Volume IX No 1, Juni 2020 Jurnal EXCELLENTIA (p-ISSN:2301-6019) hal (38-49)

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI DI KECAMATAN POCO RANAKA TIMUR, KABUPATEN MANGGARAI TIMUR

Hendrica M. Kut1), I Wayan Nampa2), Ir. Lika Bernadina2) 1)Mahasiswa Minat Manajemen Agribisnis, Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian 2) Dosen Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Undana E-mail: [email protected]. Telp. 082147740119

ABSTRACT The research aims to know the internal factors (strength and weakness) and the external factors (opportunity and threat) that influence the agribusiness development of coffee and its another alternative strategy of agribusiness development of coffee in East Poco Ranaka Sub district, East Manggarai . This research uses survey as its method while the data are taken from primary and secondary sources. The respondents determination are purposive sampling using keyperson, who are 26 respondents at its amount. Data analysis is conducted with qualitative and quantitative analysis using SWOT analysis (IFAS-EFAS analysis, SWOT matrix analysis, and SWOT quadrant). The results of the study show that the internal factor as well as the main strengths that determines the increasing of the agribusiness development of coffee in East Poco Ranaka Sub district are natural conditions that comply with the requirements of growing Arabica coffee, having distinctive properties and characteristics and the product which is sold is in dry HS (Hard Skill). While for the main weakness, those are, the spirit-less of the young to become a coffee-farmer as their profession also the lowness of coffee`s production, and the lowness of coffee’s productivity. Meanwhile, the external factor as well as the main opportunity that gives good impact to the agribusiness development of coffee in East Poco Ranaka Sub district is the increase of consumption and demand of coffee in order to be the base material in the agroindustry also the government supports to agribusiness coffee. In another side, the main threat is the market competition.The strategy which is needed to be considered in the locus of the research is an aggressive strategy. This aggressive strategy refers to the SO (Strength- Opportunity) strategy, which means efforts for maximizing all the possible opportunities. This study then, suggests to give the priority to the mount of sales, to give priority to the wider network in marketing information of Arabica coffee, and Asnikom role as the center in the marketing of Arabica coffee. But, it is possible to consider another strategy while keep focusing on SO strategy in order to increase the agribusiness development of coffee in the locus of the research. This research also finds some disadvantage and threat in coffee agribusiness so that there should be a cooperation among the agribusinesses in managing this disadvantage and threat so that this agribusiness can keep exist even becoming bigger especially in East Poco Ranaka Sub district, East . Keywords: Development, Strategy, Agribussiness, Coffee

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang mempengaruhi pengembangan agribisnis kopi dan alternatif strategi pengembangan agribisnis kopi di Kecamatan Poco Ranaka Timur, Kabupaten Manggarai Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Penentuan

39

Volume IX No 1, Juni 2020 Jurnal EXCELLENTIA (p-ISSN:2301-6019) hal (38-49)

responden dilakukan secara purposive sampling dengan menggunakan teknik keyperson dan berjumlah 26 orang. Analisis data yang digunakan yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan analisis SWOT (analisis IFAS_EFAS, analisis matriks SWOT dan kuadran SWOT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal yang termasuk kekuatan utama dalam mempengaruhi pengembangan agribisnis kopi di Kecamatan Poco Ranaka Timur yaitu kondisi alam yang sesuai dengan syarat tumbuh kopi arabika;, memiliki sifat dan karakteristik yang khas; produk kopi yang dipasarkan dalam bentuk HS (Hard Skill) kering; Sedangkan kelemahan utamanya adalah rendahnya motivasi kaum muda dalam berusahatani kopi serta produksi dan produktivitas kopi yang masih rendah. Sementara faktor eksternal yang termasuk peluang utama yang paling mempengaruhi pengembangan agribisnis kopi arabika di Kecamatan Poco Ranaka Timur adalah meningkatnya konsumsi dan permintaan kopi sebagai bahan baku agroindustri serta adanya dukungan pemerintah terhadap agribisnis kopi. Sedangkan ancaman utamanya yaitu faktor persaingan pasar. Strategi pengembangan agribisnis kopi di lokasi penelitian harus difokuskan pada strategi agresif. Strategi agresif ini lebih ditekan pada kegiatan pengembangan agribisnis kopi yang mengarah pada strategi SO (Strengths-Opportunities) yaitu upaya memaksimalkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang dimiliki. Adapun strategi yang disarankan dari hasil penelitian ini yaitu meningkatkan volume penjualan, memperluas informasi jaringan pemasaran kopi arabika, dan meningkatkan peranan Asnikom sebagai sentra penjualan kopi arabika. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan untuk mempertimbangkan strategi lainnya dengan tetap fokus pada strategi SO dalam upaya pengembangan agribisnis kopi di lokasi penelitian. Dalam penelitian ini, terdapat kelemahan dan ancaman yang ditemukan pada agribisnis kopi sehingga diperlukan adanya kerjasama antar pelaku agribisnis dalam mengelola kelemahan dan ancaman yang ada untuk peningkatan kegiatan agribisnis kopi di Kecamatan Poco Ranaka Timur, Kabupaten Manggarai Timur. Kata kunci: Kopi, Manggarai , Strategi, SWOT

PENDAHULUAN dengan produksi 840 ribu ton (ICO, 2017 dalam Saragih, 2018). Kopi termasuk produk pertanian Provinsi Nusa Tenggara Timur dari subsektor perkebunan yang memiliki (NTT) termasuk dalam provinsi penghasil nilai ekonomi yang tinggi. Kopi kopi di dengan produksi 21.859 merupakan komoditas perdagangan ton dari luas areal tanam 65.920 Ha (BPS, sebagai pendapatan asli daerah yang 2017c). Kabupaten Manggarai Timur hasilnya untuk memenuhi kebutuhan merupakan daerah penghasil kopi di NTT rumah tangga dan sebagai bahan baku yang menempati urutan teratas dengan industri dalam negeri serta untuk diekspor produksi sebesar 5.072 Ton dan (Masu, 2008). Indonesia merupakan produktivitas 0,28 Ton/Ha (BPS, 2017a). produsen kopi terbesar keempat dunia Namun, produktivitasnya lebih kecil setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia dibandingkan daerah sentra produksi kopi pada tahun 2015-2016. Volume produksi lainnya di NTT. Produktivitas kopi yang kopi Indonesia mencapai 739 ribu ton. rendah dapat terbantu bila memiliki sistem Produksi kopi Brazil merupakan yang dan proses pemasaran yang efisien. tertinggi mencapai lebih dari 3 juta ton Pemasaran kopi yang diproduksi di dan Vietnam sebesar 1,7 juta ton. Kabupaten Manggarai Timur sudah Kolombia berada pada posisi ketiga menembus pasar di sejumlah negara 40

Volume IX No 1, Juni 2020 Jurnal EXCELLENTIA (p-ISSN:2301-6019) hal (38-49)

seperti Amerika Serikat, Jerman, sumberdaya lain dari hulu sampai hilir. Australia, Jepang dan kawasan Timur Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud Tengah (Jempau, 2015). Kondisi ini harus untuk menentukan strategi pengembangan dipertahankan sehingga pengembangan agribisnis kopi di Kecamatan Poco kopi sangat diperlukan agar terus Ranaka Timur, Kabupaten Manggarai berkesinambungan dalam berkontribusi Timur. terhadap pendapatan masyarakat/ petani kopi serta pendapatan daerah dan METODE PENELITIAN nasional. Pengembangan kopi di Kabupaten Penelitian ini telah dilakukan di Manggarai Timur tersebar di setiap Kecamatan Poco Ranaka Timur, kecamatan termasuk Kecamatan Poco Kabupaten Manggarai Timur pada bulan Ranaka Timur. Pada tahun 2016 luas areal Februari-Maret 2019. Lokasi penelitian kopi di Kecamatan Poco Ranaka Timur dilakukan secara sengaja (purposive) mencapai 1.832,8 Ha jenis robusta dan didasarkan atas produktivitas yang cukup 1002 Ha kopi arabika dengan produksi tinggi dibandingkan daerah lainnya di 756,9 ton jenis robusta dan 392,58 ton Kabupaten Manggarai Timur. Metode jenis arabika. Produksi kopi di Kecamatan penelitian yang digunakan adalah metode Poco Ranaka Timur selama tahun 2014- survey. Penentuan informan dilakukan 2016 produksi kopi mengalami fluktuasi secara purposive sampling dengan (BPS, 2017b). Hal ini tentu akan menggunakan teknik keyperson dan berdampak pada perkembangan produksi berjumlah 26 orang. Keyperson dalam kopi apabila tidak diikuti oleh penelitian ini yaitu Bidang Perkebunan pemanfaatan faktor-faktor produksi Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten lainnya secara efektif dan efisien. Manggarai Timur, Kepala Balai Berdasarkan hasil prasurvei penelitian Penyuluhan Kecamatan Poco Ranaka beberapa kendala yang dihadapi dalam Timur, Pedagang pengumpul, Ketua agribisnis kopi di wilayah penelitian yaitu Asosiasi Petani Kopi Manggarai penjualan kopi masih banyak dilakukan (ASNIKOM) dan Petani Kopi. Data yang dengan sistem ijon serta petani kopi jarang dikumpulkan berupa data primer dan data melakukan perawatan atau peremajaan sekunder. Analisis data diolah dengan kopi yang berdampak pula pada kualitas menggunakan analisis SWOT (Strength, dan mutu produk dalam jangka panjang. Weakness, Opportunities, Threat, analisis Persoalan lainnya adalah teknologi pasca IFAS (Internal Strategic Factor Analysis panen yang kurang memadai sehingga Summary) dan analisis EFAS (External menyebabkan mutu kopi menjadi rendah Strategic Factor Analysis Summary), yang akhirnya menurunkan pendapatan analisis matriks SWOT dan analisis petani sebagai produsen (Adar, dkk., kuadran SWOT. 2007). Permasalahan-permasalahan tersebut akan menghambat pengembangan HASIL DAN PEMBAHASAN kopi di wilayah penelitian sehingga perlu Identifikasi Faktor Internal-Eksternal dilakukan upaya untuk mengatasinya. Agribisnis Kopi Dalam hal ini, kegiatan pengembangan 1. Faktor Internal kopi secara umum didasarkan pada 1. Kondisi Alam yang sesuai dengan konsep agribisnis dimana kegiatan pengembangan yang dilakukan mencakup syarat tumbuh kopi arabika (S1) seluruh aktivitas agribisnis sebagai suatu Kecamatan Poco Ranaka Timur sistem usaha berbasis pertanian dan sesuai dengan syarat tumbuh kopi 41

Volume IX No 1, Juni 2020 Jurnal EXCELLENTIA (p-ISSN:2301-6019) hal (38-49)

arabika dimana berada pada kopi sehingga meningkatkan ketinggian kurang lebih 1000-1500 pendapatannya. m dpl dengan rata-rata kemiringan 6. Jaringan pemasaran sudah tanah 2-50%. Adapun jumlah curah menembus pasar nasional hujannya yaitu 1763,9 mm/ tahun /internasional (S6) dan suhu berkisar antara 15-20°C Kopi arabika yang sebagian besar dipasok dari lokasi penelitian sudah (BPS, 2017b). masuk pasar AS, Jerman, Australia, 2. Ketersediaan lahan kopi yang masih Jepang dan kawasan Timur Tengah. luas (S2) Dari hasil wawancara, kopi arabika Luas lahan perkebunan di lokasi yang dihasilkan sudah mencapai penelitian tahun 2016 yaitu 3.996 pasar dunia dalam jangka waktu 3 Ha atau 39,96 Km2 (BPS, 2017b) tahun terakhir yaitu dipasarkan di Menurut data dari Dinas Pertanian Jepang, Cina dan Korea yang Kabupaten Manggarai Timur, luas umumnya melalui UPH ASNIKOM. areal kopi arabika di lokasi 7. Budaya masyarakat dalam penelitian tahun 2016 yaitu 2.127 menjalankan usahatani kopi (S7) Ha. Hal ini menunjukkan bahwa Usahatani kopi sudah menjadi sebagian besar penggunaan lahan budaya yang mendarah daging bagi perkebunan digunakan untuk petani di lokasi penelitian dan kegiatan usahatani kopi arabika. diwariskan secara turun temurun. 3. Ketersediaan tenaga kerja yang Berdasarkan hasil observasi dan masih cukup tersedia (S3) studi literatur, usahatani kopi Ketersediaan tenaga kerja untuk diperkenalkan pada zaman usahatani kopi arabika di lokasi Pemerintahan Kolonial Belanda penelitian masih cukup tersedia pada tahun 1920-an. Hingga kini, (33,15%) dimana dilihat dari usahatani kopi masih banyak keberadaan rumah tangga yang dijalankan oleh masyarakat (Irvan, menjalankan usahatani kopi arabika. 2018). Dari informasi yang diperoleh, 8. Memiliki sifat dan karakteristik jumlah rumah tangga yang yang khas (S8) membudidayakan kopi arabika di Kopi Arabika Manggarai lokasi penelitian umunya pada tahun pada derajat sangrai sedang medium 2016 yaitu 2261 KK dari 6.821 KK. rose menunjukkan hasil sangrai 4. Teknologi pasca panen yang bersifat yang relatif homogen dengan aroma semi modern (S4) kopi bubuk terkesan manis dan ada Teknologi pasca panen yang sedikit aroma rempah. Cita rasa kopi digunakan oleh petani bersifat semi arabika Flores Manggarai memiliki modern dimana proses pengolahan aroma herbal Floral dan spacy menggunakan mesin pulper dan dengan tingkat kekentalan sedang mesin huller. sampai dengan tinggi (Anonimous, 5. Produk kopi yang dipasarkan dalam 2015). bentuk HS kering (S5) 9. Pengetahuan petani tentang Penjualan kopi oleh petani di pengolahan kopi bubuk (S9) wilayah penelitian dalam bentuk Petani kopi di lokasi penelitian produk olahan (biji kopi HS kering). sudah mengetahui proses Ini berarti petani sudah pengolahan kopi menjadi kopi meningkatkan kapasitas pengolahan bubuk namun hanya digunakan 42

Volume IX No 1, Juni 2020 Jurnal EXCELLENTIA (p-ISSN:2301-6019) hal (38-49)

untuk konsumsi pribadi. jarang diperhatikan perawatannya Pengetahuan tersebut dapat menjadi sehingga terkadang saat kekuatan apabila didukung dengan menggunakan mesin huller terdapat sarana dan prasarana yang memadai cukup banyak kopi biji yang terikut serta upaya peningkatan motivasi bersama kulit kopi. Hal ini petani dalam mengikuti berbagai berdampak pada penerimaan pelatihan. usahatani kopi arabika. 10. Budidaya kopi yang belum sesuai 13. Produksi dan produktivitas kopi pedoman yang disarankan (W1) yang masih rendah (W4) Pelaksanaan budidaya kopi arabika Produksi dan produktivitas kopi di lokasi penelitian sudah dilakukan yang masih rendah menjadi kendala dengan baik oleh petani yang yang berpengaruh buruk terhadap tergabung dalam Asnikom atau yang pengembangan agribisnis kopi telah mengikuti Sekolah Lapangan arabika apabila tidak diikuti oleh Kopi. Namun, masih terdapat petani pemanfaatan faktor-faktor produksi yang belum menjalankan kegiatan lainnya secara efektif dan efisien. budidaya sesuai pedoman dimana Kondisi ini, berdampak pada tanaman dibiarkan tumbuh secara kemampuan wilayah dalam alami tanpa melakukan kegiatan memenuhi permintaan kopi arabika pemeliharaan yang efektif seperti dalam jangka panjang. kurangnya pemangkasan dan 14. Adaptasi teknologi informasi oleh pemupukan, pengggunaan bibit petani masih rendah (W5) sendiri (bukan benih unggul) yang Pemasaran kopi arabika oleh petani disemai, serta ketidakpedulian masih secara manual atau dilakukan petani dalam mengatasi serangan secara langsung melalui perantara hama penyakit tanaman. pedagang pengumpul desa tanpa 11. Kegiatan pembibitan belum memanfaatkan teknologi e- dilakukan dengan optimal (W2) commerce. Sehingga margin Kegiatan penyediaan bibit dilakukan keuntungan petani juga menjadi petani dengan cara yang sederhana rendah apalagi jika terdapat banyak dan masih belum selektif dalam lembaga pemasaran yang terlibat penggunaan bibit unggul. Selain itu, dalam kegiatan pemasaran kopi adanya bantuan bibit unggul untuk arabika. usahatani kopi arabika yang 15. Manajemen finansial yang kurang diperoleh dari pemerintah namun baik dan berpengaruh terhadap tidak secara menyeluruh didapatkan pendapatan usahatani kopi (W6) petani. Manajemen finansial dan 12. Kegiatan panen dan pascapanen pendapatan petani berhubungan belum sesuai dengan yang dengan kegiatan penjualan kopi disarankan (W3) arabika dengan sistem ijon yang Meski petani berani melakukan menyebabkan harga kopi menjadi pengolahan kopi arabika sampai lebih rendah dibandingkan harga menghasilkan kopi HS tapi kopi seharusnya. Atau kekuatan pengelolaannya masih belum baik. tawar menawar di tingkat petani Dimana buah kopi merah oleh menjadi lebih rendah karena harga petani masih rendah karena petani kopi yang dipasarkan ditentukan ingin cepat menjual kopi. Teknologi oleh pengijon. hasil kurang berkualitas karena 43

Volume IX No 1, Juni 2020 Jurnal EXCELLENTIA (p-ISSN:2301-6019) hal (38-49)

16. Kurang optimalnya fungsi tambah, pengenalan produk dan kelembagaan di tingkat petani peningningkatan jumlah konsumen. (kelompok tani) (W7) 2. Adanya Asnikom (O2) Masih banyak petani kopi arabika Adanya Asnikom membantu dalam yang tidak bergabung dalam memperbaiki pengembangan kelompok tani. Permasalahan terkait industri hilir dalam agribisnis kopi. kelembagaan menurut data Rencana Kegiatan Asnikom umumnya fokus Kerja Penyuluh Pertanian (RKPP) pada kegiatan bisnis jual beli kopi yaitu: kelompok tani dan gapoktan baik kopi beras maupun kopi bubuk. belum berfungsi optimal, kurangnya Keberadaan Asnikom diharapkan kesadaran petani tentang hidup mampu menguatkan petani untuk berkelompok dan rendahnya dapat berdiri sendiri dalam kesadaran anggota untuk melakukan mengolah dan memasarkan kopi permodalan. yang dihasilkan. 17. Rendahnya motivasi kaum muda 3. Adanya dukungan pihak lembaga dalam berusahatani kopi arabika penelitian dan lembaga keuangan (W8) (O3) Keterlibatan kaum muda dalam Dalam upaya pengembangan menjalankan usahatani kopi arabika agribisnis kopi, pemerintah di lokasi penelitian sangat rendah mengadakan kerjasama dengan karena kebiasaannya dalam memilih lembaga penelitian yang membantu mencari pekerjaan di luar daerah. menyediakan sumberdaya manusia Kebanyakan kaum muda bergabung dan sarana yang lebih baik yang dalam agribisnis kopi arabika dapat membantu menunjang memilih melakukan usaha di bidang pengembangan agribisnis kopi. Di hilir seperti membuka kedai. Hal ini sisi lain, keberadaan lembaga menjadi kendala bagi keuangan seperti Bank NTT, pengembangan agribisnis khususnya Koperasi Serviam, dan lain-lain ketersediaan tenaga kerja dalam diharapkan dapat membantu petani jangka panjang. kopi dalam mengatasi masalah 2. Faktor Eksternal keterbatasan modal. 1. Adanya dukungan pemerintah 4. Perkembangan teknologi terhadap agribisnis kopi (O1) komunikasi dan informasi (O4) Dukungan pemerintah terhadap Perkembangan teknologi agribisnis kopi termasuk komunikasi dan informasi disertai dijadikannya kopi sebagai produk sumberdaya manusia yang memadai unggulan di Kabupaten Manggarai dapat menjadi peluang dalam Timur. adanya pelatihan dan pengembangan agribisnis kopi pembelajaran serta bantuan sarana contohnya pemanfaatan teknologi e- dan prasarana pertanian. Dengan commerse yang membantu dukungan pemerintah pula, produk menyediakan informasi seperti kopi yang dihasilkan di wilayah harga kopi, racun pemberantas hama Kabupaten Manggarai termasuk penyakit dan informasi pemasaran lokasi penelitian sudah memiliki kopi. Telekomunikasi juga Sertifikat Indikasi Geografis (SIG) mempermudah petani untuk yang memberi beberapa manfaat berkomunikasi dengan petani lain penting seperti menjaga kualitas dan serta dengan pihak investor keaslian produk, pemberian nilai (Sihaloho, 2009). 44

Volume IX No 1, Juni 2020 Jurnal EXCELLENTIA (p-ISSN:2301-6019) hal (38-49)

5. Meningkatnya permintaan kopi tanaman kopi arabika yang sebagai bahan baku agroindustry selanjutnya akan ikut mempengaruhi (O5) upaya pengembangan agribisnis Kopi menjadi komoditas (Sihaloho, 2009). Dari hasil perkebunan yang banyak wawancara, musim panen kopi di dimanfaatkan sebagai produk bisnis lokasi penelitian selama dua tahun yang akhir-akhir ini banyak diminati terakhir bersamaan dengan musim karena peningkatan permintaan hujan yang berpengaruh pada proses dengan memanfaatkan kopi sebagai penjemuran kopi. bahan baku produknya. 9. Pertumbuhan Hama dan Penyakit 6. Ketersediaan lembaga pemasaran Tanaman (T2) (eksportir) (O6) Seperti yang sudah dijelaskan Pemerintah melalui Dinas Pertanian sebelumnya, dalam budidaya kopi telah menjalin kerjasama dengan yang dilakukan di lokasi penelitian PT. Indocom dalam melakukan sangat jarang petani memperhatikan pemasaran kopi. PT. Indocom atau melakukan tahap pembersihan berperan sebagai eksportir yang pada kebun kopinya. Hal ini membeli kopi petani melalui memicu pertumbuhan hama dan Asnikom dan akan memasarkannya penyakit tanaman kopi. Setiap ke luar negeri. Ketersediaan peningkatan suhu 1℃ akan lembaga pemasaran (eksportir) ini mengakibatkan PBKo berkembang memberi peluang besar bagi petani lebih cepat, menghasilkan jumlah dalam memperoleh pendapatan yang generasi yang lebih banyak untuk lebih baik daripada dipasarkan ke setiap musim panen, dan pedagang pengumpul. memperluas jangkauan penyebaran 7. Berkembangnya industri pengolahan (Jaramillo,dkk, 2009 dalam kopi dengan brand kopi Manggarai Widayat, dkk, 2015). Keadaan (O7) tersebut mempengaruhi tingkat Keberadaan SIG menyebabkan serangan hama penyakit tanaman produk kopi arabika yang dihasilkan kopi yang berdampak pula pada memiliki brand kopi yang dikenal produksi kopi. dengan Kopi Arabika Flores 10. Persaingan Pasar (T3) Manggarai. Selain itu, beberapa Produk kopi yang ada di pasaran UPH Kopi arabika memiliki berasal dari berbagai daerah dengan beragam brand kopi yang mana cita rasa dan keunggulan yang bahan baku produk dihasilkan di berbeda menyebabkan konsumen lokasi penelitian seperti Kopi Pa’it mempunyai banyak pilihan dan Colol, Asnikkom Kopiku, Cofee berpengaruh terhadap keputusan Mane, Gollo More, dan lain-lain pembelian oleh konsumen yang memberi kesempatan bagi petani berdampak pula pada daya jual kopi dalam memasarkan dan masing-masing daerah. mempromosikan produk sehingga lebih banyak dikenal. Analisis IFAS-EFAS 8. Perubahan Iklim dan Cuaca (T1) Hasil identifikasi faktor internal- Ketidakpastian iklim global menjadi eksternal selanjutnya dimasukan ke dalam ancaman dalam kegiatan agribisnis matriks IFAS-EFAS yang disajikan pada kopi karena sangat mempengaruhi tabel 1. pertumbuhan dan perkembangan 45

Volume IX No 1, Juni 2020 Jurnal EXCELLENTIA (p-ISSN:2301-6019) hal (38-49)

Tabel 1. Evaluasi Matriks IFAS-EFAS Agribisnis Kopi Faktor Internal Bobot Nilai Skor Faktor Eksternal Bobot Nilai Skor Kekuatan Peluang

S1 0,091 4 0,364 O1 0,130 3 0,391 S2 0,068 3 0,205 O2 0,087 2 0,174 S3 0,068 3 0,205 O3 0,087 2 0,174 S4 0,068 3 0,205 O4 0,087 2 0,174 S5 0,091 4 0,364 O5 0,130 3 0,391 S6 0,068 3 0,205 O6 0,087 2 0,174 S7 0,091 3 0,205 O7 0,087 2 0,174 S8 0,091 4 0,364

S9 0,068 3 0,205 Jumlah 2,318 1,652 Kelemahan Ancaman W1 0,045 2 0,091 T1 0,087 2 0,174 W2 0,045 2 0,091 T2 0,087 2 0,174 W3 0,045 2 0,091 T3 0,130 3 0,391 W4 0,023 1 0,091 W5 0,045 2 0,023 W6 0,045 2 0,091 W7 0,045 2 0,091 W8 0,023 1 0,023 Jumlah 0,333 0,739 Total Nilai IFAS 2,909 Total Nilai EFAS 1 2,391

Sumber : Data primer (diolah), 2019

Menurut David (2009), jumlah skor bawah rata-rata. Dimana belum mampu pembobotan berkisar antara 1,0-4,0 mengambil peluang sebaik mungkin dan dengan rata-rata 2,5. Jika jumlah skor mengatasi ancaman yang ada. pembobotan IFAS dibawah 2,5 maka kondisi internal-eksternal wilayah lemah. Analisis Matriks SWOT Analisis matriks IFAS dan EFAS masing- Matriks SWOT membantu masing menghasilkan nilai sebesar 2,909 memudahkan dalam membuat alternatif dan 2,391. Ini berarti kondisi internal strategi yang mana mengklasifikasikan wilayah penelitian berada di atas rata-rata. alternatif strategi menjadi empat strategi Dimana wilayah penelitian secara internal umum yakni, strategi kekuatan-peluang sudah cukup baik (kuat) dalam (SO), kekuatan-ancaman (ST), mendukung upaya pengembangan kelemahan-peluang (WO), dan peluang- agribisnis kopi arabika. Sedangkan ancaman (WT) (David & Rangkuti, 2009; kondisi wilayah penelitian dalam Rangkuti, 2004). merespon faktor eksternal berada di

46

Volume IX No 1, Juni 2020 Jurnal EXCELLENTIA (p-ISSN:2301-6019) hal (38-49)

Tabel 2. Matriks SWOT IFAS Strength (S) Weaknesses(W) (S1), (S2), (S3), (S4), (S5), (W1), (W2), (W3), (W4), EFAS (S6), (S7), (S8), (S9) (W5), (W6), (W7), (W8) Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO (O1) 1. Meningkatkan volume penjualan 1. Pelatihan dan pembelajaran mengenai (O2) kopi arabika (S6, O5, O6, O7) pedoman budidaya dan pengolahan pasca (O3) 2. Memperluas jaringan pemasaran panen kopi arabika yang sesuai dengan (O4) melalui sosialisasi informasi pasar pedoman yang disarankan (O5) (S6, O1, O2, O6,O7) (W1,W2,W3,O1,O2) (O6) 3. Meningkatkan peranan Asnikom 2. Bantuan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) (O7) sebagai bagian dari sentra yang tepat guna (W1,W2,W3,O1,O4) penjualan kopi arabika (S1, S2, 3. Melakukan pemisahan lahan untuk kopi S3,S5,S7,S8,S9,O2,O5,O6) arabika dan lahan untuk kopi (W1,W4,O1) 4. Sosialisasi Informasi mengenai Sekolah Lapangan Kopi pada kaum muda (W8, O1,O2) 5. Meningkatkan kesadaran petani tentang fungsi dan peran kelembagaan petani melalui penyuluhan (W7,O1) Threats (T) Strategi ST Strategi WT 1. Perluasan mengenai informasi 1. Melakukan penanganan teknik budidaya (T1) brand (S5, S8, T3) dengan tetap menjaga kelestarian sumber daya (T2) 2. Diversifikasi produk kopi arabika alam (O1, O2, T2) (T3) yang dipasarkan (S9, T3) Sumber : Data primer (diolah), 2019 arabika, memperluas jaringan pemasaran Analisis Kuadran SWOT dan meningkatkan peranan Asnikom Posisi strategi pengembangan agribisnis sebagai sentra penjualan kopi arabika. kopi arabika di Kecamatan Poco Ranaka Adapun kuadran SWOT disajikan pada Timur ditentukan melalui kuadran SWOT. gambar 1. Penentuan posisi diperoleh dari hasil selisih antara kekuatan dan kelemahan O

pada faktor internal serta peluang dan Kuadra Kuadr ancaman pada faktor eksternal (Rangkuti, n III Posisian Agribisnis I Kecamatan 1,727 2004). Selisih faktor internal yaitu +) Poco Ranaka Timur 1,727 sedangkan selisih faktor eksternal W S yaitu (+) 0,913. Nilai selisih faktor 0,913 internal-eksternal menunjukkan bahwa agribisnis kopi arabika di lokasi penelitian Kuadran Kuadran berada pada sumbu X = (+) 1,727 dan IV II sumbu Y = (+) 0,913. Hal ini berarti posisi pengembangan agribisnis kopi T arabika di lokasi penelitian berada dalam kuadran I. Strategi yang harus diterapkan Gambar 1. dalam kondisi ini adalah mendukung Kuadran Posisi Pengembangan Agribisnis kebijakan pertumbuhan yang agresif Kopi Kecamatan Poco Ranaka Timur (growth oriented strategy) (Rangkuti, 2004). Farid 92012) menyatakan strategi SIMPULAN DAN SARAN agresif lebih fokus pada strategi SO, yaitu Simpulan dengan memaksimalkan kekuatan untuk 1. Faktor internal yang termasuk kekuatan memanfaatkan peluang yang ada. utama yang mempengaruhi Sehingga strategi direkomendasikan dari pengembangan agribisnis kopi di hasil penelitian ini dan berhubungan Kecamtan Poco Ranaka Timur yaitu dengan strategi agresif yaitu kondisi alam yang sesuai dengan syarat meningkatkan volume penjualan kopi tumbuh kopi arabika;, memiliki sifat 47

Volume IX No 1, Juni 2020 Jurnal EXCELLENTIA (p-ISSN:2301-6019) hal (38-49)

dan karakteristik yang khas; produk memiliki nilai jual yang tinggi dan kopi yang dipasarkan dalam bentuk HS berdampak pada peningkatan (Hard Skill) kering; Sedangkan pendapatan usahatani. Di sisi lain, kelemahan utamanya adalah rendahnya perlu meningkatkan partisipasi dalam motivasi kaum muda dalam kelembagaan petani guna membantu berusahatani kopi serta produksi dan mengatasi masalah permodalan dan produktivitas kopi yang masih rendah. informasi pasar. Sementara faktor eksternal yang 2. Bagi para pengambil kebijakan dalam termasuk peluang utama yang paling merumuskan strategi pengembangan mempengaruhi pengembangan usaha kopi, perlu ditingkatkan lagi agribisnis kopi arabika di lokasi kinerja dalam mengupayakan penelitian adalah meningkatnya pengembangan agribisnis kopi konsumsi dan permintaan kopi sebagai arabika di lokasi penelitian melalui bahan baku agroindustri serta adanya peningkatan pendampingan dan dukungan pemerintah terhadap pengawasan dalam kegiatan agribisnis kopi. Sedangkan ancaman agribisnis serta memperluas jaringan utamanya yaitu faktor persaingan kerjasama dengan lembaga penelitian, pasar. lembaga keuangan dan lembaga 2. Strategi pengembangan agribisnis kopi pemasaran kopi arabika. di Kecamatan Poco Ranaka Timur 3. Bagi penelitian lanjutan, diperlukan yang harus diterapkan harus fokus pada penelitian khususnya mengenai strategi agresif. Strategi agresif ini pemasaran kopi, kelembagaannya dan lebih ditekankan pada upaya pengolahan kopi. pengembangan agribisnis yang mengarah pada strategi SO (Strenghs- DAFTAR PUSTAKA Opportunities), yaitu peningkatan Adar, D., Bano, M., & Seran, S. (2007). upaya pengembangan dengan Model Pengembangan Agribisnis memaksimalkan kekuatan dan Kopi bagi Para Petani Kecil di memanfaatkan peluang yang ada. Kabupaten Manggarai Provinsi Adapun strategi yang disarankan dari Nusa Tenggara Timur. . hasil penelitian ini yaitu meningkatkan Anonimous. (2015). Kopi Arabika Flores volume penjualan, memperluas Manggarai Dapat SIG Bikin informasi jaringan pemasaran kopi Petani Kopi Sejahtera. arabika, dan meningkatkan peranan Floressmart.com. Diambil dari Asnikom sebagai sentra penjualan kopi http://www.floressmart.com/2018/ arabika. Namun demikian, tidak 06/01/kopi-arabika-flores- menutup kemungkinan untuk manggarai-dapat-sig-bikin-petani- mempertimbangkan strategi lainnya kopi-sejahtera/ dengan tetap fokus pada strategi SO Badan Pusat Statistik. (2017a). Kabupaten dalam upaya pengembangan agribisnis Manggarai Timur dalam Angka kopi di lokasi penelitian. 2017. Badan Pusat Statistik Kabupaten Manggarai Timur. Saran Badan Pusat Statistik. (2017b). 1. Bagi petani, perlu memperbaiki Kecamatan Poco Ranaka Timur teknik budidaya, panen dan pasca dalam Angka 2017. Badan Pusat panen kopi arabika sesuai dengan Statistik Kecamatan Poco Ranaka pedoman yang ada guna Timur. meningkatkan kuantitas dan kualitas Badan Pusat Statistik. (2017c). Nusa hasil yang didapatkan sehingga Tenggara Timur dalam Angka 48

Volume IX No 1, Juni 2020 Jurnal EXCELLENTIA (p-ISSN:2301-6019) hal (38-49)

2017. Badan Pusat Statistik Nusa dan Kupang Propinsi Nusa Tenggara Timur. Tenggara Timur. (Skripsi). David, & Rangkuti, F. (2009). Manajemen Universitas Nusa Cendana, Strategi. Jakarta: Salemba Empat. Kupang. Farid, N. (2012). Strategi Peningkatan Rangkuti, F. (2004). Analisis SWOT Produksi Kakao di Desa Karang Teknik Membedah Kasus Bisnis. Rejo Kecamatan Stabat Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Kabupaten Langkat (Skripsi). Utama. Universitas Sumatera Utara, Saragih, J. R. (2018). Aspek Ekologis dan Medan. Determinan Produksi Kopi Irvan, K. (2018). Sejarah, Darah dan Arabika Spesialti di Wilayah Budaya di Balik Secangkir Kopi Dataran Tinggi Sumatera Utara. Pait Colol (Part 1). voxntt.com. Jurnal Wilayah dan Lingkungan, Diambil dari 6(2), 74–87. https://voxntt.com/2018/11/12/seja Sihaloho, T. M. (2009). Strategi rah-darah-dan-budaya-di-balik- Pengembangan Agribisnis Kopi di secangkir-kopi-pait-colol-part- Kabupaten Humbang Hasundutan 1/36559/ Sumatera Utara (Skripsi). Jempau, A. (2015). Kopi Manggarai Raya Departemen Agribisnis Fakultas Tembus Pasar Nasional. Ekonomi dan Manajemen Institut Floresa.co. Diambil dari Pertanian Bogor, Bogor. http://www.floresa.co/2015/04/24/ Widayat, H. P., Anhar, A., & Baihaqi, A. kopi-manggarai-raya-tembus- (2015). Dampak Perubahan Iklim pasar-internasional/ Terhadap Produksi, Kualitas Hasil Masu, S. (2008). Selera dan Daya Beli Dan Pendapatan Petani Kopi Konsumen terhadap Kopi Bubuk Arabika di Aceh Tengah. Agrisep, Flores Studi Kasus di Kota Ruteng 16(2), 8–16.

49