SITUS PALEOLITIK DAS KIKIM, KABUPATEN , PROVINSI SUMATERA SELATAN: KAJIAN ASPEK GEOLOGI Paleolithic Sites Kikim Waterhed, , South Sumatera Province: Study of Geological Aspects

M. Fadhlan S. Intan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Jl. Raya Condet Pejaten No. 4, Pasar Minggu, Jakarta Selatan [email protected]

Naskah diterima : 3 Juli 2017 Naskah diperiksa : 6 September 2017 Naskah disetujui : 14 September 2017

Abstract. Lahat Regency in South Sumatera is rich of cultural heritage from Paleolithic period. However, these archaeological remains still get lack of attention from the researchers, particularly from environmental aspect. This becomes the main subject in this research, especially about the geological condition of the site. The objective is to do a general geological mapping on the surface to get data about its geomorphology and stratigraphy. The method used in this research are literature study, field survey, and data analysis and interpretation. The observation on the environment provides information about the landscape that consists of terrace morphology unit, low-corrugated morphology unit, and also high-corrugated morphology unit. The rivers surrounding the site are old-aged river, mature old-aged river, and periodic/permanent river. Those rivers were composed by sandstone, tuff, and alluvial. Up to now, the exploration conducted in the Kikim River, Lingsing River, and Pangi River in Lahat Regency has managed to discover 30 Paleolithic sites. Keywords: Geology, Pleistocene, Paleolithic, Open site

Abstrak. Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan banyak menyimpan tinggalan budaya yang berasal dari masa Paleolitik. Tinggalan arkeologi dari masa Paleolitik ini ternyata kurang mendapat perhatian dari peneliti dalam aspek lingkungan. Hal inilah yang menjadi pokok permasalahan yang mencakup kondisi geologi secara umum. Adapun maksud penelitian ini adalah melakukan pemetaan geologi permukaan secara umum sebagai salah satu upaya menyajikan informasi geologi terkait dengan situs arkeologi. Tujuannya adalah untuk mengetahui aspek-aspek geomorfologi, stratigrafi di situs-situs arkeologi. Metode penelitian dilakukan melalui kajian pustaka, survei, analisis data lapangan dan interpretasi. Pengamatan lingkungan memberikan informasi tentang bentang alam daerah penelitian yang terdiri dari satuan morfologi dataran, satuan morfologi bergelombang lemah, dan satuan morfologi bergelombang kuat. Sungai yang mengalir berstadia sungai tua, sungai dewasa-tua, dan sungai periodik/permanen. Wilayah penelitian tersusun atas batu pasir, tufa, dan aluvial. Penelitian yang dilaksanakan di Sungai Kikim, Sungai Lingsing, dan Sungai Pangi, yang membentang dari Timur ke Barat dengan arah aliran dari Selatan ke Utara. Eksplorasi di daerah aliran sungai (DAS) Kikim, Kabupaten Lahat telah berhasil menemukan 30 situs paleolitik. Kata kunci: Geologi, Pleistosen, Paleolitik, Situs Terbuka

1. Pendahuluan Lintang Selatan dan 102,37º--103,45º Bujur Lahat merupakan salah satu kabupaten Timur, dengan luas wilayah 4.361,83 km2. di wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Secara Daerah penelitian merupakan bagian astronomis terletak pada posisi 3,25º--4,15º dari Cekungan Sumatera Selatan yang terletak

73 KALPATARU, Majalah Arkeologi Vol. 26 No. 2, November 2017 (73-86) di antara Paparan Sunda di sebelah timur laut neolitik di Desa Bungamas, ± 20 km sebelah dan jalur tektonik Bukit Barisan di sebelah barat laut Lahat, tempat ditemukannya sebuah barat daya. Adapun batas cekungan di sebelah alat serpih di antara kerakal jalan kereta api barat laut dan barat adalah Tiga puluh High, di sebelah selatan desa tersebut. Pengamatan dan sebelah Tenggara maupun Timur dibatasi yang lebih teliti di sekitar tempat itu berhasil oleh daerah Lampung High. mengumpulkan sejumlah alat paleolitik di Kabupaten Lahat memiliki batas-batas dasar Sungai Saling yang merupakan cabang wilayah sebagai berikut. Di sebelah Utara dari dari Sungai Kikim dan dasar Sungai berbatasan dengan Kabupaten Muara Enim Kikim (anak Sungai Musi). Alat-alat batu dan Musi Rawas; di sebelah Selatan berbatasan yang ditemukan berupa serut, kapak penetak, dengan Kota dan Kabupaten pahat genggam, kapak genggam, batu inti, dan Bengkulu Selatan Propinsi Bengkulu, di serpih (Soejono 1984). Penelitian berikutnya sebelah timur dengan Kabupaten Muara dilakukan oleh Prasetyo Eko Sigit pada tahun Enim, dan di sebelah barat berbatasan dengan 2008 di Sungai Kikim dan beberapa sungai Kabupaten Empat Lawang. Wilayah Kabupaten lainnya, dengan hasil ditemukannya sejumlah Lahat berada antara 25-1000 meter di atas alat-alat litik (Prasetyo E.S. 2008; Prasetyo permukaan air laut. Kecamatan yang paling E.S. 2009, 1-12; Prasetyo E.S. 2012, 51-64). rendah dari permukaan laut adalah Kecamatan Kemudian, pada tahun 2016, Balai Arkeologi Lahat, Merapi Barat, dan Merapi Timur dengan Sumatera Selatan kembali melakukan ketinggian 25--100 meter. Adapun rata-rata penelitian di daerah aliran sungai (selanjutnya curah hujan di Kabupaten Lahat adalah 14,26 disingkat DAS) Kikim yang dipimpin oleh mm per hari dan 271,04 mm per bulan (BPS Wahyu Rizki. Penelitian yang mengeksplorasi Kabupaten Lahat 2016). DAS Kikim itu menghasilkan informasi adanya Penemuan paleolitik di Kabupaten Lahat alat-alat litik yang melimpah berupa chopping, pertama kali dilaporkan pada tahun 1954 chopper, batu inti, serut samping, batu asah, oleh Soejono sewaktu mengunjungi bengkel serut gerigi, serut ujung, bilah, gurdi, serpih,

Gambar 1. Keletakan Lokasi Penelitian Dalam Wilayah Provinsi Sumatera Selatan (Sumber: Pemprov Sumatera Selatan 2016, dengan pengolahan)

74 Situs Paleolitik DAS Kikim, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan: Kajian Aspek Geologi, M. Fadhlan S. Intan cleaver, hand axe, proto hand axe, pick, dan sungai. Selanjutnya, dilakukan analisis litologi pisau (Andhifani R.W., et. al 2016). yang mencakup jenis batuan, batas penyebaran Dalam kajian ini DAS Kikim yang batuan, dan urut-urutan pengendapan. diteliti adalah DAS Kikim bagian Timur, Selama survei akan dilakukan pengambilan Tengah, dan Barat di Kabupaten Lahat. Lokasi sampel batuan yang akan dianalisis secara penelitian ini tercantum pada Peta Topografi laboratoris dan pembuatan peta (peta geologi, Lembar Bangkahulu (SA.48-13) peta geomorfologi). Langkah analisis akan Edition 1-AMS (1954), berskala 1:250.000. disesuaikan dengan kebutuhan dan urutan Permasalahan yang mengemuka adalah a) kerja geologi, yaitu: bagaimana kondisi bentang alam daerah telitian a. Lithologi. Sampel batuan dianalisis (satuan geomorfik, pola dan stadia sungai) melalui petrologi. Unsur batuan yang dan; b) bagaimana stratigrafi daerah telitian dianalisis adalah jenis batuan, warna, (kontak antar satuan batuan). Adapun maksud kandungan mineral, tekstur, struktur, dari penelitian ini adalah untuk melakukan fragmen, matriks, semen. Hasil analisis pemetaan geologi permukaan secara umum diharapkan akan memberikan informasi sebagai salah satu upaya untuk menyajikan mengenai jenis batuan (batuan beku, informasi geologi berdasarkan analisa pada batuan sedimen dan batuan metamorf) dan data penelitian. Tujuannya adalah untuk nama batuan (andesit, batu gamping, sekis mengetahui kondisi geologi yang meliputi dan lain sebagainya). aspek geomorfologi, dan stratigrafi. Hasil dari b. Geomorfologi. Penentuan bentuk bentang penelitian ini dapat dijadikan data dasar bagi alam akan mempergunakan Sistem arkeologi dalam melaksanakan penelitian- Desaunettes (1977) dan Todd (1980) yang penelitian selanjutnya di situs tersebut, didasarkan atas besarnya kemiringan lereng misalnya tentang kondisi bentang alam, batuan dan beda tinggi relief suatu tempat. Hasil- penyusun, dan sumber daya alam yang tersedia nya adalah pembagian wilayah berdasarkan termasuk batuan dalam konteks sumber bahan ketinggian dalam bentuk persentase lereng. alat-alat litik. Pengamatan sungai dilakukan untuk Wilayah penelitian geologi di Kabupaten melihat pola pengeringan (drainage basin), Lahat ini dilaksanakan di beberapa kecamatan, misalnya klasifikasi berdasarkan atas yaitu Kecamatan Kikim Timur, Kecamatan kuantitas air, pola, dan stadia sungai. Pseksu, Kecamatan Kikim Barat, Kecamatan Data dari kajian pustaka dengan hasil Kikim Selatan, dan Kecamatan Kikim Tengah. lapangan dan laboratorium dikompilasikan Kelima kecamatan itu terletak di tiga sungai dengan hasil penelitian penulis sebagai bahan besar, yaitu Sungai Kikim, Sungai Lingsing, interpretasi peta geologi dan peta topografi. dan Sungai Pangi, yang membentang dari Kehidupan budaya paleolitik yang hidup timur ke barat dengan arah aliran dari selatan tersebar di sepanjang aliran-aliran sungai ke utara. muncul pada Kala Pleistosen (2 juta hingga 11.000 tahun yang lalu). 2. Metode Metode penelitian yang digunakan adalah 3. Hasil dan Pembahasan kajian pustaka, yaitu dengan mempelajari 3.1 Geologi Wilayah DAS Kikim lokasi penelitian dari peneliti terdahulu, melalui Pengamatan lingkungan geologi pada buku, jurnal, maupun internet; survei, dengan penelitian ini mencakup aspek bentuk bentang mengamati keadaan geomorfologinya yang alam, batuan penyusun, dan struktur geologi di mencakup bentuk bentang alam, dan bentuk wilayah DAS Kikim dan sekitarnya.

75 KALPATARU, Majalah Arkeologi Vol. 26 No. 2, November 2017 (73-86)

3.1.1 Geomorfologi semak belukar, dan dimanfaatkan sebagai Morfologi atau bentuk bentang alam lahan perkebunan kelapa sawit dan karet. dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu a) Satuan Morfologi Bergelombang Kuat, lithologi; b) struktur; c) stadia daerah; dan d) dicirikan dengan lereng yang terjal, bentuk tingkat perkembangan erosi (Thornbury 1964). relief masih agak kasar dengan persentase Berdasarkan hal tersebut di atas, maka secara kemiringan lereng antara 8-16%. Satuan umum bentang alam (morfologi) di wilayah morfologi ini pada umumnya merupakan Kikim dan sekitarnya pada pengamatan hutan belukar dan pada beberapa tempat lapangan memperlihatkan kondisi dataran dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan kelapa bergelombang. sawit dan karet. Kondisi bentang alam seperti ini, apabila Ketinggian wilayah penelitian dan diklasifikasikan dengan mempergunakan Sistem sekitarnya secara umum adalah 70 – 170 meter Desaunettes, 1977 (Todd 1980), berdasarkan di atas permukaan air laut. persentase kemiringan lereng dan beda tinggi Pola pengeringan permukaan (surface relief suatu tempat, wilayah penelitian terbagi drainage pattern) sungai-sungai di wilayah atas tiga satuan morfologi yaitu: DAS Kikim dan sekitarnya menunjukkan arah Satuan Morfologi Dataran, dicirikan aliran dari arah selatan ke Utara, menuju ke dengan bentuk permukaan yang sangat landai sungai induk, yaitu Sungai Kikim dan selanjutnya dan datar, dengan persentase kemiringan lereng menyatu di Sungai Musi, serta mengikuti bentuk antara 0 - 2%. Satuan morfologi dataran pada bentang alam lokasi penelitian. umumnya ditempati oleh penduduk sebagai Sungai-sungai yang lebih kecil dari wilayah pemukiman dan pertanian. sungai induk (Sungai Kikim) di wilayah DAS Satuan Morfologi Bergelombang Kikim dan sekitarnya adalah Sungai Saling, Lemah, dicirikan dengan bentuk bukit yang Sungai Empayang, Sungai Jelatang, Sungai landai, relief halus, lembah yang melebar dan Bembang, Sungai Guhong, Sungai Tati, Sungai menyerupai huruf “U”, bentuk bukit yang Pandan, Sungai Labian, Sungai Dagu, Sungai agak membulat dengan persentase kemiringan Cawang, dan Sungai Kikim Kecil. Selain itu, lereng antara 2--8%. Satuan morfologi juga ada sungai yang lebih kecil lagi, yaitu bergelombang lemah pada umumnya berupa Sungai Laru dan Sungai Udang serta beberapa hutan yang ditumbuhi oleh pohon-pohon besar, sungai kecil lainnya yang tidak bernama.

Gambar 2. Keletakan pengamatan situs paleolitik dalam Peta Topografi (Sumber: Lembar Bangkahulu Indonesia SA 48-13 Edition 1-AMS 1954, dengan pengolahan)

76 Situs Paleolitik DAS Kikim, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan: Kajian Aspek Geologi, M. Fadhlan S. Intan

Gambar 3. Lokasi pengamatan dalam peta morfologi dan pola aliran sungai (diolah dengan menggunakan perangkat lunak Global Mapper V.11 – 2009; data topografi berdasarkan Jarvis et al., 2008) Sungai-sungai besar dan kecil di Wilayah a. Aluvial (Qa) Kikim dan sekitarnya termasuk pada kelompok Aluvial terdiri dari pasir, lanau, dan sungai yang berstadia Sungai Dewasa-Tua (old- lempung serta merupakan hasil pelapukan mature river stadium), dan Stadia Sungai Tua batuan penyusun wilayah penelitian. Satuan (old river stadium) (Lobeck 1939; Thornbury batuan ini terhampar di satuan morfologi 1964). Jika diklasifikasikan berdasarkan dataran dan disepanjang sungai-sungai induk atas kuantitas air, sungai-sungai di wilayah di wilayah penelitian dan berumur Holosen. penelitian termasuk pada Sungai Periodik/ Situs-situs yang tersusun oleh aluvium Permanen (Lobeck 1939; Thornbury 1964). adalah Situs Cecar (GPS-17), Situs Lubuk Tampang (GPS-15), Situs Batu Urip (GPS-12), 3.1.2 Stratigrafi dan Situs Pagardin (GPS-63-64-65). Wilayah DAS Kikim dan sekitarnya, yang merupakan wilayah penelitian tersusun b. Tufa oleh batuan (tua-muda) adalah batu pasir, tufa, Berdasarkan klasifikasi petrologi, batuan dan aluvial. tufa termasuk jenis batuan sedimen, berwarna

Gambar 5. Lokasi Situs Paleolitik Kikim (titik merah) dalam peta geologi Lembar Bengkulu (Sumber: Gafoer 1992, dengan pengolahan)

77 KALPATARU, Majalah Arkeologi Vol. 26 No. 2, November 2017 (73-86) segar berwarna abu-abu kekuningan dan lapuk berwarna segar putih kekuningan hingga abu- berwarna kelabu kecoklatan, serta bertekstur abu kehijauan, dan lapuk berwarna kuning klastik halus sampai kasar. Struktur berlapis kecoklatan. Bertekstur klastik (rudite-lutite- (stratified) dengan tebal lapisan 15-25 cm, arenite) dengan ukuran butir 1/16-4 mm, sortasi dan tidak berlapis (non stratified), serta silang sedang, dan berstruktur berlapis (stratified) siur (ripple mark). Komposisi mineral adalah dengan ketebalan perlapisan dari tipis hingga feldspard dan glass volkanik. Berdasarkan atas tebal. Bentuk butir subrounded. Komposisi genesanya, tufa termasuk pada batuan sedimen mineral terdiri dari kuarsa, feldspard dan glass volkanik (pyroclastic). volkanik. Berdasarkan atas genesanya termasuk Situs-situs yang tersusun oleh batuan pada batuan sedimen mekanik (epyclastic). tufa adalah Situs Bunga Mas (GPS-40;13), Situs-situs yang tersusun oleh batu pasir Situs Patikal Lama (GPS-14), Situs Lubuk adalah Teras Sungai Kikim (GPS-46), Sungai Layang Ulu (GPS-23), Teras (T2) Sungai Guhong (GPS-47), Situs Nanjungan Jelatang Saling (GPS-24), Sungai Pandan (GPS-25), (GPS-71), Situs Nanjungan Jelatang-Pangi Situs Gelumbang (GPS-75), Situs Lubuk (GPS-72), dan Situs Pagardin (Sungai Pangi Layang Ilir (GPS-27), Teras Tanda Raja (GPS- GPS-68). 31), Situs Binjai (GPS-18), Meander Sungai Batupasir di daerah penelitian, dapat Kikim (GPS-44), Situs Tanjung Aur (GPS-53), disebandingkan dengan Formasi Muara Enim Situs Saung Naga (GPS-28), Sungai Pangi (Tmpm), yang berumur Miosen Akhir-Pliosen (GPS-29), dan Sungai Pangi (GPS-30). Awal, dengan lingkungan pengendapan laut Batuan tufa di daerah penelitian dangkal hingga daerah peralihan (Gafoer et. al. dapat dibandingkan dengan Formasi Kasai 1986; Gafoer et. al. 1992). (QTk) yang berumur Plio-Pleistosen, dengan lingkungan pengendapan darat (Gafoer et. al. 3.2 Situs Paleolitik DAS Kikim 1986; Gafoer et. al. 1992). Penelitian di wilayah DAS Kikim dan sekitarnya merupakan survei di situs-situs c. Batu pasir terbuka (opensite). Adapun yang dimaksud Berdasarkan klasifikasi petrologi, dengan situs terbuka adalah situs-situs yang batu pasir termasuk jenis batuan sedimen, berada di sepanjang aliran sungai.

Gambar 6. Lokasi Situs Paleolitik Kikim (titik merah) dalam Peta DAS Kabupaten Lahat (Sumber: Bappeda 2014 dengan pengolahan)

78 Situs Paleolitik DAS Kikim, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan: Kajian Aspek Geologi, M. Fadhlan S. Intan

3.2.1 Kecamatan Kikim Timur Timur, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Pengamatan di Kecamatan Kikim Selatan. Situs Bunga Mas-3 terletak pada Timur dilakukan pada 21 Lokasi. Di 19 lokasi 03°42’05,7” Lintang Selatan dan 103°22’26,0” ditemukan alat-alat litik, sedangkan di 2 lokasi Bujur Timur, dengan ketinggian 93 meter di tidak ditemukan adanya alat-alat litik yang atas permukaan air laut (Intan 2016), dengan mengindikasikan adanya aktivitas manusia batuan penyusun adalah Formasi Kasai (QTk). masa lalu. Di lokasi pengamatan ditemukan alat-alat litik berupa kapak perimbas dan kapak penetak a. Situs Bunga Mas-1 (Sungai Kikim) (Prasetyo E.S. 2008; Andhifani R.W., et. al. Situs Bunga Mas-1 (Sungai Kikim) 2016). merupakan situs terbuka, termasuk ke dalam wilayah Desa Bunga Mas, Kecamatan Kikim d. Situs Bunga Mas-4 (Sungai Kikim) Timur, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Situs Bunga Mas-4 (Sungai Kikim) Selatan. Situs Bunga Mas terletak pada merupakan situs terbuka, termasuk ke dalam 03°42’12,2” Lintang Selatan dan 103°22’33,5” wilayah Desa Bunga Mas, Kecamatan Kikim Bujur Timur, dengan ketinggian 84 meter di Timur, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera atas permukaan air laut. Situs Bunga Mas-1 Selatan. Situs Bunga Mas-4 terletak pada terletak di dalam aliran Sungai Kikim, dengan 03°41’36,7” Lintang Selatan dan 103°22’00,5” temuan alat litik berupa kapak perimbas, dan Bujur Timur, dengan ketinggian 83 meter di kapak penetak (Prasetyo E.S. 2008; Andhifani atas permukaan air laut (Intan 2016), dengan R.W., et. al. 2016). Batuan penyusun Situs batuan penyusun adalah Formasi Kasai (QTk). Bunga Mas-1 adalah Formasi Kasai (Qtk). Di lokasi pengamatan ini ditemukan alat- Sebelah kanan dari Sungai Kikim ke arah alat litik berupa kapak perimbas dan kapak hilir terdapat pertemuan antara Sungai Kikim penetak (Prasetyo E.S. 2008; Andhifani R.W., dengan Sungai Saling (Intan 2016). et. al. 2016). b. Situs Bunga Mas-2 (Sungai Kikim) e. Situs Lubuk Layang Ulu-1 (Sungai Saling) Situs Bunga Mas-2 (Sungai Kikim) Situs Lubuk Layang Ulu-1 (Sungai merupakan situs terbuka, termasuk ke dalam Saling) merupakan situs terbuka, termasuk wilayah Desa Bunga Mas, Kecamatan Kikim ke dalam wilayah Desa Lubuk Layang Ulu, Timur, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Kecamatan Kikim Timur, Kabupaten Lahat, Selatan. Situs Bunga Mas-2 terletak pada Provinsi Sumatera Selatan. Situs Lubuk Layang 03°42’04,9” Lintang selatan dan 103°22’32,4” Ulu-1 terletak pada 03°43’14,2” Lintang Bujur Timur, dengan ketinggian 102 meter di Selatan dan 103°22’17,1” Bujur Timur, dengan atas permukaan air laut (Intan 2016), dengan ketinggian 94 meter di atas permukaan air laut batuan penyusun adalah Formasi Kasai (Qtk). (Intan 2016), dengan batuan penyusun adalah Di lokasi pengamatan ditemukan alat-alat litik Formasi Kasai (QTk). Di lokasi pengamatan berupa kapak perimbas dan kapak penetak ditemukan alat-alat litik berupa kapak perimbas, (Prasetyo E.S. 2008; Andhifani R.W., et. al. kapak penetak, dan batu inti (Prasetyo E.S. 2016). 2008; Andhifani R.W., et. al. 2016). c. Situs Bunga Mas-3 (Sungai Kikim) f. Situs Lubuk Layang Ulu-2 (Sungai Saling- Situs Bunga Mas-3 (Sungai Kikim) Pandan) merupakan situs terbuka, termasuk ke dalam Situs Lubuk Layang Ulu-2 (Sungai wilayah Desa Bunga Mas, Kecamatan Kikim Salin-Pandan) merupakan situs terbuka,

79 KALPATARU, Majalah Arkeologi Vol. 26 No. 2, November 2017 (73-86) termasuk ke dalam wilayah Desa Lubuk i. Situs Patikal Lama (Sungai Kikim) Layang Ulu, Kecamatan Kikim Timur, Situs Patikal Lama (Sungai Kikim) Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. merupakan situs terbuka, termasuk ke dalam yang terletak 03°43’17,4” Lintang Selatan dan wilayah Desa Patikal Lama, Kecamatan 103°22’20,0” Bujur Timur, dengan ketinggian Kikim Timur, Kabupaten Lahat, Provinsi 100 meter di atas permukaan air laut (Intan Sumatera Selatan. Situs Patikal Lama 2016), dengan batuan penyusunnya adalah terletak pada 03°41’04,3” Lintang Selatan Formasi Kasai (QTk). Di lokasi pengamatan dan 103°21’58,4” Bujur Timur, dengan ditemukan alat-alat litik berupa kapak ketinggian 81 meter di atas permukaan air laut perimbas, kapak penetak, serut samping dan (Intan 2016), dengan batuan penyusun adalah batu inti (Prasetyo E.S. 2008; Andhifani R.W., Formasi Kasai (QTk). Di lokasi pengamatan et. al. 2016). ditemukan alat-alat litik berupa serpih besar, batu inti, kapak perimbas, dan serut samping g. Situs Binjai-1 (Sungai Saling) (Prasetyo E.S. 2008; Andhifani R.W., et. al. Situs Binjai-1 (Sungai Saling) merupakan 2016). situs terbuka, termasuk ke dalam wilayah Desa Binjai, Kecamatan Kikim Timur, Kabupaten j. Situs Lubuk Tampang-1 (Sungai Kikim) Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. Situs Situs Lubuk Tampang-1 (Sungai Kikim) Binjai-1 terletak pada 03°43’26,6” Lintang merupakan situs terbuka, termasuk ke dalam Selatan dan 103°21’44,1” Bujur Timur, dengan wilayah Desa Lubuk Tampang, Kecamatan ketinggian 96 meter di atas permukaan air laut Kikim Timur, Kabupaten Lahat, Provinsi (Intan 2016), dengan batuan penyusun adalah Sumatera Selatan. Situs Lubuk Tampang-1 Formasi Kasai (Qtk). Di lokasi pengamatan terletak pada 03°39’48,8” Lintang Selatan dan ditemukan alat-alat litik berupa batu inti, kapak 103°21’27,4” Bujur Timur, dengan ketinggian perimbas, kapak penetak, kapak pembelah, 81 meter di atas permukaan air laut (Intan kapak genggam, proto kapak genggam, pic, 2016), dengan batuan penyusun adalah Aluvial serut samping, serpih, dan pisau (Prasetyo (Qa). Di lokasi pengamatan ditemukan alat- E.S., 2008; Andhifani R.W., et. al. 2016). alat litik berupa kapak perimbas, serpih besar, serut samping, dan batu inti (Prasetyo E.S. h. Situs Binjai-2 (Sungai Saling) 2008; Andhifani R.W., et. al. 2016). Situs Binjai-2 (Sungai Saling) merupakan situs terbuka, termasuk ke dalam k. Situs Lubuk Tampang-2 (Sungai Kikim) wilayah Desa Binjai, Kecamatan Kikim Timur, Situs Lubuk Tampang-2 (Sungai Kikim) Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. merupakan situs terbuka, termasuk ke dalam Situs Binjai-2 terletak pada 03°43’26,5” wilayah Desa Lubuk Tampang, Kecamatan Lintang Selatan dan 103°21’42,4” Bujur Kikim Timur, Kabupaten Lahat, Provinsi Timur, dengan ketinggian 94 meter di atas Sumatera Selatan. Situs Lubuk Tampang-2 permukaan air laut (Intan 2016), dengan terletak pada 03°39’49,2” Lintang Selatan dan batuan penyusun adalah Formasi Kasai (QTk). 103°21’28,3” Bujur Timur, dengan ketinggian Di lokasi pengamatan ditemukan alat-alat 83 meter di atas permukaan air laut (Intan 2016), litik berupa kapak perimbas, kapak penetak, dengan batuan penyusun adalah Aluvium kapak pembelah, kapak genggam, proto kapak (Qa). Di lokasi pengamatan ditemukan alat- genggam, pic, serut samping, serpih, dan pisau alat litik berupa kapak perimbas, serpih besar, (Prasetyo E.S. 2008; Andhifani R.W., et. al. serut samping, dan batu inti (Prasetyo E.S. 2016). 2008; Andhifani R.W., et. al. 2016).

80 Situs Paleolitik DAS Kikim, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan: Kajian Aspek Geologi, M. Fadhlan S. Intan l. Situs Cecar (Sungai Kikim) o. Situs Gelumbang (Sungai Empayang) Situs Cecar (Sungai Kikim) merupakan Situs Gelumbang (Sungai Empayang) situs terbuka, termasuk ke dalam wilayah Desa merupakan situs terbuka, termasuk ke dalam Cecar, Kecamatan Kikim Timur, Kabupaten wilayah Desa Gelumbang, Kecamatan Kikim Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. Situs Cecar Timur, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera terletak pada 03°38’44,0” Lintang Selatan Selatan. Situs Gelumbang terletak pada dan 103°21’24,8” Bujur Timur, dengan 03°44’11,3” Lintang Selatan dan 103°17’36,9” ketinggian 78 meter diatas permukaan air Bujur Timur, dengan ketinggian 119 meter di laut (Intan 2016), dengan batuan penyusun atas permukaan air laut (Intan 2016), dengan adalah Aluvium (Qa). Di lokasi pengamatan batuan penyusun adalah Formasi Kasai (QTk). ditemukan alat-alat litik berupa kapak Di lokasi pengamatan ditemukan alat-alat litik perimbas, serpih besar, serut samping, dan berupa kapak perimbas, serut gerigi, kapak batu inti (Prasetyo E.S. 2008; Andhifani R.W., perimbas tipe tapal kuda, kapak pembelah, et. al. 2016). pisau, dan batu inti (Prasetyo E.S. 2008; Andhifani R.W., et. al. 2016). m. Situs Lubuk Layang Ilir (Sungai Saling) Situs Lubuk Layang Ilir (Sungai p. Situs Batu Urip (Sungai Kikim) Saling) merupakan situs terbuka, termasuk Situs Batu Urip (Sungai Kikim) meru- ke dalam wilayah Desa Situs Lubuk Layang pakan situs terbuka, termasuk ke dalam wilayah Ilir, Kecamatan Kikim Timur, Kabupaten Desa Batu Urip, Kecamatan Kikim Timur, Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. Situs Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. Lubuk Layang Ilir terletak pada 03°38’43,2” Situs Batu Urip terletak pada 03°36’48,9” Lintang Selatan dan 103°21’24,7” Bujur Lintang Selatan dan 103°19’33,4” Bujur Timur, Timur, dengan ketinggian 95 meter diatas dengan ketinggian 76 meter di atas permukaan permukaan air laut (Intan 2016), dengan air laut (Intan 2016), dengan batuan penyusun batuan penyusun adalah Formasi Kasai (Qtk). adalah aluvium (Qa). Di lokasi pengamatan Di lokasi pengamatan ditemukan alat-alat litik ditemukan alat-alat litik berupa kapak perimbas, berupa kapak perimbas, kapak penetak, dan kapak penetak, gurdi, dan serut (Prasetyo E.S. batu inti (Prasetyo E.S. 2008; Andhifani R.W., 2008; Andhifani R.W., et. al. 2016). et. al. 2016). q. Situs Gunung Kembang-1 (Sungai Kikim) n. Situs Gunung Karto (Sungai Empayang) Situs Gunung Kembang-1 (Sungai Situs Gunung Karto (Sungai Empayang) Kikim) merupakan situs terbuka, termasuk merupakan situs terbuka, termasuk ke dalam ke dalam wilayah Desa Gunung Kembang, wilayah Desa Gunung Karto, Kecamatan Kikim Kecamatan Kikim Timur, Kabupaten Lahat, Timur, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Provinsi Sumatera Selatan. Situs Gunung Selatan. Situs Gunung Karto terletak pada Kembang-1 terletak pada 03°43’08,2” Lintang 03°42’31,9” Lintang Selatan dan 103°18’33,5” Selatan dan 103°23’26,6” Bujur Timur, dengan Bujur Timur, dengan ketinggian 103 meter di ketinggian 92 meter di atas permukaan air laut atas permukaan air laut (Intan 2016), dengan (Intan 2016), dengan batuan penyusun adalah batuan penyusun adalah Formasi Kasai (Qtk). Formasi Kasai (QTk). Di lokasi pengamatan Di lokasi pengamatan ditemukan alat-alat litik ditemukan alat-alat litik berupa kapak berupa kapak perimbas, kapak penetak, dan perimbas, kapak penetak, gurdi, serut, batu batu inti (Prasetyo E.S. 2008; Andhifani R.W., asahan, dan calon beliung (Prasetyo E.S. 2008; et. al. 2016). Andhifani R.W., et. al. 2016).

81 KALPATARU, Majalah Arkeologi Vol. 26 No. 2, November 2017 (73-86) r. Situs Gedung Agung (Sungai Patikal) mengindikasikan adanya aktivitas manusia Situs Gedung Agung (Sungai Patikal) masa lalu. merupakan situs terbuka, termasuk ke dalam wilayah Desa Gedung Agung, Kecamatan a. Situs Lubuk Tuba-1 (Meander Sungai Kikim Timur, Kabupaten Lahat, Provinsi Kikim) Sumatera Selatan. Situs Gedung Agung Situs Lubuk Tuba berupa meander terletak pada 03°40’03,6” Lintang Selatan dan Sungai Kikim merupakan situs terbuka, 103°21’52,9” Bujur Timur, dengan ketinggian termasuk ke dalam wilayah Desa Lubuk Tuba, 84 meter di atas permukaan air laut (Intan Kecamatan Pseksu, Kabupaten Lahat, Provinsi 2016), dengan batuan penyusun adalah Formasi Sumatera Selatan, yang terletak 03°45’41,9” Kasai (Qtk). Di lokasi pengamatan ditemukan Lintang Selatan dan 103°22’14,6” Bujur Timur, adanya alat-alat litik berupa serut samping, dan dengan ketinggian 118 meter di atas permukaan batu inti (Prasetyo E.S. 2008; Andhifani R.W., air laut. Meander Sungai Kikim terdapat tebing et. al. 2016). yang tingginya mencapai 25 meter (Intan 2016), dan tersusun oleh batuan dari Formasi s. Situs Lubuk Nambulan (Sungai Empayang) Kasai (QTk). Di lokasi pengamatan ditemukan Situs Lubuk Nambulan (Sungai alat-alat litik berupa batu inti, kapak perimbas, Empayang) merupakan situs terbuka, termasuk serut samping, dan serpih (Prasetyo E.S. 2008; ke dalam wilayah Desa Lubuk Nambulan, Andhifani R.W., et. al. 2016). Kecamatan Kikim Timur, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. Situs Lubuk b. Situs Lubuk Atung-1 (Sungai Kikim- Nambulan terletak pada 03°44’33,8” Lintang Guhong) Selatan dan 103°17’32,8” Bujur Timur, dengan Situs Lubuk Atung-1 (Sungai Kikim- ketinggian 131 meter di atas permukaan air laut Guhong) merupakan situs terbuka, termasuk ke (Intan 2016), dengan batuan penyusun adalah dalam wilayah Desa Lubuk Atung, Kecamatan Formasi Kasai (Qtk). Di lokasi pengamatan Pseksu, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera ditemukan adanya alat-alat litik berupa kapak Selatan. Sungai Lubuk Atung-1 terletak penetak, dan kapak perimbas (Prasetyo E.S. 03°45’56,6” Lintang Selatan dan 103°23’14,1” 2008; Andhifani R.W., et. al. 2016). Bujur Timur, dengan ketinggian 128 meter di atas permukaan air laut (Intan 2016). Sungai t. Lokasi Survei Lainnya Lubuk Atung-1 tersusun oleh batuan dari Lokasi lainnya di Kecamatan Kikim Formasi Muara Enim (Tmpm). Di lokasi Timur yang dikunjungi selama survei berjumlah pengamatan ditemukan alat-alat litik berupa 2 lokasi. Namun, di lokasi ini tidak ditemukan kapak perimbas, dan serut ujung (Prasetyo E.S. adanya alat-alat litik yang mengindikasikan 2008; Andhifani R.W., et. al. 2016). adanya aktivitas manusia masa lalu (Lokasi no. 20-21 dalam Tabel-1), yaitu Sungai Labian c. Situs Lubuk Atung-2 (Sungai Kikim) (Desa Binjai), dan Sungai Kikim-Dagu (Desa Situs Lubuk Atung-2 (Sungai Kikim) Gunung Kembang)-2. merupakan situs terbuka, termasuk ke dalam wilayah Desa Lubuk Atung, Kecamatan 3.2.2 Kecamatan Pseksu Pseksu, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Pengamatan di Kecamatan Pseksu Selatan. Situs Lubuk Atung-2 terletak pada dilakukan di 10 lokasi; di 5 lokasi ditemukan 03°46’18,0” Lintang Selatan dan 103°23’20,8” alat-alat litik, sedangkan 5 lokasi lainnya Bujur Timur, dengan ketinggian 121 meter di tidak ditemukan adanya alat-alat litik yang atas permukaan air laut (Intan 2016), dengan

82 Situs Paleolitik DAS Kikim, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan: Kajian Aspek Geologi, M. Fadhlan S. Intan batuan penyusun adalah Formasi Air Benakat Muara Cawang)-1, Sungai Kikim-Cawang (Tma). Di lokasi pengamatan ditemukan (Desa Muara Cawang)-2, dan Sungai Kikim- alat-alat litik berupa kapak perimbas, serut Cawang (Desa Muara Cawang)-3. samping, dan serut ujung (Prasetyo E.S., 2008; Andhifani R.W., et. al. 2016). 3.2.3 Kecamatan Kikim Barat Pengamatan di Kecamatan Kikim Barat d. Situs Batu Niding (Sungai Cawang) dilakukan pada 4 Lokasi; di 2 lokasi ditemukan Situs Batu Niding (Sungai Cawang), alat-alat litik, sedangkan di 2 lokasi lainnya merupakan situs terbuka, termasuk ke dalam tidak ditemukan adanya alat-alat litik yang wilayah Desa Batu Niding, Kecamatan Pseksu, mengindikasikan adanya aktivitas manusia Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. masa lalu. Situs Batu Niding terletak pada 03°46’28,9” Lintang Selatan dan 103°19’45,2” Bujur Timur a. Situs Saung Naga (Sungai Pangi) (Intan 2016), dengan ketinggian 135 meter Situs Saung Naga bagian tengah di atas permukaan air laut, dengan batuan (Sungai Pangi) merupakan situs terbuka, penyusun adalah Formasi Air Benakat (Tma). termasuk ke dalam wilayah Desa Saung Naga, Di lokasi pengamatan ditemukan alat-alat litik Kecamatan Kikim Barat, Kabupaten Lahat, berupa kapak perimbas, serut samping, dan Provinsi Sumatera Selatan. Situs Saung Naga serut ujung (Prasetyo E.S. 2008; Andhifani terletak pada 03°37’44,2” Lintang Selatan dan R.W., et. al. 2016). 103°11’23,3” Bujur Timur, dengan ketinggian 90 meter di atas permukaan air laut (Intan e. Situs Lubuk Mabar (Sungai Saling) 2016), dengan batuan penyusun adalah Formasi Situs Lubuk Mabar (Sungai Saling) Kasai (QTk). Di lokasi pengamatan ditemukan merupakan situs terbuka, termasuk ke dalam alat-alat litik berupa kapak perimbas, kapak wilayah Desa Lubuk Mabar, Kecamatan penetak, kapak perimbas tipe tapal kuda, Pseksu, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera limas, calon beliung, serut cekung, proto kapak Selatan. Situs Lubuk Mabar terletak pada genggam, serut gerigi, serut samping, dan serut 03°45’29,1” Lintang Selatan dan 103°20’55,4” ujung (Prasetyo E.S. 2008; Andhifani R.W., et. Bujur Timur, dengan ketinggian 115 meter di al. 2016). atas permukaan air laut (Intan 2016), dengan Situs Saung Naga (Sungai Pangi), batuan penyusun adalah Formasi Kasai (QTk). pengamatan dilakukan ke arah hulu (N259°E), Di lokasi pengamatan ditemukan alat-alat litik yang terletak 03°37’47,0” Lintang Selatan dan berupa kapak perimbas, serut samping, dan 103°11’08,6” Bujur Timur, dengan ketinggian serut ujung (Prasetyo E.S. 2008; Andhifani 88 meter di atas permukaan air laut (Intan R.W., et. al. 2016). 2016) dan tersusun oleh batuan dari Formasi Kasai (QTk). Di lokasi pengamatan ditemukan f. Lokasi Survei Lainnya alat-alat litik berupa kapak perimbas, kapak Lokasi lainnya di Kecamatan Pseksu, penetak, kapak perimbas tipe tapal kuda, yang dikunjungi selama survei berjumlah 5 limas, calon beliung, serut cekung, proto kapak lokasi, namun di lokasi ini tidak ditemukan genggam, serut gerigi, serut samping, dan serut adanya alat-alat litik yang mengindikasikan ujung (Prasetyo E.S. 2008; Andhifani R.W., et. adanya aktivitas manusia masa lalu (Lokasi al. 2016). no. 6-10 dalam Tabel-2), yaitu Sungai Kikim Situs Saung Naga (Sungai Pangi), (Desa Lubuk Tuba)-2, Sungai Kikim (Desa pengamatan dilakukan ke arah hilir (N20°E), Lubuk Tuba)-3, Sungai Kikim-Cawang (Desa yang terletak 03°36’56,3” Lintang Selatan dan

83 KALPATARU, Majalah Arkeologi Vol. 26 No. 2, November 2017 (73-86)

103°11’40,7” Bujur Timur, dengan ketinggian Tanjung Aur)-1, Sungai Lingsing (Desa 84 meter di atas permukaan air laut (Intan Tanjung Aur)-2, dan Sungai Lingsing (Desa 2016) dan tersusun oleh batuan dari Formasi Kepala Siring). Kasai (QTk). Di lokasi pengamatan ditemukan alat-alat litik berupa kapak perimbas, kapak 3.2.5 Kecamatan Kikim Selatan penetak, kapak perimbas tipe tapal kuda, Pengamatan di Kecamatan Kikim limas, calon beliung, serut cekung, proto kapak Barat, dilakukan pada 7 Lokasi; di 4 lokasi genggam, serut gerigi, serut samping, dan serut ditemukan alat-alat litik, sedangkan 3 lokasi ujung (Prasetyo E.S., 2008; Andhifani R.W., tidak ditemukan adanya alat-alat litik yang et. al. 2016). mengindikasikan adanya aktivitas manusia masa lalu. b. Situs Ulak Bandung (Sungai Pangi) Situs Ulak Bandung (Sungai Pangi) a. Situs Nanjungan-1 (Sungai Jelatang) merupakan situs terbuka, termasuk ke dalam Situs Nanjungan-1 (Sungai Jelatang) wilayah Desa Ulak Bandung, Kecamatan Kikim merupakan situs terbuka, termasuk ke dalam Barat, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera wilayah Desa Nanjungan, Kecamatan Kikim Selatan. Situs Ulak Bandung terletak pada Selatan, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera 03°36’58,0” Lintang Selatan dan 103°11’46,3” Selatan. Situs Nanjungan-1 terletak pada Bujur Timur, dengan ketinggian 79 meter di 03°43’51,2” Lintang Selatan dan 103°11’39,9” atas permukaan air laut (Intan 2016), dengan Bujur Timur, dengan ketinggian 120 meter di batuan penyusun adalah Formasi Kasai (Qtk). atas permukaan air laut (Intan 2016), dengan Di lokasi pengamatan ditemukan alat-alat batuan penyusun adalah Formasi Muara Enim litik berupa batu inti, kapak perimbas, kapak (Tmpm). Di lokasi pengamatan ditemukan penetak, kapak perimbas tipe tapal kuda, proto alat-alat litik berupa kapak perimbas, kapak kapak genggam, serut samping, serut gerigi, penetak, kapak perimbas tipe tapal kuda, kapak pembelah, dan serut cekung (Prasetyo limas, calon beliung, serut cekung, proto kapak E.S. 2008; Andhifani R.W., et. al. 2016). genggam, serut gerigi, serut samping, dan serut ujung (Prasetyo E.S. 2008; Andhifani R.W., et. c. Lokasi Survei Lainnya al. 2016). Lokasi lainnya di Kecamatan Kikim Barat yang dikunjungi selama survei berjumlah b. Situs Nanjungan-2 (Sungai Jelatang-Sungai 2 lokasi. Namun, di lokasi ini tidak ditemukan Pangi) adanya alat-alat litik yang mengindikasikan Situs Nanjungan-2 (Sungai Jelatang- adanya aktivitas manusia masa lalu (Lokasi Pangi) adalah muara Sungai Jelatang di Sungai no. 3-4 dalam Tabel-3) yaitu, Sungai Pangi- Pangi, merupakan situs terbuka, termasuk ke Laru (Desa Jajaran Lama)-1, dan Sungai Pangi dalam wilayah Desa Nanjungan, Kecamatan (Desa Jajaran Lama)-2. Kikim Selatan, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. Situs Nanjungan-2 terletak 3.2.4 Kecamatan Kikim Tengah pada 03°43’41,9” Lintang Selatan dan Pengamatan di Kecamatan Kikim 103°11’33,4” Bujur Timur, dengan ketinggian Tengah dilakukan pada 3 Lokasi. Namun, di 117 meter di atas permukaan air laut (Intan lokasi-lokasi tersebut tidak ditemukan adanya 2016), dengan batuan penyusun adalah alat-alat litik yang mengindikasikan adanya Formasi Muara Enim (Tmpm). Di lokasi aktivitas manusia masa lalu (Lokasi no. 1-3 pengamatan ditemukan alat-alat litik berupa dalam Tabel-4) yaitu, Sungai Lingsing (Desa kapak perimbas, kapak penetak, serut cekung,

84 Situs Paleolitik DAS Kikim, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan: Kajian Aspek Geologi, M. Fadhlan S. Intan serut gerigi, serut samping, dan serut ujung Sumatera Selatan. Situs Pagardin terletak pada (Prasetyo E.S. 2008; Andhifani R.W., et. al. 03°41’52,3” Lintang Selatan dan 103°11’07,6” 2016). Bujur Timur, dengan ketinggian 109 meter di atas permukaan air laut (Intan 2016), dengan c. Situs Beringin Jaya (Sungai Pangi) batuan penyusun adalah Formasi Muara Enim Situs Beringin Jaya (Sungai Pangi) (Tmpm). Di lokasi pengamatan ditemukan merupakan situs terbuka, termasuk ke dalam alat-alat litik berupa kapak perimbas, serut wilayah Desa Beringin Jaya, Kecamatan Kikim samping, dan serut ujung (Prasetyo E.S., 2008; Selatan, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Andhifani R.W., et. al. 2016). Selatan. Situs Beringin Jaya terletak pada 03°40’18,7” Lintang Selatan dan 103°11’02,1” e. Lokasi Survei Lainnya Bujur Timur, dengan ketinggian 95 meter di Lokasi lainnya di Kecamatan Kikim atas permukaan air laut (Intan 2016), dengan Selatan, yang dikunjungi selama survei batuan penyusun adalah Aluvium (Qa). Di berjumlah 3 lokasi, namun di lokasi ini lokasi pengamatan ditemukan alat-alat litik tidak ditemukan adanya alat-alat litik yang berupa kapak perimbas, kapak penetak, serut mengindikasikan adanya aktivitas manusia gerigi, serut samping, dan serut ujung (Prasetyo masa lalu (Lokasi no. 5-7 dalam Tabel-5), yaitu E.S. 2008; Andhifani R.W., et. al. 2016). Sungai Lingsing (Desa Pagar Jati)-1, Sungai Situs Beringin Jaya (Sungai Pangi), Lingsing (Desa Pagar Jati)-2, dan Sungai Pangi pengamatan dilakukan ke arah hulu, pada (Desa Tanjung Pandang). 03°40’25,3” Lintang Selatan dan 103°10’57,8” Bujur Timur, dengan ketinggian 96 meter di 4. Penutup atas permukaan air laut (Intan 2016), dengan Hasil penelitian di wilayah DAS Kikim batuan penyusun adalah Aluvium (Qa). Di dan sekitarnya menunjukkan ada 3 (tiga) satuan lokasi pengamatan ditemukan alat-alat litik morfologi, yaitu satuan morfologi dataran (0- berupa kapak perimbas, kapak penetak, 2%), satuan morfologi bergelombang lemah serut cekung, serut samping, dan serut ujung (2-8%), dan satuan morfologi bergelombang (Prasetyo E.S. 2008; Andhifani R.W., et. al. kuat (8-16%), dengan ketinggian secara umum 2016). adalah 70 – 170 meter di atas permukaan air Situs Beringin Jaya (Sungai Pangi), laut. pengamatan dilakukan ke arah hilir, pada Situs-situs di wilayah DAS Kikim 03°40’14,8” Lintang Selatan dan 103°10’59,6” (Sungai Kikim, Sungai Lingsing dan Sungai Bujur Timur, dengan ketinggian 95 meter diatas Pangi), tersusun oleh aluvium (Holosen), tufa permukaan air laut (Intan 2016), dengan batuan (berumur Pliosen Akhir – Pleistosen), dan batu penyusun adalah aluvium (Qa). Di lokasi pasir (berumur Miosen Akhir – Pliosen Awal). pengamatan ditemukan alat-alat litik berupa Penelitian di wilayah DAS Kikim kapak perimbas, kapak penetak, serut cekung, dan sekitarnya telah berhasil menemukan serut gerigi, dan serut samping (Prasetyo E., 30 situs paleolitik, dengan temuan alat litik 2008; Andhifani R.W., et. al. 2016). yang bervariasi, yaitu kapak perimbas, kapak penetak, kapak pembelah, kapak genggam, d. Situs Pagardin (Sungai Pangi) proto kapak genggam, kapak perimbas tipe Situs Pagardin (GPS-68/2017) tapal kuda, serpih, serut samping,serpih besar, merupakan situs terbuka, termasuk ke serut, serut gerigi, serut ujung, serut cekung, dalam wilayah Desa Pagardin, Kecamatan gurdi, pisau, batu asahan, calon beliung, pic, Kikim Selatan, Kabupaten Lahat, Provinsi limas, dan batu inti.

85 KALPATARU, Majalah Arkeologi Vol. 26 No. 2, November 2017 (73-86)

Penelitian di Kabupaten Lahat yang Sumatera Selatan”. Laporan Penelitian. dilaksanakan di tiga sungai besar (Sungai : Bagian Laporan Penelitian Balai Arkeologi Sumatera Selatan. Kikim, Sungai Lingsing, dan Sungai Pangi) yang membentang dari timur ke barat dengan Jarvis, A., H.I. Reuter, A. Nelson, dan E. Guevara. 2008. Hole-filled seamless arah aliran dari selatan ke utara, menghasilkan SRTM data V4. Center for Tropical suatu data yang cukup menarik, yaitu bahwa Agliculture (CIAT). aktivitas manusia masa lampau hanya terpusat Lobeck, A.K. 1939. Geomorphology, di dua sungai besar (Sungai Kikim (timur) dan An Introduction To The Study of Sungai Pangi (barat), sedangkan di Sungai Landscape. New York and London: Mc Graw Hill Book Company Inc. Lingsing tidak ditemukan jejak aktivitas manusia masa lampau (lihat Gambar-6). Prasetyo Eko Sigit. 2008. “Survei Arkeologi DAS Kikim, Kabupaten Lahat, Provinsi Padahal ketiga sungai besar tersebut Sumatera Selatan”. Laporan Penelitian. mempunyai lingkungan geologi yang tersusun Palembang: Balai Arkeologi Palembang. oleh batuan yang sama. Prasetyo Eko Sigit. 2009. “Alat Batu Daerah Aliran Sungai Kikim, Lahat, Sumatera Daftar Pustaka Selatan“. EHPA Bali, 2-5 Nopember 2009, hlm.1-13. Pusat Penelitian dan Andhifani Rizki Wahyu, Prasetyo Eko Sigit, Pengembangan Arkeologi Nasional. Fahrozi Novri M., Intan S. Fadhlan, Prasetyo Eko Sigit. 2012. “Potensi Arkeologis M. 2016. “Survei Arkeologi DAS Daerah Aliran Sungai Kikim Kabupaten Kikim, Kabupaten Lahat, Provinsi Lahat, Sumatera Selatan“. Jurnal Papua, Sumatera Selatan“. Laporan Penelitian. Tahun IV. No.1/Juni 2012, hlm. 51-64 Palembang: Balai Arkeologi Sumatera Selatan. Thornbury,W.D., 1964. Principle of Geomorphology. London, New York Badan Pusat Statistik. 2016. “Kabupaten Lahat and London: John Wiley and sons, inc. dalam Angka 2016“. Kabupaten Lahat: Badan Pusat Statistik Kabupaten Lahat. Todd D.K., 1980, Groundwater Hidrology. New York: John Wiley & Sons Inc. Bappeda. 2014. “Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Lahat“. Pemerintah Kabupaten Lahat: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Pemerintah Kabupaten Lahat. Desaunettes, J R. 1977. “Catalogue of Landforms for Indonesia”: Examples of a Physiographic Approach to Land Evaluation for Agricultural Development.” Unpublished. Bogor: Trust Fund of the Government of Indonesia Food and Agriculture Organization. Gafoer S., Burhan G., dan Purnomo J., 1986. “Peta Geologi Lembar Lahat Sumatera“. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Gafoer S., Amin T.C., dan Pardede R., 1992. “Peta Geologi Lembar Bengkulu Sumatera“. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Intan S. Fadhlan, M. 2016. “Geologi Sungai Kikim, Kabupaten Lahat, Provinsi

86