BAB III

ANALISA PERUBAHAN SIKAP RUSIA TERHADAP KEBIJAKAN OPEC

3.1 Kebijakan OPEC dan Pengaruhnya Terhadap Kepentingan Ekonomi

Rusia

Dalam mengatur kestabilan harga minyak dunia, OPEC selalu mengeluarkan kebijakan pada setiap pertemuannya berdasarkan pada regulasi- regulasi internal yang dimiliki oleh OPEC. Regulasi produksi minyak OPEC adalah penentuan dari jumlah keseluruhan minyak yang akan diproduksi oleh semua negara anggota OPEC yang nantinya akan diperjual belikan di pasar minyak dunia, adapun regulasi yang dilakukan oleh OPEC, Untuk mencapai tujuannya seperti dengan menetapkan suatu keputusan menaikan jumlah produksi minyak (Kuota) dari Negara-negara anggota dalam suatu kuota yang ditentukan dalam konferensi.

Jumlah kuota disesuaikan dengan kebutuhan pasar minyak dunia dan permintaan dari negara-negara konsumen, setiap negara mempunyai kuota produksinya sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan negara tersebut dalam memproduksi minyak. Mekanisme dikeluarkannya regulasi produksi OPEC adalah wakil dari negara-negara anggota OPEC (Kepala Delegasi) melakukan pertemuan dalam Konferensi OPEC untuk mengkoordinasi dan menyatukan kebijakan-kebijakan minyak mereka, dengan tujuan untuk memajukan kestabilan dan harmonisasi di pasar minyak dunia.66

66 Mawikere, J. C. (2016). Implikasi Kuota Produksi Minyak Organization of the Exporting Countries (OPEC) dengan Kebijakan Keanggotaan dan Harga Bahan Bakar Minyak Pemerintah Indonesia Tahun 2008. Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 5 No. 3

38

Terjadinya penurunan harga minyak dunia dalam kurun waktu 2010 hingga tahun 2016 menjadikan kondisi perdagangan minyak pada saat itu bisa dikatakan cukup kacau dan berdampak tidak hanya kepada negara-negara pengekspor, tetapi juga negara-negara konsumen minyak dunia. Penurunan harga yang terjadi pada tahun 2014 merupakan penurunan yang paling parah dalam kurun waktu tersebut. Harga minyak yang pada awalnya senilai 115 dolar per barel, turun hingga 40% menjadi 75 dolar per barel. OPEC gagal untuk mengendalikan penurunan harga minyak tersebut setelah pada November 2014 tidak tercapai kesepakatan mengenai pembatasan produksi minyak yang akhirnya menghasilkan pernurunan harga minyak.67

Fluktuasi harga minyak mentah di pasar pada prinsipnya mengikuti aksioma68 yang berlaku secara umum dalam ekonomi pasar, dimana tingkat harga yang berlaku sangat ditentukan oleh mekanisme pemerintah dan penawaran

(demand and supply mechanism), selain itu harga minyak sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi dunia yang ditunjukkan dengan peningkatan permintaan terhadap minyak yang kemudian mendorong naiknya harga minyak yang didahului dengan pertumbuhan ekonomi global yang cukup tinggi, ketersediaan minyak mentah dunia dipengaruhi oleh ketersediaan atau pasokan minyak oleh

Negara-negara yang tergabung dalam OPEC maupun negara produsen non-

67 E.L., Why the oil price is falling, The Economist, diakses dari www.economist.com/blogs/economist-explains/2014/12/economist-explains-4 68 Aksioma adalah sebuah pernyataan dimana pernyataan yang kita terima sebagai suatu kebenaran dan bersifat umum, seta tanpa perlu adanya pembuktian dari kita. Bisa juga dikatakan adalah sebuah ketentuan yang pasti atau mutlak kebenarannya, http://myinfomath.blogspot.com, apa pengertian dari aksioma definisi postulat teorema, diakses pada tanggal 28 Januari 2017.

39

OPEC.69 Selain karena ketersediaan minyak di Rusia yang berlimpah dan banyaknya masalah-masalah mengenai energi di rusia, gejolak-gejolak internal menanggapi perubahan kebijakan dan keamanan energi yang ada di Rusia juga sangat mempengaruhi perubahan sikap Rusia terhadap kebijakan OPEC.

Turunnya harga minyak pada tahun 2014 diperkirakan terjadi disebabkan oleh tujuh factor, yaitu permintaan dan penawaran terhadap minyak, perubahan tujuan OPEC, perkembangan geopolitik, terapresiasinya dollar Amerika Serikat, permintaan spekulatif dan manajemen inventori, kontribusi relative dari factor permintaan dan penawaran dan prospek harga. Namun jika melihat data produksi minyak dunia, yang dapat dilihat pada tabel 2.1, factor permintaan dan penawaran bisa dikatakan menjadi utama terjadinya penurunan harga minyak dunia.

Berdasarkan pada tabel 3.1, produksi minyak dunia terus meningkat dalam kurun waktu 10 tahun yaitu tahun 2005 hingga tahun 2015. Peningkatan harga minyak tersebut tidak diiringi dengan meningkatnya permintaan dari negara-negara konsumen.

Tabel 3.1 Jumlah konsumsi minyak dunia dalam ribu per barel70

Tahun US France Germany Netherl Russian Saudi ands Arabia 2005 20802 1946 2592 1039 2647 2203 2006 20687 1942 2609 1047 2762 2274 2007 20680 1911 2380 1065 2780 2407 2008 19490 1889 2502 991 2861 2622 2009 18771 1822 2409 971 2775 2914 2010 19180 1763 2445 977 2878 3218 2011 18882 1730 2369 971 3074 3295 2012 18490 1676 2356 926 3119 3462 2013 18961 1664 2408 898 3145 3469 2014 19106 1617 2348 866 3255 3732 2015 19396 1606 2338 835 3113 3895

69 Nizar, M.A. 2002. Kenaikan Harga Minyak Dunia dan Implikasinya bagi Indonesia. Jakarta : Business News, hlm 23 70 BP Statistical Review of World Energy June 2016, diakses dari .com/statisticalreview pada 27 November 2018

40

Jika membandingkan data pada tabel 2.1 dan tabel 3.1 diatas, terlihat bahwa hukum permintaan dan penawaran tidak berjalan seimbang dan beriringan.

Berdasarkan pada data tabel 3.1, konsumsi minyak dunia oleh negara-negara maju mengalami penurunan. Sedangkan konsumsi minyak hanya mengalami kenaikan oleh negara produsen minyak itu sendiri seperti Rusia dan Arab Saudi. Melihat data yang ada, menunjukkan terjadi penurunan harga minyak dunia. Hal tersebut dikarenakan tingginya angka produksi minyak dunia, menyebabkan menumpuknya stok minyak yang ada, namun konsumsi terhadap minyak tersebut mengalami penurunan. Adapun kesepakatan negara-negara anggota OPEC pada pertemuan tahun 2014 tidak mampu menstabilkan harga minyak yang ada pada saat itu, dikarenakan para anggota OPEC lebih memilih untuk tetap menjalankan kesepakatan produksi pada pertemuan tahun 2011.

Selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2016 ini telah terjadi peningkatan produksi minyak bumi yang kurang stabil dengan permintaan konsumen, otomatis hal ini menyebabkan penurunan harga minyak yang cukup signifikan dan menimbulkan berbagai respon negara-negara anggota OPEC dan non-anggota OPEC, salah satunya adalah Rusia. Rusia bukanlah anggota OPEC, namun pengaruh kebijakan OPEC sangat mempengaruhi stabilitas keamanan energi dan kestabilan Negara Rusia.71 Dimana

Rusia merupakan negara yang memiliki cadangan minyak terbesar setelah OPEC sehingga melalui kesepakatan bersama, Rusia memiliki peran sebagai “Pengamat” dalam pengambilan kebijakan yang di ambil OPEC terkait minyak.72 Adanya kebijakan

OPEC pada 5 tahun terakhir ini yakni tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 yaitu

71 www.monexnews.com, world economy, Rusia mesra karena punya kepentingan sama, diakses pada tanggal 29 Januari 2017 72 Ibid.

41 meningkatkan produksi minyak sehingga terlihat harga minyak turun. Terkait kebijakan ini Rusia menolak, dikarenakan Rusia merupakan negara industri yang sangat bergantung pada pajak yang didapatkan dari perusahaan-perusahaan yang semuanya memerlukan bahan bakar diantara minyak bumi, selain itu penolakan Rusia dikarenakan jika produksi minyak meningkat, maka harga minyak global semakin menurun, sehingga menyebabkan stok minyak mentah menumpuk.73 Menanggapi kebijakan tersebut pada awalnya Rusia tidak gentar sebagaimana sikap yang dilakukannya seperti meningkatkan produksi minyak mentah meskipun harga minyak rendah. Hal inilah yang menjadikan kebijakan OPEC sebagai penyebab utama perubahan sikap Rusia.

3.2 Sikap Rusia Terhadap Kondisi Harga Minyak Dunia dan Kebijakan

OPEC

Sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia, Rusia menjadi salah satu negara yang pendapatan per kapitanya mengandalkan sector minyak dan gas. Menurut Oil and Gas Journal, Rusia memiliki cadangan gas alam terbesar di dunia, dengan 1.680 Tcf, dan cadangan Rusia mencapai sekitar seperempat dari total cadangan yang di dunia.74 Sektor minyak dan gas menyumbang 16% gross domestic product, 52% pendapatan budget federal, dan lebih dari 70% ekspor.75

73 www.merdeka.com, Menyerah pada opec amerika rusia kurangi produksi minyak, diakses pada tanggal 29 Januari 2017 74 www.eia.doe.gov : Journal Oil & Gas, diakses pada tanggal 25 Januari 2017. 75 Ibid

42

Diagram 3.1 Ekspor dan Impor Rusia dari Tahun 2006 hingga 201676

Berdasarkan pada data pada diagaram 3.1 dan juga jika dilihat berdasarkan perspektif merkantilisme, kebijakan yang dilakukan oleh Rusia dengan terus meningkatkan nilai ekspor, merupakan tindakan yang biasa dilakukan oleh suatu negara untuk menjaga stabilitas ekonominya. Mengacu pada kajian teori pada Bab

I, para penganut merkantilisme berpendapat bahwa dengan mendorong sebanyak- banyaknya ekspor dan mengurangi nilai impor yang ada, suatu negara, yang dalam penelitian ini mengambil contoh kasus Rusia, dapat memperoleh suatu neraca perdagangan yang menguntungkan (favourable balance of trade).77 Jika berdasarkan kalkulasi secara ekonomi, peningkatan ekspor secara terus menerus dapat meningkatkan pendapatan nasional suatu negara. Namun pada

76 World Integrated Trade Solution, Russian Federation Trade Summary 2012 Data: Russian Federation exports, imports, tariff by year. Diakses dari https://wits.worldbank.org/CountryProfile/en/Country/RUS/Year/2012/Summary pada 28 November 2018 77 Adam Smith. 1776, “The Commercial or Mercantile System”, Logical Library NY, hlm 122

43 kenyataannya, aktivitas ekspor-impor sangat dipengaruhi oleh berbagai hal, yang dalam contoh kasus ini adalah penurunan harga minyak. Penurunan harga minyak dunia yang terjadi pada tahun 2014 menimbulkan dampak yang cukup besar terhadap perdagangan minyak dunia.

Berdasarkan pada data ekspor-impor Rusia pada diagram di atas penurunan nilai ekspor terjadi pada tahun 2014, ketika minyak dunia mengalami penurunan harga yang cukup drastis. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa perekonomian Rusia mendapatkan efek yang cukup besar dari turunnya harga minyak dunia pada tahun 2014. Hal tersebut dikarenakan nilai ekspor Rusia didominasi oleh ekspor minyak kepada negara-negara konsumen, yang sebagian besar konsumennya adalah negara-negara Uni Eropa.

Diagram 3.2 Produksi Minyak Mentah Rusia dari Tahun 2006 hingga tahun 201778

Penurunan ekspor Rusia sendiri tidak berjalan seimbang dengan produksi minyak mentah Rusia yang terus meningkat. berdasarkan pada diagram 3.2, produksi minyak mentah Rusia pada tahun 2006 hingga tahun 2017 terus mengalami kenaikan yang signifikan. Kenaikan produksi minyak ini sendiri ini

78 Rusia Minyak Mentah: Produksi, diakses dari https://www.ceicdata.com/id/indicator/russia/crude-oil-production pada 30 November 2018

44 sendiri malah berbanding terbalik dengan harga minyak dunia yang cenderung terus mengalami penurunan, menyebabkan ekspor Rusia, terutama di bidang minyak mentah dunia terus mengalami penurunan.

Rusia berupaya stabilitas harga minyak berada pada kisaran US $40 hingga US

$50 per barel karena apabila harga minyak di bawah US $40 hingga US $50 per barel akan dapat memperburuk perkonomian Rusia dan negara-negara produsen minyak lainnya, hal ini didasarkan pada tahun-tahun sebelumnya dimana harga minyak Rusia di tahun 2008 sekitar US $116 (seratus enam belas Dollar Amerika) per barel dan pasca krisis ekonomi global pada tahun 2009 menjadi US $42 (empat puluh dua Dollar

Amerika) per barel dan pada Januari tahun 2016 harga minyak telah menurun drastis menjadi US $30 (tiga puluh Dollar Amerika), akibat fluktuasi tersebut telah membuat pertumbuhan Gross Domestic Product (untuk selanjutnya disebut “GDP”) Rusia menurun sekitar -7.8%, serta hal ini juga dapat merugikan negara produsen minyak lainnya termasuk Rusia yang terganggu keamanan energinya. Hal tersebut terlihat pada diagram 3.3 di bawah.

Diagram 3.3 Pertumbuhan GDP Rusia dari tahun 2007 hingga tahun 2017.79

79 Rusia Pertumbuhan PDB Riil, diakses dari https://www.ceicdata.com/id/indicator/russia/real-gdp-growth pada 30 November 2018.

45

Pada awal turunnya harga minyak dunia, Rusia tetap bersikeras untuk menjaga produktivitas dan harga minyak yang dimilikinya. Melalui Menteri

Energinya, Alexander Novak, menyatakan bahwa tidak akan menurunkan dan memotong produksi minyaknya. Rusia khawatir, jika mereka memotong dan menurunkan produksi minyaknya, negara-negara konsumennya akan meningkatkan produksi dalam negerinya, sehingga mereka akan terancam kehilangan pelanggan utama terhadap konsumsi minyak yang diproduksi oleh

Rusia.

Namun seiring berjalannya waktu, Rusia terus mengalami penurunan terhadap pendapatan per kapitanya dan ekspor, terutama dari sector minyak. Pada awal tahun 2015, Rusia akhirnya memutuskan untuk menyetujui kebijakan OPEC untuk menurunkan produksi minyaknya dalam rangka untuk menstabilkan harga minyak dunia.

Tidak hanya menyetujui kebijakan yang telah dibuat oleh OPEC, Rusia juga menjalin kerjasama dengan Arab Saudi yang merupakan negara anggota

OPEC dalam rangka untuk menstabilkan kembali harga minyak di pasar dunia.80

Dalam kerjasama tersebut menghasilkan program Freezing Oil yang bertujuan untuk menstabilkan harga minyak melalui pembatasan produksi minyak. Hal tersebut dilakukan secara bertahap yang dimulai pada awal tahun 2017 dengan mengurangi produksi minyaknya hingga 300 ribu bph.81 Hal ini dianggap perlu, karena harga minyak yang fluktuatif dapat mengancam keamanan bersama atau

80 Kepakatan pembatasan produksi OPEC dan non-OPEC, diakses dari http://marketrealist.com/2017/02/us-crude-oil-prices-near-18-month-highwhats- next/ pada 28 November 2018 81 www.merdeka.com, Menyerah pada opec amerika rusia kurangi produksi minyak, diakses pada tanggal 29 Januari 2017

46 dalam arti keamaan kedua negara tersebut. Terlebih lagi Rusia dan Arab Saudi merupakan negara produsen minyak terbesar di dunia.

Berdasarkan kerangka pada program Freezing Oil hal ini membuktikan bahwa kedua negara tersebut saling melakukan kerjasama dalam menstabilkan harga minyak di pasar global, namun di dalam Joint Statement tersebut tidak di jelaskan kapan masa penyelesaian dari pembatasan produksi. Kesepekatakan antara Rusia dan Arab Saudi dalam membatasi produksinya mendapat dukungan oleh OPEC maupun Anggota OPEC lainnya, untuk mendukung atas kesepakatan yang di lakukan oleh Rusia dan Arab Saudi, total produksi OPEC akan dibatasi oleh 30 bph. Pembatasan produksi tersebut di lakukan agar dapat menaikan harga minyak agar menjadi US $50 barel.82

3.3 Analisa Perubahan Sikap Rusia Untuk Sepakat Dengan Kebijakan OPEC

Adanya kebijakan OPEC pada 5 tahun terakhir ini yakni tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 yaitu menurunkan produksi minyak. Kebijakan ini, diyakini merupakan salah satu solusi terbaik untuk menekan harga minyak yang cenderung semakin turun dengan adanya jumlah cadangan minyak yang melimpah. Kebijakan ini sendiri dikeluarkan berdasarkan hukum permintaan-penawaran pada perdagangan.

Berdasarkan hukum permintaan dan penawaran, jika semakin banyak jumlah barang yang ditawarkan, yang dalam hal ini minyak dunia, maka harga dari barang tersebut akan menurun. Namun jika pasokan jumlah barang yang ditawarkan terlalu banyak, hal tersebut dapat menyebabkan turunnya nilai harga barang secara drastic dan

82 The Secrets Behind Russia’s 2016 Oil Success, diakses dari http://oilprice.com/Energy/Crude-Oil/The-Secrets-Behind--2016- OilSuccess.html pada 28 November 2018

47 menyebabkan kerugian. Hal tersebut dapat dicontohkan pada perdagangan minyak dunia yang terjadi pada kurun waktu 2010 hingga 2015. Perbandingan harga minyak dunia dan penawaran jumlahnya yang berdasarkan pada produksi negara-negara pengekspor minyak, seperti terlihat pada Tabel 2.1 dan tabel 3.1, terlihat tidak berjalan seimbang. Hal tersebut menyebabkan harga minyak menjadi turun drastis dan mendorong OPEC untuk mengeluarkan kebijakan untuk menurunkan produksi minyak dunia oleh negara-negara pengekspor minyak.

Terkait kebijakan ini Rusia menolak, dikarenakan Rusia merupakan negara industri yang sangat bergantung pada pajak yang didapatkan dari perusahaan- perusahaan yang semuanya memerlukan bahan bakar diantara minyak bumi, selain itu penolakan Rusia dikarenakan jika produksi minyak meningkat, maka harga minyak global semakin menurun, sehingga menyebabkan stok minyak mentah menumpuk.83

Pada Bab III ini peneliti menganalisa mengapa Rusia sepakat dengan keputusan OPEC untuk mengikuti prosedur dalam penurunan produksi minyak.

Negara Rusia mampu memproduksi minyak untuk mencukupi kebutuhan energi bagi masyarakatnya. Bahkan Rusia mampu mengekspor minyak hingga ke banyak negara sebagai upaya pemenuhan pasokan minyak di negara-negara tersebut.

Ketergantungan Eropa terhadap minyak Rusia justru menimbulkan kekuatan baru bagi Rusia. Rusia tidak hanya mampu menopang pasokan minyak untuk kepentingan nasionalnya namun bisa memberikan kontribusi besar terhadap ekspor minyak ke berbagai wilayah di Eropa.84

83 www.merdeka.com, Menyerah pada opec amerika rusia kurangi produksi minyak, diakses pada tanggal 29 Januari 2017 84 Dmitri Ofitserov-Belskiy. 2014. RBTH Indonesia.. Proyek South Stream dalam kondisi Kritis, diakses dari http://indonesia.rbth.com/ pada tanggal 14 Februari 2017

48

Pemaparan konsep keamanan energi dari negara pengekspor seperti Rusia yang dipaparkan diatas pada dasarnya menunjukkan bahwa keamanan energi dilakukan oleh Rusia karena eratnya kaitan antara energi dengan keamanan nasional Negara.

Keamanan energi dari sudut pandang pengeskpor seperti Negara Rusia yang akan dijadikan landasan strategi untuk menjamin dan mempertahankan keamanan energi. Rusia telah memegang penuh dan mengendalikan energi yang dimilikinya, sovereignty over natural resources (kedaulatan atas sumber daya alam). kedaulatan atas energi dijadikan sebagai landasan paling mendasar dalam keamanan energi negara pengeskpor seperti Rusia dikarenakan energi merupakan elemen dasar dalam roda perekonomian sehingga berkaitan pula dengan keamanan nasional negara.85

Energi di Rusia terbebas dari campur tangan asing sehingga pengelolaan energi merupakan hasil dari keputusan nasional Negara Rusia itu sendiri, bukan dikte pihak asing.86 Negara Rusia memegang kekuatan besar dalam keamanan energi sebagai negara pengekspor minyak bumi. Dalam hal penjualan minyak di pasar minyak dunia, Sektor minyak dan gas Rusia menyumbang 16% gross domestic product, 52% pendapatan budget federal, dan lebih dari 70% ekspor.87

Rusia adalah produsen utama dan pengekspor minyak dan gas alam yang mana perekonomiannya sebagian besar tergantung pada ekspor energi. guaranteed access to foreign market (jaminan akses ke pasar luar negeri), dalam konteks ekspor-impor, maka pasar yang dimaksud adalah pasar energi luar negeri/pasar

85 Mason Willrich, Op.cit, hlm 94 86 Ibid, hlm 65 87 Ibid

49 internasional dan mendapatkan pendapatan dari sumber energi yang diekspor merupakan tujuan Rusia sebagai negara pengekspor agar roda perekonomian tetap berjalan, financial security for the investments made with exports earnings

(jaminan atas keamanan finansiil untuk investasi dari pendapatan ekspor).

Kekuatan keamanan energi di Rusia yang mana terlihat dari beberapa aspek yaitu terhadap Energy Security dari ancaman geopolitik, ekonomi, teknis, psikologi dan lingkungan. Jika dilihat dari definisi Security mencakup unsur harga dan berdampak pada negara, dimana unsur harga dapat mempengaruhi tingkat fluktuasi sebuah sumber energi yang tak terkendali dan akan berdampak pada ketidakstabilan kondisi di Rusia.

Harga sebuah Energy di Rusia berupa minyak sebagai komoditi ekspor terbesar di Rusia memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap ketersediaan dana dan modal untuk berinvestasi dalam pengembangan dan eksplorasi sumber daya energi di Rusia. Menjaga pasokan sumber daya energi dengan cara diversifikasi sumber energi, dan mencari sumber daya energi baru yang berada di dalam wilayah yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap negara-negara penghasil sumber daya energi. Rusia telah menjalankan dengan baik maka tujuan yang ingin dicapai ialah stabilnya harga-harga sumber daya energi di pasar internasional karena tidak terjadinya kelangkaan sumber daya energi yang memicu tingginya harga jual terhadap sumber energi.

Peneliti melihat di dalam kebijakan OPEC yaitu menurunkan produksi minyak, sangat mempengaruhi dan mengguncang keamanan energi di Rusia, dapat dilihat dari keberlangsungan produksi minyak mentah oleh negara-negara non OPEC termasuk Rusia, sehingga semakin lama Rusia akan menurunkan

50 produksi karena tertekan harga yang murah dan biaya produksi yang tinggi.

Keadaan tersebut juga menyebabkan perusahaan minyak di Rusia melakukan pengurangan karyawan dan investasi akibat terus turunnya harga minyak mentah.

Hal ini benar-benar mengganggu keamanan energi di Rusia. Berdasarkan hal tersebut terlihat bahwa Rusia sangat bergantung dengan harga minyak, karena seiring naiknya harga minyak maka pertumbuhan GDP pun naik. Oleh karena itu,

Rusia sangat berkepentingan untuk menjaga kestabilan harga minyak di pasar global.

Dengan dihantamnya dengan harga jual minyak OPEC yang lebih rendah daripada Negara non-OPEC seperti Negara Rusia, dikarenakan OPEC melakukan peningkatan produksi minyak yang menciptakan harga menjadi lebih murah.

Rusia yang tetap pada pendiriannya untuk mempertahankan produksi minyak seperti biasanya mulai terganggu dengan perbedaan harga yang menjadikan berkurangnya penjual yang mengakibatkan keamanan energi di Rusia terganggu dan bergejolak. Peneliti dengan ini berpendapat untuk benar-benar memastikan keamanan energi suatu negara, maka negara tersebut harus melakukan beberapa hal untuk menentukan kebijakan energi termasuk Negara Rusia. Pertama, negara harus dapat memperkirakan berapa jumlah kerugian apabila pasokan sumber energi terganggu dan mempersiapkan sejumlah solusi dari permasalahan tersebut.

Solusi tersebut dengan cara menjatah dan menimbun. Cara kedua, menjamin pasokan dari pemasok luar negeri. Cara ketiga ialah negara menjamin keamanan energi. Ketiga cara tersebut dapat dilakukan dengan syarat bahwa negara benar- benar memiliki cadangan sumber daya energi yang melimpah dan belum banyak tereksplorasi secara keseluruhan. Jika hal tersebut dapat disesuaikan dengan

51 perubahan sikap dan ikut serta dalam kebijakan OPEC hal tersebut menjadi kebijakan energi yang baik untuk tetap melindungi keamanan energi di Rusia.

Setelah menyepakati untuk mengikuti kebijakan OPEC mengenai pembatasan produksi minyak mentah dunia, Rusia mengalami pertumbuhan GDP yang cukup signifikan sepanjang Januari 2017 hingga Juli 2017, jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Diagram 3.4 Pertumbuhan GDP Rusia tahun 2017.88

Sektor minyak, yang menyumbang 60% dari total ekspor Rusia, yang mulai stabil pada tahun awal tahun 2017 sangat membantu dalam kenaikan GDP yang dialami oleh Rusia. Jika melihat info grafis yang ada, kebijakan yang diambil oleh Rusia merupakan hal yang sangat realistis yang mungkin juga akan diambil oleh individu dalam melakukan perdagangan, dan dilakukan oleh negara untuk mendapatkan keuntungan dari perdagangan yang dilakukan dan menjamin kestabilan ekonomi negaranya.

88 Rusia Pertumbuhan PDB Riil, diakses dari https://www.ceicdata.com/id/indicator/russia/real-gdp-growth pada 30 November 2018.

52

Diagram 3.5 Ekspor Minyak Rusia dari tahun 2006 hingga tahun 2017.89

Adapun kerjasama OPEC dan Non-OPEC, Rusia tentu pemain penting di pasar dan dukungan untuk pentingnya stabilisasi harga pasar minyak. OPEC telah berusaha untuk mendapatkan kesepakatan dengan Rusia selama lebih dari tiga dekade dan sekarang Rusia akhirnya sepakat untuk mengurangi produksi sekitar

US $300.000 mpd. Hal ini merupakan keberhasilan bagi OPEC. Dan hal ini menunjukkan bahwa Rusia kini telah dipahami bahwa keuntungan lebih yang pernah didapat telah berakhir dalam hal ini keuntungan tersebut adalah program

Freezing Oil sepihak antara Rusia dan Arab Saudi pada tahun 2016. Pihak Rusia mungkin tidak sepenuhnya setuju mematuhi untuk pembatasan produksi minyak, tapi OPEC sudah selangkah lebih dekat untuk kerjasama global untuk stabilisasi pasar yang komprehensif. Hal ini sejalan dengan strategi pasar OPEC. Beberapa negara OPEC memberikan dukungan mereka untuk janji Rusia dan Arab Saudi untuk bekerjasama. Para menteri energi minyak dari Uni Emirat Arab, Kuwait dan

Qatar menyambut pernyataan bersama.

89 Rusia Minyak Mentah: Ekspor, diakses dari https://www.ceicdata.com/id/indicator/russia/crude-oil-exports pada 30 November 2018

53

Berdasarkan kerangka program Freezing Oil hal ini membuktikan bahwa kedua negara tersebut saling bekerjasama dalam mentsabilkan harga minyak di pasar global, karena hal tersebut dapat merugikan apabila harga tersebut sangat rendah bagi negara-negara produsen minyak seperti hal nya Rusia dan Arab

Saudi. Pelaksanaan program ini sebelumnya pernah di lakukan secara sepihak oleh Rusia dan Arab Saudi yang seharusnya di setujui oleh anggota OPEC, karena kerjasama ini adalah kerjasama yang salah satunya aggota OPEC dan Non-

OPEC.

Dari penerapan program Freezing Oil melalui pembatasan produksi oleh

Rusia dan Arab Saudi, hal tersebut terbukti berhasil dapat meningkatkan harga minyak di pasar dunia dengan hasil harga minyak kembali stabil di kisaran US

$50 barel, hal ini dilihat berdasarkan harga yang telah meningkat dari US $40 per barel menjadi US $50 per barel pada tahun 2017.90

Berdasarkan hal tersebut diatas, peneliti melihat dan menganalisa bahwa

Rusia tidak hanya merubah sikap mengikuti kebijakan OPEC tetapi juga memikirkan lebih dalam terkait dengan kebijakan energi untuk menjaga dan melindungi keamanan energi di negaranya. Rusia dalam melakukan sovereignty over natural resources (kedaulatan atas sumber daya alam), dalam hal ini mengikuti kebijakan OPEC bukanlah intervensi dari pihak luar tetapi sebagai faktor dalam hubungan internasional yang mana cita OPEC untuk menjadikan harga minyak lebih murah bagi negara-negara importer, yang mana menjadikan kedaulatan atas energi dijadikan sebagai landasan paling mendasar dalam

90 The Secrets Behind Russia’s 2016 Oil Success, diakses dari http://oilprice.com/Energy/Crude-Oil/The-Secrets-Behind-Russias-2016- OilSuccess.html pada 28 November 2018

54 keamanan energi negara pengeskpor seperti Rusia dikarenakan energi merupakan elemen dasar dalam roda perekonomian sehingga berkaitan pula dengan keamanan nasional negara. Rusia juga melakukan guaranteed access to foreign market (jaminan akses ke pasar luar negeri), dalam konteks ekspor-impor, maka pasar yang dimaksud adalah pasar energi luar negeri/pasar internasional. Dalam hal ini Rusia menjaga kekuatan dalam perubahan sikap yang diambil dengan tetap menjadi ekportir yang mengikuti harga pasar yang menjadikan tingkat penjualan minyak pada pasar internasional menjadi stabil dan tidak mengganggu produksi dan keamanan energi di Rusia.

Adapun faktor-faktor yang peneliti teliti sebagai alasan dari Rusia untuk merubah sikap untuk sepakat dengan keputusan OPEC untuk mengikuti prosedur dalam peningkatan produksi minyak, yaitu Rusia melakukan pertahanan diri yang secara analisis harus dianggap sebagai sasaran dari semua negara. Pertahanan diri dan melindungi ideologi adalah kebaikan utama, demi menjaga keamanan energi yang mencakup keamanan nasional di Negara Rusia. Yang mana keamanan, karena sifat sistem politik internasional tidak memberikan kepastian akan keberlangsungan kehidupan negara, maka setiap negara terpaksa harus mengatur hubungannya dengan dunia sedemikian rupa, supaya dapat menjamin kelangsungan hidupnya. Seperti Rusia mengambil sikap untuk sepakat dengan kebijakan OPEC.

Demi menjaga kesejahteraan baik negara ataupun energi. Setelah prioritas utama diberikan kepada pertahanan diri dan keamanan, maka negara akan berusaha memperbaiki kondisi kehidupan warga negaranya, yang mana Rusia memiliki banyak perusahaan minyak dan gas yang menyangkut dan terkait

55 kesejahteraan hidup orang banyak yang menjadi komoditas andalan di negara tersebut antara lain seperti Neft, , , Tatneft,

Northgas, , , Russneft, Itera, Novatek, Rusneftegas dan .

Rosneft yang merupakan perusahaan minyak terbesar di Rusia yang memiliki cadangan minyak dan gas cukup besar adalah merupakan perusahaan gabungan antar pemerintah dan swasta, saham milik Rusia adalah sekitar 60% milik negara dan 40% milik swasta.

Untuk dapat mengontrol komoditas minyak dan gas, Rusia menyerahkan kepada pihak perusahaan minyak dan gas yang ada di negara tersebut. Dalam hal perubahan sikap ini Rusia juga menjamin atas Prestise atau martabat (kehormatan) negaranya dan hal ini sebagai tindakan untuk memperoleh perhatian negara lain, supaya dihormati dan mendapat konsesi status, bahwa Rusia turut serta dalam menjaga kestabilan nilai jual minyak di dunia terutama di dalam perdangan internasional. Dengan alasan tersebut diataslah Rusia sepakat dengan keputusan

OPEC untuk mengikuti prosedur dalam peningkatan produksi minyak.

56