Analisa Journal of Social Science and ReligionPergerakan Islam di Universitas Khairun Website Journal : http://blasemarang.kemenag.go.id/journal/index.php/analisaMuhammad Irfan Syuhudi DOI: http://dx.doi.org/10.18784/analisa.v22i2.215

PERGERAKAN ISLAM DI UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE

The Islamic Movement at Khairun University Ternate

MUHAMMAD IRFAN SYUHUDI

Balai Litbang Agama Makassar Abstract Jln. A.P.Pettarani No. 72 Makassar Email/handphone: This article aims to describe Islamic religious thought of Muslim student at Khairun [email protected] University in Ternate and the dynamic of religious movement organizations on campus. 082187500080 Informants of this study were selected using purposive method including activists of Islamic organizations, students, and lecturers of the university. Data were collected using Naskah diterima : 9 November 2015 interviews, observation, and documentation, and searching data related to social context Naskah direvisi : 19 November 2015 Naskah disetujui : 4 Desember 2015 of the study from the internet. Findings of the research shows that the type of religious understanding and nationality of Muslim students after the reformation era at Khairun University began experiencing a shift since the presence of trans-national organizations, such as the Indonesian Muslim Student Action Union (KAMMI), Campus Propagation Institute (LDK), Hizbut Tahrir (HT), and Wahdah Islamiyah (WI). Those organizations adopt fundamentalists thought who want purification of Islam, and anti-tradition. Nationality thought adopted by these organizations is a country that imposes Islamic law and Establishes a state of Khilafah (HT). Nevertheless, most students at the Khairun University embrace cultural Islam, following the footsteps of their parents and Ternate society in general. Keywords: Khairun University, students, Islamic organization, religious thought.

Abstrak Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan paham keagamaan mahasiswa Islam di Universitas KhairunTernate dan dinamika aktivitas gerakan keagamaan organisasi mahasiswa di kampus itu. Penentuan informan dilakukan secara purposif, yakni aktivis organisasi Islam, mahasiswa, dan dosen di kampus ini. Pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan penelusuran lewat internet terkait konteks tulisan. Hasil penelitian menunjukkan, corak paham keagamaan dan kebangsaan mahasiswa Islam di Unkhair mulai mengalami pergeseran sejak kehadiran organisasi trans-nasional, seperti Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim (KAMMI), Lembaga Dakwah Kampus (LDK), Hizbut Tahrir (HT), dan Wahdah Islamiyah (WI), pasca reformasi. Organisasi tersebutmenganut paham fundamentalis, yang menginginkan pemurnian Islam, dan anti tradisi. Paham kebangsaan yang dianut organisasi ini adalah negara yang memberlakukan hukum Islam serta mendirikan Negara Khilafah (HT). Meski begitu, sebagian besar mahasiswa di Unkhair menganut Islam Kultural, mengikuti jejak orang tua dan masyarakat Ternate pada umumnya. Kata kunci: Unkhair, mahasiswa, organisasi Islam, paham keagamaan.

255 Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 Nomor 02 Desember 2015 halaman 255-267

PENDAHULUAN bagian dari penjelasan kebangkitan agama. Hal ini terlihat dari maraknya pengajian-pengajian Pergeseran paham keagamaan di kalangan yang dilakukan oleh menengah atas. Juga, terlihat mahasiswa dapat mengganggu kualitas kehidupan kelompok pengajian di masjid-masjid kampus keagamaan yang dicanangkan negara. Pertama; yang kian marak (Jahroni, 2004: 13). hal ini ini bisa memicu sikap intoleransi dan bahkan menjurus kepada kekerasan berbasis Pada umumnya, kaum fundamentalis muslim agama. Sikap ini akan mengganggu jaminan yang muncul ke permukaan memperhatikan menjalankan agama bagi seluruh agama di kesenjangan yang terjadi antara kehidupan modern Indonesia sebagaimana dijamin pasal 29 UUD dengan kehidupan yang ideal bagi umat Islam. 1945. Kedua; bergesernya paham keagamaan Perhatian mereka tertuju kepada empat hal, yaitu: Islam menjadi ekstrim fundamentalis dan liberal 1) perjudian, 2) pelacuran, 3) pemakaian obat- di kalangan mahasiswa bisa menghilangkan rasa obat terlarang (narkoba) dan minuman keras, dan cinta terhadap nilai kebangsaan dan keagamaan 4) hal-hal yang dianggap sebagai musuh Islam, khas nusantara yang menjadi ciri kita selama ini. yakni Barat atau Kristen (Machasin, 2012: 143). Dari empat hal ini, hampir tidak ada yang terlihat Ada empat aspek yang mendasari gerakan salaf sangat menonjol di Kota Ternate, Maluku Utara. di seluruh dunia Islam, yaitu: purifikasi agama, pemikiran sosial politik, metode pendidikan, Di lingkungan kampus Universitas Khairun dan metode pemikiran. Purifikasi agama adalah (Unkhair), Ternate, wacana keagamaan masih paham yang menolak taqlid yang ditawarkan dianggap sesuatu “barang asing”. Unkhair oleh fiqih dan teologi dalam pemahaman Islam bukanlah kampus yang steril dari segala hiruk- yang tradisional, dan bertujuan mengembalikan pikuk masuknya paham kelompok keagamaan. segala permasalahan yang ada kepada Al-Quran Kelompok paham keagamaan yang belakangan dan Sunnah. Pemikiran sosial politik dapat dilihat muncul, seperti KAMMI, Hizbut Tahrir (HT), dan dalam konsep kesempurnaan Islam, yang pada Wahdah Islamiyah (WI), telah beredar di kampus intinya mengajarkan doktrin kekuasaan milik ini. Paham ini umumnya dibawa oleh pendatang Allah semata. Metode pendidikan menekankan dari luar Maluku Utara, yang diterima menjadi pada nilai moral agama, seperti taqwa, qana’ah dosen di Unkhair. Kebanyakan aktivis dari (menerima pemberian Allah), syukur, zuhd Makassar. Dari tiga kelompok tersebut, KAMMI (bersikap sederhana dalam urusan dunia), dan HT, terlihat yang mengalami perkembangan, sabar, dan tawakkal. Sedang metode pemikiran sedangkan WI, hingga kini berstatus antara ada mengutamakan dimensi aqidah akhlak yang dan tiada, karena tidak melakukan perekrutan selanjutnya menggolongkan manusia menjadi anggota baru. Kelompok keagamaan mahasiswa saudara dan musuh. Metode ini menolak realitas Islam lainnya yang bernaung ke dalam organisasi kebudayaan non Islami. Empat hal inilah yang Islam, seperti HMI, PMII, dan IMM, telah ada mendasari gerakan salaf di seluruh dunia Islam sejak dulu. Organisasi ini masih memegang teguh (Jahroni, 2004: vi-vii). tradisi budaya setempat dan tradisi keagamaan, Gejala semakin tumbuhnya komitmen umat seperti halnya masyarakat lokal kebanyakan. Islam untuk menjalankan agamanya secara baik Pada beberapa literatur, KAMMI, HT, dan WI, merupakan bagian dari potret global kebangkitan dikategorikan kelompok fundamentalis. Mereka agama di Indonesia. Kebangkitan agama di dianggap kurang respek terhadap tradisi budaya Indonesia sebagian dapat dijelaskan lewat krisis lokal serta tradisi keagamaan. Kemunculan modernitas. Proses materilisasi kehidupan, kelompok ini berkaitan dengan reformulasi terpinggirnya spiritualitas dan menonjolnya ideologi salaf, sebuah paham yang mengajarkan nilai-nilai rasionalitas yang diakibatkan dari umat Islam mencontoh perilaku Rasulullah dan berkembangnya sains dan teknologi adalah para sahabat. Salafisme lambat laun tidak hanya

256 Pergerakan Islam di Universitas Khairun Ternate Muhammad Irfan Syuhudi sebuah gerakan purifikasi keagamaan, tetapi juga perkembangan paham organisasi mahasiswa menjadi ideologi perlawanan terhadap berbagai Islam di Unkhair Ternate, dan menggambarkan paham yang tidak sesuai nilai-nilai agama dinamika aktivitas gerakan keagamaan organisasi (Jahroni, 2004: vi-vii). mahasiswa Islam di kampus itu. Penelitian berkenaan kelompok atau paham Islam yang berbeda dari paham keislaman KAJIAN TEORITIK Nusantara saat ini relatif banyak. Di antaranya, Pergeseran Paham Keagamaan pertama; Perkembangan Paham Keagamaan Dalam konteks globalisasi saat ini, dunia Transnasional di Indonesia. Hasil penelitian yang menjadi semakin terhubung satu sama lain, di kemudian diterbitkan Badan Diklat dan Litbang mana batas-batas politik, budaya, ekonomis, yang Kementerian Agama (2011) ini, merupakan tadinya ada, sekarang menjadi semakin rapuh, kumpulan tulisan. Tulisan yang diediit oleh kabur, bahkan dianggap kurang relevan. Globalisasi Ahmad Syafii Mufid ini mengulas latar belakang menyebabkan dunia semakin mengecil dan kemunculan beberapa kelompok Islam di beberapa mudah terhubung satu sama lain, atau diistilahkan daerah di Indonesia, yang kemudian disebutnya kesalingterhubungan (interconnectedness) sebagai transnasional Islam. Penelitian ini lebih (Putranto, 2005: 253). Menurut Stehr (2001), difokuskan pada pemetaan berbagai kelompok globalisasi sering kali menimbulkan kekhawatiran Islam yang disebutnya transnasional di beberapa bagi kaum atau entitas yang mapan (negara bangsa tempat di Indonesia. dengan teritorinya, lembaga hukum dan peradilan, Kedua; Perkembangan Paham Keagamaan dan agama), namun merupakan peluang bagi Mahasiswa. Penelitian kuantitatif yang kelompok-kelompok kecil, pergerakan sosial, dan dilaksanakan Balai Litbang Agama Makassar pada para pemain di bidang informasi dan teknologi, 2009 ini, mencoba mengungkapkan gejala-gejala serta bisnis (Putranto, 2005: 232). adanya perubahan paham keagamaan mahasiswa. Key Deaux dan Shaun Wiley seperti dikutip Misalnya dominan mahasiswa setuju dengan oleh Moloney (2007), menyebutkan, pergerakan formalisasi agama, atau sekitar 30% setuju dengan sekelompok orang dari satu negara ke negara negara khilafah. Penelitian ini belum mengungkap lain lebih massif. Hal ini secara sistematis paham keagamaan mahasiswa sekarang secara mengakibatkan negara tertentu mengalami mendalam serta perubahan paham itu bisa perubahan yang disebabkan oleh aktor yang terjadi. Terakhir, ketiga; Agama dan Pergeseran membawa agenda tersebut (Woodward, 2007). Representasi: Konflik dan Rekonsiliasi di Apalagi proses ini diperkuat dengan teknologi Indonesia. Buku yang diterbitkan Wahid Institute informasi yang semakin hebat. Dalam konteks dan disunting oleh Alamsyah. M. Jaffar ini, paham keagamaan di Indonesia, kondisi seperti mengemukakan, pergeseran paham keagamaan ini sudah lama dirasakan, di mana terlihat relatif masyarakat saat ini. Tulisan ini menemukan, mudah berbagai paham-paham keagamaan paham keagamaan masyarakat mulai bergeser. masuk dan mempengaruhi masyarakat Indonesia. Misalnya adanya kecenderungan mulai radikal, Paham-paham keagamaan tersebut, khususnya ekstrim, dan bahkan melakukan tindakan mencermati pada masyarakat Islam, telah kekerasan terhadap yang berbeda paham. menumbuhkan lahirnya berbagai aliran-aliran Tulisan ini ingin menjawab dua pertanyaan, baru. yaitu bagaimana perkembangan paham organisasi Fundamentalisme-Radikalisme mahasiswa Islam di Unkhair Ternate dan Istilah fundamentalisme sebenarnya masih bagaimana dinamika aktivitas gerakan keagamaan menyisakan perdebatan hangat di beberapa organisasi mahasiswa Islam di kampus itu. ilmuwan. Beberapa tokoh memakai istilah lain Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan untuk menggantikan kata fundamentalisme.

257 Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 Nomor 02 Desember 2015 halaman 255-267

Khaled Aboe al-Fadl (2005), misalnya, lebih Liberalisme senang menggunakan kata puritanisme, yang Islam liberal menjadi wacana yang ditujukan kepada kelompok Islam yang dianggap meramaikan khazanah intelektual Islam dengan memiliki pandangan absolutism dan tanpa kehadiran buku Greg Barton: “Gagasan Islam kompromi. Beberapa pemikir lain menggunakan Liberal di Indonesia (1999)” dan juga buku Charles istilah berbeda, seperti Gilles Kivel dan Emmanuel Kurzman; “Liberal Islam (1998)”. Dalam dua Sivan, yang menggunakan istilah ‘Islam radikal’. pandangan pemikir ini, konsep liberalism hanya Adapula yang menggunakan istilah integrisme, dilihat dari berbagai gagasan yang terpisah-pisah revivalisme, dan Islamisme. dari berbagi tokoh di Indonesia seperti Gus Dur Istilah Fundamentalisme muncul pada 1909 misalnya dengan melihat gagasan sekularismenya. setelah 12 Risalah disebarluaskan ke seluruh Greg Barton dan Kurzman menekankan liberalism dunia. Risalah yang berjudul “The Fundamentals lebih mirip dengan pemurnian Islam dengan itu disusun oleh tokoh Kristen Evangelik” mencari-cari liberalism itu pada ajaran murni (Rumadi, 2009). Kata-kata fundamentalisme Islam, yaitu pada al-Qur’an dan Hadist. Hanya pertama kali mulai popular ketika dimasukkan saja, dalam mengkategorikan seserang liberal ke dalam The Shorter Oxford English Dictionary atau tidak, Barton atau Kurzman tidak melihat pada 1923. Istilah tersebut muncul pada awal gagasan seseorang secara utuh sebagai satu abad 20 sebagai kerangka kerja kaum Protestan bangunan epistemologi. Keduanya hanya melihat Konservatif di Amerika untuk menunjukkan ciri gagasan yang berserakan dari seorang tokoh lalu doktrin berdasarkan kitab Injil (Rumadi, 2009). mengkategorikannya sebagai liberal (Barton, Untuk memahami apa yang dimaksud 1999: Kurzman, 1998) dengan fundamentalisme, yang terpenting adalah Metode Penelitian memahami pola-pola gerakannya. Pola tersebut, Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif, sebagaimana dijelaskan Martin E. Marty seperti yang menurut Bogdan dan Taylor (Endraswara, dikutip oleh Karen Amstrong, (2005), antara lain: 2006: 85-86), merupakan prosedur penelitian Pemaknaan literal monolitik terhadap teks kitab yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- suci; Gerakan fundamentalisme selalu terkait kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan fanatisme, eksklusifisme, intoleran, militanisme, perilaku yang dapat diamati. Sebagaimana dan radikal; Gerakan ini senantiasa berupaya lazimnya penelitian kualitatif, peneliti dalam hal membersihkan dan berjuang memurnikan agama ini sekaligus merupakan instrumen penelitian. dari isme-isme modern; Kaum ini memonopoli kebenaran atas tafsir agama, dan karenanya, Pengumpulan data dilakukan dengan menolak pluralitas pemaknaan kebenaran agama; wawancara dan observasi (Moleong, 2010: 174- Kelompok ini menolak segala paham pluralism. 202; Endraswara, 2006a: 213-214). Wawancara Penjelasan E. Marty itu, untuk konteks Indonesia dilakukan dengan aktivis organisasi keagamaan bisa disederhanakan, sebagai berikut: Pertama, Islam, mahasiswa, dan dosen Unkhair, yang cara memahami teks keagamaan yang tekstual mengetahui tentang kiprah organisasi di dan memonopoli tafsir agama; Kedua, intoleran kampusnya. Wawancara dilakukan di dalam terhadap yang berbeda. Karenanya mereka bisa kelas, di dalam masjid kampus, dan di kantin melakukan tindakan kekerasan atau menyetujui kampus. Untuk menjalin rapport dengan tindakan tersebut. Ketiga, menolak modernitas informan, wawancara dilakukan dengan cara khususnya konsep yang terkait penghargaan santai dan tidak formal. Sementara observasi keragaman. Keempat, melakukan gerakan politik dilakukan dengan mengamati jalannya diskusi kekuasaan. Kelima, tidak meyakini konsep negara organisasi keagamaan muslim di kampus ini, serta kesatuan Republik Indonesia dan Pancasila penampilan atau fashion para aktivis kampus. sebagai dasar negara. Pengumpulan data juga melalui dokumentasi

258 Pergerakan Islam di Universitas Khairun Ternate Muhammad Irfan Syuhudi dan pencarian di internet terkait tema penelitian. di Ternate, baik konflik antarumat beragama Analisis data dilakukan dengan menelaah seluruh maupun di kalangan internal umat beragama data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu (laporan penelitian Tim Dosen Antropologi hasil wawancara, catatan lapangan, dokumen- Unkhair, 2013). Temuan tersebut menyebutkan, dokumen, dan lain-lain. Setelah itu mereduksi konflik internal umat beragama terjadi pada data, memaparkan data, dan simpulan melalui umat Kristiani, 29 Maret dan 4 April 2010, di pelukisan dan verifikasi (Endraswara, 2006: 176). Kelurahan Mayau, Kecamatan Batang Dua. Pihak yang berkonflik adalah jemaat GMIH dan GMP dengan sumber masalah perpindahan jemaat. HASIL DAN PEMBAHASAN Konflik tersebut mengakibatkan pembakaran dan Kondisi Geografis dan Demografis Ternate pengrusakan rumah penduduk dan rumah ibadah Kota Ternate memiliki 77 kelurahan yang jemaat GMIH. Peristiwa kedua, perkelahian tersebar pada tujuh kecamatan. Empat kecamatan masyarakat (umat Islam) dengan komunitas berada di Pulau Ternate dan tiga kecamatan aliran Nawawi Husni pada 2012 di Kelurahan lainnya berada di pulau sekitarnya, yakni Pulau Marikurubu, Kecamatan Ternate Tengah. Sumber Batang Dua, Pulau Hiri, dan Pulau Moti. Dari masalah adalah adanya anggapan masyarakat jumlah kelurahan tersebut, 56 kelurahan berada terhadap penistaan agama yang diduga sebagai di pesisir pantai, sedang 21 kelurahan lainnya aliran sesat. Awal kemunculannya dituding berklasifikasi sebagai kelurahan bukan pantai. sebagai aliran Syi’ah Jafariah. Namun, MUI Kota Penduduk Kota Ternate tahun 2012 berjumlah Ternate menyatakan bukan, dan hanya aliran 191.053 jiwa, dengan rincian laki-laki sebanyak keagamaan yang bersumber dari Nawawi Husni. 97.118 jiwa dan perempuan, 93.935 jiwa. Sebagian Pemicu konflik disebabkan oleh penyebaran besar penduduk Kota Ternate, tinggal di wilayah ajaran tersebut yang diduga berpusat di Kelurahan Kecamatan Ternate Selatan, yaitu sebanyak Marikurubu. 34,33% dari total jumlah penduduk. Sedangkan Masih berdasarkan laporan penelitian Tim wilayah yang paling sedikit penduduknya adalah Dosen Antropologi di Unkhair (2013), konflik yang Kecamatan Pulau Batang Dua, karena hanya 1,34 paling parah terjadi medio 1999. Ini merupakan % dari total jumlah penduduk Kota Ternate yang rembesan dari konflik di Ambon, Maluku. Akibat tinggal di kecamatan tersebut (BPS Kota Ternate, konflik tersebut, Maluku Utara (yang ketika konflik 2012). terjadi masih di bawah naungan Provinsi Maluku), Sosial Keagamaan juga ikut terkena imbasnya. Bentrokan yang Penduduk Ternate mendiami pemukiman paling parah terjadi di dua kabupaten yang kental tidak berdasar atas segregasi agama maupun dengan identitas keagamaannya (Halmahera etnis. Semua orang bebas memilih dan kemudian Timur dominan Islam dan Halmahera Utara menentukan tempat tinggal (rumah) sesuai kebanyakan Kristen). Bukan hanya pembakaran keinginan mereka. Tidak ada larangan atau rumah penduduk dan rumah ibadat, melainkan tekanan bagi orang Kristen, misalnya, untuk juga pembunuhan antara umat Islam dan Kristen. tinggal di sebuah pemukiman yang (misalnya) Untuk kasus Maluku Utara, dua kabupaten ini didominasi oleh orang Islam. Demikian pula disebut-sebut paling banyak menelan korban jiwa. sebaliknya (Wawancara, Dosen Antropologi Penduduk Ternate paling banyak menganut Unkhair di Ternate, Andi Sumar, 29 Mei 2015) agama Islam. Data BPS Kota Ternate 2012, Andi Sumar mengemukakan, kerukunan antar menyebutkan, pemeluk Islam adalah 189.788 jiwa dan intra umat beragama di Ternate secara umum atau 99,33%, Kristen, 5.272 jiwa (2,75%), Katolik, relatif baik (wawancara Andi Sumar, 29 Mei 2015). 384 jiwa (0,20%), Hindu, 56 jiwa (0,02%), Meski begitu, dalam lima tahun terakhir, sempat Buddha 30 jiwa (0,01%), dan Khonghucu 144 terjadi kasus berkenaan kehidupan keagamaan jiwa (0,07%). Pemeluk Islam mayoritas berada di

259 Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 Nomor 02 Desember 2015 halaman 255-267 enam kecamatan, sedangkan Kecamatan Batang tradisional kolano yang digunakan raja-raja Dua mayoritas warganya memeluk Kristen. Dari sebelumnya sejak berabad-abad silam (Amal, segi sarana peribadatan, tercatat sebanyak 197 2009: 206). buah masjid, 13 buah gereja Kristen, 2 buah gereja Ajho (2009: 48) menyatakan, Islam masuk Katolik, 1 buah pura, dan 1 buah vihara (BPS, ke Pulau Ternate sejak abad XIV/XV. Pada 2012). masa Raja Gapi Baguna (1465-1486), Islam Mayoritas orang Ternate beragama Islam berkembang pesat sehingga seluruh penduduk tentu tak lepas dari kisah sejarah masa silam. Ternate menganut Islam. Agama Islam disiarkan Ternate merupakan kerajaan pertama di Indonesia oleh pedagang-pedagang muslim yang datang yang memeluk Islam. Hal ini disebabkan dari Jawa, di antaranya Datuk Maulana Husin. derasnya arus perdagangan yang sebagiannya Agama Islam dengan mudahnya diterima dan diperankan oleh pedagang Arab muslim yang dianut oleh penduduk setelah rajanya menganut tertarik dengan rempah-rempahnya (pala dan Islam. Setelah memeluk Islam, Raja Gapi Baguna cengkeh). Dari perspektif perkembangan Islam mengganti namanya menjadi Sultan Zainal Abidin di wilayah Kesultanan Ternate, Kerajaan Ternate (Ajho, 2009: 48). pada mulanya bukan kesultanan yang dianut agama Islam. Ia adalah kerajaan, yang raja dan Tradisi dan Kearifan Lokal rakyatnya, belum diketahui dengan jelas agama Ternate dengan keragaman etnis dan budaya dan kepercayaannya. Mereka diasumsikan telah memiliki pengetahuan-pengetahuan lokal beragama animisme atau percaya kepada yang ada sejak dahulu. Representasi dari nilai kekuatan-kekuatan ghaib terutama gunung kearifan lokal ini terdapat dalam corak ragam berapi Gamalama. Terjadinya penetrasi Islam tradisi kelisanan masyarakat Ternate yang dengan daerah kesultanan Ternate, pada awalnya mewadahi pola pikir, sistem pengetahuan pranata dikarenakan faktor hubungan ekonomi dan sosial, serta falsafah hidup yang dijadikan sebagai perdagangan. Argumentasinya adalah kedatangan pedoman hidup masyarakat Ternate. Dengan para saudagar Melayu, Arab, dan Gujarat yang segala artifak kebudayaan yang terepresentasi beragama Islam ke daerah itu untuk mengadakan melalui aspek religi, sosial-kemasyarakatan, transaksi perdagangan dan berinteraksi dengan sistem kepercayaan maupun dalam bidang seni penduduk setempat. Hubungan di atas kemudian dan kesusasteraan (Pora, 2014:115). dilanjutkan dengan hubungan religio-politik dan Sebagian besar orang Ternate masih intelektual keagamaan, sebagaimana dikemukakan menghargai dan melaksanakan tradisi peninggalan Azyumardi Azra (1995: X), berkenaan faktor-faktor nenek moyang mereka. Beberapa di antara tradisi utama penetrasi Islam dengan wilayah-wilayah di nusantara. itu bahkan dimasukkan ke dalam kalender kegiatan tahunan mereka. Misalkan, ritual Kolilie Kie, yaitu Masalah paling kontroversial tentang tradisi Keliling Gunung (kololie artinya keliling, kie Islamisasi Maluku, seperti di daerah lainnya artinya gunung), yang merupakan sebuah ritual di seluruh nusantara adalah, kapan tepatnya adat mengelilingi Gunung Gamalama sekaligus agama Islam mulai masuk ke kawasan ini. Para penulis sejarah Maluku, baik asing maupun lokal, pulau Ternate yang dilakukan langsung sultan lazimnya merujuk sumber-sumber Portugis yang bersama permaisuri, pasukannya (kapita), dan menetapkan tahun pelantikan Sultan Zainal rakyatnya (bala kusu sekano kano). Tradisi Kolilie Abidin dari Ternate, yakni 1486 sebagai permulaan Kie sangat kental dengan nuansa keislaman. tarikh Islam di Maluku. Dasar penggunaan tahun Tradisi ini, selain dimaknai untuk mencegah ini sebagai awal masuknya Islam di Maluku adalah bencana dan konflik, juga untuk melepaskan nazar ketika Zainal Abidin bertakhta. Ia menggunakan sebagai wujud ungkapan rasa syukur kepada Sang gelar sultan yang Islami dan melepaskan titel Pencipta.

260 Pergerakan Islam di Universitas Khairun Ternate Muhammad Irfan Syuhudi

Tulisan Muna Zakiah (2014), mengutip Paham Keagamaan yang Berkembang di laporan penelitian Departemen Pendidikan dan Unkhair Kebudayaan, Proyek Pembinaan Peninggalan Unkhair adalah satu-satunya perguruan tinggi Sejarah dan Kepurbakalaan Pusat (1999), tentang negeri umum di Kota Ternate. Mahasiswa Unkhair Masjid Kuno Indonesia, menjelaskan, tradisi yang berasal dari berbagai kabupaten di Malut, termasuk berlaku di masjid yang terletak di Desa Soasio, di luar Ternate dan Malut. Ketertarikan orang Kecamatan Ternate, berbeda dengan masjid- lokal menimba ilmu di kampus ini disebabkan, masjid pada umumnya di Ternate, lantaran selain satu-satunya universitas negeri umum di memiliki aturan-aturan adat yang tegas. Misalkan, kota ini, juga disebabkan tenaga pengajar (dosen) adanya larangan memakai sarung atau wajib kebanyakan pendatang (Makassar dan Pulau mengenakan celana panjang bagi para jamaahnya, Jawa), dan mengenyam pendidikan di kampus kewajiban memakai penutup kepala (kopiah), bergengsi di Indonesia. serta larangan bagi perempuan untuk beribadah Di Unkhair berkembang berbagai organisasi di masjid ini. Larangan bagi jamaah yang memakai kemahasiswaan Islam intra maupun ekstra sarung atau pakaian sejenisnya didasarkan pada kampus. Lembaga Dakwah Kampus (LDK) alasan yang bersifat tasawuf. Babussalam merupakan organisasi berbasis intra Orang Ternate secara sosio kultural dikenal kampus, sedangkan organisasi ekstra kampus teguh menjaga dan memelihara tradisi budaya adalah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Dipo, lokal mereka. Sebagian masyarakat meyakini, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), tradisi dan ritual tersebut tetap harus dilaksanakan KAMMI, Wahdah Islamiyah (WI), dan Hizbut sebagai bentuk dari kearifan lokal mereka. Mereka Tahrir (HT). Organisasi Islam pertama yang juga meyakini, tradisi dan ritual yang dilaksanakan terbentuk di kampus ini adalah HMI dan PMII, itu ikut mempengaruhi kehidupan mereka di masa dan keduanya memiliki sekretariat di Unkhair. mendatang. Organisasi Islam yang paling banyak Sepintas tentang Unkhair anggotanya adalah HMI Dipo. Organisasi ini memiliki komisariat di semua jurusan. Dari Unkhair memiliki tujuh fakultas dengan keseluruhan jumlah mahasiswa di kampus ini, program studi (prodi) berjumlah 32. Fakultas di 30 persen diperkirakan merupakan kader HMI Unkhair adalah Hukum (satu prodi), Ekonomi Dipo. Setiap tahun, organisasi mahasiswa Islam (empat prodi), Keguruan dan Ilmu Pendidikan (10 pertama di Indonesia, ini merekrut anggota- prodi), Pertanian (empat prodi), Perikanan dan anggota baru dan akhirnya menjadi kader setia. Ilmu Kelautan (empat prodi), Sastra dan Budaya Secara politik kampus, HMI juga menguasai (lima prodi), dan Teknik (lima prodi). fakultas dan himpunan. Setiap kali diadakan Kampus Unkhair terbagi atas dua, yaitu pemilihan Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat kampus satu di daerah Akehuda dan kampus dua fakultas (BEM universitas pernah ada, tetapi di Gambesi. Di kampus satu, yang terletak di dekat sekarang ditiadakan) dan ketua himpunan, kader Bandar Udara Sultan Babullah, hanya memiliki HMI sering terpilih menjadi ketua (Wawancara, satu fakultas, yakni FIK, sedangkan enam fakultas Ketua Departemen Pengembangan Profesi Badko lainnya menempati kampus dua. Baik kampus satu Malut–Maluku HMI Dipo, Muhammad Guntur, 3 maupun dua berdekatan dengan rumah penduduk. Juni 2015). Saingan HMI di pentas politik kampus Fakultas yang paling banyak peminatnya adalah hanyalah PMII, yang jumlah anggotanya terbanyak KIP, yakni 3.959 orang. Itulah sebabnya, dari kedua di Unkhair. PMII juga kerap berkontestasi tujuh fakultas yang tersedia, KIP tercatat paling dengan HMI dalam kegiatan politik kampus, banyak memiliki jumlah prodi, yaitu 10 prodi. seperti pemilihan ketua BEM dan himpunan.

261 Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 Nomor 02 Desember 2015 halaman 255-267

HMI Dipo dan PMII merupakan organisasi Islam di sana. Tidak lama setelah itu, atau pasca lama, yang paham keagamaannya merupakan reformasi, beberapa organisasi Islam mulai paham keagamaan mainstream di Indonesia. bermunculan di Unkhair, seperti LDK, KAMMI, Dalam persoalan paham kebangsaan, tradisi, dan WI, dan HT. Organisasi-organisasi tersebut paham keagamaan, organisasi ini tidak pernah mengusung paham baru yang berbeda dari paham mempermasalahkan negara Indonesia saat ini. organisasi sebelumnya. Organisasi inilah yang Organisasi mahasiswa ini juga toleran terhadap kemudian mewarnai corak paham keagamaan paham yang berbeda, termasuk terhadap agama dan kebangsaan di kalangan mahasiswa Islam di yang berbeda sekalipun. Paham-paham yang Unkhair. berbau modernis juga tidak dipersoalkan oleh Kader KAMMI sebagian besar berafiliasi kelompok ini di Unkhair. Mereka bersikap kritis dengan Partai Keadilan Sosial (PKS), dan terhadap paham modernis, tetapi tidak secara menjadikan PKS sebagai rujukan idiologisnya, ekstrim menolak. Di samping itu, HMI dan termasuk paham keagamaan mereka yang banyak PMII juga tidak mempersoalkan bentuk negara merujuk Ibn Taiymiyah, Sayt Qutb, dan Hasan Indonesia, dan punya keinginan kuat untuk al-Bannah, pendiri Ikhwanul Muslimin. Dengan mempertahankan negara kesatuan ini. rujukan keagamaan pada kedua tokoh ini, corak Aktivis HMI di Unkhair umumnya kelompok berfikir dan paham keagamaanKAMMI mengarah mahasiswa Islam yang memegang prinsip pada ‘pemurnian’ Islam. Kelompok ini masuk tasammuh (toleran) dan tawasuth (moderat), dalam kategori Islam revivalis atau dalam bahasa sedangkan paham keagamaan PMII adalah Imdadun Rahmat, mereka adalah modernis Ahlusunnah Waljamaah. Prinsip-prinsip puritan, karena banyak dipengaruhi Wahabi tawasuth, tasammuh, dan taaddul merupakan (Rahmat: 2007). bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan Ketua KAMMI Komisariat Ternate, Misno beragama PMII. Sehubungan dengan paham Jummang, menyatakan, tak pernah lagi kebangsaan, HMI maupun PMII menganggap melaksanakan perayaan keagamaan, seperti negara Indonesia saat ini tidak perlu lagi Maulid, Isra Mi’raj, dan tradisi lokal lainnya. dipersoalkan. Aktivis HMI dan PMII tidak pernah Sekali waktu mereka pernah mengadakan Maulid sepakat dengan wacana formalisasi agama, apalagi di kampus, tetapi format kegiatannya bukan dalam isu khilafah (pendirian negara Islam). bentuk ceramah, melainkan menggelar diskusi HMI di Unkhair telah lama meninggalkan agama di kalangan mahasiswa Islam. Namun, diskusi-diskusi mengenai wacana keagamaan. KAMMI Ternate tidak melarang apabila ada Sejak beberapa tahun terakhir, HMI cenderung anggotanya diundang untuk menghadiri perayaan tertarik menggeluti kegiatan politik praktis. tradisi lokal dan perayaan keagamaan (Maulid Kegiatan politik praktis di sini adalah memberikan dan Isra Mi’raj). Terkait paham kebangsaan, bantuan dan dukungan suara kepada para senior KAMMI mendambakan negara yang menegakkan yang ingin terjun ke dunia politik, baik pada Syariat Islam, tetapi tetap melibatkan diri di dalam pemilihan kepala daerah maupun pemilhan parlemen (Wawancara, Misno, di Ternate, 31 Mei legislatif (provinsi dan kota/kabupaten). 2015). Kelompok keagamaan mahasiswa Islam yang LDK sendiri, meskipun merupakan organisasi menganut paham fundamentalis diperkirakan intra kampus, namun memiliki ikatan yang kuat masuk ke Ternate sekitar tahun 2000-an, pasca dengan KAMMI. Menurut Misno, KAMMI dan meletusnya konflik di Ambon, 1999. Ketika LDK secara atribut sama. Yang membedakan konflik terjadi, beberapa kelompok agama trans- adalah LDK masuk intra kampus, sedangkan nasional datang ke Ternate untuk memberikan KAMMI bergerak di ekstra kampus. Referensi bantuan perjuangan fisik dan moril kepada umat buku bacaan KAMMI dan LDK juga sama, yakni

262 Pergerakan Islam di Universitas Khairun Ternate Muhammad Irfan Syuhudi kebanyakan karangan Hasan Al Banna. Ustadz hanya merujuk pada Al-Qur’an, Hadist, dan anti yang membimbing mereka pun sama. Yang tradisi, karena menganggap bid’ah. WI mengagumi membedakan hanyalah cakupan wilayah kerjanya, paham yang dikembangkan Muhammad bin Abdul yaitu KAMMI masuk ke ranah publik (masyarakat) Wahab. Kekaguman itu tercermin dari banyaknya sedankan LDK fokus ke ranah domestik (kampus). referensi yang mereka gunakan dari Ibn Taimiyah, Paham keagaman yang dikembangkan HT yang banyak dijadikan rujukan Muhammad bin tampak berbeda dari organisasi mahasiswa Abdul Wahab. Corak lain dari paham keagamaan Islam lainnya, karena mengusung soal khilafah. yang dikembangkan WI adalah tidak menyetujui Dalam konteks hubungan agama dan negara, paham-paham yang berbau tasawuf, karena HT menginginkan Indonesia menjadi Negara menganggapnya bid’ah. Mereka juga tidak bisa Islam (Wawancara, kader HT di Unkhair, menerima model penafsiran terhadap agama yang Sumayyah, 1 Juni 2015). HT menawarkan lebih kontekstual, apalagi dengan menggunakan konsep menghilangkan bentuk negara sekarang perspektif dari barat. Bahkan, paham-paham ini dan menjadi satu bagian dari khilafah yang barat seperti pluralism, demokrasi, dan lainnya menginternasional (Jurdi, 2008: 383-384). tidak bisa diterima oleh kelompok ini. Kelompok WI juga sangat mudah dikenali cirinya. Dengan Pemikiran yang digagas pendirinya, celana di atas mata kaki (celana cingkrang) dan Taqiyyudin Annabhani menginginkan adanya satu biasanya memelihara janggut, kelompok ini sistem khilafah yang memerintah semua daerah nampak berbeda dengan umat muslim lainnya di muslim sebagai kewajiban agama dan dasarnya Indonesia (Syamsurijal, 2015: 62-64). adalah al-Qur’an dan hadist (Annabhani, 2007: 276). HT menolak semua paham yang dianggap Kehadiran organisasi Islam (LDK, KAMMI, berbau barat, seperti demokrasi dan pluralism. HT, WI) di Unkhair, ternyata belum mempengaruhi Pada setiap kali kajian, paham-paham seperti paham keagamaan dan paham kebangsaan demokrasi dan pluralism dianggap HT penyebab mahasiswa secara umum. Meskipun kelompok keterpurukan bangsa ini (Wawancara aktivis HT, keagamaan ini dapat dikatakan berkembang, Rudi (bukan nama samaran) di Ternate, 3 Juni namun paham keagamaan dan paham kebangsaan 2015). yang mereka diusung tidak serta merta diikuti oleh mahasiswa lain, kecuali hanya di kalangan Aktivis WI di Unkhair cenderung berpaham anggotanya saja. fundamentalis. Mereka menolak melakukan praktik keagamaan yang tidak bersumber dalam Apabila mengikuti pemikiran E. Marty Al-Quran dan Hadis Nabi. Tradisi ziarah kubur, mengenai fundamentalisme, maka paham Maulidan, Isra Mi’raj, dan barazanji, yang fundamentalisme agama tampak pada cara masih sering dilaksanakan oleh sebagian besar pandang aktivis mahasiswa yang tergabung dalam masyarakat Ternate dianggap perbuatan bid’ah KAMMI, LDK, HT, dan WI. Kelompok ini menolak (Wawancara, Dosen Unkhair, Hamid (samaran), paham yang berbau modern, tafsir monolitik, yang juga aktivis WI di Ternate, 28 Mei 2015). menolak pemahaman agama kelompok lain, dan Fenomena kultural ini tentu kontras dengan Malut, menggunakan jalur politik kekuasaan dalam yang selama ini dikenal sebagai daerah yang kaya gerakannya (khususnya HT). dengan nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal, Dinamika Aktivitas Keagamaan Mahasiswa serta masih melaksanakan tradisi lokal dan ritual Islam Unkhair keagamaan. HMI dan PMII sebagai organisasi yang WI selama ini menyatakan pengikut terbentuk sebelum reformasi sudah jarang lagi ahlusunnah waljamaah dan salafus salih. Namun, menggelar diskusi keagamaan. Untuk saat ini, corak salafiyah kelompok ini berbeda dengan diskusi di kalangan HMI dan PMII bukan lagi salafiyah yang ada di tubuh NU. WI menegaskan sebagai sebuah agenda rutin. HMI sekarang ini

263 Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 Nomor 02 Desember 2015 halaman 255-267 lebih concern mengangkat tema-tema kapitalis, tiap malam menggelar demonstrasi. Setiap kali liberalis, dan bukan lagi mengenai pemikiran turun jalan, KAMMI tidak sendirian, melainkan keagamaan (Wawancara, Ketua Departemen bersama LDK Babussalam. Di Ternate, LDK dan Pengembangan Profesi Badko Malut–Maluku KAMMI merupakan kesatuan integral yang tidak HMI Dipo, Muhammad Guntur, 3 Juni 2015, terpisahkan. LDK adalah KAMMI, dan KAMMI di Ternate). Paham keagamaan yang dianut adalah LDK. Mereka memilih depan Masjid anak-anak HMI Unkhair adalah moderat, yang Raya Munawwarah sebagai pusat aksinya. Meski mengakomodir berbagai aliran paham keagamaan begitu, ada juga yang melakukan di beberapa yang berkembang di kampus. titik jalan sambil long march. Isu yang diangkat Aktivitas HMI sekarang ini lebih banyak ke saat berdemonstrasi kebanyakan tema-tema ranah politik, dengan mendukung seniornya terjun kemanusiaan, seperti membantu umat muslim di ke panggung politik sebagai legislatif dan kepala Rohingya dan Palestina. daerah. Umumnya, senior HMI di Malut banyak Pengkaderan KAMMI di Unkhair belakangan yang berkiprah di dunia politik. Jika melihat peta ini terlihat stagnan. Kondisi ini tidak seperti perpolitikan di Malut, sebagian besar orang-orang pada tahun-tahun ketika pertama kali organisasi yang duduk di legislatif (kota/kabupaten/provinsi) ini dibentuk di Ternate, yang cukup banyak dan kepala daerah adalah kader-kader HMI. peminatnya. Dalam mengkader anggotanya, HMI saat ini juga disibukkan menggarap KAMMI kerap kali mengadakan di sekretariat komunitas lokal di Ternate, yang diberi nama di luar kampus. Hampir setiap pekan, mereka Independesia dan Gempar. Dua komunitas ini mengadakan kajian dengan beragam tematik. memiliki anggota asal HMI dan mahasiswa Namun, tema-tema kajian yang dibahas selalu lain. Independensia fokus mengajak orang- menggunakan pendekatan agama Islam. Forum orang untuk tertarik membaca dan menulis. liqo atau halaqah berperan menjadi semacam Hasil dari kegiatan ini adalah membangun suatu ajang brain-washing bagi pendatang baru/calon perpustakaan bekerjasama dengan pemerintah kader. Kaderisasi intensif dilakukan melalui daerah. Perpustakaannya sudah ada di Kampus kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas 5-8 Universitas , sedangkan Gempar orang dengan 1 ustadz/mentor. KAMMI juga lebih berupa gerakan sosial, yang aktivitasnya menekankan loyalitas terhadap para kadernya, khusus demonstrasi. sehingga kadernya patuh terhadap instruksi PMII juga cenderung berafiliasi ke politik. senior. Sebagian besar aksi demonstrasi yang Mereka juga kerap mendukung kader PMII yang dilakukan kader KAMMI di Ternate merupakan ingin terjun ke dunia politik. Aktivitas HMI dan perintah dari seniornya di Jakarta. PMII mulai ramai menjelang musim perekrutan Aktivitas keagamaan HT cenderung anggota baru dan pemilihan ketua BEM dan ketua bersikap massif di Unkhair. Meski gaungnya himpunan. Dibanding organisasi lain, HMI dan belum kedengaran di kampus, namun jumlah PMII selalu bersaing untuk menduduki jabatan HT setiap tahun mengalami peningkatan. ketua. Kedua organisasi ini selalu berkontestasi di Dalam menyampaikan ide Negara Khilafah, HT pentas politik lokal kampus. Namun, HMI secara tampaknya belum berani secara terang-terangan historis selalu terlihat unggul, karena memiliki di muka umum. Sejauh ini, mereka hanya rutin jumlah anggota yang banyak. menggelar dialog, baik secara internal maupun KAMMI lebih berkonsentrasi kepada kegiatan dengan organisasi Islam lain di Ternate. sosial kemasyarakatan, terutama masyarakat HT masuk ke Unkhair dibawa oleh pendatang muslim. Selama saya melakukan penelitian di asal Makassar yang ingin mengadu nasib menjadi Ternate (Mei-Juni 2015), aktivis KAMMI dari dosen sekitar tahun 2002-an. Sebelum diterima berbagai elemen kampus di Ternate, hampir jadi dosen, mereka merupakan aktivis HT di

264 Pergerakan Islam di Universitas Khairun Ternate Muhammad Irfan Syuhudi

Makassar. Setelah mengajar di Unkhair, para dosen tidak sampai 50 orang (Wawancara, Anggota HT, HT ini kemudian membidik mahasiswa yang bisa Sumayyah). diajak bergabung. Mula-mula, dosen ini mengajak HT juga terlihat mendominasi media beberapa mahasiswa untuk berdiskusi seusai informasi di kampus. Salah satu buletin HT, Al kuliah di ruang perkuliahan. Setelah mahasiswa Islam, seringkali menjadi bacaan para jamaah dianggap berminat, dosen bersangkutan lalu yang tengah melaksanakan Shalat Jumat di Masjid meminta mahasiswa itu mengajak rekan- Muhammad Samil Djahir, yang merupakan rekannya yang lain untuk meramaikan diskusi. Di markas LDK. Masjid Muhammad Samil Djahir awal-awal diskusi, tema yang diangkat memang merupakan sekretariat LDK di kampus dua cukup menarik, yakni mendalami Islam serta Gambesi, Unkhair. Saat Shalat Jumat di masjid mengkritik Barat menggunakan perspektif Islam. ini pada 5 Juni 2015, saya menemukan beberapa Pada tahap awal ini, calon anggota baru sudah lembar buletin HT di masjid yang ditaruh di atas mulai diperkenalkan dengan pemikiran tokoh celengan. Saya awalnya menyangka buletin ini HT, Taqiyuddin An-Nabhani. Dari sinilah dosen adalah buletin Jumat yang dibuat LDK, Mimbar tersebut mulai melakukan pembinaan, sekaligus Khairun. Namun, setelah saya ambil dan membaca, merekrut anggota baru. Lambat laun, jumlah saya akhirnya mengetahui kalau buletin tersebut anggota dan partisipannya pun bertambah. merupakan produk HT, “Al Islam”. Di bagian Markas HT di Ternate terletak di Maliaro. sebelah kiri tertulis “Hizbut Tahrir Indonesia Komisariat inilah yang menaungi aktivis HT melanjutkan kehidupan Islam”. Pada edisi Jumat yang tersebar di kampus IAIN, Unkhair, dan ini, mereka mengangkat judul; Bahaya di Balik Unmuh. Kader HT di kampus sejauh ini terlihat Ide “Islam Indonesia”. Beberapa jamaah yang aktif mengadakan halaqah di dalam lingkungan akan memasuki masjid mengambil dan kemudian kampus maupun luar kampus. Di kampus, mereka membaca buletin tersebut sambil menunggu biasa mengadakan di ruangan kuliah dan masjid Dr. Syahrir (dosen Unkhair) berceramah. Usai kampus (markas LDK), sedangkan di luar kampus Shalat Jumat, saya melihat buletin tersebut sudah mengadakan di masjid, komisariat, rumah habis, meski beberapa lembar tercecer di bagian kontrakan (kos-kosan), dan gedung atau hotel shaf paling belakang. Kemungkinan, ada jamaah (Wawancara, Anggota HT, Sumayyah di Unkhair, yang membawa pulang dan ada juga yang hanya 29 Mei 2015). membacanya tetapi tidak membawa pulang. Strategi kaderisasi yang dikembangkan HT, Sumayyah menyatakan, akhwan HT kerap yaitu melakukan pembinaan intensif terhadap menggelar halaqah di Masjid Kampus Muhammad calon kadernya. Proses pembinaan tersebut Samil Djahir. Sebagai organisasi yang ditunjuk ditempuh melalui berbagai tahapan, seperti mengelola masjid kampus, ini juga menunjukkan, tahapan pembinaan dan pengkaderan (al-tathqif), LDK bersikap toleransi terhadap organisasi tahapan berinteraksi dengan umat (marhalah al- lain. Masjid kampus tetap difungsikan sebagai tafaul ma’a al-umah), dan tahapan pengambilan ruang sosial, dan bisa digunakan untuk aktivitas kekuasaan (istilam al-hukm). Dibanding organisasi di kampus. Pihak kampus cukup longgar organisasi Islam lainnya, HT di Unkhair paling dan memberi kebebasan, atau tidak melarang sedikit jumlah anggotanya. Sumayyah, menyebut organisasi ekstra mengadakan kegiatan di masjid anggota perempuan HT sampai Juni 2015 kampus, sepanjang untuk kegiatan menambah berjumlah sekitar 60-an orang. Yang terbanyak pengetahuan dan wawasan. berasal dari Fakultas Ilmu Keguruan. Setiap WI tampak tidak menyolok dibanding tahun selalu saja ada anggota baru yang masuk aktivis organisasi Islam lainnya. Bahkan, ada HT. Dibanding laki-laki, jumlah perempuan yang mengatakan WI tidak ada di kampus. Hal lebih banyak. Anggota laki-laki diperkirakan ini disebabkan, masuknya mahasiswa ke WI

265 Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 Nomor 02 Desember 2015 halaman 255-267 cenderung bersifat personal. Mereka juga terkesan juga anti tradisi. Organisasi ini menghendaki jarang bersosialisasi di kampus. Biasanya, seusai pemurnian ajaran Islam yang hanya berdasarkan mengikuti mata kuliah, mereka langsung pulang. Al-Qur’an Hadist. Paham kebangsaan yang dianut Secara kelembagaan WI belum ada di Unkhair. organisasi keagamaan ini adalah negara yang Para kadernya pun tidak melakukan pencarian atau menerapkan hukum-hukum Islam dan sistem perekrutan anggota baru. Biasanya, mahasiswa Khilafah Islamiyah (terutama HT). yang tertarik dengan kajian WI akan mendatangi Sistem kaderisasi yang dilakukan organisasi dosen di Unkhair yang diketahui berafiliasi ke WI keagamaan Islam “baru” itu, tergolong berhasil. (Wawancara, Dosen Unkhair, Hamid (samaran) Beberapa mahasiswa menjadi bagian dari yang juga aktivis WI di Ternate, 28 Mei 2015). organisasi tersebut. Mereka pun rutin menggelar Mahasiswa yang masuk WI masih dalam hitungan kajian atau diskusi di kampus, masjid kampus, jari, dan keberadaannya (ada atau tidak) acap kali masjid di luar kampus, dan tempat kos-kosan, menjadi perdebatan di kalangan aktivis. sebagai bagian untuk menambah wawasan WI sering mengadakan kajian keagamaan keagamaan dan kebangsaan, sekaligus kaderisasi. setiap Ahad di luar kampus. Mereka melaksanakan Paham keagamaan mahasiswa di Unkhair di masjid yang dijadikan sekretariatnya. Sebagai sebagian besar masih menganut Islam Kultural, pembicara, WI kerap mendatangkan ustadz dari yang menghargai tradisi budaya dan tradisi luar Ternate, termasuk Makassar. Pada saat lokal keagamaan. Cara mahasiswa berpikir penelitian, Ustadz Harun asal Makassar, sempat dan melaksanakan aktivitas keagamaan masih memberikan khutbah Jumat di masjid WI di Jalan mengikuti orang tua mereka, atau masyarakat lokal Rumah Sakit Umum Hasan Busairi, kawasan pada umumnya. Selain itu, mereka juga masih Tanah Tinggi. Ketika berlangsung Shalat Jumat, mengakui Pancasila dan NKRI sebagai negara masjid dengan bangunan sederhana ini, terlihat yang tidak perlu digugat atau dipertanyakan. dipenuhi jamaah. Seluruh shaf terisi penuh. Pengurus masjid menyatakan, jamaah yang paling AFTAR USTAKA banyak adalah orang-orang WI, meskipun ada D P juga masyarakat umum yang sering Shalat Jumat Amal, M Adnan. 2010. Kepulauan Rempah- di masjid tersebut. Rempah Perjalanan Sejarah Maluku Utara 1250-1950. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. PENUTUP Amstrong, Karen. “What is Fundamentalism”. Pergerakan organisasi keagamaan mahasiswa Makalah Intolerance and Fundamnetalism Islam di Unkhair mulai berkembang pasca Seminar. 26 Januari 2005 reformasi. Jika sebelumnya hanya terdapat dua Atjo, Hasan. 2009. Ternate Sejarah, Kebudayaan organisasi mahasiswa Islam, yaitu HMI dan PMII, dan Pembangunan Perdamaian Maluku maka sejak reformasi bergulir, beberapa organisasi Utara. Yogyakarta: Ombak. keagamaan mahasiswa Islam mulai masuk dan Azyumardi Azra. 1995. Jaringan Ulama. Bandung: berkembang di Unkhair. Organisasi keagamaan Mizan. tersebut adalah KAMMI, LDK, HT, dan WI. Kehadiran organisasi yang menganut paham Barton, Greg. 1999. Gagasan Islam Liberal di fundamentalis itu, ikut mempengaruhi paham Indonesia. Jakarta : Paramadina & Pustaka keagamaan dan paham kebangsaan, terutama Antara. mahasiswa yang menjadi kadernya. Mahasiswa BPS Kota Ternate 2012. yang dulunya menghargai tradisi lokal dan ritual Draft Laporan Akhir Penelitian Penyusunan lokal, pelan-pelan mulai meninggalkan kebiasaan Database Sosial Budaya Provinsi Maluku tersebut. Kelompok keagamaan ini dikenal Utara Tahun 2009.

266 Pergerakan Islam di Universitas Khairun Ternate Muhammad Irfan Syuhudi

El Fadl, Khaled Abou. 2005. The Great Theft, Dalam Mudji Sutrisno dan Hendar Putranto Wrestling Islam From the Extremist. San (ed) Teori-Teori Kebudayaan. Yogyakarta: Fransisco: Harper San Fransisco. LKiS. Endraswara, Suwardi. 2006. Metode, Teori, Rahmat, M. Imdadun. 2007. Idiologi Politik PKS; Teknik Penelitian Kebudayaan. Ideologi, Dari Masjid Kampus ke Gedung Parlemen. Epistemologi, dan Aplikasi. Yogyakarta: Yogyakarta: LkiS. Pustaka Widyatama. Rumadi. 2009. “Pandemi Idiologi Puritanisme Endraswara, Suwardi. 2006a. Metode Penelitian Agama” dalam Alamsyah M.Ja’far (ed), Kebudayaan. Yogyakarta: Gadjah Mada Agama dan Pergeseran Representasi: Konflik University Press. dan rekonsiliasi di Indonesia. Jakarta : Wahid Jahroni, Jamhari Jajang (Penyunting). 2004,. Institute. Gerakan Salafi Radikal di Indonesia. Jakarta: Syafii Mufid, Ahmad (ed). 2011. Perkembangan PT RajaGrafindo Persada. Paham Keagamaan Transnasional di Jurdi, Syarifuddin. 2008. Pemikiran Politik Islam Indonesia. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat. Indonesia: Pertautan Negara, Khilafah, Syamsurijal. 2015. Pergeseran Paham Masyarakat Madani dan Demokrasi. Keagamaan Mahasiswa Islam di Makassar Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dan Parepare, Selatan. Laporan Kurzman, Charles. 1998. Liberal Islam. Madison Penelitian Balai Litbang Agama Makassar. Avenue: Oxford University Press. Belum diterbitkan. Machasin. 2012. Islam Dinamis Islam Harmonis, Taqiyuddin Annabhani. 2007. Daulah Islam. Lokalitas, Pluralisme, Terorisme, Penyunting Jakarta: HTI Press. Abdul Wahid Hasan. Yogyakarta: LkiS. Tim Penelitian Balai Litbang Agama Makassar, Moloney, Gail and Ian Walker. 2007. Social 2010, Perkembangan Paham Keagamaan Representation and Identity: Content, Process Mahasiswa, Makassar. and Power. New York: Palgrave Macmilan. Tim Peneliti Antropologi Unkhair, Ternate, 2013, M. Ja’far, Alamsyah (ed). 2009. Agama dan Pemetaan Daerah Rawan Bencana Sosial di Pergeseran Representasi: Konflik dan Maluku Utara. rekonsiliasi di Indonesia. Jakarta: Wahid Woodward, Kathryn. 1997. Identity and Difference. Institute. London: SAGE Publication. Moleong J, Lexi. 2010. Metodologi Penelitian Zakiah, Muna. 2014. Masjid Tua Ternate - Maluku Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Utara, dalam http://kebudayaanindonesia. Rosdakarya. net/kebudayaan/1358/masjid-tua-ternate- Putranto, Hendar. 2005. “Analisis Budaya dari maluku-utara, diakses 20 Juni 2015. Pascamodernisme dan Pascamodernitas”.

267 Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 Nomor 02 Desember 2015 halaman 255-267

268