UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN BELAJAR KOOPERATIF TIPE TALKING STICKS PADA SISWA KELAS IV MI EL-ZIYAN

Skripsi PTK Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh : Hasan Basri NIM 1812018300082

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH PROGRAM DUAL MODE SYSTEM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQOSAH

skripsi peningkatan berjudul : "upaya Hasil Belaiar IpS Melalui Pendekatan Belajar Kooperatif ripe Tatking sticks pada siswa Kelas Iv Mr El'ziyan Di Madrasah rbtidaiyah El-ziyan Depok', diajukan oleh Hasan Basri, NIM. 1812018300082, kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan uIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 16 Juni 2016 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar pendidikan sarjana Islam (s.pd.I) daram bidang pendidikan guru Madrasah ibtidaiyah.

Panitia fljian Munaqosah

fanggal Tanda Tangan ,/, 2b16. Ketua Panitia (Ketua Jurusan/prodi) Dr. Khalimi. M.Ae NiP. 19650515 199403 I 006

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/prodi) AsEp Ediana Latip. M.pd NIP. 19810623 2009121 oo3 Penguji I fts!,t{u\ Dr. Fauzan. M.A. ?/gl^g .r' NIP. 19761107 200701 I 013

Penguji II Drs. Jafar Sanusi. M.A e,ft /u,{ NIP. i19581704 t993}t 2 00t LEMBAR PENGESAHAN

skripsi be{udul : 'oupaya Meningkatkan Hasil Belajar rps Melalui Pendekatan Belajar Koaperatif Tipe Tatking Sticks Pada Siswa Kelas 1.I El-ziyan Di Madrasah rbtidaiyah EI-Ziyan Depok, disusun oleh Hasan Basri, ,Nfr-f. 18*20;14300082, .Frograra studi-Dual Mode Sstexr; Jur,usan-.pendi.dikan Gwu Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah lekarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiyah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

.Iakarta, 11 Maret 2016

Yang Mengesahkan,

Dosen Pembimbing Skripsi,

NIP. 19s00307197903 1004 UPAYA MENINGKATKAN IIASIL BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN BELAJAR KOOPERATIF TIPE TA{-{(NG "ST{C{(S' r?tDA .SfSWA KE{,AS {V' Nff T,L.ZfrAN Di Madrasah Ibtidaiyah El-Ziyan Depok

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Hasan Basri NrM 1812018300082

NIP. 195003071979A3 1004

i

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DUAL MODE SYSTEM FAI(ULTAS tr,MT] TARBMTAtr sAN KBISURTTAN UI{TVERSITAS ISLAM NEGERI SYARTT HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA : 23 Juli 2013 FITK FORM {FR} Jl. tr JBnda tto. 95 dputat 1 541 z Jakafta lnd@@ia

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Sayat yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :Hasan Basri NIM :1812018300082

Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Judul Skripsi : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IpS Melalui

Pendekatan Belajar Kooperatif !-ipe Talking Sticks Pada Siswa Kelas IV MI El-Ziyan Di Madrasah Ibtidaiyah El-Ziy an Depok Dosen Pembimbing : Dr. Faridal Arkam, M.pd

Dengan ini rnenyatakan lrakwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil kaya sendiri dan saya berlanggung jawab seeara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh ujian Munaqasah.

Jakarta, i1Maret2016 Mahasisrva Ybs,

Easan Basri NrM. 1812018300082

Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pendekatan Belajar Kooperatif Tipe Talking Stick Pada Siswa Kelas IV MI El-Ziyan Kota Depok Oleh: Hasan Basri NIM. 1812018300082

ABSTRAK

Penelitian ini berlatar belakang permasalahan adanya kesenjangan antara Hasil belajar siswa yaitu pengetahuan siswa hanya bersifat konsep dan teori, pembelajaran kurang bermakna artinya siswa hanya dapat mengetahui konsep- konsep dan teori-teori tanpa dapat merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga prestasi yang diperoleh siswa hanya bersifat hapalan dan pengetahuan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Kooperatif tipe Talking Stick pada mata pelajaran IPS, hasil belajar siswa pada bidang study IPS dan hubungan antara model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dengan hasil belajar siswa pada bidang study IPS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, pretest dan postest kepada 20 siswa kelas IV di. MI EL-Ziyan Kota Depok. Analisis data yang digunakan adalah dengan cara pengolahan nilai siswa, menentukan nilai hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dan menentukan ramalan serta menafsirkan dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian yang dilakukan kepada 20 siswa kelas IV di MI EL- Ziyan Kota Depok adalah sebagai berikut: Meningkatkan hasil Belajar Siswa melalui model pembelajaran Kooperatif pada mata pelajaran IPS diperoleh data, pada Siklus I rata-rata akhir 52,75, hasil ini berkatagori kurang cukup karena nilai KKM yang ditentukan sekolah adalah 60,00. Dan pada penelitian siklus II rata- rata akhir adalah 74,50 hasil ini menunjukan baik, oleh karna itu pembelajaran menggunakan model Kooperatif pada pelajaran IPS bisa meningkatkan prestasi belajar siswa.

Kata Kunci: Peningkatan Hasil Belajar, & Kooperatif Tipe Talking Stick

iv

Effort Increase Product Study IPS Through Approach Study Cooperative Kind Talking Stick To Students 4th Grade Mi El-Ziyan Depok By: Hasan Basri NIM. 1812018300082

ABSTRACT

This research is background appear problems discrepancy between result study students, that knowledge students only concept characters and theory learning less meaningfull students only can know concept and theories without can realization in daily life with the result that achievement who gain students only material characters to be memorized and knowladge. Purpose wich want be reached of this research is to know increase result study of students through learning model cooperative kind taling stick to IPS, result study of students to IPS and connection between learning model cooperative kind talking stick with product study of students to IPS. Method wich is used in the research is quantitative method, tehnis observasing that be done with method interview, observation, pretest and posttest to 20 students 4th grade in the MI El-Ziyan Depok. Data analisys which be used is with method tabulation percentage of students, determine percentage result study with use learning model cooperative kind talking stick and determine prediction with interprete and mae conclusion. Result research which be done to students 4th grade in the MI El-Ziyan Depok, is as the following: increase result study students through learning model cooperative kind talking stick to IPS is gotten data to cycle I end result is 52,75. This result category less sufficient because percentage KKM which a greed is 60,00 and to research cycle II end is 74,50 this result show good because which learning use method cooperative kind talking stick to IPS can increase achievement study students.

Key Words: Increase Product Study, & Cooperative Kind Talking Stick

v

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Penelitian yang berjudul : “Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pendekatan Belajar Kooperatif Tipe Talking Sticks Pada Siswa Kelas IV MI El-Ziyan Di Madrasah Ibtidaiyah El- Ziyan Depok”. Tujuan utama penyusunan Penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menempuh ujian Sarjana Fakultas Tarbiyah pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) di UIN Jakarta. Daya upaya telah penulis curahkan dalam penyusunan PTK ini, namun penulis sadar bahwa Penelitian ini masih jauh dari sempurna. Karena itu dengan segala kelapangan dan keterbukaan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan serta pengembangan selanjutnya. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya M.A. Sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; 2. Dr. Khalimi, M.Ag. Selaku Ketua Program Studi PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta; 3. Dindin Ridwanudin, M.Pd. Sebagai Ketua Program Dual Mode System; 4. Dr. Faridal Arkam. M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak meluangkan waktunya unruk memberikan bimbingan, arahan, kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan mudah dan lancar. 5. Bapak dan ibu dosen yang selama ini telah mendukung serta memberikan ilmu yang luar biasa, sehingga semakin bertambah ilmu yang sangat berharga untuk masa depan peneliti. 6. Ayahanda tercinta H. Zaini dan ibuda tersyang Hj. Fatimah, yang telah memberikan dukungan secara moral maupun material selama menuntun ilmu Universitas Ilam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Istriku tersayang Wiwin Wiarsih dan Anak-anakku tercinta Darla Sabina, Jidan Arkom Ramadhan dan si kecil Muhammad Rabbani Izdihar yang selalu

vi

memberikan motivasi serta semangat hidup untuk terus mengemban ilmu yang lebih tinggi. 8. Kakakku H. Zaenal Abidin yang besedia dengan sangan untuk menjadi teman hangat dikeluarga. 9. H. Zainal Abidin selaku Kepala MI El-Ziyan Kota Depok yang telah memberikan dukungan selama perkuliahan sampai proses penelitian. 10. Semua rekan-rekan seperjuangan Dual Mode System Angkatan 2012 yang telah memberikan dukungan serta kerja sama yang baik dalam menimba ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang semuanya menjadi pengalaman paling berkesan serta luar biasa. 11. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung serta memberikan dorongan pada peneliti, yang telah turut pula memberikan sumbangsih pikiran dan masukan sehingga skkripsi ini menjadi lebih kompleks. Penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi para pembaca, serta memenuhi persyaratan dan tujuan yang dikehendaki. Semoga Allah SWT senantiasa menunjukan jalan terbaik bagi pengikut-Nya yang telah berupaya dengan itikad baik. Amiin.

Depok, Maret 2016

Penulis

vii

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQOSAH ...... i LEMBAR PENGESAHAN ...... ii SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ...... iii ABSTRAK ...... iv ABSTRACT ...... v KATA PENGANTAR ...... vi-vii DAFTAR ISI ...... viii-ix DAFTAR GAMBAR ...... x DAFTAR TABEL ...... xi

BAB I PENDAHULUAN ...... 1 A. Latar Belakang Masalah ...... 1 B. Indentifikasi Area dan Fokus Penelitian ...... 3 C. Pembatasan Penelitian ...... 4 D. Perumusan Masalah ...... 4 E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ...... 4

BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN ...... 6 A. Acuan Teori Area dan Fokus yang diteliti ...... 6 1. Pembelajaran IPS ...... 6 2. Hasil Belajar Siswa ...... 10 3. Model Pembelajaran Kooperatif ...... 20 B. Hasil Penelitian yang Relevan ...... 25 C. Hipotesis Tindakan ...... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...... 27 A. Tempat dan Waktu Penelitian ...... 27 B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ...... 27

viii

C. Subjek Penelitian ...... 35 D. Peran dan Posisi Peneiti dalam Peneliian ...... 35 E. Tahapan Intervensi Tindakan ...... 35 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ...... 36 G. Data dan Sumber Data ...... 37 H. Instrumen Pengumpulan Data ...... 37 I. Tehnik Pengumpulan Data ...... 38 J. Tehnik Pemerriksaan Kepercayaan ...... 39 K. Analisis Data dan Interpretasi Data ...... 39

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN ..... 42 A. Deskripsi data ...... 42 B. Analisis Data ...... 46 C. Pembahasan Temuan Penelitian ...... 69 D. Keterbatasan Dalam Penelitian ...... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...... 73 A. Kesimpulan ...... 73 B. Saran ...... 73

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Gambar 4.1: Aktivitas Siswa Saat Observasi ...... 46

2. Gambar 4.2 : Aktivitas Siswa Pada Penjelasan Materi Siklus I ...... 48-49

3. Gambar 4.3 : Aktivitas siswa saat diskusi Siklus I ...... 49

4. Gambar 4.4 : Aktivitas Siswa Saat Melakukan Pembelajaran Model Talking

Stick Siklus I ...... 60

5. Gambar 4.5 : Aktivitas Siswa Saat Melakukan Pembelajaran Model Talking

Stick Siklus II ...... 61

x

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Tabel 4.1 : Data Pengajar MI El-Ziyan ...... 43

2. Tabel 4.2 : Data Hasil Pretest dan Postest Siklus I Pertemuan I ...... 51

3. Tabel 4.3 : Data Hasil Pretest dan Postest Siklus I Pertemuan II ...... 52

4. Tabel 4.4 : Nilai Hasil Belajar IPS Pretest Siklus 1 ...... 53

5. Tabel 4.5 : Nilai Hasil Belajar IPS Postest Siklus 1 ...... 54

6. Tabel 4.6 : Hasil Observasi Guru Siklus I ...... 54

7. Tabel 4.7 : Hasil observasi terhadap siswa pada siklus 1 ...... 55

8. Tabel 4.8 : Data Hasil Pretest dan Postest Siklus II Pertemuan I ...... 63

9. Tabel 4.9 : Data Hasil Pretest dan Postest Siklus II Pertemuan II ...... 64

10. Tabel 4.10 : Nilai Hasil Belajar IPS Pretest Siklus II ...... 65

11. Tabel 4.11 : Nilai Hasil Belajar IPS Postest Siklus II ...... 65

12. Tabel 4.12 : Hasil Observasi Guru Siklus II ...... 66

13. Tabel 4.13 : Persentase observasi terhadap siswa pada siklus II ...... 67

14. Tabel 4.14 : Hasil uji “t” ...... 69

xi 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Meningkatkan mutu pendidikan adalah menjadi tanggungjawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama bagi guru SD/MI yang merupakan ujung tombak dalam pendidikan dasar. Guru SD/MI adalah orang yang paling berperan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat bersaing di zaman pesatnya perkembangan teknologi. Guru SD/MI dalam setiap pembelajaran selalu menggunakan pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang dapat memudahkan siswa memahami materi yang diajarkannya, namun masih sering terdengar keluhan dari para guru di lapangan tentang materi pelajaran yang terlalu banyak dan keluhan kekurangan waktu untuk mengajarkannya semua. Pendidikan pada saat ini sesuai dengan KTSP intinya menekankan pada upaya pengembangan sikap nilai-nilai dasar yang direalisasikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak, pengetahuan, keterampilan. Kurikulum pendidikan seyogyanya mampu menyediakan kesempatan kepada setiap individu untuk dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki, baik dalam hal subject matter maupun motode penyampaiannya.1 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampialan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.2 Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik memerlukan berbagai sarana prasarana pendidikan serta lingkungan dan tata tertib yang dikeluarkan oleh suatu lembaga baik di tingkat dasar, tingkat menengah maupun

1 Ratna Yudhawati & Dani Haryanto. 2011. Psikologi Pendidikan. Cetakan ke-1. Jakarta : Prestasi Pustakaraya. hal. 109-110 2 Undang-undang RI. 2003. Tentang Sistem Pendidian Nasional.

1 2

di tingkat tinggi. Kebiasaan anak yang merupakan hasil pendidikan akan tampak hasil dari latihan-latihan atau pembiasaan yang dilakukan oleh sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan untuk melaksanakan fungsinya kesulitan dalam membentuk akhlakul karimah. Hal ini disebabkan karena terbatasnya pendidikan dan kemampuan dalam mendidik anak serta kurangnya kesadaran semua warga sekolah dalam mematuhi peraturan serta tata tertib sekolah, Inilah yang menjadi dasar kuat perlunya pendidikan formal dan informal dilakukan secara seimbang dan berkesinambungan, sehingga pendidikan formal ataupun in formal dapat dikerjakan secara bersama-sama. Rumusan tentang pengertian IPS telah banyak dikemukakan oleh para ahli IPS atau social studies. Dalam istilah asing untuk pendidikan IPS istilah yang sering diigunakan adalah Sosial Studies, Sosial Education, Sosial Studies Education, Sosial Science Education, Citizenship Education, Studies of Society and Environment. Di sekolah-sekolah Amerika pengajaran IPS dikenal dengan social studies. Jadi, istilah IPS merupakan terjemahan social studies.3 Pada pembelajaran IPS anak belajar menggunakan keterampilan dan alat – alat studi sosial, misalnya mencari bukti dengan berpikir ilmiah, keterampilan mempelajari data masyarakat, mempertimbangkan validitas dan relevansi data, mengklasifikasikan dan menafsirkan data-data sosial serta merumuskan kesimpulan. Kalau dilihat dua paparan di atas, menunjukan bahwa untuk mencapai keberhasilan dalam melaksanakan proses belajar mengajar sehingga siswa dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan, maka latar belakang pendidikan guru dan kemampuan dasar harus dimiliki oleh guru, khususnya guru bidang studi PKn hendaknya benar-benar diperhatikan. Keberhasilan program pendidikan tidak dapat dipisahkan dari peran masyarakat secara keseluruhan baik sebagai sumber asal, sumber daya maupun sebagai pemakai hasil lulusan. Namun selama ini hasil belajar mengajar IPS di MI EL-ZIYAN masih kurang, dikarenakan faktor, (1) Banyaknya nilai siswa yang kurang dari KKM 60, (2) Kurangnya sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS, (3) Banyaknya

3 Iwan Purwanto. 2014. Pembelajaran Ilmu Penggetahuan Sosial. Jakarta. hal. 2 3

siswa yang tidak memahami materi yang diajarkan, (4) Model pembelajaran yang diterapkan guru cenderung monoton (5) Kurangnya media pembelajaran IPS pada materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya, (6) Kurang profesionalnya guru dalam menggunakan alat pembelajaran. Oleh karna itu permasalahan ini tidak boleh dibiarkan dan harus segera dipecahkan dengan menggunakan model pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Strategi pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick adalah strategi pembelajaran yang didalamnya mengkondisikan para siswa untuk bekerja sama didalam kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama lain dalam belajar. Menurut Ibrahim (2002:2) strategi pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembellajaran yang membantu siswa mempelajari isi akademik dan hubungan sosial.4 Model pembelajaran kooperatif Tipe Talking Stick dapat diaplikasikan dalam semua bidang studi dan untuk semua jenis kelas, baik kelas khusus untuk anak- anak berbakat, kelas pendidikan khusus, kelas dengan tingkat kecerdasan rata-rata dan sangat diperlukan dalam kelas heterogen dengan berbagai tingkat kemampuan. Berdasarkan latar belakang masalah di atas penelitian ini diberi judul: “Upaya Peningkatan hasil belajar IPS melalui pendekatan belajar Kooperatif tipe Talking Stick pada siswa Kelas IV MI EL-ZIYAN Kota Depok”.

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitiannya Dari latar belakang yang dipaparkan di atas penulis menemukan beberapa masalah yang perlu didentifikasi, yaitu : 1. Banyaknya nilai siswa yang kurang dari KKM. 2. Kurangnya sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS. 3. Banyaknya siswa yang tidak memahami materi yang di ajarkan 4. Model pembelajaran yang diterapkan guru cenderung monoton.

4 Masitoh & Laksmi Dewi. 2009. Strategi Pembelajaran. Cetakan ke-1. Jakarta : Ditjen Pendis. hal. 232 4

5. Kurangnya media pembelajaran IPS pada materi Keragaman Sosial dan Budaya. 6. Kurang profesionalnya guru dalam menggunakan alat pembelajaran.

C. Pembatasan Fokus Penelitian Dari indentifikasi, maka peneliti membatasi masalah, yaitu : 1. Banyaknya nilai siswa yang kurang dari KKM pada materi Keragaman Sosial dan Budaya pada pembelajaran IPS. 2. Kurangnya sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS. 3. Model pembelajaran yang diterapkan guru cenderung monoton.

D. Perumusan Masalah Penelitian Dari uraian diatas penulis membuat permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS melalui pendekatan belajar Kooperatif Tipe Talking Stick pada siswa Kelas IV MI EL-ZIYAN Kota Depok ?

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Hasil Penelitian 1. Tujuan Penelitian Meningkatnya hasil belajar siswa pada pelajaran IPS melalui pendekatan belajar Kooperatif Tipe Talking Stick pada siswa Kelas IV MI EL- ZIYAN Kota Depok 2. Kegunaan hasil penelitian Besar harapan penulis agar penelitian ini berguna bagi seluruh kalangan, khususnya bagi dunia pendidikan yaitu untuk acuan pengajaran yang lebih maksimal dan bermanfaat di masa yang akan datang. Dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick akan menambah pengalaman baru bagi siswa, yang mana diharapkan bisa memberikan masukan terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam mengembangkan nilai-nilai diri siswa itu sendiri. Siswa mendapatkan pembelajaran yang bermanfaat tentang bagaimnana cara bersosialisasi dengan memahami perbedaan-perbedaan yang tumbuh dalam 5

kelompok, siswa dapat saling bertukar pikiran antara sesama anggota kelompok sehingga setiap siswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang lebih banyak, siswa dapat belajar untuk mau mendengarkan dan saling menghargai pendapat orang lain. Kegunaan bagi guru dalam penelitian ini adalah guru diharapkan dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya dalam kegiatan belajar mengajar dan dalam hal ini model pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick menjadi alternatif pembelajaran IPS untuk meningkatkan nilai-nilai belajar siswa. Harapan Peneliti bagi sekolah agar Penelitian Tindakan Kelas (Action Research Class) ini dapat dijadikan masukan untuk kebijakan dalam upaya meningkatkan proses belajar mengajar dan perlunya kerja sama yang baik antara guru dengan guru dan guru dengan kepala sekolah.

6

BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Pembelajaran IPS a. Pengertian pembelajaran IPS Menurut Nu’man Somantri, bahwa IPS merupakan pelajaran ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD, SLTP, dan SLTA. Penyederhanaan mengandung arti : a) menurunkan tingkat kesukaran ilmu-ilmu sosial yang biasanya dipelajari di universitas menjadi pelajaran yang sesuai dengan kematangan berfikir siswa siswi sekolah dasar dan lanjutan, b) mempersatukan dan memadukan bahan aneka cabang ilmu-ilmu sosial dan kehidupan masyarakat sehingga menjadi pelajaran yang mudah dicerna.5 Secara mendasar, IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhan. IPS berkenaan dengan cara manusia memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya, dan kewajiban; memanfaatkan sumber daya yang ada dipermukaan bumi; mengatur kesejahtraan dan Keragaman Sosial dan Budayanya maupun kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan kehidupan masyarakat manusia. Singkatnya, IPS mempelajari, menelaah, dan mengkaji sistem kehidupan manusia di permukaan bumi ini dalam konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat.6 Mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar bertujuan menyiapkan peserta didik sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang baik dan memberi dasar pengetahuan dalam masing-masing bidangnya untuk kelanjutan pendidian jenjang di atasnya. Secara kelembagaan, program pendidian ini dikelola dan dibina oleh direktorat jendral pendidikan dasar dan menengah beserta satuan pengelola pendidikan dibawahnya sampai ke daerah, dan lembaga-lembaga pendidikan.7

5 Iwan Purwanto. 2014. Pembelajaran Ilmu Penggetahuan Sosial. Jakarta. hal. 2 6 Ibid. h. 5 7 Udin S. 2012. Materi dan Pembelajaran IPS SD. Tangerang selatan. Universitas terbuka hal. 1.2

6 7

Penggunaan media pembelajaran yang bervariasi, pemanfaatan media pembelajaran yang lebih lengkap, merupakan upaya untuk menarik minat dan menggerakkan potensi yang ada dalam diri peserta didik, karena pada kurikulum yang semakin berkembang penekanan aktivitas dan peran peserta didik dalam proses belajar mengajar diupayakan lebih menonjol/dominan. Dalam proses pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, penyajian media pembelajaran seorang guru dituntut agar bervariatif dan inovatif guna merangsang motivasi siswa untuk belajar dan mencegah siswa dari kejenuhan proses belajar, sehingga memberi kesegaran agar proses belajar menjadi suatu proses yang menyenangkan bagi siswa, dengan demikian tujuan dari pembelajaran dapat dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan Pengertian pendidikan Sosial di atas maka dapat dinyatakan bahwa pendidikan IPS merupakan usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan warga negara yang ditekankan pada pengalaman dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Tujuan Pembelajaran IPS Tujuan pembelajaran IPS bertumpu pada tujua yang lebih tinggi, secara hirarki, tujuan pendidikan nasional pada tataran oprasional dijabarkan dalam tujuan institusional tiap jenis dan jenjang pendidikan. Permenddiknas RI nomor 22 tahun 2006 menegaskan bahwa ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs.8 Adapun tujuan pelajaran IPS menuurut GBPP meliputi hal-hal berikut :9 1) Membekali peserta didik dengan pengetauan sosial yang berguna dalam kehidupan masyarat. 2) Membekali peserta didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisa dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat. 3) Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan dengan berbagai bidang keilmuan.

8 Iwan Purwanto. 2014. Pembelajaran Ilmu Penggetahuan Sosial. Jakarta. hal. 7 9 Ibid. 8

4) Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif, dan keterampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadi bagian kehidupan yang tidak terpisahkan. dan 5) Membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, perkembangan masyarakat, dan perkembangan ilmu dan teknologi.

c. Karakteristik Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Untuk mempelajari karakteristik IPS di SD dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu :10 1) Materi IPS Ada 5 macam sumber materi IPS antara lain: a) Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya. b) Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi, transportasi. c) Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh. d) Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang besar. e) Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan, keluarga. 2) Strategi Penyampaian Pengajaran IPS Strategi penyampaian pengajaran IPS, sebagaian besar adalah didasarkan pada suatu tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan: anak (diri sendiri), keluarga, masyarakat/tetangga,kota, region, negara, dan dunia.

10 http://www.academia.edu/8613400/Materi_1_Pendidikan_IPS_di_SD_Semester_3_FKIP_ PGSD_Universitas_Riau 9

Adapun kriteria keserasian bersekolah adalah sebagai berikut. a) Anak harus dapat bekerjasama dalam kelompok dengan teman-teman sebaya, tidak boleh tergantung pada ibu, ayah atau anggota keluarga lain yang dikenalnya. b) Anak memiliki kemampuan sintetik-analitik, artinya dapat mengenal bagian-bagian dari keseluruhannya, dan dapat menyatukan kembali bagian-bagian tersebut. c) Secara jasmaniah anak sudah mencapai bentuk anak sekolah.

d. Manfaat Pembelajaran IPS 1) Membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak di masyarakat. 2) Membekali peserta didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat. 3) Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian. 4) Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut. 5) Membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di sisi lain, melalui pembelajaran IPS diharapkan pembekalan terhadap siswa dengan kemampuan mengembangkan penalarannya, disamping aspek nilai dan moral. Kemampuan tersebut dapat dikuasai oleh siswa melalui kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, peran penting dalam pengembangan dan penggunaan model pembelajaran dijadikan tujuan utama pembelajaran.11

11 Udin S. 2012. Materi dan Pembelajaran IPS SD. Tangerang.Universitas Terbuka. hal. 9.5 10

2. Hasil Belajar Siswa a. Pengertian Hasil Belajar Siswa Hasil belajar berupa perubahan perilaku atau tingkah laku. Seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah prilakunya, baik yang berupa pengetahuan, keterampilan motorik, atau penguasaan nilai-nilai (sikap).12 Untuk mengetahui arti hasil belajar terlebih dahulu akan di bahas secara singkat pengertian belajar menurut para ahli. Merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, melalui pelatihan dan pengalaman yang bersifat relatif mantap. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis, seperti : Perubahan dalam pengertian, pemecahan dalam suatu masalah, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.13 Belajar menurut Morgan yang dikutif Ngalim Purwanto adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.14 Dari dua definisi di atas, dapat dipahami bahwa hasil belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi pada anak didik (pembelajar) baik secara fisik ataupun psikis yang mengarah kepada suatu tingkah laku yang positif, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor intern ataupun faktor ekstern. Hasil belajar yang diharapkan yaitu adanya perubahan pada aspek meliputi: a. Kognitif Pembinaan pola pikir/kognitif yakni, membina kecerdasan dan ilmu pengetahuan yang luas dan mendalam sebagai penjabaran dan siap fathonah rosulullah. Mereka yang mempuyai sikap fathonah mampu menangkap gajala dan hakikat dibalik semua peristiwa. Mereka mampu belajar dan menangkap peristiwa yang ada diseekitarnya.15 Adapun jenis prestasi dalam indikator kognitif meliputi ;

12 Masitoh dan laksmi. 2009. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. h. 4 13 Ibid 14 M. Ngalim Purwanto. 2002. Psikologi Pendidikan. Bndung: PT Remaja Rosdakarya. h. 84 15 Abdul Majid. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. h. 72 11

1) pengetahuan, 2) Pemahaman, 3) Penerapan, 4) Analisis, 5) Sintesis, dan 6) Evaluasi.16 b. Afektif Afektif yakni pembinaan sikap mental (mental attitude) yang mantaf dan matang sebagai penjabaran dari siap amanah Rasululah. Indikator dari seseorang yang mempunya kecerdasar ruhaniah adalah sikapnya yang selalu ingin menampilkan sikap yang ingin dipercaya (kredibel), menghormati dan dihormati. Sikap hormat dan dipercaya hanya dapat tumbuh apabila kita meyakini suatu yang kita anggap benar sebagai prinsip-prinsip yang tidakk dapat diganggu gugat.17 Adapun jenis prestasi dalam indikator kognitif meliputi ; 1) Penerimaan, 2) sambutan, 3) Apresisasi, 4) Internalisasi, dan 5) Karakterisasi.18 b. Psikomotor Psikomotor, yakni pembinaan tingkah laku dan akhlak mulia sebagai penjabaran dari sifat sidiq Rasulullah ddan pembinaan keterampilan kepemimpinan yang visioner dan bijaksana sebagai penjabaran sifar tablig Rasulullah.19 Adapun jenis prestasi dalam indikator kognitif meliputi ; 1) Ketrampilan bergera dan bertindak, dan 2) kecaapan ekspresi verbal dan non 20 verbal.

b. Manifestasi Perilaku Hasil Belajar Hasil Belajar yang ditunjukan dalam perilaku dapat berbentuk : a) kebiasaan. b) Keterampilan. c) Pengamatan. e) Berfikir Rasional dan Kritis. f) Sikap. g) Inhibisi.21 Adapun uraian tentang perilaku hasil belajar adalah sebagai berikut, yaitu :

16 Muhibbin Syah. Muhibbin Syah. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. h. 113.. h. 151 17 Abdul Majid. loc.cit .h. 76 18 Muhibbin Syah. loc.cit. h. 152 19 Abdul Majid. loc.cit. h. 82 20 Muhibbin Syah. loc.cit. h. 152 21 Ibid., h. 118. 12

1) Kebiasaan Kebiasaan adalah suatu cara bertindak yang telah dikuasai, bersifat persistent (tahan uji), seragam, dan hampir-hampir otomatis. Di samping itu, pelakunya hampir-hampir tiak menyadarinya. Karenanya, orang yang melakukan suatu kebiasaan masih dapat memusatkan pikirannya terhadap persoalan lain. 2) Keterampilan Keterampilan (skill) ialah setiap perbuatan yang menuntut keahlian. Kecakapan berbeda dari kebiasaan, perbedaan itu terlihat pada hal-hal sebagai berikut : a) Kebiasaan muncul secara otomatis dan pada umumnya si pelaku tidak menyadarinya, sementara kecakapan merupakan perbuatan yang menuntut kesadaran tingkat tinggi serta minat dan kemampuan diskriminasi yang penuh. b) Kebiasaan bersifat seragam (uniform), sementara kecakapan dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu. c) Kecakapan menuntut dilakukannya ulangan atau latihan terus menerus untuk mempertahankan kualitasnya, sementara kebiasaan tidak demikian. 3) Berfikir Rasional dan Kritis Belajar dimanifestasikan dalam berfikir rasional. Dalam belajar, seseorang bekerja dengan prinsip-prinsip dan pengertian-pengertian dasar yang menuntut abstraksi tingkat tinggi. Dengan berfikir rasional, pelajar berusaha memperoleh jawaban terhadap pertanyaan bagaimana (how) dan mengapa (why). Dalam pelajaran-pelajaran seperti ilmu pasti, sejarah, ilmu pengetahuan alam atau psikologi pelajar dididik untuk mempertimbangkan hubungan sebab-akibat, menguraikan masalah dan situasi, mencari implikasi, dan menarik kesimpulan. 4) Sikap Sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak dengan cara tertentu. Perbuatan belajar yang telah dilakukan oleh pelajar akan memperlihatkan kecenderungan-kecenderungan baru yang telah berubah terhadap suatu objek, tata nilai, peristiwa, dan sebagainya.

13

5) Inhibisi Inhibisi adalah upaya pengurangan atau pencegahan timbulnya suatu respons tertentu karena adanya proses respons lain yang sedang berlangsung. Pelajar yang telah melakukan perbuatan belajar mestinya memiliki kesanggupan untuk mengurangi atau menghentikan tindakan yang tidak perlu, lalu memilih atau melakukan tindakan lain yang lebih baik ketika ia berinteraksi dengan lingkungannya. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal guru harus melakukan langkah- langkah yang tepat dan cermat dalam menghadapi situasi dan kondisi pembelajaran. Oleh karenanya, guru harus profesional. Keprofesionalan guru tersebut tentunya akan memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa. Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yang professional meliputi:22 1. Kompetensi Paedagogik, adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. (Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir a). Artinya guru harus mampu mengelola kegiatan pembelajaran, mulai dari merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Guru harus menguasi manajemen kurikulum, mulai dari merencanakan perangkat kurikulum, melaksanakan kurikulum, dan mengevaluasi kurikulum, serta memiliki pemahaman tentang psikologi pendidikan, terutama terhadap kebutuhan dan perkembangan peserta didik agar kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan berhasil guna. 2. Kompetensi Personal, adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. (SNP, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir b). Artinya guru memiliki sikap kepribadian yang mantap, sehingga mampu menjadi sumber inspirasi bagi siswa. Dengan kata lain, guru harus memiliki kepribadian yang patut diteladani, sehingga mampu melaksanakan tri-

22 http://petaparosenheim.blogspot.co.id/2013/04/syarat-syarat-guru-profesional.html 14

pusat yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantoro, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. (di depan guru member teladan/contoh, di tengah memberikan karsa, dan di belakang memberikan dorongan/motivasi). 3. Kompetensi Profesional, adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir c). Artinya guru harus memiliki pengetahuan yang luas berkenaan dengan bidang studi atau subjek matter yang akan diajarkan serta penguasaan didaktik metodik dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoretis, mampu memilih model, strategi, dan metode yang tepat serta mampu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran. Guru pun harus memiliki pengetahuan luas tentang kurikulum, dan landasan kependidikan. 4. Kompetensi Sosial, adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. (SNP, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir d). Artinya ia menunjukkan kemampuan berkomunikasi sosial, baik dengan murid-muridnya maupun dengan sesama teman guru, dengan kepala sekolah bahkan dengan masyarakat luas. Tugas guru melaksanakan pendidikan ilmiah, karena ilmu itu memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kepribadian anak sebagai pemegang amanah yang dilimpahkan oleh orang tua anak dan sebagai salah satu pelaksanaan Pendidikan Islam, guru madrasah tidak hanya bertugas memberi pendidikan ilmiah melainkan merupakan kelanjutan dan sejalan dengan tugas orang tua, yaitu merupakan pendidikan muslim pada umumnya yaitu memberikan pengetahuan yang berwawasan keimanan, ketakwaan dan berahlakul karimah. 15

Guru Madrasah selain sebagai pemegang amanat orang tua dan sebagai salah satu pelaksanaan Pendidikan Islam. Tugas guru madrasah selain harus sejalan dengan tugas yang juga merupakan pendidik muslim. Guru yang menjadikan dirinya sebagai pendidik propesional memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menyandang suatu pekerjaan dan jabatan tersebut yang didasarkan berdasarkan prinsip. mengemukakan bahwa persyaratan bagi propesi guru, yaitu : 23 a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme. b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan. c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan. d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas. e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan. f. Memperoleh penghasilan yang ditentuakan sesuai dengan pretasi kerja. g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat. h. Memiliki jaminan perlindungan hukum. i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal- hal yang berkeitan dengan tugas keprofesionalan guru. c. Indikator Hasil Belajar Siswa Dalam proses pembelajaran siswa ditunjukan hasil pembelajaran sebagai tahapan perubahan prilaku yang merupakan indikator pada penelitian ini dengan mengklasifikasikan tipe hasil belajar siswa menjadi 3 (tiga) aspek: yaitu kognitif (pengusaha intelektual), Afektif (Berhubungan dengan sikap dan nilai), Psikomotorik (kemampuan, keterampilan, bertindak, berprilaku).24 Bahwa pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah mengetahui garis-garis besar indikator (petunjuk adanya prestasi tertentu) terlebih dahulu.25 Disini penulis hanya akan mengungkapkan indikator-indikator dari tipe

23 Sudarman Damin. 2011. Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. h. 109. 24 Muhibbin Syah. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. h. 113. 25 Muhibbin Syah. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. h. 150 16

hasil kognitif yang menyangkut kepada hasil prestasi siswa dalam mata pelajaran IPS sesuai dengan indikator yang akan digunakan dalam penelitian yaitu : a. Kognitif Pembinaan pola pikir/kognitif yakni, membina kecerdasan dan ilmu pengetahuan yang luas dan mendalam sebagai penjabaran dan siap fathonah rosulullah. Mereka yang mempuyai sikap fathonah mampu menangkap gajala dan hakikat dibalik semua peristiwa. Mereka mampu belajar dan menangkap peristiwa yang ada diseekitarnya.26 Adapun jenis prestasi dalam indikator kognitif meliputi ; 1) pengetahuan, 2) Pemahaman, 3) Penerapan, 4) Analisis, 5) Sintesis, dan 6) Evaluasi.27 b. Afektif Afektif yakni pembinaan sikap mental (mental attitude) yang mantaf dan matang sebagai penjabaran dari siap amanah Rasululah. Indikator dari seseorang yang mempunya kecerdasar ruhaniah adalah sikapnya yang selalu ingin menampilkan sikap yang ingin dipercaya (kredibel), menghormati dan dihormati. Sikap hormat dan dipercaya hanya dapat tumbuh apabila kita meyakini suatu yang kita anggap benar sebagai prinsip-prinsip yang tidakk dapat diganggu gugat.28 Adapun jenis prestasi dalam indikator kognitif meliputi ; 1) Penerimaan, 2) sambutan, 3) Apresisasi, 4) Internalisasi, dan 5) Karakterisasi.29 c. Psikomotor Psikomotor, yakni pembinaan tingkah laku dan akhlak mulia sebagai penjabaran dari sifat sidiq Rasulullah ddan pembinaan keterampilan kepemimpinan yang visioner dan bijaksana sebagai penjabaran sifar tablig Rasulullah.30 Adapun jenis prestasi dalam indikator kognitif meliputi ; 1) Ketrampilan bergera dan bertindak, dan 2) kecaapan ekspresi verbal dan non verbal.31

26 Abdul Majid. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. h. 72 27 Muhibbin Syah.loc.cit. h. 151 28 Abdul Majid. loc.cit .h. 76 29 Muhibbin Syah.loc.cit. h. 152 30 Abdul Majid. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. h. 82 31 Muhibbin Syah. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA. h. 152 17

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa dalam bidang pendidikan khususnya pengajaran, merupakan gambaran dari hasil belajar siswa dalam menempuh suatu jenjang pendidikan atau bidang studi., hanya permasalahannya faktor apa saja yang menyebabkan munculnya prestasi pada diri seseorang. Faktor itu terdapat di dalam diri siswa (Internal, eksternal dan pendekatan belajar), baik itu kemampuan intelegensi, minat, bakat dan yang lainnya. Hal ini sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. 32 Dengan demikian, hasil belajar yang dicapai siswa pada hakekatnya dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Oleh karena itu pengetahuan guru terhadap faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa tersebut, penting sekali artinya dalam rangka membantu siswa untuk mencapai hasil belajar yang se-optimal mungkin sesuai dengan kemampuannya masing- masing. a. Faktor Internal 1) Faktor Kematangan Kematangan ialah tingkat perkembangan dimana organ-organ individu sudah berfungsi. Dalam proses belajar faktor kematangan ini sangat menentukan. Oleh karena itu setiap usaha belajar akan lebih berhasil bila dilakukan bersamaan dengan tingkat kematangan individu, sebab kematangan ini erat sekali hubungannya dengan masalah minat dan kebutuhan anak pada diri manusia, kematangan ini dilihat pada saat berfungsinya organ tubuh sebagaimana mestinya, artinya jika kemampuan mental sudah dapat berfungsi dengan baik, maka kematangan sudah tercapai atau sudah siap. 2) Faktor Kecerdasan Kemampuan inteligensia seseorang sangat mempengaruhi terhadap cepat lambatnya atau terpecahkan tidaknya suatu permasalahan. Intelegensi siswa sangat membantu terhadap pengajar untuk menentukan apakah siswa mampu mengikuti pelajaran yang diberikan dan untuk menentukan keberhasilan siswa

32 Ibid.h.132 18

yang telah mengikuti pelajaran, meskipun tidak akan terlepas dari faktor yang lainnya. Kemampuan inteligensia merupakan potensi dasar bagi pencapaian hasil belajar yang dibawa sejak lahir.33 intelegensi kedalam tiga aspek kemampuan, yaitu : 1) Direction, artinya kemampuan untuk memusatkan kepada suatu masalah yang harus dipecahkan. 2) Adaptation, yaitu kemampuan untuk mengadakan adaptasi terhadap suatu masalah yang dihadapinya atau fleksibel.. 3) Criticisn, artinya kemampuan untuk mengadakan kritik, baik terhadap masalah yang dihadapi maupun terhadap dirinya sendiri. 3) Faktor Latihan Latihan adalah mengulang-ulang suatu kegiatan, sehingga kecakapan, pengetahuan, keterampilan akan dikuasainya secara mendalam dan akan menghasilkan hasil belajar yang memuaskan, pengetahuan, kecakapan, pengalaman dan yang lainnya yang telah dimiliki, tanpa latihan akan berkurang atau bisa hilang dan tidak bermanfaat. 4) Faktor Motivasi Faktor motivasi merupakan faktor yang sangat penting, sehingga dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, di dalam proses belajar mengajar, motivasi ini berfungsi sebagai penuntun anak untuk belajar. Guru sebagai pengajar mempunyai peranan penting dalam proses menumbuhkan motivasi belajar. Motivasi adalah hal yang penting bagi proses belajar. Karena motivasi menggerakan orgasme, mengarahkan tindakan, serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna bagi kehidupan individu. Jadi motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan dan untuk mencapainya perlu berbuat atau bertindak, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak atau pendorongnya. Dalam proses belajar mengajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik.

33 Ngalim Purwanto. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. h. 52 19

b. Faktor Eksternal 1) Faktor Keluarga Keluarga merupakan tempat pertama kali anak mendapat proses pendidikan, sehingga pengaruh pendidikan keluarga terhadap perkembangan anak sangat besar sekali, karena waktu atau peluang untuk bergaul di rumah lebih banyak dibandingkan dengan lingkungan lain. Suasana dalam keluarga yang mempengaruhi keberhasilan belajar anak adalah berupa cara orang tua mendidik, hubungan orang tua dengan anak serta anggota keluarga yang lain, ekonomi dan sebagainya. Termasuk dalam keluarga, ada tidaknya fasilitas yang diperlukan dalam belajar turut memegang peranan penting pula. Suasana rumah dapat mempengaruhi hasil belajar anak, karena rumah merupakan tempat belajar anak yang paling banyak mempengaruhi terhadap hasil belajarnya. Untuk itu agar anak dapat belajar dengan baik, perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang, tentram, Serta masih banyak faktor dari dalam keluarga, yang akan mempengaruhi terhadap proses belajar anak juga terhadap hasil atau prestasi anak itu sendiri. 2) Faktor Sekolah Faktor Sekolah yang mempengaruhi belajar siswa sangat banyak, seperti metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswanya, disiplin sekolah, media pelajaran, waktu sekolah, keadaan gedung atau sarana dan sebagainya. Semuanya berkaitan dengan sekolah dalam melaksanakan proses belajar mengajar, serta membantu terhadap kelancaran proses belajar mengajar, yang akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Misalnya metode mengajar, guru sebagai tenaga pengajar memiliki peranan penting dalam menggunakan metode mengajar. Oleh sebab itu seorang guru dituntut untuk terampil dan berpengalaman dalam mengembangkan metode mengajar tersebut. Metode mengajar adalah cara yang diperlukan guru dalam mengadakan hubungan interaksi dengan siswa pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar.

20

3) Faktor Masyarakat Masyarakat adalah tempat atau lingkunan serta orang-orang yang hidup di sekitar kita setelah keluarga. Jadi masyarakat merupakan satu kesatuan sosial yang mempunyai ikatan dan norma-norma, serta saling ketergantungan antara satu individu dengan individu lainnya.

3. Model Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Kooperatif Pembelajaran Kooperaif adalah Pembelajaran yang di dalamnya mengkondisikan para siswa untuk bekerja bersama-sama di dalam kelompok- kelompok kecil untuk membantu satu sama lain dalam belajar.34

b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif 1) Hasil Belajar Akademik Dari berbagai metode yang digunakan dalam pembelajaran ekonomi, pembelajaran kooperatif merupakan metode alternatif untuk mencapai tujuan pembelajaran ekonomi antara lain meningkatkan kemampuan siswa untuk bekerja sama dengan orang lain, dan pada saat yang sama dapat meningkatkan prestasi akademik. Hal ini dikarenakan bahwa metode pembelajaran kooperatif sesuai untuk pelajaran ekonomi karena memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pembelajaran ekonomi dan penerapannya pada dunia riil. Ada beberapa dugaan tantang faktor yang menyebabkan lebih tingginya prestasi akdemik dalam metode pembelajaran kooperatif jika dibandingkan dengan metode lainnya. Dari perspektif perkembangan metode pembelajaran kooperatif, pengaruh pembelajaran kooperatif pada prestasi siswa sebagian besar disebabkan oleh penggunaan tugas terstruktur. Dalam pandangan ini kesempatan bagi siswa untuk berdiskusi, berdebat, mengemukakan pendapat dan mendengarkan pendapat orang lain merupakan unsur penting dari pembelajaran kooperatif yang menyebabkan meningkatnya prestasi akademik. Dalam kegiatan tersebut siswa lebih banyak dirangsang dengan

34 Masitoh, Dra dan Laksmi Dewi. 2009. Strategi Pembelajaran. Cetakan ke 1. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI 21

membaca, mendengar, dan berdiskusi. Informasi yang diulang-ulang dengan bantuan teman dengan bahasa yang mudah dipahami dapat menyebabkan siswa banyak terlibat dalam penerimaan informasi. 2) Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu Model pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dalam kondisi untuk saling bekerja, saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif dan belajar untuk menghargai satu sama lain. Maka, untuk dapat merealisasikan hal tersebut dalam Model Pembelajaran Kooperatif dibentuk kelompok yang heterogen, yang berfungsi untuk penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidak mampuan. 3) Pengembangan Keterampilan Sosial Tujuan utama pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Keterampilan ini sangat penting untuk dimiliki dalam masyarakat, karena sebagai manusia kita membutuhkan orang lain dan perlu bekerja sama dengan orang lain.35

c. Manfaat Pembelajaran Kooperatif 1) Meningkatkan hasil belajar peserta didik. 2) Meningkatkan hubungan antar kelompok, belajar kooperatif memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan beradaptasi. 3) Meningkatkan rasa percaya diri dan memotivasi belajar, belajar kooperatif dapat membina kebersamaan, peduli satu sama lain. 4) Menumbuhkan realisasi kebutuhan peserta didik untuk belajar berpikir, belajar kooperatif dapat diterapkan untuk berbagai materi ajar, seperti pemahaman yang rumit, dan latihan memecahkan masalah. 5) Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan. 6) Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas.

35 Ibid 22

d. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran Kooperatif. Langkah-langkah itu ditunjukan pada tabel 2.1 Table 2.1: Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif36 Fase Kegiatan Guru Fase-1 Guru menyampaikan semua tujuan Menyampaikan tujuan dan pembelajaran yang ingin dicapai pada memotivasi siswa pembelajaran dan memotivasi siswa. Fase-2 Guru menyajikan informasi kepada Menyajikan informasi (materi siswa dengan jalan demonstrasi atau pelajaran) lewat bahan bacaan.

Fase-3 Guru menjelaskan kepada siswa Mengorganisasikan siswa ke bagaimana membentuk kelompok dalam kelompok Kooperatif belajar dan membantu kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Fase-4 Guru membimbing kelompok- Membimbing kelompok bekerja kelompok belajar pada saat mereka dan belajar mengerjakan tugas. Fase-5 Guru mengevaluasi hasil belajar Evaluasi tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Fase-6 Guru mencari cara-cara untuk Memberikan penghargaan menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

e. Hakikat Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran Kooperatif pada hakikatnya adalah pembelajaran yang mengolaborasikan siswa ke dalam beberapa kelompok yang beranggotakan empat sampai enam siswa dengan latar belakang yang berbeda baik jenis kelamin, ras, suku, maupun kemampuan akademik siswa itu sendiri (heterogen) agar bisa belajar bekerja dan belajar bersama yang pada akhirnya nanti timbulnya

36 https://anrusmath.files.wordpress.com/2008/07/model-pembelajaran-kooperatif.pdf 23

komunikasi, rasa saling membantu, membutuhkan antar sesama, dan kamandirian dalam diri siswa. Hal ini dilandasi pemikiran bahwa siswa akan lebih mudah memahami konsep jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya.

f. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif Unsur-unsur pembelajaran Kooperatif paling sedikit ada empat macam, yakni saling ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabulitas individual, dan keterampilan menjalin hubungan antar pribadi. 1) Saling ketergantungan positif Dalam pembelajaran kelompok, hal yang perlu disadari oleh setiap kelompok adalah bahwa keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat tergantung pada usaha yang dilakukan oleh semua kelompok. Oleh sebab itu, saling ketergantungan positif artinya tugas kelompok tidak mungkin diselesaikan manakala ada anggota yang tidak bisa menyelesaikan tugasnya, dan semua ini memerlukan kerja sama yang baik dari masing-masing anggota kelompok. 2) Interaksi tatap muka Interaksi tatap muka menuntut siswa dalam kelompok dapat saling bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa. Dengan interaksi ini diharapkan akan memudahkan dan membantu siswa dalam mempelajari suatu materi atau konsep serta memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja sama. 3) Tanggung Jawab Perseorangan Oleh karena keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota harus memberikan yang terbaik bagi keberhasilan kelompoknya. 4) Partisipasi dan Komunikasi Pembelajaran Kooperatif melatih siswa untuk mampu berpatisipasi aktif dan berkomunikasi. Oleh karena itu, untuk dapat berpartisipasi dan berkomunikasi guru terlebih dahulu membekali siswa dengan kemampuan komunikasi yang baik, 24

seperti menyampaikan dan menyanggah pendapat dengan sopan santun, tidak memojokkan, cara menyampaikan gagasan dan ide-ide yang dianggapnya baik dan beguna.

g. Pembelajaran Tipe Talking stick 1) Pengertian Pembelajaran Talking Stick Model pembelajaran Talking Stick berkembang dari penelitianbelajar kooperatif oleh Slavin Pada tahun 1995. Model ini merupakan suatu cara yang efektif untuk melaksanakan pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa. Dalam model pembelajaran ini siswa dituntut mandiri sehingga tidak bergantung pada siswa yang lainnya. Sehingga siswa harus mampu bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan siswa juga harus percaya diri dan yakin dalam menyelesaikan masalah.37 Sedangkan untuk melaksanakan pembelajaran dibutuhkan suatu metode sebagai alat pencapaian tujuan pembelajaran. Istilahnya, metode talking stick dapat diartikan sebagai metode pembelajaran bermain tongkat, yaitu pembelajaran yang dirancang untuk mengukur tingkat penguasaan materi pelajaran oleh murid dengan menggunakan media tongkat. Metode Talking Stick adalah metode pembelajaran yang dipergunakan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diiinginkan. Talking Stick sebagaimana dimaksudkan penelitian ini, dalam proses belajar mengajar di kelas berorientasi pada terciptanya kondisi belajar melalui permainan tongkat yang diberikan dari satu siswa kepada siswa yang lainnya pada saat guru menjelaskan materi pelajaran dan selanjutnya mengajukan pertanyaan. Saat guru selesai mengajukan pertanyaan, maka siswa yang sedang memegang tongkat itulah yang memperoleh kesempatan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Hal ini dilakukan hingga semua siswa berkesempatan mendapat giliran menjawab pertanyaan yang diajukan guru.

37 Faiqoh Rajapatni. penerapan-metode-talking-stick-dalam-pembelajaran-sejarah-sbm. 2014. (https://summerinjember.wordpress.com) 25

2) Langkah-Langkah Pembelajaran Talking Stick langkah-langkah pembelajaran talking stick adalah sebagai berikut: a) Guru menyiapkan tongkat. b) Guru menyajikan materi pokok. c) Siswa menbaca materi lengkap pada wacana. d) Guru mengambil tongkat dan memberikan tongkat kepada siswa dan siswa yang kebagian tongkat menjawab pertanyaan dari guru. e) Tongkat diberikan kepada siswa lain dan guru memberikan petanyaan lagi dan seterusnya. f) Guru membimbing siswa. g) Guru dan siswa menarik kesimpulan h) Guru melakukan refleksi proses pembelajaran, dan

B. Hasil Penelitian yang Relevan Beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan penerapan pembelajaran Kooperatif dan IPS antara lain adalah sebagai berikut. 1. Penggunaan model Pembelajaran Talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukan dari hasil tes akhir hanya ada 3 orang yang belum mencapai KKM 60. Pada tes awal Siswa yang mendapat nilai ≥ 60 hanya 15 siswa atau 42 siswa dengan rata-rata kelas 5,72. Namun telah di adakan tes akhir siswa yang mendapat ≥ 60 sebanyak 32 siswa atau 91%.siswa dengan sampel sebanyak 32 siswa atau 91% dengan sampel 35 siswa dengan rata-rata kelas tes akhir 7,32 dengan demikian kenaikan persentase pada tes akhir mencapai 42%.38 2. Sedangkan hasil penelitian relevan yang dilakukan Dina marlina sebagai Berikut; Dengan menggunakan model pembelajaran TalkingStick dapat meningkatkan pemahaman siswa. Hal ini terbuktisetelah tes akhir memperoleh nilai ≥ 60 menjadi 35 siswa. Ini menunjukan bahwa tingkat pemahaman siswa

38 solihin. pengaruh-penggunaan-model-pembelajaran. Vol.2. 2013 hal 7. (http://catansolihin.blogspot.com) 26

naik dari 31 % menjadi 92%, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pada penggunaaan model pembelajaran.39 3. Hasil penelitian dari Eka Winingsih bahwa penerapan strategi Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan adanya kenaikanrata-rata tiap siklus. Banyaknya siswa yang tuntas KKM (>70) sebelum tindakan sebanyak 6 siswa (15%), siklus I naik menjadi 16 siswa (40%) kemudian siklus IImeningkat 33 siswa (82,5%). Nilai rata-rata kelas sebelum tindakan yaitu 5,84, pada siklus I naik menjadi 66,37 dan pada siklus II meningkat 79,25.40

C. Hipotesis Tindakan Terdapat peningkatan yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa melalui penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick dalam pembelajaran IPS di kelas IV Madradah Ibtidaiyah EL-ZIYAN Kota Depok.

39 Op.cit 40 Rian Wibowo. Penerapan strategi Reading Guide Kolaborasi Talking stick.2012 (https://www.academia.edu) 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian yang dilakukan peneliti di Madrasah Ibtidaiyah El-Ziyan, Jl. H. Saal 1 RT. 01 RW. 01 Kelurahan Serua Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, pertimbangan penulis melakukan penelitian di madrasah ini sebagai tempat dalam meningkatkan hasil belajar yang pendapat penulis masih rendah, termasuk pada juga pada Mata Pelajaran IPS yang salah satunya dengan materi “keragaman bangsa dan budaya”.

2. Waktu Penelitian Pelaksanaan Penelitian dilakukan di kelas IV pada semester ganjil tahun pelajaran 2015-2016 pada bulan Juli s.d bulan September 2015 (selama 3 bulan), dengan materi Keragaman Bangsa dan Budaya.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk memecahkan suatu permasalahan serta malakukan perubahan yang berfungsi sebagai peningkatan, yaitu untuk memperbaiki dan meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi Keragaman bangsa dan budaya dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick. Adapun penelitian menurut Zainal Aqib dkk, penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.41 PTK sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran dikelas. Guru menemukan solusi dari masalah yang timbul dikelasnya sendiri, bukan dari kelas orang lain, yaitu dengan menerapkan berbagai

41 Zainal Aqib. dkk, Penelitian Tindakan kelas Untuk Guru SMP, SMA, SMK, (Jakarta: YRama Winda, 2014), Cet. 4, hal. 3

27 28

ragam teori dan tehnik pembelajaran yang relevan secara kreatif. Selain itu, guru sebagai peneliti terapan, disamping guru melakukan tugas umatnya mengajar dikelas, guru juga tidak perlu meninggalkan kelasnya. Jadi, PTK merupakan suatu penelitian yang mengangkat masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan.

2. Rancangan Siklus Penelitian Desain penelitian tindakan kelas berupa gambar yang tahapannya menggunakan prosedur kerja Kemmis dan Mc. Taggart dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Tindakan

Observasi

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Tindakan

Observasi

SIKLUS III

Jika Ada

Gambar 3.1 MPTK (Model Penelitian Tindakan Kelas) Kemmis dan Mc Taggart42

42 Zainal Aqib. dkk, Penelitian Tindakan kelas Untuk Guru SMP, SMA, dan SMK, (Bandung: YRAMA WINDA, 2014), cetakan 4. hal. 14 29

Dalam penyusunan desain dan prosedur penelitian tindakan kelas perlu dirumuskan terlebih dahulu rencana berdasarkan informasi yang lebih lengkap dan lebih kritis. Ada empat aspek pokok dalam penelitian tindakan kelas yang harus diperhatikan. Desain penelitian yang digunakan adalah model dari Kemmis dan Taggart berupa suatu siklus spiral. Pengertian siklus disini adalah suatu putaran kegiatan yang meliputi tahapan-tahapan rancangan pada setiap putarannya, yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) observasi (observation), (4) refleksi (reflection). 43 Selanjutnya akan diuraikan sebagai berikut :

a. Perencanaan (planning) Rencana penelitian tindakan merupakan tindakan yang tersusun dan dari segi definisi harus prospektif pada tindakan. Rencana itu harus memandang ke depan. Rencana itu harus mengakui bahwa semua tindakan sosial dalam batas tertentu tidakdapat diramalkan, dan oleh sebab itu agak mengandung resiko. Rencana harus bersifat fleksibel untuk dapat diadabtasikan dengan pengaruh yang tak dapat terduga dan kendala yang sebelumnya tidak terlihat. Tindakan yang telah direncanakan harus disampaikan dengan dua pengertian. Pertama, tindakan harus mempertimbangkan resiko yang ada dalam perubahan sosial di kelas dan mengakui kendala nyata baik yang bersifat material maupun psikologis. Kedua, tindakan yang akan dilaksanakan hendaknya dipilih karena menungkinkan peserta didik untuk bertindak secara lebih efektif dalam berbagai keadaan, secara lebih bijaksana dan hati-hati.

b. Tindakan (acting) Tindakan yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang merupakan variasi praktek yang cermat dan bijaksana. Sehubungan dengan hal itu, praktek diakui sebagai gagasan dalam tindakan, dan tindakan itu digunakan sebagai pijakan bagi pengembangan tindakan-tindakan berikutnya, yaitu tindakan yang disertai niat untuk memperbaiki keadaan.

43 Krisyanto, Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 2011, (http://krizi.wordpress.com/tag/ptk/). 30

Tindakan dituntun oleh perencanaan dalam arti bahwa rencana hendaknya diacu dalam hal dasar pemikirannya, namun demikian perlu diingat bahwa tindakan itu tidak secara mutlak dikendalikan oleh rencana. Tindakan itu secara mendasar mengandung resiko karena terjadi dalam situasi nyata dan berhadapan dengan kendalakendala di kelas maupun lingkungannya, yang secara tiba-tiba dan tak terduga. Oleh karena itu, rencana tindakan harus selalu bersifat tentatif dan sementara, fleksibel dan siap diubah sesuai dengan keadaan yang ada.

c. Observasi (observing) Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait. Observasi berorientasi ke masa yang akan datang, memberikan dasar bagi refleksi sekarang, terlebih lagi ketika putaran sekarang ini berjalan. Observasi yang cermat diperlukan karena tindakan selalu akan dibatasi oleh kendala realitas, dan semua kendala itu belum pernah dapat dlihat dengan jelas di masa lalu. Observasi harus direncanakan, sehingga akan ada dokumen untuk refleksi berikutnya. Rencana observasi harus fleksibel dan terbuka untuk mencatat hal-hal yang tak terduga. Peneliti tindakan kelas harus selalu memiliki jurnal untuk mencatat hal-hal yang luput dari observasi dalam kategori observasi yang direncanakan.

d. Refleksi (reflecting) Refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategi. Refleksi mempertimbangkan ragam perspektif yang mungkin ada dalam situasi sosial, dan memahami persoalan dan keadaan tempat timbulnya persolan itu. Refleksi biasanya dibantu dengan diskusi di antara peserta. Melalui diskusi, refleksi kelompok sampai pada rekonstruksi makna dan memberikan dasar perbaikan rencana. Refleksi memiliki aspek evaluatif. Dengan refleksi peneliti diminta untuk menimbang-nimbang pengalamannya, untuk menilai apakah persoalan yang timbul memang diinginkan, dan memberikan saran-saran tentang cara-cara untuk meneruskan pekerjaan. Ada pula pengertian bahwa refleksi itu deskriptif, yaitu memungkinkan dilakukan peninjauan, pengembangan gambaran yang lebih 31

penting lagi adalah tentang apa yang sekarang mungkin dilakukan untuk kelompok dan untuk tiap-tiap anggota bertanggung jawab dalam rangka mencapai tujuan. Adapun penelitian yang terdapat dalam siklus I adalah sebagai berikut : a. Siklus I 1. Perencanaan a) Mempelajari kurikulum pelajaran IPS pada Materi keragaman suku Bangsa dan Budaya dalam mempersiapkan bahan ajar dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). b) Peneliti menyusun petunjuk teknis pelaksanaan dan langkah-langkah model pembelajaran Kooperatif tipe Talking Stick yang dilaksanaan pada pertemuan pertama dimulainya penelitian tindakan kelas antara lain :  Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/KD.  Guru menyiapkan sebuah tongkat.  Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi lebih lanjut.  Setelah siswa selesai membaca materi/buku pelajaran dan mempelajarinya, siswa menutup bukunya dan mepersiapkan diri menjawab pertanyaan guru.  Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, jika siswa sudah dapat menjawabnya maka tongkat diserahkan kepada siswa lain. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.  Guru memberikan kesimpulan.  Evaluasi.  Penutup. c) Selama proses belajar mengajar berlangsung akan diterapkan variasi, khususnya pada saat pelaksanaan pembelajaran. 32

d) Menyusun ringkasan materi yang akan diajarkan untuk setiap pokok bahasan. e) Mempersiapkan soal-soal pada pelaksanaan pembelajaran tipe Talking Stick.

2. Pelaksanaan Tindakan a) Peneliti memberikan bahan ajar yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. b) Peneliti menjelaskan skenario pembelajaran dan langkah-langkah penerapan Talking Stick kepada siswa yang sebelumnya sudah ditentukan terlebih dahulu oleh peneliti. c) Memberikan materi tentang Keragaman Suku Bangsa dan Budaya (Teknik berbicara, Teknik bertanya efektif dan Teknik mendengarkan secara aktif) dan sebelum peneliti menjelaskan materi, peneliti memberikan apersepsi. Peneliti ingin mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi ajar. d) Peneliti meminta semua siswa untuk memahami tentang materi yang dipelajari. Dengan menggunakan waktu yang telah diberikan agar digunakan sebaik mungkin. e) Selanjutnya setiap siswa yang mengikuti pembelajaran agar siap dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan guru dengan menggunakan tongkat kecil. f) Setiap siswa yang mendapatkan tongkat agar siap untuk memberikan penjelasan materi yang telah diberikan guru atau menjawabnya. g) Setiap siswa yang diberikan pertanyaan dijawab dan ditulis di lembar buku. h) Setelah menyelesaikan pengisian, semua pertanyaan dan jawaban yang telah ditulis dibacakan lalu dikumpulkan . i) Mengevaluasi hasil dan menilai perkembangan siswa selama pembelajaran. 33

j) Selanjutnya, peneliti memberikan post test untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari setiap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan di siklus pertama.

3. Pengamatan / Observasi Tahap observasi/ pengamatan merupakan tahap dimana peneliti mulai mendokumentasikan proses kegiatan pembelajaran, keadaan dan faktor-faktor lain yang timbul dan berkembang selama pelaksanaan tindakan. Hasil dari observasi tersebut dijadikan sebagai dasar melakukan refleksi dalam merencanakan tindakan selanjutnya. Selain itu kolaborator juga mengamati situasi proses kegiatan pembelajaran berlangsung dan mendeskripsikan hal-hal yang terjadi dan menuliskannya pada lembar kolaborator. Aspek utama yang dinilai adalah tentang perkembangan keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi Data yang diperoleh pada siklus I dikumpulkan untuk selanjutnya dianalisis kemudian diadakan refleksi terhadap hasil analisis sehingga dapat diketahui apakah permasalahan yang dihadapi sudah mampu terpecahkan, yaitu terjadinya peningkatan motivasi belajar siswa setelah adanya tindakan.pada tahap ini perlu juga dilakukan perenungan terhadap prencanaan lanjutan pada tahap siklus selanjutnya.

b. Siklus II 1. Perencanaan Tindakan Tahap perencanaan tindakan pada siklus II ini dilakukan berasarkan hasil refleksi tindakan siklus I. perencanaan tindakan pada siklus II merupakan hasil perbaikan dari pelaksanaan tindakan pada siklus I. Adapun kegiatan perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut: a) Membuat skenario pembelajaran (RPP) yang berorientasi pada model pembelajaran Kooperatif tipe Talking Stick. b) Menyiapkan fasilitas pembelajaran berupa media, alat dan fasilitas yang lain. 34

c) Menyusun instrument penelitian untuk melaksanakan monitoring pelaksanaan pembelajaran (lembar observasi) berupa lembar pengamatan aktivitas belajar siswa. d) Menentukan teknis pelaksanaan penelitian. e) Menyiapkan kegiatan refleksi. f) Pembelajaran diakhiri dengan pengambilan kesimpulan mengenai topik pembelajaran, dilanjutkan dengan evaluasi dan pemberian angket pada siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan pada tahap ini langkah-langkahnya berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang diformat untuk Penelitian Tindakan Kelas yang telah dibuat. Pada akhir siklus II guru memberikan angket hasil belajar siswa untuk mengukur tingkat prestasi siswa dalam pelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran Kooperatif tipe Talking Stick.

3. Observasi Observer melakukan tindakan yang sama pada tiap siklus, demikian halnya pada siklus II ini, pelaksanaannya adalah melakukan pengamatan sambil mengerjakan lembar observasi, mencatat kegiatan pembelajaran dan menginterpretasi data yang diperoleh, selanjutnya mengumpulkannya untuk direfleksi pada tahapan selanjutnya.

4. Refleksi Data yang diperoleh dalam tahap observasi siklus II dikumpulkan dan dilakukan analisis serta pengambilan kesimpulan apakah masih ada permasalahan atau tidak dalam siklus II atau telah terselesaikan, sehingga tidak perlu diadakan rencana tindakan pada siklus berikutnya.

35

C. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV semester I (ganjil) tahun pelajaran 2015/2016, jumlah siswa dalam kelas tersebut sebanyak 20 siswa, yang terdiri dari 10 putra dan 10 putri. Penelitian ini dilaksanakan menurut prosedur yang telah dirancang oleh peneliti, yaitu penelitian bertahap dengan menggunakan dua siklus yaitu siklus I, dan II. Pelaksanaan tindakan dibantu oleh pihak sekolah untuk melaksanakan penilitian.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian 1. Peran Peneliti Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaksana dan perencana. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses kegiatan pembelajaran IPS di kelas IV MI EL-ZIYAN Kota Depok, kemudian membuat perencanaan tindakan. 2. Posisi Peneliti Sebagai Subjek Adapun posisi peneliti adalah sebagai peneliti yang aktif ikut terjun langsung dalam pembelajaran dan berusaha mengumpulkan data sebanyak-banyaknya sesuai fokus penelitian. Hal ini mengacu pada Penelitian tindakan kelas harus dilakukan di kelas yang sehari-hari diajar, bukan kelas yang diajar oleh guru lain meskipun masih dalam satu sekolah.

E. Tahapan Intervensi Tindakan Pada tahapan ini menjelaskan tentang gambaran mengenai rencana dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan peneliti dalam keseluruhan penelitian tindakan kelas. Adapun rencana dan langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini dapat digambarkan secara sederhana dalam bentuk table sebagai berikut. Tabel 3.2 Rencana Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I Perencanaan : . Merencanakan pembelajaran yang Identifikasi masalah akan diterapkan dalam PBM dan penetapan . Menentukan pokok bahasan alternatif pemecahan . Mengembangkan skenario masalah pembelajaran 36

. Menyusun lembar angket skala sikap . Menyiapkan media dan sumber belajar . Mengembangkan format evaluasi . Mengembangkan format observasi prabelajaran Tindakan . Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran Pengamatan . Melakukan observasi dengan menggunakan format observasi . Menilai hasil tindakan dengan meng- gunakan format angket skala sikap Refleksi . Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan . Melakukan pertemuan untuk membahas evaluasi tentang skenario, angket, dan lain-lain . Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya . Evaluasi tindakan I Siklus II Perencanaan : . Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah . Pengembangan program tindakan II Tindakan . Pelaksanaan program tindakan II Pengamatan . Pengumpulan data tindakan II Refleksi . Evaluasi tindakan II

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Dari hasil penelitian yang dilaksanakan dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Talking Stick diharapkan siswa mendapatkan hasil dalam pembelajaran IPS di atas Kriteria Ketuntasan Minimal 60 (KKM), dalam pencapaian tujuan dari hasil yang dicapai anak. Apabila hasil penelitian baru mencapai target 75%, maka perlu dilakukan refleksi ulang untuk melakukan tindakan selanjutnya, yaitu dengan mengobservasi kembali. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai target yang ditentukan tercapai dan semua siswa mendapatkan hasil belajar yang baik.

37

G. Data dan Sumber Data 1. Data Penelitian Data ini diperoleh dalam penelitian yang dilakukan peneliti tentang nilai siswa yang mencakup kognitif dalam aktifitas siswa ketika proses pembelajaran yang berlangsung melalui lembar observasi dan lapangan. 2. Sumber Data Sumber data penelitian ini adalah peneliti dan pihak sekolah yang membantu khususnya guru siswa kelas IV MI EL-ZIYAN Kota Depok.

H. Instrumen Pengumpulan Data 1. Observasi Obsevasi adalah satuan tehnik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.44 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi siswa. Dalam kelgiatan obeservasi ini untuk mengetahui kekurangan setiap tahapan-tahapan tindakan pembelajaran IPS dalam materi Keragaman Bangsa dan Budaya dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Talking Stick.

Tabel 3.3 kisi-kisi Lembar Observasi Siswa Tahapan Aktifitas yang diamati Ya Tidak Persiapan Membentuk kelompok Pelaksanaan - Mendengarkan penjelasan - Melaksanakan pembelajaran - Memperhatikan Jalannya Pembelajaran Penutupan - Mendiskusiakan Hasil Belajar - Mempersentasikan Hasil Belajar

2. Catatan Lapangan Catatan lapangan adalah yang dibuat oleh peneliti atau mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi terhadap siswa pada penelitian tindakan

44 Arikunto Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009) hal. 30 38

kelas.45 Catatan lapangan digunakan umtuk mengetahui kondisi siswa pada saat proses pembelajaran IPS materi Keragaman Bangsa dan Budaya.

3. Wawancara Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya-jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini responde tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajuakan pertanyaan.46 Pada penelitian ini dilakukan wawancara siswa pada akhir siklus, untuk mengetahui kesulitan dan kendala dalam proses pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif berupaya untuk memperbaiki pembelajaran.

4. Tes Dalam penelitian ini digunakan intrumen berupa tes tulis. Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan cepat dan tepat.47

I. Tehnik Pengumpulan Data Pengumpulan daata dilakukan untuk mengetahui informasi yang dalam penelitian dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Data tentang aktifitas siswa selama pembelajaran benrlangsung diambil dengan cara observasi menggunakan lembar observasi dan catatan lapangan. 2. Data tentang respon siswa terhadap pembelajaran IPS pada materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya diperoleh dengan melakukan wawancara terhadap beberapa siswa dari seluruh siswa yang ada. 3. Data tentang hasil belajar siswa diperoleh dengan memberikan tes kepada siswa pada setiap akhir siklus.

45 Rochiati Wratmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), Cettakan ke-5, hal 125. 46 Op.cit 47 Amir Daien Indrakusuma, Evaluasi Pendidikan Penilaian Hasil-hasil Belajar, Jilid 1, terbitas sendiri, hal 27. 39

J. Tehnik Pemeriksaan Kepercayaan Untuk menetapkan data yang objektif, sahih, dan handal dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik : 1. Menggali data dari siswa dengan menggunakan cara yang berbeda. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh informasi tentang aktifitas siswa dilakukan dengan mengobservasi siswa. 2. Menggali data dari guru untuk memperoleh data yang sama. Tehnik ini dilakukan dengan memeriksa hasil tes siswa, wawancara dengan guru, dan melihat hasil observasi guru. 3. Memeriksa kembali data yang sudah terkumpul.

Mengulang pengolahan dan analisis data yang terkumpul.

K. Analisis Data dan Interpretasi Data Setelah melakukan uji coba instrumen, langkah selanjutnya adalah melakukan penelitian. Data yang diperoleh dari sampel dengan menggunakan instrumen yang telah valid dan realible akan di analisis untuk menjawab permasalahan dan menguji hipotesis yangtelah di ajukan. Data yang telah diperoleh harus diolah dengan menggunakan statistik yang harus dilewati beberapa tahap : 1. Lembar Observasi Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian di analisis secara deskriptif dengan menggunakan tehnik persetase untuk melihat kecendrungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Rumus yang digunakan :48

p

Keterangan : f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = Number of Cases (Jumlah frekuensi atau banyaknya individu) P = Angka Persentase

48 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005) cet ke-15, h. 43 40

Kemudian untuk mengelompokan lembar observasi dikatagorikan dalam klasifikasi sangat baik, baik, cukup, kurang baik, dan sangat kurang baik :49 Tabel 3.4 Interpretasi Observasi Siswa

No Nilai yang diperoleh Kriteria 1 81 – 100 % Sangat Baik 2 61 – 80 % Baik 3 41 – 60 % Cukup 4 21 – 40 % Kurang 5 0 – 20 % Sangat Kurang

2. Uji Normal Gain Yanti Herlanti mendefinisikan, gain sebagai selisih antara postest dan prettest yang dapat menunjukan adanya peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru.50 Uji ini dilakukan untuk menghindari hasil kesimpulan yang dapat menimbulkan bias penelitian. Uji normal gain dapat dilakukan dengan menggunakan Rumus Normal Gain menurut Meitzer, adalah :51

Gain =

Rentang normalitas indek gain memberikan kategori peningkatan hasil belajar siswa, sebagai berikut :52 Tabel 3.5 Kriteria konsep siswa berdasarkan kriteria Gain

Rentang Indek Gain Kategori Peningkatan 0,8 - 0,1 Sangat Tinggi 0,6 - 0,79 Tinggi 0,4 - 0,59 Sedang 0,2 - 0,39 Rendah 0,0 - 0,19 Sangat Rendah

49 Ridwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, (bandung: Alfabeta, 2009), h. 89 50 Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Tindakan Sains, (Jakarta : Jurusan Pendidikan IPA, FITK, UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 70 51 Ibid 52 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, .... h. 222 41

Selanjutnya untuk mengetahui apakah ada perbedaan normal gain antara siklus I dan siklus II, harus dilakukan uji-t. rumus yang digunakan untuk melakukan uji-t adalah sebagai berikut :

Dengan :

( ) ( ) √

Kemudian hasil t-hitung di atas dibandingkan dengan nilai t-tabel pada taraf signifikansi 5% (ɑ = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) =( ) + ( ). Jika ttabel < thitung < ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan normal gain antara siklus I dan siklus II. Jika thirung ≤ ttabel, atau ttabel ≤ thitung, maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan normal gain antara siklus I dan siklus II.

42

BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data 1. Sejarah singkat berdirinya MI El-Ziyan MI El-Ziyan berasal dari bahasa Arab Al Ziyaanu yang artinya sebuah perhiasan. Dari Al menjadi El disebut imalah yaitu harokat fathah dicondongkan kepada kasroh. Sekolah ini diberikan nama El-Ziyan agar peserta didik menjadikan ilmu sebagai hiasan dirinya. MI El-Ziyan didirikan oleh tokoh masyarakat yang bernama bapak K.H. Saidin atas permintaan dari masyarakat sekitar. Adapun berdirinya Madrasah ini pada Tahun 2004 yang bertempat di Jalan H. Saal 1 no. 24 Desa Serua Kecamatan Bojongsari Kota Depok Jawa Barat. Tujuan didirikannya Madrasah Ibtidaiyah ini adalah untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang menginginkan sekolah dasar secara formal tetapi berlandasan agama Islam. Harapan didirikannya Madrasah Ibtidaiyah ini adalah agar masyarakat menyadari bahwa pentinya sekolah formal yang didasari pendidikan agama Islam.

2. Identitas Madrasah Nama Sekolah : MI. El-Ziyan Nomor Statistik : 114322902140 Provinsi : Jawa Barat Otonomi Daerah : Khusus Desa/Kelurahan : Serua Kecamatan : Bojongsari Kota Depok Kode Pos : 16517 Status Sekolah : Disamakan Akreditasi : A Surat Kelembagaan : No.kd.10.22/IV/PP.01-1 tgl. 05-06-2005 Tahun Berdiri : 2004 Kegiatan Belajar : Pagi dan Siang

42 43

Bangunan Sekolah : Milik sendiri permanen Luas Bangunan : 580 m

3. Visi, Misi MI El-Ziyan Visi : “MENJADI SURI TAULADAN DAN BERILMU”.

Misi : 1. Membina Insan Beriman Serta Bertakwa 2. Mengikut Sertakan Wali Murid dan Masyarakat dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan 3. Mendorong Terciptanya Nuansa Islami 4. Meningkatkan Kompetensi Pendidik dan Peserta Didik dalam Penguasaan dan Peningkatan Ilmu Tujuan 1. Menumbuhkan Keimanan dan Ketakwaan 2. Menjadikan Sekolah Sebagai Mitra Masyarakat 3. Melestarikan Nilai-Nilai Islami 4. Meningkatkan Mutu Pendidik dan Peserta Didik 4. Keadaan Tenaga Pengajar Tenaga pengajar di MI El-Ziyan secara umum memiliki kualitas yang baik. Pendidikan yang di tempuh rata-rata S1 (Strata 1). Tabel 4.1 Tenaga Pengajar

NO NAMA L/P JABATAN PENDIDIKAN

1. H. Zainal Abidin L Kepsek S-2 2013

2. Eka Rohmat Stia L Wakepsek S-1 2005

3. Siti Rahmawati P Guru S-1 2012

4. Nurul Laelah P Tu S-1 2010

5. Hasan Basri L Guru SMA 1998 44

6. Fadilah Wibowo L Guru S-1 2005

7. Endang Saripuloh L Guru S-1 2006

8. Imron Maliki L Guru S-1 2015

9. Siti Syahrifah P Guru S-1 2005

10. Tuti Alawiyah P Guru S-1 2003

11. Hermansyah L Guru MA

12. Mareny P Guru S-1 2010

13. Agus Riyanto L Guru S-1 2011

14. Evi Dwiningsih P Guru S-1 2011

15. Mardani Ahmad L Guru SMU

5. Sarana dan Prasarana MI El -Ziyan Ruang kelas : Ada 6 Ruang Ruang lab. komputer : Ada 1 Ruang Ruang lab. IPA : Ada 1 Ruang Ruang perpustakaan : Ada 1 Ruang Ruang UKS : Ada 1 Ruang Ruang kantor : Ada 1 Ruang Ruang kepala sekolah : Ada 1 Ruang Ruang Tata Usaha : Ada 1 Ruang Ruang BP Guru BP : Ada 1 Ruang Ruang Guru : Ada 1 Ruang Ruang Logistik : Ada 1 Ruang Ruang Gudang : Ada 1 Ruang Ruang Serbaguna : Ada 1 Ruang Lapangan Olah Raga : Ada Kantin Sekolah : Ada 1 Ruang Musholla : Ada Halaman Sekolah : Ada 45

Tempat TPA : Ada Ruang Toilet Guru : 2 Ruang Ruang Toilet Siswa : 4 Ruang Pos Satpam : 1 Ruang

6. Observasi Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu mengadakan pertemuan dengan kepala MI El-Ziyan pada hari Sabtu, tanggal 7 Nopember 2015. Pada pertemuan ini peneliti menyampaikan tujuan rencana pelaksanaan penelitian yang akan dilaksanakan di kelas IV pada Madrasah Ibtidaiyah El-Ziyan dan kepala sekolah memberikan izin untuk melaksanakan penelitia tersebut. Sebelum dilaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti melakukan pendataan tentang murid kelas IV yang berkaitan dengan kemampuan belajar siswa, pengelompokan belajar dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Talking Stick yang akan dilaksanakan di kelas tersebut. Sebelum tindakan dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti mengadakan kegiatan observasi dengan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan pada hari senin 9 Nopember 2015 dengan menggunakan metode cara menjawab pertanyaan. Pada pelaksanaan pre test siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran IPS, hal ini diketahui bahwa kurannya rasa ingin tahu mereka terhadap materi pre tes tersebut dan tidak menjawab pertanyaan yang diberikan serta tidak mengikuti dengan baik, maka pretasi belajar mereka juga kurang maksimal. Dari hasil tes mereka pada saat test, dan terdapat rata-rata kelas sebesar 35,00 (dibawah KKM). Pada penilaian hasil belajar sebelum penelitian, terdapat hasil yang mengacu pada indikator keberhasilan dengan ketuntasannya ditetapkan oleh sekolah yaitu 65, maka dikatakan bahwa siswa tersebut tuntas dalam mengikuti pembelajarannya. Hasil tes sebelum penelitian menunjukan bahwa dari seluruh siswa yang diteliti, diperoleh nilai terendah 18 orang dengan nilai rata-rata 37,75. Terdapat 2 orang atau 10% mencapai kriteria ketuntasan minimal belajar dan 2 orang atau 90% belum mencapai ketuntasan minimal belajar.

46

Gambar 4.1 Aktivitas siswa saat memperhatikan penjelasan guru pada pembelajaran siklis 1

B. Analisis Data 1. Siklus 1 a. Tahap Perencanaan

Pada perencanaan tindakan siklus 1 peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick, dengan menggunakan model pembelajaran ini peneliti berusaha membantu siswa untuk lebih memahami bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan menghubungkat aktivitas sehari-hari.

Siklus ke 1 dilaksanakan sebanyak 2 (dua) petemuan, yaitu tanggal 7 dan 10 Nopember 2015, pembelajaran dilaksanakan selama 2 x 35 menit pada setiap pertemuan. Sebelum dilaksanakan siklus pertama terlebuh dahulu peneliti melakukan persiapan, antara lain :

1) Membuat perencanaan pembelajaran. 2) Mempersiapkan instrumen penelitian yang digunakan untuk meneliti peningkatan hasil belajar. 3) Membuat langkah-langkah pembelajaran pada siklus 1 yang meliputi : a) Pendahuluan (10 menit) 47

 Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing untuk mengawali pelajaran.  Memeriksa kehadiran siswa serta mendoakan kepada siswa-siswi yang sedang sakit.  Menyampaikan materi pokok dan tujuan pembelajaran kepada siswa tentang Keragaman suku bangsa dan budaya. b) Kegiatan inti (50 menit)  Guru meminta siswa untuk membaca dan memahami pengertian keragaman suku bangsa dan budaya.  Guru meminta siswa untuk membaca dan memahami pengertian keragaman suku bangsa dan budaya dalam bhineka tunggal ika.  Siswa menyebutkan keragaman suku bangsa dan budaya dalam bhineka tunggal ika  Guru bertanya tentang keragaman suku bangsa dan budaya, yaitu tentang pengertian bhineka tunggal ika  Guru menyiapkan sebuah tongat kecil untuk dijadikan sebagai media.  Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membaca dan mempelajari materi pada buku pegangan.  Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada peserta didik, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan peserta didik yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.  Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik.  Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber. 48

 Guru memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan.  Guru memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar.

c) Penutup Pembelajaran (10 menit)

 Guru bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran.  Guru melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.  Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Pertemuan pertama pada hari Senin 9 Nopember 2015 Pertemuan pertama dihadiri oleh semua siswa kelas IV. Siswa belum dapat dikondisikan dengan baik dikarenakan model pembelajaran yang baru sangat berbeda dengan model pembelajaran yang sebelumnya. Dengan adanya model pembelajaran Kooferatif Tipe Talking Stick membuat kondisi kelas menjadi ramai, sebelumnya peneliti menjelaskan model pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick dalam pembelajaran IPS pada materi Keragaman suku bangsa dan budaya. Aktivitas siswa yang mengikuti pembelajaran dalam memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari guru sudah cukup baik 70 %. Kebanyakan siswa sudah memahmi pembelajaran melalui diskusi dengan teman kelompoknya secara baik.

49

Gambar 4.2 Aktivitas siswa pada saat mendengatkan pejelasan dari guru tentang materi Keragaman suku bangsa dan budaya Dalam perencanaan ini, peneliti membagi menjadi lima kelompok, masing masing setiap kelompok berjumlah empat orang, kemudian peneliti memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk mendiskusikan materi tentang keragaman suku bangsa dan budaya pada mata pelajaran IPS yang diharapkan siswa mampu mendiskusikan materi tersebut.

Gambar 4.3 Aktivitas siswa pada saat mendiskusikan materi pada siklus 1

50

b. Tindakan 1. Aktivitas Visual Aktivitas visual yang dilakukan siswa diantaranya adalah mempersiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran terlebih dahulu dengan membaca materi yang akan dipelajari. Namu aktiivitas ini masih kurang maksimal dikarenakan terdapat beberapa siswa yang tidak membaca atau mencermati hal-hal yang berkaitan dengan materi. 2. Aktivitas mendengarkan Aktivitas mendengarkan pada pelajaran IPS diantaranya meliputi mendengarkan dan menyimak tertiap penjelasan yang disampaikan oleh guru, tetapi masih terdapat siswa yang mengalihkan perhatiannya pada saat guru memberikan penjelasan. Yang akhirnya pada waktu diskusi dilaksanakan masih banyak siswa yang tidak aktif mengikutinya. 3. Aktivitas Oral Aktivitas oral diantaranya siswa bertanya tentang materi yang akan diajarkan pada saat pembelajaran berlangsung. Namun masih banyak siswa yang tidak berani memberikan pernyanyataan kepada guru baik secara lisan maupun tulisan. Dalam hal ini siswa cenderung malu dan takut untuk memberikan pertanyaanya. 4. Aktivitas Menulis Pada kegiatan ini keinginan siswa untuk mencatatan materi yang disampaikan oleh guru sangat kurang, disebabkan siswa lebih memilih melihat buku penunjang tentang materi yang disampaikan. Terdapat juga siswa yang mengcopy catatan materi yang ada pada buku paket. 5. Aktivitas Mental Pada aktivitas ini siswa siswa dalam melaksanakan tugas berdiskusi belum berani dan malu dalam mengungkapkan pendapatnya. Bahkan banyak yang saling menunjuk satu sama lain, sedikit siswa yang berkeinginan untuk maju ke depan kelas. Di akhir pelajaran pun siswa belum berani mengeluarkan pendapatnya di hadapan kelompok-kelompok yang lain.

51

6. Aktivitas Emosional Tahap ini siswa sangat bersemangat dan senang dalam mengikuti pembelajaran yang ditunjukan dengan rasa semangat, berani dan tidak bosan. Hal ini disebabkan karna jarang sekali dilakukan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif pada kelas tersebut. Sampai beberapa siswa merasa terganggu apabila ada siswa yang bermain pada saat pembelajaran berlangsung. c. Observasi Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini berjalan sesuai dengan desain intervensi tindakan yang telah tersusun dalam bab III. Sebelum siswa diberikan tindakan pembelajaran di dalam kelas terlebih dahulu diberikan tes awal (pre test) tentang konsep gaya. Setelah siswa diberikan materi tentang konsep gaya dengan menggunakan metode kooperatif tipe Talking Stik selanjutnya diberikan tes akhir (post test) untuk mengukur kemampuan siswa. Ternyata siswa lebih mudah memahami konsep yang diajarkan dengan metode kooperatif tipe Talking Stick dan lebih semangat dalam melakukan tugasnya masing-masing baik tugas secara individu maupun secara kelompok. Berdasarkan hasil penilaian dari pertemuan I siklus yang pertama dapat disampaikan bahwa hasil belajar siswa haru mengenal pembelajaran dengan model tersebut. penilaian selama diterapkannya tindakan pembelajaran dengan metode kooperatif tipe Talking Stick pada konsep gaya diperoleh data seperti pada Tabel di bawah ini: Tabel 4.2 Data hasil pretest dan postest Siklus 1 Pertemuan I Nilai N- Siswa Pretest Postest Kategori Keterangan Gain 1 30 45 0.21 Rendah Belum 2 25 45 0.27 Rendah Belum 3 50 65 0.30 Sedang Tercapai 4 35 50 0.23 Rendah Belum 5 45 50 0.09 Sangat Belum 6 20 40 0.25 Rendah Belum 7 40 60 0.33 Rendah Belum 52

8 20 35 0.19 Sangat Belum 9 60 65 0.13 Sangat Tercapai 10 20 25 0.06 Sangat Belum 11 55 65 0.22 Randah Tercapai 12 50 60 0.20 Rendah Belum 13 25 40 0.20 Rendah Belum 14 55 65 0.22 Rendah Tercapai 15 20 35 0.19 Sangat Belum 16 20 30 0.13 Sangat Belum 17 25 45 0.27 Rendah Belum 18 35 60 0.38 Rendah Belum 19 35 55 0.31 Rendah Belum 20 20 30 0.13 Sangat Belum Rata 2 34.25 48.25 0.22

Penilaian hasil belajar setiap siswa mengacu pada indikator keberhasilan yang ketuntasannya di tetapkan oleh sekolah dengan nilai minimal yang diperoleh siswa adalah 65, maka dikatakan bahwa siswa tersebut tuntas dalam mengikuti pembelajarannya. Hasil tes akhir pertemuan 1 menunjukan bahwa dari seluruh siswa yang dikenai tindakan, diperoleh nilai terendah 6 dari nilai tertinggi 2 dengan nilai rata-rata 34,25. Terdapat 2 orang atau 65,75% mencapai kriteria ketuntasan minimal belajar dan 2 orang atau 90% belum mencapai ketuntasan minimal belajar. Maka peneliti melakukan pembelajaran siklus 1 pada pertemuan yang ke 2 dengan Hasil tes yang disajikan dalam tabel 4.3. Tabel 4.3 Data hasil pretest dan postest Tes Siklus 1 Pertemuan 2

Nilai N- Siswa Pretest Postest Kategori Keterangan Gain 1 35 55 0.31 Rendah Belum 2 30 50 0.29 Rendah Belum 3 50 70 0.40 Sedang Tercapai 4 40 55 0.25 Rendah Belum 5 45 60 0.27 Sangat Rendah Belum 6 20 45 0.31 Rendah Belum 7 45 60 0.27 Rendah Belum 53

8 20 40 0.25 Rendah Belum 9 65 70 0.14 Sangat Rendah Tercapai 10 20 30 0.13 Rendah Belum 11 60 70 0.25 Sedang Tercapai 12 50 65 0.30 Sangat Rendah Tercapai 13 30 40 0.14 Rendah Belum 14 55 70 0.33 Rendah Tercapai 15 20 40 0.25 Rendah Belum 16 25 35 0.13 Rendah Belum 17 30 50 0.29 Rendah Belum 18 40 60 0.33 Sangat Rendah Belum 19 40 60 0.33 Rendah Belum 20 25 30 0.07 sangat Belum Rata 2 37.25 52.75 0.25 Berdasarkan tabel 4.2 tampak terjadi peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas IV pada materi Keragaman suku bangsa dan budaya, pertemuan pembelajaran yang ke 2. Adapun perolehan nilai rata-rata N Gain hanya 0,25 masih menunjukan rendahnya tingkat efektifitas dan perlakuan tindakan pada pelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Talking Stick. Untuk lebih memperjelas hasil belajar IPS di sajikan dalam tabel 4.4. dan tabel Tabel 4.4 Statistik diskriptif Nilai Hasil Belajar IPS Siklus 1 Statistik Disktiptif Pretest Pretest Pertemuan I Pertemuan II

Nilai tertinggi 60 65 Nilai terendah 20 20 Rata-rata 34,25 37,25 Jumlah siswa yang belum tuntas belajar 20 19 Jumlah siswa yang tuntas belajar 0 1 Persentase ketuntasan 0% 5% Nilai KKM 65 65

54

Tabel 4.5 Statistik diskriptif Nilai Hasil Belajar IPS Siklus 1 Statistik Disktiptif Postest Postest Pertemuan I Pertemuan II

Nilai tertinggi 65 70 Nilai terendah 25 30 Rata-rata 48,25 52,75 Jumlah siswa yang belum tuntas belajar 16 15 Jumlah siswa yang tuntas belajar 4 5 Persentase ketuntasan 20% 25% Nilai KKM 65 65

Dari tabel di atas tes akhir dilaksanakan setelah memenuhi ketuntasan pembelajaran. Di karnakan masih banyak siswa yang nilainya belum memenuhi ketuntasan minimal dalam menggunakan model pebelajaran kooperatif Tipe Talking Stick Pada kegiatan pertemuan ke 2 pretest siklus I persentase ketuntasan siswa hanya 5% adapun pada kegiatan pertemuan ke 2 postest siklus I yang memenuhi ketuntasan dalam belajar yaitu 25%, . Dari hasil observasi yang dilaksanakan selama pelaksanaan pelajaran IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Talking Stick, pengamatan dilakukan oleh observer (guru IPS) yang mencatat seluruh aktifitas guru selama proses pembelajaran. hasil observasi dari tindakan pertama terhadap peneliti sesuai perencanaan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.6 Hasil Observasi Guru Siklus 1 Siklus 1 No Aspek yang diamati Pertemuan 1 Pertemuan 2 1 Membuat RPP 4 4 2 Membuat dan Menggunakan Media 3 4 55

3 Pelaksanaan Pembelajaran a. Apresiasi 3 3 b. Motivasi siswa 4 3 c. Kualitas penguasaan 3 4 d. Kualitas penjelasan materi 4 4 e. Penggunaan metode pembelajaran 3 4 f. Keterampilan memberi dan menjawab pertanyaan g. Pemberian tugas 3 3 h. Penutup pelajaran 3 4 4 Kepribadian 4 3 Jumlah (Ʃ ) 34 36 Persentase (%) 85% 90% Rata-rata 87,5% Keterangan Sangat Baik Berdasarkan data yang dihasilkan pada tabel diatas terkait aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran sudah baik, guru melakukannya sesuai dengan rencana dan langkah-langkah yang ada dalam RPP. Data yang diperoleh sesuai dengan pertemuannya, pada pertemuan pertama hasil yang dilaukan oleh guru adalah 87,5% keteragan sangat baik. Sedangkan untuk hasil observasi pada siswa terhadap siklus 1 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.7 Persentase hasil observasi terhadap siswa pada siklus 1 No Aspek Rincian Persentase Rata-

Pert 1 Pert 2 rata

a. Siswa memperhatikan dan 50% 50% 50% 1 Visual mendengarkan penjelasan guru

a. Siswa mencatat 40% 45% 42,5% 2 Menulis penjelasan guru b. Siswa mengerjakan 50% 55% 52,5% 56

latihan soal atau tugas

a. Siswa mengajukan 40% 48% 44% pertanyaan

b. Siswa menjawab 36% 47% 41,5% 3 Oral pertanyaan

c. Siswa berdiskusi dengan 40% 50% 45% baik

Mental dan a. Ekspresi siswa dalam 39% 40% 39,5 4 Emosional

Rata-rata 42,14 47,85 44,99% % % d. Refleksi Pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama adalah bertujuan untuk mengkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS. Saat pertama dilakukan penelitian menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick dengan melakukan kerja sama para siswa masih asing dengan dilakukan nya pembelajaran dengan model tersebut, tapi dengan arahan peneliti mereka dapat melakukannya walaupun masih kurang sempurna. Tujuan peneliti dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Talking Stick adalah untuk menngkatkan prestasi belajar terhadap mata pelajaran IPS pada materi pemerintahan yang menginginkan agar siswa aktif dalam melakukan pembelajaran. maka peneliti menyimpulkan bahwa pada siklus 1 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Talking Stick mampu menunjukan peningkatan hasil belajar, walaupun hasilnya masih kurang. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari siklus 1, maka peneliti akan melanjutkan penelitiannya pada siklus II dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Memberikan banyak dorongan tentang belajar yang baik, terutama bagi siswa yang kurang aktif agar lebih meningkatkan prestasinya. 57

2. Memotivasi siswa agar lebih berani dalam menyampaikan pendapat dan pertanyaan. 3. Memberikan pengertian agar siswa lebih mengutamakan keberanian dan mental yang bagus. 4. Memacu serta menyarankan siswa agar lebih giat lagi membaca, berkomunikasi agar tidak malu serta kaku dalam melakukan pembelajaran. e. Keputusan Berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1, bahwa diperoleh kegiatan siswa dan guru terhadap hasil pembelajaran siswa melalui tes pada mata pelajaran IPS belum mencapai kriteria yang diharapkan dikarenakan hasil yang didapat kurang dari 75% . Oleh karna itu perlu adanya perbaikan pembelajaran pada siklus I dengan melanjutkan melakukan penelitian pembelajaran pada siklus II.

2. Siklus II a. Tahap perencanaan Siklus II

Kegiatan siklus II adalah kegiatan lanjutan dari siklus pertama berdasarkan pada hasil refleksi penelitian pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Talking Stick, dengan menggunaan model pembelajaran seperti ini diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya. Untuk lanjut ke siklus kedua seperti biasa peneliti melakukan beberapa tahapan pembelajaran dan perbaikan yang dilakukan agar penelitian ini mencapai tujuan yang diteliti dengan memanfaatkan waktu sebaik mungkin agar siswa berkesempatan memegang tongkat sebanyak 2 kali, berikut tahap-tahap perencanaan yang dilakukan:

1) Membuat perencanaan pembelajaran. 2) Mempersiapkan instrumen penelitia yang digunakan untuk meneliti peningkatan hasil belajar. 3) Membuat langkah-langkah pembelajaran pada siklus 1 yang meliputi : a) Pendahuluan (10 menit) 58

 Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing untuk mengawali pelajaran.  Memeriksa kehadiran siswa serta mendoakan kepada siswa-siswi yang sedang sakit.  Menyampaikan materi pokok dan tujuan pembelajaran kepada siswa tentang Keragaman suku bangsa dan budaya. b) Kegiatan inti (50 menit)  Guru meminta siswa untuk membaca dan memahami pengertian Keragaman suku bangsa dan budaya.  Guru meminta siswa untuk membaca dan memahami pengertian Keragaman suku bangsa dan budaya.  Siswa menyebutkan keragaman suku bangsa dan budaya dalam bhineka tunggal ika  Guru bertanya tentang keragaman suku bangsa dan budaya, yaitu tentang pengertian bhineka tunggal ika  Guru menyiapkan sebuah tongat kecil untuk dijadikan sebagai media.  Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membaca dan mempelajari materi pada buku pegangan.  Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada peserta didik, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan peserta didik yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.  Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik.  Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber. 59

 Guru memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan.  Guru memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar.

c) Penutup Pembelajaran (10 menit)

 Guru bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran.  Guru melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.  Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.. Pada siklus kedua sama seperti siklus yang pertama, mengadakan dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 10 dan 17 Nopember 2015. Pembelajaran berlangsung selama 2 x 35 menit. Adapun langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut : Pada pertemuan pertama ini siswa dan siswi kelas IV menghadirinya. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Talking Stick, hampir siswa mengikuti pembelajaran ini. Antusias dan kerjasama setiap siswa sangatlah tinggi. Pada tindakan ini siswa dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik dan perhatiannya terfokus pada guru. banyak siswa yang memberikan pertanyaannya baik kepada guru maupun kepada kelompok yang lain, disamping itu siswa yang memberikan petanyaan, komentar dan menjawab pertanyaanpun semakin banyak di banding dengan pertemuan sebelumnya. Di saat guru menjelaskan materi, perhatian siswa dalam mendegarkan penjelasan guru sangat baik yaitu 80% dari jumlah siswa yang hadir. Hal ini disebabkan karna adanya kepedulian siswa dalam mengikuti pembelajaran, 60

persaingan pembelajaran sudah mulai terlihat dengan aktivitas menulis sudah 100%, memalui mencatat dan mengerjakan soal.

Gambar 4.4 Aktivitas siswa pada saat pembelajaran model Talking Stick. Pada pertemuan yang kedua banyak siswa semangat mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan berkaitan dengan materi pemerintahan. Pada awal pelajaran kelihatan siswa yang mengikuti pembelajaran sangat antusias dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Talking Stick. Ada siswa yang sempat memberikan komentar, “ pa dengan belajara seperti ini pelajaran lebih cepat di pahami...” itu membuktikan bahwa perkembangan siswa dalam melakukan pembelajaran sangatlah baik. Aktivitas siswa dalam mengerjakan soal pun sudah baik, tertib dan percaya diri dalam mengisi soal, walaupun ada beberapa siswa yang tidak bersungguh- sungguh dalam mengisi soal. Setelah melakukan pengisian soal, hasilnya hampir 75% siswa dapat mengerjakan soal dengan baik. Siswa yang memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru secara bersungguh-sungguh adalah 95%. Aktivitas menulis untuk mecatat materi dan mengerjakan soal sebesar 100%. Aktivitas oral pada pertemuan ini meningkat mencapai 65% dan 80% siswa yang dapat bekerja sama dengan kelompoknya.. Aktivitas tes akhir siklus II ini siswa hampir seluruhnya dapat mengerjakan soal sendiri-sendiri, namun masih ada sebagian kecil yang melakukan kecurangan 61

dengan menyalin dan mencontek pada temannya untukmenyelesaikan soal tersebut.

Gambar 4.5 Aktivitas siswa pada saat pembelajaran dengan model Talking Stick pada siklus II

b. Tindakan 1. Aktivitas Visual Aktivitas visua yang dilakukan siswa diantaranya adalah memperisapkan diri untuk mengikuti pembelajaran dengan membaca terlebih dahulu pada materi yang akan di pelajari. Membaca buku, memperhatikan pada penjelasan guru, serta mencermati hal-hal yang dihadapi oleh siswa, baik lemberkerja siswa maupun pelajaran serja media yang diberikan guru. Hal ini ditunjukan dengan kepekatandalam mengikuti pembelajaran IPS yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Talking Stick. 2. Aktivitas mendengarkan Aktivitas mendengarkan pada pelajaran IPS diantaranya meliputi mendengarkan dan menyimak tertiap penjelasan yang disampaikan oleh guru, 62

siswa yang mengalihkan perhatian guru sudah berkurang, peran aktivitas medengarkan ini lebih cepat dan tepat dalam menganalisis masalah. 3. Aktivitas Oral Aktivitas oral diantaranya siswa bertanya tentang materi yang akan di ajarkan pada saat pembelajaran berlangsung. Keberanian siswa dalam melakukan tanya jawab yang diberikan sudah terihat baik, sehingga kondisi siswa dalam bekerja sama dan mengerjakan tugas mudah di atur. 4. Aktivitas Menulis Pada kegiatan ini siswa sudah baik, dikarnakan seluruh siswa sudah mencatat materi yang disampaikan guru, tidak ada siswa yang mencoba untuk mengcopy pada pelajaran IPS. Semua siswa mampu mengerjakan soal dan tugas yang diberiakan guru, sampai-sampai siswa sudah dapat menjawab soal dengan cepat dan benar.. 5. Aktivitas Mental Aktivitas siswa dalam melaksanakan tugas berdiskusi sudah berani dan tidak malu dalam mengungkapkan pendapatnya. Bahkan diantaranya sudah ada siswa yang berkeinginan untuk maju ke depan kelas. Bahkan pada awal pertemuan siswa sering menunggu untuk mengikuti pembelajaran.. 6. Aktivitas Emosional Pada tahap ini siswa sangat bersemangat dan senang dalam mengikuti pembelajaran yang di tunjukan dengan rasa semangat, berani dan tidak bosan. Hal ini di sebabkan karna jarang sekali dilakukan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Talking Stick pada kelas tersebut. Sampai beberapa siswa merasa terganggu apabila ada siswa yang bermain pada saat pembelajaran berlangsung. c. Obsrvasi Hasil belajar siswa dari penelitian ini juga mengalami peningkatan berdasarkan penetapan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 60 per mata pelajaran yaitu IPS yang ditetapkan sekolah sebesar 65 dengan mempertimbangkan kemempuan rata-rata siswa, kompleksitas, dan sumber daya pendukung. 63

Instrummen penelitian yang digunakan untuk mengukur hasil belajar pada siklus I terdiri dari 15 item soal pilihan ganda tentang gaya.. Soal–soal tersebut pada siklus I ini terdiri dari empat ranah kognitif yang terdiri dari tiga item soal jenjang pengetahuan (C1), tiga item soal jenjang pemahaman (C2), enam item soal jenjang aplikasi (C3), dan tiga item soal jenjang analisisn (C4). Pada siklus II terdiri dari 10 item soal yang berbeda dari siklus I, adapun soal-soal tersebut pada siklus II terdiri dari empat ranah kognitif yaitu 1 item soal jenjang pengetahuan (C1), empat item soal jenjang pemahaman (C2), tiga item soal jenjang aplikasi (C3), dan tiga item soal jenjang analisis (C4). Keberhasilan yang terjadi pada siklus II merupakan suatu harapan yang terlaksana. Keberhasilan siklus II ini didasarkan pada perbaikan dari siklus I baik dari segi waktu pembelajaran, kemasan materi pelajaran, peraturan, dan lain Kooperatif Tipe Talking Stick. Berdasarkan penilaian selama diterapkannya tindakan pembelajaran dengan metode Kooperatif Tipe Talking Stick pada konsep gaya diperoleh data sepeti pada Tabel di bawah ini: Tabel 4.8 Data hasil pretest dan postest Tes Siklus II

Nilai N- Siswa Pretest Postest Kategori Keterangan Gain 1 60 70 0.25 Rendah Tercapai 2 55 70 0.33 Rendah Tercapai 3 80 95 0.75 Sedang Tercapai 4 60 65 0.13 Rendah Belum 5 60 65 0.13 Sangat Rendah Belum 6 45 55 0.18 Rendah Belum 7 55 75 0.44 Rendah Tercapai 8 35 65 0.46 Rendah Belum 9 75 90 0.60 Sangat Rendah Tercapai 10 50 65 0.30 Rendah Belum 11 65 85 0.57 Sedang Tercapai 64

12 75 85 0.40 Sangat Rendah Tercapai 13 45 60 0.27 Rendah Belum 14 70 85 0.50 Rendah Tercapai 15 40 65 0.42 Rendah Belum 16 35 50 0.23 Rendah Belum 17 55 65 0.22 Rendah Belum 18 70 75 0.17 Sangat Rendah Tercapai 19 65 75 0.29 Rendah Tercapai 20 45 50 0.09 Rendah Belum Rata 2 57 70.5 0.34

Berdasarkan hasil tes kemampuan peningkatan siswa pretest dan postest pada siklus II, pertemuan ke 1 diperoleh ketercapaian indicator pada pembelajaran IPS pada materi Keragaman suku bangsa dan budaya. Dengan persetase kelulusan mencapai 45%, menandapakan ada peningkatan hasil pembelajaran. Begitu pula pada pertemuan ke 2 yang disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 4.9 Data hasil pretest dan postest Tes Siklus II Nilai N- Siswa Pretest Postest Kategori Keterangan Gain 1 65 75 0.29 Rendah Tercapai 2 60 75 0.38 Rendah Tercapai 3 80 100 1.00 Sedang Tercapai 4 65 70 0.14 Rendah Tercapai 5 60 70 0.25 Sangat Rendah Tercapai 6 45 60 0.27 Rendah Belum 7 60 75 0.38 Rendah Tercapai 8 40 65 0.42 Rendah Tercapai 9 80 100 1.00 Sangat Rendah Tercapai 10 55 65 0.22 Rendah Belum 11 70 90 0.67 Sedang Tercapai 12 75 90 0.60 Sangat Rendah Tercapai 13 50 60 0.20 Rendah Belum 14 70 90 0.67 Rendah Tercapai 15 45 65 0.36 Rendah Tercapai 16 40 55 0.25 Rendah Belum 17 60 70 0.25 Rendah Tercapai 65

18 70 80 0.33 Sangat Rendah Tercapai 19 70 80 0.33 Rendah Tercapai 20 45 55 0.18 Rendah Belum Rata 2 60.25 74.5 0.41

Berdasarkan tabel 4.6 tampak terjadi peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas IV pada materi Keragaman suku bangsa dan budaya, sebelum dan sesudah dilaksanakan tindakan pada siklus II. Berdasarkan kategori perolehan nilai rata-rata N Gain 0,41 menunjukan sedang atas perlakuan tingkat efektifitas dan perlakuan tindakan pada pelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick. Untuk lebih memperjelas hasil belajar IPS di sajikan dalam tabel 4.7. Tabel 4.10 Statistik diskriftif Nilai Hasil Belajar IPS Siklus II Statistik Disktifs Pretest Pretest Pertemuan I Pertemuan II

Nilai tertinggi 80 80 Nilai terendah 35 45 Rata-rata 57,00 60,00 Jumlah siswa yang belum tuntas belajar 10 3 Jumlah siswa yang tuntas belajar 10 17 Persentase ketuntasan 50% 85% Nilai KKM 65 65

Tabel 4.11 Statistik diskriftif Nilai Hasil Belajar IPS Siklus II Statistik Disktifs Postest Postes Pertemuan I Pertemuan II

Nilai tertinggi 95 100 Nilai terendah 50 50 Rata-rata 70,5 74,5 Jumlah siswa yang belum tuntas belajar 10 3 66

Jumlah siswa yang tuntas belajar 10 17 Persentase ketuntasan 50% 85% Nilai KKM 65 65

Dari hasil observasi yang dilaksanakan selama pelaksanaan pelajaran IPS menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick pada siklus II, pengamatan dilakukan oleh observer (guru IPS) yang mencatat seluruh aktifitas guru selama proses pembelajaran. hasil observasi dari tindakan pertama terhadap peneliti sesuai perencanaan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.12 Hasil Observasi Guru Siklus II Siklus II No Aspek yang diamati Pertemuan 1 Pertemuan 2 1 Membuat RPP 4 4 2 Membuat dan Menggunakan Media 3 4 3 Pelaksanaan Pembelajaran a. Apresiasi 4 4 b. Motivasi siswa 4 4 c. Kualitas penguasaan 4 4 d. Kualitas penjelasan materi 4 4 e. Penggunaan metode pembelajaran 4 4 f. Keterampilan memberi dan menjawab pertanyaan 4 4 g. Pemberian tugas h. Penutup pelajaran 3 3 4 Kepribadian 4 4 Jumlah (Ʃ ) 38 39 Persentase (%) 95% 97%

Rata-rata 96% Keterangan Sangat Baik 67

Berdasarkan data yang dihasilkan pada tabel diatas terkait aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran sudah baik, guru melakukannya sesuai dengan rencana dan langkah-langkah yang ada dalam RPP. Guru juga sudah tidak memeberikan banyak penjelasan kepada siswa dalam membuat laporan pun guru sudah menempatkan fungsinya sebagai mana mestinya. Data yang diperoleh sesuai dengan pertemuannya, sehingga pada siklus II persentse guru adalah 96,00% keteragan sangat baik. Sedangkan untuk hasil observasi pada siswa terhadap siklus II dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.13 Persentase hasil observasi terhadap siswa pada siklus II No Aspek Rincian Persentase Rata-

Pert 1 Pert 2 rata

b. Siswa memperhatikan dan 59% 73% 66% 1 Visual mendengarkan penjelasan guru

c. Siswa mencatat 60% 75% 67,5% penjelasan guru 2 Menulis d. Siswa mengerjakan 60% 78% 69% latihan soal atau tugas

d. Siswa mengajukan 65% 75% 70% pertanyaan

e. Siswa menjawab 55% 65% 57,5 3 Oral pertanyaan

f. Siswa berdiskusi dengan 61% 75% 70% baik

Mental dan b. Ekspresi siswa dalam 60% 80% 70% 4 Emosional 68

Rata-rata 60,00 74,42 67,21% % %

Pada tabel di atas terlihat bahwa dari aspek yang diamati menunjukan bahwa aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengangaj sangatlah baik, banyak siswa yang bertanya dalam mendapatkan kesulitan dan lebih semangat dalam menjalankan belajar mengajar, setiap kelompok sudah terlihat kompak dalam berkeja sama, pemahaman siswa pun semakin bertambah pada materi yang telah di ajarkan. Hal ini menggambarkan bahwa peningkatan siswa telah terjadi terhadap siklus yang sebelumnya yaitu siklus I d. Refleksi Berdasarkan hasil penelitian dia atas pada proses pembelajaran siklus Iisudak terdapat siswa yang mandiri, lebik kondusif, dan turut aktif dalam mengkuti kegiatan pembelajaran. dengan adanya mmodel pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick dan pembenahan dalam sistem pengajaran guru membuat siswa senang dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. belajar pun terasa lebih bermakna dan siswa pun mendapatkan pengetahuan lebih tentang pelajaran IPS serta lebih bersemangat untuk mengikuti pelajaran tersebut. Dari hasil lembar observasi aktivitas siswa dan guru yang dilakukan setiap pertemuan pembelajaran mengalami peningkatan yang sangat baik. Siswa yang sebelumnya mengalami kesulitan dalam memahami materi yang dipelajari dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick siswa sudah mulai terlihat aktif dan mampu dalam mengikuti pembelajaran. terjadi peningkatan indicator keberhasilan belajar siswa yang telah mencapai ketentuan yang diharapkan yatu 85%, sehingga tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa telah berhasil memenuhi KKM sebesar 60 sesuai ketentuan sekolah. e. Keputusan Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II diperoleh hasil belajar dan aktivitas siswa dan guru mengalami peningkatan pada siklus II. Siswa mampu belajar mandiri, aktif dan kondusif selama pelaksanaan pembelajaran. ketuntasan belajar 69

siswa telah mencapai KKm yang diharapkan yaitu 85% sehingga tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa sudah berhasil. 3. Analisis Hipotesis Tindakan Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa telah dilaksanakan tindakan pada setiap siklus. Dalam membuktikan hipotesis maka dilakukan lah uji t. adapun hipotesis tindakan yang dilakukan “Terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick”.

Tabel 4.14 Hasil uji “t”

Siklus I Siklus II Satatistik Pretest Postest Pretest Postest N 20 20 20 20 X 41,0 53,3 51,1 75,5 S² 12,48 17,92 11,64 34,48 29,91 t hitung 28,00 2,46 t tabel 2,46 Kesimpulan Terdapat perbedaaan Terdapat perbedaaan Berdasarkan hasil tabel di atas, diketahui bahwa t hitung hasil uji t pada postest siklus I dan II sebesar nilai tersebut lebih besar dari t tabel (terlampir). Pengujian siklus I dan siklus II pada taraf signifikan 5%. Hal ini menunjukan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar IPS yang signifikan dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick.

C. PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN Siklus pertama dilakukan dengan membagi siswa menjadi lima kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan empat orang, dengan pembentukan kelompok berdasarkan pada heterogenitas siswa yang dikelompokan berdasarkan tingkat kemampuan, kreatifitas, keaktifan dengan menggunakan teknik penyeleksian. Berdasarkan instrumen hasil pada tabel 4.1 didapatkan bahwa hasil belajar belajar siswa masih rendah, hal itu dibuktikan dengan jawaban siswa dalm soal pretest dan postest masih dibahaw standar KKM yang berkaitan dengan materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya, hasilnya dapat diperoleh pada rata-rata 70

jawaban siswa sebagaimana tergambar pada pembahasan siklus I sebesar 52,00, hal iitu jika dikorelasikan dengan pedoman penentuan kategori KKM belajar siswa, nilai tersebut termasuk kategori rendah karena berada di bawah nilai 70,00. Hasil pengamatan lanjutan selama proses pembelajaran dan isian angket yang disebarkan pada setiap siswa pada tabel 3.4 siklus II terlihat peserta didik mengalami peningkatan hasil belajarnya dalam mengikuti pembelajaran materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya dengan menggunakan metode pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan jawaban yang cukup signifikan dengan hasilnya dapat diperoleh rata-rata sebesar 76,00. Mengacu pada hasil rata-rata jawaban siswa sebagaimana tergambar pada pembahasan siklus II, dapat diakumulasikan tentang perolehan nilai hasil belajar siswa sebesar 76,00, hal itu jika dikorelasikan dengan pedoman penentuan kategori keberhasilan belajar siswa pada standar KKM, nilai tersebut termasuk kategori baik karena beradadi atas nilai rata-rata 70,00. Berdasarkan hasil tindakan pada siklus I, dan II, sebagaimana tergambar pada tabel-tabel motivasi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya melalui penggunaan metode pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick, mendapat respon yang baik. Hal tersebut terbukti dari perolehan jawaban soal yang berhasil dijawab dengan baik dan mengalami peningkatan secara berkala pada siklus I, dan siklus II yaitu dari nilai rata-rata 52,00 menjadi 76,00. Hal ini menunjukan bahwa Metode pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick sangat sesuai untuk diterapkan dalam pembelajaran IPS sebab jika dilihat dari persentase ketercapaian pada setiap siklus mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Untuk itu sesui dengan kajian teoritik pada Bab II tentang Hasil belajar dapat diuji kebenarannya pada nilai yang telah ditentukan. Dengan metode pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick dapat menumbuhkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS terutama pada materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Kelas IV MI El-Ziyan Kota Depok. 71

Penelitian tes hasil belajar siswa diberikan sebanyak dua kali yaitu pretest dan postest pada setiap siklusnya terdiri dari 10 soal dalam bentuk pilihan ganda, nilai dari penelitian siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut : 1. Pada siklus I nilai tertinggi adalah 70 sedangkan nilai paling rendah adalah 30, rata-rata siswa hanya 52,0. Jumlah siswa yang belum tuntas 18 dari 20 siswa yang mengikuti pembelajaran, sedangkan siswa yang sudah tuntas adalah 2 siswa dan hanya mencapai persentase 15% dari KKM 60 yang telah ditentukan sekolah yaitu 70. Dari data tersebut menunjukan bahwa perlu dilanjukan pada siklus II. 2. Pada siklus II nilai tertinggi mencapai 100 sedangkan nilai terendah sebesar 55 dan rata-rata nilai pada siklus ini adalah 76,0. Jumlah yang belum tuntas belajar ada 4 siswa dari 20 siswa yang mengikuti pembelajaran, dan persentase keetuntasan sebesar 80% dari nilai KKm yang ditentukan sekolah. Dari data tersebut bahwa hasil tes belajar PKn pada materi pemerintahan mengalami peningkatan pada siklus II. Rata-rata nilai siswa pun meningkat 76,0 pada siklus II. Sebanyak 16 siswa sudah memenuhi KKM yaitu 70. Peningkatan ini menunjukan bahwa hasil belajar siswa sudah meningkat, karena siswa sudah paham akan materi yang telah disampaikan guru dengan menggunakan metode pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick. Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick pada siklus I terhadap mata pelajaran IPS dalam materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya ketuntasan belajar hanya mencapai 20%. Pada siklus II ketercpaian pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick pada mata pelajaran IPS melalui materi pemerintahan ketuntasan belajar siswa mencapai 80%. Hal ini menunjukan bahwa siswa dapat memahami pembelajaran melalui metode pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick. Model pembelajaran ini sangat membatu siswa untuk memahami pembelajaran secara langsung hingga meningkatkan persentase pembelajaran sampai mencapai 60%. Dengan demikian metode pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick mampu membuat belajar siswa lebih mandiri, mudah, aktif dan dapat memahami materi 72

yang dipelajari melalui kegiatan belajar yang sistematis, memberikan pengetahuan baru yang disampaikan guru dalam menghubungkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya. Model pembelajaran ini juga mampu melatih siswa untuk bisa mengembangkan keahlian dan keterampialannya. Maka dengan pembelajaran seperti ini siswa lebih bisa memberikan hasil yang diinginkan dan digharapkan oleh peneliti. Selain itu sikap siswa terhadapa pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick sangatlah baik, siswa senang dengan pembelajaran seperti ini yang menggunakan metode pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick, mereka juga merasa lebih percaya diri dan tidak hanya tergantung pada guru dan materi yang disampaikannya serta lebih termotivasi dan lebih semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

D. KETERBATASAN DALAM PENELITIAN Dalam penelitian ini masih ada temuan dalam kekurangan-kekurangan yang diantaranya : 1. Keterbatasan waktu dalam melakukan penelitian, dikarnakan terbentur dengan kegiatan UAS dan libur semester. 2. Kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah dalam menunjang pembelajaran yang dilakukan pada wakktu penelitian. 3. Terbatasnya peneliti dan observer selama PBM dan refleksi rangkaian pembelajaran pada setiap siklusnya.

73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick adalah metode pembelajaran yang dipergunakan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang di inginkan, pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan semangat belajar pada siswa, sehingga memberikan dampak positif terhadap aktivitas siswa yang lebih baik jika dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya. Pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick dalam pelajaran IPS dapan meningkatkan meningkatkan aktivitas serta hasil belajar siswa. Penerapan model pembelajaran ini pun dapat membantu siswa dalam memudahkan kegitan belajar mengajardan lebih cepat memahami materi yang disampaikan guru. Mereka juga dapat menumbuhkan sikap akktif, kreatif dan inovatif sehingga memberikan semangat dan motivasi untuk meningkatkan prestasi belajar. Pada tes siklus I postes pertemuan ke 2 diperoleh nilai terendah 30 dari nilai tertinggi 70 dengan nilai rata-rata 52,75. Terdapat 5 orang atau 25% mencapai kriteria ketuntasan minimal belajar dan 15 orang atau 75% belum mencapai ketuntasan minimal. dan pada siklus II postes pertemuan ke 2 terdapat peningkatan dengan rata-rata tes siklusnya adalah 74,50 dan terdapat persentase ketuntasan minimal meningkat hingga 85%. B. Saran Dari kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa dan tenaga pendidik yaitu : 1. Diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick akan menambah pengalaman baru bagi siswa, yang mana mudah- mudahan diharapkan bisa memberikan kontribusi terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam rangka mengembangkan Nilai-nilai diri siswa itu sendiri. 2. Siswa dapat belajar bersosialisasi dengan cara memahami perbedaan- perbedaan yang tumbuh dalam kelompok, siswa dapat saling bertukar pikiran antara sesama anggota kelompok sehingga setiap siswa dapat memperoleh ilmu

73 74

pengetahuan yang lebih banyak, siswa dapat belajar untuk mau mendengarkan dan saling menghargai pendapat orang lain. 3. Diharapkan kepada seluruh guru Madrasah Ibtidaiyah mampu memahami serta manggunakan model pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif dalam melakukan pembelajaran sehingga dapat memberikan hasil belajar yang baik, seperti menggunakan model pembelajaran kooperatif, hal ini memeberikan siswa lebih efektif dalam mengikuti pembelajara sesuai penelitian yang dilakukan. 4. Kepada sekolah agar dapat memberikan secara penuh dukungan terhadap pengembangan pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif, sehingga siswa mampu memberikan pembelajaran yang baik yang mengarah pada kekuatan mental dan kemampuan berdiskusi secara baik. 5. Penerapan model pembelajaran kooperatif pada pelajaran IPS ini, sebaiknya lebih dipersiapkan dengan maksimal baik dari materi ajar maupun media yang akan dipersiapkan. Selain itu jaga disarankan adanya peran tutor sebaya sehingga pembelajaran lebih efektif dan kondusif sesuai pembelajaran yang diharapkan pada saat ini.

75

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Hal.

1. Uji Referensi ..…………………………………………………… 76 2. Silabus pembelajaran …………………………………………… 81 3. RPP …………………..………………………………………… 83 4. Soal Kooperatif Tipe Talking Stick ………………………………… 95 5. Bahan ajar ………………………………………………………… 97 6. Lembar observasi guru …………………………………………… 104 7. Persentase hasil observasi terhadap guru ………………………… 105 8. Lembar observasi siswa ………………………………………….. 106 9. Persentase hasil observasi terhadap siswa ……………………….. 108 10. Soal pretest ……………………………………………………….. 109 11. Soal posttest ……………………………………………………… 110 12. Pedoman wawancara …………………………………………… 112 13. Kunci jawaban ………………………………………………….. 113 14. Surat bimbingan skripsi ………………………………………… 114 15. Surat pernyataan ……………………………………………..… 115 16. Surat permohonan izin penelitian ……………………………… 116 17. Riwayat hidup …………………………………………………… 117

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Amir Daien Indrakusuma, Evaluasi Pendidikan Penilaian Hasil-hasil Belajar, Jilid 1, terbitas sendiri. Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005) cet ke-15.. Arikunto Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009). Faiqoh Rajapatni. penerapan-metode-talking-stick-dalam-pembelajaran- sejarah-sbm. 2014. (https://summerinjember.wordpress.com) http://pendidikanmerahputih.blogspot.com/2014/03/ tujuan-dan-manfaat-ips- ilmu-pengetahuan.html http://www.academia.edu/8613400/Materi_1_Pendidikan_IPS_ Semester_3_FKIP_PGSD_Universitas_Riau https://anrusmath.files.wordpress.com/2008/07/model-pembelajaran-

kooperatif.pdf Iwan Purwanto. 2014. Pembelajaran Ilmu Penggetahuan Sosial. Jakarta.

Krisyanto, Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 2011, (http://krizi.wordpress.com/tag/ptk/). M. Ngalim Purwanto. 2002. Psikologi Pendidikan. Bndung: PT Remaja Rosdakarya. Masitoh, Dra dan Laksmi Dewi. 2009. Strategi Pembelajaran. Cetakan ke 1. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI

Muhibbin Syah. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ngalim Purwanto. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ratna Yudhawati & Dani Haryanto. 2011. Psikologi Pendidikan. Cetakan ke-1. Jakarta : Prestasi Pustakaraya. Rian Wibowo. Penerapan strategi Reading Guide Kolaborasi Talking stick.2012 (https://www.academia.edu) Rochiati Wratmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), Cetakan ke-5. Solihin. pengaruh-penggunaan-model-pembelajaran. Vol.2. 2013. (http://catansolihin.blogspot.com)

Sudarman Damin. 2011. Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Udin S. 2012. Materi dan Pembelajaran IPS SD. Tangerang.Universitas Terbuka. Undang-undang RI. 2003. Tentang Sistem Pendidian Nasional.

Zainal Aqib. dkk, Penelitian Tindakan kelas Untuk Guru SMP, SMA, dan SMK, (Bandung: Yrama Winda, 2014), cetakan 4.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Hal.

1. Uji Referensi 76

2. Silabus pembelajaran 81

3. RPP 83

4. Soal Kooperatif Tipe Talking Stick ... 95 5. Bahan ajar .. 97

6. Lembar observasi guru . 104

7. Persentase hasil observasi terhadap guru . 105 8. Lembar observasi siswa 106

108

10. Soal pretest 109

1 1. Soal posttest 110 12. Pedoman wawancara 1t2

13. Kunci jawaban 113 14. Surat bimbingan skripsi 114

15. Suratpernyataan 115 16. Surat permohonan izin penelitian 116

17. Riwayat hidup 117 Uji Referensi

Seluruh Referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul : "upaya Meringkatkan Hasil Belajar rps MeIaIui pendekatan Belajar Kooperatif ripe Talking sticks Pada siswa Kelas rv h[I Et-Ziyan Di Ms&.ma# Ib*ftd*iy* EtZEm @o-k, .disusuu.slek .Effiau Bmri; NIt$. 1812018300082, Program Studi Dual Mode System, Jurusan pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah diuji kebenarannya oleh Dosen Pembimbing Skripsi pada tanggal l l Maret 2016.

Jakarta, ll Maret2016

Dosen Pembimbing,

Dr. Faridal Arkam. M.Pd NIP. 1950$A7W79031004 LEMBAR UJI REFERENSI

Nama : Hasan Basri NIM : 18120183m082 Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah lbtidaiyah (pGIvtI) Judul skripsi : upaya Meningkatkan Hasil Belajar rps Melatui Pendekatan Belajar Kooperatif Tipe Talking Sticks Pada Siswa Kelas MI Et-Ziyan Di Madrasah Ibtidaiyah EI-Ziyan Depok

Dosen Pembimbing . Dr. Faridal Arkam, M.pd

BAB No Sumber Referensi Paraf Pembimbing

I 1 Ratna Yudhawati & Dani Haryanto. 2011. p.tikologi Pendidikan Cetakan ke- 1. Jakarta : prestasi Pustakaraya. hal. 109-l 10 4 ) Undang-undang ILI. 2AA3. 'I'entung Sistetrz pendidian Nusional. # J Irvan Purrvanto. 2014. Pemhelc$aran lhnu P enggetaltuan So,g ial . Jakarta. hal. 2

4 Masitoh &. Laksmi Dervi. 2009. Strotegi Pembelu.laran. Cetakan ke-1. Jakarta : Ditjen pendis. hal.232

BAB N+ Sumber Referensi Paraf femtim$hg

II rJ lwan Purwanto. 2014 Pembelaittran Ilmu Penggetahuan So,yial. Jakarta. hal. 2 4 6 Irvan Purwanto. 2014. Petnhelajaran llmu P enggetultuan So,c ial. Jakarta. hal. 2 :/

7 Irvan Purwanto. 2014. Pernbelaiaran llrrut ,4 Penggetaltuan Sosial. Jakarta. hal. 2

http. I I v,*"*. ac ade m i G. e du.' I 6 I j 40 0 :Mcfi e r i p e p :l - ndi di kan I S 8 di Sl) Semcster 3 FKtP t,GSD_:!JNll'ER\i'tAS NA(t pendidikanmer 9 http. I I ahput ih. b loespot. co/yl/2 0 I 4/0 3 / t uj u an- d an -manfa at - ip s - i I mu - o en ge t a huan. ht m I + 10 Masitoh dan laksmi. 2009. Strategi pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. h. 4

11 Udin S. 2AI2. lv,lateri dan Petnhelajaran 1p.!' Sr). Tangerang.Universitas Terbuka. hal. 9. 5 -r+L t2 Masitoh dan lal

16 Sudarman Damin. 2011. Pengernbangan profesi (]uru. Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROtIp. h. 1 rlo + 17 Muhibbin Syah. 2004. Psikologi pendidikan. / /l' Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA. h. 113. # 18 Muhibbin Syah. 2AA4. Psikologi pendidikan. Bandung: PT REMAIA ROSDAKARYA. h. 150 4+ 19 Abdul Majid. 2A11. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARY A.'h. 72 + lt) Muhibbin Syah. 2004. Psilcologi pendidilian. Lll Bandung: PT REMAIA ROSDAKARYA. h. 151 :1 / 2l Abdul Mqjid 2011. Perencanaan Pembelojaran. i Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA. h. 76

22 Muhibbin Syah. 20A4. Psikotogi pendidikan. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA. h. tlz +q 23 rAbdul Majid. Z}fi. Perencanaan pembelajaran. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA. h. 82

24 4 Muhibbin Syah. 2004. Psikotogi Pendidikan. /4 Bandung: PT REMAIA ROSDAKARYA. h. 152 25 Muhibbin Syah. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT REMAIA ROSDAKARYA. h. 132 + 26 Ngalim Purwanto. 1990. Psikotogi pendidikan. Bandung: PT REMAIA ROSDAKARYA. h. 52 4 27 Masitoh, Dra dan Laksmi Dewi. 2AAg. Strategi Pwnbe*qsysst. "Cetd

30 Faiqoh Rajapatni. penerapan-metotle-talking-stick- dalcun-pentbelajaran-selurah-shnt. 2011.

(https : /isummerinj ember. rvordpress. com ) -P 31 solihin. pengaruh-penggunaan-model-pernbelajaran. Vol. 2. 2A n hil 7 . I I catansolihin. blo gspot. com) :il {http:

)L solihin. pengaruh-penggunaan-model-pembelajaran. Vol. 2. 20 I 3 hal 7 . (http : I I catansol ihin. bl o gspot. com) -# aa JJ Rian Wibowo. Penerapan strategi Reading Guide Kolaborasi talkms stick.Z}l2 (https :i1www. academia. edu) I

BAB No Sumber Referensi Paraf Pembimbing

Itl 34 Zatnal Aqib. dH<, i'enelitian 'l'indakaru kelas Untuk Curu Sl,fP, Sl4A, SMK, (Jakarta: YRama Winda, 4 2Al4), Cet. 4, hal. 3

g5 Zainal nqiU. dkk, I,enelitian Tirulakan kelas Untuk Guru Sh{P, Sl\,{A, dan Sly,(K, (Bandung: yRAh{A WINDA,ZATfl, cetakan 4.hal. 14 , 36 Krisyanto, Penelitian 7'indakan Kelas ef'Q. 2071, {http'. I llcrizi. wordpress. corn/tag/ptlv'). -+ 3t Arikunto Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2009) hal. 30 38 Rochiati Wratmadj4 Metode Penelitian Tindakan Kelos, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), Cettakanke-s,ha\ L25. + 39 Rochiati Wratmadja, Metode Penelitian Tindak{ffi Kelas, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), -r Cettakan ke-5, hal 125.

4A Amir Daien Indrakusuma, Evaluasi Pendidikan Peniluian Ha,sil-hasil Belajar, Jilid l, terbitas sendiri, hal27 1' 41 Anas Sudjiono. Pengtmtar Stoti,rtik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Graflndo Persada, 2005) cet ke-l5, *tt h.43.

Pembimbing,

Ilr. Faridal Arkam, M.Pd NrP. 19504307 t979A3 1004 3< =!e \ aE" *ea9 *=-g E E 6sT 6 & & tta .; qc '5'

J ,:f 9 .? z G, o rd L & leE6! D E' a It el -o € .)a o ,,lt \ ,il C)5 ZF q) FF" .J i5 F. fr+16! I H€ z E; *€ i$ Elq €€$s€Fei$s eee.r e Fii az

E a E $s H c bE z s H

81 -rN - : Hq a s lvt t ,9= .S 6*= 6 d 6{E 6 g tt! I al

E,= .ts HrOO8,o 8o h*tr HrO0E.e G1 r'= Ht-.E xh! O\ O\i xE6

tr q! .< 'tr8 4Grtr- oct .i,€ 909 .le c Eh oo () X 'O-52 E&E '-Ed() Jdglr E HE hs B:E p F" di€o Eo hJ e.Ec c, ';t-l vi.; d -V J

c, (d ct D

I I

o 0 o3 o5 FF F" F{

I I r;,!Es$ $ *E: aEF€€ E€=r g 'iE'h&PlE -9oEtE g€ggEg$ggggEE gEg,EEEEggggEgggEgEg

E:9 ,E -oE .a EE Ee:E Es_ Sr :HE EE:* ES€ FE-:*S iFiu EE€ sEHEH E\Z E4'7,4 E #€* =o g*gga,gggEge3EBBsEs gE EE Bga a $gs E$*

s *E €'s€$ u H€-s E esB$ E€ [EE I

$€ . r fi nsr€ ),: - t e HE-- f - H'E'-i A Eo'o A €gEHB EEEEtr-,^ ()-o - dx Y ai t gcgEEE*Es - - - =* E EArHE[E,rsh ..i j

82 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : MI. El Ziyan Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas / Semester : IV / I Alokasi Waktu : 2 x 35 menit Pertemuan : 1 1. Standar Kompetensi 3.1 Memahami sejarah, kenampakan alam dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten / kota dan provinsi 2. Kompetensi Dasar 3.1 Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi) 3. Indikator  Menjelaskan pengertian Bhineka Tunggal Ika  Mendiskusikan pengertian Bhineka Tunggal Ika  Menjelaskan pentingnya persatuan dalam keragaman budaya  Membandingkan bentuk-bentuk keragaman suku bangsa dan budaya setempat 4. Tujuan Pembelajaran  Siswa dapat menjelaskan pengertian Bhineka Tunggal Ika  Siswa dapat mendiskusikan pengertian Bhineka Tunggal Ika  Siswa dapat pentingnya persatuan dalam keragaman budaya  Siswa dapat membandingkan bentuk-bentuk keragaman suku bangsa dan budaya setempat. 5. Materi Ajar (Materi Pokok)  Keragaman suku bangsa dan budaya 6. Nilai Karakter Siswa yang Diharapkan  Menerapkan nilai-nilai budaya bangsa  Mensyukuri karunia dari Tuhan Yang Maha Esa  Mencintai serta mengakui suku bangsa dan budaya  Melestarikan dan juga memelihara keberagaman suku bangsa dan budaya  Menghargai antar sesama suku bangsa dan budaya dalam suatu kebersamaan. 7. Metode Pembelajaran  Pendekatan Cooperative Learning  Tanya jawab dengan model pembelajaran talking stick  Diskusi  Penugasan 8. Langkah-Langkah Pembelajaran Pendahuluan

Kegiatan Nilai Karakter Waktu  Mengajak semua siswa berdoa sesuai Religius

dengan agama dan kepercayaannya masing-masing untuk mengawali 10 menit pelajaran.  Memeriksa kehadiran siswa serta Jujur

mendoakan kepada siswa-siswi yang sedang sakit.

 Menyampaikan materi pokok dan tujuan Rasa ingin tahu pembelajaran kepada siswa tentang keragaman suku bangsa dan budaya. Kegiatan Inti

Kegiatan Nilai Karakter Waktu 1. Eksplorasi

 Guru meminta siswa untuk membaca dan Taat memahami pengertian pemerintah,

pemerintahan, dan sistem pemerintahan.  Siswa menyebutkan keragaman suku Rasa ingin tahu

bangsa dan budaya dalam bhineka tunggal ika

 Guru bertanya tentang keragaman suku Berani, Rasa ingin bangsa dan budaya, yaitu tentang tahu

pengertian bhineka tunggal ika 2. Elaborasi

 Guru menyiapkan sebuah tongkat kecil Patuh 50 menit untuk dijadikan sebagai media.

 Guru menyampaikan materi pokok yang Jujur, Berani

akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

membaca dan mempelajari materi pada buku pegangan.

 Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada peserta didik, setelah itu guru Taat, jujur

memberikan pertanyaan dan peserta didik yang memegang tongkat tersebut harus

menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik

mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.

3. Konfirmasi  Guru memberikan umpan balik positif dan Rasa ingin tahu penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap

keberhasilan peserta didik.  Guru memberikan konfirmasi terhadap Kerjasama, hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik demokrasi melalui berbagai sumber.

 Guru memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh Kerjasama, demokrasi pengalaman belajar yang telah dilakukan.  Guru memfasilitasi peserta didik untuk

memperoleh pengalaman yang bermakna Kerjasama, dalam mencapai kompetensi dasar. demokrasi Kegiatan Penutup

Kegiatan Nilai Karakter Waktu  Guru bersama-sama dengan peserta didik Patuh, bertanggung jawab membuat rangkuman/simpulan pelajaran.  Guru melakukan penilaian dan/atau Patuh

refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan Rasa hormat dapat 10 menit dipercaya terprogram.  Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. 9. Sumber Belajar : buku paket (Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Dasar kelas IV, terbitan Narasumber umum.), orang tua, Teman. Lingkungan rumah (keluarga), sekolah, dst. 10. Alat Peraga : media gambar dan tongkat berukuran 20 cm 11. Penilaian

No Indikator Tehnik Bentuk Instrumen 1 Menjelaskan pengertian Bhineka Tes Sikap Apa yang dimaksud dengan Bhineka Tunggal Ika …. Tunggal Ika Sebutkan arti dari Bhineka 2 Menjelaskan pentingnya persatuan Tes Tunggal Ika …. Sebutkan salah satu bentuk dalam keragaman budaya persatuan yang ada di 3 Membandingkan bentuk-bentuk Tes …. Sebutkan suku budaya yang keragaman suku bangsa dan budaya ada di Indonesia …. setempat Tes

Penilaian :

Contoh :

Depok, ……… Nopember 2015

Mengetahui Guru kelas Kepala Sekolah

(HASAN BASRI) (H. ZAINAL ABIDIN, S.Ag, MM.)

Dosen Pembimbing

(……………………..)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : MI. El Ziyan Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas / Semester : IV / I Alokasi Waktu : 2 x 35 menit Pertemuan : 2 1. Standar Kompetensi 3.1 Memahami sejarah, kenampakan alam dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten / kota dan provinsi 2. Kompetensi Dasar 3.1 Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi) 3. Indikator  Menunjukkan cara menghargai keragaman yang ada di masyarakat setempat  Menunjukkan sikap menerima keragaman suku bangsa dan budaya di masyarakat  Menjelaskan keragaman budaya yang ada di daerahnya melalui peta 4. Tujuan Pembelajaran  Siswa dapat menunjukkan cara menghargai keragaman yang ada di masyarakat setempat  Siswa dapat menunjukkan sikap menerima keragaman susu bangsa dan budaya di masyarakat  Siswa dapat menjelaskan keragaman budaya yang ada di daerahnya melalui peta 5. Materi Ajar (Materi Pokok)  Keragaman suku bangsa dan budaya 6. Nilai Karakter Siswa yang Diharapkan  Menerapkan nilai-nilai budaya bangsa  Mensyukuri karunia dari Tuhan Yang Maha Esa  Mencintai serta mengakui suku bangsa dan budaya  Melestarikan dan juga memelihara keberagaman suku bangsa dan budaya  Menghargai antar sesama suku bangsa dan budaya dalam suatu kebersamaan.

7. Metode Pembelajaran  Pendekatan Cooperative Learning  Tanya jawab dengan model pembelajaran talking stick  Diskusi  Penugasan 8. Langkah-Langkah Pembelajaran Pendahuluan

Kegiatan Nilai Karakter Waktu  Mengajak semua siswa berdoa sesuai Religius dengan agama dan kepercayaannya masing-masing untuk mengawali 10 menit pelajaran.  Memeriksa kehadiran siswa serta Jujur

mendoakan kepada siswa-siswi yang sedang sakit.

 Menyampaikan materi pokok dan tujuan Rasa ingin tahu pembelajaran kepada siswa tentang keragaman suku bangsa dan budaya. Kegiatan Inti

Kegiatan Nilai Karakter Waktu 4. Eksplorasi

 Guru meminta siswa untuk membaca dan Taat memahami pengertian keragaman suku

bangsa dan budaya.  Siswa menyebutkan keragaman suku Rasa ingin tahu bangsa dan budaya dalam cara menerima keragaman budaya

 Guru bertanya tentang keragaman suku Berani, Rasa ingin bangsa dan budaya, yaitu tentang sikap tahu

menerima keragaman budaya lain 5. Elaborasi

 Guru menyiapkan sebuah tongkat kecil Patuh 50 menit untuk dijadikan sebagai media.

 Guru menyampaikan materi pokok yang Jujur, Berani

akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

membaca dan mempelajari materi pada buku pegangan.

 Guru mengambil tongkat dan memberikan Taat, jujur kepada peserta didik, setelah itu guru

memberikan pertanyaan dan peserta didik yang memegang tongkat tersebut harus

menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik

mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.

6. Konfirmasi  Guru memberikan umpan balik positif dan Rasa ingin tahu

penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap

keberhasilan peserta didik.  Guru memberikan konfirmasi terhadap Kerjasama, demokrasi hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber.

 Guru memfasilitasi peserta didik Kerjasama, melakukan refleksi untuk memperoleh demokrasi

pengalaman belajar yang telah dilakukan.  Guru memfasilitasi peserta didik untuk Kerjasama, demokrasi memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar. Kegiatan Penutup

Kegiatan Nilai Karakter Waktu  Guru bersama-sama dengan peserta didik Patuh, bertanggung jawab membuat rangkuman/simpulan pelajaran.  Guru melakukan penilaian dan/atau Patuh refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan 10 menit

terprogram.

 Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut Rasa hormat dapat dalam bentuk pembelajaran remedi, dipercaya program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. 8. Sumber Belajar : buku paket (Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Dasar kelas IV, terbitan Narasumber umum.), orang tua, Teman. Lingkungan rumah (keluarga), sekolah, dst. 9. Alat Peraga : media gambar dan tongkat berukuran 20 cm 10. Penilaian

No Indikator Tehnik Bentuk Instrumen 1 Menjelaskan pengertian Bhineka Tes Sikap Apa yang dimaksud dengan Bhineka Tunggal Ika …. Tunggal Ika Sebutkan arti dari Bhineka 2 Menjelaskan pentingnya persatuan Tes Tunggal Ika …. Sebutkan salah satu bentuk dalam keragaman budaya persatuan yang ada di 3 Membandingkan bentuk-bentuk Tes indonesia …. Sebutkan suku budaya yang keragaman suku bangsa dan budaya ada di Indonesia …. setempat Tes

Penilaian :

Contoh :

Depok, ……… Nopember 2015

Mengetahui Guru kelas Kepala Sekolah

(HASAN BASRI) (H. ZAINAL ABIDIN, S.Ag, MM.)

Dosen Pembimbing

(……………………………..)

Soal Talking Stick

Talking Pertanyaan Jawaban Stick 1 Sebutkan salah satu ciri adanya bahasa seni, rumah, pakaian, kebudayaan daerah? senjata yang khas 2 Sebutkan salah satu ciri kebudayaan daerah yang diakui kebudayaan nsional? nasional 3 Ditandai .oleh apa keragaman bahasa daerah, kesenian budaya di indonesia? 4. Sebutkan nama suku dari batak, Nias, Melayu daerah Sumatra Utara? 5 Apa nama sebutan rumah runah joglo adat Jawa Timur? 6 Darimanakah tarian ondel- DKI Jakarta ondel? 7 Sebutkan satah satu lagu kerapan sapi daerah Jawa Timur? I Bagaimana cara menghargai lkut memelihara,melestarikan dan keragaman suku bangsa dan mengembangkan tradisi dan budaya? budayabyang ada dalam masyarakat I Apakah nama pertunjukkan Reog ponorogo rakyat yang berasal dari Ponorogo? 10 Apakah yang dimaksud Suatu kesatuan masyarakat atas dengan suku bangsa? dasar kesamaan budaya,bahasa dan tempat tinggal 11 Nama simbolon biasanya di Batak pakai oleh orang yang berasal dari suku? Mulai darimana wilayah Dari Sabang sampai Merauke lndonesia terbentang? Apa semboyan negara kita? Bhineka Tunggal lka l;; Suku samin dan jawa berasal Jawa Tengah dari propinsi?

\

95 Latihan Soal.

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan uraian yang tepat dan benar !

1. Sebutkan tiga makanan khas daerah di Indonesia ?

2. Sebutkan dua cara menghargai budaya daerah ?

3. Sebutkan tiga keragaman budaya di Indonesia ? ! Sebutkan tiga tarian yang berasal dari daerah jawa tengah ? 5. Sebutkan rumah adat di bawah ini : a. Jarva Barat b. Jawa Tengah c. Papua sebutkan 6. alat-alrtmusik yang kamu ketahui di daerah sumata utara !

7- Jelaskan menurut pendapat kalian pengertian "Bhinneka Tunggal lka,, ?

8. Apa yang kalian ketahui mengenai adat istiadat ?

9- Apa yang terjadi bila antarsuku bangsa tidak saling menghargai ? 10. Sebutkan suku bangsa apa saja yang kalian ketahui dari sumatra Barat?

96 Keragaman Suku Bangsa dan Budaya

Negara Indonesia adalah negara kepulauan. Pulau-pulau di Indonesia berjumlah 13. 667 pulau besar dan kecil. Pulau-pulau itu membentang dari Sabang sampai Merauke. Dahulu, orang Indonesia berasal dari nenek moyang yang sama. Yaitu bangsa Yunan. Kemudian mereka berpencar. Karena berada di tempat yang letaknya terpisah-pisah oleh alam baik gunung, hutan, laut maupun sungai, maka terbentuklah berbagai suku bangsa. Suku bangsa tersebut memiliki adat istiadat dan budaya yang berbeda satu dengan yang lain. Secara fisik pun kadang memiliki ciri khas tersendiri. Suku bangsa merupakan sekumpulan masyarakat yang memiliki kebiasaan dan budaya yang sama. Perlu kamu ketahui bahwa bangsa Indonesia terdiri lebih dari 300 suku bangsa. Sebagai contoh suku di Indonesia antara lain Suku Jawa, Suku Sunda, Suku Tengger, Suku Aceh, Suku Batak, Suku Asmat, Suku Dayak, Suku Bali, Suku Sasak dan lain sebagainya. Suku-suku tersebut ada yang belum banyak mendapat pengaruh budaya lain. Mereka sering dikenal sebagai suku terasing.

2. Keragaman Budaya di Daerah Setempat Budaya dan kebudayaan adalah semua hasil pengolahan akal pikiran, perasaan dan kehendak dari manusia. Akal pikiran, perasaan, dan kehendak disebut dengan istilah cipta, rasa, dan karsa. Budaya ada yang berbentuk fisik atau jasmani. Contohnya pakaian, rumah adat dan alat musik. Ada pula budaya yang berbentuk non fisik atau rohani. Contohnya kepercayaan, bahasa, adat istiadat atau tradisi dan pengetahuan. Bentuk-bentuk budaya yang biasa terdapat di tiap suku bangsa antara lain sebagai berikut: a. Bahasa Hampir tiap suku bangsa memiliki bahasa daerah yang berbeda satu dengan lainnya. Bahasa daerah merupakan bahasa yang digunakan dalam bahasa pergaulan sehari-hari di suatu daerah tertentu. Di Indonesia terdapat sekitar 665 bahasa daerah. Contoh bahasa daerah adalah Bahasa Bali, Bahasa Madura, Bahasa Batak, Bahasa Jawa dan Bahasa Bugis. Agar dapat saling berkomunikasi antar suku bangsa, Indonesia memiliki bahasa nasional yakni Bahasa Indonesia. Bahasa nasional ini berfungsi sebagai alat pemersatu bangsa.

b. Sistem kemasyarakatan Sistem kemasyarakatan meliputi kelompok atau organisasi, hubungan kekerabatan, peraturan-peraturan dan hukum. Kelompok atau organisasi. Pada dasarnya manusia selalu membutuhkan dan tidak dapat hidup sendiri. Oleh sebab itu di tiap suku atau daerah biasanya terdapat kelompok-kelompok atau organisasi. Suatu kelompok dipimpin oleh seseorang yang dihormati dan disegani. Pemimpin ini disebut kepala adat atau kepala suku. Kepala adatlah yang biasanya memimpin upacara-upacara adat. Hubungan kekerabatan, Masyarakat di daerah-daerah biasanya juga memiliki hubungan kekerabatan tertentu yang kadang berbeda satu sama lain. Misalnyadi daerah Minangkabau hubungan kekerabatan didasarkan pada garis ibu yang disebut Matrilineal. Sedangkan di Jawa hubungan kekerabatan didasarkan pada garis ayah yang disebut Patrilineal. Peraturan dan hukum, Di tiap suku bangsa biasanya terdapat peraturan atau hukum. Peraturan ini ada yang tertulis ada yang tidak tertulis. Peraturan ini sering disebut sebagai hukum adat. Di daerah tertentu hukum adat masih sangat ditaati oleh masyarakat. Misalnya di masyarakat Kampung Naga, Jawa Barat terdapat peraturan setiap ada penduduk yang lahir harus disertai dengan adanya orang yang keluar dari desa. Peraturan ini membuat jumlah penduduk di desa ini selalu tetap. c. Rumah adat Di tiap daerah atau suku bangsa biasanya memiliki rumah adat yang khas. Namun seiring dengan perkembangan jaman, rumah-rumah adat ini biasanya sulit kita temukan di daerah perkotaan. Kita dapat melihat seluruh rumah adat yang ada di Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Contoh rumah adat adalah Rumah Joglo di Jawa Tengah, Rumah Honai di Papua, Rumah Gadang di Sumatera Barat dan rumah Tongkonan di Sulawesi Selatan. d. Upacara adat Upacara adat merupakan upacara yang berhubungan dengan adat istiadat atau tradisi masyarakat. Upacara adat berkaitan erat dengan kepercayaan suatu masyarakat. Upacara adat ada yang dilakukan secara sederhana. Namun ada pula yang dilakukan secara mewah dan dengan biaya yang sangat besar. Contoh upacara adat adalah Upacara Kasodo (Suku Tengger, Jawa Timur), Upacara Lompat Batu (Suku Nias), Upacara Grebeg Suro (Jawa Tengah) dan sebagainya. Saat ini banyak masyarakat yang tidak melakukan upacara adat. Hal ini antara lain disebabkan oleh semakin berkembangnya pemikiran, agama dan kepercayaan. Selain itu masyarakat saat ini lebih memilih hal-hal yang praktis dan cepat. Karena upacara adat dianggap terlalu lama dan bertele-tele. Meski demikian masyarakat yang tidak melaksanakan tetap menghargai dan menghormati mereka yang melaksanakan. e. Pakaian adat Hampir semua daerah di Indonesia mempunyai pakaian adat sendiri. Warna dan rancangan pakaiannya sangat indah. Pakaian khas tersebut selain indah juga mempunyai arti tertentu. Untuk saat ini pakaian adat banyak yang tidak dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya pakaian adat digunakan saat upacara adat, upacara perkawinan dan saat memperagakan tarian atau pertunjukan daerah. f. Senjata tradisional Dahulu senjata tradisional sering digunakan untuk memotong, berburu, dan berperang. Saat ini senjata tradisional lebih banyak digunakan sebagai hiasan atau pelengkap pakaian adat. Contoh senjata tradisional adalah Senjata Badik (Betawi), Rencong (Aceh), Keris (Jawa) dan Mandau (Kalimantan). g. Kesenian Bentuk-bentuk kesenian sangat banyak, antara lain: 1) Tarian tradisional Contoh tarian tradisional atau adat adalah Tari Serimpi (Jawa Tengah), Tari (Bali), Tari Saman (Aceh), Tari Cakalele (Maluku) dan Tari Piring (Minangkabau). Tarian adat sering ditampilkan dalam upacara perkawinan, upacara adat, menyambut tamu atau dalam pertunjukan seni. Saat ini tarian tradisional sudah banyak dikombinasikan dengan tarian modern. 2) Seni musik tradisional Seni musik tradisonal menggunakan alat musik tradisonal pula. Alat musik tradisional digunakan untuk mengiringi lagu daerah. Alat musik tradisional di Indonesia cukup banyak. Contohnya adalah alat musik dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, Tifa dari Papua, dan Angklung dari Jawa Barat. Saat ini seni musik tradisional juga sudah banyak dikombinasikan dengan seni musik modern. 3) Seni pertunjukan Seni pertunjukan sama halnya dengan seni pentas. Negara kita juga kaya akan seni pertunjukan. Contoh seni pertunjukan antara lain Ketoprak dan Wayang Kulit dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, Lenong dari Betawi dan Mamanda dari Kalimantan Selatan.

Suku Bangsa di Indonesia Berdasarkan Provinsi 1. Nanggroe Aceh Darussalam: Aceh, Gayo, Tamiang, Alas, dan Simeulue 2. Sumatra Utara : BatakToba,Batak Karo, Batak Mandailing, Nias,dan Simalungun 3. Sumatra Barat : Minangkabau, Tanjung Koto, Panyalai, dan Mentawai 4. Riau : Sakai, Hutan, Melayu, Bunai, Kubu, dan Akit 5. Jambi : Kerinci, Melayu, Penghulu, Batin, Kubu 6. Bengkulu : Enggano, Rejang Lebong, Gumai, Kur, dan Serawi 7. Sumatra Selatan : Komering, Palembang, Sameda, Ranau, dan Ogan 8. Bangka Belitung : Bangka, Belitung, dan Mendanau 9. Lampung : Rawas, Melayu, Semendo, Pubian, dan Abung 10. Banten : Badui 11. Jawa Barat : Sunda 12. DKI Jakarta : Betawi 13. Jawa Tengah : Jawa, Samin, dan Karimun 14. DI Yogyakarta : Jawa 15. Jawa Timur : Madura, Jawa, Osing, dan Tengger 16. Kalimantan Barat : Dayak, Ngaju, Murut, Puanan, dan Apokayan 17. Kalimantan Timur : Bulungan, Tidung, Abai, dan Kayan 18. Kalimantan Selatan : Banjar Hulu, dan Banjar Kuala 19. Kalimantan Tengah : Ngaju, Lawang, Dusun, dan Bukupai 20. Sulawesi Utara : Sangir Talaud, Minahasa, dan Bantik 21. Gorontalo : Gorontalo 22. Sulawesi Tengah : Mori, Banggai, Kuwali, Kaali, dan Balatar 23. Sulawesi Tenggara : Muna, Buton, Wolia, dan Balatar 24. Sulawesi Selatan : Bone, Bugis, Toraja, Makasar, dan Selayar 25. Bali : Bali 26. NTB : Sasak, Bima, Dongo, Sumbawa, dan Dompu 27. NTT : Flores, Sumba, Sabu, Rote, dan Timor 28. Maluku : Ambon, Ali Furu, Faru, Aru, dan Togite 29. Maluku : Utara Obi, dan Ternate 30. Papua : Dani, Asmat, Sentani, Mooi, Kaure Dera, Manen,Morwap, dan Molof

Nama Rumah Adat di Indonesia 1. Asmat : Honai 2. Batak : Jabu Persantian 3. Dayak : Lamin 4. Jawa : Joglo 5. Minangkabau : Gadang 6. Toraja : Tongkonan

Tarian Daerah di Indonesia 1. Aceh : Seudati 2. Betawi : Yapong 3. Bali : Pendet 4. Jawa : Gambyong 5. Minahasa : Maengket

Nama Lagu Daerah di Indonesia 1. Aceh : Bungong Jeumpa 2. Betawi : Jali-jali 3. Bali : Janger 4. Melayu : Soleram 5. Minangkabau : Dayung Palinggam d. Alat Musik Tradisional Alat musik tradisional sangat beragam. Alat musik berguna mengiringi lagu dan tarian. Selain itu, alat musik juga untuk menghibur.

Nama Alat Musik Tradisional di Indonesia 1. Bonang : Jawa 2. Cengceng : Bali 3. Gambus : Jambi 4. Kolintang : Sulawesi 5. Sasando : Maluku 6. Tifa : Papua

3. Menghargai Keragaman Cara menghargai keragaman di antaranya adalah a. Senang belajar budaya daerah lain. b. Gemar melihat pertunjukan atau pentas budaya daerah. c. Tidak menganggap rendah budaya daerah lain. d. Menghindari sikap kedaerahan. e. Menghormati budaya daerah secara positif. f. Tidak merendahkan budaya daerah lain

Lembar Observasi Guru Pertemuan : Hari / Tanggal : Mata Pelajaran : Pokok Bahasan : Kelas / Semester : Nama Guru : Sekolah :

No Hal – hal yang diamati Ya tidak 1 Guru menjelaskan model pelajaran talking stick 2 Guru menulis judul pelajaran 3 Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 4 Guru mengemukakan konsep atau permasalahan 5 Guru memberikan perangkat pembelajaran (permasalahan yang mempunyai alternative jawaban) 7 Guru menyiapkan tongkat dan music sebagai media pembantu proses pembelajaran. 8 Guru mulai menjelaskan proses pembelajaran dan materi yang akan di pelajari sesuai tujuan yang akan di capai. 9 Guru mulai mengajukan pertanyaan kepada siswa dengan menggulirkan tongkat dan diiringi music 10 Guru merangkum pembelajaran 11 Guru melaksanakan kegiatan sesui dengan waktu yang telah ditetapkan

Bogor,, ...... 2016

Peneliti

Persentase hasil observasi terhadap Guru Siklus II No Aspek yang diamati Pertemuan 1 Pertemuan 2 1 Membuat RPP 2 Membuat dan Menggunakan Media 3 Pelaksanaan Pembelajaran a. Apresiasi b. Motivasi siswa c. Kualitas penguasaan d. Kualitas penjelasan materi e. Penggunaan metode pembelajaran f. Keterampilan memberi dan menjawab pertanyaan g. Pemberian tugas h. Penutup pelajaran 4 Kepribadian Jumlah (Ʃ ) Persentase (%)

Rata-rata Keterangan

Lembar Observasi Siswa Pertemuan : Hari / Tanggal : Mata Pelajaran : Pokok Bahasan : Kelas / Semester : Nama Guru : Sekolah : No Hal – hal yang diamati Siklus … Pertemuan 1 Pertemuan 2 Ya Tidak 1 Siswa aktif dalam melakukan tugas yang diberikan guru 2 Siswa serius mengikuti proses pembelajaran 3 Siswa dapat menjawab pertanyaan guru 4 Siswa dapat memahami materi pelajaran menggunakan model pembelajaran talking stick.

Bogor, ...... 2016

Peneliti

Persentase hasil observasi terhadap siswa No Aspek Rincian Persentase Rata- rata

a. Siswa memperhatikan dan 1 Visual mendengarkan penjelasan guru

a. Siswa mencatat penjelasan guru 2 Menulis b. Siswa mengerjakan latihan soal atau tugas

a. Siswa mengajukan pertanyaan

b. Siswa menjawab 3 Oral pertanyaan

c. Siswa berdiskusi dengan baik

Mental dan a. Ekspresi siswa dalam 4 Emosional

Rata-rata

PEDOMAN WAWANCARA A. Kepala Madrasah dan Waka Kesiswaan 1. Bagaimana latar belakang berdirinya Madrasah ini dan perkembangannya sampai dengan saat ini? 2. Kapan Madrasah ini berdiri dan siapakah pendirinya? 3. Apa visi dan misi dari madrasah ini? 4. Apa tujuan yang hendak dicapai dengan mendirikan madrasah ini? 5. Bagaimana keadaan siswa terkait dengan jumlah siswa, perilaku, serta input dan outputnya? 6. Bagaimana keadaan guru dan karyawan ? Apakah mereka sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan madrasah? 7. Bagaimana keadaan sarana dan prasarana dalam mendukung kegiatan pembelajaran di madrasah ini? 8. Bagaimana dengan prestasi siswa selama ini? 9. Apa harapan madrasah ini di masa yang akan dating? B. Guru Mata Pelajaran IPS A. Ketika observasi (sebelum tindakan) a. Bagaimana motivasi belajar siswa selama ini? b. Apakah siswa ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas? c. Jika tidak, apa yang menyebabkan siswa kurang berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran? d. Metode apa yang bapak gunakan selama ini untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran? e. Apakah metode tersebut sudah cukup efektif dalam meningkatkan keaktifan siswa? f. Kendala apa yang bapak temukan selama ini dalam menerapkan metode tersebut? g. Apa yang bapak lakukan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut? B. Setelah tindak a. Menurut bapak apakah sistem pembelajaran yang kita lakukan bersama sudah sesuai dengan yang kita harapkan?

b. Menurut bapak bagaimana respon siswa terkait dengan metode pembelajaran yang diterapkan selama ini? c. Jika dibandingkan dengan metode sebelumnya, metode mana yang paling bapak sukai? d. Apakah bapak senang menggunakan model pembelajaran yang lebih melibatkan siswa? e. Apakah bapak merasa tertanggu dengan pembelajaran ini? f. Menurut bapak apa kekurangan dan kelebihan dari metode yang kita gunakan selama ini? g. Menurut bapak apa yang harus kita lakukan untuk lebih meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran di kelas? C. Siswa Kelas IV MI EL-Ziyan 1. Ketika observasi (sebelum tindakan) a. Menurut anda bagaimana pembelajaran IPS selama ini? b. Apakah metode yang diterapkan dapat meningkatkan keaktifan anda dalam kegiatan pembelajaran? c. Jika tidak, mengapa? 2. Setelah tindakan a. Apa yang anda rasakan terkait dengan pembelajaran IPS sekarang? b. Apakah ada perbedaan suasana pembelajaran antara metode pembelajaran yang diterapkan saat ini dengan sebelumnya? c. Dimana letak perbedaannya? d. Apakah anda merasa senang dengan metode pembelajaran Talking Stick yang diterapkan oleh guru anda? e. Mengapa? f. Apakah metode tersebut dapat meningkatkan keaktifan anda dalam kegiatan pembelajaran?

SOAL PRETEST TIAP PERTEMUAN Nama Siswa : ...... Mapel : IPS Kelas : IV No Absen : ......

1. Budaya atau kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan atau kreasi dari …. a. Tuhan c. binatang b. manusia d. malaikat 2. Bhineka Tunggal Ika artinya …. a. berbeda tetapi sama b. perbedaan dalam persamaan c. berbeda-beda tetapi tetap satu d. sama namun berbeda-beda 3. Keragaman suku dan budaya yang kita miliki merupakan satu kesatuan untuk …. a. berselisih c. beradu b. bertengkar d. bersatu 4. Serimpi, Kecak, Saman, Piring adalah nama …. a. lagu daerah c. tarian daerah b. bahasa daerah d. alat musik 5. Angklung, Tifa, Gamelan, Kolintang adalah nama …. a. lagu daerah c. tarian adat b. senjata tradisional d. alat musik tradisional 6. Yang merupakan judul lagu daerah adalah …. a. Kethoprak c. Bungong Jeumpa b. Cakalele d. Rencong 7. Cara menghargai keragaman agama yang ada adalah dengan cara …. a. pura-pura tidak tahu b. mengikuti ibadah agama orang lain c. mengotori tempat ibadah agama orang lain d. tidak gaduh jika ada orang lain yang beribadah 8. Bahasa yang disepakati oleh suatu negara menjadi bahasa resmi kenegaraan disebut …. a. bahasa daerah c. bahasa internasional c. bahasa nasional d. bahasa pergaulan 9. Sekumpulan masyarakat yang memiliki tradisi dan adat-istiadat yang sama disebut …. a. paguyuban c. patembayan b. suku bangsa d. budaya 10. Rencong, Mandau, dan Clurit adalah nama …. a. lagu daerah c. pakaian adat b. tarian daerah d. senjata tradisional

SOAL POSTEST TIAP PERTEMUAN Nama Siswa : ...... Mapel : IPS Kelas : IV No Absen : ......

1. Tarian Ma Engket berasal dari daerah ....

 a. Jawa Barat  b. Bali  c. Sulawesi Utara  d. Sumatera Utara

2. Ulos merupakan pakaian suku ....

 a. Dani  b. Bugis  c. Batak  d. Bali

3. Suku Asmat tinggal di Pulau ....

 a. Kalimantan  b. Sulawesi  c. Papua  d. Nusa Tenggara Timur

4. Tari Alang Suntiang berasal dari ....

 a. Bali  b. Sumatera Barat  c. Ponorogo  d. Aceh

5. Suku Samin terdapat di provinsi ....

 a. Jawa Barat  b. Jawa Tengah  c. Jawa Timur  d. Yogyakarta

6. Upacara adat yang dilakukan oleh suku Jawa adalah ....

 a. Ngaben  b. Rambu Solok  c. Sekaten  d. Nelubulanin

7. Dengan suku bangsa yang lain kita harus . ...

 a. acuh  b. mencela  c. menghargai  d. menggunjing

8. Sumatera, Jawa, Kalimantan termasuk rumpun ....

 a. Jawa  b. Papua  c. Melaesia  d. Austronesia

9. Ampar-ampar pisang adalah lagu daerah yang berasal dari ....

 a. Papua  b. Jawa Barat  c. Nusa Tenggara Timur  d. Kalimantan Selatan

10. Sumpah Pemuda tercetus pada tahun ....

 a. 1985  b. 1982  c. 1992  d. 1928

KUNCI JAWABAN TES TIAP SIKLUS 1. A 3. D 5. D 7. D 9. D

2. C 4. C 6. C 8. C 10. D

KUNCI JAWABAN TES TIAP SIKLUS 1. C 3. A 5. B 7. C 9. D

2. C 4. B 6. A 8. A 10. D

11. Sikap yang harus dikembangkan dalam mewujudkan persatuan dalam keragaman adalah …. a. menghapuskan semua perbedaan b. memandang rendah suku dan budaya lain c. menganggap suku dan budaya sendiri sebagai yang paling baik d. menerima keragaman suku dan budaya sebagai kekayaan bangsa 12. Budaya bangsa atau nasional bersumber dari budaya …. a. Jawa c. daerah b. Melayu d. Cina 13. Bersatu kita teguh bercerai kita …. a. jatuh c. bersama b. runtuh d. rugi 14. Lambang negara Indonesia adalah …. a. Garuda Pancasila c. Pancasila b. Bhinneka Tunggal Ika d. UUD 1945 15. Salah satu cara memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dapat ditempuh melalui …. a. kerja sama intern umat beragama b. hubungan baik antara pemuka agama c. dialog antar agama yang berbeda d. kerja sama antar umat beragama

1.Masyarakat indonesia terdiri dari beragam suku bangsa.Ada berapa jumlah suku bangsa tersebut? Jawab: Masyarakat Indonesia terdiri dari sekitar 300 kelompok suku bangsa.

2.Suku bangsa apa yang diamggap suku asli warga Jakarta? Penduduk asli Jakarta berasal dari suku Betawi.

3.Apa saja kesenian tradisionil masyarakat Betawi ? Jawab: Kesenian tradisional masyarakat Betawi antara lain: 1).Tari topeng,ondel-ondel,Sambrah,Cokek,Doger dan Ogel,Sembah Nayi,Sirih Kuning dan sabagainya. 2)Musik ,,gambus,rebana,dan gambang kromong. 3).Pertunjukan lenong, wayang sumedar,wayang senggol dan wayang dermuluk. 4).Lagu daerah Kicir-kicir,Jali-Jali,Lenggang Kangkung,Burung Putih,Pulo Angsa Dua,Sirih Kuning dan Cik Minah.

4.Negara Indonesia sering disebut sebagai Negara kepulauan.Apa yang dimaksud Negara kepulauan? Jawab: Indonesia disebut Negara kepulauan karena terdiri dari banyak pulau.

5.Berapa jumlah pulau yang tersebar di Indonesia? Jawab: Indonesia memiliki sekitar 17.508 buah pulau.

6.Dari namanya dapat diketahui darimana seseorang berasal.Coba sebutkan contoh nama –nama seseorang menurut daerah asalnya! Jawab: -Simbolon berasal dari Sumatera utara atau suku Batak. -Samuel Watimena berasal dari Maluku. -Atep Sujana berasal dari Subang,Jawa Barat. -Rojali berasal dari Betawi. -Nurdin Malarangeng berasal dari Makasar,Sulawesi Selatan. -Nyoman Ray berasal dari Bali. -Mandagi berasal dari Minahasa,Sulawesi Utara. -Anton Belau berasal dari Papua. -Tengku berasal dari Aceh.

7.Ada bermacam-macam rumah adat di Indonesia.Dapatkah kamu menyebutkan contohnya? jawab: Macam-macam rumah adat yang ada di Indonesia,misalnya: -Rumah adat Sumatera Barat disebut rumah gadang. -Rymah adat Jawa Tengah dan Yogyakarta disebut rumah joglo. -Rumah adat Sulawesi Utara disebut rumah pewaris. -Rumah adat Toraja disebut rumah tongkanan. - Rumah adat di Kalimantan Tengah disebut rumah betang. -Rumah adapt di Sulawesi Tengah disebut rumah lobo.

8.Coba sebutkan beberapa alat musik yang ada di Indonesia! Jawab: -Alat musik dari Jawa disebut gamelan. -Alat musik dari Minahasa disebut Kolintang. -Alat musik dari Jawa Barat disebut angklung. -Alat musik dari Kupang disebut sasando. -Alat musik dari Betawi disebut gambang kromong.

9.Setiap daerah di Indonesia mempunyai senjata tradisional masing- masing.Dapatkah kamu menyebutkan contoh senjata tradisional ! Jawab: -Senjata tradisional dari betawi seperti badik,golok,keris,trisula dan tombak. -Senjata tradisional dari Aceh disebut rencong. -Senjata tradisional dari Jawa Barat disebut Kujang. -Senjata tradisional dari Jawa disebut keris.

10.Makanan khas yang ada di Indonesia sangat beragam.Coba sebutkan jenis makanan tersebut! Jawab: -Makanan khas Betawi antara lain gado-gado,ketoprak,nasi uduk dan kerak telor. -Makanan khas Maluku disebut dabu-dabu sesi. -Makanan khas Yogyakarta disebut gudeg. -Makanan khas Palembang disebut pempek. -Makanan khas Sumatera Barat disebut rendang.

1. Tarian Ma Engket berasal dari daerah ....

 a. Jawa Barat  b. Bali  c. Sulawesi Utara  d. Sumatera Utara

Tarian Ma Engket berasal dari daerah Sulawesi Utara. 2. Ulos merupakan pakaian suku ....

 a. Dani  b. Bugis  c. Batak  d. Bali

Ulos merupakan pakaian adat suku Batak. 3. Suku Asmat tinggal di Pulau ....

 a. Kalimantan  b. Sulawesi  c. Papua  d. Nusa Tenggara Timur

Suku Asmat tinggal di Pulau Papua. 4. Tari Alang Suntiang berasal dari ....

 a. Bali  b. Sumatera Barat  c. Ponorogo  d. Aceh

Tari Alang Suntiang berasal dari Sumatera Barat. 5. Suku Samin terdapat di provinsi ....

 a. Jawa Barat  b. Jawa Tengah  c. Jawa Timur  d. Yogyakarta

Suku Samin terdapat di provinsi Jawa Tengah, yang kebanyakan tinggal di Kabupaten Blora. 6. Upacara adat yang dilakukan oleh suku Jawa adalah ....

 a. Ngaben  b. Rambu Solok  c. Sekaten  d. Nelubulanin

Upacara sekaten adalah upacara adat yang dilakukan oleh suku Jawa. 7. Dengan suku bangsa yang lain kita harus . ...

 a. acuh  b. mencela  c. menghargai  d. menggunjing

Kita harus menghargai dengan suku bangsa lain. 8. Sumatera, Jawa, Kalimantan termasuk rumpun ....

 a. Jawa  b. Papua  c. Melaesia  d. Austronesia

Sumatera, Jawa, Kalimantan termasuk rumpun Austronesia, selain itu Rumpun Austronesia meliputi Bali, NTB, NTT, Sulawesi, Seram dan Kepulauan Aru. 9. Ampar-ampar pisang adalah lagu daerah yang berasal dari ....

 a. Papua  b. Jawa Barat  c. Nusa Tenggara Timur  d. Kalimantan Selatan

Ampar-ampar pisang adalah lagu daerah Kalimantan Selatan. 10. Sumpah Pemuda tercetus pada tahun ....

 a. 1985  b. 1982  c. 1992  d. 1928

Sumpah Pemuda dikumandangkan pada tahun 1928. KEMENTERIAN AGAMA No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082 UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010 FORM {FR) FITK No. Revisi: : 01 Jl. lr. H. Jffitda l,lo 95 Ciputat 15412 lndsE9/a Hal 1t1 SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

Nomor Un.0 1 rf . 1 lI(M .{J 1 .3 I .298. I DA$ Jakarta, 31 Oktober 2015 Larnp. Hal Permohonan lzin Penelitian

Kepada Yth. Kepala h,{I El-Ziy'an Di- Depok

A^rsa I a rntr' Aul i ktun w r.w b.

Dengan honnat kand sarnpaikan bahwa.

Nama : Hasan Basri NII\,{ : i812018300082 Jurusan :PGMI DualMode System Semester :IX (sembilan) .ludul Skripsi ' Lip*r,a Mrningkatkan Hasil &elajnr IFS Melalui Pendck*tsn Belajar Koopetarif Tipe T*lking Stick Pada Siswa Kdas MI El- Ziy*nDepok

Adalah bena-r mahasiswa./i FakLrltas Il:au I'arbiyal, da-n Keguruan LiiN Jakarta yang sedang menynsun skripsi, dan akan mengadakan perelitian (r"iset) di instansi lsekolah imadrasah yang saudara pirnpil.

Untuk itu kami mohon saudara dapat mengizinkan mahasisrva tersebut melaksanakan penelitran dimaksud.

Atas perhatian dan kedasaria saudara, kami r"rcapkan terima kasih

l{as s a I ct nr tt'A * I a i ku nt w r. v, {t.

PGMI

, i_l 1.":: ,..,._l"trr{K Ag U . Nlr.NIP. lvo: 5199403 1006 Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Pembailri Dekan Bidang Akaderaik 3. Mahasiswa yang bersanglrutan : [., KEMENTERIAN AGANIA No.Dokumeffi UIN JAKARTA Tgl. Terbit : I Maret 2010 FITK FORM (FR) Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 1 A412 tndonesia SURAT BIMBINGAN SKRIPSI

Nomor : Un.0llF.t/tr(M .01.3/...... /2015 Jakarta, 7 Agustus 201 5 Lamp. : - Hal : Bimbingan Skripsi

Kepada Yth.

llpk. Faridal Arkam, Dr. Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

As s ctlamu' alaihtm wr.wb. Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk rnenjadi pembimbing IlIr (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:

Nama Hasan Basri NIM 1812018300082 Junrsan PGMI Semester VII (tujuh) .ludul Skripsi uRava Meningkatkan Hasil Belajar lpS Melalui penclekara, Beiajar Kooperatif pada Tipe Taiking Stick Siswa Kelas IV I\,tl El-Ziyan Kota Depok

Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 15 proposal terlampir' Mci 2015, Saudara dapat melakukan perubahan reclaksional pada judul Apabila perubahan tersebut. substansial clianggap perlu, mohon pembimbing nrenghuburgi terlebih dahulu. Jr-rrusarr

Bifrbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) buran, diperpanjang da, dap,r selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perparlangan.

Atas perhatian dan keq'a sama Saudara, kami ucapkan terinra kasih.

Was s al amu' a I qi kum wr.w b.

a.n. Dekan KajurA(aprodi PGMI

Dr. Khalimi,M.Ag.

NIP. 1 96s05 1 s 1 99403 I 006 Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Mahasiswa ybs.

- RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jalan H. Saal 1 Desa Serua

Kecamatan Bojongsari Kota Depok Jau.a Barat.

tepatnya pada tanggal 11 Juni 1979. penulis adalah

anak ke-2 (dua) dari dua bersaudara, dari pasangan

Bapak H. Zaini dan Ibu LIj. Fatintah vanq ber.terrpar

tinggal di Jalan H. Saal 1 Desa Serua Kecamatan

Bojongsari Kota Depok, serta penulis menikah densan \[/ir.r,in wiarsih 1,ang telah dikaruniai 3 orang anak yang cantik dan ganteng.

Penulis lnenempuh Jenjang pendidikan MI Assaadatain 1.ang beralamat di Kota Depok tal-run 1992, Mfs Assaadatain tahun 1995. dan melanjutkan ke SNIA Paket C Ilina Sejahtera Kota Depok pacla Tal.run 2003. kemuclian melanjutkan ke pendidikan Fakulta farbial'r .lurusan di Uni'rsitas islam Negeri (ulN) S),arif

'litayatr-rilah Jakarta pada tahun 2012 sarnpai sekarang. pentriis menjadi Guru l)engajar pada tahr-ur 2000 dan sekarang r-r-rengajar di Di N,tadrasa6 Ibtidaivah El-

Zi'1an Depok.

t17