STUDY BETWEEN OIL CONTENT SEAWATER AND DIATOMS ABUNDANCE IN AIR HITAM STRAIT PROVINCE

By

Syukri Fajar1), Irvina Nurrachmi2) dan Syahril Nedi2) Majors of marine scienceFaculty of Fisheries and Marine University of RiauPostal Address: Kampus Bina Widya Sp. Panam -Riau- Email: [email protected]

ABSTRACT

The research was conducted on February until March 2017 with a goal to determine the relationship between the oil content and the abundance of diatoms, in Air Hitam Strait Meranti Islands Regency Riau Province. The survey method were conducted in four stations, in which three sampling. It revealed t hat the oil content of water ranged (0.2687 to 0.7889 ppm) and diatom abundance between (116 to 287 cells/l) which contain of 7 species. Of research results, the oil content in the sea water with an abundance of diatoms have a strong relation with the value of the correlation coefficient r = 0.727, regression equation appeared y = 337.04 – 233.71 x with a coefficient of determination (R2) = 0, 5291 and the value of the Sig < 0.05. It was suggested that increasing oil content will decrease the abundance of diatoms in the Air Hitam Strait.

Key Words: abundance, diatoms, oil content

1. Student of Faculty of Fisheries and Marine Science, University of Riau. 2. Lecturer of Faculty of Fisheries and Marine Science, University of Riau.

1 STUDI KANDUNGAN MINYAK DAN KELIMPAHAN DIATOM DI PERAIRAN SELAT AIR HITAM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU

Oleh

Syukri Fajar1), Irvina Nurrachmi2) dan Syahril Nedi2) Jurusan Kelautan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau Postal Address: Kampus Bina Widya Sp. Panam Pekanbaru-Riau-Indonesia [email protected]

ABSTRACT

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2017 dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara kandungan minyak dengan kelimpahan diatom dan kondisi perairan di Perairan Selat Air Hitam Provinsi Riau. Metode yang digunakan adalah metode survei yang dilakukan pada 4 stasiun, masing-masing stasiun terdiri dari tiga titik sampling. Nilai rata-rata kandungan minyak antara 0,2687 - 0,7889 ppm dan nilai rata-rata kelimpahan diatom antara 116 - 287ind/l dengan 7 spesies.Dari hasil penelitian , kandungan minyak di air laut dengan kelimpahan diatom memiliki hubungan yang kuat dengan nilai koefisien korelasi r = 0,727, persamaan matematis y = 337.04 – 233.71x dengan koefisien determinasi (R2) = 0, 5291 dan nilai Sig < 0,05. Nilai r menyatakan hubungan yang kuat dengan nilai yang negatif artinya dengan meningkatnya kandungan minyak maka kelimpahan diatom di perairan Selat Air Hitam akan menurun.

Kata kunci : Kelimpahan, diatom, kandungan minyak

1. Mahasiswa Fakultas Perikanan Dan Kelautan Universitas Riau 2. Dosen Fakultas Perikanan Dan Kelautan Universitas Riau

2 PENDAHULUAN Kabupaten Kepulauan permukaannya sehingga dapat Meranti adalah Kabupaten terrmuda mempengaruhi fotosintesis di Provinsi Riau di wilayah pesisir fitoplankton begitu juga halnya yang merupakan jalur pelayaran dan dengan diatom. Cahaya matahari perdagangan yang melintasi Selat Air yang masuk ke dalam perairan akan hitam. Perairan Selat Air Hitam terhambat sehingga produktivitas merupakan salah satu kawasan fotosintesis menurun. perairan yang padat akan berbagai Diatom merupakan aktivitas manusia seperti pelayaran, fitoplankton yang termasuk dalam pemukiman penduduk, aktivitas filum Bacillariophyta yang banyak industri dan aktivitas manusia dijumpai di perairan laut yang lainnya yang menghasilkan polutan. berperan sebagai produser primer, Menurut Mukhtasor (2007) sebagai sumber makanan bagi dinyatakan bahwa limbah yang organisme lain, dan mampu merubah berasal dari kapal mengandung bahan anorganik menjadi organik, minyak yang berasal dari tangki sehingga dalam rantai makanan di bahan bakar dan minyak merupakan perairan laut menempati tropik level polutan yang berpotensi mencemari pertama (Nontji, 2008). laut. Penelitian ini bertujuan untuk Pencemaran minyak mengetahui hubungan antara menyebabkan terjadinya kerusakan kandungan minyak dengan pada membran sel biota laut oleh kelimpahan diatom dan kondisi molekul-molekul hidrokarbon perairan di Perairan Selat Air Hitam minyak yang mengakibatkan Provinsi Riau. Manfaat penelitian ini, keluarnya cairan sel dan meresapnya diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan tersebut ke dalam sel informasi tentang kandungan minyak (Hutagalung, 2010). Masuknya dan jenis diatom yang dijumpai serta minyak ke perairan akan kondisi perairan di wilayah tersebut. menimbulkan lapisan film di

METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan Laboratorium Biologi Laut Fakultas pada bulan Maret sampai April 2017 Perikanan dan Kelautan Universitas di perairan Selat Air Hitam Provinsi Riau. Bahan dan alat yang digunakan Riau. Analisis kandungan minyak selamapenelitian dapat dilihat pada dan kelimpahan diatom dilakukan di Tabel 1. Laboratorium Kimia Laut dan

3 Tabel 1. Bahan dan Alat Analisis Kandungan Minyak, Diatom dan Kualitas Perairan. No Analisis Bahan Alat - Sampel air - Botol sampel - Erlenmeyer - Aquades - Ice box - Labu ukur - CCl - Glass wool - Pipet tetes 1 Minyak 4 (kloroform) - Corong pisah - Oven

- H2SO4 Pekat - Neraca analitik - Desikator - Ember - Sampel air - Plankton net no.25 - Aquades - Ember plastik- Kamera - Botol sampel- Pipet tetes - Lugol 4% - Cover glass- Hand counter 2 Diatom - Mikroskop - Object glass - Buku identifikasi diatom (Yamaji, 1976 dan Davis, 1995)

Kualitas Perairan - DO Meter . Oksigen terlarut (mg/l) - Stopwatch . Salinitas (% ) o - Hand refractometer 3 . Suhu (oC) - Sampel air - Thermometer . pH - pH indikator . Kecerahan (m) - Secchi disk . Kecepatan Arus (m/det) - Current drouge

Metode yang digunakan rakyat dan pembangunan pelabuhan, dalam penelitian ini adalah dengan Stasiun 2 terletak di Pelabuhan menggunakan metode survei yang Sembako yang padat aktivitas terdiri dari 4 stasiun, masing-masing bongkar muat, Stasiun 3 terletak stasiun terdiri dari tiga titik sampling Pemukiman Penduduk yang berada dengan jarak 100 m pada setiap titik di tepi laut, dan Stasiun 4 terletak di sampling. Stasiun 1 berada di Pantai perairan Alai yang masih jarang Dorak yang terdapat aktivitas aktivitas antropogenik antropogenik seperti pelabuhan

Pengambilan sampel minyak mnenggunakan ember pada dan diatom dilakukan dengan permukaan perairanan. Sampel Gambar 1. Peta lokasi Penelitian

4 minyak dimasukkan ke dalam botol 25 ml CCl4 sampai tiga kali dan sampel berukuran 1000 ml. setiap hasil ekstraksi ditampung Kemudian ditambahkan 2 tetes dalam erlenmeyer dan disaring

H2SO4 pekatdan diberi label. terlebih dahulumengunakan glass Selanjutnya dimasukkan ke dalam wool. Hasil dari penyaringan, diukur ice box, diberi es dan dibawa ke volumenya (C) dan hasil ekstraksi laboratorium dan langsung dianalisis dipisahkan ke dalam labu (colf) yang kandungan minyaknya (Pujianto terlebih dahulu sudah diketahui dalam Larasati, 2013). beratnya (dicuci bersih, dibilas dengan aquades dan dipanaskan Analisis kandungan minyak dalam oven selama 1 jam pada suhu menggunakan metode ekstrak CCl4 105 oC dan didinginkan dalam berdasarkan petunjuk American desikator selama 30 menit – 1 jam), Petrolium Institute yang dikenal kemudian ditimbang (B). Setelah dengan metode API 1340 dalam ditimbang, ekstrak tersebut Larasati et al (2013). Dalam dipanaskan pada suhu 90 oC sampai penelitian ini minyak yang diukur CCl4 menguap. Setelah menguap, adalah kandungan minyak yang dimasukkan ke dalam desikator terkandung dalam air sampel, dengan selama 30 menit - 1 jam. Kemudian langkah kerja sebagai berikut: ditimbang pada ketelitian 4 desimal Sampel minyak yang telah diambil (A). sebanyak 1000 ml diekstrak dengan

Perhitungan kadar minyak:= A - B) g x 75 ml / (C ml x 1000) =...... ppm Keterangan: A = Berat labu setelah diuapkan (gram) B = Berat labu kosong (gram)

C = Volume CCl4 setelah diekstraksi (ml)

Pengambilan sampel diatom kemudian dibawa ke laboratorium dilakukan pada waktu siang hari untuk dianalisis.Sampel yang telah antara pukul 11.00 – 15.00 WIB. diambil diaduk rata, kemudian Prosedur kerja untuk pengambilan diambil dengan menggunakan pipet dan penanganan sampel diatom tetes, diteteskan pada object glass sebagai berikut:Sampel diambil dan ditutup dengan cover glass, menggunakan ember kapasitas 20 kemudian diamati di bawah liter sebanyak 100 liter kemudian mikroskop.Pengamatan diatom disaring dengan plankton net dilakukan dengan metode sapuan, no.25.Air hasil penyaringan tersebut dengan mengamati semua bidang di dimasukkan ke dalam botol sampel object glass dengan perbesaran 10 x dan diberi larutan lugol 4% sebanyak 10 dilakukan pengulangan sebanyak 3-4 tetes.Setiap sampel diberi label 3x pengulangan pada masing-masing dan dimasukkan ke dalam ice box sampel.Selanjutnya jenis diatom

5 yang terlihat diidentifikasi dengan Kelimpahan diatom dihitung dengan menggunakan buku identifikasi menggunakan metode sapuan Yamaji (1976) dan Davis merujuk pada rumus APHA (1995) (1995).Kemudian dikelompokkan sebagai berikut: jenis diatom yang sama dan dihitung kelimpahannya.

Keterangan: N = KelimpahanN = fitoplanktonZ (ind/l) X = Volume air yang tersaring (125 ml) Y = Volume air sampel di bawah cover glass (0,06 ml) V = Volume air sampel yang disaring (100 liter) Z = Jumlah individu yang ditemukan (ind) Data pengukuran parameter korelasi. Menurut Yasmin dan kualitas perairan yang diperoleh Kurniawan (2009), analisis regresi dijadikan sebagai faktor pendukung linear digunakan untuk memprediksi yang kemudian dihubungkan dengan pengaruh variabel bebas terhadap kandungan minyak dan kelimpahan variabel terikat dengan tujuan untuk diatom yang dianalisis di melihat ada atau tidaknya hubungan laboratorium. diantara kedua variabel tersebut. Hubungan kandungan minyak Kemudian bagaimana arah dengan kelimpahan diatom dapat hubungannya dan seberapa kuatkah diketahui dengan melakukan uji hubungan tersebut, berikut regresi linear sederhanadan uji persamaan regresinya: Y = a + bx

Dimana: Y = Kelimpahan diatom (ind/l) a dan b= Konstanta dan koefisien regresi x = Kandungan minyak (ppm)

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian pesisir timur pulau Sumatera, dengan pesisir pantai yang berbatasan Kabupaten Kepulauan dengan sejumlah negara tetangga dan Meranti merupakan salah satu daerah masuk dalam daerah Segitiga di Provinsi Riau yang berada di Pertumbuhan Ekonomi (Growth wilayah pesisir. Secara geografis Triagle) Indonesia - Malaysia - Kabupaten Kepulauan Meranti Singapore (IMS-GT ) dan secara berada pada koordinat 0° 42' 30" - tidak langsung sudah menjadi daerah 1° 28' 0" LU, dan 102° 12' 0" - 103° Hinterland Kawasan Free Trade 10' 0" BT, dan terletak pada bagian Zone (FTZ) Batam - Tj. Balai

6 Karimun ((Badan Pusat Statistik beberapa wilayah yaitu :Sebelah Kabupaten Kepulauan Meranti, Utara dengan Selat Malaka, Sebelah 2015). Selatan dengan Kabupaten Siak, Secara umum Perairan Selat Sebelah Barat dengan Kabupaten Air Hitam berada diantara pulau dan Sebelah Timur Tebing Tinggi dan pulau berbatasan dengan Kabupaten yang berbatasan langsung dengan Karimun, Provinsi Kepulauan Riau.

Parameter Kualitas Perairan di Selat Air Hitam dapat dilihat pada Hasil pengukuran parameter Tabel 2. kualitas perairan pada saat penelitian Tabel 2. Nilai Rata – rata Parameter Kualitas Perairan

Hasil pengukuran parameter 27-50 cm, kecepatan arus 0,31-0,53 kualitas perairan di lokasi penelitian, m/dtk. Secara umum kondisi suhu berkisar 28oC–30oC, salinitas lingkungan perairan Selat Air Hitam berkisar 28-29 ppt, oksigen terlarut masih berada pada kisaran yang 5,01-6,63 mg/l, pH 7-8, kecerahan layak untuk kehidupan diatom. Kandungan Minyak

Minyak merupakan salah satu jalur transportasi kapal-kapal, dan parameter penting dalam pendugaan pemukiman. Nilai rata-rata pencemaran perairan, khususnya kandungan minyak di perairan Selat untuk wilayah yang berbatasan Air Hitam dapat dilihat pada Tabel 3. dengan aktivitas manusia, seperti

7 Tabel 3. Nilai Rata-rata Kandungan Minyak di Perairan Selat Air Hitam.

Berdasarkan Tabel 3 terlihat minyak atau bisa juga berasal dari bahwa nilai rata-rataKandungan kebocoran tangki bahan bakar. minyak tertinggi terdapat di stasiun 2 Penyebab rendahnya kandungan (0,7889 ppm) dan terendah pada minyak pada stasiun 4 karena stasiun 4 (0,2687ppm).Tingginya kawasan di perairan Alai belum nilai rata-rata kandungan minyak terlalu banyak aktivitas antropogenik pada stasiun 2 diduga karena adanya seperti belum ada persinggahan kapal aktivitas kapal-kapal pengangkut besar sehingga kandungan minyak di barang yang melakukan bongkar stasiun ini lebih rendah dibandingkan muat, sehingga dari aktivitas kapal- dengan stasiun yang lain. Sesuai kapal yang menghasilkan polutan dengan Amin (1996) yang pembuangan air ballast dan juga mengemukakan bahwa kandungan kebocoran kapaltersebut minyak terendah terdapat pada menyebabkan kandungan minyak daerah yang paling jauh dari kilang tinggi di area ini. Sehingga minyak minyak, sehingga semakin jauh dari tersebut akan berkumpul membentuk sumbernya maka kandungan minyak lapisan film minyak di perairan di perairan akan semakin menurun, pelabuhan. Sesuai dengan Mukhtasor selain kegiatan kilang, lalu lintas (2007) yang menyatakan bahwa air kapal turut menyumbangkan limbah yang berasal dari kapal keberadaan minyak di perairan. kadangkala juga mengandung

8 Kelimpahan Diatom Kelimpahan diatom yang Hitammemiliki nilai bervariasi yang ditemukan di perairan Selat Air dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Nilai Rata-rata Kelimpahan Diatom di Perairan Selat Air Hitam Berdasarkan Stasiun.

Nilai rata-rata kelimpahan Kelimpahan diatom rendah pada diatom yang ditemukan setiap stasiun stasiun 2i disebabkan oleh aktivitas di perairan Selat Air Hitam antara antropogenik yang tinggi pada 116 – 284ind/l dengan nilai rata-rata stasiun 2 seperti bongkar muat kapal, kelimpahan diatom tertinggi aktivitas pelayaran dan penambatan ditemukan di stasiun 4 (284ind/l), kapal barang yang banyak sedangkan rata-rata kelimpahan mengeluarkan air ballast dan ceceran diatom terendah pada stasiun 2 ( minyak di stasiun tersebut. Menurut 116ind/l). Tingginya kelimpahan Effendi (2003), diatom menpunyai diatom pada stasiun 4karena berada respon yang berbeda – beda terhadap pada daerah yang masih jarang kondisi perairan disuatu lingkungan, aktivitas antropogenik sehingga sehingga jenis diatom yang dijumpai keadaan perairan disana masih baik berbeda dan bervariasi dari satu dan produktif untuk diatom. tempat ke tempat yang lain. Hubungan Kandungan Minyak dengan Kelimpahan Diatom

Hubungan kandungan minyak pada Gambar 2 dengan dengan kelimpahan diatom di menggunakan uji linier sederhana perairan Selat Air Hitamdapat dilihat sebagai berikut.

9 Gambar 2. Grafik Hubungan Kandungan Minyak dengan Kelimpahan Diatom di Perairan Selat Air Hitam.

Hasil dari uji regresi linier Peningkatan kandungan sederhana antara kandungan minyak minyak memiliki hubungan 72,7 % dengan kelimpahan diatom terhadap kelimpahan diatom dan menunjukkan hubungan yang kuat 27,3 % berhubungan oleh faktor- dengan nilai koefisien korelasi r = faktor yang lainnya seperti oksigen 0,727. Persamaan matematis: y = terlarut, kecerahan, salinitas dan 337.04 - 233.71xdengan koefisien parameter kualitas perairan lainnya. determinan(R2) = 0,5291 dan hasil Hal ini akan berdampak pada uji korelasi didapat nilai Sig < 0,05 kelimpahan diatom yaitu sehingga H1diterima.Nilai r terganggunya proses fotosintesis menyatakan hubungan yang kuat pada diatom akibat adanya lapisan dengan nilai yang negatif artinya film dari minyak yang menghambat dengan meningkatnya kandungan penetrasi cahaya matahari yang minyak maka kelimpahan diatom di masuk ke dalam perairan. perairan Selat Air Hitam akan menurun.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan Kandungan minyak tertinggi (284 ind/l) dan terendah pada stasiun terdapat di stasiun 2 (0,7889 ppm) 2 (116 ind/l). dan terendah pada stasiun 4 (0,2687 Hasil pengukuran parameter ppm). Sedangkan kelimpahan diatom kualitas perairan di lokasi penelitian, tertinggi ditemukan pada stasiun 4 suhu berkisar 28oC–30oC, salinitas

10 berkisar 28-29 ppt, oksigen terlarut 0,727maka hubungan kandungan 5,01-6,63 mg/l, pH 7-8, kecerahan minyak dengan kelimpahandiatom 27-50 cm, kecepatan arus 0,31-0,53 menunjukkanhubungan kuat serta m/dtk. Secara umum kondisi mempunyai nilai negatif yang artinya lingkungan perairan Selat Air Hitam semakin tinggi kandungan minyak masih berada pada kisaran yang maka kelimpahan diatom semakin layak untuk kehidupan diatom. menurun atau rendah.Berdasarkan Berdasarkan uji korelasi didapat hasil penelitian yang dilakukan, nilai Sig < 0,05 sehingga H1diterima maka kandungan minyak di perairan dan hasil dari uji regresi linier Selat Air Hitam Kabupaten sederhana didapat nilai diperoleh Kepulauan Meranti Provinsi Riau nilai Y= 337.04 - 233.71x dengan masih dibawah ambang batas dari koefisien determinasi R2 = yang telah ditetapkan oleh MENLH 0,5291dan koefisien korelasi r = No.51 Tahun 2004 yaitu ≤ 1 ppm.

Saran

Disarankan untuk penelitian juga kepada pemerintah lanjutan yang akan dilakukan di Selat daerahkhususnya instansi yang Air Hitam mengenai kandungan berwenang untuk dapat bersama- minyak terhadap kelimpahan diatom sama menjaga lingkungan dan agar memperbanyak stasiun mengontrol pemanfaatannyasesuai penelitian serta memperhatikan strata dengan peraturan perundangan – kedalaman agar hasil yang didapat undangan agar perairan Selat Air lebih representatif terhadap Hitam tidak tercemar. lingkungan perairan dan disarankan

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur kehadirat Syahril Nedi, M.Si selaku Allah SWT yang telah melimpahkan pembimbing II yang telah rahmat dan karunia-Nya, sehingga memberikan arahan dan bimbingan penulis dapat menyelesaikan skripsi pada penulis serta rekan-rekan yang ini tepat pada waktunya. Penulis telah memberikan bantuan dan mengucapkan terima kasih kepada motivasi kepada penulis. Ibu Ir. Irvina Nurrachmi, M.Sc selaku pembimbing I, dan Bapak Dr.

DAFTAR PUSTAKA

11 Amin, B. 1996. Studi Tentang Kelimpahan Diatom Kondisi Fisika – Kimia (Bacillariophyta) di Perairan Perairan di Sekitar Teluk Kabung Marine Station Selat MenKLH. 2004. NO. Kep dan Selat Malaka. Laporan 51/MENKLH/II/2004. Penelitian Universitas Riau Tentang Buku Mutu Limbah Pekanbaru (tidak Cair. Sekretariat Menteri diterbitkan) 56 hal. Negara Kependudukan dan APHA., 1992. Standard Methods for Lingkungan Hidup. Jakarta. the Examination of Water 439 hal. and Wastewater. Mukhtasor., 2007. Pencemaran Washington DC. 769 p. Pesisir dan Laut. PT. Badan Pusat Statistik Kabupaten Pradnya Paramita. Jakarta Kepulauan Meranti. 2015. 28 hal. http://merantikab.bps.go.id/l Nontji, A., 2008. Plankton Laut. inkTabelStatis/view/id/14.ht Jakarta: LIPI Press. 331 hal. ml. Diakses Pada tanggal 24 Yasmin, S dan Kurniawan, H., 2009. April 2017 pukul 15.00 SPSS complete: Teknik WIB. Analisis Statistik Terhadap dengan Software SPSS. Davis, C. C., 1955. The Marine and Salemba Infotek. Jakarta. Fresh Water Plankton. 328 hal. Associate Professor of Yamaji, I., 1976. Illustration of the Biology Western Reserve Marine Plankton of Japan University. Michigan State 8th ed. Hoikhusa Publissing University Press. 561 p. Co. Ltd. Tokyo. 563 p. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelola Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. 285 hal. Hutagalung, H. P., 2010. Pengaruh Minyak Mineral Terhadap Organisme Laut. Pusat Penelitian Oseanografi – LIPI. Jakarta. Oseana, Volume XXV, Nomor 1 : 13 – 27 ISSN 0216-1877 Larasati, C, E. Syarel, N. dan Irvina, N., 2013. Hubungan Kandungan Minyak dan

12