AJARAN SANDO BUTA Menelusuri Faham Keagamaan Sando Buta Melalui Media dan Realita

Exploring Sando Buta of Religious Paradigm Through Media and Reality

Husnul Fahimah Ilyas Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar Jl.A.P.Pettarani No.72 Makassar. Telp:0411-452952 Email: [email protected]

Naskah diterima tanggal 2 Mei 2014. Naskah direvisi tanggal 9 Juni 2014. Naskah disetujui tanggal 17 Juni 2014

Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian case study (studi kasus) yang berupaya untuk mengungkapkan keseluruhan informasi. Permasalahan yang difokuskan dalam penelitian ini mengenai paham keagamaan annangguru buta, dan apa yang mendasari ikut dalam aliran Sando Buta serta bagaimana respon masyarakat mengenai tokoh tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui paham keagamaan Annangguru Buta, mengetahui sistem penyebaran faham Annangguru Buta, dan mengetahui respon masyarakat dan tokoh agama terhadap paham keagamaan Annangguru Buta. Data-data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi dianalisis dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ajaran yang dibawah oleh Annangguru Buta berorientasi pada keselarasan hubungan antara manusia dan Tuhannya (hablun minallah) serta manusia dan sesamanya (hablun minannas) dengan penekanan pada perbaikan niat dalam melakukan sholat dan kebersihan hati. Selain itu, juga menekankan operasionalisasi paham keagamaan dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam pemotongan hewan dan proses melahirkan. Pokok ajaran Sando Buta yaitu sunnah tallu, sambayang (sholat), mappepaccing di batang alawe (kebersihan hati), mappipiana (membantu persalinan), sambahyang anak (sholat bayi). Ajaran-ajaran yang diajarkan oleh Annangguru Buta sama sekali tidak melanggar aqidah pondasi ajaran .

Kata kunci: Sando Buta, ajaran, sesat, faham

Abstract

This case study attempts to reveal all information. The problem of the research focuses on the religious sect of Annangguru Buta, the underlying reason to follow the sect of Sando Buta, and the people’s responses about the figure. The research aims at identifying the religious sect of Annaguru Buta, identifying propagation system of Annangguru Buta, and identifying the responses of people and religious leaders toward the religious sect of Annangguru Buta. The data obtained from the interview and the observations were analyzed qualitatively. The results of the research indicate the sect taught by Annangguru Buta oriented on the relationship harmony between God and human (hablun minallah) as well as among humans (hablun minannas) with the emphasis on making correct intention to pray and probity. In addition, it also emphasized the operationalization of religious teachings in everyday life such as slaughterhouses and childbirth. The teaching principles of Sando Buta were praying ‘sunnah tallu’, probity ‘mappepaccing dibatang alawe’, helping childbirth ‘mappipiana’, and praying baby. The teaching taught by Annangguru Buta does not violate Aqeedah, Islamic teaching foundation.

Keywords: Sando Buta, teaching, heresy, sect

AJARAN SANDO BUTA Menelusuri Faham Keagamaan Sando Buta Melalui Media dan Realita - Husnul Fahimah Ilyas |233 PENDAHULUAN apa dengan sistem keberagamaan di (khususnya di Sulawesi Selatan dan Barat)? Mengapa asyarakat Sulawesi Barat dihebohkan aliran baru bermunculan seiring dengan massifnya dengan pemberitaan di harian lokal, kegiatan dakwah di televisi, semarak ramadhan, dan dengan judul berita “Ajaran Sesat Diduga menjamurnya majelis taklim? Atau apakah dakwah MBerkembang di Tutar” (Radar Sulbar, 28 Maret keagamaan telah bergeser dan menjauhi tema- 2011: 1). Ajaran yang diduga melenceng dari ajaran tema yang bersifat ilmu kemanusiaan dan lebih agama Islam ini berkembang di Desa Ambopadang banyak dipenuhi dengan tema normatif Islam, atau dan Desa Pullewani, kecamatan Tutar, kabupaten apakah ada kesalahan pola dakwah yang abai pada Polewali Mandar, Sulawesi Barat. komunitas dan daerah-daerah pinggiran. Keterangan dari beberapa warga dan Kemunculan berbagai organisasi, kelompok sejumlah tokoh masyarakat di kedua desa tersebut atau aliran keagamaan (khususnya yang dianggap menyebutkan bahwa pengikut aliran yang menyempal) di Indonesia di satu sisi menunjukkan meresahkan masyarakat tersebut pengikutnya sudah fenomena terjadinya dinamisasi interpretasi ratusan orang yang tersebar di dua desa tersebut. keagamaan yang sangat pesat. Artinya, umat Islam Keresahan warga, karena pengikut kelompok ajaran di Indonesia sangat kreatif dan responsif terhadap tersebut sudah tidak mewajibkan lagi anggota untuk realitas dan persoalan-persoalan kontemporer yang melakukan shalat lima waktu dan sebagai pengganti dihadapi. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa shalat cukup dengan bertafakur sambil membaca agama masih menjadi kekuatan utama dalam zikir. Lafalan zikirnya merupakan lafal rahasia yang konfigurasi sosial masyarakat Indonesia. diajarkan oleh sang guru. Di sisi lain memunculkan sejumlah Pembawa ajaran yang dianggap melenceng kekhawatiran. Munculnya berbagai cara pandang dari ajaran Islam dan meresahkan adalah seorang yang berbeda tidak dibarengi dengan kedewasaan warga setempat yang berprofesi sebagai sando untuk saling menerima perbedaan. Yang terjadi () yang mengobati berbagai macam penyakit. malah, sekelompok organisasi merasa diri Sando yang dilahirkan sekitar 80 tahun lalu dan paling benar dalam merekonstruksi pandangan memiliki janggut panjang ini sering disapa dengan keislamannya, lalu berusaha untuk memberangus panggilan Annangguru Buta. Sapaan itu, karena kelompok lain yang dianggap tidak benar. Misalnya lelaki tua tersebut tidak berfungsi lagi kedua saja penyesatan kepada semua kelompok sempalan matanya. dan penyerangan kelompok Ahmadiyah, Tarekat Keresahan lain warga setempat terhadap Naqsyabandiah oleh kelompok tertentu dengan pengikut Annangguru Buta, karena pengikutnya mengatasnamakan “pembelaan terhadap keyakinan tidak lagi menyerahkan zakat fitrahnya kepada yang benar”. amil zakat yang ada melainkan hanya diberikan Memang, munculnya kelompok yang sang Annangguru. Dalam pandangan masyarakat, dianggap sempalan ini akan berpotensi konflik. modus pembayaran zakat demikian seolah identik Mereka hadir dengan membawa paham dan gerakan dengan pembayaran upeti saja (dan bukan zakat) keagamaan yang secara teologis berbeda dengan pada seorang raja. teologi Ahlussunnah yang dianut kebanyakan umat Fenomena kehadiran kelompok sempalan, Islam di Indonesia, dan secara kuantitas mereka membersitkan pertanyaan besar bagi segenap minoritas. Dengan perbedaan pandangan seperti itu, masyarakat dan pemerintah, ada apa dengan maka akan sangat mudah memunculkan peristiwa dinamika pemahaman dan praktik keagamaan sosial yang berorientasi destruktif. Oleh karena yang berlangsung di tengah-tengah maasyarakat?. itu, dibutuhkan suatu desain politik keagamaan Padahal tidak bosan-bosannya pihak yang yang dapat mengatur “lalu lintas” aliran-aliran berkepentingan memberikan dakwah dan keagamaan agar mereka dapat hidup dalam situasi peringatan dalam berbagai media dan forum yang kondusif, dengan memperhatikan aspek-aspek keagamaan. dasar dalam teologi Islam. Fenomena munculnya aliran baru Annangguru Problemnya, pendekatan negara dan kelompok Buta semakin menguatkan pertanyaan publik, ada agama mainstream dalam menyelesaikan persoalan

234 | Jurnal “Al-Qalam” Volume 20 Nomor 2 Desember 2014 kelompok sempalan terlalu simplistik, apalagi Bahkan lebih jauh dari itu, Misnal Munir jika telah melibatkan pihak kepolisian. Kelompok mengatakan bahwa messianisme muncul dalam Islam mainstream telah merasa puas jika berhasil berbagai kontes, baik religius, sosial dan maupun menyesatkan kelompok sempalan tersebut, tanpa pemikiran. Misnal (2009) membagi konsep melacak lebih jauh fenomena tersebut. Penyesatan messianisme dalam berbagai konteks: kelompok sempalan dianggap sebagai penyelesaian 1. Messianisme religius, adalah pandangan yang paling efektif. Padahal, pelabelan sesat bagi messianisme dalam agama-agama yang komunitas tersebut tidak memberi dampak apa-apa menempatkan para nabi selain sebagai terhadap perubahan kelompok tersebut. Lia Eden pembebas kaumnya dari penderitaan dan setelah di penjara tetap melaksanakan aktivitasnya, penindasan, sang nabi juga pembawa wahyu Ahmadiyah meski disesatkan tetap melaksanakan Tuhan untuk menentukan manusia kepada aktivitasnya. Malah, proses penyesatan dianggap ketaatan menyembah Tuhan. sebagai bagian dari perjuangan kelompok ini, 2. Mesianisme idealitik, pandangan ini berdasarkan dan di sisi lain penyesatan berakibat munculnya filsafat sejarah Hegel yang idealistik. Hegel “kecurigaan” berlebihan dari kelompok masyarakat mendambakan suatu masa depan dalam bentuk tertentu yang berujung pada penyerangan. terwujudnya Negara Prusia yang monarki Berdasarkan pada latar belakang di atas, konstitusional. permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, 3. Messianisme materialistik (sekuler), pandangan adalah bagaimana paham keagamaan Annangguru ini berdasarkan pemikiran Marx. Bagi Marx Buta?, mengapa ada yang mau ikut jadi penganut masa depan mesianistik yang dicita-citakannya aliran ini?, dan bagaimana respon masyarakat adalah masyarakat Komunis. Masyarakat dan tokoh agama terhadap paham keagamaan Komunis merupakan tatanan masyarakat Annangguru Buta?. Penelitian ini bertujuan untuk yang di dalamnya keadilannya hanya bersifat mengetahui paham keagamaan Annangguru Buta, materialistik atau ekonomi. mengetahui sistem penyebaran faham Annannguru 4. Messianisme positivistik, pandangan Buta, dan mengetahui respon masyarakat dan tokoh ini berdasarkan pemikiran Comte yang agama terhadap paham keagamaan Annangguru mengidolakan tatanan masyarakat ilmiah Buta. dan kemajuan industri. Comte yakin ilmu pengetahuan akan dapat membantu manusia Tinjauan Pustaka untuk meramalkan dan merekayasa masa Teori Messianisme depannya berdasarkan hukum-hukum yang Messianisme adalah suatu pandangan yang sifatnya positif. mengandaikan munculnya seorang ‘’ atau 5. Messianisme spiritualistik, pandangan ini penyelamat umat yang mengeluarkan manusia dari berdasarkan pemikiran Berdyaev yang kondisi sosial yang sedang mengalami degradasi. mendambakan masa depan yang terbaik itu Sang messiah selalu memberikan harapan akan masyarakat yang relijius. kehidupan baru yang lebih layak. Lebih dari 6. Messianisme kritis, pandangan ini berdasarkan itu, Sang Messiah pun menampilkan legitimasi pada pendapat Toffler(1989) yang mengkritik ketuhanan pada dirinya, misalnya sebagai penerima berbagai pandangan masa depan yang wahyu Tuhan. deterministik. Ia berpendapat bahwa masa Konsep messianisme tidak hanya muncul depan itu sangat tergantung pada daya dalam konteks agama saja, tetapi juga muncul kreativitas manusia. Masa depan yang lebih baik dalam konteks politik. Misalnya munculnya konsep tidak mungkin diwujudkan oleh seorang tokoh, dan Satrio Piningit dalam konteks politik tetapi merupakan hasil kerjasama seluruh umat Indonesia. Kemunculan Ratu Adil dan Satrio manusia. Piningit senantiasa ditunggu oleh masyarakat Messianisme dalam konteks agama Indonesia untuk mengeluarkan bangsa ini dari merupakan konsep dasar dari kedatangan para berbagai keterpurukan. nabi. Ketika kehidupan manusia berada dalam

AJARAN SANDO BUTA Menelusuri Faham Keagamaan Sando Buta Melalui Media dan Realita - Husnul Fahimah Ilyas |235 keadaan gelap-gulita, kedatangan sang juru menyelamatkan manusia penindasan suatu kaum selamat senantiasa dinantikan. Messianisme atau rejim, tetapi datang untuk mengembalikan dalam agama Yahudi mengarah pada Nabi Musa. manusia pada kemurnian akidah dan tauhid. Penindasan Raja Firaun yang sangat berlebihan dan Abdulaziz Abdulhussein Sachedina (1981: “melampuai” batas toleransi kemanusiaan. Bangsa 2) mengatakan bahwa istilah messianisme dalam Yahudi membutuhkan seorang messias, sang juru konteks Islam seringkali berkaitan dengan selama yang akan memberi mereka kebebasan gambaran figur masa depan, Imam Mahdi. Imam dan mengembalikan martabat kemanusiaan Mahdi diyakini sebagai pemimpin yang akan mereka. Harapan bangsa Yahudi terwujud dengan bangkit untuk melakukan transformasi sosial. Ia kedatangan Musa. Kitab Talmud menyebut membawa pemeluk Islam ke dalam keyakinan yang Musa sebagai savior of Israel (penyelamat Israel). benar, dan membebaskan seluruh manusia dari Musa tidak hanya sekedar juru selamat yang segala macam penindasan. membebaskan bangsa Yahudi dari perbudakan, Konsep Mahdiisme atau messianisme Islam tetapi juga membawa ajaran baru, yaitu agama merupakan salah satu faktor epistemologis dari Yahudi (Klausner, 1979: 28). kelahiran aliran-aliran keagamaan “kecil” dalam Messiah dalam agama Nasrani atau Kristen Islam di Indonesia (dan dunia pada umumnya). adalah sang Nabi Isa as. Menurut Sobrino Seluruh aliran ini memiliki tokoh sentral yang (1993: 116), Isa atau Jesus dianggap sebagi savoi merupakan pimpinan spiritual yang dianggap (penyelamat) dan messiah. Ia membawa harapan memiliki wahyu dan relasi yang sangat dekat baru bagi masyarakat miskin. Ia telah mengorbankan dengan Tuhan. Tak jarang pimpinan spiritual ini dirinya untuk disalib demi kepentingan umatnya. diklaim sebagai “titisan” Imam Mahdi, perwakilan Keterangan mengenai ini tersebut dalam Injil nabi, sederajat dengan nabi, atau bahkan diklaim Yahya. Yahya adalah satu-satunya pengarang sebagai nabi. Injil yangmenyebut riwayat percakapan Yesus Messianisme Islam atau mahdiisme lahir terakhir dengan para rasul (sahabat), yaitupada dari situasi ketertindasan, baik sosial, politik akhir santapan Yesus dan sebelum ia ditangkap ataupun ekonomi. Pada situasi ketertindasan dan oleh tentara Romawi (Bucaille, 1978: 154). Jiwa ketidakberdayaan masyarakat sangat membutuhkan dari riwayat percakapan Yesus tersebut mengenai sosok messianis untuk memberikan mereka jalan tentang hari depan manusia yang akan dipimpin keluar dari situasi yang dialami sekarang. Maka oleh seorang pemimpin yang definitif yang harus lahirlah Mirza Ghulam Ahmad, Lia Aminuddin, diikuti manusia setelah Yesus tidak ada lagi. Teks Ahmad Musaddeq, dan Kiai Syamsuri Madjid, Injil Yahya menyebut dengan jelas nama Parakletos Paruru, Puang Malea dan mungkin Annangguru (Paraclet) sebagai pemimpin masa depan itu. Buta. Berbeda dengan dua agama sebelumnya, konsep messianisme dalam Islam tidak METODE PENELITIAN dialamatkan kepada Nabi Muhammad saw, tetapi Penelitian ini adalah penelitian case study kepada Imam Mahdi. Menurut Muttahhari (1992: (studi kasus) Penelitian yang berupaya untuk 61) Konsep Mahdiisme, keimanan akan datangnya mengungkapkan keseluruhan informasi tentang Al-mahdi yang dijanjikan, dalam Islam, didasarkan individu dan kelompok terbatas yang menjadi pada pandangan tentang masa depan Islam, sasaran penelitian. Jenis penelitian ini menghasilkan umat manusia dan dunia. Imam Mahdi sering data deskriptif, gambaran yang sistematis, faktual digambarkan sebagai sosok penyelamat manusia serta akurat mengenai kenyataan-kenyataan, sifat- dari kebobrokan moral diakhir jaman menjelang sifat serta hubungan antara fenomena yang diamati kiamat. Keadaan manusia diakhir jaman itu dan dianalisis dengan pendekatan kualitatif. Hasil digambarkan sebagai keadaan yang penuh dengan analisis ini akan dijelaskan dengan kalimat-kalimat kemaksiatan, kerusakan akhlak terjadi dimana- yang dideskripsikan dan berusaha sedapat mungkin mana, manusia tidak lagi menyembah Allah. memberikan kejelasan tentang obyek dan subyek Dengan demikian Imam Mahdi tidak datang untuk penelitian (Moleong, 2001). Metode ini sangat

236 | Jurnal “Al-Qalam” Volume 20 Nomor 2 Desember 2014 baik digunakan digunakan dalam penelitian ini Tiga orang murid perempuan Sando Buta karena paham aliran Annangguru Buta merupakan yang berada di Ambopadang, secara sukarela, tiga kelompok terbatas, limited community. orang murid perempuannya berusia remaja secara Sebagai penelitian case study, keseluruhan data bergantian mengasuh dan memelihara Sando Buta, primer diarahkan kepada narasumber utama yaitu mulai dari mecucikan pakaian, mengambil air untuk Annangguru Buta dan pengikutnya. Sedangkan mandi, memijati kalau sedang lelah, memapah masyarakat sebagai dijadikan sebagai informan dan menuntunnya berjalan-jalan di sekitar rumah pelengkap. Data yang dikumpulkan terdiri dari dua sampai pada memasak dan mempersiapkan jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Data makanan. Sedang untuk mengantarkannya primer diperoleh melalui wawancara dan observasi. berkunjung ke rumah muridnya yang lain ataupun Wawancara dilakukan kepada Annangguru Buta. ke rumah keluarganya yang agak jauh dan berada Tema-tema wawancara terdiri atas cerita tentang di luar dusun, biasanya diantar oleh murid laki-laki dirinya sejak kecil, hingga mendapatkan “ilham” dengan mengendarai motor. Perilaku hidup seperti tentang aliran yang dianutnya, dan inti ajaran inilah yang menjadikan masyarakat sekitar merasa dari Annangguru Buta. Tema wawancara untuk resah dan puncaknya mereka melaporkan Sando pengikutnya adalah mengapa mereka mau ikut Buta ke Polisi sebagai aliran sesat. pada aliran Anannngguru Buta. Sedangkan tema Pemberitaan Koran Lokal Radar Sulbar (28 wawancara untuk informan masyarakat adalah Maret 2011: 1) antara lain menyebut perilaku hidup pandangan mereka terhadap paham keagamaan Sando Buta yang tidak sesuai dengan ajaran Islam Annangguru Buta. yang indikasinya seperti, hidup ditemani oleh Proses analisis data dilakukan dengan seorang perempuan yang bukan muhrimnya, dan cara mengumpulkan seluruh data kemudian menerima zakat fitrah dan zakat mal dari muridnya dilakukan reduksi data. Reduksi data dilakukan padahal dia bukan Amil Zakat. dengan cara menyeleksi data yang relevan dengan Dampak pemberitaan ini menjadikan subyek penelitian dan menangguhkan data-data Sando Buta beserta murid-muridnya menjadi yang tidak relevan. Selanjutnya data yang telah trauma dan tertutup terhadap orang-orang yang diredusir kemudian dikategorisasi berdasarkan datang kepadanya baik untuk tujuan berguru item-item dalam penelitian. Proses selanjutnya ataupun untuk tujuan berobat. Sejak itu Sando adalah menyusun data dan mengolah data dengan Buta bersikeras menghentikan seluruh aktifitas menggunakan pendekatan deskriptif-analitis. pengajaran agamanya serta mengobati orang Deskripsi ini kemudian membantu penulis dalam sakit yang meminta tolong padanya. Buntut dari menyusun saran-saran yang nantinya berguna bagi sikapnya, Sando Buta secara perlahan mulai regulasi Departemen Agama berkaitan dengan meninggalkan Dusun Tammewaru dan kembali subyek penelitian. ke kampung halamannya, tempat lahirnya di Bulo-Bulo dua, sebuah Desa yang posisinya HASIL DAN PEMBAHASAN dipegunungan diperbatasan Majene dan Polman, Mengenal Ajaran Sando buta ditempuh sekitar tiga jam kendaraan bermotor dari Ajaran Sando Buta (istilah ini yang diberikan Dusun Tammewaru. dalam pemberitaan koran Radar Sulbar) mulai Sebahagian besar kelompok masyarakat yang mendapatkan perhatian dan sorotan masyarakat berguru pada Sando Buta tersebar di Desa Kamande, sekitar, ketika para murid-muridnya pada tahun Pullewani dan Dusun Tammewaru, Ambopadang. 2009 membangunkan rumah tinggal bagi gurunya Dari sisi usia sebahagian besar muridnya adalah di Dusun Tammewaru, Desa Ambopadang berusia remaja dan dewasa, kisaran usia antara Kecamatan Tutar, Kab. Polman. Di rumah itulah usia 15 tahun sampai dengan 35 tahun, sedang Sando Buta mengajarkan faham keagamaannya sisanya mereka yang berusia lanjut. Sedang dari sisi kepada masyarakat disekitar dusun, setelah jenis kelamin, sebahagian besar muridnya adalah sebelumnya tinggal menetap di desa Kamande dan perempuan remaja yang sudah menikah. Pullewani selama lebih dari sepuluh tahun untuk Komposisi murid yang demikian kelihatannya melakukan hal yang sama. dipicu oleh materi keagamaan yang diajarkan

AJARAN SANDO BUTA Menelusuri Faham Keagamaan Sando Buta Melalui Media dan Realita - Husnul Fahimah Ilyas |237 dianggap sesuai dan cocok dengan kebutuhan pakainnya karena harus berangkat ke ladang dan ke hidup remaja baik yang berjenis kelamin laki-laki kebun setiap paginya. ataupun perempuan, misalnya pelajaran tentang tata cara memotong hewan baik itu yang berkaki Mengenal selintas Kehidupan Sando Buta dan empat seperti kambing dan kerbau sehingga tidak Kelompok Penganut Ajarannya menimbulkan bau hewan dan amis darah yang Sando Buta adalah peristilahan yang melekat dalam peristilahan orang Mandar disebut bolong pada kelompok keagamaan yang berguru pada sosou. Maru, tulisan ini kerap dipergunakan nama Maru Ilmu ini diajarkan khusus bagi laki-laki dengan ataupun Sando Buta. Maru adalah nama yang tertulis pertimbangan tidak perlu lagi mencari tukang di KTP sedang Sando Buta ataupun Annangguru potong hewan kalau sewaktu-waktu dibutuhkan. Sedang bagi perempuan tertarik mempelajari cara Buta adalah sapaan atau panggilan penghormatan membantu diri sendiri dalam melahirkan anak. terhadap Maru. Meskipun demikian, kedua nama Lewat ilmu ini biasanya murid-murid perempuan ini merujuk pada orang yang sama. tidak perlu lagi bersusah payah menghubungi Bidan Istilah Ajaran sando buta diperkenalkan Desa untuk membantunya melakukan prosesi oleh koran lokal Radar Sulbar, meskipun oleh kelahiran. Dan kebetulan di desa itu, Bidan Desa penganutnya sendiri tidak pernah memberi yang ada hanya satu orang dan tinggal menetap di identitas terhadap kelompok ajaran ini, bahkan oleh ibukota kecamatan yang jarak tempuhnya sekitar Maru sendiri sebagai sesepuh kelompok ini tidak dua jam dari Ambopadang. menyebut identitas ajarannya, kecuali menyebutnya Menurut penuturan Haris (1/7/2012) salah sebagai ajaran assalamakang (keselamatan). seorang murid terpercaya Sando Buta, “Diattomo Maru merupakan pimpinan kelompok ini butti diseseu, andiammi tau mappapadonggo yang menjadi tempat berguru tentang faham seiyya (kindokna nanaeke) selama tau mipa’guru keagamaan yang berkaitan dengan kehidupan tomawuwenge” (Sudah ada bukti pada diriku, tidak sekaligus berprofesi menajadi dukun (sando) lagi meminta tolong pada orang lain (bidan desa berbagai penyakit bagi warga masyarakat disekitar dan dukun; Red) saat ibunya melahirkan, selama Desa Ambopadang dan Desa Kamande Kecamatan berpegang-berguru-pada Sando Buta). Nampaknya Tutar, Kab, Polman, Sulbar. Kondisi fisik Maru yang pengetahuan seperti ini menjadi pemicu kaum perempuan berguru pada Sando Buta, terlebih lagi buta, menjadikan masyarakat sekitar memanggilnya bagi mereka yang Suaminya sedang mencari nafkah dengan istilah “Sando Buta”. Maru ini sejak berusia diperantauan. muda sudah hidup berpindah dari satu tempat ke Berbeda dengan penilaian muridnya bagi tempat lainnya untuk memperdalam ilmu agamnya sebagian Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama dan sejak duapuluhan tahun terkahir diapun tetap yang ada disekitar Desa Ambopadang, misalnya hidup dari satu kampung ke kampung lainnya, tapi Papa Ira (27/7/2012) salah seorang penganut tarekat bukan lagi untuk memperdalam imu agamanya Qadiriyah, menilai ajaran Sando Buta tidak dengan melainkan mengamalkannya dan mengajarkan tegas menyebutnya sebagai ajaran sesat, tapi “tidak kepada masyarakat. Di tempat ini (Ambopadang) sesuai dengan apa yang diajarkan oleh gurunya, sudah empat tahun lebih dia menetap di dusun yakni K.H. Muhammad Saleh dan mursyidnya Prof. Tammewaru, Desa Ambopadang. Dan rumah kayu Dr. K.H. Sahabuddin serta K.H. Muhammad Sybli yang ditinggalinya dibangunkan oleh muridnya. Sahabuddin, dan mungkin ajaran itu sesuai dengan Selain mengajar ilmu agama juga mengobati mereka” Tuturnya. masyarakat sekitar yang sakit dan datang berobat Tapi bagi penganut paham ini, apa yang kepadanya. menjadi perilaku hidup Sando Buta sudah Bagi kalangan muridnya mereka memanggil sewajarnya, karena melihat kehidupan Sando Maru dengan sebutan Annangguru Buta atau Guru yang sebatang kara, buta dan tua, maka sudah Buta, tapi dalam penyebutan sebagai pihak ketiga, jika sewajarnya dia ditemani oleh seorang pengasuh dari muridnya menceritakan tentang ajaran dan pribadi perempuan, karena kalau laki-laki yang melakukan Guru Buta terkadang menyebutnya dengan sebutan pasti tidak bisa memasakkan ataupun mencucikan tomabuweng (orang tua) saja. Belum pernah dalam

238 | Jurnal “Al-Qalam” Volume 20 Nomor 2 Desember 2014 ingatan penulis dalam setiap wawancara terhadap Buta diajarkan banyak hal tentang agama dan murid beliau ataupun terhadap tokoh masyarakat berdampak pada keahlian pengobatan yang hari yang ada di sekitar Desa Ambopadang menyebutkan ini dipraktikkannya. Ilmu yang diperoleh melalui nama Maru secara langsung. Malah nama Maru mimpi inilah yang disebutnya dengan assalamakang sendiri, penulis dengar dari yang bersangkutan (ilmu keselamatan), ilmu ini pulalah yang sekarang sendiri (29/7/2012). Penyebutan ini menandakan diajarkan pada murid-muridnya. penghormatan yang sungguh besar terhadap Sando Dalam proses mengajarkan ilmu-ilmu Buta. Sebutan annangguru adalah peristilahan lokal assalamakang, Maru kerap kali berpindah tempat dalam bahasa Mandar, penyebutan bagi seseorang tinggal mengikuti anjuran murid-muridnya. yang dianggap dituakan dan menjadi tempat belajar Pertama kali dia mengajarkan ilmu ini di ilmu-ilmu agama dan terkadang memperlihatkan kampungnya sendiri sekitar 35 tahun lalu, kemudian keanehan atau kesaktian, kapasitas keilmuannya berpindah ke Kamande, disana dia menetap sekitar dianggap mumpuni dan setara dengan Kiai ataupun sebelas tahun. Di Kamande hampir seluruh warga pimpinan tarekat. laki-laki dan perempuan yang menjadi penduduk Sikap Sando Buta pasca pertemuan antara asli pernah berguru kepadanya mulai dari pelajaran utusan Kementerian Agama Kabupaten Polman syariat sampai pada hakikat. sebagai bagian dari PAKEM bertemu dengan Sando Sampai akhirnya, berpindah lagi ke desa Buta pada sekitar pertengahan bulan April 2011 tetangga yang disebut Desa Pullewani, di sana lalu. Dalam pertemuan itu, menurut Sando Buta kembali mengajarkan hal yang sama. Dan terakhir tidak ada diskusi tentang subtansi ajaran yang beliau sejak Sembilan tahun lalu, berpindah lagi ke Dusun ajarkan melainkan hanya menyampaikan beberapa Tammewaru, disuatu daerah perbukitan dalam pokok ajaran yang disampaikan ke muridnya. Dan kawasan Desa Ambopadang Tutar. Dua tahun pihak Kementerian Agama menyarankan untuk pertama dilalui dengan membagi waktu tinggalnya berdiam diri dulu dalam rangka mendinginkan antara Pullewani dan Tammewaru, dan dua tahun suasana, tidak ada vonis ataupun solusi lain yang terakhir mulai menetap tinggal di tempat tersebut. diberikan padanya. Kondisi fisik Maru yang buta, menjadikan Maru alias Sando Buta dilahirkan di sebuah kehidupannya tergantung kepada orang lain. Tetapi Dusun Bulo-bulo Dua yang berada di daerah dilain pihak, Maru pun tidak mau memberatkan pegunungan dalam wilayah kecamatan Tutar. rumah tangga muridnya untuk tinggal di salah Umurnya saat ini diperkirakan sekitar 80 tahun, satu rumah muridnya, padahal banyak murid- hidupnya sebatang kara, tanpa istri dan anak yang muridnya yang menawarkan rumahnya ditinggali menemaninya. Dalam perjalanan hidupnya sejak Maru. Atas pertimbangan tersebut, sejak tujuah remaja pada usia 19 tahun sudah getol menuntut tahun lalu beberapa murid-muridnya berinisiatif untuk membuatkan sebuah rumah panggung bagi ilmu dan sering bepergian berpindah dari satu Annangguru Buta di dusun Tammewaru sebagai tempat ke tempat lainnya dalam rangka belajar tempat tinggalnya sekarang. Di rumah itulah Maru ilmu-ilmu agama. Dia pernah sampai ke Tanah Jawa tinggal dengan ditemani tiga orang muridnya bahkan sampai ke Mekah dan bermukim disana secara bergantian secara sukarela yang menjadi selama tiga bulan untuk menuntut ilmu agama dan pengasuhnya. Di rumah ini pula Maru memberi setelah itu kembali ke kampung halamannya. pelajaran, ilmu-ilmu keagamaan bagi murid- Di kampung halamannyalah pada suatu muridnya yang datang bertanya, termasuk praktik malam bermimpi ketemu dengan moyangnya pengobatan bagi orang-orang yang meminta tolong Tuan di Bulo-bulo. Tuan Dibulo-bulo yang berobat kepadanya. Praktek pengobatan dilakukan dikenal sebagai salah seorang Wali yang memiliki dengan cara memberikan air putih yang sudah kekeramatan tinggi yang dalam menyebarkan dijappi (diberi jampi) setiap harinya serta ramuan agama Islam di daerah pegunungan Mandar. obat yang diambil dari tumbuh-tumbuhan tanpa Model pendekatan yang dipergunakan dalam pungutan. penyebaran Islam dengan pendekatan Tasawuf dan Berbeda dengan beberapa keluarga dan bukan pendekatan syariat. Dalam mimpinya Sando masyarakat lain yang sakit yang tidak perlu

AJARAN SANDO BUTA Menelusuri Faham Keagamaan Sando Buta Melalui Media dan Realita - Husnul Fahimah Ilyas |239 perawatan intensif, biasanya Sando Buta sendiri yang pada siapa saja yang mau datang ke rumahnya untuk datang ke rumahnya untuk memberi pengobatan. belajar dan berguru kepadanya, maka Sando Buta Jadwal pengobatan yang ditentukan, menyesuaikan akan menerimanya secara ikhlas. Tapi biasanya kondisi penyakit yang diderita oleh sang pasien, proses pengajaran ilmu-ilmu assalamakang ini biasanya setiap hari selama tiga hari berturut-turut dilakukan pada malam hari sesudah shalat magrib. atau seminggu sekali ataupun sepuluh hari sekali. Dalam pengamatan penulis selama Bahkan ada yang ditongkrongi oleh Sando Buta beberapa hari, biasanya murid-murid Sando Buta selama tiga hari, seminggu ataupun sepuluh hari, mendatanginya pada saat sore sebelum magrib dan tergantung juga kondisi penyakit yang diderita duduk hingga larut malam. Jadwal ini menyesuaikan pasien serta ketulusan dan kesungguhan keyakinan waktu kerja masyarakat setempat yang nota bene sang pasien untuk sembuh. adalah petani kebun yang tidak punya waktu luang Banyak peristiwa pengobatan yang sudah pada saat pagi hingga siang hari, karena berada di dilalui oleh Sando Buta, hampir disetiap tempat kebunnya. Jadi tidak ada model pengajian ataupun yang dia singgahi selalu saja menemukan orang yang penyebaran akjaran secara massif dan terorganisir. meminta tolong kepadanya untuk berobat, misalnya Model pengajaran yang dilakukan terakhir ini ketika dia berada di Kalimantan ada puluhan orang mengingat kehadiran Sando Buta ditengah-tengah meminta berobat kepadanya termasuk mengobati muridnya yang ada di Kamande dan Pullewani rumah yang sakit karena kemasukan pencuri atau hanya sesekali dan pada waktu tertentu saja. Berbeda minta dibukakan pintu rejekinya. Tapi hari ini sejak dengan perlakuannya pada murid-muridnya yang label sesat dilabelkan padanya, Sando Buta tidak ada di Ambopadang dimana muridnya hidup secara lagi berpraktik sebagai Sando (dukun). berdampingan dengan gurunya, sehingga kapan Dari sisi pola penyiaran ajaran ilmu-ilmu saja sang murid bisa datang bertanya. assalamakang, Sando Buta melakukannya secara Prinsip pengajaran yang mengacu pada sukarela dan alamiah tanpa membuka pengajian kapasitas dan kemampuan murid (termasuk kemudian melakukan pembaiatan seperti yang kapasitas fisik) menjadikan Sando Buta tidak serta terjadi pada pengajian tarekat. Sando Buta dengan merta mengajarkan secara keseluruhan pokok- senang hati akan mengajarkan kepada setiap orang pokok ajaran yang ada padanya pada semua yang mau datang bertanya dan berguru kepadanya. muridnya, melainkan berdasar pada kapasitas sang Materi pengajian biasanya disesuaikan murid. Ada murid yang bisa mempelajari semua dengan kebutuhan dan kapasitas yang dimiliki pokok ajaran agama yang diajarkan Sando Buta, oleh sang murid. Kebutuhan dan kapasitas yang ada yang hanya bisa dua, atau tiga bahkan ada yang dimaksud sesuai dengan pertanyaan dan niatan hanya satu, sama sekali tidak dipaksakan. awal yang disampaikan ketika berhadapan dengan Pokok-pokok materi pengajaran ilmu Sando Buta. Ada yang datang hanya mau belajar keagamaan yang diajarkan oleh Sando Buta berisi tentang tata cara sholat, maka diajarkan tentang lima hal pokok dalam Islam (tapi bukan rukun shalat, ada yang datang hanya mau belajar tentang Islam), menyelamatkan orang di dunia dan akhirat. cara memotong hewan, maka diajarkan tentang tata Kelima pokok ajaran inilah yang disebutnya dengan cara memotong hewan agar tidak berbau. istilah assalamakang. Demikian pula dengan orang yang datang Kelima pokok ajaran tersebut menurut meminta belajar tentang kemudahan melahirkan penjelasan dari Sando Buta, pertama sunnah tallu dan tata cara membantu orang yang melahirkan, adalah menjaga perilaku kehidupan agar tidak maka dengan sukarela akan mengajarkannya. Tapi merugikan orang lain, dan menyakiti hati sesama ada pula yang datang sekedar bercengkrama atau manusia. Ajaran ini berasal dari kitta todiolo mendengarkan petuah-petuah dari Sang Guru (kitab orang dulu). Lebih lanjut dikatakan, bahwa pada saat-saat senggang. Bagi mereka ini biasanya hari ini sudah tidak ada kitab ajaran agama yang menceriterakan hal-hal yang berkaitan dengan menceritakan hal-hal demikian. Fungsi sunnah syariat. Sedang jadwal dan waktu pengajaran biasanya tallu untuk menjaga kelanggengan dalam hidup tidak ditentukan, kapan saja dan dimana saja serta bermasyarakat.

240 | Jurnal “Al-Qalam” Volume 20 Nomor 2 Desember 2014 Muatan ajaran pertama sunnah tallu adalah Keempat mappipiana’ (membantu persalinan) jangan mengambil kalau bukan hakmu; jangan Sando Buta mengajarkan bagaimana cara melewati lokasi (kebunnya) orang lain kalau ada membantu persalinan yang dikhususkan pada laki- kecemburuan dalam hatimu melihat tanam- laki yang berstatus suami sedang bagi perempuan tanaman orang lain; kalau perempuan jangan pergi tata cara melahirkan dan membantu bayi serta diri kumpul-kumpul untuk menceritakan aib orang sendiri dalam melakukan persalinan. Apa yang lain; jangan pergi untuk menghina sesame manusia, diajarkan dalam persalinan itu adalah memperbaiki karena biarpun terus menerus mengerjakan niat dan tata caranya bersalin, tidak ada do’a atau penyucian diri; tidak sanggup menyucikan diri jampi-jampi yang diajarkan, do’a dan jampi-jampi kalau pekerjaannya terus menghina orang lain. hanya cocok diberikan pada air mandi orang tua Kedua sambayang (sholat), perihal ajaran yang habis melahirkan dan siap dimandikan. sholah yang diajarkan pada muridnya, Sando Kuncinya dalam proses melahirkan adalah Buta menyampaikan, bahwa, “Apari tu’u mi niat, sedang tata cara melahirkan sama dengan yang papaguruanggi mua masambayang. Masalli, di dilakukan oleh bidan desa ataupun dukun beranak. tu’u cara carana tapi sanggi paru,ai tia tapi iya ro, Perbedaannya pada proses setelah melahirkan ajaranggo beda tapi satu tujuan” (yang saya ajarkan serta proses persalinan bisa dilakukan sendiri oleh kalau sembahyang, ya mulai dari baca niat (usalli…) perempuan yang mau melahirkan atau dibantu oleh saja, dan cara dan tertibnya sama saja, tapi yang suaminya. dan tidak dibenarkan ada orang lain yang namanya fahaman itu berbeda tapi satu tujuannya). bukan muhrim yang ikut membantu dalam proses Artinya bahwa tidak ada hal yang berbeda dalam persalinan. hal mengajarkan sholat, kecuali pada pemaknaan Kelima sambayang bayi, sholat bayi adalah yang disebutnya faham. sholat sunah dua rakaat yang dilakukan oleh suami Dalam penjelasan ini tidak ada penjelasan setelah membantu persalinan istrinya. Sholat sunah tentang hal yang berbeda menyangkut tata tertib ini dilakukan setelah memandikan dan mengadzani dan prosedur sholat misalnya tata tertib sholat telinga sang bayi. Sholat sunah ini merupakan versi Puang Malea yang membedakan antara sholat perwujudan rasa syukur kepada Tuhan atas duniawi dan ukhrawi. Pembedaan itu terlihat dari selamatnya sang bayi berpindah alam, dari alam awal dimulainya sholat. Sholat duniawi adalah rahim ke alam dunia. Proses dan tata caranya sama dengan sholat sunah yang lain. Bacaan dalam sholat sholat yang tidak dimulai dengan i’tidal, atau dan doa-doanya sama lainnya, yang membedakan tudang neneta adam, sedang sholat ukhrawi untuk hanyalah niat awal dan baca usalli. Doanya semoga keselamatan adalah sholat yang dimulai dengan anakku yang baru lahir, bisa panjang umur hidup tudang neneta adam. di dunia, bisa berguna pada sesamanya manusia Dalam konteks ini, menunjukkan bahwa dan tidak memperbuat keburukan. Menarik dalam pencapaian hakikat diri dalam shalat adalah perilaku shalat ini karena didalamnya menyatu kemampuan diri seseorang menyelaraskan atau antara pernyataan syukur, sekaligus do’a terhadap mengintegrasikan antara diri dan Tuhannya keberuntungan sang anak yang baru lahir. kemudian berdampak pada sesama manusia. Penyelarasan ini penting, karena tubuh adalah Berbagai Kekeliruan Terhadap Pandangan Sando makmun sedang diri (baca; Roh Tauhid) adalah Buta Imam. Kelompok penganut ajaran Sando Buta mulai Ketiga mappepaccing dibatang alawe mendapatkan perhatian dari masyarakat sekitarnya (kebersihan hati) merupakan salah satu hal ketika mulai berkembang di daerah Kamande, menarik dari pemahaman keagamaan Sando Buta. puncaknya ketika sang guru Maru berpindah ke Baginya kebersihan hati adalah prasyarat masuk ke Dusun Tammewaru, Desa Ambopadang dalam dua dunia assalamakang (keselamatan). Jika manusia tahun terakhir. ingin selamat ketemu dengan Tuhannya dan Berbagai stigma negatif yang dialamatkan mendapatkan pammase (rahmat) Tuhan, maka kepada Maru diantaranya. Pertama: Melarang harus membersihkan dirinya. muridnya shalat dan puasa. Stigma ini tidak tepat

AJARAN SANDO BUTA Menelusuri Faham Keagamaan Sando Buta Melalui Media dan Realita - Husnul Fahimah Ilyas |241 karena dalam prakteknya ternyata Sando Buta dengan menyebut meresahkan masyarakat tidak justru mengajarkan tata cara shalat, malah dia semuanya bisa dipertanggungjawabkan. Hal yang mengajarkan shalat bagi bayi yang baru lahir yang menjadi pengesahan berbagai perilaku kehidupan notabene tidak diajarkan pada perguruan agama di Sando Buta yang diprotes masyarakat, karena tempat lain. Hanya saja, konsep perihal shalat yang kondisi fisiknya yang buta serta kondisi rumahnya membedakan dengan yang lain. Konsep shalat yang yang sederhana, tanpa fasilitas yang memadai. diajarkan lebih substantif dan hakiki. Sementara Keempat; manipulasi penerimaan zakat dalam perihal puasa, Sando Buta tidak pernah dengan menerima zakat harta (mal) dan fitrah dari mengajarkan secara khusus, akan tetapi juga tidak murid-muridnya padahal dia bukan petugas amil pernah melarang murid-muridnya untuk berpuasa. zakat. Stigma yang keempat ini menyakitkan bagi Kedua; hidup bersama dengan perempuan Sando Buta dan murid-muridnya karena dianggap yang bukan muhrimnya. Stigma ini terasa sangat menerima upeti tanpa syarat sebagai pengganti atas menyakitkan bagi Sando Buta, dan murid-muridnya, pemberian ilmu. Sementara bagi murid-muridnya karena kehidupannya di rumah kayu yang kecil mendapat penilaian telah mendapatkan tekanan yang dibangunkan oleh muridnya, dia ditemani dari Sando Buta, seolah-olah pemberian upeti oleh tiga orang perempuan secara bergantian yang adalah syarat untuk mendapatkan berkah dari sang berfungsi sebagai pengasuhnya. guru. Stigma ini juga sangat berlebihan karena Anggapan ini juga sangat berlebihan dan kondisi fisiknya yang renta dan buta, tidak bisa tidak bisa dipertanggung-jawabkan dengan tiga melihat memaksanya hidup tergantung pada alasan, yaitu; pertama, Sando Buta termasuk orang pertolongan orang lain, akan tetapi ini tidak berarti yang tidak punya pekerjaan dan penghasilan dia hidup bersama (kumpul kebo; red) tanpa tetap yang cukup. Secara syariat Islam, dia masuk ada ikatan suami istri. Murid perempuan yang kategori fakir dan miskin, sehingga memungkinkan mengasuhnya, melakukannya secara sukarela tanpa bagi masyarakat muslim baik itu murid-muridnya ada paksaan. Hal ini juga menjadi, cara tersendiri maupun bukan, untuk memberikan zakat mal dan bagi sang murid untuk mengabdi dan mendapatkan fitrahnya pada Sando Buta. berkah ilmu yang banyak dari sang guru. Sando Kedua, dalam tradisi kebudayaan Mandar, Buta-pun tidak pernah memaksakan kepada sejak dahulu kala, tidak ada orang yang ditunjuk muridnya untuk menemani dan mengasuhnya. secara formal untuk menjadi amil zakat, kecuali jika Ketiga; Stigma lain yang didapat Sando Buta ada tokoh agama yang dianggap memiliki kapasitas adalah memperlihatkan hal-hal yang tidak senonoh keilmuan yang mumpuni dan membina suatu di mata masyarakat misalnya dengan menggandeng masjid dalam suatu kampung, biasanya menunjuk tangan perempuan istri orang lain di hadapan petugas masjid sebagai amilnya. Akan tetapi jika umum. Bagi Sando buta, karena kondisi fisik dan hal itu juga tidak ada, maka dengan senang hati, fasilitas air mandi di rumahnya yang tidak ada, biasanya masyarakat membawa zakat fitrah dan sehingga setiap harinya dia harus dipapah dan malnya kepada guru yang mengajarkan ilmu-ilmu dituntun untuk menuju ke pancuran air yang agama yang menjadi tempatnya berpegang teguh. berjarak sekitar 150 meter dari tangga rumahnya. Demikian pula dengan Annangguru Buta, Dan orang yang sering menuntunnya ke sumur karena dianggap memiliki ilmu keagamaan yang adalah perempuan yang menjadi pengasuhnya. cukup maka dengan sukarela murid-muridnya Anggapan inipun terlalu berlebihan karena datang menyerahkan zakatnya. Ketiga, zakat bagi murid yang menjadi penuntunnya, melakukan mal dan fitrah yang telah diserahkan kepada hal tersebut karena merasa iba melihat gurunya Annangguru Buta selanjutnya tidak semuanya yang sudah tua renta harus ke pancuran sendiri. disimpan dirumahnya sebagai hak miliknya, Malah tidak jarang, ada muridnya yang secara melainkan dibagi kepada warga sekitar dengan sukarela menggosokkan sabun ke bagian belakang berdasarkan prosedur syariat Islam. tubuh Sando Buta. Oleh karena itu, pembayaran zakat fitrah dan Jadi menurut penulis, berbagai anggapan sesat mal yang disinyalir sebagai pembayaran upeti oleh yang dilaporkan oleh masyarakat kepada Polisi,

242 | Jurnal “Al-Qalam” Volume 20 Nomor 2 Desember 2014 orang lain adalah hal yang tidak benar. Lagipula apa yang tulus Annangguru Sando Buta yang telah dilakukan oleh murid-murid Annangguru Buta di memberikan pelajaran berharga mengenai konsep Ambopadang juga dilakukan oleh murid-murid kehidupan di dunia dan akhirat. Penghargaan dan dari kelompok keagamaan lain dalam lingkup terima kasih yang sama peneliti tujukan kepada Mandar, misalnya Jama’ah tarekat Qadiriah selalu Kemenag Polman, Radar Sulbar, informan dan menyerahkan zakatnya pada mursyid terdekat rekan-rekan yang telah membantu memberikan dari rumahnya. Demikian pula pada kelompok informasi, data, dan bekerjasama dalam keagamaan lainnya. melaksanakan kegiatan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA PENUTUP Mencuatnya kasus aliran sesat Sando Buta di Bucaille, M. 1978. Bibel, Qor’an dan Sains Modern Desa Ambopadang dan Pullewani, yang menyita Alih bahasa; HM. Rasjidi. Jakarta: Bulan perhatian publik di daerah tersebut, selain karena Bintang. proses pemberitaan di Koran lokal Radar Sulbar Fromm, E. 1999. Revolusi Harapan. Pustaka Pelajar: yang menempatkan pemberitaan tersebut pada Yogyakarta. halaman pertama. Lantas benarkah dugaan sesat ______. 2001. “Konsep Manusia Menurut Marx” yang dialamatkan pada ajaran yang dibawa oleh diterjemahkan oleh Agung Prihantoro. Annangguru Buta. Ajaran Annangguru Buta Marx’s Concept of Man. Pustaka Pelajara: berorientasi pada keselarasan hubungan antara Yogyakarta. manusia dan Tuhannya (hablun minallah) serta Hasbullah-Bakry. 1961. Nabi Isa dalam Al- Qur’an manusia dan sesamanya (hablun minannas) dengan dan Muhammad dalam Bijbel. Solo: Penerbit penekanan pada perbaikan niat dalam melakukan AB Siti Syamsiah. sholat dan kebersihan hati. Selain itu, juga Kahmud, H.Dadang. 2002. Tarekat Dalam Islam: menekankan operasionalisasi paham keagamaan Spritualitas Masyarakat Modern. Bandung: dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam Pustaka Setia. pemotongan hewan dan proses melahirkan. Klausner, J. 1979. “The Source and Beginning og Ilmu-ilmu keagamaan yang diajarkan dalam the Messianic Idea”, dalam Leo Landman aliran ini sangat pas dan cocok untuk kondisi (ed), Messianism in the Talmudic Era. KTAV wilayah pegunungan seperti Ambopadang dan Publishing House Inc: New York. sekitarnya fasilitas transfortasi dan sarana sosial Munir, Misnal. t.t Messianisme dalam Pespektif terbatas. Misalnya ilmu tentang memotong hewan Sejarah. www. jurnal.filsafat.ugm.ac.id yang sangat dibutuhkan masyarakat sekitar karena tanggal 2/3/2012. jumlah tokoh agama (ustadz) yang biasa melakukan Sachedina, A.A. 1981. Islamic Messianisme: The hal tersebut jumlahnya terbatas; ilmu memudahkan Idea of the Mahdi in Twelver Shi’ism. State melahirkan, ilmu inipun sangat dibutuhkan university of New York Press: New York. dikampung ini mencermati jumlah bidan desa yang Sobrino, J. 1993. “Messiah and Messianism: tersedia hanya satu orang, itu pun bertempat tinggal Reflectians from El Salvador” dalam Wim di ibukota kecamatan yang jarak tempuhnya lebih Beuken, et.al (Eds), Messianism Throught dari dua jam dari Desa Ambopadang. Label sesat History. SCM Press: London. yang dialamatkan pada Annagguru Buta terlalu Thrupp, Sylvia L. (Ed). 1984. Gebrakan Kaum terburu-buru. Karena ajaran-ajaran yang diajarkan Mahdi; Study Tentang Gerakan-Gerakan oleh Annangguru Buta sama sekali tidak melanggar Keagamaan Revolusioner. Bandung: Penerbit aqidah pondasi ajaran Islam. Pustaka Masjid Salman ITB. Toffler, A. 1989.Kejutan Masa Depan, Alih bahsa: UCAPAN TERIMA KASIH Sri Koesdiyantinah. PT. Pantja Simpati: Penelitian ini terlaksana berkat bantuan Jakarta. dan dukungan berbagai pihak. Peneliti Turner, Brian. S. 1991. Agama dalam Perspektif mempersembahkan penghargaan dan terima kasih Sosiologi. Kreasi Wacana: Jogyakarta.

AJARAN SANDO BUTA Menelusuri Faham Keagamaan Sando Buta Melalui Media dan Realita - Husnul Fahimah Ilyas |243 Zayd, Nashr Hamid Abu. 2002. Tekstualitas Qur’an. LKIS: Jogyakarta. www. fuui.wordpress.com. Messianisme dalam Persfektif Islam (diakses 2/3/2012).

244 | Jurnal “Al-Qalam” Volume 20 Nomor 2 Desember 2014