JO 5 (1) (2019)

Jurnal Olahraga

http://jurnalolahraga.stkippasundan.ac.id/index.php/jurnalolahraga Peranan Galanita sebagai Organisasi Sepakbola Wanita dalam Mengembangkan Sepakbola Wanita di 1978-1993

Papat Yunisal 1, Rismayanti 2 1,2 STKIP Pasundan, Indonesia

Info Artikel Abstrak ______Sejarah Artikel: Penelitian Artikel ini membahas kemunculan sepakbola wanita di Diterima Januari 2019 Indonesia dan perkembangan sepakbola wanita di Indonesia. Disetujui Maret 2019 Dipublikasikan April 2019 Metode penelitian yang digunakan untuk menyusun tulisan ini ______adalah metode sejarah yang memiliki empat tahapan kerja, yaitu Keywords: heuristik, kritis, interpretasi dan historiografi. Konsep yang Sepakbola, Wanita, Galanita digunakan dalam penelitian ini adalah peranan dan organisasi kepemimpinan. Hasil penelitian ini adalah bahwa kemunculan sepakbola wanita telah membuat sejarah baru di Indonesia dan membawa kebangkitan terhadap kaum wanita sebagai bentuk emansipasi wanita di Indonesia. Adanya sepakbola wanita ini telah melahirkan suatu gerakan dari kaum wanita yang telah mampu menumbuhkan bibit-bibit baru dalam persepakbolaan wanita di Indonesia. Memasuki 1970 perkembangan sepakbola wanita terus meningkat, diantaranya ditandai dengan dibentuknya suatu organisasi yang menaungi sepakbola wanita yaitu Galanita.

Abstract ______This article discusses the emergence of women's football in Indonesia and the development of women's football in Indonesia.The research method used to compile this paper is a historical method that has four stages of work, namely heuristic, critical, interpretation and historiography. The concept used in this study is the role and organization of leadership.From this study it can be concluded that the emergence of women's football has made a new history in Indonesia and brought a revival of women as a form of emancipation of women in Indonesia. The existence of women's football has given birth to a movement of women who have been able to grow new seeds in women's football in Indonesia. Entering the 1970s the development of women's football continued to increase, including marked by the establishment of an organization that houses women's football, namely Galanita. 80

Papat Yunisal1, Rismayanti2 / Jurnal Olahraga 5 (1) (2019)

© 2019 Papat Yunisal, Rismayanti Under the license CC BY-SA 4.0

Alamat korespondensi: ISSN 2442-9961 (cetak) E-mail: [email protected]

PENDAHULUAN Semarang, dan Surabaya. Untuk mewadahi Olahraga Sepakbola adalah olahraga dan mengatur klub-klub Sepakbola milik yang paling banyak digemari oleh seluruh pribumi maka pada 19 April 1920 lapisan masyarakat di Indonesia. Animo dibentuklah organisasi Persatoean Sepak masyarakat dari banyak kalangan sangat Raga Seloeroeh Indonesia. Ketua umum menyukai olahraga yang satu ini, baik pertamanya adalah Ir. Soeratin sepakbola luar negeri maupun dalam negeri. Sosrosoegondo (Aji, 2010: 55-54). Sepakbola di Indonesia sudah menjadi Pada masa awal kemunculan PSSI identitas bangsa. Sepakbola merupakan sepakbola identik sebagai sesuatu hal yang identitas kolektif bangsa, ras, agama dan berbau maskulin. Ketika perempuan terlibat etnis. Indonesia sendiri merupakan negara dalam permainan Sepakbola dianggap yang multietnis, begitupun tim nasional sebagai hal yang unik, aneh, tidak biasa, Sepakbola Indonesia yang berisikan putra bahkan suatu hal yang tabu. Hal tersebut putri terbaik bangsa dari berbagai daerah baik membuat masyarakat patriarki menganggap di dalam maupun di luar negeri, dari berbagai Sepakbola hanya cocok dimainkan oleh laki- etnis yang ada di seluruh Indonesia. laki. Kendati demikian, perempuan mulai Sepakbola di Indonesia bukan hanya sekadar meminati Sepakbola dengan mulai olahraga, tetapi juga suatu identitas, bermunculannya pemain sepakbola kebanggaan, dan alat perjuangan bangsa perempuan (Prahara, 2016). (PSSI, 2010). Pada tahun 1950 masyarakat Sepakbola mempunyai keterkaitan erat dihebohkan oleh kabar tentang Rita Zahara dengan dimensi kehidupan sosial. Popularitas yang dikenal sebagai seorang artis dan Sepakbola di semua golongan masyarakat penyanyi turun ke lapangan untuk bermain dalam perjalanan sejarah dapat dimanfaatkan Sepakbola bersama laki-laki (Lembaran untuk kepentingan politik, sosial, dan Minggu, 3 Maret 1969: 3). Kegemparan ekonomi suatu negara. Dilihat dari segi tersebut muncul karena pada saat itu hiburan, Sepakbola bisa membuat penonton masyarakat menilai bahwa Sepakbola sebagai dan pendukung menjadi bagian penting yang olahraga yang sangat keras dan kasar. tidak terpisahkan. Setiap kejuaraan sepakbola Pemainnya dituntut untuk berlari, merebut selalu disambut dengan antusias oleh bola, berbenturan dengan lawan, berjibaku di masyarakat (Aji, 2010). lapangan dan sebagainya (Prahara, 2016). Sepakbola di Indonesia pertama kali Pada tahun 1969 Sepakbola wanita diperkenalkan oleh Pemerintah Kolonial Indonesia mulai mendapat perhatian dengan Belanda. Pada awal kemunculannya, rakyat terbentuknya kesebelasan Sepakbola wanita Indonesia melihat orang-orang Belanda pertama di Indonesia yaitu Putri Priangan. bermain dan mereka mengikutinya. Beberapa Terbentuknya kesebelasan Putri Priangan ini klub Sepakbola modern milik Belanda mulai atas dorongan dari PSSI yang menganjurkan bermunculan diantaranya Rood-Wit (1893) kepada setiap pengurus di masing-masing dan Victoria (1895). Secara berturut-turut daerah untuk membentuk tim Sepakbola akhirnya bond-bond Sepakbola tumbuh di wanita dalam rangka memenuhi undangan kota-kota besar terutama Batavia, Bandung,

81 Papat Yunisal1, Rismayanti2 / Jurnal Olahraga 5 (1) (2019)

dari kesebelasan Penang Malaysia (Berdikari, berkembang pesat sebagaimana Sepakbola 30 Januari 1969: 4). pria. Dalam sejarah perkembangannya tahun Bermunculannya klub-klub seperti 1969 hingga 1988 menjadi tahun yang Putri Priangan dan Buana Putri menjadikan bermakna bagi Sepakbola wanita Indonesia Sepakbola wanita Indonesia dikenal di dunia karena perjalanannya yang tidak mudah. Internasional khususnya di kawasan Asia Sepakbola wanita harus berjuang keras setelah kesebelasan Buana Putri pada tahun mencari bibit pemain, membentuk organisasi 1977 sudah diterima menjadi anggota ALFC atau klub, menghadapi pihak-pihak yang pro (Asian Ladies Football Confederation) dan dan kontra terhadap keberadaannya, serta ikut serta dalam Turnamen Asian Cup ke-III mendapatkan status keorganisasian dari PSSI di Taipei. Puncak perkembangan Sepakbola sendiri. wanita di Indonesia terjadi pada tahun 1978 Kehadiran Galanita nyatanya telah dengan dibentuknya sebuah wadah yang membawa angin segar untuk persepakbolaan secara formal menghimpun seluruh aspirasi wanita Indonesia yang sangat menarik untuk tentang persepakbolaan wanita yang dikenal dibahas oleh penulis karena unsur keterkaitan dengan Galanita (Liga Sepakbola Wanita) (interesting), penulis menganggap bahwa yang termasuk unsur penunjang organisasi pada tahun 1969 hingga tahun 1993 PSSI (Turnamen Sepakbola Invitasi Galanita, Sepakbola wanita telah mencapai puncak 1982: 50). keberhasilannya dengan dibentuknya Selama kemunculan dan Galanita oleh PSSI dalam memberikan ruang perkembangan Galanita tidak terlepas dari gerak untuk Sepakbola wanita Indonesia. Di peran salah satu tokoh Sepakbola wanita bawah Galanita, Sepakbola wanita mencatat yaitu Dewi Wibowo. Ia ditunjuk sebagai prestasi terbaik saat menjadi semifinalis di ketua Komisi Galanita PSSI yang terjun ke Piala Asia tahun 1977 dan 1986. Alasan- dunia Sepakbola wanita sejak tahun 1964. Ia alasan dan sebab-sebab tersebut nantinya merupakan pelopor berdirinya kesebelasan akan penulis analisis lebih dalam dari Buana Putri. Selama berkecimpung dalam beberapa sumber. dunia Sepakbola wanita ia menyatakan Kedua jangkauan sumber (obtainable) bahwa perjuangan untuk membentuk dan sumber-sumber yang akan digunakan masih mempertahankan eksistensinya di masyarakat berada dalam jangkauan penulis, sehingga cukup berat, salah satu penyebabnya ialah memudahkan penulis untuk memperoleh adanya hambatan dari pengurus PSSI yang sumber-sumber tersebut. Keterjangkauan ini tidak mengakui keberadaan Komisi Galanita. memudahkan penulis untuk memperoleh Dengan dikeluarkannya Surat sumber sebanyak-banyaknya untuk dapat Keputusan Pengurus Harian PSSI No. 71- digunakan dalam penyusunan penelitian ini. XII/1978 pasal 12 ayat 2 persepakbolaan Penulis yakin bahwa tema dari wanita mendapat wadah dalam lingkungan penelitian ini masih dalam jangkauan organisasi PSSI dan secara utuh memberikan kemampuan penulis (manageable). Dalam hak otonom kepada Galanita untuk mengatur arti, tema ini tidak akan terlalu memberatkan kegiatannya sendiri. Dengan diperolehnya penulis karena dari satu aspek, misalnya status otonom ini, Galanita menjadi lembaga aspek spasial, masih bisa penulis jangkau. yang organik di bawah naungan PSSI tetapi Selain itu, penulis juga memiliki cukup mandiri dalam hal pelaksanaan kegiatan banyak pengetahuan mengenai tema yang persepakbolaan wanita. akan diangkat. Status sebagai lembaga organik dan Alasan terakhir penulis mengangkat mandiri tidak menjadikan Galanita bisa tema ini adalah karena tema ini cukup

82 Papat Yunisal1, Rismayanti2 / Jurnal Olahraga 5 (1) (2019)

penting untuk dibahas (significance). Penting tanggal 20 Januari 2018 di FX Sudirman, dalam artian menurut penulis terbentuknya . Sumber yang didapat berupa majalah Sepakbola wanita di Indonesia dari awal Galanita tahun 1993 dan Buku 60 Tahun kemunculannya sampai sekarang melewati PSSI. perjalanan yang tidak mudah. Tidak banyak Setelah melakukan heuristik, penulis yang mengetahui bahwa Galanita sebagai melanjutkan ke tahapan kedua, yaitu tahap induk organisasi Sepakbola wanita memiliki kritik atau verifikasi adalah tahapan meneliti peranan penting dalam perkembangan sumber secara kritis. Kritik dibagi dua yaitu Sepakbola wanita di Indonesia. Maka dari itu kritik intern dan kritik ekstern (Herlina, 2011: penulis melakukan penelitian dengan judul 24-25: Kuntowijoyo, 2005: 100). Peranan Galanita Sebagai Organisasi Tahapan selanjutnya dalam metode Sepakbola Wanita dalam Mengembangkan sejarah yang penulis lakukan adalah Sepakbola Wanita di Indonesia 1977-1993. interpretasi. Dalam interpretasi yang penulis lakukan adalah menafsirkan fakta-fakta METODE sejarah serta menetapkan keterkaitan antar fakta-fakta tersebut. Dua macam interpretasi Metode yang digunakan oleh penulis yaitu analisis (menguraikan data yang ada) adalah metode sejarah dengan tahapan dan sintesis (mengumpulkan kemudian heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi menyimpulkan sesuai data yang ada) (Kuntowijoyo, 2011) serta pendekatan ilmu- (Herlina, 2011: 36-38). Sementara tahapan ilmu sosial sebagai alat analisisnya. yang terakhir yaitu historiografi. Penelitian ini dilakukan melalui empat tahapan sebagai berikut: Tahap pertama yaitu heuristik, heuristik adalah tahapan HASIL DAN PEMBAHASAN mengumpulkan sumber sebanyak-banyaknya Lahirnya Galanita. selama relevan terkait topik penelitian, yaitu Dalam bidang olahraga di Indonesia proses mencari, menemukan, dan partisipasi dan peranan wanita menunjukan mengumpulkan data (Herlina, 2011). Pada suatu partisipasi dan prestasi sangat tahap ini penulis memperoleh sumber primer menggembirakan, diantaranya sepakbola dan sekunder yang berupa buku, majalah, yang sebelumnya dianggap monopoli kaum koran, jurnal dan situs internet dari beberapa pria. Anggapan ini telah pudar karena lokasi penelitian yang penulis kunjungi. perkembangan sepakbola wanita Indonesia Untuk sumber tertulis penulis melakukan nyatanya telah mampu menyamai prestasi pencarian sumber di beberapa perpustakaan. sepakbola pria di Indonesia baik di tingkat Untuk pencarian sumber lisan, peneliti telah Nasional maupun Internasional. Puncak dari melakukan wawancara terhadap Wiwi Hadhi perkembangan sepakbola wanita di Indonesia Kusdarti selaku pemain sekaligus pelopor ini dapat dilihat dengan dibentuknya secara berdirinya kesebelasan Putri Priangan yang formal seluruh aspirasi sepakbola wanita dilakukan pada tanggal 20 September 2016. dalam struktur organisasi PSSI yang dikenal Sumber yang didapat berupa foto, arsip dan dengan Galanita (Lembaga Sepakbola surat-surat penting selama mendirikan Putri Wanita) (Kompas, 10 Maret 1970: 10). Priangan. Mutia Datau selaku mantan pemain Sebelum adanya Galanita, sepakbola Buana Putri dan Timnas Galanita yang wanita di Indonesia sudah lebih dulu diakui dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2017 oleh ALFC (Asian Ladies Football melalui telephone, beserta Ratu Tisha Destria Confederation) pada tahun 1977 dimana selaku Sekjen PSSI periode 2017-2020 pada Buana Putri (Jakarta) sudah terlebih dahulu

83 Papat Yunisal1, Rismayanti2 / Jurnal Olahraga 5 (1) (2019)

diakui sebagai anggota ALFC pada Kongres kendala prinsipil di dalam kepengurusan ALFC ke III. Pada turnamen ASIAN CUP ke PSSI yang menyebabkan sepakbola wanita III di Taipei, Buana Putri ikut sebagai peserta terbengkalai, terlebih PSSI lebih fokus disamping tim-tim dari Taiwan, Thailand, terhadap . Atas saran Sk. H. Jepang, Hongkong dan Singapore. Buana Wibowo dan Erwin Baharudin (Ketua Koni Putri berhasil menempati Juara ke IV (PSSI, Jaya, Komda PSSI DKI Jaya) berhasil 1990: 165). membentuk bond Puteri Jakarta sebagai Galanita mulai dirintis sejak tahun ikatan klub-klub sepakbola wanita yang ada 1978, saat PSSI berada di bawah di Jakarta, yang menunjuk Dewi Wibowo kepemimpinan Ali Sadikin yakni periode sebagai ketuanya. Dewi Wibowo ditunjuk 1977 hingga 1981. Pada masa sebagai ketua karena dedikasinya yang tinggi kepemimpinannya, Ali Sadikin telah dalam persepakbolaan wanita. Langkah menghasilkan konsep baru dalam selanjutnya adalah membentuk suatu badan persepakbolaan di Indonesia dengan lahirnya koordinator yang dinamakan Badan Galatama (Liga Sepakbola Utama) yang Koordinator Sepakbola Wanita Indonesia bertujuan untuk menunjukkan perkembangan (BKSWI) yang berfungsi sebagai jembatan sepakbola Indonesia di dunia internasional antara klub-klub di daerah dengan Galanita. sebagai kesebelasan yang tangguh dan juga BKSWI mempunyai kedudukan sebagai disegani dengan materi tim yang kuat dan pembina dan pengawas klub-klub di daerah membanggakan. Melalui Sidang Pengurus sementara kompetisi sepakbola wanita akan Paripurna yang diadakan pada tanggal 3-5 diatur oleh Galanita Pusat dengan bantuan Oktober 1978, PSSI telah memutuskan para pakar sepakbola di PSSI (Galanita, lahirnya Bidang Lembaga-lembaga 1982: 2). Sepakbola, diantaranya: Galatama (Liga Sepakbola Utama), Galakarya (Liga Sepakbola Karyawan), Galasiswa (Liga Sepakbola Siswa) dan Galanita (Liga Sepakbola Wanita). Untuk masa kerja 3 bulan dan dipimpin langsung oleh Ketua Umum PSSI Ali Sadikin (Kompas, 11 Oktober 1978: 14). Berawal dari kegiatan independen Gambar 1. Foto Dewi Wibowo (Sumber: klub-klub sepakbola wanita, melalui liku-liku PSSI, 1990) perjuangannya akhirnya pada tahun 1978 sepakbola wanita Indonesia memperoleh Dalam Kongres PSSI pada 19-21 wadah di lingkungan organisasi PSSI sebagai Desember 1981 di Jakarta, Sjarnoebi Said induk organisasi sepakbola wanita di terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode Indonesia. Dengan dikeluarkannya Surat 1981-1985 menggantikan Ali Sadikin. Satu Keputusan PSSI No.71-XII/1978 pasal 12 tahun setelah pengangkatannya, pada 1982 ayat 2 persepakbolaan wanita mendapat BKWSI dileburkan karena dianggap sebagai wadah dalam lingkungan organisasi PSSI organisasi yang berdiri di luar organisasi pada tanggal 30 Desember 1978 terbentuk PSSI dan segala kelanjutan aktivitasnya Komisi Galanita dibawah pimpinan Sk. H. diserahkan kepada Komisi Galanita. Wibowo. Peleburan BKSWI berdampak kepada Ali Sadikin sebagai pengurus Galanita Galanita yang menjadi semakin leluasa untuk pertama, di dalam perjalanannya mengalami melakukan kegiatan. Hal tersebut terjadi

84 Papat Yunisal1, Rismayanti2 / Jurnal Olahraga 5 (1) (2019)

karena BKSWI dan Komisi Galanita tentang Pengesahan Peraturan Dasar Liga memiliki pemikiran yang sama (Galanita, Sepakbola Wanita dan Struktur Organisasi 1982: 35). Galanita (PSSI, 1990: 168). Kedudukan Galanita pada Pasang surut kegiatan sepakbola kepengurusan PSSI periode 1983-1987 masih wanita di Indonesia, akhirnya mengantarkan merupakan salah satu Komisi dibawah Galanita dengan keluarnya Surat Keputusan pembinaan Ketua II PSSI sebagai unsur Pengurus Harian PSSI yang secara utuh penunjang. Maka dengan kedudukan yang memberikan hak otonom kepada Galanita demikian, Komisi Galanita di daerah atau untuk mengatur kegiatannya sendiri. Dengan koordinator masih di bawah pembinaan status otonom ini, Galanita merupakan bentuk Komda PSSI. Struktur dan kedudukan lembaga sepakbola wanita yang organik di Galanita sebagai Komisi di bawah PSSI tidak bawah naungan PSSI, tetapi yang mandiri dapat berfungsi dan berkembang dengan dalam hal pelaksanaan kegiatan semestinya yang diakibatkan oleh kedudukan persepakbolaan wanita. Galanita ke PSSI tidak jelas termasuk Melalui Surat Keputusan No. kedudukan organisasi sepakbola wanita pada Skep/01/KU-GLNT/88 tanggal 27 Mei 1988, organisasi Internasional (FIFA), sehingga PSSI mengukuhkan Dewi Wibowo sebagai pembinaan PSSI kepada Galanita kurang Ketua Umum Liga Sepakbola Wanita seluruh memperoleh pembinaan (PSSI, 1990: 167). Indonesia. Ketidakjelasan kepengurusan Komisi Gambar 2. Foto Sambutan Ketua Umum Galanita dibawah PSSI telah membuat FIFA Galanita sebelum acara pelantikan oleh secara resmi mengakui kedudukan sepakbola Ketua Umum PSSI, disaksikan Pengurus wanita di setiap negara dengan catatan harus Lengkap Galanita 2 Juni 1988. berinduk pada federasi nasional negara yang bersangkutan dalam hal ini PSSI. Berdasarkan hal tersebut, PSSI mengambil keputusan melalui Surat Keputusan Umum (Sumber: PSSI, 1990: 175) PSSI Nomor: SKEP/103/XI/1987 tanggal 23 November 1987 dengan menghapus kedudukan Komisi Galanita didalam kepengurusan PSSI dan menempatkannya Perkembangan Galanita dalam sejajar dengan liga-liga yang lain, yang Menaungi Klub Sepakbola Wanita di pembinaannya dilakukan langsung oleh Indonesia. Pengurus Harian PSSI sesuai dengan Surat Memasuki tahun 80-an, sepakbola Keputusan Pengurus Harian PSSI Nomor: wanita di Indonesia semakin menuju kearah SKEP/114/XII/1987 tanggal 11 Desember kemajuan dengan bermunculannya 1980. Untuk selanjutnya Galanita diberi kesebelasan-kesebelasan sepakbola wanita di wewenang penuh untuk membina dan berbagai daerah. Menurut Harahap (1993), mengembangkan sepakbola wanita di dalam kehidupan nasional di Indonesia Indonesia, menjalin kerjasama dengan partisipasi dan prestasi wanita dalam organisasi Internasional seperti FIFA, AFC, gelanggang sepakbola memberikan konotasi ALFF, dan menjalankan fungsinya sesuai baru. Sepakbola yang didominasi kaum pria dengan maksud dan tujuan dibentuknya telah pudar ketika perkembangan sepakbola Galanita berdasarkan Surat Keputusan wanita mulai menampakan dirinya, apalagi Pengurus Harian PSSI Nomor: disaat awal-awal pembentukan Galanita yang Kep/42/IV/1988 tanggal 30 April 1988

85 Papat Yunisal1, Rismayanti2 / Jurnal Olahraga 5 (1) (2019)

menjadi puncak dari keberhasilan sepakbola Gambar 3. Foto Korwil Galanita DKI wanita. JAYA, SURABAYA photo bersama Setelah mendapat ruang di lingkungan Pengurus Galanita Pusat pada pelantikan PSSI, perkembangan sepakbola wanita di Korwil Galanita di Yogyakarta. (Sumber: PSSI, 1990: 175) Indonesia mulai mendapat tanggapan positif terlihat dengan munculnya kesebelasan- Program Kerja Galanita kesebelasan di beberapa daerah di Indonesia. Dirintis sejak tahun 1979, Di bawah kepemimpinan Dewi perkembangan Galanita melalui pasang surut Wibowo, Galanita membuat suatu perangkat kegiatan sepakbola diakibatkan oleh berbagai organisasi yang dibentuk untuk mengurus dan hambatan baik dari dalam maupun dari luar menjembatani klub-klub di daerah, yakni organisasi. Galanita memiliki program umum Korwil (Koordinator Wilayah). Kedudukan yang telah dilaksanakan pada jangka pendek, Korwil ini sebagaimana kedudukan Komda menengah dan jangka panjang, yaitu PSSI, mereka mempunyai kedudukan sama, Memasyarakatkan sepakbola wanita sejajar yakni saling bantu dan saling isi dan dengan olahraga lainnya dan menjadikan bekerjasama sebagai pembina dan pengawas sepakbola wanita sebagai suatu olahraga klub-klub di daerah. Sementara kompetisi prestasi. akan diatur oleh Galanita pusat dengan Dalam mewujudkan Program Umum bantuan para pakar sepakbola di PSSI, baik di tersebut Galanita menyusun program kerja pusat maupun di daerah yang pembinaannya yang menjadi acuan kegiatan. Adapun dilakukan langsung oleh Galanita Pusat dan kegiatan yang dilakukan diantaranya tidak berada di bawah Komda PSSI tetapi menyelenggarakan turnamen yang bersifat mempunyai hubungan koordinatif dan rutin baik yang bersifat nasional maupun konsultatif dengan Komda PSSI dengan internasional, diantaranya: Galanita sebagai koordinator pusat. Tabel 1. Program Kegiatan Galanita Pembentukan Korwil diharapkan dapat (Sumber: PSSI, 1990: 179) bekerja sama dengan Galanita untuk memajukan sepakbola wanita di Indonesia

(PSSI, 1990: 167).

Pada pertemuan team manager telah disepakati penujukkan Korwil di 8 Provinsi, diantaranya : M. Nurhadi Karis (DKI

Jakarta), Drs, Dirham (Jawa tengah), M. Idris

Odang (Jawa Timur), Moh. Tohir (Jawa

Barat), M. Ambo Jetta (Sulawesi Selatan),

Soekarno AA (Yogyakarta), dan Deby

Fabanyo (Papua).

Pada masa kepemimpinan Sjarnoebi

Said, PSSI memang ingin sepakbola menjadi

denyut nadi masyarakat, terutama dari

kalangan kaum hawa. Demi terus

menggairahkan sepakbola wanita yang mulai

marak di berbagai daerah, PSSI meluncurkan

Piala Kartini tahun 1981 dan Invitasi Liga

Sepakbola Wanita (Invitasi Galanita) pada

86 Papat Yunisal1, Rismayanti2 / Jurnal Olahraga 5 (1) (2019)

1982. Tujuan PSSI untuk memajukan Ibu Tien Soeharto. Turnamen ini diikuti oleh sepakbola wanita Indonesia menjadi negara sembilan klub antara lain Buana Putri Asia Tenggara yang serius menggarap (Jakarta), Putri Jaya (Jakarta), Putri Priangan turnamen sepakbola wanita. (Jawa Barat), Putri Mataram (Yogyakarta), Turnamen sepakbola wanita Piala Putri Pagilaran (Jawa Tengah), Putri Kartini pertama kali diselenggarakan pada 21 Mojolaban (Jawa Tengah), Putri Setia (Jawa Oktober 1981 di Jakarta. Piala Kartini Timur), Angin Mamiri (Sulawesi Selatan), merupakan turnamen sepakbola wanita yang dan Putri Dafonsoro (Irian Jaya). Turnamen diselenggarakan setiap tahun yang diikuti Invitasi Galanita I dimenangkan oleh Buana oleh juara-juara wilayah yang menang dalam Puti (Jakarta) (Kompas, 21 Oktober 1982: kompetisi periodik di masing-masing 10). wilayah. Piala Kartini I diikuti oleh Putri Turnamen Invitasi Galanita II Priangan (Bandung), Putri Pagilaran diselenggarakan pada 18-26 Januari 1986 (Pekalongan), Sasana Bakti (Surabaya), dan yang berlangsung di Jakarta. Berbeda dengan Buana Putri (Jakarta) yang diadakan di Turnamen Invitasi Galanita I, di Turnamen Stadion Pluit, Jakarta Utara. Antusiasme Invitasi Galanita II diikuti oleh tim luar masyarakat terhadap hadirnya Piala Kartini negeri diantaranya Jepang dan India. Tujuan cukup besar meski kemunculan sepakbola diundangnya tim dari luar negeri Di turnamen wanita sudah semarak sejak dulu (Kompas, ini Jepang dan India keluar sebagai Juara I 21 Oktober 1981: 10). dan II (PSSI, 1990: 172). Berbeda dengan Piala Kartini, Berbagai cara ditempuh Galanita dan Turnamen Invitasi Galanita diadakan sebagai PSSI agar sepakbola wanita di Indonesia klimaks dari rangkaian kegiatan yang telah dapat berkembang dengan baik. Pada 1984, dilakukan dalam persepakbolaan wanita Galanita bekerja sama dengan PT Ideal selama ini. Kegiatan-kegiatan itu semula Artana mendatangkan dua klub sepakbola dilakukan di luar organisasi PSSI, namun wanita Eropa yaitu Stade Rheims (Perancis) sejak kepengurusan PSSI masa dan Cirkeladies (Belgia). Kedua kesebelasan kepemimpinan Sjarnoebi Said semua Eropa itu akan melawan Buana Putri dan kegiatan tersebut dikoordinasikan oleh Putri Pagilaran. Komisi Galanita. Turnamen Invitasi Galanita Disamping mengadakan pertandingan merupakan rangkaian pertandingan sepakbola sepakbola, Galanita pun ikut serta dalam antar klub sepakbola wanita dari berbagai memasyarakatkan sepakbola “Five a Side daerah yang diselenggarakan secara berkala Indoor Football” atau lebih dikenal dan teratur untuk mencapai peningkatan sepakbola “kelimaan”. Permainan sepakbola prestasi. Turnamen ini bertujuan sebagai ini berbeda dengan sepakbola pada umumnya realisasi dari pencarian bibit-bibit pemain karena dilakukan di dalam ruangan tertutup guna pembentukan tim nasional untuk dengan kapasitas ukuran lapangan serta disiapkan dalam menghadapi pertandingan jumlah pemain yang relatif lebih kecil yaitu Internasional. Para peserta Turnamen Invitasi hanya dimainkan lima orang pemain. Di Galanita ini pada dasarnya adalah klub-klub Indonesia, pengurus Galanita sudah dua kali terkuat Galanita yang ditunjuk oleh menyelenggarakan diskusi atau seminar Koordinator Galanita di wilayahnya masing- tentang sepakbola ini. Diskusi ini bertujuan masing. untuk memperoleh kesamaan pandangan Turnamen Invitasi Galanita pertama dalam melaksanakan peraturan permainan kali diselenggarakan di Jakarta pada 21-31 yang telah ditetapkan oleh FIFA. Dalam Oktober 1982 dengan memperebutkan Piala rangka lebih memasyarakatkan sepakbola

87 Papat Yunisal1, Rismayanti2 / Jurnal Olahraga 5 (1) (2019)

“kelimaan” ini, Galanita telah hak otonom kepada Galanita akhirnya telah menyelenggarakan satu turnamen yang membawa sepakbola wanita mengalami diikuti pelajar dan mahasiswa se DKI Jaya perubahan dan perkembangan dalam dengan mendapat sambutan yang besar dari kegiatannya yang bersifat nasional maupun warga Jakarta (PSSI, 1990: 183). internasional yang berhasil terlaksana dengan hasil yang cukup memadai. Gambar 4. Turnamen Five A Side Indoor Sepakbola wanita di Indonesia sudah Football I/1989 bersama MENPORA, lebih dulu diakui oleh ALFC (Asian Ladies Ketua PSSI dan Ketua Galanita Football Confederation) pada tahun 1973 (Sumber: PSSI, 1990: 186) Indonesia masuk kedalam ALFC diwakili oleh klub Buana Putri (Jakarta). ALFC merupakan organisasi perkumpulan sepakbola wanita di Asia yang berdiri sejak tahun 1971. Tahun 1977, untuk pertama kali Indonesia yang diwakilkan oleh Buana Putri ikut serta dalam Kejuaraan ALFC (Asian Cup) ke II yang diselenggarakan di Taipei. Pada turnamen ASIAN CUP ke II di Taipei, Buana Putri ikut sebagai peserta disamping tim-tim dari Taiwan, Thailand, Jepang, Hongkong dan Singapore. Buana Putri Langkah lebih lanjut, Galanita bersama berhasil menempati Juara ke IV. Posisi PSSI akan menyelenggarakan penataran para Galanita semakin mantap dengan diterimanya wasit dan pelatih untuk memperoleh Pengurus Galanita sebagai Pengurus kesamaan pandangan dan tindakan dalam Sepakbola Wanita di Asia (Kompas, 10 Juni peranannya masing-masing sesuai dengan 1973: 10). peraturan permain Five A Side Indoor Keberhasilan Syarnubi Said telah Football yang sudah ada. Untuk membawa Indonesia untuk ikut serta dalam mempermudah pembinaan, Galanita akan Turnamen ASEAN CUP ke-1 pada 18-30 memperbanyak Buku Peraturan Permainan Maret 1982 di Bangkok. Turnamen ini diikuti dan Sepakbola Kelimaan yang telah ada, serta oleh Thailand, Indonesia, Malaysia dan akan memperbanyak slide atau film mengenai Singapore. Persiapan yang dilakukan untuk permainan ini yang akan di koordinasikan memenuhi undangan Thailand Ladies oleh Korwil dan Komda PSSI setempat Football Club berjalan tersendat-sendat (PSSI, 1990: 183). karena PSSI hanya mempunyai waktu yang Prestasi Galanita di Asia Tenggara singkat kurang dari satu bulan untuk Sepakbola wanita di Indonesia mempersiapkan semuanya. Hal ini memiliki nilai tersendiri, tidak semudah disebabkan karena peleburan kegiatan- sepakbola pria. Sepakbola wanita harus kegiatan sepakbola wanita di Indonesia melewati jalan yang panjang seperti berjuang kedalam PSSI sedang dalam masa peralihan. keras mencari bibit pemain, membentuk organisasi serta status organisasi, sekaligus harus menghadapi pihak-pihak yang bersebrangan. Sejak adanya Galanita dan dikeluarkannya Surat Keputusan Pengurus Harian PSSI yang secara utuh memberikan

88 Papat Yunisal1, Rismayanti2 / Jurnal Olahraga 5 (1) (2019)

Air. Bahkan, tim nasional sepakbola wanita Indonesia pernah disegani di level Asia. Prestasi terbaik mereka ialah saat menjadi semifinalis di Piala Asia tahun 1977 dan 1986. Di luar negeri, Galanita menjadi anggota dari organisasi sepakbola wanita Internasional, seperti menjadi anggota ALFC Gambar 5. Foto Timnas Galanita di yang berkedudukan di Hongkong dan AFC di Hongkong Kuala Lumpur, selain itu juga ada pengakuan (Sumber: Invitasi Galanita, 1982: 40) Internasional yang terus menerus meningkat terhadap Galanita yang menarik perhatian Pada Turnamen ASEAN CUP I, setidaknya dari lima negara, antara lain: Indonesia diwakilkan oleh Tim Galanita Belanda, Swedia, Prancis, India dan Australia Indonesia yang dibentuk pertama kali oleh yang ingin melawat ke Indonesia (Tabloid PSSI untuk membawa Indonesia di kancah Bola, 21 April 2016: 34). Internasional, tim ini berisikan pemain- Redupnya Galanita pemain dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta Sejak sepakbola Indonesia memasuki dan Surabaya. Pada pertandingan ini masa Galatama akhir tahun 1970-an, Indonesia berhasil melaju ke babak final sepakbola putri semakin tersingkirkan dalam setelah sebelumya menang menghadapi tim kancah pembinaan dan dibiarkan berjuang Malaysia di babak semi final. Di babak final, sendirian hingga kurang mendapat cukup Indonesia harus menghadapi tim tuan rumah perhatian. Perhatian pengurus PSSI lebih Thailand dan harus menerima kenyataan tercurah pada kelompok putra di tingkat dengan mengakui keunggulan Thailand. Tim senior. Di era 1980-an, sepakbola wanita Galanita Indonesia mendapat hasil yang semakin terpinggirkan dalam prioritas memuaskan mencapai peringkat sebagai pembinaan. Maraknya kompetisi runner up dengan mendapat medali perak dan Galatama yang berjalan beriringan (Kompas, 12 Mei 1979: 10). seakan menyedot seluruh perhatian insan- insan pembinaan sepakbola nasional. Ketika kompetisi Perserikatan dan Galatama bergabung dalam Liga Indonesia di awal

dekade 1990-an, sepakbola wanita semakin tenggelam dan hanya menyisakan kenangan (Kompas, 15 Juli 1999:10). Hal tersebut menyebabkan semakin

meredupnya kiprah sepakbola wanita di

Indonesia khusunya Galanita. Disamping itu

terdapat beberapa penyebab redupnya Gambar 6. Foto Team Galanita juara 2 di Galanita, diantaranya klub-klub sepakbola Hongkong wanita tidak memiliki orientasi yang lebih (Sumber : Kompas, 16 Maret 1982: 11) tinggi dalam berkompetisi. Hal ini Sepakbola wanita di Indonesia tak menyebabkan klub sepakbola hanya kalah mentereng dibanding sepakbola pria. berkompetisi di tingkat nasional dan akhirnya Nama klub seperti Putri Priangan, Buana klub hanya meninggalkan papan nama saja. Putri, Putri Mataram dan Putri Semarang Selain itu, tidak adanya kejelasan agenda dari santer terdengar di berbagai penjuru Tanah AFC (Konfederasi Sepakbola Asia) tentang

89 Papat Yunisal1, Rismayanti2 / Jurnal Olahraga 5 (1) (2019)

kelanjutan sepakbola wanita yang dituju. sebagai tonggak awal perkembangan sejarah Faktor lain yang menghambat perkembangan Sepakbola wanita Indonesia ternyata telah sepakbola wanita adalah gonjang-ganjing di membuat sebuah gebrakan baru dalam tubuh PSSI, setiap kali berganti persepakbolaan di Indonesia. Sebelumnya, kepengurusan, kebijakan dan perhatian pada perkembangan Sepakbola wanita di Eropa sepakbola wanita pun ikut berganti (Kompas, dan Asia sudah lebih dulu berkembang 14 Februari 1993: 10). dibanding di Indonesia. Hal ini membuat Pelan-pelan prestasi Galanita kian PSSI terdorong untuk membentuk suatu meredup. salah satunya karena pembubaran kesebelasan Sepakbola wanita di Indonesia. pengurus Liga Sepakbola Wanita tahun 1993. Keberhasilan Putri Priangan dalam Galanita adalah kompetisi sepakbola yang memajukan Sepakbola Indonesia telah diselenggarakan tiap tahun dan diikuti klub- melahirkan semangat baru dengan semakin klub sepakbola wanita di Tanah Air. Hingga banyaknya klub-klub Sepakbola wanita yang akhirnya pada Tahun 1993 Ketua Umum bermunculan di Jakarta, Yogyakarta, Galanita, Dewi Wibowo membubarkan Semarang dan Magelang. kepengurusannya dan menyerahkan kembali Pada tahun 1978, PSSI di masa mandatnya kepada PSSI. Hal ini yang kepengurusan Ali Sadikin telah menghasilkan mendasari bubarnya kompetisi Galanita. sebuah konsep persepakbolaan yang lebih Alasan pembubaran Galanita menurut Dewi profesional yang dikenal dengan Galanita. Wibowo adalah ketidaksanggupannya Pembentukan Galanita bertujuan untuk memangku jabatan sebagai Ketua Umum mewadahi seluruh kegiatan Sepakbola wanita Galanita karena selama kepemimpinanya agar lebih leluasa dalam hal pelaksanaan Galanita dibiarkan berusaha sendiri baik dari kegiatan Sepakbola wanita baik yang bersifat segi keuangan maupun pembinaan (Kompas, Nasional maupun Internasional. Kehadiran 1999: 1-6). Galanita telah membawa harapan yang besar terhadap kemajuan Sepakbola wanita sebagai KESIMPULAN puncak keberhasilan dari perkembangan Sepakbola wanita di Indonesia. Sepakbola lebih dikenal luas sebagai Di dalam negeri, perkembangan olahraga kaum pria. Padahal, perempuan juga Galanita semakin meluas dengan mempunyai hak yang sama. Di Indonesia, bermunculannya klub-klub Sepakbola wanita pada saat ini Sepakbola yang dimainkan dibeberapa daerah di Indonesia. Tercatat ada perempuan nampaknya masih merupakan 29 klub yang sudsh terdaftar sebagai anggota sesuatu yang asing. Jangankan bisa dengan Galanita, maka untuk itu dibentuklah sebuah rutin menyaksikannya di televisi, kompetisi wadah yang mengurusi atau menjembatani rutin seperti sepakbola pria pun tidak ada. klub-klub di daerah, yakni Korwil, dengan Minimnya perhatian terhadap Sepakbola Galanita sebagai koordinator pusat. Posisi wanita bukan hanya terjadi di Indonesia, di Galanita pun semakin mantap dengan Eropa dan Asia pun mengalami hal yang diangkatnya pengurus Galanita sebagai sama. Kurangnya perhatian terhadap pengurus Sepakbola wanita di ASEAN keberadaan Sepakbola wanita menjadikan maupun Asia. masalah yang cukup serius terhadap Dirintis sejak tahun 1979, perkembangan Sepakbola wanita. perkembangan Galanita memiliki program Kemunculan sepakbola wanita di umum yaitu Memasyarakatkan Sepakbola Indonesia dimulai pada tahun 1969 dengan wanita sejajar dengan olahraga lainnya dan terbentuknya kesebelasan Putri Priangan menjadikan sepakbola wanita sebagai suatu

90 Papat Yunisal1, Rismayanti2 / Jurnal Olahraga 5 (1) (2019)

olahraga prestasi. Sejak adanya Galanita dan ______. (1969). “Sepakbola Wanita Putri dikeluarkannya Surat Keputusan Pengurus Priangan Melawan Mojang Harian PSSI yang secara utuh memberikan Priangan Tanggal 13 April di Stadion Sliwangi”. 4 April 1969, hak otonom kepada Galanita akhirnya telah Halaman 4. membawa sepakbola wanita mengalami perubahan dan perkembangan dalam ______. (1969). “Untuk Pertama Kali di kegiatannya yang bersifat nasional maupun Indonesia Pertandingan internasional yang berhasil terlaksana dengan Sepakbola Wanita”. 9 hasil yang cukup memadai. April 1969, Halaman 4. Keberadaan Galanita nyatanya tidak ______. (1969). “Kesebelasan Wanita menjadikan Sepakbola wanita berkembang Penang Jum’at ini tiba di Bandung”. dengan harapan. Sebab, pada tahun 1990 11 April 1969, Halaman 4. Sepakbola wanita semakin terpinggirkan dalam prioritas pembinaan. Maraknya ______. (1969). “Pasukan Sepakbola”. 12 kompetisi perserikatan dan Galatama yang April 1969, Halaman 3. berjalan beriringan seakan menyedot seluruh ______. (1969). “Sepakbola Wanita Besok perhatian insan-insan pembinaan sepakbola Main di Bandung”. 12 April 1969, nasional. Ketika kompetisi perserikatan dan Halaman 3 Galatama bergabung dalam Liga Indonesia di awal dekade 1990-an, sepakbola wanita ______. (1969). “Kesebelasan Wanita semakin tenggelam dan hanya menyisakan Bandung Puas dengan Hasil yang kenangan. Hal tersebut menyebabkan Dicapai”. 22 April 1969, Halaman 4. semakin meredupnya kiprah Sepakbola Berita Yudha. (1969). “Zaman Telah wanita di Indonesia khusunya Galanita. Berubah? Wanita Sepakbola”. 5 Disamping itu terdapat beberapa penyebab Maret 1969, Halaman 1 redupnya Galanita diantaranya klub-klub sepakbola wanita tidak memiliki orientasi ______. (1969). “Pasukan Sepakbola yang lebih tinggi dalam berkompetisi. Hal ini Wanita Luar Negeri”. 6 Maret 1969, Halaman 3. menyebabkan klub sepakbola hanya berkompetisi di tingkat nasional dan akhirnya ______. (1969). “Bandung Siapkan Regu klub hanya meninggalkan papan nama saja Sepakbola Wanitanya”. 15 Maret 1969, Halaman 1 DAFTAR PUSTAKA ______. (1970). “Kesebelasan Putri Priangan Juara”. 2 Maret 1970, Berdikari. (1969). “Kesebelasan Sepakbola Halaman 3. Wanita di Bandung”. 30 Januari 1969, Halaman 4 ______. (1970). “Kesebelasan Wanita Bandung Tak Terkalahkan”. 29 ______. (1969). “Pendaftaran Untuk Maret 1970, Halaman 3. Kesebelasan Wanita”. 3 Februari 1969, Halaman 2. Harian Indonesia Raya. (1969). “Kesebelasan Wanita Penang Jumat ini tiba di ______. (1969). “Pembentukan Bandung”. 11 April 1969, Halaman Kesebelasan Wanita”. 6 Februari 4. 1969, Halaman 2. ______. (1970). “Segi Tiga Sepakbola Putri”. 6 Februari 1970, Halaman 5.

91 Papat Yunisal1, Rismayanti2 / Jurnal Olahraga 5 (1) (2019)

______. (1970). “Kesebelasan Puteri ______. (1970). “Putri Priangan Priangan Juara Segi Tiga Tundukkan Putri Yudha 6-1”. 27 Sepakbola Putri”. 2 Maret April 1970, Halaman 10. 1970, Halaman 1. ______. (1970). “Putri Priangan Sponsori ______. (1970). “Kesebelasan Putri Pertandingan Sepakbola Priangan”. 4 Maret 1970, Halaman Internasional Tahun 1970”. 5. 28 Agustus 1970, Halaman 4.

Herlina, Nina. (2008). Metode Sejarah. ______. (1979). “Catatan Sepakbola dari Bandung: Satya Historika. Bangkok”. 12 Mei 1979, Halaman 10.

______. (1980). “ Turnamen Segi Tiga Kaligis, O.C. (2007). Hukum dan Sepakbola. Internasional”. 26 Agustus 1980, Jakarta: O.C. Kaligis & Associates. Halaman 10.

______. (1981). “Piala Kartini Dimulai”. 21 Oktober 1981, Halaman 10. Kompas. (1969). “ PERSIB Godog Gadis- gadis Priangan”. 4 Maret 1969. ______. (1982). “BKSWI Tidak Halaman 10. Bertanggung Jawab”. 10 Januari 1982, Halaman 11. ______. (1969). “Kesebelasan Sepakbola Penang, 13 April Bermain di ______. (1982). “Galanita ke Bangkok”. 16 Bandung”. 3 April 1969, Maret 1982, Halaman 10. Halaman 10. ______. (1982). “Dimulai, Invitasi ______. (1969). “Kaki-kaki Wanita Yang Sepakbola Wanita”. 21 Oktober Bersepakbola”. 14 April 1969, 1982, Halaman 10. Halaman 10. ______. (1983). “Segi Tiga Galanita”. 11 ______. (1969). “Berbagai Pendapat Februari 1983, Halaman 10. Tentang Sepakbola Oleh Wanita”. 16 April 1969, Halaman 10. ______. (1983). “Sepakbola Galanita”. 9 April 1983, Halaman 10. ______. (1969). “Kesebelasan Sepakbola Wanita Kita Dapatkah Mereka ______. (1984). “Turnamen Sepakbola Berkembang? Atau Hanya Batal”. 20 Oktober 1984, Halaman Merupakan Suatu Experiment Yang 10. Gagal?”. 4 Juni 1969, Halaman 10. ______. (1988). “Penipuan Sepakbola ______. (1970). “Kemajuan Sepakbola Wanita”. 5 Juni 1988, Halaman 10. Wanita Perlu Coach Yang Lebih Berpenggalaman”. 20 Februari 1970, ______. (1988). “Galanita di Tangerang”. Halaman 10. 10 November 1988, Halaman 10.

______. (1970). “Musyawarah Nasional ______. (1988). “Jawa Tengah Juara Sepakbola Wanita”. 10 Maret 1970, Galanita”. 11 November 1988, Halaman 10. Halaman 10.

______. (1970). “Team Sepakbola Wanita”. 4 April 1970, Halaman 10.

92 Papat Yunisal1, Rismayanti2 / Jurnal Olahraga 5 (1) (2019)

______. (1990). “Kejuaraan Nasional Mandala. (1970). “Putri Priangan Lawan Galanita di Jawa Timur”. 23 Putri Kota Singa”. 10 April 1970, Agustus 1990, Halaman 15. Halaman 1.

______. (1993). “Pengurus Galanita Merdeka. (1970). “Kesebelasan Putri Bubar”. 14 Februari 1993, Halaman Priangan Juara Segi Tiga: Putri 15. Jaya Kebobolan 2 Gol Lagi”. 2 Maret 1970, Halaman 3. ______. (1999). “Sepakbola Wanita Ditelantarkan”. 10 Juli 1999, ______. (1970). “Segitiga Sepakbola Halaman 10. Putri”. 10 Juli 1970, Halaman 4.

______. (1999). “Sepakbola Putri ______. (1970). “Gara-gara Sepakbola Indonesia: Anak Tiri yang Disia- Wanita”. 28 Agustus 1970, Halaman siakan”. 15 Juli 1999, Halaman 10. 1.

______. (2001). “Hari Lahir Kartini dan Mimpi Demokrasi. (1969). “Kemajuan atau Hari Jadi PSSI”. 21 April 2001, Keterlaluan?”. 27 April 1969, Halaman 10. Halaman 1.

Kuntowijoyo. (1995). Pengantar Ilmu Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia. Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana. (1982). Pelaksanaan Pemilihan Pemain Untuk Tim Galanita; Surat Seleksi Pemilihan PemilihanPemain Tim Kusdarti, Wiwi H. (1969). Arsip Panita Galanita 1982. PSSI Pertandingan Sepak Bola Wanita Bandung 5 Februari 1969. Surat Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia. Keputusan Rapat Panitia. Koleksi (1982). Surat Penetapan Pribadi. Komite Turnament Invitasi Galanita 1982. PSSI ______. (1969). Arsip Panitia Pertandingan Sepak bola Wanita. 1 Februari 1969. Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia. Surat Undangan Rapat Panitia. (1982). Kompetisi Turnamen Koleksi Pribadi. Galanita Yang Telah dilaksanakan di Dalam dan di Luar ______. (1969). Hasil Pertandingan Putri Negeri. PSSI Priangan. Koleksi Pribadi. Pikiran Rakyat. (1969). “Sepakbola Wanita”. Lembaran Minggu. (1969). “Hayo, Mari Zus 5 Februari 1969, Halaman 1. Bersepakbola!”. 3 Maret 1969, Halaman 3. ______. (1969). “Wanita-wanita bersepakbola Adu Kaki dan Otot”. ______. (1969). “Paha Wanita 20 Maret 1969, Halaman 3. Bersepakbola Jadi Sorotan”. 14 April 1969, Halaman 4. ______. (1969).“Ditunggu Kedatangannya 11 April 1969: Kesebelasan Wanita ______. (1970). “Sepakbola Wanita Penang, Pertandingan Pertama Semakin Maju”. 22 Maret 1970, Melawan Kesebelasan Wanita Kota Halaman 3 Bandung”. 4 April 1969, Halaman 4.

93 Papat Yunisal1, Rismayanti2 / Jurnal Olahraga 5 (1) (2019)

______. (1969). “Sudah Dijual Karcis ______. (2017). “Legenda Sepakbola Putri Masuk Untuk Sepakbola Wanita”. 10 Priangan (1)”. 16 Januari 2017, April 1969, Halaman 4. Halaman 1

______. (1969). “Kesebelasan Wanita ______. (2017). “Legenda Sepakbola Putri Penang”. 12 April 1969, Halaman 4. Priangan (2)”. 18 Januari 2017, Halaman 1 ______. (1969). “Wanita Mengadu Kaki”. 14 April 1969, Halaman 1. Pos Indonesia. (1970). “Kesebelasan Putri Priangan Juara Segi Tiga di ______. (1969). “Itu Hadiah-hadiah Karcis Jakarta”. 2 Maret 1970, Halaman 3. Pertandingan Sepakbola Wanita”. 16 April 1969, Halaman 4 PSSI. (1990). 60 Tahun PSSI. Jakarta: PSSI.

______. (1969). “1 Mati 54 Luka-luka: Penonton Sepakbola Wanita di Sukabumi Penuh Sesak, Tembok PSSI. (2010). Sepakbola Indonesia Alat Stadion Runtuh Menimpa Penonton”. Perjuangan Bangsa Dari Soeratin Hingga 17 April 1969, Halaman 4 Nurdin Halid (1930-2010). Jakarta: PSSI.

______. (1969). “Pertandingan Ke-3, Bandung-Penang (0-5)”. 22 April 1969, Halaman 4. Sinar Harapan. (1969). “Pertandingan Sepakbola Wanita Pertama: Putri ______. (1969). “Putri Priangan Menang 6- Priangan-SMOA (1-1)”. 22 2 di Subang”. 10 November 1969, Maret 1969, Halaman 4 Halaman 4. ______. (1969). “Paha Wanita ______. (1970). “Putri Priangan Juara Tak Bersepakbola Jadi Sorotan”. 1 April Terkalahkan”. 3 Maret 1970, 1969, Halaman 4. Halaman 3.

______. (1970). “Wanita Singapura Akan Bertanding Sepakbola di Stadion Sorjono, Soekanto. (2002). Teori Peranan. Siliwangi Melawan Kesebelasan Jakarta: Bumi Aksara. Putri Priangan”. 4 Maret 1970, Halaman 4.

______. (1970). “Menang 6-1 Putri Priangan Unggul Atas Putri Yudha”. 24 April 1970, Halaman 4.

94