Domestic Case Study 2018 Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Daya Tarik Museum Sonobudoyo Sebagai Warisan Budaya Yogyakarta

Zita Vangelisca 1702739

Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta

Abstract: Jogjakarta is worth mentioning as a city rich in culture and history. Sonobudoyo Museum is one that has its own charm for tourists. Sonobudoyo Museum stores various collections that are closely related to culture and other historical objects. In addition, the architecture of the museum building is also a classic Javanese style is very unique and beautiful. The location of Sonobudoyo Museum is divided into two parts: Unit I is located at Jalan Trikora No 6 Yogyakarta, while Unit II is located in Ndalem Condrokiranan Wijilan near North Square of Yogyakarta. In this Sonobudoyo Museum, tourists can find interesting collections related to Indonesian culture, as well as collections from prehistoric times until the entry of Islam to . Visitors can also get to know the culture and history of Indonesia by visiting this museum, so it is suitable if the Museum Sonobudoyo dubbed as a tourist attraction area of Indonesian cultural heritage.

Keywords: Jogjakarta; Museum Sonobudoyo;Culture .

1. Pendahuluan Pariwisata kini telah menjadi kebutuhan global. Perkembangan globalisme yang semakin pesat sangat berpengaruh terhadap perkembangan industri, termasuk industri pariwisata [1]. Saat ini industri pariwisata merupakan bagian dari salah satu penghasil devisa bagi negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia [2]. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan wisata didunia, hal ini dikarenakan selain letaknya yang strategis dan wilayahnya yang sangat luas, Indonesia memiliki daerah-daerah tujuan wisata yang mempunyai atraksi wisata yang berbeda –beda di setiap daerahnya [3]. Sebagai salah satu negara yang mempunyai potensi wisata yang cukup besar, Indonesia berpeluang untuk meningkatkan pendapatan negara dan pertumbuhan ekonomi melalui sektor pariwisata. Indonesia merupakan negara Kepulauan yang kaya akan kekayaan alam seperti flora dan fauna serta keanekaragaman seni budaya yang merupakan potensi wisata yang dapat dijadikan destinasi wisata unggulan yang menarik investor dan wisatawan baik domestik maupun mancanegara [4]. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi wisata yang sangat luar biasa baik wisata sejarah, wisata budaya, wisata belanja, wisata kuliner ataupun tempat wisata lainnya yang sangat menarik untuk dikunjungi [5]. Keanekaragaman upacara keagamaan dan budaya dari berbagai agama serta didukung oleh kreatifitas seni dan keramahtamahan masyarakat, membuat Daerah Istimewa Yogyakarta mampu menciptakan produk-produk budaya dan pariwisata yang menjanjikan. Provinsi DIY terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa, secara astronomis terletak pada 7°33’-8°12’ Lintang Selatan dan 110°00’-110°50’ Bujur Timur, dengan luas 3.185,80 km2. Secara administratif terdiri dari 1 kota dan 4 kabupaten, 78 kecamatan dan 438 kelurahan/desa [6], yaitu: a. Kota Yogyakarta (luas 32,50 km2, terdiri dari 14 kecamatan dan 45 kelurahan); b. Kabupaten Bantul (luas 506,85 km2, terdiri dari 17 kecamatan dan 75 desa); c. Kabupaten Kulon Progo (luas 586,27 km2, terdiri dari 12 kecamatan dan 88 desa); d. Kabupaten Gunungkidul (luas 1.485,36 km2, terdiri dari 18 kecamatan dan 144 desa); e. Kabupaten Sleman (luas 574,82 km2, terdiri dari 17 kecamatan dan 86 desa). Lahan pesisir di Provinsi DIY seluas ± 8.250 ha. membujur dari Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul sampai dengan Kabupaten Gunungkidul berpotensi untuk budidaya pertanian dalam arti luas. Dari luasan tersebut, 650 ha. dapat dikembangkan untuk budidaya tambak udang/ikan. Daerah Istimewa Yogyakarta di bagian Selatan dibatasi Lautan Indonesia, sedangkan di bagian Timur Laut, Tenggara, Barat dan Barat Laut dibatasi oleh wilayah Provinsi Jawa Tengah yang meliputi: a. Kabupaten Klaten di sebelah Timur Laut; b. Kabupaten Wonogiri di sebelah Tenggara; c. Kabupaten Purworejo di sebelah Barat; d. Kabupaten Magelang di sebelah Barat Laut. Salah satu kota yang sangat berpegaruh dalam perkembangan pariwisata DIY adalah Kota Yogyakarta. Kota Yogyakarta adalah salah satu kota besar di Indonesia yang saat ini terus berkembang, baik dari segi kehidupan masyarakatnya maupun segi pariwisatanya [7]. Kota Yogyakarta mempunyai beragam potensi budaya, baik budaya yang tangible (fisik) maupun yang intangible (non fisik). Potensi budaya yang tangible antara lain kawasan cagar budaya dan benda cagar budaya sedangkan potensi budaya yang intangible seperti gagasan, sistem nilai atau norma, karya seni, sistem sosial atau perilaku sosial yang ada dalam masyarakat. Keberadaan aset-aset budaya peninggalan peradaban masa lampau tersebut, yang masih terlestari keberadaannya, merupakan motivasi bagi timbulnya dinamika masyarakat dalam berkehidupan terutama dalam berseni budaya dan beradat tradisi [8]. Kota Yogyakarta mempunyai begitu banyaknya potensi wisata. Salah satu potensi wisata yang menonjol di Kota Yogyakarta adalah dengan banyaknya keberadaan museum sebagai bukti warisan budaya yang telah ada sejak zaman dahulu. Pengertian museum tidak identik dengan infrastruktur bangunan, dalam sudut pandang yang lebih luas, museum dapat diartikan sebagai suatu kawasan yang memiliki citra budaya dan produk yang mampu disajikan kepada masyarakat sebagai informasi yang edukatif dan menarik. Selain itu, museum dapat dijadikan sebagai sarana untuk lebih mengenalkan kekayaan sejarah dan budaya suatu bangsa sebagai daya tarik wisata. Kota Yogyakarta memiliki potensi wisata budaya dengan keberadaan museum- museum yang sebagian besar menyimpan koleksi mengenai budaya [9]. Kota Yogyakarta memiliki 13 museum yang salah satu diantaranya yaitu Museum Sonobudoyo Yogyakarta, yang sekarang ini menjadi museum nasional karena menyimpan benda seni budaya terlengkap di Indonesia. Museum Sonobudoyo Yogyakarta adalah museum sejarah dan kebudayaan Jawa, yang memiliki nilai budaya, termasuk bangunannya yang berjenis arsitektur klasik Jawa. Pada awalnya Museum Sonobudoyo Yogyakarta adalah yayasan yang bergerak dibidang kebudayaan Jawa, Madura, , dan . Yayasan ini berdiri di pada tahun 1919 bersama Jawa Institut. Pada masa pendidikan Jepang Museum Sonobudoyo dikelola oleh Bupati Paniradyapati Wiyata Praja ( Kantor Sosial Bagian Pengajaran). Di zaman kemerdekaan kemudian dikelola oleh Bupati Utorodyopati Budaya Prawito yaitu jajaran pemerintah DIY, kemudian pada akhir tahun 1974 Museum Sonobudoyo Yogyakarta diserahkan ke Pemerintah Pusat. Museum Sonobudoyo Yogyakarta menyimpan koleksi mengenai budaya dan sejarah Jawa yang paling lengka setalah Museum Nasional Replubik Indonesia di meliputi koleksi pengembangan dan bimbingan cultural educative. Museum Sonobudoyo Yogyakarta merupakan unit Pengelola Teknis Daerah pada Dinas Kebudayaan provinsi DIY, mempunyai fungsi pengelolaan museum yang memiliki nilai budaya ilmiah, meliputi koleksi pengembangan dan bebagai cultural educative. Sehingga tujuan dari museum bukan hanya untuk mencari keuntungan dari adanya wisatawan yang berkunjung, melainkan untuk mengubah pandangan dan perilaku masyarakat tentang museum yang dipandang sebagai tempat yang tidak menarik dikunjugi, tetapi melainkan menjadi tempat yang dianggap menarik dan menyenangan untuk dikunjungi wisatawan. Museum Sonobudoyo Yogyakarta sebagai salah satu museum terlengkap di Indonesia diharapkan akan menjadi gambaran dari fungsi museum dalam hal pelayanan dan optimalisasi fungsi, dengan melihat potesi yang dimiliki, sehingga akan mempunyai prospek dan peluang untuk lebih dikembangkan dan ditingkatkan. Berdasarkan hasil pengamatan langsung penulis di obyek wisata budaya Museum Sonobudoyo Yogyakarta, melalui program Domestic Case Study maka penulis ingin berbagi pengalaman dan menjelaskan sedikit tentang daya tarik obyek wisata budaya Museum Sonobudoyo Yogyakarta. Domestic Case Study adalah program wajib yang di ikuti oleh semua mahasiswa Stipram Yogyakarta dengan tujuan obyek wisata Yogyakarta [10]. Program ini bertujuan agar semua mahasiswa mengetahui dan memahami beberapa hal tentang pariwisata khususnya di daerah Yogyakarta meliputi daya tarik obyek wisata, wisata sejarah, wisata budaya serta beberapa hal yang menarik dibidang pariwisata khususnya. Berbagai kebudayaan yang unik dan menarik yang ada di Yogyakarta memiliki keistimewaan sendiri bagi para wisatawan yang berkunjung. Program ini dilaksanakan pada tanggal 11 November 2015 dalam program ini mahasiswa ditunjukkan berbagai macam tempat wisata dan budaya yang ada di Yogyakarta. Alasan pemilihan obyek wisata budaya Museum Sonobudoyo sebagai bahan penulisan, karena Museum Sonobudoyo memiliki daya tarik yang luar biasa dari segi nilai budaya yang dimilikinya. A. Lokasi Dan Jadwal Kunjungan 1. Lokasi Lokasi Museum Sonobudoyo berada dalam lokasi yang strategis yaitu di pusat kota, dengan alamat di Jl. Trikora 6 Yogyakarta. Wisatawan dapat dengan leluasa menggunakan kendaraan pribadi, atau memanfaatkan kendaraan umum seperti Trans Jogja, Becak, Taxi, Sepeda, atau jasa Tour and Travel yang banyak tersebar di Jogja. Tempat wisata ini memang menjadi salah satu destinasi favorit bagi wisatawan yang tengah berkunjung ke Jogja karena tempatnya yang sangat dekat dengan Kraton Yogyakarta. Daya tarik obyek wisata budaya Museum Sonobudoyo terletak pada barang-barang penyimpanan yang ada di museum dan sangat erat dengan budaya Jawa Klasik, sehingga sangat menarik untuk dinikmati nilai budaya yang ada dimuseum tersebut. 2. Jadwal Kunjungan Hari : Rabu Tanggal : 11 November 2015 Pukul : 09.00 – 13.00

2. Pembahasan Museum Sonobudoyo Yogyakarta merupakan museum yang bernilai sejarah dan bernilai pendidikan. Museum Sonobudoyo banyak menyimpan benda-benda bersejarah yang terdapat di setiap ruanganya, dan juga termasuk museum terlengkap kedua setelah Museum Nasional Jakarta. Museum Sonobudoyo didirikan oleh sebuah yayasan kebudayaan Jawa dan Bali pada tahun 1919 dengan nama: Institut. Tahun 1924 dalam konggresnya Java Institut memutuskan rencana mendirikan sebuah museum Jawa dan Bali yang kemudian diberi nama “Sono Budoyo”. Tahun 1931 dibentuk panitia Tn. Karsten, P.H.W, Sitsun, dan S. Kopenbreg. Tahun 1934 bangunan museum mulai didirikan diatas tanah bekas sekatan (rumah kepanduan) hadiah Ng. D.S.D.I.S Kangjeng Sultan Hamengkubuwono VIII, dengan senkalan candra “buta ngrasa esthining lata” (tahun 1865 Jw atau 1934 M). Pada 6 November 1935 Museum Sonobudoyo diresmikan oleh Ng. D.S.D.I.S Kanjeng Sultan Hamengkubuwono VIII atas permintaan ketua “ Java Institute” Hoesein Djajadiningrat. Tahun 1939 Museum Sonobudoyo menyelenggarakan sekolah kerajinan seni ukir (kunstambacht School). Tahun 1940 Museum Sonobudoyo dilengkapi dengan pendopo kesenian yang diresmikan oleh Sri Sultan Hamengkubowono IX. Pada masa kependudukan Jepang Museum Sonobudoyo dikelola oleh pemerintah kependudukan Jepang. Tahun 1945 setelah Proklamasi Kemerdekaan Museum Sonobudoyo dikelola oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Sejak tahun 1974 dikelola oleh Departemen P & K hingga sekarang. Berdasarkan surat keputusan Menteri P & K No. 093/0/1979 tanggal 28 Mei 1979 Museum Sonobudoyo ditetapkan sebagai Museum Negeri Provinsi. Di Tahun 2001 Museum Negeri Sonobudoyo bergabung dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi DIY, kemudia Museum Negeri Sonobudoyo sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas di lingkungan Dinas Kebudayaan DIY dari tahun 2004 sampai sekarang. Adapun jadwal buka obyek wisata budaya Museum Sonobudoyo yaitu setiap hari Selasa sampai Jumat jam 07.30 s/d 14.00 WIB dengan tarif tiket dewasa Rp 3000,-/orang, Rp 2500,-/orang (anak-anak) dan wisatawan asing Rp 5.000,-/orang. Salah satu daya tarik dari obyek wisata budaya Museum Sonobudoyo yaitu adanya pagelaran kulit yang disajikan secara ringkas dari jam 20.00 s/d 22.00 WIB pada hari kerja, untuk biaya tiket pada turis asing maupun domestik yaitu hanya Rp 20.000,-/orang. a. Gambaran Umum Museum Sonobudoyo Museum Sonobudoyo adalah museum sejarah dan kebudayaan dari Jawa, termasuk arsitekturnya yang berasal dari kebudayaan arsitektur klasik di Jawa. Museum ini menyimpan koleksi mengenai sejarah dan kebudayaan Jawa yang paling lengkap di Indonesia setalah museum Nasional Republik Indonesia di Jakarta. Selain peti kubur batu dan replika tengkorak manusia homosapien dan moko alat pemanggil hujan, museum ini juga menampilkan bermacam-macam bentuk dan jenis wayang, senjata kuno, bermacam- macam topeng dan lain-lain. Selain Museum Sonobudoyo Unit I juga ada Museum Sonobudoyo Unit II, merupakan bagian dari Museum Sonobudoyo Unit I, bertempat di Ndalem Condrokiranan di wilayah Wijilan, sisi timur Alun-alun utara. Museum Sonobudoyo Unit II ini menyimpan berbagai koleksi menarik berupa hasil kebudayaan khas Provinsi DIY. Bangunan museum ini awalnya merupakan tempat tinggal Adipati Anom Kanjeng Sultan Hamengkubuwono III. Suasana khas jawa terlihat jelas dari bentuk museum, dari cepuri yang beratapkan limasan berstruktur semi tinaduh, goyo, dan bandogo. Regol berbentuk lak badar menjadi symbol keterbukaan Museum Sonobudoyo Unit II dalam menyambut kedatangan tamu. Museum Sonobudoyo dibagi menjadi II Unit karena sudah menjadi kebijakan Internal dan diresmikan oleh Sultan Hamengkubuwono VIII pada tanggal 6 November 1935. b. Daya Tarik Obyek Wisata Budaya Museum Sonobudoyo I Daya tarik adalah segala sesuatu yang terdapat didaerah tujuan wisata yang merupakan sesuatu hal yang menarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke suatu tempat daerah tujuan wisata, daya tarik tersebut diantaranya : Pertama adalah benda- benda yang tersedia dan terdapat didalam alam semesta, seperti iklim, bentuk tanah dan pemandangan, hutan belukar, fauna dan flora, gunung, pusat kesehatan. Kedua adalah hasil ciptaan manusia, seperti benda-benda bersejarah, monumen festival, pameran dan museum. Ketiga adalah tata cara hidup masyarakat, seperti upacara pembakaran mayat, upacara sekaten, upacara khitanan. Museum Sonobudoyo berfungsi sebagai tempat untuk mengumpulkan, melestarikan, dan membina warisan budaya (Jawa) yang selanjutnya disajikan secara umum. Dalam perkembangannya kemudiaan dimanfaatkan sebagai obyek penelitian, obyek penikmat seni sekaligus obyek wisata. Pengumpul koleksi dari periode awal sampai saat ini dilakuka sesuai kondisi keperluan dan kemampuan dana yang tersedia. Pelestarian dilakukan dengan cara perawatan, dokumentasi, sarasehan, diskusi, seminar yang berkaitan dengan koleksi. Museum Sonobudoyo juga menjadi tempat pembelajaran bagi wisatawan yang berkunjung ke museum., karena Museum Sonobudoyo merupakan media pembelajaran tentang sejarah dan kebudayaan masyarakat Jawa, ini terbukti karena mayoritas pengunjung Museum Sonobudoyo adalah rombongan dari siswa-siswi sekolah maupun mahasiswa yang sedang melakukan penelitian. Di samping itu, tidak hanya wisatawan domestik saja yang berkunjung ke Museum Sonobudoyo tetapi wisatawan mancanegara juga banyak yang berkunjung, tidak hanya sekedar melihat-lihat isi koleksi Museum Sonobudoyo, tetapi wisatwan mancanegara juga sangat tertarik pada atraksi wayang kulit yang diselenggarakan pada malam hari pukul 20.00 s/d 22.00 WIB dengan harga tiket Rp 20.000,-/orang. Pertunjukan wayang kulit ini merupakan salah satu daya tarik utama obyek wisata budaya Museum Sonobudoyo. Pertunjukan wayang ini menggambarkan cerita sejarah dan nilai-nilai budaya Yogyakarta yang sangat kental. Wisatawan yang sering menyaksikan acara pagelaran wayang kulit di Museum Sonobudoyo yaitu ialah para wisatawan mancanegara, mereka sangat antusias menyaksikan penampilan wayang kulit dan sangat memperhatikan mulai acara dimulai sampai selesai walaupun merka tidak mengerti bahasa dhalang yang memainkan wayang, tetapi wisatawan mancanegara tetap menyaksikan pertunjukan wayang hingga selesai. Di Museum Sonobudoyo pengunjung tidak hanya sekedar melihat-lihat isi museum, pegunjung juga dapat mempelajari isi museum dengan cara membaca petunjuk penjelasan pada setiap koleksi museum atau dapat menggunakan jasa guide Museum Sonobudoyo. Adapun koleksi-koleksi yag ada di Museum Sonobudoyo I dipamerkan di sebelas ruangan yaitu : 1. Ruang Pengenalan Daya tarik ruang pengenalan yaitu Pastren (Seperangkat ritual Dewi Sri pada saat panen), Lambang Kerajaan Yogyakarta dan lambang Kerajaan Solo, Genta perunggu berlapis perak (kelengkapan upacara agama Budha). Terdapat sedikit koleksi yang mewakili disetiap ruang Museum Sonobudoyo. Ruang Pengenalan merupakan ruang yang memperkenalkan kepada wisatwan seluruh koleksi disetiap ruanganya. Daya tarik ruangan pengenalan selain wisatawan melihat sedikit koleksi yang mewakili disetiap ruang museum, biasanya wisatawan melempar uang recehan. Menurut kepercayaam. Wisatawam yang melempar uang recehan ke piring seperangakat alat ritual, maka dipercaya akan diberi rejeki yang berlimpah dari sang kuasa. 2. Ruang Prasejarah Daya Tarik Prasejarah yaitu : Dua jenis logam yaitu perunggu dan besi, terdapat teknik pembuatan gerabah sederhana, Kendi yang bersal dari situs Gunung Wingko, Replika tengkorak dan manusia purba. Ruang prasejarah merupakan ruang kedua Museum Sonobudoyo I, ruang ini memiliki daya tarik yaitu wisatawan bisa melihat- lihat dan menambah ilmu baru tentang : a. Jenis-jenis logam yaitu perunggu b. Teknik pembuatan gerabah sederhana. c. Kendi yang berasal dari situs Gunung Wingko, yang terbuat dari tanah liat dan pembakarannya melalui tungku terbuka. d. Replika tengkorak dan manusia purba berbahan Fiberglass. 3. Ruang Klasik Daya tarik ruang klasik yaitu : Patung Kepala Dewa (Dewa Tara) lambang Dewa Budha, terdapat macam prasasti, Artifact panteon agama Budha, Artifact Panteheon Hindu, berbagai perlatan upacara, kesenian pada masa klasik, sistem pengetahuan yang dikenal secara universal pada masa klasik, jenis mata uang, sistem bahasa pada masa klasik menggunakan bermacam-macam bahasa dan huruf, antara lain hurud Arab, Bahasa Jawa dengan huru Arab, dan bahasa Melayu dan huruf Arab. Ruang Klasik merupakan ruang ketiga Museum Sonobudoyo I, ruang ini memiliki daya tarik yaitu wisatawan bisa melihat-lihat dan menambah ilmu baru tentang : a. Patung Kepala Dewa, dibuat dari perunggu berlapis emas, yang ditemukan di Pathuk , Gunung Kidul, Yogyakarta 1956. b. Prasasti bau, Prasasti logam, dan Prasasti Naskah Lontar c. Artifact Panteon agama Budha, seperti : 1) Dhyani Budha Aksobya (penguasa arah timur) 2) Dhyani Budha Amogasidi ( penguasa arah utara) 3) Dhyani Budha Ratnasambawa (penguasa arah selatan) d. Artifact Panteon Hindu seperti : 1) Area Acala Mahakradaraja 2) Dewi Sri (merupakan sakti Dewa Wisnu, menurut kepercayaan di Jawa, Dewi Sri adalah Dewi Padi). 3) Dewa Kuwera (merupakan Dewa kekayaan dan termasuk salah satu Dewa penjaga mata angin arah utara). 4) Ganesha (putra Dewa Siwa dan Parwati, Dewa ilmu pengetahuan e. Cermin pada jaman dahulu f. Berbagai peralatan upacara, seperti : 1) Khakhara (sebagai hiasan tongkat pendeta dalam memimpin upacara) 2) Berbagai ,cam bentuk Gentha (hiasan puncak Gentha berupa berbagai lambang sebagai kelengkapan upacara Agama Hindhu Budha) 3) Tablet (berisi mantera- mantera sebagai perlengkapan upacara juga sebagai jimat) 4) Cermin (berbagai bentuk cermin sebagai kelengkapan upacara) 5) Berbagai bentuk Stupika (sebagai kelengkapan sarana sesaji dalam agama Budha) 6) Sangkha (sebagai kelengkapan upacara, terbuat dari kerang dengan hiasan goresan ditemukan di Desa Mrenggi, Gunung Kidul, Yogyakarta). 7) Kotak bertutup (terbuat dari batu putih, sebagai wadah peripih terdiri dari sembilan lubag satu pusat dan delapan penjuru mata angin) g. Kesenian masa klasik seperti : 1) Bonang 2) Kempyang 3) Kemanak 4) Wilahan h. Hal yang meliputi alam sekitar yaitu flora dan Fauna, zat-zat , bahan mentah, benda di lingkungannya, tubuh, sifat, tingkat laku manusia, serta ruang dan waktu seperti : 1) Zodiak Beker (menggambarkan adanya pengetahuan tentang astronomi). 2) Prasasti Taragal (tahun 802 Saka atau 880 M menggambarkan penenalan waktu). 3) Kenthongan (merupakan salah satu bentuk alat komunikasi). 4) Timbangan Emas (salah satu alat untuk mengetahui ukuran). 5) Peralatan Pande Emas (menunjukan pengenalan sifat bahan logam). i. Berbagai jenis mata uang seperti : 1) Berbagai jenis mata uang 2) Cetakan mata uang cina 3) Celengan (bentuk kepala manusia dan binatang berasal dari Majapahit). j. Wisatawan juga dapat melihat sistem bahasa pada masa klasik dalam: 1) Serat Ambiya 2) Naskah Lontar dengan huruf Jawa Ruang Klasik memiliki paling banyak koleksi dibanding dengan ruang yang lain yang ada di Museum Sonobudoyo I. 4. Ruang Batik Daya tarik ruang batik ; terdapat perlatan membantik, terdapat cap batik, terdapat kain batik. Ruang Batik merupakan ruang keemapat Museum Sonobudoyo I, ruang ini memiliki daya tarik yaitu wisatawan bisa melihat –lihat dan memperoleh ilmi baru tentang : a) Beberapa peralatan membatik seperti : 1) Canting 2) Malam 3) Tungku 4) Wajan b) Beberapa cap batik seperti 1) Cap batik (alat cetak pembuat ragam hias batik cap, terbuat dari kayu yang diukir, asal Yogyakarta seperti motif Lombok, Motif Raksasa berkaki empat, motif Basudewa, Motif Bantalan Cap). 2) Cap Batik (berbagai macam cap batik yang terbuat dari bahan logam, seperti motif Jlamprang, Motif Udan Riris, Motif Kawung, Motif Kawung Grompol, Motif ceplok Ksatria, Motif Peksi Kuweng, Motif Tuml, Motif Pinggiran Bengkok, Motif Ceplok Burung). c) Beberapa kain batik, seperti : 1) Kain Batik sidoluhur (pola hias motif belah ketupat berisi salur-saluran bunga, patran, lar, burung cecek-cecek. Berfungsi sebagai pelengkap busana daerah untuk upacara tingkeban (hamil 7 bulan). Makna filosofinya agar anak menjadi orang sopan dan berbudi pekerti luhur. 2) Kain batik syarat bangun tulak (ragam hias dari bagian pinggir berhias motif patang dan bagian tegah berwarna putih berbentuk tombak bergerigi. Dibuat dengan menggunakan tekik jumputan atau celup. Digunakan sebagai kelengkapan busana penolak bala. Filosofi dari kain ini adalah untuk menangkal kekuatan roh jahat. 3) Kain batik semen rama (pola hias kupu-kupu, gurda, flora, cecek). Berfungsi sebagai kelengkapan busana penobatan wisuda. Filosofi dari kain ini menunjukan derajat status sosial seseorang. 4) Kain batik kawung (pola hias isian cecek, berfungsi sebagai pelengkap busana yang dipakai dalam keadaan suasana duka atau berkabung). Ruang batik di Museum Sonobudoyo merupakan ruang dimana menyimpan pembelajaran batik, cap batik, kain batik dan fungsi kain batik sesuai dengan motifnya. Di ruang batik terdapat pula patung berbusana sepasang pengantin Solo, pengantin Jogja, dan sepasang busana Langen Harjan (busana untuk menyambut tamu diacara suatu pernikahan). 5. Ruang Wayang Ruang wayang di Museum Sonobudoyo memiliki daya tarik akan kebudayaan Jawa Klasik khususnya kebudayaan DIY seperti terdapat, Koleksi wayang Gedhog Solo, Koleksi Wayang Sadat, koleksi wayang Kulit Purwa Yogyakarta, Koleksi Wayang Wahyu, Koleksi Wayang Kancil, Koleksi Wayang Klitik, Wayang Golek Menak Yogyakarta, Wayang Golek Purwa Pasundan, Wayang Dapura. Ruang Wayang merupakan ruang kelima Museum Sonobudoyo I , ruang ini memiliki daya tarik wisata yaitu wisatawan dapat melihat-lihat dan memperoleh ilmu pengetahuan khususnya tentang budaya mengenai : a) Wayang Gedhog Solo Wayang Gedhog Solo bersumber dari cerita Panji, pada zaman Kediri dan Majapahit sejak masa Dri Gatayu, putra Prabu Jaya Lengkara sampai Prabu Kuda Laleyan contoh wayang : 1) Prabu Lembu Amijaya 2) Dewi Kilisuci 3) Dewi Candrakirana 4) Prabu Lembu Amiluhur 5) Doyok b) Wayang Sadat Wayang Sadat ialah karya Bapak Suryadi B.A dari Trucuk Klaten, Jawa Tengah tahun 1992. Bersumber dari Babad Demak dan Babad Tanah Jawi. Mengisahkan perjuangan para wali dalam menyebarluaskan agama islam di pulau Jawa. Tokoh- tokoh antara lain: 1) Sunan Kudus 2) Iman 3) Sunan Kalijaga 4) Sunan Drajad 5) Sunan Bonang c) Wayang Kulit Purwa Yogyakarta Simpinga wayang kulit purwa Yogyakarta, satu simpingan wayang kulit purwa, secara umum terdiri dari kurang lebih 144 wayang. Adegan yang dipertunjukan adalah adegan Gara-Gara. Yang memperlihatkan semar dan ketiga putranya, seperti : 1) Semar 2) Gareng 3) Petruk 4) Bagong d) Wayang Wahyu Wayang Wahyu merupakan karya Bapak Sutadi BS Solo Jawa Tengah. Bersumber cerita dari perjanjian Lama dan Kitab perjanjian baru. Mengisahkan tentang kelahiran sampai perjalanan hidup Yesus Kristus. Beberapa wayang tersebut adalah 1) Bunda Maria 2) Yusuf 3) Kandang Kambing 4) Bayi Yesus 5) Malaikat e) Wayang Kancil bersumber cerita dari dongeng kancil. Berbahan dari kulit kerbau menggunakan teknik tatah dan sunggih. Tokoh-tokoh ceritanya sebagian besar berwujud binatang. f) Wayang Golek Menak Yogyakarta, wayang ini terbuat dari kayu dan diberi pakaian, kain dan baju serta selendang. Dalam pementasannya tidak menggunakan kelir atau layar. Cerita wayang golek menak bersumber dari Serat Menak yang berasal dari Persia. g) Wayang Golek Purwa Pasundan (Jawa Barat), terbuat dari bahan kayu, teknik ukir dan sungging Jawa Barat. Mengisahkan kisah-kisah dari Mahabharata dan Ramayana. h) Wayang Dupara, bersumber cerita dari peristiwa atau legenda sejak zaman Majapahit sampai perang Diponegoro, bahan kayu teknik tatah, dan sungging, Yogyakarta. 6. Ruang Topeng Ruang Topeng Museum Sonobudoyo memiliki daya tarik yaitu adanya Topeng Figur Manusia, Topeng Bali cerita Ramayana, terdapat openg cerita Mahabarata, terdapat berbagai macam topeng Barong, terdapat topeng Yogyakarta cerita Panji, terdapat Topeng Sabrangan Jawa Timur (Madura). 7. Ruang Jawa Tengah Daya tarik Ruang Jateng yaitu terdapat koleksi miniature rumah adat Jawa, terdapat Candi Borobudur, terdapat miniatur tandu dan slanggan, terdapat berbagai bentuk senjata tombak bertangkai panjang, terdapat lukisan Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan Pakubuwono X. terdapat seperangkat meja dan kursi dari Jepara, Gebyog Patang Aring. terdapat berbagai macam keris. 8. Ruang Kuningan Ruang kedelapan Museum Sonobudoyo yaitu Ruang Kuningan yang didalamnya memilki penyimpanan barang erat kaitanya dengan budaya, seperti kendi kuningan dan ceret, blencong, Bokor Pakinangan dan Kecohan. 9. Ruang Bali Daya tarik Ruang Bali yaitu terdapat Bale Gede/Bale Banjar, ruang ini merupakan ruang untuk tempat bermusyawarah, tetapi ruang ini jarang dipakai, hanya sebagai ruang kosong bernuansa Bali. Daya tarik di Ruang Bali biasanya ruang ini menjadi tempat favorit wisatawan untuk berfoto-foto. Bale Gede juga terdapat patung laki-laki dan perempuan, patung laki-laki mempunyai simbol kesedihan karena berwajah sedih, sedangakn perempuan mempunyai simbol kegembiraan, karena berwajah seperti orang tertawa. 10.Ruang Keris Daya tarik Ruang Keris yaitu adanya berbagai macam senjata dan Miniatur Meriam. Selain itu, pengunjung juga dapat melihat barang-barang yang kaya akan nilai sejarah dan budaya seperti pisau ukir, pedang, clurit, Gobang, Senjata Berpamor. 11.Ruang Dolanan Ruang Dolanan di Museum Sonobudoyo memiliki daya tarik yaitu adanya koleksi permainan tradisional dan macam-macam permainan tradisional seperti senapan, othog-othog, yoyo, plinteng, suling, kodok-kodokan, jamuran dll. Jika wisatawan berkunjung ke Museum Sonobudoyo Negeri Unit II Yogyakarta wisatawan akan melihat koleksi-koleksi yang dipamerkan menjadi 5 ruangan yaitu 1. Ruang Pengenalan Daya tarik yang ditampilkan yaitu koleksi yang dipamerkan gambaran tentang Provinsi DIY. 2. Ruang Flora Fauna Daya tarik Ruang Flora dan Fauna yaitu menginformasikan berbagai jenis Flora dan Fauna yang mewakili Yogyakarta. 3. Ruang Sejarah dan Budaya Ruangan ini memiliki daya tarik khususnya dalam seni dan budaya DIY seperti koleksi sejarah daerah DIY, perjuangan perlawanan didaerah, masa pergerakanan nasional, masa penjajahan jepang, masa perang revolusi, masa order baru, bahasa, pendidikan, dan peralatan hidup. 4. Ruang Kesenian DIY Daya tarik ruang kesenian DIY yaitu adanya berbagai jenis kesenian Yogyakarta, sperti seni arsitektur, seni pahat, seni lukis, seni music. 5. Ruang Mata Pencaharian Daya tarik ruangan ini yaitu adanya berbagai koleksi gambaran mata penaharian masyarakat Yogyakarta. Pemerintah melalui dinas kebudayaan, Museum Sonobudoyo dipilih sebagai UPDT dari dinas kebudayaan. Potensi yang dimiliki oleh Museum Sonobudoyo sendiri meliputi jumlah koleksi yang dimilikinya sekitar 62.661 koleksi. Koleksi-koleksi tersebut dibagi kedalam beberapa kategori yaitu geologi, biologilka, arkeologika, etnografika, historika, numesmatika, filologi, keramik, seni rupa, dan ternologika. Koleksi-koleksi tersebut tidak dijadikan satu, tetapi sebagian berada di Museum Sonobudoyo unit II. Dari sekian banyak koleksi yang ada hanya sekitar 25% saja yang sudah teridentikasi. Pengelolaan potensi pariwisata tidak luput dari peran pemerintah khususnya dinas kebudayaan. Peran dinas kebudayaan dalam mengembangkan museum adalah mulai dari peningkatan sumberdaya manusia dan kondisi museumnya sendiri serta promosi museum. Salah satu fungsi dari Dinas Kebudayaan diatas untuk mengembangkan potensi museum adalah pengembangan, pengelolaan adat istiadat dan tradisi, bahasa dan sastra, perfilman, kesenian, permuseuman, sejarah, dan keburbakalaan, dan rekayasa sosial. Peran pemerintah yang dilakuakan pemerintah dalam mengembangkan potensi wisata museum adalah: a. Penyediaan fasilitas wisata museum Untuk meningkatkan kenyamanan pengunjungkan sehingga berdampak terhadap peningkatan jumlah pengunjung museum terutama dikalangan pelajar pemerintah menyediakan transportasi bus antar jemput yang digunakan untuk para pelajar mengunjungi museum. Transportasi bus tersebut dilengkapi dengan ac dan di khususkan untuk pelajar sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Penyediaan fasilitas bus ini bertujuan untuk meningkatkan rasa cinta museum kepada masyarakat khususnya para pelajar. Selain itu fasilitas yang dimiliki oleh museum Sonobudoyo seperti pendopo pertemuan, tempat ibadah, parkir yang luas serta akses mudah karena berada ditempat yang strategis. b. Kerja sama Pelaksanaan pengembangan potensi museum pemerintah tidak bekerja sendiri. Pemerintah bekrjasama dengan Barahmus, akademisi dan pelajar, pemerhati budaya/masyarakat pecinta museum, LSM Madya, dan dinas terkait lainnya. Peran dari masing-masing stakeholder adalah: 1) Barahmus dibentuk oleh dinas kebudayaan sebagai wadah atau koordinator museum se DIY agar asosiasi atau pelaku museum tetap eksis, tempat bertukar informasi atau apapun yang bertujuan untuk meningkatkan museum. 2) Akademisi atau pelajar, menggunakan museum sebagai sarana untuk belajar tentang sejarah, kebudayaan, kesenian dan berwisata untuk membangun karakter bangsa. Promosi merupakan kegiatan untuk mengenalkan museum kepada masyarakat. Bentuk kegiatan promosi yang dilakukan pemerintah adalah sebagai berikut: a. Festival museum b. Pameran museum c. Booklet d. Website e. Media cetak dan elektronik f. Program wajib kunjungan museum kepada siswa SD dan SMP Pengembangan potensi museum tidak terlepas dari pengelolaan pemerintah dan stakeholder terkait. Tahapan-tahapan pengelolaan museum adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Perencanaan pengembangan potensi wisata museum berarti pengelolaan secara menyeluruh mengembangkan pembangunan fasilitas-fasilitas wisata museum, sehingga fasilitas-fasilitas tersebut dapat memenuhi tugasnya sebagaimana mestinya. Demikian perencanaan potensi wisata museum merupakan bagian dari pengembangan pembangunan seluruhnya dan dapat menggunakan sumber-sumber kekayaan alam, kemampuan manusia, serta sumber keuangan dengan sebaik-baiknya. Aspek-aspek yang perlu diketahui dalam perencanaan potensi wisata museum yaitu: 1) Wisatawan Jenis wisatawan yang diharapakan disisni adalah wisatawan domestik dan mancanegara, musim kunjungan wisatawan disi dapat mempengaruhi jenis kegiatan yang akan diselenggaran guna mengenalkan museum kepada masyarakat. Untuk itu dalam teks pengantar penjelasan bagian-bagian museum dibuat dengan dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia untuk wisatawan nusantara dan bahasa inggris untuk wisatawan mancanegara. 2) Pengangkutan Akses jalan untuk menuju tempat wisata museum yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta baik dan wisatawan dapat menggunakan transportasi umum maupun pribadi. Jika munggunakan transportasi umum, wisatawan bisa menggunakan transportasi tradisional becak atau andong karena berada dikawasan Alun-alun utara Yogyakarta. Selain becak dan andong pengunjung dapat menggunakan bus kota yang turun di depan Monumen Serangan Umum 1 Maret atau bus transjogja yang turun di halte Taman Pintar yang dilanjut dengan Jalan kaki atau becak. 3) Daya tarik wisata Museum merupakan sarana untuk mengenal jati diri bangsa, sehingga mayarakat tidak melupakan pengorbanan para pahlawan. Museum sebagai tempat bermain dan belajar tentang sejarah, budaya, dan kesenian. Selain itu museum juga mempunyai fungsi komunikasi, yaitu fungsi menyampaikan informasi kepada masyarakat. Tapi kebanyakan dari museum yang ada komunikasi yang terjalin adalah komunikasi searah. Padahal agar informasi yang disampaikan dalam museum haus terjalin komunikasi dua arah. Supaya dapat terjailin komunikasi dua arah maka museum sonobudoyo juga telah menyiapan pemandu untuk menyampaikan informasi yang ada. 4) Fasilitas pelayanan Untuk menunjang keberadaan museum maka museum harus memberikan fasilitas- fasilitas yang dapat membuat pengunjung merasa nyaman dan ingin untuk kembali lagi kemuseum tersebut. Fasilitas tersebut antara lain restoran, toko souvenir, tempat beramain atau taman untuk beristirahat. Fasilitas pemandu sangat berguna dalam memerikan penjelasan mengenai display yang ada di ruang diorama/pamer. Dimuseum sonobudoyo fasilitas tersebut sudah tersedia. Untuk toko souvenir yang ada di museum sonobudoyo ini di adalah milik perorangan atau warga sekitar museum Sonobudoyo. c. Informasi Dan Promosi Museum Sonobudoyo Untuk mempermudah calon wisatawan memperoleh informasi tentang keberadaan museum yang ingin dikunjungi maka dari itu perlu dipikirkan cara-cara publikasi atau promosi yang akan dilakukan. Untuk mempromosikan museum sonobudoyo pemerintah melakukan berbagai bentuk promosi, diantaranya web, booklet dan festival museum. Pengemasan promosi yang dilakukan harus dapat menarik masyarakat. Pengemasan yang menarik akan menambah kunjungan wisatawan pada museum Sonobudoyo. Sealain dari museum sonobudoyo, promosi juga dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini Dinas Kebudayaan Propinsi DIY dan pemerintah Kota Yogyakarta karena Museum Sonobudoyo berada diwilayah kota Yogyakarta.

3. Penutup

A. Simpulan Jogja memang layak disebut sebagai kota yang kaya akan budaya serta sejarahnya. Museum Sonobudoyo adalah salah satunya yang memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Museum Sonobudoyo menyimpan berbagai koleksi yang berkaitan erat dengan kebudayaan serta benda-benda bersejarah lainnya. Selain itu, arsitektur dari bangunan museum ini juga bergaya Jawa Klasik yang sangat unik dan indah. Museum ini dipercaya memiliki koleksi terlengkap setelah Museum Republik Indonesia yang berada di Jakarta. Lokasi dari Museum Sonobudoyo terbagi menjadi dua bagian yaitu Unit I berada pada Jalan Trikora No 6 Yogyakarta, sedangkan Unit II terletak di Ndalem Condrokiranan Wijilan dekat Alun-alun Utara Yogyakarta. Di Museum Sonobudoyo ini wisatawan dapat menemukan koleksi-koleksi menarik yang berkaitan dengan kebudayaan Indonesia, serta koleksi dari masa pra sejarah hingga masuknya Islam ke Indonesia. Pengunjung juga dapat lebih mengenal kebudayaan serta sejarah Indonesia dengan berkunjung ke museum ini, sehingga sangat cocok jika Museum Sonobudoyo dijuluki sebagai kawasan obyek wisata warisan budaya Indonesia. Terdapat beragam koleksi-koleksi barang langka dan kebudayaan yang dipertunjukan untuk dinikmati oleh pengunjung yang datang, seperti keris dari berbagai daerah di nusantara, kain batik, wayang, hingga benda-benda pra sejarah serta pentas seni budaya wayang kulit diarea Museum Sonobudoyo.

B. Saran Sarana dan Prasarana fasilitas penunjang obyek wisata budaya Museum Sonobudoyo Yogyakarta seperti toilet, tempat sampah, tempat duduk pengunjung diharapkan agar lebih diperbanyak. Upaya promosi Museum Sonobudoyo perlu ditingkatkan untuk lebih mengenalkan daya tarik Museum Sonobudoyo ke masyarakat dunia. References [1]. Kiswantoro, A., & Damiasih, D. (2018). PERSEPSI KUALITAS LAYANAN MUSEUM SEBAGAI SARANA EDUKASI MASYARAKAT (STUDI KASUS: MUSEUM GUNUNG API MERAPI YOGYAKARTA). Jurnal Kepariwisataan, 12(2), 57-70. [2]. Suhendroyono, S., & Nugraheni, N. (2016). Mixed Media Sebagai Alternatif Penciptaan Lukisan di Museum Rudy Isbandi Surabaya. Jurnal Kepariwisataan, 10(2), 15-22. [3]. Rif'an, A. A. (2018). Daya Tarik Wisata Pantai Wediombo Sebagai Alternatif Wisata Bahari Di Daerah Istimewa Yogyakarta. JURNAL GEOGRAFI, 10(1), 63-73. [4]. Wibisono, H. K. (2013). PARIWISATA DALAM PERSPEKTIF ILMU FILSAFAT (Sumbangannya bagi Pengembangan Ilmu Pariwisata di Indonesia) (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada). [5]. Irawati, N., & Prakoso, A. A. (2016). Terapan Brand “Jogja Istimewa” terhadap Pengembangan Pariwisata Berbasis Community Based Tourism (CBT) di Yogyakarta. Jurnal Kepariwisataan, 10(3), 65-80. [6]. Syaifulloh, M. (2017). Strategi Pengembangan Desa Wisata Pulesari sebagai Daya Tarik Wisata di Sleman, Yogyakarta. Jurnal Kepariwisataan, 11(1), 65-76. [7]. Kusumaningrum, H., & Fandeli, I. C. (2012). Aksesibilitas untuk Pengunjung Difabel di Obyek Wisata Museum Benteng Vredeburg (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada). [8]. Kiswantoro, A., & Damiasih, D. (2018). PERSEPSI KUALITAS LAYANAN MUSEUM SEBAGAI SARANA EDUKASI MASYARAKAT (STUDI KASUS: MUSEUM GUNUNG API MERAPI YOGYAKARTA). Jurnal Kepariwisataan, 12(2), 57-70. [9]. Susilo, Y. S., & Soeroso, A. (2014). Strategi pelestarian kebudayaan lokal dalam menghadapi globalisasi pariwisata: Kasus Kota Yogyakarta. Jurnal Penelitian BAPPEDA Kota Yogyakarta, 4, 3-11. [10]. Data DCS di Yogyakarta tanggal 11 November 2015

Lampiran

Pintu Masuk Area Museum Sonobudoyo Yogyakarta Pentas Seni Budaya Pagelaran Wayang Kulit di Museum Sonobudoyo

Barang-Barang Sejarah Koleksi Museum Sonobudoyo Koleksi barang-barang Museum Sonobudoyo