POLITIK Jurnal Kajian Politik Dan Masalah Pembangunan Gerakan Politik Tirto Adhi Soerjo Political Movement Tirto Adhi Soerjo

Dharwis Widya Utama Yacob Firdaus Syam Universitas Gajahmada Universitas Nasional [email protected] [email protected]

Abstrak Tirto Adhi Soerjo juga dikenal sebagai tokoh pelopor pergerakan nasional yang sangat cerdas, terutama dalam pengembangan nasionalisme Indonesia. Tirto Adhi Soerjo berpikir bahwa bangsa Hindia Belanda dipersatukan bukan oleh kesamaan agama, etnik atau hubungan darah, akan tetapi, oleh kesamaan pengalaman sebagai “orang terperintah” --- penjajahan dapat eksis karena feodalisme dan penguasaan sumber-sumber ekonomi oleh perusahaan Belanda yang saat itu karena lemahnya kontrol kaum . Selaras dengan itu, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomena sosial --- sehingga tampak dengan jelas, betapa keluhan-keluhan dan penderitaan yang dialami oleh rakyat bangsanya disuarakan lewat yang juga sebagai alat untuk memajukan dan mempersatukan bangsa pada proses perjalanannya dapat membuahkan hasil. Usaha Tirto Adhi Soerjo membangkitkan kesadaran bangsanya lewat alat yang lebih modern dapat dilihat sebagai kesadaran bagi bangkitnya gerakan pembebasan. Karena lewat koran inilah gagasan nasionalisme tertulis pertama kali dan dibaca dan menjadi pembentuk kesadaran awal tentang nasionalisme melampaui perbedaan agama, suku, dan organisasi.

Kata kunci: Tirto Adhi Soerjo, Gerakan Politik, Nasionalisme

Abstract Tirto Adhi Soerjo also known as the pioneer leaders of national movement that is very smart, especially in the development of Indonesian nationalism. Tirto Adhi Soerjo think that the nation Indies united not by a common religion, ethnicity or blood ties, however, by their common experience as “the terperintah” --- colonization can exist as feudalism and control of economic resources by the Dutch company then because of the weak control of the gentry. Accordingly, the author uses qualitative research methods to approach social phenomena --- so that it appears clearly how complaints and suffering experienced by the people of the nation are voiced through Medan Prijaji also as a tool to promote and unite the nation in the travel process can produce results. Tirto Adhi Soerjo effort to raise awareness of his people through a more modern tool that can be seen as an awareness to the rise of liberation movements. Because the newspapers, is the idea of nationalism was first written and read and be forming early awareness of nationalism goes beyond differences of religion, ethnicity, and organization.

Keywords: Tirto Adhi Soerjo, Political Movement, Nationalism.

JURNAL POLITIK 1749 VOL. 12 No. 01. 2016 Jurnal Kajian Politik Dan Masalah Pembangunan POLITIK

Pendahuluan yang dijajah yang merupakan cikal bakal bangsa Tirto Adhi Soerjo adalah tokoh yang Indonesia (Kawan Lama, “Tirto Adhi Soerjo tidak banyak dikenal oleh masyarakat umum, (Blora, 1880-1918)” dalam www.kawanlama. karena perannya dalam pembentukan kesadaran com diakses pada 1 Desember 2013). Berangkat awal kebangsaan yang selama ini tidak banyak dari kesamaan tersebut juga mendorong lahirnya dibahas dalam pelajaran-pelajaran sekolah dan zaman pergerakan nasional sebelum sejarah hanya terbatas pada sejarah awal pendirian mencatat sebagai era kebangkitan nasional. Tirto Sarekat Dagang Islam saja. Padahal, pemikiran Adhi Soerjo berpendapat; bahwa penjajahan dapat dan gerakan-gerakan politiknya yang dtuangkan eksis karena feodalisme dan penguasaan sumber- dalam tulisan telah banyak memberikan pen- sumber ekonomi oleh perusahaan Belanda saat cerahan terhadap tokoh-tokoh pergerakan lainnya. itu adalah karena lemahnya kontrol kaum priyayi Sepak terjangnya begitu berpengaruh dalam (Kawan Lama, “Tirto Adhi Soerjo (Blora, 1880- pergerakan nasional di masa itu, disertai dengan 1918)” dalam www.kawanlama.com diakses pada 1 gerakan politiknya, antara lain; gerakan melawan Desember 2013). Dalam kebudayaan Jawa, istilah kekuasaan, gerakan feminisme, dan gerakan pers priyayi atau berdarah biru merupakan suatu kelas nasional. sosial yang mengacu kepada golongan bangsawan. Raden Mas Djokomono Tirto Adhi Suatu golongan tertinggi dalam masyarakat karena Soerjo (Blora, 1880–1918) adalah seorang tokoh memiliki keturunan dari keluarga kerajaan. Priyayi pers dan tokoh kebangkitan nasional Indonesia, adalah lapisan masyarakat yang kedudukannya dan dikenal juga sebagai perintis persuratkabaran dianggap terhormat, misalnya golongan pegawai dan kewartawanan nasional Indonesia. Namanya negeri (S.Wojowasito, 1999). sering disingkat TAS. Tirto Adhi Soerjo Pada 1906, dengan usahanya yang menerbitkan surat kabar Soenda Berita (1903- begitu gigih, sebuah organisasi yang mempunyai 1905), Medan Prijaji (1907) dan Poetri Hindia wawasan nasionalisme pun terbentuk. Cita-cita (1908). Medan Prijaji dikenal sebagai surat untuk mempersatukan bangsa termanifestasikan kabar nasional pertama karena menggunakan dalam perhimpunan Sarekat Prijaji. Namun, bahasa Melayu, dan seluruh pekerja mulai harapan untuk menyatukan bangsanya lewat dari pengasuhnya, percetakan, penerbitan dan perhimpunan Sarekat Prijaji ternyata berakhir wartawannya adalah pribumi Indonesia asli. Tirto dengan kegagalan. Kemudian, pada 27 Maret Adhi Soerjo juga mendirikan Sarikat Dagang 1909, di rumah Tirto Adhi Soerjo, di Bogor, terjadi Islam. Kisah perjuangan dan kehidupan Tirto pertemuan untuk pembentukan sebuah organisasi Adhi Soerjo diangkat oleh Pramoedya Ananta baru dan berdirilah Sarikat Dagang Islam (Akbar Toer dalam Tetralogi Buru dan Sang Pemula. Pada T. Arief, “Tirto Adhi Soerjo: Pelopor Kebangkitan 1973, Pemerintah Indonesia mengukuhkannya Nasional” dalam www.untuksebuahperubahan. sebagai Bapak Pers Nasional. Pada 3 November blogspot.com. Diakses pada 22 Januari 2014). 2006, Tirto Adhi Soerjo mendapat gelar sebagai Sarikat Dagang Islam yang kemudian menjadi Pahlawan Nasional melalui Keppres RI no 85/ adalah prakarsa Tirto Adhi Soerjo. TK/2006 (Kawan Lama, “Tirto Adhi Soerjo Kegiatan utama Sarekat Islam adalah sebagai (Blora, 1880-1918)” dalam www.kawanlama.com organisasi yang berdiri di antara rakyat dan pe- diakses pada 1 Desember 2013). merintah. Pemerintah Hindia Belanda pun siap Tirto Adhi Soerjo juga dikenal sebagai menampung keluhan-keluhan yang diajukan tokoh pelopor pergerakan nasional yang sangat Sarekat Islam (Robert van Niel, 2009). cerdas, terutama dalam pengembangan na- Tidak ada yang bisa menepis, Tirto sionalisme Indonesia. Tirto Adhi Soerjo berpikir Adhi Soerjo adalah merupakan pelopor beberapa bahwa bangsa Hindia Belanda dipersatukan gerakan politik di akhir abad 19 sampai awal abad bukan oleh kesamaan agama, etnik atau hubungan 20, antara lain; gerakan politik arsip, gerakan darah, akan tetapi, oleh kesamaan pengalaman feminisme, dan gerakan pers nasional. Gerakan sebagai “orang terperintah”. Dalam hal ini politik melawan kekuasaan antara lain gerakan adalah bangsa Hindia Belanda sebagai bangsa politik arsip, yaitu diawali dengan adanya Skandal

JURNAL POLITIK 1750 VOL. 12 No. 01. 2016 POLITIK Jurnal Kajian Politik Dan Masalah Pembangunan

Donner dan Kasus Tirto Adhi Soerjo kontra A. terutama untuk memasarkan kerajinan mereka, Simon. Gerakan feminisme ditunjukkan dengan dan Tirto Adhi Soerjo merupakan pimpinan menunjukkan bagaimana Tirto Adhi Soerjo organisasi tersebut di Jawa Barat. Selain , mendukung pergerakan Kartini dan Tirto Adhi Soerjo juga memiliki hubungan dengan --- terakhir adalah gerakan pers nasional, antara Dewi Sartika. Tirto Adhi Soerjo sebagai donatur lain dengan berdirinya Soenda Berita, Medan dan penasihat usaha Dewi Sartika (Pramoedya Prijaji, dan Poetri Hindia. Ananta Toer, 1985). Gerakan melawan kekuasaan lainnya Selain gerakan feminisme, Tirto Adhi adalah Kasus Tirto Adhi Soerjo Kontra A. Simon. Soerjo juga terkenal dengan gerakan pers nasional. Kasus ini mirip seperti Skandal Donner namun Pada Februari 1903, berdiri harian Soenda Berita dengan wilayah yang lebih rendah. A. Simon atas biaya sendiri dan dari bantuan Bupati Cianjur. merupakan Aspiran Kontroleur Purworejo. A. Harian ini merupakan terbitan pertama pribumi Simon telah bersekongkol dengan Wedana dalam yang redaksinya bertempat di desa. Pada 1904, mengangkat Lurah Desa Bapangan. Lurah yang redaksi dan administrasi Soenda Berita pindah mendapatkan suara terbanyak justru ditangkap ke Weltvreden (sekitar Gambir sekarang). Karena dan dikenai hukuman. Terbakar oleh amarah, disebabkan kesulitan keuangan, akhirnya, Soenda Tirto Adhi Soerjo bersama penduduk Desa Berita ditutup pada 1906 (Pramoedya Ananta Bapangan berusaha melawan kebijakan yang dila- Toer, 1985). Selanjutnya, pada 1907, Tirto Adhi kukan oleh A.Simon dengan memperkarakan hal Soerjo mendirikan Medan Prijaji yang kemudian tersebut di pengadilan dan menghasilkan perkara dijadikan Tirto Adhi Soerjo sebagai alat untuk ganda, yaitu penyalahgunaanwewenang dan memajukan bangsanya. Keluhan-keluhan dan penghinaan atas Tirto Adhi Soerjo. Untuk perkara penderitaan yang dialami oleh rakyat bangsanya pertama dimenangkan oleh A. Simon dan perkara disuarakan lewat Medan Prijaji (Robert van Niel, kedua diputuskan ditunda berkat campur tangan 2009). Medan Prijaji yang didirikan Tirto Adhi Gubernur Jenderal van Heutsz (Robert van Niel, Soerjo adalah koran pertama di nusantara yang 2009). awak redaksinya orang pribumi. Sayang koran ini Tirto Adhi Soerjo juga merupakan hanya kuat bertahan lima tahun. Ketika hendak motor gerakan feminisme. Hal ini dibuktikan memasuki tahun ke-6, Tirto Adhi Soerjo beberapa dengan karya fiksinya yang berjudul Busono pada kali masuk penjara lantaran laporan-laporannya 1912 bersumber dari rasa terima kasih terhadap yang diturunkan di Medan Prijaji yang beralamat istrinya. Selain itu, Tirto Adhi Soerjo juga di Jalan Naripan, , yaitu di Gedung sebagai donatur dan penasihat dalam mendirikan Kebudayaan (sekarang Gedung Yayasan Pusat Sekolah Kaoetamaan Istri. Tirto Adhi Soerjo Kebudayaan-YPK) dinilai merugikan pemerintah juga menerbitkan karya fiksi Nyi Permana yang Hindia Belanda (Nanang Fahrudin, “Tirto Adhi menceritakan hak menuntut cerai dari seorang Soerjo” dalam www.blokbojonegoro.com Diakses istri (Pramoedya Ananta Toer, 1985). Selain pada 1 Desember 2013). Pada pertengahan itu, Tirto Adhi Soerjo juga memiliki hubungan kedua 1910, Medan Prijaji diubah menjadi ha- dengan Kartini dan Dewi Sartika terutama dalam rian ditambah edisi mingguan, dan dicetak di membantu perjuangan mereka. Ketika Kartini percetakan Nix yang beralamat di Jalan Naripan bercita-cita mendirikan sekolah perempuan untuk No 1, Bandung. Inilah harian pertama milik pri- pribumi, Tirto Adhi Soerjo bertemu dengan J. bumi. Masa kejayaan Medan Prijaji antara 1909- Stigter untuk mendirikan Komite Pendidikan 1911 dengan tiras sebanyak 2000 eksemplar. Sekolah Perempuan Bumiputera dengan anggota Saat itu, pemberitaan-pemberitaan harian Me- Nyonya Stigter dan akhirnya mendirikan sekolah dan Prijaji sering dianggap menyinggung pe- seperti yang diinginkan oleh Kartini meskipun merintahan Kolonial Hindia Belanda (I Ketut menumpang di sekolah HBS di depan Stasiun Guna Artha, “Tajamnya Pena Seorang Tirto Gambir. Kartini juga selalu berhubungan dengan Adhi Soerjo” dalam www.nasionalisperjuangan. Perhimpunan Oost en West yang berpusat di Be- org. Diakses pada 1 Desember 2013).Pada 23 landa yang bertujuan membantu kemajuan pribumi Agustus 1912 Medan Prijaji pun ditutup (I Ketut

JURNAL POLITIK 1751 VOL. 12 No. 01. 2016 Jurnal Kajian Politik Dan Masalah Pembangunan POLITIK

Guna Artha, “Tajamnya Pena Seorang Tirto Adhi adalah politik arsip yang ditandai dengan Skandal Soerjo” dalam www.nasionalisperjuangan.org. Donner. Skandal ini melibatkan nama Asisten Diakses pada 1 Desember 2013). Selain itu, terbit Residen Madiun J.J. Donner, yang pada saat itu harian gerakan wanita pertama Poetri Hindia berupaya menurunkan Bupati Madiun, Raden dengan nomor pertamanya pada 1 Juli 1908 Adipati Brotodiningrat. Untuk melancarkan yang dipimpin oleh Tirto Adhi Soerjo --- serta usahanya, Donner bersekongkol dengan Patih beberapa wartawan wanita yang bekerja di sana, dan Kepala Jaksa Madiun, Mangoen Atmodjo dan antara lain; R.A. Hendraningrat, Raden Ajoe Siti Adipoetro. Donner lantas mengirim surat kepada Habiba, Prinses Fatimah, R.A.S Tirtokoesoemo, Gubernur Jenderal melaui Algemene Secretarie R.A. Pringgowinoto, dan R.A. Tirtoadiwinoto (mirip seperti Sekretariat Negara sekarang) yang (, 1985). memberitahukan bahwa Brotodiningrat sebagai Tulisan-tulisan Tirto Adhi Soerjo me- orang yang bertanggungjawab di dalam pelbagai nunjukkan gerakan politik yang dibawa terutama kerusuhan di Madiun. Tirto Adhi Soerjo yang dalam mengkritik kekuasaan Pemerintah Hindia mengetahui seluk-beluk tipu muslihat Donner itu Belanda antara lain: “Geraknya Bangsa Cina meminta pemerintah Hindia Belanda melakukan di Surabaya Memusuh Handelsvereninging penyelidikan. Pada waktu itu, Pemerintah Hindia Amsterdam”, “Bangsa Cina di Priangan”, Belanda segera memerintahkan Snouck Hurgronje “Pelajaran buat Perempuan Bumiputera”, “Surat untuk menyelidiki kasus tersebut. Berdasarkan Orang-Orang Desa Bapangan”, “Persdelicht: bukti-bukti melaui arsip, terutama dari Algemene Umpatan”, “Satu Politik di Banyumas”, Secretarie, Brotodiningrat akhirnya diajukan ke “Dreyfusiana di Madiun”, “Kekejaman di Banten”, pengadilan. Namun dengan kekuasaannya sebagai “Turki Masa Kini”, “Apa Yang Gubernemen Kata residen, Donner mempergunakan berbagai cara dan Apa yang Gubernemen Bikin”, dan “Oleh- untuk menghalang-halangi hadirnya saksi yang Oleh dari Tempat Pembuangan”. Kesemuanya membela Brotodiningrat. Untuk membongkar ini merupakan sebagian kecil dari tulisan-tulisan kasus itu kepada khalayak luas, Tirto Adhi Soerjo Tirto Adhi Soerjo yang terbit di awal abad 19. lantas menulis berita secara berturut-turut di koran Metode penelitian yang digunakan Pembrita Betawi di bawah rubrik Dreyfusiana oleh penulis adalah metode penelitian kualitatif dengan mengkritisi kebijakan pemerintah (Moleong, 2007) dengan pendekatan fenomena tersebut berdasarkan bukti-bukti yang diajukan sosial (Giddens, 2008) di pengadilan yang menggunakan arsip Algemene Secretarie. Tulisan yang menggemparkan itu Skandal Donner sebagai Bentuk Gerakan membawa namanya dikenal sebagai wartawan Politik Arsip muda pribumi yang berani menentang pemerintah Tirto Adhi Soerjo mulai menanamkan kolonial. Namun begitu, Raden Adipati Broto- gerakan politiknya dari dibangkitkannya diningrat tetap dinyatakan bersalah dan harus kesadaran persatuan rakyat lewat usaha eko- menjalani buangan ke Padang (Pramoedya Ananta nomi. Di desa Pasircabe, Bandung, Tirto Adhi Toer, 1985). Soerjo menghimpun dan menggerakkan ma- Skandal Donner adalah skandal yang syarakat dengan usaha produksi. Dari sini ia dibuat oleh J.J Donner, seorang Residen Madiun, menyadari, ternyata, rakyat Hindia Belanda untuk menurunkan kekuasaan Bupati Madiun, mampu dipersatukan oleh kepentingan bersama, Raden Adipati Brotodiningrat. J.J Donner bekerja yaitu melawan pemerintah kolonial Belanda. sama dengan Patih Madiun, Mangoen Atmodjo Selanjutnya, usaha Tirto Adhi Soerjo untuk dan Jaksa-Kepala Adipoetro. J.J. Donner mempersatukan rakyat tidak berhenti sampai melaporkan kepada Gubernur Jenderal Willem di sini (Akbar T. Arief, “Tirto Adhi Soerjo: Rooseboom bahwa Raden Adipati Brotodiningrat Pelopor Kebangkitan Nasional” dalam www. adalah pemimpin sejumlah kerusuhan di Kare- untuksebuahperubahan.blogspot.com. Diakses sidenan Madiun termasuk seluruh Jawa, dari pada 22 Januari 2014). Bantam (Banten) sampai Banyuwangi. Dalam Salah satu contoh gerakan politiknya laporannya, Donner memberi keterangan bahwa

JURNAL POLITIK 1752 VOL. 12 No. 01. 2016 POLITIK Jurnal Kajian Politik Dan Masalah Pembangunan

Raden Adipati Brotodiningrat mendapat bantuan mun, penyelesaian masalahnya justru dari arsip. dari sanak familinya, sebagian besar bupati di Arsip menjadi bukti sebuah kebenaran dari konflik seluruh Jawa, kepala polisi, pegawai-pegawai politik yang terjadi (Dharwis Widya Utama Yacob, pribumi, redaktur berbagai koran, para kriminal- “Skandal Donner (1900-1912): Sebuah Gerakan kriminal di seluruh Pulau Jawa (Pramoedya Politik Arsip” dalam Jurnal Kearsipan Volume Ananta Toer, 1985). 9, : Pusat Pengkajian Dan Pengembangan Laporan J.J. Donner itu menimbulkan Sistem Kearsipan Arsip Nasional). kecurigaan bagi kaum pribumi di Jawa termasuk Tirto Adhi Soerjo, seorang jurnalis yang memiliki Gerakan Feminisme dan Kelahiran Pers hubungan keluarga dengan beberapa bupati di Nasional Jawa. Tirto Adhi Soerjo mengumpulkan data Gerakan perempuan juga menjadi tentang tindakan J.J. Donner termasuk me- komitmen Tirto Adhi Soerjo. Pada 1908, ia ngumpulkan arsip-arsip yang berkaitan dengan merintis pendirian surat kabar Poeteri Hindia, yang laporan tersebut yang kemudian dimuat di Pem- melahirkan nama Siti Soendari yang berpendidikan berita Betawi. Tirto Adhi Soerjo memberikan Belanda, namun lebih memilih menjadi perem- saran agar pemerintah mengadakan penyelidikan puan merdeka, yang bercita-cita, ketimbang atas kasus (Pramoedya Ananta Toer, 1985). mengikuti kehendak orang tua, yang menawarkan Meski Tirto Adhi Soerjo telah menulis segala fasilitas dan kemudahan menjadi penulis banyak artikel di koran-koran yang mem- termahsyur. Sejak itu, jadilah Soendari sebagai beritahukan bahwa laporan J.J. Donner adalah tidak sosok aktivis politik perempuan pribumi pertama. benar, namun, Raden Adipati Brotodiningrat tetap Kebangkitan pergerakan perempuan pasca Kartini saja disidangkan di Landraad (A. Daliman, 2012). mulai bertunas, kemudian berkembang ke penjuru J.J. Donner pun menghalangi munculnya saksi tanah air. Sebarisan srikandi yang bertarung me- dengan menggunakan kekuasaannya. Akhirnya, lawan kekuatan zaman bermunculan --- selain Raden Adipati Brotodiningrat dinyatakan bersalah lewat koran, menurut Tirto Adhi Soerjo, kemajuan oleh Landraad dan dibuang ke Padang. gerakan perempuan juga harus dimulai lewat Di lain pihak, artikel-artikel Tirto Adhi sekolah. Ia bahkan menjadi donatur tetap sekolah Soerjo tetap mengungkapkan ketidakadilan atas perempuan di Jawa Barat yang didirikan oleh Dewi pencopotan Bupati Madiun. Pada akhirnya, Sartika (Berdikari Online, “Tirto Adhi Suryo: Algemene Secretarie memerintahkan Adviseur Sang Pembebas Yang Tersingkir Dari Sejarah” voor Inlandsche Zaken (Penasihat Urusan dalam www.berdikarionline.com. Diakses pada 1 Pribumi) C. Snouck Hurgronje untuk melakukan Maret 2015). penyelidikan terhadap laporan-laporan J.J. Tirto Adhi Soerjo juga merupakan Donner pada Gubernur Jenderal. C. Snouck motor gerakan feminisme. Hal ini dibuktikan Hurgronje dalam suratnya pada 29 Desember 1902 dengan karya fiksinya berjudul Busono pada kepada Gubernur Jenderal Willem Roseboom 1912 yang bersumber dari rasa terima kasih mendapatkan simpulan, bahwa tuduhan J.J. terhadap istrinya. Selain itu, Tirto Adhi Soerjo Donner pada Raden Adipati Brotodiningrat adalah juga sebagai donatur dan penasihat dalam salah. Raden Adipati Brotodiningrat dianggap mendirikan Sekolah Kaoetamaan Istri. Tirto sebagai korban salah tafsir. Namun, surat Snouck Adhi Soerjo juga menerbitkan karya fiksi Nyi Hurgronje ini menjadi sia-sia, karena Raden Permana yang menceritakan hak menuntut cerai Adipati Brotodiningrat telah sampai di pem- dari seorang istri (Pramoedya Ananta Toer, 1985). buangannya di Padang (Pramoedya Ananta Toer, Selain itu, Tirto Adhi Soerjo memiliki hubungan 1985). dengan Kartini dan Dewi Sartika terutama dalam Dari kesemuanya itu, dapat dilihat membantu perjuangan mereka. Ketika Kartini bahwa Skandal Donner adalah sebagai sebuah bercita-cita mendirikan sekolah perempuan bentuk gerakan politik arsip. Suatu skandal untuk pribumi, Tirto Adhi Soerjo bertemu dengan yang menyeret banyak pelaku di zaman itu yang J.Stigter untuk mendirikan Komite Pendidikan menjatuhkan seseorang tanpa bukti apapun. Na- Sekolah Perempuan Bumiputera dengan anggota

JURNAL POLITIK 1753 VOL. 12 No. 01. 2016 Jurnal Kajian Politik Dan Masalah Pembangunan POLITIK

Nyonya Stigter dan akhirnya mendirikan sekolah mengorganisir diri, Tirto Adhi Soerjo mengembara seperti yang diinginkan oleh Kartini meskipun ke Maluku. Di sana ia bertemu dan menikah menumpang di sekolah HBS di depan Stasiun dengan seorang putri Raja Bacan, Princess Gambir. Kartini juga selalu berhubungan dengan Fatimah perempuan cerdas lulusan MULO yang Perhimpunan Oost en West yang berpusat di mahir berbahasa Belanda; dan seseorang yang Belanda yang bertujuan membantu kemajuan kelak menjadi anggota redaksi Medan Prijaji. pribumi terutama untuk memasarkan kerajinan Sepulang dari Maluku, tempat ia menyaksikan mereka dan Tirto Adhi Soerjo merupakan kebiadaban kolonial warisan J.P. Coen, sebuah pimpinan organisasi tersebut di Jawa Barat. Selain gelora baru merubah semua bentuk tulisannya: itu, Tirto Adhi Soerjo juga memiliki hubungan menjadi lebih lugas dan garang. Pada 1907, ia dan menjadi donatur serta penasihat usaha Dewi mendirikan Medan Prijaji, sebuah mingguan Sartika (Pramoedya Ananta Toer, 1985). sederhana berformat 12,5 x 19,5 cm, dengan tebal Semasa kuliah di Batavia, Tirto Adhi Soerjo 22 halaman. Untuk mengatasi persoalan modal, melepaskan diri dari segala macam aturan ningrat ia memulai sebuah gagasan bentuk perniagaan, yang mengekangnya. Beliau menenggelamkan yakni dengan meminta pelanggan membayar diri ke dalam kalangan masyarakat yang lebih lebih dahulu dengan imbalan memiliki saham luas, tak peduli dari strata sosial mana mereka perusahaan bernama NV Medan Prijaji. Itulah berasal. Keterlibatannya di dalam dunia jurnalistik bentuk perniagaan pertama yang didirikan pribumi sudah ia mulai sejak duduk di kelas persiapan (Bonnie Triyana, “Tirto Adhi Soerjo” dalam www. STOVIA (1894-1895). Pada saat itu, Tirto Adhi historydocet.com. Diakses pada 1 Desember Soerjo rajin mengirimkan tulisannya ke berbagai 2013). media massa di Batavia. Kemudian pada 1888 – Mingguan Medan Prijaji semakin ber- 1897 ia bekerja sebagai wartawan pembantu di kembang pesat, bahkan, setahun kemudian, koran Hindia Olanda pimpinan Alex Regensburg. berubah menjadi harian. Tirto Adhi Soerjo men- Setelah koran ini tak terbit lagi, Tirto Adhi Soerjo ciptakan gaya jurnalistik tersendiri, radikal dan pindah ke koran Pembrita Betawi (1884 – 1916) penuh sindiran. Ia menulis tentang berbagai pe- pimpinan Overbeek Bloem dengan posisi yang nyelewengan dan kesewenangan yang dilakukan sama (Bonnie Triyana, “Tirto Adhi Soerjo” dalam pemerintah kolonial maupun para kaki tangan www.historydocet.com. Diakses pada 1 Desember pribumi. Semangatnya untuk menggerakkan 2013). bangsanya menentang ketidakadilan semakin Dedikasi kerja jurnalistik yang di- berkobar. Tulisan-tulisannya makin berani. Ia tunjukkan oleh Tirto Adhi Soerjo membuatnya yang sangat mengagumi Max Havelaar, dalam dipercaya sebagai redaktur-kepala (hoofd mengungkap kebusukan-kebusukan kolonial yang redacteur) Pembrita Betawi. Pada saat itu ia dibungkus politik etis. Pemerintah kolonial murka. berkenalan dengan Karel Wijbrands, pimpinan Lantaran tulisannya tentang penyalahgunaan redaksi harian De Sumatra Post (1899-1942) yang jabatan di sebuah daerah, Tirto Adhi Soerjo terbit di Medan. Wijbrands kemudian pindah ke dibuang ke Lampung, selama 3 bulan. Saat itu, Batavia untuk bekerja di Nieuws van den Dag, dan hampir semua aktivis yang berani membuka kedok semenjak itu Tirto Adhi Soerjo menjalin hubungan kekuasaan kolonial ke media massa sempat di- dekat dengannya. Ternyata, pertemanannya jebloskan ke penjara. Mereka dijerat pers-delict, dengan Wijbrands berpengaruh besar pada hidup dianggap mengganggu rust en orde kolonial. dan karir Tirto Adhi Soerjo. Sebelumnya ia hanya Bahkan, Mas Marko, seorang jurnalis muda dikenal sebagai “penjual tulisan”, namun setelah radikal, 4 kali mendekam di tahanan lantaran bergaul dengan Wijbrands wawasan dan kualitas tulisan-tulisannya (Berdikari Online, “Tirto dirinya mengalami peningkatan. Karena terlalu Adhi Suryo: Sang Pembebas Yang Tersingkir menyibukkan diri di dalam pekerjaannya sebagai Dari Sejarah” dalam www.berdikarionline.com. wartawan, akhirnya, Tirto Adhi Soerjo dikeluarkan Diakses pada 1 Maret 2015). dari STOVIA setelah belajar di sana selama enam Sekembalinya dari pengembaraan di tahun. Pada 1905, ketika Soenda Berita sudah bisa Maluku, Tirto Adhi Soerjo menjadi jurnalis yang

JURNAL POLITIK 1754 VOL. 12 No. 01. 2016 POLITIK Jurnal Kajian Politik Dan Masalah Pembangunan

berbeda. Tidak seperti ketika memimpin surat kabar majukan bangsa tidak dapat dipahami secara Soenda Berita dengan santun dan sabar, kini, ia penuh oleh kawan-kawan seorganisasinya. Han- berubah menjadi begitu garang. Seperti dikatakan curnya Sarekat Prijaji tidak membuat Tirto Pramoedya Ananta Toer dalam Sang Pemula berhenti untuk memajukan bangsanya. Ia tetap (1985), dalam tiap kesempatan, Tirto Adhi Soerjo melakukan usaha untuk membangkitkan kesadaran kerap menggunakan tulisan-tulisannya untuk bangsanya, yaitu kesadaran untuk melepaskan memukul kekuasaan. Pram menduga, perubahan diri dari belenggu penjajahan. Pada 1907, Tirto yang drastis itu terjadi karena selama di Maluku, Adhi Soerjo mendirikan Medan Prijaji (MP) Tirto Adhi Soerjo menyaksikan kebiadaban yang yang kemudian dijadikan Tirto sebagai alat untuk dilakukan pemerintah kolonial Belanda (Wisnu memajukan bangsanya. Keluhan-keluhan dan Prasetya, ”Jurnalis” dalam www.wisnuprasetya. penderitaan yang dialami oleh rakyat bangsanya wordpress.com Diakses pada 1 Maret 2015). disuarakan lewat Medan Prijaji yang juga sebagai Pengalaman tersebut yang menabalkan alat untuk memajukan dan mempersatukan bangsa dirinya untuk menerbitkan Medan Prijaji dengan pada proses perjalanan dapat membuahkan delapan pedoman bahwa surat kabar (pers) harus: hasil. Usaha Tirto Adhi Soerjo membangkitkan memberi informasi, menjadi penyuluh keadilan, kesadaran bangsanya lewat alat yang lebih memberikan bantuan hukum, menjadi tempat modern dapat dilihat sebagai kesadaran maju pengaduan orang tersia-sia, membantu orang bagi bangkitnya gerakan pembebasan. Karena mencari pekerjaan, menggerakkan bangsanya lewat koran inilah gagasan nasionalisme tertulis untuk berorganisasi atau mengorganisasi diri, pertama kali dan dibaca serta menjadi pembentuk membangun dan memajukan bangsanya, serta kesadaran awal tentang nasionalisme melampaui memperkuat bangsanya dengan usaha dan per- perbedaan agama, suku, dan organisasi. Tidak puas dagangan. Medan Prijaji menunjukkan secara dengan usahanya memajukan bangsanya lewat gamblang kemana keberpihakan pers serta jurnalis media jurnalistik, pada 1909, Tirto Adhi Soerjo harus diarahkan (Wisnu Prasetya, ”Jurnalis” dalam mendirikan organisasi pergerakan yang sepanjang www.wisnuprasetya.wordpress.com Diakses sejarah Indonesia sangat terkenal, yaitu Sarikat pada 1 Maret 2015). Dagang Islam (SDI). Sarikat Dagang Islam berdiri sebagai antitesa Sarekat Prijaji dan Budi Utomo Simpulan yang tidak bisa merangkul semua golongan yang Tirto Adhi Soerjo merupakan seorang tokoh ada di Hindia Belanda. Medan Prijaji berfungsi politik dan pemimpin pergerakan politik yang sebagai pers, baik tugasnya sebagai jurnalistik andal. Pergerakan politik mulai ditanamkan oleh yang memberi kabar sekaligus mengadvokasi Tirto Adhi Soerjo diawali dengan membangkitkan publiknya sendiri dari kesewenang-wenangan kesadaran persatuan rakyat lewat usaha ekonomi. kekuasaan maupun kemauan untuk membangun Tirto Adhi Soerjo menghimpun dan menggerakkan perusahaan pers yang mandiri dan otonom. Tirto masyarakat dengan usaha produksi. Dari sini ia Adhi Soerjo juga turut memulai pergerakan menyadari bahwa rakyat Hindia Belanda mampu lewat jalan berorganisasi. Titik tuju dua tradisi dipersatukan oleh kepentingan bersama, yaitu yang disatukan itu adalah penyemaian kesadaran melawan pemerintah kolonial Belanda. Usaha berbangsa. Dengan kata lain, Tirto Adhi Soerjo Tirto Adhi Soerjo untuk mempersatukan rakyat adalah perancang pertama Sarekat Islam yang tidak berhenti sampai di sini. Pada 1906, dengan melahirkan banyak sekali tokoh pergerakan, baik usahanya yang gigih, sebuah organisasi yang kiri, tengah, maupun kanan --- adalah merupakan mempunyai wawasan kebangsaan terbentuk. konsep Sarekat Dagang Islam yang dibuatnya di Cita-cita untuk mempersatukan bangsa terma- Bogor dan kemudian dikembangkan nifestasikan dalam perhimpunan Sarekat Prijaji. di --- bahkan, ia pula yang menyatukan Namun, harapan untuk menyatukan bangsanya tradisi pergerakan dan tradisi pers untuk satu tu- lewat perhimpunan Sarekat Prijaji ternyata juan, yakni kesadaran berbangsa. berakhir dengan kegagalan. Gerakan politik Tirto Adhi Soerjo yang Cita-cita Tirto Adhi Soerjo untuk me- sangat berpengaruh adalah gerakan melawan

JURNAL POLITIK 1755 VOL. 12 No. 01. 2016 Jurnal Kajian Politik Dan Masalah Pembangunan POLITIK

kekuasaan, gerakan feminisme, dan gerakan pers Berdikari Online. 2015. “Tirto Adhi Suryo: Sang nasional. Gerakan politik melawan kekuasaan Pembebas yang Tersingkir Dari Sejarah” antara lain gerakan politik arsip yang diawali dalam www.berdikarionline.com. Diakses adanya Skandal Donner dan Kasus Tirto Adhi pada 1 Maret 2015. Soerjo kontra A. Simon. Gerakan feminisme de- ngan menunjukkan bagaimana Tirto Adhi Soerjo Daliman, A. 2012. Sejarah Indonesia Abad XIX- mendukung pergerakan Kartini dan Dewi Sartika. Awal Abad XX: Sistem Politik Kolonial Terakhir adalah gerakan pers nasional antara lain dan Administrasi Pemerintahan Hindia- adalah berdirinya Soenda Berita, Medan Prijaji, Belanda. Yogyakarta: Penerbit Ombak. dan Poetri Hindia. Tirto Adhi Soerjo juga terkenal sebagai Fahrudin, Nanang. 2013. “Tirto Adhi Soerjo” pemula gerakan pers nasional. Pada Februari 1903, dalam www.blokbojonegoro.com Diakses berdiri harian Soenda Berita atas biaya sendiri dan pada 1 Desember 2013. dari bantuan Bupati Cianjur. Harian ini merupakan terbitan pertama pribumi yang redaksinya Giddens, Anthony dan Jonathan Turner. 2008. bertempat di desa. Selanjutnya, pada 1904, Social Teory Today. Yogyakarta: Pustaka redaksi dan administrasi Soenda Berita pindah ke Pelajar. Weltvreden (sekitar Gambir sekarang). Kemudian pada 1907, Tirto Adhi Soerjo mendirikan Medan Kawan Lama. 2013. “Tirto Adhi Soerjo (Blora, Prijaji yang kemudian dijadikan Tirto Adhi 1880-1918)” dalam www.kawanlama.com Soerjo sebagai alat untuk memajukan bangsanya. diakses pada 1 Desember 2013. Keluhan-keluhan dan penderitaan yang dialami oleh rakyat bangsanya disuarakan lewat Medan Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Prijaji. Medan Prijaji yang didirikan Tirto Adhi Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Soerjo adalah koran pertama di nusantara yang seluruh awak redaksinya orang pribumi. Selain Niel, Robert van. 2009. Munculnya Elite Modern itu, diterbitkan harian gerakan wanita pertama Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya. Poetri Hindia dengan nomor pertamanya pada 1 Juli 1908 yang dipimpin oleh Tirto Adhi Soerjo. Prasetya, Wisnu. 2015. ”Jurnalis” dalam www. Dalam harian gerakan wanita ini terdapat beberapa wisnuprasetya.wordpress.com. Diakses wartawan wanita yang bekerja disana antara lain pada 1 Maret 2015. R.A. Hendraningrat, Raden Ajoe Siti Habiba, Princes Fatimah, R.A.S Tirtokoesoemo, R.A. Toer, Pramoedya Ananta. 1985. Sang Pemula. Pringgowinoto, dan R.A. Tirtoadiwinoto. Jakarta: Hasta Mitra.

Triyana, Bonnie. 2013. “Tirto Adhi Soerjo” dalam www.historydocet.com. Diakses pada 1 Kepustakaan Desember 2013. Arief, Akbar T. 2014. “Tirto Adhi Soerjo: Pelopor Wojowasito, S. 1999. Kamus Bahasa Indonesia. Kebangkitan Nasional” dalam www. Jakarta: Pengarang. untuksebuahperubahan.blogspot.com. Diakses pada 22 Januari 2014. Yacob, Dharwis Widya Utama. 2014. “Skandal Donner (1900-1912): Sebuah Gerakan Artha, I Ketut Guna. 2013 “Tajamnya Pena Politik Arsip” dalam Jurnal Kearsipan Seorang Tirto Adhi Soerjo” dalam www. Volume 9. Jakarta: Pusat Pengkajian Dan nasionalisperjuangan.org. Diakses pada 1 Pengembangan Sistem Kearsipan Arsip Desember 2013. Nasional RI.

JURNAL POLITIK 1756 VOL. 12 No. 01. 2016