Raisya Garlufi, Faradillah Nursasari POTENSI PENERAPAN TEKNIK ZERO WASTE PATTERN CUTTING PADA DESAIN

Raisya Garlufi Faradillah Nursasari Prodi Kriya Tekstil dan Mode, Fakultas Industri Kreatif Universitas Telkom, Bandung

e-mail: [email protected] ABSTRACT

Kebaya, a traditional clothing of , is likely to contribute significant amount of pre-production waste, such as cutting waste. Today it is widely known that fashion is the second most polluting industry in the world after oil. It thus has encouraged fashion designers all over the world to find solution for the problem. One of the efforts that is considered effective is the zero waste pattern cutting technique. It is a clothing making technique with effective pattern placement so it does not produce much pre-production waste. This study aims to find the appropriate zero waste patterns cutting in kebaya design. One of applicable methods is the use of digital flat pattern technique on the pattern, because this technique simplifies the process of laying pattern and calculating the waste. The basic pattern of the baju kurung is chosen because it has a geometric shape that can be utilized to streamline the use of fabric and minimize the pre-production waste.

Keywords: Zero Waste Pattern, Modified Kebaya, Baju Kurung

ABSTRAK

Kebaya sebagai pakaian nasional Indonesia yang akan terus digunakan dan dilestarikan, berpotensi menyumbang limbah pra-produksi yang cukup signifikan berupa potongan kain. Dewasa ini diketahui salahbahwa satu fesyen upaya merupakan yang dipandang industri efektif penghasil adalah teknik limbah zero terbesar waste keduapatern diZero dunia waste setelah pattern minyak. adalah teknikFenomena membuat tersebut pakaian memicu dengan para penempatanpelaku fesyen pola dunia yang untuk efektif mencari sehingga upaya tidak guna banyak menanggulanginya, menghasilkan zero. waste yang tepat pada desain kebaya, dimana salah satu metode yang dapat diterapkan yaitu menggunakan teknik flat patternlimbah pra-produksi.digital Penelitian ini bertujuan untuk menemukanflat pattern pola digital dapat memudahkan

dengan pola dasar baju kurung, sebab teknik dalam peletakan pola dan perhitungan limbah. Pola dasar baju kurung dipilih karena memiliki bentuk geometris yang dapat dimanfaatkan untuk mengefektifkan kain dan meminimalisir limbah Katapra-produksi. Kunci: Zero Waste Pattern

, Kebaya Modifikasi, Baju Kurung PENDAHULUAN

atau setara dengan 15% dari total keseluruhan kain. Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang Menurut McQuillan dan Rissanen (2016) menjadikan industri fesyen sebagai penghasil data tahun 2015 mengatakan bahwa ada sekitar limbah terbesar kedua setelah minyak di dunia. kain60 miliaryang diproduksi meter persegi untuk limbahmembuat kain pakaian, yang satuFenomena sdolusi tersebut yang memicudipandang para efektif pelaku adalahfesyen merupakan sisa dari 400 miliar meter persegi di dunia untuk berupaya mencari solusi, salah Jurnal ATRAT V6/N3/09/2018 227 Potensi Penerapan Teknik Zero Waste Pattern Cutting .... teknik zero waste pattern waste pattern berpotensi untuk diterapkan pada

Kuno, dan banyak di aplikasikan. Teknik pada tersebutpakaian telah diimplementasikan sejak zaman Yunani kebaya Indonesia. tradisional dan kembali dikembangkan oleh pola zero waste yang efektif untuk diterapkan Penelitian ini bertujuan untuk mencari oleh beberapa pakar zero waste pattern

pada kebaya modifikasi, dimana penelitian Zero waste pattern pelaku fesyen khususnya di Indonesia untuk sendiriseperti yaitu Holly teknik McQuillan, pembuatan Timo Rissanen,pakaian minim Mark dapatini diharapkan membuat dapatpakaian menjadi ramah inspirasilingkungan untuk dan limbahLiu dan potongan lain sebagaiknya. kain dengan penempatan lebih memperhatikan dampak yang mungkin pola yang efektif. Di Indonesia, belum banyak terjadi yang disebabkan oleh industri fesyen. pengembangan pakaian dengan teknik tersebut. terlalu msih di Indonesia karenya kurangnya Zero Waste Pattern publikasiMenurut Widagdodan kesadaran (2018) masyarakat gerakan iniIndonesia belum zero waste pattern di dunia fesyen sangat mendesak, luas ada dua kategori limbah tekstil, yaitu terhadap lingkungannya. Kebutuhan untuk limbahMenurut tekstil hasil Rissanen industri dkk. dan (2016) limbah secaratekstil semakinhal ini karena meningkan jika tidak dan berdampaksegera ditindak buruk lanjuti, pada jumlah sisa kain pra-produksi pakaian akan hasil konsumen. Limbah tekstil pra-konsumen Sebagai pakaian nasional dan identitas produksitercipta dari garmen hasil pembuatanadalah yang serat, paling pembuatan banyak lingkungan sekitar. benang, pembuatan kain hingga garmen. Hasil wanita Indonesia, kebaya akan terus digunakan. konsumenmenghasilkan adalah limbah pakaian karena yang jumlahnya tidak terpakai yang kesadaranSeperti yang untuk disampaikan berbangga Uno diri (2014) melestarikan bahwa danbanyak, tekstil sedangkan rumah tangga limbah hasil tekstilkonsumen pasca- itu sebagai wanita Indonesia, seharusnya memiliki kebaya sebagai identitas Bangsanya, hal tersebut Zero waste pattern fokus pada limbah

Indonesia untuk terus mengembangkan kebaya, kainsendiri. yang dihasilkan setiap produksi adalah memicu para pelaku fesyen khususnya di pra-produksi, rata-rata jumlah sisa potongan kebayasalah satunyatersebut dengan belum metodebanyak pelaku memodifikasi fesyen 15% dari total keseluruhan kain. Pada tahun khususnyakebaya. Akan di tetapiIndonesia dengan yang adanya memperhatikan modifikasi 2015 rata-rata kain yang di produksi secara limbah pra-produksi kebaya, maka dari itu global pada industri garmen sekitar 400 miliar sebagai pakaian nasional yang akan terus meter persegi dan 15% dari jumlah tersebut digunakan dan dikembangkan kebaya berpotensi yaitu 60 miliar meter persegi yang merupakan untuk menyumbah limbah pra-produksi yang limbah pra-produksi. Rissanen (2013) menyatakan bahwa terdapat bukti yang mengatakan bahawa cukup signifikan. limbah kain juga harus menjadi pertimbangan pada kata “habaya” yang merupakan pakaian Menurut Rifaah (2013) kebaya mengacu produklingkungan berharga dan menjadi karena perhatianproses pembuatannya khusus bagi yangindustri telah fesyen. melalui Hal ekstraksiitu karena serat, kain pemintalan,merupakan dengan belahan depan. Habaya di adaptasi terbentukmenjadi pakaiandari pola tradisionalgeometris yang melayu mana yangpola dikenal sebagai baju kurung, baju kurung selembarperancangan, kain, tenunterdapat atau pula rajutinvestasi dan material, proses finishing. Selain investasi ekonomi untuk zero waste pattern efektiftersebut untuk dapat meminimalisir dimanfaatkan limbah untuk mencapaipotongan terbuang dalam proses manufaktur, investasi karena dipandang cukup energy, air dan waktu, sehingga saat kain zero

228 Jurnal ATRAT V6/N3/09/2018 kain. Berdasarkan hal tersebut, teknik tersebut terbuang begitu saja. Metode daur ulang Raisya Garlufi, Faradillah Nursasari Bagan 1. Metode Pembuatan Fashion Berdasarkan Perspektif Limbah Kain (Sumber: Rissanen, 2013)

Gambar 1. Pola Jepang (kiri). (kanan). (Sumber: Tarrant, 1994; Rissanen, 2013. Achjadi, 1981; Lestari, 2011) limbah tekstil dapat mengembalikan investasi himato material, akan tetapi dalam pelaksanaannya kimono Jepang yang direkayasa sesuai dengan , pakaian , pakaian Yunani Kuno, dan produksi tidak menghasilkan limbah berupa memerlukan investasi air, waktu dan energi panjang dan lebar kain sehingga dalam proses metodelebih lanjut. kreasi dalam mode yang disederhanakan Timo Rissanen mengidentifikasi ada tiga Indonesia,potongan kain. masyarakat Indonesia yang terdahulu Sebelum kebaya menjadi pakaian nasional Fully menggunakan kemben sebagai pakaian sehari- menjadi formula baru berdasarkan limbah kain Fashioned Cut & Sew yang dihasilkan, diantaranya yaitu: (1) kain tanpa potongan yang digunakan dengan ; (2) , dan (3) A-POC. Metode harinya. Kemben yaitu pakaian yang terdiri dari yang biasa digunakan dalam proses belajar cut & sew dan fully-fashioned mengajar dan proses produksi pakaian adalah cara dililit pada tubuh dibagian dada hingga wovens, non-wovens, . Kain terbagi ujung kaki. zero waste yangmenjadi digunakan tiga kategori berpengaruh yaitu pada metode Pola yangCelana digunakan pria dari Turkipada jugapakaian dapat ini menjadi yaitu dan knits. Dalam pembuatan pakaian, material salah satu contoh pakaian tradisional . woven terdiri empat bagian persegi pada bagian pangkal paha, dari benang pakan dan lungsi yang dianyam pembuatan yang digunakan. Kain yang lebih besar digunakan untuk bagian kedua pola berbentuk persegi panjang dengan dimensi woven adalah kain yang terbuat langsung kaki dan beberapa tambahan kain untuk bagian darihingga serat menghasilkan tanpa melalui jalinan, proses sedangkan anyaman non-atau

pergelangan kaki. Pakaian tradisional felting, bulu dan lain lain, sedangkan knit atau selembar kain tanpa serat, seperti contoh kulit, juga memiliki konstruksi pola yang tidak jauh benang yang saling mengikat satu sama lain berbeda. rajutan adalah kain yang terbuat dari sehelah Pattern Cutting secara melingkar. Pola adalah fondasi atau dasar dari Sejarah Zero Waste Mode menggunakan ukuran yang telah disesuaikan terbentuknya sebuah pakaian. Pola dibuat Tanpa disadari, teknik zero waste telah dengan tubuh seseorang atau mengikuti dibuktikan oleh adanya pakaian tradisional dapat disesuaikan dengan proporsi model diimplementasikan sejak dahulu, hal ini standar ukuran yang sudah tersedia, juga dengan teknik zero waste seperti kemben, , yang diinginkan dan sesuai bentuk tubuh

Jurnal ATRAT V6/N3/09/2018 229 Potensi Penerapan Teknik Zero Waste Pattern Cutting ....

Gambar 2. Celana Pria dari Turki. Gambar 3. Pakaian Tradisional China. (Sumber: Tarrant, 1994; Rissanen, 2013. Achjadi, 1981; Lestari, 2011) (Sumber: Tarrant, 1994; Rissanen, 2013. Achjadi, 1981; Lestari, 2011)

Proses pembuatan pakaian dengan teknik ini bagian diantaranya outline pola, keterangan, diantaranya membuat pola, menyusunnya di penggunanya. Pola dasar terdiri dari beberapa garis yang akan dipotong, keterangan adalah menghasilkan pakaian yang diinginkan dan dan tanda. Outline pola adalah petunjuk atas kain, memotong dan menjahitnya hingga petunjuk atas bagaimana pola tersebut akan dapat digunakan (Gambar 4). diperlakukan (dipotong, disatukan, dan lain yang digunakan untuk menyatukan bagian Kebaya dan Baju Kurung sebagainya), sedangkan tanda adalah sesuatu dalambagian pembuatanpola menjadi pakaian, satu kesatuan sebab melalui saat proses pola menjahit. Pola adalah salah satu bagian penting Pakaian tradisional Melayu dipercaya bermula dari sistem pertukaran barang. tersebut ide desainer dapat diwujudkan dalam Busana Melayu dipengaruhi masuknya ajaran bentuk nyata. ke Malaka, dimana wanita diwajibkan terdiri dari dua yaitu flat pattern cutting dan Metode pembuatan pola secara garis besar untuk menutup aurat (mengurung tubuh) dan drapping Flat pattern adalah pola dasar yang kain, bangsa Melayu membuat pakaian dari kain dibuat berdasarkan ukuran tubuh dan model yangberpakaian tersedia sederhana. dalam bentuk Dengan geometris keterbatasan tanpa yang diinginkan. yang kemudian digambar kupnat untuk menghindari nampaknya bentuk dengan perhitungan sistematis sesuai dengan sistem pola yang digunakan seperti pola dasar maka dari itu pakaian tersebut disebut sebagai tubuh wanita atau mengurung tubuh wanita, sistem Bunka, Burgo, Soen, Charmant dan dressmaking baju kurung. . Melalui sistem perdagangan, baju Menurut Assembil (2013) pola dasar kebaya panjang dari Arab yang dikenal sebagai yaitu template 2D (dua dimensi) yang mewakili “abbaya” diadaptasi oleh budaya lokal. Dari segi flat pattern pada umumnya dibuat diatas kertas ataubentuk karton, yang sebab akan kedua dipotong material pada ini kain. memiliki teknik mendominasipotongan baju yangbudaya sesuai Melayu dengan disertai kebudayaan kain sarungMalaka, bajuyang kurungtetap dandigunakan kebaya panjangsebagai mulaisatu dapat diubah hanya dengan mendistorsi material dengankarakteristik lipatan yang atau cukup dengan kaku air sehingga tanpa merusak bentuk Kebaya adalah busana dengan bukaan dibagiankesatuan busana.depan yang digunakan oleh seorang karton sebagai material ideal untuk digunakan pola. Hal tersebutlah yang membuat kertas dan wanita, panjang kebaya berkisar antara pinggul Jurnal ATRAT V6/N3/09/2018 sebagai230 template yang dapat digunakan kembali. bagian atas hingga lutut. Pada umumnya kebaya Raisya Garlufi, Faradillah Nursasari

dikembangkan dengan teknik zero waste desain modifikasi kebaya yang berpotensi . HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dimulai dengan menentukan pola dasar yang akan digunakan untuk membuat kebaya zero waste, kemudian menentukan metode yang efektif untuk membuat kebaya dengan teknik zero waste pattern, setelah itu Gambar 4. Pola Teknik Konstruksi menentukan dimensi kain yang sesuai dan dapat (Sumber: Rissanen dkk., 2016) dioptimalkan dalam penerapan zero waste pattern terbuat dari bahan katun dengan motif bunga Berdasarkan eksperimen yang dilakukan pada desain kebaya modifikasi. maupun polos, sutra, lace, organdi, dan lain

maka ditemukan bahwa kebaya jenis kutubaru flat pattern digital sebagainya. Kebaya biasa digunakan dengan disertai pola dasar baju kurung dengan metode bawahan kain-kain khas setiap daerah. Kebaya pada kain dimensi 150 cukup zero waste digunakan oleh sebagain besar wanita di kurungefektif untukyang menghasilkangeometris dapat modifikasi dimanfaatkan kebaya Indonesia dengan wilayah penyebaran Jawa , hal ini karena bentuk pola dasar baju Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Madura, sehingga tidak banyak limbah pra-produksi dan Kalimantan. Dari setiap daerah kebaya sedemikian rupa guna mengefektifkan kain flat pattern digital dipilih karena memiliki ciri khas masing masing, hal tersebut dapat memudahkan dalam proses perhitungan diakibatkan oleh pengaruh budaya lokal. Di limbahpakaian. dan Teknik peletakan serta pengembangan pola pulau jawa, kebaya adalah busana utama disamping penggunaan kemben. (gambar 5). Berdasarkan hasil eksplorasi awal tersebut METODE penelitian dilanjutkan dengan membuat Metode penelitian yang dilakukan yaitu prototipe 1:2 menggunakan material sample kulitatif, dimana penulis melakukan observasi untuk mengetahui keefektifan pola (Gambar 6). Setelah membuat prototipe 1:2 didapatkan yang dihasilkan setiap produksi kebaya, hasil yang belum cukup memuaskan, maka danlapangan mengetahu untuk dimensi mengetahui kain jumlahyang terdapat limbah penelitian dilanjutkan dengan melakukan eksperimen lanjutan untuk memperbaiki bagian bahu yang belum sesuai (Gambar 7). limbah yang dihasilkan dari kebaya zero waste beberapa bagian bagian harus dihilangkan dan dandipasaran menentukan untuk menjadidimensi acuankain yang parameter dapat Berdasarkan hasil eksplorasi lanjutan,

Studi litelatur dan metode eksperimental dihasilkanditambahkan, lebih hal tersebutbanyak mempengaruhidibandingkan dengan jumlah adalahdioptimalkan yang utama dalam dilakukanpenelitian dalamini. penelitian limbah yang dihasilkan. Presentasi limbah yang ini, studi litelatur dilakukan guna mengetahui pola pada eksplorasi awal. Pola hasil eksplorasi teori dari zero waste, Pattern cutting, dan kebaya lanjutan kemudian diaplikasikan dalam bentuk prototipeSetelah 1:2 mendapat menggunakan hasil materialyang sesuai sample dan mengetahuisebagai acuan pola dan yang pendukung efektif dandalam menentukan penelitian (Gambar 8). ini. Metode eksperimental dilakukan untuk Jurnal ATRAT V6/N3/09/2018 231 tepat, penelitian dilanjutkan dengan membuat Potensi Penerapan Teknik Zero Waste Pattern Cutting ....

Gambar 5. Hasil Eksplorasi Awal (Sumber: Penulis, 2018)

Gambar 6. Pola Teknik Konstruksi Gambar 7. Pola Teknik Konstruksi (Sumber: Rissanen dkk., 2016) (Sumber: Rissanen dkk., 2016)

Gambar 8. Hasil Eksplorasi Lanjutan (Sumber: Penulis, 2018)

Terdapat beberapa perbedaan antara pakaian dengan pola zero waste dan pakaian prototipe 1:1 menggunakan material sample tahap akhir yaitu produksi kebaya zero waste dengan pola konvensional, perbedaan tersebut (Gambar 9-10). Penelitian dilanjutkan pada

Jurnal ATRAT V6/N3/09/2018 pada232 material asli (Gambar 11). terletak pada waktu pengerjaan, harga produksi Raisya Garlufi, Faradillah Nursasari

Gambar 9. Prototipe Hasil Eksperimen Lanjutan (Sumber: Penulis, 2018)

Gambar 10. Prototipe Hasil Eksperimen Lanjutan Gambar 11. Kebaya Zero Waste (Sumber: Penulis, 2018) (Sumber: Penulis, 2018) dan dimensi kain yang digunakan, berikut pola zero waste perbedaan antara pakaian dengan pola zero memerlukan perhatian dan perlakuan khusus cenderung lebih tinggi karena waste mulai dari peletakan pola, pemotongan, proses finishing dan pola konvensional (Gambar 12 & 13). dengan pola zero waste dan pakaian dengan kain yang diperlukan untuk membuat sebuah pola Berdasarkankonvensional gambar maka 12dapat & 13, yaitudisimpulkan pakaian menjahit hingga . Berdasarkan dimensi zero pola konvensional menghabiskan lebih banyak pakaian disimpulkan bahwa pakaian dengan waste kain dibandingkan dengan pakaian zero waste, bahwa waktu untuk mengerjakan pola hal tersebut disebabkan karena perbedaan pola konvensional, cenderung lebihhal ini lamadisebabkan dibandingkan karena banyaknyadengan waktu potongan pengerjaan yang dihasilkan pakaian olah dengan pola efektifitas penempatan pola. Akan tetapi, seperti yang dapat dilihat dari gambar 12 & zero waste zero waste dalam pemanfaatan kain, selain bagian13, didapatkan pinggang bahwadibandingkan pakaian dengan pola waktu pemotongan yang lebih lama, waktu lebih menunjukan lekukan pada pada pakaian dengan pola zero waste konvensional, hal ini disebabkan oleh beberapa lebihpenjahitan banyak juga guna lebih mengoptimalkan lama karena potongandimensi potongan yang terdapat pada pakaian dengan cenderung pola zero waste produksi,kain yang tersedia.biaya produksi pada pakaian dengan di bagian pinggang. Perbedaan juga terletak pada harga Jurnal ATRAT V6/N3/09/2018 233 Potensi Penerapan Teknik Zero Waste Pattern Cutting ....

Gambar 12. Pakaian dengan Pola Zero Waste Gambar 13. Pakaian dengan Pola Konvensional (Sumber: Penulis, 2018) (Sumber: Penulis, 2018)

PENUTUP Daftar Pustaka

Kebaya sebagai pakaian nasional yang Pattern akan terus digunakan dan dikembangkan Making for Fashion Design: Fifth Edition Armstrong, Helen Joseph. (2010). Rupa & Gaya Busana . New Jersey, America : Pearson. berpotensi menghasilkan limbah yang cukup Melayu itu diperlukan upaya penangan atas fenomena Aziz, Azah. (2009). signifikan berupa potongan kain, maka dari . : PenerbitBentuk Universiti dan Gaya yaitu penerapan teknik zero waste pattern, BusanaKebangsaan Perempuan Malaysia. Melayu: Sebuah dimanatersebut. teknik Salah satutersebut upaya dapatyang dapat meminimalisir dilakukan Hassan,Refleksi Hanisa IdentitasB. HJ. (2015). dalam Konteks Perubahan Sosio-Budaya di Malaysia limbah pra-produksi kebaya. . berpotensi untuk penerapan teknik zero waste Disertasi Program Doktoral, Institut Salah satu jenis kebaya Indonesia yang Drapping the Complete yaitu kebaya kutubaru, hal ini karena kebaya CourseTeknologi Bandung. kutu baru memiliki bagian tambahan dibagian Kiisel, Karolyn. (2013). Kebaya Peranakan Fashion. London: in an Interconnected Laurence King. World dimanfaatkan untuk meminimalisir limbah Lee, P. (2014).1500-1950 depan kebaya yang biasa disebut bef. Bef dapat . : the Asian disesuaikan dan salah satu metode efektif Kajian Desain Kebaya TradisionalCivilisations dan Museum. Kebaya Modifikasi untukpra-produksi meminimalisir kebaya, limbah panjang pra-produksi bef juga dapatyaitu Rifaah, IndonesiaIrfa. (2011). (Studi Kasus Kebaya di Pulau menggunakan teknik pleats atau teknik melipat Jawa) pada kain, sehingga dapat memanipulasi . Tesis ProgramZero-Waste Pasca Sarjana, Fashion Potensi penerapan teknik zero waste Design:Institut aTeknologi Study at theBandung. Intersection panjang kain dan sambungan pada pakaian. Rissanen, Timo. (2013). pattern cutting pada kebaya ini dapat dimanfaat of Cloth, Fashion Design and Pattern oleh seluruh masyarakat Indonesia, sehingga Cutting . Sydney: University of Zero menggunakan kebaya sebagai identitas Bangsa Technology. wanita Indonesia khususnya dapat terus Waste Fashion Design Rissanen,T. dan McQuillan, H. (2016). Kebayaku. United States of tanpa merusak lingkungan sekitarnya. America: Bloomsbury. * * * Uno, Mien R. (2014). . Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

234 Jurnal ATRAT V6/N3/09/2018