STRATEGI PENJUALAN DI RUMAH MAKAN LAPO SUBUR LIPPO CIKARANG

Oleh YULIANTO SITANGGANG 014201305115

Skripsi ini dipersembahkan untuk Fakultas Bisnis, President University sebagai Salah satu persyaratan untuk mendapatkan Gelar Sarjana Jurusan Management

Mei 2018

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI Bersama dengan Lembar Pengesahan ini, Penguji menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “STRATEGI PENJUALAN DI RUMAH MAKAN BATAK LAPO SUBUR LIPPO CIKARANG” yang diserahkan oleh Ryowa Sihombing, Program Studi Management, Fakultas Bisnis, telah dinilai dan terbukti lulus ujian lisan pada, 16 Mei 2018.

Dr. Dedi Rianto Rahadi, MM Ketua Dewan Penguji

Jhanghiz Syahrivar, MM Penguji I

Sonny V. Sutedjo, SE, MM Penguji II

i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS Saya menyatakan bahwa skripsi berjudul (STRATEGI PENJUALAN DI RUMAH MAKAN BATAK LAPO SUBUR LIPPO CIKARANG) adalah hasil dari pengetahuan terbaik saya dan belum pernah diajukan ke Universitas lain baik diterbitkan sebagian maupun keseluruhan.

Cikarang, , 16th May 2018

Yulianto Sitanggang NIM: 014201305115

2

ABSTRAK Restoran merupakan salah satu usaha bisnis kuliner yang banyak dijalankan oleh setiap individu atau kelompok yang ingin memiliki usaha karena makanan adalah salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus terpenuhi setiap harinya. Keuntungan yang didapatkan dari membuka usaha restoran pun bisa tergolong memuaskan, oleh karena itu semakin banyak restoran restoran kecil, menengah, hingga mewah muncul kepermukaan yang menyebabkan semakin banyak persaingan antara usaha sejenis. Persaingan yang tinggi memerlukan strategi penjualan yang tepat dapat menarik minat konsumen. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengedintifikasi situasi persaingan industri rumah makan di radius 5 kilometer dari Rumah Makan Lapo Subur, (2) Mengetahui strategi untuk meningkatkan penjualan bagi konsumen yang melakukan delivery order, dan (3) Mengetahui strastegi untuk meningkatkan penjualan bagi konsumen yang makan di tempat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif (Analisis Deskriptif) dengan pendekatan adalah studi kasus untuk menganalisis dan mencari tahu masalah penurunan pendapatan dan mengetahui strategi penjualan yang efektif untuk meningkatkan kembali pendapatan dari Rumah Makan Lapo Subur Lippo Cikarang. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis bahwa persaingan dalam radius 5 kilometer dari Rumah Makan Batak Lapo Subur mempengaruhi penurunan penjualan yang berdampak pada penurunan pendapatan. Banyak sekali pesaing pesaing tidak langsung yang berada di radius tersebut. Oleh karena itu terdapat strategi penjualan yang tepat bagi Rumah Makan Batak Lapo Subur untuk dapat bersaing dan kembali meningkatkan penjualannya yaitu strategi penjualan dengan bekerja sama dengan pihak penyedia jasa ojek online (Gojek), memberikan promosi penjualan berupa gratis minuman dan nasi tambah untuk setiap pembelian makan ditempat, dan menambahkan menu menu favorit dari pesaing pesaing tidak langsung seperti Rumah Makan Padang, Rumah Makan Sunda, dan Warteg. Kata Kunci: Restoran, Strategi, penjualan, promosi penjualan, bauran produk, E- business dan E-commerce.

3

ABSTRACK The restaurant is one of the many culinary business undertaken by any individual or group who want to have a business because food is one of the basic human needs that must be fulfilled every day. The advantages of opening a restaurant business can be quite satisfactory, therefore more and more small restaurants, medium restaurants, fancy restaurants appear on the surface that causes more competition between similar businesses. High competition requires the right sales strategy in order to attract consumers. Therefore this study aims to: (1) Reduces the competitive situation of the restaurant industry within a 5-kilometer radius of Lapo Subur Restaurant, (2) Knowing strategies to increase sales for consumers who deliver delivery orders, and (3) Knowing the strata to increase sales for consumers who eat on the spot. The research method used in this research using qualitative research method (descriptive analysis) with approach is a case study to analyze and find out the problem of income decline and know the effective selling strategy to improve return of income from Restaurant Lapo Subur Lippo Cikarang. Based on the results obtained from the analysis that the competition within a radius of 5 kilometers from Rumah Makan Batak Lapo Subur affects the sales decline that impact on income decrease. Lots of indirect competitors are in the radius. Therefore, there is an appropriate sales strategy for Rumah Makan Batak Lapo Subur to be able to compete and to increase sales ie sales strategy by cooperating with the provider of ojek service online (Gojek), providing sales promotion in the form of free drinks and rice added for every purchase of food in place, and add menu favorites from competitors indirect competitors such as Restaurant Padang, Restaurant Sunda, and Warteg.

Keyword: Restaurant, Strategy, sales, sales promotion, product mix, E-business and E- commerce.

4

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala karunia-Nya sehingga penelitian ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januri 2018 ini ialah strategi, dengan judul “Strategi Penjualan di Rumah Makan Batak Lapo Subur Lippo Cikarang”. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Sonny V. Sutedjo, SE, MM selaku pembimbing. Ucapan terimakasih kepada kedua orang tua saya selaku pemilik dari Rumah Makan Batak Lapo Subur yang selama ini telah berjasa dalam hidup saya selama menempuh perkuliahaan ini. Terima kasih juga saya ucapkan kepada Vina Fadra Sally yang selalu mendampingi saya dan memberikan semangat untuk dapat menyelesaikan penelitian ini. Di samping itu saya berterima kasih kepada semua teman teman saya yang dimana mereka selalu memberikan semangat, membantu saya dalam mencari informasi untuk dapat menyelesaikan penelitian ini. Semoga penelitian ini bermanfaat.

Cikarang, Indonesia, 09th April 2018

Yulianto Sitanggang

5

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ...... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ...... 2

ABSTRAK ...... 3

ABSTRACK ...... 4

KATA PENGANTAR ...... 5

DAFTAR ISI...... 6

BAB I ...... 8

PENDAHULUAN ...... 8

1.1 Latar Belakang ...... 8

1.2 Rumusan Masalah ...... 11

1.3 Tujuan Penelitian...... 11

BAB II ...... 12

TINJAUAN PUSTAKA ...... 12

2.1 Landasan Teori ...... 12

2.1.1 Pengertian Pasar ...... 12

2.1.2 Persaingan ...... 13

2.1.3 Strategi ...... 15

2.1.4 Strategi Pengembangan Usaha ...... 15

2.1.5 Analisis SWOT ...... 16

2.1.6 Penjualan ...... 19

2.1.7 Promosi Penjualan ...... 19

2.1.8 Product ...... 22

2.1.9 Bauran Product ...... 23

2.1.10 Kerjasama dan Kolaborasi ...... 23

2.1.11 E-business dan E-commerce ...... 24

6

2.1.12 Restoran ...... 26

BAB III ...... 30

METODE PENELITIAN ...... 30

3.1 Jenis Penelitian ...... 30

3.2 Studi Kasus ...... 30

3.3 Triangulasi Data ...... 30

3.3 Instrumen Penelitian ...... 31

3.4 Teknik Pengumpulan Data ...... 31

3.5 Subjek Penelitian ...... 31

3.6 Jenis Data ...... 32

BAB IV ...... 33

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ...... 33

4.1 Sejarah Singkat Rumah Makan Lapo Subur ...... 33

4.2 Visi dan Misi Rumah Makan Lapo Subur ...... 33

4.3 Hasil Penelitian ...... 33

4.3.1 Analisis SWOT ...... 33

4.3.2 Hasil Interview ...... 35

4.4 Pembahasan ...... 36

BAB V ...... 41

KESIMPULAN DAN SARAN ...... 41

5.1 Kesimpulan...... 41

5.2 Saran ...... 42

DAFTAR PUSTAKA ...... 43

DAFTAR TABLE ...... 45

DAFTAR GAMBAR ...... 46

LAMPIRAN...... 47

7

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian di dunia tidak lepas dari usaha yang keras di bidang pemasaran. Kita melihat dan bahkan telah menjalankan proses pemasaran dalam menjual barang atau jasa yang kita tawarkan kepada konsumen atau pembeli. Namun kadang kadang proses pemasaran tersebut dilakukan hanya berdasarkan kebiasaan saja, sering terjadi seorang penjual kalah bersaing dengan penjual lain dengan jenis usaha yang sejenis. Untuk merebut hati pembeli maka sebagai pengusaha harus memiliki perencanaan proses menjual secara matang degan menggunakan strategi penjualan yang tepat.

Semakin banyak orang memproduksi barang yang sama dengan demikian pembeli akan semakin bebas menentukan pilihan mereka terhadap barang yang akan dibeli. Apakah mereka akan membeli barang yang berharga murah dengan kualitas rendah atau membeli yang kualitasnya bagus walaupun harganya mahal.

Tidak ada suatu usaha yang mampu bertahan apabila tidak dapat memasarkan produknya dengan baik. Betapapun sempurnanya pengelolaan usaha, apabila tidak diiringi dengan kemampuan pemasaran barang maupun jasa, maka usaha tersebut akan mengalami kebangkrutan. Namun sebaliknya bilamana suatu usaha mampu meningkatkan volume/omset penjualan, maka usaha tersebut mempunyai kemungkinan untuk melanjutkan usahanya.

Sebuah Perusahaan harus tahu kekuatan dan kelemahan perusahaannya sendiri yang dimana dalam kompetisi hal ini sangat membantu untuk mengevaluasi dan berguna juga untuk menentukan keputusan untuk mengambil kesempatan yang ada ataupun menghindari resiko.

Restoran atau rumah makan memilik tipenya masing masing dari menu, cara penyajian, serta ada atau tidaknya pelayan yaitu tipe restoran etnis yaitu restoran yang menyajikan masakan-masakan lokal atau nasional, Restoran fast food yang dimana mengedepankan kecepatan pelayanan, fast casual tipe restoran yang berada diantara fast food dan casual

8

dining, restoran ini menyediakan berbagai jenis makanan namun tidak dengan pelayanan penuh, casual dining restoran yang menyajikan makanan dengan harga sedikit diatas rata-rata dengan suasana restoran yang nyaman, family style atau bisa disebut dengan restoran keluarga yang dimana makanan disajikan dengan jumlah besar dan disajikan ditengah seperti pada meja makan keluarga, fine dinning menawarkan suasana restoran yang mewah dengan desain dan furnitur yang megah

Rumah makan khas Batak Lapo Subur merupakan rumah makan yang tidak cukup mewah dan besar rumah makan ini termasuk dalam jenis rumah makan etnis (tradisional). Lapo merupakan sebutan orang batak untuk warung makan dan Subur adalah nama dari warung makan tersebut yang mengartikan agar rezekinya subur dan makmur. Rumah Makan Lapo Subur berlokasi di daerah Hyundai yang tepatnya berada di Ruko Pasar Central Lippo Cikrang. Rumah makan ini sudah berjalan cukup lama dari tahun 2011 hingga saat ini.

Awal didirikannya rumah makan ini pengunjung yang datang masih sedikit selama beberapa bulan bahkan hampir setengah tahun. Oleh karena improvisasi atau pengembangan, perubahan produk dari mulai rasa, bentuk, dan penyajian kini rumah makan ini sudah cukup banyak dikenal oleh banyak orang. Menu yang paling banyak dibeli yaitu babi panggangnya yang terkenal berbeda dengan yang disajikan oleh usaha sejenis serta juga ijo yang menemani babi panggang sebagai sambalnya. Mulai dari pekerja dimana lokasi dari rumah makan ini terletak di kawasan industri, hingga orang orang yang lokasinya berjauhan dari rumah makan ini, mereka rela untuk datang jauh jauh agar dapat menyantap hidangan dirumah makan ini terutama babi panggangnya yang sangat enak, gurih, garing dan lezat.

Setiap perusahaan pasti memiliki permasalahannya masing masing, dari permasalahan internal perusahaan ataupun permasalahan eksternal yang dapat berdampak buruk pada perusahaan. Rumah Makan Lapo Subur juga seperti itu terdapat permasalahan tentang pendapatan bersih yang didapatkan pada 1 tahun terakhir ini, terjadi pada tahun berikut.

9

Tabel 1.1 data pendapatan Rumah Makan Lapo Subur

TAHUN PENDAPATAN

2015 Rp. 106.000.000,00

2016 Rp. 150.000.000,00

2017 Rp. 89.000.000,00 Sumber: Rumah Makan Batak Lapo Subur

Sebagai penulis yang dapat dilihat dari data pendapatan Rumah Makan Lapo Subur bahwa rata rata pendapatan dalam 3 tahun terakhir yang dicapai oleh pihak rumah makan tersebut adalah 115 juta. oleh karna itu target pendapatan yang harus dicapai pada tahun tahun berikutnya adalah 115 juta.

Berikut data beberapa jenis pembeli yang telah melakukan pembelian di Rumah Makan Lapo Subur Gambar 1.2 Persentase pembeli dari Rumah Makan Lapo Subur dari jenis pembeliannya.

Sales Rumah Makan Batak Lapo

Subur

20%

50%

30%

Eceran Delivery Order Chatring Sumber: Rumah Makan Batak Lapo Subur

Setiap tahunnya Rumah Makan Lapo Subur memiliki tiga jenis pembeli yang dapat kita lihat pada Gambar 1.2 yang pertama adalah pembeli eceran. Pembeli eceran ini adalah pembeli yang datang langsung ke Rumah Makan Lapo Subur untuk makan di tempat maupun yang membawa pulang untuk dimakan dirumah atau tempat lain, yang kedua

10

adalah pembeli yang memesan untuk diantarkan kelokasi tempat mereka berada dan jumlah pesananya tidak terlalu banyak seperti chatring (Delivery Order), yang ketiga adalah pembeli yang memesan dalam jumlah besar untuk acara tertentu seperti pernikahan, arisan keluarga, acara ibadah dan pesanan dalam jumlah besar lainnya (Chatring).

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah:

A. Bagaimana situasi persaingan industri rumah makan di radius 5 kilometer dari Rumah Makan Lapo Subur, yang menyebabkan terjadinya penurunan penjualan dalam 1 tahun terakhir? B. Bagaimana meningkatkan penjualan bagi konsumen yang melakukan delivery order? C. Bagaimana meningkatkan penjualan bagi konsumen yang makan di tempat?

1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah d iatas, Tujuan dari penelitian yang dilakukan sebagai berikut:

A. Mengedintifikasi situasi persaingan industri rumah makan di radius 5 kilometer dari Rumah Makan Lapo Subur. B. Mengetahui strategi untuk meningkatkan penjualan bagi konsumen yang melakukan delivery order. C. Mengetahui strastegi untuk meningkatkan penjualan bagi konsumen yang makan di tempat.

11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori Dalam bab ini peneliti akan menjabarkan beberapa teori yang berlandaskan dari penelitian ini.

2.1.1 Pengertian Pasar Definisi pasar menurut Kotler Dan Amstrong “1999” merupakan seperangkat pembeli aktual dan potensial dari sebuah produk atau jasa. Ukuran dari pasar sendiri tergantung pada jumlah orang yang menunjukan kebutuhan, memiliki kemampuan dalam pertukaran. Banyak pemasar memandang penjual sebagai industri dan pembeli sebagai pasar, dimana penjual mengirimkan produk dan jasa yang mereka produksi dan mengkomunikasikan atau menyampaikannya kepada pasar; sebagai gantinya, mereka akan menerima uang dan informasi dari pasar.

Menurut Kotler (2002) pasar merupakan suatu tempat fisik dimana pembeli dan penjual berkumpul untuk mempertukarkan barang dan jasa.

Handri Ma’aruf (2005) kata “pasar” memiliki tiga pengertian yaitu:

1. Pasar dalam arti “tempat”, yaitu tempat bertemunya para penjual atau produsen dengan pembeli atau konsumen. 2. Pasar dalam arti “interaksi permintaan dan penawaran”, yaitu pasar sebagai tempat terjadinya transaksi jual beli. 3. Pasar dalam arti “sekelompok anggota masyarakat yang memiliki kebutuhan dan daya beli”. Pengertian ini merujuk pada dua hal, yaitu kebutuhan dan daya beli. Jadi pasar adalah orang-orang yang menginginkan sesuatu barang atau jasa dan memiliki kemampuan untuk membeli.

Jenis-jenis pasar berdasarkan bentuk kegiatannya, dibagi menjadi 2:

1. Pasar nyata Pasar nyata atau pasar konkret ialah suatu pasar dimana terdapat beragam jenis barang yang diperjualbelikan dan dapat dibeli oleh pembeli. Contoh dari pasar nyata ini ialah pasar swalayan dan juga pasar tradisional.

12

2. Pasar tidak nyata (Pasar Abstrak) Pasar abstrak ialah suatu pasar dimana proses jual beli tidak dilakukan secara langsung, tetapi hanya menggunakan surat dagang saja. Contoh dari pasar abstrak ialah pasar online, pasar valuta asing, pasar modal, dan pasar saham.

Jenis-jenis pasar berdasarkan cara transaksinya, dibagi menjadi 2:

1. Pasar tradisional Pasar tradisional adalah pasar yang bersifat tradisional dimana para pembeli dan penjual bisa saling tawar menawar secara langsung. Berbagai jenis barang yang diperjualbelikan ialah barang yang berupa barang-barang kebutuhan pokok sehari-hari. 2. Pasar modern Pasar modern ialah sebuah pasar yang bersifat modern dimana terdapat beragam macam barang yang diperjualbelikan dengan harga yang telah pas dan dengan layanan yang mandiri. Tempat berlangsungnya pasar modern ialah di plaza, mal, dan tempat-tempat yang lainnya.

Jenis-jenis pasar berdasarkan jenis barangnya, dibagi menjadi 2:

1. Pasar barang konsumsi Pasar barang konsumsi ialah suatu pasar yang memperjualbelikan beragam jenis barang yang bisa dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kehidupan sehari-hari manusia. 2. Pasar daya produksi Pasar sumber daya produksi ialah suatu pasar yang memperjualbelikan barang- barang atau jasa faktor-faktor produksi, misalnya, tenaga kerja, mesin-mesin dan tenaga ahli.

2.1.2 Persaingan Kotler dan Porter menyatakan bahwa persaingan dalam konteks pemasaran adalah keadaan dimana perusahaan pada pasar produk atau jasa tertentu akan memperlihatkan keunggulannya masing-masing, dengan atau tanpa terikat peraturan tertentu dalam rangka meraih pelanggannya (Kotler, 2002). Sedangkan menurut Porter, persaingan akan terjadi pada beberapa kelompok pesaing yang tidak hanya pada produk atau jasa

13

sejenis, dapat pada produk atau jasa substitusi maupun persaingan pada hulu dan hilir (Porter, 1996).

Macam macam persaingan:

1. Pasar Persaingan Sempurna Pasar persaingan sempurna diartikan sebagai pasar dengan jumlah penjual dan pembeli yang sangat banyak, sehingga tidak ada satu pun penjual atau pembeli yang bisa mempengaruhi harga. Dalam pasar persaingan sempurna jumlah perusahaan sangat banyak dan kemampuan setiap perusahaan dianggap sedemikian kecilnya, sehinga tidak mampu mempengaruhi pasar. Ciri-ciri Pasar Persaingan Sempurna: a. Terdapat banyak sekali penjual (perusahaan) dan pembeli. b. Produk-produk homogen (sama). c. Bebas keluar masuk pasar. d. Penjual dan pembeli mengetahui kondisi pasr secara sempurna. e. Faktor-faktor produksi bergerak bebas. f. Tidak ada campur tangan pemerintah 2. Persaingan Pasar Tidak Sempurna Persaingan pasar tidak sempurna adalah suatu pasar di mana seorang penjual mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi harga pasar, karena jumlah barang yang ditawarkan cukup besar. Memungkinkan penjualan tersebut dapat mempengaruhi harga pasar. Ciri- cirri persaingan pasar tidak sempurna: a. Terdapat sedikit penjual banyak pembeli atau sebaliknya b. Masing-masing penjual dapat bersatu untuk menguasai pasar c. Pembeli tidak bebas untuk menentukan pilihannya, karena sedikitnya penjual yang ada di pasar d. Barang yang diperdagangkan homogen.

Pesaing produk dibagi menjadi 2 bagian:

1. Pesaing Langsung (Direct competitor) adalah pesaing yang memiliki hubungan langsung dengan produk kita, dimana produknya dapat beragam. 2. Pesaing tidak langsung (indirect competitor) adalah perusahaan yang memiliki produk berbeda dengan produk kita, tetapi keberadaan produk ini bersifat substitutif (produk pengganti)

14

2.1.3 Strategi Menurut Chandler (Rangkuti, 2000, p3) strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.

Menurut Learned, Christensen, Andrews, dan Guth, (Rangkuti, 2000, p3) strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu fokus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak ada.

Menurut Hamel dan Prahalad (Rangkuti, 2000, p4) strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari “apa yang dapat terjadi”, bukan dimulai dari “apa yang terjadi”. Tetapi kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.

2.1.4 Strategi Pengembangan Usaha Strategi Pengembangan Usaha adalah cara untuk mengantisipasikan masalah-maslah dan kesempatan-kesempatan masa depan pada kondisi perusahaan yang berubah dengan cepat agar sang pengusaha paham dan mengerti tujuan dan fungsi dari kiat mengembangkan usaha kecil itu sendiri.

A. Strategi Pemasaran Menurut Rhenald Kasali (2010:152-156) Strategi pemasaran adalah suatu cara untuk mencapai tujuan yaitu dengan mengetahui dimana kita berada dan apa tujuan yang akan dicapai. Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan kombinasi alat-alat pemasaran yang dapat digunakan untuk mempengaruhi dan mempertahankan pembeli. 1. Product (Produk) 2. Price (Harga) 3. Place (Tempat) 4. Promotion (Promosi) B. Strategi Produksi Menurut T. Hani Handoko (2010:3) Strategi produksi merupakan usahausaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya atau faktor-

15

faktor produksi seperti tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa. 1. Pemilihan 2. Perencanaan 3. Pengoperasian 4. Pengawasan 5. Pembaharuan C. Strategi Operasi Menurut Roger G. Schroeder (2012:26) Strategi operasi adalah suatu visi fungsi operasi yang menetapkan keseluruhan arah atau daya dorong untuk pengambilan keputusan. Visi ini harus diintegrasikan dengan strategi bisnis tapi tidak selalu direflesikan pada perencanaan formal. 1. Kapasitas dan sediaan 2. Mutu 3. Penyebaran 4. Pemasaran dan operasi

2.1.5 Analisis SWOT Menurut (David Freed. R 2009:30) analisis SWOT adalah identfikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan yaitu faktor internal dan faktor eksternal perusahaan.

1. Kekuatan (Strengths) adalah sumber daya, keterampilan, atau keunggulan keunggulan lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani. 2. Kelemahan (Weakness) adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja perusahaan. 3. Peluang (Opportunity) adalah bagian dari analisis lingkungan eksternal perusahaan yang membantu manajemen dalam mencari dan mengetahui apa saja yang menjadi peluang dan kesempatan bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya sehingga perusahaan tersebut dapat meraih pangsa pasar dan keuntungan yang lebih besar.

16

4. Ancaman (Threaths) adalah bagian dari analisis lingkungan eksternal perusahaan yang membantu manajemen untuk mengetahui tantangan yang akan dan telah dihadapi perusahaan yang timbul karena adanya suatu kecenderungan atau perkembangan yang tidak menguntungkan diluar perusahaan.

2.1.6 Matriks SWOT Menurut (Irham Fahmi 2013:270), Alat yang dipakai untuk menyusun factor factor strategi perusahaan adalah matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.

1. Strategi SO, strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. 2. Strategi ST, strategi ini diterapkan dalam menggunakan kekuatan perusahaan untuk mengatasi ancaman. 3. Strategi WO, strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. 4. Strategi WT, strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Alat Analisis Data

Tabel 2.1 Format Analisis SWOT Uraian Bobot Rating Skor Stretgth (Kekuatan) Item dari Strength Nilai Nilai Nilai Item dari Strength Nilai Nilai Nilai Weaknesses (Kelemahan) Item dari Weaknesses Nilai Nilai Nilai Item dari Weaknesses Nilai Nilai Nilai Opportunities (Peluang) Item Oppoertunities Nilai Nilai Nilai Item Oppoertunities Nilai Nilai Nilai Threats (Ancaman) Item Threats Nilai Nilai Nilai Item Threats Nilai Nilai Nilai Jumlah Sumber: (Irham Fahmi 2013:263)

17

a) Bobot nilai  1,00 = Sangat Baik  0,75 = Baik  0,50 = Standar  0,25 = Tidak baik  0,10 = Sangat tidak baik b) Rating Nilai  5 = Sangat Penting  4 = Penting  3 = Standar  2 = Tidak Penting  1 = Sangat tidak Penting c) Skor Nilai SN = BN x RN Keterangan: SN = Skor Nilai BN = Bobot Nilai RN = Rating Nilai

Untuk skor nilai dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut:

IFAS Strenghts (S) Weaknesses (W) Menentukan faktor Menentukan faktor EFAS kekuatan internal kelemahan internal

Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO Menentukan Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang peluang menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan eksternal untuk memanfaatkan untuk memanfaatkan peluang peluang

Threaths (T) Strategi ST Strategi WT Menentukan Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang Ancaman menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan Eksternal untuk mengatasi ancaman dan menghindari ancaman

Sumber: (Irham Fahmi 2013:271)

18

2.1.6 Penjualan Menurut Basu Swasta (2001:1) dalam bukunya Manajemen Penjualan edisi ketiga, Menjual adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang dan jasa yang ditawarkan.

Menurut Winardi (2005:26) Penjualan adalah berkumpulnya seorang pembeli dan penjual dengan tujuan melaksanakan tukar menukar barang dan jasa berdasarkan pertimbangan yang berharga misalnya pertimbangan uang.

Kotler (2006:457) mengemukakan bahwa penjualan merupakan sebuah proses dimana kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjual dipenuhi, melalui antar pertukaran informasi dan kepentingan.

Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba (Marwan, 1991). Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasikan. Menurut Winardi (1982), penjualan adalah suatu transfer hak atas benda-benda. Dari penjelasan tersebut dalam memindahkan atau mentransfer barang dan jasa diperlukan orang-orang yang bekerja dibidang penjualan seperti pelaksnaan dagang, agen, wakil pelayanan dan wakil pemasaran.

2.1.7 Promosi Penjualan Menurut Basu Swastha (1999) Istilah penjualan sering digunakan secara sinonim dengan istilah promosi meskipun yang dimaksud promosi. Penjualan hanya meliputi kegiatan pemindahan barang/jasa atau penggunaan penjual saja, dan tidak terdapat kegiatan periklanan atau kegiatan lain yang ditujukan untuk mendorong permintaan. Jadi, penjualan hanya merupakan bagian dari kegiatan promosi.

Sedangkan menurut Indriyo G (1994) promosi penjualan adalah merupakan kegiatan perusahaan untuk menjajakan produk yang dipasarkannya sedemikian rupa sehingga konsumen akan mudah untuk melihatnya dan bahkan dengan cara penempatan dan pengaturan tertentu maka produk tersebut akan menarik perhatian konsumen.

19

Menurut Lamb, Hair dan McDaniel (2001) promosi penjualan adalah kegiatan komunikasi pemasaran, selain dari pada periklanan, penjualan pribadi, dan hubungan masyarakat, dimana insentif jangka pendek memotivasi konsumen dan anggota saluran distribusi untuk membeli barang atau jasa dengan segera, baik dengan harga yang rendah atau dengan menaikkan nilai tambah.

Promosi penjualan terdiri dari kumpulan kiat insentif yang berbeda-beda, kebanyakan berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian yang lebih cepat dan/atau lebih besar dari suatu produk/jasa tertentu oleh konsumen atau pelanggan tersebut (Kotler, 2000).

Menurut Teguh Budianto dan Fandy C (1997) promosi penjualan alat promosi yang merupakan perangsang bagi konsumen untuk segera melakukan pembelian, umumnya bersifat jangka pendek. Promosi penjualan dapat bersifat individu maupun non individu.

Tujuan Promosi Penjualan

1. Tujuan promosi penjualan intern. Salah satu tujuan promosi penjualan adalah untuk mendorong karyawan lebih tertarik pada produk dan promosi perusahaan. Adapun tujuan internalnya adalah untuk meningkatkan atau mempertahankan moral karyawan, melatih karyawan, kerjasama, serta semangat bagi usaha promosinya. Promosi penjualan juga menambah dan melengkapi kegiatan-kegiatan bagian humas dengan memberikan beberapa peralatan dan materi yang diperlukan untuk melaksanakan program humas internal. Sebagai contoh: slide, filim, brosur, dan selebaran. 2. Tujuan promosi penjualan perantara. Usaha-usaha promosi penjualan dengan perantara (pedagang besar, pengecer, lembaga perkreditan, dan lembaga jasa) dapat dipakai untuk memperlancar atau mengatasi perubahan-perubahan musiman dalam pesanan, untuk mendorong jumlah pembelian yang lebih besar, untuk mendapatkan dukungan yang luas dalam saluran terhadap usaha promosi, atau untuk memperoleh tempat serta ruang gerak yang lebih baik. Untuk mengatasi fluktuasi yang bersifat musiman dalam pesanan, misalnya ditawarkan kepada perantara dua unit gratis apabila ia

20

membeli 10 unit, atau memberikan potongan musiman 25%. Teknik promosi semacam ini dapat mendorong jumlah pembelian yang lebih besar. 3. Tujuan promosi penjualan konsumen. Promosi penjualan konsumen dapat dilakukan untuk mendapatkan orang yang bersedia mencoba produk baru, untuk meningkatkan volume per penjualan (seperti, mendapat potongan 20% apabila membeli satu produk), untuk mendorong penggunaan baru dari produk yang ada, untuk menyaingi promosi yang dilakukan oleh pesaing dan untuk mempertahankan penjualan. Jadi, promosi penjualan perusahaan yang ditujukan pada konsumen dapat dibedakan ke dalam dua kelompok, yaitu: a. Kegiatan yang ditujukan untuk mendidik atau memberitahukan konsumen b. Kegiatan yang ditujukan untuk medorong para konsumen.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Volume Penjualan:

1. Kualitas barang. Turunnya mutu barang dapat mempengaruhi volume penjualan, jika barang yang diperdagangkan mutunya menurun dapat menyebabkan pembelinya yang sudah menjadi pelanggan dapat merasakan kecewa sehingga mereka bisa berpaling kepada barang lain yang mutunya lebih baik. 2. Selera konsumen. Selera konsumen tidaklah tetap dan dia dapat berubah setiap saat, bilamana selera konsumen terhadap barang-barang yang kita perjualkan berubah maka volume penjualan akan menurun. 3. Servis terhadap pelanggan merupakan faktor penting dalam usaha memperlancar penjualan terhadap usaha dimana tingkat persaingan semakin tajam. Dengan adanya servis yang baik terhadap para pelanggan sehingga dapat meningkatkan volume penjualan. 4. Persaingan menurunkan harga jual. Potongan harga dapat diberikan dengan tujuan agar penjualan dan keuntungan perasahaan dapat ditingkatkan dari sebelumnya. Potongan harga tersebut dapat diberikan kepada pihak tertentu dengan syarat-syarat tertentu pula.

21

2.1.8 Product Pengertian produk Menurut Fandy Tjiptono (1999:95) produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.

Pengertian produk menurut Stanton (1996:222) produk adalah kumpulan dari atribut atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk didalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merk ditambah dengan jasa dan reputasi penjualan.

Pengertian produk menurut Swastha dan Irawan (1990:165) produk adalah suatu sifat kompleks, baik dapat diraba maupun tidak diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan, pelayanan pengusaha dan pengecer, yang diterima pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan.

Pengertian produk Menurut Kotler dan Amstrong ((2001: 346) produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan, dimiliki, digunakan atau pun dikonsumsi sehingga mampu memuaskan keinginan dan kebutuhan termasuk di dalamnya berupa fisik, tempat, orang, jasa, gagasan, serta organisasi.

Produk terbagi menjadi dua jenis yaitu:

1. Produk Konsumsi Produk Konsumsi sering juga disebut dengan barang kebutuhan sehari-hari (convenience goods), Sedangkan pengertian produk konsumsi adalah barang yang umumnya dikonsumsi atau digunakan sendiri oleh anggota keluarga atau perorangan maupun diberikan kepada orang lain dan pembeliannya didasarkan atas kebiasaan dari konsumen itu sendiri. Kategori produk konsumsi dan contohnya: a. Convenience Gods (Barang kebutuhan sehari-hari) b. Specialy Goods (Barang-barang istimewa atau produk khusus). c. Shoppping Goods (Barang belanjaan) d. Unsought Goods (barang-barang yang tidak dicari) 2. Produk Industri Produk Industri adalah barang yang dapat membantu manusia mengerjakan suatu kegiatan produksi nya.

22

2.1.9 Bauran Product Menurut Kotler dan Keller (2009:16) bauran produk adalah kumpulan semua lini dan jenis produk yang ditawarkan oleh penjual agar dibeli oleh pembeli. Bauran produk terdiri dari:

1. Tingkat Kelebaran Produk Lebar bauran produk mengacu pada jumlah lini produk berbeda yang ditawarkan perusahaan. 2. Tingkat kepanjangan produk Panjang bauran produk mengacu pada jumlah seluruh jenis barang yang dibuat perusahaan. 3. Tingkat kedalam produk Dalam bauran produk merujuk pada jumlah versi yang ditawarkan dari setiap produk dalam lini. 4. Konsistensi bauran produk Konsistensi bauran produk merujuk pada sebesarapa dekat hubungan berbagai lini produk dalam pemakaian akhir, persyaratan produksi, saluran distribusi atau dengan hal cara lain.

Bauran produk dapat memudahkan perusahaan dalam menentukan strategi produk dan memudahkan perusahaan dalam meningkatkan bisnisnya, yaitu dengan cara sebagai berikut:

1. Perusahaan dapat menambah lini produk mereka untuk menjangkau konsumen yang lebih luas. 2. Perusahaan dapat memperpanjang lini produk yang sudah ada agar lebih lengkap. 3. Perusahaan dapat menambah varian tiap produk sehingga dapat memperdalam bauran produk. 4. Perusahaan dapat mengurangi atau menambah lini produknya, yang disesuaikan dengan kemampuan dan daya saing perusahaan.

2.1.10 Kerjasama dan Kolaborasi Kerjasama dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau tujuan bersama (Soekanto, 1990). Kerjasama (cooperation) adalah suatu usaha atau bekerja untuk mencapai suatu hasil

23

(Baron & Byane, 2000). Kerjasama (Cooperation) adalah adanya keterlibatan secara pribadi diantara kedua belah pihak demi tercapainya penyelesaian masalah yang dihadapi secara optimal (Sunarto, 2000). Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kerjasama (Cooperation) adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok diantara kedua belah pihak manusia untuk tujuan bersama dan mendapatkan hasil yang lebih cepat dan lebih baik.

Kolaborasi adalah suatu proses partisipasi beberapa orang ataupun kelompok organisasi untuk bekerja sama mencapai hasil tertentu (kusnandar: 2013). Menurut (Ilza: 2011) arti kolaborasi adalah bentuk kerjasama untuk mencapai hasil yang diinginkan sekaligus melahirkan kepercayaan diantara pihak yang terkait. Dari dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kolaborasi adalah segala bentuk kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau sekelompok orang dalam bidang tertentu.

2.1.11 E-business dan E-commerce E-business adalah praktek pelaksanaan dan pengelolaan proses bisnis utama seperti perancangan produk, pengelolaan pasokan bahan baku, manufaktur, penjualan, pemenuhan pesanan, dan penyediaan servis melalui penggunaan teknologi komunikasi, komputer, dan data yang telah terkomputerisasi. (Steven Alter. Information System: Foundation of E-Business. Prentice Hall. 2002). E-business adalah mengenai penggunaan teknologi internet untuk melakukan transformasi proses bisnis yang dilakukan. Bentuk e-business yang paling mudah terlihat adalah pembelian barang secara online baik retail maupun grosir. (Samantha Shurety.1999. E-business with Net.Commerce. Prentice Hall).

Electronic commerce atau selanjutnya disebut E-commerce merupakan salah satu hasil dari perkembangan teknologi internet. Pengertian E-commerce itu sendiri adalah suatu proses berbisnis dengan menggunakan teknologi elektronik yang menghubungkan antara perusahaan, konsumen, dan masyarakat dalam bentuk transaksi elektonik. Dengan demikian pada prinsipnya bisnis dengan E-commerce adalah bisnis tanpa warkat paperless trading. (Munir Fuady, 2002)

Perdagangan elektronik atau yang disebut juga e-commerce, adalah penggunaan jaringan komunikasi dan komputer untuk melaksanakan proses bisnis. Pandangan populer dari e-commerce adalah penggunaan internet dan komputer dengan browser Web untuk membeli dan menjual produk. McLeod Pearson (2008: 59).

24

Menurut Shely Cashman (2007: 83) E-commerce atau kependekan dari elektronik commerce (perdagangan secara electronic), merupakan transaksi bisnis yang terjadi dalam jaringan elektronik, seperti internet. Siapapun yang dapat mengakses komputer, memiliki sambungan ke internet, dan memiliki cara untuk membayar barang-barang atau jasa yang mereka beli, dapat berpartisipasi dalam e-commerce.

Manfaat dalam menggunakan E-commerce dalam suatu perusahaan sebagai sistem transaksi adalah:

a. Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar) Transaksi on-line yang membuat semua orang di seluruh dunia dapat memesan dan membeli produk yang dijual hanya dengan melalui media computer dan tidak terbatas jarak dan waktu. b. Menurunkan biaya operasional (operating cost) Transaksi E-commerce adalah transaksi yang sebagian besar operasionalnya diprogram di dalam komputer sehingga biaya-biaya seperti showroom, beban gaji yang berlebihan, dan lain-lain tidak perlu terjadi. c. Melebarkan jangkauan (global reach) Transaksi on-line yang dapat diakses oleh semua orang di dunia tidak terbatas tempat dan waktu karena semua orang dapat mengaksesnya hanya dengan menggunakan media perantara komputer. d. Meningkatkan customer loyalty Ini disebabkan karena sistem transaksi E-commerce menyediakan informasi secara lengkap dan informasi tersebut dapat diakses setiap waktu selain itu dalam hal pembelian juga dapat dilakukan setiap waktu bahkan konsumen dapat memilih sendiri produk yang dia inginkan. e. Meningkatkan supply management Transaksi E-commerce menyebabkan pengefisienan biaya operasional pada perusahaan terutama pada jumlah karyawan dan jumlah stok barang yang tersedia sehingga untuk lebih menyempurnakan pengefisienan biaya tersebut maka sistem supply management yang baik harus ditingkatkan.

25

2.1.12 Restoran Menurut Marsum (2005), restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasi secara komersial, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya baik berupa makan maupun minum. Restoran ada yang berada dalam suatu hotel, kantor maupun pabrik dan banyak juga yang berdiri sendiri di luar bangunan itu.

Menurut Prof. Vanco Christian dalam Marsum (2005), tujuan operasi restoran adalah untuk mencari untung. Selain bertujuan bisnis atau mencari untung, membuat puas para tamu pun merupakan tujuan operasi restoran yang utama.

Terdapat 6 tipe restoran dalam industri makanan. Tipe ini diklasifikasikan dari menu, cara penyajian, serta ada atau tidaknya pelayan, berikut 6 tipe restoran:

1. Etnis Restoran etnis adalah restoran yang menyajikan masakan-masakan lokal atau nasional. Misalnya restoran padang, restoran manado, dan lainnya. Jika restoran ini berada di luar negeri, bisa juga disebut sebagai Restoran Indonesia, yaitu restoran yang menyajikan berbagai makanan dari suatu daerah atau negara. Restoran jenis ini memiliki penggemarnya sendiri. 2. Fast Food Restoran fast food atau cepat saji ini mengedepankan kecepatan pelayanan. Pilihan menu yang disajikan di restoran cepat saji umumnya tidak terlalu banyak. Ukuran restoran cepat saji juga biasanya hanya berukuran kecil, bisa juga hanya berupa kios di pinggir jalan. Pelanggan juga bisa membawa makanan tersebut dan makan di mana saja. Restoran fast food ini kemudian dikembangkan dengan fasilitas drive thru, dimana pelanggan bisa memesan makanan dari dalam mobil tanpa harus masuk ke dalam restoran. Dalam industri restoran, tipe restoran fast food juga disebut sebagai quick service restaurant. 3. Fast Casual Restoran dengan tipe fast casual adalah tipe restoran yang berada diantara fast food dan casual dining, dimana restoran ini menyediakan berbagai jenis makanan namun tidak dengan pelayanan penuh hingga ke meja makan dari pelayannya. Dari sisi harga, makanan di restoran fast casual juga memiliki rentang harga diantara fast food dan casual dining.

26

4. Casual Dining Restoran dengan tipe casual dining adalah restoran yang menyajikan makanan dengan harga sedikit diatas rata-rata dengan suasana restoran yang nyaman. Casual dining sendiri merupakan tipe restoran yang berada satu tingkat dibawah restoran tipe fine dining, baik dari sisi pelayanan, jenis serta harga makanan. Umumnya restoran casual dining akan dilengkapi dengan bar dan menyediakan menu minuman beralkohol seperti beer dan wine. 5. Family Style Family style restaurant biasa kita sebut juga dengan restoran keluarga. Di restoran ini, makanan biasanya disajikan dalam jumlah besar dan diletakkan ditengah, dan setiap anggota keluarga akan mengambil makanan dari tengah dan menikmatinya dalam piring masing-masing. Konsep ini sama persis dengan cara makan di rumah bersama keluarga. Restoran keluarga hampir serupa dengan casual dining restaurant, yang membedakan adalah tidak tersedianya minuman beralkohol pada restoran keluarga. 6. Fine Dining Restoran fine dining dikenal dengan restoran yang memberikan pelayanan penuh kepada pelanggannya dengan menu utama yang unik dan spesifik. Setiap restoran fine dining memiliki menu andalannya sendiri, yang berbeda antara restoran yang satu dengan yang lain. Secara desain, restoran fine dining juga menawarkan suasana restoran yang mewah dengan desain dan furnitur yang megah. Tamu yang berkunjung ke restoran fine dining biasanya memang telah mempersiapkan diri dengan pakaian yang sesuai dan mengikuti tata cara makan internasional.

Menurut Marsum (2005:274) ada 4 (empat dasar jenis pelayanan yang diterapkan direstoran, antara lain:

1. Table Service Table service adalah suatu system pelayanan restoran dimana para tamu duduk dikursi menghadap meja makan, dan kemudian makanan dan minuman diantarkan dan disajikan kepada para tamu. Dalam hal ini yang menyajikan makanan dan minuman adalah pramusaji (waiter/waitress). Table service pada umumnya dapat dibedakan menjadi 4 (empat) katagori, yaitu:

27

 American Service, pelayanan dengan American service dimana makanan sudah siap ditata dan diatur diatas piring sejak dari dapur yang kemudian disajikan oleh pramusaji diatas meja tamu. Makanan disajikan dari sebelah kiri tamu dan piring kotor diangkat dari sebelah kanan.  English Service, pelayanan yang diterapkan dalam English service mirip dengan pelayanan yang biasa digunakan dirumah pada saat makan bersama, dan sering disebut dengan family service. Tuan rumah sekeluarga dan tamu duduk bersama menikmati makan malam dengan menu makanan yang sama, mulai dari hidangan pembuka sampai hidangan penutup. Tuan rumah (host) mengatur hidangan diatas meja yang kemudian akan disajikan oleh pramusaji kepada para tamu. Mula mula pramusaji akan melayni nyonya rumah, tamu tamu kehormarmatan dan tamu – tamu lainnya.  French Service, suatu jenis pelayanan mewah dan mahal. Pelayanan dilakukan dengan menggunakan kereta special (gueridan) yang berisikan alat pemanas (rechaud) untuk memanaskan makanan yang akan disajikan untuk tamu. Pelyanan biasanya dilakukan oleh captain (chef de rang) dan dibantu oleh pramusaji (waiter/waitress).  Russian Service, makanan sepenuhnya sudah siap dari dari dapur yang telah disusun sedemikian rupa oleh chef didalam silver platter ( piring besar dari logam). Makanan disajkan oleh pramusaji dengan menggunakan service fork dan serving spoon (garpu dan sendok besar untuk menyajikan makanan) di piring yang ada diatas meja tamu sesuai dengan keinginan tamu. 2. Counter Service

Yang dimaksud dengan counter service adalah system pelayanan di restoran dimana para tamu yang datang terus di counter. Apabila makanan dan minuman yang dipesan oleh tamu sudah siap maka akan disajikan kepada tamu di diatas conter. Yang dimaksud dengan istilah counter dalam hal ini adalah seja panjang yang membatasi dua ruangan anata ruang dapur dengan ruang restoran.

28

3. Self Service

Self Service atau kadang – kadang disebut juga dengan istilah buffet service adalah suatu system pelayanan restoran dimana semua makanan secara lengkap mulai dari hidangan pembuka sampai dengan hidangan penutup telah ditata dan diatur rapi diatas meja hidangan atau meja prasmanan.

4. Carry Out Service

Carry out service atau sering disebut dengan istilah take out service yaitu system pelayanan restoran dimana tamu datang untuk membeli makanan yang telah disiapkan terlebih dahulu, dibungkus dalam kotak untuk dibawa pulang. Jadi makanan atau minuman yang dibeli tidak dinikmati di tempat itu.

29

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian adalah tata cara yang dimiliki dan dilakukan oleh peneliti dalam rangka untuk mengumpulkan informasi atau data serta melakukan investigasi terhadap data yang telah didapatkan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif (Analisis Deskriptif) dengan pendekatan adalah studi kasus untuk menganalisis dan mencari tahu masalah penurunan pendapatan dan mengetahui strategi penjualan yang efektif untuk meningkatkan kembali pendapatan dari Rumah Makan Lapo Subur Lippo Cikarang. Menurut Crossman (2017) Metode penelitian kualitatif meliputi observasi dan perendaman, wawancara, survei terbuka, kelompok fokus, analisis isi materi visual dan tekstual, dan sejarah lisan. Setelah secara pribadi mewawancarai responden, rekaman data yang direkam ditranskripsi. Ini penting untuk memastikan bahwa semua informasi muncul dan ditemukan dalam konteks yang benar, dan untuk konfirmasi data.

3.2 Studi Kasus Dalam penelitian ini peneliti menganalisis strategi penjualan yang efektif untuk meningkatkan pendapatan Rumah Makan Lapo Subur serta dapat mempertahankan pendapatannya di tahun tahun berikutnya. Studi kasus adalah pendekatan penelitian yang digunakan untuk menghasilkan pemahaman yang mendalam dan multi segi dari masalah yang kompleks dalam konteks kehidupan nyata. (Ann Robertson, 2011)

3.3 Triangulasi Data Triangulasi adalah istilah yang sering disebutkan dalam publikasi studi kualitatif. Biasanya, para sarjana menyebutkan "triangulasi" dalam diskusi yang dilakukan dengan bagaimana kualitas atau validitas suatu penelitian dapat dijamin (misalnya, Seale, 1999; Tracy, 2010). Fungsi dari tringulasi adalah untuk validitas dari penelitian ini, di mana analisis akan dibandingkan dengan teori dan bukti. Penelitian kualitatif menggunakan triangulasi di antara sumber data untuk kemajuan ketelitian penelitian. Triangulasi adalah proses penguatan data dari berbagai individu (dosen dan mahasiswa). Jenis data (observasi lapangan, wawancara) dalam deskripsi dan tema

30

dalam penelitian kualitatif. Para peneliti menguji setiap informasi, fakta, dan temuan untuk mendukung sebuah tema. Ini adalah jaminan bahwa studi perilaku akurat karena informasi berasal dari sumber yang berbeda yang terkait dengan studi. Dalam penelitian ini penelitian ditekankan untuk mengembangkan laporan yang akurat dan kredibel dengan menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi untuk mengumpulkan informasi atau data sebagai referensi.

3.3 Instrumen Penelitian Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri sehingga peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap peneliti, meliputi; pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian baik secara akademik maupun logiknya (Sugiono,2009:305). Peneliti kualitatif sebagai human instrumen berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiono,2009:306).

3.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan wawancara. Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiono,2009:317) dan dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi yang tidak mungkin bisa ditemukan melalui observasi (Sugiono,2009:318).

3.5 Subjek Penelitian Sumber atau informan yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah pelanggan yang telah melakukan pembelian selama 3 tahun terakhir dan selama 12 bulan telah melakukan pembelian sebanyak 10x atau bisa disebut dengan pelanggan yang loyal yaitu:

1. Nama : Marlin Kantor : Pekerja lapangan (driver) 2. Nama : Ridwan Kantor : Sales di jababeka 1

31

3. Nama : Hitler Nadeak Kantor : Daerah Jababeka tidak menyebutkan nama kantor 4. Nama : Fernandus Sihombing Kantor : Indokano Lippo Cikarang 5. Nama : Fransiska Debora Kantor : Politeknik Meta (Hyundai) 6. Nama : Lido Lubis Kantor : Politeknik Meta (Hyundai)

3.6 Jenis Data Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan 2 (dua) jenis sumber data yaitu:

1. Data Primer Sumber data ini berasal dari responden langsung. Diperoleh melalui wawancara dan observasi. Pengamatan lebih lanjut langsung dari situasi lokasi penelitian. Sesi wawancara adalah salah satu cara terbaik untuk mendapatkan informasi. Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2016: 231) wawancara bisa dilakukan didefinisikan sebagai "pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui pertanyaan dan tanggapan, menghasilkan komunikasi dan konstruksi bersama makna tentang suatu topik tertentu ”. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan (Bungin, 2005). Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi literatur, arsip, dokumentasi, jurnal, bukti fisik, yang berfungsi untuk melengkapi data primer.

32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Sejarah Singkat Rumah Makan Lapo Subur Rumah Makan Lapo Subur adalah rumah makan khas Sumatra utara yang lebih tepatnya adalah rumah makan khas batak. Rumah Makan Lapo Subur berlokasi di ruko pasar central lippo cikarang di kawasan Hyundai. Rumah makan ini sudah berdiri tahun 2011 hingga saat ini. Menu menu yang disediakan dirumah makan ini adalah makan khas batak seperti babi panggang, sayur ubi tumbuk, ikan mas , babi arsik, saksang, dan lain lain. Rumah makan ini terkenal dengan menu panggangnya yang sangat berbeda dengan usaha rumah makan khas batak lainnya, dagingnya yang gurih dan krispi membuat menu babi panggang dirumah makan ini menjadi salah satu menu favorit dari setiap pelanggannya.

4.2 Visi dan Misi Rumah Makan Lapo Subur Visi Rumah Makan Lapo Subur Memberikan pengalaman yang menakjubkan ketika berkunjung dan memakan hidangan yang disediakan dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada setiap pengunjungnya.

Misi Rumah Makan Lapo Subur Menjadi salah satu tempat makan khas batak yang terbaik di cikarang.

4.3 Hasil Penelitian Hasil penelitian adalah proses pengaturan dan pengelompokan secara baik tentang informasi suatu kegiatan berdasarkan fakta melalui usaha pikiran peneliti dalam mengolah dan menganalisa objek atau topik penelitian secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis sehingga terbuat sebuah prinsip-prinsip umum atau teori.

4.3.1 Analisis SWOT Faktor internal (Kekuatan dan Kelemahan) dan faktor eksternal (Peluang dan Ancaman) dari Rumah Makan Batak Lapo Subur sebagai berikut:

33

A. Kekuatan 1) Harga yang ditetapkan terjangkau konsumen 2) Kualitas produk yang disajikan baik 3) Kuantiti yang disajikan baik 4) Rumah Makan Lapo Subur memiliki hubungan yang baik dengan konsumen B. Kelemahan 1) Kurangnya tenaga kerja 2) Kurangnya pengetahuan terhadap perkembangan teknologi 3) Kurang update terhadap perkembangan rumah makan yang baru di daerah lippo cikarang dalam 2 tahun terakhir 4) Pemilik tidak merenovasikan tempat produksi dan meja makan konsumen 5) Terbatasnya ruang untuk menampung konsumen yang datang C. Peluang 1) Selera konsumen 2) Banyak aplikasi yang memberikan jasa pelayanan pesan antar 3) Lokasi yang strategis 4) Tidak memiliki pesaing dengan produk yang sejenis (Pesaing Langsung) 5) Kualitas produk yang berbeda dengan jenis usaha dan produk yang sama D. Ancaman 1) Banyak pesaing pesaing yang berbeda produk dengan jenis usaha yang sama (Pesaing tidak langsung) 2) Kurangnya promosi yang dilakukan 3) Keinginan konsumen yang berubah ubah 4) Kenaikan harga bahan baku (Raw Material)

Analisis SWOT ini hanya sebagai acuan atau analisa awal untuk kemudian dikembangkan dengan melakukan interview. Beberapa poin dari analisis SWOT tersebut akan digunakan sebagai pertanyaan untuk mengetahui pendapat konsumen tentang hal hal tersebut.

Wawancara dilakukan kepada 6 responden yang telah melakukan pembelian selama 3 tahun terakhir dan selama 12 bulan telah melakukan pembelian sebanyak 10 kali atau lebih. Dari hasil interview ini akan mendapatkan strategi penjualan apa yang harus

34

dilakukan oleh Rumah Makan Batak Lapo Subur untuk meningkatkan kembali penjualannya.

4.3.2 Hasil Interview Dalam penelitian ini terdapat 6 responden yang telah diwawancarai dari karakteristik karakteristik yang sudah ditentukan yaitu pelanggan yang sudah melakukan pembelian selama 3 tahun terakhir dan selama 12 bulan telah melakukan pembelian sebanyak 10 kali atau lebih, atau bisa disebut dengan pelanggan yang loyal.

Tabel 4.1 Kesamaan Hasil Interview Responden No Variable Kesamaan Makan siang diluar kantor (73,3%) 1 Tipe makan siang Delivery Order (5%) Membawa bekal (17%) Faktor yang paling dicari dari Kualitas Produk (90%) 2 makanan Promo (Discount) (10%) 3 Harga rata rata 1 kali makan 30.000-50.000 Lapo (38,3%) Rumah makan padang (16%) Jenis Rumah Makan yang didatangi 4 Rumah makan sunda (17,7%) saat makan siang Warteg (11%) Mc Donald (17%) Jarak dari kantor menuju rumah 5 Maksimal 5 kilometer makan (Rata rata)

Jika dilihat dari Table 4.1 hasil interview bahwa keenam responden mengatakan biaya yang dikeluarkan untuk makan siang mereka sekitar 30.000 sampai 50.000. Kedua adalah jenis rumah makan yang banyak dikunjungi oleh keenam responden adalah jenis rumah makan etnis (tradisional) terdapat 4 rumah makan yang sering mereka kunjungi Lapo, Rumah Makan Padang, Rumah Makan Sunda, dan Warteg. Ketiga adalah jarak, keenam responden mengatakan jarak yang mereka tempuh saat makan siang dari kantor mereka adalah maksimal 5 kilometer. Keempat tipe makan siang dari keenam responden ada tiga diurutkan berdasarkan yang paling sering mereka lakukan saat makan siang yaitu makan siang diluar kantor, makan siang dengan membawa bekal, dan makan siang dengan melakukan delivery order. Kelima adalah produk dari keenam responden mengatakan lebih tertarik dengan kualitas produk dibandingkan promo untuk makanan.

35

Hasil interview yang telah disimpulkan dalam Table 4.1 dapat dianalisis untuk menjawab pertanyaan pertanyaan pada rumusan masalah dan mengetahui strategi seperti apa yang harus dilakukan oleh Rumah Makan Batak Lapo Subur untuk meningkatkan penjualannya kembali di tahun berikutnya.

4.4 Pembahasan Bagaimana situasi persaingan industri rumah makan di radius 5 kilometer dari Rumah Makan Lapo Subur yang menyebabkan penurunan pendapatan 1 tahun terakhir?

Berikut adalah lokasi Rumah Makan Lapo Subur yang dilihat melalui google map.

Gambar 4.1 Lokasi Rumah Makan Lapo Subur.

Pada gambar 4.1 dilihat lokasi Rumah Makan Lapo Subur yang diambil melalui Google Map, dari gambar tersebut peneliti ingin mengetahui pesaing pesaing tidak langsung dari Rumah Makan Lapo Subur yang dimana jarak yang ditentukan seperti pada lingkaran merah yaitu 5 kilometer dari Rumah Makan Lapo Subur. Pesaing tidak langsung adalah perusahaan yang memiliki produk berbeda dengan produk kita, tetapi keberadaan produk ini bersifat substitutif (produk pengganti).

36

Dari gambar 4.1 dapat dilihat ada 2 lambang yang diberikan nomor yang akan menunjukan nama restoran tersebut yang dapat dilihat pada table 4.2, lambang pertama bintang bewarna merah dan kedua kotak bewarna hijau, untuk bintang bewarna merah adalah restoran yang memiliki tipe fast food dan kotak berwarna hijau itu adalah restoran yang memiliki tipe etnis.

Berikut beberapa pesaing tidak langsung dari Rumah Makan Lapo Subur: No Tempat 1 McDonalds Lippo Cikarang 2 Burger King Lippo Cikarang 3 KFC Lippo Cikarang 4 Rumah Makan Padang 5 Rumah Makan Bebek Huh Hah 6 Rumah Makan Aroma Sunda 7 Warung Bambu 8 Sogo 9 Warung Nasi Kebumen 10 Sari Rasa 11 Rumah Makan Timlo Solo 12 Rumah Makan Budi Bundo 13 Rumah Makan Surya 14 Rumah Makan Selera Baru 15 Warung Kang Prabu 16 Saung Ma Hj Atun 17 Kampung Nelayan 18 Xoxo 19 Rumah Makan Pondok Citra 20 Warung Nasi Rizki 21 Ayam&Bebek Al-karomah 22 Ayam Monyet 23 Selera Sambal Restaurant 24 Ayam Panik 25 Rumah Makan Padang Elok Basamo Tabel 4.2 Data pesaing tidak langsung Rumah Makan Lapo Subur

Seperti pada gambar 4.1 dan table 4.2 Rumah Makan Lapo Subur memiliki banyak pesaing pesaing tidak langsung yang berada 5 kilometer dari Rumah Makan Lapo Subur yang dimana produknya tidak sama tetapi masih pada jenis usaha yang sama yaitu Rumah Makan/Restoran, setiap rumah makan tersebut memiliki beberapa service seperti layanan pesan antar (Delivery Order), pesanan untuk acara (Chatring), dan juga makan di tempat (Eceran) dengan biaya yang berbeda pada setiap pelayanannya. Pada hasil wawancara yang telah didapatkan dan disimpulkan pada table 4.1 jenis rumah

37

makan yang paling sering dikunjungi oleh keenam responden adalah Lapo 38,3%, Rumah Makan Padang 16%, Rumah Makan Sunda 17,7%, Warteg 11% dan Mc Donald 17%. Ini membuat pemilik dari Rumah Makan Lapo Subur harus membuat suatu strategi penjualan yang dapat bersaing dengan pesaing pesaing yang berada dalam radius 5 kilometer tersebut.

Bagaimana meningkatkan penjualan bagi konsumen yang melakukan delivery order?

Pada gambar 1.2 pembeli yang melakukan pemesanan antar atau delivery order sebesar 30% ini terjadi karena pihak Rumah Makan Lapo Subur memberikan minimal pemesanan yang dapat diantarkan seperti memesan 10 menu yang diantarkan pada 1 tempat ini membuat pelanggan atau konsumen yang ingin memesan hanya 1 pesanan saja tidak dapat memesan apalagi jika jarak pemesan dengan rumah makan terlampau jauh. Pihak rumah makan berfikir berapa yang akan didapatkan jika hanya mengantar 1 pesanan saja di bandingkan dengan 10 pesanan dan berapa biaya transport yang dikeluarkan untuk mengantar 1 pesanan dibandingkan dengan 10 pesanan. oleh karna itu strategi untuk meningkatkan penjualan bagi konsumen yang melakukan delivery order adalah dengan cara bekerja sama dengan pihak Gojek atau Gofood. GoJek adalah sebuah layanan booking ojek melalui aplikasi GoJek yang bisa didownload di Smartphone android & iPhone. Gojek menyediakan beberapa fitur jasa layanan seperti salah satunya adalah Gofood. Gofood adalah layanan pesan antar makanan dengan lebih dari 75.000 restoran yang terdaftar di aplikasi Gojek. Pada layanan Gofood, penyedia jasa akan membelikan makanan yang dipesan oleh Pelanggan dan mengantarkannya ke lokasi Pelanggan sesuai dengan keterangan di aplikasi. Maksimal jarak pengantaran pada layanan Gofood adalah 25 km.

38

Gambar 4.2 Aplikasi Layanan Jasa Gojek

Dengan bekerja sama dengan pihak Gojek atau Gofood para pelanggan atau konsumen yang ingin memesan kurang dari 10 pesanan bisa melakukan pembelian dimana pun lokasi konsumen tersebut berada, keuntungan yang didapatkan oleh pihak Rumah Makan Lapo Subur adalah tidak lagi perlu memikirkan biaya transport yang dikeluarkan karena biaya pengiriman sudah ditanggung oleh konsumen yang memesan melalui aplikasi Gojek atau Gofood.

Bagaimana meningkatkan penjualan bagi konsumen yang makan ditempat?

Jika dilihat dari hasil wawancara pada table 4.1 faktor yang diinginkan para konsumen pada saat makan siang adalah makanan yang enak (kualitas produk yang baik). Dengan banyaknya loyal konsumen di Rumah Makan Lapo Subur yang membuktikan bahwa kualitas produk dari Rumah Makan Batak Lapo Subur ini sudah baik jadi yang perlu dilakukan oleh pihak Rumah Makan Batak Lapo Subur terhadap kualitas produk kedepannya adalah mempertahankan kualitas produk yang ada, agar para konsumen yang loyal tidak mencari tempat makan siang lain melainkan akan membawa konsumen konsumen potensial lain untuk mengunjungi Rumah Makan Batak Lapo Subur.

Pada gambar 1.2 pembeli yang melakukan pembelian ditempat dan mengkonsumsinya ditempat sebesar 50% disini memang sudah cukup besar persentasenya tetapi untuk

39

dapat mencapai target penjualan yang diinginkan maka pihak Rumah Makan Lapo Subur harus membuat suatu strategi penjualan yang dapat meningkatkan persentase konsumen yang makan ditempat dengan cara memberikan promo seperti:

1. Memberikan promo gratis minuman seperti es teh manis, es jeruk, , S’Tea, Kopi 2. Promo 1 porsi nasi tambah gratis Promo itu dikhususkan untuk pembelian 1 menu makanan dan pelanggan yang makan ditempat. 3. Menambahkan menu menu favorit dari Rumah Makan Padang, Rumah Makan Sunda, dan Warteg.

Selain promosi dan bekerja sama dengan Gojek atau Gofood untuk dapat meningkatkan penjualannya dan dapat bersaing dengan pesaing pesaing yang berada pada radius 5 kilometer dari Rumah Makan Lapo Subur adalah dengan menambahkan jenis produk atau menu menu favorit yang ada di Rumah Makan Padang, Rumah Makan Sunda, dan Warteg. Dari strategi penjualan tersebut persentase kunjungan Rumah Makan Lapo Subur sebesar yang tadinya 38,3% ditambahkan dengan kunjungan ke Rumah Makan Padang 16% ditambahkan dengan kunjungan Rumah Makan Sunda 17,7% ditambahkan dengan Warteg 11% maka akan membuat persentase kunjungan ke Rumah Makan Batak Lapo subur menjadi 83% karena akan membuat pengunjung yang tadinya ingin memakan masakan padang , masakan sunda, atau warteg bisa berkunjung ke Rumah Makan Lapo Subur karena menunya selain menu pokok dari Rumah Makan Lapo Subur ada juga menu favorit yang biasa disajikan oleh Rumah Makan Padang, Rumah Makan Sunda dan Warteg, dengan itu akan meningkatkan jumlah pengunjung yang datang dan target pendapatan tiap tahunnya akan tercapai bahkan meningkat.

40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Strategi Penjualan di Rumah Makan Batak Lapo Subur” yang dapat disimpulkan sebagai berikut:

A. Persaingan antar usaha sejenis atau persaingan langsung dari radius 5 kilometer tyersebut memang tidak mempengaruhi tetapi dilihat dari banyaknya pesaing tidak langsung yang berbeda produk pada radius tersebut sangatlah mempengaruhi dan harus menjadi perhatian. Karena jika dilihat melalui pola pikir konsumen bukan “Makan di Lapo/Padang/Sunda/Warteg/Mcd Mana siang hari ini?” tetapi “Dimana saya makan siang ini?” jadi sebenarnya pesaing pesaing yang terdapat pada Table 4.3 adalah pesaing pesaing langsung dari Rumah Makan Khas Batak Lapo Subur. Maka dari pihak Rumah Makan Lapo Subur harus dapat membuat strategi penjualan atau inovasi yang dapat bersaing dengan pesaing pesaing lainnya dalam radius 5 kilometer tersebut. B. Bekerja sama dengan pihak Gojek atau Gofood untuk mempermudah layanan pesan antar bagi konsumen yang tidak memiliki waktu banyak untuk datang dan makan ditempat, dan juga dapat menguntungkan bagi pihak Rumah Makan Lapo Subur karena tidak perlu mengeluarkan biaya transport pengiriman pesanan. C. Bagaimana meningkatkan penjualan bagi konsumen yang makan ditempat? Dengan cara memberikan promosi penjualan seperti:  Memberikan promo gratis minuman seperti es teh manis, es jeruk, teh botol, S’Tea, Kopi dalam setiap pembelian 1 menu makanan dengan harga berdasarkan dari 1 porsi menu makanan dan promo itu dikhususkan untuk pelanggan yang makan ditempat.  Promo 1 porsi nasi tambah gratis di hari sabtu setiap pembelian dan makan ditempat.  menambahkan jenis produk atau menu menu favorit yang ada di Rumah Makan Padang, Rumah Makan Sunda, dan Warteg.

41

5.2 Saran Bagi Pemilik Rumah Makan Batak Lapo Subur

Semoga dari hasil penelitian dan kesimpulan yang didapatkan dari observasi dan wawancara di Rumah Makan Batak Lapo Subur untuk menjawab permasalahan yang dihadapi yaitu menurunnya penjualan dapat bermanfaat bagi Rumah Makan Batak Lapo Subur untuk dapat meningkatkan penjualannya kembali menggunakan strategi strategi yang telah di analisis dari permasalahan tersebut.

Bagi Pembaca

Semoga penelitian ini bisa menjadi salah satu informasi yang baik dalam menentukan sebuah konsep strategi penjualan bagi usaha sejenis dan semoga penelitian ini bisa dilanjutkan lagi kedepannya dengan menggunakan narasumber yang lebih banyak agar hasil survey lebih relevan dari sebelumnya.

42

DAFTAR PUSTAKA Buku

David Fred R. 2004. Manajemen Strategis. PT Indeks. Jakarta. Kotler, P. 2000. Marketing Management: The Millenium Edition. Prentice-Hall Internacional, Inc. New Jersey

David, F.R. (2011). Strategic management concepts and cases (13th ed.). New Jersey: Pearson Education

Gunawan, I. (2014). Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik (Cetakan Kedua). Jakarta: Bumi Aksara

Hunger, J.D. & Wheelen T.L. (2001). Manajemen Strategis (edisi terjemahan). Yogyakarta: ANDI.

Kotler, Philip dan Kevin L. Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Terjemahan: Bob Sabran. Edisi 13 Jilid 1 dan 2. Erlangga. Jakarta

Mulyana, Deddy. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm 9. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung

Rangkuti, F. 2013. Marketing Strategy & Competitive Positioning. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Rangkuti, Freddy, 2009. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.Jakarta: Gramedia

Swastha, Basu. (1984). Manajemen pemasaran (3rd ed). Jakarta: Erlangga

Swastha, Basu. (2002). Manajemen pemasaran moderen. Yogyakarta: Liberty

Swastha, Basu. (2005). Azas-azas marketing (2nd ed). Yogayakarta: Akademi Keuangan dan Bisnis

Stanton, William. (1984). Fundamentals of marketing (7th ed). New York: McGraw- Hill

43

Jurnal

Asmawati Hanafih 1 Strategi Pengembangan Usaha Dengan Metode Analisi SWOT Pada Usaha Laundry Istiqomah di Samarinda

Hilyah Magdalena dan Widya Ellyani 1,2STMIK Atma Luhur, Pangkalpinang Strategi Memanfaatkan E-Commerce Dalam Memasarkan Makanan Khas Bangka (Studi Kasus: Aneka Citra Snack)

Willy Pratama Widharta dan Sugiono Sugiharto, S.E., M.M Penyusunan Strategi dan Sistem Penjualan Dalam Rangka Meningkatkan Penjualan Toko Damai Jurusan Manajemen Pemasaran, Universitas Kristen Petra

Skripsi

Afandi I. 2011. Strategi Promosi Restoran Waralaba Mie Jogja Cabang Bogor [skripsi]. 2011: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Web http://www.majalahfranchise.com/article/489/strategi-meningkatkan-omzet-bisnis- dengan aplikasi-mobile http://www.portal.fisip-unmul.ac.id/site/?p=7541

44

DAFTAR TABLE Tabel 1.1 data pendapatan Rumah Makan Lapo Subur……………………………….10 Tabel 2.1 Format Analisis SWOT…………………………………………………….17 Tabel 4.1 Kesamaan Hasil Interview Responden…………………………………….35 Tabel 4.2 Data pesaing tidak langsung Rumah Makan Lapo Subur………………….37

45

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.2 Persentase pembeli dari Rumah Makan Lapo Subur dari jenis pembeliannya………………………………………………………………………...10 Gambar 4.1 Lokasi Rumah Makan Lapo Subur………………………………...... 36 Gambar 4.2 Aplikasi Layanan Jasa Gojek…………………………………………...39

46

LAMPIRAN Hasil Interview

Nama: Marlin

Nama Kantor: pekerja lapangan (sopir)

P: Apakah saat makan siang anda selalu makan diluar kantor atau anda membawa bekal dari rumah? Bisakah dibuat persentase secara rata rata berapa persen anda makan diluar, delivery order dan berapa persen anda membawa bekal?

R: Makan diluar terus 90% makan diluar

P: Setiap makan siang anda lebih memilih restoran makanan apa?

R: Yang terdekat dari lokasi kerja

P: Setiap makan siang, restoran atau rumah makan mana sajakah yang menjadi tempat favorit anda dan tempat itu adalah tempat yang paling sering anda kunjungi disekitar lippo cikarang?

R: Paling MCD

P: Apa yang membuat anda selalu makan siang di rumah makan tersebut? Keunikan apa yang ada dirumah makan tersebut?

R: Karna dekat kantor dan lebih dekat ga ribet simple.

P: Dalam sebulan bisakah anda estimasi urutan tempat makan siang anda ? misal makan di mcdonald 50%, makan di Lapo 20%, dan makan di rumah makan sunda / jawa atau lain lainnya 30%?

R: Paling sering makan di kantin belakang kantor 50%, mcd sama lapo 25%.

P: Secara rata rata berapa kilometer restoran yang anda kunjungi setiap hari dari kantor anda? (secara rata rata)

R: Sekitar 1-2 kilometer paling jauh

P: Apakah anda tertarik untuk mengunjungi suatu restoran karena kualitas produknya atau karna restoran tersebut sedang mengadakan promo yang membuat konsumen membayar lebih murah?

47

R: Pertama kualitas produknya dan tapi dimana mana ya semua orang suka discount tapi untuk saya yg pertama kualitas produk dan yang kedua ya promo.

P: Berapakah harga makanan yang anda beli untuk sekali makan siang (secara rata rata)

R: 30 ribu lah.

Nama: Ridwan dan Reno

Nama Kantor: sales di jababeka 1

P: Apakah saat makan siang anda selalu makan diluar kantor atau anda membawa bekal dari rumah? Bisakah dibuat persentase secara rata rata berapa persen anda makan diluar, delivery order dan berapa persen anda membawa bekal?

R: Kebanyakan di luar kantor ya sekitar 80% diluar kantor

P: Setiap makan siang anda lebih memilih restoran makanan apa?

R: Tergantung mood aja kadang mau makan babi ya kesini (Lapo Subur) kalo mau makan ayam ya tempat lain. Sama kita liat jarak juga sih lokasinya.

P: Setiap makan siang, restoran atau rumah makan mana sajakah yang menjadi tempat favorit anda dan tempat itu adalah tempat yang paling sering anda kunjungi disekitar lippo cikarang?

R: Kalo makan siang di lippo ya jarang karna jarak jauh juga paling ya cari cari deket kantor saja seperti di pecenongan yg di jababeka. Kalo kesini ya kalo searah saja saat ingin bertemu customer.

P: Apa yang membuat anda selalu makan siang di rumah makan tersebut? Keunikan apa yang ada dirumah makan tersebut?

R: Kadang kadang kita makan jarang sendiri pasti sama temen temen, jadi ya makan ditempat2 yg temen seneng aja. ya ada tempatnya sendiri sih.

P: Dalam sebulan bisakah anda estimasi urutan tempat makan siang anda? misal makan di mcdonald 50%, makan di Lapo 20%, dan makan di rumah makan sunda / jawa atau lain lainnya 30%?

R: Tradisional ya 50% (makanan sunda, jawa, dll), kalo lapo ya kebetulan 20% dan kalo sisanya 30% ya fast food gtu.

48

P: Secara rata rata berapa kilometer restoran yang anda kunjungi setiap hari dari kantor anda? (secara rata rata)

R: sekitar 3 kilometer

P: Apakah anda tertarik untuk mengunjungi suatu restoran karena kualitas produknya atau karna restoran tersebut sedang mengadakan promo yang membuat konsumen membayar lebih murah?

R: Yang pertama saya lebih mementingkan kualitas produknya sih,

P: Berapakah harga makanan yang anda beli untuk sekali makan siang (secara rata rata)

R: 50 ribu lah.

Nama: Hitler Nadeak

Nama Kantor: Daerah jababeka tidak menyebutkan nama kantor

P: Apakah saat makan siang anda selalu makan diluar kantor atau anda membawa bekal dari rumah? Bisakah dibuat persentase secara rata rata berapa persen anda makan diluar, delivery order dan berapa persen anda membawa bekal?

R: Makan diluar 100% berhubung kondisinya begini ga masak dirumah.

P: Setiap makan siang anda lebih memilih restoran makanan apa?

R: Makan di Lapo Subur di Hyundai, dan warteg yang ada sayurnya.

P: Setiap makan siang, restoran atau rumah makan mana sajakah yang menjadi tempat favorit anda dan tempat itu adalah tempat yang paling sering anda kunjungi disekitar lippo cikarang?

R: Lapo Subur ini persis di Hyundai.

P: Apa yang membuat anda selalu makan siang di rumah makan tersebut? Keunikan apa yang ada dirumah makan tersebut?

R: Selera saja karna pengen dan suka makan ditempat tersebut dengan menunya.

P: Dalam sebulan bisakah anda estimasi urutan tempat makan siang anda? misal makan di mcdonald 50%, makan di Lapo 20%, dan makan di rumah makan sunda / jawa atau lain lainnya 30%?

49

R: Kemungkinan besar saya dilapo subur perminggu 3 sampai 2 kali semnggu, diwarung yang lain kayanya bebas, ya kira2 di lapo 50% dan warteg 30% dan tempat lain 20% sisanya.

P: Secara rata rata berapa kilometer restoran yang anda kunjungi setiap hari dari kantor anda? (secara rata rata)

R: Sekitar 5-7 kilo lah dari kantor.

P: Apakah anda tertarik untuk mengunjungi suatu restoran karena kualitas produknya atau karna restoran tersebut sedang mengadakan promo yang membuat konsumen membayar lebih murah?

R: Kalo masalah harga tidak terlalu, yang jelas lebih enak dan lebih lain dari pada yang lain.

P: Berapakah harga makanan yang anda beli untuk sekali makan siang (secara rata rata)

R: 16-30 ribu.

Nama: Fernadus Sihombing

Nama Kantor: Indonakano lippo cikarang

P: Apakah saat makan siang anda selalu makan diluar kantor atau anda membawa bekal dari rumah? Bisakah dibuat persentase secara rata rata berapa persen anda makan diluar, delivery order dan berapa persen anda membawa bekal?

R: Diluar kantor 100%

P: Setiap makan siang anda lebih memilih restoran makanan apa?

R: apa aja tapi mugkin batak, kalo ada batak pasti batak yg saya pilih.

P: Setiap makan siang, restoran atau rumah makan mana sajakah yang menjadi tempat favorit anda dan tempat itu adalah tempat yang paling sering anda kunjungi disekitar lippo cikarang?

R: Saya makan itu ga favorit tapi setiap hari atau setiap minggu ganti ganti tempat makan, kalo yang paling seringnya ya makanan makanan daerah seperti Lapo Subur karna lapo di lippo cikarang cuman ini saja yang ada.

50

P: Apa yang membuat anda selalu makan siang di rumah makan tersebut? Keunikan apa yang ada dirumah makan tersebut?

R: Yang pasti karna makanan batak saya suka makanan batak dan rasanya cocok sama lidah saya.

P: Dalam sebulan bisakah anda estimasi urutan tempat makan siang anda ? misal makan di mcdonald 50%, makan di Lapo 20%, dan makan di rumah makan sunda / jawa atau lain lainnya 30%?

R: Mungkin hampir rata karna saya selalu berganti ganti lokasi tempat makan. Karna saya kan tadi bilang saya kalo makan ga bisa satu tempat selalu mencari suasana baru. Masing masing 25%.

P: Secara rata rata berapa kilometer restoran yang anda kunjungi setiap hari dari kantor anda? (secara rata rata)

R: 2-3 kilometer, tapi paling jauh jika di kantor lippo saya paling jauh ke kalimalang di rumah makan barokah. Itu paling jauh.

P: Apakah anda tertarik untuk mengunjungi suatu restoran karena kualitas produknya atau karna restoran tersebut sedang mengadakan promo yang membuat konsumen membayar lebih murah?

R: Kalo saya kualitas produk.

P: Berapakah harga makanan yang anda beli untuk sekali makan siang (secara rata rata)

R: 50 ribu minimal.

Nama: Fransiska Debora

Nama Kantor: Politeknik Meta (Hyundai)

P: Apakah saat makan siang anda selalu makan diluar kantor atau anda membawa bekal dari rumah? Bisakah dibuat persentase secara rata rata berapa persen anda makan diluar, delivery order dan berapa persen anda membawa bekal?

R: Kalo saya sendiri persentase lebih besar sih membawa bekal sekitar 50%, 30% makan diluar kantor, 20% delivery order

P: Setiap makan siang anda lebih memilih restoran makanan apa?

51

R: Kalo untuk makan diluar kantor lebih dominan sih di lapo ini (Lapo Subur)

P: Setiap makan siang, restoran atau rumah makan mana sajakah yang menjadi tempat favorit anda dan tempat itu adalah tempat yang paling sering anda kunjungi disekitar lippo cikarang?

R: Di Lapo atau fast food kaya mcd, burger king, atau juga rumah makan padang.

P: Apa yang membuat anda selalu makan siang di rumah makan tersebut? Keunikan apa yang ada dirumah makan tersebut?

R: Kalo fast food bisa lebih drive thru kita bisa pesan dan langsung jalan, kalo misal di lapo rindu masakan masakan daerah, kalo ya kita kan seleranya ga mungkin sama selama 1 bulan jadi kita coba coba rasa lain supaya ga bosen, tapi paling sering di lapo sih.

P: Dalam sebulan bisakah anda estimasi urutan tempat makan siang anda ? misal makan di mcdonald 50%, makan di Lapo 20%, dan makan di rumah makan sunda / jawa atau lain lainnya 30%?

R: Paling sering lapo 50%, nasi padang ata atau makanan daerah lain 30%, dan fast food nya 20%.

P: Secara rata rata berapa kilometer restoran yang anda kunjungi setiap hari dari kantor anda? (secara rata rata)

R: Sekitar 1-2 kilometer

P: Apakah anda tertarik untuk mengunjungi suatu restoran karena kualitas produknya atau karna restoran tersebut sedang mengadakan promo yang membuat konsumen membayar lebih murah?

R: Lebih ke kualitas produknya kalo promo sih nomor 2 lah.

P: Berapakah harga makanan yang anda beli untuk sekali makan siang (secara rata rata)

R: 50-75 ribu lah.

Nama: Lido Lubis

Nama Kantor: Politeknik Meta (Hyundai)

52

P: Apakah saat makan siang anda selalu makan diluar kantor atau anda membawa bekal dari rumah? Bisakah dibuat persentase secara rata rata berapa persen anda makan diluar, delivery order dan berapa persen anda membawa bekal?

R: 50% untuk membawa bekal, Delivery order 10%, 40 % makan diluar

P: Setiap makan siang anda lebih memilih restoran makanan apa?

R: Tergantung suasana hati dan suasana kantong juga, kalo misalnya pengen makanan yg berbau batak ya di lapo (Lapo Subur), tapi kalo waktu sudah mepet ya memilih yang deket deket.

P: Setiap makan siang, restoran atau rumah makan mana sajakah yang menjadi tempat favorit anda dan tempat itu adalah tempat yang paling sering anda kunjungi disekitar lippo cikarang?

R: Kalo sekitar lippo ya lapo ini (Lapo Subur) yang kedua ya warung padang 2 sepakat.

P: Apa yang membuat anda selalu makan siang di rumah makan tersebut? Keunikan apa yang ada dirumah makan tersebut?

R: Kalo di lapo dari kecilkan kita sudah biasa dengan makanan makanan khas batak kalo soal rasa relative tergantung selera orangnya.

P: Dalam sebulan bisakah anda estimasi urutan tempat makan siang anda? misal makan di mcdonald 50%, makan di Lapo 20%, dan makan di rumah makan sunda / jawa atau lain lainnya 30%?

R: Lebih sering ke lapo sekitar 60%, 40% Padang 10% sisanya bisa warteg dan lain lain.

P: Secara rata rata berapa kilometer restoran yang anda kunjungi setiap hari dari kantor anda? (secara rata rata)

R: sekitar 2-3 kilometer.

P: Apakah anda tertarik untuk mengunjungi suatu restoran karena kualitas produknya atau karna restoran tersebut sedang mengadakan promo yang membuat konsumen membayar lebih murah?

R: Pertama ya kualitas dong kalo promo pas makan kita sakit perut ya percuma dong nyari penyakit.

53

P: Berapakah harga makanan yang anda beli untuk sekali makan siang (secara rata rata)

R: 30-50 ribu lah.

Foto Foto Rumah Makan Batak Lapo Subur

Menu Menu Rumah Makan Batak Lapo Subur

54

Pelanggan loyal yang telah diwawancarai (Hitler Nadeak) beserta pemilik Rumah Makan Batak Lapo subur

Istri dari pemilik Rumah Makan Batak Lapo Subur

55

Daftar Menu

No Nama Barang Harga 1 Teh Botol 5,000 2 S'Tea 5,000 3 Es Jeruk 5,000 4 Es Teh Manis 5,000 5 Badak 15,000 6 Kopi 3,000 7 AQUA 5,000 8 Nasi Putih 5,000 9 Sayur ubi tumbuk 5,000 10 Babi Panggang 24,000 11 Ikan Mas Arsik 23,000 12 B1 23,000 13 Saksang 23,000 14 Babi Arsik 23,000 15 Paket (Babi Panggang) 28,000 16 Paket menu lain (saksang,tango tango, ikan mas arsik dll) 26,000 Sumber: Rumah Makan Batak Lapo Subur

56