MENGUNGKAP KEBERHASILAN WARUNG BU SUMO

DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSINYA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan Program Sarjana ( S1)

Fakultas Ekonomi Universitas Semarang

Disusun Oleh :

Saidah Isaroh

NIM. B.131.15.0443

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEMARANG

2020

MOTTO

Ku olah kata, kubaca makna, kuikat dalam alinea, kubingkai dalam bab sejumlah lima, jadilah mahakarya , gelar sarjana kuterima, orang tua, calon suami dan calon mertuapun bahagia

Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi dan saya menang

vii PERSEMBAHAN Alhamdulillah puji syukur kepada allah SWT, atas rahmat, hidayah, serta inayahnya serta karunia kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik, tidak lupa sholawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang nanti syafaatnya ditunggu dihari akhir. Karya sederhana ini penulis persembahkan untuk :

1. Untuk kedua orang tuaku tercinta yang selalu memberikan do’a dan kasih saying, dukungan serta nasihat yang menjadi jembatan perjalanan hidupku. 2. Untuk saudaraku, mbak Fitri, mbak Dina,dan mbak uun kalian tercinta dan tersayang yang senantiasa sabar memberikanku arahan dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Dosen pembimbingku Bu Nuriah yang telah memberikan bimbingan dan arahan. Trimakasih Bu 4. Sahabat-sahabat terbaikku Imah, rifa, depika, retno. prios, agus dan temen-temen KKN ku yang selalu memberikan dukumgan, mendoakan, membantu,, serta memberikan kecerahan dihari-hariku, tanpa kalian kekonyolan tidak akan tercipta. 5. Sahabat-sahabat senasib dan seperjuanganku, Anisah, Maudy, Nandur, Basid, dan Fahri yang selalu membantu, memberikan semangat, dan dukungan yang luar biasa. 6. Seluruh anak-anak B.131.15 Universitas Semarang dan rekan seperjuangan yang tidakt bisa disebutkan satu persatu, kalian terlalu manis untuk dilupakan. Terimakasih atas segala bantuan dan kerja sama dan kenangan yang telah kalian berikan. 7. Almamater tercinta, fakultas Ekonomi Universitas Semarang.

Semarang, 10 Februari

Penulis

viii ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di warung pecel Bu Sumo. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap keberhasilan warung pecel Bu Sumo. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian bertujuan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan peristiwa maupun fenomena yang terjadi di lapangan dan menyajikan data secara sistematis, faktual, dan akurat dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti menggunakan triangulasi sumber untuk mengecek keabsahan data penelitian, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukan kualitas makanan yang terjaga, keterjangkauan harga, ketersediaan bahan baku, keunggulan dalam bersaing, terus melakukan perbaikan fasilitas, sudah mempunyai pelanggan yang loyal, dan mempunyai sumber daya manusia yang baik membuat keberhasilan usaha tetap eksis.

Kata Kunci: kualitas, loyalitas, keberhasilan.

ix ABSTRACT

This research was carried out in Bu Sumo's pecel stall. The purpose of this study is to uncover the success of Bu Sumo's pecel stall. This research is a descriptive study with a qualitative approach. Qualitative descriptive research is research aimed at describing and describing events and phenomena that occur in the field and presenting data systematically, factually, and accurately conducted with observation, interview, and documentation techniques.

Researchers use source triangulation to check the validity of research data, and draw conclusions.

The results showed that food quality is maintained, affordability, availability of raw materials, excellence in competing, continuing to improve facilities, already have loyal customers, and have good human resources to makebusiness success continue to exist.

Keywords:quality, loyalty, success

x KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang tekah melimpahkan rahmat, karunia, dan petunjuk Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ MENGUNGKAP KEBERHASILAN USAHA WARUNG PECEL BU SUMO DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSINYA” dengan lancar dan baik.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Semarang. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis dengan ketulusan dan kerendahan hati ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah dengan ihklas memberikan masukan dan kontribusi berarti dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini, antara lain:

1. Andy Kridasusila, SE, MM. Selaku Rektor Universitas Semarang. 2. Yohanes Suhardjo, SE, M.Si, Ak, CA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Semarang. 3. Teguh Ariefiantoro, SE, MM, Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Semarang. 4. Nuriah Universari, S.E., M.Sc., Selaku Dosen Pembimbing Skripsi, terima kasihatas kesempatan waktu, bimbingan dan masukan yang diberikan untuk menyelesaikan skripsi ini. 5. Dr. Drs. Djoko Santoso, Msi selaku dosen wali 6. Bu Tugiyah selaku pemilik usaha warung pecel Bu Sumo 7. Seluruh Informan dari penelitian 8. Seluruh Dosen dan Staff di yayasan alumni Undip Universitas Semarang yeng telah memberikan ilmu dan pengalaman yang bermanfaatbagi penulis.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan membantu, meskipun dalam skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun tetap penulis harapkan.

Penulis

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...... i

PERSETUJUAN LAPORAN SKRIPSI ...... ii

PENGESAHAN LAPORAN SKRIPSI ...... iii

PERNYATAAN KELULUSAN SKRIPSI ...... iv

PENGESAHAN REVISI SKRIPSI ...... v

PERNYATAAN ORISINILITAS ...... vi

MOTTO...... vii

PERSEMBAHAN...... viii

ABSTRAK...... ix

ABSTRACT ...... x

KATA PENGANTAR ...... xi

DAFTAR ISI...... xii

DAFTAR TABEL...... xv

DAFTAR GAMBAR ...... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...... xv

BAB I PENDAHULUAN ...... 1

1.1 Latar Belakang ...... 1

1.2 Rumusaan Masalah ...... 6 1.3 Tujuan Penelitian ...... 7 1.4 Kegunaan Penelitian...... 7 1.5 Kontribusi Terhadap Ilmu Pengetahuan...... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...... 9

2.1 keberhasilah usaha...... 9

2.2 Lokasi (place)...... 15

xii 2.3 Kepuasan Pelanggan(customer satisfaction)...... 19

2.4 Harapan pelanggan (customer expectation) ...... 27

2.5 Keunggulan Bersaing (Competitive Advantage) ...... 34 2.6 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)...... 51 2.7Market Based View (MBV) ...... 55 2.8 Resource Based View (MBV)...... 59 2.9 Penelitian Terdahulu...... 62 2.10 Alur Penelitian ...... 65 BAB III METODE PENELITIAN ...... 66 3.1 Desain Penelitian...... 66

3.2 Jenis Data Penelitian ...... 70

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ...... 72

3.4 Sumber dan Obyek Penelitian ...... 73

3.5 Metode Pengumpulan Data ...... 75

3.6 Pengujian Kredibilitas Data ...... 79

3.7 Tehnik Analisis Data...... 80

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...... 83

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian...... 83

4.2. Analisis Data ...... 86

4.3. Pembahasan...... 87

BAB V PENUTUP...... 150

5.1. Kesimpulan...... 150

5.2. Saran...... 151

5.3. Keterbatasan Penelitian ...... 152

5.4. Agenda Penelitian Yang Akan Datang...... 152

DAFTAR PUSTAKA

xiii DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 tiga strategik generik ...... 42

Tabel 2.2 Penerapan Strategik kompetitif Generik ...... 44

Tabel 3.1 Tabel Informan ...... 73

Tabel 4.1 Tabel Informan Kunci ...... 87

Tabel 4.2 Data Informan Pendukung ...... 112

Tabel 4.3 Tabel Triangulasi ...... 117

xiv DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Gambar Lokasi warung pecel Bu Sumo...... 3

Gambar 1.2 perbandingan warung pecel Bu Sumo dengan warung sejenis ...... 52

xv DAFTAR BAGAN

Gambar 2.1 Manfaat Kepuasan Pelanggan ...... 26

Gambar 2.10 Alur Penelitian...... 65

xvi DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran :

Daftar Riwayat Hidup

Surat Keterangan Penelitian

Dokumentasi

Kartu Konsultasi Skripsi

xvii BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bisnis kuliner (makanan) menjadi ladang bisnis yang menarik banyak minat orang .hal ini di sebabkan oleh peluang usaha pada sektor makanan lumayan menggiurkan. Selagi manusia membutuhkkan makanan maka peluang bisnis di sektor makanan sangat terbuka.belum lagi aktifitas manusia yang tidak puas dengan memasak sendiri tetapi ingin membeli makanan yang sudah jadi.

Rumah makan adalah istilah umum untuk menyebut usaha gastronomi yang menyajikan hidangan kepada ,masyarakat dan menyediakan tempat untuk menikmati hidangan itu serta menetapkan tarif untuk makanan dan pelayanan nya .rumah makan di disebut juga sebagai restoran .restoran merupakan kata resapan yang berasal dari bahasa prancis yang di adaptasi oleh Bahasa inggris ;”restaurant” yang berasal dari kata “restaurer” yang berarti memulihkan

.keberadaan rumah makan mulai di kenal sejak abad ke-9 di daerah timur tengah sebelum muncul di cina. Dalam dunia islam di abad pertengahan,terdapat “rumah makan dimana seorang dapat membeli seluruh jenis makanan yang di sediakan”.rumah makan seperi ini di sebutkan oleh surat al-muqaddasih 2 seorang ahli keografis kelahiran tahun 945 masehi yang tinggal ditimur tengah pada abad ke 10.

Usaha rumah makan adalah suatu usaha yang di yakini sebaga salah satu bentuk usaha yang memiliki prospek cukup bagus, bahkan dalam kindisi krisis sekalipun. Namun sering kali ada usaha yang terjadinya suatu gulung tikar

1 2

ataupun tidak mampu mempertahankan jumlah pengunjungnya. Menyebutkan bahwa terjadinya suatu kesuksesan usaha di bidang pelayanan makanan dan minuman ini tidak hanya di tentukan oleh jumlah pengunjungnya, tetapi di tentukan oleh kemampuan meningkatkan pertumbuhan pelanggannya dan mempertahankannya.meningkat nya jumlah rumah makan atau depot yang menyebabkan persaingan semakin ketat, sehingga dengan persaingan ini membuwat rumah makan berusaha mempertahankan, memperluas pangsa pasar yang di miliki dan mampu menarik pelanggan baru.untuk mencapai tujuan tersebut suatu depot harus mampu memberikan kepuasan kepada konsumen melalui peningkatan kineja terhadap mutu dan pelayanan produk. Hal tersebut dapat di lakukan dengan menggali informasi mengenai apa saja keinginan konsumen ,membina suatu hubungan dan menciptakan kesan baik sehingga konsumen memiliki keinginan datang yang kedua kalinya bahkan lebih.

Menurut Riyanti (2002) dalam Anwar (2011) variabel keberhasilan usaha diukur berdasarkan empat indikator. Indikator tersebut mengenai perlipatan modal, produksi, pelanggan dan lokasi usaha. Begitu pula dengan pendapat

Suryana (2003) yang menyatakan indikator keberhasilan usaha yakni peningkatan modal, pendapatan, volume penjualan. 3

Gmbar 1.1

Warung pecel busumo

Sumber : Dokumen pribadi

Warung makan Bu Sumo ini adalah rumah makan yang berada di jl.kyai saleh no

10, Pujaserra maxxel 2 Semarang selatan, kota Semarang, Jawa tengah 50243.

Tepat nya di samping gedung JNE daerah bergota Semarang. Nasi pecel ini sudah sangat melegenda, berdiri sejak tahun 1965. Usia yang fantastik untuk sebuah usaha keluarga bisa bertahan hingga saat ini. Tentu saja sudah sangat jarang sebuah tempat kuliner untuk bertahan sekian lama, berawal dari lapak pecel dalam gendongan Sumodimejo, sekarang membuka beberapa cabang di kota semarang. empunya warung pecel Bu Sumo ini ternyata menekankan untuk menjaga mutu dan kualitas sajiannya tersebut. Bahkan, setelah jatuh ke generasi selanjutnya pun pedoman itu tetap di pertahankan hingga kini.

Tak heran jika warung pecel Bu Sumo ini masih tetap bertahan puluhan tahun dan masih tetap eksis di gandrungi oleh pelanggannya. Sejatinya tidak ada 4

menu istimewa yang di jual di warung ini. Mereka menyajikan pecel dengan penyajian konvensional, persis layaknya pecel-pecel kebanyakan, yakni beragam sayuran yang di siram kacang . Satu hal yang istimewa dari warung pecel

Bu Sumo ini adalah konsistensi yang benar-benar mereka jaga.

Warung pecel Bu Sumo setiap hari ramai pembeli ,terbukti setiap harinya warung pecel ini bisa menghabiskan beras sekitar satu karung setengah atau menjual sekitar 500 porsi apalagi kalau hari minngu atau hari libur bisa mencapai

600 porsi nasi pecel perharinya tak hanya nasi pecel, di warung pecel Bu Sumo juga menjual nasi dan mangut yang tak kalah enaknya.

Warung pecel Bu Sumo buka setiap hari dari jam 6 pagi hingga jam 4 sore, tapi biasanya jam 3 sore sudah tutup karena sudah habis. hal ini di tuturkan oleh pemilik warung pecel Bu Sumo.

Berdasarkan wawancara kepada beberapa warga yang tengah asik menikmati pecel Bu Sumo, mereka mengatakan warung pecel ini sangat enak tempatnya bersih dan harganya pun tidak membuwat kantong bolong tak heran jika warung ini tak pernah sepi pembeli.

Keberhasilan warung pecel Bu Sumo ini patut di acungi jempol, usaha yang di prakarsai Ibu dan Bapak Sumodimojo (53) tahun yang lalu semakin lama semakin di gandrungi pelanggannya tidak hanya warga lokal saja warung pecel

Bu Sumo yang berdiri sejak tahun 1965 itu juga di “buru” orang-orang dari luar kota tidak sedikit yang menyegaja mencari warung makan ini saat berkunjung ke

Semarang . Hampir setiap hari rame pembeli. Pelanggannya pun beragam. bahkan, sejumlah artis ibu kotapun di kabarkan pernah mampir ke warung pecel 5

Bu Sumo ini tak heran jika warung pecel pecel Bu Sumo ini sampe sekarang masih tetep eksis dan di juluki sebagai warung pecel legendaris di kota lunpia ini.

.

Gambar 1.2

Sumber : Dokumen pribadi

Berdasarkan foto survey pendahuluan (gambar 1.2) di dapatkan hasil bahwa warung Pecel B usumo yang di beri tanda nomer 1 ini sangat rame pembeli dari pada rumah makan sejenis lainnya di beri tanda 2,3,4.

Penelitian terdahulu telah dilakukan oleh Soewanda (2015) dengan hasil penelitian di temukan strategi yang tepat dan dapat di terapkan perusahaan saat ini yaitu menerapkan promosi dan iklan dengan maksimal dan inovatif, menambah cabang baru membentuk devisi marketing, mengembangkan produk baru untuk 6

menarik minat pelanggan, peningkatan performa dan kualitas SDM, meningkatkan kualitas SDM. Selain itu, perusahaan juga di sarankan menggunakan alernatif strategi yang cocok bagi perusahaan yaitu market penetration dan market development .

Penelitian lainnya di lakukan oleh Putri et al. (2005), hasil analisis data menunjukan bahwa loyaitas terhadap merk restoran cepat saji kfc cukup baik dan responden cukup loyal terhadap merk restoran KFC, persepsi kualitas layanan dari merk restoran cepat saji KFC baik serta citra merk restoran cepat saji KFC sangat baik, dan responden sadar akan adanya keberadaan dari merk restoran cepat saji

KFC.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Zikri (2018), yang berjudul “eksistensi rumah makan tradisional terhadap masuknya rumah makan modern di kota banda aceh tahun 1980-2016” hasil analisis data menunjukan bahwa memberikan kepuasan bagi pelanggan baik dari segi rasa,masakannya dapat mendukung keeksistensian suatu usaha warung makan tradisional.

Dari uraian latar belakang diatas , maka peneliti bermaksud mengungkap

“KEBERHASILAN USAHA WARUNG PECEL BU SUMO DALAM

MEMPERTAHANKAN EKSISTENSINYA”..

1.2 Rumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang yang telah dipaparkan diatas, perumusan masalahnya adalah “bagaimana keberhasilan usaha yang dibangun warung pecel

Bu Sumo dalam mempertahankan eksistensinya”, 7

1.3.1 Persoalan Penelitian

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan usaha warung

pecel Bu Sumo ?

2. Bagaimana usaha warung pecel Bu Sumo dalam menjalankan

kelangsungan usahanya ?

1.3 Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian dapat memberikan penjelasan deskritif mengenai strategi yang dapat di ambil suatu usaha dalam menciptakan keunggulan bersaing di lingkungan usaha yang kompetitif. Berdsarkan hal tersebut maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi usaha warung

pecel Bu Sumo di Semarang ?

2. Mengetahui bagaimana usaha warung pecel Bu Sumo dalam

menjalankan kelangsungan usahanya?

1.4 Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi akademis 8

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah ilmu pengetahuan

dalam manajemen dan berguna sebagai bahan pertimbangan untuk

penelitian yang selajutnya.

2. Bagi objek penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi evaluasi dalam

menjalankan bisnis dan mampu mempertahankan keeksistensiannya di

dunia usaha warung makan.

3. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai bahan perbandingan

antara teori teori yang telah di peroleh di bangku kuliah dengan

kenyataan yang sebenarnya di dalam dunia bisnis sehari-hari dan

mendapat kesempatan untuk menambah pengalaman dan pengetahuan

bagaimana mengelola usaha.

1.5 Konstribusi terhadap ilmu penegtahuan

Membentuk teori mini dalam tema usaha yang mampu bertahan lama BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Keberhasilan Usaha

2.1.1 Pengertian Keberhasilan Usaha

Menurut Suyanto (2010) keberhasilan usaha industry kecil di pengaruhi oleh berbagai faktor. Kinerja usaha perusahaan merupakan salah satu tujuan dari setiap pengusaha. Kinerja usaha industry kecil dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan dalam pencapaian maksud atau tujuan yang di harapkan sebagai ukuran keberhasilan usaha suatu perusahaan dapat di lihat dari berbagai aspek, seperti: kinerja keuangan dan image. Menurut Glancy dalam Priyanto (2009), wirausaha yang memiliki kemampuan mengambil keputusan yang superior akan dapat meningkatkan performansi usaha seperti peningkatan profit dan pertumbuhan usaha. Seperti yang di kemukakan oleh Suryana (2011) bahwa

“untuk menjadi wirausaha yang sukses harus memiliki ide atau visi bisnis

(business vision) yang jelas, kemudian ada kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu maupun uang”. Erliah (2007) mengatakan bahwa

“suatu usaha di katakan berhasil di dalam usahanya apabila setelah jangka waktu tertentu usaha tersebut mengalami peningkatan lebih baik dalam permodalan, skala usaha, hasil atau laba, jenis usaha atau pengelolaan”.

Menurut Priyanto (2009) seseorang yang memiliki kewirusahaan tinggi dan di gabung dengan kemampuan manajerial yang memadai akan menyebabkan dia sukses dalam usahanya. Selain dari laba, keberhasilan usaha dapat dilihat dari target yang di buat oleh pengusaha. Hal ini seperti yang terungkap oleh

9 10

Dalimunthe dalam Noersasongko (2005) yang menyatakan bahwa kita dapat menganalisis keberhasilan usaha dengan mengetahui kinerja suatu purusahaan yang dapat dirumuskan melalui suatu perbandingan nilai yang dihasilkan perusahaan dengan nilai yang diharapkan dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Kinerja perusahaan adalah output dari berbagai faktor di atas yang oleh karenanya ukuran ini menjadi sangat penting untuk mengetahui tingkat adaptabilitas bisnis dengan lingkungannya. Kinerja usaha perlu di hubungkan dengan target perusahaan yang di tentukan oleh manajer-pemilik usaha. Apapun targetnya kinerja usaha merupakan tolak ukur untuk menilai seberapa besar tingkat pencapaian suatu target atau tujuan usaha.

Menurut Primiana (2009) mengemukakan bahwa “Keberhasilan usaha adalah permodalan sudah terpenuhi, penyaluran, yang produktif dan tercapainya tujuan organisasi”. Alfigri (2003) mengatakan bahwa “keberhasilan usaha dapat dilihat dari efisiensi proses produksi yang dikelompokan berdasarkan efisiensi secara tekhnis dan efisiensi secara ekonomis”.Mudzakar dalam Andari (2011) berpendapat bahwa, “keberhasilan usaha adalah suatu keadaan yang menggambarkan lebih dari pada yang lainya yang sederajad / sekelasnya”. Noor

(2007) mengemukakan bahwa

” keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuanya, suatu bisnis dikatakan berhasil bila mendapat laba karena laba adalah tujuan dari seorang melakukan bisnis”. Riyanti (2003) mengemukakan bahwa

“keberhasilan usaha di definisikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau tujuan organisasi”. Menurut Wijaya dalam Suryana (2011) yang mengemukakan bahwa 11

“faktor yang merupakan tujuan yang kritis dan menjadi ukuran dari keberhasilan suatu perusahaan adalah laba”. Dan keberhasilan usaha menurut Riyanti (2003) keberhasilan usaha yaitu usaha kecil berhasil karena wirausaha memiliki otak yang cerdas, yaitu kreatif, mengikuti perkembangan teknologi dan dapat menerapkan secara proaktif. Mereka juga memiliki energi yng melimpah serta dorongan dan kemampuan asertif.

Sehingga, dapat diketahui bahwa didefinisi keberhasilan usaha adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuannya, dimana keberhasilan tersebut didapatkan dari wirausaha yang memilki otak yang cerdas, yaitu kreatif, mengikuti perkembangan teknologi dan dapat menerapkan secara proaktif dan hal tersebut terlihat dari usaha dari wirausaha dimana suuatu kedaan usahanya yang lebih daripada yang lainya yang sederajat atau atau sekelasnya, dapat dilihat dari efisiensi proses produksi yang di kelompokkan berdasarkan efisiensi secara ekonomis, target perusahaan yang di tentukan oleh manajer-pemilik usaha, permodalan, skala usaha, hasil atau laba, jenis usaha atau pengelolaan, kinerja keuangan, serta image perusahaan.

2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha

Keberhasilan usaha dapat diketahui dari dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang diantaranya yaitu: kualitas SDM, pengusaha organisasi, struktur organisasi, system manajemen, partisipasi, kultur/ budaya bisnis, kekuatan modal, jaringan bisnis dengan pihak luar, tingkat entrepreneurship. Faktor eksternal dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor pemerintah dan non pemerintah, faktor pemerintah diantaranya: kebijakan 12

ekonomi, birokrat, politik, dan tingkat demokrasi. Faktor non pemerintah yaitu: sistem perekonomian, sosial, kultur budaya masyarakat, sistem perburuan dan kondisi perburuhan, kondisi insfrastruktur , tingkat pendidikan masyarakat, dan lingkungan global.

Menurut Luk dalam Suyatno (2010) berkaitan dengan faktor penentu keberhasilan usaha industri kecil ini, hasil penelitiannya menemukan bahwa keberhasilan usaha kecil di tandai oleh inovasi, perilaku mau mengambil resiko.

Begitu juga hasil penelitian Murphy (2010) dalam sumber yang sama menemukan bahwa keberhasilan usaha kecil di sumbangkan oleh kerja keras, dedikasi, dan komitmen terhadap pelayanan dan kualitas. Berbagai faktor penentu keberhasilan usaha industry kecil hasil identifikasi penelitian Luk tersebut pada dasarnya adalah cerminan dan kemampuan usaha (pengetahuan, sikap, dan keterampilan), pengalaman yang relavan, motivasi kerja dan tingkat pendidikan seorang pengusaha. Sehingga dapat diketahui bahwa keberhasilan usaha dapat dipengaruhi oleh kemampuan usaha yang tercermin diantaranya melalui penegetahuan, sikap, dan keterampilan dari pengusaha. Keberhasilan suatu usaha diidentifikasikan dengan laba dan penambahan material yang di hasilkan oleh pengusaha, tetapi pada dasarnya keberhasilan usaha tidak hanya dilihat dari hasil secara fisik tetapi keberhasilan usaha dirasakan oleh pengusaha dapat berupa panggilan pribadi suatu kepuasan batin.

2.1.3 Dimensi Keberhasilan Usaha

Samir (2005) mengemukakan bahwa indikator dalam mengukur keberhasilan usaha atau kinerja organisasi, yaitu sebagai berikut : 13

1. Produktivitas, yang di ukur melalui perubahan (output kepada

perubahan di semua faktor input (modal dan tenaga kerja ).

2. Perubahan di tingkat kepegawaian (output, teknologi, cadang modal,

mekanisme penyesuaian, dan pengaruh terhadap perubahan status).

3. Rasio finansial (mengurangi biaya pegawai dan meningktkan nilai

tambah pegawai).

Keberhasilan usaha diidentikan dengan perkembangan perusahaan. Istilah itu diartikan sebagai suatu proses peningkatan kuantitas dan dimensi perusahaan.

Perkembangan perusahaan adalah proses dalam pertambahan jumlah karyawan, peningkatan modal, dan lain-lain. Beberapa indikator dalam menentukan keberhsilan usaha menurut Noor (2007) adalah sebagai berikut :

1. (Laba/profitability)

Laba merupakan tujuan utama dari bisnis. Laba usaha adalah selisih

antar pendapatan dengan biaya.

2. Produktivitas dan efisiensi

Besar kecilnya produktivitas suatu usaha akan menentukan besar

kecilnya produksi. Hal ini akan mempengaruhi besar kecilnya

penjualan pada akhirnya menentukan besar kecilnya pendapatan,

sehingga mempengaruhi besar kecilnya laba yang diperoleh.

3. Daya saing

Daya saing adalah kemampuan atau ketangguhan dalam bersaing

untuk merebut perhatian dan loyalitas konsumen. Suatu bisnis dapat 14

dikatakan berhasil bila dapat mengalahkan pesaing atau paling tidak

masih bisa bertahan menghadapi pesaing.

4. Kompetensi dan Etika Usaha

Kompetensi merupakan akumulasi dan pengetahuan,hasil penelitian,

dan pengalaman secara kuantitatif maupun kualitatif dalam bidangnya

sehingga dapat menghasilkan inovasi sesuai dengan tuntutan zaman.

5. Terbangunnya citra baik

Citra perusahaan terbagi menjadi dua yaitu trust internal dan trust

eksternal . trust internal adalah amanah atau trust dari segenap orang

yang ada dalam perusahaan. Sedangkan trust eksternal adalah

timbulnya rasa amanah atau percaya dan segenap stakeholder

perusahaan, baik itu konsumen, pemasok, pemerintah, maupun

masyarakat luas, bahkan juga pesaing.

Indikator keberhasilan usaha menurut Riyanti (2003). Kriteria yang cukup signifikan untuk menentukan keberhasilan suatau usaha dapat dilihat dari :

1. Jumlah produksi

2. Jumlah pelanggan

3. Perluasan usaha

4. Perluasan daerah pemasaran

5. Perbaikan sarana fisik, dan

6. Pendapatan usaha 15

Adapun indikator keberhasilan usaha menurut Suryana (2003) keberhasilan usaha terdiri dari:

1. Modal

2. Pendapatan

3. Volume penjualan

4. Output produksi

5. Tenaga kerja

Dapat di ketahui bahwa terdapat terdapat banyak pendapat dan pandangan mengenai dimensi keberhasilan usaha. Maka dimensi yang digunakan untuk penelitian ini menggunakan pendapat Riyanti (2003) hanya dimensi keberhasilan usaha yaitu diantaranya adalah peningkatan dalam akumulasi modal atau peningkatan modal, jumlah produksi, jumlah pelanggan,perluasan usaha, perluasan daerah pemasaran, perbaikan sarana fisik, dan pendapatan usaha.

2.2 Lokasi (place)

2.2.1 Pengertian Lokasi (place)

Menurut Heizer dan Render (2015) lokasi adalah pendorong biaya dan pendapatan, maka lokasi seringkali memilki kekuasaan untk membuat strategi bisnis perusahaan, lokasi yang strategis bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan dari lokasi perusahaan.

Menurut Kotler (2008) “salah satu kunci menuju sukses adalah lokasi, lokasi dimulai dengan memilih komunitas”. Keputusan ini sangat bergantung pada 16

potensi pertumbuhan ekonomi dan stabilitas, persaingan, iklim, politik, dan sebagainya. Lamb et al. (2001) menyatakan bahwa memilih tempat atau lokasi yang baik merupakan keputusan yang penting karena :

1. Tempat merupakan komitmen sumber daya jangka panjang yang dapat

mengurangi fleksibilitas masa depan usaha.

2. Lokasi akan mempengaruhi pertumbuhan di masa depan, area yang

dipilih haruslah mampu untuk tumbuh dari segi ekonomi sehingga ia

dapat mempertahankan kelangsungan hidup usaha.

3. Lingkungan setempat dapat saja berubah setiap waktu, jika nilai lokasi

memburuk, maka lokasi usaha dipindahkan atau ditutup.

Lokasi menurut Lupiyoadi (2009), berhubungan dengan dimana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi yaitu :

1. Konsumen mendatangi pembeli jasa (perusahaan): apabila keadaannya

seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya

memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau

dengan kata lain harus strategis.

2. Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal lokasi tidak terlalu

penting, tetapi yang harus diperhatiakan adalah penyampaian jasa

harus tetap berkualitas.

3. Pembeli jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung : berarti

penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu 17

seperti telepon, komputer, atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi

sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua pihak terlaksana

dengan baik.

2.2.2 Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap kesuksesan suatu usaha, karena pemilihan lokasi juga berhububungan dengan keputusan pembelian konsumen. Lokasi yang paling ideal bagi perusahaan adalah lokasi dimana biaya operasinya paling rendah/serendah mungkin. Lokasi yang salah, akan menyebabkan biaya operasi perusahaan tinggi. Sebagai akibatnya, tidak akan mampu bersaing, yang sudah barang tentu menyebabkan kerugian.

Oleh karena itu lokasi tempat usaha yang tepat merupakan tuntutan yang mutlak harus dipenuhi oleh setiap perusahaan. Untuk itu, dalam proses pemilihan lokasi perusahaan pengusaha harus mempertimbangkan keputusannya dengan benar tidak menimbulkan kerugian dikemudian harinya. Ada dua langkah yang perlu diperhatikan dalam memilih sebuah lokasi usaha yaitu sebagai berikut:

1. Menentukan masyarakat yang akan dituju atau dilayani

2. Memilih lokasi disekitar masyarakat

Alma (2003) untuk menentukan lokasi yang strategis perlu dipertimbangkan hal- hal berikut:

1. Karakteristik demografi konsumen

2. Kondisi ekonomi setempat

3. Keadaan penduduk setempat 18

4. Persaingan

5. Iklim sosial dan perdagangan

Menurut Utami (2010) melalui pemilihan lokasi yang tepat mempunyai keuntungan:

1. Merupakan komitmen sumberdaya jangka panjang yang dapat

mengurangi fleksibilitas masa depan.

2. Lokasi akan mempengaruhi pertumbuhan bisnis pada masa yang akan

datang. Area yang dipilih harus mampu tumbuh dari segi ekonomi

sehingga dapat mempertahankan keberlangsungan toko saat awal

maupun masa yang akan datang.

2.2.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi lokasi usaha

Menurut Tjiptono (2002) pemilihan tempat/lokasi fisik memerlukan pertimbangan cermat terhadap faktor-faktor berikut:

1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui mudah di jangkau sarana transfortasi

umum.

2. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari

jarak pandang normal.

3. Lalu lintas (traffic), menyangkut dua pertimbangan utama:

a) Banyaknya orang yang lalu-lalang bisa memberikan peluang

besar terhadap terjadinya buying, yaitu keputusan pembelian yang 19

sering terjadi spontan, tanpa perencanaan, dan atau tanpa melalui

usaha-usaha khusus.

b) Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa juga jadi hambatan

4. Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman, baik untuk kendaraan

roda dua maupun roda empat.

5. Ekspansi, yaitu tersedianya tempat yang cukup luas apabila ada perluasan

di kemudian hari.

6. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung produk yang

ditawarkan. Sebagai contoh, restoran/rumah makan berdekatan dengan

daerah pondokan, asrama, mahasiswa kampus, sekolah, perkantoran,

dansebagainya.

7. Persaingan, yaitu lokasi pesaing. Sebagai contoh, dalam menentukan

lokasi restoran, perlu dipertimbangkan apakah dijalan/daerah yang sama

terdapat restoran lainnnya.

8. Peraturan pemerintah, misalnya ketentuan yang melarang rumah makan

berlokasi terlalu berdekatan dengan pemukiman penduduk/tempat

ibadah.

Thoery place digunakan dalam penelitan ini untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan pemilohan lokasi usaha, apakah pemilihan lokasi usaha warung pecel Bu Sumo tepat pada akhirnya akan mempengaruhi keberhasilan usaha.

2.3 Kepuasan Pelanggan (customer satisfaction ) 20

2.3.1 Pengertian Kepuasan Pelangan (customer satisfaction )

Kepuasan pelanggan dapat dirasakan setelah pelanggan membandingkan pengalaman mereka dalam melakukan pembelian barang/ jasa dari penjual atau penyedia barang jasa dengan harapan dari pembeli itu sendiri. Harapan tersebut terbentuk melalui pengalaman pertama mereka dalam membeli suatu barang/jasa, komentar teman dan kenalan, serta janji dan infomasi pemasaran dan pesaingnya.

Pemasar yang ingin unggul dalam persaingan tentu harus memperhatikan harapan pelanggan serta kepuasan pelanggannya.

2.3.2 Pengertian Kepuasan Pelanggan

Menurut Kotler dan Armstrong (2001) Kepuasan konsumen adalah sejauh mana anggapan kinerja produk memenuhi harapan pembeli. Bila kinerja produk lebih rendah ketimbang harapan pelanggan, maka pembelinya merasa puas atau amat gembira.

Menurut Zeithaml dan Bitner (2000) definisi kepuasan adalah : Respon atau tanggapan konsumen mengenai pemenuhan kebutuhan. Kepuasan merupakan penilaian mengenai ciri atau keistimewaan produk atau jasa, atau produk itu sendiri, yang menyediakan tingkat kesenangan konsumen berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan konsumsi konsumen.

Menurut Hansemark dan Albinsson (2004) kepuasan pelanggan secara keseluruhan menunjukan sikap terhadap penyedia layanan atau reaksi emosional untuk perbedaan antara apa yang pelanggan harapkan dan apa yang mereka terima. Menurut Anderson dalam international journal of scientific & technology research (Khan,2012) kepuasan pelanggan digunakan untuk mengukur kinerja 21

perusahaan dikedua internal untuk mengkompensasi sumber daya manusia mengamati kinerja dan menetapkan dana serta untuk kepuasan pelanggan ekternal juga sebagai sumber informasi bagi semua pemangku kepentingan

(pelanggan,kebijakan public yang dibuat pesaing dan investor).

2.3.3 Pengukuran Kepuasan Pelanggan

Menurut Kotler (1994) dalam Tjiptono et al (2008) mengemukakan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur kepuasan yaitu:

1. Sistem Keluhan dan Saran

Organisasi yang berpusat pada pelanggan (Customer-Centered)

memberikan kesempatan yang luas bagi para pelanggannya untuk

menyampaikan saran dan keluhan, misalnya dengan menyediakan kotak

saran, menyediakan kartu komentar dan lain sebagainya. Informasi ini

dapat memberikan ide-ide dan masukan kepada perusahaan dan

memungkinkan untuk bereaksi dengan tanggap dan cepat untuk mengatasi

masalah.

2. Survei Kepuasan Pelanggan

Metode ini dapat dilakukan melalui pos, telepon maupun wawancara

pribadi. Melalui survei perusahaan akan memperoleh tanggapan dan

umpan balik secara langsung dari pelanggan dan sekaligus juga

memberikan tanda (signal) positif bahwa perusahaan menaruh perhatian

terhadap para pelanggannya. Pengukuran pelanggan melalui metode ini

dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya: 22

a. Directly Reportered Satisfaction

Pengukuran dilakukan secara langsung melalui pertanyaan seperti:

“Ungkapan seberapa puas saudara terhadap pelayanan PT A pada

skala berikut: sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas, sangat

puas”. b. Derived Dissatisfaction

Pertanyaan yang diajukan menyangkut dua hal utama, yakni

besarnya harapan pelanggan terhadap atribut tertentu dan besarnya

kinerja yang mereka rasakan. c. Problem Analysis

Pelanggan yang dijadikan responden diminta untuk

mengungkapkan dua hal pokok. Pertama, masalah-masalah yang

mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahaan.

Kedua, saran-saran untuk melakukan perbaikan. d. Iportance-Performance Analysis

Responden diminta untuk merangking berbagai atribut dari

penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap atribut dan juga

merangking seberapa baik kinerja perusahaan dalam tiap atribut

itu. e. Ghost Shooping

Metode ini dilakukan dengan mempekerjakan beberapa orang

(ghost shopper) untuk berperan sebagai pelanggan atau pembeli

potensial produk perusahaan pesaing, lalu menyampaikan

temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan 23

pesaing. Selain itu ghost shopper juga dapat mengamati cara

penanganan keluhan.

f. Lost Customer Analysis

Perusahaan menghubungi para pelanggannya yang telah berhenti

membeli dan beralih pemasok. Hal ini dilakukan untuk

memperoleh informasi mengenai penyebab terjadinya hal tersebut.

Informasi ini bermanfaat bagi perusahaan untuk mengambil

kebijakan selanjutnya dalam rangka meningkatkan kepuasan dan

loyalitas pelanggan.

2.3.4 Dimensi Kepuasan Pelanggan

Pelanggan merasa puas bila harapannya terpenuhi atau akan sangat puas bila harapan pelanggan terpenuhi. Menurut Irawan (2004;37), ada lima dimensi utama kepuasan paelanggan, yaitu :

a. Price (harga)

b. Service quality (kualitas layanan)

c. Product quality (kualitas produk)

d. Emotional product(faktor emosi)

e. Efficiency (kemudahan)

2.3.5 Strategi Kepuasan Pelanggan

Melalui strategi kepuasan pelanggan, perusahaan berharap dapat meningkatkan pangsa pasar, penjualan dan jumlah pelanggannya. Berikut 24

strategi kepuasan pelanggan yang dapat diterapkan pada perusahaan jasa menurut Tjiptono (2005):

1. Strategi Manajemen Ekspektasi Pelanggan.

Ekspektasi pelanggan dibentuk dan didasarkan pada sejumlah faktor,

seperti pengalaman berbelanja dimasa lalu, opini teman dan kerabat,

serta informasi dan janji - janji perusahaan dan para pesaingnya.

2. Relasi Pemasaran dan Manajemen.

Relasi pemasaran dan manajemen merupakan cara berpikir mengenai

pelanggan, pemasaran, dan penciptaan nilai, bukan sekedar serangkaian

alat, teknik dan taktik. Dengan kata lain, relasi pemasaran dan manajemen

merupakan rancangan integratif atau holistik yang memperkokoh

kompetensi pemasaran perusahaan

3. After Marketing (Setelah Pemasaran).

Tahap ini menekankan pentingnya aktivitas pemasaran dan komunikasi

setelah transaksi pembelian. Khususnya dalam rangka memberikan

keyakinan setelah tahap pembelian (agar konsumen yakin bahwa

keputusan pembelian yang dilakukannya benar-benar bijaksana) dan

membangun loyalitas merek.

4. Strategi Retensi Pelanggan.

Strategi retensi pelanggan difokuskan pada teknik – teknik yang

digunakan untuk mempertahankan pelanggan agar pelanggan tidak

beralih pada pemasok atau perusahan jasa yang lain 25

5. Pelayanan Pelanggan Superior

Pelayanan pelanggan superior diwujudkan dengan cara menawarkan

layanan yang lebih baik dibandingkan para pesaing.

6. Strategi Pemasukan atau Infusi Teknologi.

Teknologi bisa dimanfaatkan secara efektif untuk meningkatkan dan

memuaskan pengalaman layanan kepuasan pelanggan.

7. Sistem Penanganan Komplain secara Efektif.

Di dalam industri yang sama-sama bergerak dibidang jasa, wajib

untuk menanggapi komplain dari para pelanggannya, agar dapat

mengetahui tingkat kepuasan pelanggan. Pada hakikatnya ada dua

tujuan utama pelanggan menyampaikan komplain. Pertama, untuk

menutupi kerugian ekonomis, dan kedua adalah unntuk memperbaiki

citra diri (self-image).

8. Strategi Pemulihan Layanan Dalam perusahaan jasa.

Seberapa kerasnya usaha penyedia jasa, tetap saja kekecewaan atau

tidak kepuasan pelanggan tidak terhindarkan. Maka dari itu, taktik

pemulihan layanan sangat dibutuhkan guna memberikan dampak yang

positif terhadap nilai kepuasan pelanggan, minat pembelian ulang,

loyalitas dan komitmen pelanggan, juga persepsi pelanggan terhadap

keadilan pelayanan jasa. 26

2.3.6 Manfaat Kepuasan Pelanggan

Bagan 2.1

Manfaat kepuasan pelanggan

Sumber : Tjiptono Strategi Pemasaran (2014)

Secara spesifik kepuasan pelanggan bagi perusahaan mencakup : dampak positif pada loyalitas pelanggan; berpotensi menjadi sumber pendapatan masa depan

(terutama melalui pembelian ulang, cross – selling, dan up – selling ); menekan biaya transaksi pelanggan di masa depan (terutama biaya – biaya komunikasi, penjualan, dan layanan pelanggan); menekan volatilasi dan risiko berkenaan dengan prediksi aliran kas masa depan; meningkatnya toleransi harga (terutama kesediaan untuk membayar harga premium dan pelanggan tidak mudah tergoda untuk beralih pemasok); rekomendasi gethok tular positif; pelanggan cenderung lebih reseptif terhadap product – line extension, brand extension, dan new add – on service yang ditawarkan perusahaan; serta meningkatnya bargaining power relatif perusahaan terhadap jejaring pemasok, mitra bisnis, dan saluran distribusi.

Singkat kata, tidak perlu diragukan lagi bahwa kepuasan pelanggan sangat krusial 27

bagi kelangsungan hidup dan daya saing setiap organisasi, baik bisnis maupun nirlaba.

Menurut Tjiptono (2005) ada beberapa manfaat jika perusahaan dapat memaksimalkan tingkat kepuasan pelanggannya, antara lain adalah:

a. Terjalin relasi hubungan jangka panjang antara perusahaan dan

para pelanggannya.

b. Terbentuknya peluang pertumbuhan bisnis melalui pembelian

ulang, cross-selling dan up-selling

c. Terciptanya loyalitas pelanggan.

d. Terjadinya rekomendasi dari mulut ke mulut yang positif, berpotensi

menarik pelanggan baru dan menguntungkan bagi perusahaan.

e. Reputasi perusahaan dan persepsi pelanggan semakin positif di mata

pelanggan.

f. Laba yang diproleh perusahaan dapat meningkat.

Teory customer satisfaction digunakan dalam penelitian ini untuk memecahkan masalah berkaitan dengan kepuasan pelanggan, apakah pelanggan warung Pecel Bu Sumo merasa puas dengan apa yang mereka dapatkan setelah melakukan pembelian.

2.4 Harapan Pelanggan (Customer Expectations )

2.4.1 Pengertian Harapan Pelanggan (Customer Expectation) 28

Harapan merupakan perkiraan atau keyakina pelanggan tentang apa yang akan diterimanya. Pengertian ini berdasarkan pada pandangan bahwa harapan merupakan standart prediksi yang dilakukan konsummen dalam melakukan pembelian. Menurut Lovelock (2010) harapan pelanggan merupakan standart internal yang digunakan pelanggan untuk menilai suatu kualitas pengalaman jasa atau keyakinan pelanggan sebelum mencoba atau membeli suatu produk, yang dijadikan standart atau acuan dalam menilai kinerja produk tersebut. Meskipun demukian, dalam berbagai hal belum tercapai kesepakatan misalnya, sifat standar harapan yang spesifik, jumlah standart yang di gunakan, maupun sumber harapan.

Asumsi pokok menurut Vroom (1964)

1. Setiap individu meyakini jika dia berperilaku tertentu, maka dia akan

memperoleh hasil sesuatu.

2. Setiap hasil memiliki nilai, atau daya Tarik bagi seseorang disebut

sebagai diperoleh.

3. Suatu hasil berkaitan dengan suatu persepsi tentang tingkat kesulitan

untuk mencapai hal tersebut.

Menurut Olson dan Dover (di kutip dalam Zeithml,et al,1993) dalam buku

Tjiptono, harapan atau ekspetasi pelanggan adalah apa yang diyakini pelanggan sebelum mencoba membeli produk, yang dijadikan acuan dalam menilai produk tersebut. Harapan merupakan bagian dari kebutuhan, keinginan, dan ide yang tebentuk sebelumnya dari pelanggan tentang produk atau layanan.

2.4.2 Tingkatan Harapan Pelanggan 29

Basic dan expected harus memiliki, dimana penyedia barang dan layanan harus mampu menyediakan secara sempurna, tidak ada kesalahan, kemudian desired dan imanticipated. Merupakan pelayanan ekstra yang mampu memberikan nilai lebih dari pelanggan. Menurut ahli bidang jasa, Zeithaml,L dan

Parasuraman mengemukakan terdapat sepuluh faktor yang mempengaruhi tingkat harapan layanan pelanggan.cara untuk mempengaruhi harapan pelanggan menurut

David (2005)

1. Menciptakan keberhasilan, kepercayaan harus diperroleh dan orang-

orang di pengaruhi oleh orang lain yang mereka percaya

2. Mendidik, semakin banyak pelanggan tahu, semakin baik mereka

memahami kompleksitas usaha.

3. Jelaskan, “ini bekerja pada tiga proyek terakhir saya”(menunjukan

pengalaman )

4. Lakukan secara pribadi, pelanggan tidak akan mengubah pikiran

mereka atau mengakui kurangnya pengetahuan mereka memiliki di

depan umum.

5. Tunjukan pada mereka, biarkan pelanggan mengalami manfaat dari

ide dan saran sebelum mencoba untuk menjual ide dan saran tersebut.

6. Keseimbangan memberi dan menerima, lihat apakah telah mampu

mengidentifikasi satu atau dua dari harapan pelanggan yang mudah

namun belum memuaskan, kemudian ubah harapan yang ingin

ditingkatakan 30

7. Harapan semakin lama semakin menguat jika dibiarkan saja, perhatian

sedini

mungkin.

2.4.3 Faktor Harapan Pelanggan

Menurut (Mulyani) model konseptual mengenai harapan pelanggan terhadap jasa dipengaruhi oleh faktor–faktor sebagai berikut :

1. Enduring Service Intensifiers Merupakan faktor yang bersifat stabil dan

mendorong pelanggan untuk meningkatkan sensifitasnya terhadap jasa.

Faktor ini meliputi harapan yang disebabkan oleh orang lain dan filosofi

pribadi seseorang megenai jasa.

2. Personal Need /Kebutuhan perorangan Kebutuhan yang dirasakan

seseorang mendasar bagi kesejateraanya juga sangat memerlukan

harapannya. Misalnya kebutuhan fisik, sosial, psikologi.

3. Transitory Service Intensifiers. Faktor individual yang bersifat

sementara (jangka rendah) yang meningkatkann sensitivitas pelanggan

terhadap jasa. Faktor itu mencakup:

a. Situasi darurat pada saat pelanggan sangat membutuhkan jasa dan

ingin menyediakan jasa dan dapat membantunya.

b. Jasa terakhir yang dikonsumsi pelanggan dapat pula menjadi

acuannya untuk menentukan baik–buruknya jasa berikutnya.

4. Perceived Service Alternatives. Merupakan persepsi pelanggan terhadap

tingkat atau derajat pelayanan perusahaan lain yang sejenis. Jika 31

konsumen memiliki beberapa alternatif, maka harapannya terhadap suatu

jasa cenderung akan semakin besar.

5. Self Percuived Service Role. Merupakan persepsi pelanggan tentang

tingkat atau derajat keterlibatannya dalam mempengaruhi jasa yang

diterimanya. Apabila konsumen terlibat dalam proses penyampaiannya

jasa dan jasa yang terjadi ternyata tidak begitu baik, maka pelanggan

tidak bisa menimpakan kesalahan sepenuhnya kepada pihak penyedia jasa.

6. Situational Factors/faktor situasi. Faktor situasi terdiri atas segala

kemungkinan yang bisa mempengaruhi kinerja jasa, yang berada diluar

kendali penyedia jasa.

7. Explicit Services Promises/Janji pelayanan secara eksplisit. Merupakan

pernyataan (secara personal atau non personal) oleh organisasi tentang

jasanya kepada pelanggan. Janji ini bisa berupa iklan, personal selling,

perjanjian atau komunikasi dengan karyawan organisasi tersebut.

8. Implicit Service Promises/janji pelayanan secara implisit Merupakan

petunjuk yang berkaitan dengan jasa, yang memberikan kesimpulan

bagi pelanggan tentang jasa yang bagaimana yang seharusnya, dan yang

akan diberikan.

9. Word–of–Mouth/Rekomendasi. Merupakan pernyataan yang disampaikan

kepada pelanggan, dan ini biasanya cepat diterima oleh pelanggan

karena yang menyampaikan adalah mereka yang dapat dipercaya

seperti para pakar, teman, keluarga, dan publikasi media massa. 32

10. Past Experience/Pengalaman. Merupakan pengalaman masa lampau

atau diketahui pelanggan dari yang pernah diterimanya di masa lalu

dan harapan ini dari waktu ke waktu berkembang seiring dengan

semakin banyaknya informasi yang diterima pelanggan serta semakin

bertambahnya pengalaman pelanggan.

Harapan pelanggan melatarbelakangi mengapa dua organisasi pada bisnis yang sama dapat dinilai berbeda oleh pelanggannya. Umumnya harapan pelanggan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya. Lovelock (2007) mengatakan setiap konsumen pasti memiliki harapan dalam membuat suatu keputusan pembelian, harapan inilah yang memiliki peran besar sebagai standar perbandingan dalam mengevaluasi kualitas produk tersebut maupun kepuasan konsumen. Ketika konsumen mendapatkan suatu produk sesuai dengan harapannya, maka konsumen akan mempertahankan produk yang di dapatkannya sehingga tercipta sikap loyal dari konsumen itu sendiri. Maka dapat disimpulkan bila semakin besar harapan pelanggan yang terpenuhi maka semakin tinggi tingkat loyalitas pelanggan.

Menurut analisis yang dilakukan oleh Hansen et al (2005) untuk memahami secara alami dari pengalaman makan dan makanan, yang menunjukan bahwa pengalaman restoran berlangsung ditandai dengan lima aspek: produk inti

(makanan). Interior dari restoran, peretemuan social pelanggan dan karyawan atau pelanggan lainnya, perusahaan dan suasana restoran. 33

Hubungan antar komponen customer expectancy, pengertian desired service,adequate service, dan zone of tolerance menurut William dan james

(1996).

1. Desired service (layanan yang cukup diinginkan) merupakan cerminan

keyakinan tentang apa yang ingin”dapat” dan “seharusnya” disediakan

produsen.

2. Adequate service (layanan yang cukup) merupakan tingkat layanan

minimal yang diinginkan pelanggan.

3. Zone of tolerance (wilayah toleransi) merupakan jarak antara kedua

tingkat yang mewakili kinerja layanan yang dipandang pelanggan

memuaskan.

Penelitian yang di lakukan oleh Parasuman et al (1991) dengan metode kualitatif harapan pelanggan tentang layanan secara garis besar dapat dikategorikan menjadi lima dimensi, antara lain :

1. Reability (keandalan) merupakan kemampuan untuk melakukan layanan

sesuai yang dijanjikan andal dan akurat.

2. Tangibles (nyata) merupakan penampilan fasilitas fisik, peralatan,

personel, dan materi komunikasi yang digunakan.

3. Responsiveness (tanggap) merupakan kesedian untuk membantu

pelanggan dan memberikan layanan yang cepat.

4. Assurance (jaminan) merupakan pengetahuan dan kesopanan karyawan

dan kemampuan mereka untuk menyampaikan kepercayaan dan keyakinan 34

5. Empaty (empati) merupakanan rasa peduli, perhatian, individual yang

diberikan kepada pelanggan.

Teory harapan pelanggan (customer expectations) digunakan dalam penelitian ini untuk memecahkan masalah berkaitan dengan harapan pelanggan, apakah harapan pelanggan warung pecel Bu Sumo terpenuhi sehinggan menjadikan mereka puas, yang pada akhirnya dapat menciptakan rasa loyal dari pelanggan dan membuat usaha akan terus aksis.

2.5 Keunggulan Bersaing ( compectitive advantage)

2.5.1 Pengertian Keunggulan Bersaing (competitive Advantage)

porter (1994) mengungkapkan bahwa “persaingan adalah Inti dari keberhasilan atau kegagalan perusahaan. Hal ini mengandung pengertian bahwa kegagalan tergantung pada keberanian perusahaan untuk bersaing, tidak mungkin keberhasilan bisa diperoleh.

Persaingan menentukan ketepatan aktivitas perusahaan yang dapat menokong kinerjanya, seperti inovasi, budaya kohesif atau pelaksanaan yang baik. Strategi bersaing adalah pencarian akan posisi bersaing yang menuntungkan di dalam suatu industry, area fundamental tempat persaingan terjadi. Strategi bersaing bertujuan menekan posisi yang menguntungkan dan dapat dipertahankan terhadap kekuatan-kekuatan yang menentukan persaingan industri. Suatu perusahaan mendeferensiasikan dirinya dari pesaing berdasarkan sekumpulan bersaing. Porter

(1993)menguraikan keunggulan bersing sebagai berikut : 35

“keunggulan bersaing pada dasarnya berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh sebuah perusahaan unukpembelinya yang melebihi biaya perusahaan dalam menciptakannya. Nilai adalah apa yang pembeli bersedia bayar, dan nilai yang unggul bersal dari tawaranharaga yang lebih rendah dari padaa pesaing untuk manfaat yang sepadan atau memberikan manfaat unik yang lebih dari sekedar mengimbangi harga yang lebih tinggi. Dalam konsep perusahaan terdapat dua jenis keunggulan bersaing yaitu keunggulan biaya differensiasi”

Hal senada dikemukakan oleh Cravens(1996)mbahwa,perusahaan memperoleh keunggulan bersaing dengan memberikan nilai lebih kepada konsumen melalui:

1. Harga yang lebih-lebih rendah di bandingkan dengan para pesaing

untuk manfaat yang sama.

2. Keunikan manfaat dapat menutupi harga yang tinggi

3. Jadi dapat disimpulkan bahwa keunggulan bersaing akan dimiliki oleh

tersebut mampu perusahaan memberikan nilai lebih kepada konsumen

berupa tawaran harga yang lebih rendah atau memberikan keunikan

manfaat yang dapat menutupi harga yang tinggi.

Porter memaparkan lima kekuatan strategi bisnis yang sangat menjadi penentu dan menjadi daya Tarik pasar. Kelima strategi tersebut akan dibahas dalam point dibawah ini :

1. Ancaman pendatang baru 36

Kondisi ini akan bisa menjadi sebuah ancaman jika dari awal tidak

dilakukan persiapan. Salah satu cara mengatasi hal ini adalah dengan

terus meningkatkan keungulan kompetitif yang dimiliki industry anda.

Inovasi produk dan harga bukan menjadi satu-satunya cara namun,

harus ada acara yang lebih kreatif lagi, misalnya dengan pemberian

diskon atau bonus menarik kepada member sehingga hal ini akan

mengunci konsumen tidak pindah kelain hati.

2. Kekuatan Tawar-menawar Pemasok (bargaining power of supplier)

Akan menjadi sebuah anacaman bagi perusahaan jika mengambil

konsekuensi untuk mendapatkan supplier barang yang sama dengan

pesaing. Apalagi jika sampai pihak pesaing mendapatkan harga yang

lebih murah ketimbang dari perusahaan sendiri.oleh karena

itu,menjalin hubungan yang baik dengan supplier agar integritas antara

anda dan supplier dapat terjaga dengan baik.

3. Ancaman Produk Pengganti atau Subtitusi

Barang subtitusi meskipun memiliki bentuk yang berbeda, namun

jika memiliki fungsionalyang sama dan harganya lebih murah tentu

tidak menutup kemungkinan konsumen akan lebih memilih barang

tersebut berbeda halnya jika barang yang di produksi memiliki

competitive advantage, maka nilai tambah dari barang tersebut akan

meningkat dan memiliki daya tawar lebih tinggi.

4. Kekuatan Tawar- menawar Pembeli (bargaining power ofbuyer) 37

Sebagai sebuah peusahaan besar tentunya tidak menutup

kemungkonan akan adanya pesaing dari perusahaan yang bergerak si

sektor yang sejenis. Keunggulan kompetitif bukan hanya terbatas pada

perbedaan brand, inovasi, dan cara pemasaran. Tetapi dari segi nilai

dan kemanfaatan harus lebih dapat dirasakan pelanggan.

5. Persaingan Kompetitif diantara anggota Industry

Sebagai sebuah perusahaan besar tentunya tidak menutup

kemungkinan akan adanya pesaing dari perusahaan yang bergerak

disektor yang sejenis. Keunggulan kompetitif bukan hanya terbatas

pada pebedaan brand, inovasi, dan cara pemasaran. Tetapi dari segi

nilai dan kemanfaatan harus lebih dapat dirasakan pelanggan.

Keunggulan bersaing berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh perusahaan bagi langganan atau pembeli. Keunggulan bersaing menggambarkan cara perusahaan memilih dan mengimplementasikan strategi generic(biaya rendah, differensiasi dan fokus) untuk mencapai dan mempertahankan keunggulan bersaing. Dengan kata laian keunggulan bersaing menyangkut bagaimana suatu perusahaan benar-benar menerapkan strategi peneriknya dalam kegiatan praktis.

2.5.2 Strategi Bersaing Generik Versi Porter

Menurut assuari (2011), konsep yang dikembangkan porter dalam pengambilan keputusan strategi bisnis, yang dikenal dengan strategi generic.

Strategi ini menggambarkan kedudukan strategi, yang dirancang untuk mengurangi peranan pengaruh dari lawan, yang mencakup penekanan keunggulan 38

biaya murah atau rendah, keunggulan diferensiasi produk, serta focus pada biaya rendah dan fokus pada keunggulan differensiasi produk.

Menurut porter yang dikutip oleh Solihin ( 2010), menyebytkan bahwa adanya tiga strategi generik pada unit bisnis yang dapat menjadi pilihan perusahaan dari berbagai indutri untuk memperoleh keunggulan kompetitif bagi bisnis perusahaan. Dinamakan strategi generic, karena strategi ini dapat digunakan oleh berbagai perusahaan yang berasal dari berbagai jenis industri.

Ketiga strategi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Kepemimpinan Biaya (cost leadership)

Strategi ini dipilih oleh perusahaan yang memiliki cakupan persaingan

(competitive scope) yang luas. Dalam strategi ini perusahaan berusaha

untuk mencapai biaya paling rendah di bandingkan perusahaan

berusaha untuk mencapai biaya paling rendah di bandingkan

perusahaan lain yang berda dalam satu industry. Perusahaan akan

memperoleh manfaat yang sangat besar dengan keunggulan biaya.

Pertama, perusahaan dapat menentukan harga jual yang rendahtetapi

masih memperoleh margin yang memadai disbanding pesaing yang

menetapkan harga sama tapi memiliki biaya yang lebih tinggi. Kedua,

biaya yang endah dapat menjadi hambatan masuk (entry barrier) bagi

pesaing potensial yang ingin memasuki industry yang sama.

Menurut David (2012), untuk menjalankan strategi kepemimpinan

biaya secara berhasi, sebuah perusahaan harus memastikan bahwa total 39

biaya diseluruh rantai nilainya lebih rendah dari total biaya pesaing.

Cara untuk mencpai hal tersebut:

 Menjalankan aktivitas-aktivitas rantai nilai secara lebih efektif

dari pada pesaing dan mengontrol berbagai faktor yang

mungkin mendongkrak biaya aktifitas rantai nilai.

 Memperbarui keseluruhan rantai nilai perusahaan untuk

mengeliminasi atau memangkas aktivits-aktivitas yang

menambah biaya.

Strategi kepemimpinan biaya akan sangat efektif dalam kondisi berikut :

 Ketika persaingan harga antar penjual pesaing sangat ketat.

 Ketika produk penjual pesaing pada pokoknya sama dan

pasokan tersedia dari semua penjual.

 Ketika ada beberapa cara untuk mencapai diferensiasi produk

yang memilki nilai bagi pembeli.

 Ketika sebagian besar pembeli menggunakan produk dengan

cara yang sama.

 Ketika pembeli hanya mengeluarkan sedikit biaya untuk

berpindah membeli dari satu penjual ke penjual yang lain.

 Ketika pembeli begitu besar dan memiliki daya tawar yang

signifikan untuk meminta penurunan harga. 40

 Ketika pendatang industry baru menggunakan harga perkenalan

yang rendah untuk menarik pembeli dan membangun basis

konsumen. b. Differensiasi (differentiation)

Strategi inipun di pilih oleh perusahaan yang memilki cakupan

persaingan (competitive scop) yang luas. Perusahaan akan memilih

beberapa atribut yang di anggap oleh para pembeli dalam suatu

industry sebagai atribut yang penting dan persahaan berupaya untuk

menempatkan posisinya secara unik agar dapat memenuhi kebutuhan

para pembeli tersebut. Dari manapun sumber differensiasi yang

dilakukan perusahaan merupakan sesuatu yang berharga maka

pelanggan akan bersedia membawa roduk perusahan dengan harga

lebih tinggi disbanding produk pesaing.

1. Ketika ada banyak cara untuk mendeferensiasikan produk atau

jasa dan banyak pembeli memandang perbedaan ini sebagai

sesuatu yang bernilai.

2. Ketika kebutuhan dan penggunaan pembeli beragam.

3. Ketika tidak banyak perusahaan pesaing yang mengikuti

pendekatan diferensiasi serupa.

4. Ketika perubahan teknologi berlangsung cepat dan kompetisi

terjadi di seputar fitur-fitur produk yang berubah dengan pesat. c. Fokus (focus) 41

Bila perusahaan memilih strategi ini, maka perusahan akan memilih

satu atau beberapa kelompok segemen dalam suatu industry mereka

akan mengembangkan strategi yang sesui untuk segemen tersebut yang

tidak bisa dilayani dengan baik oleh pesaing lain yang memiliki

cakupan pasar lebih luas. Strategi focus terbagi dalam dua jenis, yakni

strategi focus pada biaya (cost focus)dan focus pada difeerensiasi

(differentiation focus). Perusaahaan yang berfokus pada biaya akan

berusaha untuk meraih pelanggan yang memiliki kebutuhan akan

produk dengan biaya lebih rendah dalam suatu industry. Sedangkan

perusahaan yang berfokus pada diferensiasi akan berusaha meraih

pelanggan dengan cara menawarkan produk atau layanan yang berbeda

dengan pesaing.

Menurut David (2012), strategi focus bisa sangat menarik dalam kondisi berikut:

1. Ketika target segmen pasar besar, menguntungkan, dan sedang

bertumbuh.

2. Ketika pemimpin pasar tidak melihat segmen tersebut penting

bagi keberhasilan mereka.

3. Ketika pemimpin pasar menganggap terlalu mahal atau sulit

untuk memenuhi kebutuhan khusus dari target segmen paar

disamping tetap memperhatikan kebutuhan konsumen arus

utama mereka. 42

4. Ketika industry memiliki banyak segmen yang berbeda dan

dengan demikian memjngkinkan perilaku strategi fokus

memilihsegmen yang relative menarik dan sesuai dengan

sumber daya yang dimilikinya

5. Ketika tidak banyak pesaing berusaha berspesialisasi di segmen

target yang sama.

Menurut Porter(1998). Terdapat perbedaan diantara ketiga strategi generic tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1

Perbedaan 3 Strategik Generik

cost differentiation Focus

leadership

Definisi Sebagai Berusaha Perusahaan yang

produsen yang menjadi bersing dalam cakupan

berbiaya sebuah persaingan yang sempit

rendah dalam perusahaan dalam suatu industry

industry yang unik di

dalam

perindustriann

ya

Cakupan Besar Besar/kecil Kecil

pangsa 43

pasar

Cakupan Besar Besar/kecil Kecil pesaing

Strategi Fokus Fokus Fokus terhadap satulni yang terhadapperila terhadap produksi/jasa digunaka ku biaya permintaan n terhadap konsumen

konsumen

Hasil Biaya Produk/jasa Produk atau jasa yang yang produk/jasa yang dihasilkan lebih unggul dicapai paling rendah dihasilkan dibandingkan dengan

diantar unik,berbeda pesaing lainnya,karena

pesaing dengan dikhususkan(concern)p

lainnya produk/jasa ada satu lini produk

yang di saja

hasilkan oleh

para pesaing

lainnya

Harga Harga rendah Harga tinggi Harga bisa rendah atau penjuala (karena tidak tinggi, tergantung pada n mempedulikan fous terhadap biaya

harga atau differentiation 44

penjualan)

Sumber : diolah oleh peneliti dari buku “competitive advantage”.Michael E.

Porter

Sedangkan menurut Porter yang dikutip oleh Pearce dan Robinson (2007).

Menyatakan bahwa ada beberapa persyaratan untuk menerapkan strategi kompetitif generik, yaitu sebagai berikut:

Table 2.2

Penerapan Strategi Kompetitif Generik

Strategi Generik Keterampilan umum Persyaratan organisasi

yang diperlukan

Cost leadership 1. Investasi modal 1. Pengendalian biaya

dan akses ke modal yang ketat

yang berkelanjutan. 2. Pengendalian

2. Ketermpilan proses terperinci terhadap

3. Pengaasan tenaga laporan

kerja yang rutin 3. Organisasi

4. Produk yang terstrukturdan

dirancang untuk bertanggung jawab

memudahkan 4. Insentif 45

dalam proses berdasarkan

pembuatan. pencapaian terget

5. System distribusi kuantitatif yang

ketat.

Differentiation 1. Kemampuan 1. Koordinasi yang

pemasaran yang kuat antara fungsi

kuat dalam sumber daya,

2. Produk bervariasi. distribusi,

3. Kreatif pengembangan

4. Kemampuan yang produk, dan

kuat dalam pemasaran.

penelitian dasar 2. Pengukuran

5. Memiliki reputasi subjektif dan

dalam kualitas dan insentif bukan

teknologi ukuran kuantitatif

6. Memiliki tradisi 3. Memilki fasilitas

dan keunikn dalam untuk menarik para

mengkombinasikan ilmuan yang

keterampilan yang terampil, atau

diambil dari bisnis orang-orang kreatif.

lainnya.

7. Kerjasama yang

kuat antara rekan

kerjasama. 46

Focus Kombinasi kebijakan Kombinasi kebijakan

diatas diarahkan pada diatas diarahkan pada

sasaran strategi khusus sasarn strategi khusus

tertentu. tertentu

Sumber: diolah oleh peneliti dari buku “competitive Advantage”. Michael E. porter

2.5.3 value chain

Menurut porter yang dikutip oleh David (2012), bisnis sebuah perusahaan paling baik dideskripsikan sebagai rantai nilai (value chain), dimana total pendapatan dikurangi total biaya semua aktivitas yang dilakukan untuk mengembangkan dan memasarkan produk atau jasa yang dihasilkan nilai yang serupa, yang mencakup berbagai aktivitas seperti memperoleh bahan mentah, merancang produk, membangun fasilitas manufaktur, mengembangkan perjanjian kerjasama, dan menyediakan layanan konsumen. Sebuah perusahaan akan meraih keuntungan jika total pendapatan melampaui total biaya yang ditimbulkan dari penciptaan dan pengiriman produk atau jasa.

Menurut David (2012), Analisis rantai nilai (value chain analysis- VC) mengacu pada proses yang dengannya perusahaan menetukan biaya yang terkait dengan aktivitas organisasional dari pembelian bahan mentah sampai produksi dan pemasaran produk tersebut.

Menurut Assuari(2011), Rantai nilai adalah suatu kumpulan yang terkait dengan aktivitas penciptaan nilai, yang dimulai dengan bahan baku dasar, yang 47

datang dari pemasok dan bergerak ke rangkaian aktivitas penambahan nilai (value added), yang mencakup produksi dan pemaaran produk, berupa barang atau jasa, dan diakhiri dengan distribusi untuk dapat diterimanya produk untuk konsumen akhir. Sedangkan menurut Pearce dan Robinson (2007), rantai nilai merupakan sebuah perspektif di mana bisnis dipandang sebagai rantai kegiatan dalam mengubah input menjadi output yang memberikan nilai kepada pelanggan

(customer value) dengan menguji konstribusi dari kegiatan yang berbeda dalam suatu perusahaan.

Berdasarkan pendapat para ahli mengenai definisi dari value chain, maka dapat disimpulkan bahwa value chain , merupakan suatu proses perusahaan dalam menetukan biaya yang terkait dengan aktivitas penciptaan nilai perusahaan, dimulai pada proses input sampai dengan output serta diterimanya produk oleh konsumen akhir.

a. Tujuan Value Chain

Menurut David (2012), Value Chain Analysis bertujuan untuk

mengidentfikasi dimana keunggulan (advantage) atau kelemahan

(disadvantage) biaya rendah yang ada disepanjang rantai nilai mulai

dari bahan mentah sampai aktivitas layanan konsumen. Menurut

porter, tujuan dari value chain Analysis adalah untuk mengidentifikasi

tahap-tahap value chain dimana perusahaan dapat meningkatkan value

untuk pelanggan atau untuk menurunkan biaya. Penurunan biaya atau

peningkatan nilai tambah (value added) dapat membuat perusahaan

lebih kompetitif. 48

Menurut ningrum (2012) dalam jurnalnya, value chain analysis dapat

dipergunakan untuk menentukan pada titik -titik dimana dalam rantai

nilai yang dapat mengurangi biaya atau memebrikan nilai tambah.jadi,

berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa tujuan value

chain analysis adalah untuk mengidentiikasikan keunggulan dan

kelemahan dalam aktivitas pada rantai nilai. b. Konsep value chain

Menurut porter (1998), menjelaskan Bhwa Value Chain terbagi pada

dua jenis aktivitas dan didalam aktivitas tesebut dibagi pada beberapa

kategori yaitu sebagai berikut:

1. Aktivitas Primer (Primary Activity)

 Inboned

Kegiatan yang berhubungan menerima, menyimpan, dan

menyebar masukan ke produk, seperti bahan baku, material

handing. pergudangan, inventory control.

 Outbound

Aktivitas yang berhubungan dengan pengumpulan,

penyimpann, dan fisik mendistribusikan produk kepada

pembeli, seperti selesai pergudangan barang, material

handling,kendaraan operasional pengiriman,pemrosesan,

dan penjajalan.

 Pemasaran dan penjualan (marketing and sales) 49

Kegiatan yang berhubungan dengan menyediakan sarana

yang pembeli dapat membeli produk dan mendorong

mereka untuk melakukannya, seperti iklan, promosi,

salesforce, pilihan channels, hubungan dengan channels

,dan harga.

 Pelayanan (service)

Kegiatan yang berhubungan dengan menyediakan layanan

untuk meningkatkan atau mempertahankannilai produk,

seperti instalasi, perbaikan, pelatihan,suku cadang dan

penyesuaian produk.

2. Aktivitas sekunder (support activities)

 Pengembangan teknologi (technology development)

Perkembangan tehnologi terdiri dari berbagai kegiatan yang

dapat dikelomokan menjadi upaya untuk meningkatkan

produk dan proses yang digunakan perusahaan.

 Manajemen sumber daya manusia (human resource

management)

Manajemen sumber daya manusia terditi dari kegiatan yang

terlihat dalam merekrut, menyewa, pelatihan,

pengembangan dan komponen dari semua jenis personil.

 Infrasrtuktur peruahan (firm ifrastukture) 50

Infrastruktur perusahaan terdiri dari sejumlah kegiatan

termasuk manajemen umum, perencanaan, keuangan,

hokum, urusan pemerintah dan manemen mutu.

c. Jenis-Jenis Aktivitas

Dalam tiap hari aktivitas nilai, baik aktivitas utama (primary activity)

maupun aktivitas pendukung (support activities), terdapat tiga jenis

aktivitas memainkan peran yang berbeda dalam menciptakan

keunggulan kompetitif suatu perusahaan. Porter menjelaskan sebagai

berikit:

 Direct activities, aktivitas yang secara langsung terlihat dalam

penciptakan nilai bagi pembeli, yang meliputi perakitan,

pembuatan komponen, operasi tenaga penjualan, periklanan,

desain produk, perekrutan.

 Indirect activities, aktivitas yang memungkinkan untuk

dilakukannya aktivitas langsung secara terus menerus meliputi

pemeliharaan, penjadwalan, administrasi.

 Quality assurance, aktivitas yang menjamin mutu aktivitas

lain, meliputi inspeksi, pengujian, pemantauan, pemeriksaan,

pengerjaan, perbaikan mutu. 51

d. Keterkaitan Dalam value chain

Aktivitas dalam value chain bukan aktivitas yang independent.

Hubungan antar aktivitas mempengaruhi kinerja dan biaya aktivitas

lainnya. Menurut Porter, keterkaitan diantara beberapa aktivitas nilai

bersumber dari :

1. Fungsi yang sama dapat dilakukan dengan cara yang

berbeda.

2. Biaya atau kinerja aktivitas langsung ( direct activities)

diperbaiki dengan melakukan usaha yang lebih pada

aktivitas tidak langsung (indiect activities)

3. Aktivitas yang dilakukan di dalam perusahaan mengurangi

kebutuhan untuk memperagakan, menjelaskan, atau

melayani produk di lapangan.

4. Fungsi quality assurance dapat dilakukan dengan cara yang

berbeda.

Teori keunggulan bersaing (competitive advantage) digunakan untuk memecahkan maalah berkaitan dengan Warung pecel Bu Sumo dalam bersaing dengan usaha warung makan sejenis apakah mampu bersaing dalam menjalankan usahanya.

2.6 Bauran Pemasaran (marketing mix)

2.6.1 Pengertian Bauran Pemasaran (marketing mix) 52

Indriyo gitosudarno menuliskan definisi marketing mix menggunakan definisi Kotler dan Armstrong yaitu , marketing mix is the set of marketing tools that the firmuses to pursue its marketing objectivies in the target market artinya bauran pemaaran adalah sejumlah alat-alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk meyakinkan objek pemasaran atau target pasar yang dituju. Untuk menunjang keperluan tersebut, pengusaha dapat melakukan kebijakan-kebijakan yang terdiri atas : produk, price, place, dan promotion.

Philip Kotler mendefinisikan bauran pemasaran sebagai serangkaian variable pemasaran terkendali yang di pakai oleh perusahaan untuk menghasilkan tangapan yang dikendalikan perusahaan, dari paar sasarannya, bauran pemasaran terdiri atas segala hal yang bisa dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya yang dikenal dengan “Empat P”, yaitu product, price, place, promotion.

Keempat variable strategi tersebut sangat mempengaruhi pemasaran, sehingga semuanya penting sebagai satu kesatuan strategi acuan atau bauran.

Untuk mencapai tujuan perusahaan dalam bidang pemasaran, pedoman yang mampu diandalakan pemimpin perusahaan itu penting. Oleh karena itu, strategi pemasaran ( marketing mix) yang menggunakan unsur variable keempat tersebut sangat diperlukan dalam kegiatan pemasaran. Adapun pemaparan keempat unsur strategy marketing mix adalah sebagai berikut:

1. Product (produk)

Produk merupakan elemen penting dalam sebuah progam pemasaran.

Strategi produk dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. 53

Pembelian sebuah produk bukan hanya sekedar untuk memilki produk

tersebut, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

konsumen. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar

untuk diperhatikan, diperolah, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat

memenuhi keinginan atau kebutuhan.

2. Price (Harga)

Philip Kotler berpendapat bahwa, harga merupakan satu-satunya unsur

bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, unsur

lainnyamenimbulkan biaya. Harga muda diubah dengan cepat, tidak

seperti tampilan produk dan perjanjian distribusi. Di dalam ekonomi

teori, peertian harga, nilai (value), dan utility merupakan konsep yang

saling berhubungan. Yang dimaksud dengan utility ialah atribut yang

melekat pada suatu barang, yang memungkinkan barang tersebut dapat

memenuhi kebutuhan (needs), keinginan (want), dan memuaskan

konsumen (satisfaction). Jadi, harga (price) adalah nilai suatu barang

yang di nyatakan dengan uang.

3. Place (lokasi)

Kotler menyatakan bahwa saluran distribusi terdiri atas seperangkat

Lembaga yang melakukan segala kegiatan (fungsi) yang digunakan untuk

menyalurkan produk dan status pemiliknya dari produsen ke konsumen.

Oleh karena itu, manajemen harus dapat memilih saluran distribusi dengn

memperhatkan kemungkinan lingkungan penjualan sekarang dan

kemudian hari. Lokasi merupakan lokasi melayani konsumen, dapat pula 54

diartikan sebagai lokasi untuk memanjangkan barang-barang

dagangannya.konsumen dapat mlihat langsung barang yang diproduksi

atau dijual, baik jenis, jumlah, maupun harganya.

4. Promotion (promosi)

Promosi merupakan salah satu jenis komunikasi yang sering dipakai oleh

pemasar. Sebagai salah satu elemen bauran promosi, promosi penjualam

merupakan unsur penting dalam kegiatan promosi produk, definisi

promosi penjualan menurut American marketing association (AMA).,

yang dikutip dari buku sutisna adalah sebagai berikut. “sales promotion

is media and non media marketing pressureapplied for a predetermined,

limited eriode of time in order to stimulate trial, inerease consumer

demand, or improve product quality.”

Dari definisi diatas menunjukan bahwa, promosi merupakan upaya pemasaran yang bersifat media dan non media untuk merangsang coba-coba dari konsumen, menngkatkan permintaan dari konsumen atau untuk memperbaiki kualitas produk.

Tujuan utama promosi adalah memberi informasi menarik perhatian, dan selanjutnya memberi pengaruh meningkatnya penjualan. Tujuan promosi lain menurut Alma adalah meperoleh perhatian,mendidik, mengingatkan dan meyakinkan calon konsumen.

Lupiyoadi dan A. Hamdam menuliskan dalam bukunya bahwa, dalam promosi ada hal-hal yang perlu di perhatiakn yaitu, pemilihan bauran promosi terdiri atas iklan (advertising), penjualan perorangan (personil salling) , promosi 55

penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public relaton), informasi dari mulut ke mulut (word of mouth), surat pemberitahuan langsung (direct mail).

Untuk mengembangkan komunikasi yang efektif menurut Kotler yang ditulis oleh Lupiyoadi dan Hamdani, maka diperlukan progam delapan langkah yaitu:

a. Mengidentifikasi audiens target

b. Menentukan tujuan komunikasi merancang pesan dan menyeleksi

saluran komunikasi

c. Merancang pesan dan menyeleksi saluran komunikasi

d. Menetapkan jumlah anggaran promosi dan bauran pemaaran

e. Mengukur hasil promosi dan mengkoordinasi proses komuniksi

f. Mengelola dan mengkoordinasi proses komunikasi proses

komunikasi pemasaran terintegrasi

g. Memilih saluran komunikasi

h. Membuat keputusan atas bauran promosi (marketing mix)

Model marketing Mix digunakan dalam penelitian ini untuk memecahkan masalah berkaitan dengan warung pecel Bu Sumo dengan menentukan produk yang baik seperti apa, tempat yang mudah dijangkau oleh konsumen, memberikan harga yang sesuai dengan keinginan pelanggan dan memberikan promosi yang menguntungkan satu sama lain.

2.7 Market Based View (MBV) 56

2.7.1 Pengertian Marked Based View (MVB)

Teori MBV menyatakan bahwa kinerja perusahaan ditentukan oleh posisi unik perilaku stratejik perusahaan dalam menanggapi persaingan pasar

(Hoskisson, Hitt dan Ireland, 2004; Porter, 1980, 1985, 1996). Teori ini menekankan pentingnya peran pasar yang kompetitif sebagai penentu perilaku perusahaan yang kemudian memberikan implikasi pada kinerja perusahaan.

Teori MBV merupakan modifikasi teori Organisasi Industri ke dalam ranah manajemen Stratejik (Spanos dan Liokas, 2001). Teori Organisasi Industri sangat dikenal dengan kerangka pemikiran Structure-Conduct-Performance yaitu struktur industri dan kinerja industry (Bain, 1956; Mason, 1939). Struktur industry dimaksud terdiri dari jumlah pembeli dan penjual, diferensial produk, entry barriers, struktur biaya, integresi vertikal dan diversifikasi (Scherer, 1980).

Perilaku dimaksud terdiri dari perilaku harga, strategi produk, advertensi, riset dan inovasi, investasi pabrik dan taktik legal (Scherer, 1980).

Modifikasi yang dimaksud di atas adalah (Porter, 1981): (1) Bila Teori

Organisasi Industri memiliki fokus unit analisis pada level industry, maka teori

MVB memiliki fokus unit analisis pada level perusahaan, (2) Bila teori Organisasi

Industri memiliki pandangan bahwa struktur industry memiliki peran yang deterministic terhadap perilaku dan kinerja, maka teori MBV menyatakan bahwa lingkungan persaingan tidak sepenuhnya bersifat deterministic dan perusahaan memiliki sejumlah pilihan stratejik (Child, 1972, 1997) dalam merespon lingkungan kompetitif (Porter, 1981). Modifikasi teori Organisasi Industri ke dalam teori MBV dipelopori oleh Porter (1981) dengan mengajukan Kerangka 57

Lima Kekuatan Porter (1980, 1981, 1996) yang intinya menyatakan bahwa kinerja perusahaan yang superior tergantung pada posisi unik perusahaan dalam lingkungan kompetitif yang terbentuk dari lima kekuaatan persaingan sebagai berikut: kekuatan pembeli, ancaman pesaing baru, kekuatan pemasok, ancaman subtitusi dan intensitas persaingan (Porter, 1980, 1996). Posisi unik untuk memperoleh keunggulan daya saing dan kinerja superior hanya dapat diperoleh dengan menerapkan salah satu strategi generic yaitu biaya rendah, keunikan produk dan fokus (Porter, 1980, 1996). Porter (1989) mengungkapkan secara konseptual bahwa kerangka pemikiran yang sama seperti di atas dapat diterapkan pada perusahaan pengembang property.

Lingkungan kompetitif yang dimaksud oleh Porter (1980, 1985, 1996) serupa dengan lingkungan kerja (task environment) yang dimaksud oleh Dill

(1976) dan Dess dan Beard (1984) yaitu elemen lingkungan yang memiliki pengaruh langsung terhadap kelangsungan perusahaan baik sebagai sumber informasi maupun sumber daya (Kreiser dan Morino, 2002; Tan dan Litschert,

1994). Kinerja perusahaan yang superior diperoleh sebagai implikasi kesesuaian pilihan stratejik perusahaan (Child, 1972, 1997; Porter, 1980) dalam merespon lingkungan kompetitifnya (Prescott, 1986; Venkatraman dan Prescott, 1990).

Berbagai pemikiran teori MBV di atas mengantar pada paradigm riset

Environment-Strategy-Performance atau ESP (Luo dan Park, 2001) dalam riset manajemen stratejik. Posisi unik perusahaan terhadap lingkungan kompetitif tidak terbatas pada strategi generikPorter (1980) saja, namun dapat berupa orientasi stratejik yaitu strategi sebagai kombinasi pola perilaku yang unik (Venkatranman,

1989), seperti yang ditunjukkan oleh penelitian Lukas, Tan dan Hult (2001); Tan 58

dan Litsehert (1994); dan Tan (2005). Penelitian Lukas et al. (2001) menunjukkan bahwa perusahaan yang memposisikan perilaku proaktif dan berani mengambil resiko dalam lingkungan yang ditandai oleh rendahnya dinamika dan hostilitas lingkungan memberikan pengaruh yang positif yang signifikan terhadap kinerja perusahaan. Penelitian Tan dan Lintschert (1994) menunjukkan bahwa dalam lingkungan yang ditandai oleh dinamika, kompleksitas hostilitas lingkungan yang lebih rendah dibandingkan dengan penelitian Tan dan Litschert (1994), maka perusahaan bersikap lebih proaktif, inovatif dan berani mengambil resiko; dan ketiga sikap tersebut memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja perusahaan.

Berbagai penelitian terdahulu tenteng orientasi stratejik tersebut mengidentifikasi kesimpulan bahwa kinerja perusahaan ditentukan oleh orientasi stratejik yang berupa kombinasi unik berbagai perilaku stratejik sebagai respon terhadap konteks lingkungan tertentu. Barbagai literatur manajemen stratejik mengatakan bahwa pengaruh strategi terhadap kinerja perusahaa tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungan eksternal saja, namun dipengaruhi juga oleh lingkungan internal (Parnell, 2002, 2006; Parnel et al., 2000). Lingkungan internal dimaksud adalah kapabilitas perusahaan (DeSarbo et al., 2005; Henderson dan

Micthell, 1997).

Teori Market Based View (MBV) digunakan dalam penelitian ini untuk memecahakan masalah berkaitan dengan warung Pecel Bu Sumo apakah mampu menganalisis pesaing, ancaman pendatang baru, kekuatan pemasok, persaingan antar usaha dalam satu industry dan kekuatan pembeli sebagai dasar menentukan keunggulan kompetitif. 59

2.8 Resource Based Theory (RBV)

2.8.1 Pengertian Resource Based Theory (RBV)

Sumber daya dapat dianggap sebagai input yang memungkinkan perusahaan untuk melakukan kegiatan mereka. Sumber daya dan kemampuan internal menentukan pilihan-pilihan strategis yang dibuat oleh perusahaan saat berkompetisi dalam lingkungan bisnis eksternal mereka. Kemampuan perusahaan juga memungkinkan beberapa perusahaan untuk menambah nilai dalam customer value chain, mengembangkan produk baru atau mengembangkan ke dalam pasar yang baru.

Resource Based Theory (RBT) berfokus pada konsep atribut keunggulan yang difficult to imitate sebagai sumber kinerja yang unggul dan keunggulan kompetitif (Barney, 1986; Madhani, 2009). Menurut Conner dalam Madhani

(2009), variasi kinerja antara perusahaan tergatung pada kepemilikannya pada imputs dan capabilities yang unik. Penrose (1959) dalam Astuti (2005) mengemukakan bahwa sumber daya perusahaan adalah heterogen, tidak homogeny, jasa produktif yang tersedia erasal dari sumber daya prusahaan yang memberikan karakter unik bagi tiap-tiap perusahaan. Menurut Belkaoni (2003), resource based theory merupakan sumber daya perusahaan sebagai pengendali utama di balik kinerja dan daya saing perusahaan. Berdasarkan resource based theory ini, sumber daya manusia, dan sumber daya organisasi (Barney, 1991;

Amit dan Shoemaker, 1993 dalam Madhani, 2009).

Sumber daya organisasi yang berharga, langka, imperfectly imitable, dan imperfectly substitutable adalah sumber utama dari keunggulan kompetitif yang 60

berkelanjutan untuk kinerja unggul yang berkelanjutan. Sumber daya harus memenuhi kriteria “VRIN” agar dapat memberikan keunggulan kompetitif dan kinerja yang berkelanjutan (Madhani, 2009). Kriteria VRIN adalah sebagai berikut:

1. Valuable (V)

Sumber daya akan menjadi berharga jika dapat memberikan nilai

strategis pada perusahaan. Sumber daya memberikan nilai jika sumber

daya tersebut membantu perusahaan dalan mengeksploitasi peluang psar

atau membantu mengurangi ancaman (threats) pasar. Tidak ada

keuntungan memiliki sumber day ajika sumber daya tersebut tidak

menambah atau menaikkan nilai pasar.

2. Rare (R)

Sumber daya harus sulit ditemukan diantara para pesaing yang ada

maupun pesaing potensial. Oleh karena itu sumber daya harus langka

atau unik agar memberikan keunggulan kompetitif, karena mereka tidak

dapat mendesain dan melaksanakan strategi bisnis yang unik diandingkan

dengan kompetitor yang lain.

3. Imperfect Imitability (I)

Imperfect Imitability dapat berarti tidak dimungkinkannya untuk

memperbanyak atau membuat imitasi sumber daya tersebut. Hambatan-

hambatannya dapat bermacam-macam, seperti: kesulitan mengakuisisi

sumber daya tersebut, hubungan yang tidak jelas antara kemapuan 61

dengan keunggulan kompetitif, dan komplesitas sumber dayanya.

Sumber daya dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif yang

berkelanjutan jika perusahaan yang tidak memiliki sumber daya ini dapat

memiliki sumber daya tersebut.

4. Non-Substituble (N)

Non-subtituble berarti bahwa sumber daya tidak dapat disubtitusikan

oleh sumber day alternative lannya. Disini, para pesaing tidak dapat

mencapai kinerja yang sama dengan menggunakan sumber daya dengan

sumber daya alternative lainnya.

Resource based theory membantu perusahaan memahami mengapa kompetensi dapat dianggap sebagai aset perusahaan yang paling dan, pada saat yang bersamaan, untuk memahami bagaimana aset tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja bisnis perusahaa (Madhani, 2009). Menurut resource based theory, sumber daya dapat secara umum didefinisikan memasukkan aset, proses organisasi, atribut peusahaan, informasi, atau pengetahuan yang dikendalikan oleh perusahaan yang dapat digunakan menyusun dan menerapkan strategi mereka

(Daft, 1982; Barney, 1991; dalam Madhani, 2009).

Beberapa peneliti telah mengklasifikasikan sumber daya perusahaan sebagai sumber daya yang berwujud dan tidak berwujud. Barney (1991) mengkategorikan tiga jenis sumber daya:

1. Modal sumber daya fisik (teknologi, pabrik dan peralatan)

2. Modal sumber daya manusia (pelatihan, pengalaman, dan wawasan), 62

3. Modal sumber daya organisasi (struktur formal)

Menurut resource based theory, intellectual capital memenuhi kriteria sebagai sumber daya unik yang mampu menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan sehingga dapat menciptakan value bagi perusahaan. Dari penjelasan resources bsed theory diatas, intellectual capital merupakan sumber daya yang dimiliki perusahaan, memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaa dan digunakan untuk menyusun dan menerapkan strategi perusahaan sehingga meningkatkan kinerja perusahaan menjadi semakin baik.

Teori Resources Based Theory (RBV) digunakan dalam penelitian ini untuk memecahkan masalah berkaitan dengan sumber daya yang dipunyai warung pecel Bu Sumo, sumber daya yang dimaksud dalam teori RBV ada dua macam yaitu intangible resources, yang terdri dari sumber daya yang tidak berwujud seperti keahlian karyawan, modal, pengalaman dan pengetahuan, yang kedua tangible resources yang terdiri dari sumber daya berwujud seperti bahan baku, mesin produksi, dan lokasi.

2.9 Penelitian Terdahulu

Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu:

PENELITI HASIL

Tommi Soewanda tahun 2015 Jenis penelitian ini adalah deskriptif

Kualitatif Kemudian hasil penelitian

ditemukan strategi yang tepat dan dapat 63

diterapkan perusahaan saat ini yaitu menerapkan promosi dan iklan dengan maksimal dan inovatif, menambah cabang baru membentuk divisi marketing, mengembangkan produk baru untuk menarik minat pelanggan, peningkatan performa dan kualitas

SDM. Selain bastrategi itu, perusahaan juga disarankan menggunakan alternative strategi yang cocok bagi perusahaan yaitu Market Penertion dan

Market Development. Yaitu meningkatkan upaya pemasaran perusahaan dengan untuk menambah pangsa pasar perusahaan. Dengan cara, meningkatkan jumlah marketing, meningkatkan anggaran bagi perusahaan, meningkatka jangkauan iklan dan promosi, dan meningkatkan upaya publisitas. Serta menambah cabang di kota lain, dengan tujuan untuk meningkatkan pangsa pasar baru bagi perusahaan. 64

Kartika Hadiani Putri etc al (2015) Kemudian ditemukan hasil penelitian

adalah loyalitas terhadap merek restoran

cepat saji KFC cukup baik dan

responden cukup loyal terhadap merek

restoran KFC, persepsi kualitas layanan

dari merek restoran cepat saji KFC baik,

citra dari merek restoran cepat saji KFC

baik, kesadaran merek dari responden

restoran cepat saji KFC sangat baik dan

responden sadar akan adanya

keberadaan dari merek restoran cepat

saji KFC.

Zikri (2018) hasil analisis data menunjukan bahwa

memberikan kepuasan bagi pelanggan

baik dari segi rasa,masakannya dapat

mendukung keeksistensian suatu usaha

warung makan tradisional 65

2.10 Alur Penelitian

Warung pecel bu Sumo

Faktor-faktor yang terkait dalam keberhasilan usaha mempertahankan eksistensi

Usaha warung pecel bu Sumo dalam menjalankan kelangsungan usahany

Keberhasilan usaha warung pecel bu Sumo dalam mempertahankan eksistensinya

Evaluasi

Analisis

Kesimpulan

Gambar 2.2

Alur penelitian keberhasilan usaha warung pecel bu Sumo dalam mempertahankan eksistensinya BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Untuk menjelaskan tentang keberhasilan usaha warung pecel Bu Sumo dalam

mempertahankan bisnisnya dan mengetahui bagaimana pengelolaan serta

pengembangannya sehingga mampu mempertahankan keeksistensinya.

Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Case Study (study kasus). Case Study

merupakan penilitian yang menggunakan bukti empiris dari satu atau dua lebih

organisasi, dan peneliti berusaha mempelajari permasalahan dalam konteksnya.

Definisi Case Study ini merupakan definisi Case Study dalam konteks penelitian

di bidang bisnis dan telematika.

Anggito & Setiawan (2018) mendefinisikan penelitian kualitatif adalah

pengumpulan data pada suatu latar alamiah dengan maksud menafsirkan

fenomena yang terjadi dimana peneliti adalah instrumen kunci, pengambilan

sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik

pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif/kualitatif, dan hasill penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari

pada generalisasi.

Menurut Moleong (2007) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif

merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa

yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

tindakan, dll, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata

66 67

dan bahasa pada suau konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Menurut Creswell dalam Semiawan (2018) mendefinisikan metode penelitian kualitatif sebagai sutau pendekatan atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala sentral. Untuk mengetahui gejala sentral tersebut peneliti mewawancarai peserta penelitian atau partisipan dengan mengajukan pertanyaan umum dan agak luas. Menurut Denzin & Lincoln dalam Anggito & Setiawan

(2018) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunkan latar alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.

Penelitian kualitatif memiliki beberapa ciri-ciri. Ciri utama penelitian kualitatif adalah penekananya pada lingkungan yang alamiah. Alamiah berarti data yang diperoleh dengan cara berada di tempat di mana penelitian tersebut dibuat

(Morgurate dalam Muh. Fitrah & Luthfiyah:2017). Menurut Finly dalam Fitrah &

Luthfiyah (2017) ciri-ciri penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :

1. Peranan peneliti dalam membentuk pengetahuan

Dalam proses pembentukan /kontruksi pengetahuan peneliti merupakan

figur utama yang mempengaruhi dan membentuk pengetahuan.

2. Arti penting peneliti dengan pihak lain

Penelitian kualitatif merupakan proses yang melibatkan peserta, peneliti

dan pembaca serta relationship yang mereka bangun. Jadi, peneliti

dipengaruhi oleh lingkungan sosial, historis dan kultur dimana tempat

penelitian dilakukan. 68

3. Penelitian bersifat Inductive, Eploratory, dan Hypothesis-Generating

Peneltian dilakukan dengan cara induktif dan eksploratif dengan melihat

apa yang terjadi, mengapa terjadi, dan bagaimana terjadinya sehingga

diharapkan dapat menghasilkan hiposis baru.

4. Peran makna & interprestasi

Penelitian ini berusaha menginterprestasikan dari kaca mata pelaku

berdasarkan dari interprestasi meraka terhadap fenomena tersebut.

5. Temuan sangat kompleks, rinci, dan komprehensif

Penelitian kualitatif didasarkan pada diskripsi yang jelas dan detail, karena

menjawab pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana. Olek karen itu

penyajian temuan sangat kompleks, rinci, dan komprehensif sesuai

fenomena yang terjadi pada setting peneliti.

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang digunakan oleh peneliti dengan mendasarkan pada data-data yang digunakan responden atau informan dan key informan. Dilakukan secara lisan maupun tulisan, perilakunya yang nyata dan diteliti, serta dipelajari sebagai suatu yang utuh. Penelitian kualitatif mnegutamakan kualitas data, Oleh karena itu teknik pengumpulan datanya banyak dilakukan dengan menggunakan wawancara yang berkesinambungan dan melakukan observasi secara langsung.peneliti akan memaparkan data yang terkumpul berupa dokumen dan informasi yang aktual mengenai keberhasilan mempertahankan usaha berkelanjutan warung pecel Bu

Sumo sehingga ditemukan interprestasi keberhasilan mempertahankan usaha tersebut. Bersifat kualitatif ini artinya penelitian yang menghasilkan data 69

deskriptif analisis berupa kata-kata tertulis terhadap apa yang diamati suatu data yang dianalisis dan hasil analisisnya berbentuk deskriptif.

3.2 Jenis Data Penelitian

Data adalah fakta empirik yang dikumpulkan peneliti untuk kepentingan pemecahan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian. Data penelitian dapat berasal dari berbagai sumber, dikumpulkan menggunakan berbagai teknik selama proses penelitian berlangsung.

Sumber data dapat dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh

peneliti secara langsung dari sumber datanya. Artinya data tidak sampai

ke tangan peneliti melalu peran tangan pihak kedua, ketiga, dan

seterusnya. Bisa diartikan pula, tanpa adanya peneliti, data mustahil akan

terkumpul. Data primer dapat diperoleh dari wawancara, observasi dan

penyebaran kuesioner. Menurut Narimawati (2008) Data primer ialah

data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia

dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus

dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu

orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan

sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data. 70

Menurut Hasan (2002) data primer ialah data yang diperoleh atau

dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan

penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer di

dapat dari sumber informan yaitu individu atau perseorangan seperti hasil

wawancara yang dilakukan oleh peneliti.

Data primer ini antara lain :

a. Catatan hasil wawancara.

b. Hasil observasi lapangan.

c. Data-data mengenai informan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan

peneliti dari berbagai sumber sumber yang telah ada. Siapa pun bisan

menjadi sumber data asalkan bisa menyediakan data yang dianggap

berkualitas dan objektif menurut peneliti yang memanfaatkannys.

Kendati data sekunder tidak diperoleh secara langsung, bukan berarti

kualitasnys di bawah data primer. Pada banyak kasus, data sekunder

digunakan karena peneliti memandang mustahil untuk mengumpulkan

data sendiri dari tangannya. Kemustahilan bisa disebabkan oleh waktu,

biaya, repuitasi, atau regulasi. Data sekunder dapat berupa data dari Biro

Pusat Statistik (BPS), laporan keuangan perusahaan, studi pustaka dan

sebagainya. 71

MenurutIUmaISekaranI(2011)IsekunderIadalahIsumberIdataIyangItidakIlang sungImemberikan data kepada pengumpul data. Menurut Sugiono (2010) data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data pendukung ini penulis peroleh dari bukubuku, jurnal, dan sumber-sumber lain yang berkaitan mengenai manajemen logistik, pemasaran, produktivitas, dan transportasi yang mendukung strategi logistik secara efektif dan efisien dalam menghadapi MEA.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitain

3.3.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di warung pecel Bu Sumo Jl. Kyai saleh No.

10, Mugassaei, Kec. Semarang, Jawa Tengah 50244

3.3.2 Waktu Pelaksanaan

Penelitian ini dilakukan pada ujian akhir program sarjana strata 1 (S1)

Universitas Semarang Tahun 2020. Dimulai saat wawancara pada

bulan september 2019 sampai dengan selesai.

3.3.3 Kegiatan Penelitian

Penelitian ini berdasarkan fenomena kebehasilan usaha warung pecel

Bu Sumo dalam mempertahankan eksistensinya ditengah persaingan

yang ada, sehingga menarik peneliti untuk melakukan penelitian.

Dalam kegiatan penelitian ini peneliti mencari informasi dan 72

keterangan dari sumber atau informan yang dijadikan dalam penelitian

ini mengenai persoalan yang ada pada rumusan masalah peneliti.

3.4 Sumber dan Objek Penelitian

3.4.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah pemilik, karyawan, konsumen warung

pecel Bu Sumo.

3.4.2 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah mengungkap keberhasilan warung pecel

Bu Sumo dalam mempertahankan eksistensinya.

3.4.3 Informan Peneliti

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisi

dari hasil penelitiannya. Subjek penelitain yang telah tercermin dalam

fokus penelitian tidak ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian

menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang

diperulakan selama proses penelitian.

Menurut Moleong (2007) menjelaskan bahwa informan adalah

seseorang yang benar-benar mengetahui suatu persoalan atau

permasalahan tertentu darinya dapat diperoleh informasi yang jelas,

akurat dan dipercaya.

Berdasarkan uraian diatas, maka dalam menetapkan informan,

peniliti menggunakan teknik Purposive Sampling. Purpsive sampling

yaitu penentuan informan tidak didasarkan pedoman atau berdasarkan 73

perwakilan populasi, namun berdasarkan kedalam informasi yang

dibutuhkan dan berdasarkan pertimbangan tertentu. Pertimbangan

tertentu ini, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa

yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan

memudahkan peneliti menjelajahi obyek/sosial yang diteliti.

Pemilihan informan sebagai sumber data dalam penelitian

berdasarkan atas subjek yang menguasai masalah, memiliki data dan

bersedia memberikan informasi harus memenuhi syarat yang akan

menjadi sumber informasi (key informan) jadi, pada penelitian ini

yang dijadikan informan kunci adalah Bu Tugiyah sebagai pemilik

warung pecel Bu Sumo, anak dari Bu Tugiyah yaitu mbak Puji

sebagai karyawan, adik dari Bu Tugiyah yaitu Bu ramimah sebagi

karyawan juga dan ditambahkan informan lain yaitu konsumen.

Berikut adalah informan dalam penelitian ini :

Tabel 3.1 Informan dalam penelitian No. Nama Keterangan

1 Bu Tugiyah *) Pemilik warung pecel Bu Sumo

2 Mbak Puji *) Anak sekaligus karyawan warung pecel Bu

Sumo

3 Ibu Ramimah *) Adik dari pemilik dan karyawan warung 74

pecel Bu Sumo

4 Mbak dewik agustina Konsumen

5 Mas Fajar konsumen

Sumber : Wawancara mendalam Informan kunci *)

3.5 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian, pengumpulan data merupakan hal yang sangat penting.

Pengumpulan data tidak lain dari suatu proses pengadaan data untuk

keperluan penelitian, maka mustahil peneliti dapat menghasilkan temuan,

apabila tidak memperoleh data. Menurut Sugiono (2013) teknik pengumpulan

data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan

utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Menurut Gulo (2008) untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian,

dilakukan dengan metode tertentu sesuai dengan tujuannya. Metode yang

dipilih untuk setiap variabel tergantung pada berbagai faktor terutama jenis

data dan ciri dan responden. Adapun metode penelitian kualitatif, lazimnya

data dikumpulkan dengan teknik pengumpulan data kualitatif, yaitu:

3.5.1 Wawancara

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu dengan menggunakan teknik wawancara. Wawancara adalah

proses komunikasi atau interaksi langsung untuk mnegumpulkan 75

informasi dengan cara tanya jawab antara peniliti dengan informan atau subjek penelitian. Menurut Gulo (2008:119) wawancara adalah komunikasi langsung antara peneliti dengan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang melengkapi kata-kata verbal. Karena itu, wawancara tidak hanya menangkap pemahaman atau ide, tetapi juga dapat menangkap perasaan, pengalaman, emosi, motif, yang dimiliki oleh responden yang bersangkutan. Menurut Gulo wawancara dilihat dari bentuk pertanyaan dapat dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu :

1. Wawancara Tersetruktur

Pertanyaan-pertanyaan mengarahkan jawaban dalam pola

pertanyaan yang dikemukakan.wawancara terstruktur digunakan

sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul

data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang

akan diperolah. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara,

pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa

pertanyaan-pertanyaan tetulis yang alternatif jawabannya pun telah

disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini pula, pengumpul data

mencatatnya. Wawancara terstruktur pula, pengumpulan data dapat

menggunakan beberapa pewawancara sebagai pengumpul data.

supaya setiap pewawancara mempunyai keterampilan yang sama,

maka diperlukan training kepada calon peawancara. Dalam

melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai 76

pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat

menggunkan alat bantu seperti recorder, gambar, brosur, dan

material lain yang dapat membantu pelaksaaan wawancara menjadi

lancar

2. Wawancara Tak Berstruktur

Pertanyaan-pertanyaan dapat dijawab secara bebas oleh responden

tanpa terikat pada pola-pola tertentu. Wawancara tak berstruktur

adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan

pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan

lengkap untuk pengumpulan datanya pedoman wawancara yang

digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan

ditanyakan.

3. Wawancara semistruktur

Wawancara semistruktur termasuk dalam kategori in-depth

interview, dimana dalam pelaksaannya lebih bebas bila

dibandingkan degan wawancara tersetruktur. Tujuan dari

wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalhan lebih

terbuka, dimana pihak yang diwawancara diminta pendapat dan

ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu

mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan

oleh informan. 77

Dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam

antara peneliti dan informan. Metode wawancara yang dilakukan

adalah dengan cara mewawancarai secara langsung informan dalam

penelitian. Teknik dalam penitian ini menggunakan teknik wawancara

tak terstruktur dan wawancara semistruktur.

3.5.2 Pengamatan/Observasi

Menurut Gulo (2008) pengamatan (observasi) adalah metode

pengumpulan data dimana peneliti atau kolaboratornya mencatat

informasi sebagaimana yang mereka saksiskan selama penelitian.

Penyaksian terhadap peristiwa-peristiwa itu bisa dengan melihat,

medengarkan, merasakan, yang kemudian dicatat subjektif mungkin.

Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini ialah sewaktu \-

waktu (pagi,siang, dan malam), serta tidak membutuhkan perencanaan

dan rancangan. Pengamatan ini dilakukan sejak awal penelitian

dimulai yaitu bulan september 2019 di kota Semarang.

3.5.3 Triangulasi

Menurut Hengky Wijaya (2018), Dalam teknik pembangkitan data,

triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari beragai teknik pengumpulan data dan sumber

data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data 78

dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data

yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas

data berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

Triangulasi teknik, berarti peniliti menggunakan teknik

pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari

sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif,

wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang

secara serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk mnedapatkan data

dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber.

Mencari informasi dengan teknik yang sama pada sumber yang beda-

beda. Tujuan penelitian kualitatif memang bukan semata-mata hanya

untuk mencari kebenaran, tetapi lebih pada pemahaman subjek

terhadap dunia sekitarnya. Dalam dunia sekitarnya, mungkin apa yang

dikatakan oleh informan salah, karena tidak sesuai dengan teori, tidak

sesuai dengan hukum yang ada.

3.5.4 Dokumentasi

Definisi dokumen yaitu catatan peristiwa yang sudah berlalu, bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang. Dalam hal ini dokumentasi diperlukan sebagai pelengkap

atau penunjang informasi dalam penelitian (Sugiyono 2013). Dalam

penelitian ini data sekunder atau dokumen yang digunakan berupa 79

gambar proses pemasangan, alat-alat persewaan dan rutinitas

pelaksaan pemesanan.

3.6 Pengujian Kredibilitas Data

Uji kredibilitas adalah uji kepercayaan terhadap data hasil penelitian

kualitatif. Kredibilitas hasil penelitian akan menunjukkan seberapa jauh

kebenaran penelitian dapat dipercaya. Menurut Moleong (2007) pemeriksaan

keabsahan data pada dasarnya, selain digunakan untuk menyanggah baik

yang dituduhkan kepada penelitian kualitatif yang mengatakan tidak ilmiah,

juga merupakan sebagai unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan

peneliti kualitatif.

Menurut Rukajat (2018) uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya

ditekankan pada uji validitas data kredibitas data. Kredibilitas hasil penelitian

akan menunjukkan seberapa jauh kebenaran peneliti dapat dipercaya.

Menurut Ihalauw (2016), standar pembuktian dalam penelitian kualitatif

meliputi uji credibility, uji transfebility, uji dependability, dan uji

confirmability.

1. Uji credibility yaitu tentang akurasi informasi dan kesesuaian dengan

realistis dengan cara kembali lagi ke lapangan, pemeriksaan kembali

data, dan triangulasi.

2. Uji transferbility merupakan penempatan temuan dalam penelitian.

Menurut Ihalauw (2011), bahwa niatan dari penelitian kualitatif bukan 80

untuk menyatukan temuan, namun membentuk interprestasi untuk suatu

peristiwa.

3. Uji dependability yaitu hasil penelitian dapat direpika dalam setting yang

berbeda.

4. Uji confirmability yaitu suatu penelitian dikatakan obyektif jika telah

disepakati banyak orang.

3.7 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan bagian dari

pengolahan data, data yang terhimpun dari kegiatan pengumpulan data

mungkin terlalu sedikit jumlahnya, mungkin juga terlalu besar. Menurut

Suwartono (22014) data atau informasi yang sudah diperoleh dari

pengumpulan data harus diolah/diproses agar menjadi informasi bermakna.

Istilah “olah” atau “proses” data inilah yang peneliti sering gunakan untuk

mengganti kata “analisis” yang lebih berkesan rumit.

Menurut Spradley dalam Imam Gunakan (2015) analisis data adalah

pencarian atau pelacakan pola-pola. Analisis data kualitatif adalah pengujian

sistematik dari sesuatu untuk menetapkan bagian-bagian, hubungan antar

kajian dan hubungan terhadap keseluruhannya. Sementara itu Bodan &

Biklen (2007) dalam Gunawan (2015) menyatakan bahwa analisis data adalah

proses pencarian dan pengaturan secara sistematik hasil wawancara, catatan-

catatan, dan bahan-bahan yang dikumpulkan untuk meningkatkan 81

pemahaman terhadap semua hal yang dikumpulkan dan memungkinkan menyajikan apa yang ditemukan.

Menurut Miles & Huberman dalam Gunawan (2015) mengemukakan tiga tahapan yang harus dikerjakan dalam menganalisis data penelitian kualitatif, yaitu (1) reduksi data (data reduction), (2) paparan data (data display), (3) penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/verifying). Analisis data kualitatif dilakukan secara bersamaan dengan proses pengumpulan data berlangsung, artinya kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan juga selama dan sesudah pengumpulan data.

1. Reduksi data (data reductioni)

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan dan informasi data yang muncul dari

catatan tertulis dilapangan. Reduksi data merupakan bagian dari analisi

data dengan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, membuang data yang tidak diperlukan, dan

mengorganisasikan data sehingga kesimpulan final dapat diambil. Reduksi

data dilakukan selama penelitian berlangsung sampai laporan tersusun.

2. paparan data (data display)

paparan data merupakan alur kedua dalam kegiatan analisis data. data dan

informasi yang sudah diperoleh di lapangan dimasukan ke dalam suatu

metriks. Paparan data dapat meliputi berbagai jenis metriks, grafik,

jaringan, dan bagan.

3. penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/verifying) 82

sekumpulan informasi yang tersususn memungkinkan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penarikan kesimpulan hanyalah

sebagian dari suatu kegiatan. Kesimpulan juga diverifikasi selama

penelitian berlangsung. Dalam penelitian kualitatif, prinsip pokok teknik

analisanya ialah mengolah dan menganalisa data-data yang terkumpul

menjadi sistematik, teratur, terstruktur dan mempunyai makna.

Menurut Ihalauw (2016) pedoman analysis data dimulai dari pengumpulan data secara simultan, interprentasi data dan laporan naratif, melakukan proses analisis berdasarkan reduksi data, pengelompokan data menjadi kategori, pola, team, interpredtasi informasi menggunakan skema, memaparkan kategori, peran menurut informan dan yang paling penting dalam bentuk matrik untuk melihat keterhubungan kategori informasi, membuat prosedur pengkodean untuk memudahkan pengelompokan informasi ke dalam kategori, tema hingga dapat muncul pola tertentu, menjadi kategori dan tema BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

Pada Penelitian ini obyek penelitian yang di ambil yaitu warung pecel Bu

Sumo di Semarang Selatan yang beralamat di Jl. Kyai Saleh No 10, Mugassari ,

Kec.Semarang Selatan, Kota Semarang, Jawa Tengah

4.1.1 Sejarah singkat warung pecel Bu Sumo

Pada tahun sekitar era 60an Pak Sumodimedjo adalah seorang buruh bangunan di daerah asalnya yaitu ambarawa, namun keluarga dengan 3 (tiga) orang anak saat ini penghasilannya tentu saja di rasa masih minim (belum bisa memenuhi kebutuhan hidup yang layak), sehingga Ibu Warisah untuk menambah penghasilan dengan berjualan pecel keliling di pasar ambarawa, namun meski telah berjualan dilakukan semuanya belum ada yang menunjukan keberhasilan.

Pada tahun 1965, Pak Sumodimedjo merantau ke Semarang dan memutuskan untuk mengajak anak dan istrinya,karena dirasa hidup di Ambarawa penghasilannya kurang. Dan di Semarang lah pak Sumo dan Bu Sumo memutuskan untu membuka warung kecil-kecilan di depan jalan mentri supeno

No 22 Semarang..

Pengalam berjualannya berkali-kali jatuh bangun kadang laku habis kadang masih tersisa banyak, akan tetapi Bu warisah tetap berjuang berjualan keliling dan mencari tahu bagaimana lidah orang Semarang, akhirnya beliau

83 84

mencoba terus mebuat bumbu pecel yang enak dan di terima dilidah masyarakat

Semarang. Dengan kegigihan beliau akhirnya beliau menemukan bumbu yang pas dan di terima di lidah masyarakat. Akhirnya beliau banyak di tunggu-tunggu warga Semarang untuk menikmati pecel beliau. Tapi tidak disangka jualannya hanya bisa bertahan dua tahunan karena warung beliau di sapu oleh satpol pp

Pada tahun 1968 akhirnya pecel tersebut pindah dan kontrak di ruko di jalan mugas sari selatan dan di beri nama WARUNG PECEL BU SUMO (karena nama suami Bu Warisah adalah Pak Sumodimdjo). Ternyata dari hasil berjualan tersebut dapat menunjang kebutuhan sehari-hari bagi keluarga, sehingga makin muncul keinginan untuk memiliki tempat berjualan yang stratetegis dan memadai agar bisa mengembangkan usaha tersebut. Untuk itu karena harta yang berharga yang dimiliki adalah rumah satu-satunya yang ada di ambarawa akhirnya dijual kemudian untuk membeli warung di depan masjid gergaji .

Tahun 1975 perkembangan usaha semakin Nampak kemajuannya, dengan hasil usaha itu keluarga Pak Sumodimedjo memulai membangun rumah, di dekat warung yang telah di bukanya di Jl.kyai saleh no 10 mugassari Kec Semarang

Selatan, kota Semarang Jawa Tengah.

Tahun 1979 di usianya yang sudah semakin tua beliau mengajarkan anak- anaknya, resep bumbu sambel kacang yang di buat beliau sesuai dengan takarannya dan beliau menyerahkan usaha tersebut kepada tiga anaknya yaitu anak pertama Tugiarto, kemudian anak keduanya yaitu Tugiyah dan anak bungsunya yaitu Ramimah . 85

Pada Tahun 1980 akhirnya usaha tersebut di kelola ketiga anaknya, dulu sistemnya anak pertama seminggu yang berjualan kemudian seminggu lagi gentian anak kedua dan seminggu lagi anak ketiga terus bergiliran setiap seminggu sekali namun, di rasa penghasilan mereka kurang akhirnya mereka bekerja sama mengembangkan usaha dan membuka cabang lagi yang di kelola anak pertamanya yaitu Bapak Tugiarto.

Pada tahun 1990 warung pecel Bu Sumo pindah di Jl Kyai Saleh dekat perempatan lampu merah samping yayasan bina amal, warung dengan ukuran 5x6 usaha tersebut bertahan sampai tahun 2005 dan usaha tersebut semakin berkembang semakin pesat, tetapi kendala yang dihadapi adalah lokasi (ditegur dishub karena terlalu deket dengan jalan raya dan parkir kendaraan menggangu lalu lintas) akhirnya beliau pindah agak masuk gang di samping gedung JNE .

Dan yang sekarang beliau pindah di Jl. Kyai saleh No.10 mugas sari Semarang

Selatan, kota Semarang

Setelah Tahun 2010 , anak-anak dari Bu Sumo banyak sekali membuka cabang baru di daerah Semarang agar pelanggan lebih mudah dan lebih dekat untuk menikmati pecel Bu Sumo.

Kali ini warung pecel Bu Sumo di alihkan ke Ibu Tugiyah yang di bantu oleh anak pertamanya yaitu mbak Puji dan adiknya yaitu Ibu Ramimah karena kaka pertama beliau yaitu Bapak Tugiarto sudah meninggal dunia.

Tahun 2015, ada 10 cabang di kota Semarang yaitu di Jl. Kyai saleh sendiri ada empat warung, ke-5 di kedungmundu, kec Tembalang,kota Semarang, ke-6ada di Jl. Setiabudi no.35 Tinjomoyo, Kec.Banyumanik, Kota Semarang, 86

Jawa tengah, ke-7 ada di Jl Fatmawati No.35, Pedurungan kidul, ke-8 ada di

Jl.Perintis Kemerdekaan No 224, srondol wetan, kec.Bnyumanik.ke-9 di Jl. Dr.

Kariadi No.82,Randusari, Kec. Semarang selatan, dan yang ke-10 ada di

Jl.Jolotundo , Sambirejo,kec Gayamsari, kota Semarang. Cabang warung pecel Bu

Sumo semakin banyak dan semakin di kenal orang karena bumbu kacang yang masih terjaga kualitas rasanya dari dahulu hingga sekarang, tak heran jika warung pecel Bu Sumo semakin di gemari dan tetep eksis hingga saat ini.

Seiring dengan berjalannya waktu dengan ciri khas rasa dari pecel Bu

Sumo tersebut saat ini warung pecel Bu Sumo semakin berkembang mulai dari menambah bahan baku, memperkerjakan karyawan memperluas tempat hingga omset penjualan naik. Kini warung pecel Bu Sumo juga sudah bekerja sama dengan gofood untuk pelayanan pesan online dari perusahan Go-jek. Usaha warung pecel Bu Sumo semakin melambung meskipun banyak kompetitor bermunculan usaha warung pecel sejenis di Semarang. Selama kurang lebih lima puluh delapan tahunan warung pecel Bu Sumo ini berjalan sampai sekarang

(2020) serta menambah beberapa cabang lagi di kota Semarang.

4.2 Profil dan Informan Kunci

Penelitian ini telah melakukan observasi untuk menentukan informan yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Informan yang telah diambil sejumlah 5 orang, sedangkan informan kunci ada 3. Informan yang diambil merupakan informan yang dapat menjelaskan dan memberikan informasi berdasarkan pertanyaan penelitian yaitu Bagaimana potret usaha warung pecel Bu 87

Sumo?,mengapa usaha warung pecel Bu Sumo bisa mempertahankan eksistensinya hingga saat ini ?

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan gambaran profil dari iforman kunci dapat di lihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1

Data Informan Kunci

No Nama Alasan

1 Ibu Tugiyah Merupakan pemilik dan anak dari

Bu Sumo

2 Mbak Puji Anak dari Ibu Tugiyah sekaligus

karyawan di warung pecel Bu

Sumo

3 Ibu Ramimah Adik dari ibu Tugiyah sekaligus

kepala dapur

Sumber : wawancara pendekatan

4.3 Gambaran Penelitian dan Pembahasan

Warung pecel Bu Sumo adalah sebuah warung makan yang berada di

Jl.kyai saleh No 10, mugassari kec Semarang Selatan kota Semarang Jawa Tengah

50243 tepatnya di pinggir gedung JNE dan agak masuk gang sedikit. Warung pecel Bu Sumo berdiri sejak 1965 terkenal dengan menu andalannya yaitu pecel. 88

Usaha yang di mulai sejak 58 tahun yang lalu semakin lama semakin digandrungi pelanggannya, meskipun banyak usaha warung pecel sejenis yang menyediakan nasi pecel namun, Warung pecel Bu Sumo tetap bisa mempertahankan eksistensinya.

Berdasarkan hal tersebut yang menjadi persoalan adalah keberhasilan warung pecel Bu Sumo dalam mempertahankan eksistensinya di tengah persaingan yang ada, untuk memahami persoalan tersebut maka informan akan diberikan pertanyaan hal-hal mengenai keberhasilan Warung pecel Bu Sumo dalam mempertahankan eksistensinya di tengah persaingan yang ada. Dengan pertanyaan faktor-faktor apasaja yang terkait dalam keberhasilan usaha warung pecel Bu Sumo ?, mengapa usaha warung pecel Bu Sumo bisa mempertahankan eksistensinya sampai saat ini ? Dengan hasil wawancara sebagai berikut :

4.3.1 Hasil wawancara dengan mbak Puji

Peneliti : “Bagaimana dulu memulai usaha warung pecel Bu Sumo” ?

Informan : “Gini mbak dulu eyang pertama kali menjual pecelnya

dengan berjualan keliling dengan menggunakan tenggak

dari bambu di gendong dan berkeliling pasar ambarawa

kenudian tahun 1965 merantau ke Semarang dan membuka

warung kecil-kecilan didekat trotoar jalan mentri supeno

No 22 Semarang didepan gedung perhutani Semarang yang

dahulu.”

Peneliti : “oo begitu, sebelum membuka tusaha ini apakah dulu pernah 89

membuat usaha lain?”

Informan : “tidak pernah mbak dulu eyang Cuma jadi Ibu Rumah

tangga tapi karena penghasilan dari suami kurang jadi

enyang berinisiatif untuk menambah pengahsilan dengan

berjualan pecel mbak”

Peneliti : “selama warung pecel Bu Sumo berjalan apa saja kendala

yang sudah di hadapi mbak ?”

Informan : “kendalane si dulu masih enggak adanya sosial media jadi

pembelinya pun cuman di daerah-daerah deket situ mbak

sama sekarang jadi semakin dikenal masyarakat berkat

sosial media juga sama dulu juga parkir yang kurang luas

sehingga kalau ada yang mau makan terus parkir penuh

malah gak jadi mampir mbak dan satu lagi dulu warung

yang masih kecil juga menjadi kendalanya.”

Peneliti : “Terus darimana bahan baku didapatkan mbak?”

Informan : “Ya dari supplier mbak.”

Peneliti : “Ada berapa supplier sih mbak yang memasok?”

Informan : “Ada satu sih mbak, kalau dari sayur-sayurannya dari pasar

bulu Semarang mbak langsung dianter kesini.” 90

Peneliti : “Itu sudah menjadi langganan ya mbak?”

Informan : “Iya, sudah langganan sejak lama mbak.”

Peneliti : “Terus bagaimana untuk menjaga hubungan dengan supplier

mbak?”

Informan : “Untuk menjaga kerjasama biar sama-sama lancar bayarnya

tepat waktu, sama pas pesan ya harus jelas kadang sini pesan

berapa kranjang sayur tapi dari sananya malah ngirim tidak

sesuai pesanan kan bisa kisruh nanti mbak, yang sini sudah

bayar segini ternyata nggak sama kan ya rugi mbak sini,

makanya itu jelas saat pesan mereka tahu yang dipengenin

sini begitu juga sebaliknya.”

Peneliti : ‘Terus bagaimana perluasan tempat usaha sekarang ?”

Informan : “iya alhamdulilah mbak sekarang warung sudah di renovasi

semakin memadai buat pelanggan-pelanggan kita dan

alhamdulilah nya lagi sudah buka beberapa cabang di kota

semarang supaya mudah terjangkau oleh pembeli.

Peneliti : “ooh begitu ya mbak, sini tuh apakah pernah melakukan

promosi ?

Informan : “kalau dari kami sendiri si tidak ada mbak Cuma dari

omongan pelanggan-pelanggan yang sudah datang dan

mempromosikan sendiri dan karena keinginan sendiri tak 91

hanya itu beberapa dari sosial media juga pernah

mewawancarai kami dan menyebarkan warung pecel ini

diinternet mbak. Kayak bloger dan youtuber Gita savitri

juga pernah membuat vlog tentang warung pecel legendaris

di kota Semarang tak hanya itu trbun jateng juga pernah

mempromosika lewat blognya di internet dan masih banyak

lagi mbak.”

Peneliti : “Terus strategi apa yang dilakukan warung pecel Bu Sumo

dari persaingan warung sejenis yang ada ?”

Informan : “ya yang pasti kualitas rasa tetap dijaga mbk supaya

pelanggan tidak pindah kelain hati hehe.”

Peneliti : “Untuk sasaran pasarannya mbak, targetnya ?”

Informan : “ya semua kalangan mbak.”

Peneliti : “Nah mengenai warung pecel Bu Sumo ini kan sudah bisa

dikatakan berhasil nih mbak, apasih faktor-faktor terkait

keberhasialanwarung pecel Bu Sumo dalam

mempertahankan eksistensinya ?”

Informan : “oh itu yak arena tadi mbk makanan nya enak bumbu

kacang nya yang rasanya udah khas banget di warung pecel

Bu Sumo dan yang paling penting harganya pun terjangkau

dan tempatnya juga nyaman dan bersih.” 92

Peneliti : “Selain itu apalagi mbak ?”

Informan : “yah karena udah punya pelanggan pelanggan setia juga

mbak sama sudah banyak yang tau tentang merk warung

pecel Bu Sumo.”

Peneliti : “warung pecel Bu Sumo kan sudah ada sejak lima puluh

delapan tahun yang lalu, selama itu pasti ada para pesaing

yang bermunculan,naah apa saja yang membuat usaha

warung makan ini bertahan sampai saat ini ?”

Informan : “Begini mbak, kenapa bisa bertahan sampai sekarang karena

masih terjaga kualitas makanan nya dari resep turun-

menurun dari eyang makannya pelanggan masih setia makan

di warung pecel ini dan nama pecel Bu Sumo juga sudah di

kenal di kalangan masyarakat Semarang dan sekitarnya.

Dari blog-blog di internet juga bilang katanya kalau datang

ke kota Semarang harus wajib mampir ke warung pecel Bu

Sumo itu juga membantu kami dalam mempertahankan

usaha kami.

Peneliti : “ooh iya iya mbak saya juga sering baca di internet tentang

warung ini hehe, ngomong-ngomong ada berapa jumlah

karyawan ?” 93

Informan : “kalau di sini ada delapan karyawan mbak”

Peneliti : “ohh mbak disini sebagai kasir ya, dari awal sudah jadi

kasir?

Informan : “Iya mbak dari awal saya sudah di percaya sebagai kasir.”

Peneliti : “terus yang menjadi pertimbangan untuk memilik karyaan

disini apa ya mbak ?”

Informan : “ya pokoknya punya ketrampilan mbak entah itu

ketrampilan memasak atau di bagian pelayanannya, mau

bekerja tidak males juga dan satu lagi tidak malu mbak

soalnya tuh dulu ada karyawan keluar gara-gara malu

bekerja di warung pecel Bu Sumo”

Peneliti : “Apakah ada training khusus untuk karayawannya mbk ?”

Informan : “paling ya Cuma diajari cara dasar-dasarnya saja mbak,

gimana cara pelayanannya menangani pelanggan yang

benar, kalau bagian dapur ya diajari cara masak dan

penyajiannya yang benar, ya begitulah mbak pelatihannya.”

Peneliti : “Bagaimana sistem pengelolaan karyawan warung pecel Bu

Sumo ini mbk ?”

Informan : “maksudnya mbak?”

Peneliti : “ee itu mbak sistem pengelolaan karyawannya itu gimana 94

gitu ?”

Informan : “ohh sitem kerjanya disini kerja mulai jam 6 pagi sampai

jam 4 sore mbk?”

Peneliti : “Untuk pembagian kerjanya gimana mbak ?”

Informan : “kan karyawannya ada delapan orang mbak, pembagiannya

ya itu empat orang bagaian dapur dan empat orang lagi di

bagian depan mbak pelayanan.”

Peneliti : “Apakah ada kompensasi mbak untuk karyawannya ?”

Informan : “Ya ada mbak , bonus-bonus supaya karyawan semangat

kerjanya sama satu bulan sekali kita adakan kumpul-kumpul

makan-makan gitu mbak dan setahun sekali juga kita adakan

piknik bersama.”

Peneliti : “Dalam pekerjaan, itu prinsip kerja yang di terapkan dalam

warung pecel Bu Sumo ini bagaimana mbak ?”

Informan : “yah kerja tuh pokoknya di buat kekeluargaan mbak,

karyawan dianggap seperti keluarga sendiri, jadi semua ini

itu tim.”

Peneliti :

Informan : 95

Selain mbak Puji, Ibu ramimah sebagai karyawan dan sekaligus adi dari

Ibu Tugiyah juga memiliki jawaban yang hamper sama saat ditanya tetntang keberhasilan warung pecel Bu Sumo dalam mempertahankan eksistensinya di tengah persaingan yang ada. Wawancara dengan Ibu Ramimah sebagai berikut:

4.3.2 Hasil wawancara dengan Ibu Ramimah

Peneliti : “Bagaimana dulu memulai usaha warung pecel Bu Sumo ini

Bu?’

Informan : “Kalau denger dari Ibu saya dulu pas pertama tuh jual

keliling di pasar Ambarawa terus pindah ke Semarang

pertama jualan di Jl.Mentri supeno no 22 terus sempat

pindah ke ruko depan masaid gergaji di jalan Kyai saleh

habis itu baru pindah kesini di Jl Kyai Saleh No 10

Semarang.”

Peneliti : “Bagaimana dulu memulai usaha warung pecel Bu Sumo ini

Bu?’

Informan : “Kalau denger dari Ibu saya dulu pas pertama tuh jual

keliling di pasar Ambarawa terus pindah ke Semarang 96

pertama jualan di Jl.Mentri supeno no 22 terus sempat

pindah ke ruko depan masaid gergaji di jalan Kyai saleh

habis itu baru pindah kesini di Jl Kyai Saleh No 10

Semarang.”

Peneliti : “ohh gitu, akhirnya sekarang sudah banyak di kenal ya Bu?”

Informan : “Iya mbak alhamdulilah.”

Peneliti : “Sebelum ada usaha ini apakah ada usaha lain lagi atau apa

pernah mencoba usaha lain bu?”

Informan : “Kalau usaha lain si enggak ada mbak, dulu Ibu membuka

warung pecel ini karena beliau hobi memasak dan karena

untuk menambah penghasilan untuk memenuhi kebutuhan

keluarga.”

Peneliti : “ohh terus kenapa dinamakan warung pecel Bu Sumo bu?”

Informan : “Kalau itu sih berasal dari nama bapak yaitu Sumodimedjo

dan yang jualan adalah Ibu jadi dinamakan pecel Bu Sumo,

kurang lebihnya seperti itu mbak kalau mau lebih jelasnya

bisa di tanyakan ke kaka saya yang lebih tau hehe.”

Peneliti : “saya tuh setiap minggu setiap pulang dari car free day saya

selalu mampir untuk menyantap pecel disinu dan saya lihat

selalu rame gitu bu, apa dari dulu emang rame bu ?” 97

Informan : “iya disini memang selalu rame pembeli mbak, tapi rame

lagi pas jam-jam makan siang sama hari libur semua tempat

penuh alhamdulilah mbak, disini sebenere ada menu lain

yaitu soto dan mangut tapi yang paling terkenal disini yaitu

mbak nasi pecelnyaa.”

Peneliti : “berarti pecel disini yang menjadi menu andalannya ya bu?”

Informan : “iya mbak banyak yang suka pelanggannya.”

Peneliti : “Di Semarang sini selain warung pecel Bu Sumo yang

berjualan pecel banyak ndak,an bu ?

Informan : “ ya banyak sekali mas di Semarang yang berjualan pecel

tapi karena nama pecel Bu Sumo sudah tidak asing lagi di

telinga orang Semarang jadi pecel disini masih tetep bisa

bertahan usahanya dan masih rame.”

Peneliti : “Berarti ada ya bu, menurut Ibu apasih fakto-faktor apasaja

yang terkait dalam keberhasilan warung pecel Bu Sumo ini

dalam mempertahankan eksistensinya?”

Informan : “ya yang pasti itu kualitas makanannya mbak, terus

pelayanannya cepat, baik, erus ramah juga hehe, harganya

juga terjangkau sama juga sudah punya pelanggan-

pelanggan yang setia.”

Peneliti : “Ohh gitu ya buk, terus apalagi bu?” 98

Informan : “Iya itu tadi sih mbak menurut saya.”

Peneliti : “Terus apa saja sih kendala-kendala yang dialami warung

pecel Bu Sumo ini selama usaha berlangsung?”

Informan : “kendalane si dulu tempat usaha yang mepet banget dengan

jalan raya sehingga lahan parkir susah mbak tapi untuk saat

ini sudah enggak si mbak karena sudah pindah dan renovasi

baru.”

Peneliti : “Terus selain itu bu?”

Informan : “sama karyawan mbak, sering keluarnya tuh gerombolan?”

Peneliti : “Maksudnya gerombolan gimana bu?”

Informan : “Jadi tuh dulu ada beberapa karyawan yang dari daerah yang

sama, terus yang satu keluar yang lainnya juga pada ikutan

keluar, barengan gitu lo mbak.”

Peneliti : “Ohh begitu ya bu, apakah itu sering terjadi?”

Informan : “Ya Cuma sekali si tapi itu menjadi bahan pembelajaran si

kalau cari karyawan yang memang bener-bener mau bekerja

serius di bidang ini , malahan ada yang keluar dari sini mau

buka usaha sendiri di daerahnya dan kita juga dukung itu.”

Peneliti : “Berarti ada yang keluar untuk buka usaha sendiri ya bu,

terus apakah di pecel Bu Sumo ini ada resep rahasia bu?” 99

Informan : “Untuk masakan si enggak ada mbak Cuma yang jadi resep

rahasia Cuma di bumbu kacangnya yang buat pecelnya

mbak, itu yang buat bumbu Cuma keluarga saja si mbk

hehe.”

Peneliti : “Kalau dalam usaha ini, warung pecel ini pernah melakukan

promosi apa saja bu ?”

Informan : “Oh tidak pernah mbak, kita enggak pernah melakukan

promosi.”

Peneliti : Wah tidak pernah melakukan promosiya bu, tapi anehnya

pelanggan-pelanggan tambah banyak yahh, itu

pemasarannya gimana kok bisa pada tau.”

Informan : “Yah tau dari omongan-omongan orang atau pelanggan

mbak, malah ada dari pelanggan sendiri yang mromo’in

dengan di foto terus di upload di facebook, terus kata anak

saya juga ada yang nulis di blognya, itu secara tidak

langsung mromoin warung pecel Bu Sumo mbak.”

Peneliti : “Hemm kalau di lihat-lihat pelanggan disini itu yang datang

kebanyakan pakek mobil semua bu, apa emang sasaran

pasarnya kelas menengah keatas ya bu?”

Informan : “Ahh enggak juga mbak, disini yang dating itu semua

kalangan mbak dari bawah sampai atas soalnya harganya 100

pun terjangkau. Kalau ngomongin yang datang kebanyakan

pakek mobil ya mungkin satu keluarga habis piknik atau

dari luar kota gitu mbak emang pengen makan disini.”

Peneliti : “Berarti semua kalangan ya bu targetnya?”

Informan : “Iya mbak semua kalangan.”

Peneliti : “Strategi apa si yang dilakukan warung pecel Bu Sumo

dalam menjalankan usahanya?”

Informan : “Yang paling penting ya rasa tetap dijaga kualitasnya, selalu

berusaha memberikan pelayanan yang baik.”

Peneliti : “Pelayanan yang baik yang bagaimana bu yang diterapkan

di warung pecel Bu Sumo ini ?”

Informan : “Ya cepat dalam memenuhu pesanannya, ramah dalam

bersikap dan selalu menjaga kebersihan tempat agar para

pelanggannya tidak rishi gitu mbak.”

Peneliti : “Ohh jadi itu strateginya, terus rumah makan ini ada berapa

karyawan yang di pekerjakan ya bu?”

Informan : “Ada 9 orang mbak termasuk saya juga karena saya yang

menghendel dapur mbak.”

Peneliti : “Terus apasih yang dipertimbangkan saat memilih 101

karyawan?”

Informan : “Pastinya yang giat bekerja mbak dan yang mempunyai

ketrampilan di bidangnya masing-masing mbak, enggak

males dan berkomitmen juga mbak”

Peneliti : “Jadi pelayanannya di bagi dua ya bu, dapur sama

pelayanan?”

Informan : “he’em mbak jadi 3 orang di dapur termasuk saya dan yang

empat di bagian pelayanan.”

Peneliti : “Apakah ada kompensasi bagi karyawan?”

Informan : “Iyaa ada mbak sama sebulan sekali kita ngadain makan

bersama di luar.”

Peneliti : “Tadikan ibu kan sudah bilang kalau usaha warung makan

sejenis yang ada di daerah Semarang kan bukan Cuma

warung pecel Bu Sumo ini saja, malah usaha warung pecel

lain mulai bermunculan, nah yang membuat warung pecel

ini mampu bertahan sampai saat ini itu kenapa bu?”

Informan : “Ya seperti yang sudh saya katakana tadi, karena selalu bisa

konsisten dalam rasanya, dan terus mengevaluasi apasih

yang masih kurang dalam pekerjaan, dan didukung lokasi

yang strategis serta sudah dari dulu punya pelanggan yang

loyal si mbak di banding warung pecel lain yang ada dan 102

yang harus merintis, jadi warung pecel Bu Sumo sudah

memiliki citra yang baik dari masyarakat.”

Peneliti : “pertanyaan yang terakhir ni bu, prinsip kerja yang

diterapkan di warung pecel Bu Sumo ini seperti apa sih?”

Informan : “Yaah bekerja yang penting tulus dan jujur udah itu saja

mbak.”

Peneliti : “itu saja bu?hehe.”

Informan : “Iyaa mbak prinsipnya sih itu saja kalau menurut saya.”

Peneliti : “Baik bu, trimakasih”

Informan : “Iyaa mbak sama-sama.”

Dari hasil wawancara dari mbak Puji dan Ibu Ramimah tersebut menunjukan faktor-faktor internal yang terkait dalam keberhasilan usaha arung pecel bu Sumo dalam mempertahankan eksistensinya adalah kualitas makanan dan harga yang terjangkau ditambah dengan pelayanan yang baik juga tmpat yang bersih, dalam faktor eksternalnya yaitu mempunyai pelanggan yang loyal merupakan faktor eksternal yang terkait dalam keberhasilan warung pecel Bu

Sumo dalam mempertahankan eksistensinya.

Kemudian sejak warung ini berdiri, memulai usaha dengan gendongan Bu

Sumo dengan berjualan keliling dari rumah-kerumah dan kantor ke kantor dengan menu andalannya yaitu pecelnya akhirnya beliau mengembangkan lokasi/tempat 103

dengan membangun warung yang luas dan melakukan perbaikan fasilitas untuk karyawan dan pelanggan serta membuka cabang baru sampai saat ini. Berbagai kendala dalam menjalankan usaha pernah dialami yaitu lahan parkir serta seringnya keluar masuk karyawan semua itu sudah dialami juga. Juga semakin banyak bermunculan usaha warung makan sejenis menambah persaingan semakin ketat , Namun dengan tetap menjaga kualitas rasa dengan porsi yang pas dan bertempat lokasi yang strategis serta terus memperbaiki fasilitas yang masih kurang dan selalu melakukan evaluasi pekerjaan, selain itu sudah banyaknya pelanggan yang loyal dan citra baik dari pelanggan terhadap warung pecel ini. Hal itulah yang membuat usaha warung pecel ini mampu bertahan sampai saat ini di tengah persaingan warung pecel sejenis yang ada.

Berawal dari sasaran pasar kelas menengah kebawah sampai menyebar ke semua kalangan dengan komunikasi pemasaran dari mulut ke mulut , dan beberapa pelanggan mempromosikan atas keinginan sendiri dengan cara memfoto dan memposting ke sosial media. Terus menjaga kualitas rasa dan memberikan pelayanan yang cepat dan baik adalah strategi warung pecel Bu Sumo agar bisa mempertahankan eksistensinya.

Dalam menjalankan usahanya, warung pecel ini di bantu oleh 8 orang karyawan. Karyawan yang di perkerjakan berketrampilan dalam memasak dan kemampuan dalam melayani pelanggan serta jujur dan bekerja dengan ketulusan hati. Semua pekerjaan ada SOP-nya, karyawan diberi kepercayaan untuk melaksanakan pekerjaanya. Empat karyawan bekerja dibagian dapur dan empat orang lagi dibagian pelayanan dengan sistem kerja pagi sampe sore. Bekerja 104

dengan prinsip kekeluargaan semua teman kerja adalah keluarga dan yang paling penting jujur dan tulus.

Ibu Tugiyah selaku pemilik warung pecel Bu Sumo membenarkan pernyataan dari Mbak Puji dan Ibu Ramimah, dengan hasil wawancara sebagai berikut:

4.3.3 Hasil wawancara dengan Bu Tugiyah

Peneliti : “Bagaimana dulu Bu Sumo memulai usahanya Bu?”

Informan : “Awal dulu orang tua saya berjualan keliling di pasar

Ambarawa terus pindah ke Semarang membuka warung

kecil-kecilan di depan gedung perhutani jaman dulu di Jl.

Mentri Supeno No.22 Semarang waktu itu Cuma bertahan 2

tahun sebab di sapu sama satpol pp terus mengkontrak ruko

no 42 di Jl. Kyai saleh di sini dari tahun 1970 sampai 1990,

disini makin rame dan di kenal masyarakat setelah itu

membuka warung sendiri di Jl.Kyai saleh No 8 karena

daapet teguran dari menhub soal parkir yang menggu lalu

lintas akhirnya pindah lagi di Jl.Kyai saleh no 10 pada tahun

2010.”

Peneliti : “Apakah pernah mencoba usaha lain?”

Informan : “Tidak pernah mbak dulu si mbok lansgsung berjualan pecel

karena hobi beliau masak hehe (saya manggil ibu saya itu si 105

mbo mbak)

Peneliti : “ Owalah manggile dulu si mbok ya bu hehe, ngomong-

ngomong dulu namanya sudah warung pecel Bu Sumo ya

bu?”

Informan : “Dulu pas jualan di pasar Ambarawa si belum ada nama

mbak ada nama itu pas pindah ke Semarang waktu

membuka warungan kecil di Jl. Mentri supeno No.10.”

Peneliti : “Alasan memberi nama itu apa bu ?”

Informan : : “Itu berasal dari nama suami atau bapak saya yaitu

Sumodimedjo mbak akhirnya warung pecelnya dinamakan

warung pecel Bu Sumo mbak.”

Peneliti : “Untuk target pasarnya siapa saja si bu?”

Informan : “Ya semua kalangan mbak dari bawah sampai atas soalnya

nasi pecel disini masih murah harganya jadi masih bisa di

jangkau oleh semua kalangan.”

Peneliti : “Apakah pernah melakukan promosi bu?”

Informan : “Waa malah enggak pernah mbak enggnk pernah sama sekali

Cuma disini sering pada wawancara saya dan di promosiin

di website atau internet gitu mbak banyak juga selebgram

yang berasal dari semarang juga promosiin warung kita, itu

atas kemauan sendiri saya tidak menyuruh. Nahh dari sini 106

warung ini semakin rame pembeli saja

Peneliti : “Terus kalau enggak promosi berarti pelanggan tau sendiri ya

bu?”

Informan : “Yaah kebanyakan pelanggan tau itu karena dari mulut ke

mulut orang yang pernah datang kesini mbak, dirasa

masakan nya enak murah jadi orang-orang pada ngajakin

temennya dan temennya ngajakin temennya lagi, intinya

dari omongan mereka gitu lo mbak.”

Peneliti : “Kita kan tau nih bu bahwa waung pecel Bu Sumo ini dari

dulu memang laris dan dikatakan sukses ni bu, faktor-faktor

apa saja si yang terkait keberhasilan usaha warung pecel Bu

Sumo dalam mempetahankan eksistensinya sampai saat

ini?”

Informan : “Yang pastinya menu pecel yang khas lebih dari yang lain

dan kita terus menjaga rasa yang berkualitas dan takaran

dari bumbunya dari dulu sampai saat ini harus pas sesuai

takaran, terus pelayanan harus cepat, ramah, tempat juga

bersih nyaman juga harga terjangkau mbak.”

Peneliti : “terus apalagi bu?”

Informan : “supplier bahan baku tepat waktu pengirimannya dan

mempunya pelanggan setia yang datang kesini itu juga 107

masuk faktor-faktornya si mbak.”

Peneliti : “ Oh iya bu berarti itu masuk faktor eksternalnya ya

bu?Terus dari dulu sampai sekarang itu apakah ada kendala-

kendala yang pernah di alami bu?”

Informan : “ iya bisa dibilang begitu mbak. kalau masalah kendala Yaa

ada mbak , dulu tempatnya kecil ukuran 5x6 bangunannya

pendek pelaggan kegerahan saat makan terus sama parkiran

yang sampai kejalan raya sampai di tegur menhub sama

banyak pelanggan juga pas jam makan siang sama weekend

harus antri tempat dulu atau gak jadi makan liat tempat

penuh sama dulu banyak karyawan yang sering keluar

masuk mbak.”

Peneliti : “Ohh begitu ya bu, disini itu karyawannya ada berapa ya bu

?”

Informan : “Ada sepuluh sebenere mbak tapi kemaren baru keluar jadi,

sekarang totale ada Sembilan mbak, dua dibagian dapur

enam di bagian pelayanan mbak. Yang bagian pelayanan

kebanyakan cowok semua mbak.”

Peneliti : “nggak nyari lagi gitu bu? Hehe”

Informan : “Yaa ndak asal nyari gitu aja mbak, kana da kriteria nya gitu

nanti kejadian kayak dulu keluar karyawan bergerombolan,” 108

Peneliti : “Terus kriterianya apa bu?”

Informan : “Yahh yang pertama ketrampilan terus jujur dan yang paling

penting itu mau bekerja dengan ketulusan hati, nggak

kepaksa gitu mbak.”

Peneliti : “Mereka yang kerja disini itu dari mana saja to bu?”

Informan : “Yaa ada yang dari Kedung jati, ada dari Ambarawa,

Kebumen dan ada juga yang dari Semarang juga mbak.”

Peneliti : “Apakah mereka ada pelatihan bu?”

Informan : : “Ahh enggak ada mbak paling ya Cuma training dasar,

yang karyawan baru lihat kerjanya karyawan lama tapi kalau

yang bagian masak ya di kasih tau takaran bumbunya si

mbak.”

Peneliti : “Bagaimana sistem kerjanya bu ?”

Informan : “Yahh mereka setiap karyawan diberi pekerjaan sesuai

ketrampilannya dua karyawan bagian dapur dan enam

karyawan bagian pelayanan, Untuk sistem kerjanya dari jam

enam pagi sampai tutup mbak.”

Peneliti : “Tutupnya emang jam berapa si bu?”

Informan : “Kalau tutupnya sih jam empat sore mbak cuman kadang jam

tiga sore sudah habis jadi sudah di tutup duluan tapi kadang 109

juga jam empat lebih juga masih ada pelanggan ya kita

layani kalau masih ada mbk, pokonya menyesuaikan kondisi

mbak.”

Peneliti : “Didaerah Semarang sini kan banyak warung pecel sejenis ya

bu, nah pasti kana da persaingan dibidanag ini, nah strategi

apa yang dilakukan warung pecel Bu Sumo untuk

menyikapi keadaan itu bu?”

Informan : : “Sebenernya gini mbak, memang banyak usaha sejenis

yang sama seperti warung pecel Bu Sumo ini , tapi kita

nggak merasa di saingi atau apa gitu mbak karena memang

rejeki tuhan yang ngatur. Yang terpenting kita fokus dengan

usaha kita sendiri, tetap menjaga kualitas rasa terus

membenahi apa yang kurang ditempat ini, dan selalu

berusaha memberikan pelayanan yang baik , jadi seperti itu

mbak.”

Peneliti : “Oalah jadi meskipun banyak warung pecel sejenis yang ada

tapi tetap tidak merasa saing-aingan ya bu karena memang

rejeki sudah ada yang ngatur jadi tatap fokus pada usaha

sendiri ya bu , bagus sekali kata-katane bu hehe. Terus

usaha ini kan sudah berjalan kurang lebih lima puluh tiga

tahun ya bu, nah apa sih yang membuat usaha warung pecel

Bu Sumo ini mampu bertahan samapai saati ini ?” 110

Informan : “Yaa seperti yang saya katakan tadi mbak terus

mempertahankan rasa makannnya pelanggan suka dan terus

datang kesini , sama porsi makanan masih tetap sama kayak

yang dulu dan bumbunya sesuai resep yang dahulu, dan

tempat warung pecel ini strategis mbak.”

Peneliti : “Selain itu apakah ada lagi bu ?”

Informan : “Yahh karena dulu sama sekarang kan beda mbak,dulu itu

sempit tempatnya, terus saya perluas tempatnya, lahan

parkirnya dan menambah fasilitas seperti toilet dan ada mess

juga bagi karyawan yang jauh. Yaaa setelah diperluas

pelanggan jadi makin nyaman tidak kegerahan dan

pelanggan yang datang juga bertambah beda dengan dulu

kalau mau mampir lihat tempatnya sudah penuh malah tidak

jadi mampir.”

Peneliti : “Kemudian untuk ketersediaan bahan baku, darimana

didapatkan?”

Informan : “kalau bahan baku kita ada supliernya sendiri mbak kita

bekerjasama dengan salah satu pedagang pasar di pasar bulu

Semarang.”

Peneliti : “berarti tidak perlu kesana terus belanja sendiri ya Bu?

Informan : “Enggak mbak kita Cuma telfon butuhnya berapa apa saja 111

nanti di kirimkan mbak.”

Peneliti : “Terus bagaimana menjaga hubungan baik dengan mereka

Bu?”

Informan : “Ya penting to mbak kita professional dalam bekerja sama,

dan bayar dengan tepat waktu udah gitu saja.”

Peneliti : “Oh begitu ya bu, terus terakhir ni bu, prinsip kerja yang

diterapkan di warung pecel Bu Sumo ini apa Bu?”

Informan : “Sebenarnya to mbak dalam bekerja itu, enggak yang harus

diterapkan disini saja, semua dalam hal bekerja itu harus

bekerja dengan tulus, yakan mbak kalau kita bekerja

didasari ketulusan hati pasti yang kita dapatkan akan baik

juga, terus jujur dalam bekerja mbak, sama dalam warung

pecel Bu Sumo ini kita harus jujur kepada pelanggan, nggak

mungkin kita menjual pecel sisa kemaren di jual lagi kan

mbak kepada pelangan terus kita juga memilih sayur-sayur

yang masih seger tidak yang udah busuk, soalnya itu

dampaknya juga dengan kualitas usaha ini.”

Peneliti : “emm jadi tulus daan jujur ya Bu prinsipny?”

Informan : “Iyaa bener mbak.”

Peneliti : “ baik buk trimakasih atas waktunya.” 112

Informan : “ Iya mbak sama-sama.”

Berdasarkan hasil wawancara diatas, Ibu Tugiyah menambahkan dari pernyataan Mbak Puji dan Ibu Ramimah yaitu dalam mempertahankan eksistensinya dengan terus memperbaiki dan memperluas tempat usahanya serta selalu menjaga kualitas rasa dengan porsi yang tetap tidak kurang tidak lebih, takaran dari bumbu pecelnya juga pas dari dari resep dulu hingga sekarang dan letk tempat usaha yang strategis membuat usaha ini mampu bertahan sampai saat ini ditengah persaingan yang ada.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan gambaran profil dari iforman pendukung dapat di lihat pada tabel sebagai berikut:

NO NAMA KETERANGAN

1 Dewi agustina Pelanggan/ konsumen pecel Bu Sumo

2 Fajar Pelanggan/Konsumen pecel Bu Sumo

4.3.4 Hasil wawancara dengan mbak dewik agustina (konsumen pecel Bu

Sumo): 113

Peneliti : “Mbak maaf sebelumnya jika mengganggu mbak saya mau

mengajukan beberapa pertanyaan kepada mbak dewik untuk

melengkapi penelitian saya. Apa diperbolehkan mbak?”

Informan : “Oh ya mbak silahkan.”

Peneliti : “Terimakasih sebelumnya mbak. sejak kapan mbak dewik tau

warung pecel Bu Sumo?”

Informan : “Sudah lama mbak sejak tahun 2000,n.”

Peneliti : “Lalu dari mana mbak dewik mengenal warung pecel Bu Sumo

ini ?”

Informan : “Dulu awalnya diajak orang tua saya makan disini mbak eh

ternyata enak jadi sering kesini deh.”

Peneliti : “ Kenapa mbak dewik lebih memilih makan di waeung pecel Bu

Sumo padahal warung pecel disemarang sini kan banyak mbak?”

Informan : “Pertama karena lokasi warung ini dekat dengan rumah, kedua

karena bumbu pecelnya yang enak karena rasanya tetap konsisten

dari dulu hingga sekarang itu yang saya suka dan satu lagi mbak

harganya juga pas dikantong hehe.”

Peneliti : “Menurut mbak Dewik apakah rung pecel Bu Sumo ini selalu

rame pembeli?”

Informan : “Yang saya lihat si rame mbak pas jam makan siang apalagi hari

minggu parkiran selalu penuh mbak?” 114

Peneliti : “Lalu bagaimana pelayanan yang diberikan mbak?”

Informan : “Pelayanannya bagus mbak tempatnya bersih karyawannya

sopan, ramah dan pelayanannya cepat jadi kita gak harus nunggu

lama untuk menikmati makannya.”

Peneliti : “Baik mbak terimakasih sudah meluangkan waktunya sejenak

selamat menikmati makannya.”

Informan :” Iyaa mbak sama-sama.”

Dari hasil wawancara dengan mbak dewik konsumen pecel Bu Sumo, menunjukan bahwa mbak dewik mengetahui warung pecel Bu Sumo dari orang tuanya yang artinya media promosi dari mulu ke mulut. Menurut mbak dewik pecel Bu Sumo ini kualitas rasanya dari dulu hingga sekarang masih terjaga lokasinya strategis dan pelayanan yang didapat di sana cepat pelayannya ramah sopan dan harganya pun terjangkau itu yang membuat mbak dewik sering makan disini.

4.3.5 Hasil wawancara dengan Mas Fajar (konsumen pecel Bu Sumo)

Peneliti : “Sebelumnya maaf sudah menggangu mas Fajar sebentar, saya

mau mengajukan beberapa pertanyaan kepada pak Fajar, untuk

melengkapi penelitian saya. Apa diperbolehkan mas?”

Informan : “Ohh ya mbak silahkan, kalau saya bisa jawab ya saya jawab

mbak.” 115

Peneliti : “Sejak kapan mas Fajar mengetahui warung pecel Bu Sumo ?”

Informan : “Lima tahunan ini mbak kira-kira.”

Peneliti : “Dari mana Mas Fajar mengetahui warung pecel Bu Sumo ini?”

Informan : “Ceritanya gini mbak dulu ada salah satu temen saya makan disini

dan dia memposting makanan pecel ini di facebook terus saya

tanya temen rasanya gimana tuh pecelnya kayaknya enak eh tiba-

tiba temen saya malah mesenin saya lewat gofood nah dari situ

saya tau rasa pecelnya enak dan akhirnya saya mengajak temen

saya itu untuk makan warungnya langsung dan sampe sekarang

malah jadi langganan disini.

Peneliti : “Kenapa sekarang mas Fajar lebih memilih berlangganan di

warung pecel Bu Sumo ?”

Informan : “Yak karena menurut saya rasanya enak harga terjangkau dan

lokasinya gampang mudah di cari”

Peneliti : “Kalau saya boleh tau mas Fajar rumahnya mana yak kok bisa

berlangganan pecel disini?”

Informan : “Yahh rumah saya daerah mranggen mbak saya setiap minggu

sepulang car free day saya memang selalu mampir makan disini.”

Peneliti : Ohh begitu ya mas kalau boleh tau menurut mas Fajar apakah

warung pecel ini rame?” 116

Informan : “Yahh yang saya lihat si rame mbak pas weekend gitu sampe-

sampe parkir penuh semua dan yang saya lihat silih berganti orang

yang datang dan pulang setelah menyantap makannya .”

Peneliti : “Ohh berarti rame ya mas,kalau menurut mas Fajar bagaimana si

pelayanan di warung pecel Bu Sumo ini ?”

Informan : “Pelayanannya cepat karyawan ramah, sopan dan tempatpun

selalu dijaga kebersihannya itu yang saya suka mbak.”

Peneliti :“Baik kalau begitu mas Fajar terimakasih atas waktunya silahkan

meneruskan makannya lagi hehe.”

Informan : “Baik mbak sama-sama.”

Berdasarkan hasil wawancara dengan pak fajar diketahui bahwa beliau mengetahui warung pecel Bu Sumo dari media sosial facebook dari temennya dan memgetahui rasa dari pecel Bu Sumo tersebut dari kiriman temennya yang pesan melalui gofood dari aplikasi goojek pada akhirnya Pak Fajar penasaran dan datang langsung ke warung pecel Bu Sumo dan menurut beliau warung pecel Bu Sumo harganya murah makanannya enak tempat bersih dan pelayanannya ramah,sopan dan cepat.

Berdasarkan hasil wawancara kepada beberapa konsumen warung pecel

Bu Sumo diatas bisa disimpulkan bahwa produk yang dijual baik sesuai dengan harga, pelayanan juga merupakan hal yang paling penting dalam usaha warung makan ini serta tempat yang nyaman dan lokasi yang strategis itu juga menjadi penunjang keberhasilan warung pecel Bu Sumo ini. 117

4.4 Ringkasan Hasil Temuan Penelitian Tabel 4.3 Saripati wawancara dengan informan kunci, kategori jawaban, pola jawaban, konsep berkenaan persoalan penelitian pertama Persoalan Informan kunci Kategori Pola dan konsep penelitian #1 Bu Tugiyah Bu Ramimah Mbak Puji 118

pertanyaan #1  Kualitas  Kualitas  Kualitas  Kualitas Dari kategori tersebut dapat makanan makanan makanan makanan dipolakan sebagai berikut:  Pelayanan  Pelayanan  Harga  Pelayanan Faktor-faktor yang cepat yang ramah, terjangkau yang baik internal dan baik cepat dan  Tempat  Kondisi Kualitas makanan dan harga apasaja yang  Tempat sopan nyaman tempat yang jerjangkau diambah terkait dalam yang dan bersih  Harga dengan pelayanan yang baik nyaman  Harga keberhasilan terjangkau juga tempat yang nyaman dan bersih terjangkau usaha warung  Mempunya dan bersih serta mempunyai  Harga menu pecel pecel Bu khas tersendiri dibanding terjangakau dan bumbu Sumo dalam warung sejenis lainnya  Menu pecelnya mempertahan pecelnya yang khas menjadi faktor –faktor kan dan bumbu disbanding internal terkait keberhasilah eksistensinya pecelnya warung usaha warung pecel Bu ? yang pecel Sumo dalam menjadi sejenis mempertahankan khas di eksistensinya . banding warung makan Kemudian mempunyai sejenis pelanggan yang loyal dan yang lain memiliki pemasok bahan baku dari beberapa supplier Pertanyaan #2  Pelanggan  Pelanggan  Pelanggan  Pelanggan merupakan faktor-faktor yang loyal yang loyal yang loyal yang loyal eksternal terkait Faktor-faktor 119

eksternal? keberhasilan usaha arung pecel Bu Sumo dalam mempertahankan eksistensinya.

Dari pola diatas, konsep- konsep yang muncul antara lain:

1. Konsistensi produk 2. Keterjangkauan harga 3. Ketersediaan bahan baku 4. Loyalitas pelanggan

Persoalan penelitian #2

Pertanyaan #1  Berjualan  Berjualan  Berjualan  Berjualan Memulai usaha dengan keliling di keliling di keliling di keliling di berjualan keliling di pasar pasar pasar pasar pasar ambarawa kemudian Bagaimana ambarawa ambarawa ambarawa ambarawa membuka warung kecil- memulai terus terus terus terus kecilan hinggan bisa usaha? membuka membuka membuka membuka membuka warung sendiri di waung waung waung waung 120

kecil- kecil- kecil- kecil- Jl kyai saleh No 10 dengan kecilan di kecilan di kecilan di kecilan di menu andalannya yaitu dekat dekat dekat dekat pecel dan mengembangkan trotoar Jl trotoar Jl trotoar Jl trotoar Jl lokasi tempat usaha dengan mentri mentri mentri mentri memperluas tempat serta supeno No supeno No supeno No supeno No melakukan perbaikan 22 22 22 22 fasilitas untuk karyawan kemudian kemudian kemudian kemudian baru baru baru baru dan pelanggan, juga membuka membuka membuka membuka menambah cabang baru. warung di warung di Jl warung di warung di Jl kyai kyai saleh Jl kyai Jl kyai saleh no 10 no 10 saleh no 10 saleh no 10 Berawal dari sasaran pasar mugassari mugassari mugassari mugassari kelas menengah ke bawah dengan dengan dengan dengan sampai menyebar ke semua menu yang menu yang menu yang menu yang kalangan dengan sama yaitu sama yaitu sama yaitu sama yaitu komunikasi pemasaran dri pecel pecel pecel pecel mulut ke mulut dan beberapa pelanggan Pertanyaan #2  Dari  Dari warung  Dari jualan  Dari mempromosikan atas warung yang di pinggir warung keinginannya sendiri makan awalnya jalan makan dengan cara memfoto dan Bagaimana yang dulu ngonrak hingga bisa yang dulu memposting ke sosial perkembanga kontrak sampe bisa kontrak kontrak media. n sampai bikin warung sampai bisa bikin warung dan beli bisa bikin lokasi/tempat warung sendiri yang warung warung 121

? sendiri lokasinya sendiri sendiri Terus menjalin hubungan yang besar strategis yang yang besar yang baik, bekerja sama  Memperlua  Memperluas tempatnya  Memperlua secara professional dengan s lokasi lahan parker strategist s lokasi beberapa supplier pemasok parkir dan  Membuat  Memperlua parkir dan bahan baku agar memperlua mes untuk s lahan memperlua ketersediaan bahan baku s area karyawan parkir s area tercukupi. tempat luar kota tempat makan makan Menjaga kualitas rasa dan  Membuat  Membuat memberikan pelayanan mes mes yang cepat dan baik adalah karyawan karyawan strategi warung makan Bu dari luar dari luar Sumo ini agar bisa terus kota kota mempertahankan  Membuka  Membuka eksistensinya. beberap beberap cabang di cabang di Semarang Semarang Pertanyaan #3  Dari nama  Dari nama  Dari nama  Dari nama Dalam menjalankan asli bapak asli Bapak pemilik pemilik usahanya, warung pecel Bu yaitu saya yaitu yaitu Pak yaitu Pak Sumo ini di bantu oleh 9 Apa alasan Sumodime Sumodimed Sumo dan Sumo dan karyawan yang berasal dari memberi djo jo Bu Sumo Bu Sumo beberpa daerah yaitu: nama warung kedung jati, Ambarawa, pecel Bu Kebumen, dan Semarang. Sumo 122

Petanyaan #4  Semua  Semua  Semua  Semua kalangan kalangan kalangan kalangan Kryawan yang dipekerjakan berketrampilan dalam Siapakah memasak dan kemampuan pasar dalam melayani pelanggan sasarannya? serta jujur dan bekerja Pertanyaan #5  Word of  Word of  Word of  Word of dengan ketulusan hati. mouth mouth mouth mouth  Sosial   Gethuk Bagaimana media tular tular Semua pekerjaan ada SOP komunikasi melalui melalui nya karyawan diberi pemasaran sosmed sosmed kepercayaan untuk yang melaksanakan dilakukanwar pekerjaannya. Lima ung pecel Bu karyawan bekerja dibagian Sumo? dapur dan sisanya dibagian pelayanan dengan sistem Pertanyaan #6  Tidak  Tidak  Tidak  Tidak yang masuk jam 5 pulang pernah pernah pernah pernah jam 2 kalau karyawan pelayanan masuk jam 7 Apakah pulang jam empat sore, bagi pernah karyawan yang berasal dari melakukan luar kota diberikan MES. promosi? Bekerja dengan prinsip mengangap semua teman 123

Pertanyaan #7  Dari  Dari  Dari  Dari kerja adalah keluarga dan supplier supplier suplier supplier yang paling penting tulus dan jujur Dari mana bahan baku diperoleh Sejak tahun 1965 warung makan pecel Bu Sumo ini Pertanyaan #8  Dari pasar  Dari pasar  Dari pasar  Dari pasar berdiri , berbagai kendala bulu bulu bulu bulu dalam menjalankan usaha pernah dialami. Mulai dari Dari mana lahan parkir yang masih supplier sempit,, tempat makan yang bahan baku kurang besar serta seringnya nya? keluar masuk karyawan., Pertanyaan #9  Bayar tepat  Bayar tepat  Bayar tepat  Bayar tepat semua itu sudah dialami waktu waktu waktu waktu  Profesional  Jelas dalam  Profesiolan Bagaimana  Jelas dalam melakukan  Jelas dalam Serta sudah banyak menjaga melakukan pesanan memlakuka bermunculan usaha warung hubungan pesanan n pesanan pecel sejenis menambah dengan persaingan dibidang rumah supplier? makan semakin berat

Pertanyaan  Menjaga  Menjaga  Menjaga  Menjaga #10 cita rasa cita rasa cita rasa cita rasa Namun dengan tetap mejaga  Memperbai  Memberi  Memperbai 124

ki fasilitas pelayanan ki fasilitas kualitas rasa dengan porsi yang baik  Memberika yang pas dan bertempat Apa strategi n lokasi yang strategis serta yang pelayanan terus memperbaiki fasilitas dilakukan yang baik yang masih kurang dan warung pecel selalu melakukan evaluasi Bu pekerjaan, selain itu sudah Sumodalam banyaknya pelanggan yang menjalankan loyal dan cita rasa yang baik usahanya? dari pelanggan yang lyal dan cita rasa yang baik bagi pelanggan terhadap warung Pertanyaan  Ada 9  Ada 9  Ada 9  Ada 9 pecel Bu Sumo ini. #11

Hal itulah yang membuat Ada berpa warung pecel Bu Sumo ini banyak mampu bertahan sampai karyawan saat ini. yang bekerja disini?

Pertanyaan  Kedung  Kedung jati  Kedung  Kedung Dari pola diatas, knsep- #12 jati  Ambarawa jati jati konsep yang muncul anatara  Ambarawa  Kebumen  Ambarawa  Ambarawa 125

 Kebumen  Samara  Kebumen  Kebumen lain:  semarang  semarang  Semarang Dari mana 1. Perbaikan fasilitas sajakah 2. Menentukan sasaran mereka? pasar 3. Ketersediaan bahan Pertanyaan  Jujur  Jujur  jujur  jujur baku #13  Bekerja  Ketrampilan  ketrampila  ketrampiln 4. Menjaga kualitas dengan na  bekerja makanan tulus  bekerja dengan 5. Konsistensi produk Apa yang dengan tulus 6. Kualitas pelayanan menjadi tulus 7. Lokasi yang pertimbangan strategis 8. Loyalitas pelanggan dalam memilih karyawan?

Pertanyaan  Training  Training  Training  Training #14 dasar dasar dasar dasar

Apakah ada pelatihan khusus?

Pertanyan #15  Semua  Semua  Karyawan  Semua pekerjaan pekerjaan yang pekerjaan ada SOP ada SOP masak ada SOP 126

Bagaimana nya nya mulai kerja nya pengelolaan karyawan karyawan jam 5 pagi karyawan dan sistem diberikan diberikan pulang jam diberikan kerja kepercayaa kepercayaan 1 siang kepercayaa karyawan n untk untk bagi n untk warung pecel melakukan melakukan pelayanan melakukan pekerjaann pekerjaanny kerja jam 6 pekerjaann Bu Sumo? ya.3 a.3 sampai jam ya.3 karyawan karyawan 4 sore karyawan dibagian dibagian  Karyawan dibagian dapur dan dapur dan luar dapur dan sisanya sisanya diberikan sisanya dibagian dibagian MES dibagian pelayanan pelayanan pelayanan  Karyawan yang masak mulai kerja jam 5 pagi pulang jam 1 siang bagi pelayanan kerja jam 6 sampai jam 4 sore  Karyawan luar 127

diberikan MES Pertanyaan  Bekerja  Teman  Bekerja  Bekerja #15 dengan bekerja dengan dengan tulus dan dianggap tulus dan tulus dan jujur kelurga jujur jujur Apa prinsip  Teman  Teman dalam kerja kerja bekerja? dianggap dianggap keluarga keluarga Pertanyaan  Dari tahun  Dari tahun  Dari tahun  Dari tahun #16 1965 1965 1965 1965

Sudah berapa lama usaha warung pecel Bu Sumo berjalan?

Pertanyaan  Lahan  Lahan  Lahan  Lahan #17 parkir yang parkir yang parkir yang parkir yang kurang kurang masih kurang  Tempat  Sering sempit  Tempat Apasaja yang masih keluar yang masih kendala- sempit masuk sempit karyawan kendala yang  Keluar  Keluar 128

pernah di masuk masuk alami warung karyawan karyawan pecel Bu Sumo selama usaha berjalan?

Pertanyaan  Ada  Ada  Ada  Ada #18

Apakah ada kompetitor lain dalam warung pecel sejenis di semarang ?

Pertanyaan  Menjaga  Menjaga  Menjaga  Menjaga #19 cita rasa cita rasa cita rasa cita rasa  Mempunya  Mempunyai  Mempunya  Mempunya i pelanggan pelanggan i pelanggan i pelanggan Apa yang yang loyal yang loyal yang loyal yang loyal menjadi usaha  Memperbai  Memperbai  Lokasi  Lokasi 129

warung pecel ki fasilitas ki fasilitas yang yang Bu Sumo  Evaluasi  Lokasi yang strategis strategis bertahan pekerjaan strategis  Evaluasi  Evaluasi sampai saa pekerjaan pekerjaan tiniditengah  Citra baik  Citra baik persaingan dari dari usaha warung pelanggan pelanggan pecel sejenis yang ada? 130

Saripati wawancara dengan informan pendukung,kaegori jawaban, pola jawaban, konsep berkenaan persoalan penelitian Persoalan Informan pendukung Kategori Pola dan konsep Mbak dewik agutina Mas fajar peneltian #1

Pertanyan  Harga  Harga  Harga Dalam menjalankan usaha ini daya Tarik #1 terjangkau terjangkau terjangkau konsumen kepada warung pecel Bu Sumo  Kualitas  Kualitas  Kualitas merupakan hal yang sangat penting untuk produk yang produk yang produk yang menjaga eksistensinya. Apa yang baik baik baik Kualitas Pelayanan yang baik memiliki daya menjadi  Pelayanan  Pelayanan  Pelayanan Tarik tersendiri dimana pelayanan yang baik daya yang baik baik baik merupakan hak konsumen, harga terjangkau Tarik  Lokasi  Lokasi yang  Lokasi yang strategis strategis strategis juga menjadi daya Tarik konsumen karena konsumen  Tempat  Tempat  Tempat bisnis kuliner merupakan kebutuhan sehari-hari memilih bersih bersih bersih jadi jika harga terjangkau, nakanan enak dan makan di menyehatkan pasti para konsumen akan warung kembali datang dan makan lagi disini, lokasi pecel Bu yang strategis tempat yang bersih jga menjadi Sumo? penunjang kenapa para onsumen tertarik dengan warung pecel Bu Sumo ini. Dari pola dan konsep diatas konsep-konsep 131

yang muncul diantaranya:  Kualitas Produk  Pelayanan yang baik  Lokasi yang strategis  Tempat yang nyaman 132

4.5 Pembahasan

Berdasarkan pola dan konsep yang ada, peneliti menemukan temuan- temuan konsep atau variabel yang muncul dan hasil wawancara yang berkenaan dengan faktor yang terkait dengan keberhasilan warung pecel Bu Sumo dalam mempertahankan eksistensinya ditengah persingan yang ada di daerah Semarang.

1. Resource Based view (RBV)

Teori RBV mengemukakan keberhasilan perusahaan ditentukan oleh

kekuatan dan kelemahan sumber daya tersebut meliputi tanah, gedung,

peralatan, lokasi dan sumber daya manusia (karyawan). Sumber daya harus

memenuhi kriteria “VRIN” agar dapat memberikan keunggulan kompetitif dan

kinerja yang berkelanjutan (Madhani,2009). Kriteria “VRIN” adalah sebagai

berikut:

1. Valuable (V)

Sumber daya akan menjadi berharga jika dapat memberikan

nilai strategis pada perusahaan. Sumber daya memberikan nilai

jika sumber daya manusia yang dimiliki warung pecel Bu

Sumo mempunyai ketrampilannya masingmasing serta

diberikan pekerjaan sesuai kemampuannya.

2. Rare (R)

Sumber daya harus sulit ditemukan diantara para pesaing yang

ada maupun pesaing potensial. Dalam warung pecel Bu Sumo

sumber daya yang dimiliki sebagian adalah anak-anaknya 133

sendiri , sehingga tidak bisa dijumpai diluar sumber daya

tersebut diantara pesaing potensial

3. Imperfect Imitability (I)

Imperfect Imitability dapat berarti tidak dimungkinkannya

untuk memperbanyak atau membuat imitasi sumber daya

tersebut. Seperti yang dijelaskan pada kriteia langka, sumber

daya yang dimiliki sebagian berasal dari keluarga sendiri dan

diberikan bekal oleh orang tuanya dalam menjalankan usaha

tentang bagaimana mengolah makanan dari resep-resep yang

telah diwariskan, ini menjadi keunggulan kompetitif dalam hal

sumber daya karena pada pesaing dimungkinkan kesuitan

mengakuisisi sumber daya tersebut.

4. Non-Substituble (N)

Non-subtituble berarti bahwa sumber daya tidak dapat

disubtitusikan oleh sumber daya alternative lannya. Disini, ada

beberapa karyawan yang sudah menajalin hubungan yang baik

dengan para pelanggan, misalkan aa dari pelanggan setia yang

datang dan karyawan itu tau apa yang diinginkan dari

pelanggan tersebut.

2. Market Based View (MBV)

Teori MBV menjelaskan bahwa perusahaan harus mampu

menganalisis pesaing, ancaman pendatang baru, kekuatan pemasok, 134

persaingan antar perusahaan dalam satu industry dan kekuatan pembeli

sebagai dasar menentukan keunggulan komeptitf (Porter:2004). Hasil

temuan dalam penelitian ini mendukung teori MBV sehingga teori tersebut

dapat digunakan untuk menjawab masalah penelitian ini. Fakta dilapangan

menunjukan adanya para pesaing serta pendatang baru dibidang rumah

makan, namun dengan mampu menganalisis pesaing yang ada. Dengan

terus memperbaiki fasilitas juga pelayanan dan menjalin hubungan yang

baik , bekerja secara professional dengan beberpa supplier pemasok bahan

baku agar ketersediaan bahan baku tercukupi, serta sudah adanya

pelangan-pelanggan yang loyal. Dengan hal itu warung pecel Bu Sumo ini

mampu bersaing dan mempertahankan eksistensinya.

3. Pemilihan Lokasi (Place)

Menurut Kotler (2009) place merupakan segala sesuatu yang

memungkinkan berbagai kegiatan bisnis untuk membuat produk agar

mudah diperoleh oleh pelanggan dan selalu tersedia bagi pelanggan.

Pemilihan lokasi diperlukan pada saat perusahaan mendirikan usaha baru,

melakukan ekspansi yang telah ada maupun memindahkan lokasi ke lokasi

lainnya. Pemilhan lokasi sangat penting karena berkaitan dengan besar

kecilnya kemampuan bersaing.

Menurut Tjiptono (2002) ada 5 dimensi utama dalam pemilihan

tempat/lokasi : 135

1. Akses misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau

sarana transportasi umum. Untuk akses menuju warung pecel

Bu Sumo tidak sulit karena berada di pinngir jalan.

2. Isibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan

jwlas dari jarak pandang normal. Dalam penelitian dilapangan

letak dari warung pecel Bu Sumo tepat di pinggir jalan raya

jadi mudah diketahui oleh orang-oranf yang lewat.

3. Lalu lintas (traffic), menyangkut dua pertimbangan utama :

a. Bayaknya orang yang lalu lalang bisa memberikan

peluang besar terhadap terjadinya buying, yaitu

keputusan pembelian yang sering terjadi spontan , tanpa

perencanaan, dana tau tanpa melalui usaha-usaha

khusus.

b. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa juga jadi

hambatan.

Kondisi area jalan di depan warung pecel Bu Sumo sangat rame karena memang jalan perkotaan di lewat orang-orang yang mau bekerja atau sekolah , meskipun rame namun tetap pada kondisi normal /lancar jadi jarang sekali mengalami kemacetan kecuali ada alsan tertentu seperti perbaikan jalan dan terjadi kecelakaan.

4. Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman, baik untuk

kendaraan roda dua atau roda empat. Untuk tempat parkirnya 136

warung pecel Bu Sumo cukup luas bisa menampung sekitar 10

lebih mobil.

5. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung poduk yang

ditawarkan. Warung pecel Bu Sumo masuk di area kota

Semarang. Tempat dimana menjadi tempat wisata atau tempat

ngumpul hal itu mendukung karena beberapa dari mereka yang

setelah berkunjung ke tempat itu kemudian mampir ke warung

pecel Bu Sumo yuntuk sekedar rehat, makan-makan bersama

keluarga.

4. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Philip Kotler mendefisinikan bauran pemaaran sebagai serangkaian

variabel pemasaran terkendali yang dipakai oleh perusahaan untuk

menghasilakn tanggapan yang dikendalikan perusahaan, dari pasar

saarannya. Bauran pemasaran terdiri atas segala hal yang bisa dilakukan

perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya, yang dikenal

dengan “empat P”, yaitu product, price, place, promotion.

Keempat variabel strategi tersebut sangat mempengaruhi pemasaran,

sehingga semuanya penting sebagai satu kesatuan strategi acuan atau

bauran untuk mencapai tujuan perusahaan dalam bidang pemasaran,

pedoman yang mampu diandalkan pemimpin perusahaan itu penting, oleh

karena itu strategi pemasaran (Marketing Mix) yaitu yang menggunakan

unsur variabel keempat tersebut sangat diperlukan dalam kegiatan 137

pemasaran. Adapun pemaparan empat unsur Strategy Marketing Mix

adalah sebagai berikut:

1. Product (produk)

Produk merupakan elemen penting dalam sebuah progam pemasaran.

Strategi produk dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainya.

Pembelian sebuah produk bukan hanya sekedar untuk memiliki

produk tersebut, tetapi juga memenuhi kebutuhan dan keinginan

konsumen.

Dalam konteks produk, warung pecel Bu Sumo dalam strateginya

tetap eksis ditengah pesaingan yang ada dengan mempertahankan

kualitas makanannya sehingga para pelanggan tetap datang lagi dan

lagi.

2.Price (Harga)

Philip Kotler berpendapat bahwa harga merupakan satu-satunya unsur

bauran pemasarab yang menghasilakn pendapatan, unsur lainnya

menimbulkan biaya. Dalam hal ini warung pecel Bu Sumo

menerapkan harga yang terjangkau oleh semua kalangan pas dengan

apa yang disajikan pelanggan.

3.Place (Tempat) 138

Merupakan segala sesuatu yang memungkinkan berbagai kegiatan

bisnis untuk membuat produk agar mudah diperoleh oleh pelanggan

dan selalu tersedia bagi pelanggan. Dalam hal ini tempat atau lokasi

warung pecel Bu Sumo cukup besar, sangat strategis, tepat di pinggir

jalan perkotaan semarang sehingga mudah dijangkau oleh pelanggan.

4.Promotion (Promosi)

Promosi merupakan salah satu jenis komunikasi yang sering

dilakukan oleh pemasaran. Sebagai salah satu elemen bauran promosi.

Promosi penjualan merupakan unsur penting dalam kegiatan promosi

produk. Dalam hal ini warung pecel Bu Sumo tidak pernah melakukan

promosi dalam usahanya, semua kegiatan itu adalah inisiatif sendiri

dari beberapa pelanggannyayang mempromosikan arung pecel Bu

Sumo seperti memposting ke sosial media dan melalui word of mouth.

5. Kepuasan pelanggan (Customer satisfaction)

Menurut Kotler (2002) kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepi atau kesannya terhadap kinerja berada dibawah harapan , pelanggan tidak puas. Tetapi, jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas dan senang. Kepuasan ini tentu akan dapat dirasakan setelah pelanggan yang bersangkutan mengkonsumsi produk tesebut. 139

Pelanggan merasa puas bila harapanya terpenuhi atau akan sangat puas bila harapan pelanggan terlampaui. Menurut Irawan (2004:37), ada lima dimensi utama kepuasan pelanggan, yaitu:

a. Price (Harga)

Untuk pelanggan yang sensitive, biasanya harga murah adalah sumber

kpuasan yang penting karena mereka akan mendapatkan value for

money yang tinggi. Komponen harga ini relative tidak penting bagi

mereka yang tidak sensitive tehadap harga.

b. Service Quality (kualitas layanan)

Service quality sangat tergantung dari tiga hal yaitu sistem,teknologi,

dan manusia, kepuasan pelanggan tehadap kualitas pelayanan biasanya

sulit ditiru karena pembentukan attitude dan behaviour yang seiring

dengan keinginan persahaan bukanlah pekerjaan mudah. Pembenahan

harus dilakukan mulai dari proses, rekruitmen, training dan budaya

kerja.

c. Product Quality (kualitas produk)

Pelaggan merasa puas setelah membeli dan menggunakan produk

tersebut apabila kualitas produk baik.

d. Emotional Factor 140

Emotional Factor ditunjukan oleh konsumen atas kepuasan yang

diperoleh mereka dlam menggunakan suatu produk/ jasa yang

menimbulkan rasa bangga dan percaya diri.

e. Efficiency (Kemudahan)

Kemudahan dalam memperoleh produk atau jasa tersebut dan

kemudahan dalam pembayaran dapat membuat pelanggan akan

semakin puas bila relative mudah, dan efisien dalam mendapatkan

suatu produk atau layanan.

Dalam penelitian ini kepuasan pelanggan terjadi karena sudah terpenuhinya kelima dimensi trsebut yang pertama tentang harga yang terjangkau pas dengan apa yang didapatkan para pelangan. Yang kedua tentang kualitas pelayanan yang baik, cepat, tanggap, berperilaku ramah dalam melayani serta selalu menjaga kebersihan tempat. Yang ketiga mengenai kualitas makanan yang disajikan enak dan tidak berubah-ubah selalu konsisten dalam menjaga cita rasa dari makanan tersebut. Yang keempat adalah faktor emosional, pelanggan merasa puas dengan apa yang merka dapatkan, hal itulah yang membuat pelanggan menjadi loyal dan melakukan pembelian ulang serta melakukan gethok tular yang positif yang membuat munculnya pelanggan-pelanggan baru, dan yang kelima tentang kemudahan lokasi yang strategis tepat di pinggiran perkotaan dan dekat dengan tempat wisata Semarang membuat mudah dijangkau pelanggan.

6. Harapan Pelanggan (Customer Expectattio) 141

Dalam konteks kualitas produk barang maupun jasa dan kepuasan pelanggan, harapan pelanggan (customer expectation) memainkan peran penting sebagai standar perbandingan dalam mengevaluasi kualitas maupun kepuasan.

Menurut Olsen dan Dover, harapan atau ekspektasi merupakan keyakinan pelanggan sebelum mencoba atau membeli suatu produk barang maupun jasa , yang dijadikan standar atau acuan dalam menilai kinerja produk tersebut. Namun setiap konsumen memiliki beberapa ekspektasi konsumsi yang berbeda. Selain itu, konsumen yang berbeda juga bisa menerapkan tipe ekspektasi yang berbeda untuk situasi yang berbeda pula (Tjiptono, 2008).

Hasil temuan dalam penelitian ini mendukung teori cutomer expectation sehingga teori tersebut dapat digabungkan untuk menjawab penelitian ini. Dalam temuan dilapangan warung pecel Bu Sumo sudah mempunyai pelanggan yang loyal, hal itu menunjukan bahwa harapan dari pelanggan tersebut terpenui dan bisa dibilang puas dan melakukan pembelian ulang serta melakukan gethok tular positif yang membuat munculnya pelanggan-pelanggan baru.

Faktor harapan pelanggan terbentuk dari hal-hal positif seperti pelangalaman yang dimiliki dikecewakan oleh pelayanan dan disajikan di warung ini sehingga mereka setiap ingin membeli lagi dan membuat mereka menjadi loyal.

7.Keunggulan Bersaing( Competitive Advantage)

Porter (1994) keunggulan bersaing menggambarkan cara perusahaan memilih dan mengimplementasikan strategi generik (Cost Leadership, 142

Differentiantin, dan focus) untuk mencapai dan mempertahankan keunggulan bersaing.

 Cost Leadership: sebagai produsen yang berbiaya rendah dalam

indusrtinya, fokus terhadap perilaku biaya terhadap konsumen, dan biaya

produk /jasa yang paling rendah diantara pesaing lainnya.

 Differentiation: berusaha menjadi sebuah perusahaan yang unik didalam

perindustriannya. Fokus terhadap permintaan konsumen dan produk atau

jasa yang dihasilkan unik, berbeda dengan produk /jasa yang dihasilkan

oleh para pesaing lainnya.

 Focus: perusahaan yang bersaing dalam cakupan persaingan yang sempit

dalam suatu industry , fokus terhadap satu lini produk/jasa dn produk/jasa

yang dihasilkan lebih unggul dibandingkan dengan pesaing lainnya,

karena dikhususkan (concern) pada satu lini produk/jasa.

Hasil temuan dilapangan, warung pecel Bu Sumo dalam keunggulan kompetitif atau bersaing menggunakan strategi fokus pada produk pecel yang menjadi menu andalan dan special pada warung makan ini meskipun menu yang lainnya juga ada.

Kemudian menurut porter (1998) dalam keunggulan bersaing menjelaskan bahwa value chain terbagi dalam dua jenis aktivitas dan di dalam aktivitas tersebut dibagi pada beberapa kategori yaitu sebagai berikut:

1. Aktivitas primer (primary activities) 143

 Inbound adalah kegiatan yang berhubungan dengan

menerima bahan baku atau material yang didapat. Warung

pecel Bu Sumo dalam mendapatkan bahan baku dari

supplier yang telah dipilih kualitasnya, serta dalam

pembuatan bumbu pecelnya yang sesuai resep terdahulu

sehingga mempunya cita rasa yang khas dan diinginkan

oleh para pelanggan.

 Outbound adalah kegiatan yang berhubungan dengan

mengubah input menjadi bentuk produk akhir. Warung

pecel Bu Sumo dalam mengolah bahan baku melaui proses

masak berdasarkan standar yang mereka tentuka kemudian

diolah dengan resep peninggalan yang mereka takar sesuai

takaran dan menjadi produk atau masakan yang berkualitas.

 Marketing and sales adalah kegiatan yang berhungan

dengan menyediakan sarana yang pembeli dapat membeli

produk dan mendorong mereka untuk melakukannya,

seperti iklan, promosi, sales force, pilihan channel ,

hubungan dengan channels,dan harga. Dalam hal ini

warung pecel Bu Sumo tidak pernah melakukan promosi

dalam usahanya. Semua kegiatan itu adalah inisitif sendiri

dari beberapa pelanggannya yang mempromosikan rumah

makan ini seperti memposting ke sosial media dan melalui

word of mouth. 144

 Service adalah kegiatan yang berhubungan dengan

menyediakan layanan untuk meningkatkan atau

mempertahankan nilai produk. Dalam memberikan

pelayanan warung pecel Bu Sumo selalu mengevaluasi

untuk terus memperbaiki pelayanannya dari menjaga

kebersihan tempat, menyikapi pelanggan yang datang,

kemudian menyapkan pesanan kepada pelanggan, sampai

pelanggan meningglkan tempat.

2. Aktivitas Sekunder (Support Activities)

 Pengembangan teknologi : perkebangan teknologi sendiri

dari berbagai kegiatan yang dapat dikelompokan menjadi

upaya untuk meningkatkan produk dan proses yang

digunakan perusahaan. Dalam hal I I warung pecel Bu

Sumo hanya manual dalam mengolah bahan bakunya,

meskipun begitu kualitas makanan yang disajikan konsisten

dalam hal rasa itu yang membuat pelanggan menjadi loyan

dan bertambah lagi.

 Manajemen sumber daya manusia : manajemen sumber

daya manusia terdiri dari kegiatan yang terlibat dalam

merekrut, menyewa, pelatihan, pengembangan dan

kompensasi dari semua jenis personil. Dalam konteks ini

warung pecel Bu Sumo memiliki SDM yang yang

berketrampilan baik dari yang ahli dalam bidang memasak 145

dan berketrampilan dalam melayani pelanggan, serta

warung pecel Bu Sumo selalu memberi kompensasi

terhadap karyawan yang layak mendapatkannya.

 Infrastruktur perusahaan : kegiatan dalam mengolah tempat

usaha mulai dari perencanaan, dan perbaikan. Dalam

menjalankan usahanya warung pecel Bu Sumo melakukan

perencanaan mulai dari mengkontrak tempat usaha

kemudian membangun tempat usaha, perluasan,dan

perbaikan fasilitas dari yang awalnya mengkontrak dan

tempat berpindah-pindah terus membangun warung yang

berukuran kecil dan sampai saat ini sampai bisa membuka

beberpa cabang di kota Semarang. Untuk manajemen uang

dikelola oleh anak perempuan dari Bu Tugiyah dsn Bu

Tugiyah sendiri.

Berdasarkan bebagai hal yang ada diatas membuat usaha warung

pecel Bu Sumo ini menjadi unggul dalam persaingan warung pecel sejenis

yang ada di Semarang.

Dari enam hal pokok yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam tersebut, dapat menjawab pertanyaan penelitian meliputi:

1. Faktor-faktor apa saja yang terkait dalam kebrhasilan usaha warung

pecel Bu Sumo dalam mempertahankan eksistensinya? 146

a. Kualitas makanan

Dalam menjalankan usaha, kualitas tidak hanya terdapat pada

barang atau jasa, tetapi juga termasuk dalam produk makanan.

Pelanggan yang datang ingin mencari makanan tentu ingin

membeli makanan yang berkualitas. Menurut Kotler dan

Armstrong (2012) kualitas produk adalah karakteristik dari produk

atau jasa yang pada kemampuanya menanggung janji atau sisipan

untuk memuaskan kebutuhan pelanggan. Di penelitian ini yang

dicari adalah kualitas produk makanan. Menurut Margareta dan

Edwin (2012), kualitas makanan meningkat, maka keputusan

pembelian akan meningkat juga. b. Keterjangkauan harga

Philip Kotler berpendapat bahwa, harga merupakan satu-satunya

unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, unsur

lainyya menimbulkan biaya. Dalam hal ini warung pecel Bu Sumo

menerapkan harga terjangkau oleh semua kalangan pas apa yang

disajikan oleh pelanggan. c. Ketersediaan bahan baku

Bahan baku menurut Baroto (2002) menyatakan bahwa bahan baku

adalah barang-barang yang terwujud seperti tembakau, kertas,

plastik, ataupun bahan-bahan lainnya yang diperoleh dari sumber-

sumber alam atau diberi dari pemasok, atau diolah sendiri oleh 147

perusahaan untuk digunakan perusahaan dalam proses produksinya

sendiri. Dalam proses usaha, ketersediaan bahan baku sangat

berpengaruh dalam kelangsungan usaha dengan cara melakukan

peningkatan manfaat sehingga akan terus menciptakan nilai

tambah dengan mendapatkan bahan baku yang lebih baik, yang

akhirnya akan menciptakan produk yang berkualitas tinggi dan

produk ini akan dicari oleh pelanggan, maka kelangsungan usaha

akan tercapai.

d. Loyalitas Pelanggan

Menurut Tjiptono (2000) adalah: loyalitas pelanggan sebagai

komitmen pelanggan terhadap suatu merk, took, pemasok

berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembeli

ulang yang konsisten. Menurut Amin Wijaja (2008) menyatakan

bahwa: Customer Loyalty adalah kelekatan pelanggan pada suatu

merk, took, pabrikan, pemberi jasa, atau entitas lain berdasarkan

sikap yang menguntungkan dan tanggapan yang baik seperti

pembelian ulang. Sedangkan Griffin(2005) menyatakan

pendapatnya tentang loyalitas pelanggan lebih banyak dikaitkan

dengan perilaku (Behavior) dari pada dengan sikap. Bila seseorang

merupakan pelanggan yang loyal, ia menunjukan perilaku

pembelian yang didefinisikan sebagai pembelian nonrandom yang 148

diungkapkan dari waktu ke waktu oleh beberapa unit pengambilan

keputusan.

2. Bagaimana usaha warung pecel Bu Sumo dalam menjalankan

kelangsungan usahanya?

a. Perbaikan Fasilitas

Dalam menjalankan usaha, memperbaiki tempat usaha juga penting

agar pelanggan merasa nyaman dengan fasilitas yang disedikan.

Hal itulah yang dilakukan warung pecel Bu Sumo. Sejak awal

dibangun berbagai perbaikan fasilitas telah dilakukan mulai dari

membangun tempat mes karyawan, memperbesar tempat,

memperluas lahan parkir sampai membuka cabang baru, hal ini

dilakukan agar pelanggan yang datang merasa puas dan nyaman.

b. Menentukan sasaran pasar

Menurut Kotler dan Armstrong (1997) menyatakan penetapan

pasar sasaran adalah melakukan evaluasi setiap segmen pasar dan

memutuskan yang mana dan berapa banyak yang akan dilayani.

Awal mulai warung pecel Bu Sumo berdiri, usaha warung makan

ini menargetkan sasaran pasar yaitu ke kalangan menengah

kebawah, namun selang waktu berlalu usaha target pasar

merambah ke kalangan bawah sampai atas atau semua kalangan.

c. Ketersediaan bahan baku 149

Bahan baku menurut Baroto (2002:52) menyatakan bahwa bahan

baku adalah barang-barang yang terwujud seperti tembakau, kertas,

plasti, ataupun bahan-bahan lainnya yang diperoleh dari sumber-

sumber alam atau diberi dari pemasok, atau diolah sendiri oleh

perusahaan untuk digunakan perusahaan dalam proses produksinya

sendiri. Dalam proses usaha, ketersediaan bahan baku sangat

berpengaruh dalam kelangsungan usaha dengan cara melakukan

peningkatan manfaat sehingga akan terus menciptakan nlai tambah

dengan mendapatkan bahan bku yang lebih baik, yang akhirnya

akan menciptakan produk yang berkualitas tinggi dan produk ini

akan dicari oleh pelanggan, maka kelangsungan usaha akan

tercapai. d. Menjaga kualitas makanan

Dalam menjalankan usaha, kualitas tidak hanya terdapat pada

barang atau jasa, tetapi juga termasuk dalam produk makanan.

Pelanggan yang datang ingin mencari makanan tentu ingin

membeli makanan yang berkualitas. Menurut Kotler dan

Armstrong (2012) kualitas produk adalah karakteristik dari produk

atau jasa yang pada kemampuanya menanggung janji atau sisipan

untuk memuaskan kebutuhan pelanggan. Di penelitian ini yang

dicari adalah kualitas produk makanan. Menurut Margareta dan

Edwin (2012), kualitas makanan meningkat, maka keputusan

pembelian akan meningkat juga. 150

e. SDM yang baik

Dalam menjalankan usaha, memiliki sumber daya manusia yang

baik sangat diperlukan . warung pecel Bu Sumo dalam usahanya

memiliki sumber daya manusia yang berktrampilan dan ahli di

bidangnya. Sebagian dari karyawan adalah anak dari pemilik usaha

tersebut juga menjadi kelebihan karena mempunyai pengalaman

dan pengetahuan yang diwarisi dari pemilik warung pecel Bu

Sumodan bisa mengelola warung pecel Bu Sumo sampai waktu

kedepan. f. Persaingan pasar

Dalam menjalankan usaha, keberadaan pesaing pasti ada para

pelaku usaha harus mampu menghadapi hal tersebut agar bisa

selalu eksis diantara persaingan yang ada. Adanya para pesaing

serta pendatang baru dibidang makanan, namun dengan

menganalisa persaingan yang ada, dengan terus memperbaiki

fasilitas juga pelayanan dan menjalin hubungan yang baik bekerja

sama secara professional dengan beberpa supplier pemasok bahan

baku agar ketersediaan bahan baku tercukupi, serta selalu manjaga

kualitas makanan. Hal inilah yang membuat warung pecel Bu

Sumo mampu bertahan dalam persaingan warung sejenis lainnya. e. Konsistensti produk 151

Pelaku usaha dibidang kuliner sangat banyak, dalam menjalankan

usaha kuliner atau makanan yang harus menjadi perhatian adalah

kualitasnya, rasa yang konsisten tidak berubah-ubah akan menjadi

daya Tarik bagi pelanggan. Seperti yang dikatakan beberapa

pelanggan melalui wawancara usaha warung pecel Bu Sumo selalu

menjaga konsistensi dalm menu-menu yang disajikan untuk para

pelanggan. Hal itu juga dikemukakan oleh sang pemilik kalau

kualitas makananya tetap di jaga. ada , soto sapi, mangut

dan menu andalannya yaitu pecel itu pengolahannya ada step-

stepnya tidak asal masak saja. Cara masak nasi juga itu ada

aturannya sendiri harus pas, pulen dan tidak lembek. f. Keungulan Bersaing

Menurut Kotler (2001), pengertian keunggulan bersaing adalah

keunggulan atas pesaing yang didapat dengan menyampaikan nilai

pelaanggan yang lebih besar, melalui harga yang lebih besar,

melalui harga yang lebih murah atau dengan mnyediakan lebih

banyak manfaat yang sesuai dengan penetapan harga yang lebih

tinggi. Sebuah usaha jika dilakukan dengan rencana yang baik dan

konsisten dalam usahanya maka usaha itu akan dapat bertahan

ditengah persaingan yang ada. Seperti warung pecel Bu Sumo telah

terbukti bertahan selama sekitar lima puluh tiga tahun , itu artinya

usaha warung pecel ini bisa unggul dalam bersaing. 152

3. Apa yang menjadi daya tarik pelanggan memilih warung pecel Bu

Sumo?

a. Keterjangkauan Harga

Keterjangkauan harga

Philip Kotler berpendapat bahwa, harga merupakan satu-satunya

unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, unsur

lainyya menimbulkan biaya. Dalam hal ini warung pecel Bu Sumo

menerapkan harga terjangkau oleh semua kalangan pas apa yang

disajikan oleh pelanggan.

b. Konsitensti produk

Pelaku usaha dibidang kuliner sangat banyak, dalam menjalankan

usaha kuliner atau makanan yang harus menjadi perhatian adalah

kualitasnya, rasa yang konsisten tidak berubah-ubah akan menjadi

daya Tarik bagi pelanggan. Seperti yang dikatakan beberapa

pelanggan melalui wawancara usaha warung pecel Bu Sumo selalu

menjaga konsistensi dalm menu-menu yang disajikan untuk para

pelanggan. Hal itu juga dikemukakan oleh sang pemilik kalau

kualitas makananya tetap di jaga. ada soto ayam, soto sapi, mangut

dan menu andalannya yaitu pecel itu pengolahannya ada step-

stepnya tidak asal masak saja. Cara masak nasi juga itu ada

aturannya sendiri harus pas, pulen dan tidak lembek.

c. Lokasi yang Strategis 153

Menurut Kotler (2008) “Salah satu kunci menuju sukses adalah

lokasi, lokasi dimulai dengan memilih komunitas”. Keputusan ini

sangat bergantung pada potensi pertumbuhan ekonomis dan

stabilitas, persaingan, iklim, politik, dan sebagainya. Dalam

penelitian dilapangan letak dari warung pecel Bu Sumo berada

tepat pada perkotan Semarang jadi mudah di akses dan diketahui

oleh orang-orang yang lewat. Warung pecel Bu Sumo juga deket

dengan tempat wisata di kota Semarang yaitu lawang sewu, tugu

muda, simpang lima,museum mandala bhakti dan juga dekat

dengan pemakaman yang terkenal di Semarang yaitu pemakaman

daerah bergota. Semua itu adalah tempat yang menjadi jantung

kota Semarang. Tempat dimana menjadi wisata maupun kumpul

hal itu mendukung karena beberapa dari mereka yang setelah

berkunjung ke tempat itu mampir ke warung pecel Bu Sumo untik

sekedar rehat dan memanjakan perut. Berdasarkan lokasi yang

strategis pada warung pecel Bu Sumo, hal itulah yang mampu

membuat usaha ini mempertahankan eksistensinya. d. Kualitas Pelayanan yang Baik

kualitas pelayanan usaha harus selalu menjadi perioritas yang

perlu diperhatikan. Kualitas pelayanan dapat digunakan sebagai

salah satu hal untuk mencapai keunggulan bersaingan dan

menentukan keberhasilan serta kualitas perusahaan. Dalam hal ini

warung pecel Bu Sumo selalu mengedepankan pelayanannya untuk

menjaga eksistensinya, pelayanan yang diberikan oleh warung 154

pecel Bu Sumo yakni Pelayanan yang ramah tamah, cepat, baik dan sopan sebagai salah satu bukti untuk menjaga kepercayaan konsumen memilih warung pecel Bu Sumo BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil wawancara dengan Informan, para Informan mengungkapkan bahwa yang membuat keberhasilan usaha warung pecel Bu

Sumo dalam mempertahankan eksistensinya adalah sebagai berikut:

1. Memulai usaha dari berjualan keliling di pasar hingga membuka warung

kecil-kecilan di dekat trotoar hingga kini mengembangkan lokasi/tempat

dengan memperluas tempat serta melakukan perbaikan fasilitas untuk

karyawan dan pelanggan, juga menambah cabang baru. Bermula dari pasar

sasaran menengah kebawah sampai sekarang menjadi menyebar kesemua

kalangan dengan komunikasi pemasaran dari mulu ke mulut, gethok tular

dan dari beberapa sosial media.

2. Dalam menjalankan usahanya, warung pecel ini dibantu oleh 9 karyawan

yang bersal dari beberapa daerah seperti : Kedung Jati,Kebumen,

Ambarawa, dan Semarang. Karyawan tersebut termasuk keluarga sendiri,

ditambah dari luar karyawan yang berketrampilan dalam memasak dan

dalam melayani pelanggan dengan jujur dan tulus dalam bekerja. Bagi

karyawan yang berasal dari luar kota diberi MES untuk istirahat karyawan.

3. Sejak dari tahun 1965 usaha warung pecel ini juga mengalami beberapa

Kendala seperti: lahan parkir yang kurang luas, tempat makan yang masih

sempit serta sering keluar masuknya karyawan, semua itu sudah dialami

warung pecel Bu Sumo dalam menajalankan usahanya. Juga semakin

155 156

banyak pesaing yang bermunculan di bidang warung pecel ini sangat ketat.

Namun, dengan menjaga cita rasa, dengan porsi yang pas, dan berlokasi

strategis serta dengan terus memperbaiki fasilitas yang masih kurang dan

selalu melakukan evaluasi pekerjaan, selain itu juga sudah banyaknya

pelanggan yang loyal dan citra baik dari pelanggan terhadap warung pecel

Bu Sumo ini. Hal itulah yang membuat warung pecel Bu Sumo mampu

bertahan sampai saat ini.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka saran yang akan diberikan dalam penelitian ini yaitu :

1. Agar warung pecel Bu Sumo dapat terus mempertahankan kualitas

makanannya seta menjelaskan kepada konsumen bahwa bahan-bahan

yang digunakan sebgai bahan makanan asli dan alami sehingga semisal

bahan baku naik warung pecel Bu Sumo harus tetap menjaga kualitas

makanannya agar pelanggan merasa puas dan merasa uang yang

dikeluarkan sesuai apa yang mereka peroleh ketika membeli makanan

di warung pecel Bu Sumo.

2. Warung pecel Bu Sumo harus bersedia membangun hubungan dengan

pelanggan tidak hanya sekedar komunikasi antara pembeli dan penjual

saja namun, juga komunikasi berupa masukan atau saran untuk

peningkatan kepuasan pelanggan dan perbaikan kelangsungan usaha

warung pecel Bu Sumo

5.3 Keterbatasan Penelitian 157

Keterbatasan yang peneliti temui selama penelitian berlangsung adalah kendala waktu. Mengatur pertemuan antara peneliti dengan informan kunci yaitu pemilik warung pecel Bu Sumo.

5.4 Agenda Penelitian yang Akan Datang

Pada penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah keberhasilan warung pecel Bu Sumo dalam mempertahkankan eksistensinya. Maka pada penelitian berikutnya yang ingin menjadikan warung pecel Bu Sumo sebagai

Objek penelitian, disarankan untuk meneliti tentang Strategi mempertahankan eksistensi warung pecel Bu Sumo dalam menghadapi masuknya rumah makan modern di kota Semarang

Dengan kendala keterbatasan waktu antara peneliti dengan Informan kunci, maka diharap peneliti selanjutnya melakukan komunikasi terlebih dahulu mengenai pengaturan waktu wawancara sehingga peneliti dapat memperoleh hasil wawancara yang lebih akurat dan mendalam. DARTAR PUSTAKA

Tjiptono, Fandy. 2015 . strategi pemasaran edisi 4. :Andi

Prastowo, Andi, 2011. Metode penelitian kualitatif dalam perspektif Rancangan

Penelitian,Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Barney, J.B. (1991). Firm resource and suistaned competitive advantage. Journal of management ,17. 99-120.

Corner. K. R. (1991) . A historical comparison of resource-based theory anf five school of thought within industrial organization economics: do we have a new theory of the firm? Journal of management, 17 : 121-154.

Fakultas Ekonomi universitas Semarang 2018. Pedoman penyusunan skripsi dan pelaksanaan ujian akhir progam sarjana strata 1( S1). Fakultas Ekonomi

Universitas Semarang.

Zikri, Afzalul (2018). Eksistensi rumah makan Tradisional terhadap masuknya rumah makan modern di kota band aceh tahun (1980-2016).

Grant. R. M. (1991). The resource-based theory of competitive advantage :

Implicant for strategy formulation . California management Review. Spring : 114-

135.

Soewondo, Tommi (2015) Strategi Pengembangan usaha makanan dan minuman pada Rumah makan nasi bebek pak Janggut di Surabaya.

Sugiono, 2017. Metode penelitian kualitatif, Bandung: CV .Alfabeta. Kotler, Philip and keller, kevin, (2009). Management pemasara. Edisi tiga belas jilid 1. Jakarta: PT. Erlangga.

Ihalauw, john, 2016. Dari realitas bisnis ke theory mini. Salatiga: Tisara grafika.

Yildiz,Emel .2017. “Effect of service quality on cutomer satisfaction , trust, customer loyalty and word of mouth : an application on cargo companies in gumushane”. Vol. 6. No.12. Desember,2017

Sugiyono,2015. Metode penelitian pendidikan (pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan R&B). Bandung: CV,Alfabeta.

Lexy, Meleong, (2006). Metode kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Porter, Michael, 2010. Competitive Advantage Strategy: what is Strategy?

Bandung : CV.Alfabeta.

Lexy, Meleong, 2000: Metode penelitian kualitatif. Bandung: PT.Remaja Rosda karya.

Putri, hadiani , Kartika, et al, (2015) Analisis Customer-Based Brand Equity

Restoran Cepat Saji Kentucky Fried Chicken Di Indonesia.

Andi, Utomo, (2018) “ keberhasilan usaha”: Keesksistensian Rumah Makan

Cipto Roso (sop balungan) di tengah persaingan rumah makan sejenis di daerah

Demak. LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran A : Foto suasana warung pecel Bu Sumo pada pagi hari

(Tampak Luar)

(Tampak Dalam) Lampiran B : Foto bersama Para Informan

Foto setelah wawancara dengan pemilik

Foto bersama karyawan sekaligus anak dari pemilik Lampiran C Foto menu andalan warung pecel Bu Sumo Suasana parkir warung pecel Bu Sumo YAYASAN ALUMNI UNIVERSITAS DIPONEGORO TAKU1TAS EKOilOMI UilIVERSITAS SEIIJIARAI{G Jl. Soekarno Hatta, Tlogosari - Semarang Telp. (024) 6702757 psw. 126 Fax. (024) 6702272

I{AßTU KONSUUTASI SITKIPSI

lt lsu-4 Nama Mahasiswa : Sar.a ta' Ut41 Nomer Induk ß- tzt.

Jurusan f\Aan2fern'n lW6 Pembimbing fi¿luriah Onìvlc¡¡a11,6E '

Judul Skripsi Bahasa Indonesia: knP ber harit aq Uuorv rL1 c, I ß l) ,1u-, ¿ þx ?JY:,J. .J c/* to,n rn¿rn .-to h oofon ekn'r{cn¡r'n a

Judul Skripsi Bahasa Inggris : o Lcctl- lh. ce I fãu tvrno [t-a tt ln hainta; n ¡ llr ¿¡i¡[c nce -

sMT GËNAP 2018/2û19 Semester Awal Bimbingan : Semester Awal Bimbingan :

No. Tanggal Uraían Konsultasi Paraf Pemb.

I 2 J 4

I hvj Ø 70/ 11 ,q A /q (2wtsrWb 7lz 23 /t1 3 /a Rarryi bb L Ø 2s/t9 T /È Bevçi UD\-3 ,ç 5 RAvg ¡ ol ¡¡J aw 'il" pt* ^rtØrTz /,,'t 6 'u/' Revrr kb q I Arr+ Ab ç WøP v L)/ ?J) g v l2 f?et rsi Bab L - ft' 6/ea ,fu B /z Aæ- fùg.crd¡sr v

Catatan: Tiap akhir semester harus diketahui oleh Dosen \Mali dan Ketua/Sekretaris Jurusan yang bersangkutan

Semarang, I)osen Pembimbing

a

( Nutiq Unìvennrrl,çE Mlc )