PENDHAPA, Jurnal Ilmiah Pengkajian & Penciptaan Seni Rupa dan Desain

REVITALISASI INTERIOR ISTANA SEBAGAI MUSEUM BUNG KARNO DI KOTA

Henggar Idham Rizky Prihartono Putra1, JokoBudiwiyanto2

1Program Studi S-1 Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni (ISI) Surakarta E-mail: [email protected] 2Program Studi S-1 Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta E-mail: [email protected]

ABSTRACT

Revitalization interior Istana Gebang as Museum in Kota Blitar Bung Karno aim of building an interior design that can meet the needs of visitors to be active are education and recreation in a safe and com- fortable. Interior theme used was Indis with a touch of Blitar shown in the present. Bung Karno Museum in Kota Blitar is a building that serves serve society and its development, open to the public, which is in charge of collecting, preserving, researching, communicating, showing evidence of material first , Sukarno, for the purposes of study, education and enjoyment. Activities that exist in museums in Kota Blitar Bung Karno is a venue information center about Sukarno, Sukarno history disclosure from time to time .To achieve the goals need to use the approach function, ergonomics and aesthetic. Methods of data collection include literature studies, interviews, and observations. The analytical method used is the interactive method. So the result of revitalization include several space is space lobby, introduction, show- rooms, libraries and audiovisual.

Keywords: Revitalization, Istana Gebang, Museum, facilities, and Localities Blitar.

PENDAHULUAN

Kota Blitar dapat dikatakan sebagai titik awal dan titik akhir Ir. Soekarno karena di Kota Blitar Bung Karno hidup di masa kecil dan di Kota Blitar pula jasadnya dimakamkan. Berbagai kenangan penduduk yang menyangkut kehidupan Bung Karno bangkit kembali di kala muncul “Peringatan Satu Abad Bung Karno” yang di pusatkan di kota Blitar. Banyak sekali kenangan Bung Karno yang terukir di Kota Blitar,seperti kebiasaan beliau pada sore hari yang suka jalan-jalan di Kebon Rojo dan keluar masuk kampung Bendogerit. Sepanjang perjalanan selalu diikuti anak- anak dan remaja, sambil bernyanyi-nyanyi dan senda gurau. Semakin lama pengiring yang men- jadi “pasukan kecil” Bung Karno itu semakin banyak. Acara santai demikian biasanya diakhiri sampai di ndalem gebang/ rumah Bung Karno menjelang matahari terbenam. Istana Gebang mer- upakan rumah tinggal orang tua Bung Karno. Letaknya tak terlalu jauh dari makam Bung Kar- no, lokasinya berada di Jl. Sultan Agung No.59, Kota Blitar.Rumah Soekarno saat remaja, masih terawat dan kini menjadi milik Pemerintah Kota Blitar karena telah dibeli dari ahli waris keluarga

38 Volume 9 No.1 Juni 2018 REVITALISASI INTERIOR ISTANA GEBANG SEBAGAI.... : Henggar Idham R, Joko Budiwiyanto kakak kandung Soekarno bernama Sukarmini gunan Istana Gebang menjadi sebuah museum. Wardojo senilai Rp35 miliar pada tahun 2011 lalu dan kini dibuka untuk umum yang ingin Menurut International Council of Mu- bernapaktilas di rumah bersejarah yang sering seums ( ICOM ), museum adalah institusi per- disebut Istana Gebang .1Sebelah kanan rumah manen/ lembaga permanen, yang melayani utama terdapat Balai Kesenian, dimana dahulu kepentingan masyarakat dan kemajuannya, ter- digunakan sebagai tempat berekspresi bagi para buka untuk umum, tidak bertujuan untuk men- seniman di Blitar. Ketika Soekarmini Wardojo cari keuntungan, dengan cara mengumpulkan masih hidup, bangunan ini juga sering digu- (pengoleksian), memelihara (konservasi), me- nakan untuk pementasan , di dalamnya neliti, memamerkan, dan mengkomunikasikan dilengkapi dengan seperangkat gamelan beser- benda-benda nyata material manusia dan ta wayang kulit milik mereka. Setiap tanggal 6 lingkungannya, untuk tujuan studi, pendidikan, Juni, yakni tanggal kelahiran Bung Karno, ru- danrekreasi. mah ini menyelenggarakan haul dan berbagai Dalam menunjang usaha tersebut, maka macam kesenian untuk memperingati hari jadi haruslah dimulai dengan usaha pemeliharaan Bung Karno dan sebagai ajang hiburan rakyat.2 sebagai salah satu cara melestarikannya. Revit- alisasi adalah merubah tempat dengan fungsi Rumah bersejarah ini mulai ditempati baru agar lebih sesuai dan tidak memerlukan oleh Keluarga Bung Karno antara tahun 1917- perubahan fisik drastis.3Revitalisasi secara 1919, dibeli dari seorang warga Belanda CH. umum dididefinisikan kegiatan pemugaran Portier Pegawai Kereta Api di Blitar dan daribe- bangunan gedung dan lingkungan yang ber- berapa sumber lisan rumah ini dibangun berir- sasaran untuk mendapatkan nilai tambah yang ingan dengan pembangunan stasiun Kereta Api optimal secara ekonomi, sosial dan budaya. Hal Blitar di tahun 1884 dan sampai saat ini masih ini merupakan wujud revitalisasi kawasan kota berdiri kokoh. Istana gebang di pindah tan- lama untuk mencegah hilangnya aset-aset anak gankan kepada Ibu Wardoyo pada tahun 1936. bangsa dan kota Blitar yang bernilai sejarah Bangunan ini pada 1998 di pugar oleh Dewan karena kawasan tersebut mengalami penurunan Harian Daerah (DHD) Angkatan 1945 Provin- produktifitas. Menghidupkan kembali kawasan si Jawa Timur dan langsung diresmikan Ketua koservasi dengan kemungkinan memfungsikan DHD Angkatan 1945 Jatim Sudjito. Dirumah baru tanpa meninggalkan jiwa tempat (spirit of inilah Bung Karno menghabiskan waktunya se- space).4 tiap pulang ke Blitar mengambil uang saku dan pemondokkanya serta saat-saat liburan sekolah. Untuk mencapai misi sasaran yang Sekali waktu saat pulang berlibur dan sedang diinginkan, Pembangunan Jangka Panjang Kota Blitar dalam pengembangan pariwisata diarah- berada di Wlingi mengunjungi salah satu kawa- kan: nnya terjebak oleh aliran lahar akibat meletus- nya Gunung Kelud di tahun 1919. Maka den- 1. Menguatkan predikat Kota Blitar sebagai gan melihat Istana Gebang mempunyai sejarah Kota Pariwisata Sejarah dan keterkaitan dengan Soekarno, perlu adanya pengembangan dan pelestarian mengenai ban- 3 Sidharta, EkoBudiharjo, KonservasiLingkungan- danBangunanKunoBersejarah di Surakarta,(Yogyakar- 1 BadanPerencanaan Pembangunan Daerah Kota Blitar, ta:UGM Press, 1989), Hal 11 Profil Kota Blitar (Kota Blitar : 2012) Hal 38 4 BadanPerencanaan Pembangunan Daerah Kota Bli- 2 http://www.eastjava.com/tourism/blitar/ina/ gebangpalace.html(Diaksespada Kamis,12 Juni 2015, tar, Master Plan Istana Gebang Kota Blitar (Kota Blitar : pukul 19:25 WIB) 2012) Hal 32

Volume 9 No.1 Juni 2018 39 PENDHAPA, Jurnal Ilmiah Pengkajian & Penciptaan Seni Rupa dan Desain

Untuk menguatkan predikat kota Blitar sebagai membutuhkan biaya yang tidak sedikit.7. Kota pariwisata sejarah, maka program pem- bangunan lima belas tahun kedepan diarahkan Istana Gebang mempunyai peran pent- kepada upaya: ing bagi sejarah nasional, untuk itu kawasan tersebut telah ditetapkan sebagai cagar budaya a. Mereaktualisasikan predikat Kota Blitar se- dan hal ini merupakan wujud dalam pengem- bagai laboratorium kebangsaan dan pusat bangan pariwisata di Kota Blitar (Keputusan penumbuhkembangan kembali semangat Walikota Blitar No : 188/33/HK/410.010/22011 nasionalisme Indonesia. tentang Penetapan Kawasan Cagar Budaya b. Merevitalisasi pengelolaan pariwisata daer- “Istana Gebang” Sebagai Lokasi Pembebasan ah melalui pengembangan obyek wisata Lahan Pemerintah Kota Blitar). Dengan adanya daerah terutama yang bernuansakan sejar- surat keputusan itu, maka kepemilikan kom- ah dan pendidikan, peningkatan sarana dan plek Istana Gebang telah berganti dari keluar- prasarana kepariwisataan, peningkatan ker- ga Ir. Soekarno kepada Pemerintah Kota Blitar jasama pariwisata lintas wilayah dan pen- akhir tahun 2011. Oleh karena itu Pemerintah erapan sistem pengembangan wisata yang Kota Blitar berencana akan membuka kawasan 5 terpadu dan berlanjut. tersebut sebagai bahan belajar bagi masyarakat c. Rencananya nama Istana Gebang akan diu- Indonesia pada khususnya, serta wisatawan bah menjadi Museum Bung Karno ditarg- mancanegara pada umumnya yang ingin etkan menjadi museum sejarah terbesar di mempelajari tentang sejarah bangsa Indonesia Asia Tenggara.6 melalui kewibawaan serta kepemimpinan Bung Karno dalam membangun bangsa Indonesia .8 Pemerintah Kota Blitar, Jawa Timur, akan meminta bantuan anggaran dari dana APBN Kondisi existing bangunan Istana Gebang untuk memugar kompleks Istana Gebang, ru- yang merupakan bangunan Indis tidak menu- mah masa kecil Presiden Bung Karno, menjadi tup kemungkinan akan diangkat kembali den- bangunan museum. Menurut Samanhudi se- gan beberapa pengembangan desain. Dalam laku walikota kota Blitar menjelaskan bahwa di rancangan revitalisasi Istana Gebang ini juga Museum Bung Karno nanti secara khusus akan tidak lepas dari kearifan lokal budaya Blitar an- dipajang benda-benda dan peninggalan yang tara lain Candi Penataran, Makam Bung Karno terkait kehidupan Bung Karno sejak masa kecil , Tari Jaranan dan Tutur. Mengingat ke- sampai akhir hayatnya. Banyak benda dan ba- arifan lokal Blitar sangat beragam maka dipilih rang peninggalan Bung Karno yang tersebar di salah satu yaitu batik tutur. Batik tutur mer- mana-mana sehingga Pemkot Blitar akan beru- upakan penamaan batik yang dikembangkan di saha mengumpulkannya di museum tersebut. Blitar berdasarkan koleksi batik Asal Blitar Mu- Usaha menghimpun peninggalan Bung Karno seum Leiden Belanda yang dibuat sekitar 1902. tersebut tentu membutuhkan biaya yang tidak Penamaan batik tutur karena motif-motifnya sedikit sehingga Pemkot Blitar perlu meminta merupakan pesan moral (pitutur) yang ingin tambahan anggaran dari APBN. Selain itu, disampaikan oleh pengrajin kepada pemakain- pemindahan barang ke Blitar dipastikan juga 7 http://regional.kompas.com/ 5 BadanPerencanaan Pembangunan Daerah Kota Bli- read/2010/11/28/09013693/Istana.Gebang.Jadi.Museum. tar, RencanaIndukPengembanganPariwisataDaerah,Tin- Bung.Karno-4 (Diaksespada Kamis,21 Mei 2015, pukul jauanKebijakan (Kota Blitar : 2012) Hal 3 19:25 WIB) 6 BadanPerencanaan Pembangunan Daerah Kota 8 BadanPerencanaan Pembangunan Daerah Kota Bli- Blitar, RencanaIndukPengembanganPariwisataDaer- tar, Master Plan Istana Gebang Kota Blitar (Kota Blitar : ah,GambaranUmum (Kota Blitar : 2012) Hal 23 2012) Hal 1

40 Volume 9 No.1 Juni 2018 REVITALISASI INTERIOR ISTANA GEBANG SEBAGAI.... : Henggar Idham R, Joko Budiwiyanto ya.9 Merujuk dari referensi di atas maka dalam hidup di Hindia Belanda dengan iklim tropis. revitalisasi ini diangkat sebuah tema yaitu In- Arsitektur dan interior Indis merupakan bagian dis dengan sentuhan Blitar, dimana batik tutur dari gaya hidup Indis yang mengalami masa ke- merupakan batik khas Blitar. Adapun peran- jayaan di awal abad ke-20.11 cangan ini untuk mewadai beberapa kebutuhan Djoko Soekiman juga membahas detail yaitu pameran tentang Soekarno dari masa ke mengenai konsep keindahan rumah Indis terse- masa, pameran karya soekarno sebagai arsitek but : atau yang lainnya, dan menyimpan buku-buku tentang Soekarno. Selain itu, dalam konsep Berkaitan dengan ragam hias sebagai pengembangan Istana Gebang, juga diharapkan kelengkapan ruang yang bernilai estetis, pan- dapat memberikan kontribusi secara ekonomi, el-panel daun pintu dipahat sangat halus, baik pada Pemerintah Kota Blitar dan mas- dengan ragam hias berupa tumbuh-tumbu- yarakat sekitar. Metode desain yang menggu- han berselang-seling, dan berbeda-beda den- nakan proses desain meliputi input, sintesa dan gan ukir krawang (a’jour ). Hal ini dapat output. Input berupa data literatur, lapangan, dipergunakan untuk petunjuk bahwa rumah dan wawancara. Sintesa melalui proses analisis seseorang adalah orang miskin apabila pin- desain, output berupa hasil desain. Pendekatan tu-pintunya tanpa di beri panel berukir indah. yang digunakan adalah pendekatan fungsi, er- Di ruang tengah yang terletak dibelakang ruang gonomi, dan estetis. Analisa desain mengam- depan disebut voorhuis, dinding-dindingnya bil ide perancangan dari kondisi existing Ista- digantungkan lukisan-lukisan sebagai hiasan na Gebang yang merupakan bangunan indis disamping-sampingnya terdapat piring-piring dan ditambahkan unsur lokalitas Kota Blitar , hias serta jambangan dari porselin.12 kemudian dimasukkan kedalam desain interior museum Bung Karno dalam konteks revitalisa- Kemegahan rumah tinggal masyarakat si. indis yang mampu lebih diperkaya dengan adanya perabotan rumah yang penuh hiasan, 1. Ide Perancangan yang dipelitur warna hitam, serta dicat warna merah menyala, coklat atau hijau dan emas. Proses kolonialisme VOC sampai dengan Warna-warna tersebut sangat kontras dengan pemerintahan Belanda dalam kurun waktu yang warna dinding yang dilepa halus. Hiasan yang lama menghasilkan budaya campuran. Kebu- lain sebagai bentuk nilai keindahan adalah ter- dayaan Indis adalah akibat dari pertemuan dan dapatnya barang-barang porselin, dan lebih pencampuran peradaban Jawa dan Eropa (Be- semarak lagi terdapatnya cermin-cermin be- landa), yang melahirkan kebudayaan campuran rukuran besar, serta tempat lilin yang berukir. (budaya gado – gado bazaar culture).10 Arsi- Demikian halnya dari kusen pintu dan jendela tektur dan interior Indis hadir sebagai jawaban yang berwarna keemasan, sangat menyedapkan dari orang – orang pemerintahan Belanda yang 13 9 Roctri Agung Bawono, dkk, Batik Tutur Blitar: pandangan mata. Transformasi Pesan Moral Dari Dinding Candi Menja- 11 Dhian Lestari Hastuti “Interior di Sehelai Kain dalam http://erepo.unud.ac.id37891b- 9070206f3159a6d437beded209a89c7.pdf (Diakses pada DalempadaRumahSaudagar Batik Laweyan di Awal Kamis ,29 Desember 2016, pukul 19:25 WIB) Abad ke-20 KajianEstetika.” Tesisuntukmencapaid- 10 DjokoSoekiman, dalam Dhian Lestari erajatsarjana S-2 (Surakarta : InstitutSeni Indonesia Hastuti “Interior DalempadaRumahSaudagar Batik Surakarta)., 2009, 70. Laweyan di Awal Abad ke-20 KajianEstetika.” Tesisun- 12 DjokoSoekiman, 2000, 139-140 tukmencapaiderajatsarjana S-2 (Surakarta : Institut Seni 13 DjokoSoekiman, 147 Indonesia Surakarta)., 2009, 18-19.

Volume 9 No.1 Juni 2018 41 PENDHAPA, Jurnal Ilmiah Pengkajian & Penciptaan Seni Rupa dan Desain

Revitalisasi interior Istana Gebang se- gambar ulang motif batik ini adalah Edi Dewa. bagai Museum Bung Karno ini berada di Kota Batik Tutur ini resmi dipublikasikan di mas- Blitar yang memiliki berbagai macam variasi yarakat pada 5 Februari 2012 dengan dasaran karya seni yang menarik diantaranya Batik Tu- supaya batik Afkomstig Uit Blitar dapat kem- tur yang merupakan batik Blitar. Batik Tutur ke tengah masyarakat Blitar sehingga mas- adalah batik ciptaan Dewan Kesenian Blitar. yarakat Blitar tahu dan memahami bahwa sebe- Hingga saat ini, batik yang berasal dari Bli- narnya Blitar memiliki batik kuno yang sudah tar dan sekitarnya yang berumur tua hanya lama hilang. Penggambaran ulang motif batik ditemukan di Museum Leiden Belanda den- ini dilakukan oleh seorang seniman lukis lokal gan penamaan Batik Afkomstig Uit Blitar Blitar yang bernama Edi Dewa, beliau dengan tahun 1902 yang corak dan ragamnya berbeda rekan-rekan DKKB merasa tergugah untuk dengan batik pada umumnya di sentra-sentra me-reka ulang motif batik Afkomstig Uit Blitar budaya batik di . Batik tersebut ber- menjadi motif batik Tutur khas Blitar lengkap hiaskan ragam tumbuhan dan binatang singa, dengan sesanti dan tutur yang terkandung dida- burung, ayam, kuda terbang, serta kupu-ku- lamnya. pu yang kemungkinan memiliki pesan moral Motif reka-an yang paling awal dibuat yang tersembunyi. Keberadaan batik Blitar adalah motif batik tutur Gambir sepuh yang di Museum Laiden tersebut baru disadari oleh kemudian menghasilkan motif- motif lain dian- masyarakat di Blitar pada tahun 2007 sehingga taranya batik Cinde Gading, batik Simo Sama- diberikan nama batik tutur oleh Wima Brah- ran, batik Pedut Kelud, batik Awu Nanas, batik mantya sebagai orang pertama yang meng- Celeret Dubang, batik Mupus Pupus, batik Ga- gunakan istilah tersebut. Kata tutur berasal lih Dempo, batik Mirong Kampuh Jinggo, yang dari istilah pitutur yang berarti pesan atau semua sumber ide nya berasal dari batik Afkom- nasehat, sehingga batik tutur memiliki pen- stig Uit Blitar.15 gertian suatu batik yang mengandung pesan moral (nasehat) berdasarkan motif yang di- tutur-kan (dibaca dan diucapkan). Batik Blitar yang menjadi koleksi Mu- seum Leiden hingga saat ini tidak ada ket- erangan yang menjelaskan lebih detail ter- kait pesan moral yang digambarkan dalam motif-motif tersebut. Menurut budayawan di Blitar penggambaran motif binatang dan tumbuhan tersebut merupakan sindiran ke- pada bangsawan-bangsawan bentukan Belanda yang tidak membela masyarakat miskin. Ter- bentuknya batik Blitar tersebut diperkirakan merupakan hasil ekspoitasi pengetahuan dan pemahaman sebelumnya tentang kekayaan budaya yang dimiliki.14 Adapun yang meng- Kamis ,29 Desember 2016, pukul 19:25 WIB) 14 Roctri Agung Bawono, dkk, Batik Tutur Blitar: Transformasi Pesan Moral Dari Dinding Candi Menja- di Sehelai Kain dalam http://erepo.unud.ac.id37891b- 15 http://ejournal.unesa.ac.id/article/14088/49/article. 9070206f3159a6d437beded209a89c7.pdf (Diakses pada pdf ( diunduhtanggal 9 Agustus 2016)

42 Volume 9 No.1 Juni 2018 REVITALISASI INTERIOR ISTANA GEBANG SEBAGAI.... : Henggar Idham R, Joko Budiwiyanto

Gambar 1 : batik tutur Cinde Gading dan Mumus Gambir sepuh, Cinde Gading, Pedut Kelud, Pupus ( Sumber : http://batik-tulis.com/blog/ba- Mupus Pupus, dimana penerapannya menggu- tik-blitar ) nakan media kayu yang di batik dengan bahan dasar malam. c. Konsep Ceiling Kebudayaan Indis merupakan percampu- ran antara gaya Belanda dengan Indonesia khu- susnya Jawa, sehingga pada rancangan ini akan mengadopsi ceiling rumah Jawa yaitu tumpang sari. Tumpang sari memiliki bentuk berun- dak-undak semakin ke atas semakin menyem- pit, dimana spiritualitas di Jawa menyebutkan tumpangsari mengandung arti berketuhanan yang Maha Agung. d. Konsep Pengisi Ruang Gambar 2 : batik tutur Pedut Kelud dan Ganbir Sep- Konsep pengisi ruang yang akan dimun- uh ( Sumber : http://batik-tulis.com/blog/batik-bli- culkan kedalam perancangan yaitu akan meng- tar ) hadirkan kembali beberapa bentuk pengisi ru- a. Konsep Lantai ang yang populer pada tahun 1700-1800. Penggunaan material tegel motif dengan kombinasi teraso yang merupakan kondisi ek- sisting lantai saat ini. Untuk penggunaan ma- terial teraso 20x20 tetap dipertahankan karena mengingat Istana Gebang merupakan bangu- nan cagar budaya, namun akan di kombina- si dengan tegel motif yang dapat memperkuat citra indis. Material tegel motif 20x20 ini dia- dopsi dari lantai Istana Gebang yang terdahulu sebelum di pugar oleh Dewan Harian Daerah Provinsi Jawa Timur. b. Konsep Dinding Dinding pada rancangan ini tidak akan merubah secara structural mengingat hal ini dalam kontek revitalisasi. Untuk menunjang terciptanya suasana interior indis dengan sentu- han Blitar, maka penambahan panel-panel kayu pada dinding dan dikombinasikan dengan ba- tik tutur. Batik tutur memiliki berbagai macam Gambar 3 : Bentuk pengisi ruang tahun 1700 - motif, namun akan dipilih beberapa saja yaitu 1800 ( Sumber : Joseph De Chiara, Time-Saver

Volume 9 No.1 Juni 2018 43 PENDHAPA, Jurnal Ilmiah Pengkajian & Penciptaan Seni Rupa dan Desain

Standart for Interior Design and Space Planning) materi pamer akan menggunakan 2 (dua) ba- hasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris (bilingual). Benda koleksi yang dipamerkan ti- dak hanya diletakkan begitu saja, semua harus diatur dalam sebuah cerita atau storyline ter- tentu dan direncanakan agar pameran tersebut dapat dipahami pengunjung.17

PEMBAHASAN

1. Lobby

Gambar4 : Hasil desain furniture terpilih Museum Bung Karno di Kota Blitar dapat dikategorikan sebagai museum khusus yang dikelola oleh pemerintah. Cabang ilmu yang menjadi sumber materi koleksi muse- um ini adalah ilmu sejarah (kehidupan Bung Karno). Dari materi koleksi dan cara penyaji- Gambar 5 : Gambar perspektif lobby Museum an koleksinya, museum Bung Karno di Kota Bung Karno di Kota Blitar Blitar termasuk sebuah museum ilmu penge- tahuan yang menggunakan presentasi estetis Area lobi merupakan area publik yang dalam mengkomunikasikan informasi tentang merupakan pintu masuk utama serta area lalu sejarah kehidupan seorang Negarawan (Bung lalang para pengunjung Museum Bung Karno. Karno). Dalam upaya membentuk visual dari Area lobi harus menunjukkan karakter dari perancangan tersebut tidak menutup kemungk- museum sesuai konsep ide perancangan. Lantai inan adanya perpaduan bangunan asli dengan tegel motif dan terdapat lampu gantung roby- penambahan unsur lokalitas, maka dipilih tema ong yang diadopsi dari lampu keraton Kasuna- Indis dengan sentuhan Blitar. Selain itu, metode nan Surakarta .Bentuk plafon yang menyerupai penyampaian berupa pameran di museum ada- rumah Jawa yaitu tumpang sari yang di beri lah salah satu bentuk penyajian informasi ten- aksen batik tutur pada bagian tengahnya. Peng- tang benda koleksi yang dimiliki museum. La- gunaan panel-panel kayu yang dikombinasi belling merupakan salah satu teknik penyajian dengan warna emas pada dinding disesuikan materi pamer dalam memberikan informasi pada masa kejayaan indis di Indonesia. Namun, oleh museum kepada pengunjung.16 Membuat panel-panel pada dinding dimodifikasi dengan label perlu direncanakan secara benar mengin- penambahan panel kayu yang di batik dengan gat museum ini didatangi bukan pengunjung motif batik tutur Blitar guna menunjang lokali- domestik saja, melainkan mancanegara yang tas dan tema. Furniture isian pada area lobi dia- sangat berantusias. Oleh karena itu label pada dopsi dari bentuk furniture pada tahun 1800- an yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga 16 DepartemenPendidikan Dan Kebudayaan , Direk- 17 DepartemenPendidikan Dan Kebudayaan , Direk- toratJenderalKebudayaanProyekPembinaanPermuseu- toratJenderalKebudayaanProyekPembinaanPermuseu- man Jakarta, 1994 : 20 man Jakarta, 1994 : 3

44 Volume 9 No.1 Juni 2018 REVITALISASI INTERIOR ISTANA GEBANG SEBAGAI.... : Henggar Idham R, Joko Budiwiyanto tercipta pencapaian tema yang disampaikan Gambar 7 : Gambar perspektif ruang pamer 1 yaitu indis dengan sentuhan Blitar. (satu) Museum Bung Karno di Kota Blitar

2. R. Introduksi Area pamer harus menunjukkan ka- rakter dari museum sesuai konsep ide peran- cangan. Lantai tegel motif dan terdapat lampu gantung Jawa yang merupakan bentuk lampu yang sekarang digunakan pada istana gebang. Penambahan gypsum motif ornamen berwarna emas pada plafon yang akan memperkuat citra indis. Penggunaan panel-panel kayu yang di- kombinasi dengan warna emas pada dinding Gambar 6 : Gambar perspektif ruang introduksi disesuikan pada masa kejayaan indis di Indo- Museum Bung Karno di Kota Blitar nesia. Namun, panel-panel pada dinding dimo- difikasi dengan penambahan panel kayu yang Area Introduksi merupakan fasilitas di batik dengan motif batik tutur Blitar guna ruang yang disediakan oleh museum yang ber- menunjang lokalitas dan tema. Furniture isian guna untuk mengenalkan fasilitas serta mem- berupa vitrin dan pedestal pada area pamer dia- beri gambaran akan informasi semacam apa dopsi dari bentuk furniture pada tahun 1800- yang akan pengunjung dapatkan pada ruan- an yang dimodifikasi sedemikian rupa sehing- gan-ruangan selanjutnya. Area introduksi ha- ga tercipta pencapaian tema yang disampaikan rus menunjukkan karakter dari museum sesuai yaitu indis dengan sentuhan Blitar. konsep ide perancangan. Lantai tegel motif dan terdapat lampu gantung Jawa yang merupakan bentuk lampu yang sekarang digunakan pada istana gebang. Penambahan gypsum motif or- namen berwarna emas pada plafon yang akan memperkuat citra indis . Penggunaan panel-pa- nel kayu yang dikombinasi dengan warna emas pada dinding disesuikan pada masa kejayaan indis di Indonesia. Namun, panel-panel pada Gambar 8 : Gambar perspektif ruang pamer 2 (dua) dinding dimodifikasi dengan penambahan pa- Museum Bung Karno di Kota Blitar nel kayu yang di batik dengan motif batik tutur Informasi yang disampaikan melalui Blitar guna menunjang lokalitas dan tema yaitu media pamer meliputi diorama yang dise- indis dengan sentuhan Blitar. suaikan dengan storyline yang dibuat dan be- 3. R. Pamer berapa furniture yang didisplay ulang dengan penambahan patung lilin guna menambah penciptaan suasana. Benda pamer berupa foto didisplay menggunakan pigura dengan desain khusus yang diberi pencahayaan belakang (backlight) sehingga foto terkesan timbul tetapi foto tetap diberi pencahayaan dari atas meng- gunakan spotlight.

Volume 9 No.1 Juni 2018 45 PENDHAPA, Jurnal Ilmiah Pengkajian & Penciptaan Seni Rupa dan Desain

fikasi dengan penambahan panel kayu yang di batik dengan motif batik tutur Blitar guna me- nunjang lokalitas dan tema yaitu Indis dengan sentuhan Blitar.

5. Area Perpustakaan

Gambar 9 : Gambar perspektif area isu populer Museum Bung Karno di Kota Blitar Museum ini didukung dengan teknolo- gi masa kini yaitu penggunaan panel LED in- teraktif touchscreen . Hal ini merupakan wujud interaksi pengunjung terhadap benda yang di- pamerkan pada museum. Sehingga pengunjung Gambar 11 : Gambar perspektif ruang perpus- dapat dengan mudah memahami satu per satu takaan Museum Bung Karno di Kota Blitar benda yang dipamerkan. Area perpustakaan harus menunjuk- kan karakter dari museum sesuai konsep ide 4. R. Audiovisual perancangan. Lantai tegel motif dan penam- bahan gypsum motif ornamen berwarna emas pada plafon yang akan memperkuat citra Indis. Penggunaan panel-panel kayu yang dikombina- si dengan warna emas pada dinding disesuikan pada masa kejayaan Indis di Indonesia. Namun, panel-panel pada dinding dimodifikasi dengan penambahan panel kayu yang di batik dengan motif batik tutur Blitar guna menunjang loka- Gambar 10 : Gambar perspektif ruang audiovisual Mu- seum Bung Karno di Kota Blitar litas dan tema. Bentuk furniture almari buku yang di desain built-in namun tetap memper- Area audiovisual merupakan fasilitas timbangkan tercapainya sebuah tema yang di- ruang yang disediakan oleh museum yang ber- sampaikan serta penggunaan indirect lamp guna untuk Menambah informasi yang berkai- pada furniture guna menunjang estetis. tan dengan Soekarno dari masa ke masa dengan media gambar dan suara. Area audiovisual ha- rus menunjukkan karakter dari museum sesuai konsep ide perancangan. Lantai menggunakan carpet yang dapat menyerap suara dan terdapat lampu gantung Jawa yang merupakan bentuk lampu yang sekarang digunakan pada istana gebang. Penggunaan panel-panel kayu yang dikombinasi dengan warna emas pada dinding Gambar 12 : Gambar perspektif ruang baca Muse- disesuikan pada masa kejayaan Indis di Indone- um Bung Karno di Kota Blitar sia. Namun, panel-panel pada dinding dimodi- Treatmen yang sama juga di-

46 Volume 9 No.1 Juni 2018 REVITALISASI INTERIOR ISTANA GEBANG SEBAGAI.... : Henggar Idham R, Joko Budiwiyanto aplikasikan pada dinding area baca dimana sehingga tidak menutup kemungkinan untuk ada penambahan ornamen pada bawah cornice memunculkan unsur lokalitas dan identintitas guna memperkuat Indis pada ruangan tersebut. dari daerah tersebut. Oleh karena itu dipilih Penggunaan furniture berupa kursi dan meja batik tutur yang diolah kembali dengan sede- baca yang diadopsi dari bentuk furniture 1800- mikian rupa sebagai penambahan elemen este- an yang dimodifikasi dengan sedemikian rupa tis pada musem Bung Karno di Kota Blitar. sehingga ruangan tersebut seolah-olah seperti ruangan pada masa kejayaan indis di Indonesia namun tetap ada sentuhan lokalitas Kota Blitar. DAFTAR PUSTAKA

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah SIMPULAN Kota Blitar, Master Plan Istana Geb- Museum Bung Karno di Kota Blitar ada- ang Kota Blitar (Kota Blitar : 2012) lah bangunan yang berfungsi melayani mas- yarakat dan perkembangannya, terbuka untuk Badan Perencanaan Pembangunan Daerah umum, yang bertugas mengumpulkan, mele- Kota Blitar, Profil Kota Blitar (Kota starikan, meneliti, mengkomunikasikan, mema- Blitar : 2012) merkan bukti-bukti bendawi presiden pertama Indonesia yaitu Soekarno, untuk tujuan studi, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah pendidikan dan kesenangan. Aktifitas yang ada Kota Blitar, Rencana Induk Pengem- pada museum Bung Karno di Kota Blitar adalah bangan Pariwisata Daerah, (Kota Bli- sebagai wadah pusat informasi tentang Soekar- tar : 2012) no, pengungkapan sejarah Soekarno dari masa ke masa .Untuk memenuhi kebutuhan aktifitas Ching, Francis.D.K., “Ilustrasi Desain Interi- tersebut, fasilitas ruang yang dibutuhkan untuk or”, Jakarta : Erlangga, 1996. mewadainya adalah ruang lobby, ruang intro- duksi, ruang pamer, ruang perpustakaan, dan Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan , Di- ruang audiovisual. rektorat Jenderal Kebudayaan Proyek Perancangan ini mengambil tema indis Pembinaan Permuseuman Jakarta, dengan sentuhan blitar. Tema tersebut dipi- 1994 lih dengan maksud agar dapat memunculkan Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Be- kembali suasana yang mengingatkan pada ke- jayaan kebudayaan masyarakat Indis pada saat sar Bahasa Indonesia, ed. 3, Jakarta : itu, sehingga para pengunjung yang menikma- Balai Pustaka, 2001 ti fasilitas di dalam museum Bung Karno bisa Dharsono, Sunarmi, Estetika Seni Rupa Nusan- merasakan atmosfir seperti berada pada ban- tara gunan kolonial zaman dulu, tetapi bahan dan , Surakarta, ISI Press, 2007 finishing untuk pembentuk ruang, furniture Hastuti Dhian Lestari “Interior Dalem pada serta elemen dekorasinya menggunakan bahan Rumah Saudagar Batik Laweyan di / finishing zaman sekarang. Awal Abad ke-20 Kajian Estetika.”, Dengan sentuhan Blitar dimaksudkan Tesis untuk mencapai derajat sarjana karena letak bangunan berada di kota Blitar

Volume 9 No.1 Juni 2018 47 PENDHAPA, Jurnal Ilmiah Pengkajian & Penciptaan Seni Rupa dan Desain

S-2 Progaram Studi Pengkajian Seni mis,12 Juni 2015, pukul 19:25 WIB) Minat Seni Rupa, Surakarta : Institut http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/ Seni Indonesia Surakarta, 2009 Bab2/2011-2-00956-DI%20Bab2001. Kartika Dharsono Sony, Pengantar Estetika, pdf(Diaksespada Kamis,12 Juni Bandung, Rekayasa Sains, 2004 2015, pukul 1:34 WIB) Neufert Ernst, Data Arsitek Jilid 2 :Jakarta, Er- http://regional.kompas.com/ langga, 1992 read/2010/11/28/09013693/Istana. Gebang.Jadi.Museum.Bung.Karno-4 Panero Julius, Martin Zelnik, Human Dimen- (Diakses pada Kamis,21 Mei 2015, sion,Jakarta:Erlangga,2003 pukul 19:25 WIB) Sidharta,Eko Budiharjo, Konservasi Lingkun- http://ejournal.unesa.ac.id/article/14088/49/ gan dan Bangunan Kuno Bersejar- article.pdf ( diunduhtanggal 9 Agus- ah di Surakarta,(:UGM tus 2016) Press, 1989) Roctri Agung Bawono, dkk, Batik Tutur Bli- Suma’mur P.K, “Ergonomi untuk Produktivitas tar: Transformasi Pesan Moral Kerja”, Jakarta : CV Haji Masagung, Dari Dinding Candi Menjadi Seh- 1989. elai Kain dalam http://erepo.unud. Sunarmi, ”Ergonomi dan Aplikasinya Pada ac.id37891b9070206f3159a6d437be- Kriya”, Surakarta: STSI Surakarta, ded209a89c7.pdf (Diakses pada Ka- 2001. mis ,29 Desember 2016, pukul 19:25 WIB) Sunarmi, Metodologi Desain, Surakarta: Juru- san Seni Rupa Program Studi Desain Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pari- Interior, Institut Seni Indonesia Sura- wisata, Nomor : KM.33/PL.303/ karta,2008 MKP/2004 Tentang Museum. da- lamhttp://lib.ui.ac.id/file?file=digi- Sunarmi, “Modul Mata Kuliah Desain Interior tal/132800-T%2027812-Peran%20 III”, Surakarta: STSI Surakarta, 2007. museum-Pendahuluan.pdf (diak- Suptandar J. Pamudji, ”Desain Interior Pen- sespada 6 September 2016 pukul gantar Merencana Interior Untuk 00.05 wib) Mahasiswa Desain dan Arsitektur”, Jakarta : Djambatan, 1999. Narasumber :

Sumber Internet : Bambang In Mardiono, umur 70 tahun , Istana Gebang, jurubicara Istana Gebang- http://www.eastjava.com/tourism/blitar/ina/ danSejarahwan Kota blitar.(pada 21 gebangpalace.html(Diakses pada Ka- Maret 2015, pukul 14:44 WIB

48 Volume 9 No.1 Juni 2018