Biocelebes. April, 2018, Volume 12 Nomor 1

STUDI TANAMAN BERKHASIAT OBAT SUKU MORI DI KECAMATAN PETASIA, PETASIA BARAT, DAN PETASIA TIMUR KABUPATEN MOROWALI UTARA SULAWESI TENGAH

Idris1, Nurlina Ibrahim2, Arsa Wahyu Nugrahani3 1Pogram Srata 1 Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako, . 2Lab. Farmakognosi-Fitokimia, Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako, Palu. Email : [email protected]

ABSTRACT This study aims to conduct an inventory, knowing how to use and organs of plants used as medicine by Mori Tribal in Petasia, Petasia and East Petasia District, West North of . This study used qualitative methods and sampling techniques that snowball sampling, with open-ended interview techniques interview on media 9 informants obtained using a questionnaire. Based on the results of research known as 79 species of medicinal plants, 2 of which can not be identified and divided into 45 familia used as a medicine. Plants are most widely used is of familia Euphorbiaceae as many as 8 species. Organs of plants used include leaves, stems, fruits, rhizomes, seeds, bark, flowers, bulbs, herbaceous roots and sap. Organ plant is widely used is the leaves that percentage utilization is 58%. Mori Tribal communities in the District, West Petasia and East Petasia North Morowali District use medicinal herbs to treat the disease, healing and health maintenance. The cooking methods include boiling water, brewed, boxed, taped, squeezed, scrubbed/smeared, chewed and consumed directly, drops, and sprayed. How to use include drunk, eaten, chewed and consumed directly, polished/smeared, attached, dropped, and chewed and sprayed on the affected area.

Keywords : Etnopharmacy, utilization of medicinal plants, Mori’ Tribe.

PENDAHULUAN memiliki berbagai kearifan, pengetahuan Indonesia merupakan negara dan pengalaman yang bermakna bagi kepulauan yang memiliki hutan tropika manusia dan masyarakat modern. terbesar kedua di dunia dengan Kedekatan mereka dengan alam, keanekaragaman hayatinya (Ersam, 2004). pengetahuan mengenai tumbuhan yang Diperkirakan hutan Indonesia menyimpan bergizi atau mengandung berbagai zat potensi tumbuhan obat sebanyak 30.000 yang dapat mengobati berbagai penyakit jenis, diantaranya 940 jenis telah dan keberhasilan masyarakat untuk dinyatakan berkhasiat obat, 78 % masih mempertahankan eksistensinya dari diperoleh melalui pengambilan langsung generasi ke generasi merupakan sesuatu dari hutan (Nugroho, 2010). yang mengandung banyak pelajaran bagi Sebagian besar orang diberbagai manusia dan masyarakat modern (Rosita negeri di dunia sejak lama telah menyadari dkk, 2007). bahwa masyarakat adat atau etnis tertentu

ISSN-p: 1978-6417 ISSN-e : 2580 – 5991 Page 23

Idris, dkk. Biocelebes. April, 2018, Volume 12 Nomor 1

Obat tradisional ialah bahan atau melindungi data tumbuhan obat.. Ristoja ramuan bahan yang berasal dari tumbuhan, memiliki tujuan untuk menyediakan hewan, mineral, sediaan sarian (galenik) database pengetahuan etnomedisin, atau campuran dari bahan tersebut, yang ramuan Obat Tradisional (OT) dan secara turun temurun telah digunakan Tumbuhan Obat (TO) di Indonesia. untuk pengobatan berdasarkan Langkah awal yang sangat pengalaman. Obat tradisional Indonesia membantu untuk menggali pengetahuan atau obat asli Indonesia yang lebih dikenal suku lokal terhadap resep tradisional dengan nama jamu, berupa campuran berkhasiat obat yaitu dengan beberapa bahan herbal. Bagian tanaman yang pendekatan secara ilmiah (Kuntorini, 2005). digunakan dapat berupa akar, batang, Salah satu pendekatan tersebut adalah daun, umbi, bunga, biji, buah atau mungkin etnofarmasi (Pieroni dkk, 2002). juga seluruh bagian tanaman (Depkes RI, Pendekatan etnofarmasi telah dilakukan 2000). diberbagai suku di Indonesia, diantaranya Pengetahuan obat ini spesifik bagi yang telah diterapkan pada masyarakat setiap etnis, sesuai dengan kondisi lokal Suku Muna Kecamatan Wakarumba, lingkungan tempat tinggal masing-masing Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara suku atau etnis (Muktiningsih dkk, 2011). (Windadri dkk, 2006), dan disekitar Kedekatan mereka dengan alam, kawasan Gunung Gede Pangrango (Rosita pengetahuan mengenai tumbuhan yang dkk, 2007). Keduanya mendapatkan resep bergizi atau mengandung berbagai zat tradisional dari pengetahuan suku lokal yang dapat mengobati berbagai penyakit tersebut. dan keberhasilan masyarakat untuk Suku Mori adalah salah satu suku mempertahankan eksistensinya dari yang terdapat di Kabupaten Morowali generasi kegenerasi merupakan sesuatu Propinsi Sulawesi Tengah. Wilayah adat pelajaran bagi manusia dan masyarakat suku Mori adalah di Kabupaten Morowali moderen (Rosita dkk, 2007). bagian utara. Beberapa nama kota dan Dengan berkembangnya teknologi kelurahan yang termaksud dalam wilayah dan ilmu pengetahuan, penelitian suku Mori adalah Kolonodale, Beteleme, pengobatan tradisional terhadap Tiu, Lembobelala, Lembobaru, Tingkea’o, masyarakat lokal mulai bermunculan.Salah Wawopada, Tomata, Taliwan, Ensa, satunya ialah Ristoja (Riset Tumbuhan Tompira (Edward, 2008). Bagian tumbuhan Obat dan Jamu), maksud pelaksanaan yang dipakai Suku Mori adalah daun, Ristoja adalah mendokumentasikan data batang, buah, rimpang, biji, kulit batang, tumbuhan obat, pengetahuan pengobatan bunga, umbi, akar, herba, dan getah. dan ramuan tradisional secara paripurna, Tanaman obat pada umumnya berasal dari melestarikan kekayaan sumberdaya dan kebun sendiri namun sebagian diperoleh

ISSN-p: 1978-6417 ISSN-e : 2580 – 5991 Page 24

Idris, dkk. Biocelebes. April, 2018, Volume 12 Nomor 1 dari hutan sekitar desa yang dipakai untuk yang diberikan, maka peneliti mencari mengobati berbagai penyakit. orang lain yang dipandang lebih tahu Suku Mori menggunakan tanaman dan dapat melengkapi data yang sebagai obat berdasarkan pengalaman diberikan oleh sampel sebelumnnya yang dilihat dari nenek moyang mereka (Sugiyono, 2007). secara turun-temurun. Oleh karena itu, b. Wawancara informan diperlukan studi etnofarmasi dikawasan Berdasarkan Pieroni dkk., (2002) teknik suku Mori Kecamatan Petasia, Petasia wawancara dilakukan dengan Barat, dan Petasia Timur, Kabupaten menggunakan open-ended interview. Morowali Utara Sulawesi Tengah. Dari studi lapangan yang dilakukan, METODE PENELITIAN para informan ditanya tentang nama Waktu dan Tempat Penelitian lokal, organ yang dimanfaatkan dan Penelitian ini akan dilaksanakan pada cara pemanfaatan tumbuhan tersebut bulan Juni 2015 sampai bulan Maret 2016 sebagai obat dalam menyembuhkan dan berlokasi di Kecamatan Petasia, suatu penyakit. Hal ini dilakukan Petasia Barat, dan Petasia Timur dengan menggunakan media angket Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi kuisioner. Tengah. c. Pengumpulan spesimen Alat dan Bahan Sesudah pengumpulan data kemudian Alat dan bahan yang akan digunakan dilakukan pengumpulan spesimen yang dalam penelitian ini adalah alat tulis, diambil langsung dari lokasi tumbuhnya lembar kuisioner, alat pemotong dengan dibantu oleh informan. tumbuhan, karung, gardus, dan isolasi. Spesimen dikoleksi, didokumentasi dan Adapun bahan yang digunakan yaitu seluruh dokumen yang diambil, alkohol, koran,dan tumbuh-tumbuhan kemudian diidentifikasi di UPT Sumber sebagai obat yang ditemukan dilapangan Daya hayati Sulawesi Universitas saat melakukan penelitian. Tadulako. Prosedur penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Identifikasi Spesimen deskriptif yang menggunakan metode 1. Analisa nama ilmiah dan famili kualitatif. tumbuhan yang digunakan oleh suku a. Menentukan Sampel Mori di Kecamatan Petasia, Petasia Sampel dipilih berdasarkan teknik Barat, dan Petasia Timur Kabupaten pengambilan sampel yakni snowball Morowali Utara Sulawesi Tengah, sampling. Dalam penentuan sampel, sebagai tanaman yang berkhasiat obat pertama-tama dipilih satu orang diidentifikasi di UPT Sumber Daya sampel, karena belum lengkap data Hayati Sulawesi, Universitas Tadulako.

ISSN-p: 1978-6417 ISSN-e : 2580 – 5991 Page 25

Idris, dkk. Biocelebes. April, 2018, Volume 12 Nomor 1

2. Analisa kegunaan dan pemanfaatan diantaranya tidak dapat diidentifikasi yaitu tumbuhan sebagai obat menurut suku tanaman penyambung hidup dan tanaman Mori di Kecamatan Petasia, Petasia rebung bambu. Jumlah dan persentase Barat, dan Petasia Timur Kabupaten inventarisasi tumbuhan yang dimanfaatkan Morowali Utara Sulawesi Tengah, sebagai bahan obat tradisional oleh diketahui dari hasil wawancara masyarakat suku mori di Kecamatan narasumber. Petasia, Petasia Barat, dan Petasia Timur HASIL Kabupaten Morowali Utara Sulawesi Tanaman obat adalah tanaman yang Tengah. memiliki khasiat obat dan digunakan PEMBAHASAN sebagai obat dalam penyembuhan maupun Berikut beberapa contoh cara pencegahan penyakit. Pengertian pengolahan tumbuhan obat oleh suku Mori berkhasiat obat adalah mengandung zat di Kecamatan Petasia, Petasia Barat, dan aktif yang berfungsi mengobati penyakit Petasia Timur Kabupaten Morowali Utara tertentu atau jika tidak mengandung zat Sulawesi Tengah: aktif tertentu tetapi mengandung efek 1. Batuk resultan/sinergi dan berbagai zat yang Menurut Ibu Mina, Penyakit batuk- berfungsi mengobati (Flora, 2008). batuk bisa diobati dengan menggunakan Berdasarkan hasil penelitian yang air Jeruk nipis diperoleh dan hasil wawancara pada 9 (Citrus aurantiifolia (Christm.) Swingle.), informan yang dilakukan pada masyarakat sebanyak satu sendok makan dan suku Mori di Kabupaten Morowali Utara dicampur dengan kecap secukupnya yang berada di tiga Kecamatan yaitu lalu diminum. Menurut Dalimartha, Kecamatan Petasia, Petasia Barat,dan (2008), Jeruk nipis mengandung Petasia Timur,diketahui bahwa terdapat 79 senyawa minyak atsiri, flavonoid, vitamin jenis tumbuhan yang digunakan sebagai A,B, dan C. Minyak atsiri yan obat. terkandung dalam jeruk nipis Hasil identifikasi spesimen yang mempunyai fungsi sebagai antibakteri. dilakukan di UPT Sumber Daya Hayati Dan flavonoid berperan sebagai Sulawesi Universitas Tadulako diketahui penghambat pertumbuhan bakteri. bahwa dari 79 spesies tumbuhan obat tersebut diperoleh 45 jenis familia dan 2

ISSN-p: 1978-6417 ISSN-e : 2580 – 5991 Page 26

Idris, dkk. Biocelebes. April, 2018, Volume 12 Nomor 1

Tabel.1. Spesies, Famili, Khasiat, dan Bagian Tumbuhan Obat yang Digunakan Oleh Masyarakat Suku Mori di Kecamatan Petasia, Petasia Barat, Dan Petasia Timur Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah.

Nama Spesies Nama Familia Bagian yang Penyakit yang Umum digunakan diobati Jatropa curcas L. Jarak pagar Euphorbiaceae Akar Munta darah Jatropa gossypiifolia L. Jarak merah Daun Wasir Euphorbia hirta L. Patikan kebo Daun Usus Buntu dan bronkhitis Manihot esculenta Singkong Daun Anemia Crantz. Jatropa multifida L. Bunga Getah Luka ampisilin Acalypha indica L. Akar kucing Daun Usus buntu Euphorbia heterophylla Kate mas Daun Sembelit L.

Aleurites moluccanus Kemiri Buah Bisul (L.)Willd. Hyptis capitata jacq. Taulu-ulu Lamiaceae Daun Sakit kepala Orthosiphon aristatus Kumis kucing Daun Batu empedu (Blume) Miq. Plectranthus Mayana Daun Munta darah dan scutellarioides (L.) R.Br batu empedu Ocimum americanum L. Kemangi Daun Menghilangkan bau badan Plectranthus sp. Bunga bebek Daun Diabetes Curcuma aeruginosa Kunyit hitam Zingiberaceae Rimpang Maag Roxb. Curcuma Kunyit putih Rimpang Batu empedu manggaValeton &Zijp Zingiber officinale Jahe Rimpang Bisul Roscoe. Kaempferiae galanga L. Kencur Rimpang Panas dalam Abelmoscus manihot Gedi Malvaceae Daun Maag (L.) Medik Gossypium sp. Daun kapas Daun Bekasluka Hibiscus rosa-sinensis Kembang Daun Keputihan L. sepatu Ceiba pentandra (L.) Daun kapuk Buah dan Mimisan dan bisul Gaertn. Daun Senna alata (L.) Roxb. Ketepeng Fabaceae Daun Panu cina Sesbania grandiflora (L.) Turi Daun Patah tulang Pers. Mimosa pudica L. Putri malu Akar Paru-paru Tamarindus indicaL. Asam jawa Buah Obat perempuan habis melahirkan Cucurbita muscata Labu Cucurbitaceae Buah Anemia Duchesna. Momordica charantia L. Pare Daun Batuk Benincasa hispida Kunduri Buah Tifus (Thumb.) Cogn. Centella asiatica (L.) Kuku kuda Apiaceae Daun Asma Urb. Apium graveolens L. Seledri Herba Menjaga kesehatan ginjal

ISSN-p: 1978-6417 ISSN-e : 2580 – 5991 Page 27

Idris, dkk. Biocelebes. April, 2018, Volume 12 Nomor 1

Piper sp. Sirih Piperaceae Daun Leukimia Peperomia pellucid (L.) Suruhan Daun Rematik Kunth. Morinda citrifolia L. Mengkudu Rubiaceae Buah Kanker prostat Coffea sp Kopi Daun Hipertensi Ficus septica Burm.F. Awar-awar Moraceae Daun Panas dalam dan melancarkan darah Artocarpus altilis Sukun Daun Liver (parkinson ex F.A.Zorn)Fosberg. Imperata cylindrical (L.) Alang-alang Poaceae Akar Mimisan Raeusch. Cymbopogon nardus Sereh Batang Patah tulang (L.) Rendle. Combretum indicum (L.) Bunga sedap Combretaceae Bunga Katarak Defilipps. malam Terminalia catappa L. Ketapang Kulit batang Paru-paru Lantana camara L. Tembelekan Verbenaceae Daun Asma dan muntah berak Stachytarpeta Pecut kuda Daun Rematik jamaicemcis (L.) Vahl. Allium sativum L. Bawang Amaryllidaceae Umbi Hipertensi putih Allium oscalonicum L. Bawang Umbi Demam merah Strobilanthes crispus Keji beling Acanthaceae Daun Diabetes dan wasir Andrographis paniculata Sambiloto Daun Malaria (Burm.f.) Wallich. Carica papaya L. Pepaya Caricaceae Daun Malaria Blumea balsamifera (L.) Daun Asteraceae Daun Stroke DC. sembung Impatients balsamina L. Pacci Balsaminaceae Daun Luka Psidium guajava L. Jambu biji Myrtaceae Daun Diare Ipomoea batatas (L.) Ubi jalar Convolvulaceae Daun Demam berdarah Lam. Musa sp. Pisang Musaceae Batang Luka Averrhoa bilimbi L. Belimbing Oxalidaceae Daun Hipertensi wuluh Annona muricata L. Sirsak Annonaceae Daun Hipertensi Acorus calamus L. Jeringau Acoraceae Rimpang Sakit kepala Aloe vera (L.) Burm. F Lidah buaya Xanthorrhoeaceae Daun Batu ginjal Phyllanthus urinaria L. Meniran Phyllanthaceae Akar Sakit pinggang Amaranthus sp. Bayam Amaranthaceae Daun Anemia merah Drynaria sparsisora Benalu Polypodiaceae Daun dan Hipertensi dan usus (Desv.) T. Moore. batang turun Physalis angulata L. Ciplukan Solanaceae Daun Asma dan paru-paru basah Tounefortia sp. Sidantang Boraginaceae Daun Maag Passiflora foetida L. Markisa Passifloraceae Daun Hipertensi hutan Moringa oleifera Lam. Kelor Moringaceae Daun Jantung Phaleria macrocarpa Mahkota Thymelaeaceae Buah Diabetes (Scehff.) Ness. dewa Sesamum indicum L. Wijen Pedaliaceae Biji Sariawan Bryophyllum pinnatum Cocor bebek Crassulaceae Daun Luka (Lam.) Oken. Tinospora crispa (L.) Brotowali Menispermaceae Batang Malaria

ISSN-p: 1978-6417 ISSN-e : 2580 – 5991 Page 28

Idris, dkk. Biocelebes. April, 2018, Volume 12 Nomor 1

Hook.f. & Thomson Areca catechu L. Pinang Arecaceae Biji dan buah Diabetes dan bengka-bengka badan Cheilocostus speciosus Tebu hutan Costaceae batang Demam pada balita (J.Koenig) C.D.Specht. Portulaca oleraceae L. Krokot Portulacaceae Batang Jantung Sansevieria trifasciata Lidah mertua Asparagaceae Daun Wasir Prain. Catharanthus roseus Tapak darah Apocynaceae Daun Anemia (L.) G.Don Crescentia cujete L. Buah bila Bignoniaceae Buah Kolesterol Pandanus sp. Pandan Pandanaceae Daun dan Rematik dan batang keracunan Colocasia esculenta (L.) Daun talas Araceae Batang Luka Schott. Citrus aurantiifolia Jeruk nipis Rutaceae Buah Batuk Punica granatum L. Delima Lhytraceae Bunga Sakit telinga - Penyambung Daun Diabetes hidup - Rebung Poaceae Batang Kolesterol bambu

Tabel.2. Persentase Organ Tumbuhan Obat yang Digunakan Oleh Masyarakat Suku Mori di Kecamatan Petasia, Petasia Barat dan Petasia Timur Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Bagian Tumbuhan Persentase Bagian Tumbuhan Persentase Yang digunakan Yang digunakan Daun 58% Bunga 2% Batang 10% Umbi 2% Buah 11% Akar 4% Rimpang 6% Herba 1% Biji 2% Getah 1% Kulit batang 1%

kumarin, flavonoid, dan sterol yang 2. Diabetes dapat dijadikan sebagai obat Menurut Ibu Lakame, Diabetes antidiabetes. dapat diobati dengan menggunakan 15 3. Kolesterol lembar daun Kejibeling (Strobilanthes Menurut Bapak Jahaling, crispus (L.) Bremek.), direbus sampai Kolesterol dapat diobati dengan buah mendidih dengan 6 gelas air hingga Bila (Crestentia cujete L.), dengan cara menjadi 3 gelas kemudian disaring dan diambail 1 buah Bila kemudian dikupas didinginkan lalu diminum 3 kali sehari dan dipotong kecil-kecil dan dicuci masing-masing 1 gelas. Menurut bersih kemudian direbus dengan air Sudarsono, dkk., (2002), Kejibeling sebanyak 3 gelas, air hasil rebusan mempunyai kandungan polifenol, diminum 3 kali sehari. Menurut Ogbuagu saponin, alkaloid, kalium, kalsium, (2008), buah Bila memiliki beberapa

ISSN-p: 1978-6417 ISSN-e : 2580 – 5991 Page 29

Idris, dkk. Biocelebes. April, 2018, Volume 12 Nomor 1

kandungan alkaloid, flavonoid, dan Pelaksanaan Uji Klinik Obat Tradisional, 2000 tanin. Senyawa flavonoid dianggap Edward, L., Poelinggomang, 2008, mampu mengobati kolesterol. Kerajaan Mori dan Sejarah Perlawanan Rakyat Wita Mori 4. Hipertensi menentang penjajah Kolonial Menurut Bapak Marisi, Hipertensi Belanda tahun 1856-1907. Kolonodale bisa diobati dengan cara mengambil Elfita., Muharni., Munawar., Salni., dan daun Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Ade, O., 2010, Senyawa Anti malaria dari Jamur Endofitik Tumbuhan L.) sebanyak lima tangkai lalu direbus Sambiloto (Andographis paniculata pada air sebanyak tiga gelas sampai Nees. Jurnal Natur Indonesia.Vol 13 (2) : 123-129, ISSN 1410-9379 mendidih hingga airnya berkurang Ersam, T., 2004, Keunggulan Biodiversitas menjadi dua gelas kemudian diminum Hutan Tropika Indonesia dalam Merekayasa Model Molekul tiga kali sehari. Menurut Zakaria, dkk., Alami.Seminar Nasional Kimia 2007, Belimbing wuluh mengandung VI.http://www.its.ac.id/personal/files/ pub/764-beckers-chem-Kimia%20 senyawa flavonoid. Senyawa flavonoid ITS %20TE%2004.pdf. [09 Sep pada Belimbing wuluh mampu 2014]. Flora, E., 2008,Tanaman Obat Indonesia mengobati darah tinggi. Untuk Pengobatan.http://indonesia- 5. Malaria herbal.com/2008/11/tanaman-obat- indonesia-untuk-pengobatan.html Menurut Ibu Yusniar, Penyakit (21Maret 2015). malaria bisa diobati dengan Kuntorini, E.M., 2005. Botani Ekonomi Zingiberaceae Sebagai Obat menggunakan daun Sambiloto Tradisional di Kotamadya Banjarbaru. (Andrographis paniculata (Burm.f.) Biostianceae. Muktiningsih, S. R., Syahrul, M., Harsana, Wallich) sebanyak sepuluh lembar dan I. W., Budhi, M., dan Panjaitan, P., direbus dengan air sebanyak tiga gelas 2011, Review Tanaman Obat Yang Digunakan Oleh Pengobat sampai mendidih lalu disaring dan Tradisional Di Sumatra Utara, diminum pada waktu pagi dan malam. Sumatra Selatan, Bali dan Sulawesi Selatan. Media Litbang Kesehatan. Menurut Elfita, dkk., (2010), senyawa Nugroho, I.A., 2010, Lokakarya Nasional yang terkandung dalam daun sambiloto Tumbuhan Obat indonesia. Apforgen News Letter Edisi 2 Tahun yang berkhasiat sebagai Antimalaria 2010.http:///www.forplan.or.id. yaitu senyawa golongan alkaloid turunan Diakses tanggal 12 Mei 2015. Ogbuagu, M.N., 2008, The Nutritive and piridin yaitu 7-hidroksipiranopiridin-4-on. Anti Nutritive Compositions Of Calabash (Crescentia cujete) Fruit Pulp. Journal of Animal and DAFTAR PUSTAKA Veterinary Advances 7 (9), Hal. 1069- Dalimarta, S., 2008, Atlas Tumbuhan Obat 1072. Indonesia Jilid 1. Trubus Agriwidya. Pieroni, A., Ouave, C., Nebel, S., dan Jakarta. Henrich, M., 2002, Ethnopharmacy of Departemen Kesehatan RI, Direktorat the Ethnic Albanians (Arbereshe) of Jenderal Pengawasan Obat dan Northern Basilicata.Italy. Fitoterapi. Makanan, Direktorat Pengawasan 72(2002): 217-241. Obat Tradisional. Pedoman

ISSN-p: 1978-6417 ISSN-e : 2580 – 5991 Page 30

Idris, dkk. Biocelebes. April, 2018, Volume 12 Nomor 1

Rosita, S.M.D., Rostiana, O., Pribadi dan Masyarakat Lokal Suku Muna Di Hernani, 2007, Penggalian IPTEK Kecamatan Wakarumba, Kabupaten Etnomedisin di Gunung Gede Muna, Sulawesi Tenggara, Pangrango, Bul Littro, 18 (1) : 13-28. Biodiversitas 7(4); 333-339. Sudarsono, Gunawan, D., Wahyuono, S., Zakaria, Z.A., Zaiton, H., Henie, E.F.P., Mat Donatus, I,A., dan Purnomo, 2002, Jais A.M., and Engku Zainuddin. Tumbuhan Obat II, Hasil Penelitian E.N.H., 2007, In vitro antibacterial Pusat Studi Obat Tradisional, UGM, activity of Averrhoa bilimbi L., leaves Yogyakarta and fruits extracts. Int. Journal of Sugiyono, 2007, Memahami Penelitian Tropical Medicine. 2 (3) : 96-100. Kualitatif, Alfabeta, Bandung. Windadri, F., Rahayu, M., Uji, T., dan

Rustiami, H., 2006, Pemanfaatan Tumbuhan Sebagai Bahan Obat Oleh

ISSN-p: 1978-6417 ISSN-e : 2580 – 5991 Page 31