Jurnal Seuneubok Lada, Vol.4,No.1, Januari – Juni 2017

PULAU GALANG SEBAGAI PENAMPUNGAN PENGUNGSI VIETNAM

Bunari Pendidikan Sejarah FKIP - Universitas Riau [email protected]

Abstract

Galang Island known in the past Royal Malay (Kerajaan Melayu) as the hiding place of the Lanon (Pirates) also a topic of discussion of the international community when the United Nation High Commissioner For Refugees (UNHCR) placement of refugees "boat people" from Vietnam were stranded in several islands of the Indonesia. The Vietnamese refugees came the first time on May 22, 1975 in marine waters West Bunguran Northern Natuna Island, which initially only 24 people in a short time reached a peak to 250,000 people. This research was conducted using the method of history that can be interpreted as a method of research and writing of history by using the method, a systematic procedure or technique in accordance with the principles and rules of the science of history. Then, be expected with this study obtain information on Indonesian nation in the International arena of caring helping refugees who vacillate in the sea to be rescued.

Keyword: Refugee Camps

PENDAHULUAN terombang-ambing di Laut Cina Selatan diterima dan ditempatkan di Pulau Galang, Bicara soal kepedulian dan Kepulauan Riau. toleransi tentunya bangsa Indonesia sudah Berdasarkan cerita rakyat yang tidak diragukan lagi dimana kita sering berkembang di masyarakat sekitar, Galang membantu negara lain yang sedang dilanda memiliki arti yang bermakna landasan. musibah dan berbagaai konflik. Disaat Pulau tersebut dikenal sebagai sebuah banyak negara-negara laain yang kurang pulau yang memiliki potensi kayu Seraya. simpatik dan peduli, bangsa Indonesia Kayu Seraya diyakini sebagai bahan dasar justru dengan tangan terbuka menerimanya untuk membuat perahu atau kapal yang meskipun sebenarnya bangsa Indonesia itu memiliki kualitas baik. Dari pulau inilah sendiri dalam keadaan perekonomian yang kemudian terlahir sebuah “lancang” tidak terlalu baik. Hal ini dapat kita lihat (bahtera raja) yang diyakini masyarakat ketika banyaknya “manusia perahu” setempat sebagai kapal milik Sultan pengungsi Vietnam yang eksodus dari Malaka dan dari kisah terciptanya kapal negaranya akibat perang saudara tersebut lahirlah toponimi Galang.

25

Jurnal Seuneubok Lada, Vol.4,No.1, Januari – Juni 2017

Setelah penaklukan Belanda , baru pada tahun 1992 terhadap Kerajaan Melayu Riau pada dengan dikeluarkannya Kepres No. 28 tahun 1784 menimbulkan rasa tidak puas Tahun 1992 wilayah kerja Otorita dan rasa dendam yang mendalam pada diperluas meliputi wilayah Pulau Batam, beberapa pemimpin Kerajaan Melayu Rempang, Galang dan pulau-pulau Riau. Walaupun perlawanan secara terang- sekitarnya (Barelang) dengan luas wilayah terangan tidak dapat dilakukan lagi, secara seluruhnya sekitar 715 Km atau 115 % diam-diam telah diorganisir suatu gerakan dari luas Singapura (Batam Industrial yang dikenal dengan gerakan Lanun Development Authority, 2014). (gerilya di laut). Gerakan ini bertujuan merebut kembali kedaulatan Kerajaan Membicarakan Pulau Galang Melayu Riau. Gerakan-gerakan Lanun dalam wilayah administratif, secara cukup membuat resah pemerintah Belanda kronologis harus di mulai dengan dan Inggris. Gerakan Lanun melakukan membicarakan Pulau Batam terlebih aksinya dengan merampok setiap kapal dahulu. Karena secara administratif, Pulau asing yang memasuki perairan Riau. Akan Galang menjadi bagian dari Batam. Sejak tetapi, kapal-kapal anak negeri tidak dua puluh tahun silam, pulau kecil Batam diganggu sama sekali. Pusat-pusat yang terletak di sebelah utara Kepulauan kegiatan Lanun ini tersebar di seluruh Riau telah berkembang dengan sangat perairan Riau. Kapal-kapal Lanun tidak pesat di luar imajinasi orang. Sampai tahun memiliki tanda pengenal tertentu. 1970-an bahkan sangat sedikit orang yang Penyerangan Lanun selalu dilakukan mengetahui keberadaannya. Kebangkitan secara tiba-tiba di tempat-tempat yang perkembangan ekonomi pulau tersebut strategis (Ahmad Yusuf, 1993). dimulai sejak penggunaannya sebagai basis logistik dan penunjang eksplorasi Setelah Indonesia merdeka ternyata sumber daya minyak dan gas oleh Pulau Galang masuk ke wilayah geografis Pertamina, pada akhir tahun 1960-an. Peta. 1 Peta Pulau Galang

Sumber : id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Batam.png Koordinat : 0° 45′ 0″ N, 104° 14′ 0″ E

26

Jurnal Seuneubok Lada, Vol.4,No.1, Januari – Juni 2017

Pulau Galang yang terletak di For Refugees (UNHCR) datang ke Pulau daerah Otorita Batam, Kepulauan Riau ini Galang melakukan Survey untuk ternyata bukan hanya terkenal pada saat penempatan pengungsi asal Vietnam dan Kerajaan Melayu Riau-Lingga maupun Kamboja yang mulai berdatangan saat Batam mulai dikembangkan yang diperairan Indonesia, khususnya diharapkan menjadi Singapuranya Kepulauan Riau. Survey itu dilakukan Indonesia. Pada masa lalu Galang juga karena tempat pengungsi Vietnam yang menjadi perhatian dibandingkan daerah datang pertama kali datang tanggal 22 Mei lain di wilayah Indonesia, khususnya 1975 di perairan laut Bunguran Barat ketika pengungsi asal Vietnam masih bagian Utara Pulau Natuna, Kepulauan menempati area penampungan yang Riau di pandang sudah tidak memadai lagi. disediakan Pemerintah Indonesia, sekitar Waktu itu jumlah pengungsi yang semula kurun waktu 1976-1996. Di Pulau Galang hanya 24 orang dalam waktu singkat ini dibangun kamp-kamp pengungsi asal bertambah menjadi 40.000 orang dan Vietnam yang diakui Perserikatan Bangsa- mencapai puncaknya menjadi 250.000 Bangsa (PBB). Kamp tersebut dibangun orang. (Kompas, 21 Juni 2001) berdasarkan pertimbangan peri Pemilihan Pulau Galang sebagai kemanusiaan sejak tahun 1976, untuk tempat memproses para pengungsi menampung pengungsi asal Vietnam yang Vietnam tersebut karena wilayah Pulau terancam jiwanya jika mereka tetap tinggal Galang merupakan tempat yang strategis di negaranya (Ensiklopedi Nasional dan memenuhi persyaratan yang sangat Indonesia, 1989) cocok sebagai tempat pemrosesan para Pulau Galang memiliki luas pengungsi ketika akan dikirim kegara wilayahnya 80 km2 sekitar 35 km sebelah ketiga. Jika di lihat secara letak geografis, tenggara Pulau Batam. Pulau Galang Pulau Galang bertetangga dengan negara semula hanya pulau kosong yang tidak Singapura dan Malaysia sehingga dapat berpenghuni, kemudian dimanfaatkan memudahkan jalur komunikasi dan kerja sebagai perkebunan nenas dengan sama antar negara tersebut selama masa mendatangkan tenaga kerja dari daerah memproses para pengungsi Vietnam. Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Selanjutnya mudah untuk menyalurkan Masyarakat Flores tersebut kemudian pengungsi ke negara ketiga, wilayahnya menetap dan menjadi masyarakat lokal cukup luas untuk pendirian kamp hingga saat ini. Perkebunan nenas tersebut pengungsi, penduduknya sedikit serta dikelola sebuah perusahaan nasional tempat tersebut mudah dicapai demi bernama PT. Mantrust, namun pada tahun keperluan bantuan logistik baik itu dari 1972 PT. Manstrust menutup usaha pemerintah pusat maupun dari negara perkebunannya di Pulau Galang karena tetangga (Ismayawati, 2013: 16). situasi dan kondisi perekonomian saat itu yang tidak memungkinkan untuk usaha Sebelum dijadikan tempat terus dilanjutkan. pemrosesan pengungsi Vietnam, pulau Nama Pulau Galang mulai menjadi galang dikenal dengan berbagai hal, yakni pembicaraan masyarakat internasional : ketika United Nation High Commisioner

27

Jurnal Seuneubok Lada, Vol.4,No.1, Januari – Juni 2017

1. Pulau Galang dikenal sebagai 1938-1941. (Kunarto,1980:21- Pulau para Lanun, seperti 23) Peristiwa tahun 1784 dan 28 Juni 4. Pulau Galang sebagai tempat 1837. (Ahmad Yusuf, dkk, penampungan tentara Jepang 1993). Hal ini bermula dari Tahun 1945, sebelum sejarah penaklukan yang dikembalikan kenegaranya. dilakukan oleh Belanda terhadap (Kunarto, 1980:21-23) Kerajaan Melayu Riau pada 5. Pulau Galang sebagai tahun 1784 menimbulkan rasa Perkebunan nanas oleh PT. tidak puas dan rasa dendam Mansurt sekitar tahun yang mendalam pada beberapa 1971(Ismayawati, 2013: 16). pemimpin Kerajaan Melayu Riau. Akhirnya UNHCR bersama Pada tanggal 28 Juni 1837 Pemerintah Daerah Riau, khususnya terjadi pertempuran yang Pemerintah Daerah Kepulauan Riau ketika sengit di Pulau Galang. itu, menyetujui pemindahan para Pertempuran tersebut pecah pengungsi yang berada dibeberapa wilayah ketika sepasukan lanun kesatu tempat di Pulau Galang ini tahun membajak sebuah kapal 1979. Maka, segera dibangun barak-barak perang Inggris yang bernama penampungan di Pulau Galang dengan Andromache yang dipimpin oleh diberi nama tertentu untuk memudahkan Kapten H.D. Chods. Dalam dalam pendataan para pengungsi nantinya. pertempuran tersebut, pihak Hasil wawancara dengan Penjaga Inggris dengan bersusah payah Museum Pulau Galang, Hadi sedikitnya akhirnya dapat menghancurkan ada 48 situs peninggalan sejarah yang armada lanun. Setelah dilakukan menjadi saksi bisu keadaan pengungsi pemeriksaan terhadap isi seluruh Vietnam dan banyak diantaranya kapal lanun yang berhasil tersimpan dalam museum ini. Seperti ditawan, ditemukan beberapa perkakas memasak, kerajinan hasil karya dokumen berisi instruksi- tangan pengungsi, peralatan yang instruksi dengan tanda digunakan PMI/ UNHCR, kartu tanda penyerangan yang diatur dan pengenal untuk pengungsi Pulau Galang, ditandatangani oleh seorang data penghuni barak, sepeda pengungsi, pangeran bernama Haji motor patroli petugas pengamanan, kliping Abdurrachman putra almarhum koran masa lalu dan lain sebagainya. Raja Idris saudara almarhum Raja Jaafar. Akan tetapi sekarang, 2. Pulau Galang bagian dari perkampungan para pengungsi Vietnam itu Kekuasaan Kerajaan Riau Lingga telah menjadi wilayah terbuka untuk dan Belanda, sesuai perjanjian 1 dikunjungi masyarakat karena telah Desember 1857. ditinggalkan para pengungsinya. Dengan 3. Pulau Galang sebagai tempat dukungan mengesankan dari komunitas penanaman Karet, mulai tahun internasional, UNHCR yang berurusan

28

Jurnal Seuneubok Lada, Vol.4,No.1, Januari – Juni 2017 dengan masalah-masalah pengungsi dan Demikian juga terhadap rencana pemerintah Indonesia yang diwakili oleh pengembangan Pulau Galang yang Angkatan Laut (AL) pada waktu itu, para merupakan bekas penampungan pengungsi pengungsi Vietnam yang dilindungi di Vietnam. Salah satu rencana program Pulau Galang telah berhasil dipulangkan. untuk pengembangan Pulau Galang adalah UNHCR dan pemerintah Indonesia dengan mendirikan museum. Tujuan menyatakan bahwa areal permukiman pendirian museum untuk memaparkan Vietnam itu menjadi wilayah konservasi fakta sejarah serta sebagai sarana edukasi "museum terbuka" untuk umum yang dan bukan politik dengan memperhatikan dilindungi keberadaannya sebagai bukti prinsip-prinsip kenetralan, objektivitas, kepada dunia bahwa Indonesia memiliki edukatif, informatif dan inklusif. Hal ini komitmen tinggi dalam menegakkan nilai- juga didukung oleh kondisi Pulau Galang nilai kemanusiaan yang penting dalam saat ini, di mana dilokasi tersebut beserta sejarah peradaban modern di Asia benda-benda peninggalannya sangat Tenggara. potensial jika dilestarikan dan dimanfaatkan. Terkait dengan penanganan bekas kamp pengungsi Vietnam, hubungan METODE PENELITIAN bilateral antara Indonesia dan Vietnam terjalin cukup baik. Diantaranya Adapun metode yang digunakan diwujudkan dalam deklarasi antara oleh penulis adalah metode sejarah yang Indonesia dan Vietnam tentang kerangka dapat diartikan sebagai metode penelitian hubungan persahabatan dan kemitraan dan penulisan sejarah dengan komprehensif memasuki abad 21 menggunakan cara, prosedur atau teknik (Declaration on the Framework of friendly yang sistematik sesuai dengan asas-asas and comprehensive partnershi[p entering dan aturan ilmu sejarah. Sebagaimana the 21 st century). Deklarasi yang dikatakan Louis Gottschalk memaknai ditandatangani oleh kepala negara masing- metodelogi sejarah sebagai proses menguji masing negara tersebut di Hanoi 25 Juni dan menganalisis secara kritis rekaman, 2003 pada intinya mendorong peningkatan dokumen-dokumen, dan peninggalan masa berbagai dialog dalam penanganan isu lampau yang otentik dan dapat dipercaya, bilateral, regional dan isu-isu internasional serta membuat interpretasi dan sintesis atas lainnya serta peningkatan pertemuan tinggi fakta-fakta tersebut menjadi kisah sejarah antara kedua negara dan mencakup yang dapat dipercaya. berbagai bidang. Vietnam merupakan Louis Gottschalk yang dikutif oleh mitra strategis bagi Indonesia baik dalam Helius Sjamsuddin, 2007 menyimpulkan kerangka kerja sama ASEAN (dominasi bahwa prosedur penelitian dan penulisan kewibawaan Indonesia), maupun secara sejarah bertumpu pada empat kegiatan geopolitik dan militer dalam membendung pokok, yaitu: potensi ancaman dari utara. Oleh karena 1. Pengumpulan objek yang berasal dari itu, hubungan Indonesia-Vietnam yang suatu zaman dan pengumpulan bahan- sudah terjalin cukup baik tersebut harus bahan tertulis dan lisan yang relevan. dapat dipelihara dengan baik tanpa harus 2. Menyingkirkan bahan-bahan yang tidak merugikan kepentingan negara. otentik.

29

Jurnal Seuneubok Lada, Vol.4,No.1, Januari – Juni 2017

3. Menyimpulkan kesaksian yang dapat Pertanyaan muncul adalah dipercaya dari bahan-bahan yang mengapa terjadi eksodus oleh manusia otentik. perahu ke Pulau Galang? Siapa manusia 4. Penyusunan kesaksian yang dapat perahu tersebut? Apa itu Indochina? dipercaya itu menjadi suatu kisah atau Mengapa peperangan di Indochina terjadi? suatu penyajian yang berarti. Bagaimana situasi dunia saat terjadinya peperangan Vietnam? Siapa yang andil Berdasarkan pendapat di atas, dalam hal ini? Itulah beberapa pertanyaan, penulis menggunakan metode historis di antara puluhan pertanyaan lainnya. untuk mengungkapkan sebuah penulisan Namun dalam pemaparan penulisan ini Pulau Galang sebagai penampungan lebih tertumpu tentang sejarah Pulau pengungsi vietnam yang dapat Galang sebagai penempatan pengungsi mengungkapkan peran sejarah Pulau akibat konflik di Vietnam dan negara Galang itu sendiri dan peran serta sekitarnya yang melahirkan gelombang pemerintah Indonesia dikancah dunia eksodus ke diberbagai wilayah di internasional dari peristiwa yang terkait Indonesia terutama kepulauan Riau. dengan Pulau Galang. Sehingga memudahkan pihak-pihak terkait untuk Jatuhnya Saigon, ibu kota Vietnam membuat bentuk pengembangan Pulau Selatan pada 30 April 1975 yang Galang. Penulisan tentang Pulau Galang kemudian diganti nama dengan Hio Chi ini tidak memiliki indikasi politik Minh City itu menjadi pertanda jatuhnya (political will) apapun. Vietnam Utara ketangan Vietnam Selatan sekaligus menjadi pertanda berakhirnya PEMBAHASAN perang saudara masyarakat Vietnam. Meskipun di Vietnam Selatan, Vietnam Pulau Galang yang dulunya dikenal Utara yang berpaham komunis tidak sebagai tempat persembunyian para Lanon mendapat respon yang baik. (Winarko, (Bajak Laut), ternyata status tersebut 2007). masih tidak cukup. Nama Galang justru lebih dikenal lagi tentang cerita “manusia Sebelum jatuhnya Kota Saigon perahu” yang mendunia. Karena peristiwa pada tahun 1975 yang mengawali kemanusiaan yang terjadi di sana, pulau ini gelombang pertama eksodus manusia menjadi terkenal seantero jagad, khusunya perahu ke berbagai negara, perang bagi mereka yang harus merelakan diri Vietnam yang juga sering disebut sebagai untuk lari dari tanah luhur mereka. Perang Indochina Kedua, atau konflik Sekalipun pemberitaan tentang Pulau militer, the Vietnam Conflict atau perang Galang didominasi oleh eksodus manusia Amerika, merupakan satu konflik militer perahu dari Vietnam yang lari dari hasil perang dingin yang terjadi di kekejaman penguasa komunis Polpot Vietnam, Laos dan Cambodia dari 26 dengan Khmer merahnya. Tanpa September 1959 – 30 April 1975. Perang penguraian tentang asal muasal eksodus ini merupakan perang Indochina manusia perahu ke Pulau Galang, maka gelombang II dan melibatkan pasukan sejarah pulau ini akan terasa terputus dari komunis Vietnam Utara, yang secara benang merahnya. rahasia didukung oleh sekutu-sekutunya,

30

Jurnal Seuneubok Lada, Vol.4,No.1, Januari – Juni 2017 melawan Pemerintah Vietnam Selatan Vietnam Selatan dengan taktik gerilya dengan keterlibatan langsung Amerika (Sardiman, AM. 1983) Serikat dan negara-negara anti komunis Presiden Vietnam Selatan yang pro lainnya. Perang Vietnam ini merupakan AS, Ngo Dinh Diem jatuh dan terbunuh konflik militer yang berlangsung dari 1959 dalam upaya kudeta pada tahun 1963 oleh sampai 1975, dan disulut oleh Gerilya para jendralnya sendiri. Kudeta ini Komunis (Vietcong) di Selatan, yang menyebabkan terjadinya kepanikan politik mendapat dukungan dari Vietnam Utara di Vietnam Selatan. Situasi keamanan di yang komunis, yang berupaya untuk Vietnam Selatan terus memburuk dan ini menjatuhkan pemerintah Vietnam Selatan. menyebabkan pejuang komunis begitu Pada dasarnya perang Vietnam merupakan cepat meraih kemenangannya. Pada tahun perebutan kekuasaan antara komunisme 1965, Presiden AS Lyndon Johnson dengan demokrasi-Amerika Serikat menyutujui pengeboman berkala terus melawan Vietnam Utara (TEMPO, 28 menerus di Vietnam Utara untuk Agustus 1982). menghindarkan kejatuhan rezim Saigon secara total. Ia juga memerintahkan Dalam rentang tahun 1945 dan operasi rahasia mengawali masuknya 1954, Vietnam melakukan peperangan anti pasukan AS di daerah Da Nang. kolonialisme melawan penjajah Perancis. Didukung oleh Amerika yang memberi Kejatuhan Saigon sebetulnya dana militer dan ekonomi sebesar 2.6 juta menjadi titik permulaan eksodus besar- dolar AS, dimana pasukan Vietnam besaran maupun yang rahasia keluar dari berhasil memukul mundur pasukan Vietnam. Menurut catatan dari pemerintah Perancis yang akhirnya menyerah kalah di Hanoi terdapat lebih dari 200.000 orang Dien Bien Phu. Kekalahan pasukan Vietnam Selatan yang terdiri dari pejabat Perancis kemudian diikuti dengan pemerintah, militer serta tentara dikirim ke Konferensi Perdamaian di Jenewa, di mana reeducation camps. Di kamp re-edukasi ini waktu itu negara-negara di dalam para mantan pejabat pemerintah tersebut Indochina (Vietnam, Cambodia dan Laos) harus memulai pendidikan ulang tentang mendeklarasikan kemerdekaan mereka. kenegaraan, politik, loyalitas, dan Namun, Vietnam waktu itu untuk sebagainya. Para mantan pengungsi di sementara terpecah menjadi dua, yakni Pulau Galang yang kemudian tinggal di Vietnam Selatan yang nasionalis negara ketiga mengumukakan situasi kritis demokratis dan anti komunis dan Vietnam penuh penderitaan di kamp yang dipakai Utara yang menganut sistem komunisme. untuk propaganda komunisme ini. Sebenarnya pernah ada upaya untuk melakukan penyatuan (reunifikasi) ke dua Untuk Indonesia khususnya, para negara ini pada tahun 1965, namun dengan pengungsi Vietnam ini mulai memasuki dukungan AS, Vietnam Selatan menolak pulau-pulau kecil yang ada di wilayah untuk ikut dalam pemilu reunifikasi Indonesia di kepulauan Riau seperti pulau (referendum). Permulaan pertempuran Laut, Pulau Kukuh, Kepulauan Anambas antara Vietnam Utara dan Vietnam Selatan dan pulau-pulau kecil lainnya sebelum terjadi pada tahun 1958, dengan Viet Cong akhirnya dipusatkan di Pulau Galang pada mulai melakukan serangan ke pemerintah tahun 1979 (Poesponegoro, 2008).

31

Jurnal Seuneubok Lada, Vol.4,No.1, Januari – Juni 2017

Kedatangan pengungsi pertama kali ke laut, sakit, dan rasa frustasi dalam Indonesia adalah di Pulau Laut, Kepulauan ketakutan merupakan beberapa hal lain Natuna pada 25 Mei 1975 dengan 75 orang yang biasanya harus mereka lalui selama pengungsi. Ketibaan pengungsi di Vietnam proses pelarian (Wawancara dengan ini tidak semuanya dalam keadaan sehat Nurendi, 25 Agustus 2015). Berikut tabel tapi ada juga pengugsi yang meninggal serangan bajak laut atas perahu Pengungsi ketika dalam perjalanan. Hal tersebut Vietnam: karena kekurangan makanan akibat lamanya berada di laut, serangan bajak Tabel II Serangan Bajak Laut Atas Perahu Pengungsi Vietnam

Rincian Tentang Tahun 1981 Tahun 1982 Tahun 1983 Pengungsi Jumlah Kedatangan 15.095 Orang 5.913Orang 3.171 Orang Meninggal dunia akibat 571 Orang 155 Orang 43 Orang serangan Korban akibat diculik 243 Orang 157 Orang 89 Orang Korban akibat diperkosa 599 Orang 179 Orang 85 Orang Tidak Korban Hilang 443 Orang 153 Orang diketahui Kapal yang diserang 352 (77%) 141 (65%) 77 (56%) Sumber: UNHCR (November 1983) dalam Histma, 2012: 5 *Data ini tidak termasuk korban meninggal dunia akibat kelaparan dan penyakit

Politik bebas dan aktif adalah sikap 1945. Politik luar negeri juga harus lincah politik luar negeri Indonesia, yang mengacu dalam menghadapi dinamika perubahan pada Pancasila dan UUD 1945. Bebas hubungan antar bangsa yang cepat dan tidak artinya bahwa negara Indonesia tidak menentu. Daya penyesuaian yang tinggi memihak pada kekuatan-kekuatan yang diperlukan dalam menghadapi dan tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. menanggapi perkembangan-perkembangan Aktif dalam pengertian peran Indonesia tersebut. (Kaelan dan Achmad Zubaidi, dalam percaturan dunia Internasional tidak 2007). bersifat reaktif, dan Indonesia tidak menjadi objek percaturan dunia internasional. Mengapa terjadi konflik di Vietnam Indonesia berperan serta atas dasar cita-cita sehingga berdampak terhadap eksodus bangsa yang tercermin dalam Pancasila dan besar-besaran para pengungsi dalam hal ini Pembukaan UUD 1945. Karena pemerintah Indonesia sangat menyadari, heterogenitas kepentingan bangsa-bangsa di bahwa kawasan Asia Tenggara adalah dunia, maka politik luar negeri Indonesia kawasan strategis yang menjadi incaran harus bersifat fleksibel dalam arti moderat negara-negara besar khususnya persaingan dalam hal yang kurang prinsipial dan tetap perang dingin antara Uni Soviet dan berpegang pada prinsip-prinsip dasar seperti Amerika Serikat yang senantiasa berusaha yang ditentukan dalam Pembukaan UUD menanamkan pengaruhnya (sphere of

32

Jurnal Seuneubok Lada, Vol.4,No.1, Januari – Juni 2017 influence) kekawasan ini (Wirengjurit, perlindungan nasional. Jika 2002). keduanya belum ada, seringkali pemulangan pengungsi hanya Para pengungsi yang sempat bersifat sementara. tinggal di Pulau Galang ternyata tidak 2. Penempatan di negara ketiga semuanya dapat dikirim ke negara ketiga, (Resettlement) untuk menghirup hidup bebas sebagaimana Pemindahan pengungsi ke negara teman-teman mereka terdahulu. Ternyata ketiga ini merupakan alat banyak sekali yang tersisa dan tidak bisa perlindungan terhadap pengungsi dikirimkan kenegara yang mahu yang hidup, kebebasan, menerimanya. Sebagai resiko yang keamanan, kesehatan, hak dialaminya adalah mereka harus rela fundamental lainnya menghadapi dipulangkan kembali ke negaranya resiko di negara suaka. Vietnam setelah dilakukan perjanjian Resettlement merupakan bentuk perdamaian. berbagi beban dan tanggung jawab antara para peserta Selama pemerosesan administratif Konvensi 1951. yang sepenuhnya ditangani di bawah 3. Integrasi Lokal UNHCR, segala aktivitas klarifikasi status Dalam integrasi lokal, negara pengungsi, verifikasi latar belakang suaka menawarkan agar presekusi (penekanan politik) dilakukan pengungsi dapat tinggal secara oleh petugas-petugas UNHCR yang permanen di wilayahnya. didatangkan dari berbagai negara, terutama Sehingga ada kemungkinan negara-negara penerima pengungsi naturalisasi kewarganegaraan tersebut yang tergabung dalam satu pengungsi (Harahap, 2014: 7) organisasi yang dinamakan Joint Voluntary Agencies (JVA). Sedangkan Akhirnya solusi pemulangan perwakilan-perwakilan negara penerima sukarela dan penempatan di negara ketiga yang melakukan verifikasi disebut sebagai menjadi opsi yang digunakan untuk Delegasi (Canada, Australia, dan pengungsi vietnam. Sesuai dengan hasil sebagainya). Sementara itu Amerika pada pertemuan tanggal 21 Februari 1979 Serikat memiliki Delegasi mereka sendiri, yang menghasilkan Bangkok Statement yakni United States Delegation. (Poesponegoro, 2008). Dimana isi dari pertemuan di Bangkok itu meminta setiap Solusi yang ditawarkan oleh negara-negara kawasan Asia Tenggara UNCHR untuk penangan pengungsi membantu meringankan beban pengungsi vietnam, tertera dalam pasal 1 Statuta dengan menyiapkan suatu tempat untuk UNCHR, yaitu: penampungan sementara. Tempat 1. Pemulangan Sukarela penampungan sementara itu digunakan (Repratriation) sebagai tempat tinggal sementara para Syarat yang diperlukan untuk pengungsi sebelum akhirnya akan pemulangan pengungsi secara dipulangkan kembali ke negara asal sukarela ke negara asalanya ataupun dikirim ke negara ketiga. adalah keamanan dan pulihnya

33

Jurnal Seuneubok Lada, Vol.4,No.1, Januari – Juni 2017

Negara-negara ASEAN seperti screened in) layak secara Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, kesehatan untuk pergi ke negara dan Thailand setuju dengan hasil dari tujuan, PMI bekerja sama pertemuan tersebut namun negara-negara dengan delegasi negara tujuan tersebut hanya menyediakan tempat untuk yang bertugas di bidang para pengungsi tinggal. Untuk biaya kesehatan. Dengan demikian pemeliharaan para pengungsi itu tanggung keputusan ini tidak hanya jawab UNHCR badan PBB yang bergerak berdasar pada tes kesehatan PMI menangani maslah pengungsi. Setelah saja, namun ada penentu lain, mendapatkan status sebagai pengungsi, yang amat penting. Dalam hal maka para pengungsi memiliki hak untuk ini, terdapat banyak kasus di di lindungi secara hukum. mana seorang yang sudah mendapat status pengungsi Selain menunggu hasil keberangkatannya tertunda- pemerosesan, para pengungsi ini juga tunda disebabkan ia belum bisa melakukan aktivitas-aktivitas lain lulus dari tes kesehatan. Kadang, sebagaimana kehidupan normal. UNHCR sesorang harus melakukan tes pun berpendapat bahwa para pengungsi ini kesehatan ini berkali-kali. Kasus harus dipersiapkan untuk hidup secara penyakit yang paling umum layak di negara ketiga. Dengan demikian yang menghambat mereka perlu mendapat pelatihan dan keberangkatan seorang pendidikan secara khusus sehingga mereka pengungsi seringkali dengan bisa cepat untuk beradaptasi dengann penyakit nafas. kehidupan baru. Di bawah UNHCR, beberapa badan dunia di bidang Harapan untuk pergi ke negara pendidikan membentuk sebuah ketiga, keputusasaan atas hasil screening konsorsium untuk menangani masalah yang negatif, kesedihan, kekalutan akan penyiapan resettlement para pengungsi. situasi yang tidak menentu di Pulau Galang, serta ketakutan dan kekhawatiran 1. Pendidikan dan Pelatihan menghadapi konsekuensi ketika harus Untuk mempersiapkan para menginjakkan kaki mereka di Vietnam pengungsi dewasa supaya bisa lagi, bercampur aduk. Sementara itu, beradaptasi dalam dunia kerja di banyak negara-negara, termasuk Indonesia negara ketiga, Consortium SCF mulai memikirkan tentang upaya dan EIL membuka kelas-kelas mengakhiri operasi penampungan bahasa dan kursus-kursus pengungsi. keterampilan, misalnya: Namun, sejalan dengan derasnya Language School dan pengungsi yang masuk mencapai Vocational School puncaknya pada era awal 1980-an keadaan 2. Kesehatan penanganan Kamp semakin memerlukan penanganan yang terkoordiatif. Di negara- Untuk menentukan apakah negara penampung pengungsi Vietnam seorang pengungsi (yang sudah keadaan kritispun semakin mendorong

34

Jurnal Seuneubok Lada, Vol.4,No.1, Januari – Juni 2017 mereka melakukan upaya-upaya darurat. Galang semakin membebani pemerintah. Dengan menipisnya sumber daya dari Keadaan darurat di Pulau Galang juga masing-masing negara penampung membuat kerepotan di negara ini. Eksodus sementara, yang juga mengalami masalah besar-besaran terus berlanjut, sementara dalam negeri sendiri-sendiri, keadaan di itu tempat penampungan juga semakin kamp pengungsi, termasuk di Pulau penuh disesaki dengan para pengungsi.

Barak Pengungsi Vietnam di Pulau Galang yang sampai saat ini sebagian masih tetap utuh berdiri

Pemerintah Indonesia mulai menghentikan bantuannya dan pengungsi bergerak untuk mengosongkan Pulau Vietnam tersebut menjadi tanggung jawab Galang sesuai yang telah ditetapkan pada dari negara asal yang kemungkinan akan kesepakatan Negara-negara ASEAN dan menjadi beban nasional dan akan UNHCR bahwa pengelolaan pengungsi menimbulkan dampak negatif. Untuk Vietnam tersebut hanya sementara. itulah Kogas dibentuk untuk Menangani permasalahan tersebut menyelesaikan permasalahan tersebut. dibentuklah Kogas (Komando Tugas) yang Tugas Kogas pun berakhir setelah Pulau bertugas untuk mempercepat pemulangan Galang kosong pada 19 September 1996. kembali masyarakat pengungsi Vietnam di Setelah pemulangan para pengungsi dan Pulau Galang, sesuai hasil Rapat Pulau Galang kosong, diadakan serah Koordinasi Politik dan Keamanan (Rakor terima asset UNHCR yang ada dipulau Polkam) pada 7 Mei 1996 di Jakarta Galang kepada Mayjen TNI Arie J. (Djamhari, 2007). Jumlah manusia perahu Kumaat yang tersisa 4.570 orang yang pada umumnya rata-rata berasal dari kelompok Ternyata Pulau Galang menjadi aliran keras (mantan militer, politisi dan catatan tersendiri bagi mantan pengungsi pelaku kriminal) yang cenderung menolak Vietnam yang pernah tinggal di daerah untuk dipulangkan ke negara asalnya. tersebut dan kini sudah sukses di negara Apabila masalah tersebut tidak segera ketiga. pada tanggal 24 Maret 2005 diselesaikan sampai batas yang telah mereka mengadakan reuni di Pulau Galang ditentukan maka UNHCR akan dengan dihadiri 142 orang, merupakan yang terbesar bagi para pengungsi

35

Jurnal Seuneubok Lada, Vol.4,No.1, Januari – Juni 2017

Vietnam, setelah terakhir meninggalkan sebagai “Musium Terbuka” tentang nilai- Pulau Galang tahun 1996 lalu. Pertemuan nilai kemanusian yang bisa dikunjungi ini dikoordinir oleh sebuah perusahaan masyarakat umum. Dimana cara ini swasta Singapura dan didukung penuh diharapkan mampu menunjukkan pada oleh Otorita Batam dan Pemerintah masyarakat dunia tentang peran Indonesia Provinsi Kepulauan Riau. Mereka terhadap nilai-nilai kemanusian yang harus melakukan ziarah dan melihat seluruh dikedepankan. fasilitas pengungsi yang masih tersisa. Di tempat ini, mereka juga membangun monumen sebagai simbol ucapan KESIMPULAN terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu. Seperti pada UNHCR, Palang Pulau Galang pada awalnya Merah Internasional ( PMI), Pemerintah merupakan pulau kecil yang kosong tidak Indonesia dan negara lain yang pernah berpenghuni karena itu pada masa membantu sewaktu mereka dalam kekuasaan Kerajaan Melayu dijadikan pelarian. Pihak Otorita Batam memberikan sebagai persembunyian bajak laut (Lanon) respon positif atas kunjungan dari setelah melakukan perampokan kapal- 'Manusia Perahu' ini. Diharapkan reuni ini kapal milik Belanda mapun Inggris. Akan membuat potensi daerah di kepulauan tetapi nama Galang lebih terkenal lagi Riau, khususnya Barelang (Batam- setelah dijadikan sebagai sebagai Rempang-Galang), dapat semakin dikenal penempatan pengungsi manusia perahu di manca negara. asal Vietnam oleh UNHCR dan Pemerintah Indonesia. Dipilihnya Pulau Dari hasil wawan cara dengan Galang karena letaknya yang lebih dekat beberapa pekerja yang sedang beristirahat dengan Singapura yang dinilai aksesnya di sekitar gereja menuturkan, ada kalanya lebih mudah bila dilakukan pengiriman ke eks pengungsi meneteskan air mata. negara ketiga. Dikatakan, mereka (eks pengungsi) menangis karena perasaan yang Dengan adanya penempatan bercampur-aduk menyesaki dada. Ada pengungsi asal Vietnam di Pulau Galang yang menyesal karena sudah tak ingat lagi ini menunjukkan pada masyarakat di tempat (barak) mana mereka pernah internasional akan kepedulian Pemerintah tinggal, tapi ada pula yang merasa terharu Indonesia terhadap nilai-nilai kemanusian. karena sebagian kamp tetap terpelihara. Para manusia perahu yang terdampar Bagi para pengungsi yang pernah diberbagai wilayah Indonesia diselamatkan menjejakkan kaki di sana, Pulau Galang dan ditempatkan di pulau ini. Hal ini juga sangat berarti segala-galanya. yang kemudian menjadikan Pulau Galang dijadikan sebagai “Musium Terbuka” Saat ini di Pulau Galang yang tentang nilai-nilai kemanusian untuk tersisa adalah prasasti, kamp-kamp, membantu orang lain yang membutuhkan. makam para pengusi yang meninggal dan berbagai fasilitas yang dulu pernah Saat ini di Pulau Galang yang digunakan para pengungsi. Pemerintah tersisa adalah prasasti, kamp-kamp, Indonesia sudah menetapkan Pulau Galang makam dan berbagai sarana lainnya yang

36

Jurnal Seuneubok Lada, Vol.4,No.1, Januari – Juni 2017 masih tersisa yang dulunya digunakan oleh bagaimana masa lalu di pulau ini terdapat pengungsi. Di pulau ini juga sekarang pengungsi yang merupakan korban perang sudah dibuka sebagai tempat rekreasi bagi saudara di negeri asalnya dan mengambil wisatawan yang ingin berkunjung. Hal ini nilai-nilai positifnya bagaimana nilai dilakukan agar pengunjung bisa melihat kemanusian harus dikedepankan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Yusuf Dkk, 1993, Dari Kaelan dan Achmad Zubaidi. 2007. Kesultanan Melayu Pendidikan Kewarganegaraan; -Riau ke Untuk Perguruan Tinggi. Paradigma, Kesultanan Melayu Yogyakarta Lingga-Riau, Pemprov Riau. Notosusanto, Nugroho. 1984. Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer Arung Sejarah Bahari IV Provinsi (Suatu Pengalaman). Inti Idayu Kepulauan Riau;Menguak Jalur Press, Jakarta utama pelayaran dan Perdagangan di Pusat Peradaban Melayu. (Online), http://www.academia.edu. Direktorat Geografi Sejarah, Jakarta /3774645/PERANAN_UNHCR_DALAM _MELINDUNGI_PENGUNGSI_DI_IND Batam Industrial Development Authority ONESIA (diakses 7 September 2014) (BIDA). Galang, Memory of a Past Tragedy. BIDA, Batam. Poesponegoro, MD dan Notosusanto, N. 2008. Sejarah Nasional Indonesia Ensiklopedi Nasional Indonesia. PT. Cipta VI. PT Balai Pustaka, Jakarta. Adi Pustaka. Jakarta.1989. Sardiman, AM. 1983. Kemenangan Ismayawati,I, 2013, Manusia Perahu. PT komunis Vietnam dan Pengaruhnya Kompas Media Nusantara, Jakarta terhadap Perkembangan Politik di Asia Tenggara. Liberty, Yogyakarta Jurnal Sejarah Histma. 2012. Manusia Perahu dalam Lembaran Sejarah Wirengjurit, D. 2002. Kawasan Damai Indonesia (Ravando). BKMS UGM, dan Bebas Senjata Nuklir. PT. Yogyakarta Alumni, Bandung

37