ISSN 1978-3787 (Cetak) ISSN 2615-3505 (Online) 5079 ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI BIRAU DI KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI UTARA

Oleh Kartini Maharani Abdul1) & Masruri2) 1,2Universitas Kaltara Email: [email protected] & [email protected]

Abstract Birau tradition, which is held annually, has various perceptions among the community, seeing from the phenomenon of the Birau Tradition which is increasingly quiet every year, not as busy as the years before due to lack of budget for implementation and public interest in participating in enlivening the Birau tradition. The purpose of this research is to analyze public perceptions of Birau, to analyze the implication of Birau in public lives and the factors of the Birau tradition which are still maintained. This research method uses a descriptive approach and uses a qualitative analysis method which is often called a qualitative descriptive approach. Data observation techniques using observation, interviews ,and documentation. The results of this study indicate the public perceptions of the Birau tradition in Bulungan are seen from the selection, interpretation ,and perception that have positive results and are highly approved by the community in the implementation process because they have a very good impact on society, and have a very influential effect on people’s lives. Then the factors and by the objectives of implementing the Birau tradition, efforts to preserve and increase the potential of the indigenous customs and culture of , provide community entertainment and deliver information on the results of regional development and as a tourism promotion medium is and efforts to attract tourists. Keywords: Public Perception & Birau Tradition

PENDAHULUAN ataupun kecil dan dilihat dari topografi Secara geografis Kabupaten Bulungan mempunyai daratan yang berbukit, bergunung merupakan salah satu Kabupaten di sebelah dengan tebingnya yang terjal dengan utara dari pulau Kalimantan dengan luasnya kemiringan yang sangat tajam. Pulau yang mencapai 18.010.50 km2 yang letaknya antara paling luas yaitu pulau mandul yang letaknya di 116004’41” – 117057’56” Bujur Timur dan Kecamatan (38.737,413 ha) dan sungai 2009’19” – 3034’49” Lintang Utara. Menurut yang paling panjang yaitu sungai Kayan (576 UU No. 34 tahun 2007 mengenai pembentukan km) termasuk yang terdapat di daerah Kabupaten Tana Tidung di Provinsi Kabupaten Malinau dan Kabupaten Tana Kalimantan Utara maka luas dari Kabupaten Tidung. Sementara gunugn yang paling tinggi Bulungan sekarang berkurang jadi 13.181.92 yaitu Gunung Kundas yang terletak di km2. Berikut ini adalah perbatasan dari Kecamatan Peso yang tingginya mencapai Kabupaten Bulungan, dibagian Utara batasnya 1.670 mdpl. (K. Bulungan 2020) adalah Kabupaten Tana Tidung dan Kabupaten Bulungan adalah sebuah Kabupaten yang Nunukan, dibagian Timur batasnya adalah laut berada di Provinsi Kaltara di kenal dengan Sulawesi dan Kota , dibagian Selatan kergaman suku, budaya dan adat istiadat yang batasnya adalah Kabupaten Berau dan dibagian masih asli dari nenek moyang terdahulu. Salah Barat batasnya adalah Kabupaten Malinau. satu kebudayaan dan adat istiadat yang masih Keadaan Kabupaen Bulungan mempunyai dipertahankan sampai sekarang yakni Tradisi beragam pulai, yang terdapat sungao besr Birau yang dilaksanakan setiap tahunya dengan ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.15 No.9 April 2021 Open Journal Systems 5080 ISSN No. 1978-3787 (Cetak) ISSN 2615-3505 (Online) ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. menggunakan adat semenjak Kabupaten turut berkontribusi dalam proses persepsi. Bulungan dulunya masih menjadi wilayah (Indriani 2016) Kesultanan Bulungan. Berdasarkan hal tersebut fenomena dan Birau merupakan suatu pertunjukkan permasalahannya terlihat disetiap tahun budaya yang jadi agenda rutin setiap tahun yang pelaksanaa Birau mengalami perbedaan yakni di selenggarakan di Kabupaten Bulungan. perayaan Birau yang dilaksanakan tidak Penetapan Birau dilaksanakan setiap tanggal 12 semeriah tahun-tahun sebelumnya dan hanya Oktober dan ketetapannya itu diputuskan pada dilaksanakan secara sederhana dikarnakan Perda Tk II Bulungan No. 02 tahin 1991. menurut masyarakat umum anggaran yang Sesudah disahkan kembali dengan SK diglontorkan Pemerintah Kabupaten Bulungan Gubernur Kepala Daerah TK I Kaltim No 003- tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya yang 3-IV.2-144. Birau sendiri merupakan suatu kata mengakibatkan kurangnya minat masyarakat dalam bahasa Bulungan yang mempunyai untuk ikut serta memeriahkan perayaan makna “Pesta Besar”, sebuah tradisi pesta adat tersebut. Padahal momen saat Tradisi Birau yang di selenggrakan oleh para Sultan dilaksanakan dapat dijadikan pembelajaran Bulungan dari dulu sampai sekarang. Awalnya bagi generasi muda agar tidak melupakan Birau dilaksanakan untuk acara kawinan putra kebudayaan, adat istiadat dan sejarah daerah dan putri Sultan, Khataman Al-Qu’an, kitanan, tersebut. naik ayun, injak tanah dan penobatan sultan. (P. Sehingga berdasarkan permasalahan K. Bulungan 2014) tersebut terdapat tujuan dalam penelitian ini Seiring berjalannya waktu dari masa yakni untuk menganalisi Pesepsi Masyarakat Kesultanan hingga menjadi Kabupaten Terhadap Tradisi Birau di Kabupaten Bulungan Bulungan, terdapat fenomena-fenomena serta menganalisis Implikasi Birau Dalam perubahan tradisi yang dulunya perayaan Kehidupan Masyarakat Kabupaten Bulungan tersebut lebih kepada kalangan kesultanan, kini dan Mengetahui Faktor-faktor yang Tradisi Birau yang dilaksanakan setiap tahunya mempengaruhi Tradisi Birau masih di itu digelar untuk memperingati hari jadi pertahankan di Kabupaten Bulungan. Kabupaten Bulungan. Pada istilah psikologi bahwa “persepsi LANDASAN TEORI merupakan proses mencari informasi untuk Pengertian Persepsi didalami, instrument untuk mendapatkan Persepsi adalah kata serapan dari bahasa informasinya yakni dengan pengindraan. Inggris yakni “perceptions” yang bermakna Kebalikannya instrument dalam memahami penilaian ataupun tanggapan. Kata persepsi ialah dengan kesadaran ataupun kognisi. Jadi umumnya dipakai dalam mengutarakan persepsi bisa diartikan dengan sebuah mengenai pengalaman pada sebuah benda mekanisme yang diawali dengan pengidraan. maupun sebuah peristiwa yang terjadi. Pada Pengindraan ialah sebuah mekanisme yang kamus disampaikan jika persepsi dipandang diterima oleh stimulus seseorang dengan menjadi seuatu dampak maupun suatu kesan menggunakan alat yang disebut dengan indra”. dari benda yang memakai indera penglihatan. Sehingga bisa disampaikan jika persepsi Persepsi tersebut diartikan dengan langkah tersebut adalah proses pengelolaan dan yang menyatukan dan mengintegrasikan pemahaman pada rangsangan yang didapatkan berbagai data indera untuk ditingkatkan dengan oleh seseorang. Karena sebagai sebuah begitu kita bisa merespon di sekitar kita. kegiatan yang integral, jadi semua orang dan Termasuk kesadaran akan pribadi kita sendiri semua apa yang terdapat dalam disi seseorang (Indriani 2016)

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. Vol.15 No.9 April 2021 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Open Journal Systems

ISSN 1978-3787 (Cetak) ISSN 2615-3505 (Online) 5081 ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. Persepsi merupakan langkah penilaian kumpulan tersebut, ataupun yang mempunyai pada sebuah rangsangan. Apabila dasar bahasa yang serupa”. Koentjaraningrat rangsangannya berwujud benda dinyatakan menuturkan jika :Masyarakat merupakan dengan persepsi objek dan apabila sebuah organisasi sosial yang saling “bergaul” rangsangannya berwujud seseorang dikatakan ataupun dengna bahasa ilmiah “berinteraksi”. dengan persepsi sosial. Berdasarkan perndapat Sebuah kumpulan seseorang bisa memiliki dari Desiderato, persepsi merupakan fasilitas supaya masyaraktnya bisa saling pengalaman mengenai objek, fenomena melakukan interaksi”. (Wulandari 2016) ataupun korelasi yang didapatkan melalui Selo Sumardjan menjelaskan jika penyimpulan sebuah informasi dan penafsiran masyarakat ialah seseorang yang hidup pesan. Persepsi yaitu memberikan arti dalam berdampingan yang mempunyai sebuah stimulus indrawi. Kaitannya sensasi dengan kebudayaan”. Sehingga, tidak ada masyarakat persepsi sudah jelas. Sensasi merupakan yang tak memiliki kebudayaan dan dimensi dari persepsi. Oleh sebab itu dalam kebalikannya tidak ada kebudayaan tanpa mengartikan makna informasi indrawi bukan masyarakat yang merupakan tempat serta yang cuma menyertakan sensasi, namun juga mendukungnya. Biarpun secara teoritik dan perhatian, keinginan, motivasi dan memori untuk kebutuhan analisa, kedua (Wulandari 2016) permasalahannya itu bisa dipisahkan serta Pendapat dari Abdul Rahman (2010: dipelajari dengan terpisah. (Wulandari 2016) 110), persepsi merupakan mekanisme Istilah yang umum digunakan untuk menyatukan dan mengintegrasikan berbagai menyatakan kesatuan hidup manusia, baik data indra supaya bisa ditingkatkan dengan dalam karya ilmiah ataupun pada ranah bahasa begitu kita bisa mengetahui apa yang ada di keseharian yakni “Masyarakat”. Pada bahasa sekitar kita. Pendapat lain dari Matsimoto dan inggris memakai society yang asal katanya dari Juang, menyatakn jika persepsi merupakan bahasa latin yakni Socius, yang artinya mekanisme pengumpulan informasi tentang “kawan”. Kata masyarakat sendiripin asalnya dunia dengan menggunakan indera yang dari bahasa Arab yakni syaraka yang artinya dimiliki. (Wulandari 2016) “turut serta, berkontribusi”. Masyarakat adalah Menurut pendapat dari Sarlito W sekelompok individu yang saling “bergaul” Sarwono (2009: 24) menyatakan jika pada ataupun istilah ilmiahnya saling “berinteraksi”. dasarnya persepsi adalah sebuah langkah dalam Sebuah kesatuan manusia bisa memiliki memndapatkan, menafsirkan, memilih serta fasilitas supaya masyarakatnya bisa saling mengatur informasi inderawi. Timbulnya melakukan interaksi. Masyarakat merupakan persepsi ketika seorang individu menyiram sekumpulan individu dalam artian luas dan stimulus dari luar yang direspon oleh organ terjerat oleh sebuah kebudayaan yang bantu yang selanjutnya nasuk ke dalam dianggapnya sama ataupun sekumpulan yang otaknya. Persepsi adalah proses mencari merasa mempunyai bahasa yang sama, yang informasi supaya bisa memahami dengan merasa masuk dalam kriteria kelompok tersebut mempergunakan alat indera (Listyana and ataupun yang mempunyai landasan bahasa Hartono 2015) yang serupa. (Indriani 2016) Pengertian Masyarakat Proses Terjadinya Persepsi Pada KBBI dinayatakan jika “Masyarakat Pendapat Walgito (2010;102) proses merupakan sekumpulan individu dalam artian adanya persepsi dimulai dari sebuah subjek yang luas dan terikat dengan sebuah yang merangsang lalu bersentuhan dengan kebudayaan yang dianggap sama ataupun indra atau reseptor, yang disebut proses kumpulan individu yang mempunyai bahasa kealaman atau fisik. Selanjutnya, rangsangan yang serupa, yang menyadari masuk dalam yang didapatkan indra akan dibawa ke otak

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.15 No.9 April 2021 Open Journal Systems 5082 ISSN No. 1978-3787 (Cetak) ISSN 2615-3505 (Online) ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. oleh saraf sensoris, yang disebut proses menggambarkan, menerima, meyakini, fisiologis. Di dalam otak inilah terjadi suatu menyepakati dan melakukan kaidah yang ada di proses selaku pusat kesadaran. Sehingga lingkungan sekitarnya. Respon negative ialah seseorang dengan sadar terhadap yang ia lihat, wujud respon, pebuatan atau sikap yang dengar atau raba, yang disebut dengan proses menggambarkan penampikan atau tidak setuju psikologi. Hal ini sebagai akhir rangkaian dengan kaidah yang ada di lingkungan prosesnya dan membentuk persepsi yang sekitarnya. sesungguhnya. Tanggapan yang diakibatkan Pengertian Implikasi oleh persepsi bisa didapatkan seseorang dalam Berdasar KBBI implikasi dimaknai beragam jenis bentuknya. (Huda 2017) keikutsertaan atau kondisi turut serta. Maka tiap Pendapat Sobur (2003:447), proses kata imbuhan asalnya dari implikasi, misalnya persepsi meliput 3 kompen pokok yakni: berimplikasi atau mengimplikasikan artinya a. Seleksi ialah tahap memfilter oleh indra membawa hubungan keikutsertaan atau terhadap stimulus dari luar, intensitas dan jenis mengikutsertakan hal tertentu. bersangkutan bisa banyak atau sedikit. Pendapat Islamy (2003:114-115), b. Interpretasi ialah tahap pengelolaan implikasi ialah semua hal yang sudah informasi agar mengandung arti bagi individu. dihasilkan melalui penyusunan kebijakan. Atau Faktor yang mempengaruhi interpretasi yakni implikasi ialah dampak dan konsekuensi yang pengalaman terdahulu, sistem nilai yang timbul dari pelaksanaan suatu kebijakan atau diyakini, motivasi, karakter dan kecerdasaan. aktivitas. (Pendidikan 2020) Selain itu, tergantung pada kemampuan Pendapat Winarno (2002:171-174), individu dalam mengkategorisasi informasi minimal ada 5 aspek yang perlu diperhatikan yang ia terima, yakni tahap reduksi informasi dalam memperkirakan implikasi dari suatu yang kompleks ke yang simple. kebijakan, yakni 1) implikasi kebijakan terkait c. Interpretasi dan Persepsi selanjutnya permasalahan public dan terhadap pihak terlihat dari perilaku selaku reaksinya. Maka berkepentingan. 2) kebjikan kemungkinan proses persepsi ialah menyeleksi, berimplikasi pada kondisi atau kumpulan selain menginterpretasi dan membulatkan berkaitan yang dituju atau tujuan kebijakannya. 3) informasi diterima.(Huda 2017) kebijakan kemungkinan akan berimplikasi Kedua pendapat bersangkutan pada kondisi saat ini dan mendatang, 4) hakikatnya berpandangan serupa namun Evaluasi berkaitan dengan aspek lainnya dengan pengistilahan yang tidak sama. seperti pengeluaran biaya langsung untuk Disamping itu, Walgito mengungkapkan keperluan program kebijakan public, 5) biaya dengan detail dan yang membedakan yakni tak langsung yang dibebankan masyarakat atau terkait tanggapan atau reaksi yang terjadi. sebagian masyarakat yang diakibatkan oleh Pendapat Walgito, proses persepsi diakhiri kebijakan publik. (Pendidikan 2020) dengan proses pikologis yakni proses Pendapat silalahi (2005:43), implikasi ialah psikologis sebagai interpretasi dari objek efek yang timbul dari penyelenggaraan atau individu yang terima. Sedangkan sobur sebuah program atau kebijakan, yang sifatnya melibatkan respon menjadi bagian dari proses positif atau negative terhadap sasaran persepsi. penyelenggaran program atau kebijakan Pendapat Harvey dan Smith, respon ialah bersangkutan. (Pendidikan 2020) wujud kesiapan dalam mengambil sikap, yang Faktor-faktor Yang Mempengaruhi berbentuk positif ataupun negative pada sebuah Persepsi objek atau keadaan. Respon positif ialah wujud Pendapat David Krech dan Richard S. respon, perbuatan atau sikap yang Krutch dalam AK Huda,2017, hal yang

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. Vol.15 No.9 April 2021 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Open Journal Systems

ISSN 1978-3787 (Cetak) ISSN 2615-3505 (Online) 5083 ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. mempengaruhi persepsi ialah pertama faktor Pendapat Robbins dan Judge dalam Wibowo fungsional yang bersumber dari kebutuhan, (2013:60) dalam Jurnal AK Huda,2017 pengalaman terdahulu, dan lainnya yang persepsi terbentuk dari 3 faktor yang meliputi: sifatnya individu misalnya proses belajar, 1) perceiver yakni pihak yang memberi cakrawala dan pengetahuan, latar belakang persepsi, 2) objek/target yakni orang/objek budayanya, pendididkan, yang semuanya tidak sebagai sasaran dari persepsinya dan 3) situasi, lepas dari nilai kepribadian yang dimiliki. yakni keadaan sewaktu persepsi dilaksanakan. Faktor ini biasa dinamakan kerangka rujukan Adapun komponen perceiver meliputi sikap, (frame of reference), yang berpengaruh pada tujuan, minat, pengalaman dan asa. Sementara bagaimanakah seseorang memaknai terhadap komponenny target ialah hal yang baru, latar pesan yang ia terima atau menanggapinya. belakang, keakraban dan kesamaan. (Huda 2017) Selanjutnya komponennya situasi ialah waktu, Keduam faktor structural ialah faktor pengorganisasian kerja dan sosial (Huda 2017). yang berasal dari luar individu, yakni stimulus Jika seseorang mengetahui target dan berupaya dan lingkungannya. Supaya rangsangan bisa menginterpretasi yang ia lihat, maka intepretasi dirasakan seseorang, maka rangsangannya bersangkutan bergantung dari ciri khusus tiap harus kuat dikarenakan dari waktu ke waktu perorangan yang berupa sikap, pribadinya, seseorang mendapat berbagai rangsangan. motif, kebutuhan, pengalaman terdahulu dan Artinya rangsangan harus mendapat perhatian asa. Kebalikannya, ciri khusus target yang dikarenakan sifatnya yang dominan yakni dicermati akan berpengaruh terhadap yang gerakan, intensitas stimuli, sesuatu yang baru dirasa seseorang. Disamping itu, kondisi juga dan sesuatu yang berulang (Rahmat, 2007:52 berperan yang mempengaruhi persepsinya. dalam AK Huda,2017). Selanjutnya lingkungan Berdasar paparan bersangkutan, maka yang berdampak pada rangsangan juga simpulannya yakni faktor yang berpengaruh mempengaruhi persepsinya, terutama jika pada persepsi meliputi faktor fungsional, objeknya manusia. Jika objeknya sama namun structural dan situasional. (Huda 2017). keadaan sosialnya tidak sama akan berbuah Faktor yang berpengaruh pada persepsi persepsi yang tidak sama (Walgito, 1990:55) individu yakni: dalam AK Huda,2017). Adapun objek 1. Faktor Internal persepsinya meliputi benda, situasi dan orang. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari Jika berwujud benda dinamakan persepsi benda dalam diri seseorang dalam menciptakan dan (things perception) atau non social perception, menemukan sesuatu yang kemudian sementara jika objeknya orang dinamakan bermanfaat untuk orang banyak misalnya. persepsi sosial (Heider dalam Walgito, Dalam hal ini faktor internal yang 1990:56) (Huda 2017) mempengaruhi persepsi, yaitu usia, pendidikan Pendapat Sobur, persepsi dipengaruhi dan pekerjaan. oleh faktor internal dan eksternal (Sobur, a. Usia, pendapat (Nursalam, 2003) ialah 2003:452) dalam AK Huda,2017. Faktor umur seseorang yang semenjak lahir hingga internal meliputi kebutuhan psikologi ulang tahunnya. Makin cukup umurnya, maka seseorang, latar belakang, pengalaman kemantapan dan kekuatannya dalam berpikir terdahulu, kepribadian, sikap dan keyakinan dan bekerjanya juga lebih baik. Makin menua umum beserta penerimaan diri. Sementara usia individu makin konstruktif dalam faktor dari luarnya yakni intensitas stimulus, mengolah pengetahuannya. Pendapat ukuran, kontras dan tidaknya stimulus, gerakan, Nursalam dan Pariani, 2001), umur sangat perulangan, kedekatan hubungan dan hal yang berpengaruh pada taraf pengetahuan dan baru (Huda 2017. pengalamannya individu, dan makin cukup umurnya, maka kemantapan dan kekuatannya

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.15 No.9 April 2021 Open Journal Systems 5084 ISSN No. 1978-3787 (Cetak) ISSN 2615-3505 (Online) ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. dalam berpikir dan bekerjanya juga lebih baik merupakan faktor yang sangat berperan dalam (Chabib 2017). menginterpretasikan stimulus yang kita b. Pendidikan, pendapat (Notoadmodjo, peroleh. Pengalaman masa lalu atau apa yang 2007) mengungkapkan yakni seseorang yang kita pelajari akan menimbulkan adanya pendidikannya tinggi akan menanggapi ketaksamaan interpretasi. Menurut (Rachmat, cenderung rasional daripada yang 2005) Pengalaman mempengaruhi kecematan pendidikannya rendah atau tidak memperoleh persepsi, pengalaman tidak selalu lewat proses pendidikan. (Chabib 2017) belajar formal. Pengalaman dapat bertambah c. Pekerjaan, berdasar (Notoadmodjo, melalui rangkaian peristiwa yang pernah di 2003) ialah hal yang dilaksanakan untuk hadapai. (Chabib 2017) memperoleh nafkah. Orang yang lebih padat Tradisi Birau waktu bekerjanya hanya memiliki waktu yang Istilah Birau berasal dari bahasa singkat untuk mendapatkan informasi. Melalui Bulungan “Pesta Besar”. Merupakan tradisi bekerja akan melakukan tindakan yang adat yang diadakan oleh pihak Sultan Bulungan memiliki nilai, manfaat dan mendapat dengan turun temurun. Dahulu, Birau diadakan pengetahuan yang baik berkaitan hal tertentu dalam pernikahan, sunat, naik ayun dan injak sehingga lebih memahami dan menanggapi tanah anak Sultan serta Khatam Quran dan segala sesuatunya dengan baik. (Chabib 2017) pengukuhan Sultan. Penerapan acara Birau 2. Faktor Eksternal sebagai kegiatan resmi Pemerintah yang Faktor eksternal adalah kebalikan dari berlangsung per tanggal 12 Oktober sekaligus faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari memperingati HUT kota Tanjung Selor dan luar diri seseorang dalam menciptakan dan Kabupaten Bulungan. Birau menjadi parade menemukan sesuatu. Dalam hal ini faktor budaya yang diagendakan tiap tahun yang eksternal yang mempengaruhi persepsi yaitu tertuang dalam Perda Tk II Bulungan No.02 informasi dan pengalaman. tahun 1991 dan diperkuat dengan Sk Gubernur a. Informasi berdasar (Notoadmodjo, Kepala Daerah Tk.I Kaltim No.003.3- 2003), makin banyak informasinya bisa IV.2_144. mempengaruhi atau meningkatkan Berdasar data yang diarsipkan di pengetahuan seseorang dan dengan Museum Kesultanan Bulungan di Tanjung pengetahuan menimbulkan kesadaran yang Palas, Birau dengan intens diadakan sewaktu akhirnya seseorang akan berperilaku sesuai dipimpin Ali Kahar yakni Sultan Bulungan V dengan pengetahuan yang dimilikinya. (Chabib dengan gelar Sultan Kaharuddin II atau Puen 2017) Tua yang memegang jabatan periode 1875- b. Pengalaman berdasar (Azwar, 2005) 1889. Birau ini seolah sebagai pesta syukuran ialah sesuatu peristiwa yang pernah dialami dan kebahagiaan bagi masyarakat Bulungan seseorang. Tidak hanya suatu pengalaman sama yang meliputi beragam etnik dan suku sehingga sekali dengan suatu objek cenderung bersifat penyelenggaraan yang paling akhir di tahun negative terhadap objek tertentu, untuk jadi 1955 dalam acara Khatam dan Sunat Datuk Ali suatu dasar pembentukan sikap pengalaman putera Sultan Maulana Djalaluddin. Berdasar pribadi haruslah meninggalkan kesan yang data bersangkutan, pengadaan Birau paling kuat. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila ramai dan akbar dalam waktu 40hari 40malam pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam pada tahun 1946. Kala itu, Sultan Bulungan X situasi yang melibatkan emosi, pengahayatan yakni Sultan Maulana Djalaluddin diberi gelar akan lebih mendalam dan membekas. “Letnan Kolonel Tituler” oleh Ratu Belanda Kemudian menurut (Notoatmodjo, 2005), Wlihelmina. Tetapi, semenjak meninggalnya pengalaman yang dimiliki seseorang Sultan Djalaluddin tertanggal 12 Desember

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. Vol.15 No.9 April 2021 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Open Journal Systems

ISSN 1978-3787 (Cetak) ISSN 2615-3505 (Online) 5085 ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. 1958, sudah tak ada lagi yang mengkisahkan mengumpulkan data yang bertujuan untuk pengadaan Birau di Bulungan atau eks menambah wawasan kedalam dunia informasi. Kesultanan Bulungan seperti Tarakan, Dalam kaitanya dengan focus penelitiannya, Nunukan, Malinau dan Tana Tidung, yang saat maka secara kualitatif bisa menggambarkan ini dikembangkan sebagai Kota dan Kabupaten. masalaha yang bersangkutan dengan Persepsi Selanjutnya sesudah H. Jusuf Dali Masyarakat terhadap Tradisi Birau di menjabat Bupati tahun 1991, beliau Kabupaten Bulungan. Provinsi Kaltim memutuskan mengadakan Birau per 2 tahun Objek Penelitian sekali, lalu oleh Bupati RA Bessing menjadi per Objek yang diteliti yakni masyarakat tahun, guna meningkatkan produk wisatadi umum, tokoh masyarakat, tokoh adat dan kawasan Utara Kaltim, yang kala itu belum Pemerintah Daerah sebagai penyelenggara dan dirubah ke Provinsi Kalimantan Utara. yang dianggap mengetahui tentang tradisi Penyelenggaran Birau bertujuan untuk 1) Birau. Parameter yang akan diteliti yakni usaha pelestarian dan konstruksi potensial adat Persepsi Mayarakat Terhadap Tradisi Birau. dan kesenian budaya asli Kabupaten Birau, 2) Lokasi Penelitian menghibur masyarakat dan menyampaikan Penelitian dilaksanakan di Kabupaten informasi hasil pembangunan daerah, 3) sarana Bulungan, yang mana dalam pengumpulan data mempromosikan pariwisata daerah dan usaha penulis mengunjungi masyarakat umum, tokoh untuk memikat pengunjung wisata. Berdasar ada, tokoh masyarakat serta Pemerintah Daerah tujuan bersangkutan, maka penyelenggaraan sebagai pemegang kebijakan. Penelitian ini Birau disertai penampilan atraksi adat dan berlangsung selama satu tahun. kesenian budaya daerah, tari kreasi, hiburan Teknik Pengumpulan Data modern dan agenda pameran pembangunan Data yang peneliti kumpulkan yakni data beserta pasar malam (P. K. Bulungan 2014) primer dan sekunder. Data primer ialah data yang langsung didapatkan sewaktu penelitian METODE PENELITIAN berlangsung di lokasi melalui wawancara dan Jenis Penelitian obervasi langsung terkait inti permasalahannya. Untuk memperoleh gambaran yang Sementara data sekunder ialah data yang mendalam pada penelitian ini, maka diterapkan dikumpulkan dari seseorang atau instansi yang pendekatan yang sifatnya deskriptif dan akan dipublikasikan, berbentuk laporan dokumen, dianalisis secara kualitatif. Penelitian deskriptif jurnal atau artikel dan buku terkait tema yang akan menggambarkan secara lebih dalam diteliti (Idrus 2009). terkait keadaan atau proses yang dikaji, Teknik pengumpulan data digunakan dikarenakan tujuannya untuk memberi untuk memperoleh data yang akurat dan dapat gambaran hubungan suatu kejadian atau dipercaya, dalam hal ini dilaksanakan dengan 3 fenomena untuk mendapatkan informasi proses yakni: berkenaan gejala yang terjadi dengan 1. Mendatangi lokasi penelitian (Getting permasalahan yang ditelaah. Maksud dari In) deskriptif ini ialah untuk memperoleh informasi Yakni peneliti terlebih dahulu lebih rinci tekait gejala yang diarahkan unruk menyampaikan surat penelitian kepada Dinas memutuskan sifat informan di lapangan. terkait di Kabupaten Bulungan guna Penelitian deskriptif kualitatif biasanya tidak mendapatkan informasi dan data pendukung bertujuan untuk mengujikan hipotesis yang yang peneliti inginkan dalam rangkaian tujuannya untuk menberikan deskripsi varibel penelitian. Hal ini dilakukan guna menghindari atau kondisi dalam keadaan tertentu. rekayasa data dan mencoba subyektif. Dalam penelitian ini menggunakan diri 2. Ketika Berada di Lokasi Penelitian sendiri dan anggota tim peneliti untuk (Getting Allong)

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.15 No.9 April 2021 Open Journal Systems 5086 ISSN No. 1978-3787 (Cetak) ISSN 2615-3505 (Online) ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. Dalam hal ini mengumpulkan data secara Data kondensasi mengacu pada proses empiris pada semua lini dan melakukan cros pemilihan, focus, penyederhanaan, abstrak data secara berjenjang mulai dari Dinas terkait. dan/atau mengubah data yang muncul dalam Melakukan penggalian informasi dan informan. korpus penus dari catatan lapangan yang ditulis, Hasil diskusi selanjutnya diolah peneliti transkrip wawancara, dokumen dan bahan- kemudian ditafsirkan berdasarkan metode, teori bahan empiris lainya. Dengan kondensasi dapat dan pandangan sendiri. Sehingga didapatkan membuat data yang lebih kuat. informasi yang lengkap sesuai focus 3. Menyajikan Data penelitiannya. Penyajian data sebagai sekumpulan 3. Pengumpulan data (Longging The informasi tersusun yang kemungkinan adanya Data) penarikan kesimpulan dan pengambilan Dalam mengumpulkan data dengan teknik yang tindakan. Penyajian data dalam penelitian akan meliputi: dituangkan dalam bentuk grafik, jaringan atau a. Wawancara (interview) bagan. Semuanya dirancang guna Jenis wawancaranya terbuka dan menggabungkan informasi yang tersusun berstruktur yakni pertanyaannya difokuskan dalam suatu bentuk yang padu, mudah diraih pada pokok masalahnya sehingga informasi dan dipahami. Sebagaimana dengan reduksi yang dihimpun lebih lengkap dan lebih dalam. data, penciptaannya menggunakan penyajian Terbuka mengarahkan untuk jujur dan objektif data tidakah terpisah dari analisis, karena dari informannya agar bisa menginformasikan merupakan bagian dari analisis. apa adanya. 4. Menyimpulkan b. Obervasi Dari permulaan pengumpulan data Dalam hal ini dilakukan pengamatan peneliti akan memulai mencari arti benda- langsung dan tak langsung untuk mencermati benda, mencatat keteraturan, pola-pola prosesnya. Tujuannya ialah sebagai pelengkap penjelasan, konfigurasi yang mungkin alur dari data primer di lokasi dan data sekunder sebab yang mungkin serta proposisi. yang dihimpun sebelumnya. Kesimpulan juga di verivikasi selama c. Dokumentasi penelitian berlangsung, makna yang muncul Adapun pengumpulan datanya dari data juga harus diuji kebenarannya, bermaksud untuk memperoleh data sekunder kecocokanya yang merupakan validitasnya. seperti aturan, putusan, arsip dan dokumen Dalam menyajikan datanya dengan lainnya terkait dengan pokok penelitiannya. memberikan deskripsi data yang sederhana, Teknik Analisis Data utuh dan integrative yang dipergunakan sebagai Teknik analisis data berguna untuk pedoman dalam mengambil langkah mengkaji data yang didapatkan dari sumber selanjutnya, apakah perlu ditelusuri lebih lanjut yang berupa hasil wawancara, observasi ataukah tidak, agar dalam menyajikan datanya lapangan dan dokumen pribadi ataupun resmi. tetap sejalur dengan arah penelitiannya. Secara substantive terkait prosedur pemikiran Dalam mengambil kesimpulan secara yang diungkapkan sebelumnya, akan tentative berdasar verifikasi melalui serentetan dipaparkan di bawah. aktivitas tinjauan catatan tertulis di lokasi 1. Mengumpulkan Data penelitiannya dan terhadap peran informan Pengumpulan data adalah data untuk mengujikan keabsahan dan kesesuaian pertama/data mentah yang dikumpulkan data serta kekuatan maknanya dari hasil yang melalui sumber informasi, baik yang bersifat diteliti di lokasinya. primer maupun sekunder. Selanjutnya diambil simpulannya 2. Data Kondensasi khususnya jika data yang terkumpul sudah

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. Vol.15 No.9 April 2021 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Open Journal Systems

ISSN 1978-3787 (Cetak) ISSN 2615-3505 (Online) 5087 ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. jenuh, dikarenakan informasinya sudah habis dengan Kabupaten Tana Tidung dan Nunukan atau datanya memperlihatkan topic yang sama untuk bagian utaranya, bagian timur dengan yang diulang. Pengambilan simpulan secara Selat Beligau, Kota Tarakan dan Laut Sulawesi, tentative maksudnya supaya peneliti bersikap bagian Selatan dengan Provinsi Kaltim (Kab. netral dan objektif berkaitan data hasil yang ia Barau) dan bagian barat dengan Kab. Malinau. teliti di lokasinya. Dalam menganalisis datanya Adapun letak astronomisnya, Bulungan dari pembuatan usulan penelitian hingga berada diantara 20 09’ 19” – 30 34’ 48” LU dan menyusun laporan penelitiannya dilaksanakan 1160 04’ 41” – 1170 57’ 56” BT. Sementara dengan runtut dan saling berkaitan sehingga sesuai letak geografis dengan batas wilayahnya didapatkan data yang semakin memperluas yakni utara – Kab. Tana Tidung dan Nunukan, informasi untuk menguatkan simpulan yang Selatan – Kab. Berau, barat – Kab. Malinau, dibuat. timur – laut Sulawesi dan Kota Tarakan. Badan Data yang sudah terkumpul akan Pusat Statistik sudah mendat Potensi Desa dilakukan analisis dengan pendekatan kualitatif (Podes) mulai tahun 1980. Semenjak itulaj secara interaktif, yang meliputi reduksi dan Podes dilakukan berkala sejumlah 3x dalam penyajian data serta pengambilan simpulan 10tahun untuk menunjang penyelenggaraan sebagai hal yang saling berhubungan pada pra, Sensus Penduduk, Pertanian ataupun Ekonomi. sewaktu dan pasca mengumpulkan datanya Sehingga realitas penting berkaitan keberadaan yang berbentuk sejajar untuk membentuk infrastruktur dan potensial tiap wilayahnya bisa wawawasan umum yang dinamakan analisis dimonitor perubahannya dengan rutin dan model interaktif. (Miles, Huberman, and berkesinambungan. Semenjak tahun 2008, Saldana 2014) pendataan Podes terjadi perubahan karena ditambahkan kuesioner suplemen kecamatan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hal tersebut, dengan tujuan untuk Gambaran Umum Kabupaten Bulungan menambah kemanfaatan data Podes bagi Kabupaten bulungan termasuk daerah pengguna datanya dan Pemda berkaitan otonomi di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) rencana pembangunan wilayahnya. Data Podes yang meliputi 10 kecamatan, dengan pusat sebagai sumber data pokok kewilayahan pemerintahannya dikecamatan Tanjung Selor. dengan berbagai muatan dan menggambarkan Sehingga Tanjung Selor sebagai pusat terkait keadaan pembangunan wilayah tertentu perkembangan dari 9 kecamatan lainnya. (regional). Data ini tidak sama dengan data Kabupaten Bulungan terdiri 71 desa dan 10 pendekatan rumah tangga yang cenderung kelurahan, 3 kelurahan di kecamatan Bunyu, 3 menitikberatkan pada aspek kegiatan sektoral. kelurahan di kecamatan Tanjung Selor dan 4 Kedua data tersebut sangat penting dan sebagai kelurahan di kecamatan Tanjung Palas. kekayaan BPS. Tanjung Selor berkedudukan selaku Ibu Kota Lingkup wilayah pendataan Podes Provinsi Kaltara, yang dalam rencananya akan diselenggarakan dengan sensus kepada semua berstatus sebagai kota otonom. wilayah adiministrasi pemerinntahan paling Wilayah Kabupaten Bulungan seluas kecil di tingkat desa yakni desa, kelurahan, 13.181.92 Km2, dengan penduduknya sejumlah nagari, Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) 150.655 jiwa. Sehingga kepadatan atas pembinaan dari kementrian bersangkutan. penduduknya yakni 11-12 jiwa tiap Km2. Sesuai data Podes 2014, tercatat 82.190 wilayah Sebesar 26,15% penduduknya kabupaten tingkat desa yang menyebar di 511 kecamatan. Bulungan bertempat tinggal di kecamatan Pengambilan data Podes 2014 dengan cara Tanjung Selor selaku Ibu Kota, pusat wawancara langsung dari petugas yang dilatih pemerintahan dan perekonomian Kabupaten dengan informan yang relevan. Petugas ialah Bulungan. Kabupaten Bulungan berbatasan pejabat atau rekanan BPS kecamatan, dengan

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.15 No.9 April 2021 Open Journal Systems 5088 ISSN No. 1978-3787 (Cetak) ISSN 2615-3505 (Online) ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. narasumbernya ialah Kepala desa/lurah atau Nunukan, Malinau dan Tana Tidung, yang saat informan lainnya yang berpengetahuan cukup ini dikembangkan sebagai Kota dan Kabupaten. terkait wilayah yang sasaran pendataannya. Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi (BPS 2020) Birau di Kabupaten Bulungan Gambaran Umum Birau Persepsi masyarakat pada dasarnya Istilah Birau berasal dari bahasa merupakan sebuah proses berfikir dan Bulungan “Pesta Besar”. Merupakan tradisi pemberian pemaknaan terhadap sebuah objek adat yang diadakan oleh pihak Sultan Bulungan maupun pristiwa – pristiwa yang dapat dilihat, dengan turun temurun. Dahulu, Birau diadakan dirasakan maupun diraba oleh panca indra, dalam pernikahan, sunat, naik ayun dan injak sehingga menghasilkan sebuah stimulus dalam tanah anak Sultan serta Khatam Quran dan berfikir untuk menyimpulkan informasi dan pengukuhan Sultan. Penerapan acara Birau menafsirkan pesan yang diterima sesuai dengan sebagai kegiatan resmi Pemerintah yang persepsi masing – masing yang dirasakan. berlangsung per tanggal 12 Oktober sekaligus Salah satunya yakni Persepsi masyarakat memperingati HUT kota Tanjung Selor dan terhadap Tradisi Birau di Kabupaten Bulungan. Kabupaten Bulungan. Adanya kegiatan kebudayaan setiap tahunnya Birau menjadi parade budaya yang yang di selenggarakan oleh Pemerintah Daerah diagendakan tiap tahun di Kab. Bulungan, Kabupaten Bulungan ini menimbulkan Kaltara. Birau diputuskan per tanggal 12 beragam persepsi di masyarakat, yakni tiap Oktober yang tertuang dalam Perda Tk II orang memiliki persepsi atau pandangan yang Bulungan No.02 tahun 1991 dan diperkuat tidak sama, dengan diadakanya pekan budaya dengan Sk Gubernur Kepala Daerah Tk.I yang di selenggarakan tiap tahun ini sebagai Kaltim No.003.3-IV.2_144. peringatan hari jadi Kota Tanjung Selor dan Berdasar data yang diarsipkan di Museum Kabupaten Bulungan. Kesultanan Bulungan di Tanjung Palas, Birau Dalam persepsi masyarakat terdapat dengan intens diadakan sewaktu dipimpin Ali proses munculnya suatu persepsi, pendapat Kahar yakni Sultan Bulungan V dengan gelar Walgito, 2010, persepsi bermula dari sebuah Sultan Kaharuddin II atau Puen Tua yang objek yang menumbuhkan rangsangan, lalu memegang jabatan periode 1875-1889. Birau bersentuhan dengan alat indra atau reseptor. ini seolah sebagai pesta syukuran dan Maka dalam proses inilah yang membawa kebahagiaan bagi masyarakat Bulungan yang proses fisik untuk berfikir dan menstimulus alat meliputi beragam etnik dan suku sehingga indra untuk menerima informasi – informasi penyelenggaraan yang paling akhir di tahun yang bisa diamati dan dirasa oleh alat indra 1955 dalam acara Khatam dan Sunat Datuk Ali manusia sehingga proses terjadinya persepsi putera Sultan Maulana Djalaluddin. Berdasar bisa terlaksana dengan baik. data bersangkutan, pengadaan Birau paling Dari hasil penelitian persepsi masyarkat ramai dan akbar dalam waktu 40hari 40malam terhadap tradisi Birau di Kabupaten Bulungan pada tahun 1946. Kala itu, Sultan Bulungan X sangat berdampak baik bagi masyarakat, yang yakni Sultan Maulana Djalaluddin diberi gelar mana dalam proses terjadinya sebuah persepsi “Letnan Kolonel Tituler” oleh Ratu Belanda menggunakan proses trjadinya oersepsi Wlihelmina. Tetapi, semenjak meninggalnya berdasar Sobur, 2003 yakni 3 komponen proses Sultan Djalaluddin tertanggal 12 Desember persepsi meliputi seleksi, interpretasi serta 1958, sudah tak ada lagi yang mengkisahkan Interpretasi dan persepsi, yang mana ketiga pengadaan Birau di Bulungan atau eks proses tersebut yang dibahas dalam penelitian Kesultanan Bulungan seperti Tarakan, ini dengan menghubungkan keadaanya di lapangan. Seleksi ialah suatu proses memfilter

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. Vol.15 No.9 April 2021 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Open Journal Systems

ISSN 1978-3787 (Cetak) ISSN 2615-3505 (Online) 5089 ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. oleh indra terhadap stimulus eksternal, kemudian masuk kepada tahap kemampuan intensitas dan jenis yang beragam atau sedikit. memberikan interpretasi dari sebuah objek Pada tahapan seleksi informasi yang diterima yang dilihat maupun dirasakan oleh indra melalui alat indra di proses dalam pemikiran manusia itu sendri sehingga dalam penelitian yang akan menghasilkan beragam persepsi persepsi masyarakat terhadap tradisi Birau di sesuai dengan apa yang diterima oleh alat indra Kabupaten Bulungan ini menimbulkan manusia masing-masing. interpretasi yang berbeda-beda pula sesuai 1. Seleksi dengan kemampuan mereka dalam menerima Seleksi ialah suatu proses memfilter oleh dan mengategorikan informasi tersebut. indra terhadap stimulus eksternal, intensitas Selanjutnya menggunakan Interpretasi dan jenis yang beragam atau sedikit. Pada yang merupakan proses pengorganisasian tahapan seleksi informasi yang diterima melalui informasi sehingga bermakna bagi individu. alat indra di proses dalam pemikiran yang akan Faktor yang mempengaruhi interpretasi yakni menghasilkan beragam persepsi sesuai dengan pengalaman terdahulu, sistem nilai yang apa yang diterima oleh alat indra manusia diyakini, motivasi, karakter dan kecerdasaan. masing-masing. Dalam persepsi masyarakat Selain itu, tergantung pada kemampuan terhadap Tradisi Birau di Kabupaten Bulungan individu dalam mengkategorisasi informasi juga terdapat beragam persepsi masyarakat yang ia terima, yakni tahap reduksi informasi yang berbeda-beda sesuai dengan yang yang kompleks ke yang simple. Interpretasi dirasakan masing-masing masyarakat terhadap yang diberikan namum dengan pemahaman pelaksanaan pekan budaya tahunan tersebut. yang sama dalam mengeluarkan pendapat Seleksi proses berfikir dan mengeluarkan tentang Tradisi Birau yang ada di Kabupaten pendapat, mempunyai padangan yang hampir Bulungan, pada dasarnya dari kalangan sama dalam pelaksanaan Birau di Kabupaten Pemerintahan Daerah maupun masyarakat Bulungan. Pada dasarnya sangat setuju untuk umum semua sangat mendukung dalam dilaksanakanya Tradisi Birau di Kabupaten pelaksanaan Tradisi Birau di Kabupaten Bulungan karna mempunyai manfaat yang Bulungan ini guna melestarikan dan menjaga cukup baik bagi masyarakat dan juga menjaga budaya yang telah di bangun oleh nenek serta melestarikan kebudayaan yang sudah ada moyang dan mempersatukan suku-suku yang semakin dikenal lagi dan tidak dilupakan oleh ada di Kabupaten Bulungan ini serta dari segi anak cucu masyarakat yang ada di kabupaten ekonomi menambah pemasukan bagi pedagang Bulungan. Dengan adanya tradisi Birau yang saat ada perayaan tersebut. dipringati tiap tahunnya ini guna menjaga sisa- 3. Interpretasi dan Persepsi sisa kebudayaan kesultanan bulungan yang Interperetasi dan Persepssi merupakan harus dilestarikan agar tidak luput dimakan oleh sebuah terjemahan perilaku selaku reaksinya. zaman. Maka proses persepsi ialah menyeleksi, 2. Interpretasi menginterpretasi dan membulatkan berkaitan Interpretasi ialah proses pengaturan informasi diterima. Berdasarkan penjelasan informasi sehingga bermakna bagi individu. tersebut untuk memberikan sebuah persepsi Faktor yang mempengaruhi interpretasi yakni harus melalui tahap seleksi dan intrpretasi pengalaman terdahulu, sistem nilai yang terlebih dahulu baru dapat memberikan diyakini, motivasi, karakter dan kecerdasaan. pembularan informasi yang diterima dan Selain itu, tergantung pada kemampuan memberikan persepsi masing-masing sesuai individu dalam mengkategorisasi informasi yang diterima oleh inda manusia. Sehingga yang ia terima, yakni tahap reduksi informasi dalam tahap ini akan ada persepsi yang yang kompleks ke yang simple. Berdasarkan beragam, baik dapat mengemukakan setuju penjelasan diatas dari tahap seleksi informasi atau tidak setuju pada suatu objek maupun

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.15 No.9 April 2021 Open Journal Systems 5090 ISSN No. 1978-3787 (Cetak) ISSN 2615-3505 (Online) ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. mampu mengategorikan dampak positif untuk menyaksikan perta rakyat tersebut, serta maupun negative dari objek yang dilihat dapat menyatukan suku-suku yang ada di maupun dirasakan oleh indra manusia. Kabupaten Bulungan. Interperetasi dan Persepsi yang Sesuai dengan pengertianya Birau merupakan sebuah terjemahan perilaku selaku merupakan sebuah pesta besar tradisi adat yang reaksinya. Maka proses persepsi ialah awalnya digelar oleh para Sultan Bulungan menyeleksi, menginterpretasi dan terdahulu secara turun temurun sebagai rasa membulatkan berkaitan informasi diterima. syukur terhadap apa yang diberikan oleh yang pada dasarnya Pemerintah Daerah sangat setuju maha kuasa. Akan tetapi sekarang Birau jadi dan senang jika dilaksanakanya Tradisi Birau di rutinitas Pemda Bulungan di selenggarakan tiap Kabupaten Bulungan karena memberikan tanggal 12 Oktober bersama dengan peringatan dampak positif yang banyak kepada masyarakat HUT Kota Tanjung Sinaar dan Kabupaten dan melestarikan kearifan lokal yang ada di Bulunga. Kabupaten Bulungan. Berdasarkan penjelasan tersebut sudah Hanya saja dari kegiatan tersebut jelas bahwa persepsi masyarakat terhadap tentunya memerlukan biaya atau anggaran tidak Tradisi Birau mendapatkan tanggapan yang sedikit yang harus dikeluarkan oleh Pemerintah positif untuk tetap dilaksanakan tiap tahunnya Daerah khusunya Pemerintah Kabupaten karena melihat dari faktor positifnya sangat Bulungan itu sendri, serta adanya pandangan banyak, selain untuk menjaga dan melestarikan lain yang mengatakan bahwa dengan adanya budaya, masyarakat dari segi sosial mampu tradisi Birau maka akan terjadi pemborosan beradaptasi dan mendapatkan ilmu baru dari anggaran yang dikeluarkan oleh Pemerintah adanya perayaan tersebut, serta dari segi Daerah. Sejauh ini menurut penulis walaupun ekonomi sangat membantu masyarakat yang membutuhkan anggaran yang besar dan berdagang guna mendapatkan penghasilan pemborosan dalam anggaran daerah, lebih dan membuka lapangan pekerjaan bagi setidaknya kita dapat menjaga budaya yang masyarakat yang ikut melaksanakan dan sudah dilestarikan dari nenek moyang kita. mendukung tradisi Birau tersebut. Sehingga budaya dan tradisi-tradisi yang ada Implikasi Birau Dalam Kehidupan tidak hilang dimakan oleh waktu dan Masyarakat Kabupaten Bulungan kemoderenan sebuah bangsa. Secara teori implikasi mempunyai Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat beberapa pengertian menurut para ahli, bahwa persepsi masyarakat terhadap Tradisi menurut KBBI implikasi adalah keterlibatan Birau di Kabupaten Bulungan mendapat atau suasana terlibat. Kemudian pendapat dari sambutan baik dan sangat antusias diinginkan Islami, implikasi ialah semua hal yang sudah oleh masyarakat sebagai bahan hiburan dan didapatkan dikarenakan sebuah proses menambah prekonomian dari masyarakat itu merumuskan kebijakan. Makna lainnya dari sendiri. Selain itu tradisi Birau tersebut juga implikasi yakni dampak serta konsekuensi yang menampilkan adat-adat yang ada seperti muncul dikarenakan implementasi kebijakan berlayarnya perahu Biduk Bebandung yang ataupun aktivitasnya tersebut. Adapun merupakan salah satu ritual penyambutan saat pendapat dari Silalahi, implikasi merupakan tradisi Birau tersebut. Walaupun terkesan efek yang timbul dari penggunaan sebuah banyak mengeluarkan biaya, akan tetapi biaya program ataupun kebijakan yang sifatnya baik tersebut juga dinikmati oleh masyarakat itu dan tidak pada berbagai pihak yang jadi target sendri, selain itu adanya perayaan Tradisi Birau implementasi program ataupun kebijakannya. ini dapat menaikan pariwisata di Kabupaten Dari pengertian tersebut dapat diketahui Bulungan dengan banyaknya orang yang dating jika implikasi merupakan sebuah dampak yang

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. Vol.15 No.9 April 2021 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Open Journal Systems

ISSN 1978-3787 (Cetak) ISSN 2615-3505 (Online) 5091 ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. muncul dari sebuah program ataupun kebijakan dipertahankan untuk dilaksanakan di yang ada, sehingga implikasi tersebut dapat Kabupaten Bulungan Provinsi Kaliamantan bersifat baik atau pun buruk bagi masyarakat Utara. Terkait hal ini terdapat faktor internal atau pihak-pihak yang terdampak dalam sebuat dan faktor ekternal yang dapat memperngaruhi program tersebut. Dari hasil penelitian tersebut Tradisi Birau masih dipertahankan, yakni : kemudian dihubungkan dengan teori bahwa 1. Faktor Internal sebuah implikasi merupakan dampak Merupakan faktor yang bersumber dari laangsung yang dirasakan oleh masyarakat, dalam diri individu untuk memmbentuk dan dalam hal ini implikasi terhadap kehidupan mencari sebuah hal yang bisa mempunyai nilai masyarakat dari tradisi Birau tersebut yakni kemanfaatan bagi publik. Disini faktor internal masyarakat dapat merasakan rasa cinta yang berpengaruh terhadap persepsi seseorang terhadap daerahnya, adanya pemaksimalan yakni umur, pendidikan dan pekerjaan yang potensi diri yang semakin tinggi yang mampu akan dibahas satu persatu dalam penelitian ini. dikembangkan dari pelaksanaan Birau tersebut. a. Usia Secara tidak langsung berdampak positif bagi Usia adalah umur individu yang dihitung kehidupan masyarakat Kabupaten Bulungan mulai saat dilahirkan sampai ulang tahunnya. dengan adanya tradisi Birau tersebut, adanya Semakin cukup umur, kematangan dan hiburan masyarakat yang dirasakan serta dapat kekuatan seseorang akan lebih matang dalam memberikan pemahaman kepada anak-anak berfikir dan bekerja. Semakin tua umur muda betapa pentingnya melestarikan sebuah seseorang semakin konstruktif dalam kebudayaan yang ada. Serta rasa memiliki yang menggunakan pengetahuan yang diproleh semakin meningkat dirasakan oleh masyarakat (Nursalam,2003 dalam M. Chabib,2017). untuk melestarikan dan merawat peninggalan Dalam penelitian ini penulis juga mengambil sejarah seperti tradisi adat dan kesultanan data dengan teknik wawancara ke beberapa Bulungan itu sendri. Terdapat beragam persepsi orang dengan beragam usia, sehingga masyarakat serta implikasinya yang dirasakan dihasilkanya sebuah persepsi yang berbeda- secara langsung bagi kehidupan sehari-hari. beda sesuai dengan usia dan pemahaman Pada dasarnya kegiatan Birau sangat mereka tentang Birau itu sendiri. Berikut table berdampak baik bagi kehidupan masyarakat di usia responden : Kabupaten Bulungan karena dapat menghasilkan pengetahuan, perbaikan dalam segi sosial dan menghasilkan pendapatan dari segi prekonomian. Menurut penulis implikasi yang dirasakan oleh masyarakat lebih banyak berdampak baik dan positif dari pada buruk dan negatifnya. Oleh karena itu pelaksanaan Tradisi Birau di Kabupaten Bulungan harus didukung oleh semua kalangan, baik dukungan langsung dari Pemerintah Daerah sebagai pelaksana kegiatan, maupun dukungan dari masyarakat yang ikut serta dan berdampak langsung dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tradisi Birau Masih Dipertahankan Terdapat faktor yang mempengaruhi sehingga sampai saat ini Tradisi Birau masih

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.15 No.9 April 2021 Open Journal Systems 5092 ISSN No. 1978-3787 (Cetak) ISSN 2615-3505 (Online) ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. Dari data diatas terdapat 93 orang memberik tanggapan yang bisa lebih diterima responden yang sudah diwawancarai di bandingkan seseorang berpendidikan rendah menggunakan teknik wawancara secara acak di atau tidak perpendidikan sama sekali. Dari sekitar Kecamatan yang ada di Kabupaten penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa Bulungan. Dari 94 orang tersebut usia paling jenjang pendidikan individu pun kecil 16 tahun dengan status pelajar dan yang mempengaruhi setiap individu dalam memberi paling tua usia 70 tahun dengan setatus sebuah persepsi pada objek yang dilihat pensiunan dan sebagai tokoh masyarakat. maupun dirasakannya. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat Berdasarkan kesimpulan tersebut dalam beragam usia yang menjadi responden yakni penelitiain ini penulis juga mengambil data dari usia 24 tahun terdiri dari 4 responden, berusia responden yang beragam timkat 55 tahun 4 responden, berusia 70 tahun 2 pendidikannya, dari sekolah dasar dampai responden, , berusia 53 tahun 4 responden, strata 2 yang mempunyai persepsi yang berbeda berusia 49 tahun 2 reponden, berusia 25 tahun tetapi dengan maksud yang sama terhadap 8 responden, berusia 43 tahun 3 responden, Tradisi Birau yang ada di Kabupaten Bulungan berusia 22 tahun 5 responden, berusia 31 tahun Provinsi Kalimantan Utara. 1 responden, berusia 30 tahun 3 responden, berusia 26 tahun 3 responden, berusia 18 tahun 3 responden, berusia 39 tahun 1 responden, berusia 27 tahun 4 responden, berusia 68 tahun 2 responden, berusia 36 tahun 2 responden, berusia 52 tahun 3 responden, berusia 21 tahun 6 responden, berusia 45 tahun 3 responden, berusia 44 tahun 2 responden, berusia 28 tahun 2 responden, kemudian berusia 47 tahun terdiri dari 1 responden, selanjutnya berusia 29 tahun 2 responden, berusia 15, 16, 17 tahun masing- Dari tebal tersebut dapat dilihat masing terdiri dari 1 orang, usia 41 dan 32 tahun samplenya sejumlah 93 orang respondeh yang masing-masing 1 responden, usia 35 dan 65 meliputi Pemerintah Daerah, Tokoh Adat, tahun masing-masing 3 orang, kemudian usia Tokoh Masyarakat dan juga Masyarakat Umum 42, 54, 29, 34, 25 tahun masing-masing terdiri yang berdampak langsung dalam kegiatan pesta dari 1 responden, selanjutnya berusia 19 tahun rakyat yang di sebut dengan Birau tersebut. 2 responden, berusia 57 dan 61 tahun masing- Dari 93 orang tersebut terbagi menjadi 6 masing 1 orang, usia 20 tahun terdiri dari 6 kategori pendidikan terakhir setiap orang, dan terakhir usia 40 tahun dan 23 tahun respondenya, mulai dari sekolah dasar sampai masing-masing terdiri dari 2 responden. strata 2, yang mana pada tingkat SD terdiri dari Mengacu dari datanya bisa diberikan 6 orang, kemudian tinkat SMP terdiri dari 7 kesimpulan jika sesuai teori yang digunakan orang, yang selanjutnya paling banyak dari bahwa usia sangat berpengaruh terhadap tingkat SLTA.SMA/SMK/MAN yang terdiri kemampuan seseorang dalam memberikan dari 38 orang, tingkat D3 terdiri dari 5 orang sebuah persepsi terhadap objek yang dilihat dan selanjutnya S1 terdiri dari 32 orang, maupun dirasakan oleh indara setiap individu. kemudian ada S2 yang terdiri dari 5 orang. b. Pendidikan Berdasarkan penjelasan dan data tersebut dapat Notoatmojo, 2007 dalam M. Chabib, diketahui dan relevan dengan teori yang 2017. Mejelaskan jika individu yang digunakan jika taraf pendidikannya mempunyai jenjang pendidikannya tinggi akan memberikan pengaruh dalam melontarkan

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. Vol.15 No.9 April 2021 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Open Journal Systems

ISSN 1978-3787 (Cetak) ISSN 2615-3505 (Online) 5093 ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. sebuah pendapat serta persepsi terhadap tradisi orang, guru terdapat 5 orang, pelajar ada 2 Birau di Kabupaten Bulungan. orang, TNI/Polisi terdapat 2 orang dan adapula Dikarnakan makin tinggi taraf pensiunan yang terdiri dari 1 orang. pendidikannya maka makin baik juga dalam Dari penjelasan diatas dapat diketahui memproses sebuah informasi dalam pemikiran bahwa jenis pekerjaan seseorang juga melalui indra. berpengaruh dalam memperikan sebuah c. Pekerjaan persepsi secara positif maupun negative sesuai Merupakan sesuatu yang dikerjakan dengan informasi yang diterima di oleh indra untuk menafkahi keluarga. Seseorang yang atau informasi yang diterima di tempat kerja. disibukan dengan pekerjaan cuma mempunyai Bahkan Pemerintah yang menjadi pelaksana waktu yang sedikit untuk mendapatkan sebuah kegiatan tersebut tentunya mempunyai informasi. Melalui pekerjaan manusia bisa persepsi yang positif terhadap kegiatan Birau bertindak sesuatu yang bermakna dan berguna, tersebut. mendapatkan kompetensi yang baik mengenai Berdasarkan hasil penelitian dalam sesuatu yang bermakna, berguna, mendapatkan melihat berbagai faktor yang memberikan pengetahuan akan sesuatu dengan begitu lebih pengaruh terhadap persepsi masyarakat akan memahami dan nantinya akan tradisi Birau masih di pertahankan sampai mempersepsikannya dengan baik sekarang dapat dilihat dengan dua faktor, yakni (Notoatmodjo, 2003 dalam M. Chabib, 2017). faktor instrinsik yang terdiri dari umur, pendidikan dan pekerjaan serta faktor internal yang terdiri dari informasi dan pengalaman. Jika dilihat dari hasil penelitiannya sudah sesuai dengan teori yang digunakan dalam faktor intrinsik dan ekstrinsik mempunyai jawaban yang sama dengan tujuan dilaksanakannya Birau di Kabupaten Bulungan. Berikut ini faktor yang berpengaruh pada Tradisi Birau masih dilestarikan sampai sekarang sesuai dengan tujuan dilaksanakannya Birau, yakni; 1. Upaya untuk melestarikan dan menggali potensi adat dan seni budaya asli Kabupaten Bulungan. Dari tabel tersebut dalap dilihat bahwa Berdasarkan hasil penelitian yang dilihat terdapat 13 jenis pekerjaan responden dengan dari faktor internal dan eksternal dan sesuai total 93 orang yang memeberikan sebuah dengan tujuan dilaksanakanya Birau dan persepsi terhadap Tradisi Birau di Kabupaten sejalan dengan hasil wawancara di hasil Bulungan yang mempunyai pendapat yang penelitian kepada masyarakat, tokoh adat serta berbeda-beda dengan maksud yang sama sesuai Pemerintah Daerah sangat yang mendukung dengan keahlian dan pengalaman masing- adanya kegiatan Birau tersebut dikarnakan masing dari segi pekerjaanya. Berdasarkan data dengan adanya kegiatan tersebut dapat diatas terdapat 13 orang dari mahasiswa, melestarikan serta dapat menggali potensi- kemudian jenis pekerjaan buruh terdiri dari 1 potensi adat dan seni budaya asli yang sudah orang, 2 orang dari petani, IRT terdapat 7 dijaga dan dipertahankan dari dulu. orang, kemudian jenis pekerjaan wiraswasta Kabupaten Bulungan mempunyai potensi terdiri dari 26 orang, seniman ada 1 orang, PNS adat dan seni budaya yang banyak dan terdiri dari 15 orang, honorer terdiri dari 4 mempunyai ciri khas tersendiri, oleh karena itu orang, serta jenis pekerjaan swasta ada 11 dengan adaya Birau masyarakat lokal maupun

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.15 No.9 April 2021 Open Journal Systems 5094 ISSN No. 1978-3787 (Cetak) ISSN 2615-3505 (Online) ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. luas yang belum mengetahui tentang potensi hasil dari faktor internal dan faktor eksternal adat dan seni budaya dapat mengetahui tarian- maka sesuai dengan tujuan ketiga mengapa tarian, ritual-ritual yang ada saat pelaksanaan sampai sekarang Tradisi Birau masih Tradisi Birau di Kabupaten Bulungan. Dengan dipertahankan yakni salah satunya sebagai adanya Birau tarian, ritual dan acara lain akan media promosi pariwisara daerah dan upaya ditampilkan bergantian selama perayaan menarikn wisatawan. berlangsung, walaupun dilaksanakan secara Hal ini dapat dilihat dari iklan layanan sederhana akan tetapi tidak mengurangi dari promosi daerah tentang pelaksanaan Birau dan seni budaya yang telah dipertahankan secara kegiatan-kegiatan saat Birau, hal tersebut turun-temurun. dilakukan agar dapat menarik wisataawan lokal 2. Memberikan hiburan kepada maupun mancanegara, dengan begitu dapat masyarakat dan penyampaian informasi menambah pemasukan daerah apabila banyak hasil pembangunan daerah. wisatawan yang ingin menyaksikan Tradisi Sejalan dengan hasil wawancara dengan Birau, salah satunya yang paling ditunggu masyarakat, tokoh adat dan Pemerintah Daerah. yakni berlayarnya perahi Biduk Bebandung Selain upaya untuk melestarikan dan menggali yang secara adat dilaksanakannya di sungai potensi adat dan seni budaya di Kabupaten kayan Kabupaten Bulungan. Bulungan, berdasarkan hasil penelitian dari faktor internal dan eksternal bahwa sesuai PENUTUP dengan tujuan yang kedua yakni dapat Kesimpulan memberikan hiburan kepada masyarakat dan Berdasar pada hasil penelitian dan menyampaikan informasi hasil pembangunan pembahasan yang dijelaskan dibagian daerah, hal tersebut dapat dilihat dari tetap sebelumnya, maka peneliti bisa memberikan diselenggarakannya kegiatan Birau dengan simpulan antara lain; mengadapak pameran atau ekspo-ekspo terkait 1. Persepsi masyarakat terhadap tradisi pembangunan daerah serta memberikan Birau di Kabupaten Bulungan Provinsi hiburan kepada masyarakat dengan Kalimantan Utara melihat pada proses mengundang artis lokal maupun ibu kota serta terjadinya sebuah persepsi berdasarkan tiga tari-tarian adat asli Kabupaten Bulungan. komponen yakni seleksi, interpretasi, Selain itu memberikan peluang usaha interpretasi dan persepsi yang menghasilkan bagi masyarakat yang ingin berjualan dengan sebuah persepsi bahwa tradisi Birau yang disediakannya stand-stand untuk berjualan diselenggarakan di Kabupaten Bulungan setiap perayaan Birau dilaksanakan. Dengan tersebut sangat setuju untuk tetap dilaksanakan begitu Birau di Kabupaten Bulungan ini sangat setiap tahunnya dan mendapatkan tanggapan besar dampaknya terhadap masyarakat dan positif dari masyarakat, baik itu Pemerintah pemerintah daerah, oleh sebab itu mengapa Daerah, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat dan sampai sekarang masih dipertahankan. masyarakat umum itu sendri walaupun setiap 3. Sebagai media promosi pariwisata tahunnya hanya diselenggarakan secara daerah dan upaya menarik wisatawan. sederhana karena mengingat anggaran daerah Selain usaha untuk merawat dan yang minim untuk pelaksanaan Birau tersebut. mengekplorasi pontensi adat dan seni budaya Akan tetapi hal tersebut tidak menyurutkan serta menghibur masyarakat serta sebagai antusias masyarakat bulungan dalam sarana informasi hasilnya pembangunan yang melaksanakan tradisi Birau yang sudah dilakukan, sejalan dengan hasil diselenggarakan setiap tahunya di Kabupaten wawancara di hasil penelitian oleh masyarakat, Bulungan. tokok adat dan pemerintah daerah, jika melihat

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. Vol.15 No.9 April 2021 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Open Journal Systems

ISSN 1978-3787 (Cetak) ISSN 2615-3505 (Online) 5095 ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. 2. Implikasi Birau dalam kehidupan dipatuhi, alangkah baiknya peraturan tersebut masyarakat di Kabupaten Bulungan diganti ataupun diperbaiki oleh Pemda relevan mempunyai dampak positif dan berdampak dengan realita dilapangan, supaya peraturannya langsung kepada masyarakat karena selain tersebut bukan cuma tulisan belaka. menambah hiburan kepada masyarakat juga c. Pemerintah perlu mempertimbangkan dapat menambah prekonomian masyarakat wilayah-wilayah yang jadi hak pejalan kaki dan dengan berjualan saat Birau diselenggarakan depan rumah masyarakat yang tertupi penjual serta implikasinya sebagai bahan pelajaran bagi supaya bisa dikembalikan sebagaimana anak-anak muda untuk dapat menjaga serta mestinya. menjaga kebudayaan dan adat istiadat yang Ucapan Terimakasih sudah ada. Peneliti mengucapkan terima kasih 3. Faktor yang mempengaruhi tradisi kepada Direktorat Riset dan Pengabdian Birau masih dipertahankan dengan melihat dari Masyarakat (DRPM), Ditjen Penguatan Riset faktor internal dan faktor eksternal sebuah dan Pengembangan, Kemenristekdikti atas persepsi serta mengacu pada tujuan dukungan yang diberikan kepada peneliti dilaksanakannya Birau yakni, adanya upaya berupa bantuan dana penelitian dengan skema Pemerintah Daerah, Tokoh Adat, Tokoh Penelitian Dosen Pemula tahun 2020 yang Masyarakat serta masyarakat umum untuk menunjang berlangsungnya penelitian ini menjaga serta mengekplorasi potensi adat dan dengan baik. seni budaya asli yang ada di Kabupaten Bulungan dengan selalu menampilkan tari- DAFTAR PUSTAKA tarian adat dan seni budaya di peyaraan tradisi [1] Badan Pusat Statistik, Kabupaten Birau, kemudian memberikan hiburan kepada Bulungan. 2020. Kabupaten Bulungan masyarakat yang diselenggarakan setiap Dalam Angka. Tanjung Selor: BPS tahunya serta menyampaikan informasi hasil Kabupaten Bulungan. pembangunan daerah dan menjadi sarana [2] Bulungan, Kabupaten. 2020. “SIMTARU pemasaran destinasi wissata daerah dan Prov. Kaltara.” Sistem Informasi Tata mendatangkan wisatawan lokal maupun luar Ruang Prov. Kaltara: 1. untuk berkunjung di Kabupaten Bulungan [3] Bulungan, Pemerintah Kabupaten. 2014. Provinsi Kalimantan Utara. “552-Kilas-Balik-Birau.” Saran https://bulungan.go.id/v5/index.php/konta Untuk mengembalikan kegunaan trotoar k-kami/552-kilas-balik-birau. ataupun sarana yang relevan dengan ketentuan [4] Bungin, Burhan. 2008. Metode Penelitian yang sudah disuse, maka harus dilakukan Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo berbagai perbaikan yang dilaksanakan oleh Perkasa. Pemda, yaitu; [5] Chabib, Muhamad. 2017. “Persepsi a. Pemerintah wajib mempunyai sikap Perempuan Tentang Penyakit Jantung yang tegas dalam menjunjung tinggi aturan Koroner Di Puskesmas Jenangan, yang ada tata cara pengelolaan PKL yang Kecamatan Jenangan Kabupaten menjual barang dagangannya di pasar sore Ponorogo.” Repository Muhammadiyah dengan menerapkan pemberian sanksi pidana University of Ponorogo. baik berupa denda ataupun kurungan penjara [6] Huda, Alfan Khoirul. 2017. “Persepsi jika terdapat pedagang yang tidak mau Direktur Dan Tenaga Medis Terhadap dipindahkan kelokasi yang sudah disiapkan Layanan Bimbingan Rohani Islam Dan untuk berjualan. Relevansinya Dalam Meningkatkan b. Apabila kebijakannya tidak bisa Kualitas Layanan Di RSUD Ambarawa.” dilaksanakan bahkan sama sekali tidak walisongo.

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.15 No.9 April 2021 Open Journal Systems 5096 ISSN No. 1978-3787 (Cetak) ISSN 2615-3505 (Online) ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. [7] Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial - Pendekatan Kualitatif Dan Kuantitatif. Yogyakarta: Edisi Kedua, Erlangga. [8] Indriani, irma. 2016. “Persepsi Masyarakat Terhadap Eksistensi Bissu Di Bontomateni Kelurahan Bontomatene Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep.” Tomalebbi Vol III: 143–56. [9] Listyana, Rohmaul, and Yudi Hartono. 2015. “Persepsi Dan Sikap Masyarakat Terhadap Penanggalan Jawa Dalam Penentuan Waktu Pernikahan (Studi Kasus Desa Jonggrang Kecamatan Barat Kabupaten Magetan Tahun 2013).” AGASTYA Vol. 05: 118–36. [10] Miles, Mathew B, Michael Huberman, and Johnny Saldana. 2014. Qualitative Data Analysis-Third Edition. London: Sage Publication Ltd. [11] pendidikan, guru. 2020. “Implikasi.” https://www.gurupendidikan.co.id/pengert ian-implikasi/. [12] Wulandari, Wilda. 2016. “Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Massorong Di Desa Maroneng Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang.” Tomalebbilebi 93–106.

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. Vol.15 No.9 April 2021 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Open Journal Systems