Volume 11, Nomor 1, Januari 2019 ISSN : 2085- 7853

JURNAL STUDI DIPLOMASI DAN KEAMANAN

I Gede Anantha Kusuma dan Faktor Pendorong Pemulihan Hubungan Antara Amerika Serikat Sri Muryantini, Dan Arab Saudi Pada Masa Pemerintahan Presiden Donald Trump

M. Syaprin Zahidi Diplomasi Geisha Jepang dan Dampaknya Pada Persepsi Anggota- anggota LVRI (Legiun Veteran Republik ) Kota Malang Terhadap Jepang

Iva Rachmawati Film sebagai Diplomasi Budaya?

Elisabeth M. Monica dan Evaluasi Kebijakan Perlindungan Pmi/Pekerja Migran Internasional Rosalyn Theodora Sektor Informal Di Arab Saudi 2011-2018

Aditya Ramadhani dan Sri Latar Belakang Keluarnya Amerika Serikat Dari Keanggotaan Trans- Muryantini Pacific Partnership Di Era Presiden Donald Trump

Desy Nur Aini Al Fajri Peran Stakeholder Dalam Upgrading Industri Pariwisata Melalui Desa Wisata (Studi Kasus: Pengembangan Desa Wisata Kembangarum Dan Desa Wisata Kasongan



Jurnal Studi Keamanan dan Diplomasi  Vol. 11  No. 1  Hal. 1 – 75  Yogyakarta  Januari 2019  ISSN: 2085 - 7853

Volume 11, Nomor 1, Januari 2019 ISSN : 2085- 7853

JURNAL STUDI DIPLOMASI DAN KEAMANAN

JURNAL STUDI DIPLOMASI DAN KEAMANAN DAFTAR ISI

Jurnal Studi Diplomasi dan Keamanan adalah terbitan berkala dua Faktor Pendorong Pemulihan Hubungan Antara kali dalam satu tahun. Jurnal ini merupakan media informasi karya Amerika Serikat Dan Arab Saudi Pada Masa ilmiah untuk bidang kajian diplomasi dan keamanan dalam Pemerintahan Presiden Donald Trump lingkup studi Hubungan Internasional. I Gede Anantha Kusuma dan Sri Muryantini, (1-12) Jurnal ini ditujukan untuk menumbuhkan wacana akademik

mengenai kajian diplomasi dan keamanan serta mendorong forum belajar mengajar lebih efektif. Diplomasi Geisha Jepang dan Dampaknya Pada Persepsi Anggota-anggota LVRI (Legiun Veteran Penanggung Jawab Republik Indonesia) Kota Malang Terhadap Jepang Muharjono M. Syaprin Zahidi (13-18)

Redaktur Film sebagai Diplomasi Budaya? Iva Rachmawati Iva Rachmawati (19-33)

Editor Evaluasi Kebijakan Perlindungan PMI/Pekerja Migran Desy Nur Aini Al Fajri, Suryo Wibisono, Internasional Sektor Informal Di Arab Saudi 2011- Sri Muryantini, Ariesani Hermawanto,, Iva Rachmawati 2018

Elisabeth M. Monica dan Rosalyn Theodora

Design Grafis (34-45) Suryo Wibisono Latar Belakang Keluarnya Amerika Serikat Dari Sekretaris Keanggotaan Trans-Pacific Partnership Di Era Dwi Tya Warastuti Presiden Donald Trump Aditya Ramadhani dan Sri Muryantini (46-61) Redaksi menerima naskah berupa artikel ilmiah hasil penelitian, kajian internasional yang bersifat ilmiah, dan kajian teoritik, Peran Stakeholder Dalam Upgrading Industri terkait isu diplomasi dan keamanan studi Hubungan Pariwisata Melalui Desa Wisata (Studi Kasus: Internasional. Pengembangan Desa Wisata Kembangarum Dan

Desa Wisata Kasongan Alamat Redaksi : Jurnal Studi Diplomasi dan Keamanan, Jurusan Desy Nur Aini Al Fajri (62-70) Ilmu Hubungan Internasional, FISIP UPN “Veteran” Jl. Babarsari No. 2 Tambakbayan Yogyakarta

http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/jsdk

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional FISIP UPN “Veteran”

Jurnal Studi Diplomasi dan Keamanan, Volume 11, No. 1, Januari 2019

PERAN STAKEHOLDER DALAM UPGRADING INDUSTRI PARIWISATA MELALUI DESA WISATA (STUDI KASUS: PENGEMBANGAN DESA WISATA KEMBANGARUM DAN DESA WISATA KASONGAN

Desy Nur Aini Al Fajri, S.IP, M.A1

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali lebih lanjut dengan membandingkan bagaimana upgrading kedua Desa Wisata yakni Desa Wisata Kembangarum di Kabupaten Sleman dan Desa Wisata Kasongan di Kabupaten Bantul di Provinsi DIY yang mana tentu saja tidak terlepas dari peran serta stakeholder yakni pihak Pemerintah (baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah), pihak swasta dan masyarakat lokal. Masing-masing memiliki potensi wisata yang unik, Sumer Daya Manusia dan Kelembagaan, Prasarana Penunjang serta atraksi kegiatan yang ditawarkan kepada wisatawan. Namun, dalam perkembangannya Desa Wisata Kasongan kurang begitu maksimal karena hanya berorientasi kepada kerajinan gerabah. Padahal, melalui akomodasi dan atraksi wisata tersebutlah masyarakat lokal dapat memaksimalkan keuntungan dari kunjungan wisatawan. Tulisan ini juga mencoba untuk mengidentifikasi persebaran (mapping) aktor atau aktor yang terlibat dalam pengembangan Desa Wisata.

Kata Kunci: Upgrading, Masyarakat Lokal, Atraksi, Mapping Aktor

Abstract

The purpose of this study is to explore further by comparing how upgrading of the two Tourism Villages, namely Kembangarum Tourism Village in Sleman Regency and Kasongan Tourism Village in Bantul Regency in DIY Province, which of course is inseparable from stakeholder participation namely the Government (both the Central Government and Local Government), private parties and local communities. Each has unique tourism potential, Sumer Human Power and Institutional, Supporting Infrastructure and attractions activities offered to tourists. However, in its development Kasongan Tourism Village was not so optimal because it was only oriented to earthenware crafts. In fact, through accommodation and tourist attractions, local people can maximize the benefits of tourist visits. This paper also tries to identify the distribution (mapping) of actors or actors involved in developing Tourism Village.

Keywords: Upgrading, Local Society, Attractions, Mapping Actors

PENDAHULUAN aspek ekonomi, sosial dan budaya. Melalui pariwisata, masyarakat lokal dapat terbantu secara Dalam rangka mewujudkan pembangunan baik secara langsung maupun tidak langsung yang berkelanjutan (sutainable development), dalam rangka meningkatkan taraf pariwisata merupakan salah satu sektor utama yang perekonomiannya. Dalam mengembangkan dan digalakkan Pemerintah. Pariwisata mempunyai memajukan pariwisata, banyak elemen-elemen peranan penting dalam pembangunan baik dari penting yang harus dibangun di dalamnya.

1 Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UPN ‚Veteran‛ Yogyakarta, Jalan Babarsari No. 2, Tambakbayan, Depok, Sleman, Yogyakarta. Email : [email protected] / [email protected]

62

Jurnal Studi Diplomasi dan Keamanan, Volume 11, No. 1, Januari 2019

Sumber daya manusia merupakan elemen tumbuh dan berakar ditengah masyarakat yang terpenting dalam mengangkat potensi-potensi memanfaatkan dan melanjutkan. Komunikasi amat kepariwisataan di suatu daerah tertentu. Sumber penting dalam menjalin partisipasi, diskusi dapat daya manusia ini nantinya dapat menggerakan dilakukan guna membangun kebersamaan. semua kegiatan-kegiatan pariwisata yang ada. Partisipasi dapat berkembang dengan adanya Karena sumber daya manusia yang baik akan hubungan yang erat antar masyarakat dengan mampu mengelola daerah dengan baik pula, pemrakarsa baik dari pemerintah, pihak swasta begitu juga sebaliknya. Melalui pariwisata ataupun pebisnis, dimana masyarakat dapat diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan bekerjasama dan memiliki peran yang setara dalam rakyat dan membantu dalam proses pemerataan pengambilan keputusan, memperoleh hasil dan pendapatan. Oleh karena itu, pembangunan manfaat sesuai dengan peran dan kontribusinya. memposisikan masyarakat sebagai bagian inti dari Yogyakarta merupakan salah satu Daerah pembangunan yaitu apa yang disebut dengan Tujuan Wisata utama di Indonesia yang Community Based Development (CBD). Di dalam mempunyai keanekaragaman obyek wisata, baik industri pariwisata, konsep tersebut dikenal dengan berupa obyek wisata alam, budaya maupun minat Community Based Tourism (CBT). Menurut Harris, khusus. Desa wisata merupakan objek dan daya Roger dan Vogel, CBT dapat diartikan sebagai ‚an tarik wisata yang cukup menarik di Provinsi Daerah approach that emphasizes the development of Istimewa Yogyakarta (DIY) berkaitan dengan tourism in local communities, either directly pengembangan produk desa wisata yang involved in the tourism industry or not, in the form melibatkan peran serta masyarakat dalam mata of opportunity or access to tourism management rantai kegiatan usaha pariwisata. Tahun 2016, and development (Harris dan Vogel, n.d.). Salah Provinsi DIY memiliki 122 Desa Wisata yang satu bentuk dari CBT yaitu melalui desa wisata tersebar di 5 Kabupaten/Kota yang akan dijelaskan yang lebih menekankan pada keterlibatan dalam tabel sebagai berikut: masyarakat lokal dalam industri pariwisata. Menurut World Economic Forum dalam The Tabel 1. Persebaran Desa Wisata di Provinsi DIY Travel and Tourism Competitiveness Report, menyebutkan bahwa Indonesia berada pada No. Kabupaten/ Jumlah Desa Keterangan urutan 81 dunia, Singapura berhasil masuk 10 Kota Wisata besar teratas. Peringkat Top Ten berturut-turut 1. Kabupaten 38 Tema Desa Sleman Wisata: Swiss, Austria, Jerman, Perancis, Kanada, Spanyol, 2. Kabupaten 14 Desa Wisata Swedia, AS, Australia, dan Singapura. Hongkong Gunung Kidul Alam (12), Jepang (25), Korsel (31), Taiwan (41), China 3. Kabupaten 33 Desa Wisata (47), India (62). Data ini menunjukkan pentingnya Bantul Kerajinan regulasi, insfrastruktur dan dukungan kegiatan 4. Kabupaten 10 Desa Wisata bisnis yang mendukung tumbuhnya turisme Kulon Progo Budaya Lokal berkelas dunia. Fokus penilaian didasarkan pada 5. Kota Yogyakarta 27 sumber daya manusia dalam memahami turisme, Jumlah Desa 122 keramahtamahan, fasilitas transportasi, dan juga Wisata kebijakan dari pemerintahnya dalam mendukung dunia turisme dalam Republika (4 Maret 2010). Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi DIY, 2016 Partisipasi masyarakat merupakan hal terpenting terkait secara langsung maupun tidak langsung Desa wisata adalah suatu wilayah dalam pembangunan dan terkena dampaknya pedesaan yang memiliki keunikan dan daya tarik sejak dari ide, aksi, dan refleksi. Upaya pelibatan ini yang khas, baik berupa karakter fisik lingkungan dapat menimbulkan dukungan secara luas untuk alam pedesaan maupun kehidupan sosial budaya berperan serta, peduli, tanggungjawab, kritik dan kemasyarakatan. Desa wisata sebagai suatu bentuk kontrol publik, sehingga pembangunan dapat integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas

63

Jurnal Studi Diplomasi dan Keamanan, Volume 11, No. 1, Januari 2019

pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kualitas lingkungan pedesaan. Menurut Aris kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata Riyanta (Kepala Dinas Pariwisata Yogyakarta, 2017) cara dan tradisi yang berlaku (Nuryanti, 1992). menyebutkan bahwa saat ini Provinsi DIY banyak Pengembangan wisata berbasis potensi klaster desa yang dijadikan Desa Wisata andalan untuk merupakan salah satu model pengembangan menarik wisatawan berkunjung, konsep desa kawasan wisata yang sudah cukup populer. wisata cukup sederhana namun daya tariknya Berdasarkan Gunn (1988:192), menyebutkan bahwa masih kuat. Maka, dalam meningkatkan kualitas konsep klaster atau juga dikenal sebagai desa wisata juga tak terlepas dari peran destination zone akan dapat menyederhanakan pemerintah sebagai fasilitator dan masyarakat desa dan memudahkan dalam proses perencanaan sendiri meliputi aparat desa melalui Pokdarwis pengembangan suatu kawasan wisata. Konsep (Kelompok Sadar Wisata), PKK dan juga Karang klaster dalam pengertian ini adalah dengan Taruna. Selain itu, adanya link atau jaringan menggabungkan dua atau lebih beberapa obyek merupakan faktor penting dalam melakukan atau atraksi wisata ke dalam suatu kawasan promosi yang mana terbantu dengan adanya Biro sebagai tempat tujuan wisata. Pengembangan Perjalanan wisata yang menyediakan paket wisata. Desa Wisata dimaksudkan tumbuh klaster- Persatuan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI), klaster berupa desa-desa yang menjadi basis dan juga terutama ASITA dan Himpunan Pariwisata pemasok berbagai kebutuhan masyarakat seperti Indonesia (HPI) juga terlibat dalam upaya menarik pemasok bahan baku produk kerajinan / wisatawan datang ke desa wisata dalam pendukung, basis pertanian dan kesenian lokal. pemanfaatan guide, destinasi wisata dan paket. Dengan demikian pula akan tumbuh kebutuhan Adanya Forkom (Forum Komunikasi) juga sangat terhadap basis supply sumber daya manusia untuk membantu dalam meningkatkan kualitas. Jadi, memenuhi kebutuhan desa wisata tersebut, paket yang sudah dibeli oleh wisatawan harus sehingga kualitas sumber daya manusia pariwisata sudah ready, termasuk juga misalnya dalam kuliner dapat terpelihara dan mampu bersaing. perlu hiegenis dalam penyajiannya. Para Pengembangan desa wisata lebih mahasiswa ataupun akademisi banyak yang cenderung kepada penggalian potensi desa melakukan KKN, contohnya adanya kegiatan KKN dengan memanfaatkan kemampuan unsur-unsur dari UGM di Desa Argomulyo, Brayut. Pemerintah yang ada dalam desa (mewakili dan dioperasikan juga memfasilitasi melalui Lomba Desa Wisata, oleh penduduk desa) yang berfungsi sebagai selain dapat meningkatkan kompetisi antar desa produk wisata menjadi rangkaian aktivitas juga mengukur dan mengevaluasi bagaimana dan pariwisata, serta mampu menyediakan dan sejauh mana desa wisata tersebut berkembang. memenuhi serangkaian kebutuhan wisata baik Pemerintah pusat, dari Kementerian pun juga aspek daya tariknya maupun fasilitas memberikan PNPM Mandiri dari guna pendukungnya. Wilayah pedesaan yang dapat meningkatkan kualitas pariwisata melalui desa dikembangkan sebagai desa wisata adalah wilayah- wisata. wilayah yang baik dari segi ekonomi, sosial budaya, Desa wisata dapat menjadi sebuah klaster lingkungan fisik alam, mempunyai ciri-ciri khas industri lokal yang berorientasi global sebagai yang non urban, dan juga memiliki ciri-ciri salah satu destinasi wisata yang potensial di DIY kehidupan tradisional dan unik. Desa wisata yang mana memiliki peluang baik ke depan (baik didasarkan pada konsep pemilihan akomodasi dari akses, potensi objek wisata, dan melalui lokal pedesaan yang berskala kecil sebagai bagian dukungan kebijakan pemerintah). Dengan potensi yang tidak terpisahkan dari masyarakat setempat yang dimiliki oleh desa tersebut, baik keunikan (Smith, 1992). lingkungan alam dan budaya maupun potensi Selama ini kawasan pedesaan dicirikan ekonomi dan pertanian yang dimiliknya dapat antara lain sebagai daerah yang masih mempunyai memperkuat pengembangan kegiatan tingkat produktivitas tenaga kerja yang minim, kepariwisataan yang sudah berlangsung di suatu tingginya tingkat kemiskinan dan rendahnya tempat. Selanjutnya desa-desa tersebut akan

64

Jurnal Studi Diplomasi dan Keamanan, Volume 11, No. 1, Januari 2019

berperan sebagai daya tarik pendukung atau PEMBAHASAN sebagai sumber pasokan tertentu yang diperlukan guna meningkatkan pariwisata. Bagaimana desa Upgrading Desa Wisata Kembangarum Di wisata tersebut dikemas sehingga mampu Kabupaten Sleman memberikan nilai tambah bagi daerah atau Kabupaten Sleman telah melakukan masyarakat lokal. Tentu saja dalam proses beberapa program dalam rangka upgrading desa upgrading desa wisata tersebut tidak terlepas dari wisata. Berdasarkan Perda Nomor 1 Tahun 2002 peran Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Pemerintah daerah Kabupaten Sleman tentang Yogyakarta (DIY) sebagai fasilitator dan pembuatan Rencana Strategis Daerah Kabupaten Sleman tahun kebijakan ataupun peraturan yang mendukung 2002-2004 telah mngeluarkan kebijakan dengan industri pariwisata lokal. Sehingga produk desa skala prioritas pentingnya pengelolaan sektor wisata selalu mampu untuk melakukan inovasi pariwisata bagi pertumbuhan ekonomi dan guna meningkatkan daya saingnya di pasar global. kesejahteraan masyarakat. Seiring berjalannya Desa Wisata Kembangarum sebagai salah waktu, banyak desa-desa wisata yang satu Desa Wisata Mandiri di Kabupaten Sleman dikembangkan di Kabupaten Sleman. Berdasarkan yang letaknya sangat strategis yakni dari Kota Disbudpar Kabupaten Sleman (2007:19) dalam Yogyakarta ke utara sekitar 19 kilometer dan 22 Profil Desa Wisata di Kabupaten Sleman kilometer dari puncak Gunung Merapi. Desa Wisata menyebutkan bahwa semua desa wisata tersebut terletak di Donokerto, Kecamatan Turi, merupakan prakarsa masyarakat setempat yang Yogyakarta yang memiliki nuansa pedesaan yang oleh Disbudpar dikelompokkan ke dalam sejuk yang mana sebagian besar penduduknya karakteristik tertentu yaitu desa wisata budaya, mengembangkan kegiatan agrowisata yaitu desa wisata pertanian, desa wisata pendidikan, tanaman salak sebagai maskot floranya. Desa desa wisata fauna, desa wisata kerajinan dan desa Wisata Kasongan yang terletak di desa Bangunjiwo, wisata lereng Gunung Merapi. Pemerintah Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul Kabupaten Sleman mulai memperkenalkan desa dikembangkan berdasarkan kegiatan industri wisata di tahun 2002. Pada tahun 2010, Sleman gerabah dimana sebagian besar penduduknya berhasil meraih 3 juara di tingkat Provinsi DIY yaitu bermata pencaharian sebagai pegrajin. Kedua Juara I Desa Wisata Kembangarum (Kategori Desa wisata tersebut merupakan objek daya tarik wisata Wisata Mandiri), Juara III Desa Wisata Tanjung dan yang cukup dikenal di Provinsi DIY sehubungan Juara Harapan III Desa Wisata Sukunan dengan value added produk desa wisata dengan (Slemankab. 2019). Potensi wisata dapat dikelola melibatkan peran serta masyarakat dalam mata dengan melibatkan peran masyarakat lokal, rantai kegiatan usaha pariwisata. Masing-masing sehingga dapat menjadi obyek wisata kunjungan memiliki potensi wisata yang unik, SDM dan yang menarik dan memberikan manfaat secara Kelembagaan, Prasarana Penunjang serta atraksi signifikan tidak hanya bagi Pemerintah Daerah kegiatan yang ditawarkan kepada wisatawan. namun juga bagi masyarakatnya di kawasan Tulisan ini mencoba untuk sekitarnya. membandingkan bagaimana upgrading kedua Kerjasama dengan sekolah-sekolah, Desa Wisata tersebut yaitu Desa Wisata perusahaan jasa wisata dan promosi melalui Kembangarum di Kabupaten Sleman dan Desa teknologi informasi akan memberikan dampak Wisata Kasongan di Kabupaten Bantul di DIY yang secara positif bagi desa wisata. Forum Komunikasi mana tentu saja tidak terlepas dari peran serta Desa Wisata merupakan salah satu program stakeholder yakni pihak Pemerintah (baik pemerintah Kabupaten Sleman yang bertujuan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah), untuk membangun kerjasama antara organisasi pihak swasta dan masyarakat lokal. yang ada desa wisata dengan Pemerintah Kabupaten Sleman, memfasilitasi desa wisata termasuk dalam pembuatan peta bagi wisatawan, leaflet, dan penunjuk arah untuk desa wisata.

65

Jurnal Studi Diplomasi dan Keamanan, Volume 11, No. 1, Januari 2019

Pariwisata Tumpuan Ekonomi Sleman. Pendapatan Kembangarum. Selain itu, juga ditawarkan Asli Daerah sektror pariwisata di Kabupaten Sleman makanan tradisional berupa , pisang rebus meningkat dua tahun terakhir dalam Kompas (25 lapis. Aneka permainan tradisional juga November 2010) yaitu dapat dilihat dalam tabel di ditawarkan dalam paket wisata yaitu balap kelinci, bawah ini: congklak, outbond dan menyusuri sungai Sempor. Tari-tarian, kursus musik angklung dan melukis Tabel.2 Pendapatan Sektor Pariwisata juga menjadi paket yang ditawarkan khususnya Kabupaten Sleman Tahun 2018 bagi anak-anak. Nasi megono dengan merupakan kuliner khas yang dibuat oleh ibu-ibu Pendapatan 2018 Keterangan PKK Desa Kembangarum bagi wisatawan yang Total Pendapatan Rp. 205,6 23 persen dari berkunjung. sektor pariwisata Miliar total PAD Program yang sudah berjalan yaitu dengan Sleman diadakannya Lomba Desa Wisata tingkat DIY guna Total PAD Sleman Rp. 894,0 mendorong kompetisi antar desa wisata untuk miliar meningkatkan kualitasnya. Adapun unsur-unsur

Sumber: Dinas Pariwisata Sleman, 2018 yang dinilai meliputi potensi yang dimiliki, SDM dan kelembagaan, dukungan masyarakat, Desa wisata Kembangarum merupakan prasarana penunjang dan juga kegiatan yang ada salah satu desa wisata mandiri yang terletak di dalam desa wisata tersebut. Desa wisata Kecamatan Turi, Sleman Yogyakarta. Desa Wisata Kembangarum berhasil meraih juara I dalam lomba Kembangarum menawarkan suasana pedesaan tersebut karena berhasil mengemas wisata dengan yang berhawa sejuk dan sebagian besar baik dan Puspar UGM juga terlibat sebagai Tim Juri penduduknya mengembangkan kegiatan dalam Lomba Desa Wisata bersama dengan wakil agrowisata yaitu salak pondok sebagai mascot dari Masyarakat Pariwisata Yogyakarta (MPI), floranya. Desa ini diperkenalkan sebagai desa ASITA, HPI, Forkom Desa Wisata dan Dinas wisata pada pertengahan 2005 dan termasuk Pariwisata Kota Yogyakarta (dalam Komunikasi dalam kategori wisata pendidikan. Sebagai desa Persona dengan Kepala Seksi ODTW Dinas wisata pendidikan, desa Kembangarum juga Pariwisata Yogyakarta 14 April 2011). dilengkapi dengan fasilitas untuk tujuan Adanya homestay, souvenir, atraksi dan pendidikan yaitu perpustakaan, studio untuk kuliner yang khas sehingga dapat meningkatkan melukis dan membatik. Desa Kembangarum nilai jual desa wisata tersebut. Potensi-potensi mempunyai banyak atraksi yang berkaitan denga tersebut harus didorong, ada yang murni dari wisata pendidikan seperti arsitektur tradisional, semua warga sendiri ada pula yang dibantu oleh kesenian, pertanian dan juga makanan pihak ketiga atau stakeholder. Misalnya dalam tradisionalnya. Lokasi utama desa Kembangarum melakukan promosi yang mana tidak hanya dalam yaitu rumah sawah yang mana rumah tersebut bentuk brosur atau leaflet, tetapi juga dalam dibangun menggunakan arsitektur tradisional jawa bentuk website. Paguyuban Dimas Diajeng Jogja yang disebut limasan. Terdapat banyak paket juga turut serta dalam event pengembangan desa wisata yang ditawarkan misalnya yaitu paket wisata. Maka, untuk lebih jelasnya tentang Desa pertama yaitu diajak keliling kampung sambil wisata Kembangarum akan diringkas dalam tabel melihat salak pondok yang dibudidayakan di desa dibawah ini:

66

Jurnal Studi Diplomasi dan Keamanan, Volume 11, No. 1, Januari 2019

Tabel.3 Deskripsi Upgrading Desa Wisata Kembangarum

Unsur-Unsur Deskripsi

Potensi yang Potensi alam pedesaan dan sungai cukup menarik dengan atmosfer desa yang sejuk

dimiliki nyaman dengan ditumbuhi tanaman salak sebagai mascot floranya.

SDM dan Pelatihan manajemen pengelolaan desa wisata telah dilakukan oleh Pemerintah

Kelembagaan Kabupaten Sleman. Struktur organisasi ada, pelatihan pengelolaan lingkungan seperti

PKK, Karang Taruna, Sanggar Lukis Pratista.

Cukup baik dengan sering adanya kunjungan tamu-tamu membuat warga semakin

semangat. Ibu-Ibu PKK berperan dalam menyiapkan kuliner khas pedesaan seperti nasi

Dukungan megono, klepon, .

masyarakat Karang Taruna mempersiapkan setting untuk aktivitas jelajah alam, memandu

permainan tradisional dan outbond menyusuri pedesaan dan sungai. Paguyuban Dimas

Diajeng Jogja juga membantu berperan dalam promosi desa wisata

Memadai dengan pengaturan yang cukup bagus.

Prasarana Terdapat perpustakaan, studio musik, tempat untuk produksi perfilman, rumah limasan

penunjang untuk pagelaran gamelan, wayang, seni tari, homestay dan sanggar lukis maupun batik

Kegiatan Atraksi-atraksi disediakan dalam paket wisata seperti mambajak sawah, memanen,

menangkap ikan, belajar membatik, melukis, bermain angklung dan gamelan,

permainan tradisional, outbond, dan pertunjukan kesenian. Produksi perfilman manjadi

varian baru dalam paket wisata. Perlu pelatihan pengelolaan homestay bagi warga

desa dan pemanduan.

3. Pengembangan daya tarik wisata melalui Sumber: Penulis, 2019 atraksi yang berbasis pada alam, seni dan

Upgrading Desa Wisata Kasongan Di Kabupaten budaya, sistem sosial serta kehidupan Bantul masyarakat (living culture). Sektor pariwisata diatur pula dalam 4. Pengembangan fasilitas dan utilitas pariwisata Ketentuan Pengembangan sesuai dengan RIPPDA dibangun dengan menggunakan pola dan Kabupaten Bantul (Perda No.3 Tahun 2004) system setempat yang menunjang tentang Arahan Pembangunan Kawasan. Di dalam pertumbuhan industrI kecil. RIPPDA (Rencana Induk Pengembangan Pariwisata 5. Pengembangan pariwisata untuk mendukung Daerah) Kabupaten Bantul tersebut disebutkan pengembangan pariwisata Yogyakarta, bahwa sesuai dengan BAB V tentang Kebijaksanaan Pengembangan Pariwisata Daerah, arah Pengembangan pariwisata di Kabupaten pengembangan pariwisata di Kabupaten Bantul Bantul dilakukan melalui penyelenggaraan Event adalah pengembangan yang berbasis kepada Tahunan Bantul Expo. Pemerintah Bantul potensi budaya local dan berpihak kepada memberikan kemudahan bagi investor untuk masyarakat lokal. Didalam pasal 12 disebutkan berinvestasi. Misalnya, tidak adanya larangan dan bahwa : pembatasan bagi truk container agar memudahkan 1. Pengembangan pariwisata berbasis pada transfer arus barang para pengrajin. Kepada para masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, pengrajin, Pemda juga memberikan bimbingan dan 2. Pengembangan pariwisata di arahkan untuk dukungan untuk mendukung pasar tradisional pengembangan pariwisata pedesaan dan yaitu melarang pendirian mall dan hypermarket pariwisata yang ditunjang oleh industrI kecil, karena dinilai dapat mematikan sektor UKM. Desa Wisata Kasongan sebagai desa sentra industri gerabah yang telah berkembang menjadi salah satu destinasi wisata yang cukup diminati 67

Jurnal Studi Diplomasi dan Keamanan, Volume 11, No. 1, Januari 2019

baik wistawan domestik maupun mancanegara. Educational Hotel merupakan satu-satunya fasilitas Atraksi yang ditawarkan yaitu wisata belanja akomodasi di Desa Wisata Kasongan yang (shopping) produk kerajinan gerabah yang merupakan kerjasama antara SMK 1 Sewon Bantul dipemerkan di gallery dan workshop. Selain itu, dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Bantul. wisatawan juga dapat menikmati atraksi Diharapkan siswa-siswa tersebut khususnya pendukung yaitu memperoleh pengalaman dan Jurusan Perhotelan dapat menerapkan ilmunya belajar langsung proses pembuatan produk dengan cara praktek langsung di lapangan. kerajinan dari penggilingan bahan baku, Fasilitas ini bertujuan agar dapat menambah length pembentukan bahan, penjemuran produk, of stay (lama tinggal) wisatawan dengan spent pembakaran sampai dengan finishing produk. Para money sehingga makin besar pula keuntungan pelatih berasal dari pegawai UPT dan juga dari yang di dapat masyarakat. Fasilitas penunjang para pengrajin, dalam hal ini masyarakat lokal pun kegiatan pariwisata yang terpenting yaitu UPT turut dilibatkan dalam kegiatan pelatihan sebagai Pengembangan Keramik Kasongan dan Balai tenaga pengajar pembuatan gerabah. Dahulu, Pelatihan yang merupakan kerjasama antara pihak pembuatan hanya terbatas pada alat-alat Pemerintah Kabupaten Bantul, Dinas Perindustrian keperluan rumah tangga, seperti kendi (wadah air Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul minum), gentong (wadah air), anglo (tempat untuk dengan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan memasak dengan arang) dan alat rumah tangga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPTK Seni lainnya. Tetapi, masyarakat berinovasi dengan dan Budaya Sleman, Yogyakarta). Selain itu, adanya mengembangkan produk gerabah dengan added pelatihan untuk promosi melalui IT, brosur, leaflet value seperti souvenir, pot, hiasan interior seperti bersama perguruan tinggi melalui KKN tematik dan patung, lampu hias dan furniture. Upgrading pengabdian pada masyarakat. produk desa wisata ini juga mulai bervariasi Pengembangan dan pemanfaatan Desa dengan ditemukan diversifikasi produk dengan Wisata memberikan manfaat bagi penduduk lokal bahan baku selain gerabah, misalnya keramik, daun dan juga pengunjung atau wisatawan. Desa Wisata pisang, rotan dan bambu. Bahkan tidak sedikit, Kasongan telah memberikan kontribusi terhadap wisatawan yang belanja produk kerajinan dalam peningkatan perekonomian daerah dengan partai besar untuk dijual kembali. upgrading produk kerajinannya melalui kegiatan Ketersediaan insfrastruktur di Desa Wisata ekspor dengan nilai tambah yang cukup tinggi. Di Kasongan meliputi jaringan listrik, akses air bersih, bawah ini akan dijelaskan secara terperinci jaringan telekomunikasi sudah cukup memadai. mengenai upaya upgrading Desa Wisata Kasongan Tetapi, untuk sarana dan prasarana penunjang dalam rangka menambah value added produk kegiatan masih minim seperti belum ditemui wisatanya. penginapan dan restaurant representative untuk wisatawan. Belum terdapat homestay yang memadai sebagai penunjang fasilitas desa wisata.

Tabel.4 Deskripsi Upgrading Desa Wisata Kasongan

Unsur-Unsur Deskripsi Sebagian besar penduduk hanya berorientasi pada industri kerajinan gerabah. Ketersediaan bahan baku industri gerabah dalam jangka panjang Potensi yang dimiliki perlu diperhatikan keberlangsungannya, diperlukan pula upaya pelestarian lingkungan agar tidak berdampak pada kerusakan lingkungan. Potensi SDM terkait dengan pengrajin gerabah sangat bagus dikarenakan sebgaian besar penduduk memiliki keahlian membuat gerabah yang diwariskan secara turun-temurun (pandampingan dan pelatihan).Terdapat

68

Jurnal Studi Diplomasi dan Keamanan, Volume 11, No. 1, Januari 2019

SDM dan Kelembagaan kelembagaan di tingkat masyarakat yaitu UPT dan Koperasi. Koperasi berperan sebagai wadah pemberian kredit usaha bagi pengrajin kecil. UPT berperan sebagai memberikan pelatihan dan pendampingan para pengrajin terkait inovasi teknik pembuatan gerabah. Sadar wisata di kalangan masyarakat belum maksimal dan keterlibatan Dukungan masyarakat masyarakat dalam industri pariwisata tidak dominan. Hal ini terjadi karena sebagian besar masyarakat hanya berorientasi pada bisnis industri gerabah. Itulah mengapa upgrading paket dan atraksi wisata, fasilitas homestay kurang begitu maksimal. Fasilitas listrik, akses air bersih dan telekomunikasi sudah cukup baik. Prasarana penunjang Tersedia gallery dan workshop sebagai tempat shopping wisatawan. Fasilitas penunjang homestay belum maksimal, padahal homestay dapat menambah keuntungan bagi masyarakat dari length of stay wisatawan. Sudah mulai banyak pengusaha warung makan (kuliner). Kegiatan dan Bentuk Adanya kerjasama antara Pemerintah dan masyarakat lokal pada pengelolaan Kerjasama yang Balai Pelatihan. Kerjasama antar sektor antara Disperindakop, Dinas dilakukan Pariwisata, Dinas Pendidikan dan Dinas Pekerjaan Umum dalam mengembangkan fasilitas pendukung kegiatan pariwisata dan insfrastruktur. Desa Pundong sebagai pemasok bahan baku tanah liat. Masyarakat melakukan inovasi dan diversifikasi produk kerajinan dalam rangka value added industri kerajinan gerabah dan menjadikan Desa Wisata sebagai showroom untuk produk kerajinan yang dihasilkan (souvenir, patung, furniture, dan sebagainya).

Sumber: Penulis, 2019

KESIMPULAN peningkatan kualitas unsur upgrading desa wisata perlu dilakukan sebagai inovasi yang mana tetap Dalam mengembangkan desa wisata, mengandung nilai-nilai budaya lokal setempat. hendaknya memang masyarakat lokal tidak hanya Sumber daya manusia perlu ditingkatkan termasuk diikutkan dalam pengambilan keputusan tetapi dalam manajemen pengelolaan, komunikasi, cara seharusnya juga diikutsertakan dalam proses melayani paket wisatawan dan juga meningkatkan perancangan, pengembangan dan manajemennya. setting atraksi desa wisata. Hal tersebut Karena melalui program tersebut, desa wisata dimaksudkan dalam rangka added value melalui dapat memberikan kerangka kerja yang saling desa wisata. menguntungkan antara wisatawan dan penduduk Desa Wisata Kembangarum dinilai cukup setempat, memberikan keuntungan yang nyata sukses dalam uprading akomodasi dan atraksi di bagi masyarakat desa, dan juga memberikan efek dalamnya. Dahulu paket wisata hanya sebatas positif bagi kegiatan pariwisata yang lebih luas di menawarkan atraksi kesenian, outbond, belajar area pedesaan. Semakin berkualitas sumber daya membatik, melukis, dan bercocok tanam, tetapi kepariwisataan yang ada, maka semakin besar pula sekarang sudah lebih bervariasi seperti belajar peluang dan kesempatan Provinsi Daerah Istimewa dunia perfilman. Perpustakaan juga disediakan Yogyakarta sebagai destinasi wisata. Pengelolaan sebagai fasilitas penunjang penting di desa wisata. Desa Wisata yang baik mampu memberikan Sementara, sebagian masyarakat di Desa Wisata dampak-dampak positif secara signifikan yaitu Kasongan hanya berorientasi pada upgrading terbukanya lapangan pekerjaan dan usaha, industri kerajinan produk gerabah saja. Memang meningkatnya kreatifitas masyarakat dan juga untuk produk kerajinannya sudah begitu besar pendapatan daerah. Varian atraksi dan added value nya melalui inovasi bentuk dan

69

Jurnal Studi Diplomasi dan Keamanan, Volume 11, No. 1, Januari 2019

diversifikasi bahan baku. Tetapi untuk atraksi, paket Inskeep, Edward. 1991. ‚Tourism Planning: An wisata, termasuk juga sarana penunjang fasilitas integrated and Sustainable Tourism seperti homestay kurang begitu maksimal Development Approach. USA: Van Norstrand dikembangkan. Padahal, melalui akomodasi dan Reinhold, New York atraksi wisata tersebutlah masyarakat lokal dapat memaksimalkan keuntungan yang di dapat. Mcintosh, R Goeldner C.R., Ritchie, Brent, JR. 1995. Dengan mengetahui potensi desa wisata yang ‚Tourism:Principles, Practices, and Philosophy. berdaya tarik unggul diharapkan sektor industri Canada : John Wiley Sons, Inc. pariwisata melalui desa wisata dapat melakukan upgrading menawarkan diferensiasi produk wisata Porter, Michael E. (1985), ‚Competitive Advantage: yang berbasis pada keunikan dan kekhasan yang Creating and Sustaining Superior dimilikinya dan mampu bervalue added pada Performance‛, with a new introduction, produk wisata lokal sehingga mampu bersaing copyright 1985, Free Press Publishing, New dengan kompetitor lainnya, baik di level lokal York. maupun internasional. Richard & Julia Sharpley. 1997. ‚Rural Tourism an Daftar Pustaka : Introduction.‛ London, UK: International Thompson Business Press. Adisasmita, Rahardjo. 2006. ‚Membangun Desa Partisipatif.‛ Yogyakarta: Graha Ilmu Caretourism. 2010. ‚Membangun Kepaiwisataan Indonesia Berbasis Komunitas.‛ Diakses pada Debudpar. 2007. ‚Pengembangan Daya Saing 24 Maret 2019. Diakses dari : Pariwisata Indonesia.‛ Jakarta: Debudpar. http://caretourism. wordpress.com/2010/11/19/membangun- Muhadjir, Noeng. 1998. ‚Metode Penelitian kepariwisataan-indonesia-munitas-lanjutan/ Kualitatif Edisi ke-3.‛ Yogyakarta: Rake Sarasin Nirwandar, Sapta. ‚Pembangunan Sektor Pariwisata Gunn, Clare.A., 1994. Tourism Planning Second di Era Otonomi Daerah.‛ Diakses pada 24 Edition. USA: Taylor and Francis Maret 2019. Diakses dari : http://www.budpar.go.id/filedata/440_1 Harris, Roger dan Vogel, Dough. ‚E-Commerce for 257PEMBANGUNANSEKTORPARIWISATA1. Community Based Tourism in Developing Countries.‛ Diakses pada 8 April 2019. Diakses Slemankab. 2019. ‚Sleman Raih Juara I dan III dari https://www.researchgate.net/ dalam Lomba Desa Wisata Tingkat Provinsi DIY publication/228843439_E- Tahun 2010.‛ Diakses pada 30 Maret 2019. commerce_for_Community- Diakses dari Based_Tourism_in_Developing_Countries http://www.slemankab.go.id/921/sleman-raih- juara-i-dan-iii-dalam-lomba-desa-wisata- tingkat-propinsi-diy-tahun-2010.slm

70