ISSN 2622-6952

GERAKAN ANTI-KOLONIALISME MENUJU MERDEKA DALAM PERSPEKTIF SMELSERIAN

Yudhi Rachman

Program Studi Sosiologi, FISIB, Universitas Trunojoyo Madura

[email protected]

Abstract This paper aims to provide an overview of Indonesia’s social, political and economic conditions at the beginning of the 20th century. Changes in the movement of history are marked by the emergence of political resistance and revolutionary movements, including the establishment of the Islamic nationalist movement represented by the , the radical nationalist movement represented by Indische Partij and Insulinde, and the Marxist Communist Party of the . This study uses a library study method to explain the constellation of the movement of anti-colonialism in the Smelserian perspective. This research shows that social movements in Indonesia at the beginning of the 20th century arose due to dissatisfaction with existing social structures. Indisce Partij, for example, dared to declare itself a political party for all ethnic groups in Indonesia and collaborated with Sarikat Islam which was a large Islamic organization at that time. Likewise with the emergence of the communist movement which was initially brought in by a handful of Dutch people, it began to dare to voice its demands more radically in opposing Dutch imperialism and capitalism in Indonesia. This is the embryos of political resistance which color the constellation of the history of the Indonesian people towards their ideals of independence.

Keywords: nationalism, mass organizations, social movement, Smelser

Abstrak Tulisan ini bertujuan memberikan gambaran kondisi sosial, politik dan ekonomi Indonesia pada awal abad ke-20. Perubahan gerak sejarah ditandai dengan munculnya perlawanan politik dan gerakan revolusioner, diantaranya yakni berdirinya gerakan nasionalis Islam yang diwakili oleh Sarekat Islam, gerakan nasionalis radikal diwakili Indische Partij dan Insulinde, serta gerakan sosial Marxis Partai Komunis Hindia Belanda. Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan untuk menjelaskan konstelasi pergerakan anti-kolonialisme dalam perspektif Smelserian. Penelitian ini menunjukkan bahwa gerakan sosial di Indonesia pada awal abad ke- 20 muncul karena ketidakpuasan terhadap struktur sosial yang ada. Indisce Partij, misalnya,

183 184 SIMULACRA, Volume 1, Nomor 2, November 2018 berani mendeklarasikan diri sebagai partai politik bagi semua kelompok etnis di Indonesia dan bekerjasama dengan Sarikat Islam yang merupakan organisasi Islam besar saat itu. Demikian halnya dengan munculnya gerakan komunisme yang awalnya dibawa oleh segelintir orang Belanda, mulai berani menyuarakan tuntutannya secara lebih radikal dalam menentang imperialisme dan kapitalisme Belanda di Indonesia. Inilah embrio-embrio perlawanan politik yang mewarnai konstelasi sejarah bangsa Indonesia menuju cita-cita kemerdekaannya.

Kata Kunci: nasionalisme, organisasi massa, gerakan sosial, Smelser

PENDAHULUAN negara-negara maju mengikuti dengan Sekelompok pemuda Jawa dengan sungguh- sungguh perkembangan kuat baju ciri khas tahun 1900-an awal lengkap gerakan pembebasan tersebut dalam dengan beskap penutup kepala sebagai segala bentuknya dimana pun terjadi dan ciri khasnya tampak sedang menyanyikan mendapatkan inspirasi. sebuah lagu dengan bersemangat. Peran kaum muda terpelajar tentu “Bangunlah kaum yang tertindas, sangat penting sebagai motor penggerak bangunlah kaum yang lapar,” begitu perubahan saat itu dan tentu saja para sekelumit petikan syair lagu Internationale pemimpinnya yang berciri kharismatik yang merupakan lagu kaum Marxist dan pandai berpidato. Ssalah satunya revolusioner. Diantara para pemuda adalah Haji . tersebut adalah dan Semaoen, Pemimpin dari Sarikat Islam (SI) pada yang merupakan murid dari Ketua tahun 1912, yang sebelumnya adalah Sarekat Islam H.O.S Tjokroaminoto. perkumpulan pedagang atau Itulah sekelumit gambaran dalam film Sarikat Dagang Batik (SDI) di Solo yang “Cokroaminoto” karya Garin Nugroho. bertujuan awal sebagai organisasi yang Lahirnya gerakan revolusioner bertujuan melindungi anggotanya dari pada saat itu disebabkan oleh beberapa persaingan dengan pedagang Cina yang faktor penyebab. Pertama, munculnya kemudian semakin populer dan menjadi organisasi-organisasi massa di pulau gerakan politik massa. Jawa, diantaranya berdirinya gerakan SI banyak terlibat dalam kehidupan nasionalis Islam. Kedua, meningkatnya sosial, ekonomi maupun keagamaan jumlah kalangan terpelajar karena masyarakat Jawa. Tujuan organisasi pun perkembangan kapitalisme. Termasuk lebih luas untuk meningkatkan taraf dalam kalangan ini sejumlah orang hidup dan perekonomian masyarakat Eropa yang menyesuaikan diri dan ikut indonesia secara umum, mengingat mendukung perjuangan kemerdekaan kemiskinan yang semakin meningkat Hindia Belanda. Kecepatan menakjubkan akibat lonjakan jumlah penduduk dan berdirinya partai-partai dan sarikat semakin sedikitnya lahan pertanian yang buruh menunjukkan ciri perkembangan menganggur dan terbagi-bagi dalam periode revolusiner. Kaum buruh di kepemilikan kecil-kecil. Penduduk di Yudhi Rachman: Gerakan anti-kolonialisme... 185 pedesaan semakin tergantung dengan bagi penduduk pribumi (Himawan, 2011: pekerjaan di perkebunan dengan sistem 3). bagi hasil atau mencari pekerjaan di kota- Dengan adanya Politik Etis, kota. administrasi model Eropa mulai Perubahan sosial juga dipengaruhi diterapkan secara besar-besaran, oleh kebijakan pemerintah lolonial pelayanan-pelayanan teknis dibuat dan pada saat itu yaitu politik etis, dengan penguasa asing mulai turut campur tujuan untuk memperbaiki kondisi tangan secara langsung bahkan hingga ke sosial ekonomi rakyat indonesia serta daerah-daerah, sehingga memunculkan mempersiapkannya untuk bekerjasama kewaspadaan orang-orang Indonesia dengan orang Eropa (Belanda) dalam terhadap keberadaan orang-orang Eropa memerintah negara jajahan. Hal ini itu. Di sisi lain, hal ini juga menurunkan berakibat pada keterlibatan langsung pengaruh penguasa tradisional baik pemerintah kolonial dalam urusan- secara langsung maupun sebagai akibat urusan Indonesia. Sebelum itu Belanda upaya pemerintah dalam modernisasi memerintah secara tidak langsung melalui sistem administrasi. struktur sosial tradisional masyarakat Pada masa yang sama peran Indonesia. Setelah adanya tanam paksa perekonomian orang Eropa di Hindia (Cultuur Stelsel 1830), Belanda menjadi Belanda meluas dengan cepat, hal kaya raya, maka muncullah suatu usul itu menimbulkan dikotomi antara dari van Deventer tahun 1900, yang sektor modern dan tradisional dalam disebut ”Politik Etis” atau politik balas perekonomian. Kekontrasan tersebut jasa, yang isinya agar Belanda membalas tampak jelas terjadi di Jawa Tengah budi kepada rakyat Indonesia dalam dan Jawa Timur. Keduanya merupakan bentuk edukasi (pendidikan), irigasi daerah pertanian yang maju dan sangat (pengairan), dan emigrasi (perpindahan penting, Tempat perusahaan-perusahaan penduduk). orang barat dan pemerintah Belanda Politik Etis lahir sebagai sebuah melakukan penetrasi mendalam. Banyak tanggapan dari adanya sistem eksploitasi perkebunan berdiri di situ, utamanya yang telah diterapkan oleh pemerintahan perkebunan tebu yang berkembang Belanda di Indonesia. Pada kenyataannya, dengan cepat setelah peralihan abad. dalam pidato kenegaraan di hadapan Komoditas ini mejadi andalan ekspor Dewan Perwakilan Rakyat Belanda Indonesia sebelum terjadinya Depresi pada tahun 1901, Ratu Wilhelmina Besar. mengemukakan, bukannya melihat Perkebunan tebu biasanya berbagi tanah jajahan sebagai daerah kekuasaan pengairan dengan persawahan dan sapi perahan yang menghasilkan penduduk. Perkebunan tidak memiliki keuntungan, Politik Etis mengisyaratkan lahan sendiri tetapi menyewa dari sejumlah sumbangan dari pihak penduduk yang memiliki lahan di pemerintahan kolonial Belanda bagi sekitar pabrik gula dengan pergantian pengembangan sekolah-sekolah dan porsi lahan tergantung musim tanam. pelayanan kesehatan, transportasi, dan Sektor modern dan tradisional menjadi pengembangan infrastruktur lainnya saling terkait, lahan tebu meluas dan 186 SIMULACRA, Volume 1, Nomor 2, November 2018 disekitarnya adalah pedesaan yang METODOLOGI PENELITIAN berkembang menjadi daerah padat Penelitian ini bersifat deskriptif penduduk akibatnya banyaknya dengan studi kepustakaan yang pendatang yang mencari pekerjaan di menjelaskan sejarah pergerakan melawan perkebunan. Sementara itu para pemilik kolonialisme dengan munculnya lahan terus saja menaikkan sewa tanah organisasi massa dan pemimpin dan karena beban pajak dan utang yang harus ideologi politiknya dalam perspektif mereka tanggung. teori Smelserian. Metode kepustakaan Banyaknya populasi di suatu lahan atau dikenal sebagai studi literatur serta ketergantungan pemilik tanah pada adalah metode yang menekankan pada penyewa- penyewanya menciptakan penggunaan literatur dari berbagai suatu kondisi yang sangat riskan dengan sumber baik buku, jurnal, majalah atau pertikaian dan kekerasan. Pemerintah koran yang memiliki relevansi dengan kolonial yang menjalankan Politik Etis rumusan masalah yang diangkat dalam mengeluarkan peraturan-peraturan penelitian (Wiratha, 2006: 150). baru tentang relasi antara pemilik dan penyewa lahan serta mengenai RUMUSAN MASALAH pengembangan ekonomi suatu wilayah. Faktor-faktor apa sajakah yang Akan tetapi manfaat kebijakan tersebut mempengaruhi bangkitnya kesadaran tidak pernah dirasakan oleh rakyat, kaum bumi putera untuk berorganisasi bahkan sebaliknya. Perbaikan jalan dan dan melakukan gerakan sosial dan irigasi sama artinya dengan kenaikan perlawanan secara politik terhadap pajak untuk perawatan fasilitas tersebut pemerintah kolonial atau penjajah dan penambahan kegiatan pemerintah Belanda saat itu. berarti pajak jangka panjang yang lebih besar. Teori Gerakan Sosial dan Peran tokoh tradisional di pedesaan Perspektif Konflik Smellser tidak mampu melakukan mediasi antara Teori Gerakan Sosial penduduk desa dengan berbagai unsur Gerakan sosial adalah kegiatan untuk gangguan dari luar. Mereka nampak sama menentukan suatu tatanan baru dalam sekali tidak berdaya dihadapan kekuatan kehidupan bersama (McLaughlin, 1969: 8). Eropa yang superior dan dengan pihak- Awal kemunculan gerakan sosial ditandai pihak yang ditenggarai dekat dengan dengan kondisi yang penuh kegelisahan penguasa kolonial atau juga para pemilik karena perasaan ketidakpuasan terhadap perkebunan. Mereka juga tidak memiliki kehidupan sehari-hari dan dikarenakan kemampuan menguasai peraturan dn adanya keinginan dan harapan untuk kehendak yang dipaksakan kepada dapat meraih tatanan kehidupan baru penduduk desa. Akibatnya orang mulai tadi. Gerakan sosial merupakan suatu mencari tokoh lain di luar pemimpin usaha yang sengaja diadakan oleh tradisional untuk menjadi wakil dan sekelompok individu yang terorganisir pemimpin mereka, dan nampaknya SI untuk menciptakan terjadinya perubahan merupakan alternatif yang menjanjikan. dalam pola interaksi di masyarakat. (McVey, 2010: 13-15). Yudhi Rachman: Gerakan anti-kolonialisme... 187

Menurut Ritzer paling tidak ada lima menyebabkan munculnya suatu gerakan, karakteristik yang terdapat pada suatu maka perlu disimak konsep tentang gerakan, yaitu: breakdown-deprivation dan solidarity 1. Suatu gerakan melibatkan sebagian mobilization (Hagedorn, 1983: 516-522). besar individu yang berusaha Breakdown-deprivation menunjukkan memprotes suatu keadaan. Agarkepada rombaknya susunan masyarakat tradisional sebagai akibat dari perubahan dapat dikategorikan suatu gerakan, sosial yang cepat. Struktur sosial yang maka usaha sejumlah individu tidak tadi terorganisasi, ledakan jumlah harus memiliki persyaratan dasarpenduduk dan ketidak-seimbangan dari suatu organisasi. lingkungan dapat mengakibatkan 2. Suatu gerakan harus mempunyaiterjadinya akumulasi ketegangan, cakupan yang relatif luas. Gerakanfrustasi, rasa tidak aman, dan kemudian tersebut mungkin berawal pada dari gilirannya akan mengakibatkan cakupan yang kecil tetapi akhirnyatimbulnya perasaan yang sangat tertekan yang cenderung dapat meledak menjadi harus mampu mempengaruhi kekerasan atau kekacauan. Konsep ini sebagian warga masyarakat. tidak dapat dipisahkan dari konsep 3. Gerakan tersebut dapat menggunakanrelative deprivation (Gurr, 1970: 13) yang berbagai macam taktik untukmenunjukkan adanya ketidaksesuaian mencapai tujuannya. Taktik-taktikantara value expectations dan value tadi bervariasi dari yang sifatnya capabilities. tidak menggunakan kekerasan Value expectations adalah kondisi sampai dengan yang menggunakankehidupan di mana masyarakat merasakan haknya untuk dapat memiliki. kekerasan. Sedangkan value capabilities adalah 4. Meskipun dalam gerakan didukungkondisi dimana masyarakat merasakan oleh individu-individu tertentu, bahwa mereka mempunyai kemampuan namun tujuan akhir gerakan tersebutuntuk meraih apa yang diharapkan. adalah mengubah kondisi yang adaKekurangan yang melekat pada konsep pada masyarakat. breakdown-deprivation ini mengakibatkan 5. Gerakan tersebut merupakan suatukonsep pendukungnya yaitusolidarity- mobilization usaha yang secara sadar dilakukan . Konsep ini menyatakan kesetujuannya bahwa perasaan untuk mengadakan perubahan, bertambahnya perasaan tidak puas dan dan bagi mereka yang terlibat keluhan-keluhan di yang cukup mendalam dalamnya mungkin tidak menyadariterhadap kondisi yang ada merupakan hal segala tindakannya tetapi merekayang penting untuk menjelaskan muncul tetap mempengaruhi tujuan utamadan berkembangnya suatu gerakan. Akan gerakan tadi (Ritzer, 1979: 553-554). tetapi penganut konsep ini mengklaim bahwa suatu gerakan mungkin tidak akan Berkaitan dengan rasa ketidakpuasanmuncul walaupun ada perasaan tidak atau kekecewaan yang dapatpuas di kalangan masyarakat. Hal ini 188 SIMULACRA, Volume 1, Nomor 2, November 2018 dimungkinkan karena kemampuan untuk Tahap ini berawal ketika beberapa bertindak secara kolektif relatif lemah individu menyatakan bahwa perubahan dan kemungkinan untuk berhasilnya yang diusulkan mempunyai peluang tindakan bersama sedemikian kecil. Dari untuk berhasil. Mereka ini biasanya berbagai penjelasan yang ada, sebenarnya akan berperan sebagai pimpinan dapat disimpulkan bahwa suatu gerakan mereka mulai memberi arah bagi dapat muncul dan berlangsung apabila berlangsungnya gerakan. Selain itu terpenuhi tiga syarat minimal yaitu: mereka harus mampu mempengaruhi 1. Adanya rasa ketidakpuasan atau tindakan para pengikutnya. Adapun kekecewaan terhadap keadaan yang fungsi yang esensial dari tahap ini adalah ada pada saat ini. diterimanya beberapa individu sebagai pimpinan gerakan. 2. Harus ada harapan hari depan yang lebih cerah yang muncul dari rasa 3. Transformasi tindakan tidak ketidakpuasan atau kekecewaan tadi. terstruktur menjadi tindakan 3. Adanya kemampuan atau daya untuk yang terorganisir menggapai harapan hari depan yang Tahap ini juga sering disebut cerah tadi (Haryanto, 1997: 7). sebagai periode pengorganisasian dan perencanaan. Pada tahap ini tindakan Teori Konflik Smellserian yang spontan dan tidak terstruktur Munculnya suatu gerakan ditransformasikan menjadi tindakan yang mempunyai beberapa tahap. Merujuk terorganisir. Sehubungan dengan hal ini dari konsep value-added-nya Smelser, tersebut peran pimpinan pada tahap ini maka tahap-tahap munculnya gerakan menjadi sangat penting. Pimpinan harus dapat diringkas sebagai berikut: mampu merumuskan tujuan gerakan secara menyeluruh, dan mampu pula 1. Pernyataan spontan tentang merumuskan tujuan- tujuan antara yang ketidakpuasan bersama membimbing tercapainya tujuan akhir dari suatu gerakan. Suatu gerakan berawal ketika orang merasa tidak puas terhadap struktur sosial yang ada. Sebagian di antara 4. Konfrontasi dengan “lawan” mereka kemudian mengelompokkan gerakan diri dan menyatakan pandangan tentang Pada tahap ini gerakan sampai pada ketidakpuasannya. Pada tahap ini suatu puncak keseriusan dalam mengajukan gerakan masih menampakkan diri tuntutan dan kepentingannya, serta sebagai tindakan bersama yantg bersifat berupaya sekuat mungkin demi spontan. Fungsi essensial dari tahap ini diterimanya tuntutan tadi. Tahap ini dapat adalah untuk menarik perhatian massa merupakan suatu periode yang singkat, yang diharapkan memberikan dukungan tetapi dapat juga merupakan suatu bagi berlangsungnya suatu gerakan. periode yang panjang. Periode singkat apabila “lawannya” dapat dengan segera 2. Pemilihan pemimpin gerakan menyelesaikan permasalahan yang Yudhi Rachman: Gerakan anti-kolonialisme... 189 dihadapi, dan merupakan periode yang 2. Berlangsung lebih lama, bisa sampai panjang apabila keduanya sama-sama bertahun-tahun mempunyai kekuatan yang seimbang 3. Secara sengaja bertujuan melakukan dan tidak ada pihak yang bersedia reorganisasi atas kehidupan untuk mengalah dalam menyelesaikan masyarakat (Mas’oed, 1997: 43-53). permasalahan yang dihadapi.

Pada model masyarakat yang masih 5. Pencapaian hasil pra-industrial, dimana tradisi yang Tahap ini merupakan periode kuat bisa mempersatukan mereka, di mana dapat disaksikan apakah gerakan sosial jarang sekali muncul. gerakan mampu atau tidak mencapai Namun, pada masyarakat yang semakin sasaran tujuan yang telah dicanangkan majemuk dimana sub-kultur dan kontra sebelumnya. Jika gerakan sukses kultur berkembang-biak, mudah sekali biasanya diperlukan waktu yang cukup berkembang gerakan-gerakan sosial untuk menyebarluaskan pola tindakan mengenai berbagai isu publik. yang baru ke seluruh lapisan masyarakat. Berdasar keluasan perubahan sosial Akan tetapi jika gerakan tidak berhasil, yang dicakupnya (yaitu melibatkan biasanya akan diikuti dengan tindakan sebagian kecil penduduk atau seluruh pembubaran diri dari partisipan gerakan. masyarakat), dan kedalaman atau Dan tidak tertutup kemungkinan mereka intensitas perubahan itu (yakni akan merumuskan kembali tujuan yang perubahan di tingkat permukaan saja telah dicapai serta mencoba meraihnya atau transformasi besar-besaran), melalui gerakan yang baru sama sekali menurut David F. Aberle (Macionis, 1999: (ibid: 9). 589-611) bisa diklasifikasikan empat jenis Dalam menganalisa suatu gerakan tipe gerakan sosial sebagai berikut: sosial haruslah dipahami perbedaannya dengan perilaku kolektif. Menurut 1. Gerakan sosial alternatif Mohtar Mas’oed perilaku kolektif Gerakan ini bertujuan melakukan adalah kegiatan yang relatif spontan, perubahan terbatas hanya menyangkut melibatkan sejumlah besar orang dan individu-individu tertentu saja, yaitu cenderung menyebar dari norma-norma mendorong mereka untuk meninggalkan yang berlaku. Perilaku kolektif bisa sikap dan prilaku tertentu dan muncul dalam berbagai bentuk, mulai menggantinya dengan sikap dan perilaku dari gerakan sosial yang terorganisasi alternatif. rapi sampai kerumunan tak beraturan, seperti orang yang berjalan di terminal 2. Gerakan sosial penyelamatan bus menjelang , kerusuhan akibat Gerakan ini juga mengarahkan berbagai hal dan sebagainya. Gerakan perhatian pada beberapa individu, sosial pada dasarnya mempunyai tiga tetapi berusaha merubah kehidupan ciri: mereka secara radikal. Hasil tranformasi 1. Memiliki pengorganisasian internal seperti kadang-kadang bisa begitu besar yang lebih rapi sehingga individu yang jadi sasaran 190 SIMULACRA, Volume 1, Nomor 2, November 2018 itu digambarkan seperti mengalami masyarakat kelas bawah beserta segala kelahiran kembali. Gerakan-gerakan macam keluhan dan kegelisahan dengan fundamentalis agama seringkali harapan mendapatkan pemecahan. melakukan ini. Tjokroaminoto dianggap banyak orang sebagai sosok Ratu Adil yang diramalkan 3. Gerakan sosial reformatif secara tradisional sebagai pemimpin Gerakan ini berusaha melakukan ketika rakyat sangat membutuhkan. perubahan terbatas pada seluruh Semakin meluasnya ekspansi SI dan masyarakat. Berbagai gerakan yang daya tariknya bagi kaum petani tidak menganjurkan hidup sehat, peningkatan berpendidikan, mau tidak mau membuat kesadaran hukum masyarakat, orang-orang Eropa menaruh perhatian. perlindungan konsumen, penghormatan Mereka khawatir, dengan asumsi akan pada hak-hak wanita, gerakan pelestarian muncul seseorang yang mendapat lingkungan hidup, dan sebagainya banyak dukungan. SI akan dapat merupakan contoh-contoh gerakan sosial memotong saluran mapan penguasa reformatif. dan masyarakat serta mengayunkan 4. Gerakan sosial revolusioner kapak berbahaya diantara administrasi Ini adalah gerakan yang bertujuan penjajahan dengan rakyat. Sanjungan melakukan tranformasi secara mendasar berlebihan terhadap Tjokroaminoto yang meliputi segenap anggota serta karakter organisasi yang kacau dan masyarakat. Gerakan semacam ini tak teratur SI dianggap sebagai faktor kadangkala muncul dengan rencana yang potensi eksplosif, bahkan orang Eropa spesifik tetapi kadangkala juga muncul yang bersimpati atas kebangkitan umum dengan impian utopis. Tetapi, punya Indonesia pun nampaknya merasa rencana konkrit atau tidak, gerakan harus memperhatikan perkembangan ini menolak lembaga-lembaga sosial pergerakan tersebut (McVey, 2010: 15). yang ada dan memaksakan alternatif Hal yang kurang nampak tapi yang betul-betul berbeda. Gerakan ini perlu diwaspadai menurut mereka bisa muncul di kalangan politik sayap adalah bahwa SI merupakan organisasi kiri maupun kanan, bisa menentang keagamaan. Belanda telah membangun pemerintahan kapitalis maupun sosialis. sistem kekuasaan mereka dengan memerintah secara tidak langsung berdasarkan struktur sebelum Islam Masa-Masa Kebangkitan Nasionalisme: Sarikat Islam (SI) serta mendukungnya, jika perlu melawan mereka yang mengklaim sebagai Dimulai dari kelas pedagang pemimpin Islam bagi rakyat sekitar perkotaan, SI kemudian menyebarkan secara umum untuk membatasi kekuatan pengaruhnya secara cepat pada kaum Islam di Nusantara. Mereka menyadari lebih miskin di kota-kota, kemudian dengan meremehkan kepemimpinan juga memperoleh pengikut luas dari Islam hingga akhirnya pecah Perang daerah pelosok. Pertumbuhan SI yang Aceh yang baru saja usai, serta hadirnya demikian luar biasa bahkan melahirkan Pan-Islamisme sebagai kekuatan dinamis histeria sebagai bentuk harapan di Asia. Hal tersebut muncul dengan Yudhi Rachman: Gerakan anti-kolonialisme... 191 hidupnya kembali semangat keagamaan yang memiliki berbagai perbedaan tetapi di Jawa sebagai dampak pengajaran sama-sama merasakan ketidakpuasan Islam modern yang menghasilkan turut ambil bagian dalam organisasi gerakan-gerakan perjuangan, sehingga ini dalam bentuk bertentangan. Hal semuanya serba mungkin. Walaupun inilah yang membuat para pemimpin konsep tentang bangsa Indonesia belum SI kesulitan dalam mengarahkan ada saat itu, umumnya orang di seluruh pergerakan, sedang pihak pemerintah Nusantara belum berpikir kearah sendiri mengembangkan kebijakan tersebut. Islam muncul sebagai sumber saling bertaut. Terlebih yang dianggap pencetus persatuan melawan penguasa paling berbahaya oleh penguasa dalam asing. Karena itu Belanda mulai sangat situasi keresahan yang digeneralisasi, berhati-hati ketika berurusan dengan SI SI telah menyatukan kaum modernis (McVey, 2010: 16). dan tradisionalis, dan Pengikut Sarekat islam (SI) terdiri Jawa, serta Jawa dan non-Jawa yang dari orang-orang yang dipersatukan mungkin saja semua akan berbalik oleh agama dan profesi. Pergerakan ini melawan penguasa asing dengan seluruh kemudian juga menarik kaum santri kesadaran. yang berharap SI akan menggalakkan Bagi mayoritas penduduk Eropa yang intrepretasi keagamaan kaum modernis tinggal di Indonesia atau Hindia Belanda yang menjadi populer di kalangan saat itu, SI muncul sebagai kekuatan kaum pedagang di perkotaan maupun mengancam yang tidak dapat dibiarkan kelompok-kelompok lama, tetapi juga oleh pemerintah. Jumlah penduduk sekaligus merangkul kelompok Islam Belanda telah meningkat tajam sejak abangan di Jawa yang keyakinan akhir abad ke-19 M dan kebanyakan Islamnya bercampur dengan kepercayaan pendatang baru tersebut menganggap pra-Islam, serta berseberangan dengan Indonesia hanya sebagai tempat tinggal kaum santri yang menginginkan praktik sementara sehingga mereka sama sekali Islam lebih konsekuen. Hal ini didukung tidak tertarik dengan Politik Etis yang dengan kaum rendahan yang bagi mereka hanya akan menciptakan keberatan dengan konservatisme perkembangan bagi penduduk lokal dan kesultanan . Selain itu, mereka akan mengancam kesejahteraan mereka. juga memperoleh dukungan dari Binnenlands Bestuur, yaitu orang kaum tradisionalis yang menentang orang Eropa yang menjadi penguasa Westernisasi ala Budi Utomo (BU), suatu sipil serta mendominasi birokrasi yang pergerakan progresif yang dibentuk dijalankan oleh kaum priyayi indonesia, kaum priyayi muda Jawa pada tahun adalah para pejabat yang paling tidak 1908. menginginkan adanya toleransi bagi Singkatnya, SI merupakan SI. Mereka menganggap Politik Etis organisasi yang heterogen. Dan fakta yang diasumsikan akan mengurangi itu menunjukkan adanya krisis dalam ikatan tradisional, perluasan pendidikan masyarakat yang menginginkan serta meningkatnya kesadaran orang- terjadinya perubahan mendalam. orang Indonesia akan berakibat pada Luasnya cakupan SI membuat mereka evolusi bertahap dalam masa magang 192 SIMULACRA, Volume 1, Nomor 2, November 2018 persahabatan Indonesia dengan Belanda. dapat membantu menggantikan peran Mereka menyatakan hal itu tidak mereka (McVey, 2010: 18). realistik dan berbahaya karena orang Gubernur Jenderal kemudian Indonesia akan berubah dari dominasi menunjukkan langkah ramah terhadap adat masuk ke dalam para pemimpin gerakan baru tersebut. Meski ia didukung penghasut. Karena itu rakyat Indonesia oleh menteri jajahan dan parlemen harus terus berada dalam kantong Belanda, sebagian besar orang Belanda tradisionalisme, karena sekali mereka di Indonesia menjadi lebih waspada dan berhasil keluar maka akan menjadi beranggapan pemerintah telah membuka kekuatan revolusioner. Menurut kaum jalan bagi terjadinya kekacauan. Bagi konservatif merupakan tugas Gubernur mereka SI kependekan dari “Salah Jenderal Idenburg untuk melarang Idenburg”. Berbagai rumor tentang Sarikat Islam sebagaimana ia akan konspirasi pribumi bermunculan: SI menghentikan Indische Pertij (IP) pada sedang merencanakan pemberontakan, 1912. keraton Surakarta secara rahasia berada Idenburg ternyata memandang SI di belakang mereka, bahwa polisi pribumi sebagai sesuatu yang sangat berbeda menekan para buruh perkebunan dengan IP. Organisasi tersebut jelasuntuk bergabung dalam gerakan, merupakan organisasi revolusioner bahwa buruh Kereta Api Indonesia sementara SI sama sekali tidakmerancang pemutusan komunikasi pada menunjukkan sikap tidak loyal, apalagisaat pemberontakan terjadi. Selama mereka merujuk pada penduduk Eurasia,beberapa bulan orang-orang Belanda karenaya dianggap tidak mewakilidilanda kepanikan dan hampir seluruh opini bangsa Indonesia keseluruhan. SIperusahaan gula membuat berbagai justru merupakan suatu langkah majupersiapan menghadapi serangan. Bahkan penerapan Politik Etis, “Kita harusbeberapa diantara mereka menyiapkan memanfaatkannya bahkan jika kitapersenjataan. menemukan kesulitan sekalipun. Kita menginginkan hal ini setidaknya kitaSneevliet Propagandis Marxis lakukan dan telah kita dorong melalui Di tengah berbagai polemik dan pendidikan kita.” kekhawatiran seputar kebangkitan Pergerakan tersebut menurutnya SI, seorang pemimpin buruh Belanda dapat berfungsi sebagai penengahbernama Hendricus Josephus Fransiscus bagi pengusaha, pemilik perkebunanSneevliet tiba di Indonesia. Sneevliet dan pejabat pemerintah. Sebagai “Birodatang ke Indonesia hanya sekedar Keluhan” mungkin akan dapat berfungsimencari pekerjaan, tetapi rasa panggilan sebagai katup pengaman dalamrevolusionernya membuatnya tak mengurangi frustasi publik serta sebagaiterhindarkan bahwa kegiatan utamanya indikator keresahan setempat. Karenaadalah memberikan pidato akan penguasa tradisional tidak mampu lagikeyakinan politiknya. mewakili dan mengarahkan rakyat dan Semangat Sneevliet mendesak organisasi populer seperti SI mungkinrekan-rekannya bersepakat dengan Yudhi Rachman: Gerakan anti-kolonialisme... 193 dirinya. Secara kronis ia tidak mampu ketika itu sedang diperlukan di Indonesia melakukan kompromi, tetapi pada saat sedangkan latar belakang politiknya yang sama ia juga tidak pernah merasa tidak menjadi halangan. Mulanya ia sangat yakin tentang intrepretasinya bergabung dengan staf editorial di mengenai keyakinan sosialis yang harus Soerabajaasch Handelsblad, koran utama kebal terhadap perubahan nilai. Dalam Jawa Timur, corong penting sindikat hal ini, Sneevliet mengikuti kemelut perusahaan gula. Tidak berselang lama, hati nuraninya sendiri ketimbang politik seorang rekan sosialis, DMG Koch daruratnya. Ia tetap seorang revisionis mundur dari pekerjaannya sebagai SDAP ketika sejumlah rekan Marxis sekretaris Asosiasi Dagang di radikal memisahkan diri dan membentuk (Semarang Handelsvereniging) SDP yang melahirkan Partai Komunis dan menunjuk Sneevliet sebagai Belanda. Pada 1912, Sneevliet ternyata penggantinya. Kepindahannya ke beralih kepada kelompok radikal tersebut ibukota Jawa Tengah tersebut secara saat kaum reformis menolak mendukung politis sangat menguntungkan karena demonstrasi kaum buruh pelabuhan di Semarang menjadi pusat perkembangan Amsterdam. kota yang pesat, kemudian menjadi ajang Perseteruannya dengan kaum kegiatan radikal di Hindia Belanda. moderat membuatnya kehilangan Suasana kota Semarang saat itu pekerjaan, karena sebelumnya Sneevliet terasa lebih liberal dibanding kota-kota menjabat Ketua Sarikat Buruh Kereta Api besar lain di Jawa, sebagian karena (NVSTP) dibawah kontrol SDAP. Tidak Semarang menjadi pusat kepentingan ada lagi pekerjaan sejenis yang ada di komersial orang-orang Eropa yang Belanda karena kebanyakan swasta tidak hendak membangun pasar di Jawa, dan akan memperkerjakan seorang penyulut memandang tepat tujuan Politik Etis api tersohor seperti dirinya, ia kemudian dalam meningkatkan standar hidup memutuskan mencari peruntungan orang Indonesia. Para majikan Sneevliet ke Indonesia. Sebelum meninggalkan berkepentingan terhadap barang barang Belanda, Sneevliet merasakan impor, perumahan, bank dan perusahan- kekecewaan lantaran keputusan SDP perusahaan manufaktur. Selanjutnya untuk turut dalam pemilihan umum hubungan mereka dengan sekretaris baru dan ikut bersaing dengan bersama partai berjalan dengan sangat lancar. Selama revisionis. Menurut pendapatnya hal ini jam kerjanya ia melakukan tugasnya akan memecah perolehan suara partai dengan baik dalam mempromosikan sosialis tetapi akhirnya ia memilih tetap kapitalisme, sementara tidak ada yang berafiliasi dengan SDAP. Sepanjang berkeberatan dengan aktivitas sosialnya masa tinggalnya di Indonesia terlepas di luar itu. Ia hanya diminta untuk tidak dari kegiatan revolusionernya, ia tetap melakukan upaya yang mengarah pada menjadi anggota SDAP yang moderat revolusi, itulah sebenarnya yang sedang dan tidak dalam gerakan proto-komunis. dirancang oleh Sneevliet. Suatu keberuntungan bagi Sneevliet, Semarang menjadi Pusat Serikat karena orang-orang Eropa terdidik Buruh Kereta Api di Indonesia (VSTP). Secara alamiah Sneevliet tertarik 194 SIMULACRA, Volume 1, Nomor 2, November 2018 mengingat kemiripan organisasi tersebut Indonesia sebagai imigran baru. Reaksi dengan yang ada di Belanda sebelumnya. mereka terhadap kondisi sosial wilayah VSTP merupakan salah satu organisasi jajajahan yang sepenuhnya tidak mereka buruh tertua di Indonesia yang dibentuk kenal sangat beragam dengan perbedaan lima tahun sebelumnya. Saat itu tajam. Sebagian membuang Marxisme organisasi ini sedang berkembang, VSTP dalam hubungannya dengan kondisi merupakan organisasi yang terbuka Indonesia. Mereka mendukung Politik bagi buruh Indonesia maupun Belanda. Etis dengan perubahan berangsur sebagai Dalam satu tahun setelah kedatangan sesuatu yang harus dilakukan terhadap Sneevliet di Semarang ia berhasil masyarakat demikian terbelakang. membawa organisasi tersebut ke jalur Sebagian yang lain memandang sistem yang lebih radikal yang mengarahkan kolonial yang demikian tidak adil dan tujuan mereka untuk memperbaiki nasib berpendapat dapat menerapkan prinsip- buruh tidak terlatih dan miskin. prinsip revolusioner terlepas dari tahap Awal 1914, Sneevliet merangkap perkembangan negeri. Kelompok yang bekerja penuh di lingkungan kapitalis lebih kuat ini alih-alih mengikuti garis sebagai editor koran VSTP, De Volhading. moderat rekan mereka di Eropa, tenaga Pada saat yang sama ia sibuk belajar penggerak utama ISDV mengarah bahasa Indonesia dan Jawa terutama ke ekstrem kiri. Hal ini merupakan untuk menyebarkan keyakinanya pada kenyataan penting yang dapat dilihat dari penduduk setempat. Baginya hal ini pertemuan pertama mereka, kelompok masih belum cukup untuk memenuhi moderat dan radikal terpecah sejak mula kehendaknya memperluas pengaruh dalam membicarakan fungsi organisasi sosialisme. Ia merasa kerja nyata (McVey, 2010: 22-23). hanya dapat dilaksanakan dengan cara Kelompok kanan berharap organisasi menghimpun seluruh kaum sosialis yang ini akan menjadi pusat pertukaran sudah ada di Hindia Belanda. Maka atas gagasan antara kaum sosialis Eropa di prakarsanya suatu kelompok yang terdiri Indonesia serta memberikan bahan- dari 60 orang sosial demokrat mendirikan bahan temuan mereka bagi kelompok Indische Social Democratische Vereniging sosialis di parlemen Belanda. Menurut (ISDV) pada 9 Mei 1914 di . mereka tidak tepat jika ISDV turut campur ISDV yang kemudian menjadi Partai dalam kehidupan politik di Indonesia, Komunis Indonesia, pada pertemuan terutama karena mereka sama sekali awal tersebut diragukan sifat Indonesia tidak memiliki pengetahuan yang cukup ataupun Komunisnya. Hampir seluruh tentang masyarakat Indonesia maupun yang hadir orang Belanda, sejumlah kecakapan Bahasa Indonesia yang akan orang Eurasia dan Indonesia hanya digunakan untuk mengkomunikasikan sebagai latar belakang, sebagian anggota pengaruh mereka terhadap orang-orang pemuda pengikut SDAP dan bukan Indonesia. Terlebih bagi mereka percaya dari saingan radikal mereka. Hampir akan teori evolusioner bahwa sosialisme semua yang hadir adalah orang-orang hanya akan berarti dalam konteks negara yang menjadi sosialis ketika masih dengan industri berkembang yang di Belanda dan kemudian datang ke Yudhi Rachman: Gerakan anti-kolonialisme... 195 melahirkan kaum proletariat. Agitasi dengan gerakan besar yang dapat sosialis bagi Indonesia yang berada menjadi jembatan bagi partai dan massa dalam tahap pra-kapitalisme samaIndonesia. sekali tidak berguna dan yang palingUntuk sementara ISDV tidak buruk ialah memberikan dukungan bagimembuat suatu gerakan apa pun elemen-elemen revolusioner perbuatan ke arah yang dimaksud. Sebagian tak bertanggung jawab dalam duniakarena meletusnya atau pecah Perang politik Indonesia. Dunia I yang diikuti gagalnya gerakan Kaum sosialis yang sependapatInternasionale kedua yang memberikan dengan Sneevliet dalam memandangkejutan ideologis bagi kaum sosialis di tugas pokok ISDV ialah melakukanIndonesia untuk beberapa waktu. Selama propaganda prinsip-prinsip sosialisme ditahun pertama, ISDV hanya membatasi Indonesia. Mereka berpendapat kekuatankegiatannya pada diskusi teoritis seputar sosialisme dapat memiliki peran langsungkondisi dan problematika koloni serta di daerah koloni, terutama mendorongberusaha mengumpulkan dana untuk sikap revolusioner anti imperialisme.mendukung kaum sosialis dalam Setelah melalui berbagai perdebatanpemilihan di Belanda. Pada kongres panas, kelompok mayoritas radikalmereka pada 1915 muncul upaya kuat menang. Disepakati bahwa fungsi partaiuntuk mengalihkan sejumlah besar dana ialah menyatukan kaum sosialis Hindiapartai bagi pergerakan di Belanda. Setelah Belanda, menjelaskan kepada faksi sosialkongres, Sneevliet dan kawan-kawannya demokrat di parlemen Belanda mengenaiberhasil mencegah hal tersebut. kondisi Indonesia dan menyebarkan Partai kemudian berusaha propaganda sosialisme di seluruhmemperluas pengaruh mereka melalui wilayah Indonesia. media dengan menerbitkan koranHet Sejak itu cara yang dianggap palingVrije Woord, edisi pertama muncul pada efektif ialah dengan terlibat langsungOktober 1915. Koran ini terbit dalam dalam perpolitikan Indonesia. Walaupunbahasa Belanda, hanya sedikit orang ISDV mencakup hampir seluruh kaumIndonesia yang membacanya. Baru dua sosialis di Indonesia, mereka mengalamitahun kemudian partai menerbitkan kesulitan dalam mengembangkan koran berbahasa Indonesia. Het Vrije organisasi. Pada 1915 hanya ada Woord 85 sudah menyediakan ruang anggota dan pada tahun berikutnya untuk134 publik tempat ISDV dapat Orang. Organisasi ini tidak memilikimengungkapkan pandangannya. Hal ini cukup dana, pengaruh maupunterbukti sangat bermanfaat bagi partai program-program komprehensif bagi karena pada 1916 mereka memperoleh massa rakyat Indonesia. Kaum sosialispujian dari kelompok radikal Indonesia moderat nampaknya benar ketikakarena sikap mereka dalam dua masalah mereka menunjukkan letak kelemahanyang membuat publik mendapatkan organisasi, yaitu pada keanggotaannyakesadaran politik. Salah satunya yang hampir seluruhnya orang Belanda.tentang penahanan seorang wartawan Bila partai tersebut sama sekali tidakterkemuka Indonesia, Raden Mas Marco efektif, maka harus dicari suatu aliansiKartodikromo, yang pernah menulis 196 SIMULACRA, Volume 1, Nomor 2, November 2018 artikel kritik tentang tindakan pemerinta Francois Eugene Douwes Dekker, Hindia Belanda terhadap Sarikat Islam, seorang peranakan Belanda yang kelak dan Het Vrije Woord sebagaimana bernama Setia Budi Danudirja. Pagi buta, sebagian besar pers berbahasa Indonesia15 September 1912, Douwes Dekker atau berpihak pada Marco. disingkat DD tiba di Stasiun Isu kedua yang mereka angkat ditemaniialah J.D Brunsveld van Hulten dan mengenai kampanye Indie weerbarvan Der Poel melakukan tur propaganda (persenjatai orang Indonesia) kampanyedi tanah Jawa untuk menyiarkan Indische untuk membangun milisi IndonesiaPartij, partai politik yang baru seminggu dibawah komando Belanda. Pada awalnyasebelumnya didirikan. Paul van Der Veur proyek ini dibuat oleh orang-orangdalam buku The Lion mengambarkan, Belanda yang khawatir terhadap gerakan“Pidato DD yang menggugah”. Orasi Jepang dan Australia (Inggris) terhadapselesai begitu peluit berbunyi dan wilayah Nusantara selama PD I. Halkereta ini meluncur ke Yogyakarta. Saat kemudian mendapatkan popularitassenja, rangkaian kereta memasuki kota yang mengejutkan di antara orangGudeg di sana, para tokoh Indische Partij Indonesia yang sadar politik, sejumlahdisambut hangat anggota Insulinde, orang di antara mereka memandangBoedi Utomo dan Sarekat Islam. sebagai alat untuk membujuk pemerintahMalam itu juga di gelar pertemuan Belanda guna memperluas hak-hakpolitik. Selain DD, pemimpin politik mereka (McVey, 2010: 25). Insulinde Semarang G.L. Toope, Untuk memperluas gerakan ISDVturut menyampaikan pidato. Topik kemudian untuk pertama kalinyapembicaraan mereka mengenai beraliansi dengan Insulinde yang kesetaraan ras, mereka menyoroti kemudian berkembang menjadidiskriminasi pemerintah Hindia organisasi paling radikal saat ituBelanda dan terhadap warga negara. Sebagai secara politis berkembang baik sebagaiperanakan, para anggota Insulinde selalu organisasi non-Eropa. Pergerakan diposisikan ini kelas dua apalagi kaum diawali pada 1907 sebagai asosiasipribumi. non- “Comrades! Nay, Indier,” DD politik, berorientasi kelompok Eurasiamengucapkan salam khas pada setiap atau Indo dan banyak mewarisi sambutannya.karakter Diskusi diakhiri dengan Indische Partij yang dibubarkan tanda pada tangan sekitar 60 peserta yang 1913. Radikalisme mereka muncul berniatkarena menjadi anggota Indische Partij perasan terbuang dari kaum Eurasia(Tempo, 2012: 38). atau Indo Belanda setelah meningkatnyaPara pemimpin Insulinde ingin kaum Eropa yang eksklusif dan mengatasiancaman permasalahan tersebut ekonomi akibat meningkatnya jumlahdengan membentuk aliansi antara kaum terpelajar Indonesia yang kelompok dapat Eurasia atau Indo Belanda dibayar lebih murah dari kaum denganEurasia. kaum terpelajar Indonesia agar memperoleh hak setara dengan kaum Partai Politik Radikal Pertama di pendatang dari Eropa, mereka kemudian Hindia Belanda: Indische Partij mempromosikan suatu “Nasionalisme Kiprah radikal Indische Partij tidak Hindia” yang bertujuan menciptakan lepas dari karakter pemimpinnya yaitu Yudhi Rachman: Gerakan anti-kolonialisme... 197 identitas kebangsaan berdasarkan tempat anggota Insulinde kebanyakan orang tinggal dan bukan etnisitas. Indo atau priyayi yang akhirnya menjadi Koalisi Indische Partij dan Insulinde semakin setara tanpa memandang strata, semakin mengeras dalam peristiwa ras dan agama. “geger Polanharjo,” demikian peristiwa Pesatnya perkembangan Insulinde itu dikenal. Dua tokoh Insulinde Surakarta itu pula yang menbawa DD yakni Mochammad Misbach, dan ke meja hijau. Itu karena terjadinya aksi mubalig yang juga anggota Sarekat pemogokan petani di kantong-kantong Islam, dan Tjipto Mangoenkoesumo, Insulinde. Pemogokan berpangkal dari terlibat dalam peristiwa ini. Tjipto juga persoalan upah di perkebunan tembakau anggota Volksraad atau Dewan Rakyat Polanharjo. Mereka menuntut upah Hindia Belanda, saat itu dikenal dengan glidig bekerja sebagai buruh perkebunan tulisannya di surat kabar “Panggoegah” dinaikkan dari sebelumnya dibayar 4 yang kerap dengan tajam mengkritik gulden. Tuntutan itu tidak dikabulkan, pemerintah kolonial Belanda, kesultanan pemogokan terjadi dan puncaknya pada dan pemilik perkebunan. Tjipto adalah 17 Juni 1919, pabrik dan perkebunan inteletual kritis yang memiliki pergaulan lumpuh total. Pemerintah Belanda luas di kalangan priyayi. Misbach lebih kalang kabut. Tjipto sendiri sudah turun progresif dibanding Tjipto. tangan untuk menyelesaikan persoalan Misbach adalah seorang propagandais tersebut. Dia mengusulkan dibentuknya ulung. Takashi Shiraishi dalam bukunya, komisi untuk menjembatani tuntutan Zaman Bergerak: Radikalisme Rakyat di petani, dia juga berencana menggelar Jawa 1912-1926, menceritakan bagaimana pertemuan Insulinde di Surakarta sebuah poster karya Misbach yanguntuk membicarakan persoalan itu. Tapi menggambarkan posisi buruh dalamrencana pertemuan ditentang residen sistem kapitalisme dan dimuat dalamSurakarta, Harloff. majalah Islam Bergerak, 20 April 1918. Berita larangan pertemuan itu Dalam poster-poster itu tertulis kata- katarupanya tak sampai ke petani. Pada menggugah kesadaran buruh. Postertanggal 22 Juni 1919 pada hari yang yang menunjukkan persekongkolan direncanakan, sekitar 1.500 petani kolonial Belanda dengan kesultanan danberbondong-bondong masuk Surakarta pengusaha perkebunan. Sebagai kapitalisdengan berjalan kaki tapi di gerbang ketiganya, menurut Misbach, adalahbarat kota mereka dicegat polisi dan baku representasi penghisap tenaga parahantam pun terjadi. Sekitar seratus petani petani dan buruh agar bisa dipekerjakandan buruh ditangkap termasuk delapan dengan keras dengan upah rendah. pemimpin kring seperti Kartosoediri dan Duet Misbach dan Tjipto itulah yangH. Tajib. Peristiwa itu membuat Douwes membuat semakin banyak pendudukDekker dibawa ke meja hijau dengan yang bergabung dengan Insulinde. Padatuduhan menghasut petani Polanharjo 1919 jumlah anggota Insulinde Surakarta(Tempo, 2012: 52-53). diperkirakan tak kurang dari 10 ribu Akhirnya pemerintah kolonial anggota, sebagian besar adalah buruh dan Belanda mengasingkan para pemimpin petani. Sebelum didominasi massa petani, Indische Partij dengan tuduhan 198 SIMULACRA, Volume 1, Nomor 2, November 2018 tulisan-tulisan di koran atau majalah dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar yang menghasut rakyat dan menebar Dewantara) karena terlibat aktivitas yang kebencian terhadap pemerintah yang susah diatur menurut pemerintah Hindia dapat memicu pemberontakan. Titik Belanda. Mereka dibuang ke Belanda puncaknya adalah tulisan Tjipto dan dan disambut oleh pengikut SDAP Soewardi Suryaningrat yang berjudul yang berkeberatan dengan pelanggaran “Als ik eens nederlander Was” atauhak sipil yang telah dilakukan oleh “Seandainya saya seorang Belanda”pemerintah kolonial. Organisasi yang isinya menghujat dan mengolok-olokdipimpin Tiga Serangkai memiliki pemerintah kolonial yang merayakanpengikut yang besar di kota-kota di Jawa. kemerdekaan di tanah jajahan. Semarang menjadi pusat kegiatan mereka Dalam bukunya,Het Leven van E.F.Ebanyak penduduk kota yang menjadi Douwes Dekker,Frans Glisenar menuliskan, pengikutnya, organisasi ini lebih besar selebaranSoewardi membuat pemerintah dari ISDV dengan jumlah 6000 anggota murka, Gubernur Jenderal Alexander pada 1917 dan sangat aktif. Tambahan W.F Idenburg kemudian menangkap pula para pengikut Eurasia membuat dan menahan Tjipto dan Soewardi. DD organisasi tersebut secara kultural dan yang baru pulang dari Eropa mengkritik kebahasaan lebih sebagai kelompok penahanan dua kawannya itu dalam sosialis ketimbang pergerakan Indonesia. koran De Express. Dalam tulisannya dia menyebut keduanya sebagai pahlawan. ISDV dan Cita-Cita Negara Empat hari kemudian DD juga ditangkap Komunis di Indonesia dan diputuskan dengan atas nama Perpecahan aliansi mulai terjadi, kebesaran hati kolonial memberi pilihan Sneevliet yang awalnya sangat terkesan tempat pembuangan di negeri Belanda. dengan Tjipto Mangun Kusumo Setelah berlayar satu bulan melalui kemudian mulai menyerangnya karena rute pelabuhan Genoa, Italia, ketiganya menganggap kurang dedikasi kepada tiba di Belanda pada 2 Oktober 1913. perjuangan kelas kaum proletar. Tjipto Dalam bukunya, Orang Indonesia di sendiri kemudian menolak usaha Negeri belanda 1600-1950, Harry A. PoezeSneevliet mengubah partainya ke menceritakan ketiga tokoh ini disambutarah dan tujuan lebih radikal. Setahun penuh hormat puluhan kader Partaikemudian aliansi keduanya berakhir. Buruh Belanda, Social Democratische Pada kongresnya tahun 1916, ISDV Arbeider Partij (Tempo, 2012: 74). memutuskan secara resmi kerjasama Pemimpin pergerakan menunjukkan politiknya dengan Insulinde dan meminta dukungan kepada SDAP dalam para anggota partai untuk keluar dari kampanye mereka untuk melegalkan Insulinde. kembali Indische Partij dan kaum sosialis Bahkan sebelum kerjasamanya dengan senang menerimanya. Tetapi hal dengan Insulinde berakhir, kaum tersebut ternyata tidak dapat mencegah revolusioner ISDV telah mencari lahan pembubaran partai dan mengusir politik baru yang lebih besar. Saat itu ketiga pemimpinnya, yaitu Tjipto perhatian mereka tertarik pada Sarekat Mangunkusumo, E.F.E Douwes Dekker Islam yang pada tahun 1916 mempunyai Yudhi Rachman: Gerakan anti-kolonialisme... 199 ratusan ribu anggota, merupakan raksasa mencerminkan dengan baik kesengsaraan yang jauh lebih besar diantara gerakan dan ketakpastian akibat PD I yang juga politik Indonesia saat itu. Sejumlah berdampak bagi Indonesia. Selama anggota ISDV telah menjadi tokoh perang berlangsung, terisolasinya Hindia terkemuka SI. Beberapa pemimpin ISDV Belanda dan terbatasnya pelayaran turut memberikan sambutan dalam menyebabkan harga-harga meningkat pertemuan SI dan berdiri bersama para tajam dan terjadi penurunan pendapatan pemimpinnya (McVey, 2010: 28). di Indonesia, penurunan yang berawal Dalam kongres nasional SI yang pada 1914 berlanjut hingga 1924. Akibat pertama di Surabaya pada tahun 1916 buruk perang menambah keraguan belum menunjukkan adanya keinginan kaum terpelajar Indonesia tentang sungguh-sungguh untuk membentuk kebaikan kontrol ekonomi kapitalis aliansi dengan ISDV. Salah satu contohnya asing. Hal ini juga melahirkan kesadaran saat pimpinan sidang menghentikan umum tentang situasi mereka yang tidak pidato seorang pemimpin sosialis, menguntungkan. Terutama seperti yang , yang baru berpidato selama lima terjadi di wilayah penanaman Tebu di menit. Tetapi perasaan anti pemerintah Jawa, para petani pemilik lahan mulai pun mulai berkembang, pada waktu tidak puas terhadap sewa yang diberikan pembentukan tiga tahun sebelumnya oleh pemilik perkebunan. Panen padi Sarekat Islam menyatakan tunduk tanpa sangat buruk, impor yang menurun syarat pada pemerintah Belanda, tetapi karena terbatasnya pelayaran karena sekarang mereka mulai menyampaikan perang menyebabkan harga bahan baku masalah pemerintahan sendiri. Kongres melambung, karena tekanan inflasi mengkritik kebijakan administrasi agraria serta adanya kesadaran bahwa mereka dan mewacanakan gerakan buruh. bisa memperoleh harga yang baik jika Mereka juga menyampaikan wacana menanam padi, sedangkan sewa yang penyelarasan antara prinsip-prinsip selama ini mereka terima bagi lahan Islam dan sosialisme, sebuah wacana beririgasi mereka jauh dari memadai yang tidak hanya didukung golongan (McVey, 2010: 30). muda radikal pendukung ISDV tetapi juga oleh wakil-wakil terkemuka kelas Pemimpin Marxis dari Surabaya: pedagang perkotaan yang tergolong Semaoen santri. “Sosialisme” kemudian dikenal Figur paling menonjol di antara sebagai suatu kata yang secara sederhana kelompok Marxis Hindia Belanda diartikan sebagai perlawanan terhadap pertama ialah Semaoen, yang menjadi dominasi asing dan dukungan terhadap juru bicara ISDV pada Kongres SI 1916. Indonesia yang modern, sejahtera dan Ia lahir di daerah dekat Surabaya, anak merdeka. seorang Pegawai Kereta Api rendahan, Pada kongres 1916, atmosfer revolusi ia sendiri juga menjadi pegawai kereta dalam SI masih kecil, tetapi dalam satu api. Semaoen menjadi salah seorang tahun hal itu telah mengancam kontrol anggota awal Sarikat Islam. Ia bergabung pimpinan pergerakan. Peningkatan pada SI cabang Surabaya pada 1914 dan radikalisme dalam SI saat itu sebagian segera menjadi sekretaris pada Cabang 200 SIMULACRA, Volume 1, Nomor 2, November 2018

SI tersebut. Ia banyak terlibat dalam Hal ini menjadi satu faktor yang menyulut aktivitas serikat buruh kereta api sehingga perpecahan dalam tubuh SI, ketika mengantarkan dirinya mendapatkan sebagian anggota dari SI merangkap nama buruk pertama di Indonesia. menjadi anggota Perserikatan Komunis Kedudukan itu juga menghubungkan Hindia. dirinya dengan Sneevliet yang kemudian Perpecahan dalam tubuh Sarekat menjabat di VSTP. Semaoen kagum Islam mencapai puncaknya pada saat dengan upaya kaum revolusioner Eropa diadakan kongres luar biasa Sentral atas nama kaum buruh di Indonesia. Sarekat Islam di Surabaya pada tanggal Setahun kemudian ia menjadi wakil ketua 6-10 Oktober 1921. Pada saat itu, Semaoen cabang Surabaya. Semaoen masih sangat habis-habisan berdebat dengan Agus muda ketika muncul sebagai tokoh Salim, tapi tidak dapat mempertahan-kan pergerakan revolusioner Indonesia. Pada posisi kader-kader PKI di Sarekat Islam. 1916 saat memulai perjalanan politiknya, Karena debat sepenuhnya dikuasai Agus ia masih berusia 17 Tahun (McVey, 2010: Salim sebab Semaoen dan 32). masing-masing hanya diberi kesempatan Semaoen menjadi juru bicara berbakat berbicara selama 5 menit. Selain itu secara dan penuh semangat dalam kelompok tidak langsung Semaoen melontarkan tersebut. Pada saat yang sama posisi kaum ide-ide pluralisme gerakan Sarekat Islam. revolusioner muda SI sangat meningkat Hal ini sama artinya dengan karena bergabungnya Semaoen ke dalam mengusulkan perubahan asas Sarekat mesin politik yang dinamis. SI cabang Islam dari “Islam” menjadi “Komunis” Semarang berkembang pesat, pada 1916 yang lebih plural. Lontaran ini terdapat 1.700 orang anggota setahun dimanfaatkan oleh untuk kemudian menjadi 20.000. Segera saja membangkitkan sentimen agama para menjadi rival bagi organisasi di Surabaya. peserta kongres dan memberlakukan Seruannya sebagaimana diungkapkan disiplin partai. Akhirnya Semaoen dalam koran Sinar Djawa (kemudian dan anggota Sarekat Islam yang menjadi Sinar Hindia) menekankan pada merangkap menjadi anggota PKI secara tuntutan-tuntutan lebih radikal dalam resmi dikeluarkan dari Sarekat Islam bidang ekonomi dan keadilan sosial. (Sulistyono, 2004: 32-33). Akibat peristiwa tersebut Sarekat Islam pecah menjadi Pecahnya Sarikat Islam Menjadi dua aliran, yaitu: (1) Sarekat Islam Merah Putih dan Merah (SI Merah) yang dipimpin Semaoen yang Pada awal 1920, ISDV menerima berasaskan sosial-komunis dan berpusat surat dari Haring (nama samara di Semarang dan (2) Sarekat Islam Sneevliet) yang berada di Shanghai yang Putih (SI Putih) yang dipimpin Agus menyarankan agar bergabung menjadi Salim yang berasaskan kebangsaan dan anggota Komintern. Atas dasar Kongres keagamaan dan berpusat di Yogyakarta Istimewa yang dihadiri oleh 40 orang, (Tzabit, 2011). akhirnya diputuskan bahwa ISDV Sejak munculnya ISDV/PKI dan mengganti namanya pada 23 Mei 1920 Sarekat Islam Merah ciri lain dari gerakan menjadi Perserikatan Komunis Hindia. radikal atau kiri berkisar pada ideologi Yudhi Rachman: Gerakan anti-kolonialisme... 201

Marxisme, meskipun demikian Marxisme basis konstituennya serta tulisan-tulisan memiliki berbagai rupa atau intrepretasi. bernada kritik dan perlawanan dari koran Gerakan radikal kiri untuk pertama terbitan mereka terhadap pemerintah kalinya melakukan pemberontakan kolonial yang berujung pada pengadilan anti-kolonial yang meletus pada tahun dan pembuangan para pemimpinnya 19926/1927, yang diorganisir dalam skala yang dikenal sebagai Tiga Serangkai dan nasional dan dengan mudah diatasi Eugene Douwes Dekker sebagai tokoh penguasa kolonial Hindia Belanda, sentral gerakan perlawanan. yang kemudian terus menjalankan Gerakan sosial dalam perspektif perjuangannya secara bawah tanah di Smelser menyatakan adanya pernyataan era Jepang dan muncul kembali di masa spontan atau ketidakpuasan terhadap Revolusi dengan elemen nasionalis struktur sosial yang ada. Pemilihan kebangsaan dan organisasi agama. pemimpin gerakan, pengorganisiran, konfrontasi dan pencapaian hasil telah KESIMPULAN menunjukkan hal yang sangat signifikan. Gerakan sosial yang muncul di Pergulatan dan dinamika gerakan sangat era kolonialisme sebagai wujud dari terlihat, situasi sosial, ekonomi politik resistensi rakyat Indonesia yang mulai yang banyak merugikan kalangan rakyat mempunyai kesadaran atas hak-hak jelata semakin membuat popularitas serta identitas yang bermartabat melalui organisasi massa semakin meningkat. serangkaian proses panjang. Gerakan Dengan slogan Indie Vor Indier, Indisce sosial yang ditandai dengan kondisi Partij mendeklarasikan sebagai partai yang penuh kegelisahan karena perasaan politik bagi semua kelompok etnis, ketidakpuasan terhadap kehidupan nasib orang Indo Eropa, orang Jawa dan sehari-hari akibat diskriminasi bangsa lain yang tinggal di Nederland dan penindasan kolonialisme serta Indie atau Indonesia. IP mampu adanya keinginan dan harapan untuk bekerjasama dengan baik dengan Sarikat dapat meraih tatanan kehidupan Islam yang merupakan raksasa saat itu baru. Organisasi-organisasi massa meski akhirnya kiprahnya meredup dan yang muncul sebagai alternatif bagi dilarang pemerintah kolonial akibat penyampaian aspirasi dan perlawanan aksi-aksi politiknya membela rakyat tampak mendapatkan antusiasme dari Indonesia. rakyat yang telah lama terkungkung. Munculnya paham komunis yang Sarekat Islam sebagai representasi dibawa oleh segelintir orang Belanda umat Muslim baik santri dan abangan mantan anggota aktivis Partai beraliran tampaknya mendapat tempat dalam hati Marxis di Belanda yang bekerja di masyarakat di berbagai kegiatan dan Indonesia dipimpin oleh Sneevliet. jumlah perwakilan yang semakin besar Tuntutannya jauh lebih radikal dengan tokoh kharismatiknya H.O.S dengan menentang imperialisme dan Tjokroaminoto. kapitalisme menuju masyarakat komunis Indische Partij dan Insulinde menjadi dan membawa arah gerakan sosial di gerakan sosial pertama yang melakukan Indonesia dengan berpisahnya Sarekat advokasi secara langsung terhadap Islam Merah yang berhaluan Marxis 202 SIMULACRA, Volume 1, Nomor 2, November 2018 menjadi lebih radikal sampai meletusnya Mas’oed, Mohtar. 1997. Gerakan pemberontakan pada 1926-1927 yang Sosial dan Politik. Jakarta: Badan Pendidikan dan Latihan, Departemen berhasil dipatahkan pemerintah kolonial Dalam Negeri. Hindia Belanda tanpa kompromi. Itulah Ritzer, George. 1985.Sociology: A Multiple embrio-embrio perlawanan politik yang Paradigm Science, diterjemahkan oleh mewarnai konstelasi sejarah bangsa Alimandan. Jakarta: CV Rajawali. menuju lahirnya revolusi Indonesia yang Ritzer, George. 1979. Sociology: akhirnya mampu memproklamasikan Experiencing a Changing Society. kemerdekaannya pada tanggal 17 Massachusetts: Allyn and Bacon Inc. Agustus 1945. McVey, Ruth. 2010. Kemunculan Komunisme Indonesia. Jakarta: DAFTAR PUSTAKA Komunitas Bambu. Himawan, Aris. 2011. Pendidikan Tzabit, Ahmad. 2011. Sarekat Islam dan Kolonial Studi Sekolah van Deventer Gerakan Kiri di Semarang 1917-1920. di Mangkunegaran Surakarta. Jurnal Jurnal Sejarah dan Budaya, No. 2: 4. Wanita Jawa, No. 3. Wiratha, I Made. 2006. Metode Penelitian Gurr, Ted Robert. 1970. Why Men Rebbel. Sosial Ekonomi. Yogyakarta: CV Andi. New Jersey: Princeton University Press. Majalah Tempo. 2012. Tur Propaganda di Tanah Jawa. Edisi Agustus. Haryanto, 1997. Gerakan Sosial Politik. Jakarta: Badan Pendidikan dan Majalah Tempo. 2012. Geger Polan Harjo di Latihan, Departemen Dalam Negeri. Basis Insulinde. Edisi Agustus. Majalah Tempo. 2012. Tetap Membangkang Dalam Pembuangan. Edisi Agustus.