Phinisi Integration Review Vol. 4, No.2, Juni 2021 Hal 268-281 Website: http://ojs.unm.ac.id/pir p-ISSN: 2614-2325 dan e-ISSN: 2614-2317 DOI: https://doi.org/10.26858/pir.v4i2.22083

Addatuang Sawitto (1942-1960)

1 2 3 Fuji Indira , Mustari Bosra , Najamuddin Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri , 1Email:[email protected]

Abstrak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran dan fungsi Addatuang Sawitto pada masa sebelum kemerdekaan tahun 1942 hingga 1945 hanya sebagai simbol sebab perannya dalam pemerintahan diambil alih oleh Jepang. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda para raja di Sulawesi Selatan terkhusus di Kerajaan Sawitto telah ditundukkan pada perjanjian pendek atau Korte Veklaring. Kemudian pada masa revolusi kemerdekaan tahun 1945 hingga 1949 Addatuang Sawitto mengatakan tunduk dan berada dibelakang NKRI tetapi setelah Belanda kembali masuk ke Indonesia dengan NICA nya kekuasaan para bangsawan atau raja dikembalikan untuk kepentingan Belanda dalam mengambil hati rakyat. Sedangkan pasca revolusi kemerdekaan tahun 1950 hingga 1960 setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia dan dihapusnya negara-negara boneka termasuk NIT dan kembali menjadi NKRI sistem pemerintahan diubah, dimana sistem pemerintahan Kerajaan Sawitto dihapuskan dan digantikan menjadi Daerah Tingkat II Pinrang. Pada masa ini Addatuang Sawitto mendapat kehormatan untuk memimpin Daerah Tingkat II Pinrang dengan diangkatnya putra mahkota atau pewaris tahta Kerajaan Sawitto. Adapun yang diangkat menjadi kepala daerah adalah Andi Makkulawu yang merupakan suami Addatuang Sawitto We Rukiyah. Dengan demikian berakhirlah pemerintahan Kerajaan Sawitto dan diganti menjadi Daerah Tingkat II Pinrang yang kemudian menjadi Kabupaten Pinrang.

Kata Kunci: Addatuang Sawitto, peran, fungsi

Abstract. The results show that the role and function of Addatuang Sawitto before independence from 1942 to 1945 was only a symbol because his role in goverment was taken over by Japan. During the reign og the Dutch East Indies, the kings in , especially in the Kingdom of Sawitto, were subjected to a short agreement or Korte Veklaring. Then during the independence revolution from 1945 to 19429 Addatuang Sawitto said he was submissive and was behind the Republic of Indonesia, but after the Dutch returned to Indonesia with NICA, the power of the aristocrats or kings was returned to the interests of the Netherlands in winning the hearts of the people. Meanwhile, after the independence revolution in 1950 to 1960 after the Dutch recognized Indonesian sovereignty and the elimination of puppet states including NIT and returned to the Republic of Indonesia, the government system was changed, where the system of government of the Kingdom of Sawitto was abolished and replaced by the Pinrang Level II Region. At the time, Addatuang Sawitto had the honor to lead the Pinrang Level II Region by appointing the crown prince or heir to the throne of the Kingdom of Sawitto. The one who was appointed as regional headwas Andi Makkulawu who was the husband of Addatuang Sawitto We Rukiyah. Thus, the reign of the Kingdom of Sawitto ended and was changed to the Pinrang Level II Region which later became the Pinrang Regency.

Keywords: Addatuang Sawitto, role, function

268

Phinisi Integration Review. Vol 4(2) Juni 2021

Ini adalah artikel dengan akses terbuka dibawah licenci CC BY-NC-4.0 (https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/ ).

PENDAHULUAN Dalam sejarah Sulawesi Selatan, Kerajaan ini berbatasan dengan wilayah Tanah terdapat banyak kerajaan yang tersebar di Toraja dan Massenrempulu (Kerajaan Duri, hampir semua kawasan di Sulawesi Selatan. Kassa dan Batulappa) di sebelah utara, Kerajaan Namun, hanya beberapa kerajaan yang Rappang, Kerajaan Alitta dan Kerajaan mencolok dan sering ditulis oleh para sejarawan. Massenrempulu (Kerajaan Maiwa dan Adapun kerajaan tersebut adalah Kerajaan Enrekang) di sebelah timur, Kerajaan Suppa dan Gowa dan Kerajaan Bone. Meskipun kedua Kerajaan Alitta di sebalah selatan, dan Selat kerajaan ini adalah kerajaan yang pernah Makassar dan Kerajaan Binuang-Mandar di memegang pengaruh yang sangat penting sebelah barat. Luas kerajaan ini diperkirakan dikalangan masyarakat Bugis-Makassar. kurang lebih 200 paal (1 paal = 1.506 m) Terdapat banyak kerajaan lain di Sulawesi persegi (Morris, 1890 : 193-194). Selatan yang jumlahnya kurang lebih sekitar 50 Pada zaman sebelum berdirinya kerajaan besar maupun kecil yang mewarnai Kerajaan Sawitto, terdapat beberapa kelompok sejarah di zamannya, bukan hanya Kerajaan manusia yang hidup dalam lingkungan Gowa dan Kerajaan Bone. Adapun beberapa masyarakat yang kacau. Kelompok-kelompok kerajaan tersebut adalah Kerajaan Tallo, tersebut saling menyerang dan membunuh, yang Kerajaan Luwu, Kerajaan Massenrempulu’, dalam tradisi Epos I la Galigo disebut keadaan Kerajaan Galesong, Kerajaan Bangkala, hidup bagaikan “Sianre Balei TauE” (saling Kerajaan Siang, Kerajaan Sidenreng, Kerajaan memangsai seperti ikan) (Pananrangi Hamid, Suppa, Kerajaan Mallusetasi’, Kerajaan 1991: 32-61) atau dalam bahasa asing disebut Rappang, Kerajaan Sawitto (Purnamai, 2014: “Homo Homini Lupus”. Oleh karena itu, dalam 10). keadaan atau kondisi seperti itu, ditemukan Di daerah Kabupaten Pinrang, terdapat suatu konsepsi kepemimpinan yang unggul dan beberapa kerajaan yang cukup berpengaruh. dapat mencapai tujuan terbentuknya negeri yang Salah satu kerajaan tersebut adalah Kerajaan besar dan kuat, penuh perdamaian, kemauran Sawitto. Kerajaan Sawitto adalah salah satu dan kesejahteraan. Konsep itu menurut tradisi kerajaan yang tergabung dalam LimaE’ lisan disebut To Manurung (Bugis) dan Tu yang termasuk didalamnya Mananurung (Makassar) yang diartikan sebagai Kerajaan Sidenreng, Kerajaan Suppa, Kerajaan orang yang turun dari dunia atas(Mattulada, Alitta dan Kerajaan Rappang (Abd. Latif, 2012: 1998: 26). Dalam sumber-sumber Lontara’ 52). Kelima kerajaan itu membentuk persatuan diceritakan bahwa hanya To Manurung yang atau perjanjian kerjasama. Dalam istilah bahasa dapat atau mampu mendamaikan konflik-konflik Bugis, LimaE Ajatappareng terdiri atas yang terjadi saat masa “Sianre Balei TauE”. sejumlah suku kata, yaitu lima (Lima), aja Itulah sebabnya To Manurung dianggap sebagai (Barat), dan tappareng (Danau) (Muhammad peletak dasar pembentukan kerajaan yang Amir; Masgaba; & Syahrir Kila, 2019: 71). Jadi kemudian diangkat menjadi raja pertama pengertian dari LimaE Ajatappareng adalah (Muhammad Amir;Syahrir Kila;Rosdianah persekutuan lima kerajaan yang terletak di Hafid, 2012: 26). sebelah barat danau (Danau Tempe, Danau Sama halnya dengan kerajaan lainnya di Sidenreng dan Danau Buaya) (Muhammad Sulawesi Selatan, raja pertama di Kerajaan Amir, 2013: 39-40). Raja-raja di Kerajaan Sawitto adalah To Manurung. Ada dua Limae Ajatappareng memiliki gelar yang perspektif mengenai raja pertama di Kerajaan beragam. Di Suppa, raja bergelar Datu, di Sawitto. Perspektif pertama mengatakan bahwa Rappang dan Alitta bergelar Arung, sedangkan To Manurung atau raja pertama Sawitto muncul di Sidenreng dan Sawitto bergelar Addatuang di Akkajangnge atau Lurah MarajaE. Kehadiran (Muhammad Abduh; dkk, 1985: 126). To Manurung tujuh bersaudara adalah seorang Sawitto juga merupakan salah satu perempuan yang bergelar “Puang Risompe” kerajaan di wilayah Ajatappareng yang terletak beserta keenam saudara laki-lakinya yang di pesisir pantai bagian utara jazirah selatan menjadi pejabat pemerintah Sawitto, yakni Sulawesi yang menghadap ke Selat Makassar. sebagai Anang, Anreguru, Pangngulu Lompo, 269

Indira, et all. Addatuang Sawitto (1942-1960)…

Pabbicara dan Salewatang (Johan Nyompa, persatuan, raja tempat memeluk atau raja 1979). sebagai tempat perlindungan bagi rakyatnya( Perspektif kedua mengatakan bahwa Suriadi Mappangara, 2007: 9). Sebelum raja pertama di Kerajaan Sawitto adalah To masuknya Islam di Kerajaan Sawitto, pemimpin Manurung dari Bacukiki (sekarang Pare-pare) atau raja diberi gelar Addaoang. Namun setelah yang bernama La Bangenge. La Bangenge diterimanya Islam sebagai agama di Kerajaan memperisterikan We Tepu Linge Manurung ri Sawitto gelar pemimpin atau raja di Kerajaan Akkajeng yang muncul di Lawarangparang, Sawitto menggunakan gelar Addatuang. suatu tempat di Suppa. We Tepu Linge Addaoang secara harfiah bermakna merupakan Datu Suppa yang benda tempat berlindung atau tempat berpeluk pertama(Muhammad Amir, 2013: 39-40) dan (Abd. Latif, 2014: xii), Addaoang merupakan juga menjadi Arung Rappang pertama. tempat berlindung orang banyak, yang Dari hasil pernikahan keduanya diumpamakan sebagai kayu tempat rakyat memiliki tiga orang anak, dua orang laki-laki berlindung atau berpeluk (Lontarak yang bernama La Teddunglompo dan La Akkarungang Sidenreng, 3-4) sedangkan Bottinglangi, serta satu orang perempuan yang Addatuang merupakan gelar pengganti untuk bernama We Pawawoi. La Teddunglompo datuk atau Dato yang artinya pemimpin atau kemudian menggantikan La Bacukiki sebagai penguasa. Jadi, Addatuang adalah sesepu atau Addaoang Sawitto sekaligus menjadi Datu pemimpin negeri dalam suatu kerajaan ( Suriadi Suppa menggantikan We Tepulinge. Jadi, La Mappangara, 2007: 9). Dalam pengangkatan dan Teddullompo merangkap dua jabatan yaitu pelantikan Addatuang ditetapkan syarat-syarat: sebagai Addaoang Sawitto dan Datu Suppa keturunan bangsawan Sawitto, memiliki sifat (Abd. Latif, 2012: 70). dan watak ksatria, jujur dan bijaksana, memiliki Mengenai perbedaan pendapat dari keterampilan dalam memimpin serta tidak catat kedua perspektif tersebut tentang raja pertama jasmani dan rohani (Muhammad Arfah; dkk, dari Kerajaan Sawitto kemudian terdapat 1996: 34-35). Sebenarnya antara Addatuang persamaan pada raja ke empat, bahwa raja dan Addaoang tidak ada perbedaan, keduanya keempat bernama La Paleteangnge. Beliau merupakan gelar bagi raja di Kerajaan Sawitto ( diberi gelar Addaoang ri Sompae (raja yang H. Bur Pabitjara, 18 November 2019). disembah) di Sawitto. Pada masa pemerintahan Raja atau dalam hal ini Addatuang La Paleteangnge, Kerajaan Sawitto melakukan mulai tergeser posisinya pada masa suatu hubungan kerja sama dengan Kerajaan pemerintahan Hindia Belanda. Pada masa Suppa, Kerajaan Rappang, Kerajaan Sidenreng pemerintahan Hindia Belanda antara tahun 1906 dam Kerajaan Alitta. Hubungan kerja sama ini hingga 1942 merupakan masa pemerintahan dan dikenal dengan sebutan “LimaE Ajatappareng” kekuasaan Belanda yang seutuhnya dan (Syahrir Kila , 1997: 116-117). menyeluruh. Penguasaan wilayah, khususnya di Pada masa pemerintahan Addaoang ke Sulawesi ini dicapai setelah dilancarkan IV ini, Kerajaan Sawitto juga mengalami pengiriman pasukan pendudukan (militaire kemajuan yang pesat. Kemajuan dan exspeditie) Sulawesi pada tahun 1905, untuk perkembangan yang terjadi di Kerajaan Sawitto memaksa penguasa-penguasa di wilayah membuat kerajaan-kerajaan lain ingin Sulawesi Selatan untuk tunduk, patuh dan menguasainya. Hal ini di karenakan daerah ini menyerahkan kekuasaan kepada Hindia memiliki tanah yang subur dan sangat cocok Belanda, melalui penandatanganan Perjanjian untuk daerah pertanian terutama beras (Arfah, et Pendek (Korte Verklaring) yang di sodorkan. Isi al., 1998: 38). Perjanjian Pendek memuat tiga pokok, yaitu Memasuki periode pemerintahan We kesediaan menyerahkan kekuasaannya, dan Pasulle raja ke-IX gelar raja, dalam hal ini menjadi bawahan pemerintah Hindia Belanda, Addaoang berubah menjadi Addatuang dan pada patuh dan taat pada peraturan dan pemerintahan saat ini pula agama Islam diterima di Kerajaan pemerintah Hindia Belanda dan bersedia Sawitto pada tahun 1608 Masehi atau sekitar meniadakan kekuatan militernya (Edward L. abad XVII(Suriadi Mappangara, 2012: 85). Poelinggomang, 2004: 2). Hal tersebut telah Masyarakat Sawitto menyebut pemimpin atau merubah bentuk-bentuk pemerintahan semula rajanya sebagai Addatuang/Addaoang, bagi yang awalnya berupa kerajaan atau konfederasi masyarakat Sawitto sendiri yang merupakan bentuk pemerintahan penguasa Addatuang/Addaoang diartikan sebagai simbol lokal tersebut dihapuskan. Raja hanya menjadi

270 Phinisi Integration Review. Vol 4(2) Juni 2021 simbol, dan yang menjalankan pemerintahan dulunya wilayah ini dipimpin oleh seorang secara langsung adalah pemerintah Hindia Addatuang, perlahan digantikan oleh seorang Belanda (Edward L. Poelinggomang, 2004: 2). Bupati yang menjadi pemimpin atau kepala Dalam pemerintahan ini pemerintah Hindia daerah di wilayah ini. Addatuang masih ada, Belanda menjalankan pemerintahan pusat, hanya saja posisinya yang berubah, bukan lagi sedangkan raja tetap menjalankan pemerintahan menjadi seorang pemimpin di daerah ini tetapi adat. Raja memiliki fungsi sebagai simbol dari menjadi pemangku adat. kerajaan dan tetap berperan dalam pemerintahan Hingga saat ini, susunan majelis Adat adat, hanya saja kekuasaannya tidak sekuat Addatuang masih berjalan di daerah Kabupaten sebelum masuknya pemerintah Hindia Belanda. Pinrang. Adapun pemimpin Adat Addatuang Pada tahun 1941 hingga 1942, Belanda Sawitto yaitu Andi Bau Sawerigading yang di serang dan dikalahkan oleh Jepang. Setelah diangkat sebagai Addatuang Sawitto ke XXVI di itu masuklah Jepang mengambil alih Indonesia Pinrang pada tanggal 20 Juli 2015. Beliau dari Belanda dan memerintah di Indonesia merupakan anak dari Addatuang ke XXV yang termasuk di Sawitto. Pada masa pendudukan bernama We Rukiah Karaeng Tinggi yang Jepang di Indonesia, sistem pemerintahan yang diperistrikan oleh Datu Makkulawu yang diterapkan pemerintah Hindia Belanda tidak di merupakan Bupati pertama Kabupaten Pinrang ubah dan masih diterapkan hanya saja nama atau (A. Bau Sawerigading, 18 Juli 2019). sebutannya yang diganti dengan istilah Jepang. Addatuang Sawitto menarik untuk dikaji Namun pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang berdasarkan peristiwa yang pernah terjadi mulai menyerah tanpa syarat kepada Sekutu setelah dari sebelum kemerdekaan, masa revolusi Kota Nagasaki dan Hirosima di bom atom. kemerdekaan hingga pasca revolusi Selanjutnya 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia kemerdekaan Indonesia. Peristiwa tersebut mengumumkan keseluruh dunia tentang sangat berdampak di Kerajaan Sawitto. kemerdekaannya. Namun pengumuman tersebut Berdasarkan peristiwa tersebut akan dilihat tidak diakui oleh pihak Belanda, sebab Belanda bagaimana peran dan fungsi Addatuang Sawitto masih ingin menjajah Indonesia. Belanda di setiap masa. kembali masuk ke Indonesia dan sekitar tahun Kerajaan Sawitto tetap hadir sebagai 1948 hingga 1949 Belanda mendirikan Negara bagian dari kehidupan masayarakat yang didalam negara Indonesia yaitu Negara dulunya merupakan kerajaan kini menjadi cagar Indonesia Timur. Kemudian pada tanggal 27 budaya atau peninggalan masa lampau. Desember 1949 Ratu Belanda yang bernama Addatuang Sawitto merupakan raja atau Yuliana akhirnya menyerahkan kemerdekaan pemimpin di daerah Karajaan Sawitto atau yang Indonesia (Lontarak Akkarungeng Sawitto, sekarang menjadi daerah Kabupaten Pinrang. 141). Namun seletah masuknya bangsa penjajah ke Pada tahun 1960 terjadi perubahan besar Nusantara posisi dari Addatuang ini mulai di Indonesia dalam bidang pemerintahan. memudar, hingga setelah kemerdekaan sistem Dimana Pare-pare dirubah menjadi lima kerajaan bahkan dihapuskan dan Addatuang kabupaten, Sehingga Kewedanan Pinrang yang kemudian digantikan oleh bupati. Addatuang awalnya berada di bawah Pare-pare berubah bukan lagi sebagai pemimpin di wilayah ini, menjadi Kabupaten Pinrang. Pinrang terdiri dari tetapi menjadi pemangku adat. Adanya tujuh wilayah, masing-masing wilayah disebut perubahan tersebut maka perlu dikaji tentang kecamatan. Pinrang memiliki seorang kepala Addatuang Sawitto (1942-1960). daerah yang disebut Bupati yang bernama Andi Makkulawu Cakkuridi Wajo. Sejak saat itu TINJAUAN PUSTAKA sistem pemerintahan kerajaan dihapuskan. A. Konsep Pemerintahan Berakhirlah kekuasaan Kerajaan di Sawitto, Secara etimologis pemerintahan berasal hanya tinggal nama saja dan berubah menjadi dari kata dasar perintah yang berarti melakukan Kecamatan Watang Sawitto dan Desa Watang pekerjaan menyuruh. Penambahan awalan “pe” Sawitto yang wilayahnya semakin kecil/sempit menjadi pemerintah berarti badan yang (Lontarak Sawitto: 142-143). melakukan kekuasaan memerintah. Penambahan Status Addatuang Sawitto yang pada akhiran “an” menjadi pemerintahan berarti awalnya merupakan pemimpin di Kerajaan perbuatan, cara, hal atau urusan dari pada badan Sawitto (sekarang Kabupaten Pinrang) mulai yang memerintah tersebut (Inu Kencana Syafiie, memudar seiring berjalannya waktu. Yang 2003: 3). 271

Indira, et all. Addatuang Sawitto (1942-1960)…

Menurut Kamus Besar Bahasa ini masyarakat Sawitto masih menganut Indonesia pemerintahan adalah proses, cara atau kepercayaan leluhur yang menganggap raja atau perbuatan memerintah. Dalam melakukan Addaoang adalah seoarang keturunan To pemerintahan berarti ada badan atau orang Manurung yang di utus ke bumi untuk (pemerintah) yang memerintah. Badan atau memerintah. Apa yang dikatakan Addaoang orang yang melakukan pemerintahan biasanya itulah yang dianggap hukum oleh masyarakat, adalah seorang pemimpin dalam suatu wilayah, dan harus ditaati oleh rakyat. Yang berhak misalnya presiden atau raja. Sebelum sistem menggantikan Addaoang/Addatuang atau raja pemerintahan menggunakan presiden sebagai adalah keturunannya sendiri (Muhammad Arfah; pemerintah atau pemimpin, jauh sebelum itu dkk, 1996: 33-34). sistem pemerintahan yang digunakan adalah sistem pemerintahan kerajaan. Hingga saat ini B. Konsep Addatuang masih ada beberapa negara yang menganut Addatuang adalah tokoh utama dalam sistem pemerintahan kerajaan. suatu kerajaan atau sama dengan raja. Sistem kerajaan merupakan jenis Addatuang adalah gelaran bagi raja-raja Sawitto. pemerintahan dimana raja menjadi kepala Sebelum masuknya Islam di Kerajaan Sawitto negara atau pemimpin tertinggi. Bagi sebagian masih menggunakan istilah Addaoang, setelah besar negara di dunia, penguasa raja merupakan masuknya agama Islam di Kerajaan Sawitto simbol kesinambungan serta kedaulatan sebuah pada masa pemerintahan We Passulle raja ke 9 negara. Pada umumnya, seorang raja pada sekitar tahun 1608 Masehi, gelar Addaoang di sistem kerajaan di masa lalu memiliki kekuasaan ganti menjadi Addatuang. yang absolut dan tidak boleh dibantah oleh Addaoang secara harfiah bermakna siapapun. Sistem pemerintahan kerajaan benda tempat berlindung atau tempat berpeluk mengizinkan seseorang untuk berkuasa seumur (Abd. Latif, 2014: xii), Addaoang merupakan hidupnya. Raja diangkat atau dinobatkan secara tempat berlindung orang banyak, yang turun temurun dengan memilih putera/puteri diumpamakan sebagai kayu tempat rakyat tertua (atau sesuai dengan budaya setempat) dari berlindung atau berpeluk (Lontarak istri yang sah (permaisyuri) (Inu Kencana Akkarungang Sidenreng, 3-4) sedangkan Syafiie, 2001: 85). Addatuang merupakan gelar pengganti untuk To Manurung dalam konsep datu yang artinya pemimpin atau penguasa. kepemimpinan dianggap manusia setengah dewa Addatuang adalah sesepu atau pemimpin negeri menjelma di muka bumi untuk menentramkan dalam suatu kerajaan (Mappangara, 2007: 9). masyarakat dalam setiap kelompok kaum, juga Addatuang adalah seorang raja yang disebut-sebut sebagai awal pemerintahan baru merupakan kepala pemerintahan. Dalam yang melahirkan konsep kenegaraan. Konsepsi pengangkatan dan pelantikan Addatuang kepemimpinan To Manurung juga disusul oleh ditetapkan syarat-syarat: keturunan bangsawan terbentuknya konsepsi kenegaraan dengan Sawitto, memiliki sifat dan watak ksatria, jujur wilayah territorial yang lebih luas dan meliputi dan bijaksana, memiliki keterampilan dalam sejumlah kelompok kaum yang mengikat memimpin serta tidak catat jasmani dan rohani perdamaian dan menyepakati menerima (Muhammad Arfah; dkk, 1996: 34-35). kepemimpinan ToManurung menjadi pemimpin Sebenarnya antara Addatuang dan Addaoang tertinggi untuk mereka (Mattulada, 1998: 27). tidak ada perbedaan, keduanya merupakan gelar Sama halnya dengan kerajaan lainnya di bagi raja di Kerajaan Sawitto ( H. Bur Pabitjara, Sulawesi Selatan, raja pertama di Kerajaan 18 November 2019). Sawitto adalah To Manurung. To Manurung dianggap sebagai raja pertama atau Addaoang C. Deskripsi Teori (Addatuang) pertama Kerajaan Sawitto. Garis besar penelitian ini adalah sejarah Setelah datangnya To Manurung di lokal di Kabupaten Pinrang, teori yang Kerajaan Sawitto, terjadi perubahan dari digunakan adalah teori perubahan sosial. Teori pemerintahan yang lalim (tidak menaruh belas perubahan sosial dipilih dikarenakan dalam kasihan) berubah menjadi pemerintahan yang penelitian terjadi suatu perubahan, yang awalnya demokrasi. Dalam pemerintahan To Manurung merupakan sistem pemerintahan yang dipimpin tidak mengenal monarki absolut sebab oleh raja kemudian berubah menjadi sistem diangkatnya pembantu raja dalam menjalankan pemerintahan yang dipimpin oleh kepala daerah pemerintahan di Kerajaan Sawitto. Pada masa dalam hal ini bupati. Untuk mengetahui lebih

272 Phinisi Integration Review. Vol 4(2) Juni 2021 mendalam mengenai teori ini, dapat dijelaskan makna. Makna yang dimaksud merupakan data sebagai berikut: yang sebenarnya, data yang pasti merupakan Berbicara tentang perubahan sosial, kita suatu nilai dibalik data yang tampak (Sugiyono, membayangkan sesuatu yang terjadi setelah 2005:6). jangka waktu tertentu, kita berurusan dengan Dalam melakukan penulisan sejarah, perbedaan keadaan yang diamati anatara segala kegiatan yang kita lakukan pada sebelum maupun sesudah jangka waktu tertentu. umumnya hampir sama dengan semua metode Konsep dasar perubahan sosial mencakup tiga penulisan ilmiah lain. Hanya saja ada beberapa gagasan, antara lain: perbedaan, waktu yang prosedur khusus yang dilakukan dalam berbeda dan diantara keadaan sosial yang sama penulisan Sejarah. Hal ini dikarenaka metode (Sztompka, 2007: 3). historis mempunyai perbedaan yang khas dari Setiap masyarakat tentunya mengalami kegiatan ilmiah lainnya. Perbedaannya terletak perubahan dan dinamika sosial budaya. pada waktunya yang sulit untuk memahami Perubahan dan dinamika sosial ini merupakan masa lampau dan masa yang akan datang, untuk akibat dari adanya interaksi antarmanusia dan itu dalam menafsirkannya perlu kehati-hatian. antarkelompok. Artinya, karena masyarakat Dalam penggunaan metode penulisan selalu melakukan interaksi sosial maka sebuah sejarah harus memperhatikam beberapa aspek perubahan sosail tidak bisa di hindari. yang dijadikan landasan penulisan yaitu aspek Perubahan sosial terjadi di wilayah Kerajaan permasalahan, ketersediaan sumber dan Sawitto yang sekarang dikenal Kabupaten kerangka analitis. Metode dalam penulisan Pinrang. Pada mulanya di daerah ini masih Sejarah adalah seperangkat aturan dan prinsip menggunakan sistem pemerintahan kerajaan sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber yang dipimpin oleh seorang raja atau dalam hal Sejarah secara sistematis, menilainya secara ini Addatuang. Namun seiring dengan kritis dan mengajukan sintesis secara tertulis. berjalannya waktu kemudian sistem Berdasarkan uraian tersebut di atas pemerintahan berubah menjadi kabupaten yang dapat disimpulkan bahwa metode sejarah dipimpin oleh bupati, sehingga teori perubahan merupakan cara atau teknik dalam sosial ini sangat mendukung penelitian ini. merekonstruksi peristiwa masa lampau, melalui empat tahapan kerja yakni Heuristik yaitu METODE menghimpun jejak-jejak masa lampau, Kritik Penelitian ini merupakan penelitian yakni menyelidiki apakah jejak-jejak itu sejati, sejarah atau jenis penelitian yang bersifat baik bentuk maupun isinya, Interpretasi deskriptif analitik dengan tujuan untuk merupakan penetapan makna dan saling menemukan dan mendeskripsikan secara hubungan dari pada fakta-fakta yang diperoleh analisis tentang Addatuang Sawitto. Penelitian itu dan penyajian atau penyampaian sintesa yang ini termasuk dalam kajian sejarah lokal. diperoleh dalam bentuk suatu kisah sejarah atau Dalam penulisan suatu karya ilmiah, yang sering di sebut dengan Historiografi terdapat cara yang digunakan untuk menyususun (Natosusanto, 1971: 17). karya ilmiah tersebut. Hal ini sering disebut Dengan demikian, untuk menyusun sebagai metode. Menurut Kenneth D. Bailey, suatu kerangka penulisan sejarah, maka kisah metode adalah teknik penelitian atau alat yang sejarah harus disajikan secara kronologis dipergunakan untuk mengumpulkan data. (Reiner, 1997:75). Adapun yang dimaksud Metode yang digunakan adalah metode kronologis adalah fakta-fakta sejarah yang penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif diperoleh disusun secara berurutan, terutama adalah metode penelitian obyek yang alamiah. peristiwa yang telah terjadi. Penyusunan yang Metode penelitian kualitatif digunakan untuk demikian, pada hakekatnya dapat member memperoleh data yang mendalam untuk gambaran tentang keakuratan atau validitas fakta memperoleh suatu data yang mengandung yang berkaitan dengan Addatuang Sawitto. HASIL DAN PEMBAHASAN tetapi teraktualisasi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Sawitto. Perihal teori perubahan Pada bagian ini peneliti merangkum peran sosial yang menjadi tumpuan mendasar dalam dan fungsi addatuang Sawitto. perihal teori yang penelitian ini sepertinya cukup relevan digunakan untuk mengabstraksikan data yang digunakan untuk melihat perubahan sosial yang telah dirangkum menjadi perhatian lebih terjadi di daerah Sawitto. Daerah yang dulunya peneliti, walaupun tidak secara utuh dijelaskan, merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Sawitto 273

Indira, et all. Addatuang Sawitto (1942-1960)… kini telah menjadi daerah Kabupaten Pinrang. diakui sebagai kepala adat yang kemudian Daerah yang dulunya dipimpin oleh seorang raja didampingi pemerintahan Belanda selaku atau dalam hal ini Addatuang sekarang dipimpin penguasa tertinggi di wilayah Onderafdeeling oleh seorang kepala daerah atau bupati. Pinrang(Mattulada, 1974: 26). Masa 1. Peran dan Fungsi Addatuang Sawitto pemerintahan Hindia Belanda, daerah daerah Masa pemerintahan Hindia Belanda bawahan (bate-bate) tetap berlaku pemerintahan antara tahun 1906 hingga 1942 merupakan masa berdasarkan sistem pemerintahan lama atau pemerintahan dan kekuasaan Belanda yang adat, namun pada tingkat pemerintahan pusat seutuhnya dan menyeluruh. Penguasaan wilayah berlaku sistem pemerintahan ala barat dengan berhasil dicapai oleh pemerintah Hindia Belanda sistem pemerintahan kolonilaisme (Darwis setelah melancarkan pengiriman pasukan Rasyid, 1985: 40-41). pendudukan (militaire exspeditie) Sulawesi Pemerintahan pemerintah Hindia terus tahun 1905, dengan tujuan umtuk memaksa para berlanjut hingga masuknya Jepang ke Indonesia. penguasa di wilayah Sulawesi Selatan untuk Dengan ditandatanganinya kapitulasi Kalijati tunduk, patuh dan meyerahkan kekuasaannya pada tanggal 8 Maret 1942, maka sejak saat itu kepada pemerintah Hindia Belanda. Penyerahan Indonesia secara resmi berada di bawah kekuasaan dari para penguasa atau raja di pendudukan Jepang. Sulawesi Selatan kepada pemerintah Hindia Pada masa pendudukan jepang di Belanda ditandai dengan penandatanganan Indonesia, Jepang tidak mengubah sistem pernyataan pendek (Korte Veklaring). pemerintahan yang diterapkan oleh pemerintah Pemerintah Hindia Belanda akhirnya Hindia Belanda. Seperti halnya pada masa berhasil menaklukkan kerajaan-kerajaan dengan pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia penandatanganan pernyataan pendek (Korte terkhusus di Kerajaan Sawitto, raja atau Veklaring) termasuk Kerajaan Sawitto. Addatuang Sawitto hanya menjadi simbol Kekalahan kerajaan-kerajaan Bugis-Makassar kekuasaan Kerajaan Sawitto sebab yang serta ditandatanganinya Korte Veklaring menjalankan pemerintahan adalah pemerintah membuka lembaran baru hubungan kerajaan- pendudukan Jepang. Addatuang masih kerajaan Bugis-Makassar dengan pemerintah menjalankan pemerintahan adat dan yang Hindia Belanda. Dengan kekalahan tersebut menjalankan pemerintahan pusat adalah maka dimulailah campur tangan pemerintah pemerintah pendudukan Jepang. Selain Hindia Belanda dalam lembaga pemerintahan Addatuang, dikenal pula istilah Sulewatang kerajaan, terjadi pemerintahan dualisme disatu Sawitto. Sulewatang Sawitto yang sebenarnya pihak pejabat-pejabat adat dan agama berasal memiliki arti sebagai pengganti addatuang dan dari kelompok masyarakat setempat dan dipihak bertugas untuk menyampaikan keputusan dan lain terdapat pejabat pemerintah Hindia Belanda kehendak dari addatuang, namun ketika yang bertugas untuk membantu dan mengawasi Kerajaan Sawitto dikuasai pemerintah Hindia pejabat-pejabat adat dan agama (Najamuddin, Belanda Sulewatan Sawitto dijadikan sebagai 2015: 2). Dengan ditanda tanganinya Korte pengganti kekuasaan Addatuang. Dengan kata Veklaring maka wilayah Kerajaan Sawitto lain Sulewatn Sawitto yang menjalankan menjadi bagian dari wilayah kekuasaan pemerintahan di Kerajaan Sawitto, Sulewatan Pemerintah Hindia Belanda. Sawitto diangkat oleh pemerintah Hinda Ketika Belanda berhasil menguasai Belanda. Hal tersebut pun berlaku pada masa Sulawesi Selatan, terkhusus Kerajaan Sawitto. pendudukan Jepang dan yang diangkat sebagai Pada saat itu Kerajaan Sawitto berada di bawah Sulewatan Sawitto adalah La Tjalo. pemerintahan Addatuang La Tamma. Namun, Pendudukan Jepang berlangsung hingga setelah ditandatanganinya Korte Veklaring tahun 1945, ketika Jepang dikalahkan Sekutu daerah ini berada di bawah kekuasaan dalam Perang Dunia II. Kekalahan Jepang pemerintah Hindia Belanda, sehingga tersebut kemudian dimanfaatkan oleh rakyat Addatuang dan para aparatnya hanya merupakan Indonesia untuk menyatakan kemerdekaannya pelaksana perintah Gubernur Jenderal (Staat van pada tanggal 17 Agustus 1945. Namun Nedebewind). Raja atau Addatuang hanya pernyataan kemerdekaan tersebut tidak diterima dijadikan sebagai simbol belaka untuk oleh Belanda yang masih ingin kembali untuk menaklukkan rakyat di Kerajaan Sawitto. Raja menjajah Indonesia. Belanda berhasil tetap diakui oleh Belanda sebagai kepala menanamkan kembali kekuasaannya di pemerintahan dalam wilayahnya, para raja Indonesia, hal tersebut dibuktikan pada 1948

274 Phinisi Integration Review. Vol 4(2) Juni 2021 sampai 1949 Belanda mendirikan negara penguasa. Kemudian setelah RIS dibubarkan didalam negara Indonesia yaitu Negara maka dihapuskan pula pemerintahan kerajaan Indonesia Timur. Belanda berhasil menanamkan dan bergabung masuk ke dalam wilayah kembali pengaruhnya di Indonesia terkhusus di kekuasaan NKRI. Kerajaan Sawitto dan kembali menerapkan Pada masa pemerintahan Addatuang sistem pemerintahannya. Sawitto We Rukiyah sistem pemerintahan Di Kerajaan Sawitto pemerintah kerajaan dihapuskan dan daerah Kerajaan Belanda mengangkat Sulewatang dengan kata Sawitto masuk ke dalam wilayah Daerah lain Sulewatang inilah yang menjalankan Tingkat II Pinrang, wilayah pemerintahan pemerintahan dan Addatuang Sawitto hanya Kerajaan Sawitto mejadi Ibukota Daerah sebagai simbol. Kerajaan yang memiliki Tingkat II Pinrang. Karena pemerintahan sulewatang pada masa Belanda, berarti kerajaan Kerajaan Sawitto dihapuskan maka yang tersebut berada di bawah kekuasaan Belanda, menjadi kepala daerah bukan lagi Addatuang termasuk Kerajaan Sawitto(Ima Kesuma, 29 Sawitto, tetapi diangkat seorang kepala daerah Maret 2021). Ketika Belanda kembali yang disebut bupati. menguasai Sawitto yang diangkat menjadi Para pewaris kerajaan yang kemudian Sulewatang adalah La Tjalo. Bahkan diangkat menjadi pelaksana bupati yang Sulewatang La Tjalo yang mewakili Kerajaan ditunjuk oleh pemerintah, meskipun pada Sawitto dalam Konferensi Malino dasarnya bertolak belakang dengan pendidikan (Akkarungang Sawitto, 140). mereka. Para pewaris tahta yang diangkat Pada tanggal 24 Agustus sampai 3 menjadi bupati pertama dikarenakan secara November 1949, diadakan konferensi meja psikologis masyarakat belum sepenuhnya lepas bundar di Den Haag. Tanggal 27 Desember dari pengaruh kerajaan. 1949, Belanda mengakui kedaulatan Indonesia Di Kerajaan Sawitto sendiri yang dan muncullah RIS, sejak saat itu Negara diangkat menjadi bupati pertama ialah suami Indonesia Timur melebur masuk kedalam RIS. dari Addatuang Sawitto We Rukiyah yang Kemudian pada tanggal 15 Agustus 1950 bernama Andi Makkulawu. Meskipun demikian tercapai kata sepakat untuk membubarkan RIS We Rukiyah tetap menjadi ratu atau Addatuang dan kembali menjadi NKRI yang diumumkan Sawitto tetapi hanya sebatas pemangku adat. keseluruh pelosok tanah air Indonesia pada hari Addatuang Sawitto tidak lagi memiliki fungsi peringatan ulang tahun republik Indonesia ke-5 tetapi berperan sebagai dewan adat di pada tanggal 17 Agustus 1950. Kabupaten Pinrang. Ketika Indonesia kembali menjadi NKRI setelah dihapuskannya RIS dan negara- Pembahasan negara bonekanya. Kerajaan Sawitto masih 1. Peran dan Fungsi Addatuang Sawitto berada di bawah kepemimpinan Addatuang Sebelum Kemerdekaan Sawitto We Tenri hingga pada tahun 1951 beliu Sebelum pendudukan Jepang, Belanda wafat dan dimakamkan di kompleks makan raja- lebih dahulu menguasai Indonesia. Pemerintah raja Sawitto di Jl. Melati. Addatuang Sawitto Hindia Belanda akhirnya berhasil menaklukkan We Tenri kemudian digantikan oleh kerajaan-kerajaan dengan penandatanganan kemanakannya (anak dari saudara pernyataan pendek (Korte Veklaring) termasuk perempuannya) yang bernama We Rukiyah. We Kerajaan Sawitto. Kekalahan kerajaan-kerajaan Rukiyah Bau Baco Karaeng Ballatinggi Bugis-Makassar serta ditandatanganinya Korte mewarisi tahta di Kerajaan Sawitto. Beliau Veklaring membuka lembaran baru hubungan merupakan anak dari La Mappanyukki Datu kerajaan-kerajaan Bugis-Makassar dengan Suppa dan Raja Bone dengan isterinya We pemerintah Hindia Belanda. Dengan kekalahan Besse Petta I Bulo. tersebut maka dimulailah campur tangan Addatuang Sawitto pada saat Indonesia pemerintah Hindia Belanda dalam lembaga merdeka telah mengatakan berada di belakang pemerintahan kerajaan, terjadi pemerintahan NKRI, dengan katalain kerajaan-kerajaan yang dualisme disatu pihak pejabat-pejabat adat dan mengatakan berada dibelakang NKRI termasuk agama berasal dari kelompok masyarakat Addatuang Sawitto telah menyerahkan daerah setempat dan dipihak lain terdapat pejabat kekuasaanya kepada NKRI. Berdasarkan pemerintah Hindia Belanda yang bertugas untuk pernyataan bahwa mereka tunduk terhadap membantu dan mengawasi pejabat-pejabat adat NKRI maka kekuasaan raja hilang sebagai dan agama (Najamuddin, 2015: 2). Dengan 275

Indira, et all. Addatuang Sawitto (1942-1960)… ditanda tanganinya Korte Veklaring maka Tenri Arung Rappang. Beliau merupakan ipar wilayah Kerajaan Sawitto menjadi bagian dari dari Andi Mappanyukki selaku Arung Bone, wilayah kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda. sebab Andi Mappanyukki menikah dengan Ketika Belanda berhasil menguasai saudara perempuannya yang bernama We Besse Sulawesi Selatan, terkhusus Kerajaan Sawitto. Petta I Bulo yang kelak melahirkan Andi Bau Pada saat itu Kerajaan Sawitto berada di bawah Massepe yang kelak menjadi Datu Suppa, We pemerintahan Addatuang La Tamma. Namun, Rukiyah Bau Bocco Karaeng Balla Tinggi yang setelah ditandatanganinya Korte Veklaring kelak menjadi Addatuang Sawitto dan We daerah ini berada di bawah kekuasaan Pasulle dengan gelar Datu Bule’e (Syahrir Kila, pemerintah Hindia Belanda, sehingga 2018). We Tenri Arung Rappang diangkat Addatuang dan para aparatnya hanya merupakan sebagai Addatuang Sawitto menggantikan pelaksana perintah Gubernur Jenderal (Staat van ibunya yaitu We Beda yang dinyatakan Nedebewind). Raja atau Addatuang hanya meninggal pada tanggal 28 Juni 1939. (Lontarak dijadikan sebagai simbol belaka untuk Akkarungen Sawitto, 138). menaklukkan rakyat di Kerajaan Sawitto. Raja Ketika Jepang berhasil menguasai tetap diakui oleh Belanda sebagai kepala Sulawesi, tepatnya di Sulawesi Selatan yang pemerintahan dalam wilayahnya, para raja pertama didekati oleh Jepang adalah para raja. diakui sebagai kepala adat yang kemudian Hal tersebut dikarenakan rakyat Sulawesi didampingi pemerintahan Belanda selaku Selatan teramat setia kepada rajanya. Jepang penguasa tertinggi di wilayah Onderafdeeling kemudian berlindung di bawah kewibawaan Pinrang(Mattulada, 1974: 26). Masa para raja agar tidak mendapatkan perlawanan pemerintahan Hindia Belanda, daerah daerah dari rakyat. bawahan (bate-bate) tetap berlaku pemerintahan Pada tahun 1943, Jepang memberi berdasarkan sistem pemerintahan lama atau kesempatan kepada orang-orang Indonesia ikut adat, namun pada tingkat pemerintahan pusat serta berperan dalam melaksanakan berlaku sistem pemerintahan ala barat dengan pemerintahan. Jepang juga mulai mendudukkan sistem pemerintahan kolonilaisme (Darwis semua raja-raja dari kerajaan besar. Adapun dari Rasyid, 1985: 40-41). kerajaan Sawitto yang ditunjuk oleh Jepang Pemerintah Hindia Belanda sepenuhnya adalah La Tjalo Sulewatang Sawitto sebagai menduduki wilayah Sawitto hingga masuknya Cuo Sangiin. Mereka berusaha untuk mendekati Pendudukan Jepang. Setelah Letnan Jenderal H. dan menguasai kelompok bangsawan agar dapat terpoorten menandatangani piagam penyerahan menggunakan mereka untuk mempengaruhi kekuasaan tanpa syarat (perjanjian Kalijati) bangsawan lainnya dan masyarakat agar kepada Jenderal Hitoshi Imamura pada tanggal 8 mengakui kekuasaannya. Bagi mereka yang Maret 1942, maka sejak saat itu Indonesia bersedia untuk bekerjasama akan diberi secara resmi berada di bawah pendudukan kedudukan didalam pemerintahan serta Jepang. memperluas pengaruhnya, namun bagi mereka Jepang menduduki Sulawesi Selatan yang menentang akan diberi hukuman dan pada tahun 1942. Pada mulanya kedatangan diasingkan. tentara Jepang disambut baik oleh masyarakat Pada masa pendudukan Jepang di didaerah-daerah Sulawesi Selatan tak terkecuali Indonesia, terkhusus di Kerajaan Sawitto tidak di Sawitto. Sambutan tersebut dilatar belakangi jauh berbeda pada masa pemerintahan Hindia oleh anggapan masyarakat bahwa Jepang Belanda dimana Addatuang hanya sebuah sebagai penyelamat dan pembebas dari Belanda simbol, sebab yang memegang kekuasaan yang telah menajajah beratus ratus tahun. adalah Sulewatang. Tahun-tahun pertama pendudukan Jepang di Pada masa pendudukan Jepang La Tjalo Indonesia khususnya di daerah Sawitto, tentara Sulewatang Sawitto sebagai Cuo Sangiin. Jepang terus-menerus melancarkan propaganda Sulewatang pada masa pemerintahan Belanda bahwa mereka adalah saudara tua yang dijadikan sebagai pengganti kekuasaan melindungi saudaranya dari penindasan kulit addatuang. Sulewatang diangkat oleh putih, dengan semboyan yang sangat popouler pemerintah Belanda untuk menjalankan saat itu ialah: “Nippon-Indonesia sama-sama” pemerintahan. Jadi, setiap kerajaan yang (Drs. Sarita Pawiloy, 1987: 63). memiliki sulewatang berarti berada di bawah Addatuang Sawitto yang menjabat kekuasaan Belanda (Ima Kesuma, 29 Maret ketika masuknya Jepang di Indonesia adalah We 2021). Hal tersebut terjadi di Kerajaan Sawitto.

276 Phinisi Integration Review. Vol 4(2) Juni 2021

Kemudian ketika masuknya Jepang ke bangsa Indonesia terhadap Belanda(Badan Indonesia, mereka tidak mengubah sistem Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi pemerintahan yang telah diterapkan pemerintah Sulawesi Selatan) . Hindia Belanda, tetapi hanya penggunaan Perlawan demi perlawan terus dilakukan istilahnya saja yang di ubah menjadi bahasa oleh rakyat, karena semakin terdesak pihak Jepang. Belanda kemudian mengambil kesempatan Raja atau dalam hal ini Addatuang tidak untuk memanfaatkan para penguasa pribumi memilik peran dan hanya berfungsi sebagai atau dalam hal ini para bangsawan. Para simbol penguasa Kerajaan Sawitto (Syahrir bangsawan yang posisinya mulai tergeser Kila, 23 Maret 2021). Addatuang Sawitto We kemudian dipulihkan kembali sebagai penguasa Tenri hanya sebagai simbol pemerintahan daerah setempat atau kembali memulihkan Kerajaan Sawitto, sedangkan yang menjalankan kekuasaan raja dan diberikan hak pemerintahan kekuasaan adalah La Tjalo sebagai Sulewatang sendiri demi untuk kepentingan Belanda Sawitto atau Cuo Sangiin pada masa (Syahrir Kila, 23 Maret 2021). Keberhasilan pendudukan Jepang. Belanda membujuk kaum bangsawan ditandai dengan dilaksanakannya konferensi Malino di 2. Peran dan Fungsi Addatuang Sawitto Sulawesi Selatan pada 15 Juli hingga 25 Juli Pada Masa Revolusi Kemerdekaan 1946 yang menghasilkan rancangan Pada 15 Oktober 1945 diadakan suatu pembentukan Negara Indoneisa Timur (Irvan pertemuan oleh para raja-raja di Sulawesi yang Tasnur, Muhammad Rijal Fadli, 2019: 59). terkenal dengan sebutan “pernyataan Jongaya”. Pada 1946 pemerintah Belanda Adapun raja-raja yang hadir pada pertemuan melaksanakan konferensi Malino dan Denpasar tersebut antara lain; Raja Luwu Andi Jemma, (Bali) pada 7 hingga 24 Desember 1946 dengan Raja Ngalle Raja Gantarang Bulukumba, Andi agenda pembentukan Negara Indonesia Timur Sultan Daeng Raja Raja Mandar, Andi Abdullah (NIT). Tahun 1948 sampai 1949 Belanda Majid Raja Balangnipa, Ibu Depu, Andi mendirikan negara didalam negara Indonesia Makkasau, Arung Galireng dan Andi Bau yaitu Negara Indonesia Timur. Hal tersebut Massepe. Hasil dari pertemuan tersebut membuktikan bahwa Belanda berhasil menghasilkan sebuah ikrar yang menyatakan menanamkan kembali pengaruhnya di Indonesia “Berdiri dibelakang Republik Indonesia, termasuk Kerajaan Sawitto. menolak pendaratan NICA dan mendukung Ketika Indonesia merdeka raja-raja di Gubernur Ratulangi”. Setelah pertemuan Sulawesi Selatan telah menyatakan sikap bahwa tersebut diadakan lagi pertemuan para raja mereka tunduk dan berdiri dibelakang NKRI seafdeeling Pare-pare yang dilaksanakan berdasarkan perjanjian Jongaya pada 15 Oktober November 1945. Para raja berembuk hingga 1945. Pada bulan November 1945 diadakan tengah malam dan kembali menghasilkan pertemuan para raja seafdeeling Pare-pare di sebuah ikrar “ menyokong Dr.Ratulangi sebagai bawah komando Andi Abdullah Bau Massepe gubernur Republik Indonesia untuk Sulawesi selaku Datu Suppa. Dari pertemuan tersebut dan menolak kembalinya Belanda di Indonesia” dihasilkan sebuah pernyataan yang berbunyi (Majalah Sarinah no. 50 : 12). “Menyokong Dr. Ratulangi sebagai Gubernur Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Republik Indonesia untuk Sulawesi dan menolak Indonesia menyatakan kemerdekaannya. kembalinya Belanda di Indonesia”. Pernyataan Pengumuman kemerdekaan Indonesia tersebut tersebut kemudian diajukan di forum PBB tidak diakui oleh pihak Belanda, sebab Belanda untuk mendapat pengakuan dari PBB (Majalah masih ingin kembali menjajah Indonesia. Sarinah No. 50, 12). Tentara Sekutu di bawah pimpinan Brigjen Iwan Disamping Dr. Ratulangi berusaha Dongherty mendarat di Makassar pada untuk mendapatkan pengakuan dari PBB, NICA September 1945. Pendaratan tersebut merupakan justru berusaha untuk mengembalikan bantuan dari tentara kesatuan Australia dengan pemerintahannya di Sulawesi dengan jalan membonceng tentara NICA (Nederland Indische membujuk para raja setempat. NICA berusaha Siviel Administratie) di bawah pimpinan Mayor untuk mengembalikan pemerintahannya di J. G. Wegner dengan tujuan untuk melucuti Sulawesi secara terang-terangan dengan jalan tentara Jepang. Namun, kedatangan bangsa membujuk para raja-raja disertai dengan janji- Belanda tidak disambut baik oleh bangsa janji yang muluk. Beberapa raja yang awalnya Indonesia. Sehingga terjadilah perlawanan menyatakan diri berdiri dibelakang NKRI 277

Indira, et all. Addatuang Sawitto (1942-1960)… kemudian memilih untuk bergabung dengan Sulewatang La Tjalo yang mewakili Kerajaan NICA (H. M. Sanusi Dg. Mattata, 1967: 228). Sawitto dalam Konferensi Malino Diadakan kembali sebuah pertemuan (Akkarungang Sawitto, 140). yang bertempat di Bone yang dikenal dengan sebutan Konferensi Raja-raja di Bone pada 1 3. Peran dan Fungsi Addatuang Sawitto Desember 1945 di bawah komando Arung Bone Pasca Revolusi Kemerdekaan Andi Mappanyukki. Dalam konferensi tersebut Pada tanggal 24 Agustus sampai 3 dilakukan penandatanganan penyerahan November 1949, diadakan konferensi meja kedaulatan kepada NKRI atas kekuasaan bundar di Den Haag. Tanggal 27 Desember kerajaan dan mendukung Dr. Ratulangi serta 1949, Belanda mengakui kedaulatan Indonesia menolak kedatangan NICA. Pada konferensi dan muncullah RIS, sejak saat itu Negara tersebut ternyata tidak mencapai kata mufakat, Indonesia Timur melebur masuk kedalam RIS. karena ternyata hanya beberapa raja yang Kemudian pada tanggal 15 Agustus 1950 menyetujui pernyataan tersebut yaitu Raja Bone tercapai kata sepakat untuk membubarkan RIS Andi Mappanyukki dan Andi Djemma Raja dan kembali menjadi NKRI yang diumumkan Luwu. keseluruh pelosok tanah air Indonesia pada hari NICA berhasil mengambil hati para raja peringatan ulang tahun republik Indonesia ke-5 dengan cara mengembalikan posisi mereka pada tanggal 17 Agustus 1950. sebagai pemerintah setempat, dimana seperti Ketika Indonesia kembali menjadi yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa setelah NKRI setelah dihapuskannya RIS dan negara- penandatanganan Korte Veklaring 1905 hingga negara bonekanya. Kerajaan Sawitto masih msuknya Jepang ke Indonesia, raja tidak lagi berada di bawah kepemimpinan Addatuang memiliki peran sebagai penguasa setempat dan Sawitto We Tenri hingga pada tahun 1951 beliu hanya berfungsi simbol dari suatu kerajaan wafat dan dimakamkan di kompleks makan raja- karena yang memegang kekuasaan adalah para raja Sawitto di Jl. Melati. Addatuang Sawitto penjajah. Belanda mengembalikan posisi para We Tenri kemudian digantikan oleh raja-raja sebenarnya hanya untuk kemanakannya (anak dari saudara kepentingannya sendiri, untuk menarik simpati perempuannya) yang bernama We Rukiyah. We rakyat agar rakyat tunduk dan patuh pada Rukiyah Bau Baco Karaeng Ballatinggi pemerintahan Belanda. mewarisi tahta di Kerajaan Sawitto. Beliau Hal demikian juga terjadi di Kerajaan merupakan anak dari La Mappanyukki Datu Sawitto, yang awalnya mengatakan berada Suppa dan Raja Bone dengan isterinya We dibelakang NKRI tetapi ketika masuknya Besse Petta I Bulo. kembali Belanda ke Indonesia khususnya Addatuang Sawitto pada saat Indonesia Sulawesi, kerajaan Sawitto justru berpihak merdeka telah mengatakan berada di belakang kepada Belanda. Selain raja atau Addatuang NKRI, dengan katalain kerajaan-kerajaan yang Sawitto dikenal juga istilah Sulewatang yang mengatakan berada dibelakang NKRI termasuk sebenarnya memiliki arti sebagai pengganti Addatuang Sawitto telah menyerahkan daerah addatuang dan bertugas untuk menyampaikan kekuasaanya kepada NKRI. Berdasarkan keputusan dan kehendak dari addatuang, namun pernyataan bahwa mereka tunduk terhadap setelah masuknya Belanda ke Sawitto NKRI maka kekuasaan raja hilang sebagai Sulewatangg berubah fungsi menjadi pangganti penguasa. Kemudian setelah RIS dibubarkan kekuasaan addatuang. Sulewatang diangkat oleh maka dihapuskan pula pemerintahan kerajaan pemerintah Belanda dan menjadi pengganti dan bergabung masuk ke dalam wilayah kekuasaan addatuang. Di Kerajaan Sawitto kekuasaan NKRI. pemerintah Belanda mengangkat Sulewatang Pada masa pemerintahan Addatuang dengan kata lain Sulewatang inilah yang Sawitto We Rukiyah sistem pemerintahan menjalankan pemerintahan dan Addatuang kerajaan dihapuskan dan daerah Kerajaan Sawitto hanya sebagai simbol. Kerajaan yang Sawitto masuk ke dalam wilayah Daerah memiliki sulewatang pada masa Belanda, berarti Tingkat II Pinrang, wilayah pemerintahan kerajaan tersebut berada di bawah kekuasaan Kerajaan Sawitto mejadi Ibukota Daerah Belanda, termasuk Kerajaan Sawitto(Ima Tingkat II Pinrang. Karena pemerintahan Kesuma, 29 Maret 2021). Ketika Belanda Kerajaan Sawitto dihapuskan maka yang kembali menguasai Sawitto yang diangkat menjadi kepala daerah bukan lagi Addatuang menjadi Sulewatang adalah La Tjalo. Bahkan

278 Phinisi Integration Review. Vol 4(2) Juni 2021

Sawitto, tetapi diangkat seorang kepala daerah beliau sebagai Addatuang Sawitto, barulah pada yang disebut bupati. masa pemerintahan Abdurrahman Wahid bekas Memasuki tahun 1952 ketika R. Sudiro bekas kerajaan dan pewarisnya dimunculkan sebagai pemimpin di Sulawesi Selatan, kembali, bukan untuk membentuk pemerintahan dihapuskan yang namanya afdeeling dan sendiri, tetapi diakui sebagai dewan adat dan digantikan menjadi kabupaten. Onderafdeeling kekayaan budaya Indonesia (Syahrir Kila, 1997: diganti menjadi kewedanan dan distrik diganti 121). Barulah putera dari Addatuang Sawitto We menjadi kecamatan. Afdeeling Pare-pare diubah Rukiyah dan Andi Makkulawu dikukuhkan menjadi Kabupaten Pare-pare, asisten residen menjadi Addatuang Sawitto yang bernama Andi diubah menjadi bupati atau kepala daerah. Nama Bau Sawerigading pada tahun 2015 (Andi Bau pemerintahan di Sawitto dari zelfbeestur Sawerigading). menjadi swapradja Sawitto, kemudian Kerajaan Sawitto mengalami gelombang diangkatlah La Makkulawu Cakkuridi Wajo pasang surut yang kemudian mengalami yang merupakan suami addatuang (ratu) Sawitto peralihan dari kerajaan menjadi Daerah Tingkat sebagai bupati di Kabupaten Pare-pare. II hingga sekarang menjadi Kabupaten Pinrang. Kemudian pada tahun 1960 terjadi Pada saat berstatus daerah tingkat II kabupaten perubahan besar di Indonesia pada bidang Pinrang merupakan salah satu daerah tingkat II pemerintahan. Dimana Kabupaten Pare-pare dari 23 daerah tingkat II yang ada di Sulawesi diubah menjadi 5 Kabupaten, sehingga Selatan yang dibentuk berdasarkan Undang- Kewedanan Pinrang menjadi Kabupaten undang Nomor 29 tahun 1959, tanggal 28 Pinrang, maka sejak saat itulah dihapuskan Januari 1959 dan mulai beraku pada 4 Juli 1959 pemerintahan kerajaan. Dihapuskan pula yang yang merupakan dasar hukum tentang namanya swapradja, hanya orang-orang yang pembentukan daerah-daerah tingkat II di memiliki kemampuan atau keahlian yang tetap Provinsi Sulawesi Selatan.(Lembaran Negara dipertahankan untuk menjalankan Republik Indonesia No. 1822)(Muh. Arfah; ddk, pemerintahan. Sedangkan Swapraja Suppa 1998: 15). dijadika “distrik” dan digabungkan masuk ke Peralihan Kerajaan Sawitto menjadi dalam wilayah Kabupatan Pinrang. Adapun Daerah Tingkat II Pinrang berdasarkan UU Swapradja Mallusetasi dijadikan “distrik” dan nomor 29 tahun 1959 yang diberlakukan pada dimasukkan dalam wilayah Kabupaten Barru. tanggal 04 Juli 1959 merupakan dasar hukum Sehingga wilayah Pare-pare tinggal dari Sungai tentang pembentukan daerah-daerah tingkat II di Sumpangminangae, hingga sungai Karaballo, Provinsi Sulawesi Selatan dengan gelar kepala Lapadde, Bulu Makkedae dan disebut sebagai daerahnya adalah bupati. Berdasarkan uu nomor Kotamadya Pare-pare. 29 tersebut diatas tentang pembentukan daerah- Dengan terbentuknya Kabupaten daerah tingkat II di Provinsi Sulawesi Selatan Pinrang, maka berakhirlah kekuasaan kerajaan maka pada Februari 1960 Kerajaan Sawitto di Sawitto, wilayah pemerintahan Kerajaan resmi menjadi Kabupaten Pinrang. Dimana Sawitto berubah menjadi kecamatan dan desa Bupati Kepala Daerah pertama di Pinrang yaitu Kecamatan Watang Sawitto dan Desa adalah Andi Makkulawu Cakkuridi Wajo. Watang Sawitto. We Rukiyah kemudian Dengan demikian jabatan yang tertinggi adalah digantikan oleh suaminya sebagai pemimpin di kepala daerah Pinrang atau bupati, bukan lagi daerah Sawitto khususnya daerah Pinrang, raja atau Addatuang Sawitto. Addatuang Sawitto dimana suaminya yang bernama Andi sekarang ini sudah tidak memiliki fungsi tetapi Makkulawu diangkat menjadi Bupati pertama berperan sebagai wadah pelestari budaya di Kabupaten Pinrang. Kabupaten Pinrang. Setelah pemerintahan kerajaan berakhir dan berubah menjadi pemerintahan daerah yang SIMPULAN DAN SARAN diangkat menjadi pemimpin atau dalam hal ini bupati pertama yaitu pewaris atau keluarga Berdasarkan hasil penelitian mengenai terdekat dari kerajaan tersebut, maka yang “Addatuang Sawitto (1942-1960)” peneliti diangkat menjadi Bupati Pinrang adalah suami memperoleh kesimpulan sebagai berikut: dari Addatuang Sawitto We Rukiyah yaitu Andi 1. Addatuang Sawitto pada masa sebelum Makkulawu (Ima Kesuma, 2021). kemerderdekaan atau masa pendudukan Ketika Addatuang Sawitto We Rukiyah Jepang tidak memiliki peran dan berfungsi wafat maka tidak ada lagi yang menggantikan hanya sebagai simbol di Kerajaan Sawitto. 279

Indira, et all. Addatuang Sawitto (1942-1960)…

Addatuang Sawitto tetap menjalankan kolonialisme di Sulawesi Selatan. Jakarta: pemerintahan adat tetapi diawasi oleh Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan. pemerintah pendudukan Jepang, selain itu di Amir, Muhammad. 2013. Konfederasi angkat pula Sulewatang yang menjalankan Ajatappareng: Kajian Sejarah kekuasaan Addatuang Sawitto. Kemudian Persekutuan Antarkerajaan di Sulawesi yang menjalankan pemerintahan pusat Selatan Abad ke-16. Makassar: De La adalah pihak pemerintah pendudukan Macca. Jepang Amir, Muhammad., Masgaba., & Syahrir Kila. 2. Addatuang Sawitto pada masa revolusi 2019. Konflik dan Relasi Kekuasaan di kemerdekaan atau kembalinya Ajatappareng 1905-1942. International NICA/Belanda ke Indonesia. Tidak jauh Seminar on Conflict and Violence (pp. 71- berbeda pada masa pendudukan Jepang, 19). Makassar: Balai Pelestarian dan Nilai karena yang diterapkan Jepang adalah Budaya Sulawesi Selatan. sistem pemerintahan era Hindia Belanda. Amir, Muhammad., Kila, Syahrir., Hafid, Hanya saja penggunaan nama yang diganti Rosdianah. 2012. Konflik dan Perubahan menjadi istilah Jepang. Maka Addatuang Sosial; Kajian Sejarah Perlawanan Tiga Sawitto pada masa revolusi Kemerdekaan Kerajaan Terhadap pemerintah Hindia berfungsi sebagai simbol dan yang Belanda di Sulawesi Selatan Abad XIX. menjalankan pemerintahan adalah Makassar: De La Macca. Sulawetang yang diangkat oleh Belanda. Arfah, M., Amir, M., Alimuddin, M., Amin, A., 3. Addatuang Sawitto pada masa kembalinya Ernawati, A., Rachman, N. A., et al. 1998. NKRI, kekuasaan kerajaan di hapuskan Lasinrang Bakka Lolona Sawitto; Petta termasuk Kerajaan Sawitto. Wilayah Lolo Lasinrang. Ujung Pandang: kekuasaan Kerajaan Sawitto masuk ke Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan. dalam Daerah Tingkat II Pinrang setelah Arfah, M., dkk. 1998. La Sinrang Bakkalolona pembentukan Daerah Tingkat II di Sulawesi. Sawitto. Ujung pandag: Depertemen Addatuang Sawitto tidak lagi memiliki Pendidikan dan Kebudayaan. kekuasaan dalam pemerintahan dan diangkat Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi seorang kepala pemerintahan yang disebut Sulawesi Selatan. Arsip Pemerintah bupati. Dengan dibentuknya Daerah Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 1964- II maka berakhirlah kekuasaan Kerajaan 1974 vol.1. Sawitto, Addatuang Sawitto tidak lagi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi memiliki kekuasaan dalam pemerintahan, Sulawesi Selatan. Lembaran Negara tetapi masih tetap diakui sebagai raja. Republik Indonesia No. 1822. Makassar: Addatuang Sawitto tidak lagi memiliki Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah fungsi tetapi berperan sebagai dewan adat di Provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten Pinrang. Bichman Ida. Majalah Sarinah No. 50. Perjalanan sejarah Kabupaten Pinrang yang Dinas Pendidikan dan Kebudyaan Kabupaten panjang mulai dari yang dulunya merupakan Pinrang. Lontarak Akkarungen Sawitto. wilayah kekuasaan dari Kerajaan Suppa, Pinrang: Dinas Pendidikan dan Kerajan Alitta dan Kerajaan Sawitto, dari masa Kebudayaan Kabupaten Pinrang. penjajahan, kemerdekaan hingga terbentuk Edward L, Poelinggomang. 2004. Perubahan menjadi Kabupaten Pinrang seperti sekarang ini, politik dan hubungan kekuasaan yang dulunya dipimpin oleh seorang raja hingga Makassar 1906-1942. Yogyakarta: dipimpin oleh kepala daerah atau bupati seperti Ombak. sekarang ini. Maka dari itu hal tersebut tidak Hamid, Pananrangi. 1991. Sejarah Kabupaten bisa diabaikan begitu saja, tapi digunakan untuk Tingkat II Soppeng. Makassar: Balai melaksanakan pembangunan di masa kini dan Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional masa yang akan datang sebagai suatu ilmu. Ujung Pandang. Tasnur, Irvan., & Rijal Fadli, Muhammad. 2019. DAFTAR RUJUKAN Republik Indonesia Serikay: Tinjauan Historis Hubungan Kausalitas Peristiwa- Abduh, Muhammad., dkk. 1985. Sejarah peristiwa Pasca Kemerdekaan Terhadap Perlawanan terhadap imprealisme dan Pembentukan Negara RIS (1945-1949). Candrasangkala Vol. 5, No. 2 , 59.

280 Phinisi Integration Review. Vol 4(2) Juni 2021

Kila, Syahrir. 1997. Sejarah Perjuangan Morris, D. v. 1890. Nota van Toelichting op he Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun Contract Gesloten met het Landschap 1945-1949 di Kabupaten Pinrang. Ujung Suppa, Sawieto en Alitta (Adjataparang) Pandang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai op den 30 Sten Oktober 1890. Tijdschrift Tradisional Ujung Pandang. voor Indische Taal-, Land-en Kila, Syahrir. 1997. Sejarah Perjuangan Volkenkunde (TBG) tahun 1893, Jilid Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun XXXVI. . 1945-1949 di Pinrang. Ujung Pandang: Najamuddin. 2015. Persaingan Elit Bangsawan Balai Kajian Sejarah Dan Nilai dengan Kelompok Terdidik pada Masa Tradisional Ujung Pandang. Revolusi di Sulawesi Selatan. Volume 10 Kila, Syahrir. 2018. Hubungan Kekerabatan No.2 Maret 2015 , 2. Antara Kerajaan Suppa dan Kerajaan Purnamai, H. L. 2014. Kerajaan Gowa. Sawitto. Makassar: Arus Timur. Latif, Abd. 2014. Para Penguasa Ajatappareng. Rasyid, Darwis. 1985. Sejarah kabupaten Yogyakarta: Ombak. Daerah Tk. II Pinrang. Ujung Pandang: Mappangara, Suriadi. 2007. Glosarium Sulawesi Balai Kajian Sejarah dan Nilai Selatan. Makassar: Balai Pelestarian Tradisional Ujung Pandang. Sejarah dan Nilai Tradisi Tradisional Syafiie, Inu Kencana. 2001. Pengantar Ilmu Makassar. Pemerintahan. Bandung: Refika Aditama. Mappangara, Suriadi. 2007. Glosarium Sulawesi Syafiie, Inu Kencana. 2003. Kepemimpinan Selatan. Makassar: Balai Pelestarian Pemerintahan Indonesia. Yogyakarta: Sejarah dan Nilai Tradisi Tradisional Refika Aditama. Makassar. Sztompka, P. 2007. Sosiologi Perubahan Sosial. Mappangara, Suriadi. 2012. Ensiklopedia Tokoh Jakarta: Prenada. dan Peristiwa Sejarah Sulawesi Selatan. Makassar: Bidang Sejarah dan Purbakala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan. Mattulada. 1974. Elite di Sulawesi Selatan. Dalam Bulletin Yaperna No. 2 Tahun I, (p. 26). Jakarta. Mattulada.1998. Sejarah, masyarakat dan Kebudayaan Sulawesi Selatan. Ujung Pandang: Hasanuddin University Press.

281