MISPERSEPSI DALAM SENGKETA LAUT TIONGKOK SELATAN DAN PELUANG DIPLOMASI PERTAHANAN MISPERCEPTION IN SOUTH CHINA SEA DISPUTE AND OPPORTUNITY FOR INDONESIAN DEFENSE DIPLOMACY

Yoedhi Swastanto1, Rodon Pedrason2, Yandry Kurniawan3, Muhammad Arif4 Universitas Pertahanan ([email protected])

Abstrak--Penelitian ini bertujuan untuk memahami persepsi dan mispersepsi antarnegara pengaku kedaulatan di Laut Tiongkok Selatan, serta melihat peluang diplomasi pertahanan Indonesia. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, penelitian ini memiliki dua bagian analisis utama. Bagian pertama berisikan analisis mengenai persepsi dan mispersepsi negara- negara yang memiliki klaim kedaulatan di wilayah maritime yang berpotensi bereskalasi menjadi konflik kekerasan. Untuk bagian pertama ini peneliti akan menggunakan pendekatan persepsi dan mispersepsi dalam politik internasional. Bagian kedua berisikan analisis mengenai peluang diplomasi pertahanan Indonesia untuk meredam mispersepsi antarnegara dan meningkatkan sikap saling percaya untuk mencegah eskalasi konflik di wilayah maritim ini. Untuk bagian kedua ini peneliti akan menggunakan pendekatan diplomasi pertahanan. Secara akademik dan empirik, Penelitian ini akan berkontribusi memberikan alternative pemahaman dan masukan kebijakan terkait sengketa di Laut Tiongkok Selatan melalui analisis yang memiliki sandaran teoritik yang jelas (theory-informed analysis). Kata Kunci: Laut Tiongkok Selatan, persepsi, mispersepsi, diplomasi pertahanan

Abstract--This study aims to understand the perception and misperception of the claimant states in the South China Sea disputes and examine the opportunities for Indonesia's defense diplomacy. Using qualitative method, this study proceeds with two main parts. The first part analyzes the prospect of conflict escalation caused by the perception and misperception among the claimant states in the South China Sea disputes. The authors employ perception and misperception approach in International Relations in the analysis. The second part of the study examines the opportunities for Indonesia's defense diplomacy in reducing the misperception, mitigating the confict escalation as well as increasing mutual trust and confidence among the conflicting parties. In this second part, the authors make use of "defense diplomacy" as the conceptual tool. This study is academically and empirically significant as it contributes by giving alternative understanding on the South China Sea disputes as well as research-based and theory- informed policy recommendation. Keywords: South China Sea, perception and misperception, defense diplomacy

1 Major General (Army) Dr. Yoedhi Swastanto, M.B.A is Rector and lecturer in Defense Diplomacy Postgraduate Study Programme, Indonesia Defense University. 2 Dr. rer.pol. Rodon Pedrason, M.A. is lecturer in Defense Management Postgraduate Study Programme, Indonesia Defense University. 3 Dr. phil. Yandry Kurniawan K., M.Si. M.S.S. is lecturer in Indonesia Defense University. 4 Muhamamd Arif, M.Sc. is a lecturer in Indonesia Defense University.

Mispersepsi dalam Sengketa LCS dan Peluang Diplomasi … | Yoedhi Swastanto | 19 Latar Belakang: Diplomasi Pertahanan pengelolaan dan penyelesaian potensi Indonesia konflik di Laut Tiongkok Selatan secara Sebagaimana disinggung di bagian damai. sebelumnya, pendekatan diplomasi Memasuki abad ke-21, unsur-unsur selama ini menjadi fokus utama pertahanan mulai memperkuat pemerintah Indonesia dalam menangani pendekatan diplomatik Indonesia di isu isu Laut Tiongkok Selatan. Sejumlah Laut Tiongkok Selatan. Hal ini aktivitas diplomatik, baik bilateral dimungkinkan dengan konsolidasi maupun multilateral, telah dijalankan demokrasi dan reformasi sector pemerintah Indonesia terutama sejak keamanan yang mulai menampakkan dekade 1990-an. Pada dekade 1990-an, hasilnya pada dekade 2000-an5. misalnya, Indonesia menginisiasi Perubahan doktrin telah memungkinkan Workshop Process on Manging Potential TNI dan komunitas pertahanan untuk Conflicts in the South China Sea. lebih melihat ke luar (outward-looking) Meskipun tidak dimaksudkan dengan lebih memerhatikan dinamika untuk menyelesaikan sengketa wilayah geopolitik yang terjadi di kawasan. itu sendiri, inisiatif diplomatik ini telah Selain itu, kondisi perekonomian yang berhasil mempromosikan dialog diantara mulai membaik pada pertengahan 2000- pihak-pihak yang berkepentingan dan an juga memungkinkan peningkatan memulai proses pembangunan rasa anggaran secara konsisten untuk saling percaya. Keberhasilan aktivitas penguatan kekuatan dan kemampuan diplomatik di era 1990-an ini dapat dilihat TNI. Kekuatan pertahanan maritim yang hasilnya pada penandatanganan lebih mumpuni berfungsi menopang Deklarasi Perilaku (Declaration on the Conduct of

Parties in the South China Sea) pada tahun 5 Mengenai Reformasi Sektor Keamanan Indonesia lihat diantaranya Tim ProPatria, 2002 yang kemudian menjadi dokumen Reformasi Sektor Keamanan Indonesia (: ProPatria, 2004); Ali A. Wibisono, Broto referensi utama terkait pengelolaan Wardoyo, and Yandry Kurniawan, Satu Dekade potensi konflik di Laut Tiongkok Selatan. Reformasi Militer (Jakarta: PACIVIS-UI, 2008); Jurgen Ruland and Maria-Gabriela Manea, “The Singkatnya, pendekatan diplomatik yang Politics of Military Reform in Indonesia and Nigeria,” in The Politics of Military Reform: diambil Indonesia pada era 1990-an telah Experiences from Indonesia and Nigeria, ed. Jurgen Ruland, Maria-Gabriela Manea, and Hans berhasil meletakkan fondasi upaya- upaya Born (New York: Springer, 2013), 3–25.

20 | Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan | Desember 2017 | Volume 3 Nomor 3 aktivitas-aktivitas diplomatik Indonesia di Tiga, ASEAN Plus Enam dan ASEAN isu Laut Tiongkok Selatan. Regional Forum (ARF)7. Diplomasi Perkembangan wacana diplomasi pertahanan akhirnya mendapat perhatian pertahanan di lingkungan komunitas yang cukup besar dalam Buku Putih pertahanan dapat dilihat, salah satunya, Pertahanan Indonesia yang dirilis tahun melalui buku putih pertahanan yang dirilis 2015. Dalam buku putih ini, diplomasi oleh Kementerian Pertahanan. Buku pertahanan ditempatkan dalam Putih Pertahanan 2003 yang diberi judul kerangka pembinaan kemampuan Mempertahankan Tanah Air Memasuki pertahanan militer sebagai salah satu Abad 21, yang merupakan buku putih tugas Kementerian Pertahanan. pertama pasca Reformasi, belum Disinggung juga perihal diplomasi menyebut istilah ―diplomasi pertahanan. pertahanan sebagai upaya Indonesia ―Kekuatan diplomasi dan―kekuatan untuk meredam konflik internasional ekonomi masih ditempatkan bersama dengan memperbesar persamaan dan dengan ―pertahanan negara sebagai memperkecil perbedaan diantara pihak upaya mewujudkan keamanan nasional6. yang terlibat dalam konflik8. Selain itu, Berselang lima tahun, Kementerian diplomasi pertahanan juga dikedepankan Pertahanan kembali merilis buku putih. melalui optimalisasi fungsi Atase Dalam penekanannya mengenai strategi Pertahanan pada Perwakilan Republik pertahanan defensif aktif, Buku Putih Indonesia di Luar Negeri serta kerjasama Pertahanan Indonesia 2008 menyebutkan multilateral dan bilateral di bidang bahwa diplomasi adalah garis pertahanan9. terdepan/menyinggung perihal Setidaknya secara teoritis, pentingnya mengembangkan diplomasi diplomasi pertahanan yang dilakukan pertahanan dengan mengedepankan oleh Indonesia bertujuan untuk bentuk kerjasama yang bersifat jangka meminimalisir dampak dari mispersepsi panjang dengan negara-negara anggota diantara negara-negara yang

ASEAN dan negara mitra melalui forum- 7 forum multilateral seperti ASEAN Plus Lihat Buku Putih Pertahanan Indonesia 2008 (Jakarta : Departemen Pertahanan Republik Indonesia, 2008). 8 6 Lihat Buku Putih: Mempertahankan Tanah Air Buku Putih Pertahanan Indonesia (Jakarta: Kemente Memasuki Abad 21 (Jakarta: Departemen rian Pertahanan Republik Indonesia, 2015), 32. Pertahanan Republik Indonesia, 2003). 9 Ibid., 40.

Mispersepsi dalam Sengketa LCS dan Peluang Diplomasi … | Yoedhi Swastanto | 21 berkepentingan di Laut Tiongkok Selatan. mencoba untuk memperkecil peluang Sebagaimana dibahas di bagian meningkatnya ketegangan di Laut sebelumnya, mispersepsi dapat Tiongkok Selatan dengan meningkatkan mengakibatkan ketegangan atau bahkan rasa saling percaya (confidence- building konflik bersenjata antar negara ketika measures) dan transparansi terkait negara-negara tersebut saling menaksir intensi dan kapabilitas diantara negara- terlalu tinggi ancaman yang dihadirkan negara yang berkepentingan. satu sama lain. Ketiadaan informasi yang Peningkatan intensitas dan kualitas akurat terkait intensi membuat negara interaksi antara negara-negara yang cenderung melekatkan ―intensi pada bersengketa, setidaknya secara teoritis, ―kapabilitas. Dengan kata lain, ketika dapat meminimalisir peluang terjadinya suatu negara melihat negara lain konflik akibat mispersepsi. Hal ini melakukan peningkatan kekuatan militer, terutama penting mengingat pihak-pihak meskipun sebenarnya untuk keperluan tertentu yang terlibat dalam sengketa defensif, hal tersebut biasanya dikaitkan Laut Tiongkok Selatan, khususnya dengan intensi bermusuhan (hostility) Tiongkok, selama ini diragukan dan revisionis. Sebagai respon, negara intensinya. pertama akan ikut meningkatkan Setidaknya sejak tahun 2003, kekuatan militernya sendiri. Akan tetapi, pemerintah Tiongkok telah berupaya di banyak kasus negara-negara seringkali mempromosikan narasi ―kebangkitan gagal memahami bahwa peningkatan Tiongkok secara damai (China’s peaceful kekuatan militernya juga dapat dilihat rise theory) untuk menggantikan teori sebagai sinyal bermusuhan dari negara ―ancaman Tiongkok (China’s threat lain. Dengan kata lain, negara cenderung theory) yang sebelumnya mendominasi menganggap bahwa peningkatan pemikiran di kalangan pengambil kekuatan militernya sebagai sesuatu yang kebijakan negara-negara di kawasan10. dapat dibenarkan sambal melihat bahwa Pada tahun 2011, pemerintah Tiongkok peningkatan kekuatan militer yang merilis satu dokumen yang khusus dilakukan oleh negara lain sebagai bentuk ancaman. 10 Jian Yang, “The Rise of China: Chinese Perspectives,” in The Rise of China and Dengan kata lain, melalui International Security: America and Asia Respond, ed. Kevin J. Cooney and Yoichiro Sato diplomasi pertahanan, Indonesia (New York: Routledge, 2009), 20.

22 | Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan | Desember 2017 | Volume 3 Nomor 3 membahas mengenai pembangunan Selatan secara damai melalui proses Tiongkok secara damai11. Disebutkan di negosiasi dan konsultasi; mencapai dalam dokumen tersebut, antara lain, kesepakatan terkait aturan dan bagaimana pengalaman sejarah membuat mekanisme pengelolaan sengket, dan; Tiongko sangat menghargai perdamaian menjaga perdamaian dan stabilitas serta dan kebutuhan akan pembangunan. kebebasan perlayaran dan penerbangan Tujuan akhir dari diplomasi global di Laut Tiongkok Selatan13. Tiongkok, Tiongkok adalah menciptakan lingkungan dengan kata lain, percaya penguatan internasional yang stabil dan damai kapasitas pertahanan yang dilakukannya sehingga kondusif untuk melanjutkan adalah tindakan yang alamiah dan pembangunan. Seirama dengan itu, seharusnya dapat dimengerti oleh dokumen China’s Military Strategy yang negara-negara lain. dirilis tahun 2015 menekankan bahwa Sejumlah kebijakan yang diambil Tiongkok akan terus melanjutkan oleh pemerintah Tiongkok, namun pembangunan secara damai, demikian, membuat negara-negara di menjalankan kebijakan luar negeri yang kawasan meragukan komitmen yang independen untuk mewujudkan dimuat di dalam pernyataan-pernyataan perdamaian, menerapkan kebijakan resminya. Selain anggaran pertahanan pertahanan yang defensif, melawan yang terus meningkat dan pengadaan hegemonisme dan politik kekuatan senjata-senjata ofensif seperti kapal (power politics) dalam bentuk apapun induk, kapal selam dan pesawat tempur serta tidak akan pernah mencoba generasi teranyar, Tiongkok juga terus mewujudkan hegemoni dan ekspansi memperluas proyeksi kekuatannya. Sejak wilayah12. Terakhir, dalam dokumen akhir 2013, Tiongkok telah secara intensif China’s Policies on Asia-Pacific Security melakukan reklamasi di fitur-fitur yang Cooperation pemerintah Tiongkok didakunya di Kepulauan Spratly. Tiongkok menekankan komitmennya untuk meyakinkan negara-negara di kawasan menyelesaikan sengketa di Laut Tiongkok bahwa proyek reklamasi di Kepulauan

11 Lihat “China’s Peaceful Development” (Beijing: The State Council Information Office of the 13Lihat The State Council of the People’s Republic of People’s Republic of China, 2011). China, “Full Text: China’s Policies on Asia- 12“China’s Military Strategy” (Beijing: The State Cou Pacific Security Cooperation,” 2017,http://english. ncil Information Office of the People’s gov.cn/archive/white_paper/2017/01/11/content_28 Republic of China, 2015). 1475539078636.htm.

Mispersepsi dalam Sengketa LCS dan Peluang Diplomasi … | Yoedhi Swastanto | 23 Spratly sepenuhnya dimaksudkan untuk rencana pewujudan Kekuatan Pokok tujuan-tujuan damai seperti operasi SAR, Minimum (Minimum Essential Force/MEF) mitigasi bencana, penelitian maritim, yang sudah berjalan sejak 2005. Tujuan observasi meterologi dan tidak akan akhir dari program ini adalah membangun mengganggu kelancaran dan keamanan postur pertahanan yang terdiri dari navigasi14. Dalam perkembangannya, standby force, striking force dan peace- proyek reklamasi di Kepulauan Spratly keeping operation yang memiliki daya menimbulkan kekhawatiran di negara- tangkal (deterrence effect) yang tinggi negara lain di kawasan. Di atas pulau- pada tahun 2024. MEF yang terdiri dari pulau buatan ini Tiongkok menggelar tiga tahap kini telah memasuki tahap sejumlah aset pertahanan seperti radar, kedua (2015-2019) dengan sejumlah sistem pertahanan udara, landasan penyelarasan seperti penekanan pada pesawat dan pusat dukungan logistik. aspek maritime sesuai dengan Instalasi militer ini diyakini dapat agenda pemerintahan Jokowi untuk meningkatkan secara signifikan mewujudkan Indonesia sebagai Poros kemampuan militer Tiongkok untuk Maritim Dunia. Dalam kajiannya memperluas area operasinya di Laut mengenai diplomasi pertahanan Tiongkok Selatan dan sekitarnya15. Indonesia, Gindarsah (2015) merekam Penguatan postur pertahanan, rencana pewujudan MEF dalam tiga sebagaimana disinggung diatas, tahap sejalan dengan perkembangan memungkinkan pendekatan diplomatik regionalisasi di ASEAN dalam rangka yang diambil pemerintah Indonesia untuk menciptakan Komunitas Politik dan menjamin perdamaian dan stabilitas Keamanan ASEAN16. regional didukung oleh kekuatan Pembangunan kekuatan pertahanan yang semakin kuat. Dalam hal pertahanan maritim itu sendiri juga ini pemerintahan Joko Widodo diuntungkan melalui upaya diplomasi berkomitmen untuk melanjutkan pertahanan yang efektif. Selain untuk

meningkatkan rasa saling percaya dan 14 “Foreign Ministry Spokesperson Hua Chunying’s R mencegah pecahnya konflik bersenjata di egular Press Conference on April 9, 2015,” Ministry of Foreign Affairs of the People’s Republic of China, 2015. 16Iis Gindarsah, Indonesia’s Defence Diplomacy: Harn 15Ben Dolven et al., Chinese Land Reclamation in the essing the Hedging Strategy Against South China Sea: Implications and Policy Regional Uncertainties, RSIS Working Paper, vol. 29 Options, CRS Report, 2015. 3, RSIS Working Paper (, 2015), 7.

24 | Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan | Desember 2017 | Volume 3 Nomor 3 kawasan, melalui diplomasi pertahanan latihan bersama, operasi militer yang mulai gencar dilakukan sejak terkoordinasi dan pengadaan serta periode 2000-an, Indonesia juga pengembangan bersama sistem senjata19. berupaya memperkuat kapabilitas Dalam periode 2009-2013, misalnya, pertahanannya melalui sejumlah Indonesia menjalin kerjasama yang cukup kerjasama pertahanan serta erat dengan dua negara pendaku di Laut pengembangan industri pertahanan17. Tiongkok Selatan yakni Tiongkok dan . Bilateral Dengan Malaysia, Indonesia telah Dalam dua dekade terakhir Indonesia menjalin kerjasama pertahanan sejak semakin aktif dalam membangun waktu yang cukup lama. Kedua negara kedekatan melalui diplomasi pertahanan menandatangani perjanjian keamanan di dalam kerangka kerjasama bilateral wilayah perbatasan tahun 1972. dengan negara-negara pendaku di Laut Kepentingan bersama untuk Tiongkok Selatan. Sebagaimana disebut mengamankan wilayah perbatasan di dalam Buku Putih Pertahanan 2015 antara kedua negara menjadi salah satu yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan, alasan utama intensitas kerjasama kerjasama bilateral di bidang pertahanan pertahanan antara Indonesia dan dimaksudkan sebagai upaya merealisasi Malaysia. Tercatat kedua negara diplomasi pertahanan, yang menyelenggarakan sejumlah latihan dan penyelenggaraannya lebih dikembangkan operasi terkoordinasi di wilayah untuk membangun saling percaya (trust- perbatasan. Bersama dengan Singapura, building) dan mencari solusi damai bagi Indonesia dan Malaysia penanganan isu-isu keamanan yang menyelenggarakan patroli terkoordinasi menjadi perhatian18. Pewujudan rasa di Selat Malaka dalam kerangka saling percaya ini berusaha dicapai Straits Sea Patrol (MSSP) sejak 2004. dengan sejumlah program seperti Untuk memperdalam pertukaran kunjungan dan pertukaran personil, informasi dan intelijen, ketiga negara sepakat untuk memperluas kerjasama

17Lihat Idil Syawfi, “Aktifitas Diplomasi Pertahanan I ndonesia Dalam Pemenuhan Tujuan-Tujuan Pertahanan Negara: 2003- 19Gindarsah, Indonesia’s Defence Diplomacy: Harnessi 2008” (Universitas Indonesia, 2009). ng the Hedging Strategy Against Regional 18 Buku Putih Pertahanan Indonesia, 72. Uncertainties, 293:16.

Mispersepsi dalam Sengketa LCS dan Peluang Diplomasi … | Yoedhi Swastanto | 25 dengan meluncurkan patroli udara yang berfokus pada penguatan kapasitas terkoordinasi yang diberi sandi Eyes in operasi kemanusiaan. the Sky pada tahun 2005 dan Intelligence Langkah-langkah diplomasi Exchange Group (IEG) pada 2006. Pada pertahanan Indonesia dengan bulan Juni 2017, menyusul sejumlah Malaysia, khususnya untuk pengamanan insiden perompakan dan penyanderaan, wilayah perbatasan maritim diantar Indonesia dan Malaysia, bersama dengan kedua negara, selain memperkuat Filipina, meluncurkan program patroli kapasitas operasional pengamanan maritim terkoordinasi di Laut Sulu. maritim kedua negara juga berpotensi Kerjasama pertahanan ini dimaksudkan memperdalam transparansi terkait untuk menerapkan model patroli kepentingan nasional dan intensi negara- terkoordinasi yang sudah berhasil negara yang terlibat. Melalui patroli dilakukan di Selat Malaka. Selain patroli terkoordinasi di Selat Malaka dan Laut perbatasan, Indonesia dan Malaysia juga Sulu, diplomasi pertahanan Indonesia aktif terlibat dalam latihan militer dapat telah memfasilitasi Malaysia untuk bersama termasuk Darsasa Malindo dan menunjukkan pada negara-negara di Malindo Jaya. Pada penyelenggaraan kawasan, termasuk para pendaku di Laut Maindo Jaya tahun 2014, angkatan laut Tiongkok Selatan, bahwa kepentingan Indonesia dan Malaysia melakukan nasional utama yang ingin diamankan latihan gabungan bersama yang negara tersebut adalah terjaminnya lalu melibatkan oseanografi, navigasi dan lintas maritim tanpa gangguan dari simulasi perang taktikal. Pasukan khusus ancaman-ancaman trans-nasional di dari kedua negara, Paskal dan Kopaska, wilayah yurisdiksinya dan sekitarnya. juga dilibatkan dalam latihan tersebut. Diplomasi pertahanan bilateral Melalui Malindo Jaya, kedua negara antara Indonesia dengan negara-negara berharap dapat meningkatkan pendaku di Laut Tiongkok Selatan juga kompatibilitas antara personil angkatan dilakukan melalui kerjasama pengadaan laut untuk menghadapi ancaman- sistem persenjataan. Sebagaimana ancaman di laut. Pada tahun 2016, disinggung di atas, kerjasama pengadaan Indonesia dan Malaysia menggelar persenjataan memberikan manfaat ganda latihan bersama Darsasa Malindo di bagi Indonesia. Pertama, wilayah Kuantan dan Kuala Kemaman sebagai bentuk diplomasi

26 | Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan | Desember 2017 | Volume 3 Nomor 3 pertahanan, kerjasama pengadaan Tiongkok kini menjadi penyuplai senjata persenjataan dapat meningkatkan rasa terbesar di dunia setelah AS dan Rusia21. saling percaya dan transparansi. Hal ini Tiongkok menjadi salah satu pemasok dimungkinkan karena pembelian utama sistem senjata Indonesia terutama persenjataan biasanya diikuti dengan untuk jenis peluru kendali anti kapal dukungan purna jual seperti pelatihan permukaan (anti-ship missile), rudal dan pemeliharaan. Dukungan pelatihan permukaan ke udara (surface-to-air dan pemeliharaan berkala akan menjamin missile) dan beberapa jenis radar maritim. interaksi berkelanjutan antara Indonesia Selain pembelian senjata, Indonesia dan dengan negara pemasok senjata. Tiongkok juga merintis kerjasama Kedua, kerjasama pengadaan dan pengembangan pesawat terbang tanpa pengembangan bersama sistem senjata awak dan rencana pembuatan precision mendukung agenda pemerintah guided bomb (PGB) kerjasama ALIT Indonesia dalam pembangunan kekuatan (Aerospace Long-March International pertahanan. Trade) dan PT. . Di antara negara-negara pendaku di Selain dengan Tiongkok dan Laut Tiongkok Selatan, Tiongkok menjadi Malaysia, Indonesia juga aktif melakukan yang paling aktif menyuplai senjata ke diplomasi pertahanan dengan negara- Indonesia terutama sejak dekade 2000- negara pendaku Laut Tiongkok Selatan an. Setidaknya sejak awal abad ke-21, yang lain. Memorandum saling Tiongkok terus mengurangi pengertian antara pemerintah Indonesia ketergantungannya terhadap impor dan Brunei di bidang pertahanan senjata, terutama dari Rusia, dan ditandangani tahun 2003 dan telah memberikan perhatian lebih besar diratifikasi tahun 2010. Angkatan Laut kepada produksi dalam negeri dan Indonesia saat ini mengoperasikan tiga eskpor. Sebagaimana dicatat oleh korvet kelas Bung Tomo yang awalnya Stockholm International Peace Research dibuat untuk angkatan laut Brunei. Institute, pangsa pasar senjata produksi Kerjasama pertahanan dengan Filipina Tiongkok naik dari 3,8% menjadi 6,2% SIPRI,” Stockholm International Peace Research antara periode 2007-2011 dan 2012-201620. Institute, 2017, https://www.sipri.org/media/press- release/2017/increase-arms-transfers-driven- 20 SIPRI, “Increase in Arms Transfers Driven by demand-middle-east-and-asia-says-sipri. Demand in the Middle East and Asia, Says 21 Ibid.

Mispersepsi dalam Sengketa LCS dan Peluang Diplomasi … | Yoedhi Swastanto | 27 dimulai dengan nota kesepahaman rekan Indonesia yang paling aktif dalam mengenai pembentukan Komisi Bersama melakukan latihan militer bersama. Kajian Indonesia-Filipina tahun 1993. yang dilakukan oleh Gindarsah mencatat Selanjutnya, kerjasama pertahanan militer kedua negara menggelar enam Indonesia-Filipina terus ditingkatkan jenis latihan militer bersama baik yang melalui persetujuan tentang kegiatan bersifat reguler maupun non-reguler. bersama di bidang pertahanan dan Sebagaimana disinggung di atas, latihan keamanan tahun 1997 yang telah militer bersama dengan Malaysia, dan diratifikasi tahun 2007. Seperti juga kemudian Filipina, yang sebagian disinggung di atas, kerjasama pertahanan besar difokuskan pada operasi-operasi antara Indonesia dan Filipina terus pengamanan wilayah perbatasan maritim menguat menyusul meningkatnya terhadap ancaman trans-nasional telah ancaman keamanan maritim trans- mampu menekankan kepentingan nasional di wilayah perbatasan kedua nasional negara-negara terlibat yang negara di Laut Sulu. Memorandum saling tidak bersifat ofensif. Jika dilihat dari pengertian antara pemerintah Indonesia bentuk latihan yang digelar, baik dan Vietnam tahun 2010 menjadi dasar Indonesia, Malaysia maupun Filipina, penguatan kerjasama pertahanan antara memiliki kepentingan utama dan bersama kedua negara. untuk menjamin kelancaran navigasi di Latihan militer bersama selama ini wilayah perbatasan dan sekitarnya dari menjadi salah satu cara paling efektif ancaman-ancaman trans-nasional. dalam kerangka diplomasi pertahanan yang dilakukan Indonesia Multilateral dengan negara-negara pendaku di Laut Selain melalui kerangka bilateral, Tiongkok Selatan. Meskipun tidak secara diplomasi pertahanan juga dilakukan oleh khusus didesain dengan referensi Indonesia dalam kerangka multilateral. sengketa Laut Tiongkok Selatan, ASEAN, dan forum-forum turunannya, sejumlah latihan bersama dengan negara- menjadi wadah utama diplomasi negara pendaku dinilai efektif untuk pertahanan Indonesia. Kajian yang meningkatkan transparansi dan rasa dilakukan Gindarsah (2015) saling percaya diantara militer negara- mencatat ASEAN menyelengarakan negara yang terlibat. Malaysia menjadi rata-rata 75 pertemuan terkait

28 | Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan | Desember 2017 | Volume 3 Nomor 3 pertahanan dan keamanan dalam keamanan dan pertahanan serta rentang waktu 2009-2014 dimana penguatan transparansi dan keterbukaan delegasi Indonesia memegang peranan di antara negara-negara di kawasan. aktif22. Jumlah ini naik signifikan dari rata- Melalui forum-forum ini, Indonesia rata 12 pertemuan per tahun dalam mendiskusikan dengan negara-negara rentang waktu 1994-200823. kawasan dan luar kawasan sejumlah isu- Pertemuan Menteri Pertahanan isu keamanan dan kerjasama praktikal di ASEAN (ASEAN Defense Ministerial bidang-bidang yang menjadi kepentingan Meetings/ADMM) dan ADMM-Plus bersama25. Kepentingan untuk menjadi salah satu forum diplomasi menghindari ketegangan di kawasan dan pertahanan utama dimana Indonesia aktif mempererat hubungan antar negara- mengambil peran. ADMM dimaksudkan negara di kawasan juga terlihat dari menjadi pusat (hub) interaksi antar tujuan ADMM-Plus. Dalam pertemuan institusi-intitusi militer di ASEAN dan pertama ADMM-Plus, menteri-menteri negara-negara mitra untuk pertahanan ASEAN dan negara mitra mempromosikan rasa saling percaya dan menyepakati lima area fokus kerjasama: saling berbagi informasi (information- keamanan maritim, kontra-terorisme, sharing)24. Dalams salah satu tujuannya, bantuan kemanusiaan dan ADMM menyatakan pentingnya penanggulangan bencana, operasi mempromosikan rasa saling percaya penjaga perdamaian dan obat-obatan melalui pemahaman yang lebih militer. mendalam tentang ancaman-ancaman ASEAN Regional Forum (ARF)

adalah forum multilateral lain yang 22 Gindarsah, Indonesia’s Defence Diplomacy: dimanfaatkan oleh Indonesia untuk Harnessing the Hedging Strategy Against Regional Uncertainties, 293:9. secara aktif mempromosikan rasa saling 23 Evan A. Laksmana, “Indonesia’s Rising Regional and Global Profile: Does Size Really Matter?,” percaya dan diplomasi preventif di Contemporary Southeast Asia 33, no. 2 (2011): 177. Lihat juga Evan A. Laksmana, “Defence kawasan. Dalam rentang waktu 2009- Diplomacy in Southeast Asia: Trends, Prospects and Challenges,” in From “Boots” To 2014, ARF menyelenggarakan rata-rata 19 “Brogues”: The Rise of Defence Diplomacy in pertemuan setiap tahunnya26. Southeast Asia, ed. Bhubhindar Singh and See Seng Tan (Singapore: S. Rajaratnam School of International Studies, 2011), 71–89. 24Gindarsah, Indonesia’s Defence Diplomacy: Harnessi ng the Hedging Strategy Against Regional 25 Ibid., 293:1 Uncertainties, 293:11. 26 Ibid., 293:13.

Mispersepsi dalam Sengketa LCS dan Peluang Diplomasi … | Yoedhi Swastanto | 29 Dalam kaitannya dengan isu Laut konflik di Laut Tiongkok Selatan agar Tiongkok Selatan, melalui forum-forum tidak tereskalasi29. ASEAN Indonesia mempromosikan Penekanan Indonesia pada hukum pentingnya mewujudkan tata kelola internasional dalam melihat sengketa di kawasan yang berbasiskan norma dan Laut Tiongkok Selatan dapat dipahami hukum internasional. Menyadari mengingat kedaulatan wilayah dan keterbatasannya sebagai negara non- integritas teritorial Indonesia sebagai pendaku, pemerintah Indonesia menaruh sebuah negara kepulauan sendiri dijamin harapan pada sosialisasi norma dan dan dilegitimasi oleh Hukum Laut perilaku untuk menciptakan lingkungan Internasional30. Penghormatan terhadap yang kondusif bagi pengelolaan norma dan hukum internasional, dengan dan penyelesaian sengketa di Laut kata lain, bernilai strategis bagi Indonesia. Tiongkok Selatan diantara negara-negara Selain dalam kerangka bilateral, pendaku27. Titik tolaknya adalah Indonesia juga aktif melakukan diplomasi pemahaman bahwa perdamaian dan pertahanan melalui sejumlah latihan stabilitas di kawasan adalah bukan hanya militer bersama multilateral. Sejak 2010, kepentingan Indonesia sendiri, tapi juga Indonesia ikut ambil bagian dalam latihan kepentingan bersama seluruh negara di bersama maritim terbesar di dunia, Rim dalam dan luar kawasan28. Meskipun of the Pacific Exercise (RIMPAC). secara institusional sulit untuk Diinisiasi oleh AS dan diadakan dua tahun menyelesaikan sengketa Laut Tiongkok sekali, RIMPAC juga diikuti oleh beberapa Selatan melalui mekanisme multilateral negara pendaku di Laut Tiongkok Selatan ASEAN, pemerintah Indonesia meyakini yaitu Filipina, Malaysia dan Tiongkok bahwa hal tersebut adalah peluang serta dua negara anggota ASEAN lain, terbaik yang dimiliki oleh negara-negara di kawasan untuk mengelola potensi 29 Posisi diplomatik bahwa sengketa Laut Tiongkok Selatan merupakan isu kawasan dan internasional sebelumnya juga aktif dipromosikan oleh Filipina, terutama sebelum masa pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte. Lihat Charmaine G. Misalucha, “U.S.-Philippines Security Ties: Building New Foundation?,” Asian 27 Damos Dumoli Agusman, “Wawancara Dengan Politics & Policy 8, no. 1 (2016): 51–61. Dr. Damos Dumoli Agusman, Sekretaris 30 Lihat John G. Butcher and R. E. Elson, Direktorat Jenderal Hukum Dan Perjanjian Sovereignty and the Sea: How Indonesia Internasional” (Jakarta, 2017). Became an Archipelagic State (Singapore: 28 Ibid. National University of Singapore Press, 2017).

30 | Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan | Desember 2017 | Volume 3 Nomor 3 Thailand dan Singapura. Selain RIMPAC, broker dalam menengahi negara- negara Indonesia juga berpartisipasi dalam pendaku Laut Tiongkok Selatan. latihan militer yang diinisiasi oleh AS dan Kedua, diplomasi pertahanan Thailand yang diberi sandi Cobra Gold. Indonesia yang lebih aktif di Laut Malaysia menjadi salah satu partisipan Tiongkok Selatan didukung dengan arah dalam Cobra Gold sementara Tiongkok, kebijakan luar negeri yang semakin aktif pada pelaksanaan tahun 2017, ikut serta dan outward looking terutama pada dua sebagai salah satu pengamat. pemerintahan terakhir yang dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono dan Peluang Diplomasi Pertahanan Indonesia Jokowi. Kebijakan luar negeri yang di Laut Tiongkok Selatan proaktif dan outward looking ini Indonesia memiliki kepentingan dimungkinkan setelah konsolidasi politik geostrategis yang besar di Laut Tiongkok dan demokratisasi yang terus Selatan. Potensi ketidakstabilan dan menunjukkan tren positif dalam dua konflik bersenjata di Laut Tiongkok dekade terakhir. Krisis multidimensi dan Selatan akibat mispersepsi coba kasus-kasus pelanggaran HAM yang ditanggulangi oleh Indonesia melalui terjadi pada akhir dekade 1990-an serangkaian aktivitas diplomasi memaksa untuk mengambil posisi pertahanan baik dalam kerangka bilateral defensif dalam kaitannya dengan politik maupun multilateral. Kedepannya, luar negeri. Kondisi ekonomi yang terus terdapat sejumlah peluang bagi membaik dan sistem politik demokrasi Indonesia untuk terus melanjutkan upaya yang semakin dewasa memungkinkan mewujudkan kepentingan nasionalnya di pemerintah untuk memberikan perhatian Laut Tiongkok Selatan. yang lebih besar terhadap persoalan- Pertama, posisi Indonesia sebagai persoalan luar negeri yang dianggap negara non-pendaku memberikan ruang menjadi kepentingan nasional Indonesia. diplomatik yang relatif besar bagi Hal ini misalnya ditunjukkan dengan Indonesia untuk terlibat aktif mengelola aktivisme Indonesia dalam mewujudkan potensi konflik di Laut Tiongkok Selatan Komunitas ASEAN, forum-forum ekonomi melalui aktivitas diplomasi pertahanan. seperti G20 serta inisiatif-inisiatif seperti Secara diplomatik Indonesia dapat terus Forum Demokrasi Bali. Dalam kaitannya melanjutkan perannya sebagai honest dengan Laut Tiongkok Selatan, politik

Mispersepsi dalam Sengketa LCS dan Peluang Diplomasi … | Yoedhi Swastanto | 31 luar negeri yang proaktif berarti kesiapan diproduksi oleh industri pertahanan pemerintah Indonesia untuk memainkan dalam negeri. Kerjasama pengadaan peran lebih besar dalam pengelolaan dan senjata juga dapat dimanfaatkan untuk penyelesaian sengketa di Laut Tiongkok memperkuat kapasitas produksi industri Selatan. pertahanan dalam negeri melalui Ketiga, terkait dengan poin kedua, kerjasama alih teknologi. politik luar negeri Indonesia yang proaktif Sebagaimana dijabarkan di bagian juga didukung dengan kemampuan sebelumnya, diantara negara-negara pertahanan yang semakin kuat. pendaku di Laut Tiongkok Selatan, Komitmen pemerintah untuk Tiongkok menjadi salah satu rekan paling meningkatkan anggaran pertahanan potensial bagi Indonesia dalam hal sampai 1,5% dari PDB dan mencapai MEF kerjasama pengadaan senjata. Penguatan pada tahun 2024 menjamin kapabilitas produksi dalam negeri dan keberlangsungan agenda pembangunan ekspor senjata Tiongkok seharusnya kekuatan pertahanan Indonesia. Dalam dapat dimanfaatkan oleh Indonesia konteks diplomasi pertahanan, dengan memperkuat kerjasama kemampuan pertahanan yang kuat pengadaan senjata. Selain sistem radar memberikan kredibilitas lebih besar bagi dan rudal yang selama ini mendominasi diplomasi pertahanan Indonesia. kerjasama pengadaan senjata kedua Keberlanjutan pembangunan negara, pemerintah Indonesia juga dapat kekuatan pertahanan Indonesia mulai mempertimbangkan kerjasama mensyaratkan rencana program pengadaan sistem senjata yang lebih pengadaan sistem senjata yang rumit untuk mendukung pewujudan berkelanjutan pula. Sembari terus postur pertahanan maritim. Paling tidak mengupayakan kemandirian industri sejak 2010, industri pembangunan kapal pertahanan, pewujudan postur Tiongkok telah menjadi yang paling besar pertahanan yang tangguh harus di dunia31. Program pembangunan kapal didukung dengan kerjasama pengadaan militer pun kemudian diuntungkan sistem senjata dengan negara-negara 31 Li Zhengyu, “Chinese Shipbuilding and lain, Shipbuilding Capacity,” Clarkson Research Institute, terutama untuk sistem senjata yang 2011,https://www.marinemoney.com/sites/all/th emes/marinemoney/forums/china11/chinapresen teknologinya masih belum mampu tations/LiZhengyu.pdf.

32 | Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan | Desember 2017 | Volume 3 Nomor 3 dengan penguatan kapasitas manufaktur berkepentingan di Laut Tiongkok Selatan, kapal dalam negeri Tiongkok. Ekpansi dan termasuk negara-negara pendaku. modernisasi industri pembangunan Selain itu, kerjasama pengadaan senjata, kapal Tiongkok telah meningkatkan sebagaimana disinggung diatas, juga kapasitas produksi berbagai sistem dapat mempromosikan norma-norma senjata termasuk kapal selam, kapal transparansi dan pembangunan rasa salin perang permukaan, pesawat udara dan percaya. Asumsinya, semakin rumit kapal angkut militer32. Diproyeksikan sistem senjata yang dikerjasamakan dan bahwa pada tahun 2020, Angkatan Laut di-alih-teknologi-kan, semakin besar pula Tiongkok (People’s Liberation Army Navy) transparansi dan rasa saling percaya akan menjadi angkatan laut terbesar diantara pihak-pihak yang terlibat dalam kedua di dunia, setelah AS, dengan kerjasama tersebut. bergantung pada industri galangan kapal dalam negeri33. Simpulan Selain untuk memperkuat postur Penelitian ini sudah menjelaskan pertahanan maritim dan industri sengketa di wilayah Laut Tiongkok pertahanan Indonesia sendiri, dalam Selatan dengan meninjau persepsi satu konteks diplomasi pertahanan negara atas klaim kedaulatannya di Laut kerjasama pengadaan senjata dengan Tiongkok Selatan maupun ketidakjelasan Tiongkok juga dapat berfungsi sebagai persepsi satu atau beberapa negara atas bentuk engagement. Kerjasama persepsi kedaulatan satu negara pengadaan senjata yang intensif dan terhadap kawasan perairan ini. Hal ini berkelanjutan dapat memperkuat rasa penting untuk dielaborasi dan menjadi nyaman di pihak Tiongkok untuk landasan penelitian ini yang membangun berinteraksi dengan negara-negara yang persepsi bahwa sengketa di Laut Tiongkok Selatan dapat dikelola dengan

32 Office of the Secretary of Defense, Annual lebih baik apabila negara-negara di Report to Congress: Military and Security Developments Involving the People’s Republic kawasan dapat melakukan upaya ini of China 2016 (Washington, D.C., 2016), 80. dengan memahami apa persepsi negara- 33 Andrew S. Erickson, “Steaming Ahead, Course Uncertain: China’s Military Shipbuilding negara yang berkepentingan di Laut Industry,” The National Interest, 2016, http://nationalinterest.org/blog/the- Tiongkok Selatan. Selanjutnya, setelah buzz/steaming-ahead-course-uncertain-chinas- military-shipbuilding-16266?page=2. dapat memahami persepsi masing-

Mispersepsi dalam Sengketa LCS dan Peluang Diplomasi … | Yoedhi Swastanto | 33 masing negara yang berkepentingan sehingga dapat mempertahankan posisi tersebut, negara-negara di kawasan juga netralnya di tengah benturan perlu untuk menemukan satu mekanisme kepentingan negara-negara pendaku yang dapat menciptakan saling lainnya. Terkait dengan posisi netral ini, kepercayaan antara satu pihak dengan Indonesia telah berkampanye akan pihak lain. Temuan penelitian ini memainkan peran sebagai honest broker menunjukkan bahwa persepsi negara- dalam sengketa Laut Tiongkok Selatan. negara pendaku kedaulatan di Laut Kedua, Indonesia adalah primus inter Tiongkok Selatan dibangun berdasarkan pares di Asia Tenggara. Untuk masalah faktor bukti sejarah, eksistensi aktivitas Laut Tiongkok Selatan, pemerintahan ekonomi dan pelaksanaan fungsi Beijing pada dasarnya bersengketa administratif (khususnya dalam konteks dengan negara-negara Asia Tenggara dan klaim Tiongkok, dan Vietnam) dan faktor Indonesia adalah negara terbesar di Asia legal, terutam setelah meratifikasi Tenggara dan tidak memiliki klaim Konvensi Hukum Laut Internasional atau kedaulatan di wilayah perairan ini. Hal ini UNCLOS (khususnya dalam konteks klaim sudah semestinya menjadi dasar bagi Filipina, Malaysia, dan Brunei). peran Indonesia yang lebih besar dalam Penelitian ini juga sudah mencarikan solusi damai sengketa Laut menjelaskan bahwa salah satu upaya Tiongkok Selatan. Ketiga, Tiongkok tidak yang dapat ditempuh untuk mencapai dapat menafikan kenyataan bahwa tujuan tersebut di atas adalah dengan Indonesia adalah negara yang memiliki memaksimalkan diplomasi pertahanan di potensi ekonomi terbesar dan antara negara-negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi di kepentingan di Laut Tiongkok Selatan. kawasan. Dengan realitas ekonomi Penelitian ini juga sudah menjelaskan tersebut, Tiongkok juga membutuhkan argumen bahwa Indonesia merupakan Indonesia dan hal ini seharus sudah negara yang sangat berpotensi menjadi posisi tawar Indonesia dalam memaksimalkan aktivitas diplomasi bernegosiasi mencegah konflik serta pertahanan adalah Indonesia, dengan mencari solusi damai dengan Tiongkok. beberapa pertimbangan. Pertama, Keempat, Indonesia telah meningkatkan Indonesia bukan merupakan negara aktivitas diplomasi pertahanan sejak awal pendaku dalam sengketa LCS tahun 2000an dan karakter utama

34 | Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan | Desember 2017 | Volume 3 Nomor 3 diplomasi pertahanan Indonesia kebijakan di Indonesia dan Tiongkok bertujuan untuk meningkatkan paham betul bahwa klaim wilayah kepercayaan antar-negara (confidence Tiongkok tumpang tindih dengan zona building measures). ekonomi ekslusif Indonesia di Walaupun bukan merupakan negara perairan sekitar Kepulauan Natuna. pendaku, namun dinamika yang terjadi di Akibat tumpang tindih batas wilayah kawasan ini menghasilkan setidak- perairan tersebut, Indonesia telah tidaknya tiga persepsi ancaman keamana mengalami kerugian yang tidak sedikit bagi Indonesia, yang meliputi keamanan dari berbagai aktivitas ilegal di kawasan di Kepulauan Natuna, keutamaan perairannya. UNCLOS, dan persaingan kekuatan besar Dalam menghadapi berbagai ekstra regional. Berdasarkan potnsi masalah di atas, penelitian ini ancaman tersebut, kepentingan menunjukkan bahwa pendekatan Indonesia di Laut Tiongkok Selatan juga diplomasi selama ini menjadi fokus utama telah diidentifikas menjadi tiga hal. pemerintah Indonesia dalam menangani Pertama, Indonesia berkepentingan isu Laut Tiongkok Selatan. Sejumlah untuk menjaga agar potensi konflik di aktivitas diplomatik, baik bilateral Laut Tiongkok Selatan dapat terkelola maupun multilateral, telah dijalankan dan stabilitas kawasan dapat terjaga. pemerintah Indonesia terutama sejak Sebagai sebuah negara yang juga sedang dekade 1990-an. Memasuki abad tumbuh secara ekonomi, ketidakstabilan ke-21, unsur-unsur pertahanan mulai di kawasan, apalagi konflik bersenjata memperkuat pendekatan diplomatik dalamskala besar, akan sangat merugikan Indonesia di isu Laut Tiongkok Selatan. Indonesia. Kedua, Indonesia Hal ini dimungkinkan dengan konsolidasi berkepentingan untuk mempertahankan demokrasi dan reformasi sector kedaulatan wilayah dan integritas keamanan yang mulai menampakkan teritorial di tengah potensi konflik di Laut hasilnya pada dekade 2000-an. Tiongkok Selatan. Meskipun Perkembangan wacana diplomasi tetap bersikukuh dengan posisi pertahanan pun mulai menjadi bahasan diplomatiknya sebagai bukan negara parenial di lingkungan komunitas pendaku di sengketa wilayah di Laut pertahanan dapat dilihat, salah satunya, Tiongkok Selatan, para pengambil melalui buku putih pertahanan yang dirilis

Mispersepsi dalam Sengketa LCS dan Peluang Diplomasi … | Yoedhi Swastanto | 35 oleh Kementerian Pertahanan. Bagi dapat meminimalisir peluang terjadinya Indonesia, diplomasi pertahanan konflik akibat mispersepsi. Hal ini merupakan upaya Indonesia untuk terutama penting mengingat pihak-pihak meredam konflik internasional dengan tertentu yang terlibat dalam sengketa memperbesar persamaan dan Laut Tiongkok Selatan, khususnya memperkecil perbedaan diantara pihak Tiongkok, selama ini diragukan yang terlibat dalam konflik. intensinya. Secara teoritis, diplomasi Saran pertahanan yang dilakukan oleh Berdasarkan argumen dan temuan yang Indonesia bertujuan untuk meminimalisir ada, penelitian ini menyampai beberapa dampak dari mispersepsi diantara saran sebagai berikut. Pertama, negara-negara yang berkepentingan di mempertimbangan posisi Indonesia Laut Tiongkok Selatan. Sebagaimana sebagai negara non-pendaku dibahas di bagian sebelumnya, memberikan ruang diplomatik yang mispersepsi dapat mengakibatkan relatif besar bagi Indonesia untuk terlibat ketegangan atau bahkan konflik aktif mengelola potensi konflik di Laut bersenjata antar negara ketika negara- Tiongkok Selatan melalui aktivitas negara tersebut saling menaksir terlalu diplomasi pertahanan. Oleh karena itu, tinggi ancaman yang dihadirkan satu Indonesia perlu terus melanjutkan sama lain. Oleh karena itu, melalui perannya sebagai honest broker dalam diplomasi pertahanan Indonesia menengahi negara-negara pendaku Laut mencoba untuk memperkecil Tiongkok Selatan. Kedua, Indonesia perlu peluang meningkatnya ketegangan di melaksanakan diplomasi pertahanan Laut Tiongkok Selatan dengan yang lebih aktif dengan Tiongkok yang meningkatkan rasa saling percaya diselaraskan dengan arah kebijakan luar (confidence-building measures) dan negeri yang semakin aktif dan outward transparansi terkait intensi looking terutama pada dua pemerintahan dan kapabilitas diantara negara- terakhir yang dipimpin oleh Susilo negara yang berkepentingan. Bambang Yudhoyono dan Jokowi. Ketiga, Peningkatan intensitas dan kualitas Indonesia perlu terus melanjutkan interaksi antara negara-negara yang program transformasi militer dan bersengketa, setidaknya secara teoritis, modernisasi pertahanan yang telah ada

36 | Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan | Desember 2017 | Volume 3 Nomor 3 guna mendukung agar semakin Butcher, John G. and R. E. Elson, Sovereignty and the Sea: How efektifnya pelaksanaan diplomasi Indonesia Became an Archipelagic pertahanan. Dalam konteks diplomasi State (Singapore: National University of Singapore pertahanan, kemampuan pertahanan Press, 2017)Erickson, Andrew yang kuat memberikan kredibilitas lebih S.,―America‘s Security Role in the South China Sea, Naval War College besar bagi diplomasi pertahanan Review 69, no. 1 (2016): 40. Indonesia. Djalal, Hasjim, Indonesia and the Law of the Sea (Jakarta: Centre for

Strategic and International Studies, Daftar Pustaka 1995). Buku dan Jurnal Ilmiah Dolven, Ben, Jennifer K. Elsea, Susan V. Buku Putih Pertahanan Indonesia. Lawrence, Ronald O. Rourke, and Jakarta: Kementerian Pertahanan Ian E. Rinehart. Chinese Land Republik Indonesia, 2015. Reclamation in the South China Sea: Buku Putih Pertahanan Indonesia 2008. Implications and Policy Options. Jakarta: Departemen Pertahanan CRS Report, 2015. Republik Indonesia, 2008. Forster, Anthony, Armed Forces and Buku Putih: Mempertahankan Tanah Air Society in Europe (Basingtoke: Memasuki Abad 21. Jakarta: PALGRAVE, 2006). Departemen Pertahanan Republik Frederick, B.A. et.al., (2017) ―The Issue Indonesia, 2003. Corrales of War Territorial Claims Butcher, John G., and R. E. Elson. Data, 1816-2001, Journal of Peace Sovereignty and the Sea: How Research, Vol. 54(1): 99-108. Indonesia Became an Archipelagic Gindarsah, Iis. Indonesia’s Defence State. Singapore: National Diplomacy: Harnessing the Hedging University of Singapore Press, 2017. Strategy Against Regional Chung, C.P.C. (2015), ―Drawing the Uncertainties. RSIS Working Paper. U-shaped Line: China‘s Claim in the Vol.293. RSIS Working Paper. South China Sea, 1946-1974‖, Modern Singapore, 2015. China, Vol. 42(1): 38-72. Cottey, Jervis, Robert, "Perception, Andrew and Anthony Forster, Misperception, and the End of the ―Introduction, The Adelphi Papers Cold War," dalam William Wohlforth 44, no. 365 (2004). (Ed.), Witnesses to the End of the Cottey, Andrew and Anthony Forster, Cold War, (Harvard: Johns Hopkins ―Chapter 1: Strategic Engagement: University Press, 1996). Defence Diplomacy as a Means of Jervis, Robert, ―War and Misperception, Conflict Prevention, The Adelphi Journal of Interdisciplinary History Papers 44, no. 365 (2004). 18 No. 4 (1988): 675-700. Bitzinger, Richard A., ―A New Arms Jervis, Robert, ―Minimizing Race? Explaining Recent Southeast Mispercption dalam G. Matthew Asian Military Acquisitions, Bohnam and Michael Shapiro (ed.), Contemporary Southeast Asia 32, Thought and Action in Foreign no. 1 (2010): 50–69. Policy, (Basel: Birkauser Verlag, 1977)

Mispersepsi dalam Sengketa LCS dan Peluang Diplomasi … | Yoedhi Swastanto | 37 Jervis, Robert, Perception and On Their Own Paths: Japan and Misperception in International China Responses to the Global and Politics (Princeton: Princeton Regional Challenges (Łódź: Łódź University Press, 1976), 58–113. University Press, 2015). Jervis, Robert, ―Hypotheses in Mearsheimer, John J. and Stephen M. Misperception, World Politics 20 Walt, ―The Case for Offshore No. 3 (1968): 454-479; Kementerian Balancing: A Superior U.S. Grand Luar Negeri Republik Indonesia, Strategy, Foreign Affairs 95, no.4 ―Pernyataan Pers Tahunan (2016): 70–83. Menteri Luar Negeri Republik Mearsheimer, John J., ―China‘s Indonesia Retno L. P. Marsudi Unpeaceful Rise, Current History Tahun 2017(Jakarta, 2017). 105, no. 690 (2006): 160–62. Kurniawan, Yandry, ―Indonesia‘s View Mearsheimer, John J., The Tragedy of on ‗One Belt One Road‘ Initiative: Great Power Politics (New York: W. Hopes and Concerns. Makalah W. Norton & Company, 2001). disampaikan dalam Konferensi The Ministry of Defence (2000) ―Defence 21st Century Maritime Silk Road and Diplomacy‖, The Ministry of Sino-Indonesia Strategic Defence Policy Papers No.1, Cooperation, tanggal 25-26 April London: Directorate General 2016 di Wuhan, Tiongkok. Corporate Communication, MoD. Laksmana, E. (2012) ―Regional order by Misalucha, Charmaine G. ―U.S.- Other Means? Examining the Rise of Philippines Security Ties: Building Defense Diplomacy in Southeast New Foundation? Asian Politics & Asia‖, Asian Security, Vol. 8(3): 251- Policy 8, no. 1 (2016): 51–61. 270. Office of the Secretary of Defense. Laksmana, Evan. ―Indonesia‘s Rising Annual Report to Congress: Military Regional and Global Profile: Does and Security Developments Size Really Matter?‖ Contemporary Involving the People’s Republic of Southeast Asia 33, no. 2 (2011): 157– China 2016. Washington, D.C., 2016. 82. P arameswaran, Prashanth, Playing It Laksmana, Evan A. ―Defence Diplomacy Safe: Malaysia’s Approach to the in Southeast Asia: Trends, Prospects South China Sea and Implications and Challenges. In From “Boots” To for the United States, Maritime “Brogues”: The Rise of Defence Strategy Series, Maritime Strategy Diplomacy in Southeast Asia, edited Series (Washington, D.C., 2015). by Bhubhindar Singh and See Seng Pattiradjawane, Rene L., ―Perilaku Tan, 71–89. Singapore: S. Ambiguitas Memicu Konlfik Militer, Rajaratnam School of International Kompas, July 2, 2016. Studies, 2011. Pedrozo, Raul, ―China versus Vietnam: Levy, Jack S., ―Misperception and the An Analysis of the Competing Causes of War: Theoretical Linkages Claims in the South China Sea‖. A and Analytical Problems, World CNA Occasional Paper (2014). Politics 36, no. 1 (1983): 76–99. Roach, J. Ashley. ―Malaysia and Brunei: Malczewska, Klaudia, ―Chinese Claim to An Analysis of their Claims in the the South China Sea under South China Sea. A CAN Occasional International Law, dalam D. Paper (2014) Mierzejewski, K. Żakowski (editor)

38 | Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan | Desember 2017 | Volume 3 Nomor 3 Rosen, E. Mark, ―Philippine Claims in the Yang, Jian. ―The Rise of China: Chinese South China Sea: A Legal Analysis. Perspectives. In The Rise of China CAN Occasional Paper (2014). and International Security: America Rüland, Jürgen, and Maria-Gabriela and Asia Respond, edited by Kevin Manea. ―The Politics of Military J. Cooney and Yoichiro Sato, 13–37. Reform in Indonesia and Nigeria.‖ In New York: Routledge, 2009. The Politics of Military Reform: Yoshihara, T. (2016), ―The 1974 Paracels Experiences from Indonesia and Sea Battle: A Campaign Apraisal, Nigeria, edited by Jürgen Rüland, Naval War College Review, Vol. Maria-Gabriela Manea, and Hans Born, 3– 69(2): 50. 25. New York: Springer, 2013. Zaki, Ahmad M. dan Mohd Aazizuddin M. Sebastian, Leonard C., Ristian Atriandi Sani, ―China‘s Assertive Posture in Supriyanto, and I Made Andi Reinforcing its Territorial dan Arsana, Indonesia and the Law of Sovereignty Claim in the South the Sea: Beyond the Archipelagic China Sea: An Insight into Malaysia‘s Outlook, National Security College Stance.‖ Japanese Journal of Issue Brief (Canberra, 2014) Political Science Vol. 18(1) (2017). Stein, Arthur A., ―When Perception Matters,‖ World Politics 34, no. 4 (1982): Wawancara 505–26. Agusman, Damos Dumoli. ―Wawancara Supriyanto, Ristian Atriandi, ―Out of Its Dengan Dr. Damos Dumoli Comfort Zone: Indonesia and the Agusman, Sekretaris Direktorat Jenderal South China Sea‖. Asian Policy Vol. Hukum Dan Perjanjian 21 (2016). Syafwi, I. Analisis Internasional. Jakarta, 2017. Diplomasi Pertahanan Indonesia Jose Antonio Morato Tavares, dalam Pemenuhan Tujuan-Tujuan ―Wawancara Dengan Jose Antonio Pertahanan Indonesia (2003-2008), Morato Tavares, Direktur Jenderal (Jakarta, Tesis Program Studi Kerja Sama ASEAN, Kementerian Pascasarjana Ilmu Hubungan Luar Internasional, Universitas Negeri Republik Indonesia (Jakarta, Indonesia, 2009). 2017). White, Ralp K., ―Misperception and War, James Kraska, ―Wawancara Dengan Dr. Peace and Conflict: Journal of Peace James Kraska‖ (2017). Psychology 10 No. 4 (2004): 399. Wibisono, Ali A., Broto Wardoyo, and Media Online Yandry Kurniawan. Satu Dekade Azwar, Amahl, ―Govt Looks to Approve Reformasi Militer. Jakarta: PACIVIS- East Natuna Bid, Jakarta UI, 2008. Post,August 14,2013, Wiranto, Surya. ―Wawancara Dengan http://www.thejakartapost.com/ne Laksamana Muda TNI (Purn) Surya ws/2013/08/14/govt-looks-approve- Wiranto, Staf Ahli Menko Polhukam east-natuna-bid.html. Bidang Kemaritiman. Jakarta, 2017. Bulletin de l'Ecole française Working Group on Security Sector d'Extrême-Orient, diakses Reform, Tim ProPatria. Reformasi melalui Sektor Keamanan Indonesia. http://www.persee.fr/doc/befeo_03 Jakarta: ProPatria, 2004 36-1519_1923_num_23_1_5946, 3 September 2017.

Mispersepsi dalam Sengketa LCS dan Peluang Diplomasi … | Yoedhi Swastanto | 39 Commission on the Limits of the Denyer, Simon, ―How China‘s Fishermen Continental Shelf (CLCS) Purpose, Are Fighting a Covert War in the functions and sessions, South China Sea, The diakses melalui Washington Post, 2016, http://www.un.org/depts/los/clcs_n https://www.washingtonpost.com/ ew/commission_purpose.htm world/asia_pacific/fishing-fleet-puts- Erickson, Andrew S. ―Steaming Ahead, china-on-collision-course-with- Course Uncertain: China‘s Military neighbors-in-south-china- Shipbuilding Industry. The sea/2016/04/12/8a6a9e3c-fff3-11e5- National Interest, 2016. 8bb1- http://nationalinterest.org/blog/the- f124a43f84dc_story.html?postshare buzz/steaming-ahead-course- =451460511139565&tid=ss_tw&utm uncertain-chinas-military- _term=.56996a6f0d94. shipbuilding-16266?page=2. SIPRI. ―Increase in Arms Transfers Historical documents on Vietnam‘s Driven by Demand in the Middle sovereignty over Paracel and East and Asia, Says SIPRI.‖ , diakses melalui Stockholm International Peace http://english.vietnamnet.vn/fms/sp Research Institute, 2017. ecial-reports/9481/historical- https://www.sipri.org/media/press documents-on-vietnam-s- -release/2017/increase-arms- sovereignty-over-paracel-and- transfers-driven-demand-middle- spratly-islands.html, 3 September east-and-asia-says-sipri. 2017. Supriyanto, Ristian Atriandi, National Development and Reform ―Indonesia‘s Natuna Islands: Next Commission--NDRC (2015), ―Vision Flashpoint in the South China Sea?‖ and Actions on Jointly Building Silk S. Rajaratnam School of Road Economic Belt and 21st- International Studies (RSIS), RSIS Century Maritime Silk Commentary, No. 033, 16 Februari Road,‖ Beijing, 28 2015. https://www.rsis.edu.sg/wp- Maret, content/uploads/2015/02/CO15033.p http://en.ndrc.gov.cn/newsrelease/2 df. S. Mitchell, ―Territorial 01503/t20150330_669367.html Disputes‖, Oxford Bibliographies, 26 Oegroseno, Arif Havas, May 2016. Diakses melalui ―Indonesia, South China Sea and http://www.oxfordbibliographies.co the 11/10/9-dashed lines,‖ m/view/document/obo- Jakarta Post, 9 April, 9780199743292/obo- 2014,http://m.thejakartapost.com/ 9780199743292-0178.xml, pada news/2014/04/09/indonesia-south- tanggal 6 April 2017. china-sea-and-11109-dashed- The State Council of the People‘s lines.html. Republic of China. ―Full Text: Robert D. Kaplan, ―The South China Sea China‘s Policies on Asia-Pacific Is the Future of Conflict, Foreign Security Cooperation, 2017. Policy, 2011, http://english.gov.cn/archive/white_ http://foreignpolicy.com/2011/08/15/ paper/2017/01/11/content_281475539 the-south-china-sea-is-the-future-of- 078636.htm. United Nations, conflict/. ―Permanent Mission of the Republic of Indonesia, no.480/POL-

40 | Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan | Desember 2017 | Volume 3 Nomor 3 703/VII/10, July 8, 2010 countries-but-only-has-borders- http://www.un.org/Depts/los/clcs_n with-14/, pada tanggal 6 Juni 2017. ew/submissions_fles/mysvnm33_09 ―China‘s Cost Guard Rams Fishing Boat /idn_2010re_mys_vnm_e.pdf. to Free It from Indonesian Vibhanshu Shekhar and Joseph Chiyong Authorities, The New York Times, 21 Liow, ―Indonesia as a Maritime Maret 2016, diakses melalui Power: Jokowi‘s Vision, Strategies, https://www.nytimes.com/2016/03/2 and Obstacles Ahead, The 2/world/asia/indonesia-south-china- Brookings Institution, 2014, sea-fishing-boat.html?_r=0, pada http://www.brookings.edu/research tanggal 9 April 2017. /articles/2014/11/indonesia-maritime- ―Foreign Ministry liow-shekhar. Spokesperson Hua Chunying‘s Zhengyu, Li. ―Chinese Shipbuilding and Regular Press Conference Shipbuilding Capacity. Clarkson on April 9, 2015.‖ Ministry of Foreign Research Institute, 2011. Affairs of the People’s Republic of https://www.marinemoney.com/sit China, 2015. es/all/themes/marinemoney/forums/ ―Foreign Ministry Spokesperson Hong china11/chinapresentations/LiZheng Lei‘s Regular Press Conference on yu.pdf. November 12, 2015, Ministry of ―Brunei Maintains a Low Profile in Foreign Affairs of the People’s Pressing Its South Chine Sea Claims. Republic of China, 12 World Politics Review, November 2015, diakses diakses melalui melalui https://www.worldpoliticsreview.co http://www.fmprc.gov.cn/mfa_eng/ m/trendlines/17799/brunei- xwfw_665399/s2510_665401/t13143 maintains-a-low-profile-in-pressing- 06.shtml, pada tanggal 9 April 2017. its-south-china-sea-claims ―Foreign Ministry Spokesperson Hua ―Brunei, Silent Claimant in the South Chunying's Remarks on Indonesian China Sea‖. Foreign Policy Navy Vessels Harassing and Association, diakses melalui Shooting Chinese Fishing Boats and https://foreignpolicyblogs.com/2016 Fishermen”, Ministry of Foreign /04/28/brunei-silent-claimant- Affairs of the People’s Republic of south-china-sea/ China, 19 Juni 2016, ―China‘s Military Strategy.‖ Beijing: The diakses melalui State Council Information Office of http://www.fmprc.gov.cn/mfa_eng/ the People‘s Republic of China, xwfw_665399/s2510_665401/t13 2015. 73402.shtml, pada tanggal 9 April ―China‘s Peaceful Development.‖ 2017. Beijing: The State Council ―Indonesia: A Bigger Role in the South Information Office of the People‘s China Sea? The Diplomat, 9 Juli Republic of China, 2011. 2014, diakses melalui ―China claims territories of 23 countries, http://thediplomat.com/2014/07/ind even though it only has borders onesia-a-bigger-role-in-the-south- with 14‖, China Daily Mail, china-sea/, pada tanggal 9 April diakses melalui 2017. https://chinadailymail.com/2013/12/0 ―Indonesia and China Clash in the South 1/china-claims-territories-of-23- China Sea‖, World Political Review,

Mispersepsi dalam Sengketa LCS dan Peluang Diplomasi … | Yoedhi Swastanto | 41 24 Maret 2016, diakses ―Timeline: China‘s Maritime Disputes,‖ melalui Council on Foreign Relations, http://www.worldpoliticsreview.co diakses melalui m/trend-lines/18297/indonesia-and- http://www.cfr.org/asia-and- china-clash-in-the-south-china-sea pacific/timeline-chinas-maritime- ―Indonesia Navy Fires on Chinese disputes/p37249, pada tanggal 8 Fishing Boat, Injuring One, Beijing April 2017. Claims‖, The Guardian, 19 Juni ―Timeline: South China Sea Dispute, 2016, diakses melalui Financial Time, 12 July 2016, diakses https://www.theguardian.com/worl melalui d/2016/jun/20/indonesian-navy-fires- https://www.ft.com/content/aa32a2 on-chinese-fishing-boat-injuring- 24-480e-11e6-8d68-72e9211e86ab, one-beijing-claims, pada tanggal pada tanggal 8 April 2017. 9 April 2017. ―Shift as Vietnam Marks South China ―Inside China: China Clarifies Natuna Sea Battle‖, BBC News, 15 Januari Islands Sovereignty to Indonesia, 2014, diakses melalui The Washington Post, 19 November http://www.bbc.com/news/world- 2015, diakses melalui asia-25709833, pada tanggal 8 April http://www.washingtontimes.com/ 2017. news/2015/nov/19/inside-china- ―South China Sea: The Case Against an china-concedes-natuna-islands-to- ADIZ, The Diplomat, 13 September indo/, pada tanggal 9 April 2017. 2016 diakses melalui ―Mapping the World‘s Territorial http://thediplomat.com/2016/09/sou Disputes‖, The Huffington Post, th-china-sea-the-case-against-an- diakses melalui adiz/, pada tanggal 9 April 2017. http://www.huffingtonpost.com/ma ―Wang Yi Talks about China‘s Four Point x-galka/mapping-the- Consensus on South China Sea Issue worldsterrit_b_8637016.html, pada with Brunei, Cambodia and Laos,‖ tanggal 6 April 2017. Ministry of Foreign Affairs of the ―The ICOW Territorial Claims Data People’s Republic of China, 2016, Set‖, diakses melalui http://www.fmprc.gov.cn/mfa_eng/ http://www.paulhensel.org/icowter zxxx_662805/t1358478.shtml., pada r.html, pada tanggal 6 Juni 2017. tanggal 9 April 2017. ―The Silent Claimant in the South China ―Why is South China Sea Contentious?‖ Sea‖. ASEAN Today, diakses melalui BBC, 12 July 2016, diakses melalui https://www.aseantoday.com/2017/ http://www.bbc.com/news/world- 07/the-silent-claimant-in-the-south- asia-pacific-13748349, pada tanggal china-sea/ 8 April 2017.

42 | Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan | Desember 2017 | Volume 3 Nomor 3