Jaranan Pogogan Teguh Rahayu Desa Sugihwaras, Prambon, Kabupaten Nganjuk Marinda Lisa Anggraini

JARANAN POGOGAN TEGUH RAHAYU DESA SUGIHWARAS, PRAMBON, KABUPATEN NGANJUK (KAJIAN HOLISTIK)

Marinda Lisa Anggraini Institut Seni (ISI) Jalan Ki Hadjar Dewantara No. 19 Kentingan, Jebres, Surakarta 57126

Sutarno Haryono Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan dan mengkaji secara anilitis tentang Jaranan Pogogan Teguh Rahayu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan kritik seni holistik. Tahap penelitian yang digunakan adalah pengumpulan data dengan melakukan observasi, wawancara, dan studi pustaka. Seluruh data yang didapat kemudian di analisis dengan menggunakan pendekatan kritik holistik yang mencakup faktor genetik, faktor objektif serta faktor afektif. Hasil temuan bahwa Kesenian Jaranan Pogogan Teguh Rahayu merupakan kesenian yang diciptakan selain sebagai sarana hiburan juga sebagai sarana edukasi. Terdapat pesan-pesan moral dibalik setiap penyajiannya seperti semangat juang, kerja keras dan perintah-perintah untuk melakukan kebaikan. Kata kunci: Jaranan Pogogan Teguh Rahayu, Kritik Seni Holistik.

Abstract The goal of this research is to describe and carry out an analytical study of Jaranan Pogogan Teguh Rahayu. A qualitative research method is used with a holistic art criticism approach. The stages of the research include data collection through observation, interviews, and a library study. All the data obtained is then analyzed using a holistic art criticism approach which includes the genetic factors, objective factors, and affective factors. The research results show that the art of Jaranan Pogogan Teguh Rahayu was created as a form of entertainment and also as a medium for education. Every performance contains moral messages, such as the need for a fighting spirit, the importance of hard work, and instructions to perform good deeds. Keywords: Jaranan Pogogan Teguh Rahayu, Holistic Art Criticism.

PENDAHULUAN Beberapa macam kesenian Jaranan yang Kesenian Jaranan merupakan salah terdapat di Jawa timur, seperti Jaranan satu kesenian yang masih berkembang di Senterewe, Jaranan Dor, Jaranan Pegon, pulau Jawa, khususnya di Jawa Timur. Jaranan Pogogan dan masih banyak lagi.

130 Volume 17 No. 2 Desember 2018 Kesenian Jaranan di wilayah Kabupaten Pogogan ini mengemas dan memberi variasi Nganjuk mulai dikenal masyarakat luas. terhadap Jaranan Pogogan dengan sedemikian Akibatnya, muncul beberapa kesenian rupa yang mempunyai maksud supaya Jaranan yang serupa tapi memiliki ciri khas dapat menarik perhatian penikmatnya. yang berbeda. Kesenian Jaranan di Nganjuk Seperti pendapat Gendhon Humardani pada awalnya diperkenalkan oleh seseorang dalam Rustopo bahwa. yang berasal Desa Judel yang bertempat di Seni rakyat didukung oleh kelompok bawah kaki Gunung Wilis yang berbatasan masyarakat yang homogen yang dengan Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten menunjukkan sifat-sifat solidaritas Kediri. yang nyata, dalam hal ini adalah Pada tahun 1956 berdiri suatu masyarakat pedesaan atau pedalaman. Bentuknya tunggal tidak paguyuban Jaranan Pogogan Teguh Rahayu beragam, tidak halus dan tidak rumit. yang berada di Desa Sugihwaras Kecamatan Penguasaan terhadap bentuk-bentuk Prambon Kabupaten Nganjuk di bawah semacam itu dapat dicapai dengan pimpinan Eko Kadiyono. Jaranan Pogogan tidak melalui latihan-latihan khusus. Peralatannya sederhana dan terbatas. yang ada di Desa Sugihwaras Kecamatan Dalam penyajiannya juga seolah-olah Prambon Kabupaten Nganjuk diberi nama tidak ada batas antara pemain dan Teguh Rahayu dengan maksud kesenian ini penonton. Situasi seperti ini bisa tetap hidup sampai kapanpun seiring menyebabkan seni rakyat sangat akrab dengan lingkungannya dengan kemajuan jaman dan tidak mudah (2001:106-107). hilang digerus oleh kesenian yang meninggalkan seni tradisi. Jaranan Pogogan Peneliti memilih pendekatan Teguh Rahayu, lahir dan hidup di tengah- menggunakan kritik seni holistik karena tengah masyarakat pedesaan, sehingga dianggap mampu bagi peneliti untuk dapat kesenian ini dapat dikatakan sebagai membahas tentang Jaranan Pogogan Teguh kesenian rakyat guna untuk memenuhi atau Rahayu Desa Sugihwaras Kecamatan menjawab kebutuhan rohani masyarakat. Prambon Kabupaten Nganjuk secara lebih lengkap dan lebih fokus untuk menjelaskan Seni pertunjukan rakyat adalah juga sebagai seni tradisional, merupakan tentang latar belakang Jaranan Pogogan proses kreativitas masyarakat untuk Teguh Rahayu, Bentuk Jaranan Pogogan menjawab kebutuhan rohani Teguh Rahayu, respon masyarakat terhadap masyarakat. Bentuk seni pertunjukan pertunjukan kesenian Jaranan Pogogan rakyat yang sering juga disebut seni Teguh Rahayu, serta integrasi hubungan rakyat relatif beragam setiap daerah, tumbuh dan berkembang dalam antara komponen non-verbal dan verbal lingkungan pedesaan, didukung oleh yang terdapat pada Jaranan Pogogan Teguh kelompok masyarakat secara turun- Rahayu sehingga menghasilkan makna yang temurun (Soemaryatmi, 2015:37). dapat ditarik dari integrasi antara hubungan Pada dasarnya kesenian Jaranan non-verbal dan verbalyang terdapat pada Pogogan di Desa Sugihwaras Kecamatan Jaranan Pogogan Teguh Rahayu. Prambon Kabupaten Nganjuk ini Pendekatan kritik seni holistik dalam mengangkat siklus panji. Para seniman Jaranan Pogogan Teguh Rahayu dianggap

Volume 17 No. 2 Desember 2018 131 Jaranan Pogogan Teguh Rahayu Desa Sugihwaras, Prambon, Kabupaten Nganjuk Marinda Lisa Anggraini mampu untuk membahas hubungan antara Empat tahun setelah kejayaan Jaranan latar belakang seniman dan keseniannya Barik, tepatnya tahun 1956 lahirlah Jaranan (Faktor Genetik), Jaranan Pogogan Teguh Pogogan Teguh Rahayu di Desa Sugih waras Rahayu (Faktor Objektif), respon masyarakat Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk (Faktor Afektif), dan makna yang terbentuk yang di prakarsai oleh Maridjo yang sebagai hasil dari hubungan ketiga memiliki bentuk yang hampir sama dengan komponen tersebut. Jaranan Barik namun berbeda dengan Jaranan ndadi yang ada di Kabupaten Nganjuk. JARANAN POGOGAN TEGUH RAHAYU Bentuk pada suatu kesenian merupakan hal DESA SUGIHWARAS pokok yang dimiliki oleh suatu kesenian itu Kesenian rakyat merupakan suatu sendiri termasuk tari. Bentuk adalah kesenian yang lahir dan berkembang di perpaduan dari beberapa unsur atau tengah masyarakat. Suatu kesenian yang komponen yang bersifat fisik, saling mengkait lahir dan berkembang di tengah-tengah dan terintegrasi dalam suatu kesatuan masyarakat memiliki bentuk yang berbeda- (Maryono, 2015:24). Berdasarkan pendapat beda atau memiliki ciri khas tertentu. Kesenian Maryono, dapat dilihat pada Jaranan Pogogan Jaranan Pogogan awalnya diperkenalkan Teguh Rahayu dalam bentuk sajiannya oleh Kasmani (Alm) yang berasal dari memiliki suatu bentuk fisik yang hampir Desa Judel yaitu sebuah desa yang terletak di sama dengan Jaranan Barik namun berbeda kaki Gunung Wilis, tepatnya di perbatasan dengan Jaranan ndadi yang ada di Jawa antara Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Timur, misalnya pada Jaranan Pogogan Teguh Kediri. Pada tahun 1952 Kasmani mulai Rahayu dan Jaranan Barik terdapat dialog mengamen dengan memperkenalkan dalam sajiannya, sehingga penari berhenti kesenian jathilan di Desa Betet Kecamatan sesaat dengan sebuah sikap atau pose yang Ngronggot Kabupaten Nganjuk yang terkesan ndagel atau lucu dalam setiap memiliki keunikan berupa jathilan bergaya sajiannya. Setiap adegannya memiliki seperti orang. hubungan yang saling berkaitan satu sama Pada tahun yang sama, Ragil salah lain. satu masyarakat Dusun Barik tertarik untuk Dalam suatu kesenian tidak dapat mendirikan paguyuban Jaranan dimana para terlepas dari tiga faktor utamanya yaitu pemainnya merupakan pemuda yang dilatih Seniman (Faktor Genetik), Keseniannya oleh Kasmani. Dari situlah kesenian Jaranan itu sendiri (Faktor Objektif) dan Penghayat bergaya wayang orang yang diberi sentuhan (Faktor Afektif). Dalam membahas tentang gecul yang dikenal dengan Jaranan Barik bentuk Jaranan Pogogan Teguh Rahayu mulai mengalami masa kejayaan. Jaranan secara lebih lengkap, peneliti akan Barik merupakan sebutan awal sebelum menjelaskan lebih rinci mulai dari adanya sebutan Jaranan Pogogan, hal itu Faktor Genetik (Seniman), Faktor Objektif karena masyarakat sekitar menganggap (komponen verbal dan komponen non- bahwa Jaranan tersebut berasal dari Dusun verbal) Jaranan Pogogan Barik.

132 Volume 17 No. 2 Desember 2018 Teguh Rahayu dan Faktor Afektif yaitu Senopati yang diiringi oleh seorang tanggapan yang diberikan oleh para Tumenggung yang suka melucu dan dua masyarakat yang mengapresiasi Jaranan prajurit wanita yang telah melakukan Pogogan Teguh Rahayu. perjalanan panjang dengan menunggang kuda. Cerita ini sebenarnya diangkat dari a. Faktor Genetik Jaranan Pogogan Teguh siklus panjimyaitu prajurit-prajurit yang Rahayu. ditugaskan oleh Lembu Amiluhur untuk Lahirnya suatu kesenian tidak bisa mencari jejak hilangnya putri mahkota Dewi dipungkiri bahwa, pada saat diciptakan Sekartaji. Di tengah-tengah perjalanan sang seniman mempunyai maksud dan tujuan Tumenggung (Pogog) sering berhenti dan tertentu dalam menciptakan kesenian itu melucu, dan berdialog antara Pogog, Sasra, sendiri. Pembahasan tentang hal-hal prajurit wanita, kemudian diperintahkan kemunculan Jaranan Pogogan Teguh Rahayu untuk menggerak-gerakan bagian-bagian ini menggunakan kritik seni holistik. Jaranan tubuhnya itu. Gerakan-gerakan itu semakin Pogogan Teguh Rahayu merupakan kesenian lucu karena hentakan-hentakan atau rakyat yang tidak bisa lepas dengan seniman gerakan-gerakan tubuh yang sering dan konsep-konsep pembentukan berlebihan dimanfaatkan oleh gerak sang keseniannya (faktor genetik). Sesuai dengan Pogog. pendapat H.B Sutopo bahwa latar belakang Pada tahun 1956 Kesenian Jaranan (faktor genetik) yang berupa segala hal yang Pogogan Teguh Rahayu pertama kali muncul berkaitan dan terjadi sebelum karya, konteks di Desa Sugihwaras Kecamatan Prambon, awalnya, sebelum program terwujud, dan tepatnya di Dusun Jimbir yang diprakarsai juga proses pembentukannya (2006:144). oleh Maridjo. Maridjo adalah salah satu Kedudukan faktor genetik dalam seni seniman yang mempunyai peran penting menjadi jelas seperti yang dinyatakan oleh dalam paguyuban Jaranan Pogogan Teguh Rochana dan Pramutomo sebagai berikut. Rahayu dan berasal dari Dusun Jimbir Desa Sugihwaras. Awalnya Maridjo dalam merintis Komponen genetik merupakan banyak hal yang meliputi kepribadian dan mendirikan paguyuban Jaranan Pogogan seniman, kondisi psikologisnya, Teguh Rahayu menginginkan adanya suatu selera, ketrampilan, kemampuan, kesenian yang berbentuk jaranan khas di pengalaman, latar belakang sosial desanya, maka Maridjo berpikir untuk budaya, dan berbagai peristiwa di sekitarnya. Semuanya merupakan mendirikan suatu kesenian dimana di berbagai hal di belakang karya dalamnya mengemas kesenian seperti (Rochana dan Pramutomo, 2007:36). Jaranan, Tayub, dan Wayang menjadi satu di dalamnya. Konseppenyusunan atau berdirinya Keinginan Maridjo dan kondisi pada Jaranan Pogogan Teguh Rahayu meliputi: saat itu didukung dengan kondisi dimana pemilihan jenis cerita, dan proses laki-laki lebih dominan daripada perempuan pembentukan Jaranan Pogogan Teguh di Dusun Jimbir, maka Maridjo berpikir untuk Rahayu. Pemilihan jenis cerita pada Jaranan mendirikan satu kesenian yang di dalamnya Pogogan ini diambil dari kisah seorang mengemas semua kesenian seperti Jaranan,

Volume 17 No. 2 Desember 2018 133 Jaranan Pogogan Teguh Rahayu Desa Sugihwaras, Prambon, Kabupaten Nganjuk Marinda Lisa Anggraini

Tayub, Ludruk dan Wayang ke dalam Jaranan Penggarapan adegan Ringgit Tiyang awal Pogogan yang diberi nama Teguh Rahayu mulanya karena pada saat pertama dengan maksud kesenian tersebut tetap awet masuknya kesenian Jaranan Pogogan di tidak gampang digerus oleh waktu. Pogogan Kabupaten Nganjuk merupakan Jaranan sendiri adalah nama irah-irahan yang yang hanya menggunakan kostum dan dikenakan oleh salah seorang tokoh, bergaya , maka pada sajian kemudian tokoh tersebut dikenal dengan selanjutnya digarap dengan sedemikian rupa sebutan Pogog. Pemberian nama kesenian ini oleh para seniman Pogogan dan ceritanya juga hanya mengambil nama salah satu tokoh sudah berkembang dengan mengambil lakon yaitu Pogog, karena tokoh Pogog sangat dari cerita rakyat maupun cerita yang menonjol dan dominan pada kesenian diambil dari epos Mahabarata dan . tersebut, Seperti yang diungkapkan Maridjo Pogogan disini memiliki arti ndagel, bahwa Maridjo ingin menggarap Jaranan tugel atau tidak utuh dengan maksud dalam Pogogan Teguh Rahayu ke dalam lima sajiannya tidak selalu menari namun diselingi adegan yaitu genjongan, pogogan, kucingan, dengan dialog-dialog lucu oleh para klanan dan ringgit tiyang (Eko Kadiyono, penarinya. Banyaknya laki-laki pada saat itu, wawancara 3 Oktober 2017). membuat Maridjo berpikir untuk menambah Awal mula adanya adegan genjongan, kesan ndagel maka untuk beberapa penari Maridjo menginginkan pada setiap ada yang ditarikan oleh laki-laki yang pertunjukannya terdapat adegan pembuka, berdandan seperti wanita cantik dan satu adegan isi dan adegan penutup. Demi tokoh penting dengan riasan menyerupai merealisasikan adegan pembuka tersebut, punakawan sebagai tokoh yang dominan Maridjo memberikan adegan genjongan di dalam kesenian Jaranan Pogogan yang disebut awal sajian sebagai tarian penyambutan. pogog. Ada juga alasan lain mengapa para Adegan yang kedua merupakan adegan penari yang menari adalah laki-laki yang Pogogan. Penggarapan konsep Pogogan berdandan seperti wanita, karena pada diambil dari cerita panji yang mengisahkan jaman dahulu terlalu banyak resiko apabila tentang seorang senopati diiringi oleh seorang mengajak perempuan untuk tanggapan atau tumenggung yang suka melucu dan dua pentas pada malam hari saat itu (Eko prajurit wanita yang telah melakukan Kadiyono, wawancara 2 Februari 2018). perjalanan panjang dengan menunggang kuda. b. Faktor Objektif Jaranan Pogogan Adegan ketiga merupakan adegan Teguh Rahayu kucingan. Konsep penggarapan pada adegan Tari merupakan bagian dari kucingan berbeda dengan barongan atau kebudayaan yang diekspresikan dalam kucingan pada jaranan ndadi yang ada di bentuk seni pertunjukan. Dalam pertunjukan Jawa Timur. Adegan ke empat merupakan tari terdapat satu sifat komunikasi dari adegan Klanan. Penggarapan Klanan pada pencipta untuk menyampaikan pesan kepada Jaranan Pogogan Teguh Rahayu menampilkan penghayat melalui karya tarinya. sisi jenaka dari tokoh Klana. Adegan ke lima Kehadirannya bukan hanya sekedar sebagai merupakan adegan Ringgit Tiyang. sarana hiburan, namun juga membawa

134 Volume 17 No. 2 Desember 2018 makna yang terkandung di dalamnya yang Konsep garapan gerak tari dapat berupa nilai moral maupun spiritual. menjelaskan pijakan gerak yang dipakai dalam koreografi, misalnya Faktor utama objektif terdiri atas teks dari tradisi klasik atau tradisi nonverbal dan teks verbal. Komponen kerakyatan, modern dance, atau kreasi verbal sebagai media untuk penemuan bentuk-bentuk gerak alami, menyampaikan maksud secara efektif studi gerak-gerak binatang, studi dan efisien sehingga dapat diketahui gerak dari kegiatan-kegiatan lain secara nalar, jelas, dan tidak terjadi seperti jenis olah tubuh atau olah raga, interpretasi lain. Komponen non ver- serta berbagai macam pijakan yang bal merupakan medium bantu yang dikembangkan secara pribadi dapat menekankan maksud tertentu (Murgiyanto, 2003:86). sehingga mudah tersampaikan dengan jelas, menarik dan mantap Secara kuantitatif menunjukkan (Haryono, 2010:170). bahwa gerak representtif lebih dominan dibandingkan dengan gerak presentatif. Pendapat dari Sutarno Haryonodapat Jumlah presentase gerak presentatif maupun diaplikasikan untuk membahas faktor gerak representatif yang terdapat pada objektif yang terdiri dari komponen non-ver- Jaranan Pogogan Teguh Rahayu didapatkan bal dan verbal yang terdapat pada Jaranan dari jumlah vokabuler gerak. Gerak Pogogan Teguh Rahayu. Sajian tentang representatif yang terdapat pada Jaranan komponen non-verbal dan verbal pada Pogogan Teguh Rahayu seperti mlaku-mlaku, Jaranan Pogogan Teguh Rahayu diuraikan ngglebak, menthul-menthul, jalan ditempat, sebagai berikut. lilingan, obah dhada tancep dipadukan dengan adu suri kuda, kiprahan, isen-isen, mlaku 1. Komponen Non-Verbal Jaranan mubeng tancep adalah menggambarkan Pogogan. prajurit yang sedang melakukan perjalanan Komponennon-verbal merupakan dan berlatih ilmu kanuragan. salah satu komponen yang terdapat pada Gerak representatif yang terdapat pada faktor objektif. Komponen non-verbal terdiri Jaranan Pogogan Teguh Rahayu mencapai atas gerak tari, karawitan tari, desain waktu, 76,19% adalah untuk menggambarkan rias busana, properti dan cahaya. semangat jiwa seseorang dalam menjalani Komponen non-verbal yang terdapat perjalanan kehidupan dan berlatih ilmu pada Jaranan Pogogan Teguh Rahayu Desa kanuragan. Adanya gerak presentatif pada Sugihwaras Kecamatan Prambon Kabupaten Jaranan Pogogan Teguh Rahayu yang Nganjuk tersebut akan dijelaskan lebih rinci mencapai 23,80% menunjukan bahwa pada sebagai berikut. kesenian ini masih menggunakan gerak murni dimana mengutamakan keindahan a. Gerak Tari dan untuk pemenuhan kebutuhan ekspresi. Dalam setiap pertunjukan tari, gerak merupakan medium dasar yang harus b. Pola Lantai diperhatikan. Melalui gerak, seorang penari Pada sajian pertunjukan juga terdapat dapat menyampaikan pesan yang ingin berbagai macam bentuk pola lantai. Seperti koreografer sampaikan kepada penonton. pendapat Maryono mengenai pola lantai

Volume 17 No. 2 Desember 2018 135 Jaranan Pogogan Teguh Rahayu Desa Sugihwaras, Prambon, Kabupaten Nganjuk Marinda Lisa Anggraini yaitu pola lantai merupakan garis yang pada Kucingan. Pola lantai yang digunakan dibentuk dari gerak tubuh penari pada lantai adalah berjajar dan berhadapan. atau panggung pertunjukan merupakan garis Pada adegan Klanan mempunyai imajiner yang dapat ditangkap dengan bentuk pola lantai yang acak, karena pada kepekaan rasa (2015:58). Sependapat dengan adegan ini hanya ditarikan oleh satu orang Maryono, Jaranan Pogogan Teguh Rahayu sebagai Klana, sedangkan satu orang yang dalam pementasannya juga terdapat menabuh kepyak hanya duduk di tengah dan gari imajiner yang dapat ditangkap dengan tidak ikut menari. Pola lantai penari Klanan kepekaan rasa. Berikut penjelasan mengenai biasanya hanya memutari penabuh kepyak. pola lantai pada sajian Jaranan Pogogan Pola lantai pada adegan Ringgit Teguh Rahayu. a). Pola Lantai Adegan Tiyang tidak menentu, namun ada beberapa Genjongan. pola lantai yang digunakan seperti Adegan Genjongan terdapat dua pola berhadapan, dan adu bahu kiri. pemilihan lantai. Pola lantai yang digunakan adalah pola lantai tersebut sering digunakan juga melingkar dan berbaris membentuk formasi pada cerita-cerita atau pethilan cerita lain dua dua satu. Pada adegan Pogogan terdapat yang digunakan dalam adegan Ringgit beberapa pola lantai seperti baris, berjajar ke Tiyang. Berikut merupakan gambar pola belakang, melingkar, dan berhadapan. Pola lantai yang sering digunakan pada adegan lantai baris digunakan pada saat penari kuda Ringgit Tiyang pethilan . perempuan memasuki tempat pementasan, pada pola lantai baris sekaran yang c. Penari digunakan adalah mlaku-mlaku, kemudian Dalam suatu sajian tari, penari pola lantai berjajar ke belakang digunakan merupakan objek yang menjadi fokus pada saat empat penari kuda keluar, gerakan perhatian bagi para penonton. Penari yang dilakukan adalah obah dhadha, obah merupakan media bagi koreografer untuk dhadha tancep, dan wangsalan, disusul dengan menyampaikan maksud atau sesuatu dari pola lantai melingkar sebagai penghubung koreografer kepada penonton. Penari pada gerak biasanya terdapat pada sekaran mlaku- Jaranan Pogogan Teguh Rahayu dominan laki- mlaku mubeng tancep yang terakhir adalah laki. Pemilihan penari laki-laki itu awalnya pola lantai berhadapan digunakan pada saat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan kiprahan ke empat penari dengan dimana penduduknya dominan laki-laki dan menggunakan sekaran wiwiran sampur, adu pada zaman dahulu jika mengajak penari suri kuda, tempelan kanan, tempelan kiri, dan wanita terdapat banyak resikonya. Para ukel pakis. penari yang terdapat pada paguyuban Pada adegan Kucingan pola lantai Jaranan Pogogan Teguh Rahayu memang yang dipakai pada gerakan seperti meloncat, memiliki beberapa pertimbangan untuk lilingan, embat tangan, langit bumi, pemilihannya. Adapun penari pada Jaranan jengkengan, ngadek ngilo, geolan dan hormat Pogogan Teguh Rahayu akan dijelaskan masuk. Gerakan-gerakan tersebut tidak sebagai berikut. mempunyai urutan yang pakem tetapi Penari Genjongan atau yang dikenal merupakan gerakan atau sekaran yang pasti dengan istilah Gambyong pada sajian yang

136 Volume 17 No. 2 Desember 2018 ditampilkan oleh paguyuban Jaranan adalah sebagai penari pawang. Penari Pogogan Teguh Rahayu memilih para Kucingan ditarikan oleh satu penari laki-laki penarinya adalah laki-laki yang berdandan dengan menggunakan topeng kucing dengan seperti wanita. gerak-gerak akrobatik seperti melompat dan Pemilihan penari laki-laki ini awalnya bergulung. Tokoh pawang ditarikan oleh laki- karena keadaan masyarakat yang laki yang berdandan seperti wanita. berdominan laki-laki dan pada awal Pemilihan penari pada adegan ini sebenarnya munculnya Jaranan Pogogan dahulu memang mengambil penari dari adegan Genjongan apabila mengajak penari perempuan itu yang dirasa mampu untuk merangkap mempunyai banyak resiko. Ditambah lagi sebagai tokoh pawang karena pada dasarnya dengan tujuan utamanya yang ingin seperti yang sudah dijelaskan bahwa para menonjolkan gecul maka para penari laki-laki penari Jaranan Pogogan harus bisa tersebut berdandan seperti layaknya merangkap peran pada setiap adegannya. perempuan. Jumlah penari pada adegan Penari Klanan ditarikan oleh satu Genjongan ada empat penari. Jumlah empat penari laki-laki yang memiliki tubuh bidang. pada penari Genjongan menyimbolkan papat Dalam adegan ini juga terdapat satu orang kiblat menurut orang jawa. (Eko Kadiyono, laki-laki penabuh kepyak, tetapi tidak ikut wawancara 2 Februari 2018) menari hanya duduk dan memukul kepyak. Penari pada adegan Pogogan ada Pada adegan Klanan pemainnya juga harus empat penari laki-laki yang memiliki peran pandai untuk melawak. masing-masing. Peran para penari meliputi Pada sajian ini tidak menampilkan tokoh Sasra, Pogog, dan dua sebagai penari tokoh Klanan seperti yang ada pada kuda putri. Tokoh Sasra ditarikan oleh penari Ponorogo, namun seniman Pogogan laki-laki yang berpenampilan atau berdandan mengemasnya dalam suatu bentuk adegan alusan seperti tokoh Janaka dengan karakter kesenian yang berbeda dimana tetap alusan. Satu penari berdandan sebagai tokoh menampilkan penampilan yang tidak jauh Pogog. Tokoh Pogog adalah tokoh yang dari adegan geculan dengan memberikan dominan dalam sajian Jaranan Pogogan. sentuhan dialog dan tembang. Pemain Pogog tidak bisa sembarang pemain, Ringgit tiyang dalam pementasannya karena tokoh Pogog tidak menentu pemilihan judul dan lakonnya. harus mampu mengerti kendangan, Dalam memainkan perannya, para penari gending dan juga pandai melawak. Penari Pogogan biasanya bergantian dalam setiap kuda putri ditarikan oleh dua penari laki-laki judulnya. Penari pada Ringgit Tiyang pada yang berdandan seperti wanita. Para penari intinya juga para penari yang menari dari ini merupakan penari seperti berpasangan adegan-adegan sebelumnya, namun hanya antara Sasra dengan penari kuda putri yang berganti busana saja. Pemilihan penarinya satu dan Pogog berpasangan dengan penari dipilih oleh dalang. Pada Ringgit Tiyang kuda putri yang lainnya. biasanya jika membutuhkan peran atau Penari pada adegan Kucingan ada dua tokoh perempuan, para seniman mengatasi orang. Pembagian penarinya yaitu satu or- dengan mengambil penari laki-laki yang ang sebagai penari Kucingan dan yang satu berhias atau berdandan seperti wanita. Hal

Volume 17 No. 2 Desember 2018 137 Jaranan Pogogan Teguh Rahayu Desa Sugihwaras, Prambon, Kabupaten Nganjuk Marinda Lisa Anggraini tersebut dilakukan semata hanya untuk digunakan adalah pembersih wajah, bedak menambah kesan gecul dan mendapat dasar, bedak padat, lipstik dan yang singwit. pengaruh dari kesenian ludruk dimana pada Riasan korektif yang digunakan oleh tokoh zaman dahulu pemainnya ada laki-laki yang pogog dimaksudkan untuk mengutamakan berdandan seperti wanita. Cerita yang kesan gecul dapat menarik perhatian para dibawakan biasanya juga disanggit oleh para penonton. Selain rias yang digunakan oleh seniman Pogogan dengan menambah Pogog, juga terdapat busana yang digunakan adegan-adegan geculan. antara lain rompi yaitu baju yang tidak berlengan biasanya berwarna merah bisa juga d. Rias dan Busana hitam, celana panjen atau bisa juga Pada sebuah pertunjukan tari salah menggunakan celana hitam yang dihiasi satu unsur terpenting adalah rias dan busana. dengan pinggiran merah yaitu celana yang Rias dan busana yang digunakan oleh panjangnya setinggi lutut bagian bawah seorang penari dapat mewakili karakter yang yang ujungnya dihias dengan pita. dibawakan oleh penari itu sendiri. Adegan Penari kuda putri merupakan salah Genjongan menggunakan rias cantik seperti satu bagian dari penari yang terdapat pada halnya riasan yang digunakan pada penari adegan Pogogan. Terdapat rias dan busana Gambyong. Rias cantik yang digunakan pada yang digunakan oleh penari kuda putri. adegan Genjongan berfungsi untuk Riasannya adalah rias cantik, hampir sama menampilkan sisi cantik seorang wanita pada seperti rias yang digunakan pada penari yang penari Genjongan. Meskipun para penari terdapat pada adegan Genjongan yang adalah laki-laki yang berdandan wanita, cenderung lebih tipis. Penggunaan rias cantik namun dalam geraknya tidak kalah luwes pada adegan Pogogan adalah sebagai dan kenes dari penari wanita. Busana yang pelengkap agar para penari pria dapat terlihat digunakan penari Genjongan hampir sama cantik layaknya penari wanita. Selain rias dengan kostum Gambyong yang ada di Jawa cantik yang digunakan, juga terdapat busana Tengah namun tidak menggunakan yang digunakan pada penari putri yang atau angkin tetapi menggunakan kebaya. terdapat pada adegan Pogogan. Pada awalnya Penggunaan kostum yang dipilih untuk penari putri kuda menggunakan irah-irahan adegan Genjongan ini bertujuan agar terlihat beserta sumping (seperti tokoh wayang wong indah, karena adanya pengaruh ludruk pada Srikandhi dan Larasati) akan tetapi pada tahun 1980. Keindahan pada kostum dilihat perkembangan selanjutnya dengan dari apabila para penari pria yang berdandan keterbatasan busana dan adanya pengaruh seperti wanita memakai kebaya dapat terlihat dari busana kesenian ludruk, maka yang seperti wanita yang sebenarnya yang terlihat dikenakan penari putri pada Jaranan Pogogan cantik, sopan, luwes dan lugu. antara lain seperti sanggul, Pada adegan Pogogan terdapat empat Sasra merupakan salah satu tokoh penari dengan rias dan busana yang berbeda. yang berdandan seperti Janaka atau Tokoh Pogog riasan yang digunakan adalah Bambangan. Pada Jaranan Pogogan Teguh rias korektif dengan mengutamakan kesan Rahayu tokoh Sasra ini disajikan untuk gecul. Adapun bahan dan alat rias yang menggambarkan seorang prajurit yang

138 Volume 17 No. 2 Desember 2018 tangguh namun tidak meninggalkan kesan digunakan pada tokoh Klanan yaitu kaos gecul atau lucunya. Rias yang digunakan berwarna merah dan putih, celana panji adalah rias alusan. Bahan rias yang berwarna hitam, stagen, boro samir berwarna digunakan antara lain pembersih wajah, alas hitam dan emas, kaos kaki warna merah bedak, bedak tabur atau bedak padat, blush panjang, sepatu bola, uncal, epek timang dan on atau pemerah pipi, pensil alis berwarna jarik. hitam, lipstick atau pewarna bibir yang Adegan Ringgit Tiyang merupakan berwarna merah. adegan yang berubah-ubah lakon dan jalan Kucingan dalam sajian Jaranan ceritanya setiap pementasan. Hal itu Pogogan Teguh Rahayu memang berbeda dikarenakan atas permintaan yang dengan Kucingan yang ada pada Jaranan mempunyai hajat. Dalam pementasannya, Sentherewe. Ada dua tokoh yaitu pawang dan adegan Ringgit Tiyang pernah memainkan Kucingan itu sendiri dengan rias dan busana atau mementaskan pethilan cerita Bambangan yang berbeda. Pada tokoh Kucingan tidak Cakil. Terdapat rias dan busana pada adegan menggunakan riasan wajah karena dalam ini. Tokoh Janaka menggunakan rias alusan. menari menggunakan topeng Kucingan atau Penggunaan rias dan busana alusan untuk yang sering disebut dengan barongan. Pada menampilkan tokoh Bambangan dalam tokoh pawang riasan yang digunakan adalah adegan Ringgit Tiyang, sedangkan tokoh rias cantik dengan bahan riasan yang Cakil menggunakan rias karakter cakil untuk digunakan adalah pembersih dan penyegar menampilkan karakter cakil pada sajiannya. wajah, alas bedak, bedak tabur atau bedak padat, pensil alis, eye shadow, blush on dan lip- e. Properti stick berwarna merah. Busana yang Properti adalah benda pendukung digunakan untuk Kucingan adalah celana sajian pada sebuah pertunjukan tari. berumbai merah dan kuning juga memakai Penggunaan properti akan dapat dikatakan stagen, tidak menggunakan baju karena mendukung apabila properti tersebut tertutup dengan kemul Kucingan yang mengandung makna dalam suatu sajian tari. digunakan. Rahayu menggunakan properti Klanan pada sajian Jaranan Pogogan seperti kuda kepang yang digunakan pada Teguh Rahayu masih menyajikan kesan- adegan kepangan atau Pogogan. Pada adegan kesan gecul. Rias dan busana yang digunakan Klanan juga menggunakan properti berupa juga berbeda dengan klanan yang berada topeng klana berwarna merah. Topeng pada sajian Reog Ponorogo. Pada adegan Klanan yang digunakan terbuat dari kayu Klanan, terdapat tokoh Klanan dan penabuh yang diukir dan dipahat menyerupai bentuk kepyak. Rias yang digunakan adalah rias natu- wajah dengan mata yang besar, hidung ral, karena pada saat penyajiannya tokoh menjulang dan kelihatan giginya. Warna Klanan menggunakan topeng, meskipun merah pada Klanan memberikan kesan tegas sering sekali membuka topeng pada saat dan tangkas. Berikut merupakan contoh berdialog, sedangkan penabuh kepyak tidak topeng yang digunakan pada adegan Klanan menggunakan riasan atau hanya sekedar Jaranan Pogogan Teguh Rahayu Desa menggunakan bedak tipis. Busana yang Sugihwaras Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk.

Volume 17 No. 2 Desember 2018 139 Jaranan Pogogan Teguh Rahayu Desa Sugihwaras, Prambon, Kabupaten Nganjuk Marinda Lisa Anggraini f. Desain Waktu seperti lampu general, dan lampu yang Dalam suatu pertunjukan tari dapat memiliki banyak warna. Pada Jaranan diamati dari rangkaian-rangkaian ragam Pogogan Teguh Rahayu menggunakan geraknya terdapat tempo, ritme yang cahaya untuk mendukung pertunjukannya. berbeda-beda. Dalam setiap pertunjukan tari Cahaya ini mempunyai fungsi untuk terdapat durasi yang berlangsung. mempertegas bentuk wajah karakter dan ekspresi wajah penari. Durasi dipahami sebagai jangka waktu berapa lama gerakan itu berlangsung. Seperti halnya rias dan kostum, peranan Barangkali dalam hitungan detik atau tata cahaya stage lighting sangat menit, bahkan dapat lebih panjang lagi mendukung suatu bentuk pertunjukan sebuah gerakan itu dilakukan (Hadi, tari...lighting menggunakan general 2003:51) light bersifat penerangan sepenuhnya kurang lebih 100% karena tema Biasanya pertunjukan Jaranan Pogogan garapan ini menggambarkan Teguh Rahayu dipentaskan atas permintaan keceriaan, senang, kemegahan, suasana hingar binar, dan sebagainya yang punya hajat seperti pernikahan, (Hadi,2003:92). khitanan, peringatan bersih desa atau nyadran, juga pada peringatan 17 Agustus Pendapat Sumandiyo Hadi dapat dan ada juga dipentaskan untuk sarana diaplikasikan pada Jaranan Pogogan Teguh pembayar nadzar atau ngluari ujar. Rahayu. Dalam pementasannya, jika Pementasan Jaranan Pogogan Teguh Rahayu dipentaskan pada malam hari menggunakan biasanya dilakukan pada siang ataupun lampu general. Pemakaian lampu general malam hari. Durasi pementasannya pada mempunyai fungsi untuk dapat saat awal kemunculan Jaranan Pogogan mempertegas riasan wajah, bentuk karakter apabila disajikan secara keseluruhan mulai serta ekspresi wajah yang dikeluarkan oleh dari adegan Genjongan, Pogogan, Kucingan, pemain diatas panggung, selain itu juga Klanan dan Ringgit Tiyang maka pementasan karena kesan pertunjukan yang mempunyai yang dilakukan pada saat malam hari banyak bagian yang gecul maka pemilihan dimulai pada pukul 21.00 Wib dan selesai lampu general dianggap paling terbaik. pada pukul 03.00 Wib dini hari, namun Pementasan jika dilakukan pada siang hari sekarang pementasannya karena adanya menggunakan cahaya dari sinar matahari. aturan dari pihak keamanan maka hanya dilakukan pementasan dimulai pada pukul h. Musik Tari 19.00 Wib dan selesai paling malam pukul Suatu sajian tari tidak terlepas dari 24.00 Wib. musik tari. Musik tari memiliki fungsi sebagai efek suara dan memberikan kelengkapan g. Cahaya pada suatu sajian tari. Musik tari adalah Cahaya adalah penerangan yang nyawa sebuah tarian, karena karawitan dibutuhkan pada setiap pertunjukan tari. selain sebagai pengiring juga dapat Sumber cahaya yang digunakan untuk suatu mewujudkan suasana yang dikehendaki pementasan pertunjukan tari adalah lampu. oleh penari dalam pertunjukkan. Ada beberapa lampu yang digunakan yaitu

140 Volume 17 No. 2 Desember 2018 Dalam pertunjukan tari khususnya, Jaranan Pogogan Teguh Rahayu. Komponen tari dan musik merupakan suatu verbal yang terdapat pada adegan Genjongan perkawinan yang harmonis. Jangan sekali-kali beranggapan bahwa musik adalah berupa tembang pada saat sekaran sebagai abdi tari, tetapi sebaliknya tayuban. Tembangan yang disajikan musik jangan sampai mendominir tari. merupakan jenis dari tembang pangkur Dalam pertunjukan tari musik harus (Caraka Wuri Utama, 27 April 2018). betul-betul sebagai pengiring yaitu “mengiringi” tari (Hadi, 2003:56). Adapun jenis tindak tutur yang paling banyak adalah tindak tutur asertif. Tembang Dalam penyajiannya, Jaranan yang terdapat pada adegan Genjongan Pogogan Teguh Rahayu diiringi dengan menunjukkan suatu pesan atau pernyataan musik tari yang mendominan. Pertunjukkan bahwa wanita yang sempurna baik dari fisik Jaranan Pogogan ini antara penabuh dengan maupun tindak tanduknya. Dilihat secara penari sering mengadakan komunikasi, gerak garis besar tembang yang ada pada adegan mengikuti iringan atau sebaliknya. Para Genjongan menggambarkan seorang wanita penabuhnya laki-laki sesuai dengan jumlah yang berkepribadian baik dan menarik yang alatnya. Biasanya tembang dilantunkan oleh diwujudkan dengan para penari Genjongan pemain Pogog. Adapun instrumen yang yang berdandan bagaikan wanita cantik digunakan antara lain kendhang gedhe, yang luwes dalam membawakan tariannya. thimplung, kenong, gong, slompret, dan kepyak Berdasarkan lagu dan sekaran yang pada Jaranan Pogogan Teguh Rahayu. dibawakan oleh para penari terdapat keserasian secara musikal sehingga 2. Komponen Verbal Jaranan Pogogan suasananya hanya terkesan rame dan Teguh Rahayu dinamis. Seluruh objek yang bersifat Pada adegan Pogogan terdapat kebahasaan dalam suatu pertunjukan tari beberapa macam komponen verbal dalam merupakan komponen verbal. Adapun sajiannya seperti ada-ada, pocapan, tembangan macam bahasa verbal yang terdapat pada serta beberapa dialog yang memberikan Jaranan Pogogan Teguh Rahayu adalah ada- kesan gecul atau lucu dalam pementasannya. ada, tembangan, pocapan, dan dialog. Pada dialog, biasanya membahas tentang hal- Membahas tentang kebahasaan dalam hal yang terkadang juga terjadi dalam pertunjukan tari, maka digunakan pendapat kehidupan sehari-hari, seperti celotehan- tentang tindak tutur oleh Kreidler dalam celotehan yang keluar secara sepontan dari buku Sutarno Haryono yaitu bahwa tindak mulut, bergurau, pitutur, juga kritikan- tutur dapat diklarifikasikan menjadi tujuh kritikan terhadap politik dan sebagainya jenis tindak tutur, diantaranya : assertive, yang dikemas dalam dialog kehidupan performative, verdictive, expressive, directive, sehari-hari yang menarik. Biasanya dialog ini commissive, dan phatic” (2010: 20-24). Tujuh untuk selingan di tengah- tengah adegan jenis tindak tutur pendapat Kreidler Pogogan. digunakan untuk membahas tindak tutur Adapun jenis tindak tutur yang paling yang terdapat pada ada-ada, tembangan, banyak adalah tindak tutur Direktif. ada-ada, janturan, dan dialog yang terdapat pada pocapan, maupun dialog yang terdapat pada

Volume 17 No. 2 Desember 2018 141 Jaranan Pogogan Teguh Rahayu Desa Sugihwaras, Prambon, Kabupaten Nganjuk Marinda Lisa Anggraini adegan pogogan berdominan adalah sebuah Adapun jenis tindak tutur yang paling perintah, dimana perintah yang baik yaitu banyak adalah tindak tutur direktif. Dialog untuk melestarikan budaya tanpa adanya yang berisikan tentang perintah, permintaan pamrih atau imbal balik dengan diselingi dan usulan yaitu seperti menyuruh beberapa dialog lucu sebagai hiburan. menyebutkan siapa sebenarnya Bambangan Berdasarkan pada ada-ada, pocapan dan dia- oleh Cakil. Dibalik tutur kata yang terlontar log yang dibawakan pemain pada adegan dari kedua tokoh memiliki maksud yang Pogogan terdapat keserasian sehingga tersirat bahwa dalam bersosialisasi harus gerakannya terkesan sigrak dan harmoni. memiliki sopan santun dalam meminta Pada adegan Klanan juga terdapat komponen sesuatu dan tidak melontarkan kata-kata verbal berupa dialog anatar tokoh Klana dan sombong yang dapat mengakibatkan penabuh kepyak. Dialog yang digunakan pertikaian. Hal itu juga terlihat pada gerak menggunakan bahasa sehari-hari. Hal-hal setelah dialog selesai yaitu perang yang yang dibahas biasanya mengenai fenomena- dilakukan oleh tokoh Bambangan dan Cakil. fenomena yang terjadi di kehidupan sehari- hari dan secara spontan. c. Faktor Afektif Jaranan Pogogan Teguh Adapun jenis tindak tutur yang paling Rahayu Desa Sugihwaras Kecamatan banyak adalah tindak tutur Direktif. Dialog Prambon Kabupaten Nganjuk yang berisikan tentang dialog-dialog yang Dalam suatu kesenian ada beberapa berisi perintah, permintaan dan usulan. persoalan pokok yang terdapat didalamnya. Dibalik tutur kata yang terlontar dari kedua Seperti yang diungkapkan oleh Nooryan tokoh memiliki maksud yang tersirat bahwa sebagai berikut. dalam bekerja harusnya giat, jika tidak tahu Ada tiga persoalan pokok dalam filsafat atau tidak mengerti harus bertanya mau seni, yaitu benda seni (karya seni) bagaimanapun keadaannya jika kondisi fisik sebagai hasil proses kreasi seniman, masih mumpuni harus tetap giat dalam pencipta seni (seniman), dan penikmat bekerja. Hal itu juga terlihat pada gerak yang seni (publik seni). Berdasarkan benda seni (karya seni) akan muncul dilakukan oleh tokoh Klanan yaitu gerak- persoalan kausal, sebagai hasil proses gerak yang sigrak sehingga terlihat sangat pemahaman dari publik atau harmonis. apresiator terhadap seni, yaitu berupa Pada adegan Ringgit Tiyang terdapat nilai-nilai seni (2008:162). komponen verbal dalam sajiannya seperti ada- Masyarakat sebagai penonton seni ada dan dialog. Pada sajian ringgit tiyang pertunjukan dapat dibedakan menjadi dua yang mengangkat pethilan cerita Bambangan kelompok yaitu penonton awam dan Cakil menggunakan dialog yang biasanya penonton terlatih (Haryono, 2010:236). terdapat pada sajian wayang wong. Pada Adapun beberapa pendapat yang dialognya tersirat kesan keangkuhan dan dikemukakan baik dari para masyarakat ketidak sabaran seseorang pada kehidupan awam, dan masyarakat terlatih seperti sehari-hari yang terlihat dari dialog Cakil, dan pengamat seni serta para pemain Jaranan kesan wibawa yang terlihat dari dialog Pogogan Teguh Rahayu sendiri mengenai Bambangan. Jaranan Pogogan Teguh Rahayu Desa

142 Volume 17 No. 2 Desember 2018 Sugihwaras Kecamatan Prambon Kabupaten Makna dari Jaranan Pogogan Teguh Nganjuk. Rahayu adalah mengajarkan betapa Para penghayat baik masyarakat pentingnya memiliki semangat juang untuk awam maupun masyarakat terlatih meraih sesuatu dalam kegiatan sehari-hari, merupakan hasil dari pengamatan yang seperti mencari pekerjaan untuk memenuhi dilakukan oleh masyarakat di lapangan. kebutuhan hidup maka harus berjuang Pendapat yang diungkapkan oleh maupun berkelana mencari pekerjaan dan masyarakat awam semata-mata hanya apabila masih belum didapat apa yang mereka dapat dari apa yang mereka lihat diinginkan dilarang menyerah dan harus tanpa harus berfikir bagaimana kesenian terus berjuang. Adanya semangat dan tekat tersebut dahulunya dapat berdiri dan hal lain yang kuat merupakan modal dasar yang sebagainya. Adapun pendapat yang harus dimiliki oleh setiap individu untuk dikatakan oleh masyarakat terlatih dapat memotivasi diri meraih sesuatu yang merupakan beberapa pendapat yang didapat diinginkan. bukan semata-mata hanya melihat dan dapat Adanya teks yang berupa ada-ada berpendapat, namun para masyarakat maupun pocapan pada awal pertunjukan terlatih juga mendapatkan informasi baik dari dimaksudkan untuk penambah atau perintis atau pendiri pertama Jaranan Pogogan pendukung suasana dalam pementasan yang Teguh Rahayu maupun dari referensi- mempunyai tujuan agar masyarakat yang referensi seperti buku, dan bukti sejarah yang melihat kesenian Jaranan Pogogan dapat berkaitan dengan awal mula berdirinya menyatu pada rasa semangat juang yang Jaranan Pogogan Teguh Rahayu Desa dibawakan oleh para pemain atau penarinya. Sugihwaras Kecamatan Prambon kabupaten Dari hal-hal seperti itu, dapat menggugah Nganjuk. hati masyarakat sehingga masyarakat desa Sugihwaras khususnya merasa bangga PENUTUP mempunyai kesenian yang menjadikan Berdasarkan analisis dari komponen identitas bagi wilayahnya, memiliki makna verbal dan non-verbal pada Jaranan Pogogan yang tersirat dalam setiap sajiannya, Teguh Rahayu merupakan jenis tarian mempunyai kesenian yang memiliki pesan jaranan yang berkolaborasi dengan kesenian moral yang terkandung di dalamnya dan wayang wong atau ringgit tiyang. Kolaborasi dapat disampaikan melalui pertunjukan antara wayang wong dengan kesenian yang dinilai masyarakat sangat menghibur. jaranan tersebut digarap dalam bentuk Adanya adegan ringgit tiyang pada kesenian jaranan pogogan yang diambil dari akhir sajian mencerminkan bahwa terdapat nama irah-irahan salah satu pemainnya yang lakon dalam menjalani kehidupan sehari-hari tugel, serta difungsikan untuk memberikan yang berbeda-beda, maka hal itu disimbolkan kritikan ataupun pesan moral semangat dengan berbagai cerita drama yang disajikan juang dan pantang menyerah dalam pada akhir pertunjukan dimana cerita menghadapi kehidupan sehari-hari kepada tersebut menceritakan tentang kehidupan masyarakat dalam bentuk sebuah hiburan yang diambil dari berbagai sumber seperti kesenian.

Volume 17 No. 2 Desember 2018 143 Jaranan Pogogan Teguh Rahayu Desa Sugihwaras, Prambon, Kabupaten Nganjuk Marinda Lisa Anggraini mitos, cerita rakyat maupun legenda yang Sri Rochana dan R.M Pramutomo. ada di nusantara serta dengan lakon cerita 2003 Penulisan Kritik Tari. Solo. ISI Press. yang berbeda pula. Sutarno Haryono. DAFTAR PUSTAKA 2010 Kajian Pragmatik Seni Pertunjukan Bahari, Nooryan. Opera Jawa. Surakarta. ISI Press. 2008.Kritik Seni Wacana, Apresiasi dan Kreasi. . Pustaka Pelajar. NARASUMBER Hadi, Y Sumandiyo. Eko Kadiyono (57 tahun), pemimpin atau 2003.”Aspek-Aspek Dasar Koreografi ketua paguyuban Jaranan Pogogan Kelompok.”Yogyakarta. elKAPHI. Teguh Rahayu. Dusun Jimbir, Maryono. Kecamatan Prambon, Kabupaten 2015. Analisa Tari. Surakarta. ISI Press Nganjuk. Maryono. Supriyanto (51 tahun), Kepala Dinas 2011 Penelitian Kualitatif Seni Pertunjukan. Pariwisata Kabupaten Nganjuk, Surakarta. ISI Press. Jatikalen, Kabupaten Nganjuk Murgiyanto, Sal. Poerwandi (71 tahun), Seniman dalang 1993 Ketika Cahaya Merah Memudar. wayang pada Jaranan Pogogan Teguh .Deviri Ganan. Rahayu. Dusun Jimbir, Kecamatan Humardani. Prambon, Kabupaten Nganjuk. 2001 Gendhon Humardani: Sang Gladiator, Sumiran (58 tahun), seniman dan pemusik Editor: Rustopo.Yogyakarta: Yayasan pada Jaranan Pogogan Teguh Rahayu. Mahavhira. Dusun Jimbir, Kecamatan Prambon, Soemaryatmi dan Suharji. Kabupaten Nganjuk. 2015 Sosiologi Seni Pertunjukan Pedesaan. Surakarta.ISI Press.

144 Volume 17 No. 2 Desember 2018