TITAH RAJA KASULTANAN DALAM PERSPEKTIF TEORI BESLISSINGENLEER TER HAAR

Sekhar Chandra Pawana Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jalan Mrican Baru 28 Yogyakarta Email: [email protected]

Abstract This paper discusses on the theoretical perspective of Beslissingenleer Ter Haar on decree of the king of Ngayogyakarta Hadiningrat. The issue of this paper is how the perspective of Ter Haar’s beslissingenleer theory on decree of the king of Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat as the functionary of adat law. This paper was conducted under the basis of normative method with statute approach, as secondary data were obtained from the literature related with the topic. The existence of decree of the king is a form of the exixtence of legal functionaries that can make a law in the fellowship of adat law, especially the Kraton Kasultanan of Yogyakarta. Keywords: Decree of the King; Beslissingenleer; adat law; Kraton Kasultanan of Yogyakarta.

Intisari Tulisan ini adalah penulisan hukum yang membahas tentang perspektif teori Beslissinggenler Ter Haar terhadap titah raja Kraton Ngayogyakarta Hadingrat. Tujuan penulisan adalah bagaimana perspektif teori beslissingleer Ter Haar terhadap Titah Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat yaitu Sri Sri HB X sebagai fungsionaris hukum adat pasca disahkannya UU Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY. Metode yang digunakan adalah metode normatif dengan pendekatan peraturan perundang-undangan dengan data sekunder berupa bahan hukum primer berkenaan dengan peraturan perundang-undangan yang terkait. dan bahan hukum sekunder. Keberadaan titah raja merupakan bentuk eksistensi fungsionaris hukum dapat pembuatan sebuah hukum dalam persekutuan hukum adat, khususnya masyarakat Kraton Kasultanan Yogyakarta. Kata Kunci: Titah Raja; Beslissingenleer; hukum adat; Kasultanan Yogyakarta.

A. Latar Belakang Yogyakarta sebagai daerah istimewa yuridis terbentuknya Daerah Istimewa merupakan daerah otonomi setingkat Yogyakarta sebagai otonomi setingkat provinsi yang saat ini dikepalai oleh Sri provinsi adalah Undang-Undang Nomor Sultan Hamengku Buwono IX sebagai 3 jo. 19 Tahun 1950 tentang pembentukan Kepala Daerah dan Paku Alam VIII Daerah Istimewa Yogyakarta. sebagai Wakil Kepala Daerah. Landasan Berdasarkan peraturan perundang-

109 Volume 36, Nomor 1 JUNI 2020 undangan ini maka daerah Yogyakarta Undang-Undang ini adalah peraturan disebut sebagai Daerah Istimewa yang memuat hal-hal keistimewaan Yogyakarta (DIY). Slogan dari kota ini Daerah Yogyakarta sebagai Daerah pun adalah Jogja Istimewa. Salah satu Istimewa di Negara Kesatuan Republik keistimewaan yang dimiliki Yogyakarta . Salah satu poin yang menjadi ialah keberadaan dan kedaulatan Kraton keistimewaan Yogyakarta dalam UU Kasultanan Yogyakarta. Sebutan lainnya Keistimewaan ini, ialah pengisian sering disebut dengan Kraton Mataram jabatan Gubernur yang hanya dilakukan Ngayogyakarta Hadiningrat yang melalui penetapan. Persoalan pengisian menjadi patokan dalam tata kehidupan kepala daerah ini menimbulkan suatu di Kota Yogyakarta. Kraton Mataram gejolak bagi rakyat Yogyakarta untuk Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan segera dilakukan tindak lanjut atas pusat kerajaan, pusat budaya, sekaligus pelaksanaan undang-undang tentang tempat tinggal raja yang dikukuhkan keistimewaan Yogyakarta. DIY tidak sebagai figur penerima pulung, ndaru, dilakukan pemilihan umum tetapi Sultan cahya nurbuat, atau wahyu Ilahi, untuk dan Paku Alam ditetapkan sebagai menyampaikan kebajikan Allah kepada sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur umat manusia di muka bumi.1 Keberadaan DIY. 4 Kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat Penetapan Gubernur dan Wakil menunjukkan pula eksistensi masyarakat Gubernur DIY menjadi salah satu hukum adat di Daerah Istimewa persoalan dalam alotnya proses Yogyakarta. Eksistensi yang dimaksud pembahasan UU Keistimewaan tersebut ialah hukum adat sebagai nomos yang menyangkut proses pengangkatan Sri hidup di masyarakat bahwa nomor Sultan dan Paku Alam sebagai Gubernur berkaitan dengan hal-hal tertentu dan dan Wakil Gubernur DIY.5 Segenap rakyat menjadi sesuatu yang sering dilakukan sebagai suatu keteraturan (hukum yang mengesahkan Rancangan Undang-Undang 2 Keistimewaan (RUUK) Yogyakarta menjadi hidup). Undang-Undang. Pengesahan Undang-Undang Eksistensi ini diperkuat pada Tahun itu diketok oleh Wakil Ketua DPR Pramono Anung yang menjadi pimpinan dalam rapat 2012 saat Dewan Perwakilan Rakyat paripurna di Gedung DPR . Diambil dari berita UU Keistimewaan Yogyakarta Republik Indonesia (DPR RI) telah akhirnya disahkan 30 Agustus 2018 pada mengesahkan Undang-Undang Nomor laman Merdeka, “UU Keistimewaan Yogyakarta Akhirnya Disahkan”, https://www.merdeka.com/ 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan politik/uu-keistimewaan-yogyakarta-akhirnya- Yogyakarta (UU Keistimewaan).3 disahkan.html diakses pada 20 September 2018. 4 Kompas, “Yogyakarta Wilayah Pertama 1 Frans Magnis Suseno dalam Laksmi Kusuma NKRI”, https://nasional.kompas.com/ Wardani. 2012, “Jurnal Pengaruh Pandangan read/2011/05/06/23472246/yogyakarta. Sosio-Kultural Sultan Hamengkubuwana IX wilayah.pertama.nkri, diakses pada 12 terhadap Eksistensi Kraton Yogyakarta”, Jurnal September 2018. Masyarakat dan Kebudayaan Politik , 2012, 5 Sindonews, “Sultan & Paku Alam dalam Volume 25, Nomor 1, hlm. 56-63. UUK DIY” https://nasional.sindonews.com/ 2 Sudikno Mertokusumo, 2006, Penemuan Hukum read/669914/19/sultan-paku-alam-dalam-uuk- Sebuah Pengantar, Liberty, Yogyakarta, hlm 128. diy-1346748397, diakses pada 12 September 3 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akhirnya 2018.

110 Volume 36 Nomor 1 Sekhar Chandra Pawana JUNI 2020 Titah Raja Kasultanan...KASULTANAN...

Yogyakarta merasa Sri Sultan Hamengku Ngayogyakarta Hadiningat, sabdatama Buwono merupakan pimpinan atas merupakan perintah langsung dari raja wilayah Yogyakarta, oleh karenanya yang harus didengar dan dihayati serta tidak perlu ada pemilihan kepada daerah dilaksanakan.9 Kebaradaan Titah Raja khususnya atas keistimewaan Yogyakarta. menjadi sebuah dasar dalam pembuatan Beberapa saat setelah disahkannya UU hukum positif pada tingkat daerah. Keistimewaan, muncul kontroversi Hukum adalah suatu aturan norma soal Rancangan Peraturan Daerah yang mengatur tingkah laku masyarakat Keistimewaan tentang pengisian jabatan agar tercipta ketertiban. Hukum gubernur dan wakil gubernur. Merespon sebagai kaidah norma dalam menjaga situasi kontroversi ini, Sri Sri Sultan ketertiban, diterapkan sebagaimana asas HB X selaku Raja Kraton Yogyakarta ultimum remidium.10 Ultimum Remidium mengucapkan perintah tertinggi yang artinya hukum sebagai alat terakhir disebut dengan Sabdatama di Bangsal yang digunakan setelah norma-norma Kencana Kraton pada Jumat, 6 Maret terdahulu yang ada dalam masyarakat 2015.6 tidak mampu menyelesaikan suatu Sabdatama ini dilakukan menjelang permasalahan.11 Permasalahan dalam peringatan naiknya tahta Raja Kraton masyarakat menuntut hukum mampu Yogyakarta Sri Sultan Hamengku bekerja, apalagi dalam masyarakat Buwono X ke-26. Peringatan naiknya heterogen seperti Yogyakarta. tahta Sri Sultan HB X ke-26 diperingati Munculnya titah raja berupa pada Sabtu, 7 Maret 2015.7 Ada delapan Sabdatama dan Sabdaraja oleh Sri Sultan poin perintah, salah satunya Sultan HB X merupakan bentuk keputusan melarang campur tangan orang lain Sultan sebagai pemimpin yang dalam menentukan pewaris tahtanya.8 berpengaruh kepada tata pemerintahan Dalam sebuah wawancara media cetak daerah. Salah satu teori dalam hukum nasional saat ditanya mengenai keluarnya adat yakni teori beslissingenleer Sabdatama tersebut adik dari Sri Sri Sultan menyatakan bahwa keputusan HB X, Gusti Prabu mengemukakan bahwa pemimpin adat merupakan sumber di dalam tradisi Jawa, khususnya Kraton hukum yang dapat berlaku. Berdasarkan

6 Kompas, “Raja Jogja Mendadak Keluarkan hal tersebut, maka keberadaan titah Sabdatama”, https://regional.kompas.com/ raja, menimbulkan pertanyaan untuk read/2015/03/06/12440311/Raja.Jogja. Mendadak.Keluarkan.Sabdatama, diakses pada dibahas yakni bagaimana persepektif 25 September 2018. teori beslissingenleer Ter Haar terhadap 7 Detik. “Penjelasan Kerabat Kraton Yogya Soal Sabdatama Sri Sultan HB X”, https://news.detik. titah raja Sri Sultan sebagai fungsionaris com/berita/2851651/penjelasan-kerabat- kraton-yogya-soal-sabdatama-sultan-hb-x, 9 Kompas, “Raja Jogja Mendadak Keluarkan diakses pada 25 September 2018. Sabdatama”, Loc.Cit. 8 Tempo, “8 Butir Sabdatama Sultan dan Kisruh 10 Sudikno Mertokusumo, Loc.Cit. Politik yang Melatarinya”, https://nasional. 11 Hukum Online, “Arti Ultimum Remedium”, tempo.co/read/647802/8-butir-sabdatama- https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ sultan-dan-kisruh-politik-yang-melatarinya/ lt53b7be52bcf59/arti-ultimum-remedium, full&view=ok, diakses pada 25 September 2018. diakses pada 2 Januari 2019.

111 Volume 36, Nomor 1 JUNI 2020 hukum adat dalam tata pemerintah Raja Mataram Surakarta. Perjanjian Daerah Istimewa Yogyakarta? Giyanti membentuk wilayah hukum swaparja di bawah kedaulatan VOC, B. Metode Penelitian sehingga disebut sebagai Kasultanan Pembahasan ini dilakukan dengan Ngayogyakarta Hadiningrat dan menggunakan metode penelitian Kadipaten .12 Keberadaan normatif. Metode penelitian hukum wilayah swapraja yang berada dalam normatif tersebut dilakukan dengan kedaulatan VOC berakhir pada tahun pendekatan perundang-undangan. Data 1945 saat proklamasi kemerdekaan yang digunakan adalah data sekunder Negara Republik Indonesia, Sri Sultan yaitu bahan hukum primer berupa Hamengkubowono IX dan Sri Pakualam peraturan perundang-undangan dan VIII menyatakan menjadi bagian dari bahan hukum sekunder terdiri dari buku- Negara Republik Indonesia. Pernyataan buku, jurnal, karya ilmiah, media massa Sri Sultan IX dan dan referensi lainnya yang berkaitan Sri Pakulam terdapat dalam Amanat dengan perspektif teori beslissingenleer 5 September 1945. Pernyatan ini Ter Haar terhadap titah raja Sri Sultan merupakan perwujudan sikap politik sebagai fungsionaris hukum adat pasca Yogyakarta atas Kemerdekaan Negara dikeluarkannya UU Nomor 13 Tahun Republik Indonesia. 20212 tentang Keistimewaan Daerah Yogyakarta menjadi kota penting Istimewa Yogyakarta. dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia yakni sebagai ibukota Negara C. Hasil Penelitian dan Republik Indonesia pada Tahun 1946 Pembahasan saat agresi militer Belanda.13 Pemilihan 1. Sejarah Perkembangan Yogyakarta sebagai ibukota Negara Keistimewaan Daerah Yogyakarta Republik Indonesia karena alasan untuk Keistimewaan yang dimiliki oleh mempercepat proses penyempurnaan Daerah Istimewa Yogyakarta tidak lepas organisasi negara. Peristiwa ini dari sejarah perjuangan sebelum dan menunjukkan bahwa Yogyakarta dinilai sesudah kemerdekaan bangsa Indonesia. mampu memberi legitimasi dan kontribusi Daerah Yogyakarta merupakan wilayah bagi pengembangan Pemerintah Negara kerajaan mataram yang lahir berdasarkan Republik Indonesia (RI). Keberadaan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari Sultan sebagai kepala pemerintahan tahun 1755. Perjanjian Giyanti 1755 12 Kus Sri Antoro, 2015, “Analisis Kritis Substansi disetujui oleh Hamengku Buwono I dan Implepentasi Undang-Undang Nomor 13 yang diangkat oleh VOC (Generaale Tahun 2012 Tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Bidang Pertanahan”, Verenigde Nederlanden Nicolas Bhumi, Volume 1, No. 1, Mei 2015, hlm. 13. Haartingh), sebagai bentuk penyelesaian 13 Raisa Riazni, 2016, “Sabdatama dan Sabdaraja Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam Perspektif konflik antara Pangeran Mangkubumi Keistimewaan Daerah Istimewa Yogykarata”, (HB I) dengan Paku Buwono (PB) III Jurnal Lex Renaissance, UII, Yogyakarta, Volume 1 Januari 2016, hlm. 19.

112 Volume 36 Nomor 1 Sekhar Chandra Pawana JUNI 2020 Titah Raja Kasultanan...KASULTANAN... kraton kasultanan Yogyakarta berusaha Sifat patriaki tersebut dalam konteks membersihakn pengaruh penjajahan perpolitikan kerajaan disebut dengan Belanda dan Jepang dengan bekerja sistem politik patrimonial. Dalam sama dan menjalin komunikasi dengan sistem ini pewarisan tahta menurut tokoh-tokoh nasional seperti Ki Hadjar garis ayah dan mementingkan laki-laki Dewantoro, K.H Ahmad Dahlan dan daripada perempuan. Sistem ini berlaku lainnya. Adanya ikatan batin antara raja dalam pemerintahan Kraton Kasultanan dan rakyat Yogyakarta untuk taat akan Yogyakarta dan diakomodir dalam sebuah perintah Sultan sebagai pimpinan rakyat hukum positif berupa undang-undang. dikuatkan setelah adanya peristiwa ini. Disahkannya Undang-Undang Nomor Kasultanan Yogyakarta dan 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Pakualaman termasuk ke dalam empat Daerah Istimewa Yogyakarta (UU kerajaan yang merupakan pemekaran Keistimewaan) merupakan babak dari Mataram Islam. Dua kerajaan baru bagi DIY, dalam hal legitimasi Maratam Islam lainnya adalah Kasunanan keistimewaan Yogyakarta.15 Pengakuan Surakarta dan Mangkunegaran yang terhadap keistimewaan Yogyakarta berada di Kota Solo Jawa Tengah. adalah konstitusional. Pasal 18B UUD Keseluruhan kerajaan Mataram Islam Tahun 1945 dan penjelasannya mengakui menggunakan garis patriarki untuk daerah-daerah swapraja (zelfbersuurende menentukan pemimpin. Kuatnya simbol landschappen) sebagai daerah istimewa. patriarki tersebut tecermin, antara lain, Pengakuan itu diatur dalam 18B UUD dari senjata, regalia, serta tata cara adat 1945 sebagai berikut “Pembagian daerah dan struktur kraton. Dalam tradisi Indonesia atas daerah besar dan kecil pemerintahan kraton yang selama ini dengan bentuk susunan pemerintahannya berlangsung, perempuan ditempatkan ditetapkan dengan Undang-Undang, dalam satu departemen keputren, dengan memandang dan mengingat sementara departemen-departemen Perempuan: Legitimasi Langit Dan Efektivitas lainnya dijabat oleh laki-laki. Dalam Rezim Sultan ”, Jurnal perjalanan sejarah Kerajaan Mataram, Masyarakat Indonesia, Volume 42 Juni 2016, hlm. 33. calon raja berikutnya dapat dengan 15 Dalam bagian penjelasan UU Nomor 13 Tahun mudah ditentukan karena raja yang 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta, secara tegas mengakui bahwa Status bertakhta biasanya memiliki lebih dari istimewa yang melekat pada DIY merupakan bagian integral dalam sejarah pendirian negara- satu istri dengan banyak putra. Jika salah bangsa Indonesia. Pilihan dan keputusan Sultan satu istrinya diangkat menjadi permaisuri, Hamengku Buwono IX dan Adipati Paku Alam VIII untuk menjadi bagian dari Republik Indonesia, dialah yang memiliki kedudukan serta kontribusinya untuk melindungi simbol lebih utama untuk menurunkan raja negara-bangsa pada masa awal kemerdekaan telah tercatat dalam sejarah Indonesia. Hal selanjutnya dibandingkan dari selir, tersebut merupakan refleksi filosofis Kasultanan, walaupun anak lelaki selir tersebut Kadipaten, dan masyarakat Yogyakarta secara 14 keseluruhan yang mengagungkan ke-bhinneka- merupakan anak tertua raja. an dalam ke-tunggal-ika-an sebagaimana tertuang dalam Pancasila dan Undang-Undang 14 Bayu Dardias, 2016, “Menyiapkan Sultan Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

113 Volume 36, Nomor 1 JUNI 2020 dasar permusyawaratan dalam sistem kandung, istri dan anak. Ketentuan pemerintahan negara, dan hak asal usul tersebut menunjukkan budaya patriaki -usul dalam daerah-daerah yang bersifat yang kental di Kasultanan Yogyakarta. istimewa”. UU Keistimewaan merupakan Isu utama yang menjadi polemik dalam penjabaran dari Pasal 18B ayat (1) UUD masyarakat adalah polemik terkait NRI Tahun 1945. Keistimewaan yang dengan perumusan persyaratan Calon dimiliki DIY adalah keistimewaan Gubernur dan Wakil Gubernur yang keududukan hukum berdasarkan sejarah hendak dimasukkan dalam pasal dan hak asal-usul menurut UUD NRI Peraturan Daerah Istimewa (PERDAIS) 1945 untuk mengatur dan mengurus sebagai turunan dari UU Keistimewaan.17 kewenangan istimewa. Kewenangan Pada saat itu, Sabdatama dikeluarkan istimewa termasuk dalam hal tata cara dengan maksud untuk meresponds pengisian jabatan, kedudukan, tugas situasi dan kondisi yang berkembang dan wewenang Gubernur dan Wakil terkait dengan penetapan Rancangan Gubernur.16 Sifat khusus keistimewaan Undang-Undang Keistimewaan menjadi DIY berdasarkan UU Keistimewaan undang-undang. Sultan sebagai Raja adalah penetapan seumur hidup jabatan yang merepresentasikan Kasultanan Gubenur dan Wakil Gubernur. Pengisian memandang perlu untuk menegaskan Jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur posisi politik Kasultanan terkait DIY, kemudian dibahas dalam Peraturan dengan dinamika pembahasan RUU Daerah Istimewa (PERDAIS) oleh Keistimewaan di DPR RI yang segera Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa akan diundangkan. Saat itu seluruh Yogyakarta (Pemprov DIY) bersama keluarga Kraton Kasultanan tampak (Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) DIY solid dan satu komando untuk segera pada Bulan Agustus Tahun 2013 sampai diundangkannya UU Keistimewaan dengan Tahun 2015. tersebut.18 Berdasarkan Pasal 18 ayat (1) huruf c UU Keistimewaan salah syarat calon 2. Sabda Tama dan Sabda Raja Gubernur DIY ialah bertahta sebagai sebagai Respon Eksistensi Keistimewaan Daerah Istimewa sultan. Persyaratan ini tidak secara Yogyakarta spesifik menyatakan bahwa sultan adalah Pasca disahkannya UU Keistimewaan seorang laki-laki, namun persyaratan Tahun 2012, Sri Sultan Hamengku Buwono dikemudian calon Gubernur DIY harus X (HB X) mengeluarkan Sabdatama dan menyerahkan daftar riwayat hidup. Daftar Sabdaraja sebagai pemimpin atas Kraton riwayat hidup ini memuat antara lain riwayat pendidikan, pekerjaan, saudara 17 Tempo, “8 Butir Sabdatama Sultan dan Kisruh Politik yang Melatarinya”, Loc.Cit. 18 Paryanto dan Achmad Nurmandi, 2016, 16 Lihat dalam ketentuan umum dalam Pasal 1 UU Prosiding Interdisciplinary Postgraduate Nomor 13 Tahun 2012 tentang keistimewaan Student Conference 3 rd, Magister Ilmu DIY (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Pemerintahan, Program Pascasarjana Universitas 2012 Nomor 170 Tambahan Lembaran Negara Muhammadiyah Yogyakarta Yogyakarta, Nomor 5339) Indonesia, hlm. 84.

114 Volume 36 Nomor 1 Sekhar Chandra Pawana JUNI 2020 Titah Raja Kasultanan...KASULTANAN...

Yogyakarta. Sabdatama dan Sabdaraja a. Tidak seorang pun boleh merupakan pernyataan raja atas sebuah melebihi kewenangan kraton kebijakan yang harus disampaikan (Raja). kepada rakyat dalam hal ini rakyat b. Tidak seorang pun bisa memutuskan atau Ngayogyakarta Hadiningrat. Sabdatama membicarakan persoalan ditujukan bagi pihak eksternal dan pihak Mataram. Terlebih berkaitan internal kraton, sedangkan Sabdaraja dengan Raja, termasuk tatanan ditujukan bagi internal kraton saja19. dan aturan pemerintahannya. Yang bisa memutuskan hanya Isi dari Sabdatama pada intinya ialah Raja. larangan pihak luar termasuk pejabat c. Barangsiapa yang sudah pemerintahan untuk ikut mencampuri diberikan jabatan harus urusan penentuan tahta dalam hal mengikuti perintah Raja yang pengisian jabatan gubernur dan wakil memberikan jabatan. gubernur. Isi sabda lainnya ialah bahwa d. Siapa saja yang merasa Sabdatama merupakan dasar jika ada bagian dari alam dan mau menjadi satu dengan alam revisi terhadap UU Keistimewaan DIY. dialah yang layak diberi dan Secara utuh isi dari Sabdatama atas diperbolehkan melaksanakan respon keluarnya UU Keistimewaan perintah dan bisa dipercaya. DIY adalah bahwa Kraton Yogyakarta Ucapannya harus bisa dan Kadipaten Pakualaman adalah dwi dipercaya, tahu siapa jati dirinya, menghayati asal- tunggal. Mataram merupakan Negeri usulnya. Bagian ini sudah Merdeka dan memiliki tata hukum ada yang mengatur. Bila dan tatanegara sendiri. Seperti yang ada pergantian, tidak boleh dikehendaki dan diizinkan, Mataram diganggu. melingkungi Nusantara, menegakkan e. Siapa saja yang menjadi keturunan kraton, laki atau negara, tetapi menggunakan aturan perempuan, belum tentu dan tata negara sendiri. Sri Sultan dan dianugerahi kewenangan Paku Alam yang jumeneng (bertahta) kerajaan. Yang diberi ditetapkan sebagai Gubernur dan Wakil wewenang sudah ditunjuk. Gubernur. Yogyakarta, Tanggal 10 Mei Jadi, tidak ada yang diperbolehkan membahas 2012 Hamengku Buwono X. atau membicarakan soal Sabdatama kedua yang dikeluarkan takhta Mataram, terlebih- pada tanggal 6 Maret 2015 berisi lebih para pejabat istana, pernyataan berikut: khawatir terjadi kekeliruan. Mengertilah, aku juga mematuhi f. Sabdatama ini dimunculkan aturan, tata krama, dan janji sebagai rujukan untuk terhadap Tuhan yang Mahakuasa, membahas apa saja, juga serta menghormati para leluhur. menjadi tata cara kraton dan Oleh karena itu, aku memberi negara, dan berlaku seperti perintah: undang-undang.

19 Raisa Riazni dalam Jurnal Renaissance, Loc.Cit,.

115 Volume 36, Nomor 1 JUNI 2020

g. Sabdatama yang lalu terkait Panatagama diperintahkan perda istimewa dan dana untuk menetapkan putriku istimewa. Gusti Kanjeng Ratu Pambayun h. Jika membutuhkan untuk katetepake Gusti Kanjeng Ratu memperbaiki Undang- Mangkubumi Hamemayu Undang Keistimewaan, Hayuning Bawono Langgeng dasarnya sabdatama. Ing Mataram. Mengetahuilah, 22 i. Itu perintah semua yang perlu begitulah perintah saya.” 20 dimengerti dan dipegang. Dari isi Sabdatama, Sabdaraja, Selanjutnya isi dari Sabdaraja yang maupun Dhawuhraja di atas, maka ada dikeluarkan pada tanggal 1 Mei2015, beberapa poin penting yang dapat dikaji menyatakan bahwa: terkait dengan poin perubahannya, “Gusti Allah Yang Maha Agung yakni: dan Pencipta, mengertilah kalian a. Poin Sabdatama: Poin nomor 6 semua anak-anakku, adik- dan 8. Permasalahan Sabdatama adikku, keluargaku dan abdiku. Menerima pesan perintah Gusti bukan soal materinya tetapi lebih Allah dan ayahku serta leluhurku mempersoalkan kekuatan hukum Mataram. Mulai saat ini saya Sabdatama dalam negara. saya menerima perintah b. Poin Sabdaraja: Penggantian nama kebahagiaan perintah Gusti Allah bahwa namaku menjadi Ngarsa sultan Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Dalem Ingkung Sinuwun Kanjeng Sinuwun Sri Sultan Hamengku Sultan Hamengku Senopati Ing Bawono Ingkang Jumeneng Ngalaga Ngabdurrahman Sayidin Kasepuluh Suryaning Mataram Senopati Ing Ngalaga Langgeng Panatagama Khalifaatullah atau Ing Bawono Langgeng Langgeng yang disebut Sri Sultan Hamengku Ing Tata Panatagama. Sabdaraja Buwono. Permasalahannya ini perlu dimengerti, dipatuhi terletak pada materinya karena dan dilaksanakan. Demikian mengubah apa yang ditentukan s a b d a ku .” 21 oleh UU Keistimewaan DIY. Selanjutnya isi dari Dhawuhraja yang dikeluarkan pada tanggal 5 Mei 2015, 22 Kurniawati Hastuti Dewi, 2017, “Pengangkatan menyatakan bahwa: Putri Mahkota Dan Indikasi Pergeseran Konsep “Saudara semua, saksikanlah Kuasa Jawa: Analisis Pendahuluan”, Jurnal saya Ngarsa Dalem Sampeyan Masyarakat & Budaya, No.1, Volume 19, hlm. 60. Dalam bahasa asli bahasa jawa berbunyi Dalem Ingkang Sinuwun Sri demikian “Siro abdi ingsun, seksenono Ingsun: Sultan Hamengku Bawono Ngarso Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Ingkang Jumeneng Kasepuluh Sinuhun Sri Sultan Hamengkubawono Ingkang Jumeneng Kasepuluh, Suryaning Mataram, Suryaning Mataram Senopati Ing Senopati ing Ngalogo, Langgenging Bawono Ngalaga Langgeng Ing Bawono Langgeng, Langgenging Toto Panotogomo. Langgeng Langgeng Ing Tata Kadawuhan netepake putriningsun Gusti Kanjeng Ratu Pembayun katetepake Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi Hamemayu Hayuning 20 Ibid. Bawono Langgeng ing Mataram. Mangertono 21 Bayu Dardias, Loc.cit. yo mengkono dawuh ingsun”.

116 Volume 36 Nomor 1 Sekhar Chandra Pawana JUNI 2020 Titah Raja Kasultanan...KASULTANAN...

c. Poin Dhawuhraja: yang menjadi system of adat tidak dimaksudkan oleh Ter poin permasalahannya adalah Haar untuk mengganggap hukum adat nama Sultan dan penetapan bersifat logis tetapi adanya konsistensi anaknya sebagai penerus. Hal pada berbagai praktik adat. Di sisi lain ini jelas telah melawan UU menurut pendapat salah seorang tokoh Keistimewaan DIY23. yang bernama Slatss, menyatakan bahwa Ketiga poin di atas erat kaitannya pernyataan Ter Haar menunjukkan dengan isi atau materi muatan yang keinginannya dalam memasukkan ada di dalam UU Keistimewaan DIY. hukum adat menjadi bagian dari obyek Hal tersebutlah yang menyebabkan pendekatan doktrinal terhadap hukum.25 timbulnya pro dan kontra yang terjadi Ter Haar ingin menempatkan hukum keluarga kraton pun yakni 15 (lima adat sama derajatnya dengan hukum belas) adik Raja Kraton Kasultanan positif lainnya, sebagai perspektif bahwa Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan hukum adat adalah sebuah sistem. Hamengku Buwono X membuat surat Sebagai sebuah sistem Ter Haar, terbuka yang disampaikan kepada membedakan antara adat dan hukum Presiden Republik Indonesia sebagai adat. Adat yang telah digunakan oleh bentuk ketidaksetujuan dari mereka fungsionaris hukum adat dalam memutus terhadap pernyataan Sultan Hamengku suatu perkara disebut hukum adat. Buwono X tersebut.24 Menurut teori Ter Haar hukum adat identik dengan putusan hakim. Ter Haar 3. Perspektif Teori Beslisingenleer berpendapat bahwa hukum adat yang Ter Haar terhadap Keputusan berlaku adalah kaidah-kaidah tertulis dari Fungsionaris Hukum Adat keputusan-keputusan oleh penghulu- sebagai Sumber Hukum penghulu rakyat, para fungsionaris Barend J. Ter Haar seorang tokoh hukum, baik keputusan yang nyata hukum adat asal Belanda, pada tahun maupun keputusan untuk perkara yang 1939 telah menulis tentang susunan sama. Keputusan-keputusan fungsionaris masyarakat dan pembidangan dalam hukum yang dimaksud tidak hanya oleh hukum adat. Hukum adat merupakan hakim tetapi juga keputusan kepala sebuah sistem keteraturan yang menjadi adat, rapat desa, wali tanah dan petugas- basis dalam pola tingkah laku masyarakat petugas desa lainnya. Seluruh peraturan Indonesia khususnya jaman Hindia yang menjadi hukum adat diterapkan Belanda. Ter Haar menemukan istilah dalam keputusan-keputusan yang sistem adat (the system of adat). Istilah the penuh wibawa dan dalam kelahirannya mengikat. Keputusan ini bukan hanya 23 Raisa Raizna dalam Jurnal Renaissance, Loc.Cit. 24 Kompas, “Sabdatama, Jalan Tengah Hubungan hasil dari sebuah sengketa resmi tetapi Keraton dengan Pemerintah”, https://regional. keputusan yang didasari oleh nilai-nilai kompas.com/read/2015/03/06/17414451/ Sabdatama.Jalan.Tengah.Hubungan.Keraton. 25 Rikardo Simarmata, 2018, “Pendekatan dengan.Pemerintah, diakses pada 28 September Positivistik dalam Studi Hukum Adat”, Jurnal 2018. Mimbar Hukum, No.3, Volume 30, hlm. 470.

117 Volume 36, Nomor 1 JUNI 2020 yang hidup dan berlaku dalam anggota didasarkan pada keputusan-keputusan persekutuan masyarakat. raja-raja terdahulu. Teori keputusan Ter Haar berupaya Sri Sultan HB X melanjutkan mempositifkan hukum adat dalam tradisi mengeluarkan titah raja berupa sebuah keputusan. Secara tidak langsung Sabda dan Dawuh, yaitu pengumuman hal ini memberikan jawaban teoritis formal di dalam Kraton Kasultanan. atas kapan sebuah hukum adat timbul. Sebelumnya, setelah proklamasi Pendapat Ter Haar dipengaruhi oleh kemerdekaan, dikenal maklumat yang pendapat John Chipman Gray bahwa dikeluarkan oleh raja, sebanyak dua kali, semua hukum adalah keputusan seperti yaitu pada 5 September 1945, secara yang dianut oleh negara-negara common bersamaan tetapi terpisah oleh Sultan law. Ter Haar berupaya juga memberikan HB IX dan Paku Alam VIII. Maklumat pemahaman bahwa keputusan ialah pertama adalah penegasan tentang sarana memahami hukum adat. eksistensi Kasultanan dan Pakualaman Hukum adat menurut Ter Haar adalah dalam Negara Indonesia. Kedua kerajaan keseluruhan peraturan yang menjelma tersebut tergabung menjadi daerah dalam keputusan-keputusan dari kepala- istimewa. Sri Sultan HB X dan Paku kepala daerah adat dan berlaku spontan Alam VIII menegaskan diri sebagai dalam masyarakat.26 Berdasarkan bagian dari Republik Indonesia yang pendapat Ter Haar tersebut sebuah baru diproklamasikan dengan proviso keputusan wajib ditaati karena keputusan tetap mengontrol dan memimpin wilayah tersebut mengikat dan adanya sikap tradisionalnya sebagai daerah istimewa penguasa apabila terjadi pelanggaran. dari Republik Indonesia. Maklumat Hukum adat mengandung sanksi apabila kedua dikeluarkan sehari sebelum terjadi pelanggaran. Konsekuensi yang Presiden Soeharto turun dari jabatannya ditimbulkan perlu adanya pengumpulan pada tanggal 20 Mei 1998. Sri Sultan hasil keputusan para fungsionaris- sebagia pemimpin yang berpengaruh fungsionaris hukum yang sudah tetap atas rakyatnya secara bersamaan antara untuk menemukan sebuah hukum Sri Sultan HB X dan Paku Alam VIII adat. Inilah yang dilakukan oleh Sri Sri berada di Alun-Alun Utara Yogyakarta Sultan HB X maupun yang dilakukan dan memberikan pernyatan sikap. oleh saudara-saudara ngarso dalem Keadaan ini menggambarkan bahwa sebagi respon atas keluarnya sabdaraja dapat memperoleh kesimpulan umum yang kemudian menjadi polemik hingga terdapat keputusan-keputusan terdahulu saat ini. Sri Sri Sultan HB X dalam dalam menyelesaikan persoalan yang mengeluarkan baik itu sabdatama, terjadi masa kini melalui keputusan para sabdaraja, maupun dhawuh raja fungsionaris hukum. Pada era saat ini, titah yang 26 Soerjono Soekanto dan B.Taneko Soleman, 2006, dikeluarkan oleh Sri Sultan HB X Hukum Adat Indonesia, Jakarta: Rajawali Press, hlm. 35. menunjukkan kedudukannya sebagai

118 Volume 36 Nomor 1 Sekhar Chandra Pawana JUNI 2020 Titah Raja Kasultanan...KASULTANAN... fungsionaris hukum. Titah Sri Sultan HB Sultan sebagai raja melarang pihak X merupakan hukum raja yang berlaku luar termasuk pemerintahan pusat bagi rakyat Kraton. Berdasarkan teori maupun pemerintah daerah untuk ikut Ter Haar keseluruhan peraturan yang campur urusan penentuan tahta, yang menjelma dari keputusan – keputusan berimplikasi pada pengisian jabatan dari kepala-kepala adat berlaku gubernur dan wakil gubernur DIY. spontan dalam masyarakat. Dalam hal Kraton Kasultanan Yogyakarta ini keluarnya titah raja dalam bentuk merupakan bentuk dari eksisnya sabdatama dan sabdaraja merupakan sebuah masyarakat hukum yang perwujudan keputusan raja yang akan memiliki wilayah teretntu, mempunyai berlaku sebagai hukum. Titah didasarkan pemimpin, memiliki aturan tersendiri, pada pugeran dan pranatan adalah dan memiliki harta kekayaan sehingga aturan tertinggi Kraton Kasultanan disebut sebagai sebuah persekutuan Yogyakarta yang merupakan peninggalan hukum. Ter Haar menggunakan istilah dari leluhur. Paugeran dan pranatan persekutuan hukum bagi masyarakat dibuat oleh raja dan petinggi-petinggi hukum adat. Ter Haar berpendapat Kraton. Paugeran dan Pranatan adalah bahwa terdapat pergaulan hidup dalam patokan berisi nilai-nilai filosofis yang kelompok-kelompok yang berperilaku dikeluarkan oleh kraton dan merupakan sebagai satu kesatuan terhadap dunia hak kraton. Paugeran dan pranatan luar, lahir dan batin para anggotanya bukanlah hukum positif yang dibuat menjalani kehidupan wajar menurut oleh pemerintah, namun hukum asli kodrat alam, tidak ada seorangpun dari yang dimiliki Kraton dalam menjaga mereka yang mempunyai pikiran akan tata kelakuan bagi masyarakat Kraton kemungkinan pembubaran kelompok. Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai Kelompok-kelompok tersebut tersusun sebuah budaya hukum. Hukum asli dengan tertib, kokoh dan teratur, bersifat ini adalah sistem nilai yang hidup dan tetap, dengan pemerintahan sendiri dijalankan tanpa unsur paksaan dalam Sultan HB X sebagai raja Keraton Ngayogyakarta Kasultanan itu sendiri. Masyarakat inilah Hadiningrat merupakan jalan tengah hubungan keraton dan pemerintah. “Paugeran Keraton sebagai sebuah kesatuan persekutuan merupakan hak Keraton, paugeran pemerintah hukum Kraton. Hal ini ditunjukan hak pemerintah,” tekannya. KGPH Hadiwinata menegaskan, Sabdatama merupakan perintah dalam isi Sabda tama yang pada intinya turun-temurun yang harus dijaga. Jika hal itu memisahkan kepentingan Karton tidak ditaati, maka akan mengubah tradisi 27 budaya dan adat istiadat yang sudah ada dengan urusan pemerintahan. Sri sejak ratusan tahun. “Kalau tidak ditaati akan mengubah tradisi budaya dan adat istiadat 27 Hal ini senada dengan pada yang dijabarkan oleh yang ada,” tandasnya. Seperti diberitakan KGPH Hadiwinata yang juga merupakan adik sebelumnya, Raja Keraton Ngayogyakarta dari Sri Sultan HB X ini menuturkan, dalam Hadiningrat, Sri Sultan HB X, mengeluarkan Kompas, “Sabdatama Jalan Tengah Hunungan Sabdatama di Bangsal Kencana pada hari ini. Keraton dengan Pemerintah”, https://regional. Pembacaan Sabdatama di Bangsal Kencana kompas.com/read/2015/03/06/17414451/ Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dihadiri Sri Sabdatama.Jalan.Tengah.Hubungan.Keraton. Pakualam IX bersama kerabat, sentono dalem dengan.Pemerintah, diakses 28 September 2018. (kerabat Keraton), abdi dalem keprajan (pejabat Bahwa Sabdatama yang dibacakan oleh Sri pemerintahan).

119 Volume 36, Nomor 1 JUNI 2020 lengkap dengan harta kekayanaan Budaya hukum Kraton erat kaitanyaa materiil maupun imateriil.28 Keputusan- dengan adanya paugeran. Paugeran keputusan terdahulu merupakan warisan adalah aturan yang merupakan simbol nenek moyang yang dipertahankan sebuah kebuadayaan. Paugeran sebagai sebagai sebuah kearifan lokal yang petunjuk turun temurun menjadi sesuatu menjadi tata nilai kehidupan. Kearifan yang mebatasi tingkah laku manusia. lokal adalah warisan budaya tradisional Pedoman tingkah laku ini mengandung hidup dan berkembang sesuai masing- nilai-nilai luhur yang mengakibatkan masing daerah secara turun temurun manusia memiliki nilai. Nilai ini dilaksanakan oleh kelompok masyarakat. menunjukkan bahwa manusia adalah Warisan nenek moyang secara turun makluk yang tidak bebas nilai dalam temurun yang dimiliki Kraton berupa proses interaksi sosialnya. paugeran dan pranatan. Paugeran dan Budaya hukum yang ada pada pranatan yang dipertahankan merupakan Kraton Ngayogyakarta terkait wujud sebuah kebudayaan yang ditaati keberadaan pemimpin Kraton adalah secara terus menerus sebagai sebuah pemimpin daerah secara administratif budaya hukum. pemerintahan, dapat menjadi salah Budaya hukum menurut Lawrence satu untur pembentuk sistem hukum Friedman merupakan salah satu positif pada Negara Republik Indonesia. pembentuk sistem hukum selain dari Pada kondisi saat terjadi polemik atas 2 unsur pembentuk hukum lainya. pengisian jabatan Gubernur DIY, Sri Unsur pembentuk hukum menurut Sultan HB X mengeluarkan Titah berupa Friedman adalah, struktur hukum, Sabdatama yang kemudian menguatkan substansi hukum dan budaya hukum. pernyataan bahwa Gubernur DIY tidak Budaya hukum adalah keadaan sosial dipilih melalui mekanisme Pemilihan yang menentukan bagaimana hukum Umum (PEMILU), namun dengan digunakan. Senada dengan hal tersebut, Gubernur dipilih melalui penetapan. RM. Keesing mengemukakan bahwa Adanya penetapan ini bukan berarti kebudayaan adalah warisan tingkah menciderai jiwa demokrasi atau laku simbolik yang membuat manusia bertentangan dengan konstitusi negara. menjadi manusia.29 Kebudayaan adalah Penetapan Sri Sultan HB X sebagai Kepala salah satu sarana yang membawa kita Daerah adalah bentuk pengakuan atas kepada masa lalu. Keberadaan paugeran demokrasi yang selaras dengan kehendak dan pranatan merupakan bentuk dari masyarakat. Dalam hal ini kehendak sebuah budaya hukum yang masih eksis. masyarakat tercermin pada budaya lokal yang dipertahankan. Keberadaan 28 B. Ter Haar Bzn, Asas-Asas dan Tatanan Hukum Adat, 2011, Cetakan kesatu, Bandung : Mandar Sri Sultan HB X sebagai Raja atas Maju, hlm. 6-7. wilayah Kraton Kasultanan Yogyakarta. 29 RM Keesing, 1974, “Theories of Culture”, Annual Review of Anthropology, dalam terjemahan Amri Sri Sultan sebagai sosok Dwifungsi, Marzali, Jakarta, Jurnal Anthropolgy No.52, hlm. pemimpin daerah administratif DIY, 45.

120 Volume 36 Nomor 1 Sekhar Chandra Pawana JUNI 2020 Titah Raja Kasultanan...KASULTANAN... namun disatu sisi Sultan sebagai Raja Kagungan Dalem, adalah milik Kasultanan atas persekutuan hukum kraton, disisi Keberadaan Sultan Ground sebagian lain Sri Sultan sebagai Kepala Daerah dipergunakan untuk kepentingan yang secara adimistratif berada dibawah masyarakat. Kepentingan masyarakat pemerintahan pusat Negara Republik yang terakomodasi dengan adanya Indonesia. Sultan Ground, mengintepretasikan Sebagai sebuah persekutuan hukum bahwa status tanah Sultan Ground dan Kraton Kasultanan Ngayogyakarta Pakualaman Ground adalah tanah ulayat Hadiningrat juga memiliki harta pusaka yang dapat digunakan secara komunal. berupa tanah kasultanan (Sultan Ground) Kasultanan dan Pakualaman adalah dan tanah kadipaten (Pakualaman warisan budaya bangsa yag berlangsung Ground). Dalam bidang pertanahan turun temurun dan dipimpin seorang terkait tanah Kasultanan dan tanah Sultan sedangkan Pakulaman dipimpin Kadipaten terdapat dua rijksblad yang oleh seorang Adipati.30 penting yaitu Rijksblad Kasultanan No Menurut teori berlakunya 16 tahun 1918 dan Rijksblad Pakualaman perundang-undangan ada tiga aspek No 18 tahun 1918. Rijksblad adalah yang harus dipenuhi agar suatu hukum istilah aturan hukum yang berlaku di itu dapat berlaku yaitu aspek filosofis, wilayah kasultanan dan pakualaman aspek sosiologis dan aspek yuridis. Aspek dengan persetujuan pemerintah kolonial. filosofis dari titah raja ini adalah adanya Kedua Riijksblad tersebut adalah dasar paugeran yang diyakini secara turun terhadap status tanah Kasultanan dan temurun sebagai warisan leluhur sebagai tanah Kadipaten yang merupakan tranah falsafah hidup Kraton. Aspek Filosofis swapraja di Yogyakarta yang dianggap lainnya adalah gelar yang disandang masih ada hingga saat ini. Sultan Ground oleh Sri Sultan HB X sebagai raja yaitu meliputi tanah keprabon dan tanah bukan Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang keprabon yang berada hampir diseluruh Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengku wilayah Yogyakarta. Tanah keprabon Buwono Senapati Ing Ngalaga Kalifatullah adalah tanah yang digunakan untuk Ngabdurrakhman Sayidin Panatagama bangunan istana dan kelengkapannya, Ingkan Jumeneng Ing Negarai Yogyakarta seperti pagelaran, kraton, sripaganti, Hadiningrat Ingkang Jumeneng Sedasa. tanah makam raja, alun-alun, masjid, Gelar ini adalah gelar yang disandang , pesanggarahan dan seorang pemimpin Kasultanan petilsasan. Tanah bukan keprabon adalah Yogyakarta secara turun temurun. tanah yang digunakan abdi dalem dan Gelar ini menunjukan sifat religio magis rakyat serta lembaga-lembaga untuk bahwa Sultan memiliki wibawa dan kepentingan umum seperti pendidikan. kekharismatikan sebagai pemimpin Dalam penjelasan Pasal 32 ayat (2) dan untuk dapat membuat keputusan yang ayat (3) UU Keistimewaan, Sultan Ground dan Kadipaten Ground lazim disebut 30 Pasal 1 Angka 5 dan 6 UU Keistimewaan DIY dalam Kus Sri Antoro, Loc.Cit.

121 Volume 36, Nomor 1 JUNI 2020 ditaati oleh rakyat. Raja sebagai seorang manusia (mikrokosmos) dan alam pemimpin di tanah Jawa bukan semata- semesta (makrokosmos) yang kemudian mata merepresentasi keinginan rakyat, termanifestasi dalam istilah-istilah tetapi juga mendapatkan sebuah wahyu tepa selira, urip iku urup, tahta untuk atau kewahyon.31 Apabila raja atau rakyat yang kemudian menjiwai setiap pemimpin itu tepat sebagai seorang tingkah laku perbuatan masyarakat yang mendapatkan wahyu, maka Kraton secara khususnya. Nilai ini terjadi kondisi kosmik dan tidak terjadi sebagai sebuah kearifan lokal kemudian kekacauan baik di dalam masyarakat diakui dalam hukum positif melalui maupun di alam semesta. Aspek filosofis keberadaan UU Keistimewaan. Kraton ini erat kaitannya dengan sifat dan corak dalam UU Keistimewaan dilembagakan hukum adat yang religio magis yang peran dan tanggung jawabnya dalam dipengaruhi oleh unsur agama. menjaga dan mengembangkan budaya Religio magis adalah adanya nilai Yogyakarta yang merupakan warisan spritualisme dalam tata kelakuan yang budaya bangsa.33 kemudian membentuk adat istiadat Secara normatif, Sultan harus dalam masyakarat. Nilai spritualisme mampu memelihara fungsinya sebagai keislaman nampak dan hidup dalam wakil Tuhan bagi terwujudnya sejahtera Kraton Ngayogyakarta berdasarkan gelar secara sosial dan ekonomi. Sultan resmi pemimpin Kasultanan Yogyakarta. adalah simbol tradisional Raja yang Sayidin Panatagama mempunyai bernuansa Islam, secara simbolik makna bahwa setiap raja diharapakan mewujudkan keistimewaan melalui gelar menjadi pengelola agama yang memiliki yang tersandang serta dalam langkah- orientasi surgawi dan kalifatullah yang langkah konkrit yang ingin dilakukan. berati penguasa yang mendapatkan Filosofis Jawa mengatakan bahwa Raja cahaya ilahi yang memerintah sebagai adalah wenang misesa ing sanagari waliullah atau wakil Tuhan di dunia.32 yang berarti raja memegang kekuasaan Keislaman sebagai unsur religio magis tertinggi di seluruh negeri. Kekuasaan mempunyai pengaruh yang cukup besar tertinggi ini dilandasi atas tiga filosofi dan berbaur dengan kebudayaan dan kewahyuan. Pertama wahyu nubuwah kepercayaan. Aspek religio magis di yang memposisikan raja sebagai wakil Jawa sangat menjaga harmoni antara Tuhan; wahyu hukumah menempatkan

31 M. Jandra, et al., 1998, “Islam & Khasanah raja sebagai sumber hukum dengan Budaya Kraton Yogyakarta”, Yayasan Kebudayaan wewenang murbamisesa.34 Murbamisesa Islam Indonesia, Yogyakarta, hlm 19 dalam Sartika Intaning Pradhani dan Alam Surya berarti raja sebagai penguasa tertinggi Anggara, 2015, “Kedudukan Laki-Laki dalam yang mengakibatkan raja memiliki Budaya Hukum Kasultanan Daerah Istimewa Yogyakarta (Studi Kasus Pengisisan Jabatan 33 Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta”), Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Naskah Penelitian Program Pascasarjana FH Istimewa Yogyakarta (Lembaran Negara Republik UGM Pendanaan Litbang FH UGM pada Jurnal Indonesia Tahun 2012 Nomor 170 Tambahan Penelitian Hukum, Volume 2, Nomor 3, hlm.251. Lembaran Negara Nomor 5339). 32 Ibid. 34 Sartika Intaning, Loc.Cit.

122 Volume 36 Nomor 1 Sekhar Chandra Pawana JUNI 2020 Titah Raja Kasultanan...KASULTANAN... kekuasaan yang tidak terbatas dan segala tertulis. Hukum tertulis ini, seringkali keputusannya tidak boleh ditentang, berakibat pada penerapan hukum karena dianggap sebagai kehendak menjadi tidak berfungsi maksimal Tuhan. Ketiga adalah wahyu wilayah sebagai perwujudan cita-cita masyarakat, yang berarti seorang raja sebagai yang karena sifatnya tertulis sehingga tidak berkuasa untuk memberikan pangdam dapat menyesuaikan dengan keadaan pangauban, yang berarti memberi terang setelahnya. Hal inilah yang terjadi dan perlindungan kepada rakyatnya.35 saat UU Keistimewaan dibentuk dan Hal ini menunjukan aspek filosofis dalam disahkan, timbul gejolak dari masyarakat gelar raja yang mendukung keberadaan sebagai akibat adanya ketidaksinkronan sultan sebagai seorang fungsionaris nilai dalam hukum positif dengan nilai hukum, dalam konteks hukum adat yang dalam masyakat. dapat mebuatan sebuah putusan sebagai Kondisi yang demikian dapat hukum. dikatakan bahwa aspek sosiologis Hukum dibuat oleh Sultan sebagai berlakunya peraturan hukum tidak seorang raja tidak terbatas dan tidak terpenuhi. bertentangan dengan aspek dapat ditentang. Hukum adalah norma sosiologis masyarakat Yogyakarta. yang ditunkan dari sebuah prinsip. Sebelum adanya UU Keistimewaan pada Prinsip yang diwujudkan dalam tahun 2012 Kepala Daerah DIY, adalah hukum diturunkan dari nilai. Hukum, Sri Sultan sebagai pemimpin kerajaan prinsip, dan nilai harus sejalan sebab yang memiliki wibawa bagi masyarakat merupakan satu kesatuan linear yang Yogyakarta. Gejolak ini menjadi sebuah menggambarkan budaya hukum sutau aspek sosiologis yang dijadikan landasan masyarakat setempat. Eksistensi hukum berlakunya sebuah hukum. Aspek seharusnya dapat mengakomodir gejala- sosiologis memandang sultan sebagai gejala sosial yang di dalamnya terjadi figur pemimpin bagi rakyatnya. Dilihat konflik atas permasalahan-permasalah dari aspek administratif pemerintahan yang akan berimplikasi pada kesenjangan Kasultanan Yogyakarta adalah kerajaan yang terjadi. Sejalan dengan hal yang memiliki susunan pemerintahan tersebut Eigen Ehrlich mengemukakan sendiri yang masih eksis keberadaannya bahwa peraturan adalah hukum yang sebagai sebuah persekutuan hukum. berjalan seiring dengan perkembangan Eksistensi hukum adat dengan adanya masyarakat.36 Pengertian hukum sebagai titah raja ini berkaitan dengan proses hukum positif adalah hukum yang dibuat pembentukan peraturan perundang- oleh pemerintah melalui badan-badan undangan di level daerah yaitu peraturan yang berwenang berupa peraturan daerah. Peraturan daerah ini disebut dengan peraturan daerah istimewa 35 Djoko Dwiyanto dalam Sartika Intaning, Loc.Cit. 36 Jawahir Tontowi, 2001, “Budaya Lokal dan (PERDAIS). Diamanatkan Pasal 37 UU Otonomi Daerah Dalam Kaitannya Dengan Keistimewaan, tertulis bahwa dalam Keistimewaan Yogyakarta”, Jurnal Millah, Volume 1, hlm. 5. penyiapan dan pembahasan Peraturan

123 Volume 36, Nomor 1 JUNI 2020

Daerah Istimewa ini, wajib menggali dikeluarkan oleh Sri Sultan Hamengku nilai, norma, adat istiadat dan tradisi Buwono X sebagai fungsionaris hukum. luhur yang mengakar dalam masyarakat Pada saat Sri Sultan HB X mengeluarkan dan memperhatikan masukan dari titah raja beliau menempatkan diri sebagai masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta. pemimpin atas Kraton Ngayogyakarta Kewajiban ini ditujukan kepada Hadiningrat bukan sebagai kepala Dewan Perwakilan Daerah Daerah daerah. Nilai-nilai luhur yang hidup Istimewa Yogyakarta (DPRD DIY) menjadi sebuah hukum yang hidup selaku perwakilan dari masyarakat dan dalam persekutuan hukum adat menjadi Gubernur sebagai kepala daerah. Hal sebuah kearifan lokal masyarakat. – hal yang wajib dilakukan penggalian Kearifan lokal yang bersifat religio magis dengan adat istiradat yang masih menjadi unsur pembentuk kebijakan hidup berkaitan dengan kewenangan atau sebuah hukum. Kebijakan dalam keistimewaan yang diatur dalam Pasal pembetukan sebuah peraturan dalam 6. Kewenangan urusan keistimewaan masyarakat yang masih memegang teguh yang dimaksud meliputi tata cara nilai -nilai luhur adatnya hendaknya pengisian jabatan, kedudukan, tugas, memperhatikan setiap kearifan lokal dan wewenang Gubernur dan Wakil yang ada. Hal ini dimaksudkan agar Gubernur. Kewenangan selanjutnya hukum dapat berkembang dengan baik berkaitan dengan Kelembagaan sejalan dengan sistem hukum adat Pemerintahan Daerah dalam hal ini seperti apa yang terjadi di Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). melalui Sabdatama sebagai keputusan Kebudaayan, pertanahan dan tata ruang fungsionaris hukum. Hukum adat juga termasuk dalam lingkup kewenangan merupakan hukum asli yang menjadi keistimewaan. Penyelenggaraan jiwa bangsa, seyogyanya harus senantiasa kewenangan dalam urusan Keistimewaan dipertahankan keberadaannya. Upaya didasarkan pada nilai-nilai kearifan lokal mempertahankan eksistensi hukum dan keberpihakan kepada rakyat. adat dalam yakni dalam hal penggalian materi-materi atau nilai-nilai yang D. Kesimpulan hidup dalam masyarakat dalam hal Peraturan yang hidup, yang berlaku pengambilan sebuah keputusan atau dan diyakini serta ditaati dan meskipun dalam penyusunan sebuah aturan. tidak diundangkan seacara tertulis Keputusan ini menjadi pedoman dalam oleh seorang pemimpin. Pemimpin tata kelakuan melalui pembuatan hukum sebaagi fungsionaris hukum dalam positif. persekutuan hukum adat berperan dalam pembentukan sebuah hukum berdasarkan teori beslissingenleer Ter Haar. Keberadaan titah raja merupakan bentuk eksistensi hukum adat yang

124 Volume 36 Nomor 1 Sekhar Chandra Pawana JUNI 2020 Titah Raja Kasultanan...KASULTANAN...

Daftar Pustaka Jurnal Penelitian Hukum, Volume 2, Buku Nomor 3, November 2015. Bzn, B. Ter Haar, 2011, Asas-Asas dan Riazni, Raisa, “Sabdatama dan Sabdaraja Tatanan Hukum Adat, Cetakan Sri Sultan Hamengku Buwono X kesatu, Mandar Maju, Bandung. dalam Perspektif Keistimewaan Mertokusumo, Sudikno, 2006, Penemuan Daerah Istimewa Yogykarta”, Jurnal Hukum Sebuah Pengantar, Liberty, Lex Renaissance, Volume 1 Januari Yogyakarta. 2016. UII Yogyakarta. Soekanto, Soerjono dan B.Taneko Simarmata, Rikardo, “Pendekatan Soleman, 2006, Hukum Adat Positivistik dalam Studi Hukum Indonesia, Rajawali Press, Jakarta. A d a t ”, Jurnal Mimbar Hukum, Volume 30, Nomor 3 Tahun 2018. Jurnal Sri Antoro, Kus, “Analisis Kritis Substansi dan Implementasi Undang- Dardias, Bayu, “Menyiapkan Sultan Undang No 13 Tahun 2012 tentang Perempuan: Legitimasi Langit Keistimewaan Daerah Daerah Dan Efektivitas Rezim Sultan Istimewa Yogyakarta dalam Bidang Hamengkubuwono X”, Jurnal Pertanahan”, Jurnal Bhumi, Vol 1, No Masyarakat Indonesia, Volume 42 1, Mei 2015. Juni 2016. Tontowi, Jawahir, “Budaya Lokal dan Dewi, Kurniawati Hastuti, “Pengangkatan Otonomi Daerah Dalam Kaitannya Putri Mahkota Dan Indikasi Dengan Keistimewaan Yogyakarta”, Pergeseran Konsep Kuasa Jawa: Jurnal Millah, Volume 1, Agustus Analisis Pendahuluan”, Jurnal 2001. Masyarakat & Budaya, Volume 19 No. 1 Tahun 2017. Wardani, Laksmi Kusuma, “Pengaruh Pandangan Sosio-Kultural Sultan Keesing, RM, “Theories of Culture” Hamengkubuwana IX terhadap Annual Review of Anthropology, Eksistensi Kraton Yogyakarta”, dalam terjemahan Amri Marzali, Jurnal Masyarakat dan Kebudayaan Jurnal Anthropolgy No.52. Politik, Tahun 2012, Volume 25, Pradhani, Sartika Intaning dan Alam Nomor 1. Surya Anggara, “Kedudukan Laki-Laki dalam Budaya Hukum Prosiding Kasultanan Daerah Istimewa Yogyakarta (Studi Kasus Pengisisan Paryanto, Achmad Nurmandi, 2016, Jabatan Gubernur Daerah Istimewa Prosiding Interdisciplinary Yogyakarta)”, Naskah Penelitian Postgraduate Student Conference rd Program Pascasarjana FH UGM 3 , Magister Ilmu Pemerintahan, Pendanaan Litbang FH UGM pada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Yogyakarta, Indonesia.

125 Volume 36, Nomor 1 JUNI 2020

Internet Sindonews, “Sultan & Paku Alam Detik, “Penjelasan Kerabat Kraton dalam UUK DIY”, https://nasional. Yogya Soal Sabdatama Sri Sultan sindonews.com/read/669914/19/ HB X”, https://news.detik.com/ sultan-paku-alam-dalam-uuk- berita/2851651/penjelasan-kerabat- diy-1346748397, diakses pada 12 kraton-yogya-soal-sabdatama- September 2018. sultan-hb-x, diakses pada 25 Tempo, ”8 Butir Sabdatama Sultan dan September 2018. Kisruh Politik yang Melatarinya”, Hukum Online, “Arti Ultimum https://nasional.tempo.co/ Remedium”, https://www. read/647802/8-butir-sabdatama- hukumonline.com/klinik/detail/ sultan-dan-kisruh-politik-yang- lt53b7be52bcf59/arti-ultimum- melatarinya/full&view=ok, diakses remedium, diakses pada 2 Januari pada 25 September 2018. 2019. Kompas, “Raja Jogja Mendadak Keluarkan Peraturan Perundang-undangan Sabdatama”, https://regional.kompas. Undang-Undang Nomor 13 Tahun com/read/2015/03/06/12440311/ 2012 tentang Keistimewaan Daerah Raja.Jogja.Mendadak.Keluarkan. Istimewa Yogyakarta (Lembaran Sabdatama, diakses pada 25 Negara Republik Indonesia Tahun September 2018. 2012 Nomor 170). Kompas, “Sabdatama Jalan Tengah Hubungan Keraton dengan Pemerintah”, https://regional.kompas. com/read/2015/03/06/17414451/ Sabdatama.Jalan.Tengah.Hubungan. Keraton.dengan.Pemerintah, diakses pada 28 September 2018. Kompas, “Yogyakarta Wilayah Pertama NKRI”, https://nasional.kompas. com/read/2011/05/06/23472246/ yogyakarta.wilayah.pertama.nkri, diakses pada 12 September 2018. Merdeka, “UU Keistimewaan Yogyakarta Akhirnya Disahkan.”, https:// www.merdeka.com/politik/uu- keistimewaan-yogyakarta-akhirnya- disahkan.html, diakses pada 20 September 2018.

126