SEMINAR NASIONAL ASPI 2018 PROSIDING Asosiasi Sekolah Perencanaan (ASPI)

PERENCANAAN WILAYAH, KOTA, DAN DESA TERINTEGRASI YANG BERKELANJUTAN, BERIMBANG, DAN INKLUSIF IPB International Convention Center (IICC) Bogor, 28 Agustus 2018

ASPI Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia P4W - LPPM IPB Universitas Pakuan

IPB International Convention Center Bogor, 28 Agustus 2018

Prosiding

Seminar Nasional ASPI 2018

“Perencanaan Wilayah, Kota, dan Desa Terintegrasi yang berkelanjutan, Berimbang dan Inklusif”

Penerbit P4W LPPM IPB

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 i Kredit

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 “Perencanaan Wilayah, Kota, dan Desa Terintegrasi yang berkelanjutan, Berimbang dan Inklusif”

P4W LPPM IPB, Bogor, Indonesia

Editor Dr. Andrea Emma Pravitasari Dr. Ernan Rustiadi Dr. Janthy Trilusianty Hidayat Dr. Didit Okta Pribadi

Copy Editor Alfin Murtadho, S.P.

Reviewer Dr. Ernan Rustiadi Dr. Andrea Emma Pravitasari Dr. Janthy Trilusianty Hidayat Dr. Didit Okta Pribadi Dr. Candraningratri Ekaputri Widodo Arief Rahman, S.Si, M.Si Setyardi Pratika Mulya, S.P., M.Si.

Layout dan Cover Design Muhammad Nurdin, S.Kom. Tiffany Ramadianti, A.Md.

E-ISBN : 978-602-72009-3-7

Cetakan pertama, Januari 2019

Prosiding. Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 “Perencanaan Wilayah, Kota, dan Desa Terintegrasi yang berkelanjutan, Berimbang dan Inklusif” Bogor, P4W LPPM IPB, 2019 x + 700 halaman: x cm

ii Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 Steering Committee - Dr. Ernan Rustiadi - Dr. Janthy Trilusianti Hidayat - Prof. Akhmad Fauzi - Dr. Khursatul Munibah - Prof. Widiatmaka

Organizing Committee Ketua Panitia : Dr. Andrea Emma Pravitasari Wakil Ketua : Dr. Didit Okta Pribadi Bendahara : Mia Ermyanyla, S.P., M.Si Nusrat Nadhwatunnaja, S.P. Erlin Herlina, S.E. Kesekretariatan : Nur Etika Karyati, S.P. Alfin Murtadho, S.P. Muhammad Nurdin, S.Kom. Yanti Jayanti, S.P. Yurta Farida, S.E. Hardini Nikamasari, S.P. Tiffany Ramadianti, A.Md. Prosiding & Program Book : Afan Ray Mahardika, S.T. Siti Wulandari, S.P. Kreshna Yudichandra, S.P. Acara : Setyardi Pratika Mulya, S.P., M.Si. Arief Rahman, M.Si. Ulul Hidayah, S.T. Dinda Luthfiani Tjahjanto, S.E. Agus Ramadhan, S.P. Logistik & Akomodasi : Khairul Anam, S.P. Ridha M. Ichsan, S.T., M.Si. Pubdekdok : Khalid Saifullah, M.Si. LO : Zahra Kartika, S.P. Rista Ardy Priatama, S.P. Luthfia Nursetya Fuadina, S.P. Yuni Prihayati, M.Si. Dr. Mujio Sukirman Field Excursion : F. S. Putri Cantika, S.P. Thomas Oni Veriasa, S.E.

Penerbit Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB)

Sekretariat Kampus IPB Baranangsiang Jalan Raya Pajajaran Bogor 16127, Jawa Barat, Indonesia Tlp/Fax: +62-251-8359072

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 iii

Sambutan dari Ketua ASPI

Pertama-tama kami panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kegiatan Seminar Nasional ASPI Tahun 2018 dapat terselenggara di Bogor akhir Agustus lalu dan Prosiding Seminar ini dapat diselesaikan dengan baik. Kami ucapkan selamat dan terima kasih kepada penyelenggara Seminar Nasional ASPI Tahun 2018 yang merupakan kerjasama antara Program Studi S2 Ilmu Perencanaan Wilayah (PWL) Institut Pertanian Bogor, Program Studi S1 Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Universitas Pakuan Bogor dan Program Studi S2 serta S3 Ilmu Perencanaan Wilayah dan Perdesaan (PWD) Intitut Pertanian Bogor. Setiap tahun Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) menyelenggarakan seminar nasional yang bekerja sama dengan program studi anggota ASPI sebagai penyelenggara dan beberapa pihak terkait. Tema seminar nasional ASPI tahun 2018 yaitu tentang Perencanaan Wilayah, Kota dan Desa Terintegrasi yang Berkelanjutan, Berimbang dan Inklusif sangat tepat dipilih. Pembangunan wilayah dan pembangunan desa-kota perlu dilihat secara terintegrasi sebagai satu kesatuan wilayah perencanaan dan kebijakan. Walaupun tema berkelanjutan, berimbang dan inklusif bukanlah suatu tema yang baru dalam bidang perencanaan wilayah dan kota tetapi isu tersebut masih sangat relevan untuk dibahas. Sebagai contohnya adalah ketimpangan wilayah dalam bentuk ketimpangan desa-kota merupakan permasalahan klasik di Indonesia yang belum memperlihakan tanda-tanda perbaikan yang berarti. Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) telah dan akan terus menggelar seminar nasional setiap tahun sebagai wadah tukar menukar informasi dan pembelajaran kolektif bagi yang berminat pada kajian perencanaan wilayah dan kota. Seminar nasional ini juga menjadi media bagi pendalaman bidang-bidang tertentu baik yang urgent ataupun populer yang muncul dimana akan menjadi pendorong bagi knowledge production sehingga dunia perguruan tinggi di Indonesia dapat berkontribusi secara lebih besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan di dunia. Tindak lanjut terhadap banyak paper pada seminar ini juga dapat menjadikan bahan publikasi pada jurnal yang lebih profesional/terhormat maupun jurnal-jurnal yang dikelola anggota ASPI. Akhir kata ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kami sampaikan kepada editor, editor teknis, dan semua pihak yang telah bekerja keras untuk menyelesaikan prosiding ini. Semoga pemikiran-pemikiran yang tertuang dalam paper-paper pada Prosiding Seminar Nasional ASPI Tahun 2018 ini dapat berkontribusi dalam memperkaya khasanah keilmuan terutama yang terkait dengan bidang-bidang perencanaan.

Ketua ASPI M. Sani Roychansyah, ST., M.Eng.,D.Eng.

iv Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018

Daftar Isi

Kredit...... ii Sambutan dari Ketua ASPI ...... iv Daftar Isi ...... v

1. Keterkaitan Desa-Kota 1

Potensi Alpukat sebagai Alternatif Olahan Kuliner dalam Upaya Pengembangan Desa Wisata Sakerta ...... 3 Fransiska Dessy Putri H.1*, Aggy Lestari Dwi P.1, & B. S. Rahayu Purwanti2 Analisis Daya Saing Perekonomian Antar Wilayah di Kecamatan Prambanan berdasarkan Aspek Sosial, Pendidikan, dan Kesehatan Tahun 2018 ...... 14 Hayatun Nupus1*, Candra Andi Wardoyo1, Ismi Latifah1, Soni Setiawan 1, Araa Reda Astara1, Fatin Naufal M1, & Dahroni1 Infrastruktur dan Keterhubungan Desa-Kota (Studi Kasus: Desa Bokor dan Desa Sendaur di Pulau Rangsang, Kabupaten Kepulauan Meranti) ...... 23 Wulansari1*, Arief Budiman1, Maria Febriana Bewu Mbele1 & Sonny Yuliar1 Pola Perjalanan Berangkat Bekerja Menggunakan Layanan Transjakarta ...... 32 Yudi Susandi1*, Danang Priatmodjo1 & Eduard Tjahjadi1

2. Perencanaan Kawasan Pertanian dan Pembangunan Perdesaaan 49

Pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Lombok Utara ...... 51 Ar Rohman Taufiq Hidayat1*, Muchammad Rosulinanda1 & Ade Atmi1 Pengembangan Pusat Pelayanan sebagai Pusat Pengolahan Komoditas Unggulan Buah Naga Berdasarkan Faktor yang Mempengaruhi di Kabupaten Banyuwangi ...... 68 Ayu Sri Lestari1* & Eko Budi Santoso1 Pengembangan Kecamatan Waelata Kabupaten Buru Provinsi Maluku Sebagai Wilayah Pemekaran Melalui Potensi Unggulan ...... 81 Dwi Setiowati1* & Indarti Komala Dewi1 Kontinuitas Desa Wisata Lingkungan Sukunan Yogyakarta ...... 89 Fikrani F. Asha1* & Lysna Eka Agustina1 Penataan Ruang yang Berkearifan Lokal untuk Pengembangan Wisata Pedesaan ...... 97 Harne Julianti Tou1*, Melinda Noer 2, Helmi2 & Sari Lenggogeni3 Pembangunan Perdesaan Kawasan Perbatasan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Kendal ...... 105 Holi Bina Wijaya1*, Artiningsih1, Wiwandari Handayani1 & Herlina Kurniawati1* Perencanaan Sinergitas Sistem Kawasan Agropolitan Berkelanjutan di Kawasan Hortipark Tastura Desa Karang Sidemen Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah...... 115 Indah Cahyaning Sari1*, Nurul Falah Pakaya1 & Bunga Adelia1 Adopsi Teknologi Pada Petani Dalam Upaya Adaptasi Perubahan Iklim (Studi Kasus Pertanian Cerdas Iklim di Kabupaten Sumba Timur) ...... 137 John P. Talan1*, Andhika Riyadi2 & Sonny Yuliar3

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 v Transformasi Kampung Wisata Berbasis Lingkungan Studi Kasus Kampung Sukunan Kabupaten Sleman ...... 150 M. Ilham1*, Budi Kamulyan2 & Yori Herwangi2 Peranan Nilai-Nilai Religius dalam Penguatan Institusi Ekonomi Masyarakat Perdesaan (Kajian dengan Pendekatan Teori Jaringan Aktor) ...... 164 Sri Lestari1*, G Andhika Riyadi1, Ari Nurfadilah1 & Sonny Yuliar1 Pembangunan Daerah Kabupaten Berbasis Komoditi Pajale (Padi, Jagung, Kedelai) di Provinsi Sumatera Barat ...... 175 Syahrial1* & Welly Herman1 Review Perencanaan Kawasan Pertanian Agropolitan Rupanandur Kabupaten Pamekasan ...... 184 Luh Putu Suciati1*, Rudi Wibowo1, Yuli Wibowo2, Elida Novita3 Pengembangan Industri Prospektif Pengolahan Ikan Tangkap di Kawasan Minapolitan Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek ...... 201 Oky Dwi Aryanti1 & Sardjito1

3. Infrastruktur Hijau dan Perencanaan Kawasan Hutan 217

Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Jember dalam Upaya Menuju Infrastruktur Hijau Kota ...... 219 Dewi Junita Koesoemawati1*& Hari Sulistiyowati2 Transformasi Kampung Hijau di Kota Surabaya (Studi Kasus di Kampung Bratang Binangun dan Kampung Genteng Candirejo) ...... 227 Febrian Indra Warman1*, Achmad Djunaedi2 & Doddy Aditya Iskandar2 Kualitas Ruang Terbuka Hijau Publik di Kota Bandar Lampung| (Studi Kasus Lapangan Merah dan Pasar Seni, Lapangan Kalpataru dan Embung Sukarame/Taman Kota) ...... 236 Fitri Yanti1*, Citra Persada2 & Agus Setiawan3

Daya Serap Vegetasi Alun-Alun Kota Batu terhadap Co2 Aktifitas Transportasi ...... 244 Kartika Eka Sari1*, Dita Nia Ambarsari1 & Chairul Maulidi1 Perencanaan Jalur Pengguna Sepeda di Universitas Jember ...... 255 Nunung Nuring Hayati1, Ahmad Hasanuddin2 & Nur Fahmi Anshori3

4. Pertanian Perkotaan 261

Perencanaan Pengembangan Kawasan Minapolitan di Kabupaten Gianyar, Bali ...... 263 I Ketut Arnawa1*, I Ketut Sumantra1 & Gst.Ag.Gde Eka Martiningsih1 Dampak Pola Pemilikan dan Pengusahaan Lahan Pertanian terhadap Kesejahteraan Petani di Pusat Kawasan Wisata, Kota Denpasar ...... 272 Nyoman Utari Vipriyanti1* & Yohanes Jandi1

5. Perencanaan Inklusif dan Berkeadilan 279

Proses Pengembangan Wilayah Melalui Pendidikan Vokasi Sebagai Hasil Kerja Sama dengan Djarum Foundation Di Kabupaten Kudus ...... 281 Tri Rindang Astuti1*, Achmad Djunaedi2 & Doddy Aditya Iskandar2

vi Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 Potensi Pengembangan Kampung Wisata Kreatif di Kampung SAE Cibiru, Kota Bandung Dalam Upaya Mewujudkan Kampung Kota Yang Berkelanjutan ...... 291 Asep Nurul Ajiid Mustofa1*, Iwan Kustiwan2 Re-orientasi Pemerintahan Propinsi Kepulauan Riau Menuju Pembangunan Kemaritiman yang Inklusif...... 318 Deti rahmawati* Difa Kusumadewi1 Sonny Yuliar1 Karakteristik Rumah Tangga Berpenghasilan Rendah Dalam Memilih Rumah Di Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Tangerang ...... 335 Diva Teguh Respati1, Komara Djaja2 Model Ekslusifitas Perumahan Real Estate Masyarakat Perkotaan (Studi Kasus Pada Kota Makassar) ...... 345 Mimi Arifin1*, A. Rachman Rasyid1, Wiwik W. Osman1 Hubungan Social Bounding dengan Tindakan Kolektif Gabungan Kelompok Tani dalam Upaya Membangun Perencanaan Inklusif Perdesaan (Lokasi Studi: Kabupaten Karawang) ...... 352 Selfa Septiani Aulia1*, Tubagus Furqon Sofhani2 Kajian Perencanaan Infrastruktur Persampahan dengan Masifikasi Komposter dan Gerakan Pilah Sampah (Studi Kasus Kecamatan Seberang Ulu 2, Palembang) ...... 363 Sitti Sarifa Kartika Kinasih1*, Yuwono Aries1 Evaluasi Penyediaan Taman Tematik Kalbu Palem sebagai Ruang Terbuka Publik di Kota Bandung ...... 379 Alby Avrialzi1*, Retno Widodo D. Pramono2

6. Mitigasi Bencana dan Perubahan Iklim 389

Penampungan Air Hujan, Pemanfaatan, dan Pengaruhnya terhadap Genangan di Kawasan Permukiman Kota Pontianak ...... 391 Agustiah Wulandari1*, Yudi Purnomo1 Dampak Urbanisasi terhadap Iklim Perkotaan di Jabodetabek ...... 403 Lady Hafidaty Rahma Kautsar1*, Eko Kusratmoko2, & Chotib3 Perubahan Konstruksi Rumah sebagai Bentuk Adaptasi Masyarakat Pasca Bencana Gempa Bumi Juni 2013 di Desa Medana, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, NTB...... 408 Laylan Jauhari1*, R. Rijanta1, Doddy Aditya Iskandar1 Keragaman Bentuk Adaptasi Masyarakat Pantai Ampenan Kota Mataram Ketika Terjadi Bencana Rob ...... 417 Lysna Eka Agustina1, R. Rijanta1, Doddy Aditya Iskandar1 Upaya Mitigasi Guna Mengurangi Dampak Perubahan Iklim Pada Kelompok Masyarakat Miskin di Wilayah Pesisir Kota Semarang ...... 426 Mohammad Muktiali1 Mengurug dan Meninggikan Rumah sebagai Strategi Adaptasi Utama Masyarakat Selama 23 Tahun Menghadapi Rob di Kawasan Tambak Lorok, Semarang Utara ...... 432 Nadhila Shabrina1*, Agam Marsoyo1, & Deva Fosterharoldas1 Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Pengetahuan Bencana Gempa Bumi dan Erupsi (Studi Kasus di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten) ...... 441 Ruis Udin1, Intan Purnamasari1, Dizy Hana Tri Cahyani1, Rhizki Yulia Anjarsari1, Hanifah Kusumaningrum1, Erfin Dwi Fitria Handayani1

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 vii Mitigasi Perubahan Iklim Melalui Perencanaan Pengembangan Ruang Terbuka Hijau di Perkotaan dan Sekitarnya ...... 457 Siti Badriyah Rushayati1*, Rachmad Hermawan1 Analisa Valuasi Ekonomi terhadap Pengelolaan Bantaran Sungai Ciliwung di Kampung Melayu dan Bukit Duri ...... 466 Catur Dyah Novita1*, Budi Kamulyan2, Yori Herwangi2

7. Daya Dukung, Resiliensi Kota dan Desa 479

Daya Dukung Wilayah Pengembangan Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kota Serang Provinsi Banten ...... 481 Ernamaiyanti1, Tiar Pandapotan Purba2, Topan Himawan3 & Nur Irfan Asyari4 Ketangguhan Identitas terhadap Perkembangan DIY ...... 487 Hana Afifah1* Pengaruah Sektor Pariwisata terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kecamatan Prambanan ...... 496 Maryadi1*, David Ramadhan1, Mohammad Anggit Setiawan1, Henny Novita Sari1, Ihda Nur Rohmah P S1, Tri Setyaningsih1 Ketangguhan Masyarakat dalam Pelaksanaan Program Penanganan Permukiman Kumuh ...... 510 Satrya Wirawan1, Bakti Setiawan1*, Retno Widodo Dwi Pramono1 Hubungan Kualitas Lingkungan Permukiman dan Tingkat Kesehatan Masyarakat di Permukiman Kumuh Bantaran Sungai Winongo, Kota Yogyakarta...... 524 Veronika Adyani E.W1*, M. Sani Roychansyah2, & Ahmad Sarwadi2

8. Perubahan Penggunaan Lahan dan Degradasi Lingkungan 537

Pengaruh Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap Koefisien Limpasan Permukaan di DAS Bone Tanjore, Kota Makassar ...... 539 Amar Ma’ruf Zarkawi1*, Sumartini1, & Faricha Kurniadhini1 Penggunaan Lahan di Wilayah Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kaim II Pekanbaru ...... 550 Apriyan Dinata1, Annisa Rachmi1 Partisipasi Stakeholder dalam Penataan dan Pengembangan Situs Geoheritage Tebing Breksi Kawasan Cagar Budaya Candi Ijo ...... 562 Rista Lentera Ghaniyy W.M 1, Retno Widodo D. Pramono 2, Achmad Djunaedi3 Perubahan penggunaan lahan dan faktor-faktor penentu keinginan petani untuk mempertahankan lahan sawahnya di Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, Indonesia ...... 575 Santun R.P. Sitorus1*, Grahan Sugeng Aprilian2

9. Smart City and Smart Village 589

Karakterisasi Kampung Kota Surabaya Melalui Pengembangan Purwarupa Kecerdasan Buatan: Smartkampung ...... 591 Dian Rahmawati1*, Haryo Sulistyarso1, Dewi A. Paramasatya1, Rohmawati1

viii Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 10. Pengelolaan Sektor Informal Perkotaan 603

Analisa Tingkat Kesiapan Pengembangan Kampung Tematik di Kota Malang ...... 605 Deni Agus Setyono1 Pola Distribusi Spasial Minimarket di Wilayah Peri Urban (Studi Kasus Kawasan Sukaraden Kecamatan Cibinong Kab. Bogor) ...... 612 Janthy Trilusianthy Hidayat1* dan Noordin Fadholie1 Pemilihan Alternatif Pengelolaan Kawasan Wisata “Payung” Kota Batu Berdasarkan Stakeholder ...... 620 Nindya Sari1*, Ayu Puspa Kartika1, Dian Dinanti1 Interaksi Sektor Formal dan Informal pada Kawasan Perdagangan dan Jasa di Kota Pekanbaru (Studi Kasus: Jalan Kaharuddin Nasution) ...... 633 Puji Astuti1*, Wika Susmita1 Dinamika Pengembangan Kawasan Perdagangan Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara ...... 645 Setyardi Pratika Mulya1,2*, Mujio Sukir2, Abdul Jamaludin2

11. Penerapan SDG's dan NUA dalam Pendidikan Perencanaan 657

Evaluasi Relevansi Implementasi Program Penanganan Permukiman Kumuh di Kota Semarang ...... 659 Akhiatul Akbar1*, Deva F. Swasto1, Agam Marsoyo1 Pengelolaan Rumah Susun Sewa di DKI Jakarta (Kasus: Rumah Susun Sewa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di Kota Jakarta Barat) ...... 669 Aphrodita Puspateja1*, Deva Fosterharoldas Swasto1, Agam Marsoyo1 Peran Pendidikan Perencanaan Terhadap Penerapan SDG’s dan New Urban Agenda di Kota Mataram ...... 682 Ima Rahmawati Sushanti1*, Sarah Ariani2 PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PENDAPATAN DIKECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN ...... 689 Iqbal Ghozy Murtadlo1*, Seika Saputri1, Ilham Yoga Pramono1, Diyah Ayu Wulan1, Abdul Aziiz Rayh Gilang1, Arum Dwi Anggraini1 Prospek Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh Berkelanjutan Di Kawasan Pesisir Bandarharjo Kota Semarang ...... 702 Mario Rama1*, Bakti Setiawan1, Retno Widodo1

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 ix 1. Keterkaitan Desa-Kota Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 1 Potensi Alpukat sebagai Alternatif Olahan Kuliner dalam Upaya Pengembangan Desa Wisata Sakerta

Fransiska Dessy Putri H.1*, Aggy Lestari Dwi P.1, & B. S. Rahayu Purwanti2

1STP Trisakti, Jl. IKPN Bintaro No 1, Pesanggrahan, Tanah Kusir, DKI Jakarta 12330, Indonesia. 2Politeknik Negeri Jakarta, Jl. Prof. G. A. Syiwabessi, Depok 16425, Indonesia

*Penulis korespondensi. e-mail: *[email protected]

ABSTRAK

Pra penelitian ini menelusuri potensi hasil bumi Desa Sakerta yang berpeluang diolah menjadi kuliner khas destinasi wisata. Hal tersebut untuk menangkap peluang pembelanjaan kuliner sebagian uang wisatawan. Sesampainya di destinasi wisata mereka memerlukan makan, minum, dan oleh- oleh. Pemenuhan selera makan/munum wisatawan ini penting, informasi kuliner desa wisata tersampaikan ke kota/daerah asalnya. Penyebaran informasi berlangsung tanpa disadari, mereka berkunjung kembali beserta rombongan keluarga/teman lainnya. Alasan kujungan mereka untuk menikmati suasana alami pegunungan, persawahan, sungai, danau dengan menghirup udara segar. Selain itu, menikmati atraksi wisata, bersosialisasi dengan masyarakat, dan wisata kuliner. Fokus pra-penelitian, memilih beberapa hasil bumi yang berprospek diolah sebagai bahan baku alternatif kuliner. Kriterianya ketersediaannya berlimpah tetapi nilai ekonominya masih dapat ditingkatkan. Peningkatan nilai ekonomi dimaksud, dengan memperhatikan akternatif olahannya, makanan/minuman atau sebagai bahan baku. Observasi dengan mengidentifikasi ketersediaan bahan makanan dan produk olahannya di Desa Sakerta. Selama tiga hari telah terdata hasil bumi Sakerta; ubi-ubian, buah-buahan, sayuran, dan budidaya jamur. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa alpukat sangat berpeluang untuk dikembangkan. Pilihann pengolahannya; dikonsumsi langsung sebagai isian pai, pisang bollen, , ice cream, juice. Alternatif olahannya alpukat, tepung buah alpukat bahan baku substitusi bolu/cake. Pra-penelitian tanpa analisa, hanya mendata ketersediaan bahan baku yang berpotensi diproduksi/dikembangkan. Pra-penelitian menghasilkan 10 rekomendasi sebagai solusi peningkatan nilai ekonomi produk/baham. Kelanjutannya rekomendasi tersebut menjadi penunjang sub-sektor pariwisata dan sirkulasi pertumbuhan ekonomi desa- kota/daerah lainnya. Wisatawan membelanjakan uangnya dengan membeli makanan/minuman di desa. Masyarakat desa memerlukan peralatan/jasa yang hanya dapat dibeli/diperoleh di Kota. Hasil identifikasi pra-penelitian bermanfaat menunjang program pengembangan ekonomi, khususnya keterkaitan Desa-Kota. Kata kunci: alpukat, ekonomi, olahan, pengembangan, produk

PENDAHULUAN

Saat ini sektor pariwisata ditargetkan menjadi ujung tombak pergerakan ekonomi rakyat. Hal tersebut dikarenakan sub-sektor pariwisata paling siap dari segi fasilitas, sarana dan prasarana dibandingkan sektor usaha lainnya. Akhirnya anggapan tersebut direalisasikan, salah satu strateginya dengan memberdayakan masyarakat. Salah satu bentuknya; Community Based Tourism Development (CBT) atau pawisata berbasis kerakyatan (Achmad Nur Yachya Wilopo M. Kholid Mawardi. 2016). Menurut L. Pt. Kirana Pratiwi dkk. (2017) pariwisata berbasis kerakyatan, risetnya membahas lima indikator penilaian potensi wisata dengan analisis deskriptif,. Lima indikator penilaian potensi

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 3 pariwisata (PW) adalah; fasilitas penunjang wisata, pemberdayaan, partisipasi, akses informasi, dan pemanfaatan wisata. Keterlibatan masyarakat dengan model pengembangan desa wisata berbasis partisipasi masyarakat lokal telah banyak dikaji. Menurut Nuring S. L (2013, 60) partisipasi masyarakat dapat meningkatkan kemadirian dalam percepatan pembangunan. Rekomendasi (Farizi Ramadhan dan Parfi Khadiyanto. 2014) tentang tingkatan tangga partisipasi Arnstain. Tingkatan tangga penilaian pasrtisipasi masyakat berbentuk kemintraan mempengaruhi kewenangan pengembangan pariwisata. Kemitraan memungkinkan kesamarataan tanggung jawab, kewenangan antara pemerintah dan masyarkat. Berbeda dengan Rina M, Neni N. (2016), peningkatan akselerasi dan pengembangan desa wisata memerlukan dukungan, peran dari berbagai pihak. Selain dukungan banyak pihak, campur tangan dari pemerintah penting (Eri Besra. 2012) untuk mendesain strategi, pengembangan, dan peningkatan kunjungan wisata. Pengelolaan dan pengembangan SDA desa wisata berkaitan dengan partisipasi masyarakat. Model dan rumusan partisipasi masyarakat (Ade J. S. 2016) yang relevan untuk pelaksanaan program tersebut. Model dipandang sebagai acuan untuk perencanaan, implementasi, dan evaluasi program. Salah satu partisipasi yang dapat dikembangkan adalah pelatihan atau pembinaan kreasi dan inovasi kuliner untuk menghidupkan lokasi wisata. Dukungan kuliner wisata desa dipastikan menyumbang devisa pendapatan asli daerah (PAD). Kuliner adalah suatu kegiatan hidup yang erat kaitannya dengan konsumsi makanan sehari-hari. Gaya hidup yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, dan dapat mengembangkan perekonomian daerah (Primadany, Sefira Ryalita, Mardiyono, Riyanto. (2013). Pengembangannya menyesuaikan aneka jenis dan olahan makanan khas di suatu daerah (Edy Rismiyanto, Totok Danangdjojo. 2015). Wisata kuliner, keanekaraman produksi kulinernya menciptakan lapangan kerja dan mengentaskan kemiskinan (Lemhanas, 2012). Pengembangan sektor kuliner dengan ekonomi kreatif. Posisi tersebut tidak dapat dipungkiri dan peluang berkembangnya besar. Wisatawan memiliki budget belanja food and baverage di suatu destinasi wisata. Sebagian uangnya untuk membeli makanan saat berada di lokasi wisata dan membeli oleh-oleh untuk keluarganya menjelang pulang. Desa Wisata Sakerta Timur seluas ± 4ha, lokasinya di Kabupaten Kuningan berdekatan dengan Objek Wisata Waduk Darma. Menurut informasi pihak pengelola, dikoordinais oleh Kepala Desa atau Kuwu Cucu Sudrajat, saat sedang dilaksanakan pembangunan desa wisata Sakerta. Bumi Perkemahan, Sirkuit Grasstrack sepanjang 800 m, dan gazebo, sarana dan prasarana, MCK, tempat ibadah, sarana air bersih, serta tiket. Daya tarik dan keunikan Sakerta adalah Festival Babarit, acara perayaan ulang tahun desa setiap bulan Maret. Babarit telah di-launching pertama kali 23-27 Maret 2017. Beberapa perlombaan dan kesenian desa setempat digelar; Lomba Kaulinan Tradisional, Pesta Obor, Parade , Karnaval Bidaya, Pesta Seni, dan Kirab Pusaka. Penyelenggaran atraksi- atraksi dalam festival diharapkan dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Pak Kuwu Cucu memperjelas harapannya wisata Desa Sakerta meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Desa. Penyelenggaraan atraksi wisata menjadi peluang untuk menambah PAD, saat ini hanya sebesar 14 juta/bulan. Upaya peningkatannya menjadi tantangan bagi pengelola wisata Desa Sakerta. Realisasi permasalahan PAD ini masih membutuhkan campur tangan banyak pihak, termasuk Perguruan Tinggi. Wilayah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat merupakan kawasan yang berpotensi dan memiliki daya tarik tersendiri sebagai objek wisata. Potensi pemandangan alamnya indah, udaranya sejuk, fasilitas aksesibilitas cukup mudah, infrastrukturnya memadai. Kenyataannya, pengelolaan/ pemanfaatan potensi wisata masih dapat dimaksimalkan, untuk mendukung daya tarik wisata yang unik/khas. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk menilai potensi-potensi di kawasan Desa Wisata Sakerta Timur. Data yang terhimpun dianaliasa seberapa kuat keterlibatan masyarakat dan

4 Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 menggali potensi bahan lokal untuk olahan kuliner rasa nasional. Temuan kelebihan dan kekurangan potensi wisata dapat dijadikan strategi- terkait perencanaan pengembangan kuliner. Survey dan wawancara diarahkan pada identifikasi bahan, hasil bumi dan produk kuliner yang telah dipasarkan atau petensi diproduksi. Dari data identifikasi yang terhimpun dapat ditemukan variabel penelitian untuk membatasi permasalahan. Strategi pengembangannya sesuai faktor-faktor pemberdayaan alam sebagai daya tarik desa wisata Sakerta. Pra-penelitian ini bertujuan menelusuri potensi sumber daya alam (SDA) dan, pemanfaatannya, serta tidak terlepas dari keterlibatan masyarakat desa. Penting diingat oleh masyarakat untuk selalu menyeimbangkan ketersediaan bahan dari SDA dan pengolahan pembuatan produk olahannya. Hasil identifikasi menunjukkan ketersediaan bahan yang telah dikreasikan menjadi olahan makanan sederhana, tetapi berprospek ekonomi tinggi. Pertimbangan kreasi/inovasinya masih berbasis pangsa pasar desa setempat dan sekitarnya. Produk olahan makanan bahan lokal rasa nasional perlu digalakkan agar sumber pendapatan masyarakat meningkat.

METODOLOGI

Metode penelusuran data penelitian ini adalah observasi singkat selama 3 hari dengan survey dan wawancara. Data yang terkumpul bersifat deskriptif dengan pendekatan personal/kelompok terhadap masyarakat setempat. Menurut Whitney dalam Cornwal Allen (2008) metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah- masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses- proses yang sedang berlangsung dan pengaruhnya terhadap suatu fenomena. Parameter yang mempengaruhi proses dinamakan variabel penelitian. Menurut Sugiyono (2012; 5), suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu dapat ditetapkan oleh peneliti. Kegiatan tersbut dipelajari, dianalisis untuk ditarik kesimpulannya sebagai hasil yang dapat menjadi rekomendasi penelitian lain/lanjutan. Kajian ini juga menggunakan sumber pustaka jurnal yang berkaitan dengan kepariwisataan, wisata kuliner dan kajiannya. Obervasi pra-penelitian dilaksanakan selama 3 hari dengan wawancara dan survey lokasi. Wawancara dengan kelompok ibu-ibu KWT yang sebagian besar telah membuka usaha pengrajin kripik ubi-ubian, singkong, pisang, dan usus ayam. Pengrajin buah kolang-kaling juga dijumpai di Desa Sakerta. Bahan mentah olahan mengandalkan hasil bumi Desa Sakerta, walaupun masih mengalami kendala ketika bahan tidak tersedia dan order harus dipenuhi. Hasil survey terhadap berbagai hasil bumi untuk mengidentifikasi ketersediaan bahan baku yang telah/belum diupayakan pengolahannya. Identifikasi melimpahnya ketersediaan bahan dan variasi olahannya terdata dan terekomendasi sesuai peluang. Peluang yang direkomendasikan untuk memenuhi kebutuhan dan selera wisatawan dari kota yang berkunjung ke desa wisata.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Letak Geografis Desa Sakerta Timur Luas wilayah Kabupaten Kuningan ± 1.195, 71 km2 (Gambar 1) letaknya di sebelah timur Provinsi Jawa Barat. Posisinya di sebelah utara kabupaten Cirebon, sebelah barat Kabupaten Majalengka, Kabupaten Ciamis dan Cilacap sebelah selatan, serta sebelah timur dengan kabupaten Brebes. Letak geografis Sakerta cukup strategis untuk pengembangan pariwisata daerah, dikarenakan potensi-potensi berikut:

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 5 (1) Letak Geografis Strategis, Kota dan Kabupaten Cirebon merupakan jalur utama transportasi Jakarta menuju Jawa Barat, Jawa Tengah lintas utara atau pantai utara (pantura) dan Tol Cipali (2) Pengembangan pesona alam Gunung Ciremai menjadi kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) (3) Potensi wisata terdiri dari wisata alam, religi, sejarah dan budaya, wisata kuliner. (4) Ketersediaan air melimpah, udara bersih, sejuk, serta kelestarian lingkungan asri. Gambar 1 Posisi Desa Sakerta Timur

Perjalaan ke Desa Wisata Sakerta Timur Pemberhentian perjalanan bus (kendaraan besar) di area perparkiran Waduk Darma. Perjalanan dilanjutkan dengan mobil sewaan atau angkutan setempat menuju Desa Sakerta. Rombongan kami dipandu oleh Kepala Desa Sakerta Timur, Bapak Cucu Sudrajat. Kendaraan Pak Kuwu (sebutan Kepala Desa) khas, berhias stiker bertuliskan “Dangiang Saktim” artinya Makhluk Sakti. Kesaktiaan pak Kuwu bukan topik bahasan penelitian, dapat diteliti sengan topik berbeda. Beliau langsung memandu kita hingga tiba di rumahnya, yang berseberangan dengan Kantor Desa Sakerta Timur atau Graha Sangkirita yang berdampingan dengan Masjid Al Barokah. Istri Pak Kuwu, Bu Ikah atau Bu Bidan, profesinya. Keramatamahan mereka terasa bersama aparat Desa dan warga lainnya, berkenalan di ruang Kantor Kepala Desa. Welcome drink khas Sakerta Timur air nira () hangat, dan olahan pisang (nugget, goreng pisang, combro) mengakrabkan suasana. Sikap dan layanan mereka terhadap tamu sudah mencerminkan kepeduliannya pada tanggung jawab. Penduduk Desa Sakerta Timur mampu bekerja secara team dibawah koordinasi Cucu Sudrajat sebagai kuwu. Profil tokoh masyarakat yang sigap bekerjasama dengan semua element desa yang sudah bersama sama membangun destinasi wisata.

Profil dan Warga Desa Sakerta Pola pengembangan potensi Desa Sakerta mengarah pada ekowisata. Hal tersebut mengingat keasrian dan ekowisata diharapkan mengacu kepada bentuk kegiatan yang disarankan. Ekowisata sebagai bentuk wisata khusus, keistimewaannya terletak pada karakteristik produk dan pasar. Kegiatan ekowisata berorientasi terhadap kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat lokal. Menurut UNEP (2000), tiga perspektif ekowisata sebagai; (1) Produk, merupakan semua atraksi yang berbasis pada sumberdaya alam (2) Pasar, ekowisata merupakan perjalanan yang diarahkan pada upaya-upaya pelestarian lingkungan.

Gambar 2. Sisi Indah Desa Sakerta Timur Gambar 3. Sosok Pak Nana Guru (Alami Bersih dan Segar Udaranya) dan Pembudidaya Jamur Tiram

6 Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 Keanekaragaman hayati dan ekosistemnya menjadi tantangan tersendiri untuk pemberdayaan dan pengelolaannya sebagai Desa Wisata. Pengembangan/ pemanfaatan alam sebagai obyek ekowisata tetap mengedepankan kepentingan dan kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan, perlindungan alam sebagai upaya konservasi alam menjadi karakteristik dan konsep pembangunan obyek wisata. Cerminan keindahan alam (Gambar 2) salah satu sisi Desa Sakerta Timur, juga didukung kesederhanaan profil sseorang guru (Gambar 3) yang sangat lekat sebagai.

Observasi Pengolahan Hasil Bumi Kegiatan KWT Tabel 1. Jenis Usaha di Sakerta dan Konsumennya Jenis Usaha Konsumen Pengolah makanan kecil, sampel welcome drink • Penduduk desa setempat dan Desa lainnya; lahang, combro dan olahan pisang (nugget, pisang Majalengka, Kuningan, kabupaten Kuningan goreng) • Taste combro, kripik singkong masih keras dan rasa kurang pas Pengrajin aneka kripik (singkong, ubi, talas) dengan • Konsumen produk penduduk desa dan desa lainnya aneka rasa sesuai pesanan. Kendala kehabisan • Kemasan plastik per 1 dan 5 kg bahan baku, sulit didapat dari desa lain • Perlu upaya kerja sama ke petani ubi-ubian, bahan baku tersendat Catering melayani tamu Desa Sakerta atau pesanan • Terkoordinasi dalam KWT, dari personal • Variasi makan pagi, siang, malam, snack ala catering umumnya memadai (medium/sederhana)

Ibu-ibu yang berkumpul di Balai Desa (8 orang) telah diwawancarai, informasi yang diperoleh (Tabel 1). Ibu-ibu yang lainnya membenarkan menambahkan tentang keberadaan mereka di Kantor Kepala Desa. Kedatangan mereka untuk memenuhi undangan guna mengikuti pelatihan dari mahasiswa Trisakti. Informasi diperoleh dari Pak Kuwu, hanya saja tidak dapat bersamaan datangnya. Hal tersebut dikarenakan sebagain besar ibu-ibu lainnya sedang mengikuti kegiatan lain di sekolah anak mereka. Tabel 1, resume partisipasi masyarakat dalam mendukung kegiatan pariwisata di Desa, khususnya kegiatan kuliner dan pengolahan SDA. Rekomendasi 1: pembenahan susunan/ struktur organisasi beserta program kerja dan pembagian sub devisinya, termasuk kuliner.

(1) Produk Selai Pisang Madu Gambar 4, salah satu produk andalan olahan hasil bumi adalah Sale Pisang Madu. Rasa sale manis dan renyah, kemasan cukup menarik, belum mencantumkan tanggal kadaluarsa dan bahan baku. Produsennya (kakak Pak Kuwu Cucu Sudrajat, yang juga mantan Kuwu) dengan 3 karyawannya. Tertulis Pisang Madu sudah menunjukkan image rasanya manis yang maknanya tanpa pemanis buatan. Tim Trisakti tidak berhasil bertemu pemilik dan pembuatnya karena mereka sedang keluar kota, kegiatan produksi diliburkan. Tapi berhasil membeli, menikmati, dan membawa sebagai oleh-oleh khas Sakerta. Rekomendasi 2; Kemasan Selai Pisang Madu belum menuliskan nama asal daerah produksinya pada kemasan. Pencantuman asal produksi “Desa Wisata Sakerta” penting sebagai identitas ciri khas dan juga ajang promosi.

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 7

Gambar 4. Kemasan Sale Pisang Madu Gambar 5. Kemasan Gula Aren

(2) Produk Gula Aren Rasa manis dan legit Gula Aren (Gambar 5) Desa Sakerta tidak dapat dipungkiri, asli dari bahan nira aren. Hal yang menarik adalah kemasannya, menggunakan daun nira, di dalamnya dinungkus plastik tipis. Pengembangannya, perlu mengubah kemasan bagian dalamnya daun nira dan inovasi penataannya. Penataannya daun nira diatur memanjang membungkus plastik yang di dalamnya tersusun lempengan gula. Kemasan ini masih dapat ditingkatkan estetikanya, ditali dengan serutan bilah bambu, unik dan menarik. Kemasan dapat lebih efisien jika daun nira di bagian dalam dan plastik di luar. Penataan daun nira sebagai pengemas melingkar dan disemat agar semakin unik, tanpa tali. Sisi kedua ujung kemasannya dibiarkan terbuka agar gula terlihat menarik pembeli. Keuntungan pengemas plastik di luar adalah dapat menempel/ memasang label persyaratan minimal kemasan produk makanan. Kelebihan lainnya adalah kemasan tidak berantakan walaupun gula diambil per batang. Kelembaban aman karena kemasan luarnya plastik, belum ditemukan informasi hasil penelitian tentang pengemas gula menggunakan daun nira, bukan daun lainnya. Rekomendasi 3: Re-packing; tanpa meninggalkan keunikannya kemasan daun diubah ke bagian dalam, tali tetap/atau dibuang. Bagian kemasan luar dengan plastik tebal dan berlabel. Selain dapat dituliskan masa layaknya juga sebagai promosi Desa Sisata Sakerta Timur dengan logo daun/pohon Aren.

Gambar 6. Petai (Parkia speciosa) Gambar 7. (Durio zibethinu)

(3) Prospek Petai dan Durian Gambar 6, petai Sakerta istimewa; padat dan mata bijinya rapat pada setiap papannya. Bebas ulat hampir 90 % yang dibelah dari 10 papan sampel per 5 tangkai untuk 10 pohon. Buah yang dimanfaatkan sebagai penyedap sayuran cukup melimpah di Desa Sakerta, pohonnya cukup tinggi dan buahnya boleh dikatakan tidak kenal musim. Oleh karena itu perlu difikirkan adanya peluang mengolah petai menjadi kripik. Walaupun baunya tidak disukai sebagian sebagian orang, hanya

8 Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 dikonsumsi saat makan di rumah. Udara tidak sedap dan mengganggu orang lain keluar dari pengkonsumsinya. Hati-hati setelah makan petai, kenyamanan orang lain terganggu karena aroma tidak sedap tersebut. Rekomendasi 4: Masa panen petai harganya turun drastis jika dibandingkan sedang langka. Keterbatasan penggemar tidak menyebabkan petai terbuang. Pengawetan dengan dikupas, dibekukan atau diolah menjadi kripik petai. Lain halnya durian (Gambar 7), aromanya wangi, rasanya manis, hanya harganya saja yang tidak disukai sebagaian penggemarnya. Harga satu buah minimal Rp 50.000/buah untuk jenis durian montong, namun harga bukan halangan bagi pecintanya. Panen besar durian biasanya pada bulan Maret-April, panen berlimpah walaupun tidak menjadi lebih murah. Hal ini menunjukkan bahwa durian dapat menjadi andalan hasil bumi Desa Sakerta Timur. Durian dari Sakerta tergolong cepat matang asal dipetik sudah tua, hanya diletakkan saja tanpa diperam dalam waktu 3-4 hari matang. Buah yang jatuh dari pohon pasti sudah matang, harus cepat dikonsumsi. Rekomendasi 5: Durian dibuat ice cream, es doger frozen, isian pisang bollen, pia, pai atau dipasarkan online dengan kemasan tranparan (Gambar 8), harga pasar Rp 45.000-50.000/pack per kg dan tergantung beratnya.

(4) Produksi Aneka Kripik Pengolahan hasil bumi yang berlimpah di Desa Sakerta Timur ini dapat dikemas menjadi makanan khas atau oleh-oleh. Berinovasi dan berkreasi mengubah tampilan makanan ndeso (desa) menjadi rasa dan gaya modern. Tampilan kripik singkong (Gambar 8) sekilas menarik untuk dimakan, tetapi ketika digigit terasa tidak/belum selezat singkong khas Padang. Tantangan besar bagi masyarakat agar lebih inofatif dalam mengolahnya. Ide pengembangan petai dengan mengolahnya menjadi kripik ( petai misalnya; perlu uji coba atau prrosedurnya uji hedonic dan organoleptic. Kripik ubi, singkong, dan talas pun sudah diprosuksi di Desa Sakerta, selain itu satu warga juga telah memasarkan kripik usus sampai Kuningan. Tim survey tidak berhasil menemui pembuat kripik usus karena cuaca dan lokasi agak jauh dari Kantor Kepala Desa. Pagi hari pemilik dan pembuatnya sedang kondangan ke Majalengka, sore hari hujan deras pada Sabtu 7 April 2018. Tetapi kripik sempat dicicip, dari warna (menarik), beragam (pedas, manis, asin), tetapi dari tekstur tidak renyah, cenderung keras. Kemasan per pack berisi ± 3kg, atau ± 5 kg, tanpa merk dan label. Rekomendasi 6: Pembuatan sticker atau label yang menunjukkan asal produk sangat disarankan. Selain menunjukkan kreasi kuliner juga promosi Desa Wisata.

Gambar 8. Keripik Singkong Pedas Gambar 9. Buah Alpukat

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 9 (5) Buah Alpukat Gambar 9 buah alpukat; berbentuk lonjong dengan kulit berwarna hijau tua dengan daging buah tebal namun bertekstur lembut dan empuk berwarna hijau muda dan memiliki rasa yang manis gurih dengan biji besar berwarna coklat didalamnya. Buah alpukat mengandung lemak tak jenuh yang jumlahnya 20-30 kali lipat lebih banyak daripada buah lainnya. Penyajian biasanya dalam bentuk jus dengan ditambahkan es, sirup, gula, atau campuran pada pembuatan es buah. Musim bunga pohon alpukat pada awal musim hujan, dan musim berbuah lebatnya biasanya pada bulan Desember, Januari, dan Februari. Keadaan alam Indonesia cocok untuk pertanaman alpukat, musim panen dapat terjadi setiap bulan. Alpukat dijual ke pedagang sebelum atau saat panen sekitar 5.000- 6.000/kg. Harganya murah sehingga perlu pengolahan atau kemasan lebih menarik agar naik nilai ekonominya. Rekomendasi 7: Alpukat dibuat ice cream, es doger frozen, isian pisang bollen, pia, pai atau dipasarkan online via Tokopedia dengan kemasan menarik, harga pasar Rp 35.000-48.000/kg, atau tergantung beratnya.

Gambar 10. Kolang-kaling Gambar 11. Jamur Tiram

(6) Kolang-kaling Beragam macam makanan dapat dan mudah dibuat dengan bahan dasar kolang kaling (Gambar 10). Misalnya , es buah, sate kolang kaling, manisan kolang-kaling dan lain sebagainya. Apa manfaatnya jika mengkonsumsi kolang-kaling secara teratur? Walaupun belum terbukti secara ilmiah, banyak penderita nyeri lutut sembuh karena makan kolang-kaling. Rekomendasi 8: Alpukat dibuat ice cream, es doger frozen, isian pisang bollen, pia, pai atau dipasarkan online via Tokopedia dengan packing menarik, harga pasar Rp 35.000-80.000/kg, atau tergantung beratnya.

(7) Jamur Tiram Kisah minimnya gaji guru sering dijumpai, hampir di setiap pelosok Negeri ini. Pejuang pendidikan berikhtiar untuk memenuhi kebutuhan hidup, di samping harus profesional mengurus anak didiknya. Salah satu inovasi yang menarik dilakukan oleh Pak Nana (Gambar 11), guru olah raga SD Sakerta. Pak guru memanfaatkan bekas kandang ayam untuk membudidayakan jamur tiram. Hasil penjualan budidaya jamur untuk menambah penghasilannya. Penebaran bibit satu kali dalam media tanamnya dapat dipanen hingga 4-5 kali. Keistimewan jamur tiram yang dibudidaya oleh Pak Nana adalah jamur beraroma kedelai, berbeda dengan panen jamur lainnya. Rekomendasi 9: Aneka olahan jamur tiram tiram, nugget, sosis, jamur cryspi dikemas frozen dapat melayani konsumen vegetarian atau penggemar protein nabati. Bisa berkolaborasi dengan supermarket, mall, atau hotel.

10 Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 Gagasan Produk dan Alternatifnya Sumber daya alam desa cukup lengkap, hanya saja kreasi dan inovasi masih kurang. Oleh karena itu beberapa gagasan (Tabel 2) dituangkan, pilihan selanjutnya perlu diuji sebagai produk kuliner Desa Sakerta (1) Kripik Alpukat Salah satu alternative gagasan yang dapat diusulkan adalah peningkatan kesadaran dan pemahaman warga untuk variasi pengolahan bahan makan: (2) Olahan Alpukat sebagai Produk Khas Sesuai ketersediaan bahan dan keunikan kuliner saat ini diprediksi untuk pengolahan/pembuatan kripik alpukat, dengan pertimbangan: a) Bahan dasar melimpah karena panen alpukat rutin per bulan, pohonnya banyak b) Alpukat saat dipanen masih mentah masa pematangannya lama, akhirnya dikarbit, membahayakan kesehatan konsumennya. Sebaliknya jika dipanen sudah tua siap santap, petani merugi, pembeli kecewa karena alpukat cepat masak/busuk c) Olahan buah alpukat menjadi keripik meningkatkan daya tahan dan nilai ekonominya d) Diversifikasi makanan/cemilan alpukat, variasi dan keanekaragaman makanan. (3) Proses pembuatan kripik buah alpukat a) Bahan/alat; alpukat tua dan belum matang, garam, minyak goreng, alas/pisau pemotong b) Cara Pembuatan; alpukat dikupas, direndam air garam, diiris tipis, dijemur sampai kering c) Total waktu yang diperlukan untuk proses pembuatan keripik buah alpukat ± 2 hari sampai menjadi keripik (4) Waktu penjemuran di bawah terik matahari ± 8 jam, bergantung pada cuaca. (5) Usia dan ketahanan kripik buah alpukat Penyimpanan kripik buah alpukat cukup lama, bertahan 6 bulan hingga 1 tahun, asumsi kesamaan proses dengan beberapa keripik buah lainnya. Seperti misalnya kripik pisang, singkong, nangka, apel dan lain-lain. (6) Keuntungan produksi buah alpukat Prediksi menguntungkan, agar diperoleh gambaran yang nyata perlu uji produk. (7) Peluang dan Alternatif Gagasan Kuliner Desa Sakerta (Tabel 2). Tabel 2. Daftar Produk dan Alternatif Kuliner Desa Sakerta

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 11 Tabel 2. Lanjutan

Note; * penanganan khusus berprospek menjadi oleh-oleh Desa Sakerta Timu

Rekomendasi 10; Kripik alpukat untuk pengolahan hasil panen dengan metode pengeringan. Upaya diversifikasi makanan lainnya adalah dengan pembuatan tepung alpukat sebagai bahan baku ice cream, varian isian pai, pisang bollen, , dapat kombinasi dengan durian. Panen durian secara bersamaan menyebabkan harganya turun, solusinya disimpan dalam frozen dengan packing transparan, dapat dipasarkan saat buah langka (pasca panen).

KESIMPULAN

Dari hasil survey dan wawancara merekomendasi 10 solusi sebagai upaya meningkatkan nilai jual hasil bumi dan produk olahannya. Satu dari 10 rekomendasi yang secepatnya dapat direalisasikan adalah pembuatan kripik alpukat. Selain hasil panen berlipah, varian olahannya banyak ragam, alpukat juga digemari oleh masyarakat kota. Terutama kripik alpukat dapat memberikan keterkaitan desa (asal buah alpukat) dan wisatawan kota yang berkunjung. Kunjungan wisatawan yang terbatas wakru, hari libur perlu disediakan olahan makanan awet dan dari bahan yangdisukai. Alpukat berpotensi sebagai oleh-oleh dalam bentuk kripik renyah dengan aneka rasa sesuai selera wisatawam. Hal lain yang penting diperhatikan adalah peningkatan daya tarik packing, platting, dan pengawetan (tidak direkomendasikan kimiawi) alami. Langkah ini mengikuti trend market, agar dapat dipasarkan meluas ke daerah lain by direct order online atau join dengan Tokopedia.

DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi, L. P. K., Sutjipta, N., Setiawan, I. G. A. P. (2017). Pariwisata Kerakyatan (Community Based Tourism) dan Pengaruhnya pada Kesejahteraan Petani di Desa Budaya Kertalangu Kota Denpasar. Jurnal Manajemen Agribisnis, 5 (1), 1-11. Rina, M., Nurhayati, N. (2016). Strategi Pengembangan Pariwisata dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Kuningan, SENIT, 124-133. Laksana, N. S. (2013). Partisipasi Mastarakat Desa dalam Program Desa Siaga di Desa Bandung, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogtakarta. Kebijakan dan Manajemen Publik, 1 (1), 56-67.

12 Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 Lembaga Ketahanan Nasional RI [Lemhannas RI]. (2012). Pengembangan Ekonomi Kreatif untuk Menciptakan Lapangan Kerja dan Mengentaskan Kemiskinan dalam Rangka Ketahanan Nasional. Jakarta [ID]. Lembaga Ketahanan Nasional. [jurnal]. Jurnal Kajian Lemhannas RI Edisi 14 Desember 2012 : Hal 4-11. [internet]. [diunduh tanggal 22 Oktober 2015]. Laman ini dapat iakses di link: http://www.lemhannas.go.id/portal/images/stories/-humas/jurnal/Edisi_14-_Desember_2012. Besra, E. (2012). Potensi Wisata Kuliner dalam Mendukung Pariwisata di Kota Padang. Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, 12 (1), 74-101. Sidiq, A. J. & Resnawaty, R. (2017). Pengembangan Desa Wisata Berbasis Partisipasi Masyarakat Lokal Di Desa Wisata Linggarjati Kuningan, Jawa Barat. Prosiding KS: Riset & PKM, 4 (1), 38-44. Wilopo, A. N. Y. & Mawardi, M. K. (2016). Pengelolaan Kawasan Wisata sebagai Upaya Peningkatan Ekonomi Masyarakat Berbasis CBT (Community Based Tourism) (Studi pada Kawasan Wisata Pantai Clungup Kabupaten Malang). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 39 (2), 107. Rismiyanto, E., & Danangdjojo, T. (2015). Dampak Wisata Kuliner Oleh-oleh Khas Yogyakarta terhadap Perkonomian Masyarakat. Jurnal Maksipreneur, 5(1), 46-64. Primadany, Ryalita, S., Mardiyono, & Riyanto. (2013). Analisis Strategi Pengembangan Pariwisata Daerah (Studi pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah Kabupaten Nganjuk). Jurnal Administrasi Publik (JAP), 1 (4), 135-143. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 13 PROSIDING SEMINAR NASIONAL ASPI 2018 Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI)

Diselenggarakan Oleh:

ASPI Universitas Pakuan Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia P4W - LPPM IPB

Disponsori Oleh:

DITSL - IPB PT. Barn Cita Laksana MAPIN FAPERTA - IPB