MATRIKS INTERNAL FACTOR EVALUATION (IFE) DAN EXTERNAL FACTOR EVALUATION (EFE) BUAH NAGA ORGANIK (Hylocereus Undatus )

Kustiawati Ningsih *), Hamamah *) *)Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Islam Madura, [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal usahatani buah naga organik. Penelitian ini dilakukan pada usahatani buah naga organik di Desa Blumbungan, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Desa Blumbungan merupakan daerah pengembangan buah naga organik di Kabupaten Pamekasan. Penelitian dilakukan Bulan Juni sampai Agustus 2013. Hasil analisis menunjukkan bahwa berdasarkan matriks IFE kekuatan utama usahatani buah naga organik adalah sudah memiliki pasar tetap, dengan skor sebesar 0,342. Sedangkan kelemahan utama usahatani buah naga yaitu belum diterapkannya SIM dalam sistem manajerial dengan skor sebesar 0,045. Berdasarkan hasil perhitungan matriks EFE, Peluang utama usahatani buah naga adalah kebijakan pemerintah mengenai ”Go Organic 2010” dan dukungan untuk mengembangkan usahatani, dengan skor sebesar 0,252. Sedangkan ancaman utama usahatani buah naga yaitu jaringan distribusi dan pemasaran pesaing sudah lebih luas, dengan skor sebesar 0,250.

ABSTRACT

This study aims to analyze the factors internal and external organic dragon fruit farm. The research was conducted on organic dragon fruit farm in the Blumbungan Village, Larangan District, Pamekasan. Site selection is done purposive with the consideration that the Blumbungan village is an area organic dragon fruit development in Pamekasa . The study was conducted in June through August 2013. The analysis showed that the main strength of the IFE matrix based farming organic dragon fruit is already having fixed market, with a score of 0.342 . While the main weakness that is not a dragon fruit farm implementation of SIM in the managerial system with a score of 0.045. Based on calculations EFE matrix , the main Opportunity dragon fruit farm is government policy regarding the " Go Organic 2010" and support to develop the farm , with a score of 0.252. While the primary threat a dragon fruit farm and a distribution network that is already more extensive marketing competitors, with a score of 0.250 .

Pengembangan komoditas horti- PENDAHULUAN kultura, khususnya buah-buahan dapat Bagi negara yang sedang dirancang sebagai salah satu sumber berkembang sektor petanian masih pertumbuhan baru dalam perekonomian merupakan sektor primadona, begitu pula di nasional. Perkembangan agribisnis buah- . Hal ini di karenakan sektor buahan akan memberi nilai tambah bagi pertanian masih merupakan penyedia produsen (petani) dan industri pengguna lapangan pekerjaan yang terbesar dalam serta dapat memperbaiki keseimbangan gizi menyerap tenaga kerja (Soekartawi, 1989). bagi konsumen. Potensi pengembangan tanaman buah-buahan di Indonesia

12

didukung oleh banyak faktor (Rukmana, 400 ton/tahun asal Thailand dan Vietnam. 2003). Tingginya permintaan buah naga ini di Selain sebagai buah segar, buah sebabkan oleh promosi yang menyebutnya naga pun dapat digunakan sebagai bahan sebagai buah meja (sangat menarik dan pewarna dan olahan es krim. Oleh karena menggiurkan bila di sajikan di meja makan) itu, tidak tertutup kemungkinan buah naga berkhasiat mujarab untuk berbagai penyakit ini dikembangkan menjadi buah yang dan bermanfaat sebagai bahan baku di memasyarakat. Pada pertengahan tahun bidang industri pengolahan makanan, 2000, di beberapa swalayan pernah minuman, kosmetik serta produk kesehatan dibanjiri buah naga yang diimpor dari (Anonim, 2008 ). Thailand. Saat itu, promosi dilakukan Usahatani buah naga di Kabupaten besar-besaran. Kehadirannya pun Pamekasan masih tergolong baru dan mengejutkan karena buah ini dipromosikan daerah pengembangannya juga masih sebagai buah yang rasanya lebih manis dari terbatas. Pada saat ini, wilayah semangka walaupun agak asam. Trend buah pengembangan usahatani buah naga berada naga bukan saja hanya dimiliki masyarakat di Desa Blumbungan. Namun, karena masih Jakarta, tetapi lambat laun merambah baru berjalan, sehingga diperlukan analisis hingga ke daerah-daerah lain di Indonesia. untuk pengembangannya. Oleh karena itu, Di beberapa kota besar Indonesia sudah maka kami tertarik untuk meneliti faktor- terlihat kecenderungan peningkatan faktor internal dan eksternal dalam permintaan akan buah naga seperti usahatani buah naga. Surabaya, Denpasar, dan (Kristanto, 2008). METODE PENELITIAN Buah naga sekarang mulai tersedia A. Lokasi dan Waktu Penelitian di toko buah dan pasar swalayan dan Penelitian ini dilakukan di Desa sejumlah perkebunan melirik komoditas ini Blumbungan, Kecamatan Larangan, karena budidayanya mudah dan prospek ke Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa depan cerah dibanding buah lainnya. Saat Timur. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan ini Thailand dan Vietnam merupakan secara sengaja (purposive) dengan pemasok buah terbesar dunia, tetapi pertimbangan bahwa Desa Blumbungan permintaan yang dapat dipenuhi masih merupakan daerah pengembangan buah kurang dari 50 persen. Pasar lokal saat ini naga organik di Kabupaten Pamekasan. dibanjiri produk ekspor berdasarkan catatan B. Jenis Data dari eksportir buah di Indonesia, buah naga Data yang digunakan adalah data ini masuk ke tanah air mencapai antara 200- primer dan data sekunder. Data primer

13

merupakan data yang diperoleh langsung 3. Tokoh penggagas / perintis pertanian dari lapangan yaitu dengan melakukan organik wawancara langsung dengan pihak – pihak 4. Tokoh lokal setempat terkait dalam hal ini Dinas Pertanian, 5. Pejabat pemerintah dari Dinas Pertanian, Kantor Informasi Penyuluhan Pertanian dan Kantor Informasi Penyuluhan Pertanian Kehutanan, Petani Organik, Petani Semi dan Kehutanan, dan Kecamatan. Organik, Petani Konvensional, Tokoh 6. Konsumen / pelaku pasar buah naga Masyarakat Setempat, Penggagas Pertanian organik Blumbungan Organik, Konsumen/ Pelaku Pasar Produk Tabel 2. Nara Sumber Penggalian Informasi

Organik. No. Narasumber Jumlah Data sekunder diperoleh dengan (orang) Pemerintah mengumpulkan sumber tertulis atau 1. Kepala Desa Blumbungan 1 dokumen dari Kantor Desa, Kecamatan, 2. Camat Larangan 1 3. Dinas Pertanian Kabupaten 3 Dinas Pertanian, dan dari berbagai buku Pamekasan 4. Kantor Informasi 2 pustaka yang ada kaitan dengan penelitian Penyuluhan Pertanian dan ini. Kehutanan Masyarakat C. Populasi, Sampel dan Instrumen 5. Penggagas Gerakan 2 Penelitian Pertanian Organik 6. Tokoh Masyarakat 8 7. Pengurus Kelompok Tani 3 Desa Blumbungan (semi Populasi dalam penelitian ini adalah organik) pihak-pihak yang terkait dengan 8. Anggota Kelompok Tani 20 Desa Blumbungan (semi pengembangan pertanian organik. organik) Penentuan jumlah sampel tidak dibatasi 9. Petani Konvensional 4 10. Konsumen/pelaku pasar 1 tetapi melihat perkembangan informasi buah naga organik JUMLAH 45 yang diperoleh peneliti melalui angket

(kuesioner), wawancara dan observasi yang Kemudian instrumen penelitian yang dilakukan. Adapun sampel yang digunakan adalah daftar pertanyaan diwawancarai adalah : (questionaire). Kuesioner diberikan kepada 1. Petani yang melaksanakan budidaya anggota kelompok tani organik untuk buah naga secara semi organik dan mengetahui tanggapan mereka mengenai masih memberi toleransi terhadap pertanian organik. Kuesioner mengandung penggunaan pupuk / pestisida sintetis. pertanyaan berkaitan dengan identifikasi 2. Petani konvensional yang dalam proses terhadap faktor-faktor eksternal dan faktor- budidaya masih mengandalkan bibit faktor internal. unggul, pupuk dan pestisida sintetis.

14

D. Analisis Data yang diberikan kepada masing-masing Analisis Data yang digunakan untuk faktor mengindikasikan tingkat mengetahui tujuan yang ingin dicapai penting relatif dari faktor terhadap adalah : keberhasilan perusahaan dalam industri. 1. Matriks Internal Factor Evaluation Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,0. (IFE) merupakan sebuah alat formulasi 3. Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk strategi yang digunakan untuk masing-masing faktor untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan mengindikasikan apakah faktor tersebut dan kelemahan utama dalam area menunjukkan kelemahan mayor fungsional bisnis, dan juga memberikan (peringkat = 1), atau kelemahan minor dasar untuk mengidentifikasi dan (peringkat = 2), kekuatan minor (peringkat mengevaluasi hubungan antara area-area = 3), atau kekuatan mayor (peringkat = tersebut (David, 2006). 4). Perhatikan bahwa kekuatan harus 2. M mendapatkan peringkat 3 atau 4, dan atriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) kelemahan harus mendapat digunakan untuk mengetahui faktor- peringkat 1 atau 2. Jadi, peringkat faktor eksternal perusahaan berkaitan adalah berdasarkan perusahaan, dengan peluang dan ancaman yang sedangkan bobot adalah berdasarkan dianggap penting. Data eksternal industri. dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal 4. Kalikan masing-masing bobot faktor menyangkut persoalan ekonomi, dengan peringkat untuk menentukan sosial, budaya, demografi, rata-rata tertimbang untuk masing- lingkungan, politik, pemerintahan, masing variabel. hukum, teknologi, dan persaingan (David, 5. Jumlahkan rata-rata tertimbang untuk 2006). masing-masing variabel untuk Adapun tahap-tahap dalam dalam menentukan total rata-rata tertimbang mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan untuk organisasi. Nilai rata-rata adalah eksternal dalam matriks IFE adalah sebagai 2,5. Total rata-rata tertimbang di bawah berikut: 2,5 menggambarkan organisasi yang 1. Tuliskan faktor internal utama seperti lemah secara internal, sementara total diidentifikasi dalam proses audit nilai di atas 2,5 mengindikasikan posisi internal. internal yang kuat. 2. Berikan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak Tahap-tahap dalam mengidentifikasi penting) hingga 1,0 (sangat penting) faktor-faktor lingkungan eksternal dalam untuk masing-masing faktor. Bobot matriks EFE adalah sebagai berikut:

15

1. Buat daftar faktor eksternal yang merespon dengan sangat baik terhadap diidentifikasi dalam proses audit peluang dan ancaman yang ada dalam eksternal. industrinya. Dengan kata lain, strategi perusahaan secara efektif 2. Berikan bobot yang berkisar dari 0,0 mengambil keuntungan dari peluang (tidak penting) hingga 1,0 (sangat yang ada saat ini dan meminimalkan penting) untuk masing-masing efek yang mungkin muncul dari faktor. Bobot mengindikasikan ancaman eksternal. Total nila i tingkat penting relatif dari faktor 1,0 mengindikasikan bahwa terhadap keberhasilan perusahaan strategis perusahaan tidak dalam industri. Jumlah seluruh bobot memanfaatkan peluang atau tidak harus sebesar 1,0. menghindari ancaman eksternal. 3. Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk

masing-masing faktor eksternal kunci HASIL DAN PEMBAHASAN tentang seberapa efektif strategi A. Analisis Lingkungan Internal perusahaan saat ini dalam merespon Analisis lingkungan internal merupakan faktor tersebut, dimana 4 = respon proses identifikasi terhadap faktor-faktor perusahaan superior, 3 = respon kekuatan dan kelemahan dari usahatani buah perusahaan di atas rata-rata, 2 = naga. Lingkungan internal dari usahatani buah respon perusahaan rata-rata, 1 = naga dapat dianalisis dengan menggunakan respon perusahaan jelek. Peringkat analisis pendekatan fungsional, yaitu didasari pada efektivitas strategi analisis yang dilakukan pada masing- perusahaan, sedangkan bobot masing fungsi dalam usahatani buah naga didasarkan pada industri. dengan menganalisis aspek pemasaran, 4. Kalikan masing-masing bobot faktor produksi, sumber daya manusia, kondisi dengan peringkatnya untuk keuangan, kegiatan penelitian dan menentukan nilai tertimbang. pengembangan serta sistem informasi 5. Jumlahkan nilai tertimbang dari masing- manajemen dari suatu perusahaan. masing variabel untuk menentukan total Analisis lingkungan internal dalam nilai tertimbang bagi organisasi. Nilai usahatani buah naga meliputi kekuatan dan nilai tertimbang tertinggi adalah 4,0 dan kelemahan dari usahatani buah naga nilai tertimbang terendah adalah 1,0. organik. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3. Total nilai tertimbang rata-rata adalah 2,5. Total nilai tertimbang sebesar 4,0 mengindikasikan bahwa organisasi

16

B. Analisis Lingkungan Eksternal Tabel 3. Kekuatan dan Kelemahan Usahatani Buah Naga Organik Analisis lingkungan eksternal usahatani buah naga mengidentifikasi Faktor Kekuatan Kelemahan Internal peluang dan ancaman yang meliputi faktor- Pemasaran  Mutu buah yang  Belum memiliki baik dari hasil sertifikasi, faktor aspek politik, aspek ekonomi, aspek produksi. kemasan dan label sosial, aspek budaya, aspek demografi,  Sudah memiliki merek sendiri. pasar tetap. aspek lingkungan, aspek teknologi dan Produksi  danIklim dan  Produktivitas hasil Operasi aspek persaingan. kondisi tanah produksi yang cocok dan masih rendah. Analisis lingkungan eksternal dalam baik dengan  Teknologi produksi tanaman organik. belum usahatani buah naga meliputi peluang dan  Kemudahan menggunakan terhadap akses screen house. ancaman dari usahatani buah naga organik. input produksi  Belum Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4. seperti pupuk diterapkannya dan obat-obatan sortasi dan grading organik SDM -  Sistem organisasi C. Analisis Matriks IFE dan koordinasi kelompok tani masih Matriks IFE digunakan untuk belum terstruktur mengetahui seberapa besar pengaruh dari dengan baik.  Kemampuan petani faktor-faktor internal usahatani buah naga. untuk mengarsip data produksi dan Nilai total yang dibobot pada matriks keuangan belum terstruktur dengan rapi dan ini merupakan hasil penjumlahan total dari tertulis.  Mini perkalian bobot dan rating masing-masing mnya lembaga faktor strategis internal usahatani buah penelitian khusus buah naga naga. Perhitungan yang lebih rinci dapat Keuangan -  Keterbatasan modal petani untuk dilihat pada Tabel 5. mengembangkan pertanian organik. Litbang  Dukungan pelatihan dari gapoktan untuk mengembangkan pupuk dan pestisida organik. SIM -  Belum diterapkannya SIM dalam sistem manajerial.

17

Tabel 4. Peluang dan Ancaman Usahatani Tabel 5. Hasil Analisis Matriks IFE Buah Naga Organik No Faktor Internal Bobot Rating Skor Faktor Ancaman (a) (b) (c = axb) Eksternal Pelua Kekuatan Politik  Kebijakan pemerintah  Sulit dan mahalnya ng mengenai ”Go persyaratan untuk 1. Mutu buah naga yang baik dari 0,078 3,8 0,296 Organic 2010” dan memperoleh sertifikasi hasil produksi. dukungan untuk organik 2. Sudah memiliki pasar tetap. 0,090 3,8 0,342 mengembangkan Ekonomi  Adanyapertanian peluang organik. pasar - 3. Iklim dan kondisi tanah yang 0,076 3,8 0,288 buah organik yang luas, cocok dan baik dengan baik dalam tanaman organik. maupun luar negeri. 4. Kemudahan terhadap akses 0,069 3,8 0,262  Peluang kerjasama dan bermitra input produksi seperti pupuk dengan pemerintah dan obat-obatan organik dan atau pihak lain 5. Dukungan pelatihan dari 0,070 3,0 0,210 dalam hal modal atau bantuan kredit usaha. Gapoktan untuk mengembangkan pupuk dan  Rendahnya fluktuasi pestisida organik. harga sehingga Kelemahan berpengaruh 1. Belum memiliki sertifikasi 0,078 1,0 0,078 terhadap tingginya organik, kemasan dan label R/C ratio merek sendiri.  Tingginya 2. Produktivitas hasil produksi 0,075 1,7 0,127 keuntungan yang masih rendah. diperoleh sehingga Teknologi produksi belum Sosial dapat dijadikan - 3. 0,066 1,4 0,092  sebagaiTersedianya usahatani tenaga menggunakan screen house. alternatifkerja yang pengganti potensial tembakaudi pasar tenaga kerja 4. Belum diterapkannya sortasi dan 0,074 1,5 0,111 atau wilayah grading lingkungan sekitar.  Tingkat kesadaran 5. Sistem organisasi dan 0,069 1,8 0,124 masyarakat akan koordinasi kelompok tani pentingnya kesehatan belum terstruktur dengan baik. dan makanan organik semakin meningkat tiap tahunnya. 6. Kemampuan petani untuk 0,078 1,5 0,117 mengarsip data produksi dan Budaya  Adanya budaya - keuangan belum terstruktur masyarakat yang mulai gemar dengan rapi dan tertulis. mengkonsumsi buah. 7. Minimnya lembaga penelitian 0,058 1,2 0,070 Demografi -  khususT buah naga ingkat pendapatan masyarakat rata-rata masih 8. Keterbatasan modal petani untuk 0,074 1,3 0,096 Lingkungan rendah. - mengembangkan pertanian  Pertanian organik organik. membantu 9. Belum diterapkannya SIM dalam 0,045 1,0 0,045 memperbaiki sistem manajerial. kerusakan ekosistem. Teknologi  Perkembangan ilmu - pengetahuan dan Total Skor matriks IFE 1,000 2,258 teknologi pertanian organik yang semakin canggih. Persaingan  Kemampuan  Jaringan distribusi dan Berdasarkan hasil perhitungan menciptakan pasar dan pemasaran pesaing sudah bersaing dengan lebih luas. pada tabel matriks IFE, diperoleh bahwa produk pertanian lainnya. total nilai skor terbobot sebesar 2,258. Dari total skor terbobot tersebut dapat disimpulkan bahwa usahatani buah naga memiliki posisi internal yang lemah karena berada di bawah nilai 2,50. Hal ini

18

menunjukkan bahwa usahatani buah naga dan pemasaran pesaing sudah lebih luas, belum mampu dalam memanfaatkan dengan skor sebesar 0,250. kekuatan yang dimiliki dan mampu Tabel 6. Hasil Analisis Matriks EFE mengatasi kelemahan yang ada. Kekuatan No Faktor Eksternal Bobot Rating Skor (a) (b) (c = axb) utama usahatani buah naga adalah sudah Peluang 1. Kebijakan pemerintah 0,084 3,0 0,252 memiliki pasar tetap, dengan skor sebesar mengenai ”Go Organic 2010” dan dukungan untuk mengembangkan 0,342. Walaupun dalam hal ini, pasar pertanian organik. tetap buah naga organik adalah pasar 2. Adanya peluang pasar buah 0,073 2,7 0,197 organik yang luas, baik dalam tradisional. Sedangkan kelemahan utama maupun luar negeri. usahatani buah naga yaitu belum 3. Peluang kerjasama dan 0,071 3,2 0,227 bermitra dengan pemerintah diterapkannya SIM dalam sistem manajerial dan atau pihak lain dalam hal modal atau bantuan kredit dengan skor sebesar 0,045. usaha. 4. Rendahnya fluktuasi harga 0,069 2,8 0,193 D. Analisis Matriks EFE sehingga berpengaruh terhadap tingginya R/C ratio Matriks EFE digunakan untuk 5. Tingginya keuntungan yang 0,071 3,0 0,213 mengetahui seberapa besar pengaruh dari diperoleh sehingga dapat dijadikan sebagai usahatani faktor-faktor eksternal usahatani buah naga. alternatif pengganti tembakau 6. Tersedianya tenaga kerja 0,207 Nilai total yang dibobot pada matriks yang potensial di pasar tenaga 0,074 2,8 kerja atau wilayah lingkungan ini merupakan hasil penjumlahan total dari sekitar. 7. Tingkat kesadaran 0,080 3,0 0,240 perkalian bobot dan rating masing-masing masyarakat akan pentingnya faktor strategis eksternal usahatani buah kesehatan dan makanan organik semakin meningkat naga. Perhitungan yang lebih rinci dapat tiap tahunnya. 8. Pertanian organic membantu 0,064 3,2 0,237 dilihat pada Tabel 6. memperbaiki kerusakan ekosistem. Berdasarkan hasil perhitungan pada 9. Perkembangan ilmu 0,068 3,5 0,238 tabel matriks EFE, diperoleh bahwa total pengetahuan dan teknologi pertanian organik yang nilai skor terbobot sebesar 2,974. Hal ini semakin canggih. 10. Adanya budaya masyarakat 0,056 yang2,8 gemar 0,157 menunjukkan bahwa usahatani buah naga mengkonsumsi buah. 11. Kemampuan menciptakan pasar dan 0,053 2,5 0,132 sudah relatif kuat dalam memanfaatkan bersaing dengan produk pertanian lainnya. peluang untuk mengatasi ancaman. Peluang Ancaman Sulit dan mahalnya persyaratan 0,068 3,2 0,218 utama usahatani buah naga adalah 1. sertifikasi organik. kebijakan pemerintah mengenai ”Go 2. Tingkat pendapatan 0,076 2,8 0,213 masyarakat rata-rata masih Organic 2010” dan dukungan untuk rendah. mengembangkan usahatani, dengan skor 3. Jaringan distribusi dan 0,083 3,0 0,250 pemasaran pesaing sudah sebesar 0,252. Sedangkan ancaman utama lebih luas. Total Skor matriks EFE 1,000 2,974 usahatani buah naga yaitu jaringan distribusi

19

KESIMPULAN kebijakan pemerintah mengenai ”Go A. Kesimpulan Organic 2010” dan dukungan untuk Adapun kesimpulan dari penelitian mengembangkan usahatani, dengan diatas adalah sebagai berikut : skor sebesar 0,252. Sedangkan 1. Berdasarkan hasil perhitungan pada ancaman utama usahatani buah naga tabel matriks IFE (Internal Factor yaitu jaringan distribusi dan Evalution), diperoleh bahwa total pemasaran pesaing sudah lebih luas, nilai skor terbobot sebesar 2,258. Dari dengan skor sebesar 0,250. total skor terbobot tersebut dapat B. Saran disimpulkan bahwa usahatani buah 1. Usahatani buah naga adalah usahatani naga memiliki posisi internal yang layak dilakukan namun hendaknya lemah karena berada di bawah nilai dikembangkan lagi pada proses pasca 2,50. Hal ini menunjukkan bahwa panen agar penerimaan petani dapat usahatani buah naga belum mampu meningkat. dalam memanfaatkan kekuatan yang 2. Usahatani buah naga menunjukkan dimiliki dan mampu mengatasi belum mampu dalam memanfaatkan kelemahan yang ada. Kekuatan utama kekuatan yang dimiliki dan mampu usahatani buah naga adalah sudah mengatasi kelemahan yang memiliki pasar tetap, dengan skor ada.kekuatan utama usahatani buah sebesar 0,342. Walaupun dalam hal naga adalah sudah memiliki pasar ini, pasar tetap buah naga organik tetap.sedangkan kelemahan utama adalah pasar tradisional. Sedangkan usahatani buah naga yaitu belum di kelemahan utama usahatani buah terapkan SIM dalam sistem manajerial. naga yaitu belum diterapkannya SIM 3. Kebijakan pemerintah mengenai “Go dalam sistem manajerial dengan skor Organic 2010” harus didukung secara sebesar 0,045. penuh dengan realisasi pelaksanaan 2. Sedangkan hasil perhitungan pada untuk mengembangkan usahatani buah tabel matriks EFE (Eksternal naga. Factor Evalution), diperoleh bahwa total nilai skor terbobot sebesar DAFTAR PUSTAKA 2,974. Hal ini menunjukkan bahwa Departemen Pertanian. 2004. Prospek Pertanian Organik. Penelitian dan usahatani buah naga sudah relatif kuat Pengembangan Departemen dalam memanfaatkan peluang untuk Pertanian. http://www.litbang.deptan.go.id/ber mengatasi ancaman. Peluang utama ita/one/17 [5 Mei 2010] usahatani buah naga adalah

20

Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur. 2009. Pembangunan Nasional, Makalah Pedoman Pertanian Organik. Seminar Sistem Pertanian www.diperta.jatimprov.go.id/ [16 Berkelanjutan untuk Mendukung Agustus 2009] Pembangunan Nasional tanggal 15 IFOAM, www.ifoam.org Pebruari 2005 di Universitas Kadir, Abdul, 2002, Pertanian Organik, Sebelas Maret Solo, Alternatif Pananggulangan Krisis http://pse.litbang.deptan.go.id Pertanian Modern Menuju Departemen Pertanian. 2004. Pertanian yang Berkelanjutan, Empat Tahun Go Organik 2010. Makalah Falsafah Sains, Direktorat Jendral BPPHP. http://tumoutou_net-702_05123- http://agribisnis.deptan.go.id [3 abdul_kadir_file_image002_jpg Maret 2010] Lehman. (1997), Pertanian organik punya Sutanto, Rachman, 2002, Pertanian Organik prospek cerah. Jagad Majalah Menuju Pertanian Alternatif dan Ilmiah Universitas Jenderal Berkelanjutan, Penerbit Kanisius, (Unsoed). Vol (1), no. 1. . Nazir, M. 1989. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta. Pemerintah Kabupaten Pamekasan. 2009. Kecamatan Larangan dalam Angka Tahun 2005. Kabupaten Pamekasan, Pamekasan. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 02/Pert/HK.060/2/2006 tentang Pupuk Organik dan Pembenah Tanah. Pidato Pengantar Menteri Pertanian Pada Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI Tanggal 14 Nopember 2007, http://www.deptan.go.id/ Rangkuti, Freddy. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Rosalinda, Linda. 2009. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik pada Kelompok Tani Sugih Tani pada Kawasan Agropolitan di Desa Karehkel, Kecamatan Leuwi Liang, Kabupaten . Skripsi. Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Saptana, dkk, 2007, Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Melalui Kemitraan Usaha, Jurnal Litbang Pertanian, 26(4), 2007, http://www.pustaka.deptan.go.id Suryana, Achmad, 2005, Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Andalan

21