-hal yang berhubungan dengan masalah kejiwaan atau keadaan yang mengandung resiko tinggi baik bagi orang dengan masalah kejiwaan maupun bagi pemberi layanan. Seringkali terdapat variasi yang luas dalam penanganan orang dengan masalah kejiwaan sehingga seyogyanya dilakukan upaya standarisasi dengan etika profesi dan undang-undang Rumah Sakit beserta turunannya. Upaya pemasungan dapat dikatakan sebagai tindakan yang tidak manusiawi. Dalam sejumlah peraturan perundang-undangan bahkan dalam konstitusi negara, disebutkan dengan jelas setiap warga negara memiliki hal yang sama untuk semua sektor kehidupan termasuk pelayanan kesehatan dan juga hak-hak lainnya sebagai warga negara. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 i ayat (1) menyatakan bahwa setaip orang memiliki hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa…adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun. Undang-Undang No 39 Tahun1999 tentang hak asasi manusia pasal 42 menyatakan bahwa setiap warga Negara yang berusia lanjut, cacat fisik dan atau cacat mental berhak mendapatkan perawatan, pendi- dikan pelatihan dan bantuan khusus atas biaya Negarauntuk menjamin kehidupan yang layak sesuai dengan martabat kemanusiaannya, meningkat rasa percaya diri dan kemampuan beradaptasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Undang-Undang No 36 Tahun 2019 pasal 148 ayat 1 menyatakan penderita gangguan jiwa mempunyai hak yang sama sebagai warga Negara semantara Pasal 149 menyatakan penderita gangguan jiwa yang terlantar, menggelandang, mengancam ke selamatan dirinya dan/atau orang lain, dan/atau mengganggu ketertiban dan/atau keamanan umum wajib mendapat pengobatan dan perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Adanya jaminan undang-undang mengharuskan setaip ODGJ mendapat pengobatan dan perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan

40

dan tidak dipasung karena pemasungan merupakan pelanggaran atas hak pengobatan dan juga merupakan bentuk kekerasan terhadap ODGJ. Pemerintah Republik Indonesia sebetulnya telah menginisiasi upaya untuk tidak ada lagi pemasungan bagi orang yang mengalami gangguan jiwa atau keterbelakangan mental sebagai upaya untuk memastikan semua warga negara mendapatkan hak yang sama dalam perawatan kesehatan. Penanggulangan pemasungan sudah dimulai sejak Menteri Dalam Negeri Nomor PEM.29/6/15 tanggal 11 November 1977 yang ditujukan kepada Seluruh Gubernur yang berisi pelarangan melakukan pemasungan terhadap ODGJ. Namun demikian, berdasarkan laporan masyarakat dan media massa, masih ditemukan banyak ODGJ dipasung. Pada tahun 2010 Direktorat Bina Kesehatan Jiwa (Dit. Bina Keswa), Kementerian Kesehatan menyelenggarakan Program Indonesia Bebas Pasung. Tujuan Program Indonesia Bebas Pasung adalah terselenggaranya perlindungan Hak azasi bagi ODGJ, tercapainya peningkatan pengetahuan dari seluruh pemangku kepentingan di bidang Kesehatan Jiwa dan meningkatkan pemahaman masyarakat serta menghapus stigma yang buruk tentang masalah-masalah gangguan kese- hatan jiwa khususnya penelantaran dan pemasungan ODGJ. Beberapa hal penting yang bisa dilakukan oleh pemerintah dalam menangani orang dengan ganguan jiwa antara lain: Lebih intensif dalam melaksanakan koordinasi antar lembaga terkait dan pelaku dalam upaya menangani Orang Dengan Gangguan Jiwa. Melakukan Advokasi terhadap Pemerintah Provinsi dan Kabupaten agar lebih berkomitmen dalam menyukseskan Indonesia bebas Pasung. Mendorong pemerintah untuk menerbitkan peraturan yang melindungi ODGJ, mengupayakan penemuan dan penanganan medik ODGJ serta melakukan upaya rehabilitasi ODGJ kembali ke masyarakat. Menambah Jumlah Fasilitas Kesehatan ( Puskesmas ) yang memberi pelayanan kesehatan jiwa baik rawat jalan dan atau rawat inap. Perlu ditingkatkan upaya promotif magi masyarakat dalam hal kesehatan jiwa agar masyarakat mengetahui masalah kesehatan jiwa.

41

PERENCANAAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER

( Nurmuyasaroh, SE, MM - Fungsional Perencana Muda )

Kendala yang dihadapi dalam perencanaan program dan penyusunan anggaran yang responsif gender adalah karakteristik beberapa kelompok masyarakat bahkan pemerintah yang masih kurang faham dengan arti dan makna Gender oleh sebab itu perubahan pola pikir para perencana program dan anggaran sangatlah diharapkan, sehingga dapat mewujudkan pembangunan dari semua sisi yang responsif gender. Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) menjadi salah satu poin penting dalam strategi pengarusutamaan gender di level pemerintahan. Dengan perencanaan dan Penganggaran yang Responsig Gender diharapkan penggunaan anggaran akan lebih tepat sasaran dan dapat dinikmati secara setara baik oleh laki-laki, perempuan, maupun masyarakat marginal lainnya. Dengan demikian maka kesenjangan gender yang ada selama ini akan menyempit dan berimbas langsung pada pengurangan angka kemiskinan di Indonesia. Untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender dalam akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat harus sangat difikirkan oleh para perencana pembanguan karena dalam Pembangunan yang Responsif pencarian keadilan atas hak azasi manusia tanpa mengotak-ngotakkan upaya gender (laki-laki dan perempuan), usia, kebiasaan, dan lainnya, maka ini menjadi tugas dan tanggung jawab bagi para perencana berbagai kegiatan yang responsif gender, mulai dari perencanaan, penyusunan program, penganggaran, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan. Akan tetapi ini semua harus dibarengi dengan peningkatan kwalitas SDM para perencana yang masih belum faham arti dan makna Program Perencanaan Responsif Gender (PPRG). Pengembangan pembangunan yang di tujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Indonesia memiliki karakteristk yang cenderung netral gender, tanpa membedakan kelompok sasaran pemanfaatnya. Akan tetapi dalam serangkaian input, proses dan outputnya seringkali terdapat kegiatan yang dapat mengakibatkan terjadinya kesenjangan gender.

42

Perencanaan dan penganggaran responsif gender merupakan instrumen untuk mengatasi adanya kesenjangan akses, kontrol, partisipasi, dan manfaat pembangunan bagi laki-laki dan perempuan yang selama ini masih ada, untuk mewujudkan keadilan dalam penerimaan manfaat pembangunan. Proses perencanaan dan penganggaran yang responsif gender sejalan dengan sistem yang sudah ada, dan tidak membutuhkan penyusunan rencana dan anggaran khusus untuk perempuan yang terpisah dari laki-laki. Tepat, ketika adanya Strategi Nasional PUG melalui Perencanaan Penganggaran Responsif Gender oleh 4 kementerian (Bappenas, Kemenkeu, Kemendagri, dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), sehingga akan sangat berguna bagi masyarakat sipil untuk melakukan pengawalan perencanaan penganggaran daerah yang berprespektif gender dalam sebuah perubahan sosial. Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) menjadi salah satu poin penting dalam strategi pengarusutamaan gender di level pemerintahan. Dengan perencanaan dan Penganggaran yang Responsig Gender diharapkan penggunaan anggaran akan lebih tepat sasaran dan dapat dinikmati secara setara baik oleh laki-laki, perempuan, maupun masyarakat marginal lainnya. Dengan demikian maka kesenjangan gender yang ada selama ini akan menyempit dan berimbas langsung pada pengurangan angka kemiskinan di Indonesia. Dalam Permendagri No. 67 tahun 2011 yang merupakan perubahan Permendagri No. 15 tahun 2008 Tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di daerah, ditegaskan bahwa setiap perencanaan di daerah harus responsif gender. Ini ditandai dengan adanya Analisa Gender yang dinyatakan dengan Gender Budget Statement (GBS) untuk tiap-tiap Rencana Kerja Anggaran (RKA) maupun Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). Mengingat PPRG merupakan hal baru bagi para perencana SKPD dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran, maka secara teknis operasional dibutuhkan sebuah koordinasi dan pendampingan teknis mengenai tata cara penyusunan dokumen dan tools analisa perencanaan

43

dan penganggaran responsif gender yaitu berupa GAP (Gender Analysis Pathway) dan GBS (Gender Budge Statement). Untuk memastikan apakah laki-laki atau perempuan memperoleh akses terhadap sumber daya, partisipasi dan manfaat yang sama dari semua bidang pembangunan, maka Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu melalui Bappeda Provinsi Bengkulu ini diharapkan mampu menyusun tools dan dokumen PPRG dan mengimplementasikan PPRG tersebut dalam upaya memberikan jawaban untuk mengatasi kesenjangan gender dan mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender. Selalu melakukan advokasi untuk menyamakan persepsi dalam Rangka Percepatan Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui PPRG kepada semua pelaku pembangunan pembangunan serta malakukan Evaluasi Percepatan Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui PPRG di setiap tahapan pembangunan baik dari awal perencanaan sampai pelaksanaan dan meninjau kembali hasil dan manfaatnya.

44

Bencoolen Internasionational Marine Festival (BIM Fest)

( Nilawati, SP - PFP Muda )

Bencoolen Internasionational Marine Festival (BIM Fest), merupakan salah satu bentuk dari pelaksanaan Program Prioritas RPJMD 2016 – 2021 yaitu Visit 2020 : Wonderful Bengkulu. BIM Fest dirancang sebagai kegiatan multi event yang bertemakan kelautan, pesisir dan kawasan perairan dan disekitar disekitar Pantai Bengkulu. Lokasi kegiatan mencakup seluruh wilayah Provinsi Bengkulu dengan karakteristik masing-masing daerah Kabupaten/Kota yang berbatasan dengan Pantai Barat Pulau Sumatera. Peran utama dalam pelaksanaan BIM Fest berada pada Pemerintah Provinsi Bengkulu dengan dukungan dari pemerintah pusat, pemerintah kabupaten / kota, dunia usaha dan elemen-elemen masyarakat; termasuk komunitas, organisasi masyaratat sipil (CSO_ dan pemerintah daerah sekitar yang berkepentingan. Kegiatan Bencoolen International Marine Festival 2020 dibatasi dengan kualifikasi sebagai berikut : (a) Merupakan bagian dari kegiatan yang lebih besar, yaitu : Wonderful Bengkulu 2020 (b) Berfokus pada kegiatan di wilayah laut dan perairan sekitar pantai Provinsi Bengkulu

45

(c) Anggaran Utama berasal dari APBD Provinsi Bengkulu, dan dapat didukung oleh anggaran APBN dan Anggaran Bantuan dari pihak lain / sponsorsif. (d) Dapat disinergikan dengan kegiatan-kegiatan Wonderful Bengkulu 2020 yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten / Kota di provinsi Bengkulu. (e) Dapat disinergikan dengan kegiatan nasional, sejauh jadwal dan tempat memungkinkan. (f) Waktu pelaksanaan kegiatan utama menyesuaikan dengan jadwal dan agenda dari kegiatan Naval Exercise Komodo 2020.

Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam “Bencoolen International Marine Festival 2020” pada prinsipnya dapat dikelompokkan dalam empat kategori, yaitu : 1) Prosesi, adalah kegiatan yang berbentuk seremonial resmi yang memiliki tata cara dan prosedur tertentu secara khusus. Kelompok acara ini terdiri dari : upacara penyambutan, upacara pembukaan, prosesi latihan, jamuan makan, tukar menukar cindera mata, dan sebagainya. 2) Performance, adalah kegiatan untuk menampilkan pagelaran atau pertunjukan tertentu yang mengandung unsur seni, ketangkasan, keahlian, dan sebagainya. Performance dalam Bencoolen International Marine Festival 2020 dapat berupa pertunjukan tari kolosal, pertunjukan seni memukul alat musik dol, pertunjukan band, devile sukan dan marching band, dan sebagainya. 3) Exhibition, adalah kegiatan memamerkan berbagai hal yang patut untuk diketahui khalayak. Dalam Bencoolen International Marine Festival 2020, direncanakan akan dilaksanakan pameran yang berkaitan dengan kelengkapan angkatan laut, kemaritiman, dan komponen-komponen penunjangnya. Pameran direncanakan dilakukan di area khusus dengan membentuk booth/ stand yang dapat dikunjungi oleh seluruh masyarakat pengunjung.

46

4) Perlombaan, adalah kegiatan yang menghadirkan peserta-peserta untuk saling berlomba/ bertanding agar didapatkan pemenang / juaranya. Perlombaan yang akan dilaksanakan berbentuk pertandingan, perlombaan, dan kontest. Adapun perlombaan yang akan dilaksanakan antara lain seperti : Pemilihan Puteri Maritim, Lomba Memasak, Lomba Band, Lomba Fun Run, Lomba Renang, Lomba Dayung dan sebagainya. Dalam rangka mewujudkan BIM Fest Tahun 2020, diperlukan beberapa persiapan yang sejak tahun 2018 dan 2019. Beberapa persiapan tersebut menyangkut : a. Identifikasi kepastian waktu dan jadwal pelaksanaan MNEK 2020 b. Identifikasi kebutuhan BBM Kapal c. Identifikasi kebutuhan air bersih untuk kapal d. Identifikasi prosedur dan kemampuan daerah dalam menangani limbah kapal e. Identifikasi Jalur Kapal Masuk ke Pelabuhan dan Spot Penurunan Jangkar Kapal di Perairan Bengkulu f. Identifikasi Armada Perahu untuk di dalam dan luar Pelabuhan g. Identifikasi kendaraan dan bus pengangkut delegasi dan awak kapal h. Identifikasi kemampuan hotel dan penginapan i. Identifikasi Model Cindera Mata dan Hadiah untuk Perlombaan dan Kontes j. Identifikasi kebutuhan perlengkapan untuk mendukung lomba dan kontes k. Identifikasi potensi jasa penerjemah dan guide l. Identifikasi hal-hal yang berkaitan dengan Public Relation, Sosialisasi, Publikasi m. Identifikasi Kebutuhan Anggaran untuk Kegiatan Utama dan Kegiatan-kegiatan mendukung n. Identifikasi Komunitas Masyarakat, NGO, CSO dan Perusahaan yang dapat dijadikan mitra dalam mendukung pelaksanaan BIM Fest.

47

o. Kepastian Pembukaan Jalur Penerbangan dari Bandara Kualanamu – Fatmawati PP Koordinasi dengan Pangkalan Angkatan Laut Bengkulu, Korem Bengkulu dan Polda Bengkulu p. Pembelajaran dari daerah-daerah yang pernah melaksanakan MNEK seperti Nusa Tenggara Barat dan Sumatera Barat.

Kegiatan dalam Bencoolen International Marine Festival 2020, norma dan prinsip itu adalah : 1) Measurable, atau terukur Input dan Output-nya, sehingga dapat dievaluasi. Pembuatan kegiatan-kegiatan dalam Bencoolen International Marine Festival 2020, harus memberikan manfaat yang jelas dan terukur pada pencapaian tujuan dan sasaran RPJM. 2) Sustainable, dimana kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan memiliki potensi untuk diselenggarakan secara berkesinambungan, sehingga dapat memperkuat pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu secara berkelanjutan. 3) Iconic, atau mampu mendorong terbentuknya branding, ikon dan citra positif tentang keunikan kompetitif daerah. 4) Funable, yaitu berorientasi pada kegiatan dapat diikuti secara bersama- sama oleh setiap masyarakat secara menyenangkan, menghibur dan merakyat, sehingga memiliki skala impact yang jelas bagi perkembangan pariwisata daerah. 5) Impressable, dimana kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan mampu memberikan kesan yang dapat menarik kehadiran wisatawan lokal, regional dan internasional di Provinsi Bengkulu. 6) Record Praiseable, yaitu berorientasi pada pencapaian catatan penghargaan (Rekor) tertentu (seperti MURI, Guiness Record, World Record, dan sebagainya).

Sebagai kegiatan yang multievent, BIM Fest terdiri dari satu kegiatan utama yang didukung oleh berbagai kegiatan penunjang.

48

1) Kegiatan Utama Kegiatan Utama dalam BIMFEST adalah Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) Tahun 2020. Kegiatan MNEK adalah aktifitas latihan tempur non perang yang secara berkala dilakukan oleh Western Pacific Naval Symposium (WPNS), Indian Ocean Naval Sympusium (IONS) dan negara-negara sahabat. Pelaksanaan MNEK terdiri dari aktivitas Parade (Sailing Pass) kapal-kapal perang, bersandar, atau „melempar sauh‟ di wilayah laut Bengkulu. Pada saat bersandar atau „melempar sauh‟ para awak kapal perang akan berkunjung ke wilayah daratan Provinsi Bengkulu dan melakukan berbagai kegiatan. Sehubungan dengan itu, maka BIM Fest mempersiapkan kegiatan-kegiatan pendukung.

2) Kegiatan Pendukung Kegiatan Pendukung dibagi dalam tiga kelompok, yaitu Kegiatan Pendukung untuk Prosesi dan Performance, Kegiatan Lomba untuk Para Delegasi dan Awak Kapal, dan Kegiatan Lomba untuk Masyarakat.

49

Masuk Nominasi Atractiveness Award, Provinsi Bengkulu Menonjolkan Potensialnya Pulau Baai

(Oki Sumbogo, ST Fungsional Perencana Bappeda)

Provinsi Bengkulu masuk nominasi Indonesia'n Attractiveness Index 2018, kategori potensial dalam infrastruktur. Pelakasana tugas Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah dalam presentasinya di kantor Tempo memaparkan, Bengkulu miliki potensi yang mampu memberikan dampak signifikan untuk daerah.

Adalah Pelabuhan Pulau Baai, pelabuhan yang berada di Kota Bengkulu tersebut diyakini bakal menjadi daya ungkit ekonomi. Dengan konsep terintegrasi Kawasan Ekonomi Khusus serta infrastruktur strategis, melalui Pulau Baai diyakini Bengkulu menjadi jalur andalan kawasan tengah Pulau Sumatera, sekaligus menjadi sentral pengolahan komoditas wilayah Bengkulu dan sekitarnya.

50

"Strategi yang kita tawarkan adalah pengembangan Pelabuhan Pulau Baai. Jalur Selat Malaka semakin crowded, Bengkulu yang berada di hadapan Samudera Indonesia bisa menjadi alternatif. Ini pun akan terhubung dengan jalur tol laut, tol trans Sumatera juga rel kereta api serta kawasan ekonomi khusus," jelas Rohidin usai pemaparan di Jakarta, Kamis (19/7).

Dirinya menjelaskan, infrastruktur dan konektivitas masih menjadi prioritas provinsi yang terdiri dari 9 kabupaten dan 1 kota itu. Selain pembangunan akses jalan sentra produksi, konektivitas antar daerah, dan akses dengan provinsi tetangga, Bengkulu terus meyakinkan potensi investasi yang menjanjikan.

"Pulau Baai ini bisa mengangkat martabat sekaligus kesejahteraan masyarakat. Provinsi tetangga juga akan membutuhkan jalur ini. Begitupun dengan investor, Pulau Baai adalah akses keluar masuk logistik yang potensial dan dekat dengan jalur pelayaran," ucap Rohidin meyakinkan.

51

Pengembangan Pelabuhan Pulau Baai dengan mendorong menjadi kawasan ekonomi khusus, menurut Rohidin juga akan mendorong hilirisasi industri komoditas unggulan Bengkulu. Dengan begitu, jika akses konektivitas dan hilirisasi terwujud maka produktivitas masyarakat akan meningkat.

Untuk diketahui, Indonesian Attractiveness Index merupakan penghargaan kepada daerah yang memiliki daya tarik sektor Investasi, Infrastruktur, Layanan Publik dan Parisiwata. Tahun ini merupakan ke-4 kalinya diselenggarakan oleh Tempo Media Group bersama Frontier Counsulting Group. Provinsi Bengkulu pada 2016 silam, pernah mendapatkan Indonesian Attractiveness Award sebagai provinsi terbaik kategori investasi (sumber: https://www.bengkulutoday.com/masuk-nominasi-atractiveness-award-rohidin- paparkan-potensialnya-pulau-baai)

52

PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU SIAPKAN AJANG “BENCOOLEN INTERNATIONAL MARINE FESTIVAL‟

(Oki Sumbogo, ST Fungsional Perencana Bappeda)

Plt. Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah telah menginstruksikan kepada Plt. Kepala Bappeda, Noni Yuliesti, serta OPD terkait lainnya untuk mempersiapkan pelaksanaan ajang „Bencoolen International Marine Festival‟. Diketahui dalam waktu dekat pihak TNI AL akan meninjau lokasi utuk pergelaran Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) yang dicanangkan sebagai bagian dari rangkaian acara “Bencoolen International Marine Festival‟. Perlu dipahami, MNEK sendiri merupakan latihan bersama dengan Angkatan Laut negara-negara sahabat dalam operasi militer selain perang. Ini digelar setiap dua tahun sekali, dengan tujuan untuk meningkatkan kerjasama dalam menanggulangi bencana dan

53

permasalahan kemanusiaan di suatu kawasan yang perlu mendapat perhatian semua negara.

“Kasal menyambut baik dan dalam waktu dekat beliau akan mengutus stafnya untuk datang ke Bengkulu dalam rangka survey lokasi dan meninjau,” tutur Rohidin usai pertemuan, Jumat (27 Juli 2018). Untuk diketahui, sebelumnya Plt Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah telah menemui Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Madya TNI Siwi Sukma Adji untuk meminta dukungan agar MNEK dielaborasi dengan Bencoolen International Marine Festival‟.

54

Pada pertemuan yang berlangsung Kamis (26/7) di Mabes Hankam AL, Cilangkap Jakarta Timur, Rohidin didampingi Plt. Kepala Bappeda Provinsi Bengkulu, Plt. Kepala Dinas DKP, Kepala Biro Adm. Perekonomian Setda Provinsi Bengkulu, Kepala Dinas Provinsi dan Kepala Badan Penghubung di Jakarta (Sumber:http://reportaserakyat.com/umum/pemprov-siapkan-ajang-bencoolen-international-marine- festival/)

55

TEMUI STAF KEPRESIDENAN, GUBERNUR BENGKULU INISIASI PULAU BAAI JADI KEK (Oki Sumbogo, ST Fungsional Perencana Bappeda)

Plt. Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah menemui Kepala Staf Kepresidenan Jendral (Purn) Moeldoko di Jakarta dalam rangka menggalang dukungan untuk menjadikan daerah Pulau Baai sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK). Menurut keterangan Rohidin, dari pertemuan itu dia memperoleh tanggapan positif yang diyakini usulan itu akan bergulir ke Presiden.

“Beliau (Moeldoko) akan menyampaikan langsung ke bapak Presiden terkait hal ini. Mudah-mudahan apa yang kita harapkan dapat terwujud mengingat saat ini kesiapan Pulau Baai untuk ditetapkan sebagai kawasan ekonomi khusus sudah siap hampir 100 persen,” kata dia secara tertulis, Selasa (31/7).

56

Lebih jauh Rohidin memaparkan, kawasan itu akan dikembangkan dengan menonjolkan dari aspek agroindustri, agrobisnis dan logistik. Sedangkan pelabuhan/Indonesia Port Corporation (IPC) Bengkulu dapat dimaksimalkan fungsinya menjadi pusat bagi karantina hewan wilayah kawasan barat yang masuk ke Indonesia, terutama sapi dari Australia dan India.

“Pengembangan pelabuhan ini sebagai KEK akan mampu menopang ekonomi Bengkulu,” ujar Rohidin.

Kemudian kata Rohidin, kawasan itu juga akan dibangun rel kereta serta jalan tol yang akan menghubungkan daerah hinterland Provinsi Bengkulu. Kehidupan akses nantinya juga dapat terbangun terminal khusus komoditas yang berkembang di Provinsi Bengkulu.

57

“Dengan adanya terminal tersebut, komoditas kelapa sawit Bengkulu dapat langsung dikirim melalui pelabuhan itu sehingga memiliki nilai tambah. Demikian pula halnya dengan produk kopi Bengkulu,” pungkas dia (sumber: http://reportaserakyat.com/umum/temui-staf-kepresidenan-rohidin-inisiasi- pulau-baai-jadi-kek)

58