Geologi Daerah Karangjaya Dan Sekitarnya Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat
Total Page：16
File Type：pdf, Size：1020Kb
GEOLOGI DAERAH KARANGJAYA DAN SEKITARNYA KECAMATAN GEGERBITUNG KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT Ahmad Henry Pamungkas1), Djauhari Noor2), dan Solihin3) ABSTRAK Tujuan penelitian dan pemetaan geologi Daerah Karangjaya dan sekitarnya, Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat adalah untuk mengetahui tatanan geologi yang mencakup Geomorfologi, Stratigrafi, Struktur Geologi, dan Sejarah Geologi di daerah penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka, penelitian lapangan, analisa laboratorium dan studio yang keseluruhan dituangkan dalam sebuah laporan tugas akhir. Hasil yang dicapai dalam penelitian dan pemetaan geologi daerah Karangjaya dan sekitarnya, Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat adalah sebagai berikut: Geomorfologi daerah penelitian berdasarkan morfogenesanya dapat dibagi menjadi 3 (tiga) satuan geomorfologi, yaitu: (1). satuan geomorfologi perbukitan lipatan yang berstadia tua; (2). Satuan geomorfologi kaki gunungapi berstadia muda dan (3). Satuan geomorfologi dataran aluvial berstadia muda. Pola aliran sungai yang terdapat di daerah penelitian adalah berpola dendritik dan trellis dengan genetika sungai subsuken dan konsekuen. Stadia erosi sungai berada pada tahapan muda dan dewasa. Satuan batuan yang terdapat di daerah penelitian secara litostratigrafi dari yang tertua hingga termuda adalah: Satuan batuan breksi sisipan batupasir Formasi Jampang, diendapkan pada kala Miosen Awal (N4-N6) pada lingkungan laut dalam; Secara menjemari diendapkan satuan batuan batupasir selang-seling batulempung Anggota Cikarang Formasi Jampang diendapkan pada kala Miosen Awal (N4-N6) pada lingkungan laut dalam; Secara tidak selaras diendapkan satuan batuan batugamping Formasi Bojonglopang, diendapkan pada kala Miosen Tengah (lower tf) pada lingkungan laut dangkal; Secara selaras diendapkan satuan batuan batupasir Formasi Nyalidung, diendapkan pada kala Miosen Tengah (N13-N17) pada lingkungan laut dangkal; Secara tidak selaras diendapkan satuan batuan breksi gunungapi berumur Plistosen diendapkan pada lingkungan darat atau pada “proximal volcaniclastic facies”; dan Satuan endapan aluvial. Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian adalah lipatan dan patahan. Adapun lipatan yang berkembang di daerah penelitian berupa Antiklin Karangjaya, dan Sinklin Ciengang. Struktur sesar yang berkembang adalah Sesar Mendatar Cirajeg, Sesar Mendatar Cijurey dan Sesar Mendatar Cisurupan. Keseluruhan struktur yang terdapat di daerah penelitian terjadi dalam satu periode tektonik, yaitu pada kala Miosen Akhir - Pleistosen dengan arah gaya N358⁰E. Kata Kunci : Geomorfologi, Stratigrafi, Struktur Geologi, Sejarah Geologi I. PENDAHULUAN terdahulu, tatanan batuan zona pegunungan selatan jawa barat lembar bogor menurut: 1.1. Latar Belakang A.C Efendi (1998) dan Soejono Martodjojo (1984) terdapat perbedaan di dalam Secara tektonik, Zona Pegunungan penamaan Formasi dan Anggota, khususnya Selatan Jawa merupakan Busur Magmatik antara Anggota Cikarang Formasi Jampang yang terbentuk pada subduksi Lempeng (A.C Efendi, 1998) dan Formasi Jampang Hindia-Australia dan Lempeng Asia pada (Soejono Martodjojo, 1984), serta Formasi Kala Oligosen Akhir yang membujur dari Nyalindung (A.C Efendi, 1998) dan Formasi barat-timur sepanjang Pulau Jawa (Katili, Cimandiri (Soejono Martodjojo, 1984). 1975). Secara stratigrafi, tatanan batuan Zona Berdasarkan tatanan geologi dan tektoniknya Pegunungan Selatan jawa barat Lembar maka penulis tertarik untuk melakukan Bogor menurut A.C Efendi, Kusnama, dan B. penelitian dan pemetaan geologi di daerah Hermanto (1998) dari yang tertua hingga Karangjaya dan sekitarnya, Kecamatan termuda adalah: Formasi Ciletuh, Formasi Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Rajamandala, Formasi Jampang, Anggota Barat. Cikarang Formasi Jampang, Formasi Bojonglopang, Formasi Cimandiri, Formasi 1.2. Maksud dan Tujuan Beser, Formasi Bentang, Batuan Volkanik, Maksud dari penelitian geologi yang dan Endapan Aluvial. Berdasarkan peneliti dilakukan di daerah Karangjaya Kecamatan Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 1 Gegerbitung dan sekitarnya adalah untuk Sukabumi-Baros-Karangjaya dengan waktu memenuhi persyaratan kelulusan sarjana strata tempuh sekitar 3 jam perjalanan. Akses di satu (S1) pada Program Studi Teknik Geologi, daerah penelitian sebagian dapat ditempuh Fakultas Teknik Universitas Pakuan. dengan kendaraan rodaa 2 dan sebagian hanya Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat dilalui dengan berjalan kaki. mengetahui tatanan geologi di daerah penelitian yang meliputi geomorfologi, 1.4. Metode Penelitian stratigrafi, struktur geologi, sejarah geologi dan potensi batugamping formasi Metodologi penelitian yang dipakai bojonglopang. dalam penelitian dan pemetaan geologi daerah Hasil dari penelitian ini disajikan Desa Karangjaya dan sekitarnya, Kecamatan dalam bentuk peta lintasan, peta geologi dan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi, Provinsi penampang, dan peta geomorfologi pada skala Jawa Barat, ini meliputi 4 tahap, yaitu: (1) peta 1 : 25.000 beserta laporannya Tahap Persiapan; (2). Tahap Pekerjaan Lapangan; (3). Tahap Pekerjaan Laboratorium 1.3. Letak, Luas dan Kesampaian Daerah dan Studio dan (4). Penulisan Laporan. Penelitian 1.5. Rumusan Permasalahan Secara administratif daerah penelitian berada di wilayah Kecamatan Gegerbitung, Penelitian yang dilakukan di Daerah Kabupaten Sukabumi. Adapun desa-desa yang Desa Karangjaya dan sekitarnya, Kecamatan berada di daerah penelitian adalah: Desa Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Buniwangi, Desa Karangjaya, Desa Cijurey, Jawa Barat memiliki berbagai permasalahan Desa Cijangkar dan, Desa Ciengang. yang harus dapat dipecahkan, yaitu antara lain: Secara geografis daerah penelitian 1. Proses pembentukan bentangalam terletak pada 1060 56’07” - 1060 59’53” Bujur (geomorfologi) di daerah penelitian yang Timur dan 060 56’07” - 060 59’53” Lintang dikendalikan oleh struktur, proses-proses Selatan. Dan pada Peta Rupabumi Digital geomorfologi dan stadia geomorfiknya. Indonesia terbitan Bakosurtanal Lembar 2. Tatanan batuan yang terdapat di daerah Sukabumi No. 1209-122 skala 1:25.000 edisi penelitian, baik penyebaran secara vertikal 1, tahun 1999 (Gambar 1.1). dan lateral, umur satuan batuan, lingkungan pengendapan dan hubungan stratigrafinya. 3. Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian yang cukup menarik dimana batuan-batuan yang lebih tua terangkat ke permukaan berada diatas batuan yang lebih muda. II. GEOLOGI UMUM 2.1. Fisiografi Regional Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Penelitian Berdasarkan bentuk fisiografinya, Van Luas daerah penelitian 7 km x 7 km = Bemmelen, (1949) membagi fisiografi Jawa 49 km2, termasuk ke dalam Peta Geologi Barat menjadi 6 (enam) zona fisiografi, yaitu Lembar Bogor No.9/XIII-D atau 1209-1 tahun (Gambar 2.1): 1998 dengan skala 1:100.000 yang diterbitkan 1. Zona Dataran Pantai Jakarta oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan 2. Zona Bogor Geologi (P3G), Bandung. 3. Zona Bandung (Zona Depresi Tengah) Daerah penelitian berada 85 km 4. Zona Pegunungan Selatan Jawa Barat disebelah Tenggara Kota Bogor dan dapat 5. Gunungapi Kuarter dicapai dengan kendaraan roda 4 atau roda 2 dari kota Bogor dengan rute: Bogor-Cibadak- Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 2 = Lokasi Penelitian Gambar 3. Peta Geomorfologi daerah Gambar 2. Zona Fisiografi Daerah Jawa penelitian Barat (van Bemmelen, 1949). Genetika satuan geomorfologi perbukitan lipatan yang ada di daerah 2.1.1. Zona Pegunungan Selatan Jawa penelitian dikontrol oleh struktur yang berupa Barat perlipatan dan patahan. Satuan ini dilapangan dicirikan oleh pebukitan yang disusun oleh Daerah ini terletak di sebelah selatan sedimen yang terlipat dan terpatahkan, Jawa Barat, yang merupakan deretan ekspresi topografi satuan geomorfologi ini pegunungan yang memanjang dari arah barat dicirikan oleh perbukitan memanjang barat- ke timur, pegunungan ini mempunyai timur. Satuan ini disusun oleh satuan batuan pelamparan yang sangat luas dan membentuk Breksi sisipan Batupasir dan Satuan Batuan dataran dengan kemiringan relatif landai ke Batupasir selang-seling batulempung Formasi arah Selatan. Daerah ini oleh Pannekoek Jampang, Batugamping Formasi Bojonglopang (1946) disebut dengan plateau, dan lebih dan Batupasir Formasi Nyalindung. dikenal dengan nama Jampang Plateau yang di tempati oleh endapan sedimen laut. Satuan geomorfologi ini menempati ± 55 % dari luas daerah penelitian, pada peta 2.1.2. Zona Gunungapi Kuarter geologi ditandai oleh warna ungu muda, mencakup Desa Neglasari, Desa Karangjaya, Zona ini menutupi sebagian zona yang Desa Buniwangi, Desa Cijangkar, Desa ada di bawahnya, dicirikan oleh morfologi Cijurey, dan Desa Ciengang. Morfometri gunungapi yang berbentuk kerucut dan satuan ini berada pada ketinggian 550 - 900 perbukitan, tersebar dari barat ke timur yang mdpl, dengan kemiringan lereng berkisar 25° - tersusun dari material produk Gunungapi 35° curam hingga sangat curam menurut (van Kuarter. zuidam 1985). 2.2. Geomorfologi Daerah Penelitian Proses-proses eksogenik yang teramati Berdasarkan genetika pembentukan pada satuan ini berupa tanah hasil pelapukan bentangalamnya, serta merujuk pada struktur, batuan dengan ketebalan 20cm - 2m. Bentuk proses dan stadia (tahapan) geomorfiknya bentangalam berupa alur-alur dan lembah hasil maka geomorfologi daerah penelitian dibagi erosi/denudasi jenis “ravine erosion” dan menjadi dua satuan, (Gambar 3) yaitu: “gully erosion”. Hasil proses pelapukan dan denudasi