ISSN 2087-2860

SUSUNAN REDAKSI

PENANGGUNG JAWAB : Rektor Universitas Bandar Lampung

KETUA DEWAN PENYUNTING : IR. LILIES WIDOJOKO, MT

DEWAN PENYUNTING : DR. IR. ANTONIUS, MT (Univ. Sultan Agung Semarang) : DR. IR. NUROJI, MT (Univ. Diponegoro) : DR. IR. FIRDAUS, MT (Univ. Sriwijaya) : DR. IR. Hery Riyanto, MT (Univ. Bandar Lampung) : APRIZAL, ST., MT (Univ. Bandar Lampung)

DESAIN VISUAL DAN EDITOR : FRITZ AKHMAD NUZIR, ST., MA(LA)

SEKRETARIAT DAN SIRKULASI : IB. ILHAM MALIK, ST, SUROTO ADI

Email : [email protected]

ALAMAT REDAKSI : Jl. Hi. Z.A. PAGAR ALAM NO. 26 BANDAR LAMPUNG - 35142 Telp. 0721-701979 Fax. 0721 – 701467

Penerbit Program Studi Teknik Sipil Universitas Bandar Lampung

Jurnal Teknik Sipil Universitas Bandar Lampung (UBL) diterbitkan 2 (dua) kali dalam setahun yaitu pada bulan Oktober dan bulan April

Jurnal Teknik Sipil UBL

Volume 6, Nomor 2, Oktober 2015 ISSN 2087-2860

DAFTAR ISI

Susunan Redaksi ...... ii

Daftar Isi ...... iii

1. Uji Kekakuan Balok Dengan Sambungan Tulangan Baja Metode Sambungan Kait Hery Riyanto ...... 780-794 2. Perencanaan Check Dam Way Rarem Di Kabupaten Lampung Utara Sugito ...... 795-817 3. Analisa Dan Desain Pondasi Tiang Pancang Berdasarkan Bentuk Tiang Lilies Widojoko ...... 818-842 4. Study Karakteristik Arus Lalu Lintas Berkaitan Dengan Populasi Penduduk Kota Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan Juniardi ...... 843-860 5. Pengaruh Penggunaan Semen Pozzolan Tipe-B Terhadap Kuat Tekan beton A Ikhsan Karim ...... 861-872

STUDY KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS BERKAITAN DENGAN POPULASI PENDUDUK KOTA BATU RAJA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

JUNIARDI Dosen Universitas Bandar Lampung Email :[email protected]

Abstrak Dalam suatu wilayah, peranan sarana perhubungan khususnya perhubungan darat yaitu jalan raya, sangat memegang peranan dalam memacu lajunya perkembangan kota dan pertumbuhan ekonomi daerah. Peranannya sebagai wadah bagi pergerakan manusia dan barang menjadi sangat penting bagi kegiatan manusia sehari-hari dan juga merupakan faktor penentu bagi pengembangan wilayah di suatu daerah tertentu (regional). Perbedaan ekonomi yang dimiliki oleh pusat-pusat pertumbuhan dalam suatu wilayah, mengakibatkan timbulnya hubungan ekonomi antara saiu pusat dengan pusat lainnya untuk keperluan pertukaran ekonomi sehubungan dengan laju perkembangan saat ini dan saat yang akan datang Hubungan ekonomi yang dibutuhkan dalan suatu wilayah hanya akan dapat terjadi bila ada jaringan jalan raya. Meningkatnya jumlah penduduk yang relatif tinggi sebesar 3,36 % per tahun, akan berakibat pula semakin meningkatnya kegiatan hidup manusia serta peranan yang harus diterima oleh jaringan jalan raya sebagai sarana perhubungan dari proses pergerakan manusia dan barang dari suatu tempat ke tampal yang lainnya. Dari kenaikan pertumbuhan penduduk sebesar 3,36 % per tahun dan kenaikan jumlah kendaraan cukup tinggi yaitu sebesar 3,20 % per-tahun (BPS- Baturaja 2001) maka kota Baturaja mengalami pertumbuhan cukup pesat.

Dari penelitian hubungan komposisi jumlah kendaraan terhadap populasi penduduk pada 3 (tiga) ruas jalan yang diamati, maka pada ruas jalan Jend. Sudirman Kelurahan Pasar Lama Kecamatan Batu Raja Timur Kota Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu terlihat jumlah kendaraan lebih tinggi dibandingkan dengan ruas jalan lainnya, yaitu sebesar 2420 kendaraan, dengan populasi penduduk sebesar 5.973 jiwa lain halnya dengan ruas jalan M. Hatta jumlah kendaraan tidak terlalu tinggi, yaitu sebesar 1210 kendaraan, dengan populasi penduduk sebesar 3.772 jiwa. Pada ruas jalan A. Yani Kota Balu Raja, populasi penduduk sangat dominan, yaitu sebesar 14.417 jiwa, namun jumlah kendaraan tidak terlalu tinggi yaitu sebesar 2225 kendaraan. Dari hasil penelitian hubungan komposisi lalu lintas dengan populasi penduduk di Kota Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan ini, ternyata tingginya jumlah populasi penduduk pada suatu kecamatan tidak berarti tinggi pula komposisi jumlah kendaraan pada suatu daerah tersebut, demikian juga rendahnya jumlah populasi penduduk pada suatu daerah tidak berarti rendah pula komposisi jumlah kendaraan pada daerah tersebut.

Kata kunci :Populasi, Karakteristik Lalu Lintas

Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 6 No. 2 Oktober 2015 843 Study Karakteristik Arus Lalu Lintas Berkaitan Dengan Populasi Penduduk Kota Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan (Jl. Soekarno – Hatta)(Juniardi)

I. PENDAHULUAN dijadikan barometer tentang tingginya 1.1 Latar Belakang kebudayaan dan kemajuan ekonomi Dalam suatu wilayah, peranan suatu bangsa. Untuk itu, perkembangan sarana perhubungan khususnya fisik kotanya seharusnya perlu perhubungan darat yaitu jalan raya, diarahkan agar tidak terjadi pola sangat memegang peranan ne^mg dalam perkembangan yang acak-acakan, yang memacu lajunya perkembangan kota kelak akan menyulitkan bagi investasi dan pertumbuhan ekonomi daerah. pelayanan perkotaan yang pada Peranannya sebagai wadah bagi gilirananya akan menjadi sangat mahal pergerakan manusia dan barang menjadi bagi setiap usaha pengembangan baik sangat penting bagi kegiatan manusia ditinjau dari segi pengelolaan perkotaan sehari-hari dan juga merupakan faktor maupun dari segi pengelolaan sosial penentu bagi pengembangan wilayah di ekonomi masyarakatnya. suatu daerah tertentu (regional). Untuk menunjang perkembanagan Perbedaan ekonomi yang dimiliki kearah yang dikehendaki dalam rangka oleh pusat-pusat pertumbuhan dalam pengembangan perkotaan, kiranya suatu wilayah, mengakibatkan perancang fisik adalah merupakan timbulnya hubungan ekonomi antara jawaban yang tepai dalam pengertian saiu pusat dengan pusat lainnya untuk merupakan pengarahan yang dapat keperluan pertukaran ekonomi dijadikan pedoman pokok bagi rencana sehubungan dengan laju perkembangan tingkat sektoral maupun rencana tingkat saat ini dan saat yang akan datang yang lebih detail lagi. Hubungan ekonomi yang dibutuhkan dalan suatu wilayah hanya akan dapat Wilayah Kota Baturaja merupakan terjadi bila ada jaringan jalan raya. daerah perkotaan yang terus berkembang dari daerah tengah ke Meningkatnya jumlah penduduk daerah pinggiran kota yang ditunjang Baturaja yang relatif tinggi sebesar 3,36 fasilitas perhubungan dan penerangan, % per tahun, akan berakibat pula sehingga lalu lintas jalan perkotaan semakin meningkatnya kegiatan hidup nantinya akan terbantu dari kemacetan manusia serta peranan yang harus yang sering terjadi pada kota-kota besar diterima oleh jaringan jalan raya lainnya. Pertimbangan lainnya dalam sebagai sarana perhubungan dari proses merencanakan perluasan jalan raya pergerakan manusia dan barang dari adalah kemampuan jalan raya tersebut suatu tempat ke tampal yang lainnya. untuk menampung kendaraan yang ada Dari kenaikan pertumbuhan penduduk Pengetahuan akan hubungan antara sebesar 3,36 % per tahun dan kenaikan kecepatan dan volume capacity ratio jumlah kendaraan cukup tinggi yaitu merupakan penentu untuk sebesar 3,20 % per-tahun (BPS- memperkirakan waktu perjalanan dan Baturaja 2001) maka kota Baturaja kapasitas dari berbagai macam jenis mengalami pertumbuhan cukup pesat. jalan raya.

Jadi jelas kiranya bahwa, jaringan Bila dilihat dan kewilayahan Kota jalan raya mempunyai peranan yang Batu Raja merupakan daerah perkotaan sangat penting bagi kehidupan politik, sang terus berkembang. Hal tersebut ekonomi, sosial, budaya, strategi suatu dapat kita lihat dari letak geografis wilayah, sehingga keadaan jalan raya daerah. Dari pertumbuhan penduduk dan jaringan-jaringan jalan raya biasa sebesar 3,36% per tahun dan kenaikan

Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 6 No. 2 Oktober 2015 844 Study Karakteristik Arus Lalu Lintas Berkaitan Dengan Populasi Penduduk Kota Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan (Jl. Soekarno – Hatta)(Juniardi) jumlah kendaraan cukup tinggi, yaitu Selanjutnya dalam usaha untuk sebesar 3.20"o per tahun (BPS Batu menentukan dan menganalisis hubungan Raja, 2001), maka kota Batu Raja antara kecepatan dan rasio volume Kabupaten Ogan Komering Ulu terhadap kapasitas empat ruas jalan mengalami pertumbuhan cukup pesat. lurus (Road Link) di Kota Batu Raja serta untuk mengetahui populasi Pertimbangan utama untuk penduduk dikaitkan dengan komposisi merencanakan dan mengoperasikan arus lalu lintas, maka secara khusus jalan raya adalah kemampuan jalan raya pembatasan masalah terbatas pada, tersebut untuk menampung lalu lintas yaitu menganalisa hubungan antara kendaraan yang ada. Dan pengetahuan kecepatan dan VCR (Ratio Volume akan hubungan antara kecepatan dan terhadap Kapasitas). Volume Capasity Ratio merupakan penuntut untuk memperkirakan waktu II. TINJAUAN PUSTAKA perjalanan dan kapasitas dari berbagai A. Konsep - konsep Teoritis macam jenis jalan raya. Perkembangan Kota Sujarto dalam buku yang berjudul 1.2 Tujuan Penelitian Konsep-Konsep Perencanaan Pembangunan Tujuan penelitian ini adalah untuk Perkotaan Serta Perkembangannya, bahwa menganalisa hubungan antara kecepatan ada berbagai macam bentuk konsep dan VCR (Ratio Volume terhadap perkembangan kota yang sering Kapasitas) tiga ruas jalan lurus (Road dipergunakan pada saat ini. Link) di Kota Batu Raja, guna mengetahui kapasitas diruas jalan A. Selanjutnya Sujarto mengatakan Yani, Jend.Sudirman dan Jalan M. bahwa pola maupun kecendrungan dari Hatta. perkembangan kota tersebut dapat Selanjutnya akan dilakukan digambarkan dalam 3 (tiga) bentuk: analisa untuk mengetahui komposisi 1. Pola atau kecendrungan perkembangan arus lalu lintas pada tiga ruas jalan kota dengan konsep kosentrik (memusat). tersebut dengan populasi penduduk Konsep ini dikembangkan oleh Homer yang terdapat di Kota Batu Raja. Hoyt. 2. Konsep sektoral (seetora/ consept), 1.3 Pembatasan Masalah dimana pusat lingkungan kota, Penelitian ini dibatasi pada studi sedangkan perkembangan dai kegiatan karakteristik arus lalu lintas, tentang fungsional lainnya adalah membentuk cara penentuan dan analisis hubungan sektor dari lingkungan kota tersebut. antara kecepatan dan ratio volume Konsep ini pertama kali dikemukakan terhadap kapasitas pada empat ruas oleh Ernest Burgess. jalan lurus (Road Link) di Kota Batu 3. Konsep pusat/jamak/banyak (Multiple Raja dan dikaitkan dentum komposisi Nuelei Concept) arus lalu lintas di tiga ruas jalan. Di dalam pola ini kota dibentuk oleh pusat-pusat kegiatan fungsional kota 3 (tiga) ruas jalan lurus (Road Link) yang terbesar. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Pusat-pusat tersebut dapat mempunyai 1. Jalan Ahmad Y ani. fungsi yang sama tetapi pada umumnya 2. Jalan Jend. Sudirman. fungsi tersebut berlaianan dan bahkan saling 3. Jalan M. Hatta. menunjang satu sama lain. Konsep ini

Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 6 No. 2 Oktober 2015 845 Study Karakteristik Arus Lalu Lintas Berkaitan Dengan Populasi Penduduk Kota Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan (Jl. Soekarno – Hatta)(Juniardi) dikemukan oleh seorang ahli yang bernama Kondisi transportasi yang aman dan Mc. Kennzie. lancar, selain mencerminkan peraturan kota juga mencerminkan kelancaran kegiatan perekonomian kota. Perwujudan kegiatan B. Transportasi Merupakan transpotasi yang baik adalah dalam bentuk Kebutuhan Ikutan (Derived tata jaringan jalan dengan segala Demand) kelengkapan yakni rambu lulu lintas, marka Dalam proses suatu barang, karena jalan, petunjuk jalan dan sebagainya. barang tersebut dibutuhkan di tempat lain (kegunaan tempat), maka harus diangkut dari tempat produksi atau pabrik ke tampat D. Kondisi Lalu Lintas dimana barang tersebut dikonsumsi. Dari Faktor kondisi lalu lintas yang penting uraian tersebut diatas, terdapat suatu gerakan adalah adanya interaksi antara pindah tempat orang atau barang dan hal kendaraan.Interaksi antara kendaraan ini tersebut secara umum didefinisikan sebagai ditentukan oleh kepadatan lalu lintas, serta transportasi. proporsi kendaraan berat (truk dan bus).

Transportasi berasal dari kata dasar IHCM (1993), menyebutkan bahwa bahasa Inggris to transport yang berarti komposisi dan distribusi arah lalu lintas memindahkan sesuatu dari satu tempat ke dapat mempengaruhi kapasitas jalan. tempat yang lain (Morlok, 1978), sedangkan Komposisi arus lalu lintas ditentukan untuk transportasi atau transportation dari sumber memperhitungkan berbagai jenis kendaraan vang sama didefinisikan sebagai tindakan pada volume dan kapasitas dalam memindahkan sesuatu dan satu tempat kendaraan/jam. Dalam analisis dipakai ketempat lain, sedangkan a trip konversi satuan mobil penumpang (SMP) didefinisikan oleh Hobb (1979) sebagai satu Komposisi arus lalu lintas menurut IHCM perjalanan yang dibuat atau dilakukan oleh (1993) dikelompokkan sebagai berikut: seseorang untuk keperluan sesuatu dengan 1. L V :Light Vehicle (kendaraan ringan) menggunakan model transportasi tertentu. antara lain mobil penumpang, oplet, bus Transportasi merupakan kebutuhan mini,bus mikro, pick up. truk mikro. turunan atau kebutuhan ikutan (derived 2. HV : Heavy Vehicle (Kendaraan berat) demand) yang timbul dari kebutuhan akan meliputi truk, mobil tangki, bus umum jasa atau barang dan arus diakomodasikan 3. MC :Motor Cycle. sepeda motor. dengan suplay (Morlok, 1978). 4. UM :Unmotorized yaitu: kendaraan tak bermotor seperti becak, sepeda, gerobak. C. Transportasi Sebagai Prasarana Ekonomi Transportasi sebagai perpindahan E. Karakteristik Lalu Lintas barang atau orang dari tempat asal ketempat Morlok (1995), menyatakan ada dua tujuan memiliki tiga aspek yaitu ada muatan karakteristik penting dalam penilaian yang, diangkut, tersedianya kendaraan pelayanan lalu lintas suatu ruas jalan, yaitu sebagai alat angkut serta ada jalan yang kapasitas serta hubungan antara kecepatan dapat dilalui.Peranan transportasi tidak dan volume yang melewati ruas jalan hanya untuk kelancaran arus barang dan tersebut.Dalam konsep arus lalu lintas mobilitas, transporatsi juga sebagai dinyalakan bahwa kecepatan rata-rata lebih penunjang (the sevice sector) bagi sesuai untuk menganalisa arus lalu lintas, perkembangan ekonomi (Nasulion, 19%). tingkat pelayanan adalah fungsi kecepatan dan rasio antara volume terhadap kapasitas.

Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 6 No. 2 Oktober 2015 846 Study Karakteristik Arus Lalu Lintas Berkaitan Dengan Populasi Penduduk Kota Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan (Jl. Soekarno – Hatta)(Juniardi)

F. Kinerja Ruas Jalan digunakan konversi mobil penumpang Manual Kapasitas Jalan (smp). (MKJI, 1996), menyatakan bahwa ukuran kinerja ruas jalan ditentukan dan: Karakteristik lalu lintas yang lain 1. Kapasitas, yaitu arus lalu lintas yang berupa volume lalu lintas, yaitu jumlah maksimum yang dapat didukung pada kendaraan yang lewat suatu bagian jalan tiap ruas jalan pada keadaan tertentu satuan waktu (dinyatakan dalam (geometri, komposisi dan distribusi lalu kendaraan/jam atau smp/jam). lintas serta sektor lingkungan). 2. Derajat kejenuhan, yaitu rasio arus lalu Volume lalu lintas merupakan lintas terhadap kapasitas pada ruas jalan karakteristik lalu lintas yang amat penting tertentu. bagi ahli perencana teknik lalu lintas untuk 3. Kecepatan perjalanan, yaitu kecepatan perancangan maupun pengaturan / rata-rata arus lalu lintas, dihitung dari manajemen lalu lintas. panjang ruas jalan dibagi waktu B. Karakteristik Operasi Jalan perjalanan rata-rata kendaraan yang IHCM (1985).menyebutkan bahwa lewat ruas jalan tersebut. operasi kendaraan-kendaraan dijalan (arteri) 4. Kecepatan arus bebas, yaitu kecepatan dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: teoritis rata-rata lalu lirjtas pada 1. Kondisi lingkungan jalan (arteri) kepadatan mendekati nol, yaitu tidak ada 2. Kondisi lalu lintas (interaksi antara kendaraan yang lewat atau kepadatan kendaraan) kendaraan yang tidak terhalang oleh 3. Pengaruh adanya sinyal-isyarat lalu lintas kendaraan lain (yaitu kecepatan dimana (pengendalian lalu lintas). pengendara marasakan perjalanan yang nyaman dalam kondisi geometri Faktor - faktor itu merupakan lingkungan dan pengendalian lalu lintas karakteristik utama yang menentukan yang ada pada bagian jalan yang kosong besarnya kapasitas jalan dan tingkat dari kendaraan lain). keandalan jalan yang ditawarkan pengguna jalan. III. LANDASAN TEORI A. Pengertian Arus dan Volume Lalu Menurut IHCM (1985), Faktor Lintas lingkungan yang penting meliputi Dalam IHCM (1993), arus lalu lintas karakteristik geometri jalan dan batasan- merupakan aliran kendaraa/orang yang batasan pola guna lahan (adanya aktifitas di melalui jaringan lalu lintas, yaitu jalan raya. sekitar jalan). Pada suatu keadaan suatu Arus lalu lintas terdiri dari dua jenis yaitu jalan tertentu mengalami perubahan lalu lintas kendaraan dan lalu lintas karakteristik geometrinya atau aktifitas/pola orang/manusia.Palu lintas kendaraan guna lahan di sekitar jalan sering menjadi beruapa kendaraan bermotor maupun kendala yang membatasi fungsi jalan dalam kendaraan yang tidak bermotor. Lalu lintas melayani pemakai jalan. manusia itu sendiri dengan kata lain merupakan pejalan kaki. Oleh karena itu Menurut IHCM (1993). karakteristik arus lalu lintas memiliki karakteristik berupa geometri jalan terdiri antara lain : komposisi kendaraan yang lewat, antara lain 1. Jenis jalan, jalan-jalan yang berbeda seperti bus, truk. mobil penumpang, sepeda tipenya akan mempunyai keandalan yang motor, becak, sepeda gerobak dan pejalan berbeda pula dalam melayani arus lalu kaki. Karena pertimbangan komposisi lintas. kendaraan yang ada maka dalam analisa 2. Jumlah dan lebar jalur, makin lebar lajurnya kapasitasnya semakin besar.

Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 6 No. 2 Oktober 2015 847 Study Karakteristik Arus Lalu Lintas Berkaitan Dengan Populasi Penduduk Kota Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan (Jl. Soekarno – Hatta)(Juniardi)

3. Ada tidaknya median (divided or roadway).tempat penyeberangan dan keluar undivided, median yang dirancang baik masuknya ketularan yang umumnya akan meningkatkan kapasitas). menonjol, yang lainya hanya terjadi pada 4. Bahu jalan dan kerb beberapa kondisi khususnya. Keempat faktor umum yang penting tersebut Kapasitas dan kecepatan pada suatu diperlukan untuk mendefinisikan tingkat arus lalu lintas akan meningkat sejalan gangguan samping secara semi-kualitatif dengan semakin lebar bahu jalan. Kapasitas dalam skala sangat lambat (very low), suatu ruas jalan dengan keib lebih kecil dari lambat (low), sedang (medium), sangat pada jalan yang memiliki bahu.kapasitas ini tinggi (light dan very hight), sedangkan berkurang karena terdapat faktor yang ke-7, parkir dan lajur/badan halangan/gangguan yang menutupi tepi jalan dipertimbangkan dalam faktor perkerasan jalan termasuk disini yaitu penyesuaian lebar lajur. adanya kerb yang mempersempit bahu jalan. Jumlah kendaraan dan pemakai Dari IHCM (1985). diperoleh bahwa kendaraan yang berkaitan dengan ukuran kondisi lingkungan akan mempengaruhi kota di Indonesia yang beraneka ragam tingkah laku pengendara dalam menjalankan tingkat perkembangannya dan kendaraan dengan kecepatan yang aman. diperhitungkan dalam menganalisa kapasitas Kemudian yang muncul adalah kecepatan jalan. Sifat-sifat ini langsung yang disebut free flow speed yaitu kecepatan dipersatukan/dimasukkan dalam prosedur maximum perjalanan dibawah kondisi hitungan pada MKJI (1996). linkungan jalan yang berlaku. C. Analisis Kapasitas dan Tingkat Kondisi lingkungan disini Pelayanan Jalan menyangkut ak.lifilas dijalan dan Ukuran performasi atau kehandalan sekitarnya.Kondisi ini sering menimbulkan suatu operasi jalan sebagai prasarana masalah, kadang bahkan menurunkan transportasi adalah kapasitas dan tingkat volume lalu lintas.Gangguan samping (Side pelayanan.Kapasitas jalan adalah jumlah Friction) di Indonesia sangat berpengaruh maksimum kendaraan yang dapat melewati dibandingkan negara-negara Barat. suatu bagian jalan satu atau dua arah (pada jalan dua, tiga lajur atau banyak lajur) Beberapa masalah berikut merupakan selama satu satuan waktu tertentu pada gangguan samping yang telah kondisi lalu lintas, geometri jalan dan mempengaruhi lalu lintas di jalan-jalan dua keadaan lingkungan yang berlaku (Morlok, jalur dua arah di Indonesia (IHCM, 1993), 1978). yaitu: 1. Arus pejalan kaki. Dua ukuran utama lalu lintas 2. Perhentian bus umum (pada lajur jalan) (kapasitas dan tingkat pelayanan) sangat 3. Perhentian angkot (pada lajui maupun penting untuk mengevaluasi baik kuantitas bahu jalan) maupun kualitas dari suatu operasi jalan 4. Perhentian kendaraan tak bermotor. sebagai pra sarana transportasi. 5. Penyeberangan pejalan kaki 6. Keluar/ masuknya kendaraan-kendaraan Kapasitas jalan yang dihitung di sisi jalan mengacu pada perumusan dalam MKJI 7. Parkir dan lajur jalan atau bahu jalan (1996), yaitu Kapasitas dasar yang dikalikan dengan faktor-faktor penyesuaian terhadap Dari hal-hal tersebut di atas hanya kondisi yang ada maka semua faktor pejalan kaki, perhentian angkot (on the (koreksi) bernilai 1 dan kapasitasnya sama

Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 6 No. 2 Oktober 2015 848 Study Karakteristik Arus Lalu Lintas Berkaitan Dengan Populasi Penduduk Kota Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan (Jl. Soekarno – Hatta)(Juniardi) dengan kapasitas kondisi standar atau penggunaan lahan, klasifikasi jalan kapasitas dasar (CV). Sebaliknya bila dan sufat lainnya misalnya jalan untuk kondisi/karakteristik jalan yang ada tidak rekreasi, industri, pertanian dan lain- sama dengan standar ini maka sebagian atau lain. semua faktor koreksi ini bernilai tidak sama b. Kecepatan (speed U). Kecepatan yaitu dengan satu. Hal ini berakibat kapasitasnya jarak yang ditempuh suatu kendaraan lebih rendah dari C„ jika hasil kali semua persatuan waktu.Satuan umum yang faktor koreksi itu < 1,0(sub standar road). digunakan adalah meter per detik atau Sebaliknya kapasitasnya lebih tinggi dari C„ kilometer per-jam. Bila diperlakukan jika hasil kali semua faktor koreksi > terhadap pergerakan banyak 1,0(over-standard road). kendaraan, makakecepatan rata-rata dinyatakan dengan dua cara, yaitu D. Arus Lalu Lintas kecepatan rata-rata waktu (time mean Arus lalu lintas di pandang sebagai speed Ut,) dan kecepatan rata-rata kelompok kendaraan yang homogen dan ruang (≈U8). Kecepatan rata-rata diperlakukan sebagai aliran fluida, sehingga waktu adalah rata-rata aritmatik dari perlu di analisa agar diperoleh kapasitas pengukuran kecepatan semua jalan dari hubungan antara kecepatan dan kendaraan yang melintasi suatu tilik kapadatan lalu lintas (Morlok, 1995). pengamatan pada jalan raya selama 1. Elemen lalu lintas interval waktu tertentu.Kecepatan ini Sistem lalu lintas jalan raya sangat juga disebut sebagai kecepatan dipengaruhi oleh tiga elemen, yaitu: setempat (spot speed). manusia (human), jalan (road) dan c. Kepadatan (density = k). Kepadatan kendaraan (vehicle). Di dalam yaitu jumlah kendaraan yang berada perancangannya perlu diketahui beban didokasi jalan pada jarak tertentu pada yang terjadi yaitu arus lalu lintas dan waktu kejadian yang sangat elemennya yang terdiri atas manusia dan singkat.Satuan yang umum digunakan kendaraan.Agar sistem ini dapat adalah kendaraan per-kilometer. berfungsi dengan baik dan tanpa Ditinjau dari gangguan, maka ketiga elemen tersebut dari tiga variabel pokok yang harus selaras.Sistem lalu lintas di berkaitan dengan pergerakan arus lalu perkotaan sering mengalami kemacetan lintas, yaitu volume, kecepatan fungsi dan juga bahkan kecelakaan, yang dari kepadatan (Greenshield, 1934). merupakan indikasi ketidakselarasan ketiga elemen tadi. E. Pengukuran Kinerja Jalan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 2. Variabel-variabel lalu lintas (1996), menyatakan bahwa kinerja jalan a. Volume lalu lintas (q). Sebagai ditunjukkan oleh tingkat pelayanan (DS pengukur besarnya arus lalu lintas derajat kejenuhan), yaitu ukuran kualitatif digunakan istilah volume yaitu jumlah yang mencerminkan persepsi pengemudi kendaraan yang melintasi suatu" titik tentang kualitas perjalanan.Tingkat pengamatan pada jalan raya persatuan pelayanan tersebut sangat ditentukan oleh waktu Satuan yang digunakan adalah derajat kejenuhan. kendaraan per-jam.Besarnya volume 1. Derajat Kejenuhan (DS) lalu lintas bervariasi menurut suatu Derajat kejenuhan di defenisikan sebagai pola yang dapat dikatakan rasio volume terhadap kapasitas. Nilai tetap.faktor-faktor yang berkaitan DS tersebut menunjukkan aapakah suatu dengan variasi volume tersebut adalah ruas jalan mempunyai masalah kapasitas waktu, pembagian arah, susunan lajur,

Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 6 No. 2 Oktober 2015 849 Study Karakteristik Arus Lalu Lintas Berkaitan Dengan Populasi Penduduk Kota Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan (Jl. Soekarno – Hatta)(Juniardi)

atau tidak, serta derajat kejenuhan (DS) kendaraan terbadap keseluruhan arus lalu digunakan untuk dimaksud yaitu: lintas perlu dikonversikan ke dalam satuan a. Kecepatan yang sesuai untuk rasio mobil penumpang (smp). volume terhadap kapasitas yang ada b. Rasio volume terhadap kapasitas Satuan mobil penumpang (smp) dapat dihitung untuk menunjukkan adalah satuan arus lalu lintas, mengingat secara langsung mengenai masalah arus berbagai tipe kendaraan di ubah kapasitas dari ruas jalan. menjadi arus kendaraan ringan (termasuk mobil penumpang) dengan menggunakan Selanjutnya untuk analisis digunakan smp, yaitu faktor yang menunjukkan perumusan-perumusan sebagai berikut: pengaruh berbagai kendaraan ringan terhadap kecepatan kendaraan ringan dalam ……………..……………(1) arus lalu lintas.Nilai smp disajikan pada Tabel 3.1 berikut ini. 푸Dengan풑 = 푸 풗: 풙 푷 Qv : volume Lalu lintas aktual (kendaraan/jam) P : faktor konversi smp Qp : volume lalu lintas aktual dalam smp/jam (untuk analisis)

…....…….(2)

푪Dengan = 푪푶 풙 : 푭푪푾 풙 푭푪풔풕 풙 푭푪푪푺 C : kapasitas (smp/jam) Tabel 3.1 Nilai Satuan Mobil CO : kapasitas dasar untuk kondisi Penumpang (smp) tertentu (smp/jam) Jenis Kendaraan Satuan Mobil Penumpang (smp) FCw : faktor penyesuai lebar lajui laki lintas Kendaraan ringan (LV) 1,00 Kendaraan berat (HV) 1,20 FCsp : faktor penyesuai arah Sepeda motor (MC) 0,25 FCst : faktor penyesuaian hambatan samping Kendaraan tak bermotor 0,80 (UM) FCcs : faktor penyesuaian ukuran kota Sumber : MKJI (1996)

……………………………(3) F. Hubungan Kecepatan dan

풑 Volume Lalu Lintas 푫푺Dengan = 푸 : /푪 DS : Degree of saturration Di dalam IHCM (1993) VCR : Volume capacity ratio = DS diterangkan bahwa prinsip dasar dalam analisis kapasitas ruas jalan yang, penting adalah kecepatan berkurang jika arus bertambah Pada arus lalu lintas …….…(4) 푸풑 풙 푷 relatif rendah. Pengurangan kecepatan

푪풐 풙 푭푪푾 풙 푭푪풔풑풑 풙 푭푪풔풇 풙 푭푪풄풔 ini akan lebih besar pada saat arus lalu Kendaraan yang melewati lokasi lintas cukup besar mendekati kapasitas penelitian terdiri dari berbagai jenis jalan. Sebagai ilustrasi dapat dilihat pada kendaraan, maka hubungannya dengan kapasitas jalan, pengaruh dari setiap jenis Gambar 3.1.dibawah ini.

Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 6 No. 2 Oktober 2015 850 Study Karakteristik Arus Lalu Lintas Berkaitan Dengan Populasi Penduduk Kota Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan (Jl. Soekarno – Hatta)(Juniardi)

Sumatra Selatan dan Kabupaten Selatan propinsi Bengkulu. 4. Sebelah Timur bebatasan dengnn Kabupaten Ogan Komering Ilir Propinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten Way Kanan Propinsi Lampung.

Sebagian besar wilayah Kabupaten Gambar 3.1. Ogan Komering Ulu adalah berupa daratan, sehingga transportasi darat merupakan (a) Hubungan dasar Kecepatan dan sarana transportasi utama bagi interaksi Volume 1alu lintas, manusia, barang dan jasa yang masuk dan (b) Hubungan dan Kecepatan Volume Lalu keluar Kabupaten Ogan Komering Ulu lintas bentuk Baku dan Variasinya. maupun, sebagai sarana utama bagi interaksi Sumber : Indonesian Highway Capacity antara produsen dan lancarnya kegiatan Manual, 1993 ekonomi di Kabupaten Ogan Komering Ulu tergantung pada Perhubungan darat yang Dari gambar 3.1.terlihat bahwa pada dasarnya didominasi oleh peranan jalan hubungan kecepatan dan volume lalu lintas darat. memiliki sejumlah kendaraan dan bentuk bakunya untuk tiap jenis jalan yang Kabupaten Ogan Komering Ulu disebabkan karateristiknya berbeda-beda dengan luas 13.361 Km2 dilayani prasarana (geometri maupun kondisi lingkungan jalan sepanjang 2.039,34 Km terdiri dari: tertentu). Jika karateristik jalan lebih baik a. Menurut status :( SK.Gab.No:43 (better) dari pada bentuk bakunya, kapasitas l/SK/PLRDA/2001 Tgl 6 Agustus 2001 ) akan lebih tinggi maka kurva bergerak ke b. Menurut Fungsi /Peran: kanan. Sebaliknya jika karateristik jalannya Jalan Arteri : 112,50 Km lebih buruk (worse) daripada bentuk Jalan Kolektor : 600,64 Km bakunya, kapasitas lebih kecil dan kecepatan Jalan Lokal : 1.259,74 Km menjadi rendah maka kurva bergerak kekiri.

2. Lokasi Pemilihan IV. METODE PENELITIAN Pemilihan lokasi sampai penelitian A. Lokasi Penelitian didasrkan alas besarnya masalah lalu lintas 1. Kondisi Geografi berupa kecepatan lalu lintas. Dan masalah Kabupaten Ogan Komering Ulu perubahan kecepatan lalu lintas berkaitan merupakan salah satu kabupaten di Propinsi dengan faktor-faktor yaitu volume lalu Sumatera Selatan dengan 13.361 Km2 serta lintas, kepadatan lalulintas dan rasio volume jumlah penduduk 1.159.667 jiwa.Secara terhadap kapasitas (VCR) di lokasi geograpis terletak pada posisi silang dalam penelitian pada jam-jam sibuk pagi, siang arti diapit atau berbatasan dengan lima dan sore. kabupaten dari dua propinsi yaitu: 1 Sebelah Utara berbatasan dengan Karateristik ruas jalan yang akan Kabupaten Ogan Komering Ilir Propinsi digunakan dalam penelitian ini yaitu : Sumatera Selatan. a. Ruas jalan Ahmad Yani 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan dengan kondisi geometrik 2 lajur / Kabupaten Lampung Barat Propinsi 2 arah, tanpa median, lebar jalan 7 meter, Lampung. bahu jalan rata tanpa penghalang 3. Sebelah Barat berbatasan dengan (shoulder). Kabupaten Muara Enim Propinsi b. Ruas jalan Jendral Sudirman

Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 6 No. 2 Oktober 2015 851 Study Karakteristik Arus Lalu Lintas Berkaitan Dengan Populasi Penduduk Kota Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan (Jl. Soekarno – Hatta)(Juniardi)

Jalan dengan kondisi geometrik 1 lajur / Alat-alat yang digunakan untuk 1 arah, tanpa median, lebar jalan 8 meter, penelitian ini meliputi alat-alat untuk survei bahu jalan rata tanpa penghalang lalu lintas (volume dan kecepatan) sebagai (shoulder). berikut : c. Ruas jalan M. Hatta 1) Pita ukur atau meteran, muluk mengukur Jalan dengan kondisi geomtrik 1 lajur / 1 lebar jalan serta titik pengamatan yang arah, tanpa median, lebar jalan 8 meter, telah ditentukan pada ruas jalan yang bahu jalan rata tanpa penghalang diteliti. (shoulder) 2) Stopwatch, untuk mengukur waktu tempuh. Ruas jalan yang diamati harus 3) Alat Bantu berupa komputer dan memiliki panjang antara 50 meter dengan software excel untuk alat Bantu potongan melintang.Lokasi ruas jalan pengolahan data serta dengan perangkai tersebut harus jauh dari persimpangan lunaknya. sehingga pengaruh antrian pada 4) Formulir survei yaitu formulir untuk data persimpangan jalan tidak mempengaruhi volume lalu lintas dan data kecepatan ruas jalan yang diamati. sesaat (spot speed).

Lokasi untuk pengambilan data D. Jalannya Penelitian dilapangan diambil titik tiap ruas jalan, Penelitian ini secara umum adalah untuk melihat perubahan kecepatan pada meneliti pengaruh angkutan semen terhadap ruas jalan yang akan ditinjau (teliti). lalu lintas.Pencacahan lalu lintas Pengumpulan data tidak dipengaruhi oleh dilaksanakan sepanjang hari pada jam 07.00) simpang bersinyal.Dan ruas jalan tersebut pagi hingga sore sampai pukul 17.00 WIB. dilalui kendaraan angkutan umum. Untuk periode kegiatan jam sibuk dimulai pada jam sibuk pagi (07.00 - 09.00) siang hari (11.00 - 13.00) sore hari (15.00 - 17.00) B. Bahan Penelitian dan penelitian dilakukan dari tanggal 22 July Data dan materi bahan penelitian sampai 24 July 2002. digunakan data dari masukan dalam analisis.Data yang diperlukan dalam analisis Pengamatan kecepatan sesaat (spot merupakan data primer yang diperoleh dari speed) dalam penelitian ini dilaksanakan pengamatan lapangan. Data primer dari pada hari senin sampai jum'at pada jam-jam survei lapangan dikelompokan sebagai yang sama dan hanya sampai pukul 17.00 berikut : sore. 1) Kondisi geometrik seperti lebar jalan, 1. Data yang dikumpulkan bahu jalan, jumlah lajur. Data yang dikumpulkan meliputi data 2) Kondisi lalu lintas, diperoleh dengan primer, yang diperoleh hasil pengamatan pencacahan lalu lintas diruas jalan / survei di lapangan terutama yang sesuai dengan pembagian jenis menyangkut variable bebas yang kendaraan dan kelompok gerakan arus berkaitan dengan kegitan penelitian serta lalu lintas. data sekunder, yaitu dala pendukung 3) Kecepatan setempat (spot speed) yang digunakan untuk pengamatan dilakukan dari survei kecepatan terhadap karateristik penelitian dari objek dilokasi ruas jalan. penelitian misalnyapeta jaringan jalan. Maka variabel-variabel yang akan diukur di lapangan adalah : volume lalu lintas C. Alat Penelitian dan kecepatan sesaat (spot speed).

Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 6 No. 2 Oktober 2015 852 Study Karakteristik Arus Lalu Lintas Berkaitan Dengan Populasi Penduduk Kota Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan (Jl. Soekarno – Hatta)(Juniardi)

2. Metode pengumpulan data bermotor, sedangkan dua orang Sebelum melaksanakan data kegiatan di lainnya mencatat kendaraan berat. lapangan, terlebih dahulu dilakukan 3) Dalam pencacahan lalu lintas persiapan yang meliputi survei dilakukan penggantian surveyor pendahuluan untuk pengenalan lokasi, shift setiap 2 jam. untuk menjaga serta penetapan titik pengamatan dan keakuratan perolehan data batas-batasnya serta menyiapakan dan surveyor shift pertama bertugas menyusun formulir pencatatan yang lagi pada surveyor shift ke tiga diperlukan. sedangkan pada surveyor shift ke dua lalu bertugas lagi pada a. Survei pencacahan lalu lintas (traffic surveyor shift ke empat. 4) Pada counting). Pencacahan dilakukan saat pergantian shift, surveyor terhadap semua jenis kendaraan diwajibkan untuk salin setiap melewati titik pengamatan, dan overlap selama 15 menit (satu datanya dicatat ke dalam formulir interval). yang telah dipersiapkan.Pelaksanaannya Gambar 4.2. Pengukuran Volume dikerjakan oleh 5 orang pada setiap Palu Pintas titik-titik atau pada masing-masing lokasi penelitian dan dicatat setiap interval 15 menit. Jenis-jenis kendaraan yang akan dicacah menurut jenis mobil penumpang. Jenis-jenis b. Kecepatan sesaat (spot speed) Kecepatan kendaraan yang akan disurvei sebagai sesaat diperoleh dari data kecepatan berikut : kendaraan yang melewati suatu titik di 1) Kendaraan tak bermotor yang ruas jalan dan diukur dari suatu tempat terdiri atas sepeda, becak dan yang lelah ditentukan. Didalam gerobak melakukan survei pengambilan data 2) Sepeda motor, yaitu kendaraan kecepatan sesaat (spot speed) dikerjakan bermotor beroda dua. 5 orang surveyor di tiap-tiap lokasi titik. 3) Kendaraan ringan, yaitu kendaraan Setiap titik pengamatan, dicatat bermotor beroda empat yang kecepatan kendaraan untuk satu arah. terdiri atas sedan, oplet, bus mikro, pick-up, colt dan jeep. Pengumpulan data dilakukan sebagai 4) Kendaraan berat, yaitu bus kota. berikut : truk, kendaraan roda empat. 1) Dilakukan secara manual oleh surveyor, menggunakan formulir Pengumpulan data dilakukan pada survei yang telah disediakan. ruas jalan yang dilalui oleh kendaraan 2) Panjang segmen pengamatan adalah angkutan semen dengan cara sebagai 50 meter, dengan batas awal dan akhir berikut : menggunakan bendera 2 meter pada 1) Pengumpulan data dilakukan tepi bahu jalan kanan dan kiri jalan. secara manual oleh suveyor. 3) Surveyor mengamati kendaraan yang 2) Pencacahan 5 jenis kendaraan memasuki garis segmen, dilakukan oleh 4 surveyor untuk menggunakan stopwatch dan diamati masing-masing arah. Dua surveyor waktu tempuh masing-masing jenis mencatat jenis kendaraan ringan, kendaraan dalam menempuh jarak 50 sepeda motor dan kendaraan tidak meter.

Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 6 No. 2 Oktober 2015 853 Study Karakteristik Arus Lalu Lintas Berkaitan Dengan Populasi Penduduk Kota Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan (Jl. Soekarno – Hatta)(Juniardi)

4) Dari hasil pengamatan waktu tempuh antara kecepatan dengan rasio volume masing-masing kendaraan kemudian kapasitas (VCR). akan diperoleh kecepatan yaitu jarak / waktu tempuh. V. HASIL ANALISIS DAN Gambar 4.3. Sketsa Lokasi PEMBAHASAN Pengamatan Survey Kecepatan A. Hasil Analisis Sesaat 1. Perhitungan Volume Lalu Lintas Volume lalu lintas yang dinyatakan dalam satuan SMP / jam didapat dengan mengkalikan volume tiap jenis kendaraan dengan nilai SMP yang telah ditentukan yaitu 1,00 untuk kendaraan ringan, 1.20 E. Cara Analisis untuk kendaraan berat, 0,25 untuk sepeda Perhitungan-perhitungan dilakukan motor dan 0.80 untuk kendaraan tak berdasarkan pada petunjuk teknis manual bermotor, (MKJ1, 1996). kapasitas jalan Indonesia, (1996). Proses perhitungan volume lalu lintas Hitungan volume dan kapasitas dilakukan untuk mendapatkan volume total konversi SMP, dengan konsep sebagai dalam kombinasi dua arah arus lalu lintas berikut: dan dalam waktu 15 menit pengamatan, 1) Volume lalu lintas sebagai mengukur sehingga diperoleh volume lalu lintas pada besarnya arus lalu lintas digunakan kondisi jam sibuk umumnya pada pagi, sebagai salah satu tolak ukur kondisi lalu siang dan sore hari, hasil dapat dilihat dalam lintas. Tabel 5.1 sebagai berikut. 2) Kapasitas, didefinisikan sebagai arus maksimum melalui sualu tilik dijalan Tabel 5.1 : Hasil Perhitungan yang dapat dipertahankan persatuan jam Survey Volume Lalu lantas pada kondisi tertentu. 3) Derajat kejenuhan (DS), didefinisikan Volume Jalan A. Yani Jalan Jalan M. Waktu sebagai rasio atau terhadap kapasitas dan Jenderal Hatta

digunakan sebagai faktor utama dalam Sudirman penentuan tingkat kinerja simpang atau 07.00 – 09.00 724 732 415 11.00 – 13.00 797 855 388 segmen jalan. Nilai DS dapat 15.00 – 17.00 704 821 407 menunjukkan apakah segmen jalan JUMLAH 2225 2420 1210 tersebut mempunyai masalah kapasitas Sumber : Hasil Perhitungan 2002 atau tidak.Untuk mendapatkan DS dihitung dengan menggunakan arus lalu 2. Perhitungan Kecepatan lintas dan kapasitas dalam smp / jam.DS Proses perhitungan kecepatan rata rata dan kecepatan digunakan untuk analisa lalu lintas untuk mengetahui waktu tempuh tingkat kinerja jalan. pada pengamatan selama 2 jam yaitu jam sibuk pada pagi hari, siang dan sore hari. Kecepatan sesaat (spot speed) diperoleh Dari semua jenis kendaraan yang melalui dari mengukur kecepatan kendaraan pada ruas jalan pengamatan dengan membagi saat melewati ruas jalan dan diukur dari panjang ruas jalan pengamatan sehingga suluu utik yang telah ditentukan. Analisis diperoleh total waktu kecepatan rata rata. yang dilakukan dibatasi hanya volume, agar didapat satuan Km / jam. Hasil pada kapasitas, derajat kejenuhan dan kecepatan tabel 5.2 sebagai berikut. setempat (spot speed.)Mengetahui hubungan

Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 6 No. 2 Oktober 2015 854 Study Karakteristik Arus Lalu Lintas Berkaitan Dengan Populasi Penduduk Kota Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan (Jl. Soekarno – Hatta)(Juniardi)

Tabel 5.2.Hasil Perhitungan Survey Kecepatan Lalu lantas 3. Pada Ruas Jalan M. Hatta

Volume Kapasitas 1 lajur 1 arah (Co) adalah

Jalan A. Yani Jalan Jalan M. Waktu 1650 (tipe jalan 1 lajur tak terbagi), Jenderal Hatta

Sudirman nilai FCw ditetapkan 1,08 (lebar jalur

07.00 – 09.00 30,26 27,56 48,29 lalu lintas efektif 8 meter) dan FCsp

11.00 – 13.00 28,17 25,17 57,86 ditetapkan 1,00 (faktor penyesuaian 15.00 – 17.00 33,43 26,03 52,19 Sumber : Hasil Perhitungan 2002 pemisahan arah untuk satu lajur satu

arah), FCsf ditetapkan 0.86 (faktor 3. Perhitungan Kapasitas dan penyesuaian hambatan samping jalan Volume Kapasitas Rasio (VCR) perkotaan), dan FCcs ditetapkan 0,90 Untuk mencari kapasitas dan (untuk kota disesuaikan dengan volume kapasitas rasio (VCR) dapat jumlah penduduk antaara 0,1 0,5 juta dicontohkan data data ruas jalan untuk penduduk, selanjutnya hasil memperoleh nilai VCR, sebagai berikut : perhitungan VCR pada jam sibuk hari 1. Pada Ruas Jalan A. Yani Kamis dapat dilihat pada Tabel 5.3. Kapasitas satu jalur satu arah (Co) adalah 1650 (tipe jalan satu lajur tak Tabel 5.3 Hasil Perhitungan terbagi). Nilai FCw ditetapkan 1,08 Kecepatan dan Volume Rasio (VCR) (lebar jalur lalu lintas efektif 7 meter), dan FCsp ditetapkan 1 (faktor penyesuaian pemisahan arah untuk 1 lajur / 1 arah). FCsf ditetapkan 0,87 ( faktor penyesuaian hambatan

samping jalan perkotaan ) dan FCcs ditetapkan 0,90 ( untuk ukuran kota Rumus : disesuaikan jumlah penduduk antara C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs 0.1 - 0,5 juta penduduk). Selanjutnya hasil VCR pada jam sibuk hari Senin 4. Hubungan Komposisi Lalu Lintas dapat dilihat pada tabel 5.3. Dengan Populasi Penduduk Hari perhitungan volume lalu lintas pada 2. Pada Ruas jalan Jendral Sudirman 3 (liga) ruas jalan pengamatan, diperoleh komposisi lalu lintas untuk LV Kapasitas I lajur 1 arah (Co) adalah (kendaraan ringan), HV (kendaraan 1650 (tipe jalan 1 lajur tak terbagi), berat). MC (sepeda motor) dan UM nilai FCw ditetapkan 1.08 (lebar jalur (kendaraan tak bermotor) terhadap lalu lintas efektif 8 meter) dan FCsp keseluruhan jumlah volume lalu lintas ditetapkan 1,00 (faktor penyesuaian yang ada Besarnya volume lalu lintas pemisahan arah untuk satu lajur satu dapat dilihat pada Tabel 5.4 sebagai arah), FCsf ditetapkan 0,79 (faktor berikut. penyesuaian hambatan samping jalan perkotaan ) dan FCcs ditetapkan 0.90 (untuk kota disesuaikan dengan Tabel 5.4 Jumlah Kendaraan Yang jumlah penduduk antara 0,1 0,5 juta Pada Ruas Jalan Di Teliti penduduk), selanjutnya hasil perhitungan VCR pada jam sibuk hari Rabu dapat dilihat pada tabel 5.3. Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 6 No. 2 Oktober 2015 855 Study Karakteristik Arus Lalu Lintas Berkaitan Dengan Populasi Penduduk Kota Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan (Jl. Soekarno – Hatta)(Juniardi)

Lokasi Jumlah pendidikan, disekitar ruas jalan juga Kendaraan terdapat pertokoan, dan pemukiman Jalan A. Yani 2225 penduduk (rumah tinggal) dan sebagainya. Jalan Jend. Sudirman 2420

Jalan M. Hatta 1210 b. Ruas Jalan Jend. Sudirman Sumber : Hasil Perhitungan, 2002 Pada ruas jalan Jend. Sudirman jam sibuk terdiri dari tiga bagian yaitu jam sibuk Dari tabel 5.4 menunjukkan bahwa pagi, siang dan sore hari. Jam sibuk pagi untuk mengetahui hubungan komposisi (07.00 - 09.00) volume lalu lintas sebesar lalu lintas dengan populasi penduduk 732 smp / jam. Dan pada jam sibuk siang diperlukan data jumlah penduduk di (11.00 - 13.00) volume lalu lintas sebesar sekitar lokasi penelitian maka pada label 855 smp / jam, sedangkan pada waktu sibuk sore (15.00 - 17.00) volume lalu 5.5 dapat dilihat populasi penduduk di 3 lintas sebesar 821 smp/jam. Berarti ruas jalan berdasarkan sensus penduduk volume lalu lintas yang terbesar pada 2001/2002 sebagai berikut : ruas jalan Jend.Sudirman terjadi pada jam sibuk siang (1 1.00 13.00) sebesar Tabel 5.5 Populasi Penduduk 3 (Tiga) 855 smp / jam.Dikarenakan pada ruas Tempat Disekitar Lokasi Yang jalan Jend. Sudirman terdapat pertokoan, Diamati. pedagang kaki lima, serta pemukiman Kelurahan Jumlah penduduk ( rumah tinggal) disekitarnya. Kendaraan Kemalaraja 14417 c. Ruas Jalan M. Hatta Pada ruas jalan M.Hatta jam sibuk terdiri Pasar Lama 5973 dan tiga bagian yaitu pagi, siang, dan Tanjung Baru 3722 sore hari. Jam sibuk pagi berkisar antara Sumber : BPS Baturaja, 2001 (07.00 - 09.00) volume lalu lintas sebesar 115 smp jam, dan pada jam sibuk siang B. Pembahasan (11.00 - 13.00) volume lalu lintas sebesar 1. Volume Lalu lintas 388 smp / jam, sedangkan pada waktu a. Jalan Jendral A, Yani sibuk sore (15.00 - 17.00) volume lalu Pada ruas jalan Jendral A. Yani jam lintas sebesar 407 smp / jam. Berarti sibuk terdiri dari tiga bagian yaitu, pagi, volume lalu lintas yang terbesar pada siang, dan sore hari. Jam sibuk pagi ruas jalan M. Hatta terjadi pada jam (07.00 - 09,00). Volume lalu lintas sibuk pagi (07.00 - 09.00) sebesar 415 sebesar 724 smp / jam. Dan pada jam smp jam. Dikarenakan disekitar lokasi sibuk siang (11.00 - 13.00) volume lalu penelitian, adanya pemukiman penduduk lintas sebesar 797 smp / jam, sedangkan ( rumah tinggal), dan sarana pendidikan, pada jam sibuk sore berkisar antara sehingga banyak kendaraan yang melalui (15.00 - 17.00) volume lalu lintas sebesar ruas jalan M. Hatta. 704 smp / jam. Berarti volume lalu lintas terbesar pada ruas jalan Jendral A. Yani 2. Hubungan Kecepatan dan Volume terjadi pada jam sibuk siang (11.00 - Kapasitas Rasio (VCR). 13.00) sebesar 797 smp / jam. a. Ruas Jalan A. Y ani Dikarenakan pada ruas jalan tersebut Ruas jalan A. Yani pada jam sibuk pagi merupakan ruas jalan yang dipakai oleh (07.00 - 09.00) kecepatan kendaraan pengguna jalan pada saat pulang bekerja yang melewati ruas jalan tersebut rata - atau pulang melaksanakan aktivitas rata sebesar 30,26 km / jam dan derajat

Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 6 No. 2 Oktober 2015 856 Study Karakteristik Arus Lalu Lintas Berkaitan Dengan Populasi Penduduk Kota Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan (Jl. Soekarno – Hatta)(Juniardi)

kejenuhan sebesar 0,52, sedangkan pada 57,86 km/jam dan derajat kenjenuhan jam sibuk siang (11.00 - 13.00) sebesar 0,28, serta pada jam sibuk sore kecepatan rata-rata kendaraan sebesar (15.00 - 17.00) kecepatan rata rata 28,17 km/jam dan derajat kejenuhan kendaraan sebesar 52,19 km / jam dan sebesar 0,57 serta pada jam sibuk sore derajat kejenuhan sebesar 0.29. Berarti (15.00 - 17.00) kecepatan rata rata kecepatan kendaraan yang terbesar pada sebesar 33,43 km jam dan derajat ruas jalan M. Hatta terjadi pada jam kejenuhan 0,50 Berarti kecepatan sibuk siang (11.00 - 13.00) sebesar 57,86 kendaraan yang terbesar pada ruas jalan km / jam dan derajat kejenuhan terjadi A. Yani terjadi pada jam sibuk sore pada jam sibuk siang (11.00 - 13.00) (15.00 - 17.00) sebesar 33,43 km / jam sebesar 0,28 disebabkan disekitar lokasi dan tingkat pelayan terjadi pada jam penelitian terdapat fasilitas pendidikan, sibuk sore (15.00 - 17.00) sebesar 0,50 adanya perkantoran pemerintah serta karena disekitar lokasi penelitian adanya disekitar lokasi penelitian dan aktivitas perkantoran, pejalan kaki, serta pemukiman penduduk. pemukiman penduduk (rumah tinggal) dan sarana pendidikan. 3. Hubungan Komposisi Lalu Lintas Dengan Populasi Penduduk b. Ruas Jalan Jend. Sudirman Hasil analisis hubungan komposisi Pada ruas jalan Jend Sudirman pada jam lalu lintas dengan populasi penduduk sibuk pagi (07.00 - 09.00) kecepatan disesuaikan dengan hasil observasi jumlah kendaraan rata - rata 27,56 km/jam dan kendaraan yang melalui ruas jalan dengan derajat kejenuhan sebesar 0,58. populasi penduduk yang ada, sebagai berikut Sedangkan pada jam sibuk siang (11.00 - : 13.00) kecepatan rata – rata kendaraan a Ruas Jalan Jendral A Yani sebesar 25.17 km /jam dan derajat Pada ruas Jalan Jcndral A. Yani Kota kejenuhan sebesar 0,67 serta pada jam Batu Raja kendaraan yang melewati ruas sibuk sore (15.00 - 17.00) kecepatan rata jalan tersebut berjumlah 2225 kendaraan rata kendaraan sebesar 26.03 km jam dan dengan jumlah populasi penduduk derajat kejenuhan sebesar 0,65. Berarti sebesar 14417 jiwa. kecepatan kendaraan yang terbesar pada ruas jalan Jend. Sudirman terjadi pada b. Ruas jalan Jend. Sudirman jam sibuk pagi (07.00 - 09.00) sebesar Pada ruas jalan Jend.Sudirman kendaraan 27,56 km/jam dan derajat kejenuhan yang melewati ruas jalan tersebut terjadi pada jam sibuk pagi (07.00 - berjumlah 2420 kendaraan dengan 09.00) dan jam sibuk siang (11.00 - populasi penduduk sebesar 5973 jiwa. 13.00) sebesar 0.67. Disebabkan disisi jalan ada pertokoan, pedagang kaki lima c. Ruas jalan M. Hatta dan serta pemukiman penduduk (rumah Pada ruas jalan M Hatta kendaraan yang tinggal) disekitarnya. melewati ruas jalan tersebut berjumlah 1210 kendaraan dengan populasi c. Ruas Jalan M. Hatta penduduk sebesar 3722 jiwa. Pada ruas jalan M. Hatta pada jam sibuk pagi (07.00 - 09.00) kecepatan kendaraan Dari hasil pengamatan dilapangan dan yang melalui ruas jalan tersebut rata rata data yang dikumpulkan, jumlah kendaraan sebesar 48,29 km jam dan derajat yang melewati 3 (tiga) ruas jalan, pada ruas kejenuhan sebesar 0,30, sedangkan pada jalan A Yani sebesar 2225, ruas jalan Jend. jam sibuk siang (11.00 - 13.00) Sudirman sebesar 2420 dan ruas jalan M. kecepatan rata-rata kendaraan sebesar Hatta sebesar 1210 kendaraan.Berarti

Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 6 No. 2 Oktober 2015 857 Study Karakteristik Arus Lalu Lintas Berkaitan Dengan Populasi Penduduk Kota Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan (Jl. Soekarno – Hatta)(Juniardi) jumlah kendaraan yang paling tinggi smp/jarn, sedangkan pada jam sibuk sore terdapat pada ruas jalan Jend.Sudirman (15.00 - 17.00) sebesar 407 smp/jam. sebesar 2420.Hal ini sesuai dengan kondisinya karena pada jalan Jend.Sudirman 2) Kecepatan dan VCR terdapat banyak aktiftas - aktifitas misalnya Pada ruas jalan A Yani, kecepatan tempat instansi - instansi baik pemerintah kendaraan pada jam sibuk pagi (07.00 - maupun swasta dan aktifitas - aktifitas 10.00) sebesar 30,26 km/jam dan VCR lainya.Kepadatan penduduk yang sangat sebesar 0.52, sedangkan pada jam sibuk dominan terdapat pada Kota Batu Raja siang (11.00-13.00) kecepatan sebesar Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera 28,17 km/jam dan VCR sebesar 0,57, Selatan disekitar lokasi yang dilakukan serta pada jam sibuk sore (15.00-17.00) penelitian pada ruas jalan Jend.Sudirman kecepatan sebesar 33,43 km/jam dan sebesar 5973 jiwa, hai ini disebabkan jalan VCR sebesar 0,50. Jend.Sudirman merupakan pusat interaksi manusia dan disekitar ruas jalan terdapat Pada ruas jalan Jend Sudirman, pemukiman penduduk (rumah tinggal), kecepatan kendaraan pada jam sibuk pagi fasilitas pendidikan, perkantoran, dan (07.00-09.00) sebesar 27.56 km jam dan fasilitas fasilitas lainya seperti pasar, dan VCR sebesar 0,58, sedangkan pada jam sebagainya. sibuk siang (11.00-13.00) kecepatan sebesar 25,17 km/jam dan VCR sebesar VI. PENUTUP 0.67. serta pada jam sibuk sore (15.00- A. Kesimpulan 17.00) kecepatan sebesar 26,03 km/jam Dan studi karakteristik arus lalu lintas dan VCR sebesar 0,65. berkaitan dengan populasi penduduk di kota Batu Raja Ogan Komering Ulu, diantaranya Pada ruas jalan M. Hatta, kecepatan : Pada arus jalan A, Yani, Jend Sudirman kendaraan pada jam sibuk pagi (07.00 - dan ruas jalan M. Hatta, maka dapat 10.00) sebesar 48,24 km/jam dan VCR disimpulkan bahwa : sebesar 0,30, sedangkan pada jam sibuk 1) Volume lalu lintas siang (11.00-13.00) kecepatan sebesar Pada ruas jalan A. Yani, volume lalu 57,86 km/jam dan VCR sebesar 0,28, lintas pada jam sibuk pagi (07.00 - 10.00) serta pada jam sibuk sore (15.00 - 17.00) sebesar 724 smp/jam, dan pada jam sibuk kecepatan sebesar 52,10 km/jam dan siang (11.00 - 13.00) sebesar 797 smp VCR sebesar 0,20. jam, sedangkan pada jam sibuk sore (15.00 - 17.00) sebesar 704 smp/jam. Menurunnya kecepatan pada tiga ruas jalan tersebut disebabkan oleh banyaknya Pada ruas jalan Jend. Sudirman, volume hambatan sampling, seperti pejalan kaki, lalu lintas pada jam sibuk pagi (07.00 - becak, sepeda dan lain-lain.Disamping 09.00) sebesar 732 smp/jam, dan pada itu menurunnya kecepatan juga jam sibuk siang (11.00 - 13.00) sebesar dikarenakan diseputar lokasi penelitian 855 smp jam, sedangkan pada jam sibuk terdapat fasilitas pendidikan, perkantoran sore (15.00 - 17.00) sebesar 821 dan pemukiman penduduk. smp/jam. 3) Hubungan komposisi jumlah kendaraan Pada ruas jalan M. Hatta, volume lalu dengan populasi penduduk lintas pada jam sibuk pagi (07.00 - 10.00) Adanya perbedaan jumlah penduduk sebesar 415 smp/jarn, dan pada jam sibuk yang sangat dominan pada ruas jalan siang (11.00 - 13.00) sebesar 388 Jend.Sudirman Kelurahan Pasar Lama Kecamatan Batu Raja Timur Kota Batu

Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 6 No. 2 Oktober 2015 858 Study Karakteristik Arus Lalu Lintas Berkaitan Dengan Populasi Penduduk Kota Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan (Jl. Soekarno – Hatta)(Juniardi)

Raja Kabupatn Ogan Komering Ulu, saran yang perlu diperhatikan lebih lanjut dibandingkan dengan ruas jalan lain yang adalah : diamati, yaitu sebesar 5.973 jiwa, dan  Untuk keperluan studi yang lebih lanjut, jumlah penduduk yang terkecil ada pada maka faktor adanya hambatan pada ruas ruas jalan M. Hatta Kelurahan Tanjung lalu lintas (friction) perlu diperhatikan. Baru Kecamatan Batu Raja Timur Kota Hal ini tidak terlepas dari kondisi lalu Batu Raja Kabupaten Ogan Komering lintas itu sendiri dimana di dalam Ulu yaitu sebesar 3 722 jiwa. maupun di luar arus lalu lintas utama yang dapat mempengaruhi kecepatan Dari penelitian hubungan komposisi perjalanan dan volume lalu lintas. jumlah kendaraan terhadap populasi  Adanya aktifitas kendaraan tak bermotor penduduk pada 3 (tiga) ruas jalan yang di dalam arus lalu lintas mempengaruhi diamati, maka pada ruas jalan Jend. tinggi rendahnya kecepatan kendaraan. Sudirman Kelurahan Pasar Lama Oleh karena volume kendaraan tak Kecamatan Batu Raja Timur Kota Batu bermotor dapat berfungsi sebagai faktor Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu koreksi terhadap hubungan kecepatan terlihat jumlah kendaraan lebih tinggi dan volume kapasitas rasio. dibandingkan dengan ruas jalan lainnya,  Untuk mendapatkan hubungan komposisi yaitu sebesar 2420 kendaraan, dengan lalu lintas dengan populasi penduduk populasi penduduk sebesar 5.973 jiwa yang mendekati keadaan sesungguhnya, lain halnya dengan ruas jalan M. Hatta maka perlu dilakukan survey asal tujuan jumlah kendaraan tidak terlalu tinggi, karena tanpa data survey tersebut tidak yaitu sebesar 1210 kendaraan, dengan dapat diketahui dengan asal dan tujuan populasi penduduk sebesar 3.772 jiwa. kendaraan sampai Selain itu data Pada ruas jalan A. Yani Kota Balu Raja, populasi penduduk yang dipakai dalam populasi penduduk sangat dominan, yaitu menganalisa hubungan komposisi lalu sebesar 14.417 jiwa, namun jumlah lintas dengan populasi penduduk kendaraan tidak terlalu tinggi yaitu sebaiknya berupa data populasi sebesar 2225 kendaraan. penduduk disekitar lokasi pengamatan, karena panlah populasi penduduk sebuah Dari hasil penelitian hubungan komposisi kecamatan/kelurahan tidak sama dengan lalu lintas dengan populasi penduduk di populasi di lokasi pengamatan. Kota Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan ini, ternyata tingginya jumlah populasi VII. DAFTAR PUSTAKA penduduk pada suatu kecamatan tidak berarti tinggi pula komposisi jumlah …….1982.transportation and kendaraan pada suatu daerah tersebut, Traffic Engineering Handbook, Second demikian juga rendahnya jumlah populsi Edition, Prentice Hall penduduk pada suatu daerah tidak berarti rendah pula komposisi jumlah kendaraan …….1985.Highway Capacity pada daerah tersebut. Manual.Special Report 87, Transportation Research Board, Washington DC. B. Saran Dari studi karateristik arus lalu lintas Bennett. D. W. 1989. Basic Traffic yang berkaitan dengan populasi penduduk di Variables and Realitionships, Traffic Kota Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Enginering Practice.Departemen of Ulu Propinsi Sumalera Selatan, maka saran- civil engineering Monash University

Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 6 No. 2 Oktober 2015 859 Study Karakteristik Arus Lalu Lintas Berkaitan Dengan Populasi Penduduk Kota Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan (Jl. Soekarno – Hatta)(Juniardi)

Australia.

Diwirejo, Roeslan, 1905. Pengantar Teknik Jalan Raya, Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung.

Lidward K. Morlok, 1995. Pengantar Teknik dan PerencanaanTransportasi.

Hodds, F.D, 1979. Rekayasa Lalu Lintas, diangga Bandung.

Warpani. S. 1980. Analisa Daerah dan kota. Institut Teknologi Bandung.

Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 6 No. 2 Oktober 2015 860 Study Karakteristik Arus Lalu Lintas Berkaitan Dengan Populasi Penduduk Kota Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan (Jl. Soekarno – Hatta)(Juniardi)

INFORMASI UNTUK PENULISAN NASKAH JURNAL TEKNIK SIPIL UBL

Persyaratan Penulisan Naskah

1. Tulisan/naskah terbuka untuk umum sesuai dengan bidang teknik sipil. 2. Naskah dapat berupa : a. Hasil penelitian, atau b. Kajian yang ditambah pemikiran penerapannya pada kasus tertentu, yang belum dipublikasikan, Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris. Naskah berupa rekaman dalam Disc (disertai dua eksemplar cetakannya) dengan panjang maksimum dua pupul halaman dengan ukuran kertas A4, ketikan satu spasi, jenis huruf Times New Roman (font size 11). Naskah diketik dalam pengolah kata MsWord dalam bentuk siap cetak.

Tata Cara Penulisan Naskah

1. Sistimatika penulisan disusun sebagai berikut : a. Bagian Awal : judul, nama penulis, alamat penulis dan abstrak (dalam dua bahasa : Indonesia dan Inggris) b. Bagian Utama : pendahuluan (latar belakang, permasalahan, tujuan) , tulisan pokok (tinjauan pustaka, metode, data dan pembahasan.), kesimpulan (dan saran) c. Bagian Akhir : catatan kaki (kalau ada) dan daftar pustaka. Judul tulisan sesingkat mungkin dan jelas, seluruhnya dengan huruf kapital dan ditulis secara simetris. 2. Nama penulis ditulis : a. Di bawah judul tanpa gelar diawali huruf kapital, huruf simetris, jika penulis lebih dari satu orang, semua nama dicantumkan secara lengkap. b. Di catatan kaki, nama lengkap dengan gelar (untuk memudahkan komunikasi formal) disertai keterangan pekerjaan/profesi/instansi (dan kotanya, ); apabila penulis lebih dari satu orang, semua nama dicantumkan secara lengkap. 3. Abstrak memuat semua inti permasalahan, cara pemecahannya, dari hasil yang diperoleh dan memuat tidak lebih dari 200 kata, diketik satu spasi (font size 11). 4. Teknik penulisan : Untuk kata asing dituskan huruf miring. a. Alenia baru dimulai pada ketikan kelima dari batas tepi kiri, antar alinea tidak diberi tambahan spasi. b. Batas pengetikan : tepi atas tiga centimeter, tepi bawah dua centimeter, sisi kiri tiga centimeter dan sisi kanan dua centimeter. c. Tabel dan gambar harus diberi keterangan yang jelas. d. Gambar harus bisa dibaca dengan jelas jika diperkecil sampai dengan 50%. e. Sumber pustaka dituliskan dalam bentuk uraian hanya terdiri dari nama penulis dan tahun penerbitan. Nama penulis tersebut harus tepat sama dengan nama yang tertulis dalam daftar pustaka. 5. Untuk penulisan keterangan pada gambar, ditulis seperti : gambar 1, demikian juga dengan Tabel 1., Grafik 1. dan sebagainya. 6. Bila sumber gambar diambil dari buku atau sumber lain, maka di bawah keterangan gambar ditulis nama penulis dan tahun penerbitan. 7. Daftar pustaka ditulis dalam urutan abjad nama penulisan dan secara kronologis : nama, tahun terbit, judul (diketik miring), jilid, edisi, nama penerbit, tempat terbit.