LAPORAN PENILAIAN 12,46% SAHAM ID&R/PE/271017.02

PT CINEMAXX GLOBAL PASIFIK

TANGGAL PENILAIAN 30 Juni 2017

Graha ROI Formula 3rd Floor Suite 302 Jl. Sultan Iskandar Muda No. 222 Jakarta 12240 Ph. +62 21 7245677 Fax. +62 21 7253689

Ref. No. ID&R/PE/271017.02 Jakarta, 27 Oktober 2017

Kepada Yth, Direksi PT Multi Prima Sejahtera Tbk Karawaci Office Park Blok M 39-50 Lippo Karawaci Tangerang 15139

Perihal: Penilaian 12,46% Saham PT Cinemaxx Global Pasifik

Dengan hormat,

Sesuai dengan permintaan yang diajukan oleh PT Multi Prima Sejahtera Tbk (“Perseroan”) kepada KJPP Ihot Dollar & Raymond (“ID&R”), melalui dengan Surat Penugasan No. 039/IX/SVFO/17/KJPPID&R tertanggal 26 September 2017, kami selaku perusahaan penilai independen telah melakukan penilaian ekuitas/saham;

PT Cinemaxx Global Pasifik (“CGP”)

Status Penilai

KJPP Ihot Dollar dan Raymond (“ID&R”) merupakan kantor jasa penilai publik yang terdaftar sebagai profesi penunjang di pasar modal berdasarkan Surat Izin Usaha dari Menteri Keuangan No. 1408/KM.1/2012 tanggal 27 November 2012. Rekan telah memenuhi persyaratan pendidikan profesional yang ditentukan dan/atau diselenggarakan oleh asosiasi Penilai yang diakui Pemerintah dengan No. MAPPI: 06-S-01969 dan No. Izin: 08/PM.22/STTD-P/B/2016. Kami sebagai penilai menyatakan : . Dalam posisi untuk memberikan penilaian obyektif dan tidak memihak; . Tidak mempunyai potensi benturan kepentingan baik aktual ataupun potensial dengan pemberi tugas, pengguna laporan dan/atau obyek penilaian; . Penilai memiliki kompetensi untuk melakukan penilaian.

Identitas Pemberi Tugas Nama : PT Multi Prima Sejahtera Tbk. Bidang usaha : Manufaktur busi dan suku cadang kendaraan bermotor, perdagangan barang-barang hasil produksi sendiri dan/atau perusahaan yang mempunyai hubungan berelasi dan penyertaan dalam perusahaan-perusahaan dan/atau badan hukum lain Alamat : Karawaci Office Park Blok M No. 39-50 Lippo Karawaci,Tangerang Telepon : (62-21) 5589767 Faksimili : (62-21) 5589810 Web site : http://www.multiprimasejahtera.net

Lingkup Penilaian

Penilaian yang kami laporkan meliputi 12,46% ekuitas/saham CGP.

Maksud dan Tujuan Penilaian

Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh pihak manajemen Perseroan bahwa penilaian ditujukan sehubungan dengan rencana divestasi kepemilikan 12,46% saham CGP yang akan dilakukan oleh entitas anak Perseroan (“Rencana Transaksi”), maka untuk mengakomodir tujuan di atas, penilaian ini didasarkan pada standar Nilai Pasar Wajar.

Metode Penilaian

Pendekatan pertama yang kami gunakan dalam penilaian ekuitas/saham CGP adalah metode pendekatan pendapatan (income approach) dengan Discounted Economic Income method atau Discounted Cash Flow (DCF) Valuation method. Berdasarkan metode penilaian DCF yang akan digunakan, operasi CGP diproyeksikan sesuai dengan skenario pengembangan bisnis. Pendapatan mendatang (future income, cash flow) yang dihasilkan berdasarkan proyeksi dikonversi dengan faktor diskonto, sesuai dengan tingkat risiko. Indikasi nilai adalah total nilai kini dari pendapatan mendatang tersebut, dengan asumsi going concern, yaitu CGP berjalan terus walaupun pemilik berganti.

Pendekatan kedua adalah metode pembanding perusahaan tercatat di bursa efek atau Guideline Publicly Traded Company (GCM) method. Metode pembanding perusahaan tercatat di bursa efek digunakan karena data perusahaan terbuka yang ada di bursa efek diperkirakan dapat digunakan sebagai data pembanding atas penilaian saham CGP.

Definisi dan Dasar Penilaian Yang Digunakan

Dalam penilaian ini digunakan dasar penilaian “Nilai Pasar Wajar” yang didefinisikan sebagai berikut:

Perkiraan jumlah uang pada tanggal penilaian (cut-off date) yang dapat diperoleh dari suatu transaksi jual beli Obyek Penilaian antara pembeli yang berminat membeli (willing buyer) dan penjual yang berminat menjual (willing seller) dalam suatu transaksi yang bersifat layak dan wajar.

Penilaian ini didasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dalam Peraturan VIII.C.3 mengenai “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilai Usaha di Pasar Modal”, yang dikeluarkan tanggal 19 April 2012.

Tanggal Penilaian dan Inspeksi

Tanggal pisah batas (cut off date) penilaian adalah per 30 Juni 2017, dimana batas tersebut diambil atas dasar pertimbangan kepentingan dan tujuan penilaian. Hasil pelaksanaan inspeksi berupa kunjungan ke kantor CGP tanggal 12 Oktober 2017.

Distribusi dan Publikasi Penilaian

Sesuai dengan tujuan penilaian dan penugasan, laporan akhir dari penilaian saham akan ditujukan untuk kepentingan pasar modal. Sesuai dengan Rencana Transaksi, Laporan ini tidak boleh digunakan atau diduplikasi untuk tujuan lain tanpa izin apapun dari pihak penilai dalam bentuk tertulis dan konfirmasi dari Pemberi Tugas. Persetujuan Penilai harus didapatkan atas setiap publikasi terhadap keseluruhan atau sebagian dari Laporan Penilaian, atau pun referensi yang dipublikasikan.

Asumsi dan Kondisi Pembatas

Penilaian saham ini disusun berdasarkan kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umum bisnis dan keuangan, serta peraturan-peraturan Pemerintah pada tanggal Laporan ini diterbitkan. Dalam penyusunan Laporan ini, kami juga menggunakan beberapa asumsi lainnya, seperti tidak terdapat kejadian luar biasa baik secara makro ekonomi maupun industri dapat berpengaruh terhadap bisnis CGP dan mempengaruhi rencana usaha CGP di masa mendatang; tidak adanya tuntutan atau gugatan dari pihak ketiga terkait maupun pihak ketiga lainnya yang dapat mempengaruhi hasil penilaian; dan bahwa dari tanggal penerbitan Laporan ini sampai dengan tanggal terjadinya Rencana Transaksi tidak terjadi perubahan apapun yang berpengaruh secara material terhadap asumsi-asumsi yang digunakan dalam penyusunan Laporan ini.

Laporan penilaian ini digunakan sebagaimana tujuan penilaian kecuali terdapat informasi yang bersifat rahasia, yang dapat mempengaruhi operasional CGP, serta tidak dimaksudkan untuk memberikan opini atau rekomendasi, selain untuk kepentingan yang telah dijelaskan sebelumnya. Kami telah melakukan penelaahan atas legalitas CGP yang disediakan oleh manajemen, namun tidak termasuk klarifikasi atas keabsahan dokumen kepemilikan aset CGP. Kami tidak mempunyai kepentingan terhadap aset, kepemilikan atau kepentingan bisnis yang menjadi subyek dari penilaian ini, baik untuk saat ini maupun dimasa mendatang. Kami tidak memiliki kepentingan pribadi atau kecenderungan untuk berpihak berkenaan dengan subyek dari laporan ini maupun pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.

Kami tidak bertanggung jawab atau menjamin setiap kewajiban atau kerugian yang mungkin timbul akibat diambilnya tindakan berdasarkan informasi yang terdapat di dalam Laporan ini. Semua informasi dimaksud sebaiknya dihubungkan secara keseluruhan dengan tujuan disusunnya Laporan ini. Kami menegaskan bahwa kami tidak berkewajiban untuk memperbaharui Laporan ini atau merevisi hasil penilaian dikarenakan kejadian dan transaksi yang dapat mempengaruhi penilaian setelah tanggal diterbitkannya Laporan ini.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil kajian dan analisis yang telah dilakukan terhadap seluruh aspek yang terkait dalam rangka menentukan nilai ekuitas/saham, dengan menerapkan pembobotan 90:10 atas metode pertama dan kedua yang dihasilkan dari metode DCF dan GCM, maka diperoleh nilai rata-rata tertimbang sebesar Rp 96.403.926.115 atau Rp 1.819 per saham sebagai Nilai Pasar Wajar 12,46% Ekuitas/Saham CGP per tanggal 30 Juni 2017.

Hormat kami, KJPP Ihot Dollar & Raymond

Sulistyawati Sendjaja, MM, MAPPI (Cert.) Business Valuation Partner Ijin Penilai : B-1.15.00426 MAPPI : 06-S-01969 STTD OJK : 08/PM.22/STTD-P/B/2016

PERNYATAAN INDEPENDENSI

Berdasarkan pengetahuan kami atas penugasan penilaian, dengan ini kami menyatakan bahwa: . Seluruh pendapat yang kami nyatakan dalam laporan ini, baik mengenai analisis, kesimpulan atau pendapat, adalah benar; . Analisis dan kesimpulan hanya dibatasi oleh asumsi dan kondisi yang dilaporkan; . Penugasan penilaian telah dilakukan terhadap obyek penilaian pada tanggal penilaian (cut off date); . Analisis telah dilakukan untuk tujuan sebagaimana diungkapkan dalam Laporan ini; . Perkiraan nilai yang dihasilkan dalam penugasan penilaian profesional telah disajikan sebagai kesimpulan nilai; . Lingkup pekerjaan dan data yang dianalisa telah diungkapkan; . Kesimpulan nilai telah sesuai dengan asumsi-asumsi dan kondisi pembatas; . Data ekonomi serta data industri dalam Laporan ini diperoleh dari berbagai sumber yang diyakini Penilai dapat dipertanggungjawabkan; . Hasil analisis, kesimpulan dan pendapat yang kami nyatakan pada laporan ini terbatas pada kontinjensi, keterbatasan dan asumsi, yang merupakan pemahaman secara menyeluruh, didasarkan analisis profesional serta pendapat dan kesimpulan kami; . Pada saat ini maupun pada masa yang akan datang, kami tidak memiliki kepentingan terhadap CGP yang kami nilai; . Kami tidak memiliki kepentingan pribadi terhadap CGP yang kami nilai dan pihak yang terlibat dan terkait di dalamnya; . Imbalan jasa penilaian tidak berkaitan dengan hasil penilaian yang dilaporkan; . Penilaian dilakukan dengan memenuhi ketentuan Peraturan VIII.C.3; . Penugasan penilaian profesional telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku; . Penilai telah memenuhi persyaratan pendidikan profesional yang ditentukan dan/atau diselenggarakan oleh asosiasi Penilai yang diakui Pemerintah; . Kami melakukan penugasan ini secara independen tanpa intervensi dari pihak manapun.

Pihak-pihak di bawah ini telah bekerja secara profesional untuk membantu pihak yang menandatangani Laporan ini:

Supervisor: Nico Febrianto Gunawan, MM ...... MAPPI No. 14-T-05156

Penilai: Michele Tanoto, SE ...... MAPPI No. 15-P-05523

Penilai: Levy Christian, MM ...... MAPPI No. 15-P-05945

Penilaian Ekuitas/Saham i PT Cinemaxx Global Pasifik

DAFTAR ISI

PERNYATAAN INDEPENDENSI ...... i DAFTAR ISI ...... ii 1. RINGKASAN EKSEKUTIF ...... 1 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENILAIAN ...... 1 1.2 TANGGAL PENILAIAN DAN INSPEKSI ...... 1 1.3 GAMBARAN UMUM ...... 1 1.4 GAMBARAN INDUSTRI ...... 2 1.5 PREMIS NILAI DAN DASAR NILAI YANG DIGUNAKAN ...... 3 1.6 METODE PENILAIAN ...... 3 1.7 ASUMSI DAN KONDISI PEMBATAS ...... 4 1.8 DATA DAN INFORMASI YANG DIPEROLEH ...... 4 1.9 HASIL PENILAIAN ...... 5 2. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN...... 6 2.1 PENDIRIAN DAN INFORMASI UMUM ...... 6 2.2 SUSUNAN PENGURUS DAN STRUKTUR MODAL ...... 7 2.3 KEGIATAN USAHA ...... 7 2.4 POSISI KEUANGAN HISTORIS ...... 8 2.5 PERBANDINGAN INFORMASI KEUANGAN (COMMON SIZE)...... 12 3. TINJAUAN INDUSTRI DAN PROSPEK USAHA ...... 15 3.1 EKONOMI SECARA UMUM ...... 15 3.2 INDUSTRI BIOSKOP DI DUNIA ...... 16 3.3 PERKEMBANGAN INDUSTRI HIBURAN DAN BIOSKOP DI INDONESIA ...... 17 3.4 ANALISA SWOT ...... 19 3.5 RISIKO USAHA ...... 20 3.6 PERSAINGAN USAHA DAN STRATEGI BISNIS ...... 23 4. DESKRIPSI OBJEK PENILAIAN ...... 25 4.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENILAIAN ...... 25 4.2 PENGERTIAN NILAI ...... 25 4.3 DASAR PENILAIAN YANG DIGUNAKAN ...... 26 4.4 TANGGAL PENILAIAN DAN INSPEKSI ...... 26 5. METODE PENILAIAN ...... 27 5.1 METODE PENILAIAN YANG UMUM DIGUNAKAN ...... 27 5.2 PEMILIHAN METODOLOGI PENILAIAN ...... 27 5.3 PEMILIHAN ARUS KAS ...... 28 5.4 PENENTUAN TINGKAT DISKONTO ...... 28 6. PENENTUAN INDIKASI NILAI PASAR WAJAR EKUITAS ...... 31 6.1 PROYEKSI KEUANGAN ...... 31 6.2 TERMINAL VALUE ...... 34 6.3 PREMIUM FOR CONTROL (“CP”), DISCOUNT FOR LACK OF CONTROL (DLOC) DAN DISCOUNT FOR LACK OF MARKETABILITY (“DLOM”) ...... 34 6.4 INDIKASI HASIL PENILAIAN ...... 35 6.5 REKONSILIASI DAN KESIMPULAN NILAI ...... 37 7. SYARAT PEMBATASAN ...... 39 LAMPIRAN

Penilaian Ekuitas/Saham ii PT Cinemaxx Global Pasifik

1. RINGKASAN EKSEKUTIF

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENILAIAN

KJPP Ihot Dollar & Raymond (“ID&R”) ditunjuk oleh PT Multi Prima Sejahtera Tbk (“Perseroan”) berdasarkan Surat Penugasan No. 039/IX/SVFO/17/KJPPID&R tertanggal 26 September 2017, dengan maksud untuk melakukan penilaian atas 12,46% ekuitas/saham CGP.

Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh pihak manajemen bahwa penilaian ditujukan sehubungan dengan rencana divestasi kepemilikan 12,46% saham CGP oleh Entitas Anak Perseroan, maka untuk mengakomodir tujuan di atas, penilaian ini didasarkan pada standar Nilai Pasar Wajar.

Laporan ini disiapkan secara obyektif dan karenanya tidak sah di bawah kondisi lainnya, dan tidak dapat digunakan maupun dikutip untuk tujuan lainnya tanpa persetujuan tertulis dari ID&R.

1.2 TANGGAL PENILAIAN DAN INSPEKSI Tanggal pisah batas (cut off date) penilaian adalah per 30 Juni 2017, dimana batas tersebut diambil atas dasar pertimbangan kepentingan dan tujuan penilaian. Hasil pelaksanaan inspeksi berupa kunjungan ke kantor CGP tanggal 12 Oktober 2017.

1.3 GAMBARAN UMUM

CGP berdiri dan beroperasi secara komersial sejak tahun 2014 dengan bioskop pertama beroperasi pada Agustus 2014. Per 31 Oktober 2017, CGP telah memiliki dan mengoperasikan 135 layar bioskop di 20 kota di Indonesia antara lain Plaza Semanggi (Jakarta Selatan), Fx Sudirman (Jakarta Pusat), Palembang Icon (Palembang), BlackSteel Ponorogo City Center (Ponorogo), Lippo Plaza Manado (Manado), Lippo Mall Kuta (Bali), Sun Plaza (Medan), Lippo Plaza Medan (Medan), Orange County Cikarang (Cikarang), Lippo Plaza Yogya (Yogyakarta), MaxxBox Lippo Village (Karawaci), Metropolis Town Square (Tangerang), Lippo Mall Cikarang (Cikarang), WTC Matahari Serpong (Tangerang), Lippo Plaza Buton (Baubau), Lombok City Center (Lombok), Lippo Plaza Kupang (Kupang), Lippo Plaza Bogor 2 (Bogor) dan Lippo Plaza Jambi (Jambi).

Cinemaxx merupakan jaringan bioskop yang dipersiapkan untuk menjadi salah satu pemutar film terbesar dan paling dipilih penonton Indonesia dengan lebih dari 2.000 layar dan 300 lokasi yang direncanakan tersebar di 85 kota dalam 10 tahun ke depan.

CGP banyak menjalin kerjasama antara lain dengan Fakultas Desain Komunikasi Visual Universitas Pelita Harapan (UPH) peminatan Sinematografi dan PT Bank CIMB Niaga Tbk melalui Tabungan CIMB Junior. Selain itu terdapat banyak promosi seperti maxxcard yang merupakan bentuk apresiasi manajemen Cinemaxx kepada para pengunjung setia yang bertransaksi di Cinemaxx. Member dapat memperoleh Maxx Point dan menukarkannya dengan berbagai hadiah atau penawaran menarik dari Cinemaxx. Untuk memberikan nilai tambah dari setiap transaksi, Cinemaxx juga menghadirkan berbagai keistimewaan eksklusif dari merchant dan business partner yang berpartisipasi untuk dinikmati melalui Maxx Card Star Class.

Penilaian Ekuitas/Saham 1 PT Cinemaxx Global Pacific

1.4 GAMBARAN INDUSTRI

Berdasarkan data PwC’s Global Entertainment & Media Outlook 2016-2020, China dapat menyalip pendapatan Amerika Serikat (AS) sebagai pasar box office terbesar dunia mulai awal 2017. Diperkirakan hingga tahun 2020, AS akan kehilangan posisi dominan yang dipegangnya dalam pendapatan box office global sejak era film bisu dimulai lebih dari satu abad yang lalu.

Kawasan Asia Pasifik diperkirakan akan mengalami pertumbuhan pendapatan box office dengan tingkat pertumbuhan majemuk (CAGR) sekitar 12,0% atau mencapai USD 24,11 miliar pada tahun 2020, yang merupakan setengah dari total perkiraan box office global. Sementara itu, pertumbuhan box office di Amerika Latin juga akan melampaui rata-rata global dengan CAGR sekitar 6,4% atau mencapai USD 2,98 miliar pada 2020. Rata-rata harga penerimaan bioskop akan meningkat di setiap wilayah selama lima tahun hingga 2020. Sehingga meskipun terjadi peningkatan pesat dalam pendapatan video rumah elektronik, kemungkinan bioskop akan bertahan sebagai sarana hiburan utama.

Berdasarkan Laporan Global Entertainment and Media Outlook 2017-2021 yang dirilis PwC, industri media dan hiburan di Indonesia yakni sekitar 61% sampai dengan tahun 2021 masih akan ditopang oleh periklanan, sementara hanya 19% berasal dari konsumer dan 20% dari akses. Fakta tersebut berlawanan dengan kondisi di tingkat global, dimana sumber pendapatan industri media dan hiburan relatif merata dari tiga sumbernya, yaitu konsumer (41%), iklan (30%), dan akses (29%).

Pertumbuhan industri media dan hiburan didorong oleh penetrasi mobile internet di Indonesia yang signifikan. Jika pada 2016 penetrasi mobile internet hanya sekitar 30%, diprediksi pada 2021 mencapai 50%. Sementara itu, penetrasi fixed broadband di Indonesia pada 2016 mencapai 9% dan diperkirakan akan naik menjadi 15% pada 2021. Pertumbuhan pendapatan industri hiburan dan media di Indonesia ini sebagian besar disumbang oleh pertumbuhan video internet sebesar 28,5%, iklan internet 21,8%, video game 16,7%, akses internet 11% dan iklan TV 10,4%.

Menurut Laporan PwC tersebut, pendapatan video entertainment mix di Indonesia yang mencapai USD 5,5 miliar pada 2016 dan diperkirakan akan meningkat menjadi USD 9,2 miliar pada 2021 dengan CAGR 7,2%. Pendapatan video entertainment mix didominasi oleh iklan TV dimana kontribusinya mencapai 81,9% pada tahun 2016, dimana hingga tahun 2021 kontribusi iklan TV masih akan tinggi, yaitu mencapai 79,9%. Namun demikian, sumber pendapatan video entertainment mix yang sangat pesat pertumbuhannya adalah online video advertising dengan CAGR 29,8%, disusul oleh TV dan video subscriptions dengan CAGR 10,5%, iklan TV 10,4%, cinema box office 4,9% dan iklan bioskop 3,4%.

Menurut Badan Ekonomi Kreatif (Barekraf), Indonesia masih kekurangan ruang pertunjukan film atau bioskop, dimana hal tersebut mempengaruhi perkembangan industri perfilman dalam negeri. Keberadaan bioskop masih tidak sebanding dengan jumlah masyarakat Indonesia, dimana idealnya di Indonesia memiliki 70.000 layar, masih jauh dari kondisi saat ini yang hanya memiliki sekitar 1.200 layar. Film merupakan salah satu dari 16 sektor industri kreatif yang ‎menjadi prioritas untuk dikembangkan. Dengan dibukanya Daftar Negatif Investasi (DNI) diharapkan dapat menggairahkan industri perfilman Indonesia dan menciptakan dampak berganda bagi perekonomian Indonesia. Hal tersebut diharapkan akan menjadi daya tarik investor untuk menanamkan modalnya pada sektor perfilman antara lain membangun bioskop dan rumah produksi. Pada tahun 2016 jumlah penonton meningkat 130%, namun jika jumlah layar tersedia

Penilaian Ekuitas/Saham 2 PT Cinemaxx Global Pacific

lebih banyak maka jumlah penonton akan meningkat lebih banyak lagi, karena film memiliki basis penonton di daerah.

Pelaku usaha bioskop non jaringan meyakini pertumbuhan industri masih sangat prospektif, terutama di level kabupaten/kota, di tengah serbuan monopoli bioskop jaringan. Beberapa daerah justru mencatatkan tingkat pertumbuhan ekonomi di atas nasional sehingga peluang ini tentu saja harus dimanfaatkan oleh kalangan pengusaha di daerah. Tak hanya itu, masih banyaknya daerah yang belum memiliki bioskop juga dinilai menjadi faktor pemacu kebangkitan industri bioskop lokal. Menurut Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI), di pulau Jawa khususnya di level kabupaten/kota, belum banyak bioskop yang dibangun. Belum lagi wilayah Sulawesi dan Kalimantan, keberadaan bioskop masih berpusat di level ibukota provinsi saja. Namun demikian, Ketua GPBSI mengungkapkan industri ini tergolong padat modal sehingga bantuan dari pemerintah, misalnya berupa pinjaman lunak, dinilai dapat memacu pertumbuhan jumlah layar di Indonesia. Biaya untuk menambah satu layar bioskop bisa mencapai Rp 2,5 miliar, dimana Rp 1 miliar digunakan untuk membeli proyektor berkualitas baik.

1.5 PREMIS NILAI DAN DASAR NILAI YANG DIGUNAKAN

Untuk memperoleh pemahaman tentang penugasan penilaian yang akan dilakukan maka harus dirumuskan dan didefinisikan terlebih dahulu nilai yang akan diperoleh. Hal tersebut terkait dengan tujuan penilaian dan mempengaruhi metode penilaian yang dipilih.

Diasumsikan bahwa CGP akan terus beroperasi di masa depan sebagai suatu entitas usaha yang berkesinambungan (as a going concern). Dasar nilai yang digunakan dalam penilaian ini adalah standar Nilai Pasar Wajar (Fair Market Value), dengan pengertian sebagai berikut:

Perkiraan jumlah uang pada tanggal penilaian (cut-off date) yang dapat diperoleh dari suatu transaksi jual beli Obyek Penilaian antara pembeli yang berminat membeli (willing buyer) dan penjual yang berminat menjual (willing seller) dalam suatu transaksi yang bersifat layak dan wajar (Peraturan VIII.C.3).

1.6 METODE PENILAIAN

Penilaian ini didasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dalam Peraturan VIII.C.3 mengenai “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilai Usaha di Pasar Modal”, yang dikeluarkan tanggal 19 April 2012.

Pendekatan pertama yang kami gunakan dalam penilaian ekuitas/saham CGP adalah pendekatan pendapatan (income approach) dengan Discounted Economic Income method atau Discounted Cash Flow (DCF) Valuation method. Berdasarkan metode penilaian DCF yang akan digunakan, operasi CGP diproyeksikan sesuai dengan skenario pengembangan CGP. Pendapatan mendatang (future income, cash flow) yang dihasilkan berdasarkan proyeksi dikonversi dengan faktor diskonto, sesuai dengan tingkat risiko. Indikasi nilai adalah total nilai kini dari pendapatan mendatang tersebut, dengan asumsi going concern, yaitu CGP berjalan terus walaupun pemilik berganti.

Pendekatan kedua adalah metode pembanding perusahaan tercatat di bursa efek atau Guideline Publicly Traded Company (GCM) method. Metode pembanding perusahaan tercatat di bursa efek digunakan karena data perusahaan terbuka yang ada di bursa efek diperkirakan dapat digunakan

Penilaian Ekuitas/Saham 3 PT Cinemaxx Global Pacific

sebagai data pembanding atas penilaian saham CGP.

1.7 ASUMSI DAN KONDISI PEMBATAS • Bahwa mulai dari cut off date atas data yang kami terima hingga tanggal penilaian, tidak terdapat perubahan yang signifikan dalam kinerja usaha CGP yang dapat mempengaruhi kesimpulan nilai yang dihasilkan. • Seluruh data yang diberikan dan persetujuan penggunaan laporan keuangan, merupakan tanggung jawab manajemen, dan membebaskan ID&R dan para pegawainya dari tanggung jawab akibat kesalahan informasi. • Kami telah melakukan penelaahan atas data dan informasi yang disediakan oleh manajemen, namun kami tidak berada dalam posisi untuk menguji kebenaran maupun ketepatan serta meyakini kebenaran/keakuratan data dan informasi tersebut. • Kami telah melakukan penelaahan atas legalitas CGP yang disediakan oleh manajemen, namun tidak termasuk klarifikasi atas keabsahan dokumen kepemilikan aset CGP. • Laporan penilaian ini digunakan sebagaimana tujuan penilaian kecuali terdapat informasi yang bersifat rahasia, yang dapat mempengaruhi operasional CGP, serta tidak dimaksudkan untuk memberikan opini atau rekomendasi, selain untuk kepentingan yang telah dijelaskan sebelumnya. • Kami telah menggunakan proyeksi keuangan yang dibuat oleh manajemen CGP, dan telah melakukan penyesuaian untuk menggambarkan kondisi kinerja dan operasi yang lebih wajar pada saat penilaian, namun terbatas pada kinerja manajemen CGP dalam pencapaian proyeksi yang mungkin terjadi ataupun tidak terjadi. • Kami bertanggungjawab atas pelaksanaan penilaian dan kewajaran proyeksi keuangan dalam laporan penilaian ini. • Kami tidak mempunyai kepentingan terhadap aset, kepemilikan atau kepentingan bisnis yang menjadi subyek dari penilaian ini, baik untuk saat ini maupun dimasa mendatang. Kami tidak memiliki kepentingan pribadi atau kecenderungan untuk berpihak berkenaan dengan subyek dari laporan ini maupun pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. • Kompensasi yang kami terima dari penugasan penilaian ini tidak dikaitkan dengan nilai yang dilaporkan ataupun didasarkan pada hasil penilaian yang telah ditentukan sebelumnya. • Analisis, opini dan kesimpulan telah dibuat, dan laporan ini telah disusun sesuai dengan Peraturan VIII.C.3 mengenai “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilai Usaha di Pasar Modal” yang dikeluarkan tanggal 19 April 2012, kecuali dinyatakan lain. • Penilaian disusun berdasarkan kondisi pasar saat ini. Kejadian dimasa mendatang merupakan suatu hal yang sulit diprediksi, sehingga perubahan kondisi pasar di kemudian hari mungkin dapat mempengaruhi nilai yang ditentukan saat ini. • Tanda tangan pimpinan dan cap yang resmi merupakan syarat mutlak sahnya Certificate of Appraisal ini dan Laporan yang terlampir. • Kami bertanggung jawab atas pelaksanaan penilaian, laporan penilaian, dan kesimpulan nilai akhir dari penilaian yang dilakukan.

1.8 DATA DAN INFORMASI YANG DIPEROLEH

Laporan Penilaian 12,46% Saham CGP merupakan penilaian ekuitas/saham dengan tingkat kepemilikan saham minoritas dan indikasi nilai minoritas, yang mencerminkan tidak adanya pengendalian (non controlling) atas Obyek Penilaian.

Penilaian Ekuitas/Saham 4 PT Cinemaxx Global Pacific

Penilaian ini didasarkan pada analisa dan perhitungan atas ekuitas/saham yang dinilai sesuai dengan data dan informasi yang terbatas kami peroleh dari manajemen CGP antara lain: • Laporan Keuangan CGP untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 yang telah diaudit oleh KAP Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma dan Rekan; untuk yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015-2016 yang telah diaudit oleh KAP Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan; untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 yang telah diaudit oleh KAP Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Retno, Palilingan dan Rekan, seluruhnya dengan pendapat wajar tanpa pengecualian; • Data legalitas CGP antara lain akta pendirian, akta perubahan terakhir, perjanjian sewa, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP), Surat Keterangan Terdaftar Wajib Pajak, Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP) dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); • Proyeksi keuangan CGP tahun 2017-2021; • Hasil wawancara dan pelaksanaan inspeksi berupa kunjungan ke kantor CGP di Tangerang tanggal 12 Oktober 2017. Wawancara dilakukan dengan Bapak Januar Chandra selaku Direktur Keuangan dan Bapak Johannes Prayudhi selaku Head of Finance & Accounting.

1.9 HASIL PENILAIAN

Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh pihak manajemen dan berbagai asumsi yang digunakan dalam rencana bisnis CGP, maka penilaian ini didasarkan pada standar Nilai Pasar Wajar (Fair Market Value).

Berdasarkan hasil kajian dan analisis yang telah dilakukan terhadap seluruh aspek yang terkait dalam rangka menentukan nilai ekuitas/saham, dengan menerapkan pembobotan 90:10 atas metode pertama dan kedua yang dihasilkan dari metode DCF dan GCM, maka diperoleh nilai rata-rata tertimbang sebesar Rp 96.403.926.115 atau Rp 1.819 per saham sebagai Nilai Pasar Wajar 12,46% Ekuitas/Saham CGP per tanggal 30 Juni 2017.

Perhitungan metode DCF diberikan bobot yang lebih besar yaitu 90% dikarenakan lebih mencerminkan nilai bisnis CGP dibandingkan metode GCM yang mana diberikan bobot 10%, selain juga data dan informasi yang digunakan pada metode DCF merupakan data dan informasi yang memiliki tingkat kewajaran lebih memadai dibandingkan dengan data dan informasi yang digunakan pada metode GCM.

VARIABEL LAIN YANG DAPAT MEMPENGARUHI NILAI • Jika terdapat perubahan rencana usaha yang menyebabkan terjadinya perubahan kondisi usaha secara signifikan. Tidak terdapat kejadian penting (subsequent event) yang mempengaruhi proyeksi pendapatan ekonomis dari tanggal penilaian per 30 Juni 2017 sampai dengan tanggal diterbitkannya Laporan ini. Jika ada, maka diperlukan penilaian kembali nilai ekuitas CGP berdasarkan dampak dari subsequent event tersebut.

Penilaian Ekuitas/Saham 5 PT Cinemaxx Global Pacific

2. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 PENDIRIAN DAN INFORMASI UMUM

CGP didirikan berdasarkan Akta No. 31 tanggal 17 Maret 2014 yang dibuat dihadapan Sriwi Bawana Nawaksari, S.H., M.Kn., Notaris di Tangerang. Akta pendirian tersebut telah memperoleh pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU.10.07171.PENDIRIAN-PT.2014 tanggal 20 Maret 2014.

Anggaran dasar CGP telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 29 tanggal 15 Agustus 2017 yang dibuat dihadapan Sriwi Bawana Nawaksari, S.H., M.Kn., Notaris di Tangerang, mengenai persetujuan konversi piutang menjadi saham serta peningkatan modal ditempatkan dan disetor CGP. Akta perubahan tersebut telah diterima pemberitahuannya oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sesuai dengan Surat Keputusan No. AHU-AH.01.03- 0172333 tanggal 18 September 2017.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar, ruang lingkup kegiatan CGP meliputi bidang usaha perfilman dan perekaman video. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, CGP dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: • Pembuatan film program televisi meliputi film cerita dan atau dokumentasi, video musik dan hiburan, film pendidikan dan ilmu pengetahuan, iklan, sinema elektronika serta kegiatan usaha terkait; • Jasa bioskop meliputi membuka dan mengelola bioskop; • Jasa pembuatan film, jasa peredaran film, penyewaan lokasi dan peralatan film meliputi penyewaan lokasi pembuatan film dan peralatan; • Perdagangan peralatan film meliputi perdagangan peralatan film termasuk film iklan; • Ekspor dan impor film, perfilman dan perekaman video.

CGP berkantor di Menara Matahari Lantai 2 Jl. Boulevard Palem Raya No. 7, Lippo Karawaci, Kelapa Dua, Tangerang. Per tanggal 30 Juni 2017, CGP memiliki jumlah karyawan sebanyak 412 orang.

Dokumen dan data perijinan yang dimiliki oleh CGP antara lain: • Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) Besar No. 503/00320-BPMPTSP/30-03-PB/II/2015 tanggal 27 Februari 2015 yang dikeluarkan oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pemerintah Kabupaten Tangerang yang berlaku sampai dengan tanggal 27 Februari 2020; • Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU) No. 503.2/6/Kel.Klpd/2017 tanggal 03 Januari 2017 yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang Kecamatan Kelapa Dua dan berlaku sampai dengan tanggal 03 Januari 2018; • Tanda Daftar Perusahaan (TDP) No. 30.03.1.46.15079 tanggal 27 Februari 2015 yang dikeluarkan oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pemerintah Kabupaten Tangerang dan berlaku sampai dengan tanggal 27 Februari 2020; • Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak No. S-1390PKP/WPJ.08/KP.0803/2015 tanggal 10 Juli 2015 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Republik

Penilaian Ekuitas/Saham 6 PT Cinemaxx Global Pacific

Indonesia; • Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) No. 66.757.488.3-451.000 tanggal 24 Maret 2014 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

2.2 SUSUNAN PENGURUS DAN STRUKTUR MODAL

Berdasarkan Akta No. 29 tanggal 15 Agustus 2017 yang dibuat dihadapan Sriwi Bawana Nawaksari, S.H., M.Kn., Notaris di Tangerang, modal dasar CGP adalah sebesar Rp 980 Miliar yang terdiri dari 980.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham serta modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp 425.500.000.000 atau sebanyak 425.500.000 saham, dengan komposisi pemegang saham CGP per 30 Juni 2017 sebagai berikut:

Jumlah Keterangan Jumlah Saham % (Rp) Modal Dasar 980.000.000 980.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor PT Investama Cahaya Adikarya 167.000.000 167.000.000.000 39,24 PT Kreasi Andalan Abadi 125.000.000 125.000.000.000 29,38 PT Ciptadana Capital 80.500.000 80.500.000.000 18,92 PT Cipta Selaras Majujaya 52.500.000 52.500.000.000 12,34 PT Karyaindah Selaras Jaya 500.000 500.000.000 0,12 Jumlah 425.500.000 425.500.000.000 100,00 Saham dalam Portepel 554.500.000 554.500.000.000

Berdasarkan Akta No. 43 tanggal 17 Februari 2017 yang dibuat dihadapan Sriwi Bawana Nawaksari, S.H., M.Kn., Notaris di Tangerang, susunan Dewan Komisaris dan Direksi CGP adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris : Hartono Tjahjana Gunadharma

Direksi Direktur : Eddy Harsono Handoko

2.3 KEGIATAN USAHA

CGP berdiri dan beroperasi secara komersial sejak tahun 2014 dengan bioskop pertama beroperasi pada Agustus 2014. Per 31 Oktober 2017, CGP telah memiliki dan mengoperasikan 135 layar bioskop di 20 kota di Indonesia antara lain Plaza Semanggi (Jakarta Selatan), Fx Sudirman (Jakarta Pusat), Palembang Icon (Palembang), BlackSteel Ponorogo City Center (Ponorogo), Lippo Plaza Manado (Manado), Lippo Mall Kuta (Bali), Sun Plaza (Medan), Lippo Plaza Medan (Medan), Orange County Cikarang (Cikarang), Lippo Plaza Yogya (Yogyakarta), MaxxBox Lippo Village (Karawaci), Metropolis Town Square (Tangerang), Lippo Mall Cikarang (Cikarang), WTC Matahari Serpong (Tangerang), Lippo Plaza Buton (Baubau), Lombok City Center (Lombok), Lippo Plaza Kupang (Kupang), Lippo Plaza Bogor 2 (Bogor) dan Lippo Plaza Jambi (Jambi).

Cinemaxx merupakan jaringan bioskop yang dipersiapkan untuk menjadi salah satu pemutar film terbesar dan paling dipilih penonton Indonesia dengan lebih dari 2.000 layar dan 300 lokasi yang direncanakan tersebar di 85 kota dalam 10 tahun ke depan.

Penilaian Ekuitas/Saham 7 PT Cinemaxx Global Pacific

Dengan berbagai fasilitas untuk menciptakan Integrated Cinematic Maxxperiences, Cinemaxx menawarkan:  Cinemaxx Junior: bioskop pertama di Indonesia yang dirancang sepenuhnya untuk anak- anak, dengan menggabungkan dua hal yang disukai anak-anak yaitu menonton film dan bermain. Ruang sinema di Cinemaxx Junior mempunyai area bermain dengan berbagai permainan seperti play bridge, flying fox, giant trampoline, ball pit, climbing trees dan mini hammocks. Anak-anak dan keluarga dapat menikmati film dengan berbagai pilihan tipe tempat duduk, seperti bean bag, lounger, cinema seat atau sofa bed untuk berdua.  Ultra XD: pengalaman menonton film yang benar-benar nyata dan mendalam, dengan layar raksasa yang terbentang memenuhi ruangan dari sisi ke sisi, dari lantai hingga langit-langit, dengan kekuatan proyektor dual digital resolusi tinggi, suara Dolby Atmos multi-dimensional dari segala arah, 3D yang paling terang, dan kenyamanan tempat duduk yang disesuaikan dengan geometri teater untuk wilayah pandang terbaik.  Cinemaxx Gold: persembahan kelas VIP dengan kemewahan kursi recliner dan dapat sembari menikmati makanan dan minuman yang disajikan kapan saja.  Cinemaxx Reguler: pengalaman audio-visual mutakhir dengan sistem proyeksi terkini dan kekuatan audio digital, dengan wilayah pandang terbaik dari setiap kursi.

CGP banyak menjalin kerjasama antara lain dengan Fakultas Desain Komunikasi Visual Universitas Pelita Harapan (UPH) peminatan Sinematografi dan PT Bank CIMB Niaga Tbk melalui Tabungan CIMB Junior. Selain itu terdapat banyak promosi seperti maxxcard yang merupakan bentuk apresiasi manajemen Cinemaxx kepada para pengunjung setia yang bertransaksi di Cinemaxx. Member dapat memperoleh Maxx Point dan menukarkannya dengan berbagai hadiah atau penawaran menarik dari Cinemaxx. Untuk memberikan nilai tambah dari setiap transaksi, Cinemaxx juga menghadirkan berbagai keistimewaan eksklusif dari merchant dan business partner yang berpartisipasi untuk dinikmati melalui Maxx Card Star Class.

2.4 POSISI KEUANGAN HISTORIS

Berikut ini merupakan tabel Laporan Keuangan CGP untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 yang telah diaudit oleh KAP Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma dan Rekan; untuk yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015-2016 yang telah diaudit oleh KAP Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan; untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 yang telah diaudit oleh KAP Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Retno, Palilingan dan Rekan, seluruhnya dengan pendapat wajar tanpa pengecualian; (dalam Rp, kecuali dinyatakan lain) Audited Audited Audited Audited Keterangan 2014 2015 2016 Jan-Jun 2017 Operating Highlight Pendapatan 22.171.752.276 176.941.238.042 288.371.787.684 172.267.574.816 Laba Kotor 12.381.993.070 112.526.354.206 165.537.318.042 98.007.448.567 Rugi Usaha (34.213.058.415) (89.941.450.309) (74.577.860.979) (32.302.476.749) EBITDA (31.074.261.455) (59.529.853.947) (17.247.499.322) (195.841.852) Rugi Neto (57.173.660.418) (87.376.826.529) (152.414.232.556) (107.629.679.534) Rugi Komprehensif (57.167.249.418) (88.108.596.279) (152.179.988.806) (107.629.679.534) Financial Position Aset 261.224.971.936 754.062.873.143 859.690.117.671 994.842.673.174 Aset Lancar 18.954.132.299 78.178.978.792 65.364.758.843 113.015.279.416 Aset Tidak Lancar 242.270.839.637 675.883.894.351 794.325.358.828 881.827.393.758

Penilaian Ekuitas/Saham 8 PT Cinemaxx Global Pacific

Audited Audited Audited Audited Keterangan 2014 2015 2016 Jan-Jun 2017 Liabilitas 218.392.221.354 654.338.718.840 810.745.108.447 878.527.343.484 Liabilitas Jangka Pendek 49.629.167.470 340.104.760.660 481.902.449.919 604.609.884.791 Liabilitas Jangka Panjang 168.763.053.884 314.233.958.180 328.842.658.528 273.917.458.693 Ekuitas 42.832.750.582 99.724.154.303 48.945.009.224 116.315.329.690 Key Performance Ratio Marjin Laba Kotor 55,85% 63,60% 57,40% 56,89% Marjin Rugi Usaha -154,31% -50,83% -25,86% -18,75% Marjin Rugi Tahun Berjalan -257,87% -49,38% -52,85% -62,48% Marjin EBITDA -140,15% -33,64% -5,98% -0,11% Return on Assets (ROA) -21,89% -11,59% -17,73% -10,82% Return on Equity (ROE) -133,48% -87,62% -311,40% -92,53% Rasio Lancar (Current Ratio) 0,38 0,23 0,14 0,19 Rasio Cepat (Quick Ratio) 0,28 0,14 0,04 0,07 Rasio Liabilitas terhadap Aset 0,84 0,87 0,94 0,88 Rasio Liabilitas terhadap Ekuitas 5,10 6,56 16,56 7,55 Keterangan: EBITDA= Earning Before Interest Tax Depreciation Amortization

Berikut ini adalah analisis dan pembahasan manajemen mengenai hal-hal lain yang perlu diungkapkan dalam Laporan ini:

 CGP telah menerapkan program Corporate Social Responsibility (CSR) salah satunya dengan kegiatan penanaman mangrove (bakau) di Kepulauan Seribu pada bulan Agustus 2017.  Saat ini CGP bekerjasama dengan PT Lippo General Insurance untuk asuransi kerugian aset tetap terkait bioskop (cinema) yang diasuransikan secara gabungan terhadap risiko kerugian kebakaran atau pencurian dan risiko lainnya (all risk) berdasarkan suatu paket polis dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 618.054.350.000 per 30 Juni 2017.  CGP juga telah memberikan fasilitas asuransi jiwa dan klaim kesehatan kepada karyawannya melalui kerjasama dengan PT Lippo General Insurance;  Berdasarkan laporan keuangan yang telah diaudit untuk periode enam bulan yang berakhir yang berakhir pada 30 Juni 2017 dan informasi dari manajemen, sampai dengan saat ini tidak terdapat aset dan liabilitas di luar neraca (kontijensi).  Pendapatan CGP berasal dari pendapatan tiket bioskop, makanan minuman serta iklan dan lainnya. Pendapatan CGP untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp 288.371.787.684 dan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2017 adalah sebesar Rp 172.267.574.816.  Sebagai Wajib Pajak, CGP memiliki kewajiban perpajakan untuk Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan pajak hiburan. CGP telah memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan perundang-undangan dan peraturan perpajakan yang berlaku. Sampai dengan Laporan ini diterbitkan, berdasarkan laporan keuangan yang telah diaudit per 30 Juni 2017 dan informasi dari manajemen, CGP tidak memiliki tunggakan pajak.

Aset

Jumlah aset di dalam posisi keuangan CGP per 30 Juni 2017 mengalami peningkatan sekitar 15,72% atau naik sebesar Rp 135.152.555.503 dibandingkan dengan total aset per 31 Desember 2016. Peningkatan tersebut terutama disebabkan adanya peningkatan pada akun aset tetap sebesar Rp 51.968.230.685, aset pajak tangguhan sebesar Rp 34.648.194.682, uang

Penilaian Ekuitas/Saham 9 PT Cinemaxx Global Pacific

muka sebesar Rp 19.083.764.332, kas dan setara kas sebesar Rp 15.362.832.432, piutang usaha sebesar Rp 7.617.660.200 dan biaya dibayar dimuka sebesar Rp 3.271.861.316.

Jumlah aset di dalam posisi keuangan CGP per 31 Desember 2016 mengalami peningkatan sekitar 14,01% atau naik sebesar Rp 105.627.244.528 dibandingkan dengan total aset per 31 Desember 2015. Peningkatan tersebut terutama disebabkan adanya peningkatan pada akun aset tetap sebesar Rp 131.419.206.496 serta penurunan pada akun kas dan setara kas sebesar Rp 20.539.093.994, piutang usaha sebesar Rp 4.427.358.897, uang muka sebesar Rp 238.400.884 dan piutang lain-lain sebesar Rp 217.488.444.

Jumlah aset di dalam posisi keuangan CGP per 31 Desember 2015, mengalami peningkatan lebih dari 20% yaitu sekitar 188,66% atau naik sebesar Rp 492.837.901.207 dibandingkan dengan total aset per 31 Desember 2014. Peningkatan tersebut terutama disebabkan adanya peningkatan pada akun aset tetap sebesar Rp 401.891.200.688, aset pajak tangguhan sebesar Rp 24.903.340.272, kas dan setara kas sebesar Rp 24.762.101.397, uang muka sebesar Rp 13.802.254.424, biaya dibayar dimuka sebesar Rp 7.541.559.418, piutang usaha sebesar Rp 6.832.984.988, persediaan sebesar Rp 5.231.001.740, uang jaminan sebesar Rp 4.004.013.754, rekening bank yang dibatasi penggunaannya sebesar Rp 2.814.500.000 dan piutang lain-lain sebesar Rp 1.042.850.907.

Liabilitas

Jumlah liabilitas di dalam posisi keuangan CGP per 30 Juni 2017 mengalami peningkatan sebesar 8,36% atau naik sebesar Rp 67.782.235.037 dibandingkan dengan jumlah liabilitas per 31 Desember 2016. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan pada akun utang lain-lain sebesar Rp 123.856.162.933 serta penurunan pada akun utang jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo setahun sebesar Rp 56.823.917.335.

Jumlah liabilitas di dalam posisi keuangan CGP per 31 Desember 2016, mengalami peningkatan lebih dari 20% yaitu sekitar 23,90% atau naik sebesar Rp 156.406.389.607 dibandingkan dengan jumlah liabilitas per 31 Desember 2015. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan pada akun utang lain-lain sebesar Rp 60.791.273.730, pinjaman jangka pendek sebesar Rp 50.000.000.000 dan utang jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo setahun sebesar Rp 47.368.186.348 serta penurunan pada akun utang usaha-pihak ketiga sebesar Rp 1.941.350.761.

Jumlah liabilitas di dalam posisi keuangan CGP per 31 Desember 2015, mengalami peningkatan lebih dari 20% yaitu sekitar 199,62% atau naik sebesar Rp 435.946.497.486 dibandingkan dengan jumlah liabilitas per 31 Desember 2014. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan pada akun utang lain-lain sebesar Rp 210.712.608.924, utang jangka panjang sebesar Rp 160.494.890.352, utang pihak berelasi non usaha sebesar Rp 35.000.000.000, utang usaha-pihak ketiga sebesar Rp 10.066.462.395, beban akrual sebesar Rp 9.258.808.534, pendapatan diterima di muka sebesar Rp 6.173.152.960, liabilitas imbalan kerja sebesar Rp 2.565.665.000 dan utang pajak sebesar Rp 1.674.909.321.

Ekuitas

Jumlah ekuitas di dalam posisi keuangan CGP per 30 Juni 2017, mengalami peningkatan lebih dari 20% yaitu sekitar 137,64% atau naik sebesar Rp 67.370.320.466 dibandingkan dengan total ekuitas per 31 Desember 2016. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan

Penilaian Ekuitas/Saham 10 PT Cinemaxx Global Pacific

modal saham sebesar Rp 80.500.000.000 dan tambahan modal disetor sebesar Rp 94.500.000.000 serta rugi bersih periode berjalan sebesar Rp 107.629.679.534.

Jumlah ekuitas di dalam posisi keuangan CGP per 31 Desember 2016, mengalami penurunan lebih dari 20% yaitu sekitar 50,92% atau turun sebesar Rp 50.779.145.079 dibandingkan dengan total ekuitas per 31 Desember 2015. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh rugi bersih tahun berjalan sebesar Rp 152.414.232.556 serta kenaikan pada modal saham sebesar Rp 100.000.000.000 dan tambahan modal disetor sebesar Rp 1.400.843.727.

Jumlah ekuitas di dalam posisi keuangan CGP per 31 Desember 2015, mengalami peningkatan lebih dari 20% yaitu sekitar 132,82% atau naik sebesar Rp 56.891.403.721 dibandingkan dengan total ekuitas per 31 Desember 2014. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan modal saham sebesar Rp 145.000.000.000 serta rugi bersih tahun berjalan sebesar Rp 87.376.826.529.

Berikut adalah penjelasan analisis rasio historis CGP: . Marjin laba (rugi) usaha merupakan rasio untuk mengukur kemampuan CGP dalam memperoleh laba usaha dari pendapatan usaha yang diperoleh dan beban usaha yang dikeluarkan. Marjin rugi usaha selama selama periode Januari-Juni 2017 mengalami penurunan menjadi -18,75% dari -25,86% di tahun 2016 yang ditunjang terutama dari adanya penurunan beban usaha. Marjin rugi usaha pada tahun 2016 mengalami penurunan menjadi -25,86% dari -50,83% di tahun 2015 yang ditunjang terutama dari adanya peningkatan laba kotor dari pendapatan tiket bioskop dan makanan minuman. Marjin rugi usaha pada tahun 2015 mengalami penurunan menjadi -50,83% dari -154,31% di tahun 2014 yang ditunjang terutama dari adanya peningkatan laba kotor dari pendapatan tiket bioskop, makanan minuman dan iklan lainnya.

. Marjin laba (rugi) tahun berjalan merupakan rasio untuk mengukur kemampuan CGP dalam memperoleh laba tahun berjalan dari seluruh pendapatan yang diperoleh dan beban yang dikeluarkan. Marjin rugi tahun berjalan pada Januari-Juni 2017 mengalami kenaikan menjadi -62,48% dari -52,85% di tahun 2016 yang disebabkan adanya kenaikan beban lain-lain dari penalti atas percepatan pengakhiran masa sewa. Marjin rugi tahun berjalan pada tahun 2016 mengalami kenaikan menjadi -52,85% dari -49,38% di tahun 2015 disebabkan adanya penurunan laba usaha dan kenaikan beban bunga dan keuangan. Marjin rugi tahun berjalan pada tahun 2015 mengalami penurunan menjadi -49,38% dari -257,87% di tahun 2014 yang ditunjang terutama dari adanya peningkatan laba kotor. . Marjin EBITDA merupakan rasio untuk mengukur kemampuan CGP dalam memperoleh laba usaha dari pendapatan usaha yang diperoleh dan beban usaha yang dikeluarkan selain beban depresiasi dan amortisasi. Marjin EBITDA pada Januari-Juni 2017 mengalami kenaikan menjadi -0,11% dari -5,98% di tahun 2016 disebabkan adanya kenaikan marjin laba usaha. Marjin EBITDA pada tahun 2016 mengalami kenaikan menjadi -5,98% dari -33,64% di tahun 2015 disebabkan adanya kenaikan marjin laba usaha.

Penilaian Ekuitas/Saham 11 PT Cinemaxx Global Pacific

Marjin EBITDA pada tahun 2015 mengalami kenaikan menjadi -33,64% dari -140,15% di tahun 2014 disebabkan adanya kenaikan marjin laba usaha. . Rasio lancar merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan dalam memenuhi liabilitas jangka pendek dengan aset lancar yang dimiliki. Rasio lancar CGP per 30 Juni 2017 mengalami peningkatan menjadi 0,19x dari 0,14x di tahun 2016 disebabkan oleh peningkatan aset lancar terutama pada akun kas dan setara serta uang muka. Rasio lancar pada tahun 2016 mengalami penurunan menjadi 0,14x dari 0,23x di tahun 2015 disebabkan oleh peningkatan liabilitas lancar terutama pada akun utang lain-lain dan pinjaman jangka pendek. Rasio lancar pada tahun 2015 mengalami penurunan menjadi 0,23x dari 0,38x di tahun 2014 yang disebabkan oleh peningkatan liabilitas lancar terutama pada akun utang lain-lain. . Rasio liabilitas terhadap aset merupakan rasio yang menunjukkan persentase aset yang dibiayai melalui utang. Rasio liabilitas terhadap aset pada 30 Juni 2017 mengalami penurunan menjadi 0,88x dari 0,94x di tahun 2016 disebabkan oleh penurunan pinjaman jangka pendek serta peningkatan aset tetap. Rasio liabilitas terhadap aset pada 2016 mengalami kenaikan menjadi 0,94x dari 0,87x di tahun 2015 disebabkan oleh peningkatan utang lain-lain dan pinjaman jangka pendek. Rasio liabilitas terhadap aset pada 2015 mengalami kenaikan menjadi 0,87x dari 0,84x di tahun 2014 disebabkan oleh peningkatan utang lain-lain. . Rasio liabilitas terhadap ekuitas merupakan perbandingan antara liabilitas dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri untuk memenuhi seluruh liabilitasnya. Rasio liabilitas terhadap ekuitas pada 30 Juni 2017 mengalami penurunan menjadi 7,55x dari 16,56x di tahun 2016 disebabkan oleh penurunan utang jangka panjang dan pinjaman jangka pendek. Rasio liabilitas terhadap ekuitas pada 2016 mengalami peningkatan menjadi 16,56x dari 6,56x di tahun 2015 disebabkan oleh peningkatan utang lain-lain dan pinjaman jangka pendek. Rasio liabilitas terhadap ekuitas pada 2015 mengalami peningkatan menjadi 6,56x dari 5,10x di tahun 2014 disebabkan oleh peningkatan utang lain-lain.

2.5 PERBANDINGAN INFORMASI KEUANGAN (COMMON SIZE)

Berikut ini merupakan perbandingan laporan keuangan CGP dalam bentuk common size statement percentage untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 – 30 Juni 2017: (dalam Persentase) Audited Audited Audited Audited Keterangan 2014 2015 2016 Jan-Jun 2017 Laba Rugi Pendapatan Neto 100,00 100,00 100,00 100,00 Beban Pokok Pendapatan 44,15 36,40 42,60 43,11 Laba Kotor 55,85 63,60 57,40 56,89 Beban Usaha (210,16) (114,43) (83,27) (75,64) Rugi Bersih Tahun Berjalan (257,87) (49,38) (52,85) (62,48) Rugi Komprehensif Tahun Berjalan (257,84) (49,80) (52,77) (62,48) EBITDA (140,15) (33,64) (5,98) (0,11)

Penilaian Ekuitas/Saham 12 PT Cinemaxx Global Pacific

Audited Audited Audited Audited Keterangan 2014 2015 2016 Jan-Jun 2017 Laporan Posisi Keuangan Aset Lancar 7,26 10,37 7,60 11,36 Aset Tidak Lancar 92,74 89,63 92,40 88,64 Liabilitas 83,60 86,78 94,31 88,31 Liabilitas Jangka Pendek 19,00 45,10 56,06 60,77 Liabilitas Jangka Panjang 64,60 41,67 38,25 27,53 Ekuitas 16,40 13,22 5,69 11,69

Berdasarkan tabel di atas, berikut adalah uraian common size statement percentage: . Beban pokok pendapatan terhadap pendapatan berkisar antara 36,40% – 44,15%; . Laba kotor terhadap pendapatan berkisar antara 55,85% - 63,60%; . Beban usaha terhadap pendapatan berkisar antara 75,64% - 210,16%; . Rugi tahun berjalan terhadap pendapatan berkisar antara -257,87% - -49,38%; . Laba komprehensif terhadap pendapatan berkisar antara -257,84% - -49,30%; . EBITDA terhadap pendapatan berkisar antara -140,15% - -0,11%; . Aset lancar terhadap total aset berkisar antara 7,26% - 11,36%; . Aset tidak lancar terhadap total aset berkisar antara 88,64% - 92,74%; . Liabilitas jangka pendek terhadap total aset berkisar antara 19,00% - 60,77%; . Liabilitas jangka panjang terhadap total aset berkisar antara 27,53% - 64,60%; . Ekuitas terhadap total aset berkisar antara 5,69% - 16,40%.

Berdasarkan analisis kami, tidak terdapat perusahaan yang sebanding dengan kondisi CGP. Berikut merupakan perbandingan informasi keuangan lima perusahaan publik yang bergerak dalam industri hiburan dalam bentuk common size statement percentage untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 – 30 Juni 2017: (dalam Persentase) No. Keterangan Audited Audited Audited Audited Audited 1. PT Graha Layar Prima Tbk (“BLTZ”) 31-Des-12 31-Des-13 31-Des-14 31-Des-15 31-Des-16 Laba Rugi Pendapatan Operasional 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Beban Operasional 38,85 38,77 44,06 39,50 40,70 Laba Bruto 61,15 61,23 55,94 60,50 59,30 Rugi Operasional (14,18) (3,08) (15,24) (9,41) (3,22) Laba (Rugi) tahun berjalan 51,67 (4,06) (9,55) (9,04) (2,70) Laba (Rugi) komprehensif tahun berjalan 51,67 (4,06) (8,86) (8,56) (2,73) Laporan Posisi Keuangan Aset 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Liabilitas 236,31 95,12 21,19 39,61 14,44 Ekuitas (136,31) 4,88 78,81 60,39 85,56 2. Bingo Group Holdings Limited (“BGHL”) 31-Mar-13 31-Mar-14 31-Mar-15 31-Mar-16 31-Mar-17 Laba Rugi Pendapatan 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Beban Pokok Pendapatan 28,85 44,86 42,64 42,07 41,54 Laba Bruto 71,15 55,14 57,36 57,93 58,46 Laba (Rugi) Operasional 44,02 (4,51) (8,94) (16,27) (69,98) Laba (Rugi) tahun berjalan 15,42 (66,93) (81,83) (62,71) (131,81) Laba (Rugi) komprehensif tahun berjalan 15,15 (66,90) (81,75) (64,67) (136,00) Laporan Posisi Keuangan Aset 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Liabilitas 39,74 42,00 39,95 37,15 45,17 Ekuitas 60,26 58,00 60,05 60,94 57,04 3. SMI Holdings Group Ltd (“SMI”) 31-Des-12 31-Des-13 31-Des-14 31-Des-15 31-Des-16 Laba Rugi Pendapatan 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Beban Pokok Pendapatan 44,20 36,81 74,94 70,79 63,96

Penilaian Ekuitas/Saham 13 PT Cinemaxx Global Pacific

No. Keterangan Audited Audited Audited Audited Audited Laba Bruto 55,80 63,19 25,06 29,21 36,04 Laba Operasional 1,52 19,13 11,73 15,59 25,68 Laba tahun berjalan 2,37 8,16 7,60 12,60 12,15 Laba komprehensif tahun berjalan 2,76 9,33 6,92 11,33 4,63 Laporan Posisi Keuangan Aset 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Liabilitas 25,82 37,47 69,45 44,89 57,29 Ekuitas 74,18 62,53 54,89 55,11 42,71 4. Major Cineplex Group Public Company Ltd (“MCG”) 31-Des-12 31-Des-13 31-Des-14 31-Des-15 31-Des-16 Laba Rugi Pendapatan 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Beban Pokok Pendapatan 67,73 64,97 63,49 64,71 63,81 Laba Bruto 32,27 35,03 36,51 35,29 36,19 Laba Operasional 14,55 16,34 15,26 16,31 15,23 Laba tahun berjalan 10,85 13,28 12,42 13,77 13,80 Laba komprehensif tahun berjalan 13,64 17,93 12,37 13,96 12,72 Laporan Posisi Keuangan Aset 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Liabilitas 44,49 55,25 54,16 53,33 54,38 Ekuitas 55,51 44,75 45,84 46,67 45,62 5. HMV Digital China Group Limited (“HMV”) 30-Jun-13 30-Jun-14 30-Jun-15 30-Jun-16 30-Jun-17 Laba Rugi Pendapatan 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Beban Pokok Pendapatan 85,05 85,21 113,07 96,67 63,38 Laba Bruto 14,95 14,79 (13,07) 3,33 36,62 Laba Operasional (21,36) (7,28) (86,36) (49,90) (0,41) Laba (Rugi) tahun berjalan (29,91) (7,85) (86,92) (57,87) 3,81 Laba (Rugi) komprehensif tahun berjalan (46,05) (7,90) (136,29) (58,69) 3,64 Laporan Posisi Keuangan Aset 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Liabilitas 14,17 52,00 34,11 47,63 15,52 Ekuitas 85,83 94,92 65,89 52,37 84,48

Berdasarkan tabel di atas, berikut adalah uraian common size statement percentage dari perusahaan pembanding: Keterangan BLTZ (%) BGHL(%) SMI (%) MCG(%) HMV (%) Beban pokok pendapatan terhadap pendapatan 38,85-44,06 28,85-44,86 36,82-74,94 63,49-67,73 63,38-113,07 Laba (Rugi) bruto terhadap pendapatan 55,94-61,23 55,14-71,15 25,06-55,80 32,27-36,51 (13,07)-36,62 Laba (Rugi) operasional terhadap pendapatan (14,18)-(3,08) (69,98)-44,02 1,52-25,68 14,55-16,34 (86,36)-(0,41) Laba (Rugi) tahun berjalan terhadap pendapatan (9,55)-51,67 (131,81)-15,42 2,37-12,60 10,85-13,80 (86,92)-3,81 Laba (Rugi) komprehensif terhadap pendapatan (8,86)-51,67 (136,00)-15,15 2,76-11,33 12,72-17,93 (136,29)-3,64 Liabilitas terhadap total aset 14,44-236,31 37,15-45,17 25,82-69,45 44,49-55,25 14,17-52,00 Ekuitas terhadap total aset (136,31)-85,56 57,04-60,94 42,71-74,18 44,75-55,51 52,37-94,92

Berdasarkan analisis kami terhadap lima perusahaan publik yang bergerak dalam industri hiburan diatas, diperoleh marjin laba tahun berjalan yang berkisar antara (131,81)% - 51,67%, sementara marjin rugi tahun berjalan CGP berkisar antara (257,87)% - (49,38)%, yang mencerminkan belum adanya keuntungan bersih yang diperoleh CGP selama tahun 2014 – 30 Juni 2017 dikarenakan masih tingginya beban pendanaan dari ekspansi usaha.

Penilaian Ekuitas/Saham 14 PT Cinemaxx Global Pacific

3. TINJAUAN INDUSTRI DAN PROSPEK USAHA

3.1 EKONOMI SECARA UMUM

Menurut Bank Dunia pertumbuhan perekonomian global menguat, dimana hal tersebut berkontribusi terhadap meningkatnya keyakinan akan membaiknya perekonomian. Pemulihan di sektor industri memicu peningkatan perdagangan global setelah pada tahun 2015-2016 mengalami penurunan. Pada negara berkembang, tantangan dalam peningkatan ekspor komoditas perlahan mulai menurun, sedangkan aktivitas impor komoditas tetap kuat. Sehingga meskipun masih terdapat ketidakpastian politik secara substansial, pertumbuhan ekonomi global yang diproyeksikan sekitar 2,7% pada tahun 2017 dan akan menguat menjadi sekitar 2,9% di tahun 2018-2019.

Pertumbuhan di negara berkembang meningkat dari sebelumnya sekitar 3,5% di tahun 2016, menjadi 4,1% di tahun 2017 dan 4,5% di tahun 2018. Namun demikian, terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat pertumbuhan seperti pengaruh struktural perdagangan, memburuknya demografis, melambatnya pertumbuhan produksi dan hambatan dari pemerintah maupun institusi. Secara global, terdapat beberapa risiko substansial seperti meningkatnya pembatasan perdagangan, meningkatnya ketidakpastian kebijakan, serta perkembangan nilai tukar yang tidak menentu.

Pertumbuhan semakin menguat ditunjukkan oleh negara pengekspor komoditas. Permintaan domestik dan impor semakin menguat sehingga meningkatkan keyakinan, keuntungan perusahaan, dan menurunnya pengaruh dari penyesuaian makro ekonomi. Di Indonesia, iklim investasi membaik dan membaiknya harga komoditas menunjang pemulihan investasi swasta. Di Malaysia, stabilnya harga komoditas meningkatkan sentimen bisnis serta investasi [sumber : Global Economic Prospect, June 2017].

Optimisme terhadap baiknya kinerja perekonomian Indonesia terus tumbuh. Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 5,2% secara tahunan (yoy) pada tahun 2017. Bank sentral memandang kemungkinan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I dan II tahun 2017 tidak terlalu tinggi. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III dan IV tahun 2017 diprediksi berada di atas 5,2%. Dengan demikian, secara nasional pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017 dapat mencapai kisaran 5,2%. Angka ini sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2017 yang mencapai sekitar 5%-5,4%.

Menurut BI, setidaknya terdapat empat faktor yang mendukung keyakinan tersebut. Faktor pertama adalah peningkatan ekspor, yang pada kuartal I 2017 tercatat sebesar 8%. Perbaikan pada sisi ekspor tersebut didukung oleh pertumbuhan ekonomi dunia yang direvisi meningkat menjadi 3,4% pada tahun 2017 dan 3,6% pada 2018. Faktor kedua adalah masih kuatnya konsumsi rumah tangga. Konsumsi rumah tangga menyumbang sekitar 60% terhadap sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia dan diperkirakan akan tetap kuat menopang perekonomian. Faktor ketiga adalah belanja pemerintah terus menstimulasi pertumbuhan ekonomi. Belanja tersebut baik belanja pegawai, modal maupun barang. Faktor keempat adalah keyakinan bahwa investasi akan lebih kuat. Investasi tersebut tidak hanya berupa investasi bangunan, namun juga investasi non bangunan yang diproyeksikan akan menguat.

Penilaian Ekuitas/Saham 15 PT Cinemaxx Global Pacific

Berikut adalah kondisi ekonomi makro Indonesia secara umum:

Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi APBNP APBN Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Pertumbuhan ekonomi riil (%) 5,8 5,1 4,8 5,0 5,2 5,4 Inflasi (%) 8,4 8,4 3,4 3,0 4,3 3,5 Nilai tukar rata-rata (Rp/USD) 10.451 11.878 13.392 13.307 13.400 13.500 SPN tiga bulan (%) 4,5 5,8 6,0 5,7 5,2 5,3 Rata-rata harga minyak dunia (USD/ barel) 106 97 49 40 45 48 Produksi minyak (juta barel/hari) 0,825 0,794 0,778 0,825 0,815 0,800 Sumber: Departemen Keuangan

3.2 INDUSTRI BIOSKOP DI DUNIA

Berdasarkan data PwC’s Global Entertainment & Media Outlook 2016-2020, China dapat menyalip pendapatan Amerika Serikat (AS) sebagai pasar box office terbesar dunia mulai awal 2017. Diperkirakan hingga tahun 2020, AS akan kehilangan posisi dominan yang dipegangnya dalam pendapatan box office global sejak era film bisu dimulai lebih dari satu abad yang lalu.

Setelah menempati posisi teratas, belanja pasar box office China diperkirakan akan terus meningkat hingga pada akhir periode tahun 2020, dimana penerimaan tahunan dari bioskop diperkirakan mencapai USD 15,24 miliar. Kesenjangan yang melebar adalah tingkat pertumbuhan tahunan gabungan masing-masing pendapatan box office di dua pasar untuk 2015-2020 diperkirakan China sekitar 18,96% sementara AS hanya sekitar 1,23%. Berikut merupakan perbandingan pendapatan box office antara China dan USA (dalam juta USD):

Sumber: Global Entertainment & Media Outlook 2016-2020 oleh PwC

Kawasan Asia Pasifik diperkirakan akan mengalami pertumbuhan pendapatan box office dengan tingkat pertumbuhan majemuk (CAGR) sekitar 12,0% atau mencapai USD 24,11 miliar pada tahun 2020, yang merupakan setengah dari total perkiraan box office global. Sementara itu, pertumbuhan box office di Amerika Latin juga akan melampaui rata-rata global dengan CAGR sekitar 6,4% atau mencapai USD 2,98 miliar pada 2020. Rata-rata harga penerimaan bioskop akan meningkat di setiap wilayah selama lima tahun hingga 2020. Sehingga meskipun terjadi peningkatan pesat dalam pendapatan video rumah elektronik, kemungkinan bioskop akan bertahan sebagai sarana hiburan utama.

Pasar bioskop China yang didominasi lokal sebagian karena sistem kuota resmi China, dirancang untuk mendorong konten asli telah melakukan upaya bersama dalam perbaikan fasilitas. Selain

Penilaian Ekuitas/Saham 16 PT Cinemaxx Global Pacific

itu, seiring urbanisasi berlanjut, dengan pusat perbelanjaan, gedung pencakar langit dan bandara yang dibangun dengan kecepatan tinggi, multipleks bioskop terus bermunculan di sampingnya. Diperkirakan sebanyak 15 layar bioskop baru dibuka setiap hari di China yang akan mencapai 50.000 layar pada tahun 2020. Sementara, AS memiliki 40.000 layar atau tetap stabil selama lima tahun terakhir. Sementara pasar box office USA secara efektif mengandalkan kenaikan harga tiket untuk menghasilkan pertumbuhan, China juga terus meningkat pesat dalam volume penerimaan.

Sementara pasar berkembang seperti China memusatkan pada perluasan kapasitas bioskop, penekanan di pasar maju lebih pada peningkatan pengalaman bioskop dengan melengkapi tempat dengan tempat duduk yang lebih baik, layar yang lebih besar dengan sistem suara dan proyeksi yang disempurnakan. Berikut merupakan pendapatan box office regional (dalam juta USD):

Sumber: Global Entertainment & Media Outlook 2016-2020 oleh PwC

3.3 PERKEMBANGAN INDUSTRI HIBURAN DAN BIOSKOP DI INDONESIA

Berdasarkan Laporan Global Entertainment and Media Outlook 2017-2021 yang dirilis PwC, industri media dan hiburan di Indonesia yakni sekitar 61% sampai dengan tahun 2021 masih akan ditopang oleh periklanan, sementara hanya 19% berasal dari konsumer dan 20% dari akses. Fakta tersebut berlawanan dengan kondisi di tingkat global, dimana sumber pendapatan industri media dan hiburan relatif merata dari tiga sumbernya, yaitu konsumer (41%), iklan (30%), dan akses (29%).

Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan pendapatan industri media dan hiburan di Indonesia dalam lima tahun terakhir sampai dengan tahun 2021 menempati peringkat tertinggi, yaitu mencapai 9,6% per tahun, dibandingkan pertumbuhan di negara-negara Asia Tenggara sekitar 7,2% per tahun, bahkan di tingkat global yang sekitar 4,2% per tahun. Kategori produk yang termasuk dalam industri hiburan dan media dalam laporan ini adalah buku, business to business (B2B), bioskop, konsumsi data, e-sport, akses internet, iklan internet, video internet, majalah, musik, koran, iklan luar ruang, radio, TV, iklan TV, video games dan video reality.

Pertumbuhan industri media dan hiburan didorong oleh penetrasi mobile internet di Indonesia yang signifikan. Jika pada 2016 penetrasi mobile internet hanya sekitar 30%, diprediksi pada 2021 mencapai 50%. Sementara itu, penetrasi fixed broadband di Indonesia pada 2016 mencapai 9% dan diperkirakan akan naik menjadi 15% pada 2021. Pertumbuhan pendapatan industri hiburan dan media di Indonesia ini sebagian besar disumbang oleh pertumbuhan video internet sebesar

Penilaian Ekuitas/Saham 17 PT Cinemaxx Global Pacific

28,5%, iklan internet 21,8%, video game 16,7%, akses internet 11% dan iklan TV 10,4%.

Temuan menarik lainnya dari laporan tersebut adalah pendapatan dari bauran iklan yang pada tahun 2016 secara dominan disumbang oleh tiga jenis iklan, yaitu video entertainment (TV, web video, cinema) sekitar 53,6%, publishing (magazine, newspaper, B2B) sekitar 28,4% dan internet (paid search, display, classified) sekitar 13,1%. Pada 2016 pendapatan advertising mix di Indonesia mencapai USD 8,4 miliar dan diperkirakan pada 2021 meningkat menjadi USD 13,7 miliar dengan rata-rata kenaikan setiap tahun (CAGR) sebesar 7,2%.

Menurut Laporan PwC tersebut, pendapatan video entertainment mix di Indonesia yang mencapai USD 5,5 miliar pada 2016 dan diperkirakan akan meningkat menjadi USD 9,2 miliar pada 2021 dengan CAGR 7,2%. Pendapatan video entertainment mix didominasi oleh iklan TV dimana kontribusinya mencapai 81,9% pada tahun 2016, dimana hingga tahun 2021 kontribusi iklan TV masih akan tinggi, yaitu mencapai 79,9%. Namun demikian, sumber pendapatan video entertainment mix yang sangat pesat pertumbuhannya adalah online video advertising dengan CAGR 29,8%, disusul oleh TV dan video subscriptions dengan CAGR 10,5%, iklan TV 10,4%, cinema box office 4,9% dan iklan bioskop 3,4%.

Berikut merupakan perbandingan estimasi pendapatan dan pertumbuhan industri media dan hiburan pada tahun 2021 :

Sumber: Global Entertainment & Media Outlook 2017-2024 oleh PwC

Menurut Badan Ekonomi Kreatif (Barekraf), Indonesia masih kekurangan ruang pertunjukan film atau bioskop, dimana hal tersebut mempengaruhi perkembangan industri perfilman dalam negeri. Keberadaan bioskop masih tidak sebanding dengan jumlah masyarakat Indonesia, dimana idealnya di Indonesia memiliki 70.000 layar, masih jauh dari kondisi saat ini yang hanya memiliki sekitar 1.200 layar. Film merupakan salah satu dari 16 sektor industri kreatif yang ‎menjadi prioritas untuk dikembangkan. Dengan dibukanya Daftar Negatif Investasi (DNI) diharapkan dapat menggairahkan industri perfilman Indonesia dan menciptakan dampak berganda bagi perekonomian Indonesia. Hal tersebut diharapkan akan menjadi daya tarik investor untuk menanamkan modalnya pada sektor perfilman antara lain membangun bioskop dan rumah produksi. Pada tahun 2016 jumlah penonton meningkat 130%, namun jika jumlah layar tersedia lebih banyak maka jumlah penonton akan meningkat lebih banyak lagi, karena film memiliki basis penonton di daerah (sumber : http://bisnis.liputan6.com/read/2846590/indonesia-masih- kekurangan-bioskop).

Penilaian Ekuitas/Saham 18 PT Cinemaxx Global Pacific

Pelaku usaha bioskop non jaringan meyakini pertumbuhan industri masih sangat prospektif, terutama di level kabupaten/kota, di tengah serbuan monopoli bioskop jaringan. Beberapa daerah justru mencatatkan tingkat pertumbuhan ekonomi di atas nasional sehingga peluang ini tentu saja harus dimanfaatkan oleh kalangan pengusaha di daerah. Tak hanya itu, masih banyaknya daerah yang belum memiliki bioskop juga dinilai menjadi faktor pemacu kebangkitan industri bioskop lokal. Menurut Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI), di pulau Jawa khususnya di level kabupaten/kota, belum banyak bioskop yang dibangun. Belum lagi wilayah Sulawesi dan Kalimantan, keberadaan bioskop masih berpusat di level ibukota provinsi saja. Namun demikian, Ketua GPBSI mengungkapkan industri ini tergolong padat modal sehingga bantuan dari pemerintah, misalnya berupa pinjaman lunak, dinilai dapat memacu pertumbuhan jumlah layar di Indonesia. Biaya untuk menambah satu layar bioskop bisa mencapai Rp 2,5 miliar, dimana Rp 1 miliar digunakan untuk membeli proyektor berkualitas baik.

Umumnya bioskop membutuhkan minimal tiga layar, meski jumlah idealnya layar harus mencapai 4 unit. Menurutnya, dengan bunga yang masih berada di level tinggi, pelaku usaha dan pengelola tidak bisa leluasa membangun bioskop meskipun tingkat permintaan dari domestik sangat besar. Adapun beberapa pemain di bioskop independen juga masih eksis hingga saat ini antara lain Rajawali Cinema, Borobudur Cineplex Pekalongan, E-Cinema Semarang, Cineplex Malang, Golden Theater Kediri, Golden Theater Tulung Agung, STUDIO 88 Pekanbaru, dan Hollywood Cinema Kendari.

3.4 ANALISA SWOT

Kondisi industri yang positif dan negatif merefleksikan peluang dan ancaman yang dihadapi oleh CGP. Mempertimbangkan hal-hal tersebut, maka CGP perlu menentukan strategi yang dapat diimplementasikan atau digunakan dalam proyeksi keuangan.

Untuk melanjutkan kelangsungan usaha dan meningkatkan persaingan pasar, maka CGP mengindentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki, sebagai berikut:

Kekuatan (Strengths) • Bagian dari grup Lippo yang didukung dengan jaringan bioskop yang cukup tersebar di seluruh wilayah Indonesia; • Memiliki fasilitas yang cukup lengkap dengan beberapa varian bioskop dan peralatan pemutaran film yang mengikuti teknologi modern dan canggih saat ini; • Adanya kerjasama yang cukup baik dengan pemilik gedung dan distributor film lokal maupun impor serta program anggota yang menawarkan keuntungan tambahan; Kelemahan (Weaknesses) • Investasi awal yang cukup besar untuk bioskop baru dan pengembangan bisnis; • Belum optimalnya keuntungan yang diperoleh dikarenakan adanya beban pendanaan yang cukup besar; Peluang (Opportunities) • Masih tingginya tingkat pertumbuhan industri media dan hiburan di Indonesia dalam lima tahun terakhir sampai dengan tahun 2021;

Penilaian Ekuitas/Saham 19 PT Cinemaxx Global Pacific

• Peluang menambah jumlah bioskop yang masih terbuka di Indonesia dibandingkan dengan jumlah penduduk; Ancaman (Threats) • Persaingan yang cukup kompetitif; • Peraturan pemerintah yang dapat berubah-ubah; • Faktor eksternal seperti gejolak perekonomian global, harga komoditas rendah dan tekanan terhadap nilai tukar Rupiah.

3.5 RISIKO USAHA

Berikut adalah risiko usaha yang dimiliki oleh CGP: 1. Risiko terkait produksi dan kualitas film yang ditayangkan Kemampuan CGP dalam menjalankan kegiatan usahanya dengan baik sangat bergantung pada jumlah film yang diproduksi oleh studio film besar dan independen untuk ditayangkan di bioskop CGP dan seberapa menariknya film-film tersebut bagi segmen penonton yang menjadi sasarannya, yang mana hal ini merupakan faktor yang berada diluar kendali CGP. Kinerja keuangan CGP akan bervariasi dari waktu ke waktu berdasarkan jumlah dan popularitas film yang ditayangkan. Gangguan dalam produksi film dari, atau turunnya kegiatan pemasaran oleh studio film besar dan independen, kurangnya jumlah dan buruknya kinerja film yang ditayangkan dapat memiliki dampak negatif terhadap kegiatan usaha CGP yang berujung pada penurunan pendapatan. Untuk mengantisipasi risiko ini, CGP telah melakukan analisa pasar untuk mengetahui film yang berkualitas tinggi untuk ditayangkan sehingga akan menarik perhatian pengunjung. 2. Risiko terkait waktu rilis film oleh distributor Kegiatan usaha CGP secara umum bersifat musiman, dimana pendapatan yang lebih tinggi diperoleh pada liburan panjang sekolah di pertengahan dan akhir tahun. Meskipun distributor film telah mulai melakukan perilisan film-film utama secara lebih merata sepanjang tahun, film yang paling banyak peminatnya biasanya dirilis pada masa liburan panjang sekolah di pertengahan dan akhir tahun, dan CGP biasanya memperoleh pendapatan lebih tinggi pada periode-periode tersebut dibandingkan periode lainnya sepanjang tahun. Lebih dari itu, film- film yang memiliki kinerja baik dapat muncul secara tidak terduga pada periode diluar musim liburan dan begitu juga sebaliknya film-film biaya produksi besar dapat memiliki kinerja buruk secara tidak terduga. Akibatnya, waktu rilis film mempengaruhi hasil operasi CGP, yang mungkin berbeda secara signifikan dari kuartal ke kuartal dan tahun ke tahun. Mundurnya waktu rilis film oleh distributor dapat berdampak pada penurunan pendapatan. Secara inheren, risiko ini dinilai rendah, antara lain dilihat dari pertumbuhan pendapatan CGP sepanjang tahun yang menunjukkan stabilnya pemasukan walaupun terdapat halangan produksi film. 3. Risiko terkait terkait hubungan dengan perusahaan distributor film Kegiatan usaha CGP sangat bergantung pada hubungan yang baik dengan perusahaan distributor film utama dan independen yang memberikan lisensi bagi CGP untuk menayangkan film-film yang didistribusikan melalui perusahaan distributor tersebut. Memburuknya hubungan dengan perusahaan distributor film dapat memiliki dampak yang

Penilaian Ekuitas/Saham 20 PT Cinemaxx Global Pacific

buruk pada ketersediaan film yang yang menjual secara komersial, dan dengan begitu berdampak juga pada kegiatan usaha dan operasional CGP. Jika CGP tidak membina hubungan baik dengan distributor film yang kemudian berimbas pada tidak dapat memperoleh lisensi penayangan film dari distributor dapat berdampak pada penurunan pendapatan CGP. Untuk mengantisipasi risiko ini, CGP senantiasa membina hubungan yang baik dengan distributor film terkait. 4. Risiko terkait teknologi bioskop baru Jika teknologi bioskop baru berkembang secara pesat, CGP mungkin tidak memiliki sumber daya yang mencukupi untuk membiayai alih teknologi untuk mengikuti perkembangan tersebut. Banyak kemajuan teknologi di industri perfilman saat ini sedang dalam tahap percobaan. Banyak perusahaan yang saat ini bersaing untuk menjadi perusahaan pertama yang memperkenalkan teknologi 4D dan juga teknologi perfilman lainnya. Meskipun demikian, terdapat beberapa hambatan yang signifikan dalam penerapan teknologi-teknologi ini, termasuk kualitas gambar yang dihasilkan, minat penonton dan biaya. Teknologi perfilman baru akan memerlukan biaya investasi yang cukup besar untuk melengkapi fasilitas di bioskop. Jika biaya alih teknologi meningkat secara signifikan, CGP mungkin perlu untuk menghimpun modal tambahan untuk membiayainya. Modal tambahan tersebut mungkin tidak tersedia dengan biaya yang sesuai dengan kebutuhan CGP. Jika CGP menghadapi kendala dalam penerapan teknologi bioskop baru, maka akan berdampak pada menurunnya daya saing CGP yang pada akhirnya dapat menurunkan pendapatan CGP. Untuk mengantisipasi risiko ini, CGP telah memperkuat kualitas bioskop yang dimiliki dengan teknologi muktahir yang dapat meningkatkan daya saing. 5. Risiko terkait produk pengganti CGP menghadapi risiko beralihnya minat penonton dari bioskop ke produk-produk distribusi film alternatif seperti DVD, BluRay, televisi berbayar dan internet. Maraknya kegiatan pembajakan dalam media-media tersebut, yang merupakan hal yang umum di Indonesia, meningkatkan risiko beralihnya minat penonton ke media-media film tersebut. Selain itu, perkembangan teknologi yang semakin hari semakin pesat seperti perkembangan teknologi home theater, televisi dengan layar dan teknologi tercanggih serta penyempurnaan teknologi telepon genggam yang saat ini telah menawarkan virtual reality juga diprediksi dapat menjadi tantangan baru bagi CGP di kemudian hari. Jika semakin banyak penonton yang beralih ke produk pengganti akan berdampak pada turunnya pendapatan CGP. Dalam mengelola risiko ini, CGP melakukan diversifikasi produk seperti Junior, Ultra XD dan Gold yang menyajikan banyak pilihan kualitas film dan studio yang memanjakan pengunjung sehingga tetap menarik minat pengunjung untuk menonton di Cinemaxx. 6. Risiko terkait kondisi makroekonomi. Kegiatan usaha CGP sangat bergantung pada pola konsumsi masyarakat terhadap jasa hiburan. Tingkat kunjungan penonton dapat dipengaruhi oleh tren negatif ekonomi yang berkepanjangan yang berpengaruh secara negatif dan signifikan tingkat konsumsi masyarakat. Penurunan kepercayaan konsumen dan pendapatan untuk dibelanjakan (disposable income) secara umum akan mempengaruhi tingkat permintaan akan film atau berdampak secara negatif dan signifikan terhadap industri produksi perfilman yang pada akhirnya akan berpengaruh pada kegiatan usaha CGP. Memburuknya kondisi ekonomi makro Indonesia dapat berdampak pada menurunnya minat menonton sehingga menurunkan pendapatan.

Penilaian Ekuitas/Saham 21 PT Cinemaxx Global Pacific

Dalam mengelola risiko ini, CGP telah mengadakan berbagai promo sehingga membuat harga tiket tetap terjangkau bagi pengunjung. 7. Risiko Fluktuasi Nilai Tukar Ketidakstabilan nilai tukar mata uang asing terhadap mata uang Rupiah dapat memberikan dampak ketidakpastian terhadap biaya produksi dan kinerja keuangan CGG terkait dengan pinjaman valuta asing untuk aset konstruksi untuk penggunaan yang produktif di masa depan. CGP mengelola eksposur mata uang asing dengan melakukan lindung nilai secara alami dan untuk mengantisipasi risiko atas nilai tukar, manajemen terus memantau nilai tukar secara ketat. 8. Risiko Hukum Risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Timbulnya risiko hukum antara lain dapat disebabkan karena kurangnya pendukung hukum atau kelemahan dari kontrak. Dalam mengelola risiko ini, CGP melakukan review atas perjanjian kerjasama yang dilakukan dengan pihak lain, melakukan review atas ketentuan terkait operasional dari sisi hukum untuk meminimalkan terjadinya risiko hukum yang mungkin terjadi, meningkatkan kompetensi sumber daya manusia mengenai aspek legal yang dihadapi dalam aktivitas pekerjaan sehari- hari, melaporkan secara berkala kepada Direksi mengenai kasus hukum yang terjadi sehingga dapat diambil tindakan sedini mungkin untuk penyelesaiannya, membentuk pencadangan atas kasus-kasus yang telah memperoleh keputusan pada tingkat pengadilan dan Mahkamah Agung dengan persentase yang berjenjang dan apabila dibutuhkan, unit legal melakukan pendampingan atas proses litigasi yang dihadapi CGP. 9. Risiko Sosial Politik Ketidakstabilan politik dan sosial merupakan hal yang berada di luar kemampuan CGP. Kejadian tersebut dapat menimbulkan keresahan, ketidakamanan dan ketidaknyamanan di kalangan masyarakat maupun investor. Untuk mengatasi hal tersebut, CGP selalu memperhatikan kondisi sosial politik dan menerapkan berbagai kebijakan yang dapat disesuaikan dengan kondisi sosial politik yang sedang terjadi. 10. Risiko Kebijakan/ Peraturan Pemerintah Risiko yang dihadapi yang berhubungan dengan kebijakan/peraturan pemerintah adalah mengenai industri hiburan seperti perubahan peraturan perundang-undangan di Indonesia yang mengatur bidang pembangunan, renovasi/perbaikan dan pengoperasian bioskop dan juga gaji, lingkungan kerja, kewarganegaraan dan ketentuan kesehatan dan sanitasi lingkungan serta perizinan. Guna mengurangi risiko perubahan kebijakan pemerintah, CGP selalu mengikuti perkembangan kebijakan pemerintah dengan bersikap proaktif. 11. Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko kerugian yang timbul karena CGP tidak memiliki arus kas yang cukup untuk memenuhi liabilitasnya. Dalam pengelolaan risiko likuiditas, CGP memantau dan menjaga jumlah kas yang dianggap memadai untuk membiayai kegiatan operasional dan untuk mengatasi dampak fluktuasi arus kas. CGP juga melakukan evaluasi berkala atas proyeksi arus kas dan arus kas aktual dan terus-menerus melakukan penelaahan pasar keuangan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang optimal.

Penilaian Ekuitas/Saham 22 PT Cinemaxx Global Pacific

12. Risiko Pemogokan Karyawan CGP menyadari bahwa manusia merupakan faktor yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan, sekaligus menentukan pencapaian visi dan misi CGP. Sehingga untuk meningkatkan motivasi kerja para karyawan, CGP senantiasa memperhatikan kesejahteraan karyawannya.

3.6 PERSAINGAN USAHA DAN STRATEGI BISNIS

Dalam kegiatan usaha, CGP sangat menyadari ketatnya persaingan usaha dalam bisnis hiburan. Berikut adalah keterangan singkat mengenai pesaing CGP:  Cinema 21 Group Cinema 21 Group merupakan kelompok bioskop di Indonesia yang memulai di industri hiburan sejak tahun 1987. Sampai dengan Agustus 2017, Cinema 21 Group telah memiliki total 934 layar tersebar di 38 kota dan 165 lokasi di seluruh Indonesia. Selain menyajikan film-film hasil karya anak bangsa, Cineplex 21 Group juga menayangkan film-film berkelas dunia. Cinema 21 Group mengelola 4 merek terpisah yaitu Cinema XXI ditawarkan antara Rp 25.000-Rp 60.000, The Premiere ditawarkan antara Rp 75.000-Rp 250.000 dan IMAX ditawarkan antara Rp 45.000-Rp 75.000. Cinema 21 Group telah mengikuti perkembangan teknologi dengan melengkapi fasilitas- fasilitasnya seperti 2D dan 3D. Saat ini sudah ada 6 teater IMAX yang dimiliki oleh Cinema 21 Group, yang berlokasi di Mal , , Summarecon Mal Serpong, Summarecon Mal Bekasi, Tunjungan 5 dan Pakuwon Mall XXI . Selain itu juga terdapat sistem audio mutakhir "Dolby Atmos" yang ada di 46 layar Cinema XXI.

 PT Graha Layar Prima Tbk (“BLTZ”) BLTZ memulai kegiatan usahanya dengan pembukaan bioskop Blitzmegaplex Paris Van Java, pada 16 Oktober 2006. Hingga saat ini BLTZ telah mengembangkan 27 bioskop di Indonesia. Di tahun 2014, BLTZ menjadi perusahaan bioskop pertama dan satu- satunya yang menjadi Perusahaan Tercatat di Bursa Efek Indonesia dan berkolaborasi dengan Global Cinema Player terkemuka asal Korea Selatan yakni CJ CGV. Saat ini, BLTZ telah memiliki 27 bioskop yang tersebar di 21 kota di Indonesia antara lain Jakarta, Bandung,Tangerang, Bekasi, Balikpapan, Batam, Yogyakarta, Cirebon, Surabaya, Karawang, Manado, Purwokerto, Medan, Palembang, Tegal, Depok, Pekanbaru, Mataram, Solo dan Lampung. BLTZ memiliki fasilitas studio 3D, 4DX, Screen X, SphereX, Dolby Atmos, melalui beberapa kelas auditorium yaitu Regular Class ditawarkan mulai dari harga Rp 35.000-Rp 75.000, Velvet Class ditawarkan antara Rp 160.000-Rp 400.000, Gold Class ditawarkan antara Rp 100.000-Rp 150.000, Satin Class ditawarkan antara Rp 55.000- Rp 140.000 dan Sweetbox ditawarkan antara Rp 95.000-Rp 135.000. BLTZ memutarkan berbagai macam jenis film dari berbagai negara seperti India, Korea, Jepang, dan worldwide auditorium. BLTZ juga terbuka terhadap penyelenggaraan berbagai macam festival film.

 Flix Cinema (“FLIX”) FLIX merupakan salah satu bioskop baru yang dibuka pada tahun 2017 yang dimiliki oleh Agung Sedayu Group. Saat ini, FLIX telah memiliki 2 lokasi bioskop terletak di PIK Avenue Mall, Jakarta dan Grand Galaxy Park, Bekasi.

Penilaian Ekuitas/Saham 23 PT Cinemaxx Global Pacific

Dalam menjalankan bisnisnya, FLIX memiliki 3 kategori ruangan yaitu Silver Hall yang dilengkapi dengan DTS:X sound system, ditawarkan mulai dari harga Rp 50.000–Rp 75.000, Gold Hall yang dilengkapi dengan reclining back seat dan USB charge, ditawarkan mulai dari harga Rp 70.000–Rp 90.000 serta Platinum Hall yang dilengkapi dengan reclining luxurious seat, soft blanket, side table dan USB charge, ditawarkan mulai dari harga Rp 100.000- Rp 200.000.

 Platinum Cineplex (“PC”) PC merupakan jaringan bioskop asal Indonesia yang merupakan bagian dari perusahaan hiburan Tripar Multivision Plus, yang mulai beroperasi pada Agustus 2012. Jaringan bioskop ini mencakup 4 negara di Asia Tenggara, yakni Indonesia, Timor Leste, Kamboja, dan Vietnam. Di Indonesia, Platinum Cineplex telah memiliki 8 bioskop di 7 kota yaitu Baturaja, Cibinong, Sidoarjo, Surakarta, Magelang, Palopo dan Bitung. PC memiliki fasilitas studio regular seat dan platinum seat dengan jenis film 2D dan 3D. Harga yang ditawarkan untuk regular seat 2D mulai dari Rp 30.000-Rp 40.000 dan 3D mulai dari Rp 35.000-Rp 50.000. Untuk platinum seat 2D dan 3D berkisar antara Rp 45.000- Rp 55.000.

Strategi bisnis yang dijalankan CGP adalah sebagai berikut: . Komitmen memberikan layar terbesar, kecerahan gambar, audio dan sound yang maksimal; . Menggunakan teknologi informasi termuktahir untuk memperlancar operasi dan penggunaan peralatan audio visual terbaik; . Pilihan teater yang bervariatif untuk menonton antara lain Cinemaxx Regular, Cinemaxx Gold, Ultra XD dan Cinemaxx Junior; . Menyediakan Integrated Entertainment Experience dengan menghadirkan Maxx Games, Cinemaxx Hyperstation, Immersive Corridor dan Books & Beyond; . Menyediakan pemilihan kursi lewat online dan Automated Ticketing Kiosk.

Penilaian Ekuitas/Saham 24 PT Cinemaxx Global Pacific

4. DESKRIPSI OBJEK PENILAIAN

4.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENILAIAN

KJPP Ihot Dollar & Raymond (“ID&R”) ditunjuk oleh PT Multi Prima Sejahtera Tbk (“Perseroan”) berdasarkan Surat Penugasan No. 039/IX/SVFO/17/KJPPID&R tertanggal 26 September 2017, dengan maksud untuk melakukan penilaian atas 12,46% ekuitas/saham CGP.

Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh pihak manajemen bahwa penilaian ditujukan sehubungan dengan rencana divestasi kepemilikan 12,46% saham CGP oleh Entitas Anak Perseroan, maka untuk mengakomodir tujuan di atas, penilaian ini didasarkan pada standar Nilai Pasar Wajar.

Laporan ini disiapkan secara obyektif dan karenanya tidak sah di bawah kondisi lainnya, dan tidak dapat digunakan maupun dikutip untuk tujuan lainnya tanpa persetujuan tertulis dari ID&R.

Ruang lingkup penilaian ekuitas/saham sesuai surat penugasan kami mencakup antara lain: . Menganalisis kegiatan operasional bisnis dan kondisi keuangan Obyek Penilaian; . Memperoleh pemahaman atas kondisi pasar dan prospek industri terkait; . Mereviu rencana bisnis termasuk proyeksi keuangan dan asumsi yang digunakan; . Menentukan metode penilaian yang dapat diaplikasikan berdasarkan karakteristik Obyek Penilaian dan industri terkait; . Menyusun laporan penilaian usaha Obyek Penilaian.

4.2 PENGERTIAN NILAI

Untuk memperoleh pemahaman tentang penugasan penilaian yang akan dilakukan maka harus dirumuskan dan didefinisikan terlebih dahulu nilai yang akan diperoleh, karena hal ini akan terkait dengan tujuan penilaian dan mempengaruhi metode penilaian yang dipilih. Di dalam penilaian bisnis, terdapat empat jenis nilai yang dapat digunakan, yaitu : 1. Nilai Pasar Wajar Perkiraan jumlah uang pada tanggal penilaian (cut-off date) yang dapat diperoleh dari suatu transaksi jual beli Obyek Penilaian antara pembeli yang berminat membeli (willing buyer) dan penjual yang berminat menjual (willing seller) dalam suatu transaksi yang bersifat layak dan wajar. 2. Nilai Pasar Estimasi sejumlah uang yang dapat diperoleh dari hasil penukaran suatu aset atau liabilitas pada tanggal penilaian, antara pembeli yang berminat membeli dengan penjual yang berminat menjual, dalam suatu transaksi bebas ikatan, yang pemasarannya dilakukan secara layak, dimana kedua pihak masing-masing bertindak atas dasar pemahaman yang dimilikinya, kehati-hatian dan tanpa paksaan. 3. Nilai Investasi Nilai investasi adalah nilai dari aset bagi pemilik atau calon pemilik untuk investasi individu atau tujuan operasional. Nilai investasi merupakan dasar nilai yang spesifik dari entitas. Nilai investasi mencerminkan keadaan dan tujuan keuangan dari entitas yang dinilai. Hal ini sering digunakan untuk mengukur kinerja investasi.

Penilaian Ekuitas/Saham 25 PT Cinemaxx Global Pacific

4. Nilai Wajar Estimasi harga yang akan diterima dari penjualan aset atau dibayarkan untuk transfer liabilitas dalam transaksi yang teratur diantara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.

4.3 DASAR PENILAIAN YANG DIGUNAKAN

Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh pihak manajemen dan berbagai asumsi yang digunakan dalam rencana bisnis CGP, maka penilaian ini didasarkan pada standar Nilai Pasar Wajar (Fair Market Value).

4.4 TANGGAL PENILAIAN DAN INSPEKSI

Tanggal pisah batas (cut off date) penilaian adalah per 30 Juni 2017, dimana batas tersebut diambil atas dasar pertimbangan kepentingan dan tujuan penilaian. Hasil pelaksanaan inspeksi berupa kunjungan ke kantor CGP tanggal 12 Oktober 2017.

Penilaian Ekuitas/Saham 26 PT Cinemaxx Global Pacific

5. METODE PENILAIAN

5.1 METODE PENILAIAN YANG UMUM DIGUNAKAN

Untuk penilaian usaha, prosedur penilaian dilaksanakan dengan mengaplikasikan pendekatan dan metode penilaian usaha yang berlaku umum dalam penilaian perusahaan atau ekuitas sesuai dengan Peraturan VIII.C.3. Berikut adalah pendekatan penilaian usaha yang umum digunakan : 1. Pendekatan Aset (Asset Based Approach) Pendekatan aset adalah sejenis dengan pendekatan biaya dan didasarkan oleh prinsip substitusi. Pendekatan ini harus dipertimbangkan dalam penilaian hak pengendali entitas bisnis yang mencakup satu atau lebih dalam hal sebuah investasi atau induk perusahaan dan hal bisnis yang dinilai dengan basis selain sebagai bisnis yang berjalan. 2. Pendekatan Pasar (Market Approach) Pendekatan pasar membandingkan subyek bisnis yang sejenis, hak kepemilikan suatu bisnis dan sekuritas yang telah dijual di pasar. 3. Pendekatan Pendapatan (Income Approach) Pendekatan pendapatan memperkirakan nilai suatu bisnis, hak kepemilikan bisnis atau sekuritas dengan menghitung Nilai Kini (Present Value) dari keuntungan yang diantisipasi.

Pemilihan dan kepercayaan atas ketepatan metode dan prosedur bergantung pada pertimbangan penilai dan bukan didasarkan pada suatu formula yang baku. Penilaian ini didasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dalam Peraturan VIII.C.3 mengenai “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilai Usaha di Pasar Modal”, yang dikeluarkan tanggal 19 April 2012.

5.2 PEMILIHAN METODOLOGI PENILAIAN

Pendekatan pertama yang kami gunakan dalam penilaian ekuitas/saham CGP adalah pendekatan pendapatan (income approach) dengan Discounted Economic Income method atau Discounted Cash Flow (DCF) Valuation method. Berdasarkan metode penilaian DCF yang akan digunakan, operasi CGP diproyeksikan sesuai dengan skenario pengembangan CGP. Pendapatan mendatang (future income, cash flow) yang dihasilkan berdasarkan proyeksi dikonversi dengan faktor diskonto, sesuai dengan tingkat risiko. Indikasi nilai adalah total nilai kini dari pendapatan mendatang tersebut, dengan asumsi going concern, yaitu CGP berjalan terus walaupun pemilik berganti.

Pendekatan kedua adalah metode pembanding perusahaan tercatat di bursa efek atau Guideline Publicly Traded Company (GCM) method. Metode pembanding perusahaan tercatat di bursa efek digunakan karena data perusahaan terbuka yang ada di bursa efek diperkirakan dapat digunakan sebagai data pembanding atas penilaian saham CGP.

Penilaian Ekuitas/Saham 27 PT Cinemaxx Global Pacific

5.3 PEMILIHAN ARUS KAS

Untuk penilaian dengan menggunakan Metode DCF, terdapat 3 (tiga) pilihan arus kas untuk didiskonto yaitu dividen, arus kas bersih untuk ekuitas dan arus kas bersih untuk perusahaan.

Dalam penilaian ini, Arus Kas Bersih (“AKB”) yang akan digunakan sebagai economic income yang didiskonto untuk dijadikan indikasi nilai bisnis adalah AKB untuk perusahaan/ bisnis (Free Cash Flow to the Firm/ Invested Capital).

Pengertian AKB berarti bahwa arus kas yang diperoleh sudah bebas dari kewajiban penyediaan pengeluaran barang modal (capital expenditure), baik untuk mempertahankan operasi perusahaan saat ini maupun penyediaan cadangan untuk penggantian (reserve for replacement), modal kerja, dan untuk pertumbuhan melalui penyediaan dana tambahan pengeluaran barang modal, yang dihitung sebagai berikut :

Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) - Pajak Penghasilan atas EBIT + Penyusutan & Amortisasi - Capital Expenditure + (Kenaikan)/ Penurunan Modal Kerja Bersih = Arus Kas Bersih untuk perusahaan (Free Cash Flow to the Firm/ Invested Capital)

Alasan pemilihan arus kas bersih untuk perusahaan adalah karena kondisi pada masa yang akan datang yang mana tidak akan mengalami perubahan dalam struktur permodalannya. Oleh karena itu dalam proyeksi yang disusun tidak diperhitungkan adanya penyesuaian terhadap paduan struktur modal antara ekuitas dan pinjaman (tingkat diskonto hanya menggunakan tingkat biaya modal).

5.4 PENENTUAN TINGKAT DISKONTO

Dalam menghitung tingkat diskonto (discount factor) untuk AKB digunakan tingkat diskonto berdasarkan Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (Weighted Average Cost of Capital/ WACC) dengan formula sebagai berikut:

WACC = [ ke x We ] + [ kd (1-t) x Wd ]

Dimana : ke = biaya modal untuk ekuitas kd = biaya modal untuk hutang We = bobot ekuitas dalam struktur kapital Wd = bobot hutang dalam struktur kapital t = tarif pajak

5.4.1 Penentuan Biaya Modal Untuk Ekuitas Tingkat diskonto untuk ekuitas diperoleh dengan mengaplikasikan model Capital Asset Pricing Model (CAPM). Model ini menyatakan bahwa biaya ekuitas adalah bunga bebas risiko ditambah premium untuk menutup risiko sistematis dari sekuritas saham, dengan formula sebagai berikut:

Penilaian Ekuitas/Saham 28 PT Cinemaxx Global Pacific

Ke = Rf + ß (Rm-Rf) - CDS Ke = Rf + ß . Rp - CDS

Dimana : Rf = tingkat pengembalian untuk investasi bebas risiko Rm = tingkat pengembalian yang diharapkan oleh pasar ekuitas Rp = selisih antara Rm dengan Rf ß = sensitivitas antara tingkat pengembalian investasi dengan pasar CDS = country default spread

Rf (Risk free rate), adalah tingkat suku bunga untuk instrumen-instrumen yang dianggap tidak memiliki kemungkinan gagal bayar. Untuk penilaian ini, instrumen bebas risiko yang digunakan adalah tingkat yield Surat Utang Negara (SUN) yang jatuh tempo hingga 30 tahun, yaitu sebesar 7,89% per 22 Juni 2017 (sumber: http://www.ibpa.co.id).

CDS (Country Default Spread), adalah tingkat (rating) gagal bayar obligasi yang dikeluarkan pemerintah yang dalam penilaian ini diaplikasikan 2,54% berdasarkan rating Indonesia Baa3 oleh lembaga independen Moody’s (sumber: www.moodys.com).

Rp (Equity Risk Premium - ERP), adalah selisih antara tingkat bunga investasi bebas risiko dengan tingkat kembalian investasi dalam bentuk penyertaan. Penentuan equity market risk premium memasukkan premi untuk risiko spesifik negara (country-specific risk premiums) seperti volatilitas harga saham untuk menghasilkan base equity market risk premium. Dengan mengikutkan risiko-risiko ini, dihasilkan tingkat diskonto yang mengakomodasi perubahan- perubahan sentimen jangka pendek di sekuritas di pasar negara berkembang (emerging market).

Untuk memperoleh gambaran mengenai ERP, digunakan pendekatan sebagai berikut : Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aswath Damodaran mengenai “Country Default Spreads and Risk Premiums” yang diterbitkan pada bulan Januari 2017 menyatakan bahwa pasar pada negara dengan emerging market umumnya 1,5 kali lebih volatil dibandingkan dengan Amerika Serikat. Dengan menerapkan rasio volatilitas pasar Indonesia ke pasar Amerika Serikat dengan cara mengalikannya, maka diperoleh tingkat premi risiko untuk pasar Indonesia adalah sebesar 8,82%.

ß (Beta), adalah pengukur tingkat sensitivitas pengembalian investasi terhadap pengembalian pasar saham secara keseluruhan. Beta CGP akan dihitung dengan mengacu kepada (unlevered) beta Damodaran dari industri entertainment sebesar 0,99 yang kemudian disesuaikan (relevered) dengan struktur kapital atau tingkat leverage pasar untuk memperoleh beta yang sesuai, dengan formula sebagai berikut:

ßL = ßU x [ 1 + (1 – t) x DER]

Dimana : ßL = beta levered, yaitu beta yang mengacu pada portfolio pasar dengan pengaruh hutang ßU = beta unlevered, yaitu beta yang mengacu pada portfolio pasar tanpa pengaruh hutang t = tingkat pajak DER = rasio hutang terhadap ekuitas

Penilaian Ekuitas/Saham 29 PT Cinemaxx Global Pacific

Dengan menggunakan formula di atas, maka beta unlevered akan dijadikan levered dengan menggunakan struktur hutang terhadap ekuitas yaitu 13:87 sesuai struktur kapital industri/pasar dikarenakan meskipun penilaian dilakukan atas dasar kepemilikan minoritas namun kami tidak dapat menggunakan struktur modal CGP yang belum mencerminkan nilai pasar, sehingga diperoleh beta untuk CGP sebesar 1,10.

Perhitungan Cost of Equity Keterangan  Rf 7,89%  Rm-Rf 8,82%  ß 1,10  CDS 2,54% Total 15,07%

5.4.2 Penentuan Biaya Modal Untuk Hutang Karena perhitungan nilai ekuitas dilakukan dengan mendiskonto tingkat balikan terhadap keseluruhan modal (Free Cash Flow to the Firm/ Invested Capital), maka tingkat diskonto yang digunakan adalah tingkat diskonto yang merupakan rata-rata tertimbang biaya modal, baik yang berasal dari hutang berbunga (interest bearing debt) maupun yang berasal dari ekuitas. Dalam penilaian ini, biaya modal untuk hutang digunakan tingkat bunga pinjaman investasi rata- rata Bank Persero dalam mata uang Rupiah yang berlaku di pasar selama bulan Juni 2017 yaitu sebesar 10,48%. (sumber: http://www.bi.go.id). Tingkat bunga pinjaman investasi digunakan karena CGP memiliki pinjaman jangka panjang.

5.4.3 Kesimpulan Sebagaimana telah diuraikan di atas, diperoleh biaya modal untuk ekuitas sebesar 15,07% dan biaya modal untuk hutang sebesar 10,48%, dengan menggunakan tarif pajak penghasilan sebesar 25% maka diperoleh WACC sebesar 14,14% selama periode proyeksi.

Penilaian Ekuitas/Saham 30 PT Cinemaxx Global Pacific

6. PENENTUAN INDIKASI NILAI PASAR WAJAR EKUITAS

6.1 PROYEKSI KEUANGAN

Selama periode proyeksi, diasumsikan tidak ada perubahan pada peraturan perpajakan. Selain itu juga diasumsikan tidak ada perubahan pada manajemen dan kebijakan akuntansi. Berdasarkan analisa kami terhadap laporan audit CGP per 30 Juni 2017 dan keterangan dari manajemen, CGP telah memenuhi kewajiban perpajakannya dengan baik. CGP juga tidak memiliki ekuitas dan hak yang melekat seperti saham preferen. Ekuitas CGP hanya berupa saham biasa (common share).

Penyesuaian (normalisasi) data laporan keuangan tidak dilakukan, berkaitan dengan penghitungan dalam metode Arus Kas Terdiskonto (DCF). Selain itu tidak terdapat penyesuaian lain yang material yang perlu dilakukan, karena CGP telah memenuhi ketentuan penyajian laporan keuangan yang diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia serta peraturan perundangan yang berlaku lainnya.

Asumsi-asumsi penting dalam penyusunan proyeksi keuangan CGP dapat diuraikan sebagai berikut:

Keterangan Jul-Des 2017P 2018P-2021P Tingkat pajak 25% 25% Rata-rata piutang usaha (hari) 7 7 Rata-rata persediaan (hari) 90 90 Rata-rata utang usaha (hari) 180 180 Jumlah hari dalam setahun 184 365 – 366

Periode eksplisit proyeksi keuangan diasumsikan dari Juli 2017 sampai dengan tahun 2021. Kami juga telah mempertimbangkan proyeksi pertumbuhan usaha Obyek Penilaian sesuai dengan tingkat pendapatan ekonomis yang dihasilkan oleh Obyek Penilaian dan kepentingan usaha Obyek Penilaian.

Pendapatan Pendapatan CGP adalah berupa pendapatan tiket bioskop, makanan minuman, iklan dan lainnya. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2017, pendapatan operasional CGP adalah sebesar Rp 172.267.574.816.

Per 30 Juni 2017, CGP memiliki 105 regular studio berkelas A+, A, B dan C dan 19 gold studio berkelas A+, A dan B berdasarkan lokasi dan gedung bioskop yang disewa. Berdasarkan kontrak sewa gedung dan penambahan aset dalam penyelesaian per lokasi, jumlah bioskop regular dan gold diasumsikan mengalami peningkatan masing-masing sebanyak 54 dan 2 selama periode proyeksi Juli-Desember 2017; serta tambahan studio regular sebanyak 28 pada proyeksi tahun 2018.

Selama periode proyeksi, makanan dan minuman diasumsikan sebesar 40% terhadap pendapatan tiket bioskop, dimana berdasarkan persentase historis selama periode 2014 – Juni 2017 pendapatan makanan dan minuman terhadap pendapatan tiket bioskop adalah berkisar antara 38,35% - 42,64%. Pendapatan iklan dan lainnya diasumsikan sebesar 2,85% terhadap pendapatan tiket bioskop dimana berdasarkan persentase historis pendapatan iklan dan lainnya terhadap pendapatan tiket bioskop selama periode 2014 – Juni 2017 adalah berkisar antara

Penilaian Ekuitas/Saham 31 PT Cinemaxx Global Pacific

0,22% - 33,47%.

Asumsi dan proyeksi pendapatan CGP selama periode proyeksi adalah sebagai berikut:

Keterangan Jul-Des 2017P 2018P 2019P 2020P 2021P

ASUMSI Jumlah hari Rata-rata jumlah pertunjukan per hari 184 365 365 366 365 Jumlah studio per kelas bioskop Regular - Existing 109 109 109 109 109 A+ 17 17 17 17 17 A 12 12 12 12 12 B 55 55 55 55 55 C 25 25 25 25 25 Gold - Existing 19 19 19 19 19 A+ 7 7 7 7 7 A 4 4 4 4 4 B 8 8 8 8 8 Regular - New 54 82 82 82 82 B 49 57 57 57 57 Mall Serang - Serang 5 5 5 5 5 Star Square - Manado 5 5 5 5 5 Pangrango - Bogor 5 5 5 5 5 Depok Town Square - Depok 6 6 6 6 6 Cibubur Junction - Cibubur 6 6 6 6 6 Living Plaza - Balikpapan 6 6 6 6 6 - Jakarta 4 4 4 4 4 Plaza Medan Fair - Medan 6 6 6 6 6 The Rinra - 6 6 6 6 6 Q Mall - Banjar Baru 4 4 4 4 Warung Buncit - Jakarta 4 4 4 4 C 5 25 25 25 25 Pacific Mall - Tegal 5 5 5 5 5 Grand Palladiunm - Medan 4 4 4 4 Lippo Plaza - Lubuk Linggau 4 4 4 4 Borneo City Mall - Ketapang 4 4 4 4 Tamini Square - Cibubur 4 4 4 4 Kalibata 4 4 4 4 Gold - New 2 2 2 2 2 Star Square - Manado 2 2 2 2 2

Penambahan studio Regular 54 28 - - - Gold 1 - - - -

Jumlah seat per studio Regular - Existing 150 150 150 150 150 A+ 199 199 199 199 199 A 144 144 144 144 144 B 129 129 129 129 129 C 130 130 130 130 130 Gold - Existing 30 30 30 30 30 A+ 37 37 37 37 37 A 25 25 25 25 25 B 29 29 29 29 29 Regular - New 168 168 168 168 168 B 175 175 175 175 175 C 160 160 160 160 160 Gold - New 36 36 36 36

Jumlah seat yang tersedia per kelas Regular - Existing 15.472 15.472 15.472 15.472 15.472 A+ 3.381 3.381 3.381 3.381 3.381 A 1.725 1.725 1.725 1.725 1.725 B 7.119 7.119 7.119 7.119 7.119 C 3.247 3.247 3.247 3.247 3.247 Gold - Existing 586 586 586 586 586 A+ 256 256 256 256 256 A 100 100 100 100 100 B 230 230 230 230 230 Regular - New 9.375 13.975 13.975 13.975 13.975 B 8.575 9.975 9.975 9.975 9.975 C 800 4.000 4.000 4.000 4.000 Gold - New 72 72 72 72 72

Jumlah pertunjukan yang dapat ditayangkan berdasarkan seat Regular - Existing - 22.589.120 22.589.120 22.651.008 22.589.120 A+ 4.936.260 4.936.260 4.949.784 4.936.260 A 2.518.500 2.518.500 2.525.400 2.518.500 B 10.393.740 10.393.740 10.422.216 10.393.740 C 4.740.620 4.740.620 4.753.608 4.740.620 Gold - Existing - 855.560 855.560 857.904 855.560 A+ 373.760 373.760 374.784 373.760 A 146.000 146.000 146.400 146.000 B 335.800 335.800 336.720 335.800 Regular - New 463.800 19.914.600 20.659.000 20.715.600 20.659.000 B 415.800 14.586.600 14.819.000 14.859.600 14.819.000 C 48.000 5.328.000 5.840.000 5.856.000 5.840.000 Gold - New 2.160 10.656 52.560 52.704 52.560

Rata-rata okupansi Regular - Existing A+ 40% 45% 50% 50% A 35% 40% 45% 45% B 30% 35% 40% 45% C 25% 30% 35% 40% Gold - Existing A+ 45% 50% 55% 60% A 45% 50% 55% 60% B 30% 35% 40% 45% Regular - New B 20% 24% 29% 34% 39% C 25% 26% 31% 36% 41% Gold - New 35% 45% 55% 60% 60%

Penilaian Ekuitas/Saham 32 PT Cinemaxx Global Pacific

Keterangan Jul-Des 2017P 2018P 2019P 2020P 2021P

Jumlah pertunjukan yang terjual Regular - Existing A+ 1.974.504 2.221.317 2.474.892 2.468.130 A 881.475 1.007.400 1.136.430 1.133.325 B 3.118.122 3.637.809 4.168.886 4.677.183 C 1.185.155 1.422.186 1.663.763 1.896.248 Gold - Existing A+ 168.192 186.880 206.131 224.256 A 65.700 73.000 80.520 87.600 B 100.740 117.530 134.688 151.110 Regular - New B 118.160 3.492.195 4.266.850 5.008.710 5.723.200 C 12.000 1.390.400 1.810.400 2.108.160 2.394.400 Gold - New 1.512 9.590 57.816 63.245 63.072

% kenaikan harga tiket 5% 5% 5% 5% Rata-rata harga tiket Regular A+ 50.000 52.500 55.125 57.881 60.775 A 40.000 42.000 44.100 46.305 48.620 B 40.000 42.000 44.100 46.305 48.620 C 32.000 33.600 35.280 37.044 38.896 Gold A+ 100.000 105.000 110.250 115.763 121.551 A 100.000 105.000 110.250 115.763 121.551 B 75.000 78.750 82.688 86.822 91.163

% pendapatan makanan terhadap pendapatan tiket 40% 40% 40% 40% % pendapatan lain-lain terhadap pendapatan tiket 2,85% 2,85% 2,85% 2,85%

PROYEKSI Tiket Bioskop 126.450.310.776 538.102.551.000 672.668.227.980 810.936.299.590 935.094.799.848 Makanan dan Minuman 47.636.207.046 215.241.020.400 269.067.291.192 324.374.519.836 374.037.919.939 Iklan dan Lainnya 3.404.856.994 15.335.922.704 19.171.044.497 23.111.684.538 26.650.201.796 Total Pendapatan 177.491.374.816 768.679.494.104 960.906.563.669 1.158.422.503.965 1.335.782.921.583

Beban Pokok Pendapatan

Beban pokok pendapatan terdiri dari tiket bioskop, makanan minuman. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017, beban pokok pendapatan CGP adalah sebesar Rp 74.260.126.249. Selama periode proyeksi, beban tiket bioskop diasumsikan sebesar 32% berdasarkan persentase terhadap pendapatan bersih, dimana persentase historis beban pokok pendapatan terhadap pendapatan bersih selama tahun 2014 – Juni 2017 berkisar antara 29,08% - 35,94%. Beban makanan minuman diasumsikan sebesar 7,5% berdasarkan persentase terhadap pendapatan bersih, dimana persentase historis beban pokok pendapatan terhadap pendapatan bersih selama tahun 2014 – Juni 2017 berkisar antara 7,21% - 8,23%

Beban Umum dan Administrasi

Beban umum dan administrasi terdiri dari beban gaji dan tunjangan, sewa dan layanan, umum kantor, beban listrik, air dan telepon, beban promosi, jasa profesional, pengiriman, imbalan pasca kerja, perjalanan dinas, asuransi, beban penyusutan dan lain-lain.

Selama periode proyeksi, beban gaji dan tunjangan diasumsikan sebesar 18%-20% terhadap pendapatan bersih, berdasarkan persentase historis 2015-Juni 2017 yang berkisar antara 20,8%- 26,3%. Untuk beban sewa dan layanan diasumsikan sebesar 10% terhadap pendapatan bersih, berdasarkan persentase historis 2015-Juni 2017 yang berkisar antara 9,8%-11,7%. Untuk beban listrik, air dan telepon diasumsikan sebesar 7% terhadap pendapatan bersih, berdasarkan persentase historis 2015-Juni 2017 yang berkisar antara 7,2%-10,0%. Untuk beban imbalan pasca kerja diasumsikan sebesar 1% terhadap pendapatan bersih, berdasarkan persentase historis 2015-Juni 2017 yang berkisar antara 0,9%-1,1%. Beban promosi, jasa professional, pengiriman, perjalanan dinas, asuransi dan lain-lain diasumsikan mengalami kenaikan sebesar 5% setiap tahunnya. Untuk penyusutan disusutkan sesuai taksiran masa manfaatnya.

Penilaian Ekuitas/Saham 33 PT Cinemaxx Global Pacific

6.2 TERMINAL VALUE

Terminal Value diperoleh melalui kapitalisasi arus kas bersih periode kekal dengan tingkat kapitalisasi (cap rate) yang sesuai dengan tingkat diskonto. Dalam hal ini, asumsi yang digunakan terhadap subyek penilaian adalah bisnis CGP yang bersifat going concern, dimana bisnis akan berjalan terus meskipun terjadi pergantian pada pemilik atau manajemen CGP. Dalam penilaian ini, diasumsikan terdapat tingkat pertumbuhan arus kas periode kekal sebesar 5% sesuai dengan tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

6.3 PREMIUM FOR CONTROL (“CP”), DISCOUNT FOR LACK OF CONTROL (DLOC) DAN DISCOUNT FOR LACK OF MARKETABILITY (“DLOM”)

CP adalah suatu jumlah atau persentase tertentu yang merupakan penambah dari nilai suatu ekuitas sebagai cerminan dari tingkat pengendalian atas Obyek Penilaian. Sedangkan DLOC adalah suatu jumlah atau persentase tertentu yang merupakan pengurang dari nilai suatu ekuitas sebagai cerminan dari tingkat pengendalian atas Obyek Penilaian.

CP dan DLOC mencerminkan adanya penambahan atau pengurang terhadap nilai dari penyertaan dalam Perusahaan sebagai pengaruh dari adanya pengendalian dari pemilik yang berada dalam posisi mayoritas. Penambahan ini diperhitungkan karena pemilik yang dalam kondisi mayoritas memiliki kemampuan untuk mengendalikan dan akan memperoleh manfaat yang berbeda dari pemilik yang tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan seperti : • Menentukan arah perkembangan jangka panjang obyek penilaian. • Memilih pengurus inti obyek penilaian. • Menentukan hak dan fasilitas untuk pengurus inti. • Menentukan kebijakan investasi. • Menentukan dengan pihak mana kegiatan usaha akan dilakukan. • Menentukan besarnya deviden yang akan dibayarkan. • Menolak usulan-usulan di atas yang berasal dari pemegang saham minoritas.

DLOM adalah suatu jumlah atau persentase tertentu yang merupakan pengurang dari nilai suatu ekuitas sebagai cerminan dari kurangnya likuiditas Obyek penilaian.

Untuk penilaian ekuitas dengan metode DCF dengan penyertaan saham minoritas dan indikasi nilai mayoritas, maka diaplikasikan penyesuaian terhadap kondisi ketidakmampuan untuk dipasarkan dengan cepat (DLOM) dan diskon minoritas (DLOC) masing-masing sebesar 30%. DLOM dikenakan dengan pertimbangan bahwa CGP sebagai perusahaan non publik yang sahamnya tidak diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Laporan Penilaian Saham CGP adalah penilaian atas kepemilikan saham non publik, yang berdasarkan Peraturan No. VIII.C.3, DLOM ditentukan antara 30% sampai dengan 50% dari indikasi nilai dan DLOC ditentukan antara 30% sampai dengan 70% dari indikasi nilai.

Penilaian Ekuitas/Saham 34 PT Cinemaxx Global Pacific

6.4 INDIKASI HASIL PENILAIAN

Metode Discounted Cash Flow (DCF)

Berdasarkan hasil kajian dan analisis di atas, berikut adalah Indikasi Nilai Pasar Wajar 12,46% Ekuitas/Saham CGP per tanggal 30 Juni 2017 dengan menggunakan metode DCF dengan premi risiko pasar 8,82% (lihat Apendiks 4):

Keterangan Nilai (Rp) Nilai Bisnis 1.922.050.531.215 Ditambah: Kas dan setara kas 32.323.929.693 Dikurang: Utang berbunga (336.245.148.520) Indikasi 100% Nilai Ekuitas 1.618.129.312.388 Indikasi 12,46% Nilai Ekuitas sebelum DLOC 201.553.122.342 DLOC (30%) (60.465.936.703) Indikasi 12,46% Nilai Ekuitas sebelum DLOM 141.087.185.639 DLOM (30%) (42.326.155.692) Nilai Pasar Wajar 12,46% Ekuitas 98.761.029.948

Metode Pembanding Perusahaan Tercatat di Bursa Efek (GCM)

Dalam metode Pembanding Perusahaan Tercatat di Bursa Efek digunakan angka pengali MVIC/BVIC atau perbandingan antara nilai pasar kapital yang diinvestasikan terhadap nilai buku kapital yang diinvestasikan. Berikut uraian 8 (delapan) perusahaan pembanding berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan dalam peraturan VIII.C.3 :

Kriteria No. 1

Sebanding No. Perusahaan Industri Kegiatan Usaha Produk Risiko Usaha (v/-)

PT Cinemaxx Global Pasifik Entertainment Hiburan - Terkait dengan industri hiburan √ / -

1 PT Graha Layar Prima Tbk Entertainment Hiburan - Terkait dengan industri hiburan √

2 M Pictures Entertainment PCL Entertainment Hiburan - Terkait dengan industri hiburan √

3 GMM Grammy PCL Entertainment Hiburan - Terkait dengan industri hiburan √

4 Alibaba Pictures Group Limited Entertainment Hiburan - Terkait dengan industri hiburan √

5 Creative China Holdings Limited Entertainment Hiburan - Terkait dengan industri hiburan √

6 Digital Domain Holdings Limited Entertainment Hiburan - Terkait dengan industri hiburan √

7 Hongkong Television Network Limited Entertainment Hiburan - Terkait dengan industri hiburan √

8 Mei Ah Entertainment Group Ltd Entertainment Hiburan - Terkait dengan industri hiburan √

Penilaian Ekuitas/Saham 35 PT Cinemaxx Global Pacific

Kriteria No. 2

Rata-rata Pertumbuhan Sebanding No. Perusahaan Pendapatan Laba Bersih DER (v/-)

PT Cinemaxx Global Pasifik 62,98% -74,43% 16,56 √ / -

1 PT Graha Layar Prima Tbk 43,97% 57,07% 0,17 √

2 M Pictures Entertainment PCL -10,38% 17,22% 0,38 -

3 GMM Grammy PCL -23,43% 53,01% 3,94 √

4 Alibaba Pictures Group Limited 243,01% -309,47% 0,14 √

5 Creative China Holdings Limited 8,04% -5686,44% 0,21 √

6 Digital Domain Holdings Limited 44,78% -177,64% 0,80 √

7 Hongkong Television Network Limited 65,83% 68,36% 0,16 √

8 Mei Ah Entertainment Group Ltd -21,05% -20,80% 0,23 √

Kriteria No. 3

Rata-rata Margin ROA ROE Sebanding No. Perusahaan EBIT EAT (v/-)

PT Cinemaxx Global Pasifik -25,86% -52,85% -17,73% -311,40% √ / -

1 PT Graha Layar Prima Tbk -3,22% -2,70% -1,19% -1,39% √

2 M Pictures Entertainment PCL -3,48% -17,58% -8,89% -12,32% √

3 GMM Grammy PCL -0,24% -7,18% -7,36% -36,32% √

4 Alibaba Pictures Group Limited -166,26% -107,91% -4,99% -5,70% √

5 Creative China Holdings Limited -38,32% -22,58% -10,53% -12,78% √

6 Digital Domain Holdings Limited -60,05% -65,28% -25,96% -46,78% √

7 Hongkong Television Network Limited -178,37% -137,44% -11,07% -12,88% √ 8 Mei Ah Entertainment Group Ltd -84,33% -85,39% -10,14% -12,43% √

Kriteria No. 4 dan No. 5

Total Aset Sebanding (v/-) Pangsa Pasar Sebanding No. Perusahaan (juta Rp) (juta Rp) (v/-)

PT Cinemaxx Global Pasifik 859.690 √ / - 288.372 √ / -

1 PT Graha Layar Prima Tbk 1.299.840 √ 2.048.592 -

2 M Pictures Entertainment PCL 359.895 - 182.028 √

3 GMM Grammy PCL 2.719.307 - 2.787.380 -

4 Alibaba Pictures Group Limited 37.890.912 - 1.752.049 -

5 Creative China Holdings Limited 325.755 - 151.918 √

6 Digital Domain Holdings Limited 3.326.001 - 1.322.743 -

7 Hongkong Television Network Limited 4.023.421 - 324.095 √ 8 Mei Ah Entertainment Group Ltd 1.448.963 - 172.040 √

Penilaian Ekuitas/Saham 36 PT Cinemaxx Global Pacific

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari kelima kriteria yang ditetapkan dalam peraturan VIII.C.3, terdapat paling sedikit tiga kriteria yang harus dipenuhi oleh perusahaan-perusahan terbuka yang bergerak dalam industri hiburan. Dari delapan perusahaan pembanding tersebut, diperoleh rata- rata angka pengali median sebesar 2,58.

Berdasarkan laporan keuangan CGP per 30 Juni 2017, total ekuitas CGP adalah sebesar Rp 116.315.329.690 dan hutang berbunga sebesar Rp 336.245.148.520 sehingga diperoleh BVIC CGP sebesar Rp 452.560.478.210. BVIC CGP kemudian dikalikan dengan rata-rata angka pengali median yang sebesar 2,58 sehingga diperoleh nilai bisnis CGP sebesar Rp 1.166.275.435.371. Berikut rincian perhitungan metode Pembanding Perusahaan Tercatat di Bursa Efek (lihat Apendiks 4): (dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (a) (b) (c) = (a) x (b) (d) (e) = (c) + (d) (f) (g) = (d) + (f) Harga Saham Hutang Berbunga (Rp) No. Perusahaan Jumlah Saham Kapitalisasi Pasar (Rp) **) MVIC (Rp) Ekuitas (Rp) ***) BVIC (Rp) MVIC / BVIC (Rp) *) ***)

1 PT Graha Layar Prima Tbk 436.968.571 10.400,00 4.544.473.138.400 - 4.544.473.138.400 1.112.082.159.179 1.112.082.159.179 4,09 2 M Pictures Entertainment PCL 1.300.119.176 765,00 994.597.020.176 42.147.641.641 1.036.744.661.818 271.769.933.753 313.917.575.394 3,30 M Pictures Entertainment PCL 1) 1,95 2.535.232.393 107.434.533 2.642.666.926 692.742.815 800.177.348 3,30 3 GMM Grammy PCL 819.949.729 4.315,41 3.538.419.260.024 1.393.553.069.661 4.931.972.329.685 576.083.081.650 1.969.636.151.311 2,50 GMM Grammy PCL 1) 11,00 9.019.447.019 3.552.173.204 12.571.620.223 1.468.438.433 5.020.611.637 2,50 4 Alibaba Pictures Group Limited 25.234.561.410 2.168,75 54.727.385.662.894 3.866.969.700.000 58.594.355.362.894 33.458.920.174.980 37.325.889.874.980 1,57 Alibaba Pictures Group Limited 2) 1,11 28.021.999.658 1.980.000.000 30.001.999.658 17.131.932.000 19.111.932.000 1,57 5 Creative China Holdings Limited 1.207.246.376 358,61 432.932.735.579 - 432.932.735.579 236.716.200.825 236.716.200.825 1,83 Creative China Holdings Limited 3) 0,21 253.521.739 - 253.521.739 138.619.000 138.619.000 1,83 6 Digital Domain Holdings Limited 12.618.695.716 529,38 6.680.075.674.114 1.126.245.816.000 7.806.321.490.114 1.819.404.759.900 2.945.650.575.900 2,65 Digital Domain Holdings Limited 3) 0,31 3.911.795.672 659.520.000 4.571.315.672 1.065.428.000 1.724.948.000 2,65 7 Hongkong Television Network Limited 809.016.643 5.088,87 4.116.981.737.588 314.458.105.200 4.431.439.842.788 3.409.651.488.525 3.724.109.593.725 1,19 Hongkong Television Network Limited 3) 2,98 2.410.869.596 184.144.000 2.595.013.596 1.996.663.000 2.180.807.000 1,19 8 Mei Ah Entertainment Group Ltd 5.923.739.000 649 3.844.011.978.794 16.697.646.150 3.860.709.624.944 1.174.234.898.850 1.190.932.545.000 3,24 Mei Ah Entertainment Group Ltd 3) 0,38 2.251.020.820 9.778.000 2.260.798.820 687.622.000 697.400.000 3,24

Median 2,58

Book Value of Invested Capital (BVIC) 452.560.478.210

Total Nilai Bisnis 1.166.275.435.371

Ditambah: Kas dan setara kas 32.323.929.693 Dikurang: Hutang berbunga (336.245.148.520)

Indikasi Nilai 100% Ekuitas 862.354.216.544

Indikasi Nilai 12,46% Ekuitas sebelum DLOM 107.414.273.741

Dikurang: Diskon marketabilitas (DLOM) 30% (32.224.282.122)

Nilai Pasar Wajar 12,46% Ekuitas 75.189.991.619

Keterangan:

*) Harga saham merupakan harga penutupan (closing price) per 30 Juni 2017 **) Kapitalisasi Pasar = harga saham per lembar x jumlah saham beredar (per 30 Juni 2017) ***) Hutang berbunga dan pendapatan menggunakan laporan keuangan yang telah diaudit 1) Laporan keuangan disajikan dalam mata uang Baht. Konversi ke dalam mata uang Rupiah menggunakan kurs tengah BI per 30 Juni 2017 yang sebesar Rp 392,31/ Baht. (sumber: bi.go.id) 2) Laporan keuangan disajikan dalam mata uang RMB. Konversi ke dalam mata uang Rupiah menggunakan kurs tengah BI per 30 Juni 2017 yang sebesar Rp 1953,02/ Baht. (sumber: bi.go.id) 3) Laporan keuangan disajikan dalam mata uang HKD. Konversi ke dalam mata uang Rupiah menggunakan kurs tengah BI per 30 Juni 2017 yang sebesar Rp 1707,68/ Baht. (sumber: bi.go.id)

6.5 REKONSILIASI DAN KESIMPULAN NILAI Berikut adalah rekonsiliasi dan kesimpulan nilai CGP dengan menggunakan 2 (dua) metode penilaian per tanggal 30 Juni 2017 (lihat Apendiks 7):

Penilaian Ekuitas/Saham 37 PT Cinemaxx Global Pacific

(dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Indikasi Nilai Nilai Rata-rata Keterangan Ekuitas Bobot Tertimbang

Metode Arus Kas Terdiskonto (DCF) 98.761.029.948 90% 88.884.926.953 Metode Pembanding Perusahaan Tercatat di Bursa Efek (GCM) 75.189.991.619 10% 7.518.999.162 Nilai Rata-rata Tertimbang 96.403.926.115 Jumlah saham yang beredar 53.000.000.000 Nilai Pasar Wajar per Saham 1.819

Berdasarkan hasil kajian dan analisis yang telah dilakukan terhadap seluruh aspek yang terkait dalam rangka menentukan nilai ekuitas/saham, dengan menerapkan pembobotan 90:10 atas metode pertama dan kedua yang dihasilkan dari metode DCF dan GCM, maka diperoleh nilai rata-rata tertimbang sebesar Rp 96.403.926.115 atau Rp 1.819 per saham sebagai Nilai Pasar Wajar 12,46% Ekuitas/Saham CGP per tanggal 30 Juni 2017.

Perhitungan metode DCF diberikan bobot yang lebih besar yaitu 90% dikarenakan lebih mencerminkan nilai bisnis CGP dibandingkan metode GCM yang mana diberikan bobot 10%, selain juga data dan informasi yang digunakan pada metode DCF merupakan data dan informasi yang memiliki tingkat kewajaran lebih memadai dibandingkan dengan data dan informasi yang digunakan pada metode GCM.

VARIABEL LAIN YANG DAPAT MEMPENGARUHI NILAI • Jika terdapat perubahan rencana usaha yang menyebabkan terjadinya perubahan kondisi usaha secara signifikan. Tidak terdapat kejadian penting (subsequent event) yang dapat mempengaruhi proyeksi pendapatan ekonomis dari tanggal penilaian per 30 Juni 2017 sampai dengan tanggal diterbitkannya Laporan ini. Jika ada, maka diperlukan penilaian kembali nilai ekuitas CGP berdasarkan dampak dari subsequent event tersebut.

Penilaian Ekuitas/Saham 38 PT Cinemaxx Global Pacific

7. SYARAT PEMBATASAN

1. Penilaian ini didasarkan pada analisa dan perhitungan atas ekuitas/saham yang dinilai sesuai dengan data dan informasi yang terbatas kami peroleh dari manajemen CGP antara lain: . Laporan Keuangan CGP untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 yang telah diaudit oleh KAP Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma dan Rekan; untuk yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015-2016 yang telah diaudit oleh KAP Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan; untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 yang telah diaudit oleh KAP Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Retno, Palilingan dan Rekan, seluruhnya dengan pendapat wajar tanpa pengecualian; . Data legalitas CGP antara lain akta pendirian, akta perubahan terakhir, perjanjian sewa, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP), Surat Keterangan Terdaftar Wajib Pajak, Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP) dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); . Proyeksi keuangan CGP tahun 2017-2021; . Hasil wawancara dan pelaksanaan inspeksi berupa kunjungan ke kantor CGP di Tangerang tanggal 12 Oktober 2017. Wawancara dilakukan dengan Bapak Januar Chandra selaku Direktur Keuangan dan Bapak Johannes Prayudhi selaku Head of Finance & Accounting. 2. Bahwa mulai dari cut off date atas data yang kami terima hingga tanggal penilaian, tidak terdapat perubahan yang signifikan dalam kinerja usaha CGP yang dapat mempengaruhi kesimpulan nilai yang dihasilkan. 3. Seluruh data yang diberikan dan persetujuan penggunaan laporan keuangan, merupakan tanggung jawab manajemen, dan membebaskan ID&R dan para pegawainya dari tanggung jawab akibat kesalahan informasi. 4. Kami telah melakukan penelaahan atas data dan informasi yang disediakan oleh manajemen, namun kami tidak berada dalam posisi untuk menguji kebenaran maupun ketepatan serta meyakini kebenaran/keakuratan data dan informasi tersebut. 5. Kami telah melakukan penelaahan atas legalitas CGP yang disediakan oleh manajemen, namun tidak termasuk klarifikasi atas keabsahan dokumen kepemilikan aset CGP. 6. Laporan penilaian ini digunakan sebagaimana tujuan penilaian kecuali terdapat informasi yang bersifat rahasia, yang dapat mempengaruhi operasional CGP, serta tidak dimaksudkan untuk memberikan opini atau rekomendasi, selain untuk kepentingan yang telah dijelaskan sebelumnya. 7. Kami telah menggunakan proyeksi keuangan yang dibuat oleh manajemen CGP, dan telah melakukan penyesuaian untuk menggambarkan kondisi kinerja dan operasi yang lebih wajar pada saat penilaian, namun terbatas pada kinerja manajemen CGP dalam pencapaian proyeksi yang mungkin terjadi ataupun tidak terjadi. 8. Kami bertanggungjawab atas pelaksanaan penilaian dan kewajaran proyeksi keuangan dalam laporan penilaian ini. 9. Kami tidak mempunyai kepentingan terhadap aset, kepemilikan atau kepentingan bisnis yang menjadi subyek dari penilaian ini, baik untuk saat ini maupun dimasa mendatang. Kami tidak memiliki kepentingan pribadi atau kecenderungan untuk berpihak berkenaan dengan subyek dari laporan ini maupun pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.

Penilaian Ekuitas/Saham 39 PT Cinemaxx Global Pacific

10. Kompensasi yang kami terima dari penugasan penilaian ini tidak dikaitkan dengan nilai yang dilaporkan ataupun didasarkan pada hasil penilaian yang telah ditentukan sebelumnya. 11. Analisis, opini dan kesimpulan telah dibuat, dan laporan ini telah disusun sesuai dengan Peraturan VIII.C.3 mengenai “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilai Usaha di Pasar Modal” yang dikeluarkan tanggal 19 April 2012, kecuali dinyatakan lain. 12. Penilaian disusun berdasarkan kondisi pasar saat ini. Kejadian dimasa mendatang merupakan suatu hal yang sulit diprediksi, sehingga perubahan kondisi pasar di kemudian hari mungkin dapat mempengaruhi nilai yang ditentukan saat ini. 13. Tanda tangan pimpinan dan cap yang resmi merupakan syarat mutlak sahnya Certificate of Appraisal ini dan Laporan yang terlampir. 14. Kami bertanggung jawab atas pelaksanaan penilaian, laporan penilaian, dan kesimpulan nilai akhir dari penilaian yang dilakukan.

Penilaian Ekuitas/Saham 40 PT Cinemaxx Global Pacific