Infrastruktur Dibangun, PAD Labuan Bajo Melesat Jadi Rp 135M

Ilustrasi: https://www.goodnewsfromindonesia.id

Labuan Bajo, Beritasatu.com - Sejak Labuan Bajo dijadikan sebagai salah satu Destinasi Pariwisata Prioritas, percepatan pembangunan terus dilakukan. Dampak pembangunan terlihat sangat signifikan pada kenaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Labuan Bajo yang pada 2017 meraih sebesar Rp 70 miliar dan di tahun 2018 meningkat tajam hampir 100% hingga mencapai Rp 135 miliar. Pada Rabu dan Kamis (10-11/7/2019), Presiden dan jajarannya melakukan kunjungan kerja ke daerah pariwisata Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur untuk meninjau perkembangan pembangunan infrastruktur di kawasan pariwisata tersebut. Labuan Bajo merupakan salah satu dari empat Destinasi Pariwisata Super Prioritas 10 Baru yang juga menjadi pilihan destinasi favorit wisatawan mancanegara. Data tahun 2018 mencatat Labuan Bajo menarik kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak 121.411, angka tersebut naik lebih dari 150% dibandingkan tahun 2017 yang hanya sebesar 76.612 wisman. Hadir dalam kunjungan kerja bersama Presiden Joko Widodo antara lain Menteri Perhubungan Budi Karya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata Dadang Rizki Ratman, Ketua Tim Percepatan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas dan Ketua Pokja KEK Pariwisata Hiramsyah S. Thaib, Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Laiskodat, Bupati Manggarai Barat Agustinus Ch. Dula, Kapolda Nusa Tenggara Timur Raja Rizman, Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Danis Hidayat S, Kepala BPIW Kementerian PUPR Hadi Sucahyono, Direktur Utama PT ASDP Ferry Ira Puspadewi, dan Bupati Korinus Masneno. Presiden Jokowi meninjau Pulau Rinca dalam kunjungan kerja di hari keduanya di NTT. Pulau tersebut merupakan salah satu kawasan yang berada di dalam Taman Nasional . Pulau ini merupakan salah satu kawasan yang menjadi favorit para wisatawan untuk melihat kehidupan komodo

SUBBAGIAN HUKUM - BPK PERWAKILAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR di alam bebas selain Pulau Komodo. Dari dermaga di Pantai Waecicu, Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Rinca dapat ditempuh dengan perjalanan menggunakan kapal cepat dalam waktu 45 hingga 60 menit. Dari dermaga tersebut, Presiden beserta Ibu Negara Iriana Joko Widodo lepas sauh menuju Pulau Rinca. Setibanya di dermaga Pulau Rinca, Presiden disambut oleh Kepala Balai Taman Nasional Komodo, Lukita Awang, dan diberikan paparan singkat mengenai kondisi pulau tersebut. "Kita ini ingin melihat secara makronya untuk kawasan Labuan Bajo dan sekitarnya. Artinya, Labuan Bajo ada Pulau Komodo, ada Pulau Rinca, kemudian ada lautnya sehingga pembenahan kawasan pembangunan fasilitas-fasilitas pendukung itu (harus) terintegrasi semuanya," ujar Presiden selepas peninjauan. Presiden mengatakan, pengembangan kawasan Taman Nasional Komodo ke depannya akan dibuat lebih terintegrasi antara satu lokasi wisata dengan lainnya di Priovinsi NTT. Rancangan pengembangan tersebut, menurut Presiden, akan segera dibahas dengan kementerian dan pihak-pihak terkait. "Rancangan besar ini yang sebentar lagi akan kita buatkan rapat terbatas sehingga grand design-nya itu betul-betul sambung antara Labuan Bajo, Rinca, Komodo, lautnya, semuanya terdesain dengan baik dan dikerjakan tidak parsial," ucapnya. Namun, Presiden juga mengingatkan akan prinsip konservasi dan memperhatikan daya dukung Taman Nasional Komodo agar tidak membahayakan lingkungan alam di sana. Presiden berpandangan bahwa diperlukan pemisahan yang jelas antara zona konservasi dan turisme di kawasan tersebut. Rencananya, Presiden melanjutkan, kunjungan wisatawan di kawasan Taman Nasional Komodo tersebut akan menerapkan sistem kuota untuk menjaga keberlangsungan dan keseimbangan lingkungan setempat. "Saya tadi sudah sampaikan ke Kepala Balai untuk betul-betul dihitung daya dukungnya. Ini adalah kawasan konservasi sehingga nanti akan kita buat desain besar, rancangan besar, mana yang untuk turis, mana yang untuk konservasi, mana yang dikuota, mana yang tidak," tuturnya. Pemerintah sendiri memberikan dukungan penuh atas pengembangan yang lebih terintegrasi di kawasan Taman Nasional Komodo yang memang ditargetkan bagi wisatawan premium itu. Sejumlah pembenahan fasilitas atau infrastruktur pendukung pariwisata di NTT sedang direncanakan pemerintah. "Saya kira nanti urusan dermaga mau kita benahi. Urusan fasilitas-fasilitas kecil yang mendukung saya kira nanti semuanya (dibenahi). Itu yang saya sampaikan rancangan besar. Jadi tidak parsial. Termasuk kebutuhan air, itu semuanya tadi sudah kita bicarakan di situ," tandasnya. Dari Pulau Rinca, Presiden Joko Widodo dan rombongan langsung menuju dermaga Philemon Labuan Bajo, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, untuk meninjau rencana pengembangan pelabuhan tersebut. Kepala Negara menyimak pemaparan yang disampaikan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan R. Agus Purnomo. Dalam kesempatan itu, Presiden berkeliling melihat kondisi pelabuhan dan sempat menyapa masyarakat dan berfoto bersama.

SUBBAGIAN HUKUM - BPK PERWAKILAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Transportasi Terpadu Kunjungan kerja Presiden dan rombongan meliputi area Bandar Udara Komodo, Puncak Waringin, Pulau Rinca serta meninjau langsung proyek penyeberangan pelabuhan yang saat ini tengah dalam perencanaan pengembangan. Pembangunan pelabuhan tersebut dibantu oleh PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero) yang menyediakan moda transportasi terutama di 10 Destinasi Prioritas Pariwisata (10 Bali Baru). Pembangunan destinasi pariwisata Labuan Bajo menuju destinasi pariwisata dunia ini turut didukung kementerian dan lembaga lainnya terkait seperti Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Sekretariat Negara, dan lainnya. Dalam kunjungan kerja tersebut Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR juga memaparkan pembangunan pusat cenderamata di Puncak Waringin. Direktur Utama PT ASDP Ira Puspadewi menjelaskan rencana pembangunan Marina terpadu dengan fasilitas hotel dan commercial area untuk kafe, toko cenderamata, dan lainnya. Sementara itu dalam kesempatan terpisah, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan moda transportasi yang baik akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di sana. “Dengan adanya pembangunan moda transportasi penyeberangan, diharapkan bisa mendorong perekonomian dan ekosistem pariwisata. Moda tranportasi yang aman, nyaman, serta terjangkau bagi masyarakat dan wisatawan akan meningkatkan jumlah kunjungan. Langkah ini juga membuktikan kuatnya semangat Indonesia Incorporated untuk membangun sektor pariwisata Indonesia. Terlebih sektor ini telah ditetapkan sebagai ekonomi inti bangsa oleh Presiden,” kata Arief. Di sisi lain, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata Dadang Rizki Ratman menjelaskan bahwa standar atraksi di Labuan Bajo sudah mendunia dan dapat meraih penghargaan di kancah internasional. Untuk itu diperlukan sinergi pusat dan daerah dan didukung komitmen para CEO yang sangat kuat. Dalam acara kunjungan kerja tersebut, Ketua Tim Percepatan Pembangunan 10 Bali Baru Kementerian Pariwisata Hiramsyah S Thaib menuturkan bahwa dukungan penuh akan terus diberikan untuk percepatan pembangunan yang dilakukan pada delapan kabupaten di Labuan Bajo, baik pembangunan yang berkaitan dengan atraksi, aksesibilitas, maupun amenitasnya. “Pembangunan Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo harus dipercepat prosesnya. Kami sangat mendukung pembangunannya agar Labuan Bajo menjadi destinasi yang semakin mudah dikunjungi wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Saya yakin ke depannya Labuan Bajo akan menjadi destinasi favorit,” kata Hiramsyah. Hiramsyah yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Pokja Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata, sangat mendukung penuh rencana pembuatan dua KEK Pariwisata di Manggarai Barat. “Pembangunan KEK Pariwisata Tanah Naga dan Tanah Mori pasti kami dukung dan diharapkan berdampak untuk kesejahteraan masyarakat sekitar,” tegas Hiramsyah.

SUBBAGIAN HUKUM - BPK PERWAKILAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Sumber: 1. https://www.beritasatu.com. Kamis, 11 Juli 2019: Infrastruktur Dibangun PAD Labuan Bajo Melesat Jadi Rp135M. 2. https://ekonomi.bisnis.com/read. Jumat, 12 Juli 2019: Pembangunan Infrastruktur Labuan Bajo Angkat PAD.

Catatan: Sebagai salah satu komponen penerimaan PAD, potensi pungutan pajak daerah lebih banyak memberikan peluang bagi daerah bila dibandingkan dengan komponen-komponen penerimaan PAD lainnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, terutama karena potensi pungutan pajak daerah mempunyai sifat dan karakteristik yang jelas, baik ditinjau dari tataran teoritis, kebijakan, maupun dalam tataran implementasinya. Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah bersifat memaksa, berdasarkan undang-undang, tidak mendapatkan imbalan secara langsung, dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar- besarnya kemakmuran rakyat. Jenis-Jenis Pajak Daerah untuk Pajak Kabupaten/Kota. 1. Pajak Hotel. 2. Pajak Restoran. 3. Pajak Hiburan a. Hiburan umum maksimal b. Hiburan khusus c. Hiburan rakyat/tradisional. 4. Pajak Reklame. 5. Pajak Penerangan Jalan a. PPJ umum b. PPJ dari sumber lain oleh industri, pertambangan, minyak bumi dan gas alam c. PPJ yang dihasilkan sendiri. 6. Pajak Parkir. 7. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan. 8. Pajak Air Tanah. 9. Pajak Sarang Burung Walet. 10. PBB Perdesaan Perkotaan. 11. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.

SUBBAGIAN HUKUM - BPK PERWAKILAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR