Arsitektur Kontekstual Bangunan Museum Pada Kawasan Kota Tua Ahkamal Ulyaa, Anisa, Yeptadian Sari

ARSITEKTUR KONTEKSTUAL BANGUNAN MUSEUM TERHADAP BANGUNAN KOLONIAL DI KAWASAN

Ahkamal Ulyaa1, Anisa1, Yeptadian Sari1

1Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta [email protected] [email protected] [email protected]

ABSTRAK. Arsitektur Kontekstual digunakan sebagai salah satu cara menciptakan dan menjaga kelestarian lingkungan. Pembahasan arsitektur kontekstual pada beberapa bangunan museum yang berada di kawasan Kota Tua Jakarta diharapkan dapat melestarikan lingkungan tersebut yang saat ini merupakan kawasan cagar budaya. Digunakan metode analisis berdasarkan teori yang ada dengan keadaan bangunan museum serta lingkungan di Kota Tua Jakarta. Sehingga dihasilkan bahwa bangunan museum yang berada di kawasan Kota Tua Jakarta memiliki kontekstual yang bersifat selaras yakni pada warna dasar bangunan, proporsi bangunan, komposisi bentuk dasar yang berbentuk persegi dan kesamaan pola luar ruang pada beberapa bangunan.

Kata Kunci: Arsitektur Kontekstual, Kota Tua, Museum

ABSTRACT. Contextual architecture is used as one way of creating and preserving the environment. The discussion of contextual architecture in several museum buildings located in the Old Town of Jakarta is expected to preserve the environment that is currently a cultural heritage area. Used methods of analysis based on existing theory with the state of the museum building and the environment in the Old City of Jakarta. So it is produced that the museum building located in the Old Town of Jakarta has a harmonious contextual that is on the basic color of the building, the proportion of the building, the composition of the square basic and the similarity of outdoor patterns in some buildings.

Keywords: Arcitectur Contextual, Kota Tua, Museum

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan sebuah negara yang Kini Kota Tua memiliki bangunan yang dapat memiliki ragam budaya dengan ciri tersendiri dijadikan tempat wisata dan yang termasuk pada bidang arsitekturnya. Seiring mendominasi adalah museum. Terdapat dengan berjalannya waktu, kebudayaan di banyak museum di kawasan Kota Tua seperti Indoneisa semakin berkembang dari segi non Museum Fatahilah yang dulunya merupakan fisik maupun fisik seperti bidang arsitektur. Balai Kota Batavia, Museum Wayang, Peninggalan kebudayaan dalam segi fisik Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum (arsitektur) dapat dilestarikan dan dijaga agar Bank Mandiri dan Museum Bank Indoneisa. tetap menjadi bagian dari sejarah dan Berdasarkan fungsi kawasan Kota Tua Jakarta kebudayaan yang dimiliki . Banyak yang menjadi kawasan wisata dengan banyak terdapat arsitektur di Indonesia baik yang bangunan yang memiliki fungsi rekreasi seperti merupakah khas Indoneisa maupun arsitektur museum, maka konteks bangunan yang di peninggalan para penjajah yang menjadi saksi prioritaskan adalah museum. bisu sejarah di Indonesia yang juga menjadi bagian dari sejarah dan kebudayaan Agar tetap terjaga ciri khas Kota Tua yang Indonesia. merupakan kota peninggalan para penjajah

Kota Tua merupakan kota kecil peninggalan Belanda, maka perlu adanya pelestarian para penjajah Belanda sekaligus menjadi cikal kawasan Kota Tua dimana bangunan dan bakal kota DKI Jakarta. Berbagai bangunan lingkungan harus tetap terjaga seperti pada khas kolonial Belanda menghiasi kota kecil jamannya. Kontekstual kawasan Kota Tua tersebut. Kota tua kini menjadi tempat wisata harus tetap dipertahankan, daerah yang yang dilindungi oleh Kementrian Kebudayaan menjadi kawasan Kota Tua Jakarta harus dan Pariwisata yang harus dijaga dan tetap memiliki ciri khas bangunan kolonial dilestarikan baik bangunan maupun lingkungannya. Seiring dengan perkemangan Belanda. Kontekstual menurut Brolin (1978) kota maka semakin banyak kebutuhan yaitu suatu perencanaan dan perancangan manusia akan fasilitas-fasilitas yang arsitektur yang memperhatikan permasalahan menunjang kebutuhan hidup, dengan keadaan kontinuitas visual antar bangunan baru dengan ini kota tua kini memiliki bangunan dengan nuansa lingkungan yang ada disekitarnya dan fungsi baru seperti museum, restauran, hotel melakukan studi terhadap kesulitan-kesulitan dan bangunan yang telah hancur dibangun kembali kemudian digunakan dengan fungsi yang timbul dalam menciptakan keserasian yang sama maupun berbeda dengan fungsi antara bangunan dengan perbedaan jaman bangunan terdahulu. dan gaya dalam satu lokasi yang berdekatan. 47

Jurnal Arsitektur PURWARUPA Volume 02 No 1 September 2017

Dengan demikian maka diharapkan dapat PEMBAHASAN menjaga kelestarian kawasan Kota Tua Jakarta. Analisis Kontekstual Lingkungan Berdasarkan Kesamaan Fungsi Lahan

TUJUAN Kota Tua Jakarta memiliki beberapa zona kawasan yang memiliki fungsi berbeda-beda Pembahasan kontekstualitas kawasan Kota berikut adalah tabel analisis kontekstual Tua Jakarta khususnya bangunan museum lingkungan berdasarkan fungsi lahan terhadap bangunan kolonial bertujuan untuk mengetahui konteks bangunan kolonial pada Tabel 1: Tabel Analisis Kontekstual Lingkungan bangunan museum di kawasan Kota Tua berdasarkan fungsi lahan. Jakarta yang dapat diterapkan dalam membangun museum atau merefitalisasi Zona Kawasan Fungsi Lahan Kontekstual bangunan yang ada di Kota Tua yang akan Lingkungan difungsikan sebagai museum sesuai dengan kontekstual bangunan maupun lingkungan Zona 1 Restaurant, Terdapat ruang Kota Tua Jakarta, serta dapat melesterikan (Publik) Museum, terbuka, kawasan Kota Tua Jakarta yang menjadi cikal Gallery mudah di bakal ibu kota negara Republik Indonesia. akses Zona 2 Museum, Mudah diakses METODE (Publik & Semi Gallery, Hotel Publik) Menurut ali dalam Shinta (2013) metode Zona 3 Hunian, Terletak di luar penelitian deskriptif digunakan untuk (Semi Publik & Perkantoran, zona 1 dan 2 memecahkan sekaligus menjawab Private) Pendidikan yang berifat permasalahan yang terjadi pada masa semi publik sekarang.Metode penelitian yang digunakan atau private adalah metode desktiptif kualitatif, yaitu Sumber: Penulis (2017) metode dengan menggunakan data yang ada dengan landasan teori yang terkait, baik Berdasarkan tabel diatas berikut adalah secara arsitektural maupun non arsitektural, penjelasan mengenai pembagian zona di mulai dari pengumpulan data, pengolahan kawasan Kota Tua Jakarta. data secara faktual untuk pengkajian beberapa aspek konteks bangunan kolonial terhadap bangunan museum di Kota Tua Jakarta, diantaranya yaitu lingkungan, bentuk gubahan massa, fasad bangunan, serta material bangunan, seluruh elemen tersebut dianalisa dengan membandingkan seluruh bangunan yang memiliki fungsi lahan dan bangunan yang sama dan dibantu dengan peraturan pemerintah yang mengatur Kawasan Cagar Budaya Kota Tua Jakarta. Berikut adalah skema kerangka berpikir.

Gambar 2: Peta Zonasi Koata Tua Jakarta Sumber: Guidelines Kota Tua (2007)

Gambar diatas menunjukan 3 zona di kawasan kota Tua Jakarta dan lokasi yang dijadikan studi kasus yaitu Jalan Kunir yang berada di zona 2 dan 3.

Gambar 1: Skematik Alur Berpikir Analisis Kontekstual Bentuk Bangunan Sumber: Skematik Penulis (2017) Berdasarkan Kesamaan Fungsi Bangunan

Kota Tua Jakarta memiliki beragam bangunan kolonial belanda yang memiliki fungsi berbeda beda, Museum Fatahillah merupakan salah satu daya tarik Kota Tua Jakarta. Museum

48

Arsitektur Kontekstual Bangunan Museum Pada Kawasan Kota Tua Jakarta Ahkamal Ulyaa, Anisa, Yeptadian Sari

fatahilah yang dulunya merupakan Balai Kota museum wayang, museum seni dan keramik, Jakarta pada jaman Belanda merupakan salah museum dan museum bank satu museum yang banyak dikunjungi oleh mandiri, berikut ini adalah tabel yang para wisatawan, juga terdapat berbagai menyajikan informasi berbagai musium museum di kawasan kota tua jakarta seperti tersebut.

Tabel 2: Tabel Informasi Bangunan Museum di Kawasan Kota Tua Jakarta

Nama Bangunan Arsitektur Luas Luas Fungsi Dulu Fungsi Lokasi Lahan Bangunan Sekarang Neo Classic 13.388 1.300 M2 Balai Kota Museum Jl Taman M2 Batavia Fatahillah No 1

Museum Fatahillah Neo Gedung Gedung Gereja Museum Jl Pintu Reinaissan (1):990M2 (1): Belanda Besar ce Gedung Gedung Utara No (2):627M2 (2):747 M2 27-29

Museum Wayang Neo Classic 8875 M2 2430 M2 Kantor Museum Jl Pos Dewan Kota No 2 Kehakiman pada Benteng Batavia Museum Seni Rupa & Keramik Neo Classic 22.220 5.522 M2 Kantor De Museum Jl Pintu M2 Javasche Besar Bank Utara No 3

Museum Bank Indonesia Art Deco 10.039 21.509 M2 Kantor Museum Jl M2 Wilayah Lapangan Nederlandsc Stasiun he Handel No 1 Maatschappi j (NHM)

Museum Bank Mandiri Sumber: Penulis (2017)

Berdasarkan tabel diatas maka berikut ini menunjukan sirkulasi kendaraan maupun analisis bangunan berdasarkan unsur-unsur pejalan kaki dan garis berwarna orange kontekstual bangunan yang terdiri dari: menunjukan sirkulasi khusus pejalan kaki.

1. Pola Ruang Luar Masing-masing museum memiliki pola ruang luar yang hampir sama, terdapat Pada bagian ini membahas mengenai pola museum yang dapat diakses langung dengan ruang di sekitar masing-masing bangunan kendaraan maupun para pejalan kaki seperti museum yang terletak di kawasan Kota Tua Museum Bank Mandiri dan Museum Bank Jakarta yang dapat dijelaskan pada gambar 3. Indoneisa. Pada Museum Wayang, Museum Fatahillah dan Museum Seni Rupa dan Pada gambar tersebut dapat dilihat bangunan Keramik hanya dapat diakses dengan Museum Bank Mandiri, Museum Bank berjalan kaki namun memiliki ruang ternuka Indonesia, Museum Wayang, Museum tepat di depan ketiga museum tersebut. Pada Fatahillah dan Museum Seni Rupa dan Museum wayang, Museum Fatahillah dan Keramik, serta garis berwarana merah yang Museum Bank Mandiri tidak memiliki 49

Jurnal Arsitektur PURWARUPA Volume 02 No 1 September 2017

sempadan bangunan berbeda dengan utama yang bentuk dasar persegi panajng dan Museum Wayang dan Museum Bank persegi yang dikombinasikan menjadi bentuk Indonesia yang memiliki sempadan bangunan kuruf kapital L, sedangkan bangunan lainnya yang berbeda. memiliki bentuk L dan I yang masing-masing berada dibagian belakang bangunan utama.

Museum wayang memiliki dua massa bangunan dengan bentuk yang sama namun memiliki ukuran yang berbeda, kedua bentuk massa bangunan Museum Wayang yaitu persegi panajng. Museum Bank Indonesia memiliki bentuk dasar persegi, memiliki ruang terbuka yang berada di tengah bangunan serta bentuk cekung pada sisi kanan bangunan. Museum Bank Mandiri memiliki bentuk persegi panjang yang tersusun menjadi satu kesatuan bangunan sehingga berbentuk kotak atau persegi yang dibagian tengahnya berfungi sebagai ruang terbuka, memiliki bentuk cekungan pada sisi depan bangunan yang memberikan kesan menerima pengunjung.

3. Proporsi Skala Bangunan

Gambar 3: Gambar Analisis Pola Ruang Luar Proporsi skala bangunan membahas Sumber: Analisis Penulis (2017) mengenai tinggi dan proporsi bangunan masing-masing musuem yang berada di Kota 2. Bentuk Bangunan Tua Jakarta, berikut adalah gambar 5 yang menjelaskan tentang proporsi skala bangunan Bangunan masing-masing museum memiliki masing-masing museum. komposisi bentuk bangunan yang berbeda beda, berikut adalah gambar 4 yang Pada gambar 5 terdapat lima bangunan menjelesakan mengenai bentuk bangunan museum yang memiliki proporsi skala beberapa museum yang berada di Kota Tua bangunan yang berbeda. Terdapat warna Jakarta. kuning yang merupakan bagian kepala bangunan sedangkan bagian yang berwarna merah merupakan bagian badan bangunan. Museum Fatahillah merupakan bangunan ber lantai 2 dengan semi basement yang dahulu digunakan sebagai penjara. Museum fatahillah memiliki tinggi antar lantai yang sama dengan bagian kepala bangunan yang memiliki tinggi sama dengan tinggi satu lantai bangunan. Pada bangunan Museum wayang memiliki 2 lantai yang tingginya hampir sama, sedangkan pada bagian kepala tingginya hampir sama dengan tinggi satu lantai bangunan yang terdapat jendela yang digunakan sebagai pencahayaan alami. Museum Seni Rupa dan Keramik merupakan bangunan berlantai 2 dengan tinggi lantai satu lebih tinggi dari lantai duanya. Tinggi kepala bangunan museum hampir sama dengan tinggi satu lantai bangunan. Museum Bank Gambar 4: Gambar Analisis Bentuk Bangunan Indonesia merupakan bangunan berlantai 2 Sumber: Analisis Penulis (2017) dengan lantai dasar yang digunakan sebagai ruang yang bersifat private dan digunakan Pada gambar 4 diatas menunjukan beberapa sebagai retai café pada sisi yang menghadap bangunan museum yang seluruhnya memiliki keluar bangunan. Tinggi lantai 1 lebih rendah bentuk dasar persegi namun diaplikasikan dari tinggi lantai 2 yang lebih dari 3 meter yang menjadi berbagai bentuk yang berbeda. Pada memberikan kesan megah pada bangunan ini. bangunan Museum Seni Rupa dan Keramik Bagian kepala bangunan memiliki tinggi yang memiliki bentuk dasar persegi panjang, sama dengan tinggi satu lantai bangunan memiliki tonjolan bangunan pada sisi kanan, museum. Museum Bank Mandiri memiliki 2 tengah dan kiri bangunan, serta memiliki dua lantai yang tinggi lantai 1 nya lebih tinggi dari ruang terbuka yang masing-masingnya jalanan didepan museum, pada bagian kepala dikelilingi bangunan. Museum Fatahillah bangunan memiliki tinggi yang ama dengan memiliki tiga masa bangunan yang berbeda tinggi satu lantai bangunan. bentuk maupun ukurannnya, pada bangunan 50

Arsitektur Kontekstual Bangunan Museum Pada Kawasan Kota Tua Jakarta Ahkamal Ulyaa, Anisa, Yeptadian Sari

Gambar 5: Gambar Analisis Proporsi Skala Bangunan Sumber: Analisis Penulis (2017)

4. Fasade Bangunan dengan yang kedua. Memiliki bentuk kepala bangunan yang sama yaitu segitiga dengan Pada bagian ini akan membahas fasade atau hiasan yang berbeda. Museum Seni Rupa dan muka bangunan dari masing-masing Keramik memiliki kolom-kolom tinggi pada bangunan museum, berikut adalah gambar 6 fasade bangunan tersebut dan memiliki hiasan yang menyajikan fasade bangunanan masing- pada bagian kepala bangunan yang berbentuk masing museum. segitiga yang merupakan ciri bentuk bangunan berarsitektur neo klasik. Memiliki bentuk Gambar 6 merupakan gambar analisis fasade jendela dan pintu yang sama yaitu persegi atau muka bangunan dari ke lima bangunan panjang, Museum Bank Indonesia memiliki museum yang berada di kawasan Kota Tua bentuk jendela dan pintu yang sama yaitu Jakarta. Museum Fatahillah merupakan persegi dengan tralis pada jendelanya. bangunan berarsitektur Neo Klasik , memiliki Memiliki kolom persegi pada entrence bentuk jendela dan pintu sama yaitu persegi bangunan. Museum Bank Mandiri merupakan dengan warna yang sama yaitu hijau, susunan museum berarsitektur Art Deco dengan bentuk jendela pun berirama atau memiliki jarak yang pintu dan jendela yang sama yaitu persegi sama antar jendela baik jendela lantai satu panjang, pada kedua lantai memiliki bentuk maupun lantai dua. Museum wayang yang dan ukuran jendela yang sama, dihiasi kolom memiliki dua lantai mempunyai bentuk yang pada fassade bangunan yang berbebntuk hampir sama dikedua bangunan tersebut. kotak yang berada di entrence bangunan . bentuk jendela dan pintu sama yaitu persegi memiliki hiasan pada kepala bangunan yaitu panjang, namun memiliki hiasan jendela yang kotak yang bersusun sampai pada puncaknya berbeda antara bangunan yang pertama yang memiliki kotak kecil.

Gambar 6: Gambar Analisis Fasade Bangunan Sumber: Analisis Penulis (2017)

51

Jurnal Arsitektur PURWARUPA Volume 02 No 1 September 2017

5. Material putih namun memiliki warna ornamen yang berbeda-beda. Museum Fatahillah memiliki Pada bagian ini akan membahas material warna jendela dan pintu yang sama yaitu hijau bangunan khususnya warna bangunan dari dan memiliki warna genteng merah bata. masing-masing bangunan museum, berikut Museum Wayang memiliki warna ornamen adalah gambar 7 yang menyajikan meterial yang berada diatas jendela berebentuk warna bangunanan. pergola pada bangunan pertama yaitu warna krem memiliki warna ornamen yang berbentuk Gambar 7 menjelaskan material warna segitiga di bagian pintu masuk bangunan yaitu bangunan baik warna dasar maupun warna warna abu-abu. Memiliki warna jendela dan ornamen bangunan. Pada kelima museum pintu yang sama yaitu hijau. tersebut memiliki warna dasar yang sama yaitu

Gambar 7: Gambar Analisis Material Bangunan. Sumber: Analisis Penulis (2017)

Pada museum Seni Rupa dan Keramik Kota Tua Jakarta memiliki zona yang menjadi memiliki jendela dan pintu dengan warna yang inti yakni lapangan fatahilah yang berada di sama yaitu hujau dengan oernamen pada depan bangunan Museum Sejarah Jakarta bagian kepala bangunan yaitu putih dengan atau yang dikenal degan nama Museum garis-garis berwarna krem. Museum Bank Fatahillah. Kesamaan lingkungan pada Indonesia memiliki warna ornamen sama kawasan Kota Tua Jakarta telah diseragamkan seperti warna dasar bangunan yaitu putih, berdsarkan zona yang telah tertera pada warna besi tralis jendelapun berwarna putih. gudelines kota tua. Kedua mengenai Bangunan yang terakhir yaitu Museum Bank kontekstual pada bangunan yang memiliki Mandiri memiliki warna dasar yang sama keselarasan pada masing-masing bangunan dengan ke empat bangunan lainnya yaitu museum yang dijelaskan pada pembahasan putih, namun memiliki ornamen yang berwarna diatas. Bangunan museum umumnya memiliki abu-abu pada garis-garis dibagian kepala keselarasan pada warna dasar bangunan, bangunan seperti yang terlihat pada lingkaran proporsi bangunan, komposisi bentuk dasar merah digambar bangunan museum bank yang berbentuk persegi dan kesamaan pola mandiri. luar ruang pada beberapa bangunan.

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

Kesimpulan dari pembahasan mengenai Brolin, Brent C, (1978) Architecture In Context, kontekstual bagunan museum yang berada di Van Nostrand Reinhold, New York. kawasan Kota Tua Jakarta yang telah diuraikan diatas yang pertama adalah Margareta. Shinta, (2013) Jenis Metode kontekstual lingkungan di kawasan kota tua Jakarta memiliki kontekstual yang seirama Penelitian, Bandung. dengan blok-blok bangunan yang berbentuk persegi maupun persegi panajng, terdapat Pemprov DKI, (2007) Guide Lines Kota Tua, akses yang dapat dilalui dengan kendaraan Jakarta: Dinas Kebudayaan dan maupun pejalan kaki maupun akses yang khusus dilewati oleh pejalan kaki. Kawasan Permuseuman

52