KONTRIBUSI TERHADAP NAHDLATUL

ULAMA (NU) TAHUN 1964-2010 M

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Ilmu Budaya

UIN Yogyakarta untuk Memenuhi Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum)

Oleh :

Adik Muniroh

NIM.: 14120021

JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2018

MOTTO

“Jadilah kuat betapapun beratnya godaan. Jadilah tegar betapapun banyaknya rintangan. Jadilah berkah bagi sesama betapapun sulitnya keadaan”

(Ahmad Millah Hasan, Biografi A. Hasyim Muzadi: Cakrawala Kehidupan

(: Keira Publishing, 2018))

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tugas akhir sederhana ini, dengan rasa syukur kepada Allah

SWT dan dengan ketulusan hati peneliti persembahkan untuk:

Orang Tua Tercinta sebagai bentuk Birrul wa Lidain

Saudara-saudara Tersayang

Teman-teman Seperjuangan, dan Fakultas Adab dan Ilmu

Budaya

Kampus Gedung Putih Tercinta UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta

Serta untuk pembaca karya sederhana ini

vi

KATA PENGANTAR

بﺴﻢ ﷲ ﺍﻟﺭﺤﻣﻥ ﺍﻟﺭﺤﻳﻢ ﺍﻟﺤﻤد هلل ﺭب ﺍﻟعاﻟﻤيﻦ. أشهد أﻥ الﺍﻟه إالﷲ وحده الشرﻳك ﻟه وأشهد أﻥ ﻣﺤﻤدﺍ عبده وﺭسىﻟه. ﺍﻟلهﻢ صل وسلﻢ على سيدﻧا ﻣﺤﻤد وعلى أﻟه وأصﺤابه ﺍجﻤعيﻦ.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT pencipta dan pemelihara alam semesta atas segala rahmat-Nya yang berlimpah, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan pada baginda Nabi Muhammad SAW. Semoga dengan syafa’atnya kita dapat selalu meneladani beliau.

Melalui proses panjang yang mengajarkan kesabaran, pada akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Kontribusi Hasyim Muzadi

Terhadap Nahdlatul (NU) 1999-2010 M”. Peneliti menyadari bahwa tugas akhir ini terselesaikan melalui banyak dukungan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati peneliti mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu dan mendukung, yaitu kepada:

1. Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Dekan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

3. Ketua Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam, Fakultas Adab dan Ilmu

Budaya, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

4. Fatiyah, S. Hum., M. A, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

banyak memberikan masukan dan arahan kepada peneliti sejak awal

hingga akhir masa penyusunan skripsi ini.

vii

5. Dr. H. Muhammad Wildan, M.A., selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang senantiasa memotivasi peneliti dan teman-teman

untuk menjadi lebih baik.

6. Segenap dosen Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat. Tanpa mereka semua, peneliti

tidak akan termotivasi untuk bersemangat menuntut ilmu di Jurusan

Sejarah dan Kebudayaan Islam.

7. Segenap pegawai Tata Usaha dan jajarannya di Fakultas Adab dan

Ilmu Budaya yang telah membantu proses penelitian.

8. Kepala perpustakaan PBNU yang sudah memberikan data-data terkait

yang dibutuhkan peneliti.

9. Bapak dan Ibu (Suhanto dan Rumdiyanah) beserta kakak-kakak saya

(mas Ta’in, mas Lihin, mas Ndirin, mba Ae) yang telah menyayangi,

mendukung, dan memfasilitasi dalam pengerjaan skripsi ini.

10. Seluruh teman-teman seperjuangan SKI’14 yang telah memberikan

warna dan pengalaman hidup yang tidak bisa ditukar dengan apapun.

Semoga kita semua diberikan kemudahan dalam setiap urusan.

Terutama saudari Anjas Pratiwi yang selalu menasehati peneliti, yang

selalu sabar menghadapi kecerewetan peneliti dan selalu di samping

peneliti untuk berjuang bersama menyelesaikan tugas akhir. Fifi, Nila,

Rifa, Susi, Rima, Odhi dan Hasan yang telah menjadi teman terbaik

dan memberikan pengalaman yang lebih selama menjadi mahasiswa

di Jurusan SKI.

viii

11. Keluarga kecil SKI’A yang telah menemani belajar bersama dan

menjadi teman pertama di Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam.

Kita dipersatukan dalam satu kelas untuk saling mengenal dan

memahami satu sama lain. Semoga kita tetap kompak dan mampu

menjaga tali silaturahmi sampai tua.

12. Sahabatku Inka dan Ayu, yang telah menjadi teman suka maupun

duka, yang menerima ku sebagai sahabat dengan ketulusan.

13. kak Hadi dan mba Tia, yang sudah menjadi kaka yang selalu

menasehati, memberikan saran dan masukan selama penelitian, dan

yang selalu memberikan perhatian.

14. Rekan-rekan KKN-93 Mertelu Wetan yang telah berjuang bersama

selama 50 hari dan telah mengabdikan ilmu yang dimiliki kepada

masyarakat.

15. Semua pihak yang telah ikut berjasa dalam penyusunan skripsi ini

yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga amal baik yang telah diberikan dapat diterima di sisi Allah SWT dan dapat melimpahkan rahmat dari-Nya. Amin.

Yogyakarta, 27 Juli 2018 M Peneliti,

Adik Muniroh NIM: 14120117

ix

ABSTRAK KONTRIBUSI HASYIM MUZADI TERHADAP (NU) TAHUN (1964-2010 M) Hasyim Muzadi merupakan tokoh Islam yang aktif dalam organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Ia mempunyai peran yang cukup banyak di dalam perkembangan NU serta turut melebarkan jaringan NU hingga ke tingkat internasional. Pembahasan mengenai Hasyim Muzadi menurut peneliti menarik untuk dibahas karena prestasinya di NU cukup menonjol. Hasyim Muzadi yang merupakan lulusan Modern Gontor dikenal memiliki kecakapan, intelektualitas yang tinngi, serta pemikiran yang moderat. Kemudian, kemampuan yang dimiliki Hasyim Muzadi tersebut diterapkan dalam NU ketika ia menjabat sebagai ketua umum selama dua periode. Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kontribusi Hasyim Muzadi terhadap NU tahun 1964-2010 M. berdasarkan uraian tersebut, penting untuk dibahas mengenai proses Hasyim Muzadi dalam memimpin NU ditingkat yang lebih serius sehingga mampu memberikan kontribusi yang signifikan di NU. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan biografi, sebuah pendekatan dalam penelitian yang memahami dan mendalami kepribadian tokoh berdasarkan latar belakang lingkungan sosial kultural tempat tokoh itu dibesarkan, proses pendidikan yang dilaluinya, dan watak-watak yang ada di sekitarnya. Teori yang digunakan adalah teori peranan sosial yang dikemukakan oleh Erving Goffman. Teori ini menjelaskan bahwa peranan sosial adalah salah satu konsep sosiologi yang paling sentral dan didefinisikan dalam pengertian pola-pola atau norma-norma perilaku yang diharapkan dari orang yang menduduki posisi tertentu dalam struktur sosial. Metode yang digunakan adalah sejarah yang dikemukakan oleh Louis Gottschalk, yaitu sebuah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman, dokumen-dokumen, dan peninggalan masa lampau yang otentik dan dapat dipercaya, serta membuat interpretasi dan sintesis atas fakta-fakta tersebut menjadi kisah sejarah yang dapat dipercaya. Adapun tahapan dalam metode sejarah ini ada empat yaitu: heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian atau kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa berdasarkan fakta yang diperoleh, Hasyim Muzadi mulai aktif di organisasi NU ketika ia kuliah di Universitas Islam . Ia merupakan alumni pesantren modern Gontor yang sukses berkarir di NU mulai dari ranting hingga pusat. Ketika menjadi ketua umum PBNU, ia adalah tokoh yang gencar mengkampanyekan gagasan Islam Raḥmah Li al’ālamīn yang diwujudkan dengan sikap toleran terhadap perbedaan. Perannya dalam mengabdi NU telah membuka jaringan luas bagi NU yakni dengan adanya PCINU dan konferensi internasional atau disebut ICIS. Ia juga menggagas adanya media NU Online sehingga NU mampu mengikuti arus perkembangan teknologi. Kata Kunci: Biografi, Kontribusi, Nahdlatul Ulama.

x

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543b/U/1987,

tanggal 22 Januari 1988.

A. Konsonan Tunggal Huruf Nama Huruf Latin Keterangan Arab alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan ا ba’ B Be ة ta’ T T ث es (dengan titik di ṡa’ ṡ ث atas) jim J Je ج ha (dengan titik di ḥa ḥ ح bawah) kha kh ka dan ha خ dal d De د zet (dengan titik di zal ż ذ atas) ra’ R Er ر zai Z Zet ز sin S Es ش syin sy es dan ye ش es (dengan titik di ṣad ṣ ص bawah) de (dengan titik di ḍad ḍ ض bawah) te (dengan titik di ṭa’ ṭ ط bawah) zet (dengan titik ẓa’ ẓ ظ dibawah) koma terbalik di ‘ ain‘ ع atas gain g Ge غ fa’ f Ef ف Qaf q Qi ق Kaf k Ka ك Lam l El ل Mim m Em و

xi

Nun n N ٌ Wawu w We و ha’ h Ha ِ hamzah ' apostrof ء ya’ y ye ي B. Konsonan Rangkap karena Syaddah Ditulis Rangkap

ditulis muta‘aqqidīn يتعقديٍ ditulis ‘iddah عدة

C. Ta’ Marbutah 1. Bila dimatikan ditulis h ditulis hibbah هبت ditulis jizyah جسيت

(ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya). Bila diikuti dengan kata sandang "al" serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan h. ’Ditulis karāmah al-auliyā كرايت األونيبء

2. Bila ta’ marbutah hidup atau dengan harkat, fathah, kasrah, dan dammah ditulis t. Ditulis zakātul fiṭri زكبة انفطر

A. Vokal Pendek ِ Kasrah ditulis i Fathah ditulis a ِ dammah ditulis u ِ

xii

D. Vokal Panjang fathah + alif ditulis a ditulis jāhiliyyah جبههيت fathah + ya’ mati ditulis a ditulis yas'ā يسعى kasrah + ya’ mati ditulis i ditulis karīm كريى dammah + wawu mati ditulis u ditulis furūd فروض

E. Vokal Rangkap fathah + ya' mati ditulis ai ditulis bainakum بيُكى fathah + wawu mati ditulis au ditulis qaul قول

F. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan Apostrof ditulis a'antum أأَتى ditulis u'iddat أعدث ditulis la'in syakartum نئٍ شكرتى

G. Kata Sandang Alif + Lam a. Bila diikuti huruf Qamariyah ditulis al-Qur'ān انقرأٌ ditulis al-Qiyās انقيبش

xiii

b. Bila diikuti huruf Syamsiyah ditulis dengan menggandakan huruf Syamsiyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf (el)-nya. 'ditulis as-samā انسًبء ditulis asy-syams انشًص

H. Penulisan Kata-Kata dalam Rangkaian Kalimat ditulis zawi al-furūḍ ذوي انفروض ditulis ahl as- أهم انسُت

xiv

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...... i

HALAMAN SURAT PERNYATAAN ...... ii

HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ...... iii

HALAMAN PENGESAHAN ...... iv

HALAMAN MOTTO ...... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ...... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ...... vii

HALAMAN ABSTRAK ...... x

PEDOMAN TRANSLITERASI BAHASA ARAB ...... xi

HALAMAN DAFTAR ISI ...... xv

BAB I PENDAHULUAN ...... 1

A. Latar Belakang Masalah ...... 1 B. Batasan dan Rumusan masalah ...... 5 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...... 6 D. Tinjauan Pustaka ...... 6 E. Landasan Teori ...... 9 F. Metode Penelitian ...... 11 G. Sistematika Pembahasan ...... 15

BAB II BIOGRAFI HASYIM MUZADI ...... 17 A. Latar Belakang Keluarga ...... 17 B. Riwayat Pendidikan...... 21 1. Pendidikan Formal...... 22 2. Pendidikan Non Formal ...... 25 C. Karirnya di Bidang Pendidikan ...... 25 D. Karya-karya Tertulis ...... 27

BAB III LIKA-LIKU PERJALANAN HASYIM MUZADI DI NU ...... 29 A. Berkhidmah di NU 1964-1999 ...... 29 B. Terpilih Menjadi Ketua Umum PBNU ...... 33 C. Manajemen Organisasi NU ...... 35 D. Mendekatkan NU dengan Berbagai Kalangan ...... 38

xv

BAB IV BENTUK-BENTUK KONTRIBUSI HASYIM MUZADI TERHADAP NU ...... 40 A. Kampanye Islam Raḥmah Li al’ālamīn ...... 40 B. Penggagas PCINU ...... 48 C. Pendiri ICIS ...... 50 D. Perintis Media NU Online ...... 56

BAB V PENUTUP ...... 59 A. Kesimpulan ...... 59 B. Saran ...... 61

DAFTAR PUSTAKA ...... 62 LAMPIRAN ...... 65 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...... 76

xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Nahdlatul Ulama (NU)1 adalah salah satu organisasi Islam besar dengan jumlah anggota terbanyak di Indonesia, dan merupakan suatu organisasi yang berbasis massa di bawah kepemimpinan ulama.2 NU didirikan pada 31 Januari

1926 di Kampung Kertopaten, , tepatnya di rumah K. H. Wahab

Hasbullah.3 NU mempunyai massa kurang lebih 60 juta jiwa pada tahun 2016 dan tersebar hampir secara merata di seluruh Indonesia.4 Organisasi ini menjadi pengawas tradisi dengan mempertahankan madzhab Syafi’i yang dianut oleh kebanyakan umat Islam di nusantara.5 Selain itu, organisasi ini sejak kelahirannya hingga sekarang (tahun 2018) senantiasa berusaha menekankan pentingnya pelestarian dan penghargaan terhadap khazanah budaya nusantara.

1Nahdlatul Ulama berasal dari bahasa Arab “nahdlah” yang berarti bangkit atau bergerak, dan “ulama”, jamak dari alim yang berarti mengetahui. Kata “nahdlah” disandarkan pada “ulama” menjadi Nahdlatul Ulama yang berarti kebangkitan ulama atau pergerakan ulama. Lihat Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia (: Yayasan Penerjemah/Penafsir Alquran, 1973), hlm. 278- 471. 2NU didirikan notabene oleh para ulama yang bergabung dalam komite Hijaz. Para ulama sepakat mendirikan organisasi beserta namanya yang diserahkan untuk amanat peresmiannya kepada KH. Hasyim Asy’ari setelah KH. Hasyim Asy’ari beristikharah. Buahnya kemudian ia mendapat kepercayaan dari gurunya, yakni KH. Mohammad Kholil Bangkalan Madura untuk mendirikan Jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU). Komite Hijaz adalah panitia khusus yang dipimpin oleh KH. atas restu KH. Hasyim Asy’ari. Tugas utama komite ini adalah merumuskan sikap para ulama pemegang madzhab Ahlul Sunnah Wal Jamaah untuk disampaikan kepada penguasa Hijaz. Di samping itu juga mempersiapkan pemberangkatan delegasi Hijaz serta menghubungi ulama pesantren se Jawa dan Madura. Lihat Abdul Halim, Sejarah Perjuangan KH. Abdul Wahab (Bandung: Baru, 1970), hlm. 12-15. 3Mansyur Amin, NU dan Ijtihad Politik Kenegaraannya (Yogyakarta: al-Amin, 1996), hlm. 52. 4Jumlah warga nahdliyyin sebenarnya belum dapat dipastikan secara pasti, karena kartu anggota NU yang diadakan oleh PBNU belum tersebar secara merata sehingga jumlah tersebut baru perkiraan yang didasarkan oleh beberapa survey yang dilakukan oleh lembaga survey seperti LSI dan Alvara Research Center tahun 2016. Wawancara dengan Malik Madani selaku katib tahun 2004-2010, melalui telepon pada 9 Agustus 2018. 5Andree Feillard, NU Vis-à-vis Negara (Yogyakarta: L’Harmattan Archipel, 1999), hlm. 14.

1

2

Seperti organisasi lainnya, NU juga mempunyai struktur organisasi yang tersusun rapi mulai dari pengurus tingkat daerah hingga pengurus pusat (pengurus besar).6 Jabatan dalam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dibagi menjadi dua yaitu: Rais Am Syuriah (Dewan Penasehat) dan Ketua Umum Tanfidziyah

(Dewan Pelaksana). Salah satu tokoh NU yang pernah menjadi Ketua Umum

PBNU adalah K. H. Hasyim Muzadi yang menjabat selama dua periode yaitu

1999-2004 dan 2004-2009.7

Hasyim Muzadi lahir di Bangilan, , Jawa Timur, pada 8 Agustus

1944 dari pasangan H. Muzadi dan Hj. Rumyati yang merupakan pedagang tembakau kecil-kecilan.8 Berbeda dengan kebanyakan tokoh NU lainnya, ia terlahir bukan dari keturunan ulama maupun pimpinan pesantren. Ia memiliki delapan saudara kandung, yaitu Istiqomah, Salim, Maftukhah, Siti Muzayanah,

Ahmad Muchith Muzadi, Mahmudah, Muyassaroh, dan Hanifah Muzadi. Selama masa hidupnya ia telah banyak menduduki berbagai jabatan baik di pemerintahan maupun di dalam organisasi sosial keagamaan.9

Kebesaran nama yang dimiliki Hasyim Muzadi tentunya tidak muncul begitu saja, melainkan buah dari gagasan dan kontribusinya untuk ummat. Ia memperoleh pendidikan pertamanya dari orang tuanya sendiri dan kemudian menempuh pendidikan SD dan SMP di Tuban-Jawa Timur. Setelah lulus SMP, ia

6Hasil Muktamar NU ke-30 tahun 2000, bab 6 pasal 9 tentang organisasi Nahdlatul Ulama 7Aulia Ashri Mustar dan Tiara Novita Sari, “Infografis: Kiprah Ulama Besar KH. Hasyim Muzadi di Indonesia”. https://m.merdeka.com/peristiwa/infografis-kiprah-ulama-besar-kh-hasyim- muzadi-di-indonesia.html diakses pada Kamis, 19 Oktober 2017 pukul 22.19. 8http://www.nu.or.id/post/read/7458/kh-hasyim-muzadi-ampquotnawaitu-saya- memimpin-umatampquot diakses pada Senin, 19 Februari 2018 pukul 13.45. 9Nafisyul Qodar,”Kisah KH. Hasyim Muzadi, Anak Tukang Roti yang Go International”. http://m.liputan6.com/news/read/2929927/kisah-kh-hasyim-muzadi-anak-tukang-roti-yang-go- internasional diakses pada 14 Januari 2018 Pukul 06.45. 3

kemudian melanjutkan pendidikannya di Kulliyatul Mu’allimin Al-Islamiyah

(KMI) Gontor Ponorogo-Jawa Timur yang dikenal dengan pesantren modern selama enam tahun.10

Setelah nyantri di Gontor, ia melanjutkan nyantrinya di Pesantren Al-

Fadholi, Senori, Tuban dan Pesantren Al-Anwar di Lasem, Rembang selama satu tahun.11 di waktu mudanya berkelana ke Malang, Jawa Timur. Di situ ia menjalani babak barunya sebagai aktivis. Ia memiliki talenta berorganisasi dan kecintaan yang begitu besar terhadap Nahdlatul Ulama (NU). Di Kota Apel itu, kemampuan berorganisasinya ditempa dan diasah dengan baik. Ia memulai karirnya di NU dari Ranting bawah, karirnya terus meroket hingga terpilih menjadi ketua umum Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Keberhasilannya dalam menjabat ketua umum Tanfidziyah PBNU pun merupakan buah dari usahanya. Tidak memungkinkan tanpa usaha, mengingat basiknya dari pesantren modern Gontor yang berbeda dengan kebanyakan tokoh NU yang basiknya adalah pesantren tradisional.12

Pada periode kepemimpinan Hasyim Muzadi, NU berhasil mengikuti perkembangan teknologi masa sekarang yakni dengan membuat media Online bernama NU Online. Berbeda dengan pemimpin NU sebelumnya yang masih berorientasi pada penguatan Jam’iyah dan persoalan nasional. NU zaman Hasyim

Muzadi membuka diri untuk berkontribusi pada persoalan dunia internasional. Ia

10Tim Penyusun, Ensiklopedia Nahdlatul Ulama: Sejarah, Tokoh, dan Khazanah Pesantren (Jakarta: Mata Bangsa dan PBNU, 2014), hlm. 84. 11Helmy M Noor, Setelah Gus Dur Lengser: Ceramah KH A Hasyim Muzadi dalam Acara RAKERNAS dan MUNAS ALIM ULAMA Partai Kebangkitan Bangsa (Surabaya: Pusat Data & Analisa Media (PaDAM), 2001), hlm. 27. 12Abd Rohim Ghazali, Takziah Untuk KH. Hasyim Muzadi (Jakarta: PT. Media Baca Mandiri, 2017), hlm. 69. 4

memperluas jaringan NU hingga tingkat internasional dengan membuka Pengurus

Cabang Istimewa (PCI) di beberapa bagian negara. Bahkan setelah PCI berdiri pun ia juga mengadakan organisasi tingkat internasional yakni International

Conference of Islamic Scholars (ICIS). Keberadaannya di NU memberikan catatan sejarah yang cukup kompleks.13

Usaha mengenalkan NU ke dunia luar sudah pernah dilakukan oleh ketua

PBNU sebelum Hasyim Muzadi yakni (Gus Dur). Ketika

Hasyim Muzadi menjabat ketua umum PBNU, ia gencar mengkampanyekan visi dan misi NU Melalui gagasannya yang terkenal yaitu Islam Raḥ mah Li al’ālamīn, ke dunia luar sehingga organisasi ini semakin diakui dan semakin luas jaringannya. Adapun hubungan NU dengan Muhammadiyah dapat dikatakan mencapai puncak harmonis yakni pada masa kepemimpinannya.14 Hal ini bukan berarti NU pada masa periode yang lain tidak harmonis. Perannya dalam mendekatkan NU dengan Muhammadiyah adalah agar persoalan keummatan semakin ringan untuk diselesaikan bersama.

Berdasarkan uraian di atas, pembahasan mengenai Hasyim Muzadi menurut peneliti menarik untuk dibahas karena prestasinya di NU cukup menonjol. Namun kajian mengenai Hasyim Muzadi belum banyak diteliti dan ditulis, khususnya terkait kontribusinya di NU. Selain itu, ia merupakan salah satu tokoh yang bisa dikatakan nyempal dalam tradisi estafet kepemimpinan organisasi

NU. Pasalnya, kaderisasi kepemimpinan di tubuh organisasi NU tidak lepas dari dominasi pesantren tradisional, sementara ia justru berasal (alumni) pesantren

13Tim Penyusun, Ensiklopedia Nahdlatul Ulama, hlm. 85. 14Rohim Ghazali, Takziah Muhammadiyah untuk KH. A. Hasyim Muzadi, hlm. 125. 5

yang menyandang nama dan sistem modern yakni pesantren Modern Darussalam

Gontor yang dipandang kurang berbau NU. Meskipun ia juga pernah nyantri di pesantren tradisional seperti Pondok Pesantren di Lasem dan di Senori, namun durasi nyantrinya hanya satu tahun, tidak seperti ketika nyantri di pesantren

Gontor yang durasinya enam tahun.15 Hal menarik lainnya adalah, ia dapat dikatakan satu-satunya tokoh yang karirnya di NU cukup komplit karena berangkat dari jabatan paling bawah yakni ranting sampai tingkat pusat.16 Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kontribusi Hasyim Muzadi terhadap NU dalam kurun waktu 1964-2010 M.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini berkaitan dengan kontribusi

Hasyim Muzadi terhadap Nahdlatul Ulama (NU). Penelitian ini mengkaji secara khusus tentang peran-peran dan kontribusi yang dilakukan Hasyim Muzadi bagi ummat dalam organisasi NU. Untuk itu peneliti memberi batasan penelitian tahun

1964-2010 M. Tahun 1964 menjadi batasan awal penelitian dikarenakan pada tahun ini Hasyim Muzadi pertama kali terjun di organisasi NU dan menjabat sebagai ketua ranting NU Bululawang-Malang. Adapun tahun 2010 menjadi batas akhir dalam penelitian ini, sebab pada tahun tersebut Hasyim Muzadi terakhir memangku jabatan penting di NU yakni sebagai Ketua Umum PBNU.

Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana latar belakang kehidupan Hasyim Muzadi?

15Rohim Ghazali, Takziah Muhammadiyah, hlm. 69. 16Wawancara dengan Ghozi Alfatih, selaku sekretaris pribadi Hasyim Muzadi di Gedung PBNU pada 20 Maret 2018. 6

2. Bagaimana perjalanan Hasyim Muzadi selama di NU?

3. Apa saja kontribusi Hasyim Muzadi terhadap NU?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Sejarah dan perjuangan Hasyim Muzadi di bidang sosial keagamaan menarik untuk dikaji, mengingat bahwa ia merupakan tokoh Islam yang mempunyai kontribusi besar terhadap masyarakat terutama di organisasi NU, serta berjasa dalam mewarnai sejarah intelektual Indonesia.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan sosok Hasyim Muzadi secara mendalam.

2. Untuk mengetahui perjalanan dan perjuangan Hasyim Muzadi

selama aktif di NU.

3. Untuk mengetahui kontribusi yang diberikan Hasyim Muzadi

terhadap NU.

Adapun kegunaan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Menjadi bahan evaluasi bagi kepemimpinan organisasi NU pada

khusunya.

2. Menambah literatur sejarah dalam kaitan dengan kajian tokoh.

3. Menambah penelitian yang sudah ada tentang Hasyim Muzadi.

D. Tinjauan Pustaka

Ada beberapa karya tulis yang berkaitan dengan penelitian ini, sehingga dapat dimasukkan ke dalam tinjauan pustaka guna memberi referensi dan 7

mempermudah peneliti untuk mengetahui hal-hal yang belum dibahas oleh peneliti sebelumnya, karya-karya itu sebagai berikut:

Buku yang berjudul Biografi A. Hasyim Muzadi: Cakrawala Kehidupan yang diterbitkan oleh PT. Keira Publishing tahun 2018. Buku ini merangkum seluruh perjalanan hidupnya dari sejak lahir hingga akhir hayat. Melalui buku ini, peneliti memperoleh gambaran tentang sisi pribadi, keromantisan, humor, persahabatan, karir organisasi, pengabdian di NU, hingga berbagai pemikiran moderatnya. Kesamaan buku ini dengan kajian peneliti terletak pada pembahasan biografi tokoh Hasyim Muzadi dengan berbagai pengabdiannya di NU.

Perbedaanya terletak pada pembahasan, di buku tersebut lebih fokus membahas perjalanan Hasyim Muzadi ketika aktif di forum internasional seperti ICIS, sedangkan fokus kajian peneliti adalah bentuk-bentuk kontribusinya baik ICIS maupun kontribusi dalam bentuk lainnya.

Buku dengan judul Takziah Muhammadiyah untuk KH. A. Hasyim Muzadi yang diterbitkan oleh PT. Media Baca Mandiri tahun 2017. Buku ini berisi pandangan-pandangan tokoh Muhammadiyah tentang Hasyim Muzadi. Melalui buku ini, peneliti memperoleh gambaran tentang kepribadian tokoh yang peneliti kaji. Kesamaan buku ini dengan kajian peneliti terletak pada pembahasan tokoh

Hasyim Muzadi. Perbedaannya terletak pada fokus kajian, yakni peneliti lebih fokus ke peran Hasyim Muzadi terhadap NU.

Buku dengan judul Jembatan Islam-Barat dari ke Paman

Sam yang diterbitkan oleh PS tahun 2015. Buku ini membahas tentang peran K. 8

H. Hasyim Muzadi dalam meredam ketegangan Islam dan Barat melalui wadah organisasinya yang bernama ICIS. Melalui buku ini, peneliti dapat memperoleh gambaran tentang perjuangan tokoh yang peneliti kaji di bidang sosial keagamaan. Persamaan buku ini dengan kajian peneliti terdapat pada pembahasan mengenai organisasi ICIS, karena organisasi tersebut merupakan bentukan dari Hasyim Muzadi ketika aktif sebagai ketua PBNU. Perbedaannya terletak pada fokus kajian, di buku ini fokus pada perjuangan Hasyim Muzadi melalui ICIS saja, sedangkan fokus kajian peneliti adalah beberapa bentuk kontribusi Hasyim Muzadi selama aktif di NU.

Skripsi dengan judul “Pluralisme Keagamaan (Tinjauan Atas Pemikiran

Hasyim Muzadi)” yang ditulis oleh Moh. Zamzami Mubarok, Mahasiswa Jurusan

Perbandingan Agama, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga pada tahun 2008 ini dalam karyanya membahas tentang biografi singkat, pemikiran pluralisme

Hasyim Muzadi yang mengusung 3 konsep yaitu: Islam Raḥ mah Li al’ālamīn, pendekatan dialog peradaban, dan pluralisme sebagai bagian dari humanisme, serta membahas pandangan dia terhadap fatwa MUI. Keterkaitan dengan pembahasan yang akan peneliti kaji yaitu kesamaan tokoh. Hanya saja skripsi ini lebih menekankan pada pembahasan tentang tinjauan atas pemikiran Hasyim

Muzadi sedangkan kajian peneliti fokus mengkaji perannya di NU.

Skripsi “Ijtihad Politik Hasyim Muzadi: Studi Pemikiran Politik” yang ditulis oleh Misbahol Munir, Mahasiswa Jurusan dan Filsafat, Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga pada tahun 2009. Di dalam karyanya membahas tentang biografi intelektual Hasyim Muzadi, dan pemikiran Hasyim Muzadi yang 9

dikaitkan dengan akar pemikiran politik Indonesia. Pembahasan pada skripsi ini terdapat kesamaan tokoh yang diangkat. Perbedaannya dengan kajian peneliti yang sekarang adalah terletak dalam fokus kajian yakni lebih ke kontribusinya di bidang sosial keagamaan terutama di NU.

Skripsi “Pemikiran Hasyim Muzadi dalam ICIS (International Conference of Islamic Scholars)” yang ditulis oleh Hafid Fuad, Mahasiswa Program Studi

Sastra Arab Universitas Indonesia pada tahun 2010. Di dalam skripsi tersebut dibahas tentang sejarah ICIS dan beberapa tokoh yang berpengaruh dalam ICIS.

Keterkaitan karya ini dengan kajian penulis adalah mengenai tokoh yang sama dan dengan salah satu kiprah nya di organisasi ICIS. Hanya saja, dalam karya ini lebih menekankan pada pemikiran Hasyim Muzadi di ICIS saja, disertai dengan gambaran latar belakang kehidupan yang cukup singkat dan tidak membahas kiprah Hasyim Muzadi di bidang atau organisasi yang lain. Dilihat dari tinjauan atas karya-karya sebelumnya dari penelitian ini, maka kajian peneliti merupakan penambah dari karya-karya terdahulu.

E. Landasan Teori

Penelitian ini merupakan penelitian sejarah, yaitu mendeskripsikan peristiwa-peristiwa masa lalu seorang tokoh sebagai individu. Penelitian ini diharapkan dapat menyajikan sebuah penjelasan tentang biografi Hasyim Muzadi beserta dengan peranannya terhadap NU. Perjalan hidup seorang tokoh meskipun sangat kecil tetapi dapat menjadi bagian dari kepingan sejarah yang sangat 10

besar.17 Pendekatan yang peneliti gunakan adalah pendekatan biografi, sebuah pendekatan dalam penelitian yang memahami dan mendalami kepribadian tokoh berdasarkan latar belakang lingkungan sosial kultural tempat tokoh itu dibesarkan, proses pendidikan yang dilaluinya, dan watak-watak yang ada di sekitarnya.18

Merujuk pada penuturan Kuntowijoyo dalam penulisan biografi seorang tokoh paling tidak ada empat hal yang perlu diperhatikan, yaitu: 1). Kepribadian sang tokoh, 2). Kekuatan sosial yang mendukung, 3). Lukisan sejarah zamannya,

4). Keberuntungan dan kesempatan yang datang.19 Hasyim Muzadi merupakan tokoh yang mempunyai pengaruh luas baik di Indonesia sendiri maupun di luar

Indonesia. Ia merupakan bagian dari unsur penting sebuah masyarakat, seorang pemuka agama dan politik ulung. Melalui biografi inilah para pelaku sejarah, zaman yang menjadi latar belakang biografi, dan lingkungan sosio-politiknya dapat dipahami.20

Menurut peneliti teori yang relevan dengan kajian penelitian ini adalah teori peranan sosial yang dikemukakan oleh Erving Goffman. Teori ini menjelaskan bahwa peranan sosial adalah salah satu konsep sosiologi yang paling sentral dan didefinisikan dalam pengertian pola-pola atau norma-norma perilaku yang diharapkan dari orang yang menduduki posisi tertentu dalam struktur sosial.21 Banyak yang bisa didapat para sejarawan dengan konsep peranan secara lebih luas, tepat, dan sistematis. Hal itu didorong dengan sungguh-sungguh dalam

17Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003), hlm. 203. 18Taufiq Abdullah dkk., Manusia dalam Kemelut Sejarah (Jakarta: LP3ES, 1978), hlm. 4. 19Ibid., hlm. 206. 20Ibid., hlm. 203. 21Peter Burke, Sejarah dan Teori Sosial, terj. Mestika Zed dan Zulfami (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001), hlm. 68. 11

mengkaji bentuk-bentuk perilaku yang telah umum dibicarakan dalam arti individual atau moral ketimbang sosial.22

Peranan seseorang dapat dianggap berhasil apabila memenuhi unsur-unsur yang meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat orang tersebut dalam masyarakat. Konsep tentang sesuatu yang dapat dilakukan individu dalam masyarakat sebagai organisasi, dan dapat dikatakan sebagai individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.23

Berdasarkan teori dan pendekatan yang digunakan di atas, peneliti mengungkapkan dan menguraikan secara detail dan jelas perjalanan hidup, serta peranan Hasyim Muzadi terhadap NU di berbagai bidang pada tahun 1964-2010

M.

F. Metode Penelitian

Penelitian mengenai “Kontribusi Hasyim Muzadi terhadap Nahdlatul

Ulama (NU) Tahun 1964-2010 M” merupakan jenis penelitian pustaka. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah. Metode sejarah menurut Louis Gottschalk adalah:

proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman, dokumen- dokumen, dan peninggalan masa lampau yang otentik dan dapat dipercaya, serta membuat interpretasi dan sintesis atas fakta-fakta tersebut menjadi kisah sejarah yang dapat dipercaya.24

22Ibid., hlm. 69. 23Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 213. 24Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, terj. Nugroho Notosusanto (Jakarta: UI Press, 1986), hlm. 32. 12

Adapun tahap-tahap yang akan ditempuh yaitu:

1. Heuristik

Tahap ini merupakan teknik atau cara memperoleh, menangani, memperinci bibliografi atau mengklasifikasi dan merawat catatan-catatan.25 Pada tahap ini dilakukan penelitian kepustakaan melalui dokumen tertulis baik sumber primer maupun sekunder. Sumber primer berupa arsip-arsip tentang Hasyim

Muzadi, karya-karya, ceramah dan foto Hasyim Muzadi dalam mengikuti kegiatan di NU, dan liputan berita yang termuat di Koran digital. Di samping itu juga sangat penting adanya sumber lisan dari pelaku sejarah yang termuat dalam arsip hasil wawancara pada saat Hasyim Muzadi masih hidup. Sumber sekunder berupa buku-buku pendukung dalam kajian sejarah tokoh ulama dan yang menggambarkan sosok Hasyim Muzadi beserta pemikirannya. Buku-buku yang digunakan seperti: Dinamika Kepemimpinan NU: Refleksi Perjalanan K. H.

Hasyim Muzadi, dan ensikopedia Nahdlatul Ulama: Sejarah, Tokoh, dan

Khazanah Pesantren. Pada penelitian ini peneliti mengumpulkan data yang diperoleh dari perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, perpustakaan PBNU, situs resmi

NU, dan situs resmi Pondok Pesantren Al-Hikam.

2. Verifikasi

Setelah sumber sejarah terkumpul, dilakukan klasifikasi dan dicari bagian- bagian yang berkaitan dengan permasalahan. Langkah berikutnya adalah melakukan kritik sumber (verifikasi). Verifikasi adalah kegiatan menguji dan

25Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah (Jakarta: Logos, 1999), hlm. 55. 13

menganalisis data secara kritis baik esktern maupun intern. Kritik esktern dilihat dari segi luar sumber, seperti kalimat, kata-kata, huruf, dan segi penampilan lainnya.26 Untuk mengetahui kesahihan sumber dilakukan kritik intern dengan cara menelaah isi tulisan dan membandingkannya dengan tulisan lain agar mendapatkan data yang kredibel dan akurat. Peneliti akan membandingkan sumber yang didapat melalui sumber tertulis. Misalnya, peneliti mendapatkan data mengenai tahun kelulusan Hasyim Muzadi dari Pesantren Modern Gontor yang berbeda, yaitu 1962 dan 1963. Berdasarkan dari sumber beberapa buku seperti yang ditulis Rosidin dengan judul Tawa Berbalut Hikmah: Gaya Dakwah Abah

Hasyim Muzadi, buku yang ditulis Ahmad Hasyim Muzadi dengan judul Islam

Rahmatan Lil’alamin: Menuju Keadilan dan Perdamaian Dunia (Perspektif

Nahdlatul Ulama), buku yang ditulis Ahmad Millah Hasan dengan judul Biografi

A. Hasyim Muzadi: Cakrawala Kehidupan, buku yang ditulis H. A. Muhaimin

Zen dengan judul Mengenang Gagasan DR. K. H. Achmad Hasyim Muzadi

Tentang “Sejarah Berdirinya Sekolah Tinggi Kulliyatul (STKQ)” Al-

Hikam II Depok Jawa Barat menyatakan bahwa kelulusan Hasyim Muzadi dari

Gontor ialah tahun 1962. Yang menyatakan bahwa Hasyim Muzadi lulus dari

Gontor tahun 1963 adalah buku yang berjudul Nahkoda Nahdliyyin: Biografi Rais

Aam Syuriah & Ketua Umum Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama

(PBNU) sejak 1926 hingga sekarang, kemudian buku yang berjudul Setelah Gus

Dur Lengser serta buku yang berjudul Dinamika Kepemimpinan NU: Refleksi

Perjalanan KH. Hasyim Muzadi. Pada penelitian ini, peneliti memilih tahun 1962

26Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian, hlm. 103. 14

sebagai tahun kelulusan Hasyim Muzadi dari Pesantren Modern Gontor karena dianggap lebih dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan.

3. Interpretasi

Tahapan yang dilakukan setelah sumber-sumber terkumpul dan sudah dilakukan kritik sumber untuk kemudian dianalisis.27 Interpretasi dilakukan setelah menguji data dari berbagai sumber yang dikumpulkan dan dilakukan berdasarkan konsep dan teori dengan menghubungkan berbagai data yang ada.

Kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan pendekatan biografis dan teori peranan sosial dalam penelitian ini, agar dapat membantu peneliti dalam menelusuri perjalanan hidup Hasyim Muzadi beserta kontribusinya terhadap NU.

4. Historiografi

Historiografi merupakan cara penulisan, pemaparan hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan.28 Pada tahap terakhir ini fakta-fakta yang telah diperoleh dari tahapan interpretasi kemudian dipaparkan secara kronologis dan sistematis dalam sebuah karya ilmiah. Penulisan sejarah harus menggunakan bahasa yang baik, bahasa yang mudah dan dapat dipahami maksud tulisannya.

Selain itu, penulisan hasil penelitian sejarah ini harus memberikan gambaran yang jelas mengenai proses penelitian sejak awal sampai proses akhir atau penarikan kesimpulan. Peneliti berusaha menyajikan secara sistematis dan kronologis yang tertuang dalam beberapa bab yang saling berkaitan dan saling melengkapi dari awal hingga akhir sehingga penjelasan dalam penelitian ini dapat dipahami.

27Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah, hlm. 114. 28Ibid., hlm. 117. 15

G. Sistematika Pembahasan

Supaya pembahasan ini dapat dipahami oleh para pembaca, maka penulisan ini dibagi menjadi lima bab.

Bab pertama merupakan pendahuluan, yang menguraikan hal-hal pokok yaitu latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum mengenai keseluruhan rangkaian penulisan penelitian, sebagai dasar pembahasan selanjutnya.

Bab kedua, membahas tentang riwayat hidup K.H. Hasyim Muzadi. Pada bab ini dibahas tentang latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan, dan kepribadian K.H. Hasyim Muzadi. Perjalanan hidup K.H. Hasyim Muzadi yang begitu kompleks meliputi kehidupan masa kecil, remaja di pesantren hingga ia aktif dalam berbagai organisasi. Pembahasan ini sebagai penjelasan awal proses perjalanan hidup K.H. Hasyim Muzadi dengan berbagai aktifitas dan kiprah yang akan dibahas dalam bab selanjutnya.

Bab ketiga, membahas tentang perjalanan Hasyim Muzadi. Pada bab ini akan membahas perjalanan dan perjuangan Hasyim Muzadi selama di NU. Mulai dari karirnya yang cukup komplit di NU, kemudian perannya dalam memanejemen organisasi NU agar tertata rapi, serta perannya dalam mendekatkan

NU dengan organisasi masyarakat diluar NU maupun berbagai kalangan. Secara khusus bab ini sebagai pengantar bab selanjutnya yang akan menjelaskan 16

kontribusi yang dilakukan Hasyim Muzadi terhadap NU khususnya ketika menjabat sebagai Ketua Umum PBNU.

Bab keempat, fokus membahas tentang btukentuk-be kontribusi Hasyim

Muzadi terhadap NU meliputi; semangat mengkampanyekan visi NU melalui gagasan terkenalnya “Islam Raḥ mah Li al’ālamīn” baik di kancah nasional maupun Internasional, pelebaran sayap NU di kancah Internasional dengan mendirikan cabang NU istimewa (PCINU), memberikan wadah diskusi ulama dunia (ICIS), dan memanfaatkan teknologi modern dengan merintis media NU

Online agar informasi apapun yang berkaitan dengan NU mudah diakses oleh masyarakat global.

Bab kelima, penutup. Bab ini merupakan penutup yang didalamnya berisi kesimpulan dari analisis kasus atau kajian secara keseluruhan yang nantinya dilanjutkan dengan saran-saran bagi penelitian selanjutnya.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Hasyim Muzadi memiliki nama lengkap Ahmad Hasyim Muzadi. Ia merupakan tokoh yang lahir di Bangilan, Tuban, Jawa Timur pada 8 Agustus

1944. Ayahnya bernama Muzadi, seorang pedagang tembakau dan ibunya bernama Rumyati, adalah pedagang roti dan kue kering. Ia terlahir dari keluarga yang sederhana akan tetapi kedua orangtuanya selalu mengajarkan hidup peduli terhadap nasib orang lain. Ia pun terlatih menjadi sosok yang ulet dan pekerja keras sehingga pada akhirnya mengantarkan dia menjadi orang besar.

Ia pernah belajar di MI Salafiyah Bangilan, Tuban dan kemudian pindah ke Sekolah Rakyat. Setelah lulus, ia melanjutkan sekolah di SMP 1 Tuban, namun, setahun setengah kemudian ia dipindah ayahnya ke Pesantren Modern

Gontor sampai lulus tingkat MA. Ia pun melanjutkan belajarnya di Malang, di

Institus Agaman Islam Negeri Malang yang sekarang namanya berubah menjadi

Universitas Islam Negeri . Ia pun merupakan sosok yang menaruh minat besar terhadap ilmu agama, sehingga ia kerap menjadi kalong di beberapa pesantren seperti Pesantren Senori, dan Pesantren Al-Anwar Lasem,

Rembang, Jawa Tengah.

Semasa ia kuliah, ia mulai menjadi anggota NU di daerah Bululawang,

Malang dan berhasil meniti karir di NU mulai dari tingkat bawah. Diantara karirnya selama di NU yaitu menjadi Ketua Ranting NU Bululawang, Malang,

Ketua Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor Bululawang, Ketua cabang GP

59

60

Ansor Malang, Wakil Ketua Pengurus Cabang Malang, Ketua PCNU Malang,

Ketua PW GP Ansor Jawa Timur, Ketua PP GP Ansor, sampai akhirnya terpilih menjadi Ketua Umum PBNU selama dua periode. Karirnya di NU tersebut cukup komplit.

Ia terpilih menjadi Ketua Umum PBNU dikarenakan prestasi dan keberhasilannya selama memimpin NU di Jawa Timur. Ia pun tetap menorehkan prestasi dan kontribusi ketika menjadi Ketua Umum PBNU. Diantaranya adalah, ia berhasil memanajemen organisasi NU menjadi lebih rapih dan disiplin, ia mampu mendekatkan NU dengan berbagai kalangan sehingga terjalin komunikasi yang baik dan tercipta sikap toleran yang cukup kuat. Selain itu, kontribusi yang ia berikan berupa kampanye Islam Raḥ mah Li al’ālamīn untuk mengenalkan NU ke dunia luas dan menerapkan ajaran Islam sebagai mana mestinya, ia juga berhasil mendirikan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama di berbagai luar negeri dengan Surat Keputusan resmi, ia turut mewadahi ulama dan cendekiawan muslim dari berbagai negara untuk mengadakan konferensi dalam hal penyelesaian masalah keagamaan. Di samping itu, ia turut mendukung adanya media Nu berbasis online karena memanfaatkan perkembangan teknologi zaman modern. Peran dan Kontribusi Hasyim Muzadi terhadap NU ini patut diapresiasi sebagai tokoh yang berperan kreatif dalam mengembangkan organisasi dan menciptakan sikap toleran terhadap sesama.

61

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis memberikan saran untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang ingin mengkaji lebih mendalam tentang

Hasyim Muzadi. yakni penelitian tentang salah satu pemikiran Hasyim Muzadi yaitu Islam Raḥ mah Li al’ālamīn yang kerap dikampanyekan dan dikenalkan ke berbagai penjuru dunia, masih perlu dilakukan penelitian lebih mendalam, karena hal tersebut memberikan sumbangsih besar terhadap terciptanya perdamaian dunia yang dampaknya dapat dirasakan oleh kaum muslim maupun non-muslim.

62

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Abdullah, Taufik dan Aswab Mahasin. Manusia Dalam Kemelut Sejarah. Jakarta: LP3ES. 1978.

Abdurrahman, Dudung. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos. 1999.

______. Metodologi Penelitian Sejarah Islam. Yogyakarta: Ombak. 2011.

Alfatih, Muhammad Ghozi. Uang Koin: Keping Cerita Kiai Hasyim Muzadi. Jakarta: Kompas Media Nusantara. 2017.

Amin, Mansyur. NU dan Ijtihad Politik Kenegaraannya. Yogyakarta: al- Amin. 1996.

Burke, Peter. Sejarah dan Teori Sosial. Terj. Mestika Zed dan Zulfami. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 2001.

Fadeli, H. Soeleiman. Antologi NU Sejarah- Istilah- Amaliah- Uswah Jilid II. Surabaya: LTNNU Jawa Timur. 2010.

Ghazali, Abdul Rohim. Takziah Muhammadiyah untuk KH. A. Hasyim Muzadi. Jakarta: Media Baca Mandiri. 2017.

Hasan, Ahmad Millah. Biografi A. Hasyim Muzadi: Cakrawala Kehidupan. Depok: Keira Publishing. 2018.

Kuntowijoyo. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana. 2003.

Mukhlas Syarkun dan Moh. Arifin. Jembatan Islam-Barat: Dari Sunan Bonang ke Paman Sam: Peran KH. Hasyim Muzadi dalam Meredakan Ketegangan Islam-Barat. Yogyakarta: PS. 2015.

Muzadi, Hasyim. Martabat Strategis Pemulihan Bangsa. Malang: elKapim. 2003.

______. Islam Rahmatan Lil’alamin Menuju Keadilan dan Perdamaian Dunia (Perspektif Nahdlatul Ulama)dalam pidato pengukuhan Doktor Honoris Causa peradaban Islam. Surabaya: Departemen Agama Institut Agama Islam Agama Negeri . 2006.

______. Nahdlatul Ulama di Tengah Agenda Persoalan Bangsa. Jakarta: Logos. 1999.

63

______. Menyembuhkan Luka NU. Jakarta: Logos 2002.

Noor, Helmy M. Setelah Gus Dur Lengser. Surabaya: Pusat Data & Analisa Media (PaDAM). 2001.

Rosidin. Tawa Berbalut Hikmah: Gaya Dakwah Abah Hasyim Muzadi. Surabaya: Khalista Surabaya. 2017.

______. Al-Hikam: Butiran Hikmah Abah Hasyim Muzadi. Jakarta: Tira Smart. 2017.

Shodiq, Muhammad. Dinamika Kepemimpinan NU: Refleksi Perjalanan KH. Hasyim Muzadi. Jawa Timur: LTNNU Jawa Timur. 2004.

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2010.

Solahudin, M. Nahkoda Nahdliyyin: Biografi Rais Aam Syuriyah & Ketua Umum Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Sejak 1926 hingga Sekarang. Kediri: Nous Pustaka Utama. 2013.

B. JURNAL

Dahlan, Moh. “Moderasi Hukum Islam dalam Pemikiran Ahmad Hasyim Muzadi” dalam Jurnal Al-Ihkam. Volume: 11, Nomor: 2, Desember 2016.

Rasyid, Muhammad Makmun. “Islam Rahmatan Lil Alamin Perspektif KH. Hasyim Muzadi” dalam Jurnal Episteme. Volume: 11, No: 1, Juni 2016.

C. SKRIPSI Fuad, Hafid. “Pemikiran Hasyim Muzadi dalam ICIS (International Conference of Islamic Scholars)”. Skripsi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Depok. 2010. Mubarok, Mohammad Zamzami. “Pluralisme Keagamaan (Tinjauan atas Pemikiran Hasyim Muzadi)“. Skripsi Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2008.

Munir, Misbahol. “Ijtihad Politik Hasyim Muzadi: Studi Pemikiran Politik“. Skripsi Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2009.

64

D. WAWANCARA

Wawancara dengan bapak Muhammad Ghozi Alfatih, Sekretaris Pribadi Hasyim Muzadi di Gedung PBNU jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, pada tanggal 20 Maret 2018, pukul 14.00 wib.

Wawancara dengan bapak Taufik R Abdullah, Sekretaris Jenderal PBNU periode 1999-2004 dan 2004-2010, melalui telepon pada 8 Agustus 2018, pukul 06.25 wib.

Wawancara dengan bapak Malik Madani, Katib PBNU periode 2004-2010, melalui telepon pada 9 Agustus 2018, pukul 18.35 wib.

E. INTERNET

Mustar, Aulia Ashri. “Infografis: Kiprah Ulama Besar KH. Hasyim Muzadi di Indonesia”. https://m.merdeka.com/peristiwa/infografis-kiprah-ulama-besar- kh-hasyim-muzadi-di-indonesia.html diakses pada Kamis, 19 Oktober 2017 pukul 22.19.

Qodar, Nafisyul. ”Kisah KH. Hasyim Muzadi, Anak Tukang Roti yang Go International”. http://m.liputan6.com/news/read/2929927/kisah-kh-hasyim- muzadi-anak-tukang-roti-yang-go-internasional diakses pada 14 Januari 2018 Pukul 06.45.

Rochmat, Muchlison. Diaspora Warga NU di Luar Negeri dalam situs resmi NU, www.nu.or.id, diakses pada 29 April 2018.

65

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1

66

67

68

69

SUMBER: Ahmad Hasyim Muzadi, Islam Rahmatan Lil’alamin Menuju Keadilan dan Perdamaian Dunia (Perspektif Nahdlatul Ulama)dalam pidato pengukuhan Doktor Honoris Causa peradaban Islam (Surabaya: Departemen Agama Institut Agama Islam Agama Negeri Sunan Ampel, 2006)

70

Lampiran II

Foto Hasyim Muzadi bersama sang Istri1

1 Ahmad Millah Hasan, Biografi A. Hasyim Muzadi: Cakrawala Kehidupan (Depok: Keira Publishing, 2018), hlm. 83.

71

Lampiran III

Bangunan Pesantren Mahasiswa Al-Hikam yang didirikan Hasyim Muzadi di daerah Malang.2

2Hendra Syaputra, www.malangtimes.com

72

Lampiran IV

SUMBER: Syarkhun, Mukhlas dan Moh. Arifin, Jembatan Islam-Barat dari

Sunan Bonang ke Paman Sam (Yogyakarta: PS, 2015

73

Lampiran V

SUMBER: Syarkhun, Mukhlas dan Moh. Arifin, Jembatan Islam-Barat dari

Sunan Bonang ke Paman Sam (Yogyakarta: PS, 2015)

74

Lampiran VI

SUMBER: Ahmad Millah Hasan, Biografi A. Hasyim Muzadi: Cakrawala

Kehidupan (Depok: Keira Publishing, 2018)

75

Lampiran VII

INSTRUMEN WAWANCARA

Daftar Pertanyaan Wawancara:

A. M. Ghozi Alfatih

1. Pak Hasyim pernah memiliki jabatan apa saja selama di NU?

2. Mengapa beliau bisa terpilih menjadi ketua umum PBNU?

3. Perubahan apa saja yang terjadi di NU pada masa kepemimpinan

beliau?

B. Taufik R. Abdullah

1. Bagaimana kepemimpinan pak Hasyim ketika masih menjabat sebagai

ketua PWNU Jawa Timur?

2. Perubahan apa saja yang beliau lakukan dalam menata NU di Jawa

Timur?

3. Bagaimana dengan sejarah PCINU?

4. Bagaimana cara pak Hasyim menjalin komunikasi dengan anggota dan

pengurus PCINU?

C. Malik Madani

1. Bagaimana kepemimpinan pak Hasyim ketika menjabat ketua umum

PBNU?

2. Berapa jumlah warga nahdliyyin yang sekarang?

3. Bagaimana perkembangan ICIS sejak awal berdiri sampai sekarang?

76

CURRICULUM VITAE

A. Identitas Diri

Nama : Adik Muniroh

Tempat dan Tanggal Lahir : Batang, 29 Oktober 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat Asal :Jl. Yos Sudarso, Desa Katibayan, Kelurahan

Proyonanggan Utara, Kabupaten Batang

Alamat di Yogyakarta : Jl. Tri Dharma No. 879, GK.IV desa Gendeng,

Kelurahan Baciro, Yogyakarta

Nama Ayah : Suhanto

Pekerjaan : Wiraswasta

Nama Ibu : Rumdiyanah

Pekerjaan : PNS

Alamat Orang Tua : Jl. Yos Sudarso, Desa Katibayan, Kelurahan

Proyonanggan Utara, Kabupaten Batang

No. Hp : 085601842223

Email : [email protected]

B. Riwayat Pendidikan

1. Sekolah Dasar Negeri 02 Lebo (2003-2008)

2. Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama 01 Batang (2008-2011)

3. Madrasah Aliyah Negeri Batang (2011-2014)

4. Madrasah Diniyah Nahdlatul Muta’alimin Lebo (2002-2008) 77

5. Madrasah Diniyah Al-Ikhlas Batang (2008-2011)

6. Pesantren (2014-2015)

C. Pengalaman Organisasi

1. Anggota Divisi Seksi Keagamaan, Organisasi Kepramukaan di MAN

Batang, masa jabatan 2012-2013.

2. Ketua Palang Merah Remaja MAN Batang 2013-2014.

3. Organisasi Latihan Gabungan Palang Merah Remaja tingkat se-

kabupaten Batang, sebagai Bendahara 2 masa jabatan 2013-2014.

4. Anggota Forum Komunikasi Alumni MAN Batang sebagai seksi

koordinator 2016-2017.