15 Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.) 1(1) – September 2012 : 15-22

Jenis-Jenis Di Sumatera Barat Spesies of Balanophoraceae in West Sumatra

Rizky Paramita Mukhti1), Syamsuardi2) *) dan Chairul3)

1)Laboratorium Riset Taksonomi Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas, Kampus UNAND Limau Manis, Padang, 25163 2)Herbarium Universitas Andalas (ANDA), Kampus UNAND Limau Manis, Padang, 25163 3)Laboratorium Riset Ekologi Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas, Kampus UNAND Limau Manis, Padang, 25163 *)Koresponden : [email protected]

Abstract

The study of Balanophoraceae in West Sumatra has been conducted from January to May 2012. This study used observation and direct collection method at seven locations in West Sumatra and continued in Herbarium Andalas University (ANDA). The result indicated that three spesies of (B. elongata, B. indica, and B.dioica) were identified. B. elongata has 9 female individuals, B. indica has 2 male individuals and 1 female individual, B. dioica 1 male individual and 1 female individual. The tuber was significant character to distinguish three studied spesies of Balanophora. B. elongata and B. dioica had a branched tuber but no branched tuber was detected in B. indica. The leaf color and the type of inflorescence were also valuable characters to differ between these species. It was assumed that most of the Balanophora species were found in habitat where the precipitation is 2500-5000 mm/year along mountain rain forest in Sumatra.

Keywords: spesies, Balanophora, character, habitat, west sumatra

Pendahuluan yang paling dikenal adalah Rafflesia arnoldii berasal dari famili Rafflesiaceae (Sumatera). Sumatera Barat merupakan salah satu Ada juga kelompok tumbuhan lain provinsi yang mempunyai kawasan hutan yang memiliki cara hidup sebagai parasit. dengan potensi dan biodiversitas yang tinggi Tumbuhan tersebut adalah famili di Indonesia. Relief permukaan bumi Balanophoraceae. Parasit ini hidup di hutan Sumatera Barat yang mempunyai corak pegunungan pada ketinggian 900-2800 kontur yang beragam, mengakibatkan meter di atas permukaan laut (Suhono dan terbentuknya barier yang meningkatkan tim LIPI, 2010). kuantitas biodiversitas di kawasan ini. Oleh Sangat banyak tumbuhan yang sebab itu, sangat penting mengetahui merupakan inang dari tumbuhan parasit ini, keanekaragaman tumbuhan di lokasi ini, diantaranya adalah Ficus sp. (Moraceae), terutama untuk keperluan pendidikan, Carissa carandas (Apocynaceae), informasi wisata dan konservasi. Euonymus crenulatus (Celastraceae), Albizia Banyak sekali hubungan antara sp., Milletia sp., Pithecellobium sp. tumbuhan satu dengan tumbuhan yang lain, (Leguminosae), Baringtonia asiatica mulai dari persaingan memperebutkan (Lecythidaceae), cuminii tempat hidup hingga ke pengambilan hasil (Myrtaceae), Cissus sp., Tetrastigma sp. produksi dari suatu jenis tumbuhan oleh (Vitaceae), Endospermum sp. tumbuhan lain yang dikenal sebagai (Euphorbiaceae), dan lain-lain (Suhono dan hubungan parasitisme. Salah satu parasit Tim LIPI, 2010). 2

16 Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.) 1(1) – September 2012 : 15-22

Menurut Hansen (1976) Sumatera Barat. Menurut Heywood, et al. Balanophoraceae termasuk tumbuhan (2007) cit. Suhono dan Tim LIPI (2010) herbaceus, parasit akar yang tidak memiliki famili ini ditempatkan ke dalam families of klorofil, berwarna kuning keputihan hingga uncertain position, yaitu suku-suku yang kuning, coklat, oranye hingga merah atau masih memerlukan penelitian lebih lanjut merah muda. Batang muncul dari tuber lagi. Balanophoraceae ini juga merupakan secara endogenous ataupun exogenous. tumbuhan langka yang terdiri atas 17 genus Balanophoraceae ini memiliki daun ataupun di seluruh dunia. Berdasarkan hal tersebut tidak. Bunga majemuk seperti spadix dengan maka perlu dilakukan penelitian tentang bunga uniseksual, jantan betinanya terpisah jenis - jenis Balanophoraceae yang terdapat ataupun jantan betinanya menyatu. Tepal 2- di Sumatera Barat. 6, tepal berhadapan menyatu menjadi Penelitian ini di lakukan untuk synandrium. mengetahui jenis-jenis Balanophoraceae dan perkiraan distribusinya di Sumatera Barat, 1 2 menentukan karakter kunci untuk penentuan 2 jenis Balanophoraceae di Sumatera Barat, dan menentukan inang Balanophoraceae 3 yang di temukan di Sumatera Barat.

4 Metode Penelitian

B Penelitian ini di lakukan di beberapa lokasi A Gambar 1. Morfologi Pembungaan Balanophora di Sumatera Barat dan dilanjutkan di A. Bunga ♂ dan ♀ pada individu yang sama Herbarium ANDA Jurusan Biologi, Fakultas (Monoceus); B. Bunga ♀ dan ♂ pada individu Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, yang berbeda (Dioceus); 1. Pembungaan betina; 2. Universitas Andalas, Padang pada bulan Pembungaan Jantan; 3. Daun; 4. Tuber (Modifikasi Januari- Mei 2012 dengan menggunakan Hansen, 1976) metode survei dan pengoleksian langsung Informasi tentang polinasi tumbuhan terhadap jenis-jenis Balanophoraceae yang ini sangat jarang (Hansen, 1976). Namun, ditemukan di lokasi penelitian serta Kawakita dan Kato (2002) menjelaskan dilanjutkan dengan pembuatan spesimen bahwa penyerbukan tumbuhan ini dibantu herbarium. oleh beberapa serangga seperti semut, Material yang digunakan adalah kecoak dan ngengat. Ini dibuktikan dengan spesimen koleksi sendiri. Bahan dan alat ditemukannya butiran telur-telur ngengat yang digunakan dalam penelitian adalah pada bagian biji maupun bagian perbungaan. alkohol 70 % atau spritus dan FAA Adapun genus ngengat yang banyak (Formalin Asetic acid Alcohol) dengan dijumpai adalah dari genus Assarra dan perbandingan 5:5:90, lem khusus. Sedang- Nacoleia. kan alat yang digunakan adalah pisau, Balanophoraceae ini hanya terdiri parang, label gantung, lakban, karung dari kurang lebih 45 jenis saja yang tersebar plastik, kantong plastik ukuran 1 kg, di seluruh dunia. Penyebarannya meliputi kantong plastik ukuran 5 kg, karet gelang, wilayah Asia tropik, Afrika, China, GPS, kamera digital, alat tulis, mikroskop, Kepulauan Pasifik, Australia, dan botol koleksi, dan seperangkat komputer Madagaskar. Biasanya di masyarakat pada yang dilengkapi dengan program Arcview kawasan tertentu, tumbuhan ini dikenal 3.2. dengan nama Perud Tjantigi, Perud Penelitian di lapangan dimulai dari Pangggang, ataupun Perud Ramo Giling. pengamatan dan koleksi langsung terhadap Balanophoraceae merupakan tumbuhan yang famili Balanophoraceae yang terdapat di sangat mudah hidup pada tumbuhan inang lokasi penelitian, dilakukan pencatatan data (Suhono dan Tim LIPI, 2010). atau informasi yang penting di lapangan Studi jenis-jenis Balanophoraceae berupa karakter morfologi yang mungkin ini sampai saat ini belum ada dilakukan di hilang setelah pengawetan seperti ada/ 17 Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.) 1(1) – September 2012 : 15-22 tidaknya getah, warna daun, warna batang, halnya dengan genus Rhopalocnemis tumbuhan inangnya, ketinggian lokasi di terdistribusi di Sumatera. Umumnya genus atas permukaan laut. Lalu sampel di foto, Rhopalocnemis ini terdistribusi di Jawa dan dikoleksi, di beri label gantung. Kemudian di Sumatera bagian Utara. dilakukan pengawetan lapangan terhadap Perbedaan 4 genus dari famili semua jenis Balanophoraceae yang di Balanophoraceae terletak pada daun, genus temukan dengan menggunakan alkohol 70% Balanophora dan Langsdorffia memiliki atau spritus. daun, sedangkan pada genus Rhopalocnemis Di Laboratorium penelitian ini dan Exorhorpala tidak memiliki daun. dilanjutkan dengan pembuatan spesimen Genus Rhopalocnemis hidup pada hutan herbarium yang terdiri dari 4 tahap yaitu pengunungan pada ketinggian 1000-2700 pengawetan, pengidentifikasian (Jurnal- mdpl yang tersebar di Himalaya, Indo-china, jurnal taksonomi, dan buku terkait seperti Sumatera, Jawa dan Celebes. Inang dari Ridley (1925), Backer (1965), Whitmore genus Rhopalocnemis ini adalah Ficus (1972), Corner dan Watanabe (1969)), fistulosa, Quercus pruinosa, Macaranga pembuatan kunci determinasi, serta tanarius, Schima wallichii, Albizia pembuatan monograf dan deskripsi. lophantha. Genus Exorhopala merupakan salah satu genus yang hidup pada ketinggian Hasil dan Pembahasan 100-1200 mdpl yang tersebar di Penang dan Malay peninsula, inang dari genus ini belum Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui. Genus Langsdorffia terdistribusi di Gunung Talang, Cagar Alam Palupuh, hanya di New Guinea pada ketinggian 1500 Bukit Pinang-pinang, Gunung Singgalang, mdpl dengan inang Vaccinium sp., Meliosma Gunung Gadut, Aie Busuak Kabupaten pinnata, Metrosideros eugenioides dan Solok, Rest Area Lubuk Selasih Kabupaten Eugenia sp. (Hansen, 1976). Solok, dan pengamatan terhadap Berdasarkan Tabel 1 dibawah ini karakteristik morfologi dari jenis-jenis terdapat 8 karakter utama yang dapat Balanophoraceae yang di temukan (Tabel 1), diamati untuk membedakan jenis dari genus telah berhasil di identifikasi 3 spesies dari Balanophora. Diantara karakter-karakter di genus Balanophora di Sumatera Barat bawah ini terdapat beberapa karakter yang (Tabel 2). Tiga genus lainnya yang termasuk khusus di temukan pada jenis tertentu, kedalam Balanophoraceae (Rhopalocnemis, seperti ukuran tuber besar yang hanya Exorhopala, Langsdorffia) tidak ditemukan dimiliki oleh Balanophora indica (Gambar pada penelitian ini. Menurut Hansen (1976) 2), dan tubernya bercabang memanjang genus Exorhopala dan Langsdorffia hanya dimiliki oleh Balanophora elongata memang tidak terdistribusi di Sumatera, lain (Gambar 3).

1

2 1 mm

3 1 cm 1 mm

a b c d

Gambar 2. Balanophora fungosa ssp. indica (Arn.) Hansen var. indica (B. indica) ; a. Pembungaan betina b. 1. Pembungaan jantan 2. Daun 3. tuber c. Bunga Jantan (a-b: Rizky, 005 (ANDA, Fl.); c : Rizky, 002 (ANDA, Fl.)) 18 Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.) 1(1) – September 2012 : 15-22

1

2

1 cm 1 cm a

c b 3 Gambar 3. Balanophora elongata Bl. var. elongata; a.Habit b. 1. Pembungaan betina 2. Daun 3. Tuber c. Foto (a-b: Rizky, 001(ANDA, Fl.))

Tabel 1. Karakteristik morfologi Balanophora yang ditemukan di Sumatera Barat Spesies No. Karakter B. dioica B. elongata B. indica 1. Tuber Bercabang Bercabang Tidak bercabang memanjang 2. Ukuran tuber Kecil (1,75 ± 0,93) Kecil (1,25 ± 0,79) Besar (3,05 ± 1.67) 3. Warna tuber Coral-orange red Dark salmon-red Orange red-red 4. Permukaan Tuber Kasar tidak berbintik Kasar berbintik Kasar tidak berbintik 5. Warna daun Light yellow-lemon chiffon Fire red-red Indian red- dark red 6. Jumlah daun 3-14 lembar 10-25 lembar 10-20 lembar 7. Perbandingan ukuran Sama Lebih besar Sama daun atas dan bawah 8. Bentuk Bunga betina Ellipsoid Ellipsoid Globosa x = rata-rata ± standar deviasi (cm)

Berdasarkan warna tuber dapat dilihat serta B. dioica (Gambar 4) hanya ditemukan di pada Tabel 1, B.dioica memiliki warna tuber Gunung Talang. Hal ini dikarenakan adanya coral-orange red, B.elongata memiliki warna perbedaan masa pembungaan yang berbeda tuber dark salmon-red, dan B.indica memiliki tiap jenis dari Balanophoraceae ini, B. indica warna tuber orange red-red. memiliki masa perbungaan selama tiga bulan, Berdasarkan Tabel 2 dapat di lihat dari bulan Oktober-Desember. B. dioica bahwa ada 3 spesies dari famili memiliki masa perbungaan selama dua bulan, Balanophoraceae di beberapa daerah di dari bulan November-Desember. B. elongata Sumatera Barat. Jenis yang ditemukan memiliki masa perbungaan dari bulan Maret- kebanyakan adalah B. elongata yang terdapat September. Sedangkan pada penelitian pada di enam daerah dari delapan daerah penelitian. beberapa lokasi selain Gunung Talang dan Dua jenis Balanophora lainnya yaitu B. indica Pinang-pinang dilakukan setelah Bulan yang di temukan di Talang dan Pinang-pinang Desember (Chang, 2004).

Tabel 2. Jenis-jenis Balanophoraceae yang di dapatkan di Sumatera Barat No. Jenis yang ditemukan TLG PL PP SGL GD ABS LBS 1. Balanophora dioica √ ------2. Balanophora elongata - √ - √* √* √ √ 3. Balanophora indica √ - √* - - - - TLG= G.Talang; PL= Batang Palupuah; PP=Bukit Pinang-pinang; SGL= G.Singgalang; GD = G. Gadut; ABS = Aie Busuak; LBS = Lb.Selasih. * = tidak ditemukan bunga mekar; √ = ditemukan bunga mekar. 19 Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.) 1(1) – September 2012 : 15-22

1 mm 28

1 cm

a 1 mm 1 cm b c d Gambar 4. Balanophora dioica R.Br.; a.Habit b. Potongan cabang Pembungaan betina c. Pembungaan jantan d. Bunga jantan (a-c : Rizky, 004 (ANDA, Fl.))

Kunci Determinasi Distribusi dan Perkiraan Habitat Berdasarkan karakter dari jenis-jenis yang Distribusi jenis-jenis Balanophoraceae yang didapatkan, maka dibuat kunci determinasi tersebar di Sumatera barat terdapat di 7 dengan menggunakan sistem “Yoked Key” daerah penelitian dan di 14 lokasi yang merujuk pada Radford (1986). Kunci pengambilan sampel, 2 diantaranya di determinasi dibuat berdasarkan karakter- temukan pada lokasi yang sama. Daerah karakter penting penunjuk taksa yang tersebut meliputi Bukit Pinang-pinang, diamati pada spesimen, yang dapat di lihat Cagar Alam Palupuah, Gunung Talang, sebagai berikut : Gunung Singgalang, Gunung Gadut, 1. Ukuran daun bagian atas relatif sama Kenagarian Simanau, Aie Busuak, dan Rest dengan daun bagian bawah Area Lubuk Selasih. Untuk data Lokasi 2 . Tepal ovatus……...... B. dioica pengambilan sampel dapat di lihat pada 2. Tepal lanceolatus…...... B.indica Tabel 3. 1. Ukuran daun bagian atas lebih besar daripada bagian bawah…….B. elongata

Tabel 3. Jenis Balanophoraceae yang di temukan di beberapa lokasi di Sumatera Barat berdasarkan ketinggian lokasi (mdpl)

No. Jenis Lat. Long. Alt Inang Lokasi 1. B. elongata 00°55'09.0" 100°28'58,0" 607 mdpl Endospermum malacense dan Pinang-pinang Macaranga triloba 2. B. elongata 00°55"09,7" 100°29'58.2" 637 mdpl Villebrunea rubescens Pinang-pinang

3. B. indica* 00°55'09.0" 100°30'04,0" 664 mdpl Macaranga triloba Pinang-Pinang 4. B. elongata 00°14'31.6" 100°21'20.4" 965 mdpl Ficus vasculosa Palupuah 5. B. elongata 00°14'14.0" 100°21'26.1" 987 mdpl Laportea sp. Palupuah

6. B. elongata* 00°54'52.2" 100°30'04.4" 700 mdpl Macaranga triloba Gadut 7. B. elongata 00°56'13.6" 100°49'38.0" 1072 mdpl Ficus sp. Aie Busuak B. elongata 00°57’38.0” 100°34'52.4" 1057 mdpl Ficus vulva Lb.Selasih 9. B. elongata* 00°23’35.7” 100°20'57.8" 2148 mdpl Ficus sp. Singgalang 10. B. indica 00°58'20.2" 100°41'29.5" 1989 mdpl Ficus sp. Talang 11. B. indica 00°58'26.6" 100°41'24.1" 2096 mdpl Ficus sp. Talang 12. B. dioica 00°58'26.6" 100°41'24.1" 2096 mdpl Syzigium cumini Talang 13. B. indica 00°58'22.0" 100°41'29.1" 2023 mdpl Macaranga triloba Talang 14. B. indica 00°58'22.0" 100°41'29.1" 2023 mdpl Macaranga triloba Talang *= Tidak ditemukan bunga mekar, namun ditemukan tuber dari Balanophora

20 Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.) 1(1) – September 2012 : 15-22

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat Murata (2003) bahwa jenis ini hidup di bahwa B. elongata di temukan pada hutan yang lembab pada ketinggian 1100- ketinggian 607-1072 mdpl yang tersebar di 2600 mdpl. Pinang-pinang, Palupuah, Aie Busuak, dan Ada tiga jenis Balanophoraceae yang Lubuak Selasih. Sedangkan di Singgalang tersebar di Sumatera Barat yaitu dan Gadut ditemukan Balanophora Balanophora elongata, Balanophora elongata yang tidak berbunga. Untuk indica, dan Balanophora dioica. Jenis yang Balanophora indica dapat ditemukan pada paling banyak di temui Balanophora ketinggian 1989-2096 mdpl yang tersebar elongata dalam hal ini jenis yang di temui di Talang dan Pinang-pinang. Untuk adalah Balanophora elongata yang ditemui Balanophora dioica ditemukan pada pada tiga lokasi di Bukit Pinang-pinang, ketinggian 2096 mdpl yang ditemukan dua lokasi di Cagar Alam Palupuh, satu hanya di Gunung Talang. lokasi di Gunung Singgalang, Gunung Untuk Balanophora elongata Huang Gadut, Rest Area Lubuk Selasih, dan Aie dan Murata (2003) menyatakan bahwa B. Busuak. Jenis yang paling sedikit ditemui elongata tersebar di wilayah hutan lembab adalah Balanophora dioica yang hanya pada ketinggian 900-1600 mdpl. Pada tersebar di dua lokasi di Gunung Talang, penelitian ini B.elongata di temukan pada Pada penelitian ini jenis yang hanya di ketinggian 607 mdpl. Hal ini dikarenakan temukan di Gunung Talang adalah kondisi hutan khususnya Bukit Pinang- Balanophora dioica dan Balanophora pinang dan Gunung Gadut relatif lembab indica dalam hal ini jenis yang didapatkan dan tempatnya ternaung sehingga jenis adalah Balanophora indica. B.elongata ini pun dapat hidup di daerah Berdasarkan analisis data lokasi ini. (Latitude, Longitude, dan Altitude) maka Untuk Balanophora indica. Menurut telah di tentukan perkiraan habitat Huang dan Murata (2003) jenis B. indica Balanophoraceae di Sumatera Barat hidup pada tempat ternaung, lembab dan (Gambar 5). Peta ini dibuat dengan hutan yang selalu hijau pada ketinggian menggunakan program Arcview (Punto- 900-1500 mdpl. Menurut Hansen (1976) dewo, Dewi, Tarigan, 2003). Teknik ini Balanophora indica ini hidup pada telah digunakan oleh Pasaribu (2010) untuk ketinggian 500-2600 mdpl sehingga dalam menganalisis data dari habitat Pandanaceae penelitian jenis ini masih dapat di temukan yang terdapat di Sumatera. Peta di bawah pada ketinggian 1989-2096 mdpl. Selama ini menjelaskan tentang distribusi jenis pengamatan di lapangan, keadaan di yang di temukan berdasarkan tipe-tipe Gunung Talang pada ketingian 900-1500 hutan. mdpl tersebut sudah di olah menjadi tempat penanaman daun bawang dan wortel Ket: sehingga untuk jenis ini tidak bisa di temukan pada ketinggian ini, tetapi pada ketinggian 1989-2096 mdpl jenis ini masih dapat di temukan karena keadaan hutannya masih sangat lembab dan ternaung. Untuk jenis Balanophora dioica hanya di temui di Gunung Talang. Pada penelitian ini B. dioica yang di temukan pada ketinggian 2023-2096 mdpl. Hal ini juga di karenakan keadaan hutan yang lembab, jenis ini di temukan dekat dengan Gambar 5. Peta distribusi dari jenis-jenis hutan lumut dan di tutupi oleh Macaranga Balanophoraceae di Sumatera sp. dan Syzigium cumini. Keadaan hutannya Barat berdasarkan tipe hutan yang masih alami memengaruhi jenis ini (Sumber : WWF-US, 2004 cit. dapat di temukan pada ketinggian yang Pasaribu, 2010). sesuai dengan pernyataan Huang dan 21 Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.) 1(1) – September 2012 : 15-22

Berdasarkan Gambar 6 dapat di Balanophora elongata tersebar di daerah ketahui bahwa lokasi ditemukannya jenis yang memiliki curah hujan 2500-5000 Balanophoraceae di Sumatera Barat mm/tahun. Balanophora indica dan memiliki tipe hutan montane rain forests Balanophora dioica tersebar di daerah yang atau hutan hujan pegunungan. Peta ini memiliki curah hujan 3500- 4000 sesuai dengan lokasi pengambilan sampel mm/tahun. Lain halnya dengan genus di beberapa lokasi hanya di temukan pada Balanphora yang didapatkan di India, ketinggian 607-2096 mdpl, lokasi ini menurut Kipgen dan Singh (2010) daerah merupakan daerah pegunungan. Hal ini tempat hidupnya memiliki curah hujan rata- didukung oleh Kipgen dan Singh (2010) rata 1435 mm/tahun. yang menyatakan bahwa famili Balanophoraceae hidup didaerah hutan Konservasi yang selalu hijau, dengan ketinggian rata- Menurut pengamatan di lapangan yang rata hingga 2000-2500 mdpl pada daerah telah dilakukan, jenis dari genus yang beriklim basah dan dekat dengan Balanophora yang di dapatkan di lokasi aliran air. penelitian, jumlah individu yang ditemui Data lokasi (Latitude, Longitude, dan paling banyak 28 individu dalam satu inang Altitude) juga dapat dianalisis dengan yang didapatkan di Cagar Alam Palupuah, menggunakan peta curah hujan (Pasaribu, sedangkan yang paling sedikit satu individu 2010). Peta di bawah ini menjelaskan dalam satu inang. Kebanyakan lokasi pada tentang besarnya curah hujan di Sumatera ketinggian 200-900 mdpl sudah dijadikan khususnya di Sumatera Barat sehingga lahan pertanian oleh warga setempat, dapat di ketahui perkiraan habitat dari jenis khususnya di Gunung Talang, lahan Balanophoraceae di Sumatera Barat pertanian pada ketinggian 800-1969 mdpl. berdasarkan peta curah hujan (Gambar 6). Keadaan ini sangat mengkhawatirkan sehingga dapat menyebabkan berkurangnya Ket : populasi Balanophoraceae. Famili Balanophoraceae ini harus di lindungi tidak hanya karena sebagian dari jenis-jenis Balanophoraceae langka dan rentan, tetapi juga karena keanekargaman gentiknya. Menurut Hsiao, Huang, dan Lin (2010) jenis-jenis Balanophoraceae memiliki individu yang tinggi keaneka- ragaman genetiknya dan memiliki warna yang dapat dengan mudah di bandingkan antara satu dengan yang lainnya. Sebagaimana yang terjadi di Taiwan, data

IUCN (1994) Balanophora fungosa Gambar 6. Peta distribusi dari lokasi sebaran ditunjuk sebagai tumbuhan dalam kategori Balanophoraceae di Sumatera Barat Vulnarable (Lu dan Chiou, 1996). berdasarkan curah hujan (Sumber : Sedangkan untuk Balanophora dioica, Data curah hujan dari stasiun menurut data CITES di India termasuk BMKG, 1990-2006 cit. Pasaribu, tumbuhan dalam kategori App II (Kipgen 2010). dan Singh, 2010).

Berdasarkan lokasi yang di peroleh Kesimpulan dilapangan maka dapat dibuat peta sesuai dengan data curah hujan seperti pada Berdasarkan hasil penelitian yang Gambar 3. Gambar di atas menjelaskan didapatkan, maka dapat diambil kesimpulan tentang data curah hujan dengan lokasi sebagai berikut : sebaran Balanophora di Sumatera Barat. 1. Jenis-jenis Balanophoraceae yang di Dari gambar di atas dapat di ketahui bahwa temukan di Sumatera Barat adalah, 22 Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.) 1(1) – September 2012 : 15-22

Balanophora dioica, Balanophora Hsiao, S. C., W. T. Huang and M. S. Lin. elongata var. elongata, dan 2010. Genetic Diversity of Balanophora fungosa ssp. indica var. Balanophora fungosa and Its indica. Jenis yang paling banyak di Conservation in Taiwan. Botanical temukan adalah Balanophora elongata, studies 51: 217-222. sedangkan jenis yang paling sedikit di Huang, S., and J. Murata. 2003. temukan adalah Balanophora dioica. Balanophoraceae. Flora of China 5: Semua jenis yang di temukan hidup 272-276. pada Hutan Hujan Pegunungan Kawakita, A., and M. Kato. 2002. Flora Sumatera dengan curah hujan 2500- Biology and Unique Pollination 5000 mm/tahun System of Root Holoparasites. 2. Karakter penentu untuk pembeda antar American Journal of Botany 89 (7): jenis adalah percabangan tuber, ukuran 1164-1170. tuber, warna tuber, permukaan tuber, Kipgen, L., and K. J. Singh. 2010. A New warna daun, jumlah daun, perbandingan Report of The Spesies Balanophora ukuran daun atas dan bawah, bentuk dioica R. Br. in Koubru Hill Range bunga betina. of Manipur, India. Nature and 3. Inang dari jenis Balanophora yang di Science 8(12) : 8-11. temukan adalah Endospermum Pasaribu, N. 2010. Freycinetia malacense, Villebrunea rubescens, (Pandanaceae) of Sumatra. Ficus vasculosa, Ficus vulva, Ficus sp., [Disertasi]. Institut Pertanian Bogor. Laportea sp., Syzigium cumini, dan Bogor. Macaranga triloba yang merupakan Puntodewo, A., S. Dewi dan J. Tarigan. jenis tumbuhan pionir. 2003. Sistem Informasi Geografis Untuk Pengelolaan Sumberdaya Ucapan Terimakasih Alam. CIFOR. Bogor. Radford, A. E. 1986. Fundamentals of Ucapan terima kasih yang tak terhingga Plant Systematics. Harper and Row kepada Dr. Ardinis Arbain, Nurainas, M.Si, Publisher Inc. New York. Mildawati, M.Si, dan Dr. Tesri Maideliza Ridley, H. N. 1967. The Flora of The atas bimbingan dan arahannya selama Malay Peninsula, Vol. 3. L. Reeve & proses penulisan artikel ini. Co. Ltd. London. Suhono, B., dan Tim LIPI. 2010. Daftar Pustaka Ensiklopedia flora jilid 6. PT. Kharisma Ilmu. Jakarta.

Backer C. A. and R. C. Bakhuizen van den Whitmore, T. C. 1972. Tree Flora of Brink. 1965. Balanophoraceae. In Malaya. Longman Group Limited. Flora of Java vol. II. N.V., Vol. 2, 78 London. – 80. Noordhoff- Gronige, The Hague, Netherlands. Chang, zhi she gu. 2004. Balanophoraceae_ Balanophora elongata. Flora of China. Vol. 5 : 274. Corner, E. J. H dan K. Watanabe. 1969. Illustrated Guide to Tropical . Hirokawa Publishing Company. Tokyo. Hansen, B. 1976. Balanophoraceae. In : C. G. G. J. van Steenis (Ed.), Flora Malesiana, series 1, Spermatophyta. Noordhoff International Publishing, Leiden, Germany. P : 783-805.