Andri Yunas Suryana, PERAN DALAM PELAKSANAAN PEPERA 1969 PERAN AMIR MACHMUD DALAM PELAKSANAAN PEPERA 1969

Oleh: Andri Yunas Suryana, Suwirta dan Moch. Eryk kamsori1

ABSTRACT This research entitled as “Peranan Amir Machmud dalam Mempertahankan Pemerintahan Soeharto 1969-1982”. The main problem in this research is “How deep the role of Amir Machmud in maintaining Soeharto’s government 1969-1982?”. The hictorical method used in this research, that is consisting heuristic, critical sources, interpretation, and historiography. To deepen the analysis, the interdisipliner approach such as sociology and political science was used in this research, such as role, political stability, and general elections concepts also there was Patron-Client and Structuration theories. Amir Machmud was a prominent figure during Orde Baru period. Amir Machmud was born at Cibeber, city and had successful military career during era. Amir Machmud held position as minister of domestic affairs in 3 periods. As a minister, he had successfully carry on some urge problems to government, like PEPERA problem that considered as fraudulence because unappropriate based on by international affairs. Keywords: Amir Machmud, Role, West Irian, PEPERA.

PENDAHULUAN

Setelah Irian Barat kembali ke pangkuan Papua yang dipersiapkan oleh Belanda. Isi Negara Kesatuan Republik dari TRIKORA yaitu, Gagalkan Negara yaitu melalui penyerahan kedaulatan dari Papua, Kibarkan bendera Merah Putih pemerintah Negara Kerajaan Belanda dan menjalankan mobilitas umum (Pigay, kepada Republik Indonesia pada tanggal 2000: 222). 1 Mei 1963 dengan melalui suatu badan Setelah menyelesaikan masalah- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) masalah dalam negeri, militer Indonesia bernama United Nations Temporary kembali dihadapkan kepada suatu Executive Authority (UNTEA) (Djopari, permasalahan besar. Permasalahan Irian 1993: 1). Hal ini merupakan tujuan dari Barat yang tidak kunjung selesai kembali TRIKORA yang dikumandangkan oleh timbul. Kali ini Pemerintah Republik Presiden Soekarno di Alun-alun utara Indonesia secara tegas menginginkan Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1961. adanya penyerahan atas Irian Barat TRIKORA ini merupakan suatu komando dari Kerajaan Belanda. Dalam usahanya untuk menggagalkan pembentukan Negara Presiden Soekarno berulang kali membawa

1Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Sejarah FPIPS UPI, Suwirta sebagai pembimbing I dan Moch. Eryk Kamsori sebagai pembimbing II, penulis dapat dihubungi no hp 081323108885 atau email [email protected]

167 FACTUM Volume 6, N0.2, Oktober 2017 masalah Irian Barat ini ke PBB. Namun, II bertugas untuk mempersiapkan setiap Presiden Soekarno tidak mendapat penerjunan pasukan dalam setiap operasi tanggapan yang serius mengenai Irian Barat yang dilaksanakan. Para penerjun ini ini. Setelah dikumandangkannya TRIKORA mendapatkan tugas untuk menyiapkan pada 19 Desember 1961 Republik Indonesia tempat-tempat pendaratan bagi suatu membentuk suatu komando tertinggi penyerbuan dan membina masyarakat untuk mencegah terbentuknya Negara setempat (Machmud, 1987: 153). Dalam Papua. Kolonel Soeharto dipromosikan persiapan melaksanakan Operasi menjadi Jenderal dan ditunjuk sebagai Jayawijaya, Kerajaan Belanda secara panglima Mandala untuk pembebasan menyelesaikan permasalaha Irian Barat ini Irian Barat yang disebut Operasi Mandala secara diplomasi. Atas saran dari Amerika (Osborne, 2001: 56). Operasi Mandala Serikat, Akhirnya pada tanggal 15 Agustus yang dipimpin oleh Jenderal Soeharto 1962 di New York, Amerika Serikat tercapai memiliki kantor pusat komando operasi suatu kesepakatan yang disebut New York di Makasar Sulawesi. Rencana Jenderal Agreement. Perjanjian antara Republik Soeharto adalah menyusup ke wilayah Indonesia dan Kerajaan Belanda ini Papua Barat untuk menghancurkan dan berisikan tiga poin penting. Yaitu, Pertama mengusir paksa kekuatan musuh. pemerintahan atas Irian Barat harus Operasi Mandala telah siap dengan diserahkan kepada Republik Indonesia beberapa rencana tetapi, yang paling melalui badan PBB yaitu UNTEA. Kedua, mendesak adalah penyusunan gabungan terhitung 1 Mei 1963 UNTEA menyerahkan tentara baik Angkatan Darat (AD), tanggung jawab administrasi pemerintahan Angkatan Udara (AU), dan Angkatan Laut di Irian Barat kepada Republik Indonesia. (AL). Hal ini dilakukan dalam rangka Ketiga, pada akhir tahun 1969 dibawah integrasi pasukan, membangun pangkalan- pengawasan PBB dilakukan Act of Free pangkalan perang, mempelajari keadaan Choice (PEPERA) (Pigay, 2000: 243). medan perang dan mempelajari kekuatan Dalam usaha menjalankan Act of Belanda (Pigay, 2000: 225). Jenderal Free Choice atau yang lebih dikenal Soeharto selaku pimpinan Komando dengan PEPERA, Pemerintah Indonesia Mandala telah mempersiapkan beberapa mempersiapkan segalanya agar dapat Operasi untuk menggempur Belanda berjalan dengan baik. Mendagri yang di irian Barat. Operasi-operasi tersebut mendapat tugas untuk melaksanakan seperti: PEPERA ini mempersiapkan semuanya. A. Operasi Banteng Amir Machmud yang menjabat sebagai Mendagri menggantikan Basuki Rachmat B. Operasi Garuda karena meninggal dunia mendapatkan C. Operasi Srigala tugas dari Presiden Soeharto dalam D. Operasi Naga pidato pelantikannya mengenai PEPERA. E. Operasi Lumba-lumba Menurutnya PEPERA merupakan salah F. Operasi Jayawijaya satu dari kewajiban internasional Republik Amir Machmud yang menjabat Indonesia. Namun, Presiden Soeharto sebagai Kolonel Infantri staf gabungan berpesan agar PEPERA jangan sampai gagal. Artinya harus diusahakan jangan

168 Andri Yunas Suryana, PERAN AMIR MACHMUD DALAM PELAKSANAAN PEPERA 1969 sampai wilayah Irian Barat terlepas lagi dari Setelah melakukan heuristik, peneliti Kesatuan Republik Indonesia (Machmud, melakukan kritik. Kritik dilakukan dengan 1987: 334). Maka untuk mensukseskan dan tujuan untuk meminimalisir subjektivitas menjalankan perintah ini Amir Machmud dalam penulisan sejarah. Peneliti melakukan persiapan-persiapan secara melakukan kritik eksternal terhadap struktural dan juga non struktural. sumber-sumber buku yang didapatkan pada tahap heuristik. Kritik eksternal ialah METODE PENELITIAN cara melakukan verifikasi atau pengujian Metode penelitian yang digunakan terhadap aspek-aspek “luar” dari sumber dalam skripsi ini adalah metode historis. sejarah (Sjamsuddin, 2007: 132). Peneliti Metode ini digunakan oleh peneliti menemukan sumber primer yaitu Buku karena penelitian ini merupakan kajian Otobiografi Amir Machmud Prajurit sejarah yang data-datanya diperoleh Pejuang. kritik eksternal yaitu sumber dari jejak-jejak yang ditinggalkan dari yang diklasifikasikan harus otentik dalam suatu peristiwa masa lampau. Metode artian berada dalam periode yang sezaman historis menurut Gottschalk (1986: 32) dengan apa yang diteliti serta merupakan adalah proses menguji dan menganalisis perintah langsung dari Presiden Indonesia secara kritis rekaman dan peninggalan, pada saat itu yaitu Soeharto. Otentik yang kemudian menuliskannya berdasarkan dimaksud disini ialah bahwa sumber fakta yang diperoleh. Sedangkan menurut tersebut dapat melaporkan dengan benar Ismaun (2005: 34), metode historis mengenai sesuatu subjek yang tampaknya terdiri dari empat langkah yaitu heuristik benar. (pengumpulan sumber), kritik (kritik Setelah melakukan kritik eksternal, eksternal dan internal), interpretasi peneliti melakukan kritik internal. Menurut (penafsiran) dan historiografi. Sjamsuddin (2007: 143) kritik internal Pada tahap heuristik, peneliti melakukan menekankan aspek “dalam”, yaitu isi dari pencarian sumber mengenai permasalahan sumber kesaksian (testimoni). Peneliti yang dikaji di beberapa perpustakaan seperti melakukan kritik internal terhadap buku- perpustakaan Universitas Pendidikan buku yang memaparkan mengenai Peranan Indonesia, perpustakaan Jurusan Pendidikan Amir Machmud dalam Pemerintahan Orde Sejarah, perpustakaan Museum Konfrensi Baru. Semua buku tersebut memaparkan Asia-Afrika, perpustakaan Batoe Api, hal yang berbeda dan memiliki sudut Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, pandang yang berbeda, yang membedakan serta beberapa perpustakaan Universitas dari materi dan kejelasan yang dipaparkan. lainnya yaitu perpustakaan Universitas Misalnya buku Oto Biografi Amur Machmud Parahyangan dan perpustakaan Universitas prajurit Pejuang yang memaparkan Padjadjaran. Untuk pencarian sumber- mengenai jejak langkah perjalanan sumber yang relevan di internet, peneliti karir serta kehidupan Amir Machmud. mencari beberapa jurnal ataupun artikel dari Sedangkan buku Amir Machmud Menjawab beberapa website. menjelaskan mengenai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Amir Machmud yang dianggap kontroversi.

169 FACTUM Volume 6, N0.2, Oktober 2017

Selanjutnya adalah tahap interpretasi. memudahkan Amir Machmud selaku Dari semua fakta-fakta yang ada sangat Mendagri dalam pelaksanaan PEPERA. jelas bahwa peran dari Amir Machmud Dengan kembalinya Papua Barat atau dalam mempertahankan pemerintahan Irian Barat ke pangkuan bumi pertiwi, maka Soeharto sangatlah besar. Terlebih seluruh sistem politik dan perundang- lagi Amir Machmud mengeluarkan undangan Republik Indonesia berlaku di beberapa kebijakan yang dianggap sangap Irian Barat. Provinsi Irian Barat dibentuk menguntungkan Orde Baru. dengan seorang putra daerah Frans Kaiseppo sebagai Gubernur pertamanya. HASIL PENELITIAN DAN DPR-GR tingkat I dan tingkat II dibentuk PEMBAHASAN dan sistem kepartaian Indonesia meluas Berdasarkan perjanjian New Yorkpada sampai ke Irian Barat (Machmud, 1987: tanggal 15 Agustus 1962, Secara resmi 334). Namun, dalam menjalankan roda pemerintah Belanda menyerahkan pemerintahannya dikontrol sepenuhnya kekuasaannya terhadap Irian Barat kepada dari militer, dikoordinasikan oleh Wakil pemerintah Republik Indonesia melalui Perdana Menteri Pertama Koodinator Irian badan PBB yaitu UNTEA. Adapun isi Barat (WAMPA IRBAR) yang merupakan perjanjian tersebut menyebutkan bahwa salah satu unsur komando pembebasan secara resmi pada tanggal 1 Mei 1963 UNTEA Irian Barat. Gubernur diberikan kepada menyerahkan kekuasaan atas Irian Barat seorang warga sipil akan tetapi, ia tidak kepada Indonesia. Pemerintah Indonesia berdaya melakukan kebijakannya. Hal ini diwajibkan untuk menyelenggarakan Act karena menurut Inpres No. 2/1963-Rahasta of Free Choice atau PEPERA bagi orang Bab III pasal 2 ayat 7, yang menyebutkan untuk dapat bergabung dengan Indonesia bahwa Gubernur dibantu oleh dewan atau menentukan nasibnya sendiri (Pigay, pembantu dan penasehat yang terdiri dari 2000: 244). Namun, pelaksanaan PEPERA Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan harus berada dalam pengawasan PBB. Udara dan dinas lainnya (Pigay, 2000: Dengan beralihnya kekuasaan atas Irian 259). Maka peranan dari Gubernur di Barat dari UNTEA kepada Indonesia maka Irian Barat dapat dikatakan tidak memiliki pemerintah mengambil berbagai kebijakan fungsi sebagai mana mestinya. Karena yang bersifat politis. Tindakan ini dilakukan Gubernur tidak dapat mengeluarkan untuk memudahkan sensus secara kebijakan tersendiri, tetapi harus setujui administratif di Irian Barat. Pemerintah oleh dewan pembantu dan penasehatnya. Indonesia dapat menjalankan kebijakan Dapat dikatakan pula bahwa Gubernur Presiden Soekarno yang keluarkan pada di Irian Barat ini hanya dijadikan sebagai tahun 1962 mengenai pembentukan “boneka politik” untuk menarik simpati Provinsi Irian Barat gaya baru. Hal ini dari rakyat Irian Barat. dirumuskan dalam Penetapan Presiden Sejak menerima tugas melaksanakan No. 1/1962 mengenai pembentukan PEPERA, Amir Machmud tidak pernah Provinsi Irian Barat dengan ibukota mempertanyakan status Irian Barat. Jayapura (Poesponegoro & Notosusanto, Menurutnya masalahnya jelas, wilayah 1993: 336). Dengan terbentuknya itu telah menjadi bagian dari Republik struktur administratif di Irian Barat akan Indonesia dan akan tetap demikian. Hal

170 Andri Yunas Suryana, PERAN AMIR MACHMUD DALAM PELAKSANAAN PEPERA 1969 ini dikarenakan Amir machmud dalam Pelaksanaannya Presiden Soeharto menyusun program-programnya PEPERA serahkan kepada Menteri Dalam Negeri. yang senantiasa memikirkan kemungkinan Irian Barat mesti bisa menikmati terburuk. Yaitu bagaimana dan tindakan apa kemerdekaannya (Dwipayana & Ramadhan yang akan dilakukan kalau mayoritas rakyat K.H, 1989: 110). Hal ini merupakan sebuah Irian Barat memilih untuk melepaskan diri tugas yang secara langsung diberikan dari Indonesia. Bagi Amir Machmud dan oleh Presiden Soeharto kepada Mendagri pemerintah Orde baru tidak ada pilihan untuk memperhatikan masalah PEPERA. lain. Maka Irian Barat harus tetap dalam Berawal dari Undang-Undang Nomor 12 pangkuan Ibu Pertiwi (Machmud, 1987: Tahun 1969 dibentuklah provinsi otonom 334). Pemerintah Orde Baru merasa Irian barat dan Kabupaten-kabupaten bahwa pelaksanaan PEPERA merupakan otonom di Irian Barat. Sebagai tindak sesuatu yang tidak perlu dilakukan karena lanjut dari Undang-Undang tersebut maka sudah pasti Irian Barat akan ikut dengan pemerintahannya diatur dalam peraturan Indonesia. Hal ini ditanggapi lebih serius Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun oleh dunia internasional. PBB menganggap 1969 tentang pelaksanaan pemerintah Indonesia tidak pernah merencanakan provinsi Irian Barat dan kabupaten- mengenai masa depan Irian Barat. Pada kabupaten di Irian Barat. Serta diatur tanggal 1 April 1968, duta besat Bolivia pula tentang Struktur Organisasi dan untuk PBB Fernando Ortiz-Sanz terkejut Tata Kerja Pemerintahan Provinsi Irian karena mendapati bahwa Indonesia tidak Barat dalam peraturan Menteri Dalam pernah berniat membicarakan masa depan Negeri Nomor 10 Tahun 1969 (Djopari, dari Papua Barat atau Irian Jaya. Ortiz- 1993: 62-63). Peratuan menteri ini Sanz merupakan orang yang bertugas memberikan kesempatan kepada rakyat untuk mengawasi tahap akhir pemungutan Irian Barat untuk mengembangkan diri suara PEPERA (Osborne, 2001: 87). Duta sebagai daerah otonom yang memisahkan besar Republik Indonesia di PBB Sudjarwo kepentingan pusat pemerintahan dan tidak menyukai langkah yang diambil kepentingan daerah otonom. Dengan oleh Amir Machmud. Menurut Sudjarwo berubahnya Provinsi Irian Barat menjadi pelaksanaan PEPERA perlu dilakukan daerah otonom, maka mulai sedikit demi dan diikut sertakannya PBB sebagai badan sedikit terlepas dari cengkraman militer. pengawas jalannya PEPERA dengan Ortiz- Namun pemahaman mengenai Sanz sebagai utusan PBB. telah diterapkan dengan baik oleh pihak Dengan berbagai kritik yang terus militer di Irian Barat. Penempatan DPR- berdatangan kepada Amir Machmud, GR tingkat I dan tingkat II juga merupakan maka sejak tahun 1969 Amir Machmud orang-orang yang dipilih oleh pemerintah menjadikan PEPERA ini sebagai agenda dan dianggap pro terhadap pemerintah utama. Presiden Soeharto menekankan Republik Indonesia. Hal ini dilakukan bahwa memang ada kelainan dan sebagai usaha mensukseskan pelaksanaan kekhususan sampai sekarang mengenai PEPERA. Irian Jaya dalam pengertian prioritas dan Bersama dengan DPR-GR tingkat I anggarannya. Karena patut mendapat dan tingkat II di Iran Barat Amir Machmud anggaran dan kebijakan khusus. membentuk suatu Dewan Musyawarah

171 FACTUM Volume 6, N0.2, Oktober 2017

PEPERA (DMP) untuk melaksanakan dilaksanakan oleh pemerintah Republik PEPERA. Seperti yang telah diungkapkan Indonesia. oleh Presiden Soeharto bahwa perlu kiranya Dalam upaya untuk mensukseskan melibatkan kepala suku, tokoh masyarakat pelaksanaan PEPERA pemerintah serta unsur-unsur politik dan pemerintah Indonesia bersama TNI melakukan sebuah dalam pelaksanaan PEPERA. Maka pengamanan terhadap protes yang terjadi DMP ini beranggotakan berbagai unsur dimana-dimana. Hal ini dikarenakan tersebut dengan jumlah anggota sebagai menguatnya nasionalisme Papua telah berikut, Merauke 175 orang, Wamena lama ditanamkan oleh pemerintah 175 orang, Nabire/Paniai 75 orang-Fak- Belanda. Karena dirasa membahayakan Fak 75 orang, Sorong 110, Manokwari 75 jalannya pelaksanaan PEPERA, menurut orang, Biak 130 orang dan Jayapura 110 Pigay dalam bukunya Evolusi Nasionalisme orang. Pembentukan keanggotaan DMP dan Sejarah: Konflik Politik di Papua, ini ditargetkan selesai pada Juli 1969 menyatakan bahwa: (Machmud, 1987: 335). Sebelum berangkat “Dalam upaya menyukseskan Penentuan ke Irian Barat untuk memeriksa persiapan Pendapat Rakyat (PEPERA) yang akan di- pelaksanaan PEPERA dan pembentukan laksanakan tahun 1969, maka Operasi Wiba- DMP ini Amir Machmud bertemu dengan wa ini berusaha keras untuk menghabiskan Presiden Soeharto untuk melaporkan sisa-sisa OPM terutama pimpinan Ferry seluruh persiapan yang telah dilakukan. Awom yang dianggap dapat menggagalkan namun, dalam pelaksanaan persiapan keleluasaan Indonesia dalam menginte- PEPERA ini tidak berjalan dengan mulus. grasikan Irian. Operasi inilah yang menyuk- Terdapat berbagai pemberontakan untuk seskan PEPERA dengan cara menyiapkan mengagalkan pelaksanaan PEPERA. Serta dan memberikan pengarahan-pengarahan muncul dan berkembangnya keinginan kepada setiap anggota Dewan Musyawarah untuk membentuk Negara Papua merdeka PEPERA. Sampai selesai pelaksanaan PEP- oleh segelintir orang yang dinamakan ERA, Operasi dari Sarwo Edhi Wibowo be- Organisasi Papua Merdeka (OPM). Nama lum berhasil mematahkan perjuangan OPM OPM ini diberikan oleh pemerintah pimpinan Ferry Awom (2000: 266).” Indonesia kepada setiap organisasi atau Operasi Wibawa yang dilakukan faksi baik di Irian Jaya maupun diluar oleh Brigjen Edhi ini memberikan negeri yang dipimpin oleh putra-putra dampak baik bagi pelaksanaan PEPERA. Irian Jaya pro-Papua Barat dengan tujuan Meskipun Operasi ini tidak dapat memisahkan atau memerdekakan Irian menghentikan perjuangan OPM pimpinan Jaya yang pertama kali dilakukan di Ferry Awom. Tindakan Brigjen Edhi Manokwari tahun 1964 (Djopari, 1993: dengan mengerahkan pasukan KODAM 100). Kebanyakan pemimpin Organisasi Cendrawasi ini merupakan sebuah Papua Merdeka ini merupakan para antisipasi dari setiap gerakan lain yang kader-kader Belanda yang dibentuk untuk dilakukan oleh OPM pimpinan masa mendeklarasikan negara boneka Papua lainnya. Karena dalam masa persiapan barat. Para kader-kader ini dibentuk PEPERA ini terjadi berbagai demonstrasi dan dibina sebelum Operasi mandala

172 Andri Yunas Suryana, PERAN AMIR MACHMUD DALAM PELAKSANAAN PEPERA 1969 yang menentang pelaksanaan PEPERA semula menghendaki PEPERA dilakukan karena sistemnya yang tidak sesuai dengan bagi semua orang dewasa baik pria hukum internasional. maupun wanita sengan sistem “One Dalam pelaksanaan PEPERA 1969 Man, One Vote” (Satu orang, satu suara) pemerintah Indonesia dibantu atau diawasi sesuai dengan pendekatan internasional. oleh PBB sesuai dengan isi Perjanjian New Tetapi, Indonesia mengiginkan PEPERA York. Sekertaris Jenderal PBB U. Thant dilaksanakan dengan “Many Man, One mengutus wakilnya ke Irian Barat dalam Vote” banyak orang satu suara atau sesuai upayanya merealisasikan isi pasal 18 dan dengan sistem yang dianut Indonesia 20 Perjanjian New York. Dr, Ortiz-Sanz musyawarah mufakat atas dasar Pancasila. seorang Duta Besar dari Bolivia dikirim Indonesia memberikan alasan bahwa untuk mengatur jalannya PEPERA (Pigay, pendekatan internasional tidak sesuai 2001: 277). Namun, Ortiz-Sanz tidak dengan budaya Indonesia (Pigay, 2001: melakukan persiapan secara maksimal 277-278). Hal ini ditanggapi oleh berbagai untuk pelaksanaan PEPERA. Ortiz-Sanz pihak baik dari masyarakat Irian Barat dan menyerahkan kepada pemerintah Indonesia juga dari dunia internasional. Masyarakat untuk menyusun mekasnisme pelaksanaan Irian Barat melakukan demonstrasi ke PEPERA. Ortiz-Sanz sering kali dipandang kediaman Ortiz-Sanz sebgai perwakilan negative serta dianggap sebagai orang yang PBB untuk menyampaikan aspirasinya. tidak tegas. Bahkan terkadang dianggap Isi dari tuntutannya adalah menuntut berkomplot dengan cara-cara yang dipakai penyelenggaraan pemilihan PEPERA Indonesia dalam melegitimasi pengambil tahun1969 tidak dengan cara musyawarah. alihan suara Penentuan Pendapat Rakyat Tetapi harus sesuai dengan ketentuan (Osborne, 2001: 83). Sikap Ortiz-San ini Perjanjian New York yaitu dengan cara dirasa oleh pemerintah Indonesia sebagai One Man, One Votei atau setiap orang pendukung kesuksesan dari Pelaksanaan datang dan memberikan suara (Usman PEPERA. PBB yang menunjuk Ortiz- & Din, 2010: 118). Aksi dari demonstran Sanz bersama 50 anggotanya tidak dapat ini disampaikan oleh Ortiz-Sanz kepada datang seluruhnya. Hal ini dikarenakan Sekretaris Jenderal PBB U. Thant. Namun, permintaan dari pemerintah Indonesia tuntutan dari masyarakat Irian Barat ini untuk mengurangi jumlah pengawas PBB ditolak dan U. Thant lebih menghendaki guna meminimalisir dana pelaksanaan pendekatan yang diusulkan oleh Indonesia PEPERA ini. Maka PBB hanya mengutus dengan jalan musyawarah sesuai dengan Ortiz-Sanz bersama 16 anggotanya yang Pancasila. telah dipangkas sebelumnya. Pelaksanaan PEPERA pertama kali Sebelum pelaksanaan PEPERA, dilakukan di Merauke pada tanggal 14 pemerintah Indonesia mengajukan Juni 1969. Sidang Dewan Musyawarah penggantian mekanisme dari PEPERA PEPERA berlangsung tertib. Dalam kepada PBB. Persiapan pengambilan data, setiap sidang Dewan Musyawarah pendataan dan perlengkapan dan tata PEPERA yang berbicara adalah ketuan cara PEPERA mulai tahun dilaksanakan DMP, Gubernur Irian Barat, Sudjarwo tahun 1968. Pelaksanaan PEPERA yang Tjondronegoro, SH., Perwakilan PBB dan Mendagri. Setelah mendengar keputusan

173 FACTUM Volume 6, N0.2, Oktober 2017 berbagai pihak, maka keputusan diambil. singkat saya bentangkan dihadapan misi Merauke tetap dalam wilayah Republik tuan Ortiz-Sans. Irian Barat adalah hak Indonesia dan ini merupakan kemenangan mutlak Negara Republik Indonesia yang pertama. Kemudian menyusul Kabupaten berwilayah dari Sabang sampai Merauke Jayawijaya pada tanggal 16 Juli 1969 (Machmud, 1987: 337-338). Dalam setiap (Machmud, 1987: 337). Kabupaten sidang DMP yang dilakukan dinyatakan Merauke yang berpenduduk 144.171 jiwa berhasil mempertahankan Irian Barat diwakili oleh 175 anggota DMP dalam tetap kedalam bagian dari Negara Kesatuan pelaksanaan PEPERA. Sedangkan, Republik Indonesia. Namun, pelaksanaan Kabupaten Jayawijaya yang berpenduduk PEPERA ini mendapatkan kritik yang 165.000 diwakili oleh 175 anggota DMP sangat tajam dari berbagai pihak. Maneuver juga. Dalam setiap persidangan DMP dari mendagri serta peran militer dalam sepenuhnya dilaksanakan oleh pemerintah usaha mensukseskan pelaksanaan Indonesia sedangkan utusan PBB hanya PEPERA dianggap telah melanggar hukum mengawasi jalannya PEPERA. Dalam internasional dan dianggap tidak mematuhi setiap kesempatan sebelum dimulainya aturan yang tertera dalam Perjanjian New PEPERA selalu disertai dengan ajakan- York. Menurut Socrates Sofyan Yoman, ajakan dari Gubernur Frans Kaisepo yang keterlibatan langsung aparat keamanan pada saat itu ditunjuk sebagai kepala Indonesia memenangkan PEPERA 1969 pemerintahan Komando Proyek XII Irian dengan istilah Operasi Teritorial, Operasi Barat untuk PEPERA. Isi ajakan adalah Tempur, Pembinaan dan pembentukan memilih untuk tetap bersatu dengan DMP. DMP singkatan dari Dewan Negara Republik Indonesia (Pigay, 2001, Musyawarah PEPERA bentukan ABRI (kini 279-280). Tindakan yang diambil oleh TNI). Anggota DMP adalah orang-orang Gubernur ini merupakan penyelewengan yang dipilih oleh ABRI dan pemerintah terhadap hukum internasional. Serta yang diawasi ketat dibawah intimidasi, dianggap telah melanggar kebebasan terror dan ancaman pembunuhan hanya dalam menyampaikan pendapat yang untuk menggabungkan Papua Barat secara tercantum dalam Perjanjian New York. paksa ke dalam wilayah Negara Republik Pelaksanaan PEPERA berlanjut ke Indonesia dengan PEPERA 1969 yang Kabupaten Piniai pada tanggal 19 Juli cacat moral, hukum dan tidak demokratis 1969, Kabupaten Fak-Fak 23 Juli 1969, (Yoman, 2013: 67). Menurutnya Kabupaten Sorong tanggal 26 Juli, pelaksanaan PEPERA tidak sesuai dengan Kabupaten Manokwari tanggal 29 Juli hukum internasional dan terlalu banyak 1969, Kabupaten Cenderawasi 31 juli pelanggaran hukum dan HAM yang 1969 dan diakhiri pada tanggal 2 Agustus dilakukan oleh pemerintah Indonesia 1969. Dalam setiap sidang DMP, muncul terutama panitia pelaksana PEPERA. pandangan-pandangan yang dikemukakan Meskipun mendapat kritik dari oleh sejumlah anggota DMP. Salah seorang berbagai pihak, pelaksanaan PEPERA pejuang Irian Barat yang tidak asing lagi, berjalan dengan lancar dan berhasil yaitu Lukas Rumkorem menyatakan bahwa menyatukan Irian Barat tetap dalam setiap Kabupaten di Irian Barat adalah bagian Negara Kesatuan Republik daerah perjuangan. Maka dengan ini secara

174 Andri Yunas Suryana, PERAN AMIR MACHMUD DALAM PELAKSANAAN PEPERA 1969

Indonesia. Setelah pelaksanaan PEPERA (Machmud, 1987: 338-339). Pemerintah selesai, Amir Machmud menyampaikan Indonesia menyiapkan 7 proyek utama yang pidatonya didepan DPR-GR tingkat 1 dilaksanakan dalam rangka pembangunan Irian Barat di Jayapura pada 5 Agustus di Irian Barat dengan pembiayaan dari 1969. Amir Machmud menyampaikan Pelita, penanaman modal asing dan tiga permasalahan menyangkut PEPERA kontrak-kontrak pertambangan di Irian ini. Pertama, Hasil Pelaksanaan PEPERA. Barat. Kedua, Follow Up dibidang Pemerintahan. Pemerintah Indonesia melaksanakan 7 Ketiga, Follow Up dibidang pembangunan proyek pembangunan yaitu, pembangunan (Machmud, 1987: 338). Dalam proses komunikasi, industri primer, pendidikan, Follow up pada tanggal 8 Agustus 1969, listrik, kesehatan, pekerjaan umum Mendagri Amir Machmud yang bertindak dan perindustrian. Keadaan ekonomi sebagai ketua pelaksana PEPERA yang merosot pada awal integrasi di melaporkan kepada Presiden Soeharto Irian Jaya, kemudian dengan aktivitas mengenai hasil dari PEPERA. Dilanjutkan pembangunan yang dibiayai oleh dana- oleh Presiden Soeharto melaporkan hasil dana dari Pelita, FUNDWI dan Task Force dari pelaksanaan PEPERA kepada MPRS serta kemudian diintegrasikan ke dalam (Pigay, 2001: 280). Dalam proses follow APBN, INPRES dan APBD (Djopari, 1993: up ini pemerintah menetapkan Irian Barat 92). Pembangunan ini dilaksanankan sebagai daerah otonom untuk mempercepat secepatnya dengan tujuan mempercepat pembangunan di Irian Barat. Sejak Irian atau mengejar pembangunan di Irian Barat Barat berintegrasi dengan Indonesia yang dianggap tertinggal. Mendagri yang secara resmi melalui PEPERA, dimulailah mendapat wewenang dari DPR-GR untuk pembangunan yang lebih serius untuk membentuk perangkat daerah di Irian menyelesaikan masalah sosial-ekonomi di Barat mengeluarkan sebuah kebijakan yang Irian Barat. guna mengatur keuangan dan kemampuan Sesuai dengan kebijaksanaan daerah tersebut. Surat Keputusan Menteri pemerintah Indonesia, maka segera disusun Dalam Negeri No. 134 dan 135 tahun 1970 Rancangan Undang-Undang pembentukan tentang pembentukan dinas otonom untuk Provinsi Otonom Irian Barat. Pada tanggal daerah tingkat 1 Irian Barat terdiri dari 16 Agustus 1969 dengan amanat Presiden Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Soeharto, disampaikan Rancangan Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Undang-Undang tersebut kepada DPR-GR Umum, Dinas Kehutanan. Sedangkan untuk dibicarakan dan disahkan sebagai rencana dari Pelita baru terlaksana setelah Undang-Undang. Amir Machmud secara pelaksanaan PEPERA selesai (Pigay, 2001: pribadi mengirimkan surat kepada DPR- 282). GR untuk memprioritaskan pembicaraan Berintegrasinya Irian Barat kedalan mengenai Rancangan Undang-Undang Indonesia bukan berarti tidak memiliki dalam sidang DPR-GR. Maka diresmikan cacat hukum. Masih banyak suara yang Undang-Undang tersebut menjadi Undang- bersifat gugatan terhadap hasil dari Undang Nomor 12 Tahun 1969. Menurut PEPERA ini baik dari dalam negeri maupun Undang-Undang tersebut Provinsi Otonom luar negeri. Duta Besar Ghana, memprotes Irian Barat dibagi menjadi 9 Kabupaten dalam sidang umum PBB berdasarkan

175 FACTUM Volume 6, N0.2, Oktober 2017 hasil laporan dari Ortiz-Sanz tentang pelaksanaan PEPERA ini penuh dengan sikap Mendagri dan Pemerintah Indonesia kecurangan dan dianggap tidak relevan kepada peserta PEPERA. Serta Duta dengan hukum Internasional. Secara tegas Besar Gabon merasa kebingunan dengan delegasi dari Zambia di PBB menyebutkan sikap yang diambil oleh Mendagri dan bahwa sampai sejauh ini mereka tidak dapat Pemerintah Indonesia tentang metode dan mengerti mengapa perwakilan sekjen PBB prosedur yang dipakai untuk musyawarah di Irian Barat bersedia menyetujui bentuk (Yoman, 2013: 70). Dalam sidang umum pemungutan suara berdasarkan asas PBB tersebut telah mengesahkan hasil perundingan musyawarah dengan seribu dari PEPERA tersebut dengan jumlah tokoh terkemuka yang telah ditunjuk suata 84 anggota PBB setuju dan 30 oleh pemerintah Indonesia. Tindakan ini negara mengambil sikap abstain. 30 merupakan suatu tindakan yang jelas- negara yang mengambil sikap abstain itu jelas tidak dapat diterapkan menurut hampir semuanya berasal dari Afrika. kesepakatan dalam perjanjian New York. Duta Besar Zambia menyatakan bahwa Lebih tegas lagi delegasi dari Ghana di PBB delegasi kami sampai sejauh ini tidak bisa menyatakan bahwa: mengerti mengapa perwakilan Sekjen PBB “kami tidak yakin bahwa prinsip-prin- di Irian Jaya bersedia menyetujui bentuk sip musyawarah adalah satu-satunya cara pemungutan sura berdasarkan asas yang dapat dimengerti oleh penduduk perundingan musyawarah dengan seribu wilayah tersebut. menurut kami bahwa tokoh terkemukan yang telah ditunjuk dibawah pemerintahan administrasi Be- oleh pemerintah Indonesia. Sesuatu yang landa sebuah sistem demokrasi yang jelas tidak dapat diterapkan menurut dikenal sebagai Pemilihan Tertutup telah kesepakatan dalam perjanjian sebenarnya berhasil diterapkan lebih lanjut, di Nugini- (Osborne, 2000: 106). Gugatan-gugatan Australia yang mempunyai karakteristik tersebut ditujukan kepada metode yang geografis yang sama sulitnya dan dihuni digunakan dalam pelaksanaan PEPERA oleh kelompok masyarakat yang sama-sa- yang dianggap tidak sesuai dengan hukum ma disebut sebagai belum mahu, prinsip internasional. Serta perwakilan dari Afrika satu orang satu suara telah berhasil dit- menganggap jika mereka menyetujui hasil erapkan dan hal ini pulalah yang mendu- dari PEPERA yang mereka anggap sebagai kukng kebijakan yang diterapkan disana, cacat hukum dapat memperlemah posisi yang pada akhirnya membawa masyarakat PBB di Afrika dalam menghadapi masalah pada kekuasaan sendiri (Osborne, 2001: rezim minoritas kulit putih di Afrika 106).” Selatan. Delegasi dari Ghana ini menganggap Keberhasilan dari pelaksanaan bahwa pemerintah Indonesia telah PEPERA 1969 yang didapat oleh Indonesia melakukan sebuah tindakan yang ini menimbulkan berbagai dampak dari bertentangan dengan perjanjian New York. masyarakat baik dari luar negeri maupun Pemerintah Indonesia dianggap telah dalam negeri. Reaksi muncul dari dunia menghilangkan hak dasar masyarakat Irian Internasional terhadap pelaksanaan Barat. Delegasi dari Ghana juga merasa PEPERA tahun1969 di Irian Barat. Delegasi heran dengan tindakan dari perwakilan dari berbagai negara di PBB menganggap sekjen PBB untuk Irian Barat yang

176 Andri Yunas Suryana, PERAN AMIR MACHMUD DALAM PELAKSANAAN PEPERA 1969 menyetujui sistem pemilihan dengan jalan kampak, parang dan tombak dibawah musyawarah yang tidak sesuai dengan isi pimpinan Ferry Awom menyerang asrama perjanjian New York. Jonif 641 Cenderawasi I di Arfai (Djopari, Tidak hanya dari luar negeri, 1993: 110). Tindakan lainnya juga terjadi masyarakat Papua Barat juga merasa setelah pelaksanaan PEPERA yang lebih bahwa sistem pemilihan secara terorganisir. Mereka yang tidak setuju musyawarah dianggap tidak sesuai dengan dengan hasil dari PEPERA membentuk apa yang tertulis dalam perjanjian New sebuah Organisasi Papua Merdeka. York. Bahkan golongan masyarakat ini OPM berhasil membentuk sebuah telah melakukan demonstrasi didepan jaringan gerakan masa secara regional kediaman dari perwakilan sekjen PBB yang bertujuan untuk kemerdekaan untuk Irian Barat. Masyarakat Irian Papua. Sebagaimana layaknya kelompok- Barat menyampaikan resolusi kepada kelompok revolusioner di negara-negara Ortiz selaku perwakilan dari sekjen PBB lain, komando tersebut didominasi oleh agar pelaksanaan PEPERA dilaksanakan kelompok elit yang terlatih pada masa dengan jalan demokrasi, yaitu “One Man, koloniak sebelumnya. Seth Rumkorem One Vote” (Pigay, 2001: 283). Masyarakat adalah tokoh lain selain Ferry Awom Papua merasa bahwa sistem ini akan lebih yang memimpin pemberontakan di demokratis dibandingkan dengan jalan Papua. Seth Rumkorem yang pernah musyawarah. Terlebih lagi para anggota mendapat pendidikan militer Indonesia dewan permusyawaratan PEPERA ditunjuk memimpin pemberontakan di wilayah langsung oleh pemerintah Indonesia. perbatasan dan membentuk markas Namun, resolusi yang diberikan besar dengan nama Victoria (Osborne, oleh masyarakat Irian Barat ini tidak 2001: 108-112). Di markas besar ini diterima oleh Ortiz dan juga pemerintah Seth Rumkorem mengorganisir semua Indonesia. Sistem pemungutan suara pemberontakan-pemberontakan yang tetap menggunakan sistem musyawarah terjadi di Papua. Secara tegas juga yang dianggap sesuai dengan Pancasila. Seth Rumkorem memproklamasikan Hal ini menimbulkan reaksi yang sangat kemerdekaan Papua di markas besar ini. ekstrim dari masyarakat Irian Barat. Djopari menyebutkan dalam bukunya Banyak dari mereka yang melakukan yang berjudul Pemberontakan Organisasi pemberontakan secara fisik terhadap Papua Merdeka (1993: 116) bahwa: pemerintah Indonesia. Terlebih lagi hasil Pada tanggal 1 Juli 1971 dari dari PEPERA yang menyatakan bahwa Irian markas Victoria, Seth Rumkorem Barat masuk kedalam bagian dari NKRI. memproklamasikan Pemerintahan Papua Muncul berbagai aksi-aksi secara fisik Barat dengan naskah proklamasi sebagai untuk menentang PEPERA ini diberbagai berikut: daerah di Irian Barat, salah satunya terjadi di Manokwari pada tanggal 28 Juli 1965 PROKLAMASI sebelum pelaksanaan PEPERA. Pasukan “Kepada rakyat Papua sekalian, dari dengan kekuatan kurang lebih 400 orang Numbay samapai Merauke, dari Sorong dengan senjata api ringan campuran, panah, sampai Baliem (Pegunungan Bintang) dan

177 FACTUM Volume 6, N0.2, Oktober 2017 dari Biak sampai pulau Adi. Dengan Berkat Merdeka dan Santa Perawan Maria (SPM). dan pertolongan Tuhan kami mendapatkan Semua organisasi ini melakukan berbagai kesempatan hari ini, menyampaikan pada aktivitas menentang hasil dari PEPERA kamu sekalian berdasarkan keinginan dengan menumbuhkan rasa nasionalisme luhur bangsa Papua, bahwa Bangsa dan Papua (Pigay, 2001: 204-205). Tindakan- Tanah Air Papua hari ini 1 Juli 1971, tindakan pemberontakan di Irian Barat menjadi satu Bangsa dan Tanah Air yang tidak hanya sampai disini saja. Pada tahun merdeka dan berdaulat penuh. Kiranya 1977 menjelang pemilihan umum terjadi Tuhan menyertai kita dan dengan ini dunia suatu gejolak sosial atau pemberontakan menjadi maklum, bahwa keinginan luhur OPM yang dipimpin oleh Alex Degey dan Bangsa Papua untuk merdeka atas tanah Matias Tabuni di Kabupaten Jayawijaya. airnya Papua Barat telah menjadi nyata. “ Pemberontakan ini terus berlanjut sampai Victoria, 1 Juli 1971 bulan April tahun 1978 (Djopari, 1993: 121). Atas nama Rakyat dan Pemerintah Reaksi yang timbul dari hasil PEPERA Papua Barat, Presiden, ini menjadi permasalahan nasional dan juga Seth J. Rumkorem, Internasional. Hal ini dikarenakan banyak Brigadir Jenderal dari pemberontak OPM yang melarikan diri Dengan dilaksanakannya Proklamasi keluar negeri dan meminta pertolongan kemerdekaan ini, Seth Rumkorem untuk perjuangan kemerdekaan Papua membentuk sebuah kabinet untuk Barat. Seth Rumkorem salah satunya yang menjalankan pemerintahannya. Namun, melarikan diri ke PNG untuk keamanan Proklamasi yang dilakukan oleh dan juga untuk meminta bantuan dari PNG Seth Rumkorem merupakan sebuah yang dianggap memiliki kesamaan dalam pemberontakan dan tidak diakui oleh hal budaya. PNG juga mendesak kepada pemerintah Indonesia. Hal serupa pemerintah Australia agar menerima juga pernah tejadi sebelumnya pada para pejuang OPM yang melarikan diri ke tahun1964, Ferry Awom secara tegas Australia. Serta pemerintah PNG mendesak memproklamasikan kemerdekaan Papua agar Pemerintah Australia membantu di Sorong. Tindakan ini juga dianggap secara fisik terhadap perjuangan OPM. sebuah pemberontakan oleh pemerintah Indonesia. SIMPULAN Para anggota OPM melakukan Latar belakang belakang pelaksanaan pemberontakan secara fisik terhadap PEPERA 1969 merupakan hasil pemerintah Indonesia. Pada tahun 1972 perjanjian New York antara Indonesia untuk memperkuat eksistensi perjuangan dan Belanda. Dalam pelaksanaan OPM, maka di Merauke dibentuk beberapa PEPERA ini Indonesia diwajibkan untuk organisasi gerakan kemerdekaan OPM melaksanaan sebuah pemungutan untuk yang bernama Gerakan Nasional Papua memutuskan masa depan dari Irian Barat. (Genapa), Natural Papua Nasional Namun, Indonesia melakukan beberapa (Napan), Piagam Masyarakat Papua tindakan yang dianggap melanggar isi perjanjian New York. Salah satunya

178 Andri Yunas Suryana, PERAN AMIR MACHMUD DALAM PELAKSANAAN PEPERA 1969 dalam sistem pemungutan suara yang dan Tindakan Saya. : PT Citra semula menggunakan One man, One Lamtoro Gung Persada. Vote diubah menjadi sistem musyawarah. Gottschalk (1986). Mengerti Sejarah. Hal ini dilakukan karena Amir Machmud Jakarta: UI Press. menganggap sistem tersebut tidak sesuai Ismaun. (2005). Pengantar Belajar Sejarah dengan budaya Indonesia. Musyawatah Sebagai Ilmu Dan Wahana Pendidikan. yang dianggap sesuai dengan nilai-nilai : Historia Utama Press. Pancasila dan karakter budaya Indonesia. Machmud, A. (1987). Otobiografi Amir Pelaksanaan PEPERA diawasi oleh Machmud: Prajurit Pejuang. Jakarta: PBB yang menghasilkan Irian Barat tetap PT Rora Karya Offset. bergabung dalam Indonesia. Namun hal Osborne, R (2001). Kibaran Sampari: ini menimbulkan beberapa permasalahan Gerakan Pembebasan OPM dan Perang baru. Munculnya pemberontakan yang Rahasia di Papua Barat. Jakarta: dipimpin oleh Fery Awom dan Seth ELSAM. Rumkorem merupakan dampak dari Pigay, D (2001). Evolusi Nasionalisme pelaksanaan PEPERA yang dianggap tidak dan Sejarah: Konflik Politik di Papua. sesuai. Pemberontakan tersebut dikenal Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. dengan nama OPM dan mendeklarasikan Poesponegoro & Notosusanto. (1993). kemerdekaan atas Papua Barat oleh Seth Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta: Rumkorem. Tindakan pemberontakan ini Balai Pustaka terus dilakukan sampai saat ini. Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak. DAFTAR PUSTAKA Usman S. (2004). Sosiologi: Sejarah, Teori dan Metodelogi. Yogyakarta: Center for Djopari, J. (1993). Pemberontakan Indonesia Research and Development. Organisasi Papua Merdeka. Jakarta: Resindo. Dwipayana & Ramadhan. (1989). Otobiografi Soeharto: Pikiran, Ucapan

179