BAJRA SANDHI: MONUMEN PERJUANGAN RAKYAT SUMBANGAN TERHADAP TEGAKNYA KEDAULATAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK

Ida Bagus Brata

Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati

ABSTRACT

Bali as one of the battle ground against the colonizer holds many historic value. To commemorate the patriots’ virtue that was given for Indonesia, a monument called Bajra Sandhi was built. There are archieves about the virtues of Balinese patriots before and after the Independence Day. The monument is expected to give benefits for the sake of improving appreciation of the young generations in experiencing patriotic values that are inherited. The monument is the identity and the symbol of togetherness and as a media of communication between the post generations to the next generation. The track records of the patriots that are documented are a kind of guidance in developing and preserving the unity of the nation for the future.

Key words: Bajra Sandhi, identity, patriotic

[118] Ida Bagus Brata - Bajra Sandhi: Monumen Perjuangan Rakyat Bali......

PENDAHULUAN Apa yang disajikan dalam monumen dapat memiliki nilai informasi, sehingga menjadi daya tarik bagi Pada era globalisasi dewasa ini muncul suatu masyarakat atau wisatawan untuk mengetahui lebih kecenderungan terjadinya kesamaan atau jauh. Di samping sajian, bentuk monumen yang homogenitas budaya antara suatu daerah atau memiliki nilai estetika juga menjadi daya tarik bagi negara yang satu dengan negara yang lainnya. masyarakat atau wisatawan. Kunjungan masyarakat Batas-batas antar negara menjadi kabur. Dalam atau wisatawan ke monumen akan dapat membuka konteks ini setiap individu atau masyarakat tentu kesempatan kerja/berusaha bagi masyarakat sekitar. tidak ingin kehilangan jati diri atau tercerabut dari akar budaya yang dimilikinya. Identitas dari suatu kelompok etnik tertentu tampaknya dapat ditelusuri PEMBAHASAN dari tradisi yang dimiliki oleh kelompok etnik yang Bentuk Monumen Perjuangan Rakyat Bali bersangkutan (Giddens, 2003; Tilaar, 2009). Menelusuri tradisi suatu etnik tertentu tidak dapat Monumen Perjuangan Rakyat Bali dibangun dipisahkan dari sejarah. Gunawan Wiradi (2002:iii) di areal bagian selatan Niti Mandala, tepatnya di menulis sejarah adalah “kuburan”, namun tanpa lapangan Puputan Margarana Renon Denpasar. sejarah kita tidak pernah ada. Dapat saja kita Monumen ini berdiri anggun di tengah lapangan berusaha melupakan sejarah, tetapi kita tidak bisa hijau yang biasanya digunakan oleh masyarakat meninggalkan sejarah, karena sejarah berlanjut untuk olah raga seperti: sepak bola, bola basket, bersama kehidupan kita. Dari sejarah kita belajar bola voli atau joging di pagi hari atau pada sore menyadari kesalahan, dan bersama sejarah kita hari. mengarungi masa depan. Sehubungan dengan itu, Arsitektur monumen ini sangat unik, maka pemahaman terhadap sajian seluruh mengambil bentuk menyerupai bajra (genta), yaitu perjuangan para pahlawan Bali sebelum maupun peralatan yang digunakan oleh pendeta Hindu setelah kemerdekaan, yang merefleksikan identitas dalam mengantarkan upacara keagamaan. Hal ini etnik Bali sebagai bagian dari bangsa Indonesia juga merupakan simbol ikatan antara purusa (laki- menjadi sangat penting. laki) dan predana (perempuan) yang menciptakan Pulau Bali merupakan salah satu basis kemakmuran sesuai dengan epik Mahabarata, yang perjuangan melawan penjajah. Pemberian bercerita tentang perjuangan para Dewa dan Daitya penghargaan atas jasa-jasa para pejuang ini untuk mendapatkan tirta amerta, dengan jalan diwujudkan dengan dibangunnya monumen memutar Gunung Mandara di Ksirarnawa. Adapun Perjuangan Rakyat Bali, untuk mengabadikan jiwa pesan moral dari kisah pemutaran Mandaragiri ini perjuangan rakyat Bali dari masa ke masa dan adalah dengan gigih dan sungguh-sungguh mewariskan semangat patriotisme dalam wujud rela menggali nilai-nilai sejarah untuk dijadikan sebagai berkorban, cinta tanah air, cinta persatuan dan modal dasar pembangunan nasional. kesatuan, cinta perdamaian kepada generasi penerus Monumen Perjuangan Rakyat Bali ini bangsa dan tetap komit menjaga keutuhan NKRI. menjadi simbol perjuangan rakyat Bali untuk Monumen Perjuangan Rakyat Bali yang menghormati para pahlawan, serta menjadi lambang merefleksikan suatu perjuangan merebut persemaian pelestarian jiwa perjuangan rakyat Bali kemerdekaan dari tangan penjajah, merupakan dari generasi ke generasi dan dari masa ke masa. Di pengejawantahan jati diri sekaligus sebagai wujud samping itu monumen ini juga sekaligus menjadi sumbangan rakyat Bali dalam mempertahankan lambang semangat untuk mempertahankan kedaulatan NKRI. kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di samping merefleksikan jati diri atau Hal ini dapat dilihat dari 17 anak tangga yang ada di identitas suatu kelompok etnik (Bali), Monumen pintu utama masuk monumen, 8 buah tiang agung Perjuangan Rakyat Bali juga memiliki nilai dan sebagai penyangga monumen, dan monumen makna informatif, simbolik, estetik, dan ekonomi. dibangun menjulang dengan ketinggian 45 meter.

119 Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 2, Juli 2014 ISSN 2087-9016

Apabila angka ini dirangkai, maka akan didapat masa Bali kuno, masa Bali madya, masa penjajahan, angka keramat 17 – 8 – 45, yaitu angka yang dan masa perjuangan merebut kemerdekaan. merupakan titik kulminasi perjuangan rakyat Penggambaran diorama dengan tiga dimensi Indonesia untuk meraih kemerdekaannya dari diharapkan akan memudahkan setiap pengunjung tangan penjajah. yang berbeda baik dari segi umur, dan jenjang Bangunan Monumen Perjuangan Rakyat Bali pendidikan untuk memahami alam, situasi, dan berbentuk horizontal dan vertikal. Secara horizontal kondisi yang menggambarkan keadaan pada saat susunan bangunan monumen mengacu pada konsep peristiwa itu terjadi. Di samping itu setiap tampilan Tri Mandala yaitu: 1) nista mandala (jaba sisi), diorama dilengkapi dengan penjelasan singkat yaitu pelataran luar yang dilengkapi dengan jalan mengenai peristiwa sejarah yang terjadi di kala itu. setapak, pertamanan, tempat duduk, dan untuk Secara kronologis adegan-adegan dalam diorama kegiatan olah raga; 2) madia mandala (jaba tengah) dibagi menjadi 33 (Dinas Kebudayaan Provinsi Bali yaitu sebuah pelataran yang dikelilingi pagar UPT. Monumen Perjuangan Rakyat Bali, 2013), bangunan dilengkapi pintu gerbang (pintu masuk) diawali dari kehidupan masa prasejarah Bali, seperti pada keempat sisi arah mata angin; 3) utama berikut. mandala (jeroan), merupakan inti bangunan di sini 1) Bali pada Masa Berburu dan Mengumpulkan terdapat gedung utama yang dikelilingi oleh telaga, Makanan (3000 SM). Pulau Bali sekitar satu jalan setapak dan bale bengong yang berdiri di juta tahun yang lalu, diperkirakan telah dihuni setiap sudut. oleh manusia purba yang disebut Homo Erectus. Manusia purba yang mendiami pulau Secara vertikal bangunan Monumen Bali ketika itu digambarkan memiliki pola Perjuangan Rakyat Bali mengacu pada konsep Tri hidup berpindah-pindah (nomaden) dari suatu Angga yaitu: 1) nistaning utama mandala (nistaning daerah ke daerah lain yang memiliki sumber angga) yaitu lantai gedung monumen yang paling makanan dan air. bawah. Di lantai ini terdapat ruang informasi, ruang 2) Bali pada Masa Perunagian (2000 SM). Masa pameran, ruang rapat, ruang perpustakaan, toko perunagian diperkirakan diawali sekitar 2500 cinderamata, dan toilet. Di tengah lantai ini terdapat tahun yang lalu. Ciri utama pada masa ini, telaga yang diberi nama puser tasik dengan delapan diperkirakan manusia sudah hidup menetap. tiang agung; 2) madianing utama mandala Contoh penting peninggalan jaman ini yaitu (madianing angga) yaitu lantai tengah yang teknologi pembuatan tembikar dari tanah liat dimanfaatkan sebagai penempatan 33 unit diorama dan teknologi melebur logam. Kehidupan yaitu sebagai tempat dipajangnya miniatur mereka lebih teratur, karena diduga telah perjuangan rakyat Bali dari jaman prasejarah mengenal sistem pembagian kerja. Peralatan sampai Bali mengisi kemerdekaan; 3) utamaning yang mendu-kung jaman ini yaitu dengan utama mandala (utamaning angga) yaitu lantai ditemukannya nekara perunggu seperti yang teratas yang difungsikan sebagai ruang peninjauan tersimpan di Pura Penataran Sasih Desa Pejeng dan tempat merenung sambil menikmati panorama Gianyar. Fungsi dari nekara ini diperkirakan yang ada di sekitar monumen. sebagai sarana upacara untuk memanggil

Masa Awal Kehidupan Orang Bali Hingga hujan. 3) Stupika dan Prasasti Sukawana (778 M). Sejarah Perjuangan Rakyat Bali Penemuan stupika tanah liat yang berisi Seperti yang telah disebutkan sebelumnya mantra-mantra Budha ditemukan di sekitar bahwa pada madyaning utama mandala (lantai Desa Pejeng dan Desa Bedulu Gianyar. Hal ini tengah) monumen ini, terdapat 33 unit diorama diperkuat dengan penemuan prasasti dari bahan yang menggambarkan adegan proses masa tembaga yang berangka tahun 804 caka (882 kehidupan orang Bali hingga sejarah perjuangan M), yaitu prasasti Yumopakatao yang berisi rakyat Bali. Sejarah kehidupan masa lampau orang perintah para pemimpin masyarakat kepada Bali diawali dari masa prasejarah, masa sejarah,

120 Ida Bagus Brata - Bajra Sandhi: Monumen Perjuangan Rakyat Bali......

alim ulama agama Budha untuk mendirikan Murti yang menyatukan berbagai aliran agama bangunan-bangunan suci keagamaan. Prasasti atau sekte-sekte yang ada pada waktu itu. Jasa ini tersimpan di Pura Desa, Desa Sukawana dari Empu Kuturan sampai dewasa ini di Bali Kecamatan Kintamani Bangli. dikenal pura Kahyangan Tiga sebagai tempat 4) Rsi Markandeya (abad 8 Masehi). Rsi pemujaan Tri Murti, yaitu Pura Desa sebagai Markandeya adalah seorang guru suci yang stana Dewa Brahma, Pura Puseh sebagai stana berasal dari pegunungan Dieng Jawa Tengah Dewa Wisnu, dan Pura Dalem sebagai stana yang melalui tapa semadinya memeroleh Dewa Siwa. petunjuk untuk melakukan perjalanan suci ke 8) Kehidupan Banjar (abad 11 M).. Pada masa arah timur. Dalam ekspedisi pertama ini pemerintahan Dalem Ketut Ngulesir yang banyak pengikut Sang Maha Rsi yang jatuh berstana di Gelgel, penataan kehidupan banjar sakit dan meninggal, kemudian beliau semakin ditingkatkan. Untuk lebih meningkat- memutuskan untuk kembali ke Jawa Dwipa kan rasa persatuan dan kesatuan di antara untuk melakukan semedi mohon petunjuk. warga masyarakat maka setiap bulan Pada ekspedisi kedua dengan pengikut ± 400 diselenggarakan paruman agung para prajuru orang kemudian sampai di Gunung To Langkir banjar dengan memperbincangkan masalah (gunung Agung). Dalam semedinya Rsi adat dan kesejahteraan masyarakatnya. Markendeya mendapat petunjuk bahwa untuk 9) Sistem Subak (abad 11 M). Sri Aji Anak menghindarkan para pengikutnya dari petaka, Wungsu menggantikan kakanda Marakata maka Sang Guru suci membangun sebuah tugu Pangkaja sebagai raja dinasti Warmadewa di dengan menanam Panca Datu (lima jenis Bali sekitar abad 11 M. Sistem ketatanegaraan logam), seperti emas, perak, besi, kuningan, dan kehidupan kemasyarakatan yang sudah ada dan tembaga disertai upacara butha yadnya dilanjutkan. Hutan dibuka untuk dijadikan (korban suci). Di tempat inilah dibangun pura lahan pertanian. Tanah atau lahan pakraman yang diberi nama Besukih atau Basukian yang dibagi-bagikan kepada masyarakat. Pada masa artinya tempat suci. ini sistem subak diperkenalkan dengan mem- 5) Sri Kesari Warmadewa (914 M). Sri Kesari bangun empelan (bendungan/dam), membuat Warmadewa adalah salah seorang keturunan telabah (saluran air), penataan sistem tembuku dari dinasti Warmadewa yang bergelar Adipati (bangunan bagi), dan penggalian awungan yang memerintah Bali pada tahun 914 Masehi. (terowongan). Agar tata kehidupan subak dapat 6) Gunapriya Dharmapatni dan Suaminya berjalan teratur, maka dibuatkan awig-awig Dharmodayana Warmadewa (986 – 1011 M). (peraturan) menyangkut pembagian air, ayahan Kehidupan ketatanegaraan jaman kekuasaan (kewajiban sebagai anggota subak), termasuk raja ini berjalan baik, tenteram, dan nyaman. masalah kertha (sanksi). Peristiwa terpenting pada masa pemerintahan 10) Sri Asta Sura Ratna Bumi Banten (tahun 1338 Sri Ratu Gunapriya Dharmapatni yaitu M). Sri Asta Sura Ratna Bumi Banten atau Sri kedatangan seorang pendeta dari Jawa Timur Gajah Waktra yang disebut juga Sri Dalem bernama Empu Kuturan yang nantinya ikut Bedahulu merupakan generasi terakhir dari menata tata pemerintahan, agama, dan adat raja-raja wangsa Warmadewa yang berkuasa di istiadat di Bali. Bali. Pada masa pemerintahan Sri Asta Sura 7) Konsep Kahyangan Tiga dari Empu Kuturan Ratna Bumi Banten giat membangun tempat- (abad 11 M). Empu Kuturan adalah seorang tempat pertapaan. Sri Asta Sura Ratna Bumi pendeta dari Jawa Timur datang ke Bali pada Banten juga memberi otonomi kepada desa- masa pemerintahan Sri Ratu Gunapriya desa untuk mengurus kehidupan rakyat pada Dharmapatni. Pada pesamuan agung yang wilayahnya masing-masing. diadakan di Desa Bedulu Gianyar (Pura 11) Penobatan Sri Kresna Kepakisan (1347 – 1350 Samuan Tiga), Empu Kuturan memperkenal- M). Keberhasilan ekspedisi Gajah Mada dari kan konsep Kahyangan Tiga dan paham Tri Majapahit di Bali, maka dinobatkanlah Sri

121 Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 2, Juli 2014 ISSN 2087-9016

Kresna Kepakisan seorang keturunan abad 17 – 19 Masehi yang berorientasi dan Brahmana dari Daha, Kediri sebagai penguasa menempatkan kerajaan Klungkung sebagai Bali dan membentuk dinasti Dalem. sesuhunannya (asal mula). 12) Pembangunan Pura Dasar Gelgel (abad 14 M). 16) Patih Jelantik Merobek Surat Gubernur Pada tahun 1380 Masehi Dalem Ketut Ngulesir Jenderal (1846 M). Pada tahun 1846 Masehi, putra Dalem Ketut Kresna Kepakisan dinobat- Patih Kerajaan Buleleng I Gusti Ketut Jelantik kan sebagai raja menggantikan kakaknya. menolak penghapusan Hak Tawan Karang di Untuk mempersatukan semua lapisan hadapan raja Klungkung I Putera masyarakat di Bali, Dalem Ketut Ngulesir dan utusan Belanda dengan merobek surat memerintahkan untuk membangun Pura Dasar berisi tuntutan agar Hak Tawan Karang Gelgel. dihapus menggunakan ujung kerisnya. 13) Dalem Waturenggong (1460–1550 M). Dalem 17) Perang Jagaraga (1848 – 1849 M). Dengan Waturenggong menggantikan kedudukan mempertimbangkan berbagai hal, terutama ayahnya Dalem Ketut Ngulesir sebagai raja sebagai siasat, maka raja Buleleng I Gusti tahun 1460 Masehi. Berkat kebijaksanaan para Made karangasem pada 9 Juli 1846 mau pendahulunya, Dalem Waturenggong dapat menandatangani pernyataan takluk terhadap menyelenggarakan roda pemerintahan dengan Belanda, agar Belanda tidak memberikan aman dan tentram. Keadaan ini menyebabkan perhatian terhadap kegiatan Buleleng. Diam- tradisi kesusastraan keraton Majapahit dan diam raja I Gusti Ketut Karangasem dan kediri dalam kondisi yang dinamis. Runtuhnya Patihnya I Gusti Ketut Jelantik menyusun kerajaan Majapahit tahun 1478, beberapa strategi supit urang (capit udang) di Desa kepustakaan Majapahit berhasil di bawa ke Jagaraga. Pada tanggal 7 Maret 1848 Belanda Bali. Pada masa ini diperkirakan kesusastraan mendatangkan pasukan dari Batavia untuk Bali mencapai puncak keemasan. menggempur benteng Jagaraga melalui pantai 14) Danghyang Nirartha (1489 M). Kehadiran Sangsit di bawah pimpinan Mayor Jenderal Danghyang Nirartha di Bali mengajarkan Van Der Wijck dan Overste Van Swieten. Pada konsepsi Parama Wisesa (keesaan Tuhan), serangan pertama banyak prajurit Belanda yang menata sesana (tata kehidupan masyarakat), gugur. Pada serangan yang kedua 15 April dan membangkitkan kesusastraan. Perjalanan- 1849 di bawah pimpinan Jenderal Michiels dan nya di Bali merupakan bagian dari tirta yatra Overste De Brau yang melakukan penyerangan (perjalanan suci) beliau dari Gunung Ijen Jawa dari arah depan dan belakang supit urang Timur. Kehadiran beliau di tanah Bali mengakibatkan laskar Patih Jelantik terkepung disambut baik, terlebih lagi karena keahlian dan mundur ke arah timur ke arah Karangasem yang dimiliki oleh sang guru suci begitu dengan maksud mencari bantuan, namun Patih lengkap, maka raja Dalem Waturenggong Jelantik gugur dan perlawanan secara gigih memberikan tempat di Kerajaan Gelgel. tetap dilanjutkan di bawah pimpinan Jero Dengan keahlian dalam ilmu agama, Jempiring istri Patih Jelantik. pemerintahan, peperangan, dan kesusastraan, beliau sangat berperan dalam mendorong 18) Perang Kusamba (1849 M). Setelah Buleleng kemajuan peradaban masyarakat Bali. takluk atas Belanda, sudah diperkirakan yang 15) Masa Kejayaan Kerajaan-Kerajaan di Bali menjadi sasaran berikutnya adalah kerajaan (abad 17 – 19 M). Akibat tuntutan perubahan Klungkung. Pada waktu itu Klungkung yang semakin kuat, maka pusat pemerintahan diperintah oleh I Dewa Agung Putra Kusamba yang semula ada di Gelgel (Swecapura) yang menggantikan kedudukan ayahandanya. kemudian dipindahkan ke Istana Semarapura di Di bawah pimpinan Jenderal Michiels, pasukan Klungkung. Kuatnya pengaruh kerajaan Belanda mendarat di Padangbai tanggal 18 Mei Klungkung terhadap wilayah seluruh Bali, 1849. Pada tanggal 24 Mei 1849 Belanda memunculkan pusat-pusat kerajaan baru pada menyerang Puri Kusamba, di garis pertahanan

122 Ida Bagus Brata - Bajra Sandhi: Monumen Perjuangan Rakyat Bali......

sepanjang Bukit Wates dan Goa Lawah terjadi dari tuntutan politik etis. Hal ini menimbulkan pertempuran antara prajurit Belanda yang kesadaran akan betapa pentingnya pendidikan. bersenjata lengkap dan modern berhadapan Berawal dari kesadaran itu, beberapa golongan dengan laskar Kusamba yang dipimpin oleh I pelajar berinisiatif mendirikan berbagai Dewa Agung Putra Kusamba dan Anak Agung organisasi sosial yang bertujuan memajukan Made Sangging. Merasa kalah dalam masyarakat Bali dalam bidang pendidikan. persenjataan, Laskar Kusamba mundur sambil 24) Bali di Bawah Fasisme Jepang (1942 – 1945). melakukan politik bumi hangus utuk Pada tanggal 19 Februari 1942 tentara Jepang menghilangkan jejak dari kepungan Belanda. mendarat di Pantai Sanur Bali untuk mengusir 19) Perlawanan Rakyat Banjar (1868 M). Sejak penjajah Belanda. Dalam menghadapi sekutu kekuasaan Belanda atas kerajaan Buleleng, dalam Perang Asia Timur Raya, sebagian besar selama itu rakyat Bali selalu mengadakan penduduk diwajibkan menanam kapas dan perlawanan. Pada tanggal 16 September jarak untuk mendukung logistik perang. Belanda berlabuh di pantai Temukus untuk Sementara para pemuda diajak bergabung menyerang Banjar. dalam Pembela Tanah Air (PETA) untuk diberi 20) Puputan Badung (1906). Pada tanggal 20 latihan kemiliteran, yang dipusatkan di Tangsi September 1906, di pagi-pagi buta kota Banyumala Buleleng. Denpasar dihujani tembakan meriem oleh 25) Menyebarluaskan Berita Proklamasi (1945). Belanda dari pantai Sanur. Karena demikian Berita tentang kemerdekaan Indonesia yang masalahnya, Raja Badung beserta pengikutnya diproklamirkan oleh Soekarno-Hatta di Jalan bertekad untuk melakukan perlawanan sampai Pegangsaan Timur No.56 Jakarta, tidak segera titik darah penghabisan. Raja Badung, prajurit, diketahui oleh seluruh lapisan rakyat Bali. dan pengikutnya gugur dalam pertempuran Kedatangan Mr. I Gusti Ketut Pudja dari sengit itu. Jakarta tanggal 23 Agustus 1945 dengan 21) Persiapan Sagung Wah Melawan Belanda mandatnya sebagai Gubernur Sunda Kecil, (1906). Kerajaan Badung jatuh ke tangan secara resmi menyampaikan berita kemerde- Belanda tanggal 20 September 1906, Belanda kaan yang telah diproklamirkan oleh dua tokoh melanjutkan penyerangan ke Tabanan. Saudara pendiri bangsa dengan mengatasnamakan perempuan raja yang bernama Sagung Wah rakyat Indonesia. melarikan diri ke Desa Wangaya Gede di kaki 26) Pusat Komando Pemuda Republik Indonesia Gunung Batukaru. Dari desa ini Sagung Wah (September 1945). Setelah secara pasti rakyat menyusun kekuatan untuk menghadapi Bali mengetahui Proklamasi Kemerdekaan Belanda. Namun karena kalah dalam Indonesia, maka segera dibentuk Badan-Badan persenjataan, akhirnya Sagung Wah dapat Perjuangan yang dimotori pemuda pelajar, ditangkap dan dibuang ke Lombok. seperti: Ikatan Siswa Sekolah Menengah 22) Puputan Klungkung (1908). Puputan (ISSM), Angkatan Muda Indonesia (AMI), dan Klungkung diawali oleh peristiwa perang Pemuda Republik Indonesia (PRI) dengan Gelgel yang meletus tanggal 18 April 1908. tokoh-tokohnya. Semua badan perjuangan yang Pihak Gelgel mengalami kekalahan dan ada di kota Denpasar bermarkas di selatan melalui Residen Liefrinck, pemerintah Belanda alun-alun Puputan Badung dan diberi nama pernah mengajak raja Klungkung membuat Pusat Komando PRI (Pemuda Republik perjanjian, namun ditolaknya. Penolakan ini Indonesia). Dari gedung inilah segala koor- menyebabkan tanggal 21 April 1908 Belanda dinasi kegiatan perjuangan dikendalikan untuk mengerahkan angkatan lautnya dari pantai menghadapi kedatangan Belanda dan sekutu. Jumpai, sehingga pecah perang yang sangat 27) Peristiwa Bendera di Pelabuhan Buleleng (27 sengit. Oktober 1945). Pada tanggal 27 Oktober 1945 23) Bangkitnya Organisasi Pemuda (1923 – 1928). dengan bantuan dari pemuda Tabanan dan Sekolah mulai didirikan di Bali sebagai bagian Badung, Anang Ramli diperintahkan oleh

123 Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 2, Juli 2014 ISSN 2087-9016

Made Putu menurunkan bendera Belanda dan udara dari pesawat intai Pipercub. Karena menggantikan dengan Bendera Merah Putih. posisi pertahanan yang telah terbuka, maka Mengetahui hal itu, tentara Belanda dari kapal Pasukan Ciung Wanara dengan mudah Abraham Griijn menembaki pemuda yang dibombardir melalui serangan darat dan udara. mengakibatkan gugurnya I Ketut Merta Pertempuran berlangsung dari pukul 12.00 – pemuda dari banjar Liligundi. 17.00 sore mengakibatkan seluruh pasukan 28) Pertempuran Laut di Selat Bali (1946). Pada Ciung Wanara gugur, kecuali pejuang yang tanggal 4 Maret 1946, rombongan ALRI yang bernama Gusti Konolan berhasil diselamatkan dipimpin oleh Kapten Markadi memberi rakyat. komando agar anak buahnya menembak 33) Bali dalam Mengisi Kemerdekaan (1950 – Belanda karena merasa terdesak. Akhirnya 1975). Pada Konfrensi Meja Bundar (KMB) pertempuran laut antara pasukan ALRI dengan tanggal 27 Desember 1949, Pemerintah Belanda tidak dapat dihindari. Belanda mengakui kedaulatan Republik 29) Serangan Terhadap Tangsi NICA (1946). Pada Indonesia Serikat (RIS), dan tanggal 17 tanggal 18 April 1946 diadakan rapat di Agustus 1950, RIS diubah menjadi Negara Pagutan Kuta untuk merencanakan serangan Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pada terhadap tangsi NICA yang ada di Kayumas tanggal 14 Agustus 1958 pemerintahan di Bali Kreneng dan Satria. dipisahkan dari Provinsi Nusa Tenggara 30) Pembentukan Dewan Perjuangan Rakyat menjadi Daerah Tingkat I Bali. Indonesia Sunda Kecil (1946). Sesuai dengan perintah dari Markas Besar Tentara, tanggal 6 PENUTUP April 1946 diadakan rapat di Munduk Malang yang dihadiri oleh wakil-wakil dari PRI, TRI, Monumen Bajra Sandhi merupakan salah satu PESINDO. Dalam pertemuan ini disepakati wujud fisik, sebagai bentuk penghargaan generasi untuk membentuk Markas Besar Umum muda terhadap jasa-jasa para pahlawan bangsanya, Dewan Perjuangan Rakyat Indonesia Sunda terutama yang berasal dari Bali dalam merebut, Kecil (MBU DPRI SK) di bawah pimpinan I mempertahankan, dan sekaligus dalam mengisi Gusti Ngurah Rai. kemerdekaannya.

31) Pertempuran Tanah Aron (1946). Sebagai Apa yang telah disumbangkan oleh para bagian perang gerilya, induk pasukan DPRI pejuang sesungguhnya adalah pondasi yang telah memutuskan melakukan long march dari dibangun oleh generasi terdahulu, yang di dalamnya Munduk Malang menuju Gunung Agung. terimplikasi suatu ikatan batin dan tanggung jawab Pasukan induk yang dipimpin langsung oleh I moral yang harus dilanjutkan oleh generasi muda Gusti Ngurah Rai tiba di Tanah Aron. Kontak sebagai generasi penerus bangsa dalam mengisi senjata tidak dapat dihindarkan hingga pukul kemerdekaan dengan komitmen tetap menjaga 15.00 sore. Dalam pertempuran itu 82 tentara tegaknya kedaulatan NKRI. NICA tewas. Pasukan pimpinan I Gusti Ngurah

Rai tidak ada yang menjadi korban, dan DAFTAR PUSTAKA pasukan bergerak ke arah Buleleng. 32) Pertempuran Margarana/Puputan Margarana Dinas Kebudayaan Provinsi Bali UPT. 2013. Buku (1946). Tanggal 19 November 1946 peng- Panduan Monumen Perjuangan Rakyat Bali.

hubung pejuang melaporkan bahwa tentara Giddens, Anthony. 2003. Living in a Post- Belanda sedang menuju Marga. Pada tanggal Traditional Society (Penerjemah Ali Noer 20 November 1946, pada pagi hari pasukan Jaman ) Jakarta: IRCiSoD. Ciung Wanara yang telah mendapat tambahan personil menyiapkan pertahanan di sela-sela Tilaar, H.A.R. 2009. Mengindonesia Etnisitas dan tanaman jagung persawahan Uma Kaang. Akan Identitas Bangsa Indonesia Tinjauan dari tetapi tiba-tiba NICA melakukan serangan

124 Ida Bagus Brata - Bajra Sandhi: Monumen Perjuangan Rakyat Bali......

Perspektif Ilmu Pendidikan. PT. Jakarta: Tim Penyusun. 1980. Sejarah Bali. Denpasar: Rineka Cipta. Kanwil Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

125