BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5. 1 Kesimpulan

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5. 1 Kesimpulan BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5. 1 Kesimpulan Deregulasi industri penerbangan di Indonesia telah mendorong munculnya maskapai Low Cost Carrier. Hal ini mengakibatkan lebih banyak lagi penumpang yang berpergian melalui angkutan udara karena adanya penurunan tarif yang substansial. Kemudahan untuk masuk ke dalam industri dan penetapan harga yang fleksibel telah mengubah industri yang tadinya didominasi oleh pemerintah, menjadi sebuah industri yang terbuka, memacu persaingan, inovasi dan dinamisme. Maskapai penerbangan di Indonesia harus merestrukturisasi managemennya, beberapa bahkan menambahkan anak perusahaan penerbangan murah untuk bersaing dengan pendatang baru. Citilink merupakan salah satu maskapai penerbangan yang dibentuk oleh Garuda Indonesia untuk bersaing dengan pendatang baru, khususnya pada segmen Low Cost Carrier. Karena persaingan antar maskapai penerbangan begitu ketat, maka Citilink terus berjuang dengan menggunakan strategi yang tepat, bahkan Citilink sempat menutup operasinya untuk merestrukturisasi ulang kebijakan dan strategi yang digunakan. Beberapa strategi yang digunakan oleh Citilink antara lain: 78 79 Pertama, Citilink menggunakan bisnis model Low Cost Carrier, dimana Citilink berusaha memotong biaya serendah mungkin dengan menyediakan pelayanan minimal dalam memenuhi berbagai segmen pasar. Hal ini dilakukan oleh Citilink melalui efisiensi pada maskapai, efisiensi pada rute penerbangan, karyawan sampai dengan hal-hal operasional. Kedua, Citilink menggunakan konsep Low Cost Provider dimana Citilink juga berusaha untuk memotong biaya serendah mungkin, namun juga melakukan beberapa diferensiasi untuk dapat bersaing karena strategi Low Cost sendiri tak dapat dipertahankan apabila strategi tersebut dapat dengan gampangnya ditiru oleh pesaing. Pada faktanya, harga tiket Citilink tidak berbeda jauh dengan maskapai penerbangan murah lainnya. Namun diferensiasi yang tidak dapat ditiru oleh maskapai penerbangan lainnya adalah Citilink sebagai Strategic Business Unit dari PT. Garuda Indonesia. Hampir semua kebutuhan Citilink di-supply oleh perusahaan induknya. Citilink tentunya akan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak daripada menjadi badan yang independen. Ketiga, Citilink melakukan kegiatan outsourcing dalam beberapa aktifitas lainnya sehingga operasionalnya lebih efisien, misalnya Call Centre Citilink di-outsource kepada PT. Infomedia Nusantara (Telkom Group) dan Human Resource oleh PT. Wahanagaruda Punakarya. Sebagai tambahan, kegiatan outsourcing lainnya juga dipegang oleh anak perusahaannya PT. Garuda Indonesia, yaitu pelayanan teknik ke GMF, dan ground handling oleh Gapura Angkasa karena tentunya mereka memiliki keahlian di bidang tersebut. 80 Keempat, Citilink juga mengembangkan inovasi untuk bersaing dengan para pesaing, salah satunya yaitu dengan slogan “Bayar Seperlunya” untuk meyakinkan penumpang akan value for money yang disediakan oleh Citilink. Di sisi lain, inovasi yang dilakukan adalah mengenai seragam yang digunakan oleh awak kabin, sangat sporty sehingga memudahkan awak kabin untuk bergerak dan selalu siap siaga dalam melayani penumpang. Untuk rute penerbangan, Citilink, yang baru saja masuk ke dalam industri penerbangan, menggunakan tiga kota besar sebagai basis untuk mengembangkan wilayah geografisnya. Jakarta menjadi basis penerbangan di wilayah barat, Surabaya menjadi basis di wilayah tengah dan Makassar untuk wilayah Timur Indonesia. Beberapa strategi diatas dipakai oleh Citilink dalam menghadapi persaingan Low Cost Carrier. Namun tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengukur apakah strategi Citilink cukup efisien dalam menghadapi maskapai penerbangan lainnya. Efisiensi strategi yang digunakan oleh Citilink dapat dilihat melalui market share dan Passenger Load Factor (PLF), khususnya pada rute penerbangan Jakarta- Medan dan Jakarta-Surabaya. Pada rute Jakarta-Medan, dapat disimpulkan bahwa strategi yang digunakan oleh Citilink cukup efisien karena walaupun Citilink baru saja masuk ke dalam rute tersebut pada tahun 2010, namun PLF Citilink sudah mencapai lebih dari 50%. Tidak semua pendatang baru dapat mendapatan PLF setinggi itu, apalagi maskapai penerbangan yang baru saja masuk ke dalam industri. Hal ini dikarenakan Citilink 81 memiliki back-up yang kuat dengan menjadi Strategic Business Unit Garuda Indonesia. Pada rute Jakarta-Surabaya, Citilink, yang baru saja masuk pada tahun 2009 dan juga memiliki PLF yang cukup tinggi, bahkan jika dibandingkan dengan maskapai penerbangan lainnya, Citilink adalah satu-satunya maskapai penerbangan yang mengalami kenaikan hingga 5.78%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa strategi yang diambil oleh Citilink cukup efisien. Jika dilihat dari sisi market share, dapat dilihat bahwa PT. Lion Air berada pada peringkat pertama, sedangkan PT. Garuda Indonesia menempati urutan kedua terbesar. Namun Citilink, pada faktanya hanya memiliki sekitar 15% dari maket share Garuda Indonesia, yang artinya hanya sekitar 3%. Jadi sebenarnya, pesaing Citilink dalam kategori Low Cost Carrier adalah PT. Indonesia Air Asia, PT. Wings Abadi dan PT. Mandala Airlines. Namun ketiga maskapai penerbangan tersebut sudah tidak lagi mengoperasikan rute penerbangan Jakarta-Medan dan Jakarta-Surabaya, bahkan PT. Mandala Airlines sudah menutup operasinya pada tahun 2011. Mungkin ini adalah salah satu alasan mengapa maskapai penerbangan lainnya tidak dapat menyaingi pendatang baru dan menujukan bahwa strategi yang dipakai oleh Citilink adalah efektif. 82 5. 2 Saran Untuk memenuhi tingginya permintaan tiket penerbangan murah, yang kemudian akan menghasilkan keuntungan, PT. Garuda Indonesia mendirikan Citilink untuk bersaing dengan maskapai penerbangan Low Cost Carrier lainnya. Pada awalnya, PT. Garuda Indonesia mendirikan Citilink untuk menggarap pasar menengah ke bawah, sedangkan pangsa pasar untuk Garuda Indonesia tetap konsisten pada pasar menengah ke atas. PT. Garuda Indonesia, yang memiliki pengalaman industri serta sumber daya yang berlimpah dapat dengan mudahnya meniru strategi biaya rendah dengan menambahkan Citilink. Namun, Garuda Indonesia hanya akan berhasil jika operasi tradisional Garuda Indonesia akan menjadi lebih kompetitif dan Citilink akan memperoleh beberapa keuntungan yang tidak akan didapat jika menjadi entitas yang independen. Di sisi lain, perspektif oleh Kumar (2006) menyatakan sebaiknya sebuah perusahaan mendirikan sebuah unit yang independen dimana perusahaan dapat menciptakan operasi start-up dengan struktur, sistem, staf dan nilai-nilai yang berbeda dengan perusahaan tradisional. Selain itu, dengan menjadi perusahaan yang independen, operator biaya rendah juga akan lebih bebas dalam mengambil suatu keputusan strategis. Beberapa keuntungan lainnya adalah perusahaan induk juga tidak perlu lagi khawatir apabila operator biaya rendah yang didirikan akan merebut pangsa pasar yang sama dalam suatu industri. 83 Sebagai contoh, Citilink memiliki beberapa rute penerbangan (Surabaya, Medan, Balikpapan, Denpasar dsb) yang sama dengan Garuda Indonesia. Seperti yang telah diketahui hampir semua aktifitas Citilink di-supply oleh Garuda Indonesia, mulai dari pesawat yang beroperasi, pemeliharaan pesawat, maintenance, pemasaran sampai dengan tenaga kerja. Dengan kesamaan fasilitas yang disediakan, penumpang yang memiliki pengetahuan tersebut umumnya akan memilih maskapai penerbangan Citilink, terutama jika dilihat dari sisi harga. Pertama, hal tersebut dapat menjadi suatu ancaman terhadap keberlangsungannya PT. Garuda Indonesia sebagai satu- satunya maskapai penerbangan yang menggunakan strategi Full-Service Carrier. Dan yang kedua adalah Citilink menjadi tidak efisien dalam mengambil suatu keputusan karena keputusan strategis yang diambil tentunya akan mempengaruhi operasional Garuda Indonesia. Oleh karena itu, hal yang sebaiknya dilakukan oleh PT. Garuda Indonesia adalah menjadikan Citilink sebagai anak perusahaan PT. Garuda Indonesia, bukan sebagai Strategic Business Unit. Terkait proses pemisahan bisnis Citilink (spin off) dari PT. Garuda Indonesia sebenarnya sudah mulai sejak tahun 2008, namun PT. Garuda Indonesia tidak menjadikannya sebagai program yang krusial. Prosesnya terus berjalan hingga kini. PT. Garuda Indonesia menunda pemisahan (spin-off) Citilink menjadi perusahaan penerbangan yang berdiri sendiri karena kesulitan mendapat pilot dalam mengawaki 10 unit pesawat, sebagai salah satu syarat pendirian maskapai baru. 84 Citilink membutuhkan sebanyak 80 pilot, padahal jumlah ikatan dinas saat ini baru 40 pilot. Sebagai tambahan, sesuai dengan UU No. 1/2009 tentang Penerbangan, setiap maskapai baru yang telah mendapat SIUP harus memiliki minimal 10 unit pesawat dalam waktu maksimal 1 tahun untuk memperoleh Air Operator Certificate (AOC). Dan saat ini Citilink hanya mengoperasikan 8 unit pesawat. Oleh karena itu, kemungkinan besar pada tahun mendatang Citilink masih berada di bawah Garuda Indonesia sebagai Strategic Business Unit. Rekomendasi untuk Citilink adalah Citilink harus menambah pilot, yakni dari sekolah penerbangan atau juga dapat menggunakan pilot asing. Namun, berdasarkan sumber, seseorang membutuhkan waktu sekitar 18 bulan dari kadet untuk menjadi pilot yang siap menerbangkan pesawat penumpang sipil. Jika memakai pilot asing, Citilink juga harus mempertimbangkan bagaimana ketahanannya. Di samping itu, Citilink juga harus menambah pesawat yang beroperasi paling tidak menjadi 10 unit. Jika persyaratan tersebut sudah dipenuhi, maka Citilink baru dapat menjadi badan yang independen. Kemudian, rekomendasi untuk Citilink agar dapat sukses pada
Recommended publications
  • Bab Ii Sejarah Dan Perkembangan Garuda
    BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN GARUDA INDONESIA Pada bab dunia penulis akan menguaraikan ataupun membahas tentang kondisi dunia penerbangan indonesia serta penulis mengambil studi kasus dari salah satu maskapai penerbangan Indonesia yaitu PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Dan pada bab ini penulis akan membagi menjadi dua sub bab utama yaitu : Gambaran banyak tentang Garuda Indonesia dan perkembangan dari Garuda Indonesia. A. Sejarah Garuda Indonesia Garuda Indonesia adalah perusahaan penerbangan nasional yang dimiliki oleh indonesia serta maskapai pertama dan terbesar yang ada di Indonesia, Dengan tujuan serta pendekatan yang berorientasi untuk “melayani” serta Garuda Indonesia juga mempunyai slogan yaitu “The Airline Of Indonesia”. Garuda ini sendiri diambil dari nama burung, yaitu burung dari dewa Wisnu dalam legenda pewayangan. Sejarah perkembangan penerbangan dilakukan sejak dulu pada saat Indonesia sedang mempertahankan kemerdekaanya. Penerbangan komersial pertama yang dilakukan oleh Indonesia menggunakan pesawat DC-3 Dakota dengan registrasi RI 001 dari Calcutta ke Rangoon dan diberi nama “Indonesian Airways” dilakukan pada 26 Januari 1949 yang sekaligus juga menjadi hari jadi dari Garuda Indonesia.19 Serta di tahun yang sama yaitu pada tanggal 28 Desember 1949 pertama kalinya pesawat 19 Garuda Indonesia, Tentang Garuda Indonesia, https://www.garuda-indonesia.com/id/id/corporate- partners/company-profile/about/index.page?, di akses tanggal 09 Des. 16 Pukul 16:11 WIB 18 Garuda di cat dengan logo “Garuda Indonesian Airways” pesawat tipe Douglas DC- 3 dengan nomor registrasi PK-DPD, yang pada saat itu terbang dari Jakarta menuju Yogyakarta untuk menjemput presiden pertama yaitu Presiden Soekarno. Dan itulah penerbangan Garuda yang pertama dengan logo “Garuda Indonesian Airways” serta nama tersebut di berikan oleh Presiden Soekarno dan nama itu di perolehnya dari penyair terkenal “Noto Soeroto”.
    [Show full text]
  • Operation Management Is a Functional Field of Business with Clear Line Management Responsibilities
    7 CHAPTER II LITERATURE REVIEW 2.1 Operations Management Operations Management is defined as the design, operation, and improvement of the systems that create and deliver the firm’s primary products and services. Like marketing and finance, operation management is a functional field of business with clear line management responsibilities. This point is important because operations management is frequently confused with operation research and management science and industrial engineering (Chase, 2001, pp.6-7). Operations management decisions at the strategic level impact the company’s long-range effectiveness in terms of how it can address its customer’s needs. Thus, for the firm to succeed, these decisions must be in alignment with the corporate strategy. Decisions made at the strategic level become the fixed conditions or operating constrains under which the term must operate in both the intermediate and short term. At the next level in the decision-making process, tactical planning primarily addresses how to efficiently schedule material and labor within the constraints of previously made strategic decisions. Issues on which Operation Management concentrates on this level include: How many workers do we need? When do we need them? Should we work overtime or put on a second shift? When should we have material delivered? Should we have a finished goods inventory? These tactical 8 decisions, in turn, become the operating constraints under which operational planning and control decisions are made (Chase, 2001, p8). 2.2 Achieving Competitive Advantage through Operations Competitive advantage implies the creation of a system that has a unique advantage over its competitors. The idea is to create customer value in an efficient and sustainable way.
    [Show full text]
  • Managementinnovation Strategy to Face the Competition of Domesticcommercial Flight Business in Indonesia Case Study: Garuda Indonesia Airline
    MANAGEMENTINNOVATION STRATEGY TO FACE THE COMPETITION OF DOMESTICCOMMERCIAL FLIGHT BUSINESS IN INDONESIA CASE STUDY: GARUDA INDONESIA AIRLINE S. RENDY ARDIANSYAH Department of Engineering Management, University of Birmingham, Birmingham, United Kingdom E-mail: [email protected] Abstract- Innovation is an essential part to be done bycompanies in order to survive for the tight competition in business industry. Being innovative does not just creating new product using the expertise of market researchers, and product developers. It also involves using capabilities of everyone in organisation to achieve the process that help new product to reach the market effectively and efficiently. Garuda Indonesiabecomes one of many companies that successfully innovate in their core business. They do a good innovation in their marketing strategy as well as in the company's management structure. In thispaper, a review of selected innovation strategy has been undertaken by Garuda Indonesia that can provide a competitive advantage and sustainability in the global market. Based on the literature review, a framework has been developed with key factors/enablers that determine the resilience and competitiveness of innovation strategy of Garuda Indonesia. This framework has been empirically studied by collecting data from annual report, and data from company. It involves a sample of competitor and provides further insight into the key characteristics associated with resilience and competitiveness of Garuda Indonesia airline that are influenced by advances
    [Show full text]
  • Garuda Indonesia (GIAA IJ) Buy
    Indonesia Initiating Coverage 3 October 2019 Transportation | Airline Garuda Indonesia (GIAA IJ) Buy Flying High; Initiate At BUY Target Price (Return) IDR750 (+51%) Price: IDR498 Market Cap: USD0.91bn 14.3bn/1.0m Avg Daily Turnover (IDR/USD) Initiating coverage with a BUY on recent constructive structural Analysts changes, with a 12-month TP of IDR750, derived from a 10-year DCF (WACC: 9.3%, terminal growth: 4%), 51% upside. Post multiple accidents, the Jessica Pratiwi Government has raised the price floor for commercial airfare to 35% of the +6221 5093 9845 price ceiling, and mandated regular maintenance, which should benefit GMFI, [email protected] GIAA’s subsidiary. A higher ASP and fuel management through capacity adjustments have resulted in much higher profitability – 7M19 NPAT reached management’s FY target. It is trading at an attractive 8.1x 2020F P/E. Michael W Setjoadi Variable price floor to preserve profitable margins. The higher ticket price +6221 5093 9844 floor regulation has increased the industry’s profitability, including Garuda [email protected] Indonesia’s low-cost carrier (LCC) – Citilink from a USD11.7m loss in 1H18 to USD27.7m profit in 1H19 (contributing to 49% of 1H19 total EBIT). Regulators will review the price floor every three months, or whenever there is a spike in Marco Antonius production cost of >10%. We believe this is more proactive than the previous +6221 5093 9849 regulation that reviewed the price floor on an annual basis. [email protected] Rising passenger yield on price competition. Following the higher price Share Performance (%) floor, GIAA has adjusted its prices by +25% for Garuda Indonesia, and +40% for Citilink, resulting in much higher passenger yield of US cents 10.9/km YTD 1m 3m 6m 12m (+38.9% YoY) and US cents 7.98/km (+57% YoY) as at 8M19.
    [Show full text]
  • BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perkembangan Industri Baik Produk Maupun Jasa Di Indonesia Semakin Bertumbu
    BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perkembangan industri baik produk maupun jasa di Indonesia semakin bertumbuh dengan cepat seiring dengan munculnya pesaing – pesaing baru dengan modal besar memasuki pasar dan bisnis. Salah satunya yaitu di sektor transportasi khususnya jasa udara karena transportasi udara yang paling umum digunakan adalah dengan menggunakan pesawat terbang. Perusahaan atau organisasi yang menyediakan jasa penerbangan bagi penumpang ataupun barang disebut dengan Maskapai Penerbangan. Terdapat berbagai jenis maskapai penerbangan yang beroperasi di Indonesia, diantaranya adalah Maskapai Penerbangan Niaga Berjadwal, Niaga Kargo Berjadwal, Niaga Tidak Berjadwal, Niaga Kargo Tidak berjadwal dan juga Maskapai Penerbangan Non Niaga. (Dickson, 2014). Berikut ini adalah gambaran umum maskapai penerbangan yang akan digunakan sebagai objek penelitian, yaitu Garuda Indonesia, Lion Air, Sriwijaya Air, Air Asia dan Citilink: PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Gambar 1.1 Logo PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Sumber: Garuda Indonesia, 2015 Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan nasional Indonesia yang terbang ke lebih dari 40 tujuan domestik dan 36 tujuan Internasional. Garuda Indonesia meraih penghargaan sebagai maskapai penerbangan regional terbaik di dunia yang diberikan oleh Skytrax dan terbang untuk pertama kalinya pada tahun 1949. Kantor pusat Garuda Indonesia beralamat di Jl. M1, Area Perkantoran Gedung 1 Garuda City Center Soekarno-Hatta International Airport Cengkareng 19120 – Indonesia. (GarudaIndonesia, 2015). Website yang digunakan Garuda Indonesia adalah https://www.garuda-indonesia.com PT Lion Mentari Airlines Gambar 1.2 Logo PT Lion Mentari Airlines Sumber: Lion Air, 2015 Lion Air mulai mengangkasa dari Indonesia pada tahun 2000 dengan satu buah pesawat dalam armadanya. Selama delapan tahun beroperasi, Lion Air kini terbang ke lebih dari 36 kota di Indonesia dan banyak tujuan-tujuan penerbangan lainnya, seperti Singapura, Malaysia dan Vietnam dengan armada Boeing 737-900ER yang baru.
    [Show full text]
  • Commission Implementing Regulation (EU) No
    Status: This is the original version (as it was originally adopted). Commission Implementing Regulation (EU) No 1318/2014 of 11 December 2014 amending Regulation (EC) No 474/2006 establishing the Community list of air carriers which are subject to an operating ban within the Community (Text with EEA relevance) COMMISSION IMPLEMENTING REGULATION (EU) No 1318/2014 of 11 December 2014 amending Regulation (EC) No 474/2006 establishing the Community list of air carriers which are subject to an operating ban within the Community (Text with EEA relevance) THE EUROPEAN COMMISSION Having regard to the Treaty on the Functioning of the European Union, Having regard to Regulation (EC) No 2111/2005 of the European Parliament and the Council of 14 December 2005 on the establishment of a Community list of air carriers subject to an operating ban within the Community and on informing air passengers of the identity of the operating carrier, and repealing Article 9 of Directive 2004/36/CE(1), and in particular Article 4(2) thereof, Whereas: (1) Commission Regulation (EC) No 474/2006(2) established the Community list of air carriers which are subject to an operating ban within the Union, referred to in Chapter II of Regulation (EC) No 2111/2005. (2) In accordance with Article 4(3) of Regulation (EC) No 2111/2005, some Member States and the European Aviation Safety Agency (EASA) communicated to the Commission information that is relevant in the context of updating that list. Relevant information was also communicated by certain third countries. On the basis of that information, the Community list should be updated.
    [Show full text]
  • Asia-Pacific Low-Cost Carriers Ranked by Fleet Size As of Dec
    Asia-Pacific Low-cost Carriers Ranked by Fleet Size as of Dec. 31, 2013 No. of Rank Carrier Country LCC Group Aircraft 1 JT Lion Air Indonesia Lion 94^^ 2 AK AirAsia Malaysia AirAsia 74 3 JQ Jetstar Airways Australia Jetstar 74 4 6E IndiGo India (independent) 73 5 SG SpiceJet India (independent) 56 6 5J Cebu Pacific Air Philippines (independent) 48 7 9C Spring Airlines China Spring* 39 8 FD Thai AirAsia Thailand AirAsia 35 9 BC Skymark Airlines Japan (independent) 33 10 QZ Indonesia AirAsia Indonesia AirAsia 30 11 IW Wings Air Indonesia Lion 27 12 TR Tigerair Singapore Tigerair 25 13 QG Citilink Indonesia (Garuda) 24 14 OX Orient Thai Airlines Thailand (independent) 22 15 DD Nok Air Thailand Nok* 21** 16 IX Air India Express India (Air India) 21 17 3K Jetstar Asia Vietnam Jetstar 19^ 18 D7 AirAsia X Malaysia AirAsia X* 18 19 GK Jetstar Japan Japan Jetstar 18 20 G8 GoAir India (independent) 17 21 8L Lucky Air China (Hainan Airlines) 17 22 7C Jeju Air South Korea (independent) 13 23 Z2 Zest Air Philippines AirAsia 13 24 S2 JetLite India (Jet Airways Airlines) 13 25 PN West Air China (Hainan Airlines) 13 26 HD Air Do Japan (independent) 13 27 TT Tigerair Australia Australia Tigerair 12 28 LQ Solaseed Japan (independent) 12 29 MM Peach Japan (All Nippon Airways) 11 30 BX Air Busan South Korea (Asiana Airlines) 11 31 7G Star Flyer Japan (independent) 11 32 VJ VietJet Air Vietnam VietJet* 10 33 OD Malindo Air Malaysia Lion 10 34 LJ Jin Air South Korea (Korean Air) 10 35 RI Tigerair Mandala Indonesia Tigerair 9 36 ZE Eastar Jet South Korea (independent)
    [Show full text]
  • Gaya Hidup Pramugari
    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA GAYA HIDUP PRAMUGARI “Gaya Hidup Konsumtif & Perilaku Konsumtif Pada Pramugari Maskapai Penerbangan Garuda Indonesia” TUGAS AKHIR Disusun Oleh : VITA PUSPORINY NIM. 071310213026 DIII KEPARIWISATAAN/BINA WISATA PEMINATAN USAHA PERJALANAN WISATA DEPARTEMEN BISNIS FAKULTAS VOKASI UNIVERSITAS AIRLANGGA SEMESTER GENAP 2015/2016 i TUGAS AKHIR GAYA HIDUP PRAMUGARI ... VITA PUSPORINY ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA GAYA HIDUP PRAMUGARI “Gaya Hidup Konsumtif & Perilaku Konsumtif Pada Pramugari Maskapai Penerbangan Garuda Indonesia” Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi D3 pada Fakultas Vokasi Universitas Airlangga DISUSUN OLEH: VITA PUSPORINY 071310213026 PROGRAM STUDI D3 KEPARIWISATAAN/BINA WISATA DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA FAKULTAS VOKASI SURABAYA SEMESTER GENAP TAHUN 2016-2017 ii TUGAS AKHIR GAYA HIDUP PRAMUGARI ... VITA PUSPORINY ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA i TUGAS AKHIR GAYA HIDUP PRAMUGARI ... VITA PUSPORINY ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA ii TUGAS AKHIR GAYA HIDUP PRAMUGARI ... VITA PUSPORINY ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA iii TUGAS AKHIR GAYA HIDUP PRAMUGARI ... VITA PUSPORINY ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA “MOTTO” MAN JADDA WAJADA Siapa yang bersungguh – sungguh pasti berhasil MAN SHABARA ZHAFIRA Siapa yang bersabar pasti beruntung MAN SARA ALA DARBI WASHALA Siapa yang menepaki jalan-Nya akan sampai ke tujuan. iv TUGAS AKHIR GAYA HIDUP PRAMUGARI ... VITA PUSPORINY ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA HALAMAN
    [Show full text]
  • Profil Asosiasi
    PROFIL ASOSIASI NOPEMBER 2019 ISI DASAR HUKUM VISI & MISI STRUKTUR ORGANISASI UMUM JUMLAH & PERAN ANGGOTA PROGRAM KERJA ASOSIASI EXECUTIVE COMMITTEES ANNUAL GENERAL MEETINGS DASAR HUKUM DAN REFERENSI KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KP / 5 / AU 701 / PHB – 89 TENTANG ASOSIASI PENERBANGAN NASIONAL ATAU INDONESIA NATIONAL AIR CARRIERS ASSOCIATION TANGGAL 23 NOPEMBER 1989 AKTE NOTARIS TITIEK IRAWATI S.S.H. , PERIHAL AKTA : PERNYATAAN KEPUTUSAN RAPAT TENTANG ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENERBANGAN NASIONAL ATAU DISEBUT INDONESIA NATIONAL AIR CARRIERS ASSOCIATION (INACA) NO.: 8.- TAHUN 2000 (lihat akte 15 feb 2010) pasal 10) AKTE NOTARIS TITIEK IRAWATI S.S.H. , PERIHAL AKTA : PERNYATAAN KEPUTUSAN RAPAT TENTANG ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENERBANGAN NASIONAL ATAU DISEBUT INDONESIA NATIONAL AIR CARRIERS ASSOCIATION (INACA) NO.: 42.- TANGGAL 15 JUNI 2006 AKTE NOTARIS TITIEK IRAWATI S.S.H. , PERIHAL AKTA : PERNYATAAN KEPUTUSAN RAPAT TENTANG ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENERBANGAN NASIONAL ATAU DISEBUT INDONESIA NATIONAL AIR CARRIERS ASSOCIATION (INACA) NO.: 69.- TANGGAL 15 FEBRUARI 2010 AKTE NOTARIS TITIEK IRAWATI S.S.H. , PERIHAL AKTA : PERNYATAAN KEPUTUSAN RAPAT TENTANG ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENERBANGAN NASIONAL ATAU DISEBUT INDONESIA NATIONAL AIR CARRIERS ASSOCIATION (INACA) NO.: 44.- TANGGAL 28 SEPTEMBER 2010 AKTE NOTARIS TITIEK IRAWATI S.S.H. , PERIHAL AKTA : PERNYATAAN KEPUTUSAN RAPAT TENTANG ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENERBANGAN NASIONAL ATAU DISEBUT INDONESIA NATIONAL AIR CARRIERS ASSOCIATION
    [Show full text]
  • CASE ANALYSIS of REVENUE RECOGNITION FRAUD of PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk in 2018
    Riset : Jurnal Aplikasi Ekonomi, Akuntansi dan Bisnis Vol. 2 No. 2, September 2020, Hal 289 - 306 CASE ANALYSIS OF REVENUE RECOGNITION FRAUD OF PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk IN 2018 Made Hari Prayoga 1) , Dyah Purwanti 2) 1),2)Politeknik K euangan Negara (PKN) STAN ABSTRACT INFO ARTICLES The purpose of this study is to analyze cases of revenue recognition fraud at Case Analysis Of Revenue Recognition PT Garuda Indonesia that occurred for the 2018 financial statements. This Fraud Of Pt Garuda case attracted public attention because PT Garuda, one of the leading state- Indonesia (Persero) owned airlines in Indonesia, is known for its service performance. To Tbk In 2018 achieve our research objectives, we investigated these fraud cases with a qualitative approach. The study's findings are that PT Garuda Indonesia committed fraud by acknowledging compensation income to install Submitted: connectivity and entertainment service equipment onboard. Also, for content 29 – Agustus - 2020 Revised: management from the agreement with PT Mahata Aero Teknologi 23 – September - 2020 consolidated financial statements of PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk in Accepted: 2018. Action This is intent or negligence and is included in the cook the 25 – September - 2020 book scheme, namely recognizing income before it can be identified. Fraud is driven by industrial pressures in the form of unfavorable industrial conditions and financial pressures. Companies try to book maximum profits to achieve the target set. The result of the action is that the resulting financial statements are materially misleading. Keywords: fraud, revenue recognition, PT Garuda Indonesia INTRODUCTION The growth of the air transportation sector has made mobility between regions even higher.
    [Show full text]
  • Aspek Keselamatan Dan Keamanan Penerbangan Dalam
    ASPEK KESELAMATAN DAN KEAMANAN PENERBANGAN DALAM HUKUM INTERNASIONAL DAN IMPLEMENTASINYA DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Oleh : Meilisya Beby Triyana 160200557 DEPARTEMEN HUKUM INTERNASIONAL DEPARTEMEN HUKUM INTERNASIONAL FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2020 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara ii KATA PENGANTAR Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T atas berkat dan rahmat-Nya yang dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dimana guna untuk mendapatkan gelar sarjana hukum dari Departemen Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Adapun skripsi yang berjudul ASPEK KESELAMATAN DAN KEAMANAN PENERBANGAN DALAM HUKUM INTERNASIONAL DAN IMPLEMENTASINYA DI INDONESIA, Penulis menyadari bahwasanya terdapat beberapa kesulitan dan beberapa hambatan dalam mengerjakan skripsi ini namun berkat bimbingan, arahan, serta petunjuk dari dosen pembimbing, maka penulisan ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada: 1. Bapak Prof. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum., selaku Rektor Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Prof. Budiman Ginting, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Prof. Dr. Saidin, S.H., M.Hum., selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. 4. Ibu Puspa Melati, S.H., M.Hum., selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. 5. Bapak Dr. Jelly Leviza S.H., M.Hum., selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara iii 6. Bapak Prof. Dr. Suhaidi, S.H, M.Hum., selaku Ketua Departemen Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. 7. Bapak Dr. Sutiarnoto, S.H, M.Hum, selaku Sekretaris Departemen Hukum Internasional serta selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak membantu penulis dalam memberi bimbingan dalam penulisan skripsi.
    [Show full text]
  • 140200251 Departemen Hukum Ekonomi Fakult
    PERTANGGUNGJAWABAN MASKAPAI TERHADAP KETERLAMBATAN PENERBANGAN PENUMPANG BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Hukum Universitas Sumatera Utara OLEH : HUTOMO TRIWIJAYA NIM : 140200251 DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018 1 Universitas Sumatera Utara 2 Universitas Sumatera Utara PRAKATA Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT. Berkat kuasa-Nya akhirnya saya dapat menyelesaikan Skripsi ini yang membahas mengenai “Pertanggungjawaban Maskapai Terhadap Keterlambatan Penerbangan Penumpang Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen” Skripsi ini merupakan salah satu tugas yang diajukan untuk melengkapi dan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Hukum Universitas Sumatera Utara. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah agar kiranya menjadi sarana pengembangan wawasan mengenai tanggung jawab maskapai serta perlindungan konsumen terhadap keterlambatan penerbangan yang merugikan penumpang. Dalam skripsi ini saya menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat saya nantikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya Pada kesempatan ini saya menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik terutama kepada yang terhormat : 1. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara; iii Universitas Sumatera Utara 2. Bapak Prof. Dr. O.K. Saidin, S.H., M.H., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara; 3. Ibu Puspa Melati Hasibuan, S.H., M.Hum., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara; 4.
    [Show full text]