SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN UANG ELEKTRONIK TERHADAP TINGKAT KONSUMSI MAHASISWA

OLEH

SALWA 160523007

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh uang elektronik terhadap tingkat konsumsi mahasiswa. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang. Teknik analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif, tabulasi silang (crosstabs), uji validitas dan reabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan uang elektronik terhadap tingkat konsumsi mahasiswa dipengaruhi oleh pengetahuan mahasiswa akan produk uang elektronik, kemudahan transaksi yang diperoleh dari penggunaan uang elektronik dan jumlah uang elektronik yang digunakan oleh mahasiswa untuk membelanjakan kebutuhan konsumsinya.

Kata Kunci : Uang Elektronik, Pengetahuan Produk, Kemudahan Transaksi, Jumlah Transaksi, Crosstabs.

i

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

This research aims to know the influence of electronic money on the level of student consumption. This study included a type of qualitative descriptive study. Sampling is done using purposive sampling technique. The sample in this study were 100 people. The analysis technique used is descriptive analysis, data tabulation (Crosstabs), validity and reliability test. The results showed that the use of electronic money to the level of student consumption was influenced by students' knowledge of electronic money products, the ease of transactions obtained from the use of electronic money and the amount of electronic money used by students to spend their consumption needs.

Keywords: Electronic money, Product knowledge, Ease of transaction, Amount of Transactions, Crosstabs

ii

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis telah mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Uang Elektronik Terhadap Tingkat Konsumsi Mahasiswa”. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, teristimewa kepada kedua orangtua Ayahanda Alm. Syahrizal dan Ibunda Wirdah yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan selama proses perkuliahan dan pengerjaan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada : 1. Bapak Prof Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier, MP, selaku Ketua Program Studi S-1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara 3. Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, SE, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi S-1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Wahyu Sugeng Imam Soeparno, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini dari awal penulisan hingga selesainya skripsi ini. 5. Bapak Syarief Fauzie, SE, M.Ak, Ak, CA dan Bapak Walad Altsani H R, SE, M.Ec selaku Dosen Penguji I dan Dosen Penguji II yang telah membantu penulis melalui saran dan kritik yang diberikan demi kesempurnaan skripsi ini.

iii

Universitas Sumatera Utara

6. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah membagi ilmu pengetahuan yang akan bermanfaat bagi saya. 7. Seluruh Staf Grand Mutiara Hotel & The Hill Sibolangit atas bantuan dan kerjasamanya selama penyusunan skripsi ini. 8. Seluruh Pegawai dan Staf Administrasi Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah membantu saya dalam penyelesaian kelengkapan administrasi. 9. Seluruh teman-teman Ekonomi Pembangunan Ekstensi, yang telah membantu dan memberi semangat kepada saya dalam penyusunan skripsi ini. Saya menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu saya mohon kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan skripsi ini. Saya berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat semua pembaca.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Medan, Juni 2019

Salwa

iv

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...... i ABSTRACT ...... ii KATA PENGANTAR ...... iii DAFTAR ISI ...... v DAFTAR TABEL ...... viii DAFTAR GAMBAR ...... ix DAFTAR LAMPIRAN ...... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...... 1 1.2 Perumusan Masalah ...... 6 1.3 Tujuan Penelitian ...... 7 1.4 Manfaat Penelitian ...... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pembayaran ...... 8 2.1.1 Sistem Pembayaran Elektronik di ...... 8 2.2 Uang Elektronik (E - money) ...... 10 2.3 Jenis Uang Elektronik di Indonesia ...... 11 2.3.1 Prepaid Card ...... 11 2.3.2 E- Wallet ...... 15 2.4 Penertian Konsumsi ...... 17 2.4.1. Jenis – Jenis Konsumsi...... 18 2.5 Perilaku Konsumen ...... 20 2.6 Teori – Teori Konsumsi ...... 20 2.6.1. Teori Kaynes ...... 20 2.6.2. Model Konsumsi Siklus Hidup ...... 23 2.6.3. Teori Pendapatan Permanen ...... 24 2.6.4. Teori Pendapatan Relatif ...... 26 2.7 Pendekatan Perilaku Konsumen ...... 27 2.8 Penelitian Terdahulu ...... 29 2.9 Kerangka Konseptual ...... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ...... 33 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...... 34 3.3 Batasan Operasional ...... 34 3.4 Definisi Operational ...... 34 3.5 Skala Pengukuran ...... 35 3.6 Populasi dan Sampel ...... 36 3.6.1 Populasi ...... 36 3.6.2 Sampel ...... 36 3.7 Jenis Data ...... 37 3.8 Metode Pengumpulan Data ...... 38

v

Universitas Sumatera Utara

3.9 Metode Analisis Data ...... 38 3.9.1 Uji Validitas ...... 39 3.9.2 Uji Realibilitas ...... 40 3.9.3 Tabulasi Silang (Crosstabs)...... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden...... 43 4.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 43 4.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan ...... 44 4.1.3. Karakteristik Berdasarkan Umur ...... 44 4.1.4. Karakteristik Berdasarkan Jenis Uang Elektronik ... 45 4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ...... 46 4.2.1 Uji Validitas ...... 46 4.2.2 Uji Realibilitas ...... 47 4.3 Analisis Crosstab ...... 48 4.3.1 Tingkat Konsumsi dan Pengetahuan Perbedaan Uang Elektronik dengan Kartu Debit atau Kredit ...... 49 4.3.2 Tingkat Konsumsi dan Pengetahuan Uang Elektronik Dapat Disimpan Dalam Bentuk Kartu Maupun Aplikasi Digital ...... 50 4.3.3 Tingkat Konsumsi dan Pengetahuan Uang Elektronik Berbentuk Kartu Terdaftar Dapat Menyimpan Maks Rp. 5jt ...... 51 4.3.4 Tingkat Konsumsi dan Pengetahuan Uang Elektronik Berbentuk Kartu Tidak Terdaftar Dapat Menyimpan Maks Rp. 1jt ...... 52 4.3.5 Tingkat Konsumsi dan Pengetahuan Bahwa Uang Elektronik Tidak Wajib Memiliki Rekening...... 53 4.3.6 Tingkat Konsumsi dan Kemudahan Waktu Transaksi...54 4.3.7 Tingkat Konsumsi dan Fleksibilitas Keamanan ...... 55 4.3.8 Tingkat Konsumsi dan Kemudahan Transaksi Tanpa PIN ...... 56 4.3.9 Tingkat Konsumsi dan Kemudahan Transaksi Uang Elektronik di Retail Mikro ...... 57 4.3.10 Tingkat Konsumsi dan Kemudahan Pengisian Ulang (Top Up) Saldo Uang Elektronik ...... 58 4.4 Hasil Analisis Data ...... 46 4.4.1 Faktor Pengetahuan Produk ...... 59 4.4.2 Faktor Kemudahan Transaksi ...... 60 4.4.3 Faktor Jumlah Transaksi ...... 61 4.4.3.1 Berdasarkan Intensitas Penggunaan ...... 62 4.4.3.2 Berdasarkan Rata- Rata Saldo yang Disimpan 63 4.4.3.3 Berdasarkan Besaran Pengeluaran Konsumsi 64

vi

Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...... 65 5.2 Saran ...... 66

DAFTAR PUSTAKA ...... 67

LAMPIRAN

vii

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Infrastruktur E-money yang tersebar di Indonesia ...... 3 Tabel 1.2 Transaksi Uang Elektronik di Indonesia ...... 4 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ...... 29 Tabel 3.1 Bobot Skala Likert ...... 35 Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin …….. 43 Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Program Studi…….. 44 Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ……………... 45 Tabel 4.4 Karakteristik Berdasarkan Jenis Uang Elektronik ...... 45 Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas ...... 47 Tabel 4.6 Hasil Uji Reabilitas ...... 48 Tabel 4.7 Crosstab Pengetahuan Perbedaan Uang Elektronik dengan Kartu Debit atau Kredit dan Tingkat Konsumsi ...... 49 Tabel 4.8 Crosstab Tingkat Konsumsi dan Pengetahuan Uang Elektronik Dapat Disimpan Dalam Bentuk Kartu Maupun Aplikasi Digital 50 Tabel 4.9 Crosstab Tingkat Konsumsi dan Pengetahuan Uang Elektronik Berbentuk Kartu Terdaftar Dapat Menyimpan Maks Rp. 5jt . 51 Tabel 4.10 Crosstab Tingkat Konsumsi dan Pengetahuan Uang Elektronik Berbentuk Tidak Kartu Terdaftar Dapat Menyimpan Maks Rp. 1j ...... 52 Tabel 4.11 Crosstab Tingkat Konsumsi dan Pengetahuan Bahwa Uang Elektronik Tidak Wajib Memiliki Rekening ...... 53 Tabel 4.12 Crosstab Tingkat Konsumsi dan Kemudahan Waktu Transaksi 54 Tabel 4.13 Crosstab Tingkat Konsumsi dan Fleksibilitas Keamanan ..... 55 Tabel 4.14 Crosstab Tingkat Konsumsi dan Kemudahan Transaksi Tanpa PIN ...... 56 Tabel 4.15 Crosstab Tingkat Konsumsi dan Kemudahan Transaksi Uang Elektronik di Retail Mikro ...... 57 Tabel 4.16 Crosstab Tingkat Konsumsi dan Kemudahan Pengisian Ulang (Top Up) Saldo Uang Elektronik ...... 58 Tabel 4.17 Faktor Pengetahuan Produk Terhadap Penggunaan Uang Elektronik di Kalangan Mahasiswa ...... 59 Tabel 4.18 Faktor Kemudahan Transaksi Terhadap Penggunaan Uang Elektronik di Kalangan Mahasiswa ...... 61 Tabel 4.19 Jumlah Transaksi Berdasarkan Intensitas Penggunaan ...... 62 Tabel 4.20 Jumlah Transaksi Berdasarkan Rata-Rata Saldo yang Disimpan 63 Tabel 4.21 Jumlah Transaksi Berdasarkan Besaran Pengeluaran Konsumsi 64

viii

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Grafik Jumlah Uang Elektronik Beredar ...... 2 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ...... 49

ix

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kuesioner Penelitian Lampiran II r Tabel Lampiran III Data Kuisioner Lampiran IV Data Sampel Lampiran V Uji Data

x

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemerintah saat ini sedang gencar-gencarnya menjalankan Gerakan Nasional

Nontunai (GNNT). Gerakan ini dimaksudkan untuk mengalihkan penggunaan uang tunai dalam segala lini pembayaran ke penggunaan uang elektronik. Hal senada juga disuarakan oleh Presiden Jokowi yang ingin meningkatkan penggunaan uang elektronik di Indonesia. Uang elektronik sebenarnya bukanlah barang baru, kemunculannya di tanah air dimulai pada 2007. Namun baru belakangan ini penggunaanya digembar-gemborkan. Di masyarakat sendiri penggunaannya sudah menjamur di sekitar kita.“Bisa karena terbiasa, terbiasa karena dipaksa”. Mungkin itulah pepatah yang tepat untuk menggambarkan penggunaan uang elektronik di Indonesia. Berawal dari peraturan penggunaan uang elektronik untuk pembayaran tiket Kereta Rangkaian Listrik (KRL) atau dikenal juga dengan nama commuter line pada Juni 2013 hingga penetapan pembayaran tol nontunai pada 31 Oktober 2017 silam, pemerintah seakan memaksa penggunaan e-money di berbagai lini umum agar masyarakat terbiasa.

Dengan adanya alat pembayaran non tunai seperti e-money dalam sistem pembayaran oleh Bank Indonesia akan mampu mengoptimalkan daya beli masyarakat yang sekaligus akan berdampak pada meningkatnya perekonomian negara (Sofyan, 2015). Pada e-money tidak diperlukan otorisasi karena tidak diperlukan adanya rekening nasabah di bank sehingga mempercepat transaksi yang dilakukan. Meskipun dalam tahap pengembangan, penggunaan e-money memberi manfaat dan kelebihan dibandingkan alat pembayaran tunai dan non-

1

Universitas Sumatera Utara 2

tunai lainnya. Oleh karena itu e-money mempunyai potensi menggeser peran kartu kredit sebagai salah satu alat pembayaran non-tunai yang sudah banyak digunakan. Sebab pembayaran yang bernilai kecil dapat dilakukan dengan mudah dan murah bagi konsumen maupun pedagang.

2017

Gambar 1.1 Grafik Jumlah Uang Elektronik Beredar 2010 – 2017 Sumber : Bank Indonesia, Data Diolah

Berdasarkan gambar 1.1 dapat kita ketahui bahwa kecenderungan pemakaian sistem pembayaran e - money semakin diminati oleh masyarakat, hal ini dapat terlihat dari peningkatan jumlah uang elektronik yang beredar di masyarakat.

Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2017 yaitu sekitar sebesar 7 juta satuan pengguna e-money dari tahun sebelumnya dan jumlahnya yaitu sekitar 51 juta satuan pengguna e-money.

Universitas Sumatera Utara 3

Tabel 1.1 Infrastruktur E-Money yang tersebar di Indoneseia Tahun Mesin Pembaca (unit) 2013 139.157 2014 206.826 2015 281.988 2016 374.861 2017 469.515 Sumber : Bank Indonesia

Pertumbuhan tersebut juga didukung dengan penyebaran infrastruktur yang menunjang seperti penempatan alat/mesin pembaca uang elektronik yang semakin meluas di mana pada tahun 2013 terdapat sekitar 130 ribu alat/mesin pembaca dan semakin meningkat pada tahun 2017 yaitu sekitar 460 ribu alat/mesin pembaca. Peningkatan pengguna uang elektronik yang disertai dengan baiknya pelayanan dan infrastruktur mendorong peningkatan transaksi dari sisi nilai dan volume.

Tabel 1.2 Transaksi Uang Elektronik di Indonesia Transaksi Uang Elektronik (e-money) Periode Nilai Volume (Rupiah) (Transaksi) 2010 26.541.982 693.467 2011 41.060.149 981.297 2012 100.623.916 1.971.550 2013 137.900.779 2.907.432 2014 203.369.990 3.319.556 2015 535.579.528 5.283.018 2016 683.133.352 7.063.689 2017 943,319,933 12,375,469 Sumber : Bank Indonesia

Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa dari 2010 sampai 2017 penggunaan uang elektronik selalu mangalami peningkatan di setiap tahun yang mengindikasikan bahwa instrumen pembayaran non tunai sudah diterima oleh masyarakat sebagai bagian dari transaksi.

Universitas Sumatera Utara 4

Pengeluaran untuk konsumsi merupakan nilai belanja yang dilakukan oleh seseorang untuk membeli berbagai jenis kebutuhannya dalam waktu tertentu.

Pengeluaran konsumsi dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi juga membuat sistem pembayaran mengalami perkembangan dari awalnya menggunakan uang tunai sebagai alat pembayaran hingga menjadi pembayaran non tunai. Perubahan uang sangat pesat mengikuti perkembangan teknologi, baik kertas maupun logam dengan electronic money (Adiyanti, 2015).

Pembayaran non tunai umumnya dilakukan tidak dengan menggunakan uang sebagai alat pembayaran tetapi dengan cara transfer antar bank maupun transfer intra bank melalui jaringan internal bank sendiri. Selain itu, pembayaran non tunai juga dapat dilakukan dengan menggunakan fasilitas yang diberikan bank sebagai alat pembayaran, seperti dengan menggunakan kartu ATM, kartu debit dan uang elektronik (e-money). Ketika sistem pembayaran dituntut untuk selalu mengakomodir setiap kebutuhan masyarakat dalam hal pemindahan dana secara cepat, aman, dan efisien, maka inovasi-inovasi teknologi sistem pembayaran akan berkembang dengan sangat pesat disertai berbagai fasilitas kemudahan dalam melakukan transaksi.

Dengan adanya sistem pembayaran non tunai ini membuat masyarakat terutama mahasiswa lebih mudah untuk bertransaksi. Penggunaaan kartu pembayaran elektronik ini merupakan pilihan bagi masyarakat, khususnya mahasiswa untuk menilai sebuah tawaran gaya hidup, menerima atau menolak sesuai dengan kebutuhan-nya. Alat pembayaran non tunai seperti kartu ATM, kartu debit dan uang elektronik (e-money) juga dapat mengatur pola hidup

Universitas Sumatera Utara 5

menjadi lebih efisien maupun lebih konsumtif. Adanya penggunaan uang elektronik yang semakin meningkat dikalangan mahasiswa ini dapat mempengaruhi perilaku mahasiswa dalam berkonsumsi karena kemudahan dalam bertransaksi membuat seseorang lebih mudah membelanjakan uangnya.

Penelitian mengambil subyek mahasiswa Ekstensi Jurusan Ekonomi

Pembangunan, Akuntansi dan Managemen Universitas Sumatera Utara . Pemilihan subyek mahasiswa, terlebih mahasiswa ekonomi dalam penelitian ini dianggap sangat sesuai dengan tujuan penelitian ini karena selain sebagai pengguna uang elektronik, mahasiswa tersebut juga telah menempuh beberapa mata kuliah yang berkaitan dengan keuangan dan perbankan sehingga mereka memiliki pengetahuan yang lebih mengenai uang elektronik (e-money).

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengetahuan mahasiswa tentang uang elektronik

2. Bagaimana kemudahan penggunaan uang elektronik dikalangan

mahasiswa

3. Bagaimana pengaruh uang elektronik terhadap konsumsi

mahasiwa

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa tentang uang elektronik.

2. Untuk mengetahui kemudahan penggunaan uang elektronik dikalangan

mahasiswa

Universitas Sumatera Utara 6

3. Untuk mengetahui pengaruh uang elektronik terhadap konsumsi

mahasiswa.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan,

pengetahuan dan pemahaman khususnya tentang sistem pembayaran

menggunakan uang elektronik.

2. Bagi perbankan, penelitian ini diharapkan menjadi referensi untuk

meningkatkan dan mengembangkan pelayanan transaksi uang

elektronik.

3. Bagi akademisi, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi atau

pembanding untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Pembayaran

Sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan mekanisme yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. Sistem pembayaran merupakan sistem yang berkaitan dengan pemindahan sejumlah nilai uang dari satu pihak ke pihak lain. Media yang digunakan untuk pemindahan nilai uang tersebut sangat beragam, mulai dari penggunaan alat pembayaran yang sederhana sampai pada penggunaan sistem yang kompleks dan melibatkan berbagai lembaga berikut aturan mainnya (Bank Indonesia, 2011).

2.1.2. Sistem Pembayaran Elektronik di Indonesia

Transaksi di era digital saat ini, masyarakat mulai banyak dibanjiri dengan berbagai macam produk dan layanan seperti yang lagi ramai pembayaran tol lewat emoney mandiri, brizzi BRI, Tap Cash BNI, atau yang lainnya. Sedangkan beberapa periode yang lalu kita juga mulai dikenalkan denga berbagai produk pembayaran seperti T-Cash Telkomsel, XL Tunai, Rekening Ponsel CIMB Niaga,

BBM Money Permata Bank dan sebagainya. Sistem isi ulang juga bervariasi, mulai dari pengisian lewat ATM, lewat indomaret atau yang lainnya. Hal ini sering membuat masyarakat jadi bingung dan rancu. Agar tidak bingung, semua hal tersebut merupakan jenis transaksai elektronik yang bisa dikategorikan dalam berbagai jenis seperti berikut ini:

7

Universitas Sumatera Utara 8

1. e-Money

Uang elektronik atau e-money adalah alternatif transaksi elektronik pengganti

sistem uang tunai. Cara kerjanya adalah menyimpan sejumlah nilai moneter

yang disimpan secara elektronik saat menerima dana, dan dapat digunakan

untuk melakukan transaksi pembayaran. E-money bisa dipegang dalam bentuk

kartu, perangkat chip, atau di simpan di server. Beberapa contoh sistem e-

money ini adalah kartu prabayar, dompet elektronik, atau layanan berbasis

web, seperti PayPal. Dengan demikian, e-money dapat digunakan sebagai alat

bayar untuk sejumlah produk dan layanan nilai elektronik yang lebih spesifik.

Penyedia layanan yang mengeluarkan e-money sebagai aksesori untuk bisnis

intinya, yaitu perusahaan telepon genggam, perusahaan angkutan umum, dll.

2. Dompet Elektronik (e-Wallet)

Dompet elektronik ini adalah salah satu bagian dari e-money yang mengacu

pada nilai tunai yang tersimpan pada kartu telepon, atau perangkat elektronik

lainnya. Kartu prabayar adalah salah satu bentuk dompet elektronik. Dompet

elektronik bisa mewakili nilai tetap. Dalam kasus ini, setelah nilai saldonya

habis, kartu tidak bisa lagi digunakan. Dompet elektronik bisa diisi ulang -

untuk digunakan lagi dan lagi. Istilah dompet digunakan karena kartu atau

telepon dianggap sebagai pengganti uang tunai yang biasanya dibawa di

dompet seseorang.

2.2 Uang Elektronik (E-Money)

e-Money adalah alat pembayaran yang memiliki nilai uang yang tersimpan secara elektronik dalam suatu media server atau chip. e-Money dapat digunakan untuk berbagai macam jenis pembayaran seperti membayar tiket transportasi

Universitas Sumatera Utara 9

umum, tarif jalan tol dan berbelanja di toko yang bekerja sama dengan penerbit e-

Money. Nilai uang dalam e-Money akan berkurang pada saat konsumen menggunakannya untuk pembayaran (Denis, 2010)

e-Money hadir di Indonesia sejak tahun 2009. e-Money diterbitkan oleh pihak perbankan dan lembaga selain bank atas perizinan dari Bank Indonesia.

Data Bank Indonesia per Juli 2016 mencatat terdapat 20 penerbit e-Money, yang terdiri dari 9 bank dan 11 lembaga selain bank. Peraturan tentang e-Money diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik

(Electronic Money).

Penggunaan e-Money tergolong praktis, fleksibel dan mudah digunakan semua orang. Berdasarkan bentuk fisiknya, e-Money dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni: Pre-paid Card untuk e-Money berbentuk kartu serta e-Wallet yang tersedia dalam aplikasi digital.

2.3 Jenis Uang Elektronik di Indonesia

Penggunaan e-Money tergolong praktis, fleksibel dan mudah digunakan semua orang. Berdasarkan bentuk fisiknya, e-Money dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni: Pre-paid Card untuk e-Money berbentuk kartu serta e-Wallet yang tersedia dalam aplikasi digital. Menurut Hidayati (dalam kajian E – Money : 2006)

Berikut jenis e-Money dan produk-produk yang beredar di Indonesia:

2.3.1. Pre-paid Card/Kartu Pra Bayar

e-Money dalam bentuk kartu yang beredar hanya dikeluarkan oleh pihak perbankan yang telah mengantongi izin khusus dari Bank Indonesia. Penggunaan kartu ini terbilang sangat fleksibel, semua orang bisa membeli e-Money berbentuk kartu pra bayar, menyimpan sejumlah uang, dan menggunakannya sebagai alat

Universitas Sumatera Utara 10

transaksi pembayaran. Kartu e-Money perdana dapat dibeli dengan mudah dan tidak memprasyaratkan seseorang memiliki rekening perbankan. Batas nilai uang elektronik yang dapat disimpan dalam media uang elektronik untuk jenis kartu unregistered (tidak terdaftar) paling banyak sebesar Rp1 juta, sedangkan uang elektronik untuk jenis kartu registered (terdaftar) paling banyak sebesar Rp5 juta.

e-Money berbentuk kartu tanpa registrasi data diri pengguna memiliki maksimum saldo Rp1.000.000, saldo ini tidak berbunga dan tidak dijamin oleh

LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). Kartu ini dapat dipindahtangankan dan bisa diisi ulang (top up) di secara tunai di ATM bank penerbit e-Money atau ATM bersama, mesin EDC, maupun di gerai Indomaret/Alfamart dan merchant- merchant yang menerima transaksi e-Money. Berikut beberapa contoh e-Money berbentuk kartu pra bayar yang banyak beredar dan memiliki cakupan penggunaan yang luas di seluruh Indonesia.

1. e-Money Bank Mandiri

Bank Mandiri menjadi salah satu bank pemerintah yang serius menggeluti

peluang bisnis dari e-Money. e-Money dari Bank Mandiri dapat dengan

mudah dimiliki oleh nasabah maupun non-nasabah Bank Mandiri, saldo

maksimal yang tersimpan adalah Rp1 juta, dan dapat diisi ulang dan

dipindahtangankan. Pembelian kartu perdana Mandiri e-Money dapat

dilakukan di Cabang Bank Mandiri, Merchant retail seperti Indomaret,

Alfamart, Alfamidi, Lawson, Superindo, Circle-K, 7-Eleven dan Hypermart.

Khusus e-Money berbentuk pre-paid card, Bank Mandiri memiliki 3 jenis

kartu yang secara khusus didesain dengan fitur tertentu di dalamnya, antara

lain: Indomaret Card (Kartu ini bisa digunakan untuk berbelanja dan juga

Universitas Sumatera Utara 11

mendapatkan potongan harga khusus pada gerai-gerai Indomaret) ; Gaz Card

(Mandiri mengeluarkan kartu ini dengan kegunaan untuk mengisi Bahan

Bakar Minyak (BBM) di Pom Bensin milik Pertamina) ; E-Toll (Kartu ini bisa

digunakan untuk membayar akses jalan tol) e-Money kartu yang dikeluarkan

oleh Bank Mandiri tersebut menawarkan kemudahan dan kenyamanan dalam

melakukan berbagai transaksi keuangan harian seperti halnya untuk

pembayaran tagihan rutin (khusus di gerai Indomaret) seperti : PLN, Telkom,

Indovision, First Media, dan Oto Multi Artha.

Selain hal tersebut, Bank Mandiri juga memberikan kemudahan dalam

melakukan isi ulang e-Money, di antaranya: melakukan pengisian ulang di

ATM tunai dan juga non tunai yang dilengkapi dengan reader e-Money. Bank

Mandiri juga menyediakan aplikasi online yang diberi nama e-Money Isi

Ulang yang bisa diakses dengan perangkat android berfitur NFC (Near Field

Communication). Pengisian melalui aplikasi ini akan dikenakan biaya sebesar

Rp2.500,- dengan minimal pengisian sebesar Rp100.000,-.

2. Tap Cash dari BNI

Kartu yang dikeluarkan oleh Bank BNI ini juga bisa digunakan untuk berbagai

transaksi belanja di Indomaret dan juga Alfamart, bahkan untuk membayar

tiket Bus Trans Jakarta dan juga membayar E-Parking. Sedangkan untuk

pengisian ulang, bisa dilakukan di berbagai merchant-merchant yang bekerja

sama dengan Bank BNI atau pada cabang-cabang Bank BNI terdekat.

TapCash BNI dapat dibeli di cabang Bank BNI dan merchant-merchant yang

bekerja sama dengan BNI. Kartu TapCash BNI bisa digunakan untuk

membayar transaksi mulai dari membayar biaya transportasi umum

Universitas Sumatera Utara 12

Transjakarta, kereta Commuter Line Jabodetabek, E-Parking, Snowbay

Waterpark, hingga makan di kantin Universitas Indonesia, dan restoran yang

menerima transaksi TapCash BNI di wilayah Jabodetabek, Makasar, Bandung,

Medan, Padang, Denpasar, Palembang, , Pekanbaru, Semarang dan

Surabaya.

3. Flazz dari Bank BCA

Salah satu Pre-paid card yang paling banyak digunakan adalah Flazz yang

dikeluarkan oleh Bank BCA. Penggunaan kartu Flazz BCA memiliki cakupan

yang luas dan multifungsi karena bisa digunakan untuk pembayaran di Tol

Cipali, food and beverage, minimarket, supermarket, hipermarket, SPBU,

parkir, toko buku, tempat rekreasi, transportasi umum (Transjakarta,

Commuter Line Jabodetabek dan Trans Jogja) dan banyak lagi jenis merchant

lainnya di lebih dari 57 ribu outlet merchant. Kartu Flazz bisa di beli di

seluruh kantor Cabang BCA, stand penjualan Flazz dan merchant penjualan

Flazz. Kota jangkauan Flazz juga luas mulai dari Jabodetabek, Bandung,

Surabaya, Semarang, Solo, Yogyakarta, Malang, , Makassar, Palembang,

Bandar Lampung, Pekanbaru, Medan, Batam, Padang, Banjarmasin, Serang,

Cirebon, Balikpapan, Samarinda, Manado dan Pontianak.

4. BRIZZI dari BRI

BRI juga memiliki e-Money berbentuk kartu yang bernama BRIZZI. Kartu ini

bisa dimiliki oleh siapapun (tanpa harus memiliki rekening BRI). Nilai uang di

dalam kartu dapat diisi ulang/Top Up (via EDC maupun ATM),

mengakomodasi pembayaran transaksi mulai dari Rp1,- sampai dengan

Universitas Sumatera Utara 13

Rp1.000.000. Dapat digunakan di merchant yang sudah bekerjasama dengan

BRI dan memiliki beragam promo yang menarik.

2.3.2. e-Wallet/Aplikasi

e-Wallet merupakan e-Money yang dikemas dalam bentuk yang berbeda dengan Pre-paid card, di mana produk ini diberikan dalam layanan aplikasi online, sehingga memungkinkan bagi perusahaan non bank untuk menerbitkannya. Selain bank sebagai lembaga keuangan, perusahaan operator telekomunikasi juga mencoba peruntungan di bisnis ini. Beberapa produk e-Wallet yang cukup dikenal di Indonesia antara lain:

1. E-Cash dari Bank Mandiri

Selain mengeluarkan Pre-paid card, Bank Mandiri juga mengeluarkan produk

Mandiri E-Cash dalam melengkapi produk e-Money mereka. Produk ini bisa

digunakan untuk berbagai transaksi belanja di merchant-merchant mitra dan

juga untuk berbagai transaksi keuangan secara online. Mandiri E-Cash bisa

diakses melalui smartphone tanpa perlu mendatangi Bank Mandiri secara

langsung. Cukup lakukan registrasi dan juga verifikasi data melalui SMS,

maka fasilitas ini sudah bisa dimiliki dengan mudah. Sedangkan untuk

pengisian ulang, Bank Mandiri memberi kemudahan melalui fasilitas E-

Banking Bank Mandiri, transfer melalui bank lain, atau pengisian secara tunai

di agen E-Cash.

2. T-cash Tap dari Telkomsel

Salah satu perusahaan non bank yang memberikan layanan e-Money adalah

Telkomsel. Perusahaan yang bergerak di bidang operator telekomunikasi ini

mengeluarkan produk T-Cash Tap yang memungkinkan pengguna dapat

Universitas Sumatera Utara 14

melakukan transaksi belanja dengan teknologi NFC pada smartphone. Meski

begitu, para pengguna smartphone yang belum didukung dengan teknologi

NFC tetap bisa menggunakan T-Cash Tap, sebab Telkomsel menyediakan

stiker NFC yang bisa dipasang pada smartphone dan digunakan pada saat

transaksi T-Cash Tap.

3. OVO

OVO adalah sebuah aplikasi smart yang memberikan Anda layanan

pembayaran dan transaksi secara online (OVO Cash). Anda juga bisa

berkesempatan untuk mengumpulkan poin setiap kali Anda melakukan

transaksi pembayaran melalui OVO. Secara umum, OVO Cash dapat

digunakan untuk berbagai macam pembayaran yang telah bekerja sama

dengan OVO menjadi lebih cepat. Sedangkan OVO Points adalah loyalty

rewards bagi yang melakukan transaksi dengan menggunakan OVO Cash di

merchant-merchant rekanan OVO. Untuk OVO Points sendiri, dapat

ditukarkan dengan berbagai penawaran menarik hingga ditukarkan dengan

transaksi di merchant rekanan OVO. OVO menawarkan kemudahan transaksi

tanpa mengharuskan nasabahnya membawa cash terlalu banyak. Salah satunya

cukup dengan menunjukkan aplikasi OVO yang didalamnya terdapat saldo

cash maupun point.

2.4 Pengertian Konsumsi

Konsumsi merupakan kegiatan menggunakan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup. Konsumsi adalah semua penggunaan barang dan jasa yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi tidak termasuk konsumsi, karena barang

Universitas Sumatera Utara 15

dan jasa itu tidak digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Barang dan jasa dalam proses produksi ini digunakan untuk memproduksi barang lain

(Michael James, 2001)

Tindakan konsumsi dilakukan setiap hari oleh siapapun, tujuannya adalah untuk memperoleh kepuasan setinggi-tingginya dan mencapai tingkat kemakmuran dalam arti terpenuhi berbagai macam kebutuhan, baik kebutuhan pokok maupun sekunder, barang mewah maupun kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Tingkat konsumsi memberikan gambaran tingkat kemakmuran seseorang atau masyarakat. Adapun pengertian kemakmuran disini adalah semakin tinggi tingkat konsumsi seseorang maka semakin makmur, sebaliknya semakin rendah tingkat konsumsi seseorang berarti semakin miskin.

Konsumsi secara umum diartikan sebagai penggunaan barang-barang dan jasa yang secara langsung akan memenuhi kebutuhan manusia (Todaro, 2002).

Untuk dapat mengkonsumsi, seseorang harus mempunyai pendapatan, besar kecilnya pendapatan seseorang sangat menentukan tingkat konsumsinya.

2.4.1 Jenis – Jenis Konsumsi

Masyarakat dalam menentukan dan memilih jenis konsumsi sangat berbeda dan beraneka ragam, hal itu tergantung dari tingkat penerimaaan keluarga yang diperoleh. Suatu keluarga dapat menentukan jenis konsumsi menurut tingkat yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan. Sedangkan tingkat kemampuan ini digambarkan oleh tingkat pendapatan yang diterima keluarga dalam memenuhi kebutuhan konsumsi.

Kebutuhan manusia beraneka ragam dan berlangsung secara terus menerus, manusia merasa belum puas walaupun satu kebutuhan telah terpenuhi,

Universitas Sumatera Utara 16

karena biasanya akan diikuti oleh kebutuhan lain seperti kebutuhan sekunder.

Kebutuhan manusia akan bertambah terus, baik macam, jumlah maupun mutunya.

(Todaro, 2002 : 115)

Adapun jenis-jenis konsumsi menurut tingkatannya adalah: konsumsi barang-barang kebutuhan pokok disebut konsumsi primer, konsumsi sekunder dan konsumsi barang-barang mewah.

Konsumsi pokok dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan primer, minimal yang harus dipenuhi untuk dapat hidup. Konsumsi yang harus dimiliki oleh seseorang untuk jenis konsumsi pokok adalah makanan, pakaian dan perumahan.

Konsumsi sekunder adalah kebutuhan yang kurang begitu penting untuk dipenuhi. Tanpa terpenuhi kebutuhan ini, manusia masih dapat hidup, misalnya kebutuhan akan meja, kursi, radio, buku-buku bacaan. Kebutuhan ini akan dipenuhi apabila kebutuhan pokok sudah terpenuhi. Oleh karena itu, kebutuhan ini sering disebut kebutuhan kedua atau kebutuhan sampingan.

Yang ketiga yakni konsumsi barang-barang mewah. Konsumsi ini dipenuhi apabila konsumsi kebutuhan pokok dan sekunder telah terpenuhi. Seseorang akan membutuhkan barang-barang mewah, misalnya mobil, berlian, barang-barang elektronik dan sebagainya jika mempunyai kelebihan yang maksimal. Keinginan untuk memenuhi barang-barang mewah ditentukan oleh penghasilan seseorang dan lingkungannya. Orang yang bertempat tinggal di lingkungan orang kaya, biasanya berhasrat atau berkeinginan memiliki barang-barang mewah seperti yang dimiliki orang di lingkungannya (Kadariah, 2002).

Dengan demikian jelaslah bahwa jenis konsumsi sangat beragam, baik konsumsi pokok, sekunder maupun barang-barang mewah. Akan tetapi jenis

Universitas Sumatera Utara 17

konsumsi yang diutamakan adalah kebutuhan pokok. Apabila seseorang memiliki pendapatan lebih barulah kebutuhan sekunder atau barang mewah dikonsumsikan seseorang.

2.5. Perilaku Konsumen

Menurut Nawawi (2002) Perilaku konsumen merupakan proses, tindakan, dan hubungan sosial yang dilakukan oleh individu, kelompok, dan organisasi dalam mendapatkan, menggunakan suatu produk komoditas, jasa atau lainnya sebagai suatu akibat dari pengalamannya dengan produk, pelayanan, dan sumber lainnya.

Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.

2.6. Teori – Teori Konsumsi

2.6.1. Teori Keynes (Keynesian Consumption Model)

1. Hubungan Pendapatan Disposabel dan Konsumsi.

Keynes menjelaskan bahwa konsumsi saat ini (current consumption) sangat

dipengaruhi oleh pendapatan disposabel saat ini (current disposable income).

Menurut Keynes, ada batas konsumsi minimal yang tidak tergantung tingkat

pendapatan. Artinya, tingkat konsumsi tersebut harus dipenuhi, walaupun

tingkat pendapatan sama dengan nol. Itulah yang disebut dengan konsumsi

otonomus (autonomous consumption). Jika pendapatan disposabel meningkat,

maka konsumsi juga akan meningkat. Hanya saja peningkatan konsumsi

tersebut tidak sebesar peningkatan pendapatan disposabel (Rahardja &

Manurung, 2002).

Universitas Sumatera Utara 18

C = Co + b Yd Dimana :

C = konsumsi Co = konsumsi otonomus b = marginal propensity to consume (MPC) Yd = pendapatan disposable 0 ≤ b ≥1

2. Kecenderungan Mengkonsumsi Marjinal (Marginal Propensity to

Consume).

Kecenderungan mengkonsumsi marjinal (Marginal Propensity to Consume)

disingkat MPC adalah konsep yang memberikan gambaran tentang berapa

konsumsi akan bertambah bila pendapatan disposabel bertambah satu unit

MPC =

Keynes menduga bahwa kecenderungan mengkonsumsi marginal

(Marginal Prospensity to Consume) jumlah yang dikonsumsi dalam setiap

tambahan pendapatan adalah antara nol dan satu. Kecenderungan

mengkonsumsi marginal adalah krusial bagi rekomendasi kebijakan Keynes

untuk menurunkan pengangguran yang kian meluas. Kekuatan kebijakan

fiskal, untuk mempengaruhi perekonomian seperti ditunjukkan oleh

pengganda kebijakan fiskal muncul dari umpan balik antara pendapatan dan

konsumsi (Gregory, 2003).

3. Kecenderungan Mengkonsumsi Rata-Rata (Average Propensity to

Consume).

Kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (Average Propensity to Consume)

disingkat APC adalah rasio antara konsumsi total dengan pendapatan

disposabel total.

Universitas Sumatera Utara 19

APC =

Keynes menyatakan bahwa rasio konsumsi terhadap pendapatan, yang disebut

kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (Average Prospensity to Consume),

turun ketika pendapatan naik. Ia percaya bahwa tabungan adalah kemewahan,

sehingga ia berharap orang kaya menabung dalam proporsi yang lebih tinggi

dari pendapatan mereka ketimbang si miskin.

2.6.2. Model Konsumsi Siklus Hidup (Life Cycle Hypothesis of Consumption)

Model konsumsi siklus hidup (Life Cycle Hypothesis of ConsumptionI, disingkat LCH) dikembangkan oleh Franco Modigliani, Albert Ando, dan Richard

Brumberg. Model ini berpendapat bahwa kegiatan konsumsi adalah kegiatan seumur hidup. Sama halnya dengan model Keynes, model ini mengakui bahwa faktor yang dominan pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi adalah pendapatan disposabel. Hanya saja, model siklus hidup ini mencoba menggali lebih dalam untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhi besarnya pendapatan disposabel. Ternyata, tingkat pendapatan disposabel berkaitan erat dengan usia seseorang selama siklus hidupnya (Rahardja & Manurung, 2002).

Selanjutnya Modigliani menganggap penting peranan kekayaan

(assets) sebagai penentu tingkah laku konsumsi. Konsumsi akan meningkat apabila terjadi kenaikan nilai kekayaan seperti karena adanya inflasi maka nilai rumah dan tanah meningkat, karena adanya kenaikan harga surat-surat berharga, atau karena peningkatan dalam jumlah uang beredar. Sesungguhnya dalam kenyataan orang menumpuk kekayaan sepanjang hidup mereka, dan tidak hanya orang yang sudah pensiun saja. Apabila terjadi kenaikan dalam nilai kekayaan, maka konsumsi akan meningkat atau dapat dipertahankan lebih lama. Akhirnya

Universitas Sumatera Utara 20

hipotesis siklus kehidupan ini akan berarti menekan hasrat konsumsi, menekan koefisien pengganda, dan melindungi perekonomian dari perubahan-perubahan yang tidak diharapkan, seperti perubahan dalam investasi, ekspor, maupun pengeluaran-pengeluaran lain (Rahardja & Manurung, 2002).

2.6.3. Teori Pendapatan Permanen ( Permanent Income Hypothesis )

Alternatif lain untuk menjelaskan pola/perilaku konsumsi adalah teori pendapatan permanen (Permanent Income Hypothesis, disingkat PIH) yang diajukan oleh Milton Friedman. Sama seperti teori-teori lain, PIH juga meyakini bahwa pendapatanlah faktor dominan yang memengaruhi tingkat konsumsi.

Perbedaannya terletak pada pendapatan PIH yang menyatakan bahwa tingkat konsumsi mempunyai hubungan proporsional dengan pendapatan permanen

(permanent income).

C =  Yp

Dimana:

C = Konsumsi Yp = pendapatan permanen = faktor proporsi, ( 0)

Yang dimaksud dengan pendapatan permanen adalah tingkat pendapatan rata- rata yang diharapkan dalam jangka panjang. Sumber pendapatan itu berasal dari pendapatan upah/gaji (expected labour income) dan non upah/non gaji (human wealth) makin baik, mampu bersaing di pasar. Dengan keyakinan tersebut ekspektasinya tentang pendapatan upah/gaji makin optimistik. Ekspektasi tentang pendapatan permanen juga akan meningkat jika individu menilai kekayaannya meningkat. Sebab dengan kondisi seperti itu pendapatan non upah diperkirakan

Universitas Sumatera Utara 21

juga meningkat. Pendapatan saat ini tidak selalu sama dengan pendapatan permanen. Kadang-kadang pendapatan saat ini lebih besar daripada pendapatan permanen. Kadang-kadang sebaliknya. Hal yang menyebabkannya adalah adanya pendapatan tidak permanen yang besarnya berubah-ubah. Pendapatan ini disebut pendapatan transitori (transitory income).

2.6.4.Teori Pendapatan Relatif (Relative Income Hypothesis)

Teori konsumsi LCH dan PIH memberi tekanan tentang pengaruh pendapatan jangka pendek dan jangka panjang. Sebenarnya ada sebuah teori yang lebih awal dari pada kedua teori tersebut dalam memberi penjelasan tentang pengaruh pendapatan disposabel jangka pendek dan jangka panjang. Teori ini adalah teori pendapatan relatif (Relative Income Hypothesis, disingkat RIH) yang dikembangkan oleh James Duessenberry. Kendatipun mengakui pengaruh dominan pendapatan terhadap konsumsi, teori ini lebih memerhatikan aspek psikologis rumah tangga dalam menghadapi perubahan pendapatan. Dampak perubahan pendapatan disposabel dalam jangka pendek akan berbeda dibanding dalam jangka panjang. Perbedaan ini pun dipengaruhi oleh jenis perubahan pendapatan yang dialami. Karena itu, rumah tangga memiliki dua preferensi/fungsi konsumsi yang disebut fungsi konsumsi jangka pendek dan fungsi konsumsi jangka panjang.

2.7. Pendekatan Perilaku Konsumen

Menurut Prathama Rahardja dan Mandala Manurung ( 2002 : 50 - 51 )

Pendekatan perilaku konsumen dibagi menjadi 2 pendekatan yaitu :

1. Pendekatan kardinal adalah pendekatan yang berisi analisis konsumen dengan

berdasar pada asumsi yang menyatakan bahwa, tingkat kepuasan yang

Universitas Sumatera Utara 22

diperoleh konsumen bisa diukur dengan satuan tertentu, seperti jumlah dan

harga. Artinya, tingkat kepuasan konsumen semakin besar seiring dengan

semakin besar jumlah barang yang dikonsumsi. Konsumen yang relasional

akan berusaha memaksimumkan kepuasannya dengan pendapatan yang lebih.

Pendekatan kardinal sering disebut dengan daya guna marginal. Dalam

pendekatan kardinal terdapat beberapa poin penting, antara lain :

a) Satuan ukur bisa digunakan untuk mengukur kepuasan dari konsumen.

b) Jumlah barang yang dikonsumsi berbanding lurus dengan kepuasan

konsumen, artinya semakin banyak jumlah barang yang dikonsumsi maka

semakin besar pula tingkat kepuasan konsumen tersebut.

c) Dalam perilaku konsumen terjadi hukum Gossen, artinya ada sebuah

penurunan yang terjadi pada tingkat kepuasan konsumen.

d) Tingkat kepuasan sebanding lurus dengan harga suatu produk. Artinya

ketika konsumen ingin mendapatkan tingkat kepuasan yang tinggi maka

mereka harus rela mengeluarkan uang yang banyak, begitupun sebaliknya

ketika konsumen hanya ingin mengeluarkan sedikit uang maka tingkat

kepuasannya pun tidak akan meningkat.

2. Pendekatan ordinal adalah sebuah pendekatan yang bertugas untuk mengukur

kepuasan konsumen dengan angka ordinal/relatif. Dalam Pendekatan

Ordinal, tidak perlu diukur untuk daya guna suatu barang, cukup untuk

diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna

yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang.

Tingkat kepuasan konsumen dapat dihitung dengan menggunakan kurva indeferens yang memiliki ciri-ciri yaitu sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara 23

a) Memiliki tingkat kemiringan yang negatif, artinya konsumen cenderung

mengurangi konsumsinya terhadap benda satu ketika benda lainnya yang

dikonsumsi jumlahnya meningkat.

b) Kurva cenderung cembung ke arah titik asal, hal ini menunjukkan bahwa

sebuah perbedaan antara jumlah proporsi yang harus konsumen korbankan

untuk mengubah kombinasi dari jumlah masing-masing barang yang

dikonsumsi atau bisa disebut marginal rate of substitution.

2.8. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini antara lain:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Tahun No. Judul Penelitian Pembahasan Penelitian Penelitian 1 2006 Sridawati : “Analisis Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Faktor-Faktor yang kemanfaatan kartu pembayaran elektronik terhadap Mempengaruhi minat menggunakan/mengkonsumsi produk/jasa. Preferensi Masyarakat Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada Terhadap Penggunaan delapan variabel yang memengaruhi preferensi Kartu Pembayaran masyarakat dalam menggunakan kartu pembayaran Elektronik” elektronik, delapan variabel tersebut diantaranya; jenis kelamin, umur, pendidikan, pendapatan rata- rata perbulan, pengeluaran rata-rata per bulan, lokasi, teknologi dan motivasi. 2 2012 Putri Ratna Nelasari Metode penelitian ini menggunakan metode dan Handrt Cahyono penelitian kuantitatif. Peneliti mengambil langkah dalam jurnalnya yang tersebut berprinsipkan pada hasil dari kajian yang berjudul “Pengaruh digunakan berdasarkan kajian teori. Untuk Sistem Transaksi Non menyelesaikan penelitian ini adalah data sekunder Tunai Terhadap Tingkat yang bersumber dari data Bank Indonesia. Konsumsi Masyarakat Penelitian ini salah satu jenis penelitian konklusif di Surabaya”. yang bertujuan untuk memperoleh bahan adapun hubungan sebab akibat (hubungan kausalitas). Berdasarkan beberapa rangkaian hasil dari analisis data, pengujian kausalitas dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan transaksi non tunai dan konsumsi masyarakat di Surabaya memiliki hubungan kausalitas satu arah yaitu variabel sistem transaksi non tunai atau variabel X tidak berpengaruh terhadap variabel Y atau variabel konsumsi masyarakat namun variabel Y mempengaruhi variabel X atau variabel sistem transaksi non tunai. 3 2015 Arsita Ika Adiyanti Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Universitas

Universitas Sumatera Utara 24

dalam skripsi yang Brawijaya Malang dengan menggunakan metode berjudul “Pengaruh survei. Penelitian ini memperoleh responden Kemampuan finansial, sebanyak 60 orang mahasiswa dari semua Jurusan Manfaat, Kemudahan Universitas Brawijaya yang minimal pernah Penggunaan, Daya menggunakan e-money. Peneliti menggunakan Tarik, Promosi, Dan software E-Views untuk menguji data penelitian. Kepercayaan terhadap Hasil analisis untuk model ini menunjukkan bahwa minat menggunakan Kemampuan finansial, Manfaat, Kemudahan layanan E-Money” Penggunaan, Daya Tarik Promosi dan kepercayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat menggunakan e-money. Perbedaan dalam penelitian ini adalah perbedaan variabel bebas, dan alat analisis yang digunakan. Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang minat penggunaan uang elektronik. 4 2013 Habsari Candraditya Hasil penelitian terhadap analisis faktor minat yang berjudul, “Analisis mahasiswa untuk menggunakan kartu Flazz BCA Penggunaan Uang tidak hanya sebagai kartu identitas saja, namun Elektronik (Studi Kasus juga digunakan sebagai alat pembayaran Pada Mahasiswa menunjukkan bahwa minat menggunakan tersebut Pengguna Produk Flazz dipengaruhi secara positif oleh variabel independen BCA di Fakultas yang digunakan dalam penelitian namun tidak Ekonomika dan Bisnis semuanya mempengaruhi variabel dependen Universitas penelitian secara signifikan. Diponegoro)”. 2.9. Kerangka Konseptual

Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu yang telah dipaparkan, penelitian ini akan meneliti bagaimana pengaruh uang elektronik terhadap tingkat konsumsi mahasiswa dengan faktor pengetahuan produk, kemudahan transaksi dan jumlah transaksi dari uang elektronik yang digunakan.

Tingkat Konsumsi

Pengetahuan Kemudahan Jumlah Produk Transaksi Transaksi

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Universitas Sumatera Utara 25

Tingkat penggunaan uang elektronik dapat dipengaruhi oleh pengetahuan produk, kemudahan dalam transaksi dan jumlah transaksi yang dilakukan mahasiswa dalam bertransaksi. Pengetahuan mahasiwa akan uang elektronik dapat dilihat dari bagaimana cara mahasiswa dalam memaksimalkan penggunaan uang elektronik dengan lebih efisien dan praktis. Selanjutnya dengan memiliki pengetahuan yang baik tentang uang elektronik mahasiwa akan mendapatkan kemudahan dalam mendapatkan barang maupun jasa dengan lebih praktis sehingga akan berdampak pada jumlah transaksi yang dikeluarkan mahasiwa untuk memenuhi konsumsinya sehari hari.

Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mengungkap fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan.Penelitian deskriptif kualitatif menafsirkan dan menuturkan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta pandangan yang terjadi di dalam masyarakat, pertentangan dua keadaan atau lebih, hubungan antar variabel, perbedaan antar fakta, pengaruh terhadap suatu kondisi, dan lain-lain.Data hasil penelitian ini merupakan fakta- fakta yang ditemukan pada saat di lapangan oleh peneliti (Sugiyono, 2016).

Fokus penelitian ini yaitu pada mahasiswa ekstensi Ekononi dan Bisnis yang menggunakan alat pembayaran berupa uang elektronik.Pemilihan jenis penelitian deskriptif kualitatif sebab objek yang diteliti merupakan perilaku individu dan situasi sosial yang mana membutuhkan data primer.Dimana data tersebut harus diambil dari objek penelitian secara langsung serta dapat memahami fenomena yang terjadi secara mendalam.Penelitian ini mendeskripsikan Pengaruh Uang Elektronik Terhadap Tingkat Konsumsi

Mahasiswa.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara dimulai dari bulan Januari 2019 sampai Maret 2019.

26

Universitas Sumatera Utara 27

3.3 Batasan Operasional

Agar penelitian ini lebih terfokus, terarah dan tidak meluas, penulis membatasi penelitian ini dalam hal – hal sebagai berikut :

1. Penulis melakukan penelitan pada mahasiswa Ekstensi Ekonomi dan Bisnis

jurusan Akuntansi, Manajemen dan Ekonomi Pembangunan.

2. Penulis melakukan penelitan pada penggunaan Uang Elektronik berbasis Pre-

paid Card untuk e-Money berbentuk kartu serta e-Wallet yang tersedia dalam

aplikasi digital.

3.4 Defenisi Operasional

Pengetian definisi operasional menurut Sugiyono (2016) adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diiperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Faktorpengetahuan produk, yaitu pengetahuan yang benar tetang cara

penggunaan dan pengaplikasian uang elektronik.

2. Faktor kemudahan transaksi, yaitu adanya kemudahan dalam melakukan

transaksi ekonomi menggunakan uang elektronik

3. Faktor jumlah transaksi,banyaknya transaksi yang dilakukan dengan

menggunakan uang elektronik

3.5. Skala Pengukuran

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan skala

Likert.Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert,

Universitas Sumatera Utara 28

maka faktor yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator pertanyaan. Jawaban dari setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai sifat dari sangat positif sampai sangat negatif. Kemudian jawaban tersebut akan diberi skor.

Dan instrumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda.Data ditabulasi dengan menggunakan skala likert yang menggunakan data interval.

Dalam penulisan ini, penulis menggunakan skala likert berbebentuk checklist dengan bobot sebagai berikut :

Tabel 3.1 Bobot skala likert Pilihan Arti Jawaban Skor Jawaban ST Sangat Tahu 5 T Tahu 4 CT Cukup Tahu 3 TT Tidak Tahu 2 STT Sangat Tidak Tahu 1

3.6. Populasi dan Sampel

3.6.1. Populasi

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Ekstensi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang berjumlah 1.952 mahasiswa dari semua program studi Ekstensi yang ada.

Dalam penelitian ini, Populasi yang digunakan adalah mahasiwa/I Ekstensi

Jurusan Ekonomi Pembangunan, Akuntansi dan Manajemen yang aktif pada periode 2010 – 2018. Berikut data yang menampilkan jumlah mahasiswa dari masing – masing program studi :

Universitas Sumatera Utara 29

Tabel 3.2 Mahasiswa Aktif Angkatan 2010 – 2018 Ekonomi Manajemen Tahun Akuntansi Pembangunan 2010 4 20 14 2011 4 27 22 2012 12 45 34 2013 15 52 31 2014 20 38 43 2015 31 50 42 2016 64 75 78 2017 106 160 162 2018 69 154 148 TOTAL 325 621 574 Sumber : Direktori Mahasiswa FEB USU, 2019

3.6.2. Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan metode purposive sampling.yaitu teknik penentu sampel dengan berbagai pertimbangan tertentu. Dimana sampel ditentukan atas dasar telah memenuhi kriteria tertentu, antara lain sebagai berikut :

1. Sampel / Responden memiliki salah satu uang elektronik

2. Sampel / Responden menggunakan uang elektronik tersebut minimal 3 kali

dalam sebulan

Dan untuk menentukan jumlah sampel yang akan diambil, dilakukan

berdasarkan rumus slovin yaitu :

Keterangan :

n : Jumlah Sampel

N : Jumlah Total Populasi

e : Batas Toleransi Error

Universitas Sumatera Utara 30

perhitungan :

Berdasarkan rumus diatas, didapatkan hasil bahwa jumah sampel yang akan digunakan berjumlah 95,126 dan dibulatkan menjadi 100 orang yang dipilih secara acak dari masing – masing jurusan extensi yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan pada metode purposive sampling tersebut.

3.7. Jenis Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian merupakan hal yang sangat penting yang dapat membantu dalam menentukan metode pengumpulan data. Adapun sumber data yang diambil dalam penelitian ini adalah saebagai berikut

1. Data primer, yaitu data yang didapatkan langsung dari sampel / responden

dengan cara memberikan kuisioner.

2. Data sekunder, yaitu data yang didapatkan dari buku - buku ekonomi dan

mengambil beberapa referensi seperti jurnal, berita online, website dan

sejenisnya yang berhubungan dengan topik yang diteliti.

3.8. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Studi Kepustakaan, yaitu informasi yang digunakan oleh peneliti dalam

mendapatkan informasi yang relevan berhubungan dengan penelitian,

Universitas Sumatera Utara 31

misalnya buku buku ilmiah, laporan penelitian, karangan ilmiah, skripsi dan

sumber lain baik dalam bentuk cetak maupun elektronik.

2. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya (Sugiyono, 2016).

3.9. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dengan menggunakan program

SPSS (Statistic Product and Sevices Solution) versi 22.0 untuk melakukan pengolahan data. Metode analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah dengan metode analisis deskriptif yang bertujuan menggambarkan keadaan atau fenomena dimana data – data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggambarkan keadaan atau suatu fenomena, data yang telah diperoleh dianalisis dengan cara tabulasi, frekuensi, tabulasi silang (cross tab), dan gambar

(grafik).

3.9.1. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu ukuran yang mengacu kepada derajat kesesuaian antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data,

(Sinulingga, 2011:192). Pengujian validitas dan realibilitas dalam penelitian ini dilakukan pada 100 responden sebagai uji coba validitas pertanyaan yang termasuk dalam sampel penelitian, uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program Statistical Package for Sciences (SPSS) versi 22.0

Universitas Sumatera Utara 32

Untuk menguji validitas digunakan pendekatan korelasi yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Bila nilai korelasinya positif maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

Rumus :

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Dimana : Rxy = koefisienkorelasi ∑X = jumlah skor butir ∑Y = jumlah skor total N = jumlah sampel

Pengambilan keputusannya bahwa setiap indikator valid apabila nilai r

hitung lebih kecil atau sama dengan nilai r tabel atau nilai r hitung berada

dibawah 0,05. Untuk menentukan nilai r hitung, dibantu dengan program

SPSS yang dinyatakan dengan nilai Correted Item Total Correlation.

3.9.2. Uji Realibilitas

Realibilitas adalah alat untuk mengetahui konsistensi hasil sebuah

jawaban tentang tanggapan responden, (Sugiyono, 2016).Dalam penelitian

ini, uji reabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir

pertanyaan. Jika nilai Alpha > 0.60 dengan rumus sebagai berikut:

∑ [ ][ ]

Dimana : r = koefisien reliabilityinstrument (cronbach alfa) k = banyaknya butir pernyataan

∑ = total varians butir

= total varians

Universitas Sumatera Utara 33

3.9.3. Tabulasi Silang(Crosstabs)

Menurut Santoso dan Tjiptono (2004) Metode tabulasi silang digunakan untuk melihat hubungan antara dua variabel dalam satu tabel.Variabel yang dianalisa dengan metode ini adalah variabel yang bersifat kualitatif, yaitu yang memiliki skala nominal. Tabulasi silang merupakan cara termudah melihat asosiasi dalam sejumlah data dengan perhitungan persentase. Tabulasi silang merupakan salah satu alat yang paling berguna untuk mempelajari hubungan diantara variabel- variabel karena hasilnya mudah dikomunikasikan.

Selanjutnya tabulasi silang dapat memberikan masukkan ataupandangan mengenai sifat hubungan, karena penambahan satu atau lebihvariabel pada analisis kualifikasi silang dua arah adalah sama denganmempertahankan masing- masing variabel tetap konstan.

Sisi (kolom) sebelah kiri dan baris atas menyatakan kelas untukkedua variabel yang digunakan. Untuk menginterpretasikan hasilpengolahan data pada tabulasi silang, ada dua hal yang perlu diperhatikan,yaitu :

1. Apakah tingkat asosiasi antar variabel yang diukur tersebut signifikanatau

tidak.

2. Seberapa kuat tingkat asosiasi antar variabel yang diukur tersebut.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Responden

Dari 100 orang responden yang diambil sebagai sampel, diperoleh karakteristik sampel penelitian. Adapun karakteristik sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Perbandingan jenis kelamin mahasiswa yang memiliki uang elektronik dapat dilihat dari hasil kuesioner yang telah disebar. Perbandingan jenis kelamin ini dapat digunakan untuk mengetahui penggunaan uang elektronik dikalangan mahasiswa. Dari jumlah responden yang telah ditentukan sebagai sampel penelitian, yaitu sebanyak 100 orang, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi (orang) Persentase % Laki – Laki 38 38% Perempuan 62 62% Total 100 100%

Sumber : Hasil Penelitian, 2019 (Data Diolah)

Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa responden jenis kelamin laki- laki sebanyak 38 orang dan responden jenis kelamin perempuan sebanyak 62 orang. Berdasarkan keterangan tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa yang memiliki uang elektronik yang menjadi responden adalah perempuan.

4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan

Data responden berdasarkan jurusan program studi untuk mengetahui penggunaan uang elektronik dikalangan mahasiswa. Dari jumlah responden yang

34

Universitas Sumatera Utara 35

telah ditentukan sebagai sampel penelitian, yaitu sebanyak 100 orang, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Program Studi Jurusan Frekuensi (orang) Persentase % Akuntansi 31 31% Manajemen 38 38% Ekonomi Pembagunan 31 31% Total 100 100%

Sumber : Hasil Penelitian, 2019 (Data Diolah)

Dari table 4.2 dapat diketahui bahwa mahasiswa dari Jurusan Manajemen memiliki uang elektronik terbanyak dengan total 38 orang dengan persentase

38%, diikuti dengan Akuntansi dan Ekonomi Pembangunan yang masing – masing memiliki 31 orang dengan persentasi 31%. Hal ini bermakna bahwa jurusan Manajemen lebih mendominasi menggunakan uang elektronik dikalangan mahasiswa jurusan lain, karena penggunaan uang elektroniknya lebih besar 7% dari mahasiswa – mahasiwa di jurusan Akuntansi maupun ekonomi pembangunan.

4.1.3 Karakteristik Berdasarkan Umur

Tingkat umur responden juga bervariasi mulai dari 21 – 24 Tahun. Untuk rinciannya dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Umur (tahun) Frekuensi (orang) Persentase % 21 13 13% 22 27 27% 23 28 28% 24 32 32% Total 100 100% Sumber : Hasil Penelitian, 2019 (Data Diolah)

Universitas Sumatera Utara 36

Dari tabel 4.3 tersebut dapat diketahui bahwa tingkat umur yang paling banyak memiliki uang elektronik adalah pada usia 24 tahun sebanyak 32%, tingkat umur

22 tahun sebanyak 27% dan yang paling rendah di usia 21 tahun sebanyak 13%.

Hal ini dapat terlihat bahwa semakin besar umur mahasiswa tersebut maka pengeluaran konsumsinya juga semakin besar, dilihat dari pengeluaran konsumsi yang mahasiswa pada tingkat umur 24 tahun mempunyai kebutuhan konsumsi yang juga semakin besar sesuai dengan tingkat kebutuhan masing – masing mahasiswa.

4.1.4 Karakteristik Berdasarkan Jenis Uang Elektronik

Data responden berdasarkan jenis uang elektronik yang dimiliki dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.4 Karakteristik Berdasarkan Jenis Uang Elektronik Jenis Uang Elektronik Frekuensi (org) Persentase % Brizzi BRI 2 2% T – Cash 20 20% OVO 38 38% Go – Pay 28 28% E – money Mandiri 12 12% TOTAL 100 100% Sumber : Hasil Penelitian, 2019 (Data Diolah)

Tabel 4.4 adalah data responden berdasarkan uang elektronik yang dimiliki.

Dari tabel dapat diketahui bahwa uang elektronik yang paling mendominasi dan dimiliki mahasiswa adalah jenis aplikasi digital berupa OVO sebanyak 38% . Di ikuti Go – Pay sebanyak 28%, kemudian T – Cash dari Telkomsel sebanyak 20%, selanjutnya berupa prepaid card dari E – Money Mandiri sebanyak 12%, dan terakhir dari Bank BRI yaitu Brizzi sebanyak 2%. Dari table ini dapat dilihat bahwa penggunaan uang elektronik berbasis aplikasi digital lebih diminati dikalangan mahasiswa saat ini.

Universitas Sumatera Utara 37

4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

4.2.1 Uji Validitas

Uji validitas bertujuan untuk mengukur tingkat kevalidan suatu instrumen.

Uji validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan antar skor butir pertanyaan dengan skor total kostruk atau variabel. Pengukuran dapat dilakukan dengan uji signifikansi yang membandingkan nilai ℎ𝑖푡푢 𝑔 dengan 푡푎푏 𝑙 untuk degree of freedom (dk) = n-2 di mana n adalah jumlah sampel. Pada penelitian ini df = 30 -2 atau df = 28 dengan alpha 0.05 (훼 = 5%) diperoleh nilai 푡푎푏 𝑙 sebesar 0,3610.

Sedangkan untuk nilai ℎ𝑖푡푢 𝑔 dapat dilihat pada Corrected Item-Total

Correlation. Apabila nilai ℎ𝑖푡푢 𝑔 > 푡푎푏 𝑙 maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid. Sebaliknya apabila nilai r positif ℎ𝑖푡푢 𝑔 < 푡푎푏 𝑙 maka pertanyaan tersebut dikatakan tidak valid. Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Pertanyaan Pearson r tabel Keterangan Correlation Pengetahuan P1 ,562 0,3610 Valid Produk P2 ,814 0,3610 Valid P3 ,413 0,3610 Valid P4 ,814 0,3610 Valid P5 ,814 0,3610 Valid Kemudahan P6 ,507 0,3610 Valid Transaksi P7 ,586 0,3610 Valid P8 ,561 0,3610 Valid P9 ,413 0,3610 Valid P10 ,735 0,3610 Valid Jumlah P11 ,814 0,3610 Valid Transaksi P12 ,738 0,3610 Valid P13 ,723 0,3610 Valid P14 ,814 0,3610 Valid P15 ,628 0,3610 Valid Sumber : Hasil Pengelolaan SPSS 22, 2019

Universitas Sumatera Utara 38

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai ℎ𝑖푡푢 𝑔 pada kolom Corrected

Item Total Correlation lebih besar dan positif dibandingkan dengan nilai 푡푎푏 𝑙 sebesar 0.3610 dengan alpha 0.05 dapat disimpulkan bahwa indikator dari setiap variabel dinyatakan valid.

4.2.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur sejauh mana indikator dari variabel dapat dipercaya atau diandalkan. Uji statistik yang digunakan dalam mengukur reliabilitas adalah Cronbach’s Alpha > 0.60. Adapun hasil pengujian reliabilitas pada tabel berikut:

Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Cronbach's Alpha N of Items ,757 16 Sumber : Hasil Pengelolaan SPSS 22, 2019

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa masing-masing variabel memiliki nilai

Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.60 (α > 0.60). Dan dapat disimpulkan masing-masing variabel dinyatakan reliabel.

4.4 Analisis Crosstab

Analisis crosstab digunakan untuk melihat tabulasi silang serta signifikansi dari hubungan beberapa faktor dalam penelitian ini. Adapun faktor – faktor yang diteliti antara lain :

1. Pengetahuan Produk

2. Kemudahan Transaksi

3. Jumlah Transaksi

Universitas Sumatera Utara 39

4.4.1 Tingkat Konsumsi dan Pengetahuan Perbedaan Uang Elektronik dengan Kartu Debit atau Kredit

Tabel 4.8 Crosstab Pengetahuan Perbedaan Uang Elektronik dengan Kartu Debit atau Kredit dan Tingkat Konsumsi Pengetahuan Perbedaan Uang Elektronik dengan Kartu Debit atau Kredit dan Tingkat Konsumsi Tingkat Konsumsi Sangat Jumlah Sangat Cukup Tidak Tahu Tidak Tahu Tahu Tahu Tahu Rp. 1.000.000 12 20 3 1 0 35 TOTAL 24 56 19 1 0 100 Sumber:Diolah Dari Kuesioner

Dari tabel 4.8 diatas dapat dilihat bahwa pengetahuan mahasiswa akan perbedaan uang elektronik dengan kartu debit maupun kartu kredit yaitu mayoritas 42 mahasiwa mengeluarkan Rp. 750.000 – Rp. 1.000.000 dalam setiap bulan untuk belanja konsumsinya, kemudian sebanyak 35 mahasiwa lain mampu mengeluarkan > Rp. 1.000.000, 15 mahasiwa lain mengeluarkan Rp. 500.000 –

Rp. 750.000 serta minoritas 4 mahasiwa hanya mampu mengeluarkan Rp. 250.000

– Rp. 500.000 dan 4 mahasiwa lainnya juga mengeluarkan

Universitas Sumatera Utara 40

4.4.2 Tingkat Konsumsi dan Pengetahuan Uang Elektronik Dapat

Disimpan Dalam Bentuk Kartu Maupun Aplikasi Digital.

Tabel 4.9 Crosstab Tingkat Konsumsi dan Pengetahuan Uang Elektronik Dapat Disimpan Dalam Bentuk Kartu Maupun Aplikasi Digital Tingkat Konsumsi Pengetahuan Uang Elektronik Dapat Disimpan Dalam Bentuk Kartu Maupun Aplikasi Digital Sangat Tahu Cukup Tidak Sangat Jumlah Tahu Tahu Tahu Tidak Tahu Rp. 1.000.000 16 16 3 0 0 35 TOTAL 38 42 18 2 0 100 Sumber:Diolah Dari Kuesioner

Dari tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa pengetahuan produk uang elektronik dapat berbentuk kartu maupun aplikasi digital sudah banyak diketahui oleh mahasiwa terlihat dari jumlah responden yang memilih sangat tahu sebesar

38 responden dengan 19 responden diantaranya memiliki tingkat konsumsi Rp.

750.000 – Rp. 1.000.000, kemudian 42 responden memilih tahu dengan 16 responden didalamnya mengeluarkan > Rp. 1.000.000 untuk tingkat konsumsinya, serta 18 responden yang memilih cukup tahu dengan 5 responden didalamnya memiliki tingkat konsumsi Rp. 500.000 – Rp. 750.000 dan 2 responden yang memilih tidak tahu memiliki tingkat konsumsi Rp. 500.000 – Rp. 750.000.

Universitas Sumatera Utara 41

4.4.3 Tingkat Konsumsi dan Pengetahuan Uang Elektronik Berbentuk

Kartu Terdaftar Dapat Menyimpan Maks Rp. 5jt

Tabel 4.10 Crosstab Tingkat Konsumsi dan Pengetahuan Uang Elektronik Berbentuk Kartu Terdaftar Dapat Menyimpan Maks Rp. 5jt Pengetahuan Uang Elektronik Berbentuk Kartu Terdaftar Dapat Menyimpan Maks Rp. 5jt Tingkat Konsumsi Sangat Sangat Cukup Tidak Tahu Tidak Jumlah Tahu Tahu Tahu Tahu Rp. 1.000.000 2 9 16 8 0 35 TOTAL 7 26 42 25 0 100 Sumber:Diolah Dari Kuesioner

Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa pengetahuan mahasiwa akan saldo maksimum uang elektronik terdaftar tidak terlalu berdampak pada nilai konsumsi dari mahasiwa tersebut hal ini terlihat dari terlihat dari jumlah responden yang memilih sangat tahu sebesar 7 responden dengan 2 responden diantaranya memiliki tingkat konsumsi Rp. 750.000 – Rp. 1.000.000, kemudian 26 responden memilih tahu dengan 9 responden didalamnya mengeluarkan > Rp. 1.000.000 untuk tingkat konsumsinya, serta 42 responden yang memilih cukup tahu dengan

8 responden didalamnya memiliki tingkat konsumsi Rp. 500.000 – Rp. 750.000 dan 20 responden yang memilih tidak tahu terdiri 6 responden didalamnya yang memiliki tingkat konsumsi Rp. 250.000 – Rp. 500.000.

Universitas Sumatera Utara 42

4.4.4 Tingkat Konsumsi dan Pengetahuan Uang Elektronik Berbentuk

Kartu Tidak Terdaftar Dapat Menyimpan Maks Rp. 1jt

Tabel 4.11 Crosstab Tingkat Konsumsi dan Pengetahuan Uang Elektronik Berbentuk Tidak Kartu Terdaftar Dapat Menyimpan Maks Rp. 1jt Pengetahuan Uang Elektronik Berbentuk Kartu Tidak Terdaftar Dapat Menyimpan Maks Rp. 1jt Tingkat Konsumsi Sangat Sangat Cukup Tidak Tahu Tidak Jumlah Tahu Tahu Tahu Tahu Rp. 1.000.000 16 15 4 0 0 35 TOTAL 40 38 20 2 0 100 Sumber:Diolah Dari Kuesioner

Dari tabel 4.11 dapat dilihat bahwa pengetahuan mahasiwa akan saldo maksimum uang elektronik tidak terdaftar cukup berdampak pada nilai konsumsi dari mahasiwa tersebut hal ini terlihat dari jumlah responden yang memilih sangat tahu sebesar 40 responden dengan 18 responden diantaranya memiliki tingkat konsumsi Rp. 750.000 – Rp. 1.000.000, kemudian 38 responden memilih tahu dengan 15 responden didalamnya mengeluarkan > Rp. 1.000.000 untuk tingkat konsumsinya, serta 20 responden yang memilih cukup tahu dengan 5 responden didalamnya memiliki tingkat konsumsi Rp. 500.000 – Rp. 750.000 dan 2 responden yang memilih tidak tahu memiliki tingkat konsumsi Rp. 250.000 – Rp.

500.000.

Universitas Sumatera Utara 43

4.4.5 Tingkat Konsumsi dan Pengetahuan Bahwa Uang Elektronik Tidak

Wajib Memiliki Rekening

Tabel 4.12 Crosstab Tingkat Konsumsi dan Pengetahuan Bahwa Uang Elektronik Tidak Wajib Memiliki Rekening Pengetahuan Bahwa Uang Elektronik Tidak Wajib Memiliki Rekening Tingkat Konsumsi Sangat Sangat Cukup Tidak Tahu Tidak Jumlah Tahu Tahu Tahu Tahu Rp. 1.000.000 2 22 6 5 0 35 TOTAL 8 50 27 15 0 100 Sumber:Diolah Dari Kuesioner

Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa pengetahuan mahasiwa akan tidak adanya syarat wajib memiliki rekening atas kepemilikan uang elektronik cukup berdampak pada tingkat konsumsi dari mahasiwa tersebut hal ini terlihat dari jumlah mayoritas responden yang memilih tahu sebanyak 50 responden dengan 22 responden diantaranya memiliki tingkat konsumsi >Rp. 1.000.000 kemudian 27 responden yang memilih cukup tahu diantaranya 8 responden yang memiliki tingkat konsumsi Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000, 15 responden memilih tidak tahu dengan 2 responden diantaranya memiliki tingkat konsumsi Rp. 250.000 – Rp.

500.000 serta 8 responden lainnya memilih sangat tahu dengan 5 responden diantaranya memiliki tingkat konsumsi Rp. 750.000 – Rp. 1.000.000.

Universitas Sumatera Utara 44

4.4.6 Tingkat Konsumsi dan Kemudahan Waktu Transaksi

Tabel 4.13 Crosstab Tingkat Konsumsi dan Kemudahan Waktu Transaksi Kemudahan Waktu Transaksi Sangat Tingkat Konsumsi Sangat Cukup Tidak Tahu Tidak Jumlah Tahu Tahu Tahu Tahu Rp. 1.000.000 14 18 3 0 0 35 TOTAL 41 44 15 0 0 100 Sumber:Diolah Dari Kuesioner

Dari tabel 4.13 diatas dapat terlihat bahwa hubungan antara tingkat

konsumsi dengan kemudahan dalam bertransaksi yang didapat dari penggunaan

uang elektronik cukup berpengaruh terhadap tingkat konsumsi mahasiswa, hal ini

terlihat dari jumlah responden yang memilih tahu sebanyak 44 oarang dengan 18

diantaranya memiliki tingkat konsumsi >Rp. 1.000.000, sementara 41 mahasiswa

yang memilih sangat tahu terdapat 21 responden diantaranya yang memiliki

tingkat konsumsi Rp. 750.000 – Rp. 1.000.000, dan sebanyak 15 mahasiswa

memilih tahu dan 7 diantaranya memiliki tingkat konsumsi Rp. 500.000 – Rp.

750.000 serta tidak ada diantara mahasiswa yang memilih tidak tahu maupun

sangat tidak tahu dari kemudahan transaksi menggunakan uang elektronik

tersebut.

Universitas Sumatera Utara 45

4.4.7 Tingkat Konsumsi dan Fleksibilitas Keamanan

Tabel 4.14 Crosstab Tingkat Konsumsi dan Fleksibilitas Keamanan Fleksibelitas serta Aman dibawa – bawa Sangat Tingkat Konsumsi Sangat Cukup Tidak Jumlah Tahu Tidak Tahu Tahu Tahu Tahu Rp. 1.000.000 14 18 3 0 0 35 TOTAL 43 44 13 0 0 100 Sumber:Diolah Dari Kuesioner

Dari tabel 4.14 diatas dapat terlihat bahwa hubungan antara tingkat konsumsi dengan fleksibilitas dan keamanan yang didapat dari penggunaan uang elektronik cukup berpengaruh terhadap tingkat konsumsi mahasiswa, hal ini terlihat dari jumlah responden yang memilih tahu sebanyak 44 oarang dengan 18 diantaranya memiliki tingkat konsumsi >Rp. 1.000.000, sementara 43 mahasiswa yang memilih sangat tahu terdapat 22 responden diantaranya yang memiliki tingkat konsumsi Rp. 750.000 – Rp. 1.000.000, dan sebanyak 13 mahasiswa memilih tahu dan 7 diantaranya memiliki tingkat konsumsi Rp. 500.000 – Rp.

750.000 serta tidak ada diantara mahasiswa yang memilih tidak tahu maupun sangat tidak tahu dari fleksibilitas serta keamanan dalam bertransaksi menggunakan uang elektronik tersebut.

Universitas Sumatera Utara 46

4.4.8 Tingkat Konsumsi dan Kemudahan Transaksi Tanpa PIN

Tabel 4.15 Crosstab Tingkat Konsumsi dan Kemudahan Transaksi Tanpa PIN Kemudahan Transaksi Tanpa PIN Sangat Tingkat Konsumsi Sangat Cukup Tidak Jumlah Tahu Tidak Tahu Tahu Tahu Tahu Rp. 1.000.000 7 23 3 2 0 35 TOTAL 22 51 24 3 0 100 Sumber:Diolah Dari Kuesioner

Dari tabel 4.15 diatas dapat terlihat bahwa hubungan antara tingkat konsumsi dengan kemudahan dalam bertransaksi tanpa PIN dalam penggunaan uang elektronik cukup berpengaruh terhadap tingkat konsumsi mahasiswa, hal ini terlihat dari jumlah responden yang memilih tahu sebanyak 51 oarang dengan 23 diantaranya memiliki tingkat konsumsi >Rp. 1.000.000, sementara 22 mahasiswa yang memilih sangat tahu terdapat 12 responden diantaranya yang memiliki tingkat konsumsi Rp. 750.000 – Rp. 1.000.000, dan sebanyak 24 mahasiswa memilih tahu dan 8 diantaranya memiliki tingkat konsumsi Rp. 500.000 – Rp.

750.000 serta 3 responden memilih tidak tahu dengan tingkat konsumsi Rp.

250.000 – Rp. 500.000.

Universitas Sumatera Utara 47

4.4.9 Tingkat Konsumsi dan Kemudahan Transaksi Uang Elektronik di

Retail Mikro

Tabel 4.16 Crosstab Tingkat Konsumsi dan Kemudahan Transaksi Uang Elektronik di Retail Mikro Kemudahan Transaksi Uang Elektronik di Retail Mikro Sangat Tingkat Konsumsi Sangat Cukup Tidak Tahu Tidak Jumlah Tahu Tahu Tahu Tahu Rp. 1.000.000 3 27 4 0 0 35 TOTAL 12 54 29 5 0 100 Sumber:Diolah Dari Kuesioner

Dari tabel 4.16 dapat kita lihat bahwa mahasiswa menyadari bahwa kemudahan penggunaan uang elektronik dapat dinikmati melalui kemudahan transaksi di retail – retail mikro dengan menggunakan uang elektronik hal ini dapat dilihat dari mayoritas 54 mahasiswa mengetahui kemudahan tersebut dan 27 responden diantaranya membelanjakan >Rp. 1.000.000 untuk konsumsinya, kemudian 29 mahasiswa yang cukup tahu 7 responden diantaranya membeanjakan

Rp. 500.000 – Rp. 750.000, serta 5 responden yang tidak tahu 3 diantaranya membelanjakan Rp. 250.000 – Rp. 500.000 untuk konsumsi dengan menggunakan uang elektronik. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kemudahan transaksi diretail mikro menyebabkan tingkat konsumsi mahasiswa berada pada nilai Rp. 750.000,-

- Rp. 1.000.000,- dengan kemudahan yang telah diketahui oleh mahasiswa.

Universitas Sumatera Utara 48

4.4.10 Tingkat Konsumsi dan Kemudahan Pengisian Ulang (Top Up) Saldo

Uang Elektronik

Tabel 4.17 Crosstab Tingkat Konsumsi dan Kemudahan Pengisian Ulang (Top Up) Saldo Uang Elektronik Kemudahan Pengisian Ulang (Top Up) Saldo Uang Elektronik Tingkat Konsumsi Sangat Sangat Cukup Tidak Tahu Tidak Jumlah Tahu Tahu Tahu Tahu Rp. 1.000.000 13 13 6 3 0 35 TOTAL 41 32 19 8 0 100 Sumber:Diolah Dari Kuesioner Dari tabel 4.17 diatas dapat terlihat bahwa hubungan antara tingkat konsumsi dengan kemudahan pengisian saldo uang elektronik cukup berpengaruh terhadap tingkat konsumsi mahasiswa, hal ini terlihat dari jumlah responden yang memilih sangat tahu sebanyak 41 oarang dengan 21 diantaranya memiliki tingkat konsumsi Rp. 750.000 - Rp. 1.000.000, sementara 32 mahasiswa yang memilih tahu terdapat 13 responden diantaranya yang memiliki tingkat konsumsi >Rp.

1.000.000, dan sebanyak 19 mahasiswa memilih tidak tahu dan 7 diantaranya memiliki tingkat konsumsi Rp. 500.000 – Rp. 750.000 serta 8 mahasiswa yang memilih tidak tahu 1 diantaranya memiliki tingkat konsumsi

4.6 Hasil Analisis Data

Ada 3 faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi mahasiswa yaitu :

1. Pengetahuan Produk

2. Kemudahan Transaksi

3. Jumlah Transaksi

Universitas Sumatera Utara 49

4.6.1. Faktor Pengetahuan Produk

Dari hasil penelitian ini maka pengaruh pengetahuan produk terhadap penggunaan

uang elektronik dikalangan mahasiswa dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.18 Faktor Pengetahuan Produk Terhadap Penggunaan Uang Elektronik di Kalangan Mahasiswa Faktor Pernyataan ST T CT TT STT Nilai a) Produk uang elektronik 44 38 16 2 0 4,34 berbeda dengan kartu kredit dan kartu debit b) Uang elektronik dapat 38 42 18 2 0 4,26 disimpan dalam bentuk kartu maupun aplikasi digital c) Produk uang elektronik 7 26 42 25 0 3,15 Pengetahuan berbentuk kartu terdaftar (registered) dapat menyimpan Produk maks Rp. 5 juta d) Produk uang elektronik dalam 40 38 20 2 0 4,16 aplikasi digital tidak terdaftar (unregistered) memiliki maks saldo Rp. 1 juta e) Pemilik uang elektronik tidak 8 50 27 15 0 3,51 wajib menggunakan atau memiliki rekening TOTAL NILAI RATA – RATA 3,88 Sumber:Diolah Dari Kuesioner

Dari tabel 4.18 diatas dapat dilihat bahwa uang elektronik sudah

digunakan dikalangan mahasiswa saat ini, pengetahuan mahasiwa akan uang

elektronik juga sudah berada pada tahap cukup tahu menuju ke tahap tahu,hal ini

disimpulkan dari total nilai rata – rata dari setiap butir pernyataan pada kuisioner

penelitian yang di ukur dengan skala likert pada pembahasan di bab sebelumnya.

Pengetahuan mahasiswa akan perbedaan uang elektronik dengan kartu debit

maupun kartu kredit merupakan pernyataan yang tertinggi dengan jumlah

mahasiswa sangat tahu sebanyak 44 orang, jumlah mahasiswa tahu sebanyak 38

Universitas Sumatera Utara 50

orang, jumlah mahasiswa cukup tahu sebanyak 16 orang, mahasiswa yang tidak

tahu sebanyak 2 orang dan tidak ada mahasiswa yang sangat tidak tahu sehingga

nilai keseluruhan dari butir penyataan tersebut sebesar 4,34 dan diukur dengan

skala likert butir ini memiliki hasil mahasiswa mengetahui perbedaan produk

tersebut.

Pengetahuan produk uang elektronik yang paling kecil diketahui oleh

mahasiswa adalah nilai nominal maksimum yang dapat disimpan dalam uang

elektronik berjenis registered yang mencapai nilai Rp. 5.000.000,- hal ini

disebabkan oleh kurangnya sosialisasi yang lebih besar kepada mahasiwa terhadap

uang elektronik jenis registered atau uang elektronik yang telah diregistrasi.

Kebanyakan dari mahasiswa menggunakan uang elektronik unregistered seperti

OVO, TCash , Go Pay yang memiliki nilai maksimum saldo Rp. 1.000.000

sehingga pengetahuan mahasiswa akan nominal maks uang elektronik yang telah

teregistrasi masih membutuhkan sosialisasi yang lebih baik kedepannya.

4.6.2. Faktor Kemudahan Transaksi

Dari hasil penelitian ini maka pengaruh kemudahan transaksi terhadap

penggunaan uang elektronik dikalangan mahasiswa dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel 4.19 Faktor Kemudahan Transaksi Terhadap Penggunaan Uang Elektronik di Kalangan Mahasiswa Faktor Pernyataan ST T CT TT STT Nilai a) Uang elektronik 41 44 15 0 0 4,26 mempersingkat waktu Kemudahan transaksi pembelian barang Transaksi dan jasa b) Uang elektronik fleksibel dan 43 44 13 0 0 4,30

Universitas Sumatera Utara 51

aman dibawa – bawa c) Tidak perlunya penggunaan 18 48 27 7 0 3,77 PIN pada uang elektronik memper mudah transaksi d) Produk uang elektronik dapat 5 54 29 12 0 3,52 digunakan di beberapa retail mikro e) Pengisian ulang (top up) uang 41 32 19 8 0 4,06 elektronik dapat dilakukan dimana saja seperti minimarket ataupun ATM TOTAL NILAI RATA – RATA 3,981 Sumber:Diolah Dari Kuesioner

Dari tabel 4.19 diatas dapat dilihat bahwa kemudahan dari penggunaan uang elektronik sudah dirasakan manfaatnya oleh para mahasiswa yang menggunakan uang elektronik untuk transaksi kebutuhan konsumsinya. Hal ini dapat kita ketahui dari total nilai rata – rata yang diperoleh sebesar 3, 981 diukur dengan skala likert maka nilai ini diartikan kemudahan transaksi diketahui oleh mahasiswa tersebut. Kemudahan yang paling besar dirasakan oleh mahasiswa terdapat pada butir b yaitu uang elektronik fleksibel dan aman dibawa – bawa dengan nilai keseluruhan sebesar 4.30 dengan rincian 43 mahasiswa memilih sangat tahu, 44 mahasiswa memilih tahu, 13 mahasiswa memilih cukup tahu dan tidak ada mahasiswa yang memilih tidak tahu maupun sangat tidak tahu.

4.6.3. Faktor Jumlah Transaksi

Dari hasil penelitian ini maka dapat dilihat pengaruh jumlah transaksi terhadap tingkat konsumsi mahasiswa yang terbagi atas :

1. Intensitas penggunaan uang elektronik.

2. Jumlah saldo rata – rata yang disimpan.

3. Besaran pengeluaran konsumsi yang digunakan.

Universitas Sumatera Utara 52

4.6.3.1. Berdasarkan Intensitas Penggunaan

Berdasarkan Intensitas Penggunaan dalam Sebulan. Data responden berdasarkan intensitas penggunaan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.5 Karakteristik Berdasarkan Intensitas Penggunaan Intensitas Penggunaan Frekuensi (orang) Presentase % 3 – 10 kali 5 5% 10 – 20 kali 4 4% 20 – 30 kali 23 23% 30 – 40 kali 46 46% >40 kali 22 22% TOTAL 100 100% Sumber : Hasil Penelitian, 2019 (Data Diolah)

Tabel 4.5 diatas adalah data responden berdasarkan intensitas penggunaan uang elektronik dalam setiap bulan. Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa terdapat 46 orang mahasiswa yang terpilih menjadi responden menggunakan uang elektronik sebanyak 30 – 40 kali dalam sebulan. 22 orang responden menggunakan uang elektronik > 40 kali dalam sebulan, 23 orang responden menggunakan uang elektronik 20 – 30 kali dalam sebulan, kemudian 5 oang responden menggunakan 3 – 10 kali dalam sebulan serta 4 orang responden menggunakan uang elektronik 10 – 20 kali dalam sebulan. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa intensitas penggunaan uang elektronik terbanyak yaitu 30 –

40 kali dalam sebulan sebesar 46% dari total responden.

4.6.3.2.Berdasarkan Rata- Rata Saldo yang Disimpan

Data responden berdasarkan rata- rata saldo yang disimpan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Universitas Sumatera Utara 53

Tabel 4.6 Berdasarkan Rata-Rata Saldo yang Disimpan Rata – rata Saldo yang Frekuensi Presentase % Disimpan Setiap Bulan (Rp.) (Orang) < 250.000 5 5% Rp. 250.000 – Rp. 500.000 2 2% Rp. 500.000 – Rp. 750.000 18 18% Rp. 750.000 – Rp. 1.000.000 38 38% >1.000.000 37 37% TOTAL 100 100% Sumber : Hasil Penelitian, 2019 (Data Diolah)

Tabel 4.6 diatas adalah data responden berdasarkan rata-rata saldo yang disimpan dalam uang elektronik. Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa mahasiswa yang terpilih menjadi responden dengan rata-rata saldo yang disimpan Rp. 750.000 –

Rp. 1.000.000 dengan jumlah terbanyak yaitu 38%, kemudian saldo rata – rata

>Rp. 1.000.000 sebanyak 37% kemudian saldo Rp. 500.000 – Rp. 750.000 sebanyak 18%,

500.000 sebanyak 2% .

4.6.3.3. Berdasarkan Besaran Pengeluaran Konsumsi

Data responden berdasarkan besaran tingkat konsumsi setiap bulan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.7 Karakteristik Berdasarkan Besaran Pengeluaran Konsumsi Tingkat Konsumsi Setiap Frekuensi Presentase % Bulan (Rp.) (Orang) < 250.000 4 4% Rp. 250.000 – Rp. 500.000 4 4% Rp. 500.000 – Rp. 750.000 15 15% Rp. 750.000 – Rp. 1.000.000 42 42% >1.000.000 35 35% TOTAL 100 100% Sumber : Hasil Penelitian, 2019 (Data Diolah)

Universitas Sumatera Utara 54

Tabel 4.7 diatas adalah data responden berdasarkan besaran peneluaran konsumsi setiap bulan dengan uang elektronik. Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa 42% mayoritas mahasiswa mengeluarkan konsumsi senilai Rp. 750.000 –

Rp. 1.000.000,- untuk membelanjakan konsumsinya, kemudian 35% mahasiswa lebih besar nilai konsumsinya yaitu >Rp. 1.000.000,- dan 15% mahasiswa membelanjakan Rp. 500.000 – Rp. 750.000,- untuk konsumsi serta 4% dari mahasiswa masing – masing mengeluarkan Rp. 250.000 – Rp. 500.000 dan 4% juga yang mengeluarkan

Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang telah dijabarkan pada BAB sebelumnya tentang pengaruh penggunaan uang elektronik terhadap tingkat konsumsi mahasiswa

Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU, maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu :

1. Pengetahuan mahasiswa akan produk uang elektronik saat ini berada pada

tahap cukup baik hal ini dapat dilihat dari total nilai rata – rata dari setiap

butir pernyataan pada kuisioner penelitian yang di ukur dengan skala likert

pada pembahasan di bab sebelumnya. Hasil yang diperoleh menunjukkan

bahwa mahasiswa cukup mengetahui akan produk dari uang elektronik

yang mereka gunakan dalam bertransaksi untuk memenuhi kebutuhan

konsumsinya.

2. Kemudahan penggunaan uang elektronik dikalangan mahasiswa telah

dirasakan oleh para pengguna uang elektronik yang merasa bahwa uang

elektronik sangat fleksibel dan aman untuk dibawa – bawa, serta

mempersingkat waktu transaksi dalam membeli barang dan jasa untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi dari setiap mahasiswa tersebut.

3. Penggunaan uang elektronik dikalangan mahasiswa dapat dilihat dari

jumlah transaksi yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut dalam

membelanjakan kebutuhan konsumsinya. Dari hasil penelitian yang telah

dilakukan rata – rata mahasiwa menggunakan 30 – 40 kali uang elektronik

untuk bertransaksi dalam satu bulan sehingga dapat disimpulkan bahwa

mahasiswa menggunakan uang elektronik tersebut dalam transaksi setiap

55

Universitas Sumatera Utara 56

harinya. Pengeluaran konsumsi mahasiwa juga berada pada tingkat yang

cukup besar yaitu pada nominal Rp. 750.000 – Rp. 1.000.000,- mahasiswa

dapat membelanjakan saldo uang elektroniknya untuk bertransaksi dalam

setiap bulan.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan di atas, maka saran yang dapat diberikan antara lain :

1. Penggunaan uang elektronik telah memberikan kemudahan dan

fleksibilitas dalam sistem pembayaran. Pembayaran menggunakan uang

elektronik ini merupakan pilihan bagi mahasiswa untuk menilai sebuah

tawaran gaya hidup, menerima atau menolak sesuai dengan kebutuhan-

nya. Uang elektronik (e-money) juga dapat mengatur pola hidup menjadi

lebih efisien maupun lebih konsumtif. Sehingga diharapkan mahasiswa

dapat menggunakan uang elektronik ini sesuai dengan kebutuhan

konsumsi setiap individu yang berbeda – beda.

2. Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan meneliti lebih jauh

lagi pengaruh dari faktor – faktor lain untuk melihat pengaruh uang

elektronik terhadap tingkat konsumsi mahasiwa.

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Muhammad Sofyan, (2015). Dampak Kebijakan E-money di Indonesia Sebagai Alat Sistem Pembayaran Baru. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya

Adiyanti, Arsita I, (2015). Pengaruh Pendapatan, Manfaat, Kemudahan Penggunaan, Daya Tarik Promosi, dan Kepercayaan Terhadap Minat Menggunakan Layanan E-money . Malang: Universitas Brawijaya.

Bank Indonesia, (2011). Sistem Pembayaran di Indonesia. http://www.bi.go.id/id/sistem-pembayaran/di-indonesia/Contents/ Default.aspx (22 Agustus 2018).

Denis, Agnes N.O, (2010). Dampak Penggunaan Kartu Anjungan Tunai Mandiri Terhadap Pola Konsumsi Remaja. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Mankiw, Gregory (2003). Teori Makro Ekonomi,. Terjemahan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Hasibuan, Nando, Dio, (2015). Analisis Pengaruh Transaksi Non Tunai Terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Hidayati, Siti, Ida Nuryanti, Gus Frmansyah, Aulia Fadli, Isnu Yuwana Darmawan, (2006). Kajian: Operasional E-Money. Kajian Bank Indonesia. (12 September 2018).

Nawawi, Ismail (2013). Isu-Isu Ekonomi Islam: Kompilasi Pemikiran Filsafat dan Teori Menuju Praktik di Tengah Arus Ekonomi Global, VIV Press, Jakarta.

Kadariah, (2002). Analisis Pendapatan Nasional, Bina Aksara, Jakarta.

Michael James, (2001). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Ghalia, Jakarta.

Prathama Rahardja & Mandala Manurung, (2003). Teori Ekonomi Makro Suatu Pengantar, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Santoso, Singgih, dan Fandy Tjiptono. (2004). Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sinulingga, Sukaria. (2011). Metode Penelitian. Utara: USU Press

57

Universitas Sumatera Utara 58

Todaro, (2002). Ekonomi dalam Pandangan Modern, Terjemahan, Bina Aksara, Jakarta.

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN I

Kuesioner Penelitian

Pengaruh Penggunaan Uang Elektronik Terhadap Tingkat Konsumsi Mahasiswa

Responden yang terhormat, saya mengharapkan bantuan dan kerja samanya untuk mengisi kuesioner ini dengan benar. Atas perhatian dan kesediaannya saya ucapkan terima kasih.

A. IDENTITAS RESPONDEN

Nomor : ...... (diisi oleh peneliti)

Nama :

Umur : Tahun

Jenis Kelamin : (Laki-laki/Perempuan)*

Program Studi : (Akuntansi/Manajemen/Ekonomi Pembagunan)*

Keterangan: *)Coret yang tidak perlu

B. SYARAT RESPONDEN

Responden akan mengisi pertanyaan dalam kuisioner ini apabila responden memiliki kriteria berikut 1) Merupakan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara 2) Memiliki salah satu uang elektronik berbasis Internet ataupun prepaid card 3) Responden menggunakan uang elektronik berbasis internet tersebut minimal 3 kali dalam sebulan C. KUESIONER

Jawablah pertanyaan – pertanyaan dibawah ini dengan member tanda silang atau melingkari salah satu pilihan jawaban yang menurut Anda paling sesuai.

1). Sangat Tahu (ST) 2). Tahu (T) 3). Cukup Tahu (CT) 4). Tidak Tahu (TT) 5). Sangat Tidak Tahu (STT)

Universitas Sumatera Utara

a. Pengetahuan Produk Uang elektronik

No Pertanyaan Jawaban

Produk uang elektronik berbeda dengan kartu 1 kredit dan kartu debit. ST T CT TT STT

Uang elektronik dapat disimpan dalam bentuk 2 kartu maupun aplikasi digital ST T CT TT STT

Produk uang elektronik berbentuk kartu terdaftar 3 ST T CT TT STT (registered) dapat menyimpan maks Rp. 5 juta

Produk uang elektronik dalam aplikasi digital

tidak terdaftar (unregistered) memiliki maks saldo ST T CT TT STT 4 Rp. 1 juta

Pemilik uang elektronik tidak wajib menggunakan 5 ST T CT TT STT atau memiliki rekening

b. Kemudahan Transaksi Uang elektronik

No Pertanyaan Jawaban

1 Uang elektronik mempersingkat waktu transaksi ST T CT TT STT pembelian barang dan jasa.

Uang elektronik fleksibel dan aman dibawa – 2 ST T CT TT STT bawa.

Tidak perlunya penggunaan PIN pada uang 3 ST T CT TT STT elektronik mempermudah transaksi

Produk uang elektronik dapat digunakan di ST T CT TT STT 4 beberapa retail mikro

Pengisian ulang (top up) uang elektronik dapat

dilakukan dimana saja seperti minimarket ataupun ST T CT TT STT 5 ATM.

Universitas Sumatera Utara

c. Jumlah Transaksi Uang elektronik

1. Uang elektronik jenis manakah yang paling sering anda gunakan ? a. Flazz BCA b. Brizzi BRI c. T – Cash d. OVO e. Lainnya (E-money Mandiri, Dana, Sakuku, Go – Pay, Tap Cash BNI, ...... dsb.)

2. Berapa banyak rata – rata saldo yang anda simpan dalam uang elektronik ? a. 0 – Rp. 250.000 b. Rp. 250.000 – Rp. 500.000 c. Rp. 500.000 – Rp. 750.000 d. Rp. 750.000 – Rp. 1.000.000 e. > Rp. 1.000.000

3. Berapa banyak transaksi yang anda lakukan dengan menggunakan uang elektronik selama satu bulan ? a. 3 – 10 kali b. 10 – 20 kali c. 20 – 30 kali d. 30 – 40 kali e. > 40 kali

4. Berapa besar nominal yang anda keluarkan dalam sekali transaksi dengan menggunakan uang elektronik ? a. > Rp. 1.000.000 b. Rp. 750.000 – Rp. 1.000.000 c. Rp. 500.000 – Rp. 750.000 d. Rp. 250.000 – Rp. 500.000 e. 0 – Rp. 250.000

5. Berapa kecil nominal yang anda keluarkan dalam sekali transaksi dengan menggunakan uang elektronik a. 0 – Rp. 250.000 b. Rp. 250.000 – Rp. 500.000 c. Rp. 500.000 – Rp. 750.000 d. Rp. 750.000 – Rp. 1.000.000 e. > Rp. 1.000.000

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN II R Tabel

Tingkat Signifikansi Untuk Uji 1 arah 0,05 0,025 0,001 0,005 0,0005 DF = n-2 Tingkat Signifikansi Untuk Uji 2 arah 0,1 0,05 0,02 0,01 0,001 1 0,9877 0,9969 0,9995 0,9999 1,0000 2 0,9000 0,9500 0,9800 0,9900 0,9990 3 0,8054 0,8783 0,9343 0,9587 0,9911 4 0,7293 0,8114 0,8822 0,9172 0,9741 5 0,6694 0,7545 0,8329 0,8745 0,9509 6 0,6215 0,7067 0,7887 0,8343 0,9249 7 0,5822 0,6664 0,7498 0,7977 0,8983 8 0,5494 0,6319 0,7155 0,7646 0,8721 9 0,5214 0,6021 0,6851 0,7348 0,8470 10 0,4973 0,5760 0,6581 0,7079 0,8233 11 0,4762 0,5529 0,6339 0,6835 0,8010 12 0,4575 0,5324 0,6120 0,6614 0,7800 13 0,4409 0,5140 0,5923 0,6411 0,7604 14 0,4259 0,4973 0,5742 0,6226 0,7419 15 0,4124 0,4821 0,5577 0,6055 0,7247 16 0,4000 0,4683 0,5425 0,5897 0,7084 17 0,3887 0,4555 0,5285 0,5751 0,6932 18 0,3783 0,4438 0,5155 0,5614 0,6788 19 0,3687 0,4329 0,5034 0,5487 0,6652 20 0,3598 0,4227 0,4921 0,5368 0,6524 21 0,3515 0,4132 0,4815 0,5256 0,6402 22 0,3438 0,4044 0,4716 0,5151 0,6287 23 0,3365 0,3961 0,4622 0,5052 0,6178 24 0,3297 0,3882 0,4534 0,4958 0,6074 25 0,3233 0,3809 0,4451 0,4869 0,5974 26 0,3172 0,3739 0,4372 0,4785 0,5880 27 0,3115 0,3673 0,4297 0,4705 0,5790 28 0,3061 0,3610 0,4226 0,4629 0,5703 29 0,3009 0,3550 0,4158 0,4556 0,5620 30 0,2960 0,3494 0,4093 0,4487 0,5541

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN III Data Kuisioner

N P P P P P P P P P P1 P1 P1 P1 P1 P1 TOTA O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 L 1 4 4 5 4 5 5 5 2 4 5 4 4 4 1 5 61 2 5 4 2 3 4 4 4 2 3 4 3 3 4 2 5 52 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 1 4 5 5 55 4 5 4 3 5 2 4 4 3 3 3 5 2 5 2 5 55 5 4 4 3 5 2 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 65 6 4 4 2 5 2 5 5 5 4 2 5 5 5 5 4 62 7 4 4 5 5 2 5 5 5 2 2 5 5 4 1 5 59 8 5 3 4 5 4 4 4 3 3 4 5 5 3 2 4 58 9 4 5 2 4 3 3 3 2 2 3 4 1 5 5 1 47 10 3 5 2 3 2 4 4 4 3 5 3 1 3 5 1 48 11 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 1 3 1 1 44 12 3 4 5 4 4 4 3 3 4 4 4 5 4 5 5 61 13 4 5 3 4 4 4 3 4 4 3 4 5 5 5 5 62 14 4 5 5 5 3 3 4 5 4 3 5 5 5 5 5 66 15 5 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 5 4 1 4 54 16 5 4 3 3 3 4 5 5 4 4 3 2 4 4 2 55 17 4 4 3 5 4 4 4 3 3 3 5 1 2 5 5 55 18 5 5 3 4 3 4 4 3 3 3 4 5 5 4 5 60 19 4 4 2 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 57 20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 62 21 5 3 2 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 51 22 3 4 2 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 51 23 5 5 2 5 2 5 5 4 3 2 5 4 5 4 4 60 24 5 5 2 5 3 5 5 5 4 5 5 3 4 4 4 64 25 4 5 3 5 4 5 5 3 4 2 5 3 4 5 4 61 26 4 5 2 5 4 5 5 5 4 5 5 3 4 5 5 66 27 5 5 3 5 3 5 5 5 3 5 5 5 3 4 3 64 28 4 5 4 5 4 5 5 3 4 4 5 4 4 5 5 66 29 5 5 4 5 4 3 5 4 4 4 5 5 3 4 4 64 30 5 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 56 31 5 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 56 32 5 4 3 4 5 5 5 5 3 5 4 5 4 4 3 64 33 4 5 3 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 65 34 5 5 5 5 5 5 5 2 2 5 5 4 3 4 4 64 35 4 5 4 5 3 5 5 2 2 5 5 4 3 4 5 61 36 5 3 3 3 4 3 3 4 2 2 3 3 4 4 4 50

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN IV

DATA SAMPEL

N P P P P P P P P P P1 P1 P1 P1 P1 P1 TOTA O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 L 1 4 4 4 4 4 5 5 2 4 2 4 4 2 4 5 57 2 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 5 48 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 1 1 4 5 51 4 5 5 3 5 5 4 4 3 3 1 5 2 1 5 5 56 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 72 6 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 70 7 5 5 2 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 69 8 5 5 3 5 5 4 4 3 3 4 5 5 4 5 4 64 9 4 4 2 4 4 3 3 2 2 1 4 1 1 4 1 40 10 4 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 1 2 3 1 43 11 4 3 3 3 3 4 3 3 3 1 3 1 1 3 1 39 12 3 4 4 4 4 4 3 3 4 5 4 5 5 4 5 61 13 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 5 5 4 5 63 14 4 5 4 5 5 3 4 5 4 5 5 5 5 5 5 69 15 4 4 3 4 4 4 4 3 3 5 4 5 5 4 4 60 16 3 3 4 3 3 4 5 5 4 3 3 2 3 3 2 50 17 5 5 3 5 5 4 4 3 3 1 5 1 1 5 5 55 18 4 4 3 4 4 4 4 3 3 5 4 5 5 4 5 61 19 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 59 20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 21 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 48 22 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 56 23 5 5 3 5 5 5 5 4 3 5 5 4 5 5 4 68 24 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 3 4 5 4 68 25 5 5 4 5 5 5 5 3 4 4 5 3 4 5 4 66 26 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 3 4 5 5 69 27 5 5 3 5 5 5 5 5 3 3 5 5 3 5 3 65 28 4 5 4 5 5 5 5 3 4 4 5 4 4 5 5 67 29 4 5 4 5 5 3 5 4 4 3 5 5 3 5 4 64 30 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 55

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN V

UJI DATA

Descriptive Statistics Std. N Minimum Maximum Mean Deviation p1 30 3 5 4,23 ,679 p2 30 3 5 4,30 ,750 p3 30 2 4 3,43 ,626 p4 30 3 5 4,30 ,750 p5 30 3 5 4,30 ,750 p6 30 3 5 4,23 ,626 p7 30 3 5 4,23 ,728 p8 30 2 5 3,63 ,999 p9 30 2 4 3,43 ,626 p10 30 1 5 3,43 1,406 p11 30 3 5 4,30 ,750 p12 30 1 5 3,47 1,456 p13 30 1 5 3,47 1,408 p14 30 3 5 4,30 ,750 p15 30 1 5 4,03 1,245 total 30 39 72 59,10 9,163 Valid N (listwise) 30

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,757 16

Descriptive Statistics Std. Mean Deviation N p1 4,23 ,679 30 p2 4,30 ,750 30 p3 3,43 ,626 30 p4 4,30 ,750 30 p5 4,30 ,750 30 p6 4,23 ,626 30 p7 4,23 ,728 30 p8 3,63 ,999 30 p9 3,43 ,626 30 p10 3,43 1,406 30 p11 4,30 ,750 30 p12 3,47 1,456 30 p13 3,47 1,408 30 p14 4,30 ,750 30 p15 4,03 1,245 30 total 59,10 9,163 30

Universitas Sumatera Utara