KEPUTUSAN DAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN DALAM MEMILIH ANEKA SATE BANDENG DI PROPINSI

DECISION AND LEVEL OF CUSTOMER SATISFACTION IN CHOOSING VARIOUS SATE BANDENG IN BANTEN PROVINCE

Meutiaa,1* Tubagus Ismail1, Ahmad Bukhoria1

1 aUniversity of Sultan Ageng Tirtayasa, Jl. Raya Jakaeta-Serang Pakupatan Km. 4 Serang, Banten- *E-mail :[email protected]

ABSTRAK

Propinsi Banten sangat kaya akan potensi sumber daya alam, budaya, pariwisata dan potensi sektor perikanan. Salah satu potensi perikanan adalah bandeng yang diolah menjadi sate bandeng. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis proses pengambilan keputusan dan kepuasan konsumen konsumen dalam memilih aneka rasa sate bandeng. Jumlah responden yang diambil sebanyak 150 orang dengan melakukan tes organoleptik terhadap 7 produk UKM sate bandeng dari Kota Serang, Kabupaten Serang dan Kota Cilegon yang dilaksanakan di Alun-Alun Kota Serang. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Penentuan sampel menggunakan nonprobability sampling dengan teknik pengambilan sampel secaraaccidental sampling.Sedangkan untuk mengetahui keputusan dan tingkat kepuasan konsumen menggunakan metode statistik kuantitatif dengan. Metode analisis yang digunakan adalahsurvei yaitu dengan menyebar kuesioner kemudian mengidentifikasi proses pengambilan keputusan konsumen dalam memilih aneka sate bandeng. Data sekunder diperoleh dengan berbagai instansi seperti Dinas Pariwisata, Dinas Koperasi dan UMK serta studi literatur lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden tertarik mengkonsumsi sate bandeng karena rasa, warna harga dan kemasan. Sebagian besar responden mendapatkan informasi dari teman dan keluarga dan dasar pertimbangan membeli adalah karena rasa, harga dan aroma. Responden sangat puas dengan atribut yang ada pada sate bandeng. Penelitian ini dapat di jadikan dasar bagi UKM dalam memprioritas atribut apa yang paling disukai konsumen dalam memilih Sate Bandeng

Kata kunci: Keputusan Konsumen, Kepuasan Konsumen, Sate Bandeng.

ABSTRACT The purpose of this study was to investigate the decision-making process and customer satisfaction in choosing various flavors of sate. The number of respondents taken was 150 people by conducting organoleptic tests on 7 milkfish sate SMEs from Serang City, Serang Regency and Cilegon City which were carried out in Serang City Square. The method used is quantitative descriptive method. The sampling technique is done by accidental sampling. The analytical method used is descriptive analysis that is by spreading the questionnaire and then identifying the consumer decision-making process in selecting various milkfish . Secondary data is obtained by various agencies such as the Department of Tourism, Cooperatives and SME and other literature studies. The results of this study indicate that respondents interested in consuming milkfish sate due to taste, price and packaging color. Most respondents get information from friends and family and the basis for buying consideration is due to taste, price and aroma. Respondents were very satisfied with the attributes of milkfish sate. This research can be used as a basis for SMEs in prioritizing what attributes are most preferred by consumers in choosing milkfish sate

Keyword: Consumer Decision, Consumer Satisfaction, Milkfish Sate.

Prosiding Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Pertanian 798 Indonesia(FKPTPI) 2018 Universitats Syiah Kuala Banda Aceh

1. PENDAHULUAN Disamping potensinya, ikan bandeng Ikan bandeng merupakan salah satu juga memiliki kelemahan yaitu daging ikan produk hasil perikanan budidaya dan bandeng yang berbau lumpur serta duri- sekaligus merupakan bahan konsumsi durinya yang tidak mudah dibersihkan. Hal masyarakat luas. Ikan bandeng memiliki ini menyebabkan bandeng kurang praktis potensi yang sangat besar untuk untuk dikonsumsi terutama oleh anak-anak dikembangkan karena permintaan dan golongan usia lanjut. Untuk itu terhadap ikan bandeng selama sepuluh dibutuhkan suatu upaya penangan dalam tahun terakhir meningkat sebesar 6,33 pemanfaatan ikan bandeng, salah satunya persen rata-rata per tahun. Salah satu yaitu dengan mengolah ikan bandeng potensi sate bandeng adalah di Propinsi menjadi produk yang memiliki nilai tambah Banten. Secara geografis Banten terletak di sehingga dapat mengatasi masalah tersebut ujung pulau jawa yang emiliki garis pantai seperti sate bandeng. yang cukup panjang yang sebagian besar Sate bandeng merupakan salah satu dimanfaatkan untuk tambak. Salah satunya hasil olahan ikan bandeng. Usaha adalah tambak ikan bandeng. Wilayah laut pengolahan sate bandeng dikategorikan Banten merupakan salah satu jalur laut kedalam agroindustri dan kebanyakan potensial. Selat Sunda merupakan salah usaha ini dilakukan dalam skala usaha kecil satu jalur yang dapat dilalui kapal besar dan menengah yang tergolong kedalam yang menghubungkan Australia, Selandia industri rumah tangga. Keberadaan usaha Baru, dengan kawasan Asia Tenggara sate bandeng sudah ada sejak jaman misalnya Thailand, Malaysia dan Singapura. kesultanan Banten. Banyak UKM yang Disamping itu Banten merupakan jalur memproduksi sate bandeng terutama perlintasan dua pulau besar di Indonesia, daerah Kota Serang, Kabupaten Serang dan yaitu Jawa dan Sumatera. Kota Cilegon. Sepanjang jalan dengan Ikan bandeng memiliki rasa daging mudah dapat di jumpai sate bandeng yang lezat serta merupakan sumber protein karena sudah menjadi icon oleh-oleh hewani yang tinggi karena tidak Banten. mengandung kolestrol, mudah dicerna dan Walaupun sate bandeng merupakan baik dikonsumsi oleh segala usia. Menurut icon produk oleh-oleh khas Banten Susanto (2010) ikan bandeng mempunyai terkadang bagi pembeli masih ragu-ragu nutrisi yang lengkap. Dalam 100 gram ikan untuk dijadikan oleh-oleh terutama keluar bandeng terdiri dari proksimat, mineral kota karena tidak tahan lama. Kebanyakan lemak dan asam amino yang bermanfaat konsumen membeli sate bandeng untuk di bagi pemenuhan nutrisi manusia. konsumsi bersama keluarga atau di sajikan Banyak sekali potensi yang di miliki pada saat hari raya keagamaan pesta oleh Propinsi Banten seperti potensi perkawinan dan selamatan. Penelitian ini sumber daya alam, budaya, pariwisata dan akan menganalisis proses keputusan dan potensi sektor perikanan. Namun sampai kepuasan konsumen dala mengkonsumsi saat ini UKM masih berjalan sendiri-sendiri sate bandeng dengan beraneka rasa. sehingga pertumbuhannya agak terhambat. Menurut data Dinas Koperasi dan UMK TINJAUAN PUSTAKA Kota serang ada sekitar 23 pengrajin yang memproduksi sate bandeng. Jumlah a.Produk Olahan Pangan Lokal Sate pengrajin sate bandeng tidak tetap Bandeng terkadang bertambah sesuai dengan jumlah Produk olahan pangan lokal adalah pesanan dan hari-hari besar keagamaan. produk olahan pangan yang berbahan baku Banyak tenaga kerja perempuan yang sumber daya lokal yang di olah dan dikelola terserap pada usaha ini. Walaupun oleh industri rumah tangga maupun UMK. pengelolaan UMK sate bandeng belum Potensi sumber daya lokal yang sangat maksimal namun sate bandeng sudah melimpah di propinsi banten merupakan sangat terkenal. potensi yang sangat besar untuk

Prosiding Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia 799 (FKPTPI) 2018 Universitas Syiah Kuala BandaAceh

pengembangan UKM. Sampai saat ini Berdasarkan kebutuhan, nilai-nilai, dan keberadaan produk olahan pangan lokal di harapan setiap orang itu sendiri Ismail dan Propinsi Banten masih belum terekspos Bangun (2015).Meutia dkk (2016) dibandingkan produk olahan pangan lokal menyatakan bahwasensasi datang dan asal propinsi lainnya yang ada di Pulau terima oleh manusia melalui panca indra. Jawa. Padahal secara kualitas dan rasa tidak Beberapa sensasi melalui panca indra yang kalah dibandingkan dengan produk olahan mempengaruhi persepi konsumen : pangan lokal propinsi lainnya 1. Penglihatan, Pemasar mengendalikan (Meutia,2017). fungsi penglihatan konsumen dalam Sate bandeng merupakan olahan hampir semua kiat pemasarannya. Berbagai pangan lokal yang berbasis protein. produk periklanan yang digunakan, Kelemahan ikan bandeng memilki adalah kemasan produk, sangat memperhatikan daging ikan bandeng yang berbau lumpur efek warna, sinar, gaya, tata letak, ukuran serta duri-durinya yang tidak mudah dan sebagainya. Semua dimaksudkan untuk dibersihkan. Hal ini menyebabkan bandeng memberikan rangsangan pada penglihatan kurang praktis untuk dikonsumsi terutama konsumen. oleh anak-anak dan golongan usia lanjut. 2. Bau atau Aroma, Bau atau aroma tertentu Untuk itu dibutuhkan suatu upaya dapat mempengaruhi emosi seseorang, penangan dalam pemanfaatan ikan mengingatkan pada masa lampau bandeng, salah satunya yaitu dengan mengurangi stres. Seperti warna, bau pun mengolah ikan bandeng menjadi produk menciptakan sensasi yang berhubungan yang memiliki nilai tambah sehingga dapat dengan budaya atau sesuatu yang mengatasi masalah tersebut. Sate bandeng dipelajari. merupakan produk semi basah yang cepat 3. Bunyi atau Suara, Musik telah terbukti mengalami kerusakan dan mempunyai memberikan kekuatan tersendiri dalam daya simpan sekitar 3 hari sehingga kehidupan manusia. Komunikasi jangkauan pemasaran produk ini masih pemasaran untuk mempengaruhi berkisar di daerah Banten, , dan konsumen, terutama pada suasana hati, Jawa Barat. Sate bandeng merupakan salah musik memegang peranan penting. satu hasil olahan ikan bandeng. Usaha 4. Raba, Konsumen meraba suatu produk pengolahan sate bandeng dikategorikan contoh kain dan mengasosiasikan rabaan kedalam agroindustri dan kebanyakan itu dengan kualitas produk kain. usaha ini dilakukan dalam skala usaha kecil 5. Rasa, Rasa penting untuk produk-produk dan menengah yang tergolong kedalam makanan dan obat-obatan, selera industri rumah tangga. konsumen dalam hal rasa pun berbeda. Sejalan dengan upaya pembedaan yang b.Persepsi dan pengambilan keputusan dilakukan produsen makanan, selera konsumen daerah negara asing menjadi obyek yang menarik. Persepsi yaitu proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur, dan c.Pengertian keputusan pembelian menafsirkan stimulasi ke dalam gambar konsumen yang berarti dan masuk akal mengenai Sangadji (2013) mendefinisikan dunia. Proses ini dapat dijelaskan sebagai keputusan sebagai pemilihan suatu “bagaimana kita melihat dunia di sekeliling tindakan dari dua pilihan alternative atau kita”. Dua individu mungkin menerima lebih. Seorang konsumen yang hendak stimulasi yang sama dalam kondisi nyata memilih harus memiliki pilihan alternative. yang sama, tetapi bagaimana setiap orang Meutia (2017) mendefinisikan bahwa inti mengenal, memilih, mengatur, dan dari pengambilan kepututusan konsumen menafsirkan merupakan proses yang dalah proses pengintegrasian yang sangat individual. mengombinassikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua perilaku alternative atau

Prosiding Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia 800 (FKPTPI) 2018 Universitas Syiah Kuala BandaAceh

lebih, dan memilih salah satu diantaranya. 3. Sumber public : Media masa, organisasi Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah penentu peringkat konsumen suatu pilihan yang disajikan secara kognitif 4. Sumber pengalaman : Penanganan, sebagai keinginan berperilaku.Ismail dkk pengkajian, dan pemakaian produk. (2018) menyatakan bahwa proses pengambilan keputusan konsumen f.Evaluasi Alternatif (Consumen Decision Making) yang paling Kotler (2005) memaparkan terdapat kompleks terdiri dari lima tahap, yaitu beberapa proses evaluasi keputusan, dan sebagai berikut: model model yang terbaru memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses d.Pengenalan masalah yang berorientasi kognitif, yaitu model tersebut menganggap konsumen Proses pembelian dimulai ketika membentuk penilaian atas produk dengan pembeli mengenali masalah atau sadar dan rasional. Konsep dasar dalam kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat memahami evaluasi konsumen: pertama, dicetuskan oleh rangsangan internal dan konsumen berusaha memenuhikebutuhan. eksternal. Para pemasar perlu meng Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu identifikasi keadaan yang memicu dari solusi produk. Ketiga, konsumen kebutuhan tertentu. Dengan memandang masing-masing produk sebagi mengumpulkan informasi dan sejumlah manfaat yang digunakan untk memuaskan konsumen, para pemasar dapat kebutuhan. megidentifikasi rangsangan yang paling sering membangkitkan minat akan kategori g.Keputusan Pembelian produk tertentu. Para pemasar kemudian Dalam tahap evaluasi, konsumen dapat menyusun strategi pemasaran yang membentuk preferensi atas merek-merek mampu memicu minat konsumen. Menurut yang ada didalam kumpulan pilihan. Kotler (2005) mengungkapkan bahwa Konsumen tersebut juga dapat membentuk perilaku konsumen jasa tidak berbeda niat untuk membeli merek yang paling dengan perilaku konsumen barang, karena disukai. Kotler (2005) memaparkan ada pembelian atau penggunaan barang dan dua factor yang dapat berada diantara niat jasa hanya merupakan suatu sarana pembelian dan keputusan pembelian yaitu: memenuhi kebutuhan. Pertama, intensitas sikap negative oranglain terhadap alternative yang disukai e.Pencarian Informasi konsumen. Kedua, motivasi konsumen utuk Konsumen yang terangsang menuruti orang lain. kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak.situasi h.Perilaku Pasca pembelian pencarian informasi yang lebih ringan Kotler (2005) memaparkan bahwa dinamakan penguatan perhatian. Pada level setelah membeli produk, konsumen akan itu orang hanya sekedar lebih peka mengalami level kepuasan atau terhadap informasi produk. Pada level ketidakpuasan tertentu. Tugas pemasar selanjutnya adalah pencarian informasi tidak berakhir begitu saja ketika produk secara aktif. Yang menjadi perhatian utama dibeli. Para pemasar harus memantau seorang pemasar adalah sumber informasi. kepuasan pascapembelian, tindakan Kotler (2005) menyatakan sumber pascapembelian, dan pemakaian informasi konsumen digolongkan ke dalam pascapembelian. 4 kelompok. 1. Sumber pribadi : Keluarga, teman, tetangga, kenalan 2. METODOLOGI PENELITIAN 2. Sumber komersial : Iklan, wiraniaga, Metode yang digunakan dalam penyalur, kemasan, pajangan ditoko penelitian ini adalah metode survey yaitu menggunakan kuesioner untuk

Prosiding Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia 801 (FKPTPI) 2018 Universitas Syiah Kuala BandaAceh

mendapatkan data primer. Jenis dan Banten.Sate ini menggunakan ikan bandeng sumber data yang digunakan dalam atau yang bernama latin Chanos chanos. penelitian ini adalah berupa data primer Ikan ini memiliki duri yang sangat banyak dan data sekunder. Data primer adalah data dan menempel pada bagian dalam utama dalam penelitian ini yang diperoleh dagingnya. Sehingga saat proses langsung dari responden melalui pembuatan sate, duri-duri ini dihilangkan wawancara dengan menggunakan daftar terlebih dahulu. Cara ini juga yang dipakai pertanyaan (kuisioner) yang telah pada abad 16 oleh juru masak Kerajaan disiapkan.Data sekunder diperoleh dengan Banten Girang saat pertama kali membuat berbagai instansi seperti Dinas Pariwisata, sate bandeng. Dinas Koperasi dan UMK dan studi literatur Proses pembuatan sate bandeng yaitu, lainnya.Penelitian di lakukan di Alun-Alun ikan bandeng yang telah dibersihkan lalu Kota Serang Propinsi Banten pada bula Juli digemburkan dengan cara dipukul-pukul sampai dengan Agustus 2018 Metode secara perlahan. Selanjutnya tulang dekat penelitian yang digunakan dalam penelitian ekor dan kepala diputuskan dan ditarik ini adalah metode deskriptif kuantitatif. secara hati-hati dari depan. Setelah itu, Teknik pengambilan sampel yang daging dan duri yang tersisa dikeluarkan digunakan adalah non probability sampling dengan cara meremas dari belakang ke dengan caraaccidental sampling. Metode depan. Daging ikan kemudian digiling dan analisis yang digunakan adalah analisis dicampur dengan bahan lainnya menjadi deskriptif yaitu dengan menyebar satu adonan dan diisikan kembali kedalam kuesioner kemudian mengidentifikasi kulit ikan dan diluar kulit ikan hingga proses pengambilan keputusan konsumen menyerupai bentuk ikan semula. dalam memilih aneka sate bandeng.. Selanjutnya jepit ikan dengan bambu yang Penelitian ini mengambil responden telah diisi , mulai dari kepala hingga sebanyak 150 orang dengan kriteria (1) ekor. Tahap akhir, bakar ikan hingga Pria dan wanita. (2) Usia 17-50 tahun (3) kecokelatan. Setelah matang sempurna, Pernah mengonsumsi ketujuh merek sate kemudian sate Bandeng siap dikemas. bandeng yang diteliti (4) Bersedia menjadi Hingga kini cara tersebut masih responden. Analisis data menggunakan dipertahankan oleh masyarakat Kota uraian atau penjelasan dengan membuat Serang. Bahkan sate bandeng telah menjadi tabel-tabel, mengelompokkan, menganalissi ikon yang khas saat berkunjung ke Banten data berdasarkan pada hasil jawaban khususnya Kota Serang sebagai ibukota. Di kuesioner yang diperoleh dari tanggapan pusat oleh-oleh kawasan Kota Serang responden dengan menggunakan tabulasi banyak yang menjual sate bandeng sebagai data. Untuk menganalisis data hidangan yang siap untuk dikonsiumsi menggunakan skala likert yaitu skala yang maupun dibawa pulang. Permasalahannya dirancang untuk memungkinkan responden adalah sate bandeng tidak bisa tahan lama menjawab berbagai tindakan pada setiap kalau ada di suhu udara terbuka. Sate objek yang akan diukur. Skala Likert ini bandeng bisa tahan hingga mencapai tiga digunakan untuk menentukan tingkat hari jika di simpan dalam mesin pendingin. persetujuan mereka terhadap suatu Hal ini membuat sate bandeng agak pernyataan dengan memilih salah satu dari susahuntuk di jadikan oleh-oleh jarak jauh pilihan yang tersedia. dan waktu yang lama. Sate bandeng dapat menjadi buah tangan untuk lokasi yang 3.PEMBAHASAAN dekat. Sejarah Sate Bandeng Sate bandeng merupakan salah satu Karakteristik Responden produk olahan yang menggunakan ikan Karakteristik responden dalam bandeng sebagai bahan baku utamanya dan penelitian ini sangat menentukan hasil produk ini banyak dikenal oleh masyarakat akhir dari jawaban responden sehingga luas sebagai makanan khas daerah akan berpegaruh terhadap hasil analisis.

Prosiding Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia 802 (FKPTPI) 2018 Universitas Syiah Kuala BandaAceh

Gambaran karakteristik responden yang Tingkat pendidikan terakhir responden membeli Sate Bandengdi Alun-alun Kota dikategorikan kedalam beberapa yaitu SD, Serang dilihat dari karakteristik umum digambarkan dengan variabel-variabel Tabel 2. Sebaran Jumlah dan Presentase Responden seperti jenis kelamin, usia, tingkat Berdasarkan Tingkat Pendidikan pendidikan, dan pekerjaan. No Tingka Jumlah Presentase . Berdasarkan usia rata-rata responden t (Orang) % yang membeli produk khas lokal adalah Pendid usia produktif antara yang di dominasi ikan antara usia 31 tahun sampai dengan 40 1 SD 2 1,33 2 SMP 7 4,67 tahun. 3 SMA 62 40,0 Tingkat pendidikan terakhir responden 4 Diplom 30 14,0 dikategorikan kedalam beberapa yaitu SD, a SMP, SMA, Diploma, Sarjana dan Pasca 5 Sarjana 39 20,0 Sarjana. Dari beberapa kategori tersebut 6 Pasca 10 6,67 yang paling dominan adalah SMA yaitu Sarjana Total 150 100,0 sebesar 39%. Hal ini menunjukkan bahwa Sumber: Data Primer Diolah 2018 responden yang dominan mengonsumsi Sate Bandeng adalah orang yang Berdasarkan jenis pekerjaan sebagian berpendidikan SMA dan sarjana. besar responden sebagai ibu rumah tangga dan karyawan dan pegawai negeri. Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Sebagian besar masyarakat membeli untuk Kelamin dan Usia konsumsi sendiri maupun untuk acara Jenis Presentase selamatan dan sebagian juga untuk oleh- Frekuensi Kelamin % oleh. Sebaran jumlah dan persentase Laki-Laki 95 63,33 jumlah responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini. Perempuan 55 36,67

Jumlah 150 100 Tabel 3. Sebaran Jumlah dan Presentase Presentase Usia Responden Berdasarkan Pekerjaan Frekuensi % 17-23 22 14,67 No Pekerjaan Jumlah Presentase (Orang) 24-30 52 34.67 1 Ibu Rumah Tangga 45 30,0 31-40 57 38 2 Pegawai Negeri 38 25,33 41-50 15 10 3 Pegawai Swasta 35 23,33 4 Wiraswasta 7 4,67 >50 4 2,67 5 Pelajar/Mahasiswa 21 14,0 Jumlah 150 100 6 Lainnya 4 2,67 Sumber: Data Primer yang diolah, 2018 Total 150 100,0 Sumber: Data Primer Diolah, 2018 Berdasarkan Tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa responden yang membeli Proses Keputusan Pembelian Sate produk sate bandeng didominasi oleh Bandeng perempuan sebesar 63.33% dan laki-laki Proses pembelian yang spesifik terdiri 36,67%. Hal ini karena sebagian besar dari urutan kejadian berikut: pengenalan pengambil keputusan dalam memilih masalah, pencarian informasi, evaluasi produk di dominasi oleh perempuan. . alternatif, keputusan pembelian, dan Berdasarkan usia rata-rata responden yang perilaku pasca-pembelian membeli produk khas lokal adalah usia 1. Tahap Pengenalan Kebutuhan produktif antara yang di dominasi antara Proses membeli diawali saat pembeli usia 31 tahun sampai dengan 40 tahun. menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dan kondisi

Prosiding Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia 803 (FKPTPI) 2018 Universitas Syiah Kuala BandaAceh

yang diinginkannya. Berdasarkan Tabel 4 3. Tahap Evaluasi Alternatif alasan responden untuk mengonsumsi Sate Tidak ada proses evaluasi yang Bandeng sebanyak 54,0 % karena rasanya. sederhana dan tunggal yang digunakan oleh Hal ini menunjukkan bahwa rasa Sate konsumen atau bahkan oleh satu konsumen Bandeng yang manis serta unik itu pada seluruh situasi membeli. Ada membuat responden tertarik untuk beberapa proses evaluasi keputusan. mengonsumsinya Kebanyakan model dari evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka Tabel 4. Alasan Responden Mengonsumsi Sate memandang konsumen sebagai pembentuk Bandeng penilaian terhadap produk utama No Alasan Jumlah Presentase Mengonsumsi (Orang) berdasarkan pada pertimbangan yang 1 Rasanya 54 54,0% sadar dan rasional. Konsumen mungkin 2 Harganya 15 15,0% mengembangkan seperangkat kepercayaan 3 Aromanya 10 10,0% merek tentang di mana setiap merek 4 Warnanya 12 12,0% berada pada ciri masing-masing. 5 Kemasannya 9 9,0% Berdasarkan Tabel 6 menggambarkan Total 100 100,0% bahwa dasar pertimbangan responden Sumber : Data Primer Diolah 2018 dalam pembelian berdasarkan atribut produk, mayoritas responden 52,0% 2. Tahap Pengenalan Pencarian memilih karena rasa. Hal ini Informasi menggambarkan bahwa banyak konsumen Seorang konsumen yang mulai timbul mengonsumsi Sate Bandeng karena minatnya akan terdorong untuk mencari rasanya. informasi yang lebih banyak. Kita dapat membedakan dua tingkat, yaitu keadaan Tabel 6. Dasar Pertimbangan Responden Membeli Berdasarkan Atribut tingkat pencarian informasi yang sedang- No Dasar Jumlah Presentase sedang saja yang disebut perhatian yang Pertimbangan (Orang) % meningkat. Proses mencari informasi Atribut secara aktif dimana ia mencari bahan- 1 Rasa 52 52,0 bahan bacaan, menelepon teman-temannya, 2 Harga 27 27,0 3 Aroma 10 10,0 dan melakukan kegiatan untuk 4 Warna 7 7,0 mempelajari yang lain. 5 Kemasan 4 4,0 Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan Total 100 100,0 bahwa mayoritas konsumen 57,0% Sumber: Data Primer Diolah 2018 mengetahui informasi tentang Sate Bandeng dari teman. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen mengetahui informasi 4. Keputusan Pembelian Sate Bandeng dari teman yang sering Tahap keempat dari proses keputusan mengonsumsi dengan respon yang sangat pembelian adalah tahap keputusan itu puas sehingga menceritakan kepada teman sendiri. Tahap ini konsumen harus yang lainnya. mengambil keputusan mengenai kapan membeli, dimana pembelian dan Tabel 5. Sumber Informasi Responden bagaimana cara membayar. Proses keputusan membeli konsumen dipengaruhi No Sumber Jumlah Presentase % jika adanya tempat pembelian dan Informasi (Orang) pengaruh lingkungan. 1 Keluarga 22 22,0% Berdasarkan Tabel 7. Bahwa mayoritas 2 Teman 57 57,0% 3 Iklan 18 18,0% responden 25,0% membeli Sate Bandeng 4 Lainnya 3 3,0% lebih dari 5 kali. Hal ini menggambarkan Total 100 100,0% bahwa intensitas konsumen sering dalam Sumber: Data Primer Diolah 2018 pembelian Sate Bandeng.

Prosiding Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia 804 (FKPTPI) 2018 Universitas Syiah Kuala BandaAceh

Tabel 7. Intensitas Responden Membeli Sate sate bandeng. Sebagian besar responden Bandeng mendapatkan informasi tentang sate

No Intensitas Jumlah Presentase % bandeng dari teman dan keluarga Pembelian (Orang) Responden sangat puas dengan atribut 1 2 kali 23 23,0 yang ada pada sate bandeng. Penelitian ini 2 3 kali 21 21,0 dapat di jadikan dasar bagi UKM dalam 3 4 kali 11 11,0 memprioritas atribut apa yang paling 4 5 kali 20 20,0 5 >5 kali 25 25,0 disukai konsumen dalam memilih Sate Total 100 100,0 Bandeng. Rasa merupakanatribut yang Sumber: Data Primer Diolah 2018 sangat banyak dipilih oleh responden dalam memilih sate bandeng. 5.Evaluasi Pasca Pembelian Sesudah pembelian terhadap suatu UCAPAN TERIMAKASIH. produk yang dilakukan konsumen akan Dalam kesempatan ini peneliti ingin mengalami beberapa tingkat kepuasan atau mengucapkan terimakasih banyak kepada ketidakpuasan. Konsumen tersebut juga tim mahasiswa yang sudah terlibat, Riset akan terlibat dalam tindakan sesudah Grant IDB Project yang sudah mendanai pembelian dan penggunaan produk yang penelitian ini dan seluruh tim yang telah akan menarik minat pemasar. Pekerjaan membantu dalam penyelesaian hasil pemasar tidak akan berakhir pada saat penelitian sampai dengan publikasi. suatu produk dibeli, tetapi akan terus berlangsung hingga periode sesudah DAFTAR PUSTAKA pembelian. Susanto, E. (2010).Pengolahan Bandeng (Chanos chanos Forsk) Duri Lunak. Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran, Edisi Tabel 8. Respon Kepuasan Responden Saat Pertama kesebelas jilid 1. Indexs. Jakarta. 414 hal. Kali Membeli Sangadji EM, Sopiah (2013). Perilaku Konsumen- No Respon Jumlah Presentase % Pendekatan Praktis. Cv Andi Offset. Yogyakarta. Kepuasan (Orang) Ismail, .T. Meutia. Bukhori, A. Fajri, E. (2018). 1 Sangat Puas 66 66,0 Building Innovation CapabilityThrough Triple 2 Puas 34 34,0 Helix Model SinergyTo Improve SME’s 3 Tidak Puas 0 0 MarketingPerformance. International Journal of Total 150 100,0 Civil Engineering And Technology.Vol. 9 (7). Pp. Sumber: Data Primer Diolah 2018 1403-1412 Meutia, Ismail Tubagus, Bukhari, Ahmad, 2017, Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan Membangun Kapabilitas Inovasi Melalui bahwa mayoritas konsumen 66,0% merasa Sinergitas Triple Helix Model Untuk sangat puas atas pembelian Sate Bandeng. Meningkatkan Kinerja Pemasaran UKM Sate Hal ini menunjukkan lebih banyak Bandeng Di Propinsi BantenProposal Riset Grant konsumen yang merasa sangat puas dan Meutia, Sari, I., Ismail, T. (2016). Pengaruh Kompensasi dan Kompetensi Dengan Motivasi tidak ada konsumen yang tidak puas pada Sebagai Intervening dalam Meningkatkan Kinerja. saat pertama kali membeli Sate Bandeng. Jurnal Manajemen. Pp. 353-369. Meutia, Ismail, T.and Ummi, N. (2017). Improving 4.KESIMPULAN Anticipative Learning through Entrepreneurial Orientation in Small to Medium Size Enterprises. European Research Studies Journal. Vol. XX (3A), Berdasarkan hasil penelitian dapat Pp. 758-767 disimpulkan bahwa responden tertarik Ismail, T. dan Bangun, N. (2015). Hubungan Strategi mengkonsumsi sate bandeng karena rasa, dan Kinerja dengan Menggunakan Sistem harga, aroma dan kemasan. Sebagian Pengendalian Manajemen sebagaiVariabel Moderating. Jurnal Akuntansi. Pp. 129-143 masyarakat tidak mempermasalahkan dengan kemasan yang masih tradicional yaitu daun karena itu merupakan ciri khas

Prosiding Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia 805 (FKPTPI) 2018 Universitas Syiah Kuala BandaAceh