MENGUNGKAP KEBERHASILAN WARUNG PECEL BU SUMO
DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSINYA
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Sarjana ( S1)
Fakultas Ekonomi Universitas Semarang
Disusun Oleh :
Saidah Isaroh
NIM. B.131.15.0443
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
2020
MOTTO
Ku olah kata, kubaca makna, kuikat dalam alinea, kubingkai dalam bab sejumlah lima, jadilah mahakarya , gelar sarjana kuterima, orang tua, calon suami dan calon mertuapun bahagia
Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi dan saya menang
vii PERSEMBAHAN Alhamdulillah puji syukur kepada allah SWT, atas rahmat, hidayah, serta inayahnya serta karunia kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik, tidak lupa sholawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang nanti syafaatnya ditunggu dihari akhir. Karya sederhana ini penulis persembahkan untuk :
1. Untuk kedua orang tuaku tercinta yang selalu memberikan do’a dan kasih saying, dukungan serta nasihat yang menjadi jembatan perjalanan hidupku. 2. Untuk saudaraku, mbak Fitri, mbak Dina,dan mbak uun kalian tercinta dan tersayang yang senantiasa sabar memberikanku arahan dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Dosen pembimbingku Bu Nuriah yang telah memberikan bimbingan dan arahan. Trimakasih Bu 4. Sahabat-sahabat terbaikku Imah, rifa, depika, retno. prios, agus dan temen-temen KKN ku yang selalu memberikan dukumgan, mendoakan, membantu,, serta memberikan kecerahan dihari-hariku, tanpa kalian kekonyolan tidak akan tercipta. 5. Sahabat-sahabat senasib dan seperjuanganku, Anisah, Maudy, Nandur, Basid, dan Fahri yang selalu membantu, memberikan semangat, dan dukungan yang luar biasa. 6. Seluruh anak-anak B.131.15 Universitas Semarang dan rekan seperjuangan yang tidakt bisa disebutkan satu persatu, kalian terlalu manis untuk dilupakan. Terimakasih atas segala bantuan dan kerja sama dan kenangan yang telah kalian berikan. 7. Almamater tercinta, fakultas Ekonomi Universitas Semarang.
Semarang, 10 Februari
Penulis
viii ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di warung pecel Bu Sumo. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap keberhasilan warung pecel Bu Sumo. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian bertujuan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan peristiwa maupun fenomena yang terjadi di lapangan dan menyajikan data secara sistematis, faktual, dan akurat dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti menggunakan triangulasi sumber untuk mengecek keabsahan data penelitian, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan kualitas makanan yang terjaga, keterjangkauan harga, ketersediaan bahan baku, keunggulan dalam bersaing, terus melakukan perbaikan fasilitas, sudah mempunyai pelanggan yang loyal, dan mempunyai sumber daya manusia yang baik membuat keberhasilan usaha tetap eksis.
Kata Kunci: kualitas, loyalitas, keberhasilan.
ix ABSTRACT
This research was carried out in Bu Sumo's pecel stall. The purpose of this study is to uncover the success of Bu Sumo's pecel stall. This research is a descriptive study with a qualitative approach. Qualitative descriptive research is research aimed at describing and describing events and phenomena that occur in the field and presenting data systematically, factually, and accurately conducted with observation, interview, and documentation techniques.
Researchers use source triangulation to check the validity of research data, and draw conclusions.
The results showed that food quality is maintained, affordability, availability of raw materials, excellence in competing, continuing to improve facilities, already have loyal customers, and have good human resources to makebusiness success continue to exist.
Keywords:quality, loyalty, success
x KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang tekah melimpahkan rahmat, karunia, dan petunjuk Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ MENGUNGKAP KEBERHASILAN USAHA WARUNG PECEL BU SUMO DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSINYA” dengan lancar dan baik.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Semarang. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis dengan ketulusan dan kerendahan hati ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah dengan ihklas memberikan masukan dan kontribusi berarti dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini, antara lain:
1. Andy Kridasusila, SE, MM. Selaku Rektor Universitas Semarang. 2. Yohanes Suhardjo, SE, M.Si, Ak, CA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Semarang. 3. Teguh Ariefiantoro, SE, MM, Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Semarang. 4. Nuriah Universari, S.E., M.Sc., Selaku Dosen Pembimbing Skripsi, terima kasihatas kesempatan waktu, bimbingan dan masukan yang diberikan untuk menyelesaikan skripsi ini. 5. Dr. Drs. Djoko Santoso, Msi selaku dosen wali 6. Bu Tugiyah selaku pemilik usaha warung pecel Bu Sumo 7. Seluruh Informan dari penelitian 8. Seluruh Dosen dan Staff di yayasan alumni Undip Universitas Semarang yeng telah memberikan ilmu dan pengalaman yang bermanfaatbagi penulis.
Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan membantu, meskipun dalam skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun tetap penulis harapkan.
Penulis
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...... i
PERSETUJUAN LAPORAN SKRIPSI ...... ii
PENGESAHAN LAPORAN SKRIPSI ...... iii
PERNYATAAN KELULUSAN SKRIPSI ...... iv
PENGESAHAN REVISI SKRIPSI ...... v
PERNYATAAN ORISINILITAS ...... vi
MOTTO...... vii
PERSEMBAHAN...... viii
ABSTRAK...... ix
ABSTRACT ...... x
KATA PENGANTAR ...... xi
DAFTAR ISI...... xii
DAFTAR TABEL...... xv
DAFTAR GAMBAR ...... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...... xv
BAB I PENDAHULUAN ...... 1
1.1 Latar Belakang ...... 1
1.2 Rumusaan Masalah ...... 6 1.3 Tujuan Penelitian ...... 7 1.4 Kegunaan Penelitian...... 7 1.5 Kontribusi Terhadap Ilmu Pengetahuan...... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...... 9
2.1 keberhasilah usaha...... 9
2.2 Lokasi (place)...... 15
xii 2.3 Kepuasan Pelanggan(customer satisfaction)...... 19
2.4 Harapan pelanggan (customer expectation) ...... 27
2.5 Keunggulan Bersaing (Competitive Advantage) ...... 34 2.6 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)...... 51 2.7Market Based View (MBV) ...... 55 2.8 Resource Based View (MBV)...... 59 2.9 Penelitian Terdahulu...... 62 2.10 Alur Penelitian ...... 65 BAB III METODE PENELITIAN ...... 66 3.1 Desain Penelitian...... 66
3.2 Jenis Data Penelitian ...... 70
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ...... 72
3.4 Sumber dan Obyek Penelitian ...... 73
3.5 Metode Pengumpulan Data ...... 75
3.6 Pengujian Kredibilitas Data ...... 79
3.7 Tehnik Analisis Data...... 80
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...... 83
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian...... 83
4.2. Analisis Data ...... 86
4.3. Pembahasan...... 87
BAB V PENUTUP...... 150
5.1. Kesimpulan...... 150
5.2. Saran...... 151
5.3. Keterbatasan Penelitian ...... 152
5.4. Agenda Penelitian Yang Akan Datang...... 152
DAFTAR PUSTAKA
xiii DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 tiga strategik generik ...... 42
Tabel 2.2 Penerapan Strategik kompetitif Generik ...... 44
Tabel 3.1 Tabel Informan ...... 73
Tabel 4.1 Tabel Informan Kunci ...... 87
Tabel 4.2 Data Informan Pendukung ...... 112
Tabel 4.3 Tabel Triangulasi ...... 117
xiv DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Gambar Lokasi warung pecel Bu Sumo...... 3
Gambar 1.2 perbandingan warung pecel Bu Sumo dengan warung sejenis ...... 52
xv DAFTAR BAGAN
Gambar 2.1 Manfaat Kepuasan Pelanggan ...... 26
Gambar 2.10 Alur Penelitian...... 65
xvi DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran :
Daftar Riwayat Hidup
Surat Keterangan Penelitian
Dokumentasi
Kartu Konsultasi Skripsi
xvii BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bisnis kuliner (makanan) menjadi ladang bisnis yang menarik banyak minat orang .hal ini di sebabkan oleh peluang usaha pada sektor makanan lumayan menggiurkan. Selagi manusia membutuhkkan makanan maka peluang bisnis di sektor makanan sangat terbuka.belum lagi aktifitas manusia yang tidak puas dengan memasak sendiri tetapi ingin membeli makanan yang sudah jadi.
Rumah makan adalah istilah umum untuk menyebut usaha gastronomi yang menyajikan hidangan kepada ,masyarakat dan menyediakan tempat untuk menikmati hidangan itu serta menetapkan tarif untuk makanan dan pelayanan nya .rumah makan di Indonesia disebut juga sebagai restoran .restoran merupakan kata resapan yang berasal dari bahasa prancis yang di adaptasi oleh Bahasa inggris ;”restaurant” yang berasal dari kata “restaurer” yang berarti memulihkan
.keberadaan rumah makan mulai di kenal sejak abad ke-9 di daerah timur tengah sebelum muncul di cina. Dalam dunia islam di abad pertengahan,terdapat “rumah makan dimana seorang dapat membeli seluruh jenis makanan yang di sediakan”.rumah makan seperi ini di sebutkan oleh surat al-muqaddasih 2 seorang ahli keografis kelahiran tahun 945 masehi yang tinggal ditimur tengah pada abad ke 10.
Usaha rumah makan adalah suatu usaha yang di yakini sebaga salah satu bentuk usaha yang memiliki prospek cukup bagus, bahkan dalam kindisi krisis sekalipun. Namun sering kali ada usaha yang terjadinya suatu gulung tikar
1 2
ataupun tidak mampu mempertahankan jumlah pengunjungnya. Menyebutkan bahwa terjadinya suatu kesuksesan usaha di bidang pelayanan makanan dan minuman ini tidak hanya di tentukan oleh jumlah pengunjungnya, tetapi di tentukan oleh kemampuan meningkatkan pertumbuhan pelanggannya dan mempertahankannya.meningkat nya jumlah rumah makan atau depot yang menyebabkan persaingan semakin ketat, sehingga dengan persaingan ini membuwat rumah makan berusaha mempertahankan, memperluas pangsa pasar yang di miliki dan mampu menarik pelanggan baru.untuk mencapai tujuan tersebut suatu depot harus mampu memberikan kepuasan kepada konsumen melalui peningkatan kineja terhadap mutu dan pelayanan produk. Hal tersebut dapat di lakukan dengan menggali informasi mengenai apa saja keinginan konsumen ,membina suatu hubungan dan menciptakan kesan baik sehingga konsumen memiliki keinginan datang yang kedua kalinya bahkan lebih.
Menurut Riyanti (2002) dalam Anwar (2011) variabel keberhasilan usaha diukur berdasarkan empat indikator. Indikator tersebut mengenai perlipatan modal, produksi, pelanggan dan lokasi usaha. Begitu pula dengan pendapat
Suryana (2003) yang menyatakan indikator keberhasilan usaha yakni peningkatan modal, pendapatan, volume penjualan. 3
Gmbar 1.1
Warung pecel busumo
Sumber : Dokumen pribadi
Warung makan Bu Sumo ini adalah rumah makan yang berada di jl.kyai saleh no
10, Pujaserra maxxel 2 Semarang selatan, kota Semarang, Jawa tengah 50243.
Tepat nya di samping gedung JNE daerah bergota Semarang. Nasi pecel ini sudah sangat melegenda, berdiri sejak tahun 1965. Usia yang fantastik untuk sebuah usaha keluarga bisa bertahan hingga saat ini. Tentu saja sudah sangat jarang sebuah tempat kuliner untuk bertahan sekian lama, berawal dari lapak pecel dalam gendongan Sumodimejo, sekarang membuka beberapa cabang di kota semarang. empunya warung pecel Bu Sumo ini ternyata menekankan untuk menjaga mutu dan kualitas sajiannya tersebut. Bahkan, setelah jatuh ke generasi selanjutnya pun pedoman itu tetap di pertahankan hingga kini.
Tak heran jika warung pecel Bu Sumo ini masih tetap bertahan puluhan tahun dan masih tetap eksis di gandrungi oleh pelanggannya. Sejatinya tidak ada 4
menu istimewa yang di jual di warung ini. Mereka menyajikan pecel dengan penyajian konvensional, persis layaknya pecel-pecel kebanyakan, yakni beragam sayuran yang di siram bumbu kacang . Satu hal yang istimewa dari warung pecel
Bu Sumo ini adalah konsistensi yang benar-benar mereka jaga.
Warung pecel Bu Sumo setiap hari ramai pembeli ,terbukti setiap harinya warung pecel ini bisa menghabiskan beras sekitar satu karung setengah atau menjual sekitar 500 porsi apalagi kalau hari minngu atau hari libur bisa mencapai
600 porsi nasi pecel perharinya tak hanya nasi pecel, di warung pecel Bu Sumo juga menjual nasi soto dan mangut yang tak kalah enaknya.
Warung pecel Bu Sumo buka setiap hari dari jam 6 pagi hingga jam 4 sore, tapi biasanya jam 3 sore sudah tutup karena sudah habis. hal ini di tuturkan oleh pemilik warung pecel Bu Sumo.
Berdasarkan wawancara kepada beberapa warga yang tengah asik menikmati pecel Bu Sumo, mereka mengatakan warung pecel ini sangat enak tempatnya bersih dan harganya pun tidak membuwat kantong bolong tak heran jika warung ini tak pernah sepi pembeli.
Keberhasilan warung pecel Bu Sumo ini patut di acungi jempol, usaha yang di prakarsai Ibu dan Bapak Sumodimojo (53) tahun yang lalu semakin lama semakin di gandrungi pelanggannya tidak hanya warga lokal saja warung pecel
Bu Sumo yang berdiri sejak tahun 1965 itu juga di “buru” orang-orang dari luar kota tidak sedikit yang menyegaja mencari warung makan ini saat berkunjung ke
Semarang . Hampir setiap hari rame pembeli. Pelanggannya pun beragam. bahkan, sejumlah artis ibu kotapun di kabarkan pernah mampir ke warung pecel 5
Bu Sumo ini tak heran jika warung pecel pecel Bu Sumo ini sampe sekarang masih tetep eksis dan di juluki sebagai warung pecel legendaris di kota lunpia ini.
.
Gambar 1.2
Sumber : Dokumen pribadi
Berdasarkan foto survey pendahuluan (gambar 1.2) di dapatkan hasil bahwa warung Pecel B usumo yang di beri tanda nomer 1 ini sangat rame pembeli dari pada rumah makan sejenis lainnya di beri tanda 2,3,4.
Penelitian terdahulu telah dilakukan oleh Soewanda (2015) dengan hasil penelitian di temukan strategi yang tepat dan dapat di terapkan perusahaan saat ini yaitu menerapkan promosi dan iklan dengan maksimal dan inovatif, menambah cabang baru membentuk devisi marketing, mengembangkan produk baru untuk 6
menarik minat pelanggan, peningkatan performa dan kualitas SDM, meningkatkan kualitas SDM. Selain itu, perusahaan juga di sarankan menggunakan alernatif strategi yang cocok bagi perusahaan yaitu market penetration dan market development .
Penelitian lainnya di lakukan oleh Putri et al. (2005), hasil analisis data menunjukan bahwa loyaitas terhadap merk restoran cepat saji kfc cukup baik dan responden cukup loyal terhadap merk restoran KFC, persepsi kualitas layanan dari merk restoran cepat saji KFC baik serta citra merk restoran cepat saji KFC sangat baik, dan responden sadar akan adanya keberadaan dari merk restoran cepat saji
KFC.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Zikri (2018), yang berjudul “eksistensi rumah makan tradisional terhadap masuknya rumah makan modern di kota banda aceh tahun 1980-2016” hasil analisis data menunjukan bahwa memberikan kepuasan bagi pelanggan baik dari segi rasa,masakannya dapat mendukung keeksistensian suatu usaha warung makan tradisional.
Dari uraian latar belakang diatas , maka peneliti bermaksud mengungkap
“KEBERHASILAN USAHA WARUNG PECEL BU SUMO DALAM
MEMPERTAHANKAN EKSISTENSINYA”..
1.2 Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang yang telah dipaparkan diatas, perumusan masalahnya adalah “bagaimana keberhasilan usaha yang dibangun warung pecel
Bu Sumo dalam mempertahankan eksistensinya”, 7
1.3.1 Persoalan Penelitian
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan usaha warung
pecel Bu Sumo ?
2. Bagaimana usaha warung pecel Bu Sumo dalam menjalankan
kelangsungan usahanya ?
1.3 Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian dapat memberikan penjelasan deskritif mengenai strategi yang dapat di ambil suatu usaha dalam menciptakan keunggulan bersaing di lingkungan usaha yang kompetitif. Berdsarkan hal tersebut maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi usaha warung
pecel Bu Sumo di Semarang ?
2. Mengetahui bagaimana usaha warung pecel Bu Sumo dalam
menjalankan kelangsungan usahanya?
1.4 Manfaat penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi akademis 8
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah ilmu pengetahuan
dalam manajemen dan berguna sebagai bahan pertimbangan untuk
penelitian yang selajutnya.
2. Bagi objek penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi evaluasi dalam
menjalankan bisnis dan mampu mempertahankan keeksistensiannya di
dunia usaha warung makan.
3. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai bahan perbandingan
antara teori teori yang telah di peroleh di bangku kuliah dengan
kenyataan yang sebenarnya di dalam dunia bisnis sehari-hari dan
mendapat kesempatan untuk menambah pengalaman dan pengetahuan
bagaimana mengelola usaha.
1.5 Konstribusi terhadap ilmu penegtahuan
Membentuk teori mini dalam tema usaha yang mampu bertahan lama BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1 Keberhasilan Usaha
2.1.1 Pengertian Keberhasilan Usaha
Menurut Suyanto (2010) keberhasilan usaha industry kecil di pengaruhi oleh berbagai faktor. Kinerja usaha perusahaan merupakan salah satu tujuan dari setiap pengusaha. Kinerja usaha industry kecil dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan dalam pencapaian maksud atau tujuan yang di harapkan sebagai ukuran keberhasilan usaha suatu perusahaan dapat di lihat dari berbagai aspek, seperti: kinerja keuangan dan image. Menurut Glancy dalam Priyanto (2009), wirausaha yang memiliki kemampuan mengambil keputusan yang superior akan dapat meningkatkan performansi usaha seperti peningkatan profit dan pertumbuhan usaha. Seperti yang di kemukakan oleh Suryana (2011) bahwa
“untuk menjadi wirausaha yang sukses harus memiliki ide atau visi bisnis
(business vision) yang jelas, kemudian ada kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu maupun uang”. Erliah (2007) mengatakan bahwa
“suatu usaha di katakan berhasil di dalam usahanya apabila setelah jangka waktu tertentu usaha tersebut mengalami peningkatan lebih baik dalam permodalan, skala usaha, hasil atau laba, jenis usaha atau pengelolaan”.
Menurut Priyanto (2009) seseorang yang memiliki kewirusahaan tinggi dan di gabung dengan kemampuan manajerial yang memadai akan menyebabkan dia sukses dalam usahanya. Selain dari laba, keberhasilan usaha dapat dilihat dari target yang di buat oleh pengusaha. Hal ini seperti yang terungkap oleh
9 10
Dalimunthe dalam Noersasongko (2005) yang menyatakan bahwa kita dapat menganalisis keberhasilan usaha dengan mengetahui kinerja suatu purusahaan yang dapat dirumuskan melalui suatu perbandingan nilai yang dihasilkan perusahaan dengan nilai yang diharapkan dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Kinerja perusahaan adalah output dari berbagai faktor di atas yang oleh karenanya ukuran ini menjadi sangat penting untuk mengetahui tingkat adaptabilitas bisnis dengan lingkungannya. Kinerja usaha perlu di hubungkan dengan target perusahaan yang di tentukan oleh manajer-pemilik usaha. Apapun targetnya kinerja usaha merupakan tolak ukur untuk menilai seberapa besar tingkat pencapaian suatu target atau tujuan usaha.
Menurut Primiana (2009) mengemukakan bahwa “Keberhasilan usaha adalah permodalan sudah terpenuhi, penyaluran, yang produktif dan tercapainya tujuan organisasi”. Alfigri (2003) mengatakan bahwa “keberhasilan usaha dapat dilihat dari efisiensi proses produksi yang dikelompokan berdasarkan efisiensi secara tekhnis dan efisiensi secara ekonomis”.Mudzakar dalam Andari (2011) berpendapat bahwa, “keberhasilan usaha adalah suatu keadaan yang menggambarkan lebih dari pada yang lainya yang sederajad / sekelasnya”. Noor
(2007) mengemukakan bahwa
” keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuanya, suatu bisnis dikatakan berhasil bila mendapat laba karena laba adalah tujuan dari seorang melakukan bisnis”. Riyanti (2003) mengemukakan bahwa
“keberhasilan usaha di definisikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau tujuan organisasi”. Menurut Wijaya dalam Suryana (2011) yang mengemukakan bahwa 11
“faktor yang merupakan tujuan yang kritis dan menjadi ukuran dari keberhasilan suatu perusahaan adalah laba”. Dan keberhasilan usaha menurut Riyanti (2003) keberhasilan usaha yaitu usaha kecil berhasil karena wirausaha memiliki otak yang cerdas, yaitu kreatif, mengikuti perkembangan teknologi dan dapat menerapkan secara proaktif. Mereka juga memiliki energi yng melimpah serta dorongan dan kemampuan asertif.
Sehingga, dapat diketahui bahwa didefinisi keberhasilan usaha adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuannya, dimana keberhasilan tersebut didapatkan dari wirausaha yang memilki otak yang cerdas, yaitu kreatif, mengikuti perkembangan teknologi dan dapat menerapkan secara proaktif dan hal tersebut terlihat dari usaha dari wirausaha dimana suuatu kedaan usahanya yang lebih daripada yang lainya yang sederajat atau atau sekelasnya, dapat dilihat dari efisiensi proses produksi yang di kelompokkan berdasarkan efisiensi secara ekonomis, target perusahaan yang di tentukan oleh manajer-pemilik usaha, permodalan, skala usaha, hasil atau laba, jenis usaha atau pengelolaan, kinerja keuangan, serta image perusahaan.
2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha
Keberhasilan usaha dapat diketahui dari dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang diantaranya yaitu: kualitas SDM, pengusaha organisasi, struktur organisasi, system manajemen, partisipasi, kultur/ budaya bisnis, kekuatan modal, jaringan bisnis dengan pihak luar, tingkat entrepreneurship. Faktor eksternal dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor pemerintah dan non pemerintah, faktor pemerintah diantaranya: kebijakan 12
ekonomi, birokrat, politik, dan tingkat demokrasi. Faktor non pemerintah yaitu: sistem perekonomian, sosial, kultur budaya masyarakat, sistem perburuan dan kondisi perburuhan, kondisi insfrastruktur , tingkat pendidikan masyarakat, dan lingkungan global.
Menurut Luk dalam Suyatno (2010) berkaitan dengan faktor penentu keberhasilan usaha industri kecil ini, hasil penelitiannya menemukan bahwa keberhasilan usaha kecil di tandai oleh inovasi, perilaku mau mengambil resiko.
Begitu juga hasil penelitian Murphy (2010) dalam sumber yang sama menemukan bahwa keberhasilan usaha kecil di sumbangkan oleh kerja keras, dedikasi, dan komitmen terhadap pelayanan dan kualitas. Berbagai faktor penentu keberhasilan usaha industry kecil hasil identifikasi penelitian Luk tersebut pada dasarnya adalah cerminan dan kemampuan usaha (pengetahuan, sikap, dan keterampilan), pengalaman yang relavan, motivasi kerja dan tingkat pendidikan seorang pengusaha. Sehingga dapat diketahui bahwa keberhasilan usaha dapat dipengaruhi oleh kemampuan usaha yang tercermin diantaranya melalui penegetahuan, sikap, dan keterampilan dari pengusaha. Keberhasilan suatu usaha diidentifikasikan dengan laba dan penambahan material yang di hasilkan oleh pengusaha, tetapi pada dasarnya keberhasilan usaha tidak hanya dilihat dari hasil secara fisik tetapi keberhasilan usaha dirasakan oleh pengusaha dapat berupa panggilan pribadi suatu kepuasan batin.
2.1.3 Dimensi Keberhasilan Usaha
Samir (2005) mengemukakan bahwa indikator dalam mengukur keberhasilan usaha atau kinerja organisasi, yaitu sebagai berikut : 13
1. Produktivitas, yang di ukur melalui perubahan (output kepada
perubahan di semua faktor input (modal dan tenaga kerja ).
2. Perubahan di tingkat kepegawaian (output, teknologi, cadang modal,
mekanisme penyesuaian, dan pengaruh terhadap perubahan status).
3. Rasio finansial (mengurangi biaya pegawai dan meningktkan nilai
tambah pegawai).
Keberhasilan usaha diidentikan dengan perkembangan perusahaan. Istilah itu diartikan sebagai suatu proses peningkatan kuantitas dan dimensi perusahaan.
Perkembangan perusahaan adalah proses dalam pertambahan jumlah karyawan, peningkatan modal, dan lain-lain. Beberapa indikator dalam menentukan keberhsilan usaha menurut Noor (2007) adalah sebagai berikut :
1. (Laba/profitability)
Laba merupakan tujuan utama dari bisnis. Laba usaha adalah selisih
antar pendapatan dengan biaya.
2. Produktivitas dan efisiensi
Besar kecilnya produktivitas suatu usaha akan menentukan besar
kecilnya produksi. Hal ini akan mempengaruhi besar kecilnya
penjualan pada akhirnya menentukan besar kecilnya pendapatan,
sehingga mempengaruhi besar kecilnya laba yang diperoleh.
3. Daya saing
Daya saing adalah kemampuan atau ketangguhan dalam bersaing
untuk merebut perhatian dan loyalitas konsumen. Suatu bisnis dapat 14
dikatakan berhasil bila dapat mengalahkan pesaing atau paling tidak
masih bisa bertahan menghadapi pesaing.
4. Kompetensi dan Etika Usaha
Kompetensi merupakan akumulasi dan pengetahuan,hasil penelitian,
dan pengalaman secara kuantitatif maupun kualitatif dalam bidangnya
sehingga dapat menghasilkan inovasi sesuai dengan tuntutan zaman.
5. Terbangunnya citra baik
Citra perusahaan terbagi menjadi dua yaitu trust internal dan trust
eksternal . trust internal adalah amanah atau trust dari segenap orang
yang ada dalam perusahaan. Sedangkan trust eksternal adalah
timbulnya rasa amanah atau percaya dan segenap stakeholder
perusahaan, baik itu konsumen, pemasok, pemerintah, maupun
masyarakat luas, bahkan juga pesaing.
Indikator keberhasilan usaha menurut Riyanti (2003). Kriteria yang cukup signifikan untuk menentukan keberhasilan suatau usaha dapat dilihat dari :
1. Jumlah produksi
2. Jumlah pelanggan
3. Perluasan usaha
4. Perluasan daerah pemasaran
5. Perbaikan sarana fisik, dan
6. Pendapatan usaha 15
Adapun indikator keberhasilan usaha menurut Suryana (2003) keberhasilan usaha terdiri dari:
1. Modal
2. Pendapatan
3. Volume penjualan
4. Output produksi
5. Tenaga kerja
Dapat di ketahui bahwa terdapat terdapat banyak pendapat dan pandangan mengenai dimensi keberhasilan usaha. Maka dimensi yang digunakan untuk penelitian ini menggunakan pendapat Riyanti (2003) hanya dimensi keberhasilan usaha yaitu diantaranya adalah peningkatan dalam akumulasi modal atau peningkatan modal, jumlah produksi, jumlah pelanggan,perluasan usaha, perluasan daerah pemasaran, perbaikan sarana fisik, dan pendapatan usaha.
2.2 Lokasi (place)
2.2.1 Pengertian Lokasi (place)
Menurut Heizer dan Render (2015) lokasi adalah pendorong biaya dan pendapatan, maka lokasi seringkali memilki kekuasaan untk membuat strategi bisnis perusahaan, lokasi yang strategis bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan dari lokasi perusahaan.
Menurut Kotler (2008) “salah satu kunci menuju sukses adalah lokasi, lokasi dimulai dengan memilih komunitas”. Keputusan ini sangat bergantung pada 16
potensi pertumbuhan ekonomi dan stabilitas, persaingan, iklim, politik, dan sebagainya. Lamb et al. (2001) menyatakan bahwa memilih tempat atau lokasi yang baik merupakan keputusan yang penting karena :
1. Tempat merupakan komitmen sumber daya jangka panjang yang dapat
mengurangi fleksibilitas masa depan usaha.
2. Lokasi akan mempengaruhi pertumbuhan di masa depan, area yang
dipilih haruslah mampu untuk tumbuh dari segi ekonomi sehingga ia
dapat mempertahankan kelangsungan hidup usaha.
3. Lingkungan setempat dapat saja berubah setiap waktu, jika nilai lokasi
memburuk, maka lokasi usaha dipindahkan atau ditutup.
Lokasi menurut Lupiyoadi (2009), berhubungan dengan dimana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi yaitu :
1. Konsumen mendatangi pembeli jasa (perusahaan): apabila keadaannya
seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya
memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau
dengan kata lain harus strategis.
2. Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal lokasi tidak terlalu
penting, tetapi yang harus diperhatiakan adalah penyampaian jasa
harus tetap berkualitas.
3. Pembeli jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung : berarti
penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu 17
seperti telepon, komputer, atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi
sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua pihak terlaksana
dengan baik.
2.2.2 Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap kesuksesan suatu usaha, karena pemilihan lokasi juga berhububungan dengan keputusan pembelian konsumen. Lokasi yang paling ideal bagi perusahaan adalah lokasi dimana biaya operasinya paling rendah/serendah mungkin. Lokasi yang salah, akan menyebabkan biaya operasi perusahaan tinggi. Sebagai akibatnya, tidak akan mampu bersaing, yang sudah barang tentu menyebabkan kerugian.
Oleh karena itu lokasi tempat usaha yang tepat merupakan tuntutan yang mutlak harus dipenuhi oleh setiap perusahaan. Untuk itu, dalam proses pemilihan lokasi perusahaan pengusaha harus mempertimbangkan keputusannya dengan benar agar tidak menimbulkan kerugian dikemudian harinya. Ada dua langkah yang perlu diperhatikan dalam memilih sebuah lokasi usaha yaitu sebagai berikut:
1. Menentukan masyarakat yang akan dituju atau dilayani
2. Memilih lokasi disekitar masyarakat
Alma (2003) untuk menentukan lokasi yang strategis perlu dipertimbangkan hal- hal berikut:
1. Karakteristik demografi konsumen
2. Kondisi ekonomi setempat
3. Keadaan penduduk setempat 18
4. Persaingan
5. Iklim sosial dan perdagangan
Menurut Utami (2010) melalui pemilihan lokasi yang tepat mempunyai keuntungan:
1. Merupakan komitmen sumberdaya jangka panjang yang dapat
mengurangi fleksibilitas masa depan.
2. Lokasi akan mempengaruhi pertumbuhan bisnis pada masa yang akan
datang. Area yang dipilih harus mampu tumbuh dari segi ekonomi
sehingga dapat mempertahankan keberlangsungan toko saat awal
maupun masa yang akan datang.
2.2.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi lokasi usaha
Menurut Tjiptono (2002) pemilihan tempat/lokasi fisik memerlukan pertimbangan cermat terhadap faktor-faktor berikut:
1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui mudah di jangkau sarana transfortasi
umum.
2. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari
jarak pandang normal.
3. Lalu lintas (traffic), menyangkut dua pertimbangan utama:
a) Banyaknya orang yang lalu-lalang bisa memberikan peluang
besar terhadap terjadinya buying, yaitu keputusan pembelian yang 19
sering terjadi spontan, tanpa perencanaan, dan atau tanpa melalui
usaha-usaha khusus.
b) Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa juga jadi hambatan
4. Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman, baik untuk kendaraan
roda dua maupun roda empat.
5. Ekspansi, yaitu tersedianya tempat yang cukup luas apabila ada perluasan
di kemudian hari.
6. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung produk yang
ditawarkan. Sebagai contoh, restoran/rumah makan berdekatan dengan
daerah pondokan, asrama, mahasiswa kampus, sekolah, perkantoran,
dansebagainya.
7. Persaingan, yaitu lokasi pesaing. Sebagai contoh, dalam menentukan
lokasi restoran, perlu dipertimbangkan apakah dijalan/daerah yang sama
terdapat restoran lainnnya.
8. Peraturan pemerintah, misalnya ketentuan yang melarang rumah makan
berlokasi terlalu berdekatan dengan pemukiman penduduk/tempat
ibadah.
Thoery place digunakan dalam penelitan ini untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan pemilohan lokasi usaha, apakah pemilihan lokasi usaha warung pecel Bu Sumo tepat pada akhirnya akan mempengaruhi keberhasilan usaha.
2.3 Kepuasan Pelanggan (customer satisfaction ) 20
2.3.1 Pengertian Kepuasan Pelangan (customer satisfaction )
Kepuasan pelanggan dapat dirasakan setelah pelanggan membandingkan pengalaman mereka dalam melakukan pembelian barang/ jasa dari penjual atau penyedia barang jasa dengan harapan dari pembeli itu sendiri. Harapan tersebut terbentuk melalui pengalaman pertama mereka dalam membeli suatu barang/jasa, komentar teman dan kenalan, serta janji dan infomasi pemasaran dan pesaingnya.
Pemasar yang ingin unggul dalam persaingan tentu harus memperhatikan harapan pelanggan serta kepuasan pelanggannya.
2.3.2 Pengertian Kepuasan Pelanggan
Menurut Kotler dan Armstrong (2001) Kepuasan konsumen adalah sejauh mana anggapan kinerja produk memenuhi harapan pembeli. Bila kinerja produk lebih rendah ketimbang harapan pelanggan, maka pembelinya merasa puas atau amat gembira.
Menurut Zeithaml dan Bitner (2000) definisi kepuasan adalah : Respon atau tanggapan konsumen mengenai pemenuhan kebutuhan. Kepuasan merupakan penilaian mengenai ciri atau keistimewaan produk atau jasa, atau produk itu sendiri, yang menyediakan tingkat kesenangan konsumen berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan konsumsi konsumen.
Menurut Hansemark dan Albinsson (2004) kepuasan pelanggan secara keseluruhan menunjukan sikap terhadap penyedia layanan atau reaksi emosional untuk perbedaan antara apa yang pelanggan harapkan dan apa yang mereka terima. Menurut Anderson dalam international journal of scientific & technology research (Khan,2012) kepuasan pelanggan digunakan untuk mengukur kinerja 21
perusahaan dikedua internal untuk mengkompensasi sumber daya manusia mengamati kinerja dan menetapkan dana serta untuk kepuasan pelanggan ekternal juga sebagai sumber informasi bagi semua pemangku kepentingan
(pelanggan,kebijakan public yang dibuat pesaing dan investor).
2.3.3 Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Menurut Kotler (1994) dalam Tjiptono et al (2008) mengemukakan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur kepuasan yaitu:
1. Sistem Keluhan dan Saran
Organisasi yang berpusat pada pelanggan (Customer-Centered)
memberikan kesempatan yang luas bagi para pelanggannya untuk
menyampaikan saran dan keluhan, misalnya dengan menyediakan kotak
saran, menyediakan kartu komentar dan lain sebagainya. Informasi ini
dapat memberikan ide-ide dan masukan kepada perusahaan dan
memungkinkan untuk bereaksi dengan tanggap dan cepat untuk mengatasi
masalah.
2. Survei Kepuasan Pelanggan
Metode ini dapat dilakukan melalui pos, telepon maupun wawancara
pribadi. Melalui survei perusahaan akan memperoleh tanggapan dan
umpan balik secara langsung dari pelanggan dan sekaligus juga
memberikan tanda (signal) positif bahwa perusahaan menaruh perhatian
terhadap para pelanggannya. Pengukuran pelanggan melalui metode ini
dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya: 22
a. Directly Reportered Satisfaction
Pengukuran dilakukan secara langsung melalui pertanyaan seperti:
“Ungkapan seberapa puas saudara terhadap pelayanan PT A pada
skala berikut: sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas, sangat
puas”. b. Derived Dissatisfaction
Pertanyaan yang diajukan menyangkut dua hal utama, yakni
besarnya harapan pelanggan terhadap atribut tertentu dan besarnya
kinerja yang mereka rasakan. c. Problem Analysis
Pelanggan yang dijadikan responden diminta untuk
mengungkapkan dua hal pokok. Pertama, masalah-masalah yang
mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahaan.
Kedua, saran-saran untuk melakukan perbaikan. d. Iportance-Performance Analysis
Responden diminta untuk merangking berbagai atribut dari
penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap atribut dan juga
merangking seberapa baik kinerja perusahaan dalam tiap atribut
itu. e. Ghost Shooping
Metode ini dilakukan dengan mempekerjakan beberapa orang
(ghost shopper) untuk berperan sebagai pelanggan atau pembeli
potensial produk perusahaan pesaing, lalu menyampaikan
temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan 23
pesaing. Selain itu ghost shopper juga dapat mengamati cara
penanganan keluhan.
f. Lost Customer Analysis
Perusahaan menghubungi para pelanggannya yang telah berhenti
membeli dan beralih pemasok. Hal ini dilakukan untuk
memperoleh informasi mengenai penyebab terjadinya hal tersebut.
Informasi ini bermanfaat bagi perusahaan untuk mengambil
kebijakan selanjutnya dalam rangka meningkatkan kepuasan dan
loyalitas pelanggan.
2.3.4 Dimensi Kepuasan Pelanggan
Pelanggan merasa puas bila harapannya terpenuhi atau akan sangat puas bila harapan pelanggan terpenuhi. Menurut Irawan (2004;37), ada lima dimensi utama kepuasan paelanggan, yaitu :
a. Price (harga)
b. Service quality (kualitas layanan)
c. Product quality (kualitas produk)
d. Emotional product(faktor emosi)
e. Efficiency (kemudahan)
2.3.5 Strategi Kepuasan Pelanggan
Melalui strategi kepuasan pelanggan, perusahaan berharap dapat meningkatkan pangsa pasar, penjualan dan jumlah pelanggannya. Berikut 24
strategi kepuasan pelanggan yang dapat diterapkan pada perusahaan jasa menurut Tjiptono (2005):
1. Strategi Manajemen Ekspektasi Pelanggan.
Ekspektasi pelanggan dibentuk dan didasarkan pada sejumlah faktor,
seperti pengalaman berbelanja dimasa lalu, opini teman dan kerabat,
serta informasi dan janji - janji perusahaan dan para pesaingnya.
2. Relasi Pemasaran dan Manajemen.
Relasi pemasaran dan manajemen merupakan cara berpikir mengenai
pelanggan, pemasaran, dan penciptaan nilai, bukan sekedar serangkaian
alat, teknik dan taktik. Dengan kata lain, relasi pemasaran dan manajemen
merupakan rancangan integratif atau holistik yang memperkokoh
kompetensi pemasaran perusahaan
3. After Marketing (Setelah Pemasaran).
Tahap ini menekankan pentingnya aktivitas pemasaran dan komunikasi
setelah transaksi pembelian. Khususnya dalam rangka memberikan
keyakinan setelah tahap pembelian (agar konsumen yakin bahwa
keputusan pembelian yang dilakukannya benar-benar bijaksana) dan
membangun loyalitas merek.
4. Strategi Retensi Pelanggan.
Strategi retensi pelanggan difokuskan pada teknik – teknik yang
digunakan untuk mempertahankan pelanggan agar pelanggan tidak
beralih pada pemasok atau perusahan jasa yang lain 25
5. Pelayanan Pelanggan Superior
Pelayanan pelanggan superior diwujudkan dengan cara menawarkan
layanan yang lebih baik dibandingkan para pesaing.
6. Strategi Pemasukan atau Infusi Teknologi.
Teknologi bisa dimanfaatkan secara efektif untuk meningkatkan dan
memuaskan pengalaman layanan kepuasan pelanggan.
7. Sistem Penanganan Komplain secara Efektif.
Di dalam industri yang sama-sama bergerak dibidang jasa, wajib
untuk menanggapi komplain dari para pelanggannya, agar dapat
mengetahui tingkat kepuasan pelanggan. Pada hakikatnya ada dua
tujuan utama pelanggan menyampaikan komplain. Pertama, untuk
menutupi kerugian ekonomis, dan kedua adalah unntuk memperbaiki
citra diri (self-image).
8. Strategi Pemulihan Layanan Dalam perusahaan jasa.
Seberapa kerasnya usaha penyedia jasa, tetap saja kekecewaan atau
tidak kepuasan pelanggan tidak terhindarkan. Maka dari itu, taktik
pemulihan layanan sangat dibutuhkan guna memberikan dampak yang
positif terhadap nilai kepuasan pelanggan, minat pembelian ulang,
loyalitas dan komitmen pelanggan, juga persepsi pelanggan terhadap
keadilan pelayanan jasa. 26
2.3.6 Manfaat Kepuasan Pelanggan
Bagan 2.1
Manfaat kepuasan pelanggan
Sumber : Tjiptono Strategi Pemasaran (2014)
Secara spesifik kepuasan pelanggan bagi perusahaan mencakup : dampak positif pada loyalitas pelanggan; berpotensi menjadi sumber pendapatan masa depan
(terutama melalui pembelian ulang, cross – selling, dan up – selling ); menekan biaya transaksi pelanggan di masa depan (terutama biaya – biaya komunikasi, penjualan, dan layanan pelanggan); menekan volatilasi dan risiko berkenaan dengan prediksi aliran kas masa depan; meningkatnya toleransi harga (terutama kesediaan untuk membayar harga premium dan pelanggan tidak mudah tergoda untuk beralih pemasok); rekomendasi gethok tular positif; pelanggan cenderung lebih reseptif terhadap product – line extension, brand extension, dan new add – on service yang ditawarkan perusahaan; serta meningkatnya bargaining power relatif perusahaan terhadap jejaring pemasok, mitra bisnis, dan saluran distribusi.
Singkat kata, tidak perlu diragukan lagi bahwa kepuasan pelanggan sangat krusial 27
bagi kelangsungan hidup dan daya saing setiap organisasi, baik bisnis maupun nirlaba.
Menurut Tjiptono (2005) ada beberapa manfaat jika perusahaan dapat memaksimalkan tingkat kepuasan pelanggannya, antara lain adalah:
a. Terjalin relasi hubungan jangka panjang antara perusahaan dan
para pelanggannya.
b. Terbentuknya peluang pertumbuhan bisnis melalui pembelian
ulang, cross-selling dan up-selling
c. Terciptanya loyalitas pelanggan.
d. Terjadinya rekomendasi dari mulut ke mulut yang positif, berpotensi
menarik pelanggan baru dan menguntungkan bagi perusahaan.
e. Reputasi perusahaan dan persepsi pelanggan semakin positif di mata
pelanggan.
f. Laba yang diproleh perusahaan dapat meningkat.
Teory customer satisfaction digunakan dalam penelitian ini untuk memecahkan masalah berkaitan dengan kepuasan pelanggan, apakah pelanggan warung Pecel Bu Sumo merasa puas dengan apa yang mereka dapatkan setelah melakukan pembelian.
2.4 Harapan Pelanggan (Customer Expectations )
2.4.1 Pengertian Harapan Pelanggan (Customer Expectation) 28
Harapan merupakan perkiraan atau keyakina pelanggan tentang apa yang akan diterimanya. Pengertian ini berdasarkan pada pandangan bahwa harapan merupakan standart prediksi yang dilakukan konsummen dalam melakukan pembelian. Menurut Lovelock (2010) harapan pelanggan merupakan standart internal yang digunakan pelanggan untuk menilai suatu kualitas pengalaman jasa atau keyakinan pelanggan sebelum mencoba atau membeli suatu produk, yang dijadikan standart atau acuan dalam menilai kinerja produk tersebut. Meskipun demukian, dalam berbagai hal belum tercapai kesepakatan misalnya, sifat standar harapan yang spesifik, jumlah standart yang di gunakan, maupun sumber harapan.
Asumsi pokok menurut Vroom (1964)
1. Setiap individu meyakini jika dia berperilaku tertentu, maka dia akan
memperoleh hasil sesuatu.
2. Setiap hasil memiliki nilai, atau daya Tarik bagi seseorang disebut
sebagai diperoleh.
3. Suatu hasil berkaitan dengan suatu persepsi tentang tingkat kesulitan
untuk mencapai hal tersebut.
Menurut Olson dan Dover (di kutip dalam Zeithml,et al,1993) dalam buku
Tjiptono, harapan atau ekspetasi pelanggan adalah apa yang diyakini pelanggan sebelum mencoba membeli produk, yang dijadikan acuan dalam menilai produk tersebut. Harapan merupakan bagian dari kebutuhan, keinginan, dan ide yang tebentuk sebelumnya dari pelanggan tentang produk atau layanan.
2.4.2 Tingkatan Harapan Pelanggan 29
Basic dan expected harus memiliki, dimana penyedia barang dan layanan harus mampu menyediakan secara sempurna, tidak ada kesalahan, kemudian desired dan imanticipated. Merupakan pelayanan ekstra yang mampu memberikan nilai lebih dari pelanggan. Menurut ahli bidang jasa, Zeithaml,L dan
Parasuraman mengemukakan terdapat sepuluh faktor yang mempengaruhi tingkat harapan layanan pelanggan.cara untuk mempengaruhi harapan pelanggan menurut
David (2005)
1. Menciptakan keberhasilan, kepercayaan harus diperroleh dan orang-
orang di pengaruhi oleh orang lain yang mereka percaya
2. Mendidik, semakin banyak pelanggan tahu, semakin baik mereka
memahami kompleksitas usaha.
3. Jelaskan, “ini bekerja pada tiga proyek terakhir saya”(menunjukan
pengalaman )
4. Lakukan secara pribadi, pelanggan tidak akan mengubah pikiran
mereka atau mengakui kurangnya pengetahuan mereka memiliki di
depan umum.
5. Tunjukan pada mereka, biarkan pelanggan mengalami manfaat dari
ide dan saran sebelum mencoba untuk menjual ide dan saran tersebut.
6. Keseimbangan memberi dan menerima, lihat apakah telah mampu
mengidentifikasi satu atau dua dari harapan pelanggan yang mudah
namun belum memuaskan, kemudian ubah harapan yang ingin
ditingkatakan 30
7. Harapan semakin lama semakin menguat jika dibiarkan saja, perhatian
sedini
mungkin.
2.4.3 Faktor Harapan Pelanggan
Menurut (Mulyani) model konseptual mengenai harapan pelanggan terhadap jasa dipengaruhi oleh faktor–faktor sebagai berikut :
1. Enduring Service Intensifiers Merupakan faktor yang bersifat stabil dan
mendorong pelanggan untuk meningkatkan sensifitasnya terhadap jasa.
Faktor ini meliputi harapan yang disebabkan oleh orang lain dan filosofi
pribadi seseorang megenai jasa.
2. Personal Need /Kebutuhan perorangan Kebutuhan yang dirasakan
seseorang mendasar bagi kesejateraanya juga sangat memerlukan
harapannya. Misalnya kebutuhan fisik, sosial, psikologi.
3. Transitory Service Intensifiers. Faktor individual yang bersifat
sementara (jangka rendah) yang meningkatkann sensitivitas pelanggan
terhadap jasa. Faktor itu mencakup:
a. Situasi darurat pada saat pelanggan sangat membutuhkan jasa dan
ingin menyediakan jasa dan dapat membantunya.
b. Jasa terakhir yang dikonsumsi pelanggan dapat pula menjadi
acuannya untuk menentukan baik–buruknya jasa berikutnya.
4. Perceived Service Alternatives. Merupakan persepsi pelanggan terhadap
tingkat atau derajat pelayanan perusahaan lain yang sejenis. Jika 31
konsumen memiliki beberapa alternatif, maka harapannya terhadap suatu
jasa cenderung akan semakin besar.
5. Self Percuived Service Role. Merupakan persepsi pelanggan tentang
tingkat atau derajat keterlibatannya dalam mempengaruhi jasa yang
diterimanya. Apabila konsumen terlibat dalam proses penyampaiannya
jasa dan jasa yang terjadi ternyata tidak begitu baik, maka pelanggan
tidak bisa menimpakan kesalahan sepenuhnya kepada pihak penyedia jasa.
6. Situational Factors/faktor situasi. Faktor situasi terdiri atas segala
kemungkinan yang bisa mempengaruhi kinerja jasa, yang berada diluar
kendali penyedia jasa.
7. Explicit Services Promises/Janji pelayanan secara eksplisit. Merupakan
pernyataan (secara personal atau non personal) oleh organisasi tentang
jasanya kepada pelanggan. Janji ini bisa berupa iklan, personal selling,
perjanjian atau komunikasi dengan karyawan organisasi tersebut.
8. Implicit Service Promises/janji pelayanan secara implisit Merupakan
petunjuk yang berkaitan dengan jasa, yang memberikan kesimpulan
bagi pelanggan tentang jasa yang bagaimana yang seharusnya, dan yang
akan diberikan.
9. Word–of–Mouth/Rekomendasi. Merupakan pernyataan yang disampaikan
kepada pelanggan, dan ini biasanya cepat diterima oleh pelanggan
karena yang menyampaikan adalah mereka yang dapat dipercaya
seperti para pakar, teman, keluarga, dan publikasi media massa. 32
10. Past Experience/Pengalaman. Merupakan pengalaman masa lampau
atau diketahui pelanggan dari yang pernah diterimanya di masa lalu
dan harapan ini dari waktu ke waktu berkembang seiring dengan
semakin banyaknya informasi yang diterima pelanggan serta semakin
bertambahnya pengalaman pelanggan.
Harapan pelanggan melatarbelakangi mengapa dua organisasi pada bisnis yang sama dapat dinilai berbeda oleh pelanggannya. Umumnya harapan pelanggan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya. Lovelock (2007) mengatakan setiap konsumen pasti memiliki harapan dalam membuat suatu keputusan pembelian, harapan inilah yang memiliki peran besar sebagai standar perbandingan dalam mengevaluasi kualitas produk tersebut maupun kepuasan konsumen. Ketika konsumen mendapatkan suatu produk sesuai dengan harapannya, maka konsumen akan mempertahankan produk yang di dapatkannya sehingga tercipta sikap loyal dari konsumen itu sendiri. Maka dapat disimpulkan bila semakin besar harapan pelanggan yang terpenuhi maka semakin tinggi tingkat loyalitas pelanggan.
Menurut analisis yang dilakukan oleh Hansen et al (2005) untuk memahami secara alami dari pengalaman makan dan makanan, yang menunjukan bahwa pengalaman restoran berlangsung ditandai dengan lima aspek: produk inti
(makanan). Interior dari restoran, peretemuan social pelanggan dan karyawan atau pelanggan lainnya, perusahaan dan suasana restoran. 33
Hubungan antar komponen customer expectancy, pengertian desired service,adequate service, dan zone of tolerance menurut William dan james
(1996).
1. Desired service (layanan yang cukup diinginkan) merupakan cerminan
keyakinan tentang apa yang ingin”dapat” dan “seharusnya” disediakan
produsen.
2. Adequate service (layanan yang cukup) merupakan tingkat layanan
minimal yang diinginkan pelanggan.
3. Zone of tolerance (wilayah toleransi) merupakan jarak antara kedua
tingkat yang mewakili kinerja layanan yang dipandang pelanggan
memuaskan.
Penelitian yang di lakukan oleh Parasuman et al (1991) dengan metode kualitatif harapan pelanggan tentang layanan secara garis besar dapat dikategorikan menjadi lima dimensi, antara lain :
1. Reability (keandalan) merupakan kemampuan untuk melakukan layanan
sesuai yang dijanjikan andal dan akurat.
2. Tangibles (nyata) merupakan penampilan fasilitas fisik, peralatan,
personel, dan materi komunikasi yang digunakan.
3. Responsiveness (tanggap) merupakan kesedian untuk membantu
pelanggan dan memberikan layanan yang cepat.
4. Assurance (jaminan) merupakan pengetahuan dan kesopanan karyawan
dan kemampuan mereka untuk menyampaikan kepercayaan dan keyakinan 34
5. Empaty (empati) merupakanan rasa peduli, perhatian, individual yang
diberikan kepada pelanggan.
Teory harapan pelanggan (customer expectations) digunakan dalam penelitian ini untuk memecahkan masalah berkaitan dengan harapan pelanggan, apakah harapan pelanggan warung pecel Bu Sumo terpenuhi sehinggan menjadikan mereka puas, yang pada akhirnya dapat menciptakan rasa loyal dari pelanggan dan membuat usaha akan terus aksis.
2.5 Keunggulan Bersaing ( compectitive advantage)
2.5.1 Pengertian Keunggulan Bersaing (competitive Advantage)
porter (1994) mengungkapkan bahwa “persaingan adalah Inti dari keberhasilan atau kegagalan perusahaan. Hal ini mengandung pengertian bahwa kegagalan tergantung pada keberanian perusahaan untuk bersaing, tidak mungkin keberhasilan bisa diperoleh.
Persaingan menentukan ketepatan aktivitas perusahaan yang dapat menokong kinerjanya, seperti inovasi, budaya kohesif atau pelaksanaan yang baik. Strategi bersaing adalah pencarian akan posisi bersaing yang menuntungkan di dalam suatu industry, area fundamental tempat persaingan terjadi. Strategi bersaing bertujuan menekan posisi yang menguntungkan dan dapat dipertahankan terhadap kekuatan-kekuatan yang menentukan persaingan industri. Suatu perusahaan mendeferensiasikan dirinya dari pesaing berdasarkan sekumpulan bersaing. Porter
(1993)menguraikan keunggulan bersing sebagai berikut : 35
“keunggulan bersaing pada dasarnya berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh sebuah perusahaan unukpembelinya yang melebihi biaya perusahaan dalam menciptakannya. Nilai adalah apa yang pembeli bersedia bayar, dan nilai yang unggul bersal dari tawaranharaga yang lebih rendah dari padaa pesaing untuk manfaat yang sepadan atau memberikan manfaat unik yang lebih dari sekedar mengimbangi harga yang lebih tinggi. Dalam konsep perusahaan terdapat dua jenis keunggulan bersaing yaitu keunggulan biaya differensiasi”
Hal senada dikemukakan oleh Cravens(1996)mbahwa,perusahaan memperoleh keunggulan bersaing dengan memberikan nilai lebih kepada konsumen melalui:
1. Harga yang lebih-lebih rendah di bandingkan dengan para pesaing
untuk manfaat yang sama.
2. Keunikan manfaat dapat menutupi harga yang tinggi
3. Jadi dapat disimpulkan bahwa keunggulan bersaing akan dimiliki oleh
tersebut mampu perusahaan memberikan nilai lebih kepada konsumen
berupa tawaran harga yang lebih rendah atau memberikan keunikan
manfaat yang dapat menutupi harga yang tinggi.
Porter memaparkan lima kekuatan strategi bisnis yang sangat menjadi penentu dan menjadi daya Tarik pasar. Kelima strategi tersebut akan dibahas dalam point dibawah ini :
1. Ancaman pendatang baru 36
Kondisi ini akan bisa menjadi sebuah ancaman jika dari awal tidak
dilakukan persiapan. Salah satu cara mengatasi hal ini adalah dengan
terus meningkatkan keungulan kompetitif yang dimiliki industry anda.
Inovasi produk dan harga bukan menjadi satu-satunya cara namun,
harus ada acara yang lebih kreatif lagi, misalnya dengan pemberian
diskon atau bonus menarik kepada member sehingga hal ini akan
mengunci konsumen tidak pindah kelain hati.
2. Kekuatan Tawar-menawar Pemasok (bargaining power of supplier)
Akan menjadi sebuah anacaman bagi perusahaan jika mengambil
konsekuensi untuk mendapatkan supplier barang yang sama dengan
pesaing. Apalagi jika sampai pihak pesaing mendapatkan harga yang
lebih murah ketimbang dari perusahaan sendiri.oleh karena
itu,menjalin hubungan yang baik dengan supplier agar integritas antara
anda dan supplier dapat terjaga dengan baik.
3. Ancaman Produk Pengganti atau Subtitusi
Barang subtitusi meskipun memiliki bentuk yang berbeda, namun
jika memiliki fungsionalyang sama dan harganya lebih murah tentu
tidak menutup kemungkinan konsumen akan lebih memilih barang
tersebut berbeda halnya jika barang yang di produksi memiliki
competitive advantage, maka nilai tambah dari barang tersebut akan
meningkat dan memiliki daya tawar lebih tinggi.
4. Kekuatan Tawar- menawar Pembeli (bargaining power ofbuyer) 37
Sebagai sebuah peusahaan besar tentunya tidak menutup
kemungkonan akan adanya pesaing dari perusahaan yang bergerak si
sektor yang sejenis. Keunggulan kompetitif bukan hanya terbatas pada
perbedaan brand, inovasi, dan cara pemasaran. Tetapi dari segi nilai
dan kemanfaatan harus lebih dapat dirasakan pelanggan.
5. Persaingan Kompetitif diantara anggota Industry
Sebagai sebuah perusahaan besar tentunya tidak menutup
kemungkinan akan adanya pesaing dari perusahaan yang bergerak
disektor yang sejenis. Keunggulan kompetitif bukan hanya terbatas
pada pebedaan brand, inovasi, dan cara pemasaran. Tetapi dari segi
nilai dan kemanfaatan harus lebih dapat dirasakan pelanggan.
Keunggulan bersaing berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh perusahaan bagi langganan atau pembeli. Keunggulan bersaing menggambarkan cara perusahaan memilih dan mengimplementasikan strategi generic(biaya rendah, differensiasi dan fokus) untuk mencapai dan mempertahankan keunggulan bersaing. Dengan kata laian keunggulan bersaing menyangkut bagaimana suatu perusahaan benar-benar menerapkan strategi peneriknya dalam kegiatan praktis.
2.5.2 Strategi Bersaing Generik Versi Porter
Menurut assuari (2011), konsep yang dikembangkan porter dalam pengambilan keputusan strategi bisnis, yang dikenal dengan strategi generic.
Strategi ini menggambarkan kedudukan strategi, yang dirancang untuk mengurangi peranan pengaruh dari lawan, yang mencakup penekanan keunggulan 38
biaya murah atau rendah, keunggulan diferensiasi produk, serta focus pada biaya rendah dan fokus pada keunggulan differensiasi produk.
Menurut porter yang dikutip oleh Solihin ( 2010), menyebytkan bahwa adanya tiga strategi generik pada unit bisnis yang dapat menjadi pilihan perusahaan dari berbagai indutri untuk memperoleh keunggulan kompetitif bagi bisnis perusahaan. Dinamakan strategi generic, karena strategi ini dapat digunakan oleh berbagai perusahaan yang berasal dari berbagai jenis industri.
Ketiga strategi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Kepemimpinan Biaya (cost leadership)
Strategi ini dipilih oleh perusahaan yang memiliki cakupan persaingan
(competitive scope) yang luas. Dalam strategi ini perusahaan berusaha
untuk mencapai biaya paling rendah di bandingkan perusahaan
berusaha untuk mencapai biaya paling rendah di bandingkan
perusahaan lain yang berda dalam satu industry. Perusahaan akan
memperoleh manfaat yang sangat besar dengan keunggulan biaya.
Pertama, perusahaan dapat menentukan harga jual yang rendahtetapi
masih memperoleh margin yang memadai disbanding pesaing yang
menetapkan harga sama tapi memiliki biaya yang lebih tinggi. Kedua,
biaya yang endah dapat menjadi hambatan masuk (entry barrier) bagi
pesaing potensial yang ingin memasuki industry yang sama.
Menurut David (2012), untuk menjalankan strategi kepemimpinan
biaya secara berhasi, sebuah perusahaan harus memastikan bahwa total 39
biaya diseluruh rantai nilainya lebih rendah dari total biaya pesaing.
Cara untuk mencpai hal tersebut:
Menjalankan aktivitas-aktivitas rantai nilai secara lebih efektif
dari pada pesaing dan mengontrol berbagai faktor yang
mungkin mendongkrak biaya aktifitas rantai nilai.
Memperbarui keseluruhan rantai nilai perusahaan untuk
mengeliminasi atau memangkas aktivits-aktivitas yang
menambah biaya.
Strategi kepemimpinan biaya akan sangat efektif dalam kondisi berikut :
Ketika persaingan harga antar penjual pesaing sangat ketat.
Ketika produk penjual pesaing pada pokoknya sama dan
pasokan tersedia dari semua penjual.
Ketika ada beberapa cara untuk mencapai diferensiasi produk
yang memilki nilai bagi pembeli.
Ketika sebagian besar pembeli menggunakan produk dengan
cara yang sama.
Ketika pembeli hanya mengeluarkan sedikit biaya untuk
berpindah membeli dari satu penjual ke penjual yang lain.
Ketika pembeli begitu besar dan memiliki daya tawar yang
signifikan untuk meminta penurunan harga. 40
Ketika pendatang industry baru menggunakan harga perkenalan
yang rendah untuk menarik pembeli dan membangun basis
konsumen. b. Differensiasi (differentiation)
Strategi inipun di pilih oleh perusahaan yang memilki cakupan
persaingan (competitive scop) yang luas. Perusahaan akan memilih
beberapa atribut yang di anggap oleh para pembeli dalam suatu
industry sebagai atribut yang penting dan persahaan berupaya untuk
menempatkan posisinya secara unik agar dapat memenuhi kebutuhan
para pembeli tersebut. Dari manapun sumber differensiasi yang
dilakukan perusahaan merupakan sesuatu yang berharga maka
pelanggan akan bersedia membawa roduk perusahan dengan harga
lebih tinggi disbanding produk pesaing.
1. Ketika ada banyak cara untuk mendeferensiasikan produk atau
jasa dan banyak pembeli memandang perbedaan ini sebagai
sesuatu yang bernilai.
2. Ketika kebutuhan dan penggunaan pembeli beragam.
3. Ketika tidak banyak perusahaan pesaing yang mengikuti
pendekatan diferensiasi serupa.
4. Ketika perubahan teknologi berlangsung cepat dan kompetisi
terjadi di seputar fitur-fitur produk yang berubah dengan pesat. c. Fokus (focus) 41
Bila perusahaan memilih strategi ini, maka perusahan akan memilih
satu atau beberapa kelompok segemen dalam suatu industry mereka
akan mengembangkan strategi yang sesui untuk segemen tersebut yang
tidak bisa dilayani dengan baik oleh pesaing lain yang memiliki
cakupan pasar lebih luas. Strategi focus terbagi dalam dua jenis, yakni
strategi focus pada biaya (cost focus)dan focus pada difeerensiasi
(differentiation focus). Perusaahaan yang berfokus pada biaya akan
berusaha untuk meraih pelanggan yang memiliki kebutuhan akan
produk dengan biaya lebih rendah dalam suatu industry. Sedangkan
perusahaan yang berfokus pada diferensiasi akan berusaha meraih
pelanggan dengan cara menawarkan produk atau layanan yang berbeda
dengan pesaing.
Menurut David (2012), strategi focus bisa sangat menarik dalam kondisi berikut:
1. Ketika target segmen pasar besar, menguntungkan, dan sedang
bertumbuh.
2. Ketika pemimpin pasar tidak melihat segmen tersebut penting
bagi keberhasilan mereka.
3. Ketika pemimpin pasar menganggap terlalu mahal atau sulit
untuk memenuhi kebutuhan khusus dari target segmen paar
disamping tetap memperhatikan kebutuhan konsumen arus
utama mereka. 42
4. Ketika industry memiliki banyak segmen yang berbeda dan
dengan demikian memjngkinkan perilaku strategi fokus
memilihsegmen yang relative menarik dan sesuai dengan
sumber daya yang dimilikinya
5. Ketika tidak banyak pesaing berusaha berspesialisasi di segmen
target yang sama.
Menurut Porter(1998). Terdapat perbedaan diantara ketiga strategi generic tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1
Perbedaan 3 Strategik Generik
cost differentiation Focus
leadership
Definisi Sebagai Berusaha Perusahaan yang
produsen yang menjadi bersing dalam cakupan
berbiaya sebuah persaingan yang sempit
rendah dalam perusahaan dalam suatu industry
industry yang unik di
dalam
perindustriann
ya
Cakupan Besar Besar/kecil Kecil
pangsa 43
pasar
Cakupan Besar Besar/kecil Kecil pesaing
Strategi Fokus Fokus Fokus terhadap satulni yang terhadapperila terhadap produksi/jasa digunaka ku biaya permintaan n terhadap konsumen
konsumen
Hasil Biaya Produk/jasa Produk atau jasa yang yang produk/jasa yang dihasilkan lebih unggul dicapai paling rendah dihasilkan dibandingkan dengan
diantar unik,berbeda pesaing lainnya,karena
pesaing dengan dikhususkan(concern)p
lainnya produk/jasa ada satu lini produk
yang di saja
hasilkan oleh
para pesaing
lainnya
Harga Harga rendah Harga tinggi Harga bisa rendah atau penjuala (karena tidak tinggi, tergantung pada n mempedulikan fous terhadap biaya
harga atau differentiation 44
penjualan)
Sumber : diolah oleh peneliti dari buku “competitive advantage”.Michael E.
Porter
Sedangkan menurut Porter yang dikutip oleh Pearce dan Robinson (2007).
Menyatakan bahwa ada beberapa persyaratan untuk menerapkan strategi kompetitif generik, yaitu sebagai berikut:
Table 2.2
Penerapan Strategi Kompetitif Generik
Strategi Generik Keterampilan umum Persyaratan organisasi
yang diperlukan
Cost leadership 1. Investasi modal 1. Pengendalian biaya
dan akses ke modal yang ketat
yang berkelanjutan. 2. Pengendalian
2. Ketermpilan proses terperinci terhadap
3. Pengaasan tenaga laporan
kerja yang rutin 3. Organisasi
4. Produk yang terstrukturdan
dirancang untuk bertanggung jawab
memudahkan 4. Insentif 45
dalam proses berdasarkan
pembuatan. pencapaian terget
5. System distribusi kuantitatif yang
ketat.
Differentiation 1. Kemampuan 1. Koordinasi yang
pemasaran yang kuat antara fungsi
kuat dalam sumber daya,
2. Produk bervariasi. distribusi,
3. Kreatif pengembangan
4. Kemampuan yang produk, dan
kuat dalam pemasaran.
penelitian dasar 2. Pengukuran
5. Memiliki reputasi subjektif dan
dalam kualitas dan insentif bukan
teknologi ukuran kuantitatif
6. Memiliki tradisi 3. Memilki fasilitas
dan keunikn dalam untuk menarik para
mengkombinasikan ilmuan yang
keterampilan yang terampil, atau
diambil dari bisnis orang-orang kreatif.
lainnya.
7. Kerjasama yang
kuat antara rekan
kerjasama. 46
Focus Kombinasi kebijakan Kombinasi kebijakan
diatas diarahkan pada diatas diarahkan pada
sasaran strategi khusus sasarn strategi khusus
tertentu. tertentu
Sumber: diolah oleh peneliti dari buku “competitive Advantage”. Michael E. porter
2.5.3 value chain
Menurut porter yang dikutip oleh David (2012), bisnis sebuah perusahaan paling baik dideskripsikan sebagai rantai nilai (value chain), dimana total pendapatan dikurangi total biaya semua aktivitas yang dilakukan untuk mengembangkan dan memasarkan produk atau jasa yang dihasilkan nilai yang serupa, yang mencakup berbagai aktivitas seperti memperoleh bahan mentah, merancang produk, membangun fasilitas manufaktur, mengembangkan perjanjian kerjasama, dan menyediakan layanan konsumen. Sebuah perusahaan akan meraih keuntungan jika total pendapatan melampaui total biaya yang ditimbulkan dari penciptaan dan pengiriman produk atau jasa.
Menurut David (2012), Analisis rantai nilai (value chain analysis- VC) mengacu pada proses yang dengannya perusahaan menetukan biaya yang terkait dengan aktivitas organisasional dari pembelian bahan mentah sampai produksi dan pemasaran produk tersebut.
Menurut Assuari(2011), Rantai nilai adalah suatu kumpulan yang terkait dengan aktivitas penciptaan nilai, yang dimulai dengan bahan baku dasar, yang 47
datang dari pemasok dan bergerak ke rangkaian aktivitas penambahan nilai (value added), yang mencakup produksi dan pemaaran produk, berupa barang atau jasa, dan diakhiri dengan distribusi untuk dapat diterimanya produk untuk konsumen akhir. Sedangkan menurut Pearce dan Robinson (2007), rantai nilai merupakan sebuah perspektif di mana bisnis dipandang sebagai rantai kegiatan dalam mengubah input menjadi output yang memberikan nilai kepada pelanggan
(customer value) dengan menguji konstribusi dari kegiatan yang berbeda dalam suatu perusahaan.
Berdasarkan pendapat para ahli mengenai definisi dari value chain, maka dapat disimpulkan bahwa value chain , merupakan suatu proses perusahaan dalam menetukan biaya yang terkait dengan aktivitas penciptaan nilai perusahaan, dimulai pada proses input sampai dengan output serta diterimanya produk oleh konsumen akhir.
a. Tujuan Value Chain
Menurut David (2012), Value Chain Analysis bertujuan untuk
mengidentfikasi dimana keunggulan (advantage) atau kelemahan
(disadvantage) biaya rendah yang ada disepanjang rantai nilai mulai
dari bahan mentah sampai aktivitas layanan konsumen. Menurut
porter, tujuan dari value chain Analysis adalah untuk mengidentifikasi
tahap-tahap value chain dimana perusahaan dapat meningkatkan value
untuk pelanggan atau untuk menurunkan biaya. Penurunan biaya atau
peningkatan nilai tambah (value added) dapat membuat perusahaan
lebih kompetitif. 48
Menurut ningrum (2012) dalam jurnalnya, value chain analysis dapat
dipergunakan untuk menentukan pada titik -titik dimana dalam rantai
nilai yang dapat mengurangi biaya atau memebrikan nilai tambah.jadi,
berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa tujuan value
chain analysis adalah untuk mengidentiikasikan keunggulan dan
kelemahan dalam aktivitas pada rantai nilai. b. Konsep value chain
Menurut porter (1998), menjelaskan Bhwa Value Chain terbagi pada
dua jenis aktivitas dan didalam aktivitas tesebut dibagi pada beberapa
kategori yaitu sebagai berikut:
1. Aktivitas Primer (Primary Activity)
Inboned
Kegiatan yang berhubungan menerima, menyimpan, dan
menyebar masukan ke produk, seperti bahan baku, material
handing. pergudangan, inventory control.
Outbound
Aktivitas yang berhubungan dengan pengumpulan,
penyimpann, dan fisik mendistribusikan produk kepada
pembeli, seperti selesai pergudangan barang, material
handling,kendaraan operasional pengiriman,pemrosesan,
dan penjajalan.
Pemasaran dan penjualan (marketing and sales) 49
Kegiatan yang berhubungan dengan menyediakan sarana
yang pembeli dapat membeli produk dan mendorong
mereka untuk melakukannya, seperti iklan, promosi,
salesforce, pilihan channels, hubungan dengan channels
,dan harga.
Pelayanan (service)
Kegiatan yang berhubungan dengan menyediakan layanan
untuk meningkatkan atau mempertahankannilai produk,
seperti instalasi, perbaikan, pelatihan,suku cadang dan
penyesuaian produk.
2. Aktivitas sekunder (support activities)
Pengembangan teknologi (technology development)
Perkembangan tehnologi terdiri dari berbagai kegiatan yang
dapat dikelomokan menjadi upaya untuk meningkatkan
produk dan proses yang digunakan perusahaan.
Manajemen sumber daya manusia (human resource
management)
Manajemen sumber daya manusia terditi dari kegiatan yang
terlihat dalam merekrut, menyewa, pelatihan,
pengembangan dan komponen dari semua jenis personil.
Infrasrtuktur peruahan (firm ifrastukture) 50
Infrastruktur perusahaan terdiri dari sejumlah kegiatan
termasuk manajemen umum, perencanaan, keuangan,
hokum, urusan pemerintah dan manemen mutu.
c. Jenis-Jenis Aktivitas
Dalam tiap hari aktivitas nilai, baik aktivitas utama (primary activity)
maupun aktivitas pendukung (support activities), terdapat tiga jenis
aktivitas memainkan peran yang berbeda dalam menciptakan
keunggulan kompetitif suatu perusahaan. Porter menjelaskan sebagai
berikit:
Direct activities, aktivitas yang secara langsung terlihat dalam
penciptakan nilai bagi pembeli, yang meliputi perakitan,
pembuatan komponen, operasi tenaga penjualan, periklanan,
desain produk, perekrutan.
Indirect activities, aktivitas yang memungkinkan untuk
dilakukannya aktivitas langsung secara terus menerus meliputi
pemeliharaan, penjadwalan, administrasi.
Quality assurance, aktivitas yang menjamin mutu aktivitas
lain, meliputi inspeksi, pengujian, pemantauan, pemeriksaan,
pengerjaan, perbaikan mutu. 51
d. Keterkaitan Dalam value chain
Aktivitas dalam value chain bukan aktivitas yang independent.
Hubungan antar aktivitas mempengaruhi kinerja dan biaya aktivitas
lainnya. Menurut Porter, keterkaitan diantara beberapa aktivitas nilai
bersumber dari :
1. Fungsi yang sama dapat dilakukan dengan cara yang
berbeda.
2. Biaya atau kinerja aktivitas langsung ( direct activities)
diperbaiki dengan melakukan usaha yang lebih pada
aktivitas tidak langsung (indiect activities)
3. Aktivitas yang dilakukan di dalam perusahaan mengurangi
kebutuhan untuk memperagakan, menjelaskan, atau
melayani produk di lapangan.
4. Fungsi quality assurance dapat dilakukan dengan cara yang
berbeda.
Teori keunggulan bersaing (competitive advantage) digunakan untuk memecahkan maalah berkaitan dengan Warung pecel Bu Sumo dalam bersaing dengan usaha warung makan sejenis apakah mampu bersaing dalam menjalankan usahanya.
2.6 Bauran Pemasaran (marketing mix)
2.6.1 Pengertian Bauran Pemasaran (marketing mix) 52
Indriyo gitosudarno menuliskan definisi marketing mix menggunakan definisi Kotler dan Armstrong yaitu , marketing mix is the set of marketing tools that the firmuses to pursue its marketing objectivies in the target market artinya bauran pemaaran adalah sejumlah alat-alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk meyakinkan objek pemasaran atau target pasar yang dituju. Untuk menunjang keperluan tersebut, pengusaha dapat melakukan kebijakan-kebijakan yang terdiri atas : produk, price, place, dan promotion.
Philip Kotler mendefinisikan bauran pemasaran sebagai serangkaian variable pemasaran terkendali yang di pakai oleh perusahaan untuk menghasilkan tangapan yang dikendalikan perusahaan, dari paar sasarannya, bauran pemasaran terdiri atas segala hal yang bisa dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya yang dikenal dengan “Empat P”, yaitu product, price, place, promotion.
Keempat variable strategi tersebut sangat mempengaruhi pemasaran, sehingga semuanya penting sebagai satu kesatuan strategi acuan atau bauran.
Untuk mencapai tujuan perusahaan dalam bidang pemasaran, pedoman yang mampu diandalakan pemimpin perusahaan itu penting. Oleh karena itu, strategi pemasaran ( marketing mix) yang menggunakan unsur variable keempat tersebut sangat diperlukan dalam kegiatan pemasaran. Adapun pemaparan keempat unsur strategy marketing mix adalah sebagai berikut:
1. Product (produk)
Produk merupakan elemen penting dalam sebuah progam pemasaran.
Strategi produk dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. 53
Pembelian sebuah produk bukan hanya sekedar untuk memilki produk
tersebut, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar
untuk diperhatikan, diperolah, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat
memenuhi keinginan atau kebutuhan.
2. Price (Harga)
Philip Kotler berpendapat bahwa, harga merupakan satu-satunya unsur
bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, unsur
lainnyamenimbulkan biaya. Harga muda diubah dengan cepat, tidak
seperti tampilan produk dan perjanjian distribusi. Di dalam ekonomi
teori, peertian harga, nilai (value), dan utility merupakan konsep yang
saling berhubungan. Yang dimaksud dengan utility ialah atribut yang
melekat pada suatu barang, yang memungkinkan barang tersebut dapat
memenuhi kebutuhan (needs), keinginan (want), dan memuaskan
konsumen (satisfaction). Jadi, harga (price) adalah nilai suatu barang
yang di nyatakan dengan uang.
3. Place (lokasi)
Kotler menyatakan bahwa saluran distribusi terdiri atas seperangkat
Lembaga yang melakukan segala kegiatan (fungsi) yang digunakan untuk
menyalurkan produk dan status pemiliknya dari produsen ke konsumen.
Oleh karena itu, manajemen harus dapat memilih saluran distribusi dengn
memperhatkan kemungkinan lingkungan penjualan sekarang dan
kemudian hari. Lokasi merupakan lokasi melayani konsumen, dapat pula 54
diartikan sebagai lokasi untuk memanjangkan barang-barang
dagangannya.konsumen dapat mlihat langsung barang yang diproduksi
atau dijual, baik jenis, jumlah, maupun harganya.
4. Promotion (promosi)
Promosi merupakan salah satu jenis komunikasi yang sering dipakai oleh
pemasar. Sebagai salah satu elemen bauran promosi, promosi penjualam
merupakan unsur penting dalam kegiatan promosi produk, definisi
promosi penjualan menurut American marketing association (AMA).,
yang dikutip dari buku sutisna adalah sebagai berikut. “sales promotion
is media and non media marketing pressureapplied for a predetermined,
limited eriode of time in order to stimulate trial, inerease consumer
demand, or improve product quality.”
Dari definisi diatas menunjukan bahwa, promosi merupakan upaya pemasaran yang bersifat media dan non media untuk merangsang coba-coba dari konsumen, menngkatkan permintaan dari konsumen atau untuk memperbaiki kualitas produk.
Tujuan utama promosi adalah memberi informasi menarik perhatian, dan selanjutnya memberi pengaruh meningkatnya penjualan. Tujuan promosi lain menurut Alma adalah meperoleh perhatian,mendidik, mengingatkan dan meyakinkan calon konsumen.
Lupiyoadi dan A. Hamdam menuliskan dalam bukunya bahwa, dalam promosi ada hal-hal yang perlu di perhatiakn yaitu, pemilihan bauran promosi terdiri atas iklan (advertising), penjualan perorangan (personil salling) , promosi 55
penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public relaton), informasi dari mulut ke mulut (word of mouth), surat pemberitahuan langsung (direct mail).
Untuk mengembangkan komunikasi yang efektif menurut Kotler yang ditulis oleh Lupiyoadi dan Hamdani, maka diperlukan progam delapan langkah yaitu:
a. Mengidentifikasi audiens target
b. Menentukan tujuan komunikasi merancang pesan dan menyeleksi
saluran komunikasi
c. Merancang pesan dan menyeleksi saluran komunikasi
d. Menetapkan jumlah anggaran promosi dan bauran pemaaran
e. Mengukur hasil promosi dan mengkoordinasi proses komuniksi
f. Mengelola dan mengkoordinasi proses komunikasi proses
komunikasi pemasaran terintegrasi
g. Memilih saluran komunikasi
h. Membuat keputusan atas bauran promosi (marketing mix)
Model marketing Mix digunakan dalam penelitian ini untuk memecahkan masalah berkaitan dengan warung pecel Bu Sumo dengan menentukan produk yang baik seperti apa, tempat yang mudah dijangkau oleh konsumen, memberikan harga yang sesuai dengan keinginan pelanggan dan memberikan promosi yang menguntungkan satu sama lain.
2.7 Market Based View (MBV) 56
2.7.1 Pengertian Marked Based View (MVB)
Teori MBV menyatakan bahwa kinerja perusahaan ditentukan oleh posisi unik perilaku stratejik perusahaan dalam menanggapi persaingan pasar
(Hoskisson, Hitt dan Ireland, 2004; Porter, 1980, 1985, 1996). Teori ini menekankan pentingnya peran pasar yang kompetitif sebagai penentu perilaku perusahaan yang kemudian memberikan implikasi pada kinerja perusahaan.
Teori MBV merupakan modifikasi teori Organisasi Industri ke dalam ranah manajemen Stratejik (Spanos dan Liokas, 2001). Teori Organisasi Industri sangat dikenal dengan kerangka pemikiran Structure-Conduct-Performance yaitu struktur industri dan kinerja industry (Bain, 1956; Mason, 1939). Struktur industry dimaksud terdiri dari jumlah pembeli dan penjual, diferensial produk, entry barriers, struktur biaya, integresi vertikal dan diversifikasi (Scherer, 1980).
Perilaku dimaksud terdiri dari perilaku harga, strategi produk, advertensi, riset dan inovasi, investasi pabrik dan taktik legal (Scherer, 1980).
Modifikasi yang dimaksud di atas adalah (Porter, 1981): (1) Bila Teori
Organisasi Industri memiliki fokus unit analisis pada level industry, maka teori
MVB memiliki fokus unit analisis pada level perusahaan, (2) Bila teori Organisasi
Industri memiliki pandangan bahwa struktur industry memiliki peran yang deterministic terhadap perilaku dan kinerja, maka teori MBV menyatakan bahwa lingkungan persaingan tidak sepenuhnya bersifat deterministic dan perusahaan memiliki sejumlah pilihan stratejik (Child, 1972, 1997) dalam merespon lingkungan kompetitif (Porter, 1981). Modifikasi teori Organisasi Industri ke dalam teori MBV dipelopori oleh Porter (1981) dengan mengajukan Kerangka 57
Lima Kekuatan Porter (1980, 1981, 1996) yang intinya menyatakan bahwa kinerja perusahaan yang superior tergantung pada posisi unik perusahaan dalam lingkungan kompetitif yang terbentuk dari lima kekuaatan persaingan sebagai berikut: kekuatan pembeli, ancaman pesaing baru, kekuatan pemasok, ancaman subtitusi dan intensitas persaingan (Porter, 1980, 1996). Posisi unik untuk memperoleh keunggulan daya saing dan kinerja superior hanya dapat diperoleh dengan menerapkan salah satu strategi generic yaitu biaya rendah, keunikan produk dan fokus (Porter, 1980, 1996). Porter (1989) mengungkapkan secara konseptual bahwa kerangka pemikiran yang sama seperti di atas dapat diterapkan pada perusahaan pengembang property.
Lingkungan kompetitif yang dimaksud oleh Porter (1980, 1985, 1996) serupa dengan lingkungan kerja (task environment) yang dimaksud oleh Dill
(1976) dan Dess dan Beard (1984) yaitu elemen lingkungan yang memiliki pengaruh langsung terhadap kelangsungan perusahaan baik sebagai sumber informasi maupun sumber daya (Kreiser dan Morino, 2002; Tan dan Litschert,
1994). Kinerja perusahaan yang superior diperoleh sebagai implikasi kesesuaian pilihan stratejik perusahaan (Child, 1972, 1997; Porter, 1980) dalam merespon lingkungan kompetitifnya (Prescott, 1986; Venkatraman dan Prescott, 1990).
Berbagai pemikiran teori MBV di atas mengantar pada paradigm riset
Environment-Strategy-Performance atau ESP (Luo dan Park, 2001) dalam riset manajemen stratejik. Posisi unik perusahaan terhadap lingkungan kompetitif tidak terbatas pada strategi generikPorter (1980) saja, namun dapat berupa orientasi stratejik yaitu strategi sebagai kombinasi pola perilaku yang unik (Venkatranman,
1989), seperti yang ditunjukkan oleh penelitian Lukas, Tan dan Hult (2001); Tan 58
dan Litsehert (1994); dan Tan (2005). Penelitian Lukas et al. (2001) menunjukkan bahwa perusahaan yang memposisikan perilaku proaktif dan berani mengambil resiko dalam lingkungan yang ditandai oleh rendahnya dinamika dan hostilitas lingkungan memberikan pengaruh yang positif yang signifikan terhadap kinerja perusahaan. Penelitian Tan dan Lintschert (1994) menunjukkan bahwa dalam lingkungan yang ditandai oleh dinamika, kompleksitas hostilitas lingkungan yang lebih rendah dibandingkan dengan penelitian Tan dan Litschert (1994), maka perusahaan bersikap lebih proaktif, inovatif dan berani mengambil resiko; dan ketiga sikap tersebut memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja perusahaan.
Berbagai penelitian terdahulu tenteng orientasi stratejik tersebut mengidentifikasi kesimpulan bahwa kinerja perusahaan ditentukan oleh orientasi stratejik yang berupa kombinasi unik berbagai perilaku stratejik sebagai respon terhadap konteks lingkungan tertentu. Barbagai literatur manajemen stratejik mengatakan bahwa pengaruh strategi terhadap kinerja perusahaa tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungan eksternal saja, namun dipengaruhi juga oleh lingkungan internal (Parnell, 2002, 2006; Parnel et al., 2000). Lingkungan internal dimaksud adalah kapabilitas perusahaan (DeSarbo et al., 2005; Henderson dan
Micthell, 1997).
Teori Market Based View (MBV) digunakan dalam penelitian ini untuk memecahakan masalah berkaitan dengan warung Pecel Bu Sumo apakah mampu menganalisis pesaing, ancaman pendatang baru, kekuatan pemasok, persaingan antar usaha dalam satu industry dan kekuatan pembeli sebagai dasar menentukan keunggulan kompetitif. 59
2.8 Resource Based Theory (RBV)
2.8.1 Pengertian Resource Based Theory (RBV)
Sumber daya dapat dianggap sebagai input yang memungkinkan perusahaan untuk melakukan kegiatan mereka. Sumber daya dan kemampuan internal menentukan pilihan-pilihan strategis yang dibuat oleh perusahaan saat berkompetisi dalam lingkungan bisnis eksternal mereka. Kemampuan perusahaan juga memungkinkan beberapa perusahaan untuk menambah nilai dalam customer value chain, mengembangkan produk baru atau mengembangkan ke dalam pasar yang baru.
Resource Based Theory (RBT) berfokus pada konsep atribut keunggulan yang difficult to imitate sebagai sumber kinerja yang unggul dan keunggulan kompetitif (Barney, 1986; Madhani, 2009). Menurut Conner dalam Madhani
(2009), variasi kinerja antara perusahaan tergatung pada kepemilikannya pada imputs dan capabilities yang unik. Penrose (1959) dalam Astuti (2005) mengemukakan bahwa sumber daya perusahaan adalah heterogen, tidak homogeny, jasa produktif yang tersedia erasal dari sumber daya prusahaan yang memberikan karakter unik bagi tiap-tiap perusahaan. Menurut Belkaoni (2003), resource based theory merupakan sumber daya perusahaan sebagai pengendali utama di balik kinerja dan daya saing perusahaan. Berdasarkan resource based theory ini, sumber daya manusia, dan sumber daya organisasi (Barney, 1991;
Amit dan Shoemaker, 1993 dalam Madhani, 2009).
Sumber daya organisasi yang berharga, langka, imperfectly imitable, dan imperfectly substitutable adalah sumber utama dari keunggulan kompetitif yang 60
berkelanjutan untuk kinerja unggul yang berkelanjutan. Sumber daya harus memenuhi kriteria “VRIN” agar dapat memberikan keunggulan kompetitif dan kinerja yang berkelanjutan (Madhani, 2009). Kriteria VRIN adalah sebagai berikut:
1. Valuable (V)
Sumber daya akan menjadi berharga jika dapat memberikan nilai
strategis pada perusahaan. Sumber daya memberikan nilai jika sumber
daya tersebut membantu perusahaan dalan mengeksploitasi peluang psar
atau membantu mengurangi ancaman (threats) pasar. Tidak ada
keuntungan memiliki sumber day ajika sumber daya tersebut tidak
menambah atau menaikkan nilai pasar.
2. Rare (R)
Sumber daya harus sulit ditemukan diantara para pesaing yang ada
maupun pesaing potensial. Oleh karena itu sumber daya harus langka
atau unik agar memberikan keunggulan kompetitif, karena mereka tidak
dapat mendesain dan melaksanakan strategi bisnis yang unik diandingkan
dengan kompetitor yang lain.
3. Imperfect Imitability (I)
Imperfect Imitability dapat berarti tidak dimungkinkannya untuk
memperbanyak atau membuat imitasi sumber daya tersebut. Hambatan-
hambatannya dapat bermacam-macam, seperti: kesulitan mengakuisisi
sumber daya tersebut, hubungan yang tidak jelas antara kemapuan 61
dengan keunggulan kompetitif, dan komplesitas sumber dayanya.
Sumber daya dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan jika perusahaan yang tidak memiliki sumber daya ini dapat
memiliki sumber daya tersebut.
4. Non-Substituble (N)
Non-subtituble berarti bahwa sumber daya tidak dapat disubtitusikan
oleh sumber day alternative lannya. Disini, para pesaing tidak dapat
mencapai kinerja yang sama dengan menggunakan sumber daya dengan
sumber daya alternative lainnya.
Resource based theory membantu perusahaan memahami mengapa kompetensi dapat dianggap sebagai aset perusahaan yang paling dan, pada saat yang bersamaan, untuk memahami bagaimana aset tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja bisnis perusahaa (Madhani, 2009). Menurut resource based theory, sumber daya dapat secara umum didefinisikan memasukkan aset, proses organisasi, atribut peusahaan, informasi, atau pengetahuan yang dikendalikan oleh perusahaan yang dapat digunakan menyusun dan menerapkan strategi mereka
(Daft, 1982; Barney, 1991; dalam Madhani, 2009).
Beberapa peneliti telah mengklasifikasikan sumber daya perusahaan sebagai sumber daya yang berwujud dan tidak berwujud. Barney (1991) mengkategorikan tiga jenis sumber daya:
1. Modal sumber daya fisik (teknologi, pabrik dan peralatan)
2. Modal sumber daya manusia (pelatihan, pengalaman, dan wawasan), 62
3. Modal sumber daya organisasi (struktur formal)
Menurut resource based theory, intellectual capital memenuhi kriteria sebagai sumber daya unik yang mampu menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan sehingga dapat menciptakan value bagi perusahaan. Dari penjelasan resources bsed theory diatas, intellectual capital merupakan sumber daya yang dimiliki perusahaan, memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaa dan digunakan untuk menyusun dan menerapkan strategi perusahaan sehingga meningkatkan kinerja perusahaan menjadi semakin baik.
Teori Resources Based Theory (RBV) digunakan dalam penelitian ini untuk memecahkan masalah berkaitan dengan sumber daya yang dipunyai warung pecel Bu Sumo, sumber daya yang dimaksud dalam teori RBV ada dua macam yaitu intangible resources, yang terdri dari sumber daya yang tidak berwujud seperti keahlian karyawan, modal, pengalaman dan pengetahuan, yang kedua tangible resources yang terdiri dari sumber daya berwujud seperti bahan baku, mesin produksi, dan lokasi.
2.9 Penelitian Terdahulu
Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu:
PENELITI HASIL
Tommi Soewanda tahun 2015 Jenis penelitian ini adalah deskriptif
Kualitatif Kemudian hasil penelitian
ditemukan strategi yang tepat dan dapat 63
diterapkan perusahaan saat ini yaitu menerapkan promosi dan iklan dengan maksimal dan inovatif, menambah cabang baru membentuk divisi marketing, mengembangkan produk baru untuk menarik minat pelanggan, peningkatan performa dan kualitas
SDM. Selain bastrategi itu, perusahaan juga disarankan menggunakan alternative strategi yang cocok bagi perusahaan yaitu Market Penertion dan
Market Development. Yaitu meningkatkan upaya pemasaran perusahaan dengan untuk menambah pangsa pasar perusahaan. Dengan cara, meningkatkan jumlah marketing, meningkatkan anggaran bagi perusahaan, meningkatka jangkauan iklan dan promosi, dan meningkatkan upaya publisitas. Serta menambah cabang di kota lain, dengan tujuan untuk meningkatkan pangsa pasar baru bagi perusahaan. 64
Kartika Hadiani Putri etc al (2015) Kemudian ditemukan hasil penelitian
adalah loyalitas terhadap merek restoran
cepat saji KFC cukup baik dan
responden cukup loyal terhadap merek
restoran KFC, persepsi kualitas layanan
dari merek restoran cepat saji KFC baik,
citra dari merek restoran cepat saji KFC
baik, kesadaran merek dari responden
restoran cepat saji KFC sangat baik dan
responden sadar akan adanya
keberadaan dari merek restoran cepat
saji KFC.
Zikri (2018) hasil analisis data menunjukan bahwa
memberikan kepuasan bagi pelanggan
baik dari segi rasa,masakannya dapat
mendukung keeksistensian suatu usaha
warung makan tradisional 65
2.10 Alur Penelitian
Warung pecel bu Sumo
Faktor-faktor yang terkait dalam keberhasilan usaha mempertahankan eksistensi
Usaha warung pecel bu Sumo dalam menjalankan kelangsungan usahany
Keberhasilan usaha warung pecel bu Sumo dalam mempertahankan eksistensinya
Evaluasi
Analisis
Kesimpulan
Gambar 2.2
Alur penelitian keberhasilan usaha warung pecel bu Sumo dalam mempertahankan eksistensinya BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Untuk menjelaskan tentang keberhasilan usaha warung pecel Bu Sumo dalam
mempertahankan bisnisnya dan mengetahui bagaimana pengelolaan serta
pengembangannya sehingga mampu mempertahankan keeksistensinya.
Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Case Study (study kasus). Case Study
merupakan penilitian yang menggunakan bukti empiris dari satu atau dua lebih
organisasi, dan peneliti berusaha mempelajari permasalahan dalam konteksnya.
Definisi Case Study ini merupakan definisi Case Study dalam konteks penelitian
di bidang bisnis dan telematika.
Anggito & Setiawan (2018) mendefinisikan penelitian kualitatif adalah
pengumpulan data pada suatu latar alamiah dengan maksud menafsirkan
fenomena yang terjadi dimana peneliti adalah instrumen kunci, pengambilan
sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik
pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasill penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari
pada generalisasi.
Menurut Moleong (2007) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dll, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
66 67
dan bahasa pada suau konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Menurut Creswell dalam Semiawan (2018) mendefinisikan metode penelitian kualitatif sebagai sutau pendekatan atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala sentral. Untuk mengetahui gejala sentral tersebut peneliti mewawancarai peserta penelitian atau partisipan dengan mengajukan pertanyaan umum dan agak luas. Menurut Denzin & Lincoln dalam Anggito & Setiawan
(2018) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunkan latar alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.
Penelitian kualitatif memiliki beberapa ciri-ciri. Ciri utama penelitian kualitatif adalah penekananya pada lingkungan yang alamiah. Alamiah berarti data yang diperoleh dengan cara berada di tempat di mana penelitian tersebut dibuat
(Morgurate dalam Muh. Fitrah & Luthfiyah:2017). Menurut Finly dalam Fitrah &
Luthfiyah (2017) ciri-ciri penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :
1. Peranan peneliti dalam membentuk pengetahuan
Dalam proses pembentukan /kontruksi pengetahuan peneliti merupakan
figur utama yang mempengaruhi dan membentuk pengetahuan.
2. Arti penting peneliti dengan pihak lain
Penelitian kualitatif merupakan proses yang melibatkan peserta, peneliti
dan pembaca serta relationship yang mereka bangun. Jadi, peneliti
dipengaruhi oleh lingkungan sosial, historis dan kultur dimana tempat
penelitian dilakukan. 68
3. Penelitian bersifat Inductive, Eploratory, dan Hypothesis-Generating
Peneltian dilakukan dengan cara induktif dan eksploratif dengan melihat
apa yang terjadi, mengapa terjadi, dan bagaimana terjadinya sehingga
diharapkan dapat menghasilkan hiposis baru.
4. Peran makna & interprestasi
Penelitian ini berusaha menginterprestasikan dari kaca mata pelaku
berdasarkan dari interprestasi meraka terhadap fenomena tersebut.
5. Temuan sangat kompleks, rinci, dan komprehensif
Penelitian kualitatif didasarkan pada diskripsi yang jelas dan detail, karena
menjawab pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana. Olek karen itu
penyajian temuan sangat kompleks, rinci, dan komprehensif sesuai
fenomena yang terjadi pada setting peneliti.
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang digunakan oleh peneliti dengan mendasarkan pada data-data yang digunakan responden atau informan dan key informan. Dilakukan secara lisan maupun tulisan, perilakunya yang nyata dan diteliti, serta dipelajari sebagai suatu yang utuh. Penelitian kualitatif mnegutamakan kualitas data, Oleh karena itu teknik pengumpulan datanya banyak dilakukan dengan menggunakan wawancara yang berkesinambungan dan melakukan observasi secara langsung.peneliti akan memaparkan data yang terkumpul berupa dokumen dan informasi yang aktual mengenai keberhasilan mempertahankan usaha berkelanjutan warung pecel Bu
Sumo sehingga ditemukan interprestasi keberhasilan mempertahankan usaha tersebut. Bersifat kualitatif ini artinya penelitian yang menghasilkan data 69
deskriptif analisis berupa kata-kata tertulis terhadap apa yang diamati suatu data yang dianalisis dan hasil analisisnya berbentuk deskriptif.
3.2 Jenis Data Penelitian
Data adalah fakta empirik yang dikumpulkan peneliti untuk kepentingan pemecahan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian. Data penelitian dapat berasal dari berbagai sumber, dikumpulkan menggunakan berbagai teknik selama proses penelitian berlangsung.
Sumber data dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
peneliti secara langsung dari sumber datanya. Artinya data tidak sampai
ke tangan peneliti melalu peran tangan pihak kedua, ketiga, dan
seterusnya. Bisa diartikan pula, tanpa adanya peneliti, data mustahil akan
terkumpul. Data primer dapat diperoleh dari wawancara, observasi dan
penyebaran kuesioner. Menurut Narimawati (2008) Data primer ialah
data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia
dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus
dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu
orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan
sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data. 70
Menurut Hasan (2002) data primer ialah data yang diperoleh atau
dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan
penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer di
dapat dari sumber informan yaitu individu atau perseorangan seperti hasil
wawancara yang dilakukan oleh peneliti.
Data primer ini antara lain :
a. Catatan hasil wawancara.
b. Hasil observasi lapangan.
c. Data-data mengenai informan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan
peneliti dari berbagai sumber sumber yang telah ada. Siapa pun bisan
menjadi sumber data asalkan bisa menyediakan data yang dianggap
berkualitas dan objektif menurut peneliti yang memanfaatkannys.
Kendati data sekunder tidak diperoleh secara langsung, bukan berarti
kualitasnys di bawah data primer. Pada banyak kasus, data sekunder
digunakan karena peneliti memandang mustahil untuk mengumpulkan
data sendiri dari tangannya. Kemustahilan bisa disebabkan oleh waktu,
biaya, repuitasi, atau regulasi. Data sekunder dapat berupa data dari Biro
Pusat Statistik (BPS), laporan keuangan perusahaan, studi pustaka dan
sebagainya. 71
MenurutIUmaISekaranI(2011)IsekunderIadalahIsumberIdataIyangItidakIlang sungImemberikan data kepada pengumpul data. Menurut Sugiono (2010) data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data pendukung ini penulis peroleh dari bukubuku, jurnal, dan sumber-sumber lain yang berkaitan mengenai manajemen logistik, pemasaran, produktivitas, dan transportasi yang mendukung strategi logistik secara efektif dan efisien dalam menghadapi MEA.
3.3 Tempat dan Waktu Penelitain
3.3.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di warung pecel Bu Sumo Jl. Kyai saleh No.
10, Mugassaei, Kec. Semarang, Jawa Tengah 50244
3.3.2 Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilakukan pada ujian akhir program sarjana strata 1 (S1)
Universitas Semarang Tahun 2020. Dimulai saat wawancara pada
bulan september 2019 sampai dengan selesai.
3.3.3 Kegiatan Penelitian
Penelitian ini berdasarkan fenomena kebehasilan usaha warung pecel
Bu Sumo dalam mempertahankan eksistensinya ditengah persaingan
yang ada, sehingga menarik peneliti untuk melakukan penelitian.
Dalam kegiatan penelitian ini peneliti mencari informasi dan 72
keterangan dari sumber atau informan yang dijadikan dalam penelitian
ini mengenai persoalan yang ada pada rumusan masalah peneliti.
3.4 Sumber dan Objek Penelitian
3.4.1 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah pemilik, karyawan, konsumen warung
pecel Bu Sumo.
3.4.2 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah mengungkap keberhasilan warung pecel
Bu Sumo dalam mempertahankan eksistensinya.
3.4.3 Informan Peneliti
Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisi
dari hasil penelitiannya. Subjek penelitain yang telah tercermin dalam
fokus penelitian tidak ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian
menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang
diperulakan selama proses penelitian.
Menurut Moleong (2007) menjelaskan bahwa informan adalah
seseorang yang benar-benar mengetahui suatu persoalan atau
permasalahan tertentu darinya dapat diperoleh informasi yang jelas,
akurat dan dipercaya.
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam menetapkan informan,
peniliti menggunakan teknik Purposive Sampling. Purpsive sampling
yaitu penentuan informan tidak didasarkan pedoman atau berdasarkan 73
perwakilan populasi, namun berdasarkan kedalam informasi yang
dibutuhkan dan berdasarkan pertimbangan tertentu. Pertimbangan
tertentu ini, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa
yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan
memudahkan peneliti menjelajahi obyek/sosial yang diteliti.
Pemilihan informan sebagai sumber data dalam penelitian
berdasarkan atas subjek yang menguasai masalah, memiliki data dan
bersedia memberikan informasi harus memenuhi syarat yang akan
menjadi sumber informasi (key informan) jadi, pada penelitian ini
yang dijadikan informan kunci adalah Bu Tugiyah sebagai pemilik
warung pecel Bu Sumo, anak dari Bu Tugiyah yaitu mbak Puji
sebagai karyawan, adik dari Bu Tugiyah yaitu Bu ramimah sebagi
karyawan juga dan ditambahkan informan lain yaitu konsumen.
Berikut adalah informan dalam penelitian ini :
Tabel 3.1 Informan dalam penelitian No. Nama Keterangan
1 Bu Tugiyah *) Pemilik warung pecel Bu Sumo
2 Mbak Puji *) Anak sekaligus karyawan warung pecel Bu
Sumo
3 Ibu Ramimah *) Adik dari pemilik dan karyawan warung 74
pecel Bu Sumo
4 Mbak dewik agustina Konsumen
5 Mas Fajar konsumen
Sumber : Wawancara mendalam Informan kunci *)
3.5 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian, pengumpulan data merupakan hal yang sangat penting.
Pengumpulan data tidak lain dari suatu proses pengadaan data untuk
keperluan penelitian, maka mustahil peneliti dapat menghasilkan temuan,
apabila tidak memperoleh data. Menurut Sugiono (2013) teknik pengumpulan
data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan
utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Menurut Gulo (2008) untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian,
dilakukan dengan metode tertentu sesuai dengan tujuannya. Metode yang
dipilih untuk setiap variabel tergantung pada berbagai faktor terutama jenis
data dan ciri dan responden. Adapun metode penelitian kualitatif, lazimnya
data dikumpulkan dengan teknik pengumpulan data kualitatif, yaitu:
3.5.1 Wawancara
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu dengan menggunakan teknik wawancara. Wawancara adalah
proses komunikasi atau interaksi langsung untuk mnegumpulkan 75
informasi dengan cara tanya jawab antara peniliti dengan informan atau subjek penelitian. Menurut Gulo (2008:119) wawancara adalah komunikasi langsung antara peneliti dengan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang melengkapi kata-kata verbal. Karena itu, wawancara tidak hanya menangkap pemahaman atau ide, tetapi juga dapat menangkap perasaan, pengalaman, emosi, motif, yang dimiliki oleh responden yang bersangkutan. Menurut Gulo wawancara dilihat dari bentuk pertanyaan dapat dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu :
1. Wawancara Tersetruktur
Pertanyaan-pertanyaan mengarahkan jawaban dalam pola
pertanyaan yang dikemukakan.wawancara terstruktur digunakan
sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul
data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang
akan diperolah. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara,
pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tetulis yang alternatif jawabannya pun telah
disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini pula, pengumpul data
mencatatnya. Wawancara terstruktur pula, pengumpulan data dapat
menggunakan beberapa pewawancara sebagai pengumpul data.
supaya setiap pewawancara mempunyai keterampilan yang sama,
maka diperlukan training kepada calon peawancara. Dalam
melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai 76
pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat
menggunkan alat bantu seperti recorder, gambar, brosur, dan
material lain yang dapat membantu pelaksaaan wawancara menjadi
lancar
2. Wawancara Tak Berstruktur
Pertanyaan-pertanyaan dapat dijawab secara bebas oleh responden
tanpa terikat pada pola-pola tertentu. Wawancara tak berstruktur
adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk pengumpulan datanya pedoman wawancara yang
digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan
ditanyakan.
3. Wawancara semistruktur
Wawancara semistruktur termasuk dalam kategori in-depth
interview, dimana dalam pelaksaannya lebih bebas bila
dibandingkan degan wawancara tersetruktur. Tujuan dari
wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalhan lebih
terbuka, dimana pihak yang diwawancara diminta pendapat dan
ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu
mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan
oleh informan. 77
Dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam
antara peneliti dan informan. Metode wawancara yang dilakukan
adalah dengan cara mewawancarai secara langsung informan dalam
penelitian. Teknik dalam penitian ini menggunakan teknik wawancara
tak terstruktur dan wawancara semistruktur.
3.5.2 Pengamatan/Observasi
Menurut Gulo (2008) pengamatan (observasi) adalah metode
pengumpulan data dimana peneliti atau kolaboratornya mencatat
informasi sebagaimana yang mereka saksiskan selama penelitian.
Penyaksian terhadap peristiwa-peristiwa itu bisa dengan melihat,
medengarkan, merasakan, yang kemudian dicatat subjektif mungkin.
Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini ialah sewaktu \-
waktu (pagi,siang, dan malam), serta tidak membutuhkan perencanaan
dan rancangan. Pengamatan ini dilakukan sejak awal penelitian
dimulai yaitu bulan september 2019 di kota Semarang.
3.5.3 Triangulasi
Menurut Hengky Wijaya (2018), Dalam teknik pembangkitan data,
triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari beragai teknik pengumpulan data dan sumber
data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data 78
dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data
yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas
data berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.
Triangulasi teknik, berarti peniliti menggunakan teknik
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari
sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif,
wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang
secara serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk mnedapatkan data
dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber.
Mencari informasi dengan teknik yang sama pada sumber yang beda-
beda. Tujuan penelitian kualitatif memang bukan semata-mata hanya
untuk mencari kebenaran, tetapi lebih pada pemahaman subjek
terhadap dunia sekitarnya. Dalam dunia sekitarnya, mungkin apa yang
dikatakan oleh informan salah, karena tidak sesuai dengan teori, tidak
sesuai dengan hukum yang ada.
3.5.4 Dokumentasi
Definisi dokumen yaitu catatan peristiwa yang sudah berlalu, bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang. Dalam hal ini dokumentasi diperlukan sebagai pelengkap
atau penunjang informasi dalam penelitian (Sugiyono 2013). Dalam
penelitian ini data sekunder atau dokumen yang digunakan berupa 79
gambar proses pemasangan, alat-alat persewaan dan rutinitas
pelaksaan pemesanan.
3.6 Pengujian Kredibilitas Data
Uji kredibilitas adalah uji kepercayaan terhadap data hasil penelitian
kualitatif. Kredibilitas hasil penelitian akan menunjukkan seberapa jauh
kebenaran penelitian dapat dipercaya. Menurut Moleong (2007) pemeriksaan
keabsahan data pada dasarnya, selain digunakan untuk menyanggah baik
yang dituduhkan kepada penelitian kualitatif yang mengatakan tidak ilmiah,
juga merupakan sebagai unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan
peneliti kualitatif.
Menurut Rukajat (2018) uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya
ditekankan pada uji validitas data kredibitas data. Kredibilitas hasil penelitian
akan menunjukkan seberapa jauh kebenaran peneliti dapat dipercaya.
Menurut Ihalauw (2016), standar pembuktian dalam penelitian kualitatif
meliputi uji credibility, uji transfebility, uji dependability, dan uji
confirmability.
1. Uji credibility yaitu tentang akurasi informasi dan kesesuaian dengan
realistis dengan cara kembali lagi ke lapangan, pemeriksaan kembali
data, dan triangulasi.
2. Uji transferbility merupakan penempatan temuan dalam penelitian.
Menurut Ihalauw (2011), bahwa niatan dari penelitian kualitatif bukan 80
untuk menyatukan temuan, namun membentuk interprestasi untuk suatu
peristiwa.
3. Uji dependability yaitu hasil penelitian dapat direpika dalam setting yang
berbeda.
4. Uji confirmability yaitu suatu penelitian dikatakan obyektif jika telah
disepakati banyak orang.
3.7 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan bagian dari
pengolahan data, data yang terhimpun dari kegiatan pengumpulan data
mungkin terlalu sedikit jumlahnya, mungkin juga terlalu besar. Menurut
Suwartono (22014) data atau informasi yang sudah diperoleh dari
pengumpulan data harus diolah/diproses agar menjadi informasi bermakna.
Istilah “olah” atau “proses” data inilah yang peneliti sering gunakan untuk
mengganti kata “analisis” yang lebih berkesan rumit.
Menurut Spradley dalam Imam Gunakan (2015) analisis data adalah
pencarian atau pelacakan pola-pola. Analisis data kualitatif adalah pengujian
sistematik dari sesuatu untuk menetapkan bagian-bagian, hubungan antar
kajian dan hubungan terhadap keseluruhannya. Sementara itu Bodan &
Biklen (2007) dalam Gunawan (2015) menyatakan bahwa analisis data adalah
proses pencarian dan pengaturan secara sistematik hasil wawancara, catatan-
catatan, dan bahan-bahan yang dikumpulkan untuk meningkatkan 81
pemahaman terhadap semua hal yang dikumpulkan dan memungkinkan menyajikan apa yang ditemukan.
Menurut Miles & Huberman dalam Gunawan (2015) mengemukakan tiga tahapan yang harus dikerjakan dalam menganalisis data penelitian kualitatif, yaitu (1) reduksi data (data reduction), (2) paparan data (data display), (3) penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/verifying). Analisis data kualitatif dilakukan secara bersamaan dengan proses pengumpulan data berlangsung, artinya kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan juga selama dan sesudah pengumpulan data.
1. Reduksi data (data reductioni)
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan dan informasi data yang muncul dari
catatan tertulis dilapangan. Reduksi data merupakan bagian dari analisi
data dengan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang data yang tidak diperlukan, dan
mengorganisasikan data sehingga kesimpulan final dapat diambil. Reduksi
data dilakukan selama penelitian berlangsung sampai laporan tersusun.
2. paparan data (data display)
paparan data merupakan alur kedua dalam kegiatan analisis data. data dan
informasi yang sudah diperoleh di lapangan dimasukan ke dalam suatu
metriks. Paparan data dapat meliputi berbagai jenis metriks, grafik,
jaringan, dan bagan.
3. penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/verifying) 82
sekumpulan informasi yang tersususn memungkinkan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penarikan kesimpulan hanyalah
sebagian dari suatu kegiatan. Kesimpulan juga diverifikasi selama
penelitian berlangsung. Dalam penelitian kualitatif, prinsip pokok teknik
analisanya ialah mengolah dan menganalisa data-data yang terkumpul
menjadi sistematik, teratur, terstruktur dan mempunyai makna.
Menurut Ihalauw (2016) pedoman analysis data dimulai dari pengumpulan data secara simultan, interprentasi data dan laporan naratif, melakukan proses analisis berdasarkan reduksi data, pengelompokan data menjadi kategori, pola, team, interpredtasi informasi menggunakan skema, memaparkan kategori, peran menurut informan dan yang paling penting dalam bentuk matrik untuk melihat keterhubungan kategori informasi, membuat prosedur pengkodean untuk memudahkan pengelompokan informasi ke dalam kategori, tema hingga dapat muncul pola tertentu, menjadi kategori dan tema BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN
Pada Penelitian ini obyek penelitian yang di ambil yaitu warung pecel Bu
Sumo di Semarang Selatan yang beralamat di Jl. Kyai Saleh No 10, Mugassari ,
Kec.Semarang Selatan, Kota Semarang, Jawa Tengah
4.1.1 Sejarah singkat warung pecel Bu Sumo
Pada tahun sekitar era 60an Pak Sumodimedjo adalah seorang buruh bangunan di daerah asalnya yaitu ambarawa, namun keluarga dengan 3 (tiga) orang anak saat ini penghasilannya tentu saja di rasa masih minim (belum bisa memenuhi kebutuhan hidup yang layak), sehingga Ibu Warisah untuk menambah penghasilan dengan berjualan pecel keliling di pasar ambarawa, namun meski telah berjualan dilakukan semuanya belum ada yang menunjukan keberhasilan.
Pada tahun 1965, Pak Sumodimedjo merantau ke Semarang dan memutuskan untuk mengajak anak dan istrinya,karena dirasa hidup di Ambarawa penghasilannya kurang. Dan di Semarang lah pak Sumo dan Bu Sumo memutuskan untu membuka warung kecil-kecilan di depan jalan mentri supeno
No 22 Semarang..
Pengalam berjualannya berkali-kali jatuh bangun kadang laku habis kadang masih tersisa banyak, akan tetapi Bu warisah tetap berjuang berjualan keliling dan mencari tahu bagaimana lidah orang Semarang, akhirnya beliau
83 84
mencoba terus mebuat bumbu pecel yang enak dan di terima dilidah masyarakat
Semarang. Dengan kegigihan beliau akhirnya beliau menemukan bumbu yang pas dan di terima di lidah masyarakat. Akhirnya beliau banyak di tunggu-tunggu warga Semarang untuk menikmati pecel beliau. Tapi tidak disangka jualannya hanya bisa bertahan dua tahunan karena warung beliau di sapu oleh satpol pp
Pada tahun 1968 akhirnya pecel tersebut pindah dan kontrak di ruko di jalan mugas sari selatan dan di beri nama WARUNG PECEL BU SUMO (karena nama suami Bu Warisah adalah Pak Sumodimdjo). Ternyata dari hasil berjualan tersebut dapat menunjang kebutuhan sehari-hari bagi keluarga, sehingga makin muncul keinginan untuk memiliki tempat berjualan yang stratetegis dan memadai agar bisa mengembangkan usaha tersebut. Untuk itu karena harta yang berharga yang dimiliki adalah rumah satu-satunya yang ada di ambarawa akhirnya dijual kemudian untuk membeli warung di depan masjid gergaji .
Tahun 1975 perkembangan usaha semakin Nampak kemajuannya, dengan hasil usaha itu keluarga Pak Sumodimedjo memulai membangun rumah, di dekat warung yang telah di bukanya di Jl.kyai saleh no 10 mugassari Kec Semarang
Selatan, kota Semarang Jawa Tengah.
Tahun 1979 di usianya yang sudah semakin tua beliau mengajarkan anak- anaknya, resep bumbu sambel kacang yang di buat beliau sesuai dengan takarannya dan beliau menyerahkan usaha tersebut kepada tiga anaknya yaitu anak pertama Tugiarto, kemudian anak keduanya yaitu Tugiyah dan anak bungsunya yaitu Ramimah . 85
Pada Tahun 1980 akhirnya usaha tersebut di kelola ketiga anaknya, dulu sistemnya anak pertama seminggu yang berjualan kemudian seminggu lagi gentian anak kedua dan seminggu lagi anak ketiga terus bergiliran setiap seminggu sekali namun, di rasa penghasilan mereka kurang akhirnya mereka bekerja sama mengembangkan usaha dan membuka cabang lagi yang di kelola anak pertamanya yaitu Bapak Tugiarto.
Pada tahun 1990 warung pecel Bu Sumo pindah di Jl Kyai Saleh dekat perempatan lampu merah samping yayasan bina amal, warung dengan ukuran 5x6 usaha tersebut bertahan sampai tahun 2005 dan usaha tersebut semakin berkembang semakin pesat, tetapi kendala yang dihadapi adalah lokasi (ditegur dishub karena terlalu deket dengan jalan raya dan parkir kendaraan menggangu lalu lintas) akhirnya beliau pindah agak masuk gang di samping gedung JNE .
Dan yang sekarang beliau pindah di Jl. Kyai saleh No.10 mugas sari Semarang
Selatan, kota Semarang
Setelah Tahun 2010 , anak-anak dari Bu Sumo banyak sekali membuka cabang baru di daerah Semarang agar pelanggan lebih mudah dan lebih dekat untuk menikmati pecel Bu Sumo.
Kali ini warung pecel Bu Sumo di alihkan ke Ibu Tugiyah yang di bantu oleh anak pertamanya yaitu mbak Puji dan adiknya yaitu Ibu Ramimah karena kaka pertama beliau yaitu Bapak Tugiarto sudah meninggal dunia.
Tahun 2015, ada 10 cabang di kota Semarang yaitu di Jl. Kyai saleh sendiri ada empat warung, ke-5 di kedungmundu, kec Tembalang,kota Semarang, ke-6ada di Jl. Setiabudi no.35 Tinjomoyo, Kec.Banyumanik, Kota Semarang, 86
Jawa tengah, ke-7 ada di Jl Fatmawati No.35, Pedurungan kidul, ke-8 ada di
Jl.Perintis Kemerdekaan No 224, srondol wetan, kec.Bnyumanik.ke-9 di Jl. Dr.
Kariadi No.82,Randusari, Kec. Semarang selatan, dan yang ke-10 ada di
Jl.Jolotundo , Sambirejo,kec Gayamsari, kota Semarang. Cabang warung pecel Bu
Sumo semakin banyak dan semakin di kenal orang karena bumbu kacang yang masih terjaga kualitas rasanya dari dahulu hingga sekarang, tak heran jika warung pecel Bu Sumo semakin di gemari dan tetep eksis hingga saat ini.
Seiring dengan berjalannya waktu dengan ciri khas rasa dari pecel Bu
Sumo tersebut saat ini warung pecel Bu Sumo semakin berkembang mulai dari menambah bahan baku, memperkerjakan karyawan memperluas tempat hingga omset penjualan naik. Kini warung pecel Bu Sumo juga sudah bekerja sama dengan gofood untuk pelayanan pesan online dari perusahan Go-jek. Usaha warung pecel Bu Sumo semakin melambung meskipun banyak kompetitor bermunculan usaha warung pecel sejenis di Semarang. Selama kurang lebih lima puluh delapan tahunan warung pecel Bu Sumo ini berjalan sampai sekarang
(2020) serta menambah beberapa cabang lagi di kota Semarang.
4.2 Profil dan Informan Kunci
Penelitian ini telah melakukan observasi untuk menentukan informan yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Informan yang telah diambil sejumlah 5 orang, sedangkan informan kunci ada 3. Informan yang diambil merupakan informan yang dapat menjelaskan dan memberikan informasi berdasarkan pertanyaan penelitian yaitu Bagaimana potret usaha warung pecel Bu 87
Sumo?,mengapa usaha warung pecel Bu Sumo bisa mempertahankan eksistensinya hingga saat ini ?
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan gambaran profil dari iforman kunci dapat di lihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1
Data Informan Kunci
No Nama Alasan
1 Ibu Tugiyah Merupakan pemilik dan anak dari
Bu Sumo
2 Mbak Puji Anak dari Ibu Tugiyah sekaligus
karyawan di warung pecel Bu
Sumo
3 Ibu Ramimah Adik dari ibu Tugiyah sekaligus
kepala dapur
Sumber : wawancara pendekatan
4.3 Gambaran Penelitian dan Pembahasan
Warung pecel Bu Sumo adalah sebuah warung makan yang berada di
Jl.kyai saleh No 10, mugassari kec Semarang Selatan kota Semarang Jawa Tengah
50243 tepatnya di pinggir gedung JNE dan agak masuk gang sedikit. Warung pecel Bu Sumo berdiri sejak 1965 terkenal dengan menu andalannya yaitu pecel. 88
Usaha yang di mulai sejak 58 tahun yang lalu semakin lama semakin digandrungi pelanggannya, meskipun banyak usaha warung pecel sejenis yang menyediakan nasi pecel namun, Warung pecel Bu Sumo tetap bisa mempertahankan eksistensinya.
Berdasarkan hal tersebut yang menjadi persoalan adalah keberhasilan warung pecel Bu Sumo dalam mempertahankan eksistensinya di tengah persaingan yang ada, untuk memahami persoalan tersebut maka informan akan diberikan pertanyaan hal-hal mengenai keberhasilan Warung pecel Bu Sumo dalam mempertahankan eksistensinya di tengah persaingan yang ada. Dengan pertanyaan faktor-faktor apasaja yang terkait dalam keberhasilan usaha warung pecel Bu Sumo ?, mengapa usaha warung pecel Bu Sumo bisa mempertahankan eksistensinya sampai saat ini ? Dengan hasil wawancara sebagai berikut :
4.3.1 Hasil wawancara dengan mbak Puji
Peneliti : “Bagaimana dulu memulai usaha warung pecel Bu Sumo” ?
Informan : “Gini mbak dulu eyang pertama kali menjual pecelnya
dengan berjualan keliling dengan menggunakan tenggak
dari bambu di gendong dan berkeliling pasar ambarawa
kenudian tahun 1965 merantau ke Semarang dan membuka
warung kecil-kecilan didekat trotoar jalan mentri supeno
No 22 Semarang didepan gedung perhutani Semarang yang
dahulu.”
Peneliti : “oo begitu, sebelum membuka tusaha ini apakah dulu pernah 89
membuat usaha lain?”
Informan : “tidak pernah mbak dulu eyang Cuma jadi Ibu Rumah
tangga tapi karena penghasilan dari suami kurang jadi
enyang berinisiatif untuk menambah pengahsilan dengan
berjualan pecel mbak”
Peneliti : “selama warung pecel Bu Sumo berjalan apa saja kendala
yang sudah di hadapi mbak ?”
Informan : “kendalane si dulu masih enggak adanya sosial media jadi
pembelinya pun cuman di daerah-daerah deket situ mbak
sama sekarang jadi semakin dikenal masyarakat berkat
sosial media juga sama dulu juga parkir yang kurang luas
sehingga kalau ada yang mau makan terus parkir penuh
malah gak jadi mampir mbak dan satu lagi dulu warung
yang masih kecil juga menjadi kendalanya.”
Peneliti : “Terus darimana bahan baku didapatkan mbak?”
Informan : “Ya dari supplier mbak.”
Peneliti : “Ada berapa supplier sih mbak yang memasok?”
Informan : “Ada satu sih mbak, kalau dari sayur-sayurannya dari pasar
bulu Semarang mbak langsung dianter kesini.” 90
Peneliti : “Itu sudah menjadi langganan ya mbak?”
Informan : “Iya, sudah langganan sejak lama mbak.”
Peneliti : “Terus bagaimana untuk menjaga hubungan dengan supplier
mbak?”
Informan : “Untuk menjaga kerjasama biar sama-sama lancar bayarnya
tepat waktu, sama pas pesan ya harus jelas kadang sini pesan
berapa kranjang sayur tapi dari sananya malah ngirim tidak
sesuai pesanan kan bisa kisruh nanti mbak, yang sini sudah
bayar segini ternyata nggak sama kan ya rugi mbak sini,
makanya itu jelas saat pesan mereka tahu yang dipengenin
sini begitu juga sebaliknya.”
Peneliti : ‘Terus bagaimana perluasan tempat usaha sekarang ?”
Informan : “iya alhamdulilah mbak sekarang warung sudah di renovasi
semakin memadai buat pelanggan-pelanggan kita dan
alhamdulilah nya lagi sudah buka beberapa cabang di kota
semarang supaya mudah terjangkau oleh pembeli.
Peneliti : “ooh begitu ya mbak, sini tuh apakah pernah melakukan
promosi ?
Informan : “kalau dari kami sendiri si tidak ada mbak Cuma dari
omongan pelanggan-pelanggan yang sudah datang dan
mempromosikan sendiri dan karena keinginan sendiri tak 91
hanya itu beberapa dari sosial media juga pernah
mewawancarai kami dan menyebarkan warung pecel ini
diinternet mbak. Kayak bloger dan youtuber Gita savitri
juga pernah membuat vlog tentang warung pecel legendaris
di kota Semarang tak hanya itu trbun jateng juga pernah
mempromosika lewat blognya di internet dan masih banyak
lagi mbak.”
Peneliti : “Terus strategi apa yang dilakukan warung pecel Bu Sumo
dari persaingan warung sejenis yang ada ?”
Informan : “ya yang pasti kualitas rasa tetap dijaga mbk supaya
pelanggan tidak pindah kelain hati hehe.”
Peneliti : “Untuk sasaran pasarannya mbak, targetnya ?”
Informan : “ya semua kalangan mbak.”
Peneliti : “Nah mengenai warung pecel Bu Sumo ini kan sudah bisa
dikatakan berhasil nih mbak, apasih faktor-faktor terkait
keberhasialanwarung pecel Bu Sumo dalam
mempertahankan eksistensinya ?”
Informan : “oh itu yak arena tadi mbk makanan nya enak bumbu
kacang nya yang rasanya udah khas banget di warung pecel
Bu Sumo dan yang paling penting harganya pun terjangkau
dan tempatnya juga nyaman dan bersih.” 92
Peneliti : “Selain itu apalagi mbak ?”
Informan : “yah karena udah punya pelanggan pelanggan setia juga
mbak sama sudah banyak yang tau tentang merk warung
pecel Bu Sumo.”
Peneliti : “warung pecel Bu Sumo kan sudah ada sejak lima puluh
delapan tahun yang lalu, selama itu pasti ada para pesaing
yang bermunculan,naah apa saja yang membuat usaha
warung makan ini bertahan sampai saat ini ?”
Informan : “Begini mbak, kenapa bisa bertahan sampai sekarang karena
masih terjaga kualitas makanan nya dari resep turun-
menurun dari eyang makannya pelanggan masih setia makan
di warung pecel ini dan nama pecel Bu Sumo juga sudah di
kenal di kalangan masyarakat Semarang dan sekitarnya.
Dari blog-blog di internet juga bilang katanya kalau datang
ke kota Semarang harus wajib mampir ke warung pecel Bu
Sumo itu juga membantu kami dalam mempertahankan
usaha kami.
Peneliti : “ooh iya iya mbak saya juga sering baca di internet tentang
warung ini hehe, ngomong-ngomong ada berapa jumlah
karyawan ?” 93
Informan : “kalau di sini ada delapan karyawan mbak”
Peneliti : “ohh mbak disini sebagai kasir ya, dari awal sudah jadi
kasir?
Informan : “Iya mbak dari awal saya sudah di percaya sebagai kasir.”
Peneliti : “terus yang menjadi pertimbangan untuk memilik karyaan
disini apa ya mbak ?”
Informan : “ya pokoknya punya ketrampilan mbak entah itu
ketrampilan memasak atau di bagian pelayanannya, mau
bekerja tidak males juga dan satu lagi tidak malu mbak
soalnya tuh dulu ada karyawan keluar gara-gara malu
bekerja di warung pecel Bu Sumo”
Peneliti : “Apakah ada training khusus untuk karayawannya mbk ?”
Informan : “paling ya Cuma diajari cara dasar-dasarnya saja mbak,
gimana cara pelayanannya menangani pelanggan yang
benar, kalau bagian dapur ya diajari cara masak dan
penyajiannya yang benar, ya begitulah mbak pelatihannya.”
Peneliti : “Bagaimana sistem pengelolaan karyawan warung pecel Bu
Sumo ini mbk ?”
Informan : “maksudnya mbak?”
Peneliti : “ee itu mbak sistem pengelolaan karyawannya itu gimana 94
gitu ?”
Informan : “ohh sitem kerjanya disini kerja mulai jam 6 pagi sampai
jam 4 sore mbk?”
Peneliti : “Untuk pembagian kerjanya gimana mbak ?”
Informan : “kan karyawannya ada delapan orang mbak, pembagiannya
ya itu empat orang bagaian dapur dan empat orang lagi di
bagian depan mbak pelayanan.”
Peneliti : “Apakah ada kompensasi mbak untuk karyawannya ?”
Informan : “Ya ada mbak , bonus-bonus supaya karyawan semangat
kerjanya sama satu bulan sekali kita adakan kumpul-kumpul
makan-makan gitu mbak dan setahun sekali juga kita adakan
piknik bersama.”
Peneliti : “Dalam pekerjaan, itu prinsip kerja yang di terapkan dalam
warung pecel Bu Sumo ini bagaimana mbak ?”
Informan : “yah kerja tuh pokoknya di buat kekeluargaan mbak,
karyawan dianggap seperti keluarga sendiri, jadi semua ini
itu tim.”
Peneliti :
Informan : 95
Selain mbak Puji, Ibu ramimah sebagai karyawan dan sekaligus adi dari
Ibu Tugiyah juga memiliki jawaban yang hamper sama saat ditanya tetntang keberhasilan warung pecel Bu Sumo dalam mempertahankan eksistensinya di tengah persaingan yang ada. Wawancara dengan Ibu Ramimah sebagai berikut:
4.3.2 Hasil wawancara dengan Ibu Ramimah
Peneliti : “Bagaimana dulu memulai usaha warung pecel Bu Sumo ini
Bu?’
Informan : “Kalau denger dari Ibu saya dulu pas pertama tuh jual
keliling di pasar Ambarawa terus pindah ke Semarang
pertama jualan di Jl.Mentri supeno no 22 terus sempat
pindah ke ruko depan masaid gergaji di jalan Kyai saleh
habis itu baru pindah kesini di Jl Kyai Saleh No 10
Semarang.”
Peneliti : “Bagaimana dulu memulai usaha warung pecel Bu Sumo ini
Bu?’
Informan : “Kalau denger dari Ibu saya dulu pas pertama tuh jual
keliling di pasar Ambarawa terus pindah ke Semarang 96
pertama jualan di Jl.Mentri supeno no 22 terus sempat
pindah ke ruko depan masaid gergaji di jalan Kyai saleh
habis itu baru pindah kesini di Jl Kyai Saleh No 10
Semarang.”
Peneliti : “ohh gitu, akhirnya sekarang sudah banyak di kenal ya Bu?”
Informan : “Iya mbak alhamdulilah.”
Peneliti : “Sebelum ada usaha ini apakah ada usaha lain lagi atau apa
pernah mencoba usaha lain bu?”
Informan : “Kalau usaha lain si enggak ada mbak, dulu Ibu membuka
warung pecel ini karena beliau hobi memasak dan karena
untuk menambah penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.”
Peneliti : “ohh terus kenapa dinamakan warung pecel Bu Sumo bu?”
Informan : “Kalau itu sih berasal dari nama bapak yaitu Sumodimedjo
dan yang jualan adalah Ibu jadi dinamakan pecel Bu Sumo,
kurang lebihnya seperti itu mbak kalau mau lebih jelasnya
bisa di tanyakan ke kaka saya yang lebih tau hehe.”
Peneliti : “saya tuh setiap minggu setiap pulang dari car free day saya
selalu mampir untuk menyantap pecel disinu dan saya lihat
selalu rame gitu bu, apa dari dulu emang rame bu ?” 97
Informan : “iya disini memang selalu rame pembeli mbak, tapi rame
lagi pas jam-jam makan siang sama hari libur semua tempat
penuh alhamdulilah mbak, disini sebenere ada menu lain
yaitu soto dan mangut tapi yang paling terkenal disini yaitu
mbak nasi pecelnyaa.”
Peneliti : “berarti pecel disini yang menjadi menu andalannya ya bu?”
Informan : “iya mbak banyak yang suka pelanggannya.”
Peneliti : “Di Semarang sini selain warung pecel Bu Sumo yang
berjualan pecel banyak ndak,an bu ?
Informan : “ ya banyak sekali mas di Semarang yang berjualan pecel
tapi karena nama pecel Bu Sumo sudah tidak asing lagi di
telinga orang Semarang jadi pecel disini masih tetep bisa
bertahan usahanya dan masih rame.”
Peneliti : “Berarti ada ya bu, menurut Ibu apasih fakto-faktor apasaja
yang terkait dalam keberhasilan warung pecel Bu Sumo ini
dalam mempertahankan eksistensinya?”
Informan : “ya yang pasti itu kualitas makanannya mbak, terus
pelayanannya cepat, baik, erus ramah juga hehe, harganya
juga terjangkau sama juga sudah punya pelanggan-
pelanggan yang setia.”
Peneliti : “Ohh gitu ya buk, terus apalagi bu?” 98
Informan : “Iya itu tadi sih mbak menurut saya.”
Peneliti : “Terus apa saja sih kendala-kendala yang dialami warung
pecel Bu Sumo ini selama usaha berlangsung?”
Informan : “kendalane si dulu tempat usaha yang mepet banget dengan
jalan raya sehingga lahan parkir susah mbak tapi untuk saat
ini sudah enggak si mbak karena sudah pindah dan renovasi
baru.”
Peneliti : “Terus selain itu bu?”
Informan : “sama karyawan mbak, sering keluarnya tuh gerombolan?”
Peneliti : “Maksudnya gerombolan gimana bu?”
Informan : “Jadi tuh dulu ada beberapa karyawan yang dari daerah yang
sama, terus yang satu keluar yang lainnya juga pada ikutan
keluar, barengan gitu lo mbak.”
Peneliti : “Ohh begitu ya bu, apakah itu sering terjadi?”
Informan : “Ya Cuma sekali si tapi itu menjadi bahan pembelajaran si
kalau cari karyawan yang memang bener-bener mau bekerja
serius di bidang ini , malahan ada yang keluar dari sini mau
buka usaha sendiri di daerahnya dan kita juga dukung itu.”
Peneliti : “Berarti ada yang keluar untuk buka usaha sendiri ya bu,
terus apakah di pecel Bu Sumo ini ada resep rahasia bu?” 99
Informan : “Untuk masakan si enggak ada mbak Cuma yang jadi resep
rahasia Cuma di bumbu kacangnya yang buat pecelnya
mbak, itu yang buat bumbu Cuma keluarga saja si mbk
hehe.”
Peneliti : “Kalau dalam usaha ini, warung pecel ini pernah melakukan
promosi apa saja bu ?”
Informan : “Oh tidak pernah mbak, kita enggak pernah melakukan
promosi.”
Peneliti : Wah tidak pernah melakukan promosiya bu, tapi anehnya
pelanggan-pelanggan tambah banyak yahh, itu
pemasarannya gimana kok bisa pada tau.”
Informan : “Yah tau dari omongan-omongan orang atau pelanggan
mbak, malah ada dari pelanggan sendiri yang mromo’in
dengan di foto terus di upload di facebook, terus kata anak
saya juga ada yang nulis di blognya, itu secara tidak
langsung mromoin warung pecel Bu Sumo mbak.”
Peneliti : “Hemm kalau di lihat-lihat pelanggan disini itu yang datang
kebanyakan pakek mobil semua bu, apa emang sasaran
pasarnya kelas menengah keatas ya bu?”
Informan : “Ahh enggak juga mbak, disini yang dating itu semua
kalangan mbak dari bawah sampai atas soalnya harganya 100
pun terjangkau. Kalau ngomongin yang datang kebanyakan
pakek mobil ya mungkin satu keluarga habis piknik atau
dari luar kota gitu mbak emang pengen makan disini.”
Peneliti : “Berarti semua kalangan ya bu targetnya?”
Informan : “Iya mbak semua kalangan.”
Peneliti : “Strategi apa si yang dilakukan warung pecel Bu Sumo
dalam menjalankan usahanya?”
Informan : “Yang paling penting ya rasa tetap dijaga kualitasnya, selalu
berusaha memberikan pelayanan yang baik.”
Peneliti : “Pelayanan yang baik yang bagaimana bu yang diterapkan
di warung pecel Bu Sumo ini ?”
Informan : “Ya cepat dalam memenuhu pesanannya, ramah dalam
bersikap dan selalu menjaga kebersihan tempat agar para
pelanggannya tidak rishi gitu mbak.”
Peneliti : “Ohh jadi itu strateginya, terus rumah makan ini ada berapa
karyawan yang di pekerjakan ya bu?”
Informan : “Ada 9 orang mbak termasuk saya juga karena saya yang
menghendel dapur mbak.”
Peneliti : “Terus apasih yang dipertimbangkan saat memilih 101
karyawan?”
Informan : “Pastinya yang giat bekerja mbak dan yang mempunyai
ketrampilan di bidangnya masing-masing mbak, enggak
males dan berkomitmen juga mbak”
Peneliti : “Jadi pelayanannya di bagi dua ya bu, dapur sama
pelayanan?”
Informan : “he’em mbak jadi 3 orang di dapur termasuk saya dan yang
empat di bagian pelayanan.”
Peneliti : “Apakah ada kompensasi bagi karyawan?”
Informan : “Iyaa ada mbak sama sebulan sekali kita ngadain makan
bersama di luar.”
Peneliti : “Tadikan ibu kan sudah bilang kalau usaha warung makan
sejenis yang ada di daerah Semarang kan bukan Cuma
warung pecel Bu Sumo ini saja, malah usaha warung pecel
lain mulai bermunculan, nah yang membuat warung pecel
ini mampu bertahan sampai saat ini itu kenapa bu?”
Informan : “Ya seperti yang sudh saya katakana tadi, karena selalu bisa
konsisten dalam rasanya, dan terus mengevaluasi apasih
yang masih kurang dalam pekerjaan, dan didukung lokasi
yang strategis serta sudah dari dulu punya pelanggan yang
loyal si mbak di banding warung pecel lain yang ada dan 102
yang harus merintis, jadi warung pecel Bu Sumo sudah
memiliki citra yang baik dari masyarakat.”
Peneliti : “pertanyaan yang terakhir ni bu, prinsip kerja yang
diterapkan di warung pecel Bu Sumo ini seperti apa sih?”
Informan : “Yaah bekerja yang penting tulus dan jujur udah itu saja
mbak.”
Peneliti : “itu saja bu?hehe.”
Informan : “Iyaa mbak prinsipnya sih itu saja kalau menurut saya.”
Peneliti : “Baik bu, trimakasih”
Informan : “Iyaa mbak sama-sama.”
Dari hasil wawancara dari mbak Puji dan Ibu Ramimah tersebut menunjukan faktor-faktor internal yang terkait dalam keberhasilan usaha arung pecel bu Sumo dalam mempertahankan eksistensinya adalah kualitas makanan dan harga yang terjangkau ditambah dengan pelayanan yang baik juga tmpat yang bersih, dalam faktor eksternalnya yaitu mempunyai pelanggan yang loyal merupakan faktor eksternal yang terkait dalam keberhasilan warung pecel Bu
Sumo dalam mempertahankan eksistensinya.
Kemudian sejak warung ini berdiri, memulai usaha dengan gendongan Bu
Sumo dengan berjualan keliling dari rumah-kerumah dan kantor ke kantor dengan menu andalannya yaitu pecelnya akhirnya beliau mengembangkan lokasi/tempat 103
dengan membangun warung yang luas dan melakukan perbaikan fasilitas untuk karyawan dan pelanggan serta membuka cabang baru sampai saat ini. Berbagai kendala dalam menjalankan usaha pernah dialami yaitu lahan parkir serta seringnya keluar masuk karyawan semua itu sudah dialami juga. Juga semakin banyak bermunculan usaha warung makan sejenis menambah persaingan semakin ketat , Namun dengan tetap menjaga kualitas rasa dengan porsi yang pas dan bertempat lokasi yang strategis serta terus memperbaiki fasilitas yang masih kurang dan selalu melakukan evaluasi pekerjaan, selain itu sudah banyaknya pelanggan yang loyal dan citra baik dari pelanggan terhadap warung pecel ini. Hal itulah yang membuat usaha warung pecel ini mampu bertahan sampai saat ini di tengah persaingan warung pecel sejenis yang ada.
Berawal dari sasaran pasar kelas menengah kebawah sampai menyebar ke semua kalangan dengan komunikasi pemasaran dari mulut ke mulut , dan beberapa pelanggan mempromosikan atas keinginan sendiri dengan cara memfoto dan memposting ke sosial media. Terus menjaga kualitas rasa dan memberikan pelayanan yang cepat dan baik adalah strategi warung pecel Bu Sumo agar bisa mempertahankan eksistensinya.
Dalam menjalankan usahanya, warung pecel ini di bantu oleh 8 orang karyawan. Karyawan yang di perkerjakan berketrampilan dalam memasak dan kemampuan dalam melayani pelanggan serta jujur dan bekerja dengan ketulusan hati. Semua pekerjaan ada SOP-nya, karyawan diberi kepercayaan untuk melaksanakan pekerjaanya. Empat karyawan bekerja dibagian dapur dan empat orang lagi dibagian pelayanan dengan sistem kerja pagi sampe sore. Bekerja 104
dengan prinsip kekeluargaan semua teman kerja adalah keluarga dan yang paling penting jujur dan tulus.
Ibu Tugiyah selaku pemilik warung pecel Bu Sumo membenarkan pernyataan dari Mbak Puji dan Ibu Ramimah, dengan hasil wawancara sebagai berikut:
4.3.3 Hasil wawancara dengan Bu Tugiyah
Peneliti : “Bagaimana dulu Bu Sumo memulai usahanya Bu?”
Informan : “Awal dulu orang tua saya berjualan keliling di pasar
Ambarawa terus pindah ke Semarang membuka warung
kecil-kecilan di depan gedung perhutani jaman dulu di Jl.
Mentri Supeno No.22 Semarang waktu itu Cuma bertahan 2
tahun sebab di sapu sama satpol pp terus mengkontrak ruko
no 42 di Jl. Kyai saleh di sini dari tahun 1970 sampai 1990,
disini makin rame dan di kenal masyarakat setelah itu
membuka warung sendiri di Jl.Kyai saleh No 8 karena
daapet teguran dari menhub soal parkir yang menggu lalu
lintas akhirnya pindah lagi di Jl.Kyai saleh no 10 pada tahun
2010.”
Peneliti : “Apakah pernah mencoba usaha lain?”
Informan : “Tidak pernah mbak dulu si mbok lansgsung berjualan pecel
karena hobi beliau masak hehe (saya manggil ibu saya itu si 105
mbo mbak)
Peneliti : “ Owalah manggile dulu si mbok ya bu hehe, ngomong-
ngomong dulu namanya sudah warung pecel Bu Sumo ya
bu?”
Informan : “Dulu pas jualan di pasar Ambarawa si belum ada nama
mbak ada nama itu pas pindah ke Semarang waktu
membuka warungan kecil di Jl. Mentri supeno No.10.”
Peneliti : “Alasan memberi nama itu apa bu ?”
Informan : : “Itu berasal dari nama suami atau bapak saya yaitu
Sumodimedjo mbak akhirnya warung pecelnya dinamakan
warung pecel Bu Sumo mbak.”
Peneliti : “Untuk target pasarnya siapa saja si bu?”
Informan : “Ya semua kalangan mbak dari bawah sampai atas soalnya
nasi pecel disini masih murah harganya jadi masih bisa di
jangkau oleh semua kalangan.”
Peneliti : “Apakah pernah melakukan promosi bu?”
Informan : “Waa malah enggak pernah mbak enggnk pernah sama sekali
Cuma disini sering pada wawancara saya dan di promosiin
di website atau internet gitu mbak banyak juga selebgram
yang berasal dari semarang juga promosiin warung kita, itu
atas kemauan sendiri saya tidak menyuruh. Nahh dari sini 106
warung ini semakin rame pembeli saja
Peneliti : “Terus kalau enggak promosi berarti pelanggan tau sendiri ya
bu?”
Informan : “Yaah kebanyakan pelanggan tau itu karena dari mulut ke
mulut orang yang pernah datang kesini mbak, dirasa
masakan nya enak murah jadi orang-orang pada ngajakin
temennya dan temennya ngajakin temennya lagi, intinya
dari omongan mereka gitu lo mbak.”
Peneliti : “Kita kan tau nih bu bahwa waung pecel Bu Sumo ini dari
dulu memang laris dan dikatakan sukses ni bu, faktor-faktor
apa saja si yang terkait keberhasilan usaha warung pecel Bu
Sumo dalam mempetahankan eksistensinya sampai saat
ini?”
Informan : “Yang pastinya menu pecel yang khas lebih dari yang lain
dan kita terus menjaga rasa yang berkualitas dan takaran
dari bumbunya dari dulu sampai saat ini harus pas sesuai
takaran, terus pelayanan harus cepat, ramah, tempat juga
bersih nyaman juga harga terjangkau mbak.”
Peneliti : “terus apalagi bu?”
Informan : “supplier bahan baku tepat waktu pengirimannya dan
mempunya pelanggan setia yang datang kesini itu juga 107
masuk faktor-faktornya si mbak.”
Peneliti : “ Oh iya bu berarti itu masuk faktor eksternalnya ya
bu?Terus dari dulu sampai sekarang itu apakah ada kendala-
kendala yang pernah di alami bu?”
Informan : “ iya bisa dibilang begitu mbak. kalau masalah kendala Yaa
ada mbak , dulu tempatnya kecil ukuran 5x6 bangunannya
pendek pelaggan kegerahan saat makan terus sama parkiran
yang sampai kejalan raya sampai di tegur menhub sama
banyak pelanggan juga pas jam makan siang sama weekend
harus antri tempat dulu atau gak jadi makan liat tempat
penuh sama dulu banyak karyawan yang sering keluar
masuk mbak.”
Peneliti : “Ohh begitu ya bu, disini itu karyawannya ada berapa ya bu
?”
Informan : “Ada sepuluh sebenere mbak tapi kemaren baru keluar jadi,
sekarang totale ada Sembilan mbak, dua dibagian dapur
enam di bagian pelayanan mbak. Yang bagian pelayanan
kebanyakan cowok semua mbak.”
Peneliti : “nggak nyari lagi gitu bu? Hehe”
Informan : “Yaa ndak asal nyari gitu aja mbak, kana da kriteria nya gitu
nanti kejadian kayak dulu keluar karyawan bergerombolan,” 108
Peneliti : “Terus kriterianya apa bu?”
Informan : “Yahh yang pertama ketrampilan terus jujur dan yang paling
penting itu mau bekerja dengan ketulusan hati, nggak
kepaksa gitu mbak.”
Peneliti : “Mereka yang kerja disini itu dari mana saja to bu?”
Informan : “Yaa ada yang dari Kedung jati, ada dari Ambarawa,
Kebumen dan ada juga yang dari Semarang juga mbak.”
Peneliti : “Apakah mereka ada pelatihan bu?”
Informan : : “Ahh enggak ada mbak paling ya Cuma training dasar,
yang karyawan baru lihat kerjanya karyawan lama tapi kalau
yang bagian masak ya di kasih tau takaran bumbunya si
mbak.”
Peneliti : “Bagaimana sistem kerjanya bu ?”
Informan : “Yahh mereka setiap karyawan diberi pekerjaan sesuai
ketrampilannya dua karyawan bagian dapur dan enam
karyawan bagian pelayanan, Untuk sistem kerjanya dari jam
enam pagi sampai tutup mbak.”
Peneliti : “Tutupnya emang jam berapa si bu?”
Informan : “Kalau tutupnya sih jam empat sore mbak cuman kadang jam
tiga sore sudah habis jadi sudah di tutup duluan tapi kadang 109
juga jam empat lebih juga masih ada pelanggan ya kita
layani kalau masih ada mbk, pokonya menyesuaikan kondisi
mbak.”
Peneliti : “Didaerah Semarang sini kan banyak warung pecel sejenis ya
bu, nah pasti kana da persaingan dibidanag ini, nah strategi
apa yang dilakukan warung pecel Bu Sumo untuk
menyikapi keadaan itu bu?”
Informan : : “Sebenernya gini mbak, memang banyak usaha sejenis
yang sama seperti warung pecel Bu Sumo ini , tapi kita
nggak merasa di saingi atau apa gitu mbak karena memang
rejeki tuhan yang ngatur. Yang terpenting kita fokus dengan
usaha kita sendiri, tetap menjaga kualitas rasa terus
membenahi apa yang kurang ditempat ini, dan selalu
berusaha memberikan pelayanan yang baik , jadi seperti itu
mbak.”
Peneliti : “Oalah jadi meskipun banyak warung pecel sejenis yang ada
tapi tetap tidak merasa saing-aingan ya bu karena memang
rejeki sudah ada yang ngatur jadi tatap fokus pada usaha
sendiri ya bu , bagus sekali kata-katane bu hehe. Terus
usaha ini kan sudah berjalan kurang lebih lima puluh tiga
tahun ya bu, nah apa sih yang membuat usaha warung pecel
Bu Sumo ini mampu bertahan samapai saati ini ?” 110
Informan : “Yaa seperti yang saya katakan tadi mbak terus
mempertahankan rasa makannnya pelanggan suka dan terus
datang kesini , sama porsi makanan masih tetap sama kayak
yang dulu dan bumbunya sesuai resep yang dahulu, dan
tempat warung pecel ini strategis mbak.”
Peneliti : “Selain itu apakah ada lagi bu ?”
Informan : “Yahh karena dulu sama sekarang kan beda mbak,dulu itu
sempit tempatnya, terus saya perluas tempatnya, lahan
parkirnya dan menambah fasilitas seperti toilet dan ada mess
juga bagi karyawan yang jauh. Yaaa setelah diperluas
pelanggan jadi makin nyaman tidak kegerahan dan
pelanggan yang datang juga bertambah beda dengan dulu
kalau mau mampir lihat tempatnya sudah penuh malah tidak
jadi mampir.”
Peneliti : “Kemudian untuk ketersediaan bahan baku, darimana
didapatkan?”
Informan : “kalau bahan baku kita ada supliernya sendiri mbak kita
bekerjasama dengan salah satu pedagang pasar di pasar bulu
Semarang.”
Peneliti : “berarti tidak perlu kesana terus belanja sendiri ya Bu?
Informan : “Enggak mbak kita Cuma telfon butuhnya berapa apa saja 111
nanti di kirimkan mbak.”
Peneliti : “Terus bagaimana menjaga hubungan baik dengan mereka
Bu?”
Informan : “Ya penting to mbak kita professional dalam bekerja sama,
dan bayar dengan tepat waktu udah gitu saja.”
Peneliti : “Oh begitu ya bu, terus terakhir ni bu, prinsip kerja yang
diterapkan di warung pecel Bu Sumo ini apa Bu?”
Informan : “Sebenarnya to mbak dalam bekerja itu, enggak yang harus
diterapkan disini saja, semua dalam hal bekerja itu harus
bekerja dengan tulus, yakan mbak kalau kita bekerja
didasari ketulusan hati pasti yang kita dapatkan akan baik
juga, terus jujur dalam bekerja mbak, sama dalam warung
pecel Bu Sumo ini kita harus jujur kepada pelanggan, nggak
mungkin kita menjual pecel sisa kemaren di jual lagi kan
mbak kepada pelangan terus kita juga memilih sayur-sayur
yang masih seger tidak yang udah busuk, soalnya itu
dampaknya juga dengan kualitas usaha ini.”
Peneliti : “emm jadi tulus daan jujur ya Bu prinsipny?”
Informan : “Iyaa bener mbak.”
Peneliti : “ baik buk trimakasih atas waktunya.” 112
Informan : “ Iya mbak sama-sama.”
Berdasarkan hasil wawancara diatas, Ibu Tugiyah menambahkan dari pernyataan Mbak Puji dan Ibu Ramimah yaitu dalam mempertahankan eksistensinya dengan terus memperbaiki dan memperluas tempat usahanya serta selalu menjaga kualitas rasa dengan porsi yang tetap tidak kurang tidak lebih, takaran dari bumbu pecelnya juga pas dari dari resep dulu hingga sekarang dan letk tempat usaha yang strategis membuat usaha ini mampu bertahan sampai saat ini ditengah persaingan yang ada.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan gambaran profil dari iforman pendukung dapat di lihat pada tabel sebagai berikut:
NO NAMA KETERANGAN
1 Dewi agustina Pelanggan/ konsumen pecel Bu Sumo
2 Fajar Pelanggan/Konsumen pecel Bu Sumo
4.3.4 Hasil wawancara dengan mbak dewik agustina (konsumen pecel Bu
Sumo): 113
Peneliti : “Mbak maaf sebelumnya jika mengganggu mbak saya mau
mengajukan beberapa pertanyaan kepada mbak dewik untuk
melengkapi penelitian saya. Apa diperbolehkan mbak?”
Informan : “Oh ya mbak silahkan.”
Peneliti : “Terimakasih sebelumnya mbak. sejak kapan mbak dewik tau
warung pecel Bu Sumo?”
Informan : “Sudah lama mbak sejak tahun 2000,n.”
Peneliti : “Lalu dari mana mbak dewik mengenal warung pecel Bu Sumo
ini ?”
Informan : “Dulu awalnya diajak orang tua saya makan disini mbak eh
ternyata enak jadi sering kesini deh.”
Peneliti : “ Kenapa mbak dewik lebih memilih makan di waeung pecel Bu
Sumo padahal warung pecel disemarang sini kan banyak mbak?”
Informan : “Pertama karena lokasi warung ini dekat dengan rumah, kedua
karena bumbu pecelnya yang enak karena rasanya tetap konsisten
dari dulu hingga sekarang itu yang saya suka dan satu lagi mbak
harganya juga pas dikantong hehe.”
Peneliti : “Menurut mbak Dewik apakah rung pecel Bu Sumo ini selalu
rame pembeli?”
Informan : “Yang saya lihat si rame mbak pas jam makan siang apalagi hari
minggu parkiran selalu penuh mbak?” 114
Peneliti : “Lalu bagaimana pelayanan yang diberikan mbak?”
Informan : “Pelayanannya bagus mbak tempatnya bersih karyawannya
sopan, ramah dan pelayanannya cepat jadi kita gak harus nunggu
lama untuk menikmati makannya.”
Peneliti : “Baik mbak terimakasih sudah meluangkan waktunya sejenak
selamat menikmati makannya.”
Informan :” Iyaa mbak sama-sama.”
Dari hasil wawancara dengan mbak dewik konsumen pecel Bu Sumo, menunjukan bahwa mbak dewik mengetahui warung pecel Bu Sumo dari orang tuanya yang artinya media promosi dari mulu ke mulut. Menurut mbak dewik pecel Bu Sumo ini kualitas rasanya dari dulu hingga sekarang masih terjaga lokasinya strategis dan pelayanan yang didapat di sana cepat pelayannya ramah sopan dan harganya pun terjangkau itu yang membuat mbak dewik sering makan disini.
4.3.5 Hasil wawancara dengan Mas Fajar (konsumen pecel Bu Sumo)
Peneliti : “Sebelumnya maaf sudah menggangu mas Fajar sebentar, saya
mau mengajukan beberapa pertanyaan kepada pak Fajar, untuk
melengkapi penelitian saya. Apa diperbolehkan mas?”
Informan : “Ohh ya mbak silahkan, kalau saya bisa jawab ya saya jawab
mbak.” 115
Peneliti : “Sejak kapan mas Fajar mengetahui warung pecel Bu Sumo ?”
Informan : “Lima tahunan ini mbak kira-kira.”
Peneliti : “Dari mana Mas Fajar mengetahui warung pecel Bu Sumo ini?”
Informan : “Ceritanya gini mbak dulu ada salah satu temen saya makan disini
dan dia memposting makanan pecel ini di facebook terus saya
tanya temen rasanya gimana tuh pecelnya kayaknya enak eh tiba-
tiba temen saya malah mesenin saya lewat gofood nah dari situ
saya tau rasa pecelnya enak dan akhirnya saya mengajak temen
saya itu untuk makan warungnya langsung dan sampe sekarang
malah jadi langganan disini.
Peneliti : “Kenapa sekarang mas Fajar lebih memilih berlangganan di
warung pecel Bu Sumo ?”
Informan : “Yak karena menurut saya rasanya enak harga terjangkau dan
lokasinya gampang mudah di cari”
Peneliti : “Kalau saya boleh tau mas Fajar rumahnya mana yak kok bisa
berlangganan pecel disini?”
Informan : “Yahh rumah saya daerah mranggen mbak saya setiap minggu
sepulang car free day saya memang selalu mampir makan disini.”
Peneliti : Ohh begitu ya mas kalau boleh tau menurut mas Fajar apakah
warung pecel ini rame?” 116
Informan : “Yahh yang saya lihat si rame mbak pas weekend gitu sampe-
sampe parkir penuh semua dan yang saya lihat silih berganti orang
yang datang dan pulang setelah menyantap makannya .”
Peneliti : “Ohh berarti rame ya mas,kalau menurut mas Fajar bagaimana si
pelayanan di warung pecel Bu Sumo ini ?”
Informan : “Pelayanannya cepat karyawan ramah, sopan dan tempatpun
selalu dijaga kebersihannya itu yang saya suka mbak.”
Peneliti :“Baik kalau begitu mas Fajar terimakasih atas waktunya silahkan
meneruskan makannya lagi hehe.”
Informan : “Baik mbak sama-sama.”
Berdasarkan hasil wawancara dengan pak fajar diketahui bahwa beliau mengetahui warung pecel Bu Sumo dari media sosial facebook dari temennya dan memgetahui rasa dari pecel Bu Sumo tersebut dari kiriman temennya yang pesan melalui gofood dari aplikasi goojek pada akhirnya Pak Fajar penasaran dan datang langsung ke warung pecel Bu Sumo dan menurut beliau warung pecel Bu Sumo harganya murah makanannya enak tempat bersih dan pelayanannya ramah,sopan dan cepat.
Berdasarkan hasil wawancara kepada beberapa konsumen warung pecel
Bu Sumo diatas bisa disimpulkan bahwa produk yang dijual baik sesuai dengan harga, pelayanan juga merupakan hal yang paling penting dalam usaha warung makan ini serta tempat yang nyaman dan lokasi yang strategis itu juga menjadi penunjang keberhasilan warung pecel Bu Sumo ini. 117
4.4 Ringkasan Hasil Temuan Penelitian Tabel 4.3 Saripati wawancara dengan informan kunci, kategori jawaban, pola jawaban, konsep berkenaan persoalan penelitian pertama Persoalan Informan kunci Kategori Pola dan konsep penelitian #1 Bu Tugiyah Bu Ramimah Mbak Puji 118
pertanyaan #1 Kualitas Kualitas Kualitas Kualitas Dari kategori tersebut dapat makanan makanan makanan makanan dipolakan sebagai berikut: Pelayanan Pelayanan Harga Pelayanan Faktor-faktor yang cepat yang ramah, terjangkau yang baik internal dan baik cepat dan Tempat Kondisi Kualitas makanan dan harga apasaja yang Tempat sopan nyaman tempat yang jerjangkau diambah terkait dalam yang dan bersih Harga dengan pelayanan yang baik nyaman Harga keberhasilan terjangkau juga tempat yang nyaman dan bersih terjangkau usaha warung Mempunya dan bersih serta mempunyai Harga menu pecel pecel Bu khas tersendiri dibanding terjangakau dan bumbu Sumo dalam warung sejenis lainnya Menu pecelnya mempertahan pecelnya yang khas menjadi faktor –faktor kan dan bumbu disbanding internal terkait keberhasilah eksistensinya pecelnya warung usaha warung pecel Bu ? yang pecel Sumo dalam menjadi sejenis mempertahankan khas di eksistensinya . banding warung makan Kemudian mempunyai sejenis pelanggan yang loyal dan yang lain memiliki pemasok bahan baku dari beberapa supplier Pertanyaan #2 Pelanggan Pelanggan Pelanggan Pelanggan merupakan faktor-faktor yang loyal yang loyal yang loyal yang loyal eksternal terkait Faktor-faktor 119
eksternal? keberhasilan usaha arung pecel Bu Sumo dalam mempertahankan eksistensinya.
Dari pola diatas, konsep- konsep yang muncul antara lain:
1. Konsistensi produk 2. Keterjangkauan harga 3. Ketersediaan bahan baku 4. Loyalitas pelanggan
Persoalan penelitian #2
Pertanyaan #1 Berjualan Berjualan Berjualan Berjualan Memulai usaha dengan keliling di keliling di keliling di keliling di berjualan keliling di pasar pasar pasar pasar pasar ambarawa kemudian Bagaimana ambarawa ambarawa ambarawa ambarawa membuka warung kecil- memulai terus terus terus terus kecilan hinggan bisa usaha? membuka membuka membuka membuka membuka warung sendiri di waung waung waung waung 120
kecil- kecil- kecil- kecil- Jl kyai saleh No 10 dengan kecilan di kecilan di kecilan di kecilan di menu andalannya yaitu dekat dekat dekat dekat pecel dan mengembangkan trotoar Jl trotoar Jl trotoar Jl trotoar Jl lokasi tempat usaha dengan mentri mentri mentri mentri memperluas tempat serta supeno No supeno No supeno No supeno No melakukan perbaikan 22 22 22 22 fasilitas untuk karyawan kemudian kemudian kemudian kemudian baru baru baru baru dan pelanggan, juga membuka membuka membuka membuka menambah cabang baru. warung di warung di Jl warung di warung di Jl kyai kyai saleh Jl kyai Jl kyai saleh no 10 no 10 saleh no 10 saleh no 10 Berawal dari sasaran pasar mugassari mugassari mugassari mugassari kelas menengah ke bawah dengan dengan dengan dengan sampai menyebar ke semua menu yang menu yang menu yang menu yang kalangan dengan sama yaitu sama yaitu sama yaitu sama yaitu komunikasi pemasaran dri pecel pecel pecel pecel mulut ke mulut dan beberapa pelanggan Pertanyaan #2 Dari Dari warung Dari jualan Dari mempromosikan atas warung yang di pinggir warung keinginannya sendiri makan awalnya jalan makan dengan cara memfoto dan Bagaimana yang dulu ngonrak hingga bisa yang dulu memposting ke sosial perkembanga kontrak sampe bisa kontrak kontrak media. n sampai bikin warung sampai bisa bikin warung dan beli bisa bikin lokasi/tempat warung sendiri yang warung warung 121
? sendiri lokasinya sendiri sendiri Terus menjalin hubungan yang besar strategis yang yang besar yang baik, bekerja sama Memperlua Memperluas tempatnya Memperlua secara professional dengan s lokasi lahan parker strategist s lokasi beberapa supplier pemasok parkir dan Membuat Memperlua parkir dan bahan baku agar memperlua mes untuk s lahan memperlua ketersediaan bahan baku s area karyawan parkir s area tercukupi. tempat luar kota tempat makan makan Menjaga kualitas rasa dan Membuat Membuat memberikan pelayanan mes mes yang cepat dan baik adalah karyawan karyawan strategi warung makan Bu dari luar dari luar Sumo ini agar bisa terus kota kota mempertahankan Membuka Membuka eksistensinya. beberap beberap cabang di cabang di Semarang Semarang Pertanyaan #3 Dari nama Dari nama Dari nama Dari nama Dalam menjalankan asli bapak asli Bapak pemilik pemilik usahanya, warung pecel Bu yaitu saya yaitu yaitu Pak yaitu Pak Sumo ini di bantu oleh 9 Apa alasan Sumodime Sumodimed Sumo dan Sumo dan karyawan yang berasal dari memberi djo jo Bu Sumo Bu Sumo beberpa daerah yaitu: nama warung kedung jati, Ambarawa, pecel Bu Kebumen, dan Semarang. Sumo 122
Petanyaan #4 Semua Semua Semua Semua kalangan kalangan kalangan kalangan Kryawan yang dipekerjakan berketrampilan dalam Siapakah memasak dan kemampuan pasar dalam melayani pelanggan sasarannya? serta jujur dan bekerja Pertanyaan #5 Word of Word of Word of Word of dengan ketulusan hati. mouth mouth mouth mouth Sosial Gethuk Gethuk Bagaimana media tular tular Semua pekerjaan ada SOP komunikasi melalui melalui nya karyawan diberi pemasaran sosmed sosmed kepercayaan untuk yang melaksanakan dilakukanwar pekerjaannya. Lima ung pecel Bu karyawan bekerja dibagian Sumo? dapur dan sisanya dibagian pelayanan dengan sistem Pertanyaan #6 Tidak Tidak Tidak Tidak yang masuk jam 5 pulang pernah pernah pernah pernah jam 2 kalau karyawan pelayanan masuk jam 7 Apakah pulang jam empat sore, bagi pernah karyawan yang berasal dari melakukan luar kota diberikan MES. promosi? Bekerja dengan prinsip mengangap semua teman 123
Pertanyaan #7 Dari Dari Dari Dari kerja adalah keluarga dan supplier supplier suplier supplier yang paling penting tulus dan jujur Dari mana bahan baku diperoleh Sejak tahun 1965 warung makan pecel Bu Sumo ini Pertanyaan #8 Dari pasar Dari pasar Dari pasar Dari pasar berdiri , berbagai kendala bulu bulu bulu bulu dalam menjalankan usaha pernah dialami. Mulai dari Dari mana lahan parkir yang masih supplier sempit,, tempat makan yang bahan baku kurang besar serta seringnya nya? keluar masuk karyawan., Pertanyaan #9 Bayar tepat Bayar tepat Bayar tepat Bayar tepat semua itu sudah dialami waktu waktu waktu waktu Profesional Jelas dalam Profesiolan Bagaimana Jelas dalam melakukan Jelas dalam Serta sudah banyak menjaga melakukan pesanan memlakuka bermunculan usaha warung hubungan pesanan n pesanan pecel sejenis menambah dengan persaingan dibidang rumah supplier? makan semakin berat
Pertanyaan Menjaga Menjaga Menjaga Menjaga #10 cita rasa cita rasa cita rasa cita rasa Namun dengan tetap mejaga Memperbai Memberi Memperbai 124
ki fasilitas pelayanan ki fasilitas kualitas rasa dengan porsi yang baik Memberika yang pas dan bertempat Apa strategi n lokasi yang strategis serta yang pelayanan terus memperbaiki fasilitas dilakukan yang baik yang masih kurang dan warung pecel selalu melakukan evaluasi Bu pekerjaan, selain itu sudah Sumodalam banyaknya pelanggan yang menjalankan loyal dan cita rasa yang baik usahanya? dari pelanggan yang lyal dan cita rasa yang baik bagi pelanggan terhadap warung Pertanyaan Ada 9 Ada 9 Ada 9 Ada 9 pecel Bu Sumo ini. #11
Hal itulah yang membuat Ada berpa warung pecel Bu Sumo ini banyak mampu bertahan sampai karyawan saat ini. yang bekerja disini?
Pertanyaan Kedung Kedung jati Kedung Kedung Dari pola diatas, knsep- #12 jati Ambarawa jati jati konsep yang muncul anatara Ambarawa Kebumen Ambarawa Ambarawa 125
Kebumen Samara Kebumen Kebumen lain: semarang semarang Semarang Dari mana 1. Perbaikan fasilitas sajakah 2. Menentukan sasaran mereka? pasar 3. Ketersediaan bahan Pertanyaan Jujur Jujur jujur jujur baku #13 Bekerja Ketrampilan ketrampila ketrampiln 4. Menjaga kualitas dengan na bekerja makanan tulus bekerja dengan 5. Konsistensi produk Apa yang dengan tulus 6. Kualitas pelayanan menjadi tulus 7. Lokasi yang pertimbangan strategis 8. Loyalitas pelanggan dalam memilih karyawan?
Pertanyaan Training Training Training Training #14 dasar dasar dasar dasar
Apakah ada pelatihan khusus?
Pertanyan #15 Semua Semua Karyawan Semua pekerjaan pekerjaan yang pekerjaan ada SOP ada SOP masak ada SOP 126
Bagaimana nya nya mulai kerja nya pengelolaan karyawan karyawan jam 5 pagi karyawan dan sistem diberikan diberikan pulang jam diberikan kerja kepercayaa kepercayaan 1 siang kepercayaa karyawan n untk untk bagi n untk warung pecel melakukan melakukan pelayanan melakukan pekerjaann pekerjaanny kerja jam 6 pekerjaann Bu Sumo? ya.3 a.3 sampai jam ya.3 karyawan karyawan 4 sore karyawan dibagian dibagian Karyawan dibagian dapur dan dapur dan luar dapur dan sisanya sisanya diberikan sisanya dibagian dibagian MES dibagian pelayanan pelayanan pelayanan Karyawan yang masak mulai kerja jam 5 pagi pulang jam 1 siang bagi pelayanan kerja jam 6 sampai jam 4 sore Karyawan luar 127
diberikan MES Pertanyaan Bekerja Teman Bekerja Bekerja #15 dengan bekerja dengan dengan tulus dan dianggap tulus dan tulus dan jujur kelurga jujur jujur Apa prinsip Teman Teman dalam kerja kerja bekerja? dianggap dianggap keluarga keluarga Pertanyaan Dari tahun Dari tahun Dari tahun Dari tahun #16 1965 1965 1965 1965
Sudah berapa lama usaha warung pecel Bu Sumo berjalan?
Pertanyaan Lahan Lahan Lahan Lahan #17 parkir yang parkir yang parkir yang parkir yang kurang kurang masih kurang Tempat Sering sempit Tempat Apasaja yang masih keluar yang masih kendala- sempit masuk sempit karyawan kendala yang Keluar Keluar 128
pernah di masuk masuk alami warung karyawan karyawan pecel Bu Sumo selama usaha berjalan?
Pertanyaan Ada Ada Ada Ada #18
Apakah ada kompetitor lain dalam warung pecel sejenis di semarang ?
Pertanyaan Menjaga Menjaga Menjaga Menjaga #19 cita rasa cita rasa cita rasa cita rasa Mempunya Mempunyai Mempunya Mempunya i pelanggan pelanggan i pelanggan i pelanggan Apa yang yang loyal yang loyal yang loyal yang loyal menjadi usaha Memperbai Memperbai Lokasi Lokasi 129
warung pecel ki fasilitas ki fasilitas yang yang Bu Sumo Evaluasi Lokasi yang strategis strategis bertahan pekerjaan strategis Evaluasi Evaluasi sampai saa pekerjaan pekerjaan tiniditengah Citra baik Citra baik persaingan dari dari usaha warung pelanggan pelanggan pecel sejenis yang ada? 130
Saripati wawancara dengan informan pendukung,kaegori jawaban, pola jawaban, konsep berkenaan persoalan penelitian Persoalan Informan pendukung Kategori Pola dan konsep Mbak dewik agutina Mas fajar peneltian #1
Pertanyan Harga Harga Harga Dalam menjalankan usaha ini daya Tarik #1 terjangkau terjangkau terjangkau konsumen kepada warung pecel Bu Sumo Kualitas Kualitas Kualitas merupakan hal yang sangat penting untuk produk yang produk yang produk yang menjaga eksistensinya. Apa yang baik baik baik Kualitas Pelayanan yang baik memiliki daya menjadi Pelayanan Pelayanan Pelayanan Tarik tersendiri dimana pelayanan yang baik daya yang baik baik baik merupakan hak konsumen, harga terjangkau Tarik Lokasi Lokasi yang Lokasi yang strategis strategis strategis juga menjadi daya Tarik konsumen karena konsumen Tempat Tempat Tempat bisnis kuliner merupakan kebutuhan sehari-hari memilih bersih bersih bersih jadi jika harga terjangkau, nakanan enak dan makan di menyehatkan pasti para konsumen akan warung kembali datang dan makan lagi disini, lokasi pecel Bu yang strategis tempat yang bersih jga menjadi Sumo? penunjang kenapa para onsumen tertarik dengan warung pecel Bu Sumo ini. Dari pola dan konsep diatas konsep-konsep 131
yang muncul diantaranya: Kualitas Produk Pelayanan yang baik Lokasi yang strategis Tempat yang nyaman 132
4.5 Pembahasan
Berdasarkan pola dan konsep yang ada, peneliti menemukan temuan- temuan konsep atau variabel yang muncul dan hasil wawancara yang berkenaan dengan faktor yang terkait dengan keberhasilan warung pecel Bu Sumo dalam mempertahankan eksistensinya ditengah persingan yang ada di daerah Semarang.
1. Resource Based view (RBV)
Teori RBV mengemukakan keberhasilan perusahaan ditentukan oleh
kekuatan dan kelemahan sumber daya tersebut meliputi tanah, gedung,
peralatan, lokasi dan sumber daya manusia (karyawan). Sumber daya harus
memenuhi kriteria “VRIN” agar dapat memberikan keunggulan kompetitif dan
kinerja yang berkelanjutan (Madhani,2009). Kriteria “VRIN” adalah sebagai
berikut:
1. Valuable (V)
Sumber daya akan menjadi berharga jika dapat memberikan
nilai strategis pada perusahaan. Sumber daya memberikan nilai
jika sumber daya manusia yang dimiliki warung pecel Bu
Sumo mempunyai ketrampilannya masingmasing serta
diberikan pekerjaan sesuai kemampuannya.
2. Rare (R)
Sumber daya harus sulit ditemukan diantara para pesaing yang
ada maupun pesaing potensial. Dalam warung pecel Bu Sumo
sumber daya yang dimiliki sebagian adalah anak-anaknya 133
sendiri , sehingga tidak bisa dijumpai diluar sumber daya
tersebut diantara pesaing potensial
3. Imperfect Imitability (I)
Imperfect Imitability dapat berarti tidak dimungkinkannya
untuk memperbanyak atau membuat imitasi sumber daya
tersebut. Seperti yang dijelaskan pada kriteia langka, sumber
daya yang dimiliki sebagian berasal dari keluarga sendiri dan
diberikan bekal oleh orang tuanya dalam menjalankan usaha
tentang bagaimana mengolah makanan dari resep-resep yang
telah diwariskan, ini menjadi keunggulan kompetitif dalam hal
sumber daya karena pada pesaing dimungkinkan kesuitan
mengakuisisi sumber daya tersebut.
4. Non-Substituble (N)
Non-subtituble berarti bahwa sumber daya tidak dapat
disubtitusikan oleh sumber daya alternative lannya. Disini, ada
beberapa karyawan yang sudah menajalin hubungan yang baik
dengan para pelanggan, misalkan aa dari pelanggan setia yang
datang dan karyawan itu tau apa yang diinginkan dari
pelanggan tersebut.
2. Market Based View (MBV)
Teori MBV menjelaskan bahwa perusahaan harus mampu
menganalisis pesaing, ancaman pendatang baru, kekuatan pemasok, 134
persaingan antar perusahaan dalam satu industry dan kekuatan pembeli
sebagai dasar menentukan keunggulan komeptitf (Porter:2004). Hasil
temuan dalam penelitian ini mendukung teori MBV sehingga teori tersebut
dapat digunakan untuk menjawab masalah penelitian ini. Fakta dilapangan
menunjukan adanya para pesaing serta pendatang baru dibidang rumah
makan, namun dengan mampu menganalisis pesaing yang ada. Dengan
terus memperbaiki fasilitas juga pelayanan dan menjalin hubungan yang
baik , bekerja secara professional dengan beberpa supplier pemasok bahan
baku agar ketersediaan bahan baku tercukupi, serta sudah adanya
pelangan-pelanggan yang loyal. Dengan hal itu warung pecel Bu Sumo ini
mampu bersaing dan mempertahankan eksistensinya.
3. Pemilihan Lokasi (Place)
Menurut Kotler (2009) place merupakan segala sesuatu yang
memungkinkan berbagai kegiatan bisnis untuk membuat produk agar
mudah diperoleh oleh pelanggan dan selalu tersedia bagi pelanggan.
Pemilihan lokasi diperlukan pada saat perusahaan mendirikan usaha baru,
melakukan ekspansi yang telah ada maupun memindahkan lokasi ke lokasi
lainnya. Pemilhan lokasi sangat penting karena berkaitan dengan besar
kecilnya kemampuan bersaing.
Menurut Tjiptono (2002) ada 5 dimensi utama dalam pemilihan
tempat/lokasi : 135
1. Akses misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau
sarana transportasi umum. Untuk akses menuju warung pecel
Bu Sumo tidak sulit karena berada di pinngir jalan.
2. Isibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan
jwlas dari jarak pandang normal. Dalam penelitian dilapangan
letak dari warung pecel Bu Sumo tepat di pinggir jalan raya
jadi mudah diketahui oleh orang-oranf yang lewat.
3. Lalu lintas (traffic), menyangkut dua pertimbangan utama :
a. Bayaknya orang yang lalu lalang bisa memberikan
peluang besar terhadap terjadinya buying, yaitu
keputusan pembelian yang sering terjadi spontan , tanpa
perencanaan, dana tau tanpa melalui usaha-usaha
khusus.
b. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa juga jadi
hambatan.
Kondisi area jalan di depan warung pecel Bu Sumo sangat rame karena memang jalan perkotaan di lewat orang-orang yang mau bekerja atau sekolah , meskipun rame namun tetap pada kondisi normal /lancar jadi jarang sekali mengalami kemacetan kecuali ada alsan tertentu seperti perbaikan jalan dan terjadi kecelakaan.
4. Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman, baik untuk
kendaraan roda dua atau roda empat. Untuk tempat parkirnya 136
warung pecel Bu Sumo cukup luas bisa menampung sekitar 10
lebih mobil.
5. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung poduk yang
ditawarkan. Warung pecel Bu Sumo masuk di area kota
Semarang. Tempat dimana menjadi tempat wisata atau tempat
ngumpul hal itu mendukung karena beberapa dari mereka yang
setelah berkunjung ke tempat itu kemudian mampir ke warung
pecel Bu Sumo yuntuk sekedar rehat, makan-makan bersama
keluarga.
4. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Philip Kotler mendefisinikan bauran pemaaran sebagai serangkaian
variabel pemasaran terkendali yang dipakai oleh perusahaan untuk
menghasilakn tanggapan yang dikendalikan perusahaan, dari pasar
saarannya. Bauran pemasaran terdiri atas segala hal yang bisa dilakukan
perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya, yang dikenal
dengan “empat P”, yaitu product, price, place, promotion.
Keempat variabel strategi tersebut sangat mempengaruhi pemasaran,
sehingga semuanya penting sebagai satu kesatuan strategi acuan atau
bauran untuk mencapai tujuan perusahaan dalam bidang pemasaran,
pedoman yang mampu diandalkan pemimpin perusahaan itu penting, oleh
karena itu strategi pemasaran (Marketing Mix) yaitu yang menggunakan
unsur variabel keempat tersebut sangat diperlukan dalam kegiatan 137
pemasaran. Adapun pemaparan empat unsur Strategy Marketing Mix
adalah sebagai berikut:
1. Product (produk)
Produk merupakan elemen penting dalam sebuah progam pemasaran.
Strategi produk dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainya.
Pembelian sebuah produk bukan hanya sekedar untuk memiliki
produk tersebut, tetapi juga memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen.
Dalam konteks produk, warung pecel Bu Sumo dalam strateginya
tetap eksis ditengah pesaingan yang ada dengan mempertahankan
kualitas makanannya sehingga para pelanggan tetap datang lagi dan
lagi.
2.Price (Harga)
Philip Kotler berpendapat bahwa harga merupakan satu-satunya unsur
bauran pemasarab yang menghasilakn pendapatan, unsur lainnya
menimbulkan biaya. Dalam hal ini warung pecel Bu Sumo
menerapkan harga yang terjangkau oleh semua kalangan pas dengan
apa yang disajikan pelanggan.
3.Place (Tempat) 138
Merupakan segala sesuatu yang memungkinkan berbagai kegiatan
bisnis untuk membuat produk agar mudah diperoleh oleh pelanggan
dan selalu tersedia bagi pelanggan. Dalam hal ini tempat atau lokasi
warung pecel Bu Sumo cukup besar, sangat strategis, tepat di pinggir
jalan perkotaan semarang sehingga mudah dijangkau oleh pelanggan.
4.Promotion (Promosi)
Promosi merupakan salah satu jenis komunikasi yang sering
dilakukan oleh pemasaran. Sebagai salah satu elemen bauran promosi.
Promosi penjualan merupakan unsur penting dalam kegiatan promosi
produk. Dalam hal ini warung pecel Bu Sumo tidak pernah melakukan
promosi dalam usahanya, semua kegiatan itu adalah inisiatif sendiri
dari beberapa pelanggannyayang mempromosikan arung pecel Bu
Sumo seperti memposting ke sosial media dan melalui word of mouth.
5. Kepuasan pelanggan (Customer satisfaction)
Menurut Kotler (2002) kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepi atau kesannya terhadap kinerja berada dibawah harapan , pelanggan tidak puas. Tetapi, jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas dan senang. Kepuasan ini tentu akan dapat dirasakan setelah pelanggan yang bersangkutan mengkonsumsi produk tesebut. 139
Pelanggan merasa puas bila harapanya terpenuhi atau akan sangat puas bila harapan pelanggan terlampaui. Menurut Irawan (2004:37), ada lima dimensi utama kepuasan pelanggan, yaitu:
a. Price (Harga)
Untuk pelanggan yang sensitive, biasanya harga murah adalah sumber
kpuasan yang penting karena mereka akan mendapatkan value for
money yang tinggi. Komponen harga ini relative tidak penting bagi
mereka yang tidak sensitive tehadap harga.
b. Service Quality (kualitas layanan)
Service quality sangat tergantung dari tiga hal yaitu sistem,teknologi,
dan manusia, kepuasan pelanggan tehadap kualitas pelayanan biasanya
sulit ditiru karena pembentukan attitude dan behaviour yang seiring
dengan keinginan persahaan bukanlah pekerjaan mudah. Pembenahan
harus dilakukan mulai dari proses, rekruitmen, training dan budaya
kerja.
c. Product Quality (kualitas produk)
Pelaggan merasa puas setelah membeli dan menggunakan produk
tersebut apabila kualitas produk baik.
d. Emotional Factor 140
Emotional Factor ditunjukan oleh konsumen atas kepuasan yang
diperoleh mereka dlam menggunakan suatu produk/ jasa yang
menimbulkan rasa bangga dan percaya diri.
e. Efficiency (Kemudahan)
Kemudahan dalam memperoleh produk atau jasa tersebut dan
kemudahan dalam pembayaran dapat membuat pelanggan akan
semakin puas bila relative mudah, dan efisien dalam mendapatkan
suatu produk atau layanan.
Dalam penelitian ini kepuasan pelanggan terjadi karena sudah terpenuhinya kelima dimensi trsebut yang pertama tentang harga yang terjangkau pas dengan apa yang didapatkan para pelangan. Yang kedua tentang kualitas pelayanan yang baik, cepat, tanggap, berperilaku ramah dalam melayani serta selalu menjaga kebersihan tempat. Yang ketiga mengenai kualitas makanan yang disajikan enak dan tidak berubah-ubah selalu konsisten dalam menjaga cita rasa dari makanan tersebut. Yang keempat adalah faktor emosional, pelanggan merasa puas dengan apa yang merka dapatkan, hal itulah yang membuat pelanggan menjadi loyal dan melakukan pembelian ulang serta melakukan gethok tular yang positif yang membuat munculnya pelanggan-pelanggan baru, dan yang kelima tentang kemudahan lokasi yang strategis tepat di pinggiran perkotaan dan dekat dengan tempat wisata Semarang membuat mudah dijangkau pelanggan.
6. Harapan Pelanggan (Customer Expectattio) 141
Dalam konteks kualitas produk barang maupun jasa dan kepuasan pelanggan, harapan pelanggan (customer expectation) memainkan peran penting sebagai standar perbandingan dalam mengevaluasi kualitas maupun kepuasan.
Menurut Olsen dan Dover, harapan atau ekspektasi merupakan keyakinan pelanggan sebelum mencoba atau membeli suatu produk barang maupun jasa , yang dijadikan standar atau acuan dalam menilai kinerja produk tersebut. Namun setiap konsumen memiliki beberapa ekspektasi konsumsi yang berbeda. Selain itu, konsumen yang berbeda juga bisa menerapkan tipe ekspektasi yang berbeda untuk situasi yang berbeda pula (Tjiptono, 2008).
Hasil temuan dalam penelitian ini mendukung teori cutomer expectation sehingga teori tersebut dapat digabungkan untuk menjawab penelitian ini. Dalam temuan dilapangan warung pecel Bu Sumo sudah mempunyai pelanggan yang loyal, hal itu menunjukan bahwa harapan dari pelanggan tersebut terpenui dan bisa dibilang puas dan melakukan pembelian ulang serta melakukan gethok tular positif yang membuat munculnya pelanggan-pelanggan baru.
Faktor harapan pelanggan terbentuk dari hal-hal positif seperti pelangalaman yang dimiliki dikecewakan oleh pelayanan dan disajikan di warung ini sehingga mereka setiap ingin membeli lagi dan membuat mereka menjadi loyal.
7.Keunggulan Bersaing( Competitive Advantage)
Porter (1994) keunggulan bersaing menggambarkan cara perusahaan memilih dan mengimplementasikan strategi generik (Cost Leadership, 142
Differentiantin, dan focus) untuk mencapai dan mempertahankan keunggulan bersaing.
Cost Leadership: sebagai produsen yang berbiaya rendah dalam
indusrtinya, fokus terhadap perilaku biaya terhadap konsumen, dan biaya
produk /jasa yang paling rendah diantara pesaing lainnya.
Differentiation: berusaha menjadi sebuah perusahaan yang unik didalam
perindustriannya. Fokus terhadap permintaan konsumen dan produk atau
jasa yang dihasilkan unik, berbeda dengan produk /jasa yang dihasilkan
oleh para pesaing lainnya.
Focus: perusahaan yang bersaing dalam cakupan persaingan yang sempit
dalam suatu industry , fokus terhadap satu lini produk/jasa dn produk/jasa
yang dihasilkan lebih unggul dibandingkan dengan pesaing lainnya,
karena dikhususkan (concern) pada satu lini produk/jasa.
Hasil temuan dilapangan, warung pecel Bu Sumo dalam keunggulan kompetitif atau bersaing menggunakan strategi fokus pada produk pecel yang menjadi menu andalan dan special pada warung makan ini meskipun menu yang lainnya juga ada.
Kemudian menurut porter (1998) dalam keunggulan bersaing menjelaskan bahwa value chain terbagi dalam dua jenis aktivitas dan di dalam aktivitas tersebut dibagi pada beberapa kategori yaitu sebagai berikut:
1. Aktivitas primer (primary activities) 143
Inbound adalah kegiatan yang berhubungan dengan
menerima bahan baku atau material yang didapat. Warung
pecel Bu Sumo dalam mendapatkan bahan baku dari
supplier yang telah dipilih kualitasnya, serta dalam
pembuatan bumbu pecelnya yang sesuai resep terdahulu
sehingga mempunya cita rasa yang khas dan diinginkan
oleh para pelanggan.
Outbound adalah kegiatan yang berhubungan dengan
mengubah input menjadi bentuk produk akhir. Warung
pecel Bu Sumo dalam mengolah bahan baku melaui proses
masak berdasarkan standar yang mereka tentuka kemudian
diolah dengan resep peninggalan yang mereka takar sesuai
takaran dan menjadi produk atau masakan yang berkualitas.
Marketing and sales adalah kegiatan yang berhungan
dengan menyediakan sarana yang pembeli dapat membeli
produk dan mendorong mereka untuk melakukannya,
seperti iklan, promosi, sales force, pilihan channel ,
hubungan dengan channels,dan harga. Dalam hal ini
warung pecel Bu Sumo tidak pernah melakukan promosi
dalam usahanya. Semua kegiatan itu adalah inisitif sendiri
dari beberapa pelanggannya yang mempromosikan rumah
makan ini seperti memposting ke sosial media dan melalui
word of mouth. 144
Service adalah kegiatan yang berhubungan dengan
menyediakan layanan untuk meningkatkan atau
mempertahankan nilai produk. Dalam memberikan
pelayanan warung pecel Bu Sumo selalu mengevaluasi
untuk terus memperbaiki pelayanannya dari menjaga
kebersihan tempat, menyikapi pelanggan yang datang,
kemudian menyapkan pesanan kepada pelanggan, sampai
pelanggan meningglkan tempat.
2. Aktivitas Sekunder (Support Activities)
Pengembangan teknologi : perkebangan teknologi sendiri
dari berbagai kegiatan yang dapat dikelompokan menjadi
upaya untuk meningkatkan produk dan proses yang
digunakan perusahaan. Dalam hal I I warung pecel Bu
Sumo hanya manual dalam mengolah bahan bakunya,
meskipun begitu kualitas makanan yang disajikan konsisten
dalam hal rasa itu yang membuat pelanggan menjadi loyan
dan bertambah lagi.
Manajemen sumber daya manusia : manajemen sumber
daya manusia terdiri dari kegiatan yang terlibat dalam
merekrut, menyewa, pelatihan, pengembangan dan
kompensasi dari semua jenis personil. Dalam konteks ini
warung pecel Bu Sumo memiliki SDM yang yang
berketrampilan baik dari yang ahli dalam bidang memasak 145
dan berketrampilan dalam melayani pelanggan, serta
warung pecel Bu Sumo selalu memberi kompensasi
terhadap karyawan yang layak mendapatkannya.
Infrastruktur perusahaan : kegiatan dalam mengolah tempat
usaha mulai dari perencanaan, dan perbaikan. Dalam
menjalankan usahanya warung pecel Bu Sumo melakukan
perencanaan mulai dari mengkontrak tempat usaha
kemudian membangun tempat usaha, perluasan,dan
perbaikan fasilitas dari yang awalnya mengkontrak dan
tempat berpindah-pindah terus membangun warung yang
berukuran kecil dan sampai saat ini sampai bisa membuka
beberpa cabang di kota Semarang. Untuk manajemen uang
dikelola oleh anak perempuan dari Bu Tugiyah dsn Bu
Tugiyah sendiri.
Berdasarkan bebagai hal yang ada diatas membuat usaha warung
pecel Bu Sumo ini menjadi unggul dalam persaingan warung pecel sejenis
yang ada di Semarang.
Dari enam hal pokok yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam tersebut, dapat menjawab pertanyaan penelitian meliputi:
1. Faktor-faktor apa saja yang terkait dalam kebrhasilan usaha warung
pecel Bu Sumo dalam mempertahankan eksistensinya? 146
a. Kualitas makanan
Dalam menjalankan usaha, kualitas tidak hanya terdapat pada
barang atau jasa, tetapi juga termasuk dalam produk makanan.
Pelanggan yang datang ingin mencari makanan tentu ingin
membeli makanan yang berkualitas. Menurut Kotler dan
Armstrong (2012) kualitas produk adalah karakteristik dari produk
atau jasa yang pada kemampuanya menanggung janji atau sisipan
untuk memuaskan kebutuhan pelanggan. Di penelitian ini yang
dicari adalah kualitas produk makanan. Menurut Margareta dan
Edwin (2012), kualitas makanan meningkat, maka keputusan
pembelian akan meningkat juga. b. Keterjangkauan harga
Philip Kotler berpendapat bahwa, harga merupakan satu-satunya
unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, unsur
lainyya menimbulkan biaya. Dalam hal ini warung pecel Bu Sumo
menerapkan harga terjangkau oleh semua kalangan pas apa yang
disajikan oleh pelanggan. c. Ketersediaan bahan baku
Bahan baku menurut Baroto (2002) menyatakan bahwa bahan baku
adalah barang-barang yang terwujud seperti tembakau, kertas,
plastik, ataupun bahan-bahan lainnya yang diperoleh dari sumber-
sumber alam atau diberi dari pemasok, atau diolah sendiri oleh 147
perusahaan untuk digunakan perusahaan dalam proses produksinya
sendiri. Dalam proses usaha, ketersediaan bahan baku sangat
berpengaruh dalam kelangsungan usaha dengan cara melakukan
peningkatan manfaat sehingga akan terus menciptakan nilai
tambah dengan mendapatkan bahan baku yang lebih baik, yang
akhirnya akan menciptakan produk yang berkualitas tinggi dan
produk ini akan dicari oleh pelanggan, maka kelangsungan usaha
akan tercapai.
d. Loyalitas Pelanggan
Menurut Tjiptono (2000) adalah: loyalitas pelanggan sebagai
komitmen pelanggan terhadap suatu merk, took, pemasok
berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembeli
ulang yang konsisten. Menurut Amin Wijaja (2008) menyatakan
bahwa: Customer Loyalty adalah kelekatan pelanggan pada suatu
merk, took, pabrikan, pemberi jasa, atau entitas lain berdasarkan
sikap yang menguntungkan dan tanggapan yang baik seperti
pembelian ulang. Sedangkan Griffin(2005) menyatakan
pendapatnya tentang loyalitas pelanggan lebih banyak dikaitkan
dengan perilaku (Behavior) dari pada dengan sikap. Bila seseorang
merupakan pelanggan yang loyal, ia menunjukan perilaku
pembelian yang didefinisikan sebagai pembelian nonrandom yang 148
diungkapkan dari waktu ke waktu oleh beberapa unit pengambilan
keputusan.
2. Bagaimana usaha warung pecel Bu Sumo dalam menjalankan
kelangsungan usahanya?
a. Perbaikan Fasilitas
Dalam menjalankan usaha, memperbaiki tempat usaha juga penting
agar pelanggan merasa nyaman dengan fasilitas yang disedikan.
Hal itulah yang dilakukan warung pecel Bu Sumo. Sejak awal
dibangun berbagai perbaikan fasilitas telah dilakukan mulai dari
membangun tempat mes karyawan, memperbesar tempat,
memperluas lahan parkir sampai membuka cabang baru, hal ini
dilakukan agar pelanggan yang datang merasa puas dan nyaman.
b. Menentukan sasaran pasar
Menurut Kotler dan Armstrong (1997) menyatakan penetapan
pasar sasaran adalah melakukan evaluasi setiap segmen pasar dan
memutuskan yang mana dan berapa banyak yang akan dilayani.
Awal mulai warung pecel Bu Sumo berdiri, usaha warung makan
ini menargetkan sasaran pasar yaitu ke kalangan menengah
kebawah, namun selang waktu berlalu usaha target pasar
merambah ke kalangan bawah sampai atas atau semua kalangan.
c. Ketersediaan bahan baku 149
Bahan baku menurut Baroto (2002:52) menyatakan bahwa bahan
baku adalah barang-barang yang terwujud seperti tembakau, kertas,
plasti, ataupun bahan-bahan lainnya yang diperoleh dari sumber-
sumber alam atau diberi dari pemasok, atau diolah sendiri oleh
perusahaan untuk digunakan perusahaan dalam proses produksinya
sendiri. Dalam proses usaha, ketersediaan bahan baku sangat
berpengaruh dalam kelangsungan usaha dengan cara melakukan
peningkatan manfaat sehingga akan terus menciptakan nlai tambah
dengan mendapatkan bahan bku yang lebih baik, yang akhirnya
akan menciptakan produk yang berkualitas tinggi dan produk ini
akan dicari oleh pelanggan, maka kelangsungan usaha akan
tercapai. d. Menjaga kualitas makanan
Dalam menjalankan usaha, kualitas tidak hanya terdapat pada
barang atau jasa, tetapi juga termasuk dalam produk makanan.
Pelanggan yang datang ingin mencari makanan tentu ingin
membeli makanan yang berkualitas. Menurut Kotler dan
Armstrong (2012) kualitas produk adalah karakteristik dari produk
atau jasa yang pada kemampuanya menanggung janji atau sisipan
untuk memuaskan kebutuhan pelanggan. Di penelitian ini yang
dicari adalah kualitas produk makanan. Menurut Margareta dan
Edwin (2012), kualitas makanan meningkat, maka keputusan
pembelian akan meningkat juga. 150
e. SDM yang baik
Dalam menjalankan usaha, memiliki sumber daya manusia yang
baik sangat diperlukan . warung pecel Bu Sumo dalam usahanya
memiliki sumber daya manusia yang berktrampilan dan ahli di
bidangnya. Sebagian dari karyawan adalah anak dari pemilik usaha
tersebut juga menjadi kelebihan karena mempunyai pengalaman
dan pengetahuan yang diwarisi dari pemilik warung pecel Bu
Sumodan bisa mengelola warung pecel Bu Sumo sampai waktu
kedepan. f. Persaingan pasar
Dalam menjalankan usaha, keberadaan pesaing pasti ada para
pelaku usaha harus mampu menghadapi hal tersebut agar bisa
selalu eksis diantara persaingan yang ada. Adanya para pesaing
serta pendatang baru dibidang makanan, namun dengan
menganalisa persaingan yang ada, dengan terus memperbaiki
fasilitas juga pelayanan dan menjalin hubungan yang baik bekerja
sama secara professional dengan beberpa supplier pemasok bahan
baku agar ketersediaan bahan baku tercukupi, serta selalu manjaga
kualitas makanan. Hal inilah yang membuat warung pecel Bu
Sumo mampu bertahan dalam persaingan warung sejenis lainnya. e. Konsistensti produk 151
Pelaku usaha dibidang kuliner sangat banyak, dalam menjalankan
usaha kuliner atau makanan yang harus menjadi perhatian adalah
kualitasnya, rasa yang konsisten tidak berubah-ubah akan menjadi
daya Tarik bagi pelanggan. Seperti yang dikatakan beberapa
pelanggan melalui wawancara usaha warung pecel Bu Sumo selalu
menjaga konsistensi dalm menu-menu yang disajikan untuk para
pelanggan. Hal itu juga dikemukakan oleh sang pemilik kalau
kualitas makananya tetap di jaga. ada soto ayam, soto sapi, mangut
dan menu andalannya yaitu pecel itu pengolahannya ada step-
stepnya tidak asal masak saja. Cara masak nasi juga itu ada
aturannya sendiri harus pas, pulen dan tidak lembek. f. Keungulan Bersaing
Menurut Kotler (2001), pengertian keunggulan bersaing adalah
keunggulan atas pesaing yang didapat dengan menyampaikan nilai
pelaanggan yang lebih besar, melalui harga yang lebih besar,
melalui harga yang lebih murah atau dengan mnyediakan lebih
banyak manfaat yang sesuai dengan penetapan harga yang lebih
tinggi. Sebuah usaha jika dilakukan dengan rencana yang baik dan
konsisten dalam usahanya maka usaha itu akan dapat bertahan
ditengah persaingan yang ada. Seperti warung pecel Bu Sumo telah
terbukti bertahan selama sekitar lima puluh tiga tahun , itu artinya
usaha warung pecel ini bisa unggul dalam bersaing. 152
3. Apa yang menjadi daya tarik pelanggan memilih warung pecel Bu
Sumo?
a. Keterjangkauan Harga
Keterjangkauan harga
Philip Kotler berpendapat bahwa, harga merupakan satu-satunya
unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, unsur
lainyya menimbulkan biaya. Dalam hal ini warung pecel Bu Sumo
menerapkan harga terjangkau oleh semua kalangan pas apa yang
disajikan oleh pelanggan.
b. Konsitensti produk
Pelaku usaha dibidang kuliner sangat banyak, dalam menjalankan
usaha kuliner atau makanan yang harus menjadi perhatian adalah
kualitasnya, rasa yang konsisten tidak berubah-ubah akan menjadi
daya Tarik bagi pelanggan. Seperti yang dikatakan beberapa
pelanggan melalui wawancara usaha warung pecel Bu Sumo selalu
menjaga konsistensi dalm menu-menu yang disajikan untuk para
pelanggan. Hal itu juga dikemukakan oleh sang pemilik kalau
kualitas makananya tetap di jaga. ada soto ayam, soto sapi, mangut
dan menu andalannya yaitu pecel itu pengolahannya ada step-
stepnya tidak asal masak saja. Cara masak nasi juga itu ada
aturannya sendiri harus pas, pulen dan tidak lembek.
c. Lokasi yang Strategis 153
Menurut Kotler (2008) “Salah satu kunci menuju sukses adalah
lokasi, lokasi dimulai dengan memilih komunitas”. Keputusan ini
sangat bergantung pada potensi pertumbuhan ekonomis dan
stabilitas, persaingan, iklim, politik, dan sebagainya. Dalam
penelitian dilapangan letak dari warung pecel Bu Sumo berada
tepat pada perkotan Semarang jadi mudah di akses dan diketahui
oleh orang-orang yang lewat. Warung pecel Bu Sumo juga deket
dengan tempat wisata di kota Semarang yaitu lawang sewu, tugu
muda, simpang lima,museum mandala bhakti dan juga dekat
dengan pemakaman yang terkenal di Semarang yaitu pemakaman
daerah bergota. Semua itu adalah tempat yang menjadi jantung
kota Semarang. Tempat dimana menjadi wisata maupun kumpul
hal itu mendukung karena beberapa dari mereka yang setelah
berkunjung ke tempat itu mampir ke warung pecel Bu Sumo untik
sekedar rehat dan memanjakan perut. Berdasarkan lokasi yang
strategis pada warung pecel Bu Sumo, hal itulah yang mampu
membuat usaha ini mempertahankan eksistensinya. d. Kualitas Pelayanan yang Baik
kualitas pelayanan usaha harus selalu menjadi perioritas yang
perlu diperhatikan. Kualitas pelayanan dapat digunakan sebagai
salah satu hal untuk mencapai keunggulan bersaingan dan
menentukan keberhasilan serta kualitas perusahaan. Dalam hal ini
warung pecel Bu Sumo selalu mengedepankan pelayanannya untuk
menjaga eksistensinya, pelayanan yang diberikan oleh warung 154
pecel Bu Sumo yakni Pelayanan yang ramah tamah, cepat, baik dan sopan sebagai salah satu bukti untuk menjaga kepercayaan konsumen memilih warung pecel Bu Sumo BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara dengan Informan, para Informan mengungkapkan bahwa yang membuat keberhasilan usaha warung pecel Bu
Sumo dalam mempertahankan eksistensinya adalah sebagai berikut:
1. Memulai usaha dari berjualan keliling di pasar hingga membuka warung
kecil-kecilan di dekat trotoar hingga kini mengembangkan lokasi/tempat
dengan memperluas tempat serta melakukan perbaikan fasilitas untuk
karyawan dan pelanggan, juga menambah cabang baru. Bermula dari pasar
sasaran menengah kebawah sampai sekarang menjadi menyebar kesemua
kalangan dengan komunikasi pemasaran dari mulu ke mulut, gethok tular
dan dari beberapa sosial media.
2. Dalam menjalankan usahanya, warung pecel ini dibantu oleh 9 karyawan
yang bersal dari beberapa daerah seperti : Kedung Jati,Kebumen,
Ambarawa, dan Semarang. Karyawan tersebut termasuk keluarga sendiri,
ditambah dari luar karyawan yang berketrampilan dalam memasak dan
dalam melayani pelanggan dengan jujur dan tulus dalam bekerja. Bagi
karyawan yang berasal dari luar kota diberi MES untuk istirahat karyawan.
3. Sejak dari tahun 1965 usaha warung pecel ini juga mengalami beberapa
Kendala seperti: lahan parkir yang kurang luas, tempat makan yang masih
sempit serta sering keluar masuknya karyawan, semua itu sudah dialami
warung pecel Bu Sumo dalam menajalankan usahanya. Juga semakin
155 156
banyak pesaing yang bermunculan di bidang warung pecel ini sangat ketat.
Namun, dengan menjaga cita rasa, dengan porsi yang pas, dan berlokasi
strategis serta dengan terus memperbaiki fasilitas yang masih kurang dan
selalu melakukan evaluasi pekerjaan, selain itu juga sudah banyaknya
pelanggan yang loyal dan citra baik dari pelanggan terhadap warung pecel
Bu Sumo ini. Hal itulah yang membuat warung pecel Bu Sumo mampu
bertahan sampai saat ini.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka saran yang akan diberikan dalam penelitian ini yaitu :
1. Agar warung pecel Bu Sumo dapat terus mempertahankan kualitas
makanannya seta menjelaskan kepada konsumen bahwa bahan-bahan
yang digunakan sebgai bahan makanan asli dan alami sehingga semisal
bahan baku naik warung pecel Bu Sumo harus tetap menjaga kualitas
makanannya agar pelanggan merasa puas dan merasa uang yang
dikeluarkan sesuai apa yang mereka peroleh ketika membeli makanan
di warung pecel Bu Sumo.
2. Warung pecel Bu Sumo harus bersedia membangun hubungan dengan
pelanggan tidak hanya sekedar komunikasi antara pembeli dan penjual
saja namun, juga komunikasi berupa masukan atau saran untuk
peningkatan kepuasan pelanggan dan perbaikan kelangsungan usaha
warung pecel Bu Sumo
5.3 Keterbatasan Penelitian 157
Keterbatasan yang peneliti temui selama penelitian berlangsung adalah kendala waktu. Mengatur pertemuan antara peneliti dengan informan kunci yaitu pemilik warung pecel Bu Sumo.
5.4 Agenda Penelitian yang Akan Datang
Pada penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah keberhasilan warung pecel Bu Sumo dalam mempertahkankan eksistensinya. Maka pada penelitian berikutnya yang ingin menjadikan warung pecel Bu Sumo sebagai
Objek penelitian, disarankan untuk meneliti tentang Strategi mempertahankan eksistensi warung pecel Bu Sumo dalam menghadapi masuknya rumah makan modern di kota Semarang
Dengan kendala keterbatasan waktu antara peneliti dengan Informan kunci, maka diharap peneliti selanjutnya melakukan komunikasi terlebih dahulu mengenai pengaturan waktu wawancara sehingga peneliti dapat memperoleh hasil wawancara yang lebih akurat dan mendalam. DARTAR PUSTAKA
Tjiptono, Fandy. 2015 . strategi pemasaran edisi 4. Yogyakarta:Andi
Prastowo, Andi, 2011. Metode penelitian kualitatif dalam perspektif Rancangan
Penelitian,Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Barney, J.B. (1991). Firm resource and suistaned competitive advantage. Journal of management ,17. 99-120.
Corner. K. R. (1991) . A historical comparison of resource-based theory anf five school of thought within industrial organization economics: do we have a new theory of the firm? Journal of management, 17 : 121-154.
Fakultas Ekonomi universitas Semarang 2018. Pedoman penyusunan skripsi dan pelaksanaan ujian akhir progam sarjana strata 1( S1). Fakultas Ekonomi
Universitas Semarang.
Zikri, Afzalul (2018). Eksistensi rumah makan Tradisional terhadap masuknya rumah makan modern di kota band aceh tahun (1980-2016).
Grant. R. M. (1991). The resource-based theory of competitive advantage :
Implicant for strategy formulation . California management Review. Spring : 114-
135.
Soewondo, Tommi (2015) Strategi Pengembangan usaha makanan dan minuman pada Rumah makan nasi bebek pak Janggut di Surabaya.
Sugiono, 2017. Metode penelitian kualitatif, Bandung: CV .Alfabeta. Kotler, Philip and keller, kevin, (2009). Management pemasara. Edisi tiga belas jilid 1. Jakarta: PT. Erlangga.
Ihalauw, john, 2016. Dari realitas bisnis ke theory mini. Salatiga: Tisara grafika.
Yildiz,Emel .2017. “Effect of service quality on cutomer satisfaction , trust, customer loyalty and word of mouth : an application on cargo companies in gumushane”. Vol. 6. No.12. Desember,2017
Sugiyono,2015. Metode penelitian pendidikan (pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan R&B). Bandung: CV,Alfabeta.
Lexy, Meleong, (2006). Metode kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Porter, Michael, 2010. Competitive Advantage Strategy: what is Strategy?
Bandung : CV.Alfabeta.
Lexy, Meleong, 2000: Metode penelitian kualitatif. Bandung: PT.Remaja Rosda karya.
Putri, hadiani , Kartika, et al, (2015) Analisis Customer-Based Brand Equity
Restoran Cepat Saji Kentucky Fried Chicken Di Indonesia.
Andi, Utomo, (2018) “ keberhasilan usaha”: Keesksistensian Rumah Makan
Cipto Roso (sop balungan) di tengah persaingan rumah makan sejenis di daerah
Demak. LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran A : Foto suasana warung pecel Bu Sumo pada pagi hari
(Tampak Luar)
(Tampak Dalam) Lampiran B : Foto bersama Para Informan
Foto setelah wawancara dengan pemilik
Foto bersama karyawan sekaligus anak dari pemilik Lampiran C Foto menu andalan warung pecel Bu Sumo Suasana parkir warung pecel Bu Sumo YAYASAN ALUMNI UNIVERSITAS DIPONEGORO TAKU1TAS EKOilOMI UilIVERSITAS SEIIJIARAI{G Jl. Soekarno Hatta, Tlogosari - Semarang Telp. (024) 6702757 psw. 126 Fax. (024) 6702272
I{AßTU KONSUUTASI SITKIPSI
lt lsu-4 Nama Mahasiswa : Sar.a ta' Ut41 Nomer Induk ß- tzt.
Jurusan f\Aan2fern'n lW6 Pembimbing fi¿luriah Onìvlc¡¡a11,6E '
Judul Skripsi Bahasa Indonesia: knP ber harit aq Uuorv rL1 c, I ß l) ,1u-, ¿ þx ?JY:,J. .J c/* to,n rn¿rn .-to h oofon ekn'r{cn¡r'n a
Judul Skripsi Bahasa Inggris : o Lcctl- lh. ce I fãu tvrno [t-a tt ln hainta; n ¡ llr ¿¡i¡[c nce -
sMT GËNAP 2018/2û19 Semester Awal Bimbingan : Semester Awal Bimbingan :
No. Tanggal Uraían Konsultasi Paraf Pemb.
I 2 J 4
I hvj Ø 70/ 11 ,q A /q (2wtsrWb 7lz 23 /t1 3 /a Rarryi bb L Ø 2s/t9 T /È Bevçi UD\-3 ,ç 5 RAvg ¡ ol ¡¡J aw 'il" pt* ^rtØrTz /,,'t 6 'u/' Revrr kb q I Arr+ Ab ç WøP v L)/ ?J) g v l2 f?et rsi Bab L - ft' 6/ea ,fu B /z Aæ- fùg.crd¡sr v
Catatan: Tiap akhir semester harus diketahui oleh Dosen \Mali dan Ketua/Sekretaris Jurusan yang bersangkutan
Semarang, I)osen Pembimbing
a
( Nutiq Unìvennrrl,çE Mlc )