Jurnal komunikasi, ISSN 1907-898X Volume 7, Nomor 2, April 2013

Status Kelembagaan RTRI dalam Perspektif Hukum

Denico Doly Peneliti Muda bidang Hukum pada Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI), Setjen DPR RI.

Abstract Public Service Broadcaster (LPP) in is organized by Radio Republik Indonesia (RRI) and Televisi Republik Indonesia (TVRI). The main problem that these institutions have to face is the Indonesian state institution system does not recognize the status of LPP. This situation leads to other problems that hinder the development of LPP RRI and LPP TVRI. The merger between LPP RRI and LPP TVRI to become RTRI is one of the efforts in solving the problems. The status of RTRI as an independent public service broadcasting should be mentioned clearly in the regulation. Therefore, RTRI as a state institution will be independent and serves public demands on public broadcasting . Keywords : RTRI, state institutions, public broadcasting

Abstrak Lembaga Penyiaran Publik (LPP) di Indonesia diselenggarakan oleh Radio Republik Indonesia (RRI) dan Televisi Republik Indonesia (TVRI). Permasalahan utama dari LPP RRI dan LPP TVRI adalah status kelembagaan yang tidak dikenal dalam sistem lembaga negara di Indonesia. Permasalahan ini kemudian menimbulkan permasalahan-permasalahan lain yang menghambat perkembangan LPP RRI dan LPP TVRI. Penggabungan LPP RRI dan LPP TVRI menjadi RTRI merupakan salah satu bentuk upaya menyelesaikan masalah dalam tubuh LPP RRI dan LPP TVRI. Status lembaga RTRI nantinya harus disebutkan secara jelas dalam peraturan perundang-undangan sebagai lembaga negara. Sehingga RTRI nantinya sebagai lembaga negara yang bersifat independent dan bertugas untuk memenuhi kebutuhan publik akan penyiaran publik. Kata Kunci: RTRI, lembaga negara, penyiaran publik

Pendahuluan wujud dari adanya wacana penggabungan Nama Radio Televisi Republik Indonesia kedua lembaga tersebut. (RTRI) mungkin masing terdengar asing Wacana penggabungan RRI dan bagi masyarakat umum. Akan tetapi, di TVRI menjadi satu lembaga sebenarnya kalangan dua lembaga Radio Republik sudah lama terdengar. Hal ini diperoleh Indonesia (RRI) dan Televisi Republik dari hasil penyusunan Rancangan Indonesia (TVRI), sebutan RTRI sudah Undang-Undang tentang Penyiaran (RUU cukup akrab. Penyebutan ini merupakan Penyiaran). RTRI merupakan 113

Jurnal komunikasi, Volume 7, Nomor 2, April 2013

penggabungan Lembaga Penyiaran Publik pemerintah yang mengatur mengenai (LPP) RRI dan LPP TVRI. Penggabungan LPP, LPP TVRI, dan LPP RRI. Ketiga tersebut dilakukan untuk melakukan peraturan ini yakni Peraturan Pemerintah efesiensi dan sekaligus memaksimalkan (PP) Nomor 11 Tahun 2005 tentang fungsi dari LPP untuk memenuhi Penyelenggara Penyiaran Lembaga kebutuhan publik akan penyiaran publik. Penyiaran Publik, PP Nomor 12 Tahun Selama ini fungsi dari LPP RRI dan LPP 2005 tentang Lembaga Penyiaran Publik TVRI belum secara maksimal Radio Republik Indonesia, dan PP Nomor dilaksanakan, hal ini dikarenakan LPP 13 Tahun 2005 tentang Lembaga RRI dan LPP TVRI mengalami kendala Penyiaran Publik Televisi Republik dalam pengelolaan kelembagaannya. Indonesia. Ketiga peraturan pemerintah Akibatnya, berbagai fungsi dari LPP ini merupakan bagian dari amanat UU sendiri menjadi melemah. Hambatan Penyiaran untuk mengatur mengenai LPP. dalam pengelolaan kelembagaan ini juga Pasal 1 angka 2 PP 11 Tahun 2005 diakibatkan dari ketidakjelasan regulasi mengatur bahwa lembaga penyiaran yang mengatur mengenai LPP RRI dan publik adalah lembaga penyiaran yang LPP TVRI. berbentuk badan hukum yang didirikan LPP RRI dan LPP TVRI saat ini oleh negara, bersifat independen, netral, diatur dalam Pasal 14 ayat (2) Undang- tidak komersial, dan berfungsi Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang memberikan layanan untuk kepentingan Penyiaran (UU Penyiaran) yang masyarakat. Hal ini sejalan dengan apa menentukan bahwa LPP terdiri atas RRI yang diatur dalam Pasal 14 ayat (1) UU dan TVRI yang stasiun pusat Penyiaran. penyiarannya berada di ibukota Negara Meski sudah termaktub dalam PP, Republik Indonesia. Bentuk kelembagaan namun hingga saat ini LPP RRI maupun LPP diatur dalam Pasal 14 ayat (1) UU LPP TVRI masih menghadapi berbagai Penyiaran yang mengatakan bahwa LPP kendala. Salah satunya berkaitan dengan merupakan lembaga penyiaran yang masalah pembiayaan. Sejak TVRI dan RRI berbentuk badan hukum yang didirikan dibentuk, permasalahan utamanya yaitu oleh negara, yang bersifat independen, anggaran yang diterima tidak mencukupi netral, tidak komersial, dan berfungsi untuk menunjang kegiatan-kegiatan yang memberikan layanan untuk kepentingan dilakukan oleh kedua lembaga ini masyarakat di Indonesia. Amanat dalam (Morissan, 2009: 99). Hal inilah yang pasal 14 ayat (1) ini ditujukan kepada kemudian menyebabkan TVRI dan RRI Pemerintah Indonesia. kehilangan penonton ataupun pendengar. Pada tanggal 18 Maret 2005, Permasalahan yang sudah cukup lama Pemerintah mengeluarkan tiga peraturan terjadi di TVRI dan RRI ini membuat

114

Denico Doly , Status Kelembagaan RTRI dalam Perspektif Hukum

berbagai program acara TVRI dan RRI ini merupakan lembaga-lembaga negara menjadi semakin surut pemirsanya. Akar yang dikenal di Indonesia. masalah anggaran ini adalah tidak atau LPP RRI dan LPP TVRI selama ini belum dikenalnya LPP dalam bersatus sebagai lembaga penyiaran kelembagaan negara yang ada di publik. Status lembaga penyiaran publik Indonesia. Belum dikenalnya LPP ini belum dikenal sebagai lembaga yang menimbulkan hambatan bagi lembaga ini dapat memperoleh APBN berdasarkan untuk mendapatkan anggaran yang ada ketentuan yang terdapat dalam UU dalam Anggaran Pendapatan Belanja Keuangan Negara. Hal ini dikarenakan Negara (APBN). 1 lembaga penyiaran publik masih bersifat Pasal 6 ayat (2) huruf b UU Nomor “abu-abu”, belum jelas ke mana arahnya. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Pasal 15 ayat (1) huruf b UU Penyiaran menyebutkan bahwa kekuasaan mengatakan bahwa sumber pembiayaan pengelolaan keuangan negara dikuasakan LPP berasal dari APBN dan APBD. Akan kepada menteri/pimpinan lembaga selaku tetapi pada kenyataannya anggaran yang Pengguna Anggaran/Pengguna Barang diberikan oleh negara untuk LPP berasal kementerian negara/lembaga yang dari APBN pada mata anggaran 69 atau dipimpinnya. Sedangkan dalam Belanja Lain-Lain. 2 Apabila dilihat dari Penjelasan Pasal 6 ayat (2) huruf b UU Penyiaran, maka dapat dilihat, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan seharusnya LPP diberikan mata anggaran lembaga adalah lembaga negara dan tersendiri dalam APBN. Tidak jelasnya lembaga pemerintah nonkementerian status kelembagaan LPP menyebabkan negara. lembaga ini tidak mendapatkan anggaran Lembaga negara yang dikenal di dana seperti yang seharusnya. Indonesia cukup beragam. Lembaga tinggi Permasalahan lain yang muncul negara yang dikenal dan disebutkan yaitu mengenai sumber daya manusia dalam UUD 1945 lain MPR, DPR, (SDM) di LPP RRI dan LPP TVRI. DPD, Presiden dan Wakil Presiden, Perekrutan SDM baru sebagai pengganti Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, SDM lama sulit dilakukan. Hal ini dan BPK. Sedangkan lembaga negara dan dikarenakan LPP tidak jelas komisi negara yang bersifat independent keberadaannya dan juga tidak jelas antara lain: Komisi Yudisial, Bank keikutsertaannya dalam suatu Indonesia, Tentara Nasional Indonesia, kementerian. Hal inilah yang POLRI, KPU, Kejaksaan Agung, KPK dan menyebabkan LPP belum dapat menerima Komnas HAM. Lembaga-lembaga negara SDM baru maupun regenerasi pelengkapan dan peralatan penyiaran. 1 “Ketua Komisi I: RRI dan TVRI diatur dalam aturan Khusus”, http://infosketsa.com (url?) , diakses tanggal 19 November 2012. 2 Ibid. 115

Jurnal komunikasi, Volume 7, Nomor 2, April 2013

Permasalahan-permasalahan di Lembaga Negara Bantu atas menjadi hambatan dalam Dalam kamus Hukum Fockema memberikan dukungan bagi bangsa dan Andrea yang diterjemahkan oleh Saleh negara melalui program siaran yang Adiwinata dkk, kata “organ” diartikan disiarkan oleh LPP. Pentingnya LPP bagi sebagai alat perlengkapan (Libryanto, bangsa dan negara Indonesia harus 2008: 44). Alat perlengkapan adalah didukung oleh kebijakan Pemerintah dan organ atau majelis yang terdiri dari orang- juga kebijakan melalui peraturan orang yang berdasarkan undang-undang perundang-undangan. Kebijakan- atau anggaran dasar berwenang kebijakan ini dapat memberikan dorongan mengemukakan atau merealisasikan bagi LPP untuk tumbuh dan berkembang, kehendak badan hukum. Dengan sehingga bisa menjadi salah satu lembaga perantaraan alat perlengkapan itu, badan penyiaran yang dapat diandalkan oleh hukum ikut mengambil bagian dalam lalu masyarakat. lintas hukum. DPR RI bersama dengan Hans Kelsen mengatakan bahwa Pemerintah telah menyusun program istilah “organ negara” untuk menyebut legislasi nasional tahun 2009-2014. lembaga negara. Menurut Kelsen, barang Adapun salah satu program tersebut yaitu siapa yang menjalankan suatu fungsi yang perubahan UU Penyiaran. Perubahan UU ditetapkan oleh tata hukum adalah suatu Penyiaran menjadi salah satu prioritas organ. Fungsi ini, apakah berupa tahun 2011 dan 2012 untuk dibahas perbuatan norma atau penerapannya, bersama oleh DPR RI dengan Pemerintah. pada akhirnya semuanya ditujukan Salah satu hal yang menjadi konsentrasi kepada pelaksanaan sanksi hukum. perubahan UU Penyiaran yaitu mengenai Parlemen yang menetapkan undang- status kelembagaan LPP itu sendiri. Status undang pidana, dan warga negara yang yang jelas akan memberikan dampak yang memilih parlemen adalah organ-organ signifikan terhadap LPP dalam negara, termasuk hakim yang mengembangkan program-program siaran menghukum si penjahat serta individu yang telah ada dan yang akan ada. yang sesungguhnya melaksanakan Kejelasan status kelembagaan LPP juga hukuman tersebut (Libryanto, 2008: 45- dapat mendorong popularitas LPP itu 46). sendiri sehingga dapat bersaing dengan lembaga penyiaran swasta. Berdasarkan Menurut Jimly Asshiddiqie (2004: fakta tersebut, artikel ini akan membahas 12), UUD 1945 pasca perubahan resmi status lembaga RTRI dalam perspektif menganut pemisahan kekuasaan dengan hukum. mengembangkan mekanisme checks and balances yang lebih fungsional. Dengan

116

Denico Doly , Status Kelembagaan RTRI dalam Perspektif Hukum

konsep pemisahan kekuasaan tersebut, Amerika Serikat, lembaga seperti ini format kelembagaan negara RI meliputi: tercatat berjumlah lebih dari 30 dan pada MPR, DPR, dan DPD sebagai Parlemen umumnya jalur pertanggungjawabannya Indonesia; Mahkamah Konstitusi dan secara fungsional dikaitkan dengan Mahkamah Agung sebagai pemegang Kongres Amerika Serikat (Asshiddiqie, kekuasaan kehakiman; dan Presiden dan 2006: 79).

Wakil Presiden sebagai kepala Menurut HAS Natabaya, ada pemerintahan eksekutif. Adapun perkembangan mengenai klasifikasi keberadaan BPK dan Komisi Yudisial lembaga-lembaga negara. Pertama , dapat dikatakan tidak berdiri sendiri. berdasarkan kewenangannya. Ada Keberadaan masing-masing beserta tugas- kewenangan lembaga negara yang tugas dan kewenangannya haruslah diberikan oleh UUD dan ada kewenangan dikaitkan dan terkait dengan tugas-tugas lembaga negara yang tidak diberikan oleh dan kewenangan lembaga yang menjadi UUD melainkan oleh UU. Klasifikasi ini mitra kerjanya. BPK terkait dengan DPR dilakukan mengingat adanya kewenangan dan DPD, sedangkan Komisi Yudisial Mahkamah Konstitusi untuk dengan Mahkamah Agung. menyelesaikan sengketa antar lembaga Selain lembaga-lembaga negara negara yang kewenangannya diberikan tersebut, bentuk keorganisasian negara oleh Undang-Undang Dasar. Kedua , modern dewasa ini juga mengalami klasifikasi lembaga negara berdasarkan perkembangan yang pesat. Ada dua pembagian lembaga negara utama ( main tingkatan, pertama Tentara, organisasi state’s organ ) dan lembaga negara bantu Kepolisian dan Kejaksaan Agung, serta (auxiliary state’s organ ). Pembagian Bank Sentral. Sedangkan pada tingkatan tersebut mengacu pada pengelompokan kedua ada Komnas HAM, KPU, Komisi berdasarkan ajaran trias politica Ombudsman, KPPU, KPK, KKR, dan KPI. (Montesquieu dan John Locke) dan ajaran Lembaga-lembaga ini digolongkan dalam catur praja Van Vollenhoven (Saly, 2007: Badan-Badan Eksekutif yang bersifat 33).

independen. Komisi atau lembaga Menurut Jimly Asshiddiqie (2006: semacam ini selalu diidealkan bersifat 79), di negara-negara demokrasi yang independen dan seringkali memiliki telah mapan, seperti di Amerika Serikat fungsi yang campur-sari, yaitu semi- dan Perancis, banyak pertumbuhan legislatif dan regulatif, semi administratif, lembaga negara baru. Lembaga-lembaga dan bahkan semi-judikatif. Dalam baru tersebut biasa disebut sebagai state kaitannya dengan hal ini, terdapat istilah auxiliary organs, atau auxiliary independent self regulatory bodies yang institutions yang bersifat penunjang. Di juga berkembang di banyak negara. Di antara lembaga-lembaga itu kadang- 117

Jurnal komunikasi, Volume 7, Nomor 2, April 2013

kadang ada juga yang disebut sebagai self Pembentukan lembaga-lembaga regulatory agencies , independent negara mandiri di Indonesia dilandasi supervisory bodies , atau lembaga- oleh lima hal penting, yaitu (Tauda, 2012: lembaga yang menjalankan fungsi 89): campuran ( mix-function ) antara fungsi- 1. Tidak adanya kredibilitas lembaga- fungsi regulatif, administratif, dan fungsi lembaga yang telah ada sebelumnya penghukuman yang biasanya dipisahkan akibat adanya asumsi mengenai tetapi justru dilakukan secara bersamaan korupsi yang sistemik, mengakar, dan oleh lembaga-lembaga baru tersebut. sulit untuk diberantas.

Dari apa yang dikemukakan oleh 2. Tidak independennya lembaga- HAS Natabaya dan Jimly Asshiddiqie, lembaga negara yang karena alasan maka penulis berpendapat bahwa lembaga tertentu tunduk di bawah pengaruh negara bantu dibentuk oleh suatu negara suatu kekuasaan tertentu. berdasarkan undang-undang. Lembaga 3. Ketidakmampuan lembaga-lembaga tersebut dimaksudkan untuk membantu negara yang telah ada untuk tugas dan fungsi dari suatu lembaga atau melakukan tugas-tugas yang harus negara tersebut. Lembaga negara bantu di dilakukan dalam masa transisi menuju Indonesia yang sudah dibentuk demokrasi baik karena persoalan berdasarkan undang-undang contohnya internal maupun eksternal. yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). KPK dibentuk untuk membantu 4. Adanya pengaruh global yang Kepolisian dan Kejaksaan dalam menunukkan adanya kecenderungan memerangi tindak pidana korupsi. beberapa negara untuk membentuk lembaga-lembaga negara ekstra yang Setelah adanya perubahan UUD disebut lembaga negara mandiri (state Tahun 1945, di Indonesia kini banyak auxiliary agency ) atau lembaga lembaga negara yang dibentuk baik oleh pengawas (institutional konstitusi, undang-undang, bahkan watchdog) yang dianggap sebagai dengan keputusan presiden. Lembaga- suatu kebutuhan dan keharusan karena lembaga ini dibentuk karena adanya lembaga-lembaga yang telah ada telah kebutuhan bagi negara untuk memberikan menjadi bagian dari sistem yang harus jalan keluar dan menyelesaikan persoalan diperbaiki. yang ada. Selain itu, kelahiran lembaga- lembaga negara mandiri itu merupakan 5. Adanya tekanan dari lembaga-lembaga bentuk ketidakpercayaan publik terhadap internasional untuk membentuk lembaga-lembaga yang ada dalam lembaga-lembaga tersebut sebagai menyelesaikan persoalan ketatanegaraan prasyarat bagi era baru menuju yang dihadapi (Yazid, 2004). demokratisasi. 118

Denico Doly , Status Kelembagaan RTRI dalam Perspektif Hukum

Komponen dalam Sistem Hukum yang dikemukakan oleh Friedman yaitu

Lawrence M. Friedman substansi hukum. menjelaskan bahwa ada tiga komponen

penting dari sebuah sistem hukum ( legal Substansi Hukum dan Lembaga system ), yaitu structure , substance , dan Negara culture . Untuk menggambarkan Berbagai negara di dunia baik di kinerjanya, ketiga komponen tersebut Eropa, Australia, Afrika, Asia, maupun dapat diibaratkan sebagai sebuah mesin, Amerika, memiliki lembaga penyiaran maka substansi hukumnya adalah “apa publik. Sebut saja British Broadcasting yang dihasilkan atau dikerjakan oleh Corporation (BBC) yang dimiliki oleh mesin itu”. Sementara, budaya hukum Inggris, American Broadcasting Company adalah “apa atau siapa saja yang milik United State of Amerika, NHK milik memutuskan untuk menghidupkan atau Jepang ataupun KBS milik Korea Selatan, mematikan, menetapkan bagaimana merupakan lembaga-lembaga penyiaran mesin itu digunakan”. Bagi Friedman yang cukup sukses di negaranya dalam hal (1984: 5-14) yang terpenting adalah fungsi memenuhi kebutuhan masyarakat akan dari hukum itu sendiri yaitu sebagai penyiaran publik. Keberadaan LPP ini kontrol sosial (ibarat polisi), penyelesaian menjadi sangat penting, hal ini sengketa ( dispute settlement ) skema dikarenakan berbagai hal, yaitu (Sendjaja, distribusi barang dan jasa ( goods 2006): distributing scheme ), dan pemeliharaan a. Dalam konteks demokratisasi sosial (social maintenance). kehidupan berbangsa dan penguatan Salah satu komponen sistem civil society, maka sejatinya publik hukum yang dikatakan oleh Friedman berhak mendapatkan siaran yang yaitu substansi hukum. Substansi hukum lebih mencerdaskan, lebih mengisi adalah aturan, norma, dan pola perilaku kepala dengan sesuatu yang lebih nyata manusia yang berada di dalam bermakna. sistem. Substansi juga bisa berarti produk b. Setiap warga negara berhak yang dihasilkan oleh orang yang berada di memperoleh siaran yang dalam sistem hukum itu, mencakup mencerdaskan tanpa adanya batasan keputusan yang mereka hasilkan, aturan geografis, ataupun batasan sosio- baru yang mereka susun. Substansi juga politis. mencakup living law (hukum yang c. LPP merupakan entitas penyiaran hidup), dan bukan hanya aturan yang ada yang memiliki concern lebih terhadap dalam kitab undang-undang (Friedman, identitas dan kultur nasional. 1984: 8-9). Dalam tulisan ini, penulis akan d. Demokratisasi media meniscayakan memerapkan satu dari tiga komponen adanya suatu lembaga penyiaran yang 119

Jurnal komunikasi, Volume 7, Nomor 2, April 2013

bersifat independen, baik dari Indonesia dan dibentuk oleh UU kepentingan negara maupun dari Penyiaran. Sebelum keluarnya UU kepentingan komersil. Penyiaran, RRI dan TVRI mempunyai Berdasarkan apa yang berbagai bentuk seperti Perjan ataupun dikemukakan di atas, maka penulis Persero. Akan tetapi setelah keluarnya UU berpendapat bahwa hal-hal tersebut Penyiaran, maka RRI dan TVRI dikenal jarang sekali ditemui dalam kegiatan sebagai Lembaga Penyiaran Publik. penyiaran yang dilakukan oleh lembaga Pengaturan akan LPP RRI dan LPP TVRI penyiaran komersil atau lembaga ini kemudian diatur lebih lanjut dalam penyiaran swasta. Hal ini dikarenakan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun lembaga penyiaran yang bersifat komersil 2005 tentang Lembaga Penyiaran Publik lebih mementingkan rating dan (PP LPP), Peraturan Pemerintah Nomor pendapatan. Lembaga penyiaran komersil 12 Tahun 2005 tentang Lembaga pada umumnya tidak mementingkan isi Penyiaran Publik Radio Republik siaran. Unsur hiburan lebih menonjol Indonesia (PP LPP RRI), dan Peraturan daripada usur pendidikan. Lembaga Pemerintah Nomor 13 Tahun 2005 penyiaran swasta lebih mementingkan apa tentang Lembaga Penyiaran Publik yang diinginkan oleh masyarakat namun Televisi Republik Indonesia (PP LPP belum tentu merupakan hal yang TVRI). Ketiga peraturan pemerintah ini dibutuhkan oleh masyarakat. merupakan aturan pelaksana dari UU Isi siaran yang ditayangkan oleh Penyiaran. Dalam peraturan pemerintah lembaga penyiaran komersil ini terkadang tersebut disebutkan secara rinci mengenai menjadi suatu permasalahan sendiri, tugas, fungsi dan kewenangan LPP RRI sebab lembaga penyiaran dapat dan LPP TVRI. melakukan pembentukan opini publik. LPP RRI dan LPP TVRI Pada titik ini, LPP sebagai salah satu merupakan salah satu lembaga yang lembaga penyiaran yang bertujuan untuk cukup penting bagi kelangsungan hidup mempersatukan bangsa dan negara, berbangsa dan bernegara. Pentingnya mempunyai tugas memberikan informasi, keberadaan LPP bagi masyarakat pendidikan, dan hiburan yang dibutuhkan Indonesia dirasakan oleh Pemerintah oleh masyarakat. Kebutuhan masyarakat Indonesia, hal ini dapat dilihat dari ini penulis artikan sebagai informasi yang dukungan yang diberikan oleh Pemerintah benar dan berimbang, pendidikan pada saat ini yaitu dengan adanya teknik kebudayaan dan sosial, dan hiburan yang penyiaran yang dapat dilakukan oleh LPP mendidik masyarakat. yaitu dengan sistem teknologi digital. LPP LPP RRI dan LPP TVRI RRI dan LPP TVRI merupakan lembaga merupakan lembaga penyiaran publik di penyiaran yang pertama kali melakukan

120

Denico Doly , Status Kelembagaan RTRI dalam Perspektif Hukum

penyiaran dengan sistem teknologi Isi siaran dewasa ini lebih digital. 3 Bentuk dukungan dari mengarah kepada hal-hal yang minim Pemerintah Indonesia ini menjadikan LPP dampak positif bagi masyarakat. Terdapat RRI dan LPP TVRI menjadi lembaga pula informasi yang tidak berimbang atau penyiaran yang harus berada berada di tayangan debat kusir tanpa solusi. Hal ini depan lembaga penyiaran lainnya. kemudian yang menjadikan Komisi Kehadiran LPP RRI dan LPP TVRI Penyiaran Indonesia (KPI) sibuk merupakan wujud nyata bagi bangsa melakukan berbagai pengawasan isi siaran Indonesia bahwa masyarakat lebih yang dilakukan oleh berbagai lembaga membutuhkan informasi yang berimbang, penyiaran. Isi siaran radio ataupun televisi akurat dan terpercaya, pendidikan dan yang mengandung kekerasan, pelecehan, juga hiburan yang sehat. Saat ini kegiatan ataupun SARA menjadi sasaran utama penyiaran yang dilakukan oleh lembaga KPI. penyiaran selain lembaga penyiaran LPP RRI dan LPP TVRI publik, menyuguhkan berbagai informasi merupakan lembaga penyiaran yang yang dirasakan oleh masyarakat sendiri dimiliki oleh publik, dan bertugas untuk sebagai informasi yang tidak berimbang. memberikan apa yang dibutuhkan oleh Padahal, informasi ini dapat memberikan publik. Akan tetapi sampai dengan saat ini efek buruk bagi masyarakat dimana LPP RRI dan LPP TVRI masih memiliki terjadinya pembentukan opini publik. berbagai permasalahan. Namun karena Selain informasi yang tidak permasalahan regulasi dan status berimbang, tayangan yang ada sekarang kelembagaan, hingga saat ini LPP belum ini cenderung mengarah kepada tindakan dapat secara pasti membentuk badan kekerasan ataupun pelecehan terhadap hukum. Hal ini kemudian yang hak-hak masyarakat. Contoh saja siaran berimplikasi terhadap tugas, fungsi, dan yang ditayangkan dalam kemasan acara kewenangan LPP RRI dan LPP TVRI. komedi di salah satu televisi swasta di Anggaran bagi LPP RRI dan LPP Indonesia. Dalam acara komedi tersebut TVRI juga terbatas. Ini menjadikan isi menayangkan berbagai tindakan siaran yang dilakukan oleh LPP RRI dan kekerasan yang bertujuan untuk LPP TVRI tidak mengalami mengundang tawa penonton. Hal ini perkembangan yang signifikan. Walaupun memang sebagai lelucon oleh sebagian teknologi yang digunakan oleh LPP RRI orang, namun di sisi lain dapat dan LPP TVRI sudah mengalami menimbulkan dampak negatif bagi anak- kemajuan, akan tetapi isi siaran masih anak maupun orang dewasa. dianggap belum dapat memberikan hasil yang maksimal. Akibatnya, LPP RRI dan 3 “selamat datang televisi digital di Indonesia”, http://teknologi.kompasiana.com, diakses tanggal 21 November 2012. 121

Jurnal komunikasi, Volume 7, Nomor 2, April 2013

LPP TVRI tidak bisa berkembang dalam (KPPU), dan lain sebagainya dengan jelas pengelolaan kegiatan penyiaran. disebutkan dalam peraturan perundang- Komisi I DPR RI saat ini sedang undangan. Dalam Pasal 3 Undang- melakukan pembahasan Rancangan Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Undang-Undang tentang Penyiaran (RUU KPK, misalnya, dengan jelas disebutkan Penyiaran). RUU ini membahas mengenai KPK adalah lembaga negara yang dalam penggabungan antara LPP RRI dan LPP melaksanakan tugas dan wewenangnya TVRI, dan nantinya mungkin akan bersifat independen dan bebas dari bernama RTRI. Pembentukan RTRI ini pengaruh kekuasaan manapun. kemudian diamanatkan dalam RUU Disebutkannya KPK sebagai lembaga Penyiaran untuk diatur lebih lanjut dalam negara yang dengan tegas disebutkan undang-undang tersendiri. 4 dalam undang-undang, membuat KPK Tujuan dari pembentukan UU dapat melakukan fungsi, tugas dan tentang RTRI adalah untuk memenuhi wewenangnya secara penuh. Ketegasan kebutuhan publik akan penyiaran publik. status sebagai lembaga negara mandiri ini Selain itu, pengelolaan manajemen LPP juga membuat KPK terbebas dari akan menjadi lebih efektif. Dengan interfensi pihak manapun. Seharusnya, diaturnya RTRI dalam UU tersendiri, LPP RRI dan LPP TVRI juga memiliki diharapkan permasalahan yang ada dalam kejelasan status dan kebebasan seperti ini. LPP RRI dan LPP TVRI dapat Pembentukan lembaga negara terselesaikan, salah satunya adalah pada LPP RRI dan LPP TVRI melalui kejelasan status kelembagaan RTRI. undang-undangtersendiri merupakan Status kelembagaan ataupun salah satu jalan keluar bagi kedua lembaga badan hukum suatu institusi merupakan ini dalam menyelesaikan permasalahan- kepastian hukum yang harus didapat oleh permasalahannya. Pemberian anggaran, institusi tersebut. Kepastian kelembagaan struktur organisasi dan juga kepegawaian atau badan hukum ini dapat berimplikasi dapat terselesaikan dengan adanya status terhadap tugas, fungsi dan kewenangan kelembagaan yang jelas. Pemberian dari institusi tersebut. Status kelembagaan anggaran dapat dilakukan dikarenakan di Indonesia seperti Komisi LPP RRI dan LPP TVRI sebagai lembaga Pemberantasan Korupsi (KPK), Komisi negara diberi kepercayaan penuh untuk Pemilihan Umum (KPU), Lembaga mengelola anggarannya. Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Friedman menjelaskan, ada tiga Komisi Pengawas Persaingan Usaha komponen dalam sistem hukum, salah satunya adalah substansi hukum. 4 Hal ini tercantum dalam Pasal 29 ayat (3) RUU Substansi hukum dapat berarti bahwa Penyiaran yang menyatakan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai Radio Televisi Indonesia diatur suatu produk hukum yang dihasilkan oleh dengan undang-undang. 122

Denico Doly , Status Kelembagaan RTRI dalam Perspektif Hukum

orang yang berada di dalam sistem hukum masyarakat harus dapat mengimbangi isi itu, mencakup keputusan yang mereka siaran yang dilakukan oleh lembaga hasilkan, aturan baru yang mereka susun. penyiaran swasta yang sekarang ini dinilai Pengaturan mengenai keberadaan LPP isi siarannya kurang sehat dan mendidik merupakan salah satu produk hukum yang masyarakat. harus diciptakan oleh pemerintah Lembaga penyiaran publik bersama dengan DPR RI. mempunyai karakteristik yang berbeda Penguatan kelembagaan LPP RRI dengan karakteristik yang dimiliki oleh dan LPP TVRI sebagai lembaga negara, lembaga penyiaran swasta/komersil. harus diperjelas dan ditegaskan dalam Adapun kekhasan karakteristik lembaga peraturan perundang-undangan yang penyiaran publik di antaranya dalam hal ini yaitu UU Penyiaran sebagai (Rachmiatie, 2006: 284): induk dari pembentukan Lembaga a. Punya visi untuk memperbaiki Penyiaran yang ada di Indonesia. kualitas kehidupan publik, bangsa Perubahan UU Penyiaran merupakan dan hubungan antarbangsa. salah satu momentum dalam memberikan penguatan kepada LPP RRI dan LPP TVRI b. Punya misi untuk menjadi forum sebagai lembaga negara. Pembentukan diskusi, artikulasi dan pelayanan lembaga negara, struktur organisasi dan kebutuhan publik. sistem pembiayaan yang jelas merupakan c. Ada pengakuan signifikan terhadap substansi yang harus diatur dalam pengawasan dan evaluasi oleh publik peraturan mengenai LPP RRI dan LPP sebagai khalayak dan partisipan yang TVRI. Undang-undang yang mengatur aktif mengenai RTRI kelak seharusnya berisi Sementara indikator yang khas tentang bentuk kelembagaan, susunan dari LPP sehingga berbeda dengan organisasi, dan juga kegiatan penyiaran lembaga penyiaran swasta yaitu yang dilakukan oleh RTRI. (Rachmiatie, 2006: 284): Untuk melakukan kegiatan a. Akses publik: didirikan tidak hanya penyiaran publik, maka RTRI nantinya berdasarkan potensi ekonomi, namun harus berorientasi kepada kepentingan dengan pertimbangan pemerataan publik dalam menyiarkan isi siarannya. Isi informasi; misalkan daerah siaran yang dilakukan oleh RTRI harus terpencil/ blank spot . memenuhi berbagai kriteria seperti isi siaran yang memiliki unsur pendidikan, b. Dana Publik : menggunakan dana kebudayaan, informasi yang berimbang pemerintah dalam bentuk APBN dan dan juga hiburan yang sehat. Isi siaran APBD. yang berorientasi kepada kepentingan

123

Jurnal komunikasi, Volume 7, Nomor 2, April 2013

c. Akuntanbilitas publik: informasi dan pendidikan kepada mempertanggungjawabkan program masyarakat yang berada di daerah dengan ukuran moral dan tata nilai perbatasan. Hal ini untuk mencegah publik ( moral accountanbility ); terjadinya perpindahan penduduk mempertanggungjawabkan keuangan ataupun pemihakan kepada negara (financial accountanbility ). tetangga oleh masyarakat perbatasan. d. Keterlibatan publik: ada kerjasama Kejelasan status kelembagaan LPP seluas-luasnya dengan berbagai menjadi salah satu bentuk penguatan LPP kelompok di masyarakat, dalam melaksanakan tugas, fungsi dan mengundang serta menyambut wewenangnya. Pemberian status keterlibatan publik. kelembagaan itu juga harus dituangkan

Peranan LPP sebagai lembaga dalam peraturan perundang-undangan. penyiaran sesungguhnya sudah dirasakan Hal ini untuk memberikan kepastian oleh masyarakat pada saat masa hukum kepada LPP dalam melaksanakan penjajahan. LPP RRI merupakan salah tugasnya. Status LPP sebagai lembaga satu lembaga penyiaran yang memberikan negara merupakan penguatan terhadap dukungan secara penuh terhadap LPP dalam melaksanakan visi dan kemerdekaan Indonesia. Hal ini dapat misinya. Menurut pendapat penulis, LPP dilihat dengan pemberitaan secara layak untuk diberikan status sebagai langsung mengenai pidato kemerdekaan lembaga negara, hal ini dikarenakan yang disampaikan oleh Presiden fungsi, tugas dan wewenang dari LPP Soekarno. adalah untuk kepentingan bangsa dan negara yang berorientasi kepada seluruh Saat ini peranan dari LPP yaitu masyarakat Indonesia. untuk mempersatu seluruh masyarakat di

Indonesia. Siaran yang dilakukan oleh Penutup LPP harus dapat menjangkau seluruh LPP mempunyai tugas untuk wilayah Indonesia termasuk sampai memberikan informasi, pendidikan dan seluruh pelosok tanah air. Kedaulatan hiburan yang sehat kepada masyarakat negara Indonesia pada saat sekarang ini Indonesia. Meski demikian, keberadaan juga menjadi tugas dari LPP sebagai LPP RRI dan LPP TVRI saat ini dinilai lembaga penyiaran. Wilayah perbatasan belum dapat melaksanakan tugas dan Indonesia menjadi permasalahan kewenangannya dengan baik. Hal ini tersendiri, tidak terjangkaunya siaran- dikarenakan belum adanya kejelasan siaran yang dilakukan oleh lembaga mengenai status badan hukum LPP RRI penyiaran swasta harus dapat diatasi oleh dan LPP TVRI. LPP. LPP harus dapat memberikan

124

Denico Doly , Status Kelembagaan RTRI dalam Perspektif Hukum

Untuk mempertegas dan Friedman, Lawrence M. 1984. American memberikan penguatan terhadap Law: An Introduction . New York: kelembagaan dari RRI dan TVRI, maka W.W. Norton & Company. perlu ada perubahan mendasar dari segi Hakim, Lukman. 2010. Kedudukan peraturan perundangan yang berlaku, Hukum Komisi Negara di yaitu perubahan UU Penyiaran. Selain Indonesia. : PPS UB, Puskasi perubahan UU Penyiaran, maka perlu juga Univ. Widyagama Malang dan mengubah kelembagaan LPP RRI dan LPP Setara Press. TVRI yaitu dengan menggabungkan RRI Judhariksawan. 2010. Hukum Penyiaran . dengan TVRI menjadi satu lembaga yang : Rajagrafindo Persada. nantinya disebut dengan RTRI. Perubahan ini diharapkan dapat Morissan, M.A. 2009. Manajemen Media memberikan penyelesaian terhadap Penyiaran: Strategi Mengelola permasalahan-permasalahan yang Radio dan Televisi . Jakarta: dihadapi oleh RRI dan TVRI. Kencana Prenada Media Group. Secara hukum, salah satu Libryanto, Romi. 2008. Trias Politica substansi penting yang perlu ditegaskan dalam Struktur Ketatanegaraan yaitu mengenai status kelembagaan dari Indonesia . Makasar: PuKAP. penyelenggara penyiaran publik atau Peraturan Pemerintah Republik Indonesia lembaga penyiaran publik. Adapun Nomor 11 Tahun 2005 Tentang penegasan itu yaitu dengan menyebutkan Penyelenggaraan Penyiaran secara pasti bahwa lembaga penyiaran Lembaga Penyiaran Publik. publik dilakukan oleh RTRI sebagai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia lembaga negara yang didirikan oleh Nomor 12 Tahun 2005 Tentang negara yang bersifat independen. Lembaga Penyiaran Publik Radio

Republik Indonesia. Daftar Pustaka Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Asshiddiqie, Jimly. 2004. Format Nomor 13 Tahun 2005 Tentang Kelembagaan Negara dan Lembaga Penyiaran Publik Televisi Pergeseran Kekuasaan Dalam UUD Republik Indonesia. 1945 . : FH UII Press. Rachmiatie, Atie. 2006. “Konsistensi Asshiddiqie, Jimly. 2006. Pengantar Ilmu Penyelenggaraan RRI dan TVRI Hukum Tata Negara , Jakarta: sebagai Lembaga Penyiaran Publik”. Sekertariat Jenderal dan MediaTor , Vol. 7 No. 2, 2006. Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.

125

Jurnal komunikasi, Volume 7, Nomor 2, April 2013

Saly, Jeane Neltje. 2007. “Hubungan Yazid, T.M. Luthfi. Komisi-komisi Antar Lembaga Negara dalam Nasional dalam Konteks Cita-cita Perspektif Pasca Amandemen UUD Negara Hukum . Makalah, 1945”. Jurnal Legislasi Indonesia , disampaikan dalam Diskusi Volume 4 Nomor 3 September 2007. Terbatas dengan tema Eksistensi Jakarta : Direktorat Jenderal Sistem Kelembagaan Negara Peraturan Perundang-undangan Pascaamandemen UUD 1945, Departemen Hukum dan HAM RI. diselenggarakan oleh Konsorsium

Sendjaja, Sasa Djuarsa. 2006. “Badan Reformasi Hukum Nasional, di Hukum TVRI dan RRI Sebagai Hotel Aryaduta, Jakarta, 9 Lembaga Penyiaran Publik”. Jurnal September 2004. Bisnis dan Birokrasi No. _____. “Ketua Komisi I: RRI dan TVRI 2/vol.XIV/Mei 2006. diatur dalam aturan Khusus”.

Tauda, Gunawan A. 2012. Komisi Negara http://infosketsa.com. Diakses Independen: Eksistensi Independent tanggal 19 November 2012. Agencies sebagai Cabang _____. “Kualitas Acara Televisi Kita Kekuasaan Baru dalam Sistem Masih Buruk”. Ketatanegaraan . Yogyakarta: http://duniatv.blogspot.com. Rajawali. Diakses tanggal 21 November

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 2012. tentang Penyiaran, Lembaran _____. “Menguatkan RRI sebagai Radio Negara Republik Indonesia Tahun Publik”. 2002 Nomor 139, Tambahan http://sugengwin.staff.umm.ac.id Lembaran Negara Republik . Diakses tanggal 19 November Indonesia Tahun 2002 Nomor 4252. 2012.

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 _____. “Pemusatan Kepemilikan tentang Komisi Pemberantasan Lembaga Penyiaran dapat Giring Korupsi, Lembaran Negara Republik Opini Publik”. Indonesia Tahun 2002 Nomor 137, http://www.medanbisnisdaily.co Tambahan Lembaran Negara m/news/read/2012/01/10/75590. Republik Indonesia Tahun 2002 Diakses tanggal 30 Oktober 2012.

Nomor 4250. _____. “Penyatuan TVRI dan RRI Wiryawan, Hari . 2007. Dasar-Dasar diwacanakan”. Hukum Media . Yogyakarta: Pustaka http://www.kpi.go.id. Diakses Pelajar. tanggal 19 November 2012.

126

Denico Doly , Status Kelembagaan RTRI dalam Perspektif Hukum

_____. “Selamat Datang Televisi Digital di Indonesia”. http://teknologi.kompasiana.com. Diakses tanggal 21 November 2012

127

Jurnal komunikasi, Volume 7, Nomor 2, April 2013

128