BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Singkat Indah Plaza Bandung Indah Plaza adalah salah satu pusat perbelanjaan besar di kota Bandung. Mall ini berada dibawah naungan Lippo Malls yang merupakan operator mall terbesar di . Bandung Indah Plaza merupakan pusat perbelanjaan tertua di Bandung, didirikan pada akhir tahun 80-an, mulai buka tahun 1989 dan secara resminya dibuka pada Agustus 1990. Sebuah mall yang letaknya sangat strategis karena bisa dijangkau dari arah mana saja. Bandung Indah Plaza menjadi sebuah ikon belanja di Bandung karena sebelumnya, masyarakat Bandung hanya mengenal konsep department store dan pasar swalayan. Terletak dipusat kota Jl. Merdeka No.56, Bandung, Jawa Barat. Di mall ini terdapat beberapa tenant seperti Toserba Yogya (ditutup pada 2009), Hypermart, Matahari Department Store, PizzaHut, Timezone dan lain-lain. Mall ini terintergrasi dengan hotel Hyatt Regency Bandung (http://www.lippomalls.com/).

1.1.2 Cihampelas Walk Cihampelas Walk (Ciwalk) adalah salah satu pusat perbelanjaan mewah di Kota Bandung. Mall ini berdiri pada tahun 2004. Terletak di Jl. Cihampelas No.160 Bandung, Jawa Barat. Bangunan ini dirancang oleh Fauzan Noe’man, B.FA, B.Arch., IAI. Pimpinan PT. Birano (Biro Arsitektur Achmad Noe’man) dengan klien (pemilik modal) yang bernama Deni. Mall ini merupakan tempat berbelanja yang berbeda, bersih dan nyaman. Ini memang dikondisikan untuk memberikan kenyamanan kepada pengunjung agar lebih nyaman berbelanja. Pada tahun 2009 Ciwalk memberikan variasi baru untuk pengunjung. Yaitu dengan CX Cihampelas Walk Extension yang terdiri dari butik, hotel,

1 dan skywalk. Ciwalk extention merupakan terobosan baru yang akan hadir melengkapi kawasan belanja Cihampelas Walk. Di Ciwalk terdapat sebuah hotel baru yaitu Sensa Hotel dengan standar bintang 4 dengan jumlah 128 kamar, sehingga bagi para customer yang menginap di Ciwalk hotel merasa lebih privat dan eksklusif. Selain desain hotel yang unik menyerupai kupu- kupu di kompleks Ciwalk inipun akan dibangun skywalk. Kehadiran hotel di tengah-tengah Ciwalk yang sudah beroperasi pada tahun 2009 akan menambah lengkap Ciwalk (http://www.cihampelaswalk.com/).

1.1.3 Paris Van Java Paris Van Java Resort Lifestyle Place (juga dikenal dengan nama Paris Van Java Mall) adalah sebuah pusat perbelanjaan yang terletak di Jl. Sukajadi No.136-139 Bandung, Jawa Barat. Mall yang diresmikan pada bulan Juli 2006 ini, dirancang dengan nuansa open air yang alami serta pemandangan burung-burung merpati hias yang berterbangan bebas. Faktor lain yang menjadi daya tarik adalah konsep bangunan yang kental denga desain Eropa. Pemilik pusat perbelanjaan Paris Van Java yaitu Wawa Sulaeman seorang arsitek ITB 1978, yang mempunyai pengalaman banyak diperusahaan properti Group Ciputra. Paris Van Java Mall (PVJ) adalah mall yang terbagi menjadi first floor, ground floor, upper ground serta lower ground dengan salah satu departement store terbaik di Indonesia, Sogo Department Store di lantai teratas. Fasilitas lainnya yang cukup menjadi daya tarik adalah pasar swalayan Carrefour, toko buku Gramedia, serta bioskop Blitzmegaplex. Selain itu, di Paris Van Java Mall juga berjejer kafe-kafe yang bersuasana alfresco dining, makan dialam terbuka. Pada tahun 2010, dibangun sebuah wahana permainan baru yaitu ice skating rink gardenice yang terletak di lantai satu tempat parkir PVJ. Gardenice merupakan salah satu tempat permainan bagi masyarakat kota Bandung (http://www.parisvanjava.id/).

2 1.1.4 Trans Studio Mall Trans Studio Mall Bandung (dahulu Bandung Supermal) merupakan pusat pembelanjaan terbesar di Bandung yang diresmikan pada tanggal 25 Oktober 2001 dengan nama Bandung Supermal, dengan lokasi yang strategis di JL Jendral Gatot Subroto No. 289 Bandung. Mall ini terdiri dari 5 lantai dengan penyewa-penyewa tenant yang sudah terkenal sebagai perusahaan besar baik skala nasional maupun internasional antara lain Metro Department Store, Gramedia, TSM XXI, , Hero Supermarket, dan masih banyak lagi. Mall ini adalah bagian dari CT Corp, milik konglomerat Chairul Tanjung. Trans Studio Mall Bandung merupakan mall keluarga yang berkonsep untuk menyediakan seluruh kebutuhan keluarga dalam satu tempat. Selain itu hadir sebuah wahana permainan baru yaitu Trans Studio Bandung yang merupakan cabang kedua setelah Trans Studio yang dibuka untuk umum sejak 18 Juni 2011. Pada 30 Juni 2012, Bandung Supermal resmi berganti nama menjadi Trans Studio Mall Bandung (http://transstudio mall.com).

1.1.5 Festival City Link Festival City Link merupakan salah satu pusat perbelanjaan besar di Bandung yang dibangun oleh Agung Podomoro Land. Terletak di JL. Peta No. 241 Bandung, Jawa Barat. Didirikan pada tahun 2010, mulai dibuka secara resminya pada bulan September 28 Oktober 2010. Sebelum Festival City Link berdiri, mall ini dahulunya bernama Mollis (Mal Lingkar Selatan) yang didirikan tahun 2003, namun pada tahun 2009 Mollis ditutup. Di Festival City Link terdapat dua hotel yaitu Harris Hotel & Conventions dan POP! yang dibuka sejak Oktober 2011. Festival City Link dibangun dengan konsep mixed use yang artinya Festival City Link bukan pusat perbelanjaan biasa, Festival City Link merupakan gabungan dari Shopping Mall, Convention Hall, Exhibition Hall, Hotel dan Condotel (www.festivalcitylink.com).

3 1.2 Latar Belakang Penelitian Saat ini pusat perbelanjaan atau dikenal dengan sebutan mall mengalami pergeseran fungsi. Pada mulanya masyarakat mengunjungi pusat perbelanjaan khusus untuk berbelanja keperluan, namun saat ini pusat perbelanjaan tidak sekedar tempat berbelanja barang yang dibutuhkan, tetapi juga sebagai tempat hiburan yang memberikan suatu sarana rekreatif. Berbelanja tidak hanya untuk mendapatkan keperluan akan barang-barang atau memenuhi kebutuhan, tetapi menjadi sebuah aktifitas lifestyle dan mungkin untuk memenuhi kebutuhan psikologi. Aktivitas yang dapat dilakukan oleh para pengunjung di pusat perbelanjaan sangat beragam, mulai dari berbelanja, menikmati makanan di restoran favorit, atau sekedar berjalan – jalan dan berwindow shopping semua dapat dinikmati di pusat perbelanjaan atau mall tersebut (Utami, 2010:47). Pertumbuhan pusat perbelanjaan di Indonesia diakui terus mengalami perkembangan. Jumlah mall-mall begitu mudahnya ditemukan dipusat-pusat kota. Menurut Yongki Susilo, Staf Ahli APRINDO, tidak ada roadmap yang jelas bagi pengembangan pusat belanja ditanah air sedangkan Malaysia memiliki roadmap membangun pusat-pusat belanjanya menjadi tempat yang menarik bagi wisatawan (http://swa.co.id/). Masyarakat Indonesia yang cenderung konsumtif secara tidak langsung menyuburkan bisnis sektor-sektor yang bergerak di bidang konsumsi, salah satunya pusat perbelanjaan atau mall. Pusat perbelanjaan tumbuh seiring dengan meningkatnya daya beli masyarakat. Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Handaka Santosa menyebutkan, jumlah pusat perbelanjaan diseluruh Indonesia itu ada sekitar 240 pusat perbelanjaan (http://www.merdeka.com/). Kota Bandung yang dikenal sebagai pusat wisata belanja, kuliner dan rekreasi, memiliki banyak sarana perdagangan modern yang dapat menawarkan berbagai pilihan kepada konsumen dan wisatawan untuk berkunjung. Menurut Ketua Dewan Pengurus Daerah Real Estate Indonesia Jawa Barat Hari Raharta, mengatakan Kota Bandung sudah terlalu padat

4 oleh keberadaan pusat perbelanjaan. Banyak pusat perbelanjaan yang tidak dikelola secara serius, tidak memiliki keunggulan kompetitif dan segmen pasar yang tidak jelas akhirnya kalah berinovasi (http://regional .kompas .com/). Berikut daftar pusat perbelanjaan/mall yang berada di Kota Bandung dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut :

Tabel 1.1 Data Pusat Perbelanjaan / Mall Di Kota Bandung Tahun 2013 No Pusat Perbelanjaan No Pusat Perbelanjaan 1 Bandung Trade Mall 16 Pasteur Hyper Point 2 Metro Indah Mall 17 Planet Dago 3 Bandung Indah Plaza 18 Bandung Electronic Mall 4 Dago Plaza 19 Riau Junction 5 Kings Shopping Center 20 Festival City Link 6 ITC Kebon Kalapa 21 Log In Store 7 Cihampelas Walk 22 Dallas Shopping Center 8 Trans Studio Mall 23 Dukom Cell 9 Plaza Parahyangan 24 IBCC 10 Bandung Trade Center 25 Paris Van Java 11 Bandung Electronic Center 26 Braga City Walk 12 Miko Mall 27 Paskal Square 13 Istana Plaza 28 Setrasari Mall 14 Lucky Square 29 PT. Carrefour Indonesia 15 Depo Bangunan Sumber : Data Dinas KUKM dan Perindustrian Perdagangan 2013

Banyaknya pusat perbelanjaan yang berdiri di Kota Bandung membuat persaingan antar pusat perbelanjaan semakin ketat. Pada dasarnya, masyarakat yang berkunjung ke suatu pusat perbelanjaan pasti mempunyai persepsi terhadap pusat perbelanjaan yang dikunjunginya dan persepsi ini akan menjadi penentu apakah ia akan mengulangi kunjungannya atau berlalih ke pusat perbelanjaan lainnya. Menurut

5 Suryani (2012:102) persepsi merupakan proses psikologis penting yang terlibat dimulai dari adanya aktivitas memilih, mengorganisasi, dan mengintepretasikan sehingga konsumen dapat memberikan makna atas suatu obyek. Persepsi meliputi semua proses yang dilakukan seseorang dalam memahami informasi mengenai lingkungannya. Proses pemahaman ini terjadi melalui penglihatan, pendengaran, penyentuhan perasaan, dan penciuman. Terkait dengan persepsi masyarakat tentang sebuah pusat perbelanjaan, strategi pemasaran yang dapat dilakukan pihak manajemen pusat perbelanjaan modern dengan menggunakan persepsi masyarakat tersebut adalah pemetaan positioning suatu pusat perbelanjaan dalam sejumlah unsur atau atribut yang dianggap relevan. Positioning adalah tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan agar mendapatkan tempat khusus dalam pikiran pasar sasaran (Kotler dan Keller, 2009:292). Oleh karena itu, strategi positioning merupakan faktor utama dalam meningkatkan kekuatan posisi perusahaan di suatu pasar tertentu dibanding pesaing-pesaingnya. Dari definisi diatas terkandung pengertian bahwa positioning berorientasi pada pikiran atau persepsi konsumen. Dengan diketahuinya positioning berdasarkan persepsi konsumen, para pengelola atau pemilik pusat perbelanjaan dapat membentuk strategi pemasaran dengan lebih berfokus pada pengembangan berdasarkan persepsi konsumen dari atribut pusat perbelanjaan terkait yang menjadi keunggulan utama. Dalam memutuskan pusat perbelanjaan mana yang akan dijadikan objek penelitian, maka dilakukan wawancara terhadap 30 responden secara acak. Wawancara dilakukan untuk mengetahui tanggapan konsumen mengenai pusat perbelanjaan di Kota Bandung yang paling sering dikunjungi. Penelitian tersebut dilakukan dibeberapa tempat berbeda serta pada konsumen dengan latar belakang yang berbeda untuk mengetahui tanggapan konsumen secara lebih luas. Berikut ini merupakan hasil rekapitulasi wawancara Pra-Penelitian yang dilakukan terhadap 30 orang

6 responden mengenai pilihan pusat perbelanjaan yang ada di Kota Bandung dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut :

TINGKAT PREFERENSI SHOPPING MALL

10% Paris Van Java 6% 17% Bandung Indah Plaza Cihampelas Walk 30% Festival City Link 37% Trans Studio Mall

Gambar 1.1 Tingkat Preferensi Shopping Mall

Dari hasil wawancara dengan 30 responden terhadap pusat perbelanjaan yang paling sering dikunjungi di Kota Bandung, persentase responden yang sering mengunjungi Bandung Indah Plaza sebesar 37% atau sebanyak 11 responden. Persentase responden yang sering mengunjungi Cihampelas Walk sebesar 30% atau sebanyak 9 responden. Persentase responden yang sering mengunjungi Paris Van Java sebesar 17% atau sebanyak 5 responden. Persentase responden yang sering mengunjungi Trans Studio Mall sebesar 10% atau sebanyak 3 responden. Persentase responden yang sering mengunjungi Festival City Link sebesar 6% atau sebanyak 2 responden. Dari hasil wawancara, alasan responden mengunjungi kelima pusat perbelanjaan tersebut karena memiliki karakteristik yang mirip dalam keberadaan tenant atau penyewa toko seperti keberadaan bioskop, tempat karaoke, departement store, foodcourt dan beberapa tenant yang memiliki kelengkapan produk dengan merk-merk terkenal. Selain itu dari hasil wawancara, sebagian konsumen menyukai

7 konsep pusat perbelanjaan yang terbuka seperti Paris Van Java dan Cihampelas Walk yang membuat mereka nyaman untuk berlama – lama berada di dalam pusat perbelanjaan. Alasan lainnya mereka tertarik untuk mengunjungi pusat perbelanjaan yaitu dengan adanya event atau acara yang diselengarakan oleh pusat perbelanjaan tersebut. Pusat perbelanjaan di Kota Bandung yang memiliki preferensi tertinggi adalah Bandung Indah Plaza (BIP). Berintegrasinya Bandung Indah Plaza dengan Hyatt Regency Hotel Bandung serta kedekatan dengan area komersial lainnya seperti Gramedia, Bandung Electronic Center, menjadikan BIP sebagai pusat perbelanjaan yang memiliki preferensi tertinggi di Kota Bandung. Untuk dapat mengetahui positioning pusat perbelanjaan atau mall yang terjadi di benak konsumen di kota Bandung, maka perlu dilakukan riset untuk mengetahui positioning berdasarkan persepsi konsumen di kota Bandung melalui peta persepsi guna memfokuskan pengembangan pusat perbelanjaan berdasarkan atribut – atribut terkait. Salah satu metode untuk menganalisa masalah positioning adalah multidimentional scaling. Analisis ini memberikan gambaran positioning dari atribut pusat perbelanjaan atau mall yang ditampilkan dalam sebuah perceptual map. Berdasarkan fenomena - fenomena yang telah dikemukakan sebelumnya maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Analisis Positioning Pusat Perbelanjaan Berdasarkan Persepsi Konsumen Di Kota Bandung Menggunakan Metode Multidimensional Scaling” (Studi Pada Bandung Indah Plaza, Cihampelas Walk, Paris Van Java, Trans Studio Mall, dan Festival City Link)

1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian serta penjelasan yang telah dikemukakan pada latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Bagaimana peta positioning pusat perbelanjaan (Bandung Indah

8 Plaza, Cihampelas Walk, Paris Van Java, Trans Studio Mall, dan Festival City Link) berdasarkan persepsi konsumen di Kota Bandung ?”

1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah memberi gambaran berupa perceptual map mengenai positioning pusat perbelanjaan (Bandung Indah Plaza, Cihampelas Walk, Paris Van Java, Trans Studio Mall, dan Festival City Link) berdasarkan persepsi konsumen di Kota Bandung.

1.5 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1. Kegunaan teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya mengenai analisis positioning pusat perbelanjaan berdasarkan persepsi konsumen menggunakan metode multidimensional scaling. Sekaligus mengaplikasikan ilmu dan teori yang diperoleh penulis selama perkuliahan untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi semua pihak. 2. Kegunaan praktis Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai gambaran bagi perusahaan berupa gambaran persepsi konsumen di Kota Bandung. Dengan memahami persepsi konsumen terhadap pusat perbelanjaan atau mall, diharapkan dapat digunakan sebagai alternatif dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat dan bermanfaat bagi kemajuan pusat perbelanjaan yang ada di Kota Bandung. Selain itu dapat dijadikan pedoman mengenai atribut-atribut apa saja yang melekat pada pusat perbelanjaan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan perusahaan terutama tentang strategi positioning.

9 1.6 Sistematika Penulisan Dalam penelitian ini, sistematika penulisannya dibagi menjadi lima bab, yang akan di uraikan sebaga berikut : BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini diawali dengan penjelasan tentang gambaran umum objek penelitian yang menjelaskan tentang sejarah singkat perusahaan. Setelah itu dijelaskan latar belakang penelitian yang menjelaskan lebih lanjut fenomena yang terjadi untuk selanjutnya menjadi alasan penelitian ini dilakukan. Begitu pula terdapat perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan diakhiri dengan penjelasan dari sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Bab ini berisi tentang teori-teori dan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian, yang dapat digunakan sebagai acuan dalam memahami dan memecahkan permasalahan yang diteliti. Selain itu terdapat juga kerangka pemikiran dan ruang lingkup penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Penjelasan dimetode penelitian berisi tentang jenis penelitian dan variable operasional yang digunakan dalam penelitian ini. Dijabarkan pula tentang tahapan penelitian, populasi dan sampel yang digunakan, metode pengumpulan data dari responden, hingga uji validitas dan reliabilitas. Selanjutnya akan dibahas pula teknik analisis data yang digunakan untuk mengolah data-data yang sudah berhasil dikumpulkan dari sample. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Bab ini berisi tentang penjelasan secara rinci tentang hasil penelitian yaitu data-data yang sudah dikumpulkan dan diolah, setelah itu data dianalisis untuk mendapatkan solusi dari permasalahan yang dihadapi. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bagian penutup dari skripsi ini. Dalam bab ini disajikan kesimpulan-kesimpulan serta saran-saran yang relevan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

10 11