BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pasar modal merupakan salah satu instrumen yang berkaitan erat dengan
kondisi perekonomian suatu negara (Alrhafynza & Siswanto, 2017). Pasar
modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan
ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrument keuangan jangka
panjang seperti obligasi dan saham (Nanda, 2017). Pasar modal menjembatani
pihak yang memiliki kelebihan dana untuk menginvestasikan dananya dengan
return yang lebih besar daripada menyimpan di bank dan pihak yang
membutuhkan dana untuk mengembangkan bisnisnya dengan sistem
pengembalian jangka panjang (Dewi et al., 2018).
Semakin penting peran pasar modal terhadap perekonomian suatu negara,
maka semakin sensitif pasar modal terhadap hal-hal yang mempengaruhinya.
Peristiwa yang memiliki kandungan informasi dapat menyebabkan pasar
bereaksi saat menerima informasi dari peristiwa tersebut. Tidak hanya
berhubungan dengan makro ekonomi namun juga non-ekonomi, misalnya
faktor-faktor lain yang dapat mengganggu stabilitas nasional suatu negara
seperti bencana alam, kebijakan pemerintah, penyebaran penyakit, ancaman
militer dan ancaman non militer (Putri, 2020).
1
2
Salah satu faktor non ekonomi yang memiliki dampak pada Pasar Modal adalah kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). PSBB merupakan aturan tentang kegiatan yang dilarang saat terjadi darurat kesehatan yaitu wabah corona. PSBB ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo melalui PP No. 21 Tahun
2020 dan setiap kepala daerah dapat mengajukan pemberlakuan PSBB dengan persetujuan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (CNN Indonesia, 2020).
DKI Jakarta sebagai wilayah pertama kali menemukan kasus positif covid -
19 di Indonesia sudah melakukan 2 kali periode PSBB yaitu PSBB jilid I dan II.
PSBB jilid I dilaksanakan pada 10 April 2020 sampai 23 April
2020. Suryahadi menjelaskan pengumuman kebijakan PSBB jilid I pada 7 april
2020 menimbuikan reaksi pasar dengan melemahnya IHSG sebesar 3,18% pada keesokan harinya. Hal ini menyebabkan IHSG turun level menjadi 4,626,69 dan
335 saham melemah. Analisis MNC sekuritas Herditya Wicaksana menilai, pelemahan IHSG dipengaruhi oleh pergerakan Bursa Global yang melemah dan cadangan devisa dalam negeri yang mengalami penurunan (kontan.co.id, 2020).
Penerapan PSBB jilid I berakhir dengan perubahan kebijakan menjadi
PSBB transisi yang diterapkan pada 5 Juli 2020. Tercatat lima kali PSBB transaksi diberlakukan dan berakhir pada 10 September 2020. Melalui situs berita tanggap darurat covid-19 penambahan kasus per hari setiap bulan mengalami peningkatan. Pada tanggal 9 September 2020 tercatat kasus positif per hari mencapai 3.861 yang dapat dilihat dari gambar 1.1. Hal ini menyebabkan pemerintah DKI Jakarta menerapkan kembali kebijakan PSBB
3
dikarenakan penuiaran virus covid-19 yang sudah memasuki “kondisi darurat” ditandai dengan kenaikan kasus covid-19 harian (BBC.com, 2020).
Gambar 1.1 Grafik Persentase Kasus Terkonfirmasi Harian 4500 4000 3861 3500 3000 3075 2500 2000 Perkembangan 1500 1624 1519 Kasus 1000 500 603 292 0 2 113
Sumber: covid.go.id, 2020 Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam berita yang dijelaskan oleh idhom menunjukkan informasi peraturan PSBB perlu diterapkan kembali karena beRpotensi membuat fasilitas rawat inap khusus pasien corona di rumah sakit
DKI Jakarta penuh. Pemberitahuan PSBB Jakarta jilid II yang dimulai 14
September sampai 27 September 2020 dengan di terbitkan peraturan Gubernur
DKI Jakarta nomor 88 tahun 2020 (tirto.co.id, 2020).
Pengumuman PSBB Jilid II yang dijelaskan Suryahadi dalam kontan.co.id memberikan data bahwa Bursa Global ditutup positif. Begitu juga dengan Indeks di Asia Pasifik yang menguat. Sebaliknya Aldin dalam katadata.co.id menjelaskan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan
5,01%, dan menyebabkan 444 saham berada di zona merah, 50 saham hijau, dan
97 saham stagnan pada saat penguman PSBB DKI Jakarta Jilid II. Hal ini menandakan bahwa penurunan IHSG di Bursa Efek Indonesia tidak dipengaruhi oleh Bursa Global dan Asia.
4
Direktur PT Anugrah Mega Investama Hans Kwee mengatakan melemahnya IHSG dikarenakan PSBB total yang diberlakukan kembali oleh
DKI Jakarta. Status darurat Ibu Kota memberikan efek negatif bagi Bursa Efek
Indonesia. Para investor merasa khawatir IHSG akan turun secara Signifikan seperti saat pertama kali covid-19 masuk di Indonesia pada bulan Maret 2020
(CNNIndonesia, 2020).
efek pengumuman PSBB DKI Jakarta juga menyebabkan Indeks Sektoral di Pasar Modal dalam negeri melemah setelah adanya pengumumkan PSBB Jilid
II. Data penurunan dapat di lihat dari presetase Indeks Sektoral pada saat peristiwa T0 dan T+1 setelah pengumuman. Dari gambar 1.2 Indeks Sektoral yang mengalami penurunan lebih besar dari Indeks yang lain yaitu Sektor
Industri Barang Konsumsi.
100 Pertanian 80 Pertambangan 60 Industri Dasar dan Kimia 40 Aneka Industri 20 0 Industri Barang Konsumsi -20 T-5 T-4 T-3 T-2 T-1 T0 T+1 T+2 T+3 T+4 T+5 Properti, Real Estat, dan -40 Kontruksi Bangunan Infrastruktur, Utilitas, dan -60 Transportasi Keuangan -80 -100 Perdagangan, Jasa, dan Investasi Gambar 1.2 Grafik Persentase Indeks Sektorai Pasar Modal Indonesia Sumber:idx, 2020 Berdasarkan fenomena tersebut dapat diketahui bahwa peristiwa pengumuman PSBB DKI Jakarta Jilid IIbeRpengaruh terhadap perkembangan
Bursa Saham di Indonesia. Untuk membuktikan peristiwa tersebut memberikan
5
dampak lebih terhadap pasar modal indonesia maka akan dilakukan pengujian terhadap kandungan informasi peristiwa tersebut dengan menggunakan studi peristiwa (event study) (Putri, 2020). Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat suatu reaksi dari suatu peristiwa (event) (Syakir,
2018).
Peristiwa yang dikatakan mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada saat berita tentang peristiwa tersebut diterima oleh pasar yang dapat diukur dengan besaran reaksi pada saat periode peristiwa. (Islami &
Sarwoko, 2012). Tolak ukur dalam penelitian ini menggunakan indikator abnormal return dan trading volume activity (Alrhafynza & Siswanto, 2017).
Apabila terdapat perubahan harga dan volume transaksinya maka menunjukkan pasar memberikan reaksi terhadap peristiwa tersebut (Rentini et al., 2020).
Penelitian ini menggunakan Indeks LQ45 sebagai sampel. Indeks LQ45 merupakan 45 perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta fundamental perusahaan yang baik (idx.co.id, 2020). Perusahaan dalam Indeks LQ45 dianggap mempunyai kinerja yang bisa dipertanggung jawabkan serta memenuhi kriteria yang telah dipersyaratkan oleh Otoritas Bursa
(Nida et al., 2020). Adanya pengumuman Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) DKI Jakarta Jilid II juga menyebabkan adanya reaksi Rabu malam tanggal 9 September 2020 yang memberikan dampak negatif pada Pasar Modal
Indonesia.
6
efek pengumuman PSBB Jakarta Jilid II juga memberikan reaksi pada
Indeks yang berada di Bursa Efek Indonesia. Sebagian besar Indeks mengalami penurunan setelah pengumuman PSBB JAKARTA Jilid II. Prayoga memberikan penjelasan penyebab sejumlah Indeks Saham turun dikarenakan pengumuman keputusan PSBB Jakarta yang diperketat lagi. (idx channel, 2020). Berikut ini gambar grafik presentase penurunan beberapa Indeks Pasar Modai Indonesia.
Gambar 1.3 Grafik Persentase Indeks Pasar Modal Indonesia
40 LQ45 30 20 IDX80 10 IDX30 0 IDX Quality30 -10 T-5 T-4 T-3 T-2 T-1 T0 T-1 T-2 T-3 T-4 T-5 JII -20 -30 MNC36 -40 PERINDO25 -50 ISSI -60 Sumber: idx, 2020 Berdasarkan data di atas bahwa nilai Indeks LQ45 turun lebih rendah dibandingkan Indeks yang lain yaitu IDX80, IDX30, IDX QUALITY30, JILL,
MNC36, PERINDO25, DAN ISSI. Data tersebut menunjukkan pengumuman
PSBB Jilid II menyebabkan Indeks LQ45 mengalami penurunan paling tinggi dibandingkan dengan Indeks yang lain. Hal ini akan menjadikan kerugian bagi investor jika tidak menganalisis dampak suatu peristiwa non ekonomi terhadap saham LQ45 lebih lanjut.
7
Atas dasar latar belakang yang telah dipaparkan, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul” Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap
Pengumuman PSBB DKI Jakarta Jilid II”
B. Rumusan masalah
Selanjutnya dengan mendasarkan pada latar belakang masalah tersebut
pertanyaan penelitian yang hendak dibahas adalah:
1. Bagaimana perbedaan rata-rata abnormal return saham sebelum dan sesudah
peristiwa pengumuman PSBB DKI JAKARTA Jilid II?
2. Bagaimana perbedaan rata-rata trading volume activity sebelum dan sesudah
peristiwa pengumuman PSBB DKI JAKARTA Jilid II?
C. Pembatasan penelitian
Batasan penelitian adalah perusahaan yang terdaftar pada Indeks LQ45 di
Bursa Efek Indonesia dengan indikator pengujian menggunakan abnormal
return dan trading volume activity.
D. Tujuan dan manfaat penelitian
1. Tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata abnormal return saham sebelum
dan sesudah peristiwa pengumuman PSBB DKI JAKARTA Jilid II.
b. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata trading volume activity sebelum
dan sesudah peristiwa pengumuman PSBB DKI JAKARTA Jilid II.
2. Manfaat penelitian
8
a. Bagi emiten
Hasil peneiitian ini diharapkan akan menampilkan informasi penting
untuk emiten dalam kegiatan penawaran saham dan surat berharga lainnya. a. Bagi investor dan calon investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran dan bahan
pertimbangan bagi para investor maupun calon investor dalam
pengambilan keputusan investasi demi memperoleh keuntungan maksimal
atau sesuai denga apa yang diharapkan. b. Bagi pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
atau masukan bagi pemerintah dalam membuat kebijakan lebih lanjut demi
kemajuan negara. c. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai
reaksi investor dalam pasar modal terhadap pengumuman PSBB DKI
Jakarta Jilid II. Serta dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti
selanjutnya.