Jurnal Hukum DE’RECHHTSSTAAT ISSN 2442-5303 Volume 1 Nomor 2 Okt 2015 163

PENERAPAN DISKRESI KEPOLISIAN DALAM TUGAS PENGATURAN LALU LINTAS

APPLICATION TRAFFIC MANAGEMENT TASK

Disusun Oleh : Rinto Yulianto T.N. SYamsah Mulyadi

ABSTRACT In the exercise of police discretion, the Traffic Unit officers City Police guided by Article 18 paragraph (2) of Law No. 2 of 2002 on the Indonesian National Police "In the circumstances it is necessary to pay attention to laws and regulations, as well as the Code of Professional Ethics of Indonesian Police". One example of the application of police discretion were conducted by the Traffic Police Unit Bogor City to tackle congestion in the city of Bogor, especially at traffic light Bogor is to regulate traffic density without referring to the traffic light. Identify the problem in research 1) How does the application of police discretion in setting tasks traffic? 2) What positive and negative impacts discretionary actions carried out by the police in traffic control? The purpose of this study are as follows: 1) To determine and analyze on the application of police discretion in setting tasks traffic, and 2) To determine and analyze the impact of the actions undertaken by the police discretion in the regulation of traffic. The research method used in this research is normative juridical approach that is used legis positivist concept which states that the law is identical with the norms made written and enacted by institutions or authorities. In addition this concept also saw law as a normative system that is autonomous, closed and detached from public life. The conclusion from this study is the adoption of police discretion in the task of traffic management needs to recognize the Professional Ethics of Police, as very fundamental and important and substantial influence on both the poor implementation of police discretion in the regulation of traffic.

Keywords: Discretion Police, Traffic Management

ABSTRAK

Dalam pelaksanaan diskresi kepolisian maka petugas Satlantas Polres Bogor Kota berpedoman pada Pasal 18 ayat (2) Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik yaitu “Dalam keadaan yang sangat perlu dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan, serta Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia”. Salah satu contoh penerapan diskresi kepolisian yang dilakukan oleh Satuan Lalu Lintas Polres Bogor Kota untuk mengatasi kemacetan di Kota Bogor terutama di traffic light Bogor adalah dengan mengatur kepadatan lalu lintas tanpa berpedoman pada lampu lalu lintas.

88 164 Rinto Yulianto et. Al Penerapan Diskresi

Identifikasi masalah dalam penelitian 1) Bagaimana penerapan diskresi kepolisian dalam tugas pengaturan lalu lintas? 2) Bagaimana dampak positif dan negatif tindakan diskresi yang dilakukan oleh kepolisian dalam pengaturan lalu lintas? Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui dan menganalisis penerapan diskresi kepolisian dalam tugas pengaturan lalu lintas, dan 2) Untuk mengetahui dan menganalisis dampak terhadap tindakan diskresi oleh kepolisian dalam pengaturan lalu lintas. Metode penelitian yang dipergunakan pada penelitian ini yaitu penelitian yuridis normatif yaitu pendekatan dengan menggunakan konsep hukum positif yang menyatakan bahwa hukum sama dengan norma-norma tertulis yang dibuat dan diundangkan oleh lembaga-lembaga atau pejabat yang berwenang. Selain daripada itu konsep ini juga memandang hukum sebagai sistem normatif yang bersifat otonom, tertutup dan terlepas dari kehidupan masyarakat. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa pelaksanaan diskresi kepolisian dalam tugas pengaturan lalu lintas perlu mengenal Etika Profesi Kepolisian, sebagai sesuatu yang mendasar dan penting serta besar pengaruhnya terhadap baik buruknya pelaksanaan diskresi kepolisian dalam pengaturan lalu lintas.

Kata Kunci : Diskresi Kepolisian, Pengaturan Lalu Lintas

A. PENDAHULUAN kepatuhan pada peraturan yang berlaku melalui praktek langsung, Aparat kepolisian yang maka amat besar kemungkinan merupakan aparat hukum yang Indonesia dapat mewujudkan bangsa tugasnya memelihara keamanan serta yang mematuhi norma-norma hidup menjaga keamanan masyarakat, bermasyarakat, berbangsa dan melindungi keamanan negara bernegara. Tidak hanya dalam hal danmnejaga keselamatan orang, benda ketaatan pada norma hidup lainnya. dan masyarakat termasuk memberikan Ketaatan inilah yang disebut sebagai perlindungan dan pertolongan dan disiplin nasional. memberi serta mengusahakan ketaatan Tingginya tingkat pelanggaran warga negara dan masyarakat atas lalu lintas adalah salah satu faktor segala bentuk-bentuk peraturan. meningkatnya kecelakaan lalu lintas Banyak para ahli berpendapat yang terjadi, dengan melakukan bahwa ketertiban dalam lalu lintas tindakan yang tegas kepada adalah proses pendidikan ketaatan pelanggaran lalu lintas tanpa kecuali akan norma kehidupan bernegara dan akan merubah prilaku pengemudi berbangsa. Kegagalan di dalam dalam berlalu lintas dan pada saatnya menegakan ketertiban lalu lintas meningkatkan keselamatan dalam berkaitan dengan kegagalan berlalu lintas. ketentuan lalu lintas membentuk karakter bangsa. yang baik tidak ada gunanya jika Ketertiban dalam lalu lintas adalah pelanggaran tetap terjadi dan tidak pendidikan dengan praktek langsung. ditegakkan. Lain halnya dengan Disiplin berlalu lintas pendidikan di sekolah atau pendidikan merupakan kepatuhan terhadap normal lainnya yang hanya ketentuan-ketentuan yang telah menekankan pada penanaman norma ditetapkan dan mengikuti peraturan secara verbal. Bila berhasil mendidik tersebut, berupa tertulis dan tidak

89 Jurnal Hukum DE’RECHHTSSTAAT ISSN 2442-5303 Volume 1 Nomor 2 Okt 2015 165 tertulis ketika seseorang sedang melakukan pelanggaran lalu lintas, mengendarai kendaraan bermotor di akan tetapi hasilnya belum jalan raya. Sanggup menerima sangsi- memberikan masukan yang nampak sangsi atau hukuman apabila dalam rangka menumbuhkan dan melanggar peraturan tersebut.1 mewujudkan keamanan, ketertiban Setiap remaja yang dan kelancaran lalu lintas. mengendarai sepeda motor haruslah Diskresi Kepolisian pada mematuhi segala peraturan lalu lintas initnya adalah kewenangan Kepolisian di jalan raya yang telah ditetapkan yang bersumber pada asas Kewajiban oleh kepolisian, apabila sampai terjadi umum Kepolisian (Plichtmatigheids pelanggaran kecenderungan disiplin Beginsel) yaitu suatu asas yang berlalu lintas dapat dikatakan rendah, memberikan kewenangan kepada maka diperlukan motivasi yang dapat pejabat kepolisian untuk bertindak mendorong individu agar mematuhi atau tidak bertindak menurut peraturan lalu lintas. penilaiannya sendiri , dalam rangka Memperhatikan dan mentaati kewajiban umumnya menjaga, norma–norma yang berkaitan dengan memelihara ketertiban dan menjamin tindakan tersebut, baik yang telah keamanan umum.2 diwujudkan dalam peraturan tertulis Diskresi Kepolisian di maupun masih memperlihatkan diri Indonesia secara yuridis diatur pada sebagai perbuatan yang pantas atau Pasal 18 Undang-undang Nomor 2 tidak patut. Tahun 2002 tentang Kepolisian mekanisme penyelesaian kasus Negara Republik Indonesia yaitu lalu lintas diluar pengadilan yang “Untuk kepentingan umum, pejabat menyebabkan matinya seseorang itu Kepolisian Negara Republik adalah :Pengendara kendaraan yang Indonesia dalam melaksanakan tugas kurang hati–hati atau lalai, dan wewenangnya dapat bertindak kekuranghati-hatian, kurang menurut penilaiannya sendiri“, hal menggunakan ingatan atau kekilafan tersebut mengandung arti bahwa atau sekiranya dia tidak waspada, seorang anggota Polri yang tertib atau kekilafan atau sekiranya dia melaksanakan tugasnya di tengah- tidak waspada, tertib atau ingat, tengah masyarakat sendiri, harus peristiwa itu tidak akan terjadi atau dapat mengambil keputusaan dapat dicegah. berdasarkan penilaiannya sendiri Polri terutama satuan lalu apabila terjadi gangguan terhadap lintas telah berupaya secara kontinyu ketertiban dan keamanan umum atau baik melalui kegiatan pencegahan bila timbul bahaya bagi ketertiban dan meliputi kegiatan penjagaan, keamanan umum. pengaturan, patroli dan pendidikan Diskresi Polisi bisa juga masyarakat kemudian penyuluhan mengandung makna sebagai mengenai pengetahuan lalu lintas wewenang Pejabat Polisi untuk ataupun kegiatan dalam penegakan memilih bertindak atau tidak hukum berupa penindakan kepada bertindak secara sah atau tidak sah para pelaku pelanggaran lalu lintas dalam menjalankan tugasnya. Diskresi sebagai salah satu upaya untuk mengizinkan Polisi untuk memilih menumbuhkan efek jera dalam diantara berbagai peran (memelihara ketertiban, menegakkan hukum atau 1 Alek Kurniawan, Meningkatkan Budaya Tertib Lalu Lintas Melalui Pendekatan 2 Syaelendra, Mengungkap Polisi Rahasia Persuasif, Dian Ilmu, Surabaya, 2011, Sedunia, Penerbit Progres, , 2004, hlm.58 hlm.76

166 Rinto Yulianto et. Al Penerapan Diskresi melindungi masyarakat) strategi WIB, jalan-jalan protokol seperti di (menegakkan undang-undang lalu Jalan Pajajaran mengarah ke Sukasari, lintas dengan berpatroli atau berjaga Jalan Jalak Harupat dan Jalan Raya di suatu tempat) atau tujuan (menilang Tajur serta di Jalan Bondongan, sering pelanggar atau menasehatinya) dalam mengalami kemacetan yang cukup pelaksanaan tugasnya.3 parah. Kemacetan disebabkan Seorang pejabat Polisi bisa banyaknya kendaraan yang keluar dari mengimplemasikan diskresi pada pusat perbelanjaan dan wisata serta berbagai peristiwa yang dihadapinya pusat penjualan suvenir, seperti di sehari-hari namun berbagai literatur samping Ekalokasari Plaza. Selain itu, tentang diskresi lebih ditekankan penyebab lainnya yaitu padatnya kepada penindakan selektif (Selective kendaraan di pertigaan menuju tempat Enforcement) adalah berhubungan wisata air The Jungle. Selain Jalan dengan faktor-faktor yang Pajajaran yang tersendat, Jalan Jalak menentukan apakah seorang Harupat yang mengarah ke pertigaan pelanggar hukum akan ditindak atau Jalan Djuanda dan ke Jalan Sudirman tidak. Diskresi dihubungkan pada dua juga dipenuhi oleh ratusan kendaraan konsep yaitu penindakan selektif dan bermotor. Kemacetan yang patroli terarah (Directed Patrol).4 menghambat arus lalu lintas Penindakan selektif adalah dikarenakan seababkan banyaknya suatu bentuk diskresi administrasi angkutan umum yang berhenti dimana pembuat kebijakan atau sembarang tempat. Ditambah pemimpin menentukan pengutamaan pengendara roda dua yang saling bagi berbagai unit satuan berebut dan melakukan pelambungan. bawahannya. Sebagai contoh adalah Dalam mengatasi perintah untuk merazia kendaraan permasalahan kemacetan lalu lintas di yang parkir pada tempat tertentu Kota Bogor khususnya akhir pekan dengan alasan menganggu kelancaran Polres Bogor Kota telah menempatkan lalu lintas.5 anggotanya untuk mengurangi Kondisi lalu lintas di Kota kemacetan. Akan tetapi, banyaknya Bogor sudah tergolong rawan pemakai kendaraan yang melanggar kemacetan, terutama dengan membuat polisi kesulitan untuk banyaknya pengunjung yang berlibur mencegah terjadinya kemacetan. ke tempat wisata di Kota Bogor, Jawa Untuk mengatasi kemacetan tersebut Barat, khususnya pada akhir pekan maka Satlantas Polres Bogor Kota yang berimbas kepada kepadatan lalu membuat tindakan diskresi yang lintas. Ribuan kendaraan mengular di didasarkan pada Peraturan Kapolri jalan-jalan protokol Kota Bogor, yang Nomor 10 Tahun 2012 tentang kebanyakan didominasi oleh Pengaturan Lalu Lintas dalam kendaraan dengan Nomor Polisi Plat Keadaan Tertentu mengggunakan B. Jalan Selain Untuk Kegiatan Lalu Setiap akhir pekan dimulai dari Lintas. jam 09.00 WIB hingga pukul 16.30 Dalam pelaksanaan diskresi kepolisian maka petugas Satuan Lalu Lintas Polres Bogor Kota berpedoman 3 Rycko Amelza Dahniel, Diskresi Kepolisian pada Pasal 18 ayat (2) Undang- Dalam Nilai-Nilai Dasar Hukum, Majalah Jagratara Edisi 44 Januari 2009 undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang 4 Adrianus Meliala, Kumpulan Tulisan Kepolisian Negara Republik Tentang Penyimpangan Polisi, Universitas Indonesia Indonesia, Jakarta, 1999, hlm.49 yaitu “Dalam keadaan yang sangat 5 Ibid., hlm.52

Jurnal Hukum DE’RECHHTSSTAAT ISSN 2442-5303 Volume 1 Nomor 2 Okt 2015 167 perlu dengan memperhatikan sering terjadi pengambilan keputusan peraturan perundang-undangan, serta adalah hasil keputusannya sendiri Kode Etik Profesi Kepolisian Negara tanpa adanya masukan atau saran dari Republik Indonesia”. Salah satu rekan, atasan atau masyarakat yang contoh penerapan diskresi kepolisian diakibatkan tingkat kesegeraan yang yang dilakukan oleh Satuan Lalu tinggi. Kapasitas petugas Satlantas Lintas Polres Bogor Kota untuk Polres Bogor Kota untuk memilih di mengatasi kemacetan di Kota Bogor antara sejumlah tindakan legal atau terutama di traffic light Istana Bogor tidak legal, atau bahkan tidak adalah dengan mengatur kepadatan melakukan tindakan sama sekali pada lalu lintas tanpa berpedoman pada saat mereka menjalankan tugas lampu lalu lintas. pengaturan lalu lintas. Untuk mencapai pemolisian Dari latar belakang di atas yang efektif dalam rangka selanjutnya penulis ingin melakukan mewujudkan suatu keamanan dan penelitian lebih mendalam mengenai ketertiban masyarakat (kamtibmas) “PENERAPAN DISKRESI serta dapat disebut fungsional dalam KEPOLISIAN DALAM TUGAS masyarakat, khususnya pada PENGATURAN LALU LINTAS”. kehidupan berlalu lintas, maka Polres Berdasarkan latar belakang Bogor Kota melalui Satuan Polisi yang telah diuraikan, pokok Lalu Lintas harus dapat berfungsi permasalahan sebagai berikut: sebagai bagian dari tata kehidupan 1. Bagaimana penerapan diskresi masyarakat dan keberadaannya kepolisian dalam tugas pengaturan dibutuhkan serta mendapat dukungan lalu lintas? dari warga masyarakat yang 2. Bagaimana dampak positif dan dilayaninya. Untuk itu anggota Satuan negatif tindakan diskresi yang Lalu Lintas Polres Bogor Kota dalam dilakukan oleh kepolisian dalam menjalankan tugasnya harus dapat pengaturan lalu lintas? menentukan dengan tepat dimana ia Tujuan dari penelitian ini berperan dalam menghadapi suatu adalah sebagai berikut : permasalahan lalu lintas yang sedang 1. Untuk mengetahui dan dihadapinya, apakah saat itu ia lebih menganalisis tentang penerapan tepat berperan sebagai pemelihara diskresi kepolisian dalam tugas keamanan dan ketertiban masyarakat pengaturan lalu lintas. atau sebagai penegak hukum yang 2. Untuk mengetahui dan harus menegakkan hukum yang menganalisis tentang dampak berlaku atau dapat juga sebagai terhadap tindakan diskresi yang pelindung, pengayom dan pelayan dilakukan oleh kepolisian dalam masyarakat. pengaturan lalu lintas. Petugas Satlantas Polres Bogor Metode penelitian yang Kota memiliki tugas dan fungsi yang dipergunakan dalam penelitian ini rumit jika dikaitkan dengan yaitu penelitian yuridis normatif yaitu perkembangan transportasi dan lalu pendekatan yang menggunakan lintas di Kota Bogor. Setiap konsep legis positivis yang anggotanya setiap saat dihadapkan menyatakan bahwa hukum itu identik pada berbagai permasalahan dengan dengan norma-norma tertulis yang banyak opsi-opsi tindakan sebagai dibuat dan diundangkan oleh hasil keputusannya yang harus lembaga-lembaga atau pejabat yang diambil dalam waktu yang segera atau berwenang. Selain itu konsep ini juga tidak dapat ditunda-tunda bahkan memandang hukum sebagai sistem

168 Rinto Yulianto et. Al Penerapan Diskresi

normatif yang bersifat otonom, Namun, dengan Dekrit tertutup dan terlepas dari kehidupan Presiden 5 Juli 1959 maka kedudukan masyarakat tersebut tidak lagi mempunyai dasar, Karena dengan dekrit Presiden B. TINJAUAN UMUM tersebut konstititusi kembali pada KEPOLISIAN, DISKRESI Undang-undang Dasar 1945, tidak KEPOLISIAN, POLISI LALU sisebutkan kembali tentang kepolisian LINTAS, LALU LINTAS, DAN Negara. UNDANG-UNDANG NOMOR Pekembangan kedudukan 22 TAHUN 2009 Kepolisian Negara selanjutnya dinyatakan dalam ketetapan Majelis Pada awal berdirinya Negara Permusyawaratan Rakyat Sementara Kesatuan Republik Indonesia, Nomor II/MPRS/1960 Pasal 5 A ayat Kedudukan Polri ditetapkan berada c yang menentukan bahwa Angkatan dalam lingkungan Kementerian Bersenjata Republik Indonesia terdiri Dalam Negeri sebagai suatu Jawatan atas Angkatan Perang Republik Kepolisian. Indonesia dan Polisi Negara. Hal tersebut dapat dimaklumi Kedudukan Kepolisian Negara karena masih dalam suasana transisi Republik Indonesia Sebagai Angkatan di mana pada zaman penjajahan Bersenjata Republik Indonesia belanda, administrasi Kepolisian Kemudian diatur dalam Undang- dilakasanakan oleh Departement Van undang Pokok Kepolisian Negara binnenlandcsh Bestuur (Departemen Nomor 13 tahun 1961 dan Undang- Dalam Negeri).6 undang Nomor 20 Tahun 1982 Sejak tanggal 1 Juli 1946, tentang Ketentuan pokok Pertahanan Kepolisian Negara dibentuk menjadi Keamanan Negara Republik lembaga tersendiri yaitu “Jawatan Indonesia. Kepolisian Negara” yang Secara historis, Organisasi berkedudukan langsung di bawah Kepolisian, yang berbentuk Jawatan Perdana Menteri. kepolisian Negara Republik Indonesia Kedudukan tersebut bersumber dari badan-badan berlangsung sampai tahun 1949 di perjuangan serta rakyat yang mana dengan Penetapan Presiden tergabung dalam unsur Kepolisian Nomor 1 Tahun 1949 Kepolisian yang bersama-sama dengan unsur Negara ditempatkan di bawah Tentara Kebangsaan (Badan pimpinan Menteri Pertahanan. Pada Keamanan rakyat, Tentara Keamanan Tahun 1950, dalam Konstitusi rakyat, tentara keselamatan rakyat dan Undang-undang Dasar Serikat Tentara Republik Indonesia), secara (UUDS) Republik Indonesia Tahun serentak dan spontan dari waktu dari 1950 diatur tentang kebutuhan akan masa ke masa sementara adanya undang-undang yang melaksanakan perjuangan bersenjata mengatur alat kekuasaan Kepolisian guna menegakan, melindungi dan berupa “Kementrian Kepolisian” mengamankan kemerdekaan serta (1950). kedaulatan negara dan bangsa, Pancasila dan Undang-undang Dasar 7 1945. 6 Koesparmono Irsan, “Sejarah Pembentukan Dengan demikian, dapat Kepolisian”. Makalah disampaikan dalam disimpulkan bahwa perubahan- Pembahasan RUU Kepolisian Pengganti undang Nomor 13 Tahun 1961, BPHN Departemen, Jakarta, 1999, hlm.3. 7 Momo Kelana, Op cit., hlm.243

Jurnal Hukum DE’RECHHTSSTAAT ISSN 2442-5303 Volume 1 Nomor 2 Okt 2015 169

170 Rinto Yulianto et. Al Penerapan Diskresi perubahan kedudukan Polri ternyata pembagian wilayah tidak menggoyahkan jati diri Polri administratif pemerintah. sebagai prajurit. Adapun susunan Hal ini dimaksudkan agar Kepolisian Negara Republik dapat mewujudkan Indonesia adalah sebagai berikut: keselarasannnya dengan 1. Dalam kedudukan sebagai kompetensi unsur Sistem Lembaga Pemerintahan yang Peradilan pidana (Criminal mengemban fungsi kepolisian justice System) atau maka pada hakikatnya bentuk-bentuk hubungan Kepolisian Negara Republik isntansi/pengemban fungsi Indonesia menyelenggarakan Kepolisian lainnya dalam kekuasaan kepolisian, baik rangka penyelenggaraan preventif maupun represif fungsi pemerintah; diseluruh wilayah Negara c. Kepolisian Negara Indonesia. Bentuk Negara Republik Indonesia Kesatuan Republik indonesia dipimpin oleh Kapolri yang dan penerapan wawasan menetapkan dan Nusantara, menghasilkan mengendalikan sentralisasi Kepolisian kebijaksanaan teknis sehingga dalam pelaksanaan Kepolisian. tuga kepolisian, polri Polisi lalu lintas merupakan merupakan satu kesatuan yang unsur pelaksana yang mempunyai utuh sebagai Kepolisian tugas melaksanakan tugas kepolisian Nasional. Penyelenggaraan meliputi penjagaan, pengaturan, kekuasaan Kepolisian tersebut Pengawalan dan Patroli. Pendidikan disusun dalam Masyarakat dan Rekayasa lalu lintas, penyelenggaraan tugas Polri di Registrasi dan identifikasi tingkat Markas Besar pengemudi/kendaraan bermotor, Kepolisian Negara Republik penyidikan kecelakaan lalu lintas dan Indonesia yang meliputi penegakan hukum dalam bidang lalu seluruh wilayah negara, serta lintas, guna memelihara keamanan, penyelenggaraan tugas Polri di ketertiban dan kelancaran lalu lintas.8 daerah-daerah hukum Polri; Pelayanan kepada masyarakat 2. Sesuai dengan di bidang lalu lintas dilakukan untuk kedudukannnya, maka dalam meningkatkan kualitas hidup merumuskan susunan Polri masyarakat, sebab pada masyarakat agar memperhatikan hal-hal yang modern lalu lintas adalah faktor sebagai berikut: pertama pendukung aktivitasnya. Dan a. Polri merupakan satu dalam lalu lintas banyak masalah dan kesatuan yang utuh sebagai gangguan yang dapat menghambat konsekuensi dari Negara dan melumpuhkan proses akktivitas Kesatuan Republik masyarakat.9 Indonesia, sehingga Polri Seperti kecelakaan lalu lintas, merupakan kepolisian kemacetan maupun tindak pidana Nasional b. Pembagian daerah hukum 8 Idwan Santoso, dkk, Manajemen Lalu-Lintas Polri, disusun menurut Perkotaan, ITB, Bandung, 1997, hlm.127 keperluan pelaksanaan 9 Luhur Hertanto, Kecelakaan Lalu Lintas tugas Polri dan diusahakan Pembunuh Nomor 3 di Indonesia. Last harmonis dengan modified on February 15, 2010. Available from: www.detik.com

Jurnal Hukum DE’RECHHTSSTAAT ISSN 2442-5303 Volume 1 Nomor 2 Okt 2015 171 yang berkaitan dengan kendaraan tempatnya, memotong jalur, bermotor. Untuk itu polisi lalu lintas menerabas lampu merah, melampaui juga mempunyai visi dan misi yang batas muatan, tidak melengkapi surat- seirama dengan bahasan Polri di masa surat kendaraan, cara mengemudi depan. yang ugal-ugalan (sembrono) dan Tertib lalu lintas pendidikan sebagainya. melalui praktek langsung. Berbeda Yang dimaksud dengan tata dengan pendidikan di sekolah atau tertib adalah: “Tata tertib adalah pelatihan yang hanya menekankan tingkah laku, akhlak, dan watak. pada penanaman norma secara verbal. Norma merupakan alat batin yang Bila berhasil mendidik merupakan paduan akal dan perasaan kepatuhan akan peraturan melalui untuk menimbang baik buruk, tabiat, praktek langsung tersebut, maka akhlak, watak, perbuatan baik, daya sangat besar kemungkinan kita bisa upaya dan akal. Perilaku diartikan mewujudkan suatu bangsa yang sebagai tanggapan atau reaksi individu mematuhi norma-norma hidup yang berwujud dalam gerakan (sikap) bermasyarakat, berbangsa dan tidak hanya badan tetapi juga bernegara. Tidak hanya dalam hal ucapan”.11 Seperti halnya dengan kepatuhan akan norma hidup lainnya. istilah "keamanan" istilah ketertiban Kepatuhan demikian yang dikatakan juga tidak ada rumusannya dalam sebagai disiplin nasional. Undang-Undang sehingga penjelasan Masih banyak permasalahan dicari dari pendapat-pendapat dalam yang belum terselesaikan, ditemukan dunia Ilmu Pengetahuan. analisis meningkatnya tantangan 1) Dalam kamus permasalahan lau lintas kedepan serta Poerwadarminta lain yang memerlukan dedikasi, didapatkan pengertian kinerja dan semangat yang kuat tertib dan ketertiban mmerlukan peran aktif semua lapisan sebagai berikut : untuk dapat membuktikan kepada a) Tertib berarti: aturan, dunia bahwa Indonesia adalah negara peraturan yang baik; yang berbudaya dan memiliki potensi teratur; dengan aturan, sumber daya manusia yang handal, menurut aturan, rapi, profesional dan proporsional.10 apik Situasi dan kondisi timbulnya b) Ketertiban: aturan; kemacetan lalu lintas dan kecelakaan peraturan (dalam lalu lintas pada awalnya disebabkan masyarakat); adat; oleh pelanggaran lalu lintas oleh para kesopanan; peri pemakai jalan. Untuk mangantisipasi kelakuan yang baik hal tersebut maka Polres Bogor Kota dalam pergaulan.12 melakukan upaya penegakan hukum Istilah "ketertiban masyarakat" terkait dengan tindak pidana dan dapat ditemukan dalam rangkaian kata pelanggaran lalu lintas yang terjadi di "kamtibmas" atau keamanan dan wilayah hukum Polres Bogor Kota. ketertiban masyarakat, sedangkan Bentuk-bentuk pelanggaran istilah "ketertiban umum" dijumpai lalu lintas seperti melanggar batas antara lain di dalam Kitab Undang- kecepatan, berhenti tidak pada Undang Hukum Pidana dalam buku tempatnya, menaikkan dan menurunkan penumpang tidak pada 11 Anton Mulyono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2002, hlm. 83 10 Ibid 12 Ibid., hlm.101

172 Rinto Yulianto et. Al Penerapan Diskresi kedua, Bab V yaitu tentang kejahatan melakukan kegiatan secara aman, melanggar ketertiban umum. 13 tertib dan teratur. Keamanan dan 2) Dalam doktrin Kepolisian ketertiban ini dapat terganggu oleh Republik Indonesia Tata berbagai sebab dan keadaan Tentrem Karta Raharja diantaranya ialah pelanggaran hukum dinyatakan bahwa tertib yang menyebabkan terganggunya dan ketertiban adalah : keamanan dan ketertiban masyarakat "Suatu keadaan, dimana serta bencana-bencana, baik bencana terdapat keadaan keamanan dan alam maupun bencana yang ketertiban yang menimbulkan ditimbulkan uleh manusia; faktor- kegairahan dan kesibukan bekerja faktor yang ditimbulkan di bidang dalam rangka mencapai kesejahteraan ekonomi.14 masyarakat seluruh sesuai doktrin berdasarkan pengertian diatas, Kepolisian Tata Tentrem Karto dengan jelas dapat dilihat bahwa Raharjo". ketentraman dan ketertiban Selanjutnya dikatakan bahwa mengandung unsur aman, tertib dan tertib yaitu adanya keteraturan yaitu teratur. Dengan perkataan lain berarti suatu situasu di mana segala sesuatu bahwa aman, tertib dan teratur berjalan secara teratur, sedangkan merupakan persyaratan bagi ketertiban dinyatakan sebagai keaadan terselenggarakan, ketentraman dan (situasi) yang sesuai dengan dan ketertiban. menurut norma-norma serta hukum Dari uraian tadi maka ternyata yang berlaku. Dengan demikian bahwa ketertiban itu ada hubungannya keamanan dan ketertiban masyarakat dengan keadaan umum dan merupakan : masyarakat khusus terhadap bidang a) Suatu cita-cita ialah keadaan tata susunan, bahkan kebutuhan dan masyarakat di mana terdapat ketertiban ini merupakan syarat pokok Tata Tentrem Karto Raharjo bagi adanya masyarakat manusia yang b) Suatu kondisi sebagai suatu teratur. syarat untuk memungkinkan Pada sudut lain, perlu kesibukan di dalam mencapai diketahui bahwa Polri mempunyai kesejahteraan sosial diskresi sebagaimana terdapat dalam c). Suatu situasi adalah suatu Pasal 18 ayat (1) UU 2/2002: keadaan di mana terdapat “Untuk kepentingan umum ketertiban dan keamanan pejabat Kepolisian Negara Republik lahiriah dan batiniah Indonesia dalam melaksanakan tugas Pengertian "ketentraman dan dan wewenangnya dapat bertindak ketertiban" dapat dilihat dalam menurut penilaiannya sendiri.” penjelasan dari pada Undang-Undang Dengan syarat yang terdapat Nomor 5 tahun 1974, angka lima ayat dalam Pasal 18 ayat (2) UU 2/2002 2" dalam kaitan pengertian yaitu bahwa hanya dapat dilakukan "pembinaan ketentraman dan dalam keadaan yang sangat perlu ketertiban wilayah" di mana dengan memperhatikan peraturan disebutkan bahwa : perundang-undangan, serta Kode Etik Keamanan dan ketertiban Profesi Kepolisian Negara Republik adalah suatu keadaan di mana pemerintahan dan rakyat dapat 14 Republik Indonesia. LNRI; Th. I974 nomor 38. Penjelasan Undang-Undang Nomor 5 13 Moeljatno, Kitab Undang-Undang Hukum Th. 1974. tentang Pokok-Pokok Pidana, Bumi Aksara, Jakarta, 2008, hlm.58 Pemerintahan di Daerah

Jurnal Hukum DE’RECHHTSSTAAT ISSN 2442-5303 Volume 1 Nomor 2 Okt 2015 173

Indonesia. Bertindak dengan penilaian g. Terjadi keadaan darurat antara lain sendiri ini disebut sebagai diskresi. kerusuhan massa, demonstrasi, Jadi, ada kemungkinan bencana alam, dan kebakaran; dan meskipun lampu lalu lintas menyala h. Adanya penggunaan jalan selain merah, polisi dapat tetap memberikan untuk kegiatan Lalu Lintas. kesempatan kepada mobil dari arah itu Dalam keadaan darurat itu, agar tetap jalan. Hal ini disebut akan terjadi pengaturan lalu lintas Pengaturan Lalu Lintas Dalam yang meliputi (Pasal 4 ayat [2] Keadaan Tertentu, sebagaimana Perkapolri 10/2012): terdapat dalam Pasal 1 angka 10 a. Memberhentikan arus lalu lintas Peraturan Kapolri No. 10 Tahun 2012 dan/atau pengguna jalan; tentang Pengaturan Lalu Lintas dalam b. Mengatur pengguna jalan untuk Keadaan Tertentu dan Penggunaan terus jalan; Jalan Selain Untuk Kegiatan Lalu c. Mempercepat arus lalu lintas; Lintas (“Perkapolri 10/2012”): d. Memperlambat arus lalu lintas; Pengaturan lalu lintas dalam e. Mengalihkan arus lalu lintas; keadaan tertentu adalah tindakan dan/atau petugas dalam hal mengatur lalu lintas f. Menutup dan membuka arus lalu di jalan dengan menggunakan gerakan lintas. tangan, isyarat bunyi, isyarat cahaya Jadi, walaupun pada dasarnya dan alat bantu lainnya dalam keadaan Polri tidak boleh membiarkan tertentu.15 pengendara menerobos saat lampu Namun, menurut Pasal 4 ayat lalu lintas menyala merah, tetapi ada (1) huruf g Perkapolri 10/2012, beberapa situasi tertentu yang pengaturan lalu lintas dalam keadaan membuat Polri bisa mengatur tertentu dilakukan pada saat sistem pengguna jalan untuk terus jalan lalu lintas tidak berfungsi untuk walaupun lampu lalu lintas menyala Kelancaran Lalu Lintas yang merah. Namun demikian, tindakan disebabkan antara lain oleh karena tersebut dilakukan pada saat sistem terjadi keadaan darurat seperti: lalu lintas tidak berfungsi untuk a. Perubahan lalu lintas secara tiba- kelancaran lalu lintas yang antara lain tiba atau situasional; disebabkan keadaan-keadaan yang b. Adanya pengguna jalan yang sifatnya darurat. diprioritaskan; c. Adanya pekerjaan jalan; C. PEMBAHASAN d. Adanya kecelakaan lalu lintas; Peran Polisi secara umum e. Adanya aktivitas perayaan hari- dikenal sebagai pemelihara Kamtibmas hari nasional antara lain juga sebagai aparat penegak hukum peringatan hari ulang tahun dalam proses pidana. Polisi adalah kemerdekaan Republik Indonesia, aparat penegak hukum jalanan yang hari ulang tahun suatu kota, dan langsung berhadapan dengan hari-hari nasional lainnya; masyarakat dan penjahat. Dalam Pasal f. Adanya kegiatan olahraga, 2 Undang-undang Nomor 2 konferensi berskala nasional Tahun 2002 tentang Kepolisian maupun internasional; Negara Republik Indonesia, fungsi Kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban 15 Mukhlis Zainal, Sistem Manajemen Transportasi Kota, Media Print Offset, masyarakat, penegakan hukum, Jakarta, 2005, hlm.63 perlindungan, pengayoman, dan

pelayanan kepada masyarakat. Pasal 4 dengan memperhatikan peraturan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 perundang-undangan serta Kode Etik juga menegaskan Kepolisian Negara Profesi Kepolisian Negara RI.16 RI bertujuan untuk mewujudkan Kewenangan diskresi tersebut keamanan dalam negeri yang meliputi adalah merupakan kewajiban umum terpeliharanya keamanan dan kepolisian untuk kepentingan umum, ketertiban masyarakat, tertib, dan keadilan, pengayoman dan bimbingan tegaknya hukum, terselenggaranya serta mendidik kepada pelanggar atau perlindungan, pengayoman, dan tersangka agar tidak mengulangi pelayanan kepada masyarakat, serta perbuatannya, tindakan tersebut bukan terbinanya ketentraman masyarakat untuk mencari keuntungan pribadi atau dengan menjunjung tinggi hak asasi kelompok tertentu, karena tujuan dari manusia. hukum bukan hanya untuk menindak Keberhasilan penyelenggaraan dengan memberikan hukuman atau fungsi kepolisian dengan tanpa merupakan suatu pembalasan kepada meninggalkan etika profesi sangat pelaku melainkan juga untuk mendidik dipengaruhi oleh kinerja polisi yang dan demi keadilan. direfleksikan dalam sikap dan perilaku Diskresi polisi yang dilakukan pada saat menjalankan tugas dan dalam menangani masalah lalu lintas wewenangnya. Dalam Pasal 13 atau pelanggaran lalu lintas tidak ada Undang-undang Nomor 2 Tahun 2009 aturan atau batasan yang jelas sehingga tentang Kepolisian Negara Republik sering menyimpang dari ketentuan atau Indonesia ditegaskan tugas pokok prinsip dari diskresi. Masalah dalam kepolisian adalah memelihara pelaksanaan diskresi pengaturan lalu keamanan dan ketertiban masyarakat, lintas yang dilakukan oleh polisi menegakkan hukum, dan memberikan adalah: Pertama bersifat individual perlindungan, pengayoman dan oleh petugas polisi di lapangan yang pelayanan kepada masyarakat. menjadi dasar adalah apa yang Polisi dalam melaksanakan diketahui atau dimengerti oleh petugas tugasnya harus selalu berpedoman di lapangan yang dianggap benar. pada hukum dan mengenakan saksi Pelaksanaan hukum secara hukum kepada pelanggar hukum tetapi terpilih merupakan bentuk diskresi juga dimungkinkan melakukan birokrasi di mana pengambil tindakan pembebasan seseorang kebijaksanaan kepolisian menentukan pelanggar dari mekanisme hukum, keutamaan organisasi kepada para seperti adanya kewenangan diskresi petugas di lapangan. Ditinjau dari segi kepolisian yang tertuang pada Pasal 18 hukum pidana formal, tindakan Polisi ayat (1) dan (2) Undang-undang untuk mendeponir/mengesampingkan Nomor 2 Tahun 2002 tentang perkara pidana tidak bisa dibenarkan Kepolisian Negara Republik Indonesia, begitu saja karena sifat hukum pidana jo Pasal 7 ayat (1) KUHAP, yang yang tak kenal kompromi. Sedangkan bunyi pasalnya adalah, bahwa guna alasan-alasan sosiologis yang biasa kepentingan umum pejabat Kepolisian digunakan dalam praktek, bersifat Negara RI dalam melaksanakan tugas subjektif dan sangat tergantung dan wewenangnya dapat bertindak keadaan dan ini memerlukan dasar menurut penilaiannya sendiri. hukum yang tegas agar ada kepastian Pelaksanaan sebagaimana yang hukum baik bagi penyidik maupun dimaksud pada ayat (1) hanya bisa dilakukan dalam kondisi sesuai kebutuhan yang diutamakan dengan 16 Syaefurrahman Al-Banjary, Hitam Putih Polisi, Restu Agung, Jakarta, 2005, hlm.211

Jurnal Hukum DE’RECHHTSSTAAT ISSN 2442-5303 Volume 1 Nomor 2 Okt 2015 175 bagi masyarakat. Ditinjau dari 4. Asas keseimbangan, bahwa pelaksanaan operasional Kepolisian, dalam mengambil tindakan tindakan mendeponir perkara juga harus diperhitungkan dilakukan, dengan pertimbangan keseimbangan antara sifat masing-masing perkara itu bisa tindakan atau target yang berbeda-antara satu tempat dengan digunakan dengan besar tempat lain. kecilnya gangguan atau berat Tindakan tersebut di atas ringannya suatu obyek yang dilakukan oleh para petugas kepolisian harus ditindak.17 dapat disebabkan adanya kekaburan Dapat diketahui bahwa pemahaman hukum yang berkaitan pelaksanaan diskresi Satuan Lalu dengan kewenangan diskresi, Lintas Polres Bogor Kota dalam hal kebijaksanaan-kebijaksanaan dari para pengaturan lalu lintas yang rutin pejabat dalam birokrasi, yang dilakukan adalah dalam pelaksanaan mendukung atau mezinkan tindakan car free day pada setiap hari Minggu diskresi dijadikan sebagai sarana untuk dengan diberlakukannya penutupan memenuhi kebutuhan operasionalnya arus lalu lintas dari pukul 06.00-09.00 dan untuk keuntungan pribadi atau wib. Tindakan diskresi yang kelompok tertentu. Hal tersebut juga dilaksanakan Satuan Lalu Lintas Polres bisa diakibatkan kurang baiknya sistem Bogor Kota dalam pengaturan lalu kontrol (pseudo control). Hal lain yang lintas selama tahun 2013-2014 terdapat juga mempengaruhi adalah dari 33 diskresi yang dilakukan oleh masyarakatnya yang kadang tidak mau Satlantas Polres Bogor Kota untuk menyelesaikan perkaranya diantaranya adalah pengawalan VVIP, dengan jalur hukum. pengamanan demonstrasi, pengamanan Adapun penerapan diskresi peringatan HUT RI, dan pengaturan kepolisian yang tidak dapat dituntut jalur gerak jalan serta peringatan hari didepan muka hukum yaitu diskresi nasional dan hari raya umat beragama. kepolisian yang memiliki dasar hukum untuk melakukan diskresi seperti yang D. DAMPAK POSITIF DAN diatur dalam Pasal 18 Undang- undang NEGATIF TINDAKAN Nomor 2 Tahun 2002 dan Pasal 7 DISKRESI YANG KUHAP, namun tentunya kewenangan DILAKUKAN OLEH ini dapat dilakukan dengan KEPOLISIAN DALAM pertimbangan tertentu sebagai batasan- PENGATURAN LALU batasan. Jadi, kewenangan diskresi kini LINTAS tidak unlimited. Tindakan diskresi oleh polisi dibatasi oleh: Tugas Tugas kepolisian selalu 1. Asas keperluan, bahwa berkaitan dengan kegiatan pencarian, tindakan itu harus benar-benar penyelidikan, penyidikan, diperlukan. penangkapan, penahanan, dan 2. Tindakan yang diambil benar- pemprosesan pelanggaran hukum. benar guna kepentingan tugas Risikonya adalah dibenci kepolisian. seseorang/sejumlah orang (pelaku 3. Asas tujuan, bahwa tindakan kejahatan) tetapi disukai pihak lain yang paling tepat untuk (korban kejahatan). menghilangkan gangguan atau Sejauh tugas kepolisian tidak tidak terjadinya suatu melanggar norma hukum, rasa keadilan kekhawatiran terhadap dampak yang lebih besar. 17 Mabes Polri 2002, hlm.132

176 Rinto Yulianto et. Al Penerapan Diskresi masyarakat, kode etik profesi, kode bermuka dua. Pertama; membuka perilaku, dan mampu memilah-milah kesempatan dan memperkuat kepentingan penegakan hukum dari dinamika. Artinya, polisi dapat aneka campur tangan kekuasaan dan mengambil tindakan sesuai dengan politik, baik oleh pemerintah maupun sifat darurat kejadian yang harus cepat kekuatan politik formal lainnya, tidak dan tepat ditangani, tanpa harus ada alasan bagi siapa pun untuk tidak menunggu perintah atasan, yang bukan menyukai pekerjaan kepolisian. mustahil memakan waktu sehingga Di tengah situasi kuatnya menimbulkan korban manusia, atau desakan penegakan hukum (law membuat semakin memanasnya enforcement), tugas kepolisian situasi. dimungkinkan dilaksanakan tanpa Namun, penggunaan diskresi melalui mekanisme hukum formal. menjadi situasi sulit bagi pekerjaan Dalam hubungan dengan keberadaan perorangan polisi yang biasanya organisasi kepolisian sebagai aparatur berawal dari penyalahgunaan negara, maka organisasi bukanlah kewenangan. Terutama akibat tidak kesatuan yang mampu menjamin adanya dasar kepentingan umum, yaitu keberlangsungan eksistensinya sendiri. diubahnya nilai kepentingan umum Organisasi kepolisian di menjadi kepentingan pribadi. Perkara Indonesia (Polri) pun demikian halnya. penerapan secara keliru diskresi adalah Polri tak bisa bekerja sendiri, tanpa yang paling banyak dilaporkan bantuan pihak lain. Model masyarakat ke Komisi Kepolisian pengorganisasian Polri, merupakan Nasional (Kompolnas). bagian dari seluruh tatanan distribusi Untuk memperkuat dinamika kekuasaan yang lekat kaitannya diskresi, tiap individu polisi perlu dengan bureaucratic policy atau mendasarkan pada pertimbangan authoritarian corporatism. Konsentrasi kejujuran: apakah benaran-benar kekuatan pemaksa Polri, berhubungan digunakan demi alasan kemanusiaan, langsung dengan daya tampung profesionalisme, dan pertimbangan kolektif negara di satu sisi dan daya moral lain, ataukah sebab keangkuhan tampung kolektif publik di sisi lain kewenangan legal yang melekat pada terhadap pembenaran tindakan kekuasaannya sebagai aparatur represifnya. pemaksa negara. Di sinilah pentingnya Di tengah kewenangan diskresi polisi diarahkan secara penggunaan tindakan represif, polisi fleksibel untuk memberi dasar yang memiliki peluang melakukan tindakan kuat guna perwujudan polisi berbasis diskresi. Salah satu bentuk nyatanya hak asasi manusia (toward human adalah pengambilan keputusan rights based police). perorangan terkait dengan tindakan Diskresi polisi yang tidak hukum terhadap seorang/sejumlah memberikan kesempatan terjadinya orang yang dicurigai melanggar hubungan sosial antara subjek (polisi) hukum, demi alasan profesional, dengan objek pelayanannya bukan kepentingan umum, dan berbagai tidak mungkin memilih diskresi itu alasan subjektif pribadi, termasuk yang sendiri. tidak formal diatur dalam hukum. Mengingat akibat positif atau Arogansi kewenangan negatifnya, pelaksanaan diskresi perlu sekalipun demikian, penggunaan pengendalian. Pertama; lebih bersifat diskresi tetap harus berbasis Standar pada pengarahan diskresi yang lebih Operasional Prosedur (SOP). Dalam tepat metoda, sasaran, waktu, dan praktik, tindakan diskresi polisi selalu tujuan. Model pengarahan ini akan

Jurnal Hukum DE’RECHHTSSTAAT ISSN 2442-5303 Volume 1 Nomor 2 Okt 2015 177 memperkuat keberadaan diskresi maka dilakukan operasi simpati sesuai dengan harapan masyarakat dan terhadap pengguna jalan. tatanan profesionalisme. Kedua; untuk c. Sistem tilang dan mekanisme mencegah penggunaan ke arah yang proses peradilan terhadap tidak sesuai dengan tugas pokok, tanpa pelanggaran lalu lintas tidak pertimbangan kearifan lokal, serta dilaksanakan sebagaimana pengabaian atas nilai-nilai moralitas, mekanisme sidang pengadilan kode etik profesi, dan code of conduct yang benar, bahkan terkesan asal- Polri. asalan, sehingga upaya yang Pertambahan jumlah dilakukan petugas yaitu dengan kendaraan bermotor di Kota Bogor meminimalisir tingkat yang mencapai 3.506 unit pelanggaran lalu lintas dengan mengakibatkan potensi untuk jalan melakukan teguran simpati terjadinya kecelakaan dan terhadap pelanggar lalu lintas. pelanggaran lalu semakin besar. d. Konsistensi dalam pelaksanaan Kepolisian harus memberi perhatian penegakan hukum. yang cukup tinggi pada pelanggaran e. Penerapan peraturan lalu lintas lalu lintas. Polisi Lalu Lintas Polres dengan sebaik-baiknya. Bogor Kota dalam meningkatkan f. Pemanfaatan teknologi lalu lintas kesadaran hukum masyarakat dalam yang lebih baik. berlalu lintas diantaranya adalah: Upaya lain yang dilakukan a. Penerapan hukum sebagaimana pihak Kepolisian untuk mengurangi yang diamanatkan dalam Undang- pelanggaran lalu lintas adalah dengan Undang Nomor 22 Tahun 2009 cara mengimplementasi Undang- maupun peraturan pemerintah Undang Nomor 22 Tahun 2009 yang ada tidak dilaksanakan tentang Lalu Lintas dan Angkutan sebagaimana mestinya, seperti Jalan dihubungkan dengan kepatuhan penerapan terhadap pasal-pasal lalu lintas dan angkutan jalan. yakni: ancaman pidana Pasal 273 sampai a Sosialisasi Undang-undang dengan Pasal 317 maupun pasal- Nomor 22 Tahun 2009 Tentang pasal yang mengatur tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; Pendidikan pengemudi seperti b. Pendidikan lalu lintas terhadap yang tertera pada Pasal 78 sampai lembaga pendidikan; Pasal 79 juncto Pasal 87 sampai c. Police go to campus; dengan Pasal 89. d. Program safety ridding; b. Penjatuhan sanksi terhadap pelaku e. Saka Bhayangkara Lalu lintas; pelanggaran lalu lintas masih f. Pemasangan spanduk tertib lalu berpedoman pada tabel tilang lintas di jalan-jalan, instansi (kesepakatan Diljapol) tidak pemerintah, dan lembaga memperhatikan ancaman pidana pendidikan. yang tercantum pada ketentuan Dalam Undang-Undang yang diatur pada pasal-pasal yang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu tertera pada Undang-Undang Lintas dan Angkutan Jalan, terdapat Nomor 22 Tahun 2009 dengan beberapa prinsip penting yang nominal denda yang relatif sangat korelasi dengan praktek good ringan sehingga vonis yang governance and clean government. dijatuhkan tidak memberikan efek Diantaranya adalah mencantumkan jera bagi pelanggar yang asas transparansi, akuntabilitas, dihukum. Untuk mengatasi hal ini berkelanjutan, partisipatif, manfaat, efisiensi dan efektif, keseimbangan,

178 Rinto Yulianto et. Al Penerapan Diskresi terpadu dan kemandirian. Dengan Risikonya adalah dibenci demikian regulasi ini.18 seseorang/sejumlah orang (pelaku Karakteristik tugas dan fungsi kejahatan) akan tetapi disukai pihak lalu lintas yang bersentuhan langsung lain (korban kejahatan). Sejauh dengan masyarakat, menimbulkan pekerjaan kepolisian tidak melanggar risiko dijadikannya fungsi ini sebagai norma hukum, rasa keadilan sasaran berbagai kontrol eksternal. masyarakat, kode etik profesi, kode Hal tersebut sebaiknya dilihat sebagai perilaku, dan mampu memisah-misah bentuk kepedulian masyarakat pada kepentingan penegakan hukum dari kualitas pelayanan publik yang berbagai campur tangan kekuasaan dilakukan oleh polri, serta dijadikan dan politik, baik oleh pemerintah sebagai pemicu untuk meningkatkan maupun kekuatan politik formal kinerja, guna terwujudnya lainnya, tidak ada alasan bagi siapa transparansi, akuntabilitas, maupun pun untuk tidak menyukai pekerjaan pelayanan publik yang mudah dan kepolisian. cepat, dalam rangka good government Di tengah kuatnya desakan (pemerintah yang bersih).19 penegakan hukum (law enforcement), Melihat kenyataan yang profesi kepolisian dimungkinkan berkembang dan berbagai persoalan dilaksanakan tanpa melalui di lapangan, terutama dalam tugas- mekanisme hukum formal. Dalam tugas polisi lalu lintas Polres Bogor hubungannya dengan eksistensi Kota yang berkaitan dengan lalu organisasi kepolisian sebagai aparatur lintas dan angkutan jalan, masih negara, maka organisasi bukanlah banyak hal yang perlu dipersiapkan kesatuan yang mampu menjamin secara maksimal, sehingga dapat keberlangsungan eksistensinya melaksanakan tugas dan kewenangan sendiri. yang diberikan oleh undang-undang Organisasi kepolisian di secara optimal perlu untuk diingat Indonesia (Polri) juga demikian bahwa pada saatnya masyarakatlah halnya. Polri tidak dapat bekerja yang akan menilai bahwa polri sendiri, tanpa dukungan dari pihak memang mempunyai kemampuan lain. Model pengorganisasian Polri, untuk melaksanakan perintah undang- merupakan bagian dari seluruh undang dengan baik dan penuh rasa tatanan distribusi kekuasaan yang tanggung jawab, sehingga masyarakat lekat kaitannya dengan bureaucratic juga yang akan menilai mengenai policy atau authoritarian kepatutan polri untuk memangku corporatism. Konsentrasi kekuatan berbagai kewenangan tersebut pemaksa Polri, berhubungan langsung dibandingkan dengan pihak lain. dengan memori kolektif negara di Pekerjaan kepolisian selalu satu sisi dan memori kolektif publik berkaitan dengan kegiatan pencarian, di sisi lain terhadap pembenaran penyelidikan, penyidikan, tindakan represifnya. penangkapan, penahanan, dan Pada saat kewenangan pemrosesan pelanggaran hukum. penggunaan tindakan represif, polisi mempunyai kesempatan melakukan tindakan diskresi. Salah satu bentuk 18 Muhamad Ikhsan, Lalu Lintas dan nyatanya adalah pengambilan Permasalahannya, UGM, , 2009, hlm.76 keputusan pribadi berhubung 19 Abubakar I., dkk, Menuju Tertib Lalu dengan tindakan hukum terhadap Lintas, Direktorat Jenderal Perhubungan seorang atau sejumlah orang yang Darat, Departemen Perhubungan, Jakarta, diduga melanggar hukum, demi 2005, hlm.87.

Jurnal Hukum DE’RECHHTSSTAAT ISSN 2442-5303 Volume 1 Nomor 2 Okt 2015 179 alasan profesional, kepentingan mustahil mengkooptasi diskresi itu umum, dan berbagai alasan subjektif sendiri. prosonal, termasuk yang tidak formal Mengingat akibat baik atau diatur dalam hukum. buruknya, pelaksanaan diskresi perlu Arogansi kekuasaan meskipun pengendalian. Pertama; lebih bersifat demikian, penggunaan diskresi tetap pada pengarahan diskresi yang lebih harus berdasarkan standar operasional tepat metoda, sasaran, waktu, dan prosedur (SOP). Dalam praktik, tujuan. Model pengarahan ini akan tindakan diskresi polisi senantiasa memperkuat dinamika diskresi sesuai bermuka dua. Pertama; membuka dengan harapan masyarakat dan peluang dan memperkuat dinamika. tatanan profesionalisme. Kedua; guna Artinya, polisi dapat mengambil mencegah pemanfaatan ke tujuan tindakan sesuai dengan sifat darurat yang kurang sesuai dengan tugas kejadian yang harus cepat dan tepat pokok, tanpa pertimbangan kearifan ditangani, tanpa perlu menunggu lokal, serta pengingkaran atas nilai- komando atasan, yang tidak mustahil nilai moralitas, kode etik profesi, dan membutuhkan waktu sehingga code of conduct Polri. menimbulkan korban manusia, atau Dampak positif dari tindakan membuat makin panasnya situasi. diskresi kepolisian dalam pengaturan Namun, penggunaan diskresi lalu lintas diantaranya adalah dapat ini dilematis bagi pekerjaan mendukung kesuksesan dari suatu individual polisi yang biasanya acara, dapat memberikan keamanan bermuara dari penyalahgunaan pada saat pengawalan VVIP, kewenangan. Terutama akibat tidak menertibkan arus lalu lintas pada jalur adanya dasar kepentingan umum, yang dipakai untuk memperingati yaitu diubahnya nilai kepentingan suatu kegiatan, dan dapat umum menjadi kepentingan personal. memfokuskan pengaturan massa oleh Perkara penerapan secara tidak tepat kepolisian pada satu lokasi. Adapun diskresi adalah yang terbanyak jumlah penerapan diskresi Satuan dilaporkan masyarakat ke Komisi Lalu Lintas Polres Bogor Kota selama Kepolisian Nasional (Kompolnas). tahun 2013-2014 sebanyak 33 Untuk memperkuat dinamika kegiatan. diskresi, tiap individu polisi perlu Adapun dampak negatifnya mendasarkan pada pertimbangan adalah adanya kepentingan kejujuran: apakah betul-betul masyarakat yang terganggu dengan digunakan untuk alasan kemanusiaan, tidak dapat melalui jalur yang ditutup profesionalisme, dan pertimbangan oleh kepolisian, menyebabkan moral lain, ataukah karena terjadinya kemacetan pada jalur lain keangkuhan kewenangan legal yang akibat pengalihan arus lalu lintas, melekat pada kekuasaannya sebagai ketidakteraturan jalur angkutan aparatur pemaksa negara. karena adanya pengalihan jalur dan Di sinilah perlunya diskresi terganggunya aktivitas polisi diarahkan secara fleksibel instansi/pelayanan pada kantor-kantor untuk memberi landasan kuat bagi yang ada di sekitar jalur penutupan. perwujudan polisi berbasis hak asasi Jumlah pengalihan jalur angkutan manusia (toward human rights based kota selama tahun 2013-2014 yang police). Diskresi polisi yang tidak berkaitan dengan penerapan diskresi mengisyaratkan peluang terjadinya kepolisian dalam lalu lintas sebanyak kontrak sosial antara subjek (polisi) 12 jalur. dengan objek pelayanannya bukan

180 Rinto Yulianto et. Al Penerapan Diskresi

E. KESIMPULAN 2. Perlu upaya penyuluhan tentang 1. Penerapan diskresi kepolisian Diskresi Kepolisian kepada dalam tugas pengaturan lalu masyarakat agar masyarakat lintas perlu mengenal Etika sendiri bisa menilai tepat tidaknya Profesi Kepolisian, sebagai diskresi yang digunakan, sehingga sesuatu hal yang sangat dasar ada peran serta masyarakat ikut dan penting dan besar mendukung tindakan diskresi yang pengaruhnya terhadap baik diambil oleh petugas Polisi dan buruknya pelaksanaan diskresi tidak melihat sebelah mata kepolisian dalam pengaturan tindakan tersebut, justru harus lalu lintas. meningkatkan kepercayaan 2. Dampak positif dari tindakan masyarakat kepada hukum dan diskresi kepolisian dalam aparat penegaknya. pengaturan lalu lintas diantaranya adalah dapat DAFTAR PUSTAKA mendukung kesuksesan dari suatu acara, dapat memberikan Adrianus Meliala, Kumpulan Tulisan keamanan pada saat Tentang Penyimpangan pengawalan VVIP, Polisi, Universitas menertibkan arus lalu lintas Indonesia, Jakarta, 1999 pada jalur yang dipakai untuk memperingati suatu kegiatan, Alek Kurniawan, Meningkatkan dan dapat memfokuskan Budaya Tertib Lalu pengaturan massa oleh Lintas Melalui kepolisian pada satu lokasi. Pendekatan Persuasif, Adapun dampak negatifnya Dian Ilmu, Surabaya, adalah adanya kepentingan 2011 masyarakat yang terganggu dengan tidak dapat melalui Anton Mulyono, Kamus Besar Bahasa jalur yang ditutup oleh Indonesia, Balai Pustaka, kepolisian, menyebabkan Jakarta, 2002 terjadinya kemacetan pada jalur lain akibat pengalihan bubakar I., dkk, Menuju Tertib Lalu arus lalu lintas, Lintas, Direktorat ketidakteraturan jalur Jenderal Perhubungan angkutan karena adanya Darat, Departemen pengalihan jalur dan Perhubungan, Jakarta, terganggunya aktivitas 2005 instansi/pelayanan pada kantor-kantor yang berada di Idwan Santoso, dkk, Manajemen Lalu- sekitar jalur penutupan Lintas Perkotaan, ITB, Bandung, 1997 Luhur F. SARAN Hertanto, Kecelakaan Lalu Lintas Pembunuh 1. Diskresi Kepolisisan perlu diatur Nomor 3 di Indonesia. lebih komperesnshif dalam hukum Last modified on positif supaya asas kepastian February 15, 2010. hukum dan menghormati hak asasi Available from: manusia lebih tampak. www.detik.com

Koesparmono Irsan, “Sejarah Pembentukan Kepolisian”. Makalah disampaikan dalam Pembahasan RUU Kepolisian Pengganti undang Nomor 13 Tahun 1961, BPHN Departemen, Jakarta, 1999

Moeljatno, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Bumi Aksara, Jakarta, 2008

Muhamad Ikhsan, Lalu Lintas dan Permasalahannya, UGM, Yogyakarta, 2009

Mukhlis Zainal, Sistem Manajemen Transportasi Kota, Media Print Offset, Jakarta, 2005

Rycko Amelza Dahniel, Diskresi Kepolisian Dalam Nilai- Nilai Dasar Hukum, Majalah Jagratara Edisi 44 Januari 2009

Syaefurrahman Al-Banjary, Hitam Putih Polisi, Restu Agung, Jakarta, 2005

Syaelendra, Mengungkap Polisi Rahasia Sedunia, Penerbit Progres, Jakarta, 2004