perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

STRATEGI PERUM DAMRI DALAM OPTIMALISASI

JUMLAH PENUMPANG BUS BATIK SOLO TRANS

Oleh :

Binar Vina Indri Hapsari

D1109006

Skripsi

Disusun untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat guna memperoleh

gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi Program Studi Administrasi Negara

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

commit2011 to user

i

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSETUJUAN

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pembimbing

Dra. Retno Suryawati, M. Si

NIP. 19600106 198702 2 001

commit to user

ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN PENGESAHAN

Telah diterima dan disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Pada Hari : Rabu Tanggal : 27 Juli 2011

Panitia Penguji Skripsi :

1. Ketua : Drs. Son Haji, M. Si ( ) NIP.195912061988031004

2. Sekretaris : Dra. Sudaryanti, M. Si ( ) NIP. 195704261986012002

3. Penguji I : Dra. Retno Suryawati, M. Si ( ) NIP. 196001061987022001

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Dekan

Prof. Drs. Pawito, Ph.D. NIP.195408051985031002commit to user

iii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”

(QS. Asy- Syarh (94) :5-6)

“Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, hari esok harus lebih baik lagi

dari hari ini. Hidup adalah perjuangan, maka kita harus bisa menyikapinya

agar kita termasuk orang beruntung dan success.”

( penulis)

commit to user

iv

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Karya ini akan aku persembahkan untuk :

 Mama dan Papa Tercinta yang selalu memberiku dukungan,

semangat sampai saat ini.

 Kedua saudaraku mas Ardhie dan dek Cendhi yang menyayangiku

 Temen2ku se-Non Reg Transfer 2009, kebersamaan kita akan aku

ingat selalu

 Almamaterku AN Tercinta

commit to user

v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala

rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul : “ Strategi Perum Damri Surakarta Dalam Optimalisasi Jumlah

Penumpang Bus Batik Solo Trans.”

Penulis menyusun skripsi ini dengan tujuan untuk memenuhi salah satu

syarat akademis untuk memperoleh gelar sarjana sosial pada Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, tidak terlepas dari dukungan dan bantuan

baik moral maupun material dari berbagai pihak. Tanpa mengurangi rasa hormat

dan kerendahan hati. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Retno Suryawati, M. Si selaku Pembimbing Skripsi yang selalu

memberikan bimbingan, arahan motivasi serta nasihat selama penulisan

skripsi.

2. Bapak Drs. Pawito, Ph. D selaku Dekan FISIP UNS

3. Bapak Drs. Is Hadri Utomo, M. Si Selaku Ketua Jurusan Administrasi

Negara FISIP UNS sekaligus sebagai Pembimbing Akademik

4. Bapak Joko Suwarto Selaku Staff bagian keuangan Perum Damri

Surakarta, yang telah membantu saya dalam pengumpulan materi untuk

penulisan skripsi.

commit to user

vi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5. Ibu Endang selaku staff bagian kepegawaian Perum Damri Surakarta

6. Bapak Indarjo Selaku Kabid Angkutan dan seluruh crew Dinas

Perhubungan, yang telah membantu saya dalam penulisan skripsi.

7. Bapak Ari selaku koordinator CCTV room Dinas Perhubungan Surakarta

8. Bapak Baskoro selaku Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan Surakarta

9. Temen –temen AN non reg 2009 yang selalu memberikan semangat dan

dukungan dalam penulisan skripsi

10. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyesaikan

skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat

kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan pada diri penulis.

Oleh karena itu, saya menerima segala kritik dan saran yang membangun demi

kebaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga karya sederhana ini

dapat bermanfaat bagi siapa saya yang membutuhkan.

Surakarta, Juli 2011

Penulis,

Binar Vina Indri Hapsari

commit to user

vii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...... i i HALAMAN PERSETUJUAN...... ii ii iii HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………...... MOTTO...... iv iv PERSEMBAHAN………………………………………………………..……...v v vi KATA PENGANTAR...... DAFTAR ISI...... viii DAFTAR GAMBAR...... x x DAFTAR TABEL...... xi DAFTAR LAMPIRAN...... xii ABSTRAK ...... xiii ABSTRAKS...... xiv

BAB I PENDAHULUAN...... 11 A. Latar Belakang Masalah...... 1 1 B. Rumusan Masalah...... 1112 C. Tujuan Penelitian...... 1112 D. Manfaat Penelitian...... 1112

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN...... 1313 A. Tinjauan Pustaka ...... 1313 1. Strategi...... 1313 2. Optimalisasi...... 2323 3. Penumpang ...... 24 4. Batik Solo Trans………………………………………………. 25

5. Strategi Perum Damr Surakarta dalam optimalisasi jumlah penumpang BST...... 29

B. Kerangka Pemikiran...... 3030

32 BAB III METODE PENELITIAN...... 32 A. Jenis Penelitian...... 3232 B. Lokasi Penelitian...... 3232

C. Metode Penarikan Sampel...... 3333 D. Sumber Data...... 3434 35 E. Teknik Pengumpulan Data...... 35 a. Wawancara ...... 3535 b. Observasi ...... 3535 36 c. Dokumentasi ...... 36 F. Validitas Data...... 3636 G. Analisis Data...... 3737

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...... 3939 A. Deskripsi Lokasi Penelitian...... 3939 1 Kondisi Geografis kotacommit Surakarta...... to user ...3939

viii 42

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2 Perum Damri Surakarta...... 42.. a. Sejarah Singkat Perum Damri Surakarta...... 42 45 b. Maksud dan tujuan...... 45 c. Nilai- nilai perusahaan...... 4545 d. Visi Misi...... 4545

e. Dasar hukum angkutan massal di ...... 46.... f. Kewajiban menyediakan angkutan umum...... 46.. 46 g. Struktur Organisasi...... 4 B. Hasil Penelitian dan Pembahasan...... 6464 B.1 Strategi Perum Damri Surakarta...... 64 B.2 Deskripsi strategi Perum Damri...... 6767 B.3 Faktor pendukung dan penghambat...... ……9090

BAB V PENUTUP...... 9797 A. Kesimpulan...... 9797 B. Saran...... 101044

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

commit to user ix

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran ...... 31

Gambar 3.1 Model Analisis Interaktif ...... 38

Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi Perum Damri Surakarta...... 63

commit to user

x

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tingkat Kepadatan Lalulintas berdasarkan volume arus kendaraan bermotor di jalan-jalan utama kota Surakarta...... 5

Tabel 1.2 Target dan Realisasi jumlah penumpang BST tahun 2010- 2011….. 10

Tabel 4.1 Kepadatan Penduduk Kota Surakarta menurut Kecamatan...... 40 Tabel 4.2 Banyaknya Kendaraan Angkutan Umum Berdomisili di kota Surakarta tahun 2005-2009...... 41 Tabel 4.3 Daftar Sekolah- Sekolah Yang menjadi target sosialisasi ZOSS tahun 2010...... 81 Tabel 4.4 Data Pencapaian BST...... 94

commit to user

xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Izin Penelitian Dinas Perhubungan

2. Surat Permohonan Izin Penelitian Perum Damri Surakarta

3. Surat Keterangan Penelitian pada Dinas Perhubungan

4. Surat Keterangan Riset pada Perum Damri Surakarta 5. Brosur BST 6. Titik lokasi pembangunan shelter bus rapid transit (BRT) koridor I koa Surakarta

commit to user

xii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Binar Vina Indri Hapsari. D1109006. Strategi Perum Damri Surakarta

Dalam Optimalisasi Jumlah Penumpang Batik Solo Trans. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sebelas Maret.2011.

Kota Surakarta termasuk kota yang mempunyai kepadatan lalu lintas

cukup tinggi. Oleh karena itu Pemerintah kota Surakarta melaksanakan program Bus Rapid Transit dari Kementerian Perhubungan. Program tersebut diberi nama Batik Solo Trans. Namun pada kenyataannya implementasi BST belum sesuai harapan dan pelaksanaannya banyak mengalami kendala. Hal tersebut terjadi karena faktor mindset masyarakat yang notabene belum terbiasa dengan konsep BST. Di samping itu pemerintah belum mengatur trayek jalur BST, yang terjadi jalur BST masih tercampur dengan bus reguler biasa. Dengan demikian BST belum optimal dalam mencapai target penumpang. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi Perum Damri Surakarta dalam optimalisasi jumlah penumpang Bus Batik Solo Trans. Serta mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam menyusun strategi. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teknik penentuan sumber data menggunakan purposive sampling, dan untuk menganalisis data digunakan teknik analisis interaktif serta untuk menguji validitas data digunakan triangulasi data. Berdasarkan hasil penelitian, telah diketahui tentang strategi Perum Damri Surakarta dalam optimalisasi jumlah penumpang bus Batik Solo Trans antara lain :1. Penambahan shelter di tiap- tiap ruas jalan yang strategis. Saat ini shelter BST

telah tersedia sebanyak 56 unit, shelter tersebut akan terus bertambah sesuai kebutuhan. Hal ini dilakukan agar masyarakat dapat menggunakan BST dengan mudah. 2. Mendesak Pemerintah kota Surakarta untuk segera melakukan penataan

trayek jalur BST dengan cara mengadakan koordinasi dan kegiatan workshop yang akan di laksanakan pada 26 Juli 2011, 3. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai tata cara penggunaan BST sehingga masyarakat berminat

untuk menggunakan BST. Strategi tersebut dilaksanakan di Kampung Batik Kauman, melalui media cetak dan media elektronik, serta melalui program ZoSS.

4. Perpanjangan trayek jalur dari terminal Kartasura- Bandara Adi Sumarmo. Strategi tersebut ditandai dengan ditambahkannya shelter- shelter di sekitar terminal Kartasura- Bandara Adi Sumarmo sebanyak 21 unit, serta 5. Penerapan

electronic card sebagai pengganti ticket regular BST. Strategi tersebut dilaksanakan dengan mengadakan kerjasama antara dua bank yaitu BNI dan BRI. Disamping itu strategi ini akan mengintegrasikan tiga moda transportasi yaitu

BST, Pramek dan Trans Jogya. Bentuk strategi yang pertama sampai dengan yang ke empat sudah terealisasi dengan baik. Namun untuk strategi yang kelima baru akan direalisasikan 27 Juli 2011. commit to user xiii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

Binar Vina Indri Hapsari. D1109006. Strategy Perum Damri Surakarta in Optimizing the Number of Passenger Bus Batik Solo Trans. Skripsi. Faculty

of Social and Political Sciences. Universitas Sebeas Maret. 2011.

Surakarta city including the city that has traffic density is high enough.

Therefore the Government of Surakarta implementing Bus Rapid Transit program of the Ministry of Transportation. The program was named Batik Solo Trans. But in reality the implementation of the BST does not meet expectations and implementation experience any problems. This happens because of the mindset that in fact people are unfamiliar with the concept of BST. In addition, the government has not set the trajectory path BST, which occurred BST pathway still mixed with the usual regular buses. Thus the BST is not optimal in achieving the target of passengers. Therefore, the purpose of this study was to determine the strategy Perum Damri Surakarta in the optimization of the number of bus passengers Batik Solo Trans. And to know the enabling and inhibiting factors in formulating strategy. The research method used is descriptive qualitative data collection techniques using observation techniques, interviews and documentation. While the technique of determining the source data using purposive sampling, and techniques used to analyze data and interactive analysis of data used to test the validity of data triangulation. Based on the results of research, has been known about Strategy Perum Damri Surakarta in Optimizing the Number of Passenger Bus Batik Solo Trans among others: 1. The addition of shelter in each of the strategic roads. Currently BST shelter has been provided as many as 56 units, the shelter will continue to grow as needed. This was done so that people can use the BST with ease. 2. Government urged to take immediate Surakarta arrangement BST trajectory path with

coordination and conducting of workshops which will be conducted on July 26, 2011, 3. Conduct outreach to the public on procedures for the use of BST, so

people are interested in using BST. The strategy was implemented in Kampung Batik Kauman, through print and electronic media, as well as through programs ZoSS. 4. The extension of the terminal trajectory path Kartasura-Airport

Adisumarmo. The strategy is characterized by the addition of shelter-shelter around the terminal Kartasura-Airport Adisumarmo many as 21 units, and 5.

Application of electronic cards as a substitute for regular ticket BST. The strategy was implemented with the cooperation between the two banks entered into the BNI and BRI. Besides, this strategy will integrate the three modes of transport ie

BST, Pramek and Trans Yogya. The first form of the strategy up to the fourth already realized well. But for the fifth strategy will be realized July 27, 2011

commit to user

xiv

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sektor transportasi memiliki peran strategis dalam mendorong laju pertumbuhan

ekonomi suatu wilayah/kota. Suatu perkotaan yang tidak didukung dengan sarana dan

prasarana transportasi yang baik pada umumnya memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi

yang lambat, begitu pula sebaliknya. Untuk mendukung pertumbuhan perekonomian yang

cepat, maka pemerintah menciptakan alat transportasi umum bagi masyarakat dengan

akses mudah. Selain itu alat transportasi umum juga memberikan manfaat lain yaitu

dapat mengurangi polusi udara, mengurangi subsidi BBM, serta kemacetan lalu lintas

khususnya kemacetan yang terjadi di kota Surakarta. Oleh karena itu diperlukan adanya

suatu perencanaan yang baik untuk mewujudkan tata kelola transportasi. Perencanaan

sistem operasi angkutan umum yang tidak mendalam serta menyeluruh tersebut akan

menambah permasalahan bagi pihak pengusaha, pihak pemakai jasa, maupun pada kota

itu sendiri seperti, tumpang tindih rute, armada terlalu besar dengan tingkat pelayanan

yang rendah, headway terlalu lama, waktu tempuh yang lama dan lain-lain. Hal ini

menyebabkan rendahnya tingkat efektifitas, efisiensi serta pelayanan angkutan umum

yang ada dan menambah tingkat kemacetan. Kajian/studi yang menganalisa tentang

rute, sistem operasi, dan sistem pengelolaan angkutan umum merupakan suatu hal

penting untuk dibuat sebagai langkah awal guna mewujudkan angkutan umum yang

nyaman, efisein, aman, dan handal.

Kementerian Perhubungan mempunyai peranan yang sangat penting dalam

hal pengelolaan transportasi. Oleh karena itu Kementerian Perhubungan membuat

salah satu program yaitu menciptakancommit to alat user transportasi massal modern, alat 1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id2

transportasi tersebut dibuat dengan konsep sistem bus rapid transit. Menurut

MTA–Metropolitan Transportation Authority, bus rapid transit merupakan sebuah

sistem transportasi yang fleksibel, terintegrasi, berperforma tinggi, dengan

kualitas citra dan identitas yang sangat kuat. BRT ini mengkombinasikan

kecepatan, reliabilitas, dan kenyamanan yang berdasarkan sistem rapid transit

dengan dengan fleksibilitas bus. Menurut situs wikipedia bahasa Indonesia, sistem

ini telah banyak diaplikasikan di negara-negara barat maupun negara timur, salah

satunya adalah Indonesia. Di negara Indonesia, sistem BRT telah dilaksanakan di

Jakarta, Surakarta, Semarang, Yogyakarta, dan Bandung. Sementara itu Medan

dan Surabaya merupakan dua kota yang rencananya akan menggunakan sistem

ini.

Bus rapid transit ini telah diterapkan sejak beberapa tahun lalu di berbagai

kota. Penerapan BRT di setiap kota memiliki nama yang berbeda-beda. Di

Bandung misalnya, dinamakan Trans Metro Bandung, Trans Yogya di

Yogyakarta, Trans Semarang atau Trans di DKI Jakarta. Selain di Jawa,

beberapa kota di luar Jawa juga telah melaksanakannya seperti Pekanbaru dan

Palembang serta belasan kota lainnya. Namun, meski tujuannya adalah untuk

mendapatkan kota yang sistem transportasinya teratur, aplikasi sistem transportasi

perkotaan tersebut tetap mendapatkan berbagai masalah. Penolakan dari

masyarakat yang merasa dirugikan, tentu masih ada. Akibatnya sebagian program

ini di beberapa kota sempat jalan di tempat. Namun tidak sedikit pula yang telah

sukses.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id3

Pengelolaan alat transportasi massal modern dengan sistem bus rapid

transit untuk mengatasi permasalahan kemacetan di Indonesia. Kemacetan lalu

lintas di Indonesia terjadi di kota- kota besar dan yang terparah di Jakarta.

Kemacetan lalu lintas tersebut umumnya disebabkan oleh tiga hal yaitu adanya

ketidakseimbangan antara perkembangan jumlah kendaraan dari tahun ke tahun

dengan perkembangan sarana jalan, kurangnya perilaku kesadaran pemakai jalan

dalam menggunakan jalan atau pemakai jalan sering tidak mentaati peraturan

rambu-rambu lalu lintas yang berlaku, daerah yang mempunyai intensitas yang

tinggi atau terkonsentrasinya pusat kegiatan di suatu tempat. Hal serupa juga

terjadi di kota Surakarta, tetapi di surakarta bukan kemacetan melainkan

kepadatan lalu lintas. Kepadatan lalulintas yang terjadi di Surakarta tidak bersifat

permanen melainkan hanya terjadi pada jam- jam sibuk yaitu pada waktu pagi

dan siang hari. Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh Bapak Baskoro selaku

Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Surakarta pada wawancara Rabu 9

Maret 2011 pukul 10.00 wib sebagai berikut:

“Kemacetan yang terjadi di kota Surakarta tidak terlalu memberi dampak yang signifikan karena kemacetan lalu lintas di Surakarta bersifat dinamis bukan stagnan, mb.... Dikatakan demikian karena Kota Surakarta

mengalami kemacetan pada titik- titik tertentu seperti pada daerah pusat perbelanjaan, rekreasi dan itu terjadi pada hari- hari tertentu saja seperti

mau menjelang idul fitri dan liburan.” ( Wawancara tanggal 9 Maret 2011)

Untuk mengetahui karakteristik lalu lintas di kota Surakarta, maka

dilakukan survei lapangan dengan cara mencatat kendaraan yang lewat di suatu

ruas jalan. Survai yang dilakukan selama 2 jam yaitu pada jam sibuk pagi, siang,

dan sore. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id4

Berdasarkan karakteristik tingkat kepadatan lalu lintas yang dimiliki Kota

–kota besar pada hakekatnya juga di miliki kota Surakarta, dari hasil survei yang

telah dilakukan menunjukkan bahwa kepadatan lalulintas di kota Surakarta terjadi

pada pagi dan siang hari. Kota Surakarta sebenarnya bukan termasuk daerah yang

macet hanya saja kota Surakarta mempunyai jumlah kepadatan penduduk yang

cukup besar sedangkan wilayahnya sempit. Jadi kemacetan di Kota Surakarta

dipicu karena masyarakat Surakarta memiliki mobilitas transportasi yang tinggi

sehingga kemacetan lalu lintas di Surakarta hanya terjadi pada hari- hari tertentu

dan jam- jam tertentu. Berikut ini data tentang kepadatan lalu lintas kota Surakarta

di jalan- jalan utama pada jam- jam tertentu.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id5

Tabel 1.1

Tingkat Kepadatan Lalulintas Berdasarkan Volume Arus Kendaraan

Bermotor Di Jalan- Jalan Utama Di Kota Surakarta

Jumlah kendaraan

Pagi Siang Sore Nama jalan Jl. Slamet Riyadi kleco 6815 5063 4685 Jl. Slamet Riyadi Ngapeman 4465 5026 4032 Jl. Slamet Riyadi Gladak 5633 5092 4832 Jl. Urip Sumoharjo 4669 3654 4441 Jl. Kapt. Mulyadi 4515 3707 4603 Jl. Jend. A Yani 3277 3091 2817 Jl. MT. Haryono 2189 2084 2834 Jl. Kyai Mojo 2750 1959 2976 Jl. Batik Keris/ Konimex 3522 2232 2687 Jl. Laksda Adi Sucipto 7993 5100 6368 Jl. Ir. Sutami 6387 4667 5692 Jl. Ir. Juanda 4699 2943 4430

Jl. Kapten Tendean 5767 4221 5708

Jl. Katamso. 4450 2973 3647

Jl. Kol Sugiono 4152 2355 3184

Jl. Dr. Rajiman Kadipolo 1882 1750 2236

Jl. Dr. Rajiman Pajang 6696 4211 6019

Jl. Ronggowarsito 2836 2720 3182

Jl. Sudiarto 5753 3663 5082

Jl. Sutoyo 5896 3945 5111

Jl. Yos Sudarso 8537 6731 8294

Sumber : Survei Primer 2009 Dinas Perhubungan Kota Surakarta

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id6

Berdasarkan dari data tabel di atas, kota Surakarta mengalami kepadatan

lalulintas pada jam- jam tertentu yaitu pada pagi dan siang hari. Kepadatan

lalulintas terjadi karena masyarakat Surakarta pada waktu tersebut mobilitasnya

tinggi seperti pada waktu jam berangkat kantor, sekolah kemudian siang harinya

jam pulang sekolah. Disamping itu jumlah volume kendaraan yang memadati

jalan utama adalah kendaraan pribadi, terutama para pengguna sepeda motor.

Kepadatan tersebut terjadi karena jumlah volume kendaraan bermotor

pribadi yang dari tahun ke tahun semakin bertambah sedangkan ruas jalan tetap

dan tidak diperlebar. Jika fenomena pesatnya pertumbuhan kendaraan pribadi

dibiarkan maka bisa dipastikan akan timbul berbagai macam masalah yang akan

membebani lalu lintas Kota Surakarta baik sekarang maupun di masa yang akan

datang. Apalagi kendaraan bermotor roda dua yang paling dominan dalam

menggunakan jalan. Jadi dapat disimpulkan bahwa penyebab kepadatan selama

ini merupakan dampak dari ketidakmampuan jalan menampung pertumbuhan

kendaraan bermotor terutama kendaraan pribadi.

Untuk mengatasi kepadatan lalulintas agar tidak berdampak pada

kemacetan, maka kementerian perhubungan mempunyai program bus rapid

transit. Program tersebut direalisasikan dengan memberikan bantuan armada bus

model Bus Rapid Transit ke berbagai daerah- daerah yang dianggap memiliki

tingkat kepadatan lalulintas tinggi. Namun dari beberapa daerah tersebut tidak

semua daerah memberi respon positif terhadap bantuan dari kementrian

perhubungan. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id7

Pemerintah Kota Surakarta menanggapi positif dan menerima bantuan dari

Kementerian Perhubungan sebanyak 15 armada Bus Rapid Transit, yang

kemudian oleh pemerintah Surakarta diadakan pembaharuan terhadap

pengembangan sarana transportasi yaitu dengan moda transportasi yang berbasis

angkutan massal berbasis bus seperti yang saat ini sudah diterapkan di Surakarta

yaitu Batik Solo Trans.

Pada awal september 2010 Batik Solo Trans telah di luncurkan, jalur yang

digunakan Batik Solo Trans dalam operasional antara lain rute jalur berangkat

Bandara Adi Sumarmo - Terminal Kertosuro - Jl. Slamet Riyadi- Jl. Jenderal

Sudirman – Jl. Urip Sumoharjo – Jl. Ir. Sutami – Jl. Kol. Sutarto – Jurug –

Terminal Palur. Dan Jalur Rute kembali adalah Terminal Palur – Jurug – Jl. Kol.

Sutarto – Jl. Ir. Sutami – Jl. Urip Sumoharjo – Jl. Jenderal Sudirman – Jl. Kapten

Mulyadi- Jl. Veteran – Jl. Bayangkara – Jl. Dr. Rajiman- Jl. Dr. Wahidin – Jl.

Slamet Riyadi- Terminal Kertosuro- Bandara Adi Sumarmo. Pada awal

operasional Batik Solo Trans, mekanisme pembayarannya menggunakan sistem

manual dengan rincian biaya sebagai berikut : harga tiket untuk umum Rp 3 000,-

dan untuk pelajar Rp 1500,00 sedangkan sekarang telah beralih dengan

menggunakan pembayaran sistim smart card (www.kompas.com/batik.solo.trans

1.html).

Maksud dan tujuan dari pengoperasian Sistem Batik Solo Trans (BST)

adalah untuk mewujudkan sistem angkutan umum yang nyaman, efisien, aman,

handal dan terjangkau oleh daya beli masyarakat. Adapun tujuan dari

pengoperasian BST di Kota Surakarta adalah: commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id8

a. Peningkatan kualitas pelayanan angkutan umum di Kota Surakarta;

b. Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dengan beralih ke moda

angkutan umum;

c. Mengurangi tingkat polusi udara.

Dengan adanya pelayanan angkutan umum di kota Surakarta dengan

sistem BST, diharapkan akan didapatkan banyak manfaat, diantaranya:

a Meningkatkan daya tarik angkutan umum, sehingga pada giliran

selanjutnya akan terjadi perpindahan moda dari kendaraan pribadi ke

kendaraan umum.

b Memperkecil derajat kejenuhan jalan yang ada, sebagai dampak dari

berpindahnya kendaraan pribadi ke kendaraan umum

c Meningkatkan efisiensi penggunaan energi.

d Meningkatkan aksesibilitas kota Surakarta terhadap wilayah lain.

e Mempercepat pertumbuhan dan perkembangan kota Surakarta di segala

bidang, dalam rangka menuju kota pariwisata, perdagangan, budaya dan

kota olah raga. (http://www.scribd.com/doc/29415480/Fasilitas-

Pendukung-Batik-Solo-Trans)

Jadi maksud dan tujuan dari implementasi Batik Solo Trans di kota ini

adalah mengurangi dan mengatasi kepadatan lalu lintas melalui peningkatan

kualitas pelayanan angkutan umum sehingga masyarakat dapat beralih ke

angkutan umum. Disamping itu juga mengurangi tingkat polusi udara.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id9

Harapannya pasca penerapan moda transportasi Batik Solo Trans tersebut

adalah dapat mengurangi kepadatan dan mengubah mindset masyarakat Solo yang

awalnya menggunakan kendaraan pribadi dapat beralih menggunakan alat

transportasi umum. Tetapi pada kenyataannya setelah Perum Damri Surakarta

mengoperasikan 15 Armada Batik Solo Trans, yang terjadi malah Bus Solo Trans

masih sepi peminat. Beberapa ancaman yang membuat Batik Solo Trans masih

sepi peminat adalah budaya dan tingkat kedisiplinan masyarakat Surakarta yang

masih kurang, pemerintah belum melakukan penataan trayek jalur BST sehingga

jalur BST masih tercampur dengan bus reguler biasa serta Batik Solo Trans

sendiri yang belum mampu memberikan harapan layanan yang terbaik kepada

masyarakat Surakarta. Selain itu Bus Solo Trans sepi peminat karena masyarakat

Kota Surakarta kurang tertarik dengan Batik Solo Trans. Hal ini dikarenakan

bahwa masyarakat kota Surakarta kurang tertarik dan berminat menggunakan

Batik Solo Trans karena halte/ shelter untuk pemberhentian Batik Solo Trans

kurang strategis di tambah lagi culture masyarakat Surakarta yang belum

terbiasa naik/ turun di shelter yang di sediakan.

(http:/www.tempointeraktif.com/hg/nusalainnya/2010/09/20/brk,20100920

279174,id.html).

Selama dua bulan terakhir ini Bus Solo Trans selalu mengalami

penurunan jumlah penumpang yang cukup signifikan. Kondisi tersebut dapat

dilihat pada tabel berdasarkan target dan realisasi jumlah penumpang BST tahun

2010- 2011

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

Tabel 1.2 Target Dan Realisasi Jumlah Penumpang BST Tahun 2010- 2011.

Jenis Bulan

Penumpang

Tahun 2010 Tahun 2011

September Oktober November Desember Januari Februari

Target Realisasi Target Realiasasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

Umum 17326 31017 23454 46971 22698 46562 23454 54996 61125 50989 64952 48893

Pelajar 12376 5184 15636 12356 15132 10706 15636 7936 10700 11217 11800 14457

Jumlah 29702 36201 39090 59327 37830 57268 39090 62932 71825 62206 76752 63350

Sumber : Dokumen Perum Damri Surakarta

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id11

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2011 realisasi

Batik Solo Trans (BST) selama dua bulan terakhir yang mengalami penurunan

adalah masyarakat umum. Namun untuk target pelajar BST justru mengalami

peningkatan. Hal ini disebabkan karena pelajar lebih banyak yang memanfaatkan

BST daripada masyarakat umum.

Kondisi seperti ini mengakibatkan pihak operator yaitu perum Damri

Surakarta harus tetap menanggung kerugian sebesar Rp. 110 juta perbulan.

Dikatakan demikian karena dalam operasional Batik Solo Trans pemasukan yang

cukup berpengaruh adalah penumpang kategori masyarakat umum cenderung

mengalami penurunan. Di samping itu Perum Damri harus memberikan subsidi

sebesar 250 ribu tiap hari per armada sedangkan Perum Damri sendiri tidak

mendapatkan subsidi dari pemerintah. Hal ini sesuai dijelaskan di situs web.

http.:// www. Tempointeraktif.com/hg/nusa_lainnya/2010/09/20/brk.20100920 -

279174.id.html yaitu :

"kerugian yang diderita untuk mengoperasikan bus tersebut cukup besar. Perusahaannya harus memberikan subsidi hingga Rp 250 ribu tiap armada

per hari. Padahal, pihaknya hingga saat ini tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah dalam mengoperasikan 15 bus bantuan dari Kementerian

Perhubungan tersebut.”

Untuk mengoptimalkan jumlah penumpang Batik Solo Trans, maka Perum

Damri Surakarta harus menyusun dan menerapkan strategi yang tepat agar dalam

operasionalnya BST tidak mengalami kerugian.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id12

Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka penulis menarik untuk

melakukan dan mengambil judul penelitian “STRATEGI PERUM DAMRI

SURAKARTA DALAM OPTIMALISASI JUMLAH PENUMPANG BUS

BATIK SOLO TRANS.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka saya dapat merumuskan masalah sebagai berikut :

Bagaimana Strategi Perum Damri Surakarta dalam optimalisasi jumlah

penumpang Bus Batik SoloTrans yang beroperasi di Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui strategi Perum Damri

Surakarta dalam optimalisasi jumlah penumpang Bus Batik Solo Trans.

D. Manfaat Penelitian

1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi Perum

Damri dalam mengambil keputusan dalam rangka optimalisasi penumpang

Bus Batik Solo Trans.

2. Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan penulis berkaitan

dengan apa yang ditemukan di lapangan.

3. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti yang lain

dan memberikan peluang bagi penelitian lebih lanjut.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Tinjauan Pustaka

Penelitian ini merupakan penelitian yang bertitik tolak dan berdasarkan pada

teori. Teori sifatnya sangat penting dalam penelitian karena melalui teori inilah peneliti

mencoba menerangkan suatu fenomena sosial dan fenomena alami yang menjadi fokus

perhatian penelitian. Untuk lebih mensistematiskan teori yang digunakan maka perlu

diuraikan beberapa bagian sebagai berikut:

1. Strategi

Hadari Nawawi (2005:147) mengemukakan ”strategik dalam manajemen

sebuah organisasi dapat diartikan sebagai kiat, cara, dan taktik utama yang dirancang

secara sistematik dalam melaksanakan fungsi -fungsi manajemen, yang terarah pada

tujuan stratejik organisasi”.

Pengertian strategi menurut J. Salusu (2003: 101) adalah “suatu seni

menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya

melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling

menguntungkan”.

Strategi dapat dipandang sebagai pola tujuan, kebijakan, program, tindakan,

keputusan, atau alokasi sumber daya yang mendefinisikan bagaimana organisasi itu, apa

yang dikerjakan organisasi dan mengapa organisasi melakukannya. Oleh karena itu

strategi merupakan perluasan misi guna menjebatani organisasi (komunitas) dan

commit to user

13

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id14

lingkungannya. Strategi biasanya dikembangkan untuk mengatasi isu strategis, strategi

menjelaskan respon organisasi terhadap pilihan kebijakan pokok. (Bryson, 2001: 189)

Michael Armstrong (2003:38) mengemukakan Strategi adalah penetapan tujuan

dasar jangka panjang dan sasaran perusahaan, dan penerapan serangkaian tindakan serta

alokasi sumber daya yang penting untuk melaksanakan sasaran ini.

Dalam rangka mencapai tujuan suatu organisasi maka strategi mempunyai

peranan yang sangat penting. Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan

terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan

dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai

melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.

( Lawrencer. Jauch, 1997 :12).

Paula Jarzabkowski dan Andreas Paul Spee dalam International Journal of

Management Reviews (2009: 70) mengemukakan:

“From an strategy as practice perspective, strategy has been defined „as situated,

socially accomplished activity, while strategizing comprises those actions,

interactions and negotiations of multiple actors and the situated practices that they draw upon in accomplishing that activity‟ ” (International Journal of Management Reviews, 2009: 70)

Dalam jurnal diatas, dalam sudut pandang strategi sebagai tindakan, strategi

didefinisikan sebagai pelaksanaan aktivitas sosial, sementara pengorganisasian terdiri dari

tindakan-tindakan, interaksi-interaksi dan negoisasi-negosiasi dari banyak pelaku dan

dalam prakteknya digambarkan dalam menyelesaikan aktivitas tersebut.

Mahmood Samadi Largani, Mohammad Taleghani, Azita Sherej Sharifi dalam

Journal of Basic and Applied Scientificcommit Research to user (2011: 574) yang mengemukakan :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id15

“Strategy is large-scale and foreseeing programs for interaction with the competitive environment in order to optimize to achieve organization goals.

Strategy is actually the game plan of an organization and provides a framework for managers‟ decision-making (Pearce & Robinson, 2009).

Robbins defined strategy as a process of setting fundamental long-term goals, adopting labor practices and allocating required resources to achieve these

goals.”

Berdasarkan dari jurnal di atas dikatakan bahwa konsep strategi adalah skala

besar dan program meramalkan untuk interaksi dengan lingkungan yang kompetitive

yang mengoptimalkan untuk tercapainya tujuan organisasi. Strategi adalah rencana

permainan sebenarnya dari suatu organisasi dan menyediakan kerangka kerja untuk

manager pengambilan keputusan.

Mahmood Samadi Largani, Mohammad Taleghani, Azita Sherej Sharifi dalam

Journal of Basic and Applied Scientific Research (2011: 575) yang mengemukakan :

“After strategy formulation, its implementation must be programmed. Best formulated strategies without correct implementation don‟t have practical value.

For strategy implementation the following tools should be utilized:

Organizational structure appropriate to strategies, Coordination of organization‟s skills, resources and capabilities in the executive level, Create an organizational culture appropriate to the organization's new strategy, Cooperation and sympathy

among managers and employees of all sections and units of organization. Also successful implementation of these strategies will depend on suitable support

from the planning systems.”

Berdasarkan jurnal di atas dikatakan bahwa setelah dirumuskan strategi,

pelaksanaannya harus diprogram. Untuk mengimplementasikan strategi ada alat-alat

yang digunakan antara lain struktur organisasi harus sesuai dengan strategi, koordinasi

organisasi sumber daya ketrampilan dan kemampuan ditingkat eksekutif, menciptakan

budaya organisasi yang tepat untukcommit strategi to user baru, kerja sama dan simpati diantara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id16

manager dan karyawan dari semua bagian dan unit organisasi. Selain hal tersebut,

keberhasilan implementasi strategi juga ditentukan oleh sistem perencanaan.

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi

adalah cara atau teknik yang digunakan oleh organisasi melalui pengoptimalan sumber

daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan organisasi.

Setiap organisasi pasti memiliki strategi, baik itu strategi jangka pendek maupun

strategi jangka panjang. Strategi dapat bervariasi sesuai kerangka tingkat dan waktu.

Adapun empat (4) tingkat dasar meliputi (Bryson, 2001: 190) :

1) Strategi besar bagi organisasi secara keseluruhan.

2) Strategi unit perencanaan publik strategis (SPPU) atau unit perencanaan nirlaba

strategis(SNPPU). Namun perlu dicatat bahwa jika organisasi secara keseluruhan

dan SPPU maupun SNPPU sinonim, dua kategori pertama akan sama, jika tidak

strategi SPPU atau SNPPU mungkin menjadi divisi, departemen, atau unit

organisasi yang lebih besar.

3) Strategi program atau pelayanan.

4) Strategi fungsional

Menurut Higgin (1985) dalam J. Salusu (2003:101) menjelaskan tingkat- tingkat Strategi

sebagai berikut :

1) Enterprise strategy

Strategi ini menunjukkan hubungan antara organisasi dengan masyarakat luar.

Strategi tersebut berusaha memberi pelayanan yang baik terhadap tuntutan dan

kebutuhan masyarakat.

2) Corporate strategy commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id17

Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga disebut Grand Strategy

yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi. Misi organisasi ini

memerlukan keputusan- keputusan strategik yang selayaknya dipersiapkan oleh

setiap organisasi.

3) Bussiness strategy

Menjabarkan bagaimana merebut pasaran ditengah masyarakat. Strategi ini

dimaksudkan untuk dapat memperoleh keuntungan-keuntungan strategis yang

sekaligus mampu menunjang berkembangnya organisasi ke tingkat yang lebih

baik.

4) Functional strategy

Merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang suksesnya strategi lainnya.

Ada tiga jenis strategi fungsional yaitu:

1) Strategi fungsional ekonomi, yaitu mencakup fungsi-fungsi yang

memungkinkan organisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang sehat

antara lain yang berkaitan dengan keuangan, pemasaran, sumberdaya, penulisan,

dan pengembangan.

2) Strategi fungsional manajemen, yaitu mencakup planning, organizing,

implementing, controlling, staffing, leading, motivating, communicating,

decision making, representing, dan intregating.

3) Strategi Isu Stratejik, fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan baik

situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui

atau yang sudah berubah.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id18

Para eksekutif perlu menjamin bahwa strategi yang mereka susun dapat berhasil

dengan meyakinkan. Bukan saja dipercaya oleh orang lain, tetapi memang dapat

dilaksanakan. Menurut Hatten dan Hatten (1988) dalam J. Salusu (2003 : 108)

menjelaskan beberapa prinsip- prinsip untuk menyukseskan strategi antara lain sebagai

berikut :

1) Strategi haruslah konsisten dengan lingkungannya.

Strategi yang dibuat jangan melawan arus, tetapi harus mengikuti perkembangan

dalam masyarakat, lingkungan yang memberi peluang untuk bergerak maju.

2) Setiap organisasi tidak hanya membuat satu strategi.

Strategi yang dibuat tergantung pada ruang lingkup kegiatannya. Artinya jika

terdapat banyak strategi yang dibuat maka strategi yang satu haruslah konsisten

dengan strategi yang lain.

3) Strategi yang efektif hendaknya menfokuskan dan menyatukan semua sumber daya

dan tidak meenceraikanberaikan satu dengan yang lain.

Persaingan yang tidak sehat antar berbagai unit organisasi sering mengklaim sumber

dayanya, hal demikian menyebabkan terpisah dari unit kerja lainnya sehingga

kekuatan –kekuatan yang tidak menyatu malah merugikan posisi organisasi.

4) Strategi hendaknya memusatkan perhatian pada apa yang merupakan kekuatannya

dan tidak pada titik-titik yang justru adalah kelemahan.

Strategi ini mengetahui dan memanfaatkan kelemahan pesaing. serta membuat

langkah- langkah yang tepat untuk menempati posisi kompetetif yang lebih kuat.

5) Sumber daya adalah sesuatu yang kritis.

Strategi yang dibuat organisasi harus layak dan dapat di implementasikan. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id19

6) Strategi hendaknya memperhitungkan risiko yang tidak terlalu besar.

7) Strategi hendaknya disusun di atas landasan keberhasilan yang telah dicapai.

8) Tanda- tanda dari suksesnya strategi ditampakkan dengan adanya dukungan dari

pihak- pihak yang terkait, dan terutama dari para eksekutif, dari semua pimpinan unit

kerja dalam organisasi.

Jenis strategi lain yang dapat dipilih bagi organisasi non profit menurut Hadari

Nawawi (2005: 176-179) , antara lain:

a. Strategi Agresif, dilakukan dengan membuat program-program dan mengatur langkah-

langkah atau tindakan (action) yang sifatnya mendobrak penghalang, tantangan, atau

ancaman untuk mencapai keunggulan/ prestasi yang ditargetkan.

b. Strategi Konservatif, strategi ini dilakukan dengan membuat program-program dan

mengatur tindakan (action) yang sangat hati-hati, yang disesuaikan dengan kebiasaan

yang berlaku.

c. Strategi Difensif (Strategi Bertahan), dilakukan dengan membuat program mengatur

langkah-langkah untuk keunggulan / prestasi yang sudah dicapai.

d. Strategi Kompetitif, tindakan atau program untuk mewujudkan keunggulan yang

melebihi organisasi non profit lainnya yang sejenjang atau sama posisinya.

e. Strategi Inovatif, dengan membuat program-program dan mengatur langkah-langkah

atau tindakan (action) agar organisasi non profit tampil sebagai pelopor

pembaharuan dalam tugas pokoknya, sebagai keunggulan atau prestasi.

f. Strategi Diversifikasi, program-program dan tindakannya berbeda dengan apa yang

telah dilakukan atau berbeda dengan organisasi lainnya dalam memberikan

pelayanan umum dan melaksanakancommit pembangunan. to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id20

g. Strategi Preventif, program-program dan tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki/

mengoreksi kekeliruan sebelumnya, baik yang dilakukan oleh organisasi itu sendiri

maupun oleh organisasi atasannya.

Disamping semua strategi tersebut di atas, adapun alternatif strategi lain yang

digunakan sebagai berikut :

a Strategi Reaktif, program-program atau tindakannya menunggu dan hanya

memberi tanggapan jika telah diberi petunjuk/ perintah, pengarahan, pedoman

pelaksanaan, manajemen tidak berusaha membuat dan menetapkan program-

program dan proyek secara proaktif.

b Strategi Oposisi, program-program atau tindakannya, bersikap menolak atau

menantang/ menunda pelaksanaan setiap pengarahan, perintah, petunjuk atau

bahkan mungkin peraturan perundang-undangan dari organisasi atasan, yang

dinilai atau yang sekiranya tidak menguntungkan atau mempersulit untuk

dilaksanakan.

c Strategi Adaptasi, strategi ini hampir sama dengan strategi difensif, yaitu

melakukan adaptasi dengan organisasi lain dan menyesuaikan dengan aturan,

juklak dan petunjuk.

d Strategi Ofensif, semua tindakan atau program, memanfaatkan peluang baik yang

sesuai atau tidak dengan aturan, pengarahan, aturan pedoman organisasi.

e Strategi Menarik Diri, strategi ini dilakukan dengan kecenderungan menghindari

untuk membuat program-program atau tindakan yang sesuai dengan aturan,

pedoman, arahan, karena suatu sebab.

f Strategi Kontijensi, sebagai cara pemecahan masalah dengan memilih alternatif

yang paling menguntungkan atau terbaik diantara yang terbaik, sesuai dengan commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id21

petunjuk dan pedoman organisasi atasan dan bahkan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

g Strategi Pasif, membuat semua program-program dan tindakan, menjalankan

tugas sesuai aturan, dan lebih dominan pada pelaksanaan pekerjaan rutin.

Sementara itu Kusdi (2009: 90) menegaskan bahwa ruang lingkup strategi

sesungguhnya sangat sejalan dengan kompleksitas aktivitas- aktivitas yang dilakukan

organisasi. Adapun empat dimensi pokok yang terkandung dalam strategi yaitu :

1) Inovasi

Strategi inovasi secara khusus dilakukan oleh perusahaan- perusahaan yang

mengutamakan inovasi sebagai sumber keunggulan bersaing.

2) Diferensiasi Pasar

Strategi diferensiasi pasar ditujukan untuk menciptakan loyalitas konsumen

melalui suatu produk atau jasa yang bersifat unik, dalam arti berbeda dari yang telah ada

di pasar. Strategi ini tidak mesti menciptakan produk atau jasa yang berkelas tinggi atau

mahal, melainkan sesuatu yang memiliki nilai tambah yang berbeda dari produk- produk

atau jasa yang sudah ada. Strategi ini biasanya diperkuat dengan iklan, segmentasi pasar,

dan permainan pasar ( pricing).

3) Jangkauan (Breadth)

Strategi jangkauan adalah penetapan ruang lingkup pasar yang akan dilayani oleh

organisasi; ragam atau jenis konsumen, cakupan geografisnya, dan jenis dan produk atau

jasa yang ditawarkan.

4) Pengendalian Biaya ( Cost- Control )

Strategi pengendalian biaya adalah sejauh mana perusahaan mengotrol biaya atau

anggaran secara ketat. Strategi ini pentingcommit khususnya to user ketika pengelola organisasi harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id22

mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai secara maksimum tujuan-

tujuan organisasi.

Pengelolaan organisasi dilakukan dengan penyusunan serangkaian strategi.

Menurut Kusdi (2009 :90) menjelaskan empat perpektif strategi adalah :

1. Strategi finansial adalah strategi mengelola pertumbuhan, tingkat keuntungan,

dan resiko. Strategi ini dilihat dari kacamata pemilik perusahaan/ pemegang

saham.

2. Strategi pelanggan

Strategi untuk menciptakan nilai dan diffeerensiasi produk. Strategi dilihat dari

kacamata pelanggan.

3. Strategi proses internal

Penentuan proses- proses internal strategis yang mampu untuk menciptakan

kepuasan pelanggan dan pemilik saham.

4. Strategi learning and growth

Yaitu strategi untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi pembelajaran

organisasi, inovasi, dan pertumbuhan.

Dari empat perpektif tersebut jika dijalankan secara seimbang maka sasaran

jangka pendek akan tercapai tanpa mengabaikan sasaran jangka panjang.

2. Optimalisasi

Optimalisasi (optimalization) menurut Gibson (1984: 701) adalah upaya untuk

meningkatkan kemampuan yang paling diinginkan diantara kriteria kreativitas atau

dengan kata lain upaya untuk memaksimalkan sumber-sumber yang telah dimiliki untuk

mencapai tujuan yang diharapkan. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id23

Optimalisasi menurut WJS. Poerwadarminta dalam Istilamah Laili (2002: 8)

berasal dari kata optimum yang berarti terbaik, paling menguntungkan. Dalam hal ini,

optimalisasi membuat sesuatu menjadi, lebih baik lagi, sedangkan optimum adalah

tingkatan yang sangat menguntungkan dalam batas-batas tertentu dan pengoptimalan

merupakan penyempurnaan suatu sistem supaya berprestasi sebaik-baiknya atas dasar

kriteria-kriteria tertentu.

Dengan demikian, optimalisasi dapat diartikan sebagai upaya, proses, cara, dan

perbuatan untuk menggunakan secara optimal sumber-sumber yang dimiliki dalam

rangka mencapai kondisi yang terbaik, paling menguntungkan, dan paling diinginkan

dalam batas-batas tertentu dan kriteria tertentu. Dalam hal ini mengoptimalkan jumlah

penumpang Batik Solo Trans sehingga Perum Damri Surakarta tidak mengalami kerugian

dalam mengoperasionalkan BST.

3. Penumpang

Penumpang bisa dikatakan sebagai users yaitu pemakai jasa angkutan bus, taksi

dan lain- lain. Penumpang adalah orang yg menumpang atau orang yg naik (kereta, kapal,

bus dsb) http://www.artikata.com/arti-382537-penumpang.html.

Dalam penyelenggaraan pelayanan jasa transportasi kepada penumpang, terdapat

penggolongan penumpang yaitu penumpang biasa dan penumpang aktif bisa disebut juga

pelanggan. Pelanggan adalah semua orang yang menuntut perusahaan untuk memenuhi

suatu standar kualitas tertentu yang akan memberikan pengaruh pada performa kita atau

perusahaan manajemen. Maine dkk (dalam Nasution, 2004:101) memberikan beberapa

definisi tentang pelanggan yaitu:

1. Pelanggan adalah orang yang tidak tergantung pada kita, tetapi kita yang

tergantung padanya. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id24

2. Pelanggan adalah orang yang membawa kita kepada apa keinginannya.

3. Tidak ada seorangpun yang pernah menang beradu argumentasi dengan

pelanggan.

4. Pelanggan adalah orang yang teramat penting yang harus dihapuskan.

Disamping itu pelanggan masih dapat digolongkan lagi. Nasution (2004:102)

mengemukakan bahwa terdapat tiga jenis golongan pelanggan dalam system kualitas

modern, yaitu:

1. Pelanggan Internal

Adalah orang yang berada dalam perusahaan dan memiliki pengaruh pada

performansi pekerjaan (atau perusahaan) kita

2. Pelanggan Antara

Adalah mereka yang bertindak atau berperan sebagai perantara, bukan sebagai

pemakai akhir produk

3. Pelanggan Eksternal

Adalah pembeli atau pemakai akhir produk, yang sering disebut dengan pelanggan nyata.

Pelanggan eksternal merupakan orang yang membayar untuk menggunakan produk yang

dihasilkan.

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

penumpang adalah pengguna jasa transportasi angkutan jalan darat untuk mobilisasi.

Penumpang termasuk kriteria pelanggan eksternal karena menggunakan produk /jasa

terakhir sehingga disebut pelanggan nyata.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id25

4. Batik Solo Trans ( BST)

Bus Rapid Transit (BRT) merupakan angkutan umum massal berbasis jalan, Bus

tersebut mempunyai nama lain Rapid Bus, Metro Bus, High Capacity Bus Systems, High

Quality Bus Systems, Express Bus Systems, Busway Systems.

Bus Rapid Transit adalah suatu sistem angkutan massal berkualitas tinggi yang

meniru tampilan dan kinerja dari metro namun menggunakan kendaraan bus bukannya

kereta api.

Ciri- ciri Bus Rapid Transit yang berkwalitas sebagai berikut :

• Jalur Khusus/Trunk dengan hambatan minimal

• Bus/Kendaraan dengan kapasitas besar

• Halte/Terminal /Park n Ride yang aman, nyaman dan terlindung dari cuaca

dengan pengaturan aliran penumpang yang baik

• Aksesibilitas yang mudah dicapai dan informatif

• Fasilitas perpindahan moda yang praktis dan nyaman

• Bus Feeder dengan jangkauan yang luas

• Sistem tiket yang terintegrasi

Berdasarkan point- point tersebut merupakan standart untuk menjadi angkutan

massal modern yang dikenal bus rapid transit yang berkwalitas. Bus rapid transit

dikatakan berkwalitas karena dapat memberikan jaminan ketepatan dan kepastian waktu

tunggu, kecepatan dan keterukuran waktu tempuh, kenyamanan, keamanan dan

keselamatan di dalam sistem , kemudahan menggunakan system. Dengan demikian

kepuasan pelanggan/ pengguna jasa tersebut dapat tercapai.

Samuel Petros Sebhatu dalam International Research Symposium in Service

Management (2010:13) mengemukakancommit : to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id26

“Public transport has to improve services and the provision of mobility, which is safe, integrated, orderly, smooth, comfortable, economical, efficient, effective and

affordable by the community. BRT is adding value in the transport system. It can be described as a flexible and rapid transit mode that combines stations, vehicles,

services, running way, and Intelligent Transportation System (ITS) into an integrated system. Sustainable public transport has shown to be an effective

catalyst to help transform cities into more livable and human-friendly environments.”

Dalam jurnal Internasional di atas dijelaskan bahwa Transportasi umum harus

meningkatkan pelayanan dan penyediaan mobilitas, yang aman, terintegrasi, tertib, halus,

nyaman, ekonomis, efisien, efektif dan terjangkau oleh masyarakat. Dalam hal ini BRT

adalah mempunyai nilai tambah dalam sistem transportasi. BRT dapat memberi gambaran

sebagai jenis angkutan massal yang cepat dan fleksibel yang mengkombinasikan stasiun,

kendaraan, pelayanan, cara berjalan, dan Intelligent Sistem Transportasi (ITS) ke suatu

sistem yang terintegrasi. Angkutan umum yang berkelanjutan telah terbukti menjadi

katalis yang menjadikan kota metropolitan sebagai kota layak huni yang ramah

lingkungan.

Fernando Lámbarry Vilchis menjelaskan konsep BRT dalam Journal of

Management and Strategy ( 2010: 94) adalah

“In the referred authors definitions, there is a trend that suggests that systems of bus rapid transit have more in common with rail-based systems in terms of

operational performance and passenger service, being the fact that BRT systems can usually provide a transport service quality at a cost that most cities can afford

the main difference between them.” (Journal of Management and Strategy Vol. 1, No. 1 December 2010).

Dalam jurnal manajemen dan Strategi, penulis memberikan definisi konsep BRT

yaitu bahwa bus dengan sistem transitcommit cepat memiliki to user banyak kesamaan dengan angkutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id27

berbasis sistem kereta api dalam hal kinerja operasional dan pelayanan penumpang.

Dikatakan demikian karena dengan sistem BRT dapat memberikan pelayanan yang

berkwalitas.

Batik Solo Trans merupakan alat transportasi baru berjenis Bus Rapid Transit.

Batik Solo Trans merupakan hibah/ bantuan dari Kementerian Perhubungan Jakarta.

Bantuan tersebut sebanyak 15 armada bus rapid transit yang bertujuan sebagai solusi

transportasi massal yang inovatif, tepat waktu dengan biaya terjangkau.

Tanggapan Pemerintah kota Surakarta terhadap bantuan bus ini juga diterima

dengan baik, dan pemerintah juga mempunyai rencana mengenai design bus rapid transid

tersebut yaitu dengan modifikasi corak motif batik karena dengan modifikasi corak batik

dengan alat transportasi yang baru maka sekaligus mengangkat dan mencitrakan warisan

budaya batik Surakarta melalui modifikasi alat transportasi. Dengan demikian warisan

budaya Batik Surakarta akan selalu dikenal dan mengikut perkembangan.

Untuk mengoperasikan Bus Batik Solo Trans, saat ini telah dibangunnya

beberapa shelter/ halte tempat pemberhentian BST tersebut. Di Surakarta shelter/ halte

BST idealnya adalah 56 unit, shelter BST tersebut terdiri atas 35 unit shelter permanen

dan 21 unit shelter portable. Setiap shelter/ halte BST terdapat satu petugas yang bertugas

untuk memberikan pelayanan bagi calon penumpang BST.

Untuk dapat menggunakan Batik Solo Trans, calon penumpang diberi alternatif

pilihan dalam membeli ticket. Alternatif tersebut antara lain penumpang dapat membeli

tiket dengan tiket single (TS), tiket regular (TR), tiket reguler pelajar (TRP), masing-

masing tiket memiliki ketentuan penggunaan yang berbeda tergantung kebutuhan. Ticket

single trip regular dapat diperoleh langsung ketika calon penumpang naik Batik Solo

Trans. Sedangkan ticket smart card commitdapat diperoleh to user di Bank BRI maupun BNI karena

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id28

mekanisme pembayaran berupa saldo. Saat ini Batik Solo Trans telah menggunakan

ticket single trip regular, dan ke depannya akan diupayakan menggunakan ticket dalam

bentuk smart card dan ticket ini khususnya akan diorientasikan bagi pelanggan BST.

5. Strategi Perum Damri Surakarta dalam optimalisasi jumlah penumpang

Batik Solo Trans

Strategi Perum Damri Surakarta adalah suatu cara/ teknik yang digunakan oleh

Perum Damri Surakarta untuk menghadapi suatu permasalahan yaitu dalam rangka

meningkatkan jumlah penumpang Batik Solo Trans. Adapun Strategi yang dibuat Perum

Damri Surakarta antara lain :

1) Penambahan shelter di tiap- tiap ruas jalan yang strategis untuk pemberhentian

BST.

2) Mendesak Pemerintah kota Surakarta untuk segera melakukan penataan trayek

jalur BST.

3) Melakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai tata cara penggunaan BST

sehingga masyarakat berminat untuk menggunakan BST.

4) Perpanjangan trayek jalur dari terminal Kartasura sampai Bandara Adi Sumarmo

5) Penerapan elektronik card sebagai pengganti ticket regular BST

Sumber : wawancara dengan Bapak Joko 3 Mei 2011 pukul 10.00 wib).

Dengan demikian strategi yang paling relevan dengan teori di atas yaitu

Enterprise strategy karena strategi ini menunjukkan hubungan antara organisasi dengan

masyarakat luar. Oleh karena itu untuk optimalisasi jumlah penumpang Batik Solo Trans

dilakukan dengan upaya sosialisasi dan memberi pelayanan yang terbaik kepada

masyarakat.

B. Kerangka Pemikiran commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id29

Kerangka pemikiran diterapkan sebagai dasar dalam pengembangan berbagai

konsep maupun teori yang digunakan dalam penelitian ini dan hubungannya dengan

masalah yang telah dirumuskan. Kerangka pemikiran yang diterapkan dalam penelitian

ini disesuaikan dengan konsep perencanaan strategis.

Pada penelitian ini, peneliti membahas tentang salah satu moda transportasi baru

berjenis bus rapid transid yang pada awal bulan September 2009 mulai dioperasikan di

kota Surakarta. Bus rapid transit yang beroperasi di Surakarta bernama Batik Solo Trans,

Batik Solo Trans menjadi tanggung jawab Perum Damri Surakarta.

Perum Damri Surakarta merupakan salah satu Badan Umum Milik Negara

(BUMN) yang bergerak dibidang transportasi. Perum Damri mempunyai tugas utama

adalah menyelenggarakan angkutan orang dan barang di atas jalan dengan menggunakan

kendaraan bermotor, salah satunya adalah menyelenggarakan moda transportasi yang

bernama Batik Solo Trans.

Sejak awal September 2010 Batik Solo Trans resmi dilauchingkan, saat itu juga

Batik Solo Trans mulai beroperasi pada jalur yang telah ditentukan. Awalnya masyarakat

Surakarta antusias menyambutnya, tetapi selama 2 bulan terakhir ini nampaknya

masyarakat Surakarta mulai jenuh dan kurang berminat dalam menggunakan alat

transportasi yang bernama Batik Solo Trans ini. Hal ini terbukti jumlah penumpang yang

semakin menurun, oleh karena itu menyebabkan Perum Damri merugi.

Dalam mengoptimalkan jumlah penumpang Batik Solo Trans, agar Perum Damri

tidak terus menerus merugi maka Perum Damri Surakarta harus menyusun strategi yang

tepat, layak dan dapat diimplementasikan. Strategi yang dibuat oleh Perum Damri harus

dihubungkan dengan faktor pendukung dan faktor penghambat. Dengan demikian Perum

Damri Surakarta dapat mencapai tujuancommit dan sasaran to user.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id30

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Pasca Lauching BST

Jumlah Penumpang BST Tujuan tercapai: Strategi Perum menurun Damri jumlah penumpang BST meningkat

Faktor Faktor penghambat pendukung

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif.

Sebelum membahas lebih jauh, penulis akan memaparkan masing- masing definisi dari

penelitian deskriptif dan penelitian kualitatif. Penelitian deskriptif berusaha untuk

menggambarkan secara tepat suatu fakta atau fenomena yang terjadi secara sistematis,

aktual, dan akurat dengan mengumpulkan data, menjelaskan, dan melakukan analisa

secara obyektif. Sedangkan penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-

kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai metode ilmiah. (Lexy. J. Moleong, 2010 : 6 )

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di kota Surakarta dengan pertimbangan sebagai

berikut :

1. Kota Surakarta termasuk salah satu kota yang telah menerapkan alat

transportasi baru berjenis bus rapid transit. Pemerintah kota Surakarta

memberi nama bus rapid transit dengan nama Batik Solo Trans(BST).

2. Perum Damri Surakarta sebagai pihak operasional bus Batik Solo Trans.

3. Pada Dinas Perhubungan Kota Surakarta merupakan sebagai unsur

penyelenggaraan Pemerintahcommit to user Daerah di bidang perhubungan dan 31

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id32

transportasi, mempunyai fungsi dan tugas yang sangat penting dalam

pengembangan transportasi seperti BRT. Sehingga pada dinas tersebut

peneliti bisa mendapatkan data-data yang diperlukan sesuai permasalahan

yang ada.

4. Kawasan jalur lintasan Batik Solo Trans (BST) sebagai obyek observasi

untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

C. Metode Penarikan Sampel

Untuk memperoleh informasi atau data yang berkaitan dengan penelitian ini,

peneliti menggunakan teknik sampel bertujuan (purposive sampling). Dengan cara ini

peneliti dapat memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi

sumber data yang mengetahui permasalahan penelitian ini secara lebih mendalam.

Kecenderungan peneliti untuk memilih informan yang dianggap mengetahui informasi

dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang

mantap. Bahkan dalam pelaksanaan pengumpulan data pilihan informan dapat

berkembang sesuai kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data. (Patton

dalam H.B Sutopo, 2002: 56).

D. Sumber Data

Data merupakan sumber utama untuk memperoleh informasi yang jelas dari suatu

penelitian. Data merupakan suatu fakta atau keterangan dari objek yang diteliti. Sumber

data yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu :

1) Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, yang

kemudian diolah sendiri oleh peneliti. Dalam penelitian ini yang menjadi

sumber data primer adalah commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id33

a Bapak Joko selaku Staff sub sie bagian keuangan Perum Damri

Surakarta.

b Bapak Indarjo Selaku Kabid Angkutan Dinas Perhubungan Kota

Surakarta

c Bapak Suryo Putra selaku staff bidang Angkutan Dinas

Perhubungan Surakarta

d Bapak Taufiq selaku staff bidang Angkutan Dinas Perhubungan

Surakarta.

e Bapak Baskoro selaku Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan

Surakarta

f Bapak Ari selaku koordinator CCTV room Dinas Perhubungan

Surakarta

2) Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui

studi kepustakaan, hasil penelitian terdahulu, dan keterangan lain yang

berhubungan dengan masalah penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

a) Wawancara

Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara

lisan di mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung

informasi-informasi atau keterangan-keterangan (Narbuko dan Achmadi, 2003:83).

Wawancara merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi dari sumber data yang

dilakukan dengan mengadakan tanya jawab kepada informan untuk mendapatkan data

yang akurat.

Wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara tidak terstruktur, dimana

peneliti dalam melakukan proses wawancaracommit to tidak user menggunakan pedoman wawancara.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id34

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap

untuk pengumpulan datanya. (Sugiyono, 2010 : 140).

b) Observasi

Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa

peristiwa, tempat atau lokasi, benda, serta rekaman gambar.

Pengamatan ( observasi) merupakan kegiatan pengumpulan data yang secara

alamiah pertama- tama digunakan dalam melakukan penelitian alamiah. ( Mohammad

Mulyadi, 2010 : 95).

Dalam penelitian kualitatif jenis observasi yang digunakan adalah observasi

tidak berstruktur. Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan

secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. (Sugiyono, 2010 : 228).

c) Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa buku,

surat kabar, majalah, dan literatur lainnya untuk informasi bagi penelitian

F. Validitas Data

Validitas data bertujuan untuk membuktikan apakah data yang diperoleh

sesuai dengan kebenarannya. Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan, dan

dicatat harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Ketepatan data tersebut

tidak hanya tergantung dari ketepatan memilih sumber data dan teknik

pengumpulannya, tetapi juga diperlukan teknik pengembangan validitasnya.

Validitas ini merupakan jaminan bagi kemantapan simpulan dan tafsir makna

sebagai hasil penelitian. Triangulasicommit to merupakan user cara yang paling umum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id35

digunakan bagi peningkatan validitas dalam penelitian kualitatif. (H.B. Sutopo

2002 : 78).

Menurut H.B. Sutopo (2002 : 79) Penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi

data untuk menjamin data yang dikumpulkan itu valid, yaitu dengan memanfaatkan

sesuatu yang lain di luar sumber untuk mengecek kebenaran suatu informasi melalui

waktu dan alat yang berbeda. Ini berarti dalam mengecek kebenaran data tersebut peneliti

menggunakan beberapa sumber data yang berbeda untuk mengumpulkan data yang sama.

Dalam penelitian ini triangulasi metode dilakukan melalui metode wawancara dengan

berbagai informan baik dari pihak kantor maupun masyarakat, observasi, dan telaah arsip,

dokumen, dan artikel dari berbagai sumber untuk memperoleh data yang valid.

G. Analisis Data

Analisa data dilakukan secara bersamaan dengan proses pelaksanaan

pengumpulan data. Analisis data bertujuan agar peneliti mengerti benar makna dari data

yang telah dikemukakannya dan dapat menyajikan kepada orang lain secara jelas. Teknik

analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif dalam H.B.

Sutopo (2002 : 96) dengan tiga komponen analisis yaitu:

a. Reduksi Data, merupakan bagian dari proses analisis yang mempertegas atau

memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting, dan mengatur

data sedemikian rupa, sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan.

b. Sajian Data, merupakan suatu rangkaian informasi yang memungkinkan

kesimpulan penelitian dapat dilakukan. Dengan ini peneliti akan dapat mengetahui

apa yang sedang terjadi dan memungkinkan untuk melakukan analisis atau

tindakan lain.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id36

c. Penarikan simpulan, dari sajian data yang telah tersusun, selanjutnya peneliti dapat

menarik suatu simpulan akhir.

Aktifitas ketiga komponen tersebut yang secara bersamaan dengan pelaksanaan

pengumpulan data yang membentuk seperti suatu siklus dapat digambarkan sebagai

berikut :

Gambar 3.1

Model Analisis Data Interaktif

Pengumpulan Data

Reduksi Data Sajian Data

Penarikan simpulan/ verifikasi

Sumber : H.B. Sutopo, 2002 : 96

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

A.1 Kondisi Geografis Kota Surakarta

Kota Surakarta merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang berupa

dataran rendah dan terletak diantara sungai Pepe, Jenes, dan Bengawan Solo,

dengan ketinggian +/- 92 meter di atas permukaan laut. Kota Surakarta Terletak

antara 1100 45‟15” bujur timur dan 110045‟35” bujur timur dan antara 7036‟00”

lintang selatan dan 7056‟00” lintang selatan, dengan batas- batas administratif

sebagai berikut :

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan

Kabupaten Boyolali

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten

Karanganyar

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten

Karanganyar

Surakarta mempunyai luas wilayah 44.040. 593 Ha, memiliki lima

kecamatan : yaitu Kecamatan Laweyan, Kecamatan Banjarsari, Kecamatan Jebres,

Kecamatan Pasar Kliwon, dan Kecamatan Serengan, yang terdiri dari 51

Kelurahan.

commit to user 37

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id38

Tabel 4.1

Kepadatan Penduduk Kota Surakarta Menurut Kecamatan

Tahun 2010

Kecamatan Luas Wilayah Penduduk Kepadatan

(Km2) Penduduk

Laweyan 8,63 86.315 10.001,74

Serengan 3,19 44.120 13.830,72

Pasar Kliwon 4,82 74.145 15.382,78

Jebres 12,58 138.624 11.019,40

Banjarsari 14,81 157.438 10.630,52

Total Penduduk 44,03 500.642 11.370,47

kota Surakarta

Sumber Data : BPS Data Statistik Daerah Kota Surakarta tahun 2010

Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di wilayah Jawa Tengah.

Dengan mengusung slogan “Solo The Spirit of Java” bukan suatu yang

berlebihan, karena kota ini mampu menjadi Trend Setter bagi kota / kabupaten

lainnya terutama di sekitar kota Solo, dalam bidang Sosial, Budaya dan Ekonomi.

Walaupun kota Surakarta hanya terdiri dari 5 kecamatan saja, kota ini menyimpan

potensi yang luar biasa. Berdasarkan hasil sementara sensus penduduk 2010,

jumlah penduduk di kota Surakarta tercatat sebanyak 500.642 jiwa, dimana

jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibanding jumlah penduduk laki-laki

yakni 257.279 jiwa perempuan dan 243.363 jiwa laki-laki. Kecematan Banjasari

merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak, sejumlah 157.438

jiwa atau 31, 45%. Sedangkan Serengan merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit sebesar 8,81%commit atau to user44.120 jiwa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id39

2 Dengan luas wilayah 44,03 km membuat tingkat kepadatan penduduk di

kota Surakarta sangat tinggi bahkan tertinggi di Jawa Tengah, yaitu sebesar

11.370,47 jiwa/ km2. Adapun kecamatan yang paling tinggi kepadatannya adalah

kecamatan Pasar kliwon dengan tingkat kepadatan sebesar 15. 383 jiwa / km2,

sedangkan terendah 10.002 jiwa/ km2 pada kecamatan laweyan. Dengan kondisi

tersebut, ini merupakan tugas yang mendesak yang harus diatasi oleh Pemerintah

Kota Surakarta. Upaya yang harus dilakukan Pemerintah kota Surakarta salah satunya adalah penyediaan sarana prasarana yang baik untuk masyarakat kota Surakarta seperti penyediaan transportasi Batik Solo Trans. Selain terdapat kepadatan penduduk di kota Surakarta, kota Surakarta juga mengalami peningkatan berbagai aspek ekonomi menuntut peningkatan di bidang transportasi, khususnya peningkatan jalan. Hal tersebuat dapat dilihat dari banyaknya kendaraan angkutan umum yang berdomisili di kota Surakarta pada tahun 2005-2009. Tabel 4.2 Banyaknya Kendaraan Angkutan Umum Berdomisili di Kota Surakarta tahun 2005-2009 Jenis 2005 2006 2007 2008 2009

Kendaraan

Taksi 387 389 423 430 430

Angkutan 443 443 443 423 423

Bus 277 279 281 281 281

Perkotaan

Sumber : Dinas Lalu Lintas Dan Angkutan Kota Surakarta

Oleh karena itu pemerintah kota Surakarta harus menata ulang manajemen

transportasi agar tidak terjadi tumpangtindih antar angkutan umum. Sehingga

Batik Solo Trans muncul sebagai solusi Transportasi untuk mengurangi kepadatan

lalu lintas kota Surakarta dan memberikan pelayanan prima terhadap masyarakat.

Kota Surakarta sebagai kota budaya, pariwisata, perdagangan, pendidikan,

dan olah raga. Disamping itu sektor transportasi mempunyai peran yang penting dalam proses pembangunan karenacommit dapat tomembantu user kelancaran arus lalulintas dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id40

mobilitas penduuduk maupun barang untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi

suatu kawasan. Dalam sistem transportasi di pulau Jawa, kota Surakarta menepati

posisi sangat strategis yaitu sebagai simpul jalur transportasi darat yang mencakup

transportasi jalan raya maupun jalur keretaapi antara lintas utara ( Jakarta-

Semarang-Surakarta-Surabaya/Malang) dengan lintas selatan (Jakarta-

Jogyakarta-Surakarta- Surabaya/ Malang). Demikian juga dengan berfungsinya

Bandara Adi Sumarmo sebagai bandara internasional dan embarkasi / debarkasi haji, kota Surakarta akan menjadi pintu gerbang yang menerima kepadatan arus lalu lintas, sehingga perlu diantipasi dengan penyiapan sarana dan prasarana transportasi maupun manajemen lalu lintas yang memadai. Prasarana jalan ada di kota Surakarta diklasifikasikan berdasarkan fungsi jaringan. Jalan di wilayah kota Surakarta dibedakan atas jalan arteri, kolektor,dan lokal. Berdasarkan status pembinaan jalan di kota Surakarta dibedakan atas jalan negara 13,15 km, jalan provinsi 16,33 km, jalan kota 204,32, dan jalan lingkungan471, 54 km. Sedangkan jumlah kendaraan bermotor semakin bertambah. Kondisi fisik jalan di wilayah kota Surakarta sebagian besar telah mencapai umur rencana dan tidak mantap di dalam melayani arus lalulintas. Penyediaan prasarana jalan seperti rambu- rambu lalu lintas, marka jalan,

lampu lalu lintas, halte, shelter, trotoar, dan parkir harus memperhatikan

penataannya.

A.2 Perusahaan Umum DAMRI SURAKARTA

a. Sejarah Singkat Perum Damri Surakarta

Sejarah Perum Damri adalah bagian dari sejarah perjuangan pergerakan

bangsa Indonesia, sejak proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada

tanggal 17 Agustus 1945. Pada hari paling bersejarah bagi bangsa Indonesia bagi

bangsa dan negara Indonesia itu, perusahaan angkutan yang merupakan cikal

bakal Perum Damri resmi menjadi milik pemerintah Republik Indonesia. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id41

Sebelumnya terdapat dua perusahaan jawatan yang dibentuk oleh

pemerintah pendudukan jepang yakni Zidosha Sokyoku dan Jawa Unyu Zigyosha

pada tahun 1943. Tugas Zidosha Sokyoku menyelenggarakan angkutan

penumpang dengan kendaraan bermotor. Sedangkan Jawa Unyu Zigosha

menyelenggarakan angkutan barang dengan truck dan cikar serta gerobak.

Setelah Jepang kalah dalam perang Asia Timur Raya, maka para pemuda

yang bekerja di kedua jawatan itu mengambil alih kedua perusahaan dan

menyerahkannya kepada pemerintah Republik Indonesia.

Kemudian berdasarkan maklumat Menteri Perhubungan Republik

Indonesia nomor : 1/ DAM/ 46 tanggal 25 November 1946, kedua jawatan itu

dijadikan satu dengan nama baru Djawatan Angkutan Motor Republik Indonesia (

DAMRI). Tanggal tersebut kemudian ditetapkan sebagai hari kelahiran DAMRI.

Tugas yang diemban adalah melaksanakan penyelenggaraan angkutan darat untuk

masyarakat dengan sarana angkutan yang dimiliki seperti truck, cikar, bus, serta

angkutan motor lainnya.

Selama masa revolusi Damri turut pula berperan dalam pengangkutan para

pejuang yang bergabung dalam badan- badan perjuangan dan laskar rakyat untuk

memmpertahankan kemerdekaan Indonesia. Dengan adanya Agresi Belanda di

Pulau Jawa, segala keperluan Badan Keamanan Rakyat/ tentara Republik

Indonesia/ tentara Nasional Indonesia dari markas- markas komando ke medan

pertempuran dilaksanakan transportasinya oleh Damri. Peran dan tugas Damri

termasuk menyelenggarakan angkutan APWI dari daerah pedalaman ke stasiun –

stasiun kereta api dan selanjutnya sesuai dengan kemajuan perekonomian dan commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id42

pembangunan negara Republik Indonesia maka Damri mengalami beberapa kali

perubahan statusnya yaitu :

1. Tahun 1950 DAMRI berada dibawah supervisi jawatan lalulintas jalan.

2. Tahun 1955 DAMRI menjadi jawatan vertikal berdasarkan ICW sesuai

keputusan Menteri Perhubungan nomor : 35/ 2/ 24 tanggal 25

Desember 1955.

3. Tahun 1961 DAMRI menjadi badan pimpinan umum perusahaan

negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan pemerintah nomor : 233

Tahun 1961.

4. Tahun 1965 badan pimpinan umum dihapus dan diubah menjadi

perusahaan negara berdasarkan keputusan menteri perhubungan nomor

: 15 /15/4 tanggal 24 November 1965.

5. Penetapan pengalihan status perusahaan negara menjadi perusahaan

umum (Perum) adalah berdasarkan peraturan pemerintah nomor : 30

Tahun 1982 dan dipertegas dengan peraturan pemerintah nomor : 31

tahun 1984 hingga saat ini.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id43

1. Maksud Dan Tujuan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.31 tahun 2002, maksud dan tujuan

DAMRI adalah turut melaksanakan dan menunjangan kebijaksanaan program

pemerintah di bidang ekonomi serta pembangunan nasional pada

umumnya,khususnya di sub sektor perhubungan darat dengan armada bus dan

truk serta tetap memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan.

2. Nilai- Nilai Perusahaan

Untuk mencapai tujuan perusahaan, setiap insan DAMRI memiliki sikap

bekerja keras, jujur (terbuka) dan pantang menyerah dalam memberikan

pelayanan kepada msyarakat dan mempertahankan kemandirian perusahaan

dengan menciptakan suasana Damri melalui kerja sama, sama - sama bekerja

dalam suasana kebersamaan, serta dapat memberikan rasa aman dengan menjaga

lingkungan kerja yang menyenangkan dan perilaku Ramah dilandasi kekuatan

iman dan taqwa.

3. VISI DAN MISI PERUM DAMRI

VISI : Menjadi Penyedia jasa angkutan jalan raya yang aman, handal, terjangkau

serta ungguk dalam kinerja.

MISI :

1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas alat produksi

2. Mengutamakan kualitas pelayanan ( level of services), keamanan

penumpang, dan barang ( level of safety), kepuasan pelanggan (

customer satisfaction).

3. Meningkatkan produksi,commit efisiensi to danuser menekan kebocoran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id44

4. Meningkatkan nilai tambah (value added) kepada pemilik modal

5. Meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan SDM

4. Dasar Hukum Angkutan Massal Di Indonesia

• UU 22 Tahun 2009 pasal 158 ayat 1 Pemerintah menjamin ketersediaan

angkutan massal berbasis jalan untuk memenuhi kebutuhan angkutan

orang dengan kendaraan bermotor umum di kawasan perkotaan.

• UU 22 Tahun 2009 pasal 158 ayat 2 Angkutan massal sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) harus didukung dengan:

a. mobil bus yang berkapasitas angkut massal;

b. lajur khusus;

c. trayek angkutan umum lain yang tidak berimpitan dengan trayek

angkutan massal; dan

d. angkutan penumpang.

5. Kewajiban Menyediakan Angkutan Umum (UU 22/2009-Ps 139)

1. Angkutan umum diselenggarakan dalam upaya memenuhi kebutuhan

angkutan umum yang selamat, aman, nyaman dan terjangkau

2. Pemerintah wajib menjamin tersedianya angkutan umum

sebagaimana pada ayat diatas .

6. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Perum Damri UABK Surakarta terdiri dari:

1. Kepala Unit

2. Kasi Operasi membawahi beberapa sub bagian antara lain:

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id45

a Sub sie PPKDA ( Pengaturan Persiapan Kendaraan Dinas

angkutan)

b Sub sie TLA (Tata Laksana Angkutan)

c Sub sie PMP (Pemeriksaan Muatan dan Pengkarcisan)

d Sub sie AK ( Administrasi Kendaraan)

3. Kasi Tata Usaha membawahi beberapa sub bagian antara lain:

a Sub Sie Keuangan

b Sub Sie Kepegawaian

c Staff Umum dan RT

d Kasir

4. Kasi Tata Teknik

a Sub Sie TLT ( Tata Taksana Teknik)

b Pelaksanaan Teknik

c Sub Sie Gudang

Penjabaran Tugas dan Wewenang berdasarkan Struktur Organisasi

 Kasi operasi

1. Sub Bagian Pengaturan Persiapan Kendaraan Dinas Angkutan,

mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :

a Mempersiapkan dan membuat jadwal giliran kerja bagi para crew baik

untuk shift I maupun untuk shift II dalam jadwal bulanan, mingguan,

ataupun jadwal harian.

b Menerima dari seksi pemeliharaan dan perawatan kendaraan –kendaraan

dinas angkutan yang siap guna operasi, mempersiapkan dan mengatur commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id46

kendaraan- kendaraan yang siap operasi baik untuk melayani dinas

angkutan jurusan sesuai denagn route- route yang telah ditentukan maupun

untuk angkutan borongan lengakap dengan crewnya sesuai dengan daftar

giliran dinas crew yang telah di jadwalkan.

c Mempersiapkan dan mengatur kendaraan – kendaraan dinas angkutan

yang siap operasi sebagai cadangan apabila sewaktu- waktu diperlukan .

d Mempersipkan dan mengatur giliran dinas crew cadangan sebagai

pengganti dan atau sewaktu- waktu diperlukan.

e Mempersiapkan Surat Perintah Dinas Angkutan (SPDA) sesuai dengan

daftar harian jadwal giliran kerja para crew.

f Mengatur, melaksanakan dan mengawasi penggantian giliran Dinas para

crew dari shift I ke shift II pada waktu dan tempat yang telah ditentukan.

g Menerima laporan dari crew baik yang kembali ke pool/ depot untuk

melaporkan tentang adanya gangguan dari kendaraan yang sedang

menjalankan dinas angkutan maupun yang kembali bersama-sama

kendaraannya sebelum waktu dinasnya selesai, memeriksa dan

melaporkannya kepada seksi Pemeliharaan dan Perawatan sepanjang

kendaraan- kendaraan tersebut harus dibetulkan.

h Menerima kembali dari seksi pemeliharaan dan perawatan kendaraan –

kendaraan dinas angkutan yang selesai dibetulkan dan memerintahkan

kembali untuk melayani jalur- jalur / route- route yang telah ditetapkan.

i Membuat daftar dan mengurus uang dinas jalan para crew dan lain- lai

personil yang ada kaitannya dengan pelaksanaan angkutan. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id47

j Membina dan mengawasi terselenggaranya dinas angkutan sesuai dengan

program yang telah ditentukan.

2. Sub Bagian Tata Laksana Angkutan

a Pengusahaan

i. Menghimpun data yang ada kaitannya dengan

penyelenggaraan angkutan kota, baik dengan bis maupun

non bis, meliputi jumlah armada, trayek, tarif dan lain-lain.

Mempelajari dan menyimpulkan kegiatanjenis angkutan

mana yang menjadi saingan yang berpengaruh bagi

perusahaan, baik yang bersifat positif maupun yang bersifat

negatif.

ii. Mempersiapkan dan membuat program operasional baik

berupa program harian, bulanan maupun tahunan sesuai

dengan kebijaksanaan yang telah digariskan oleh pusat.

iii. Mempelajari sebab akibat naik turunya pendapatan

perusahaan hasil operasional dan atau sebab akibat

pelaksanaan tidak sesuai dengan program dan menetapkan

cara-cara pemecahannya untuk dijadikan dasar dan

pedoman dalam mengambil langkah- langkah bagi

kegiatan- kegiatan operasional di masa- masa mendatang.

iv. Mempelajari dan mempersiapkan kalkulasi harga pokok/

tarif ankutan kota, baik untuk angkutan jurusan,langganan

maupun angkutan borongan untuk dijadikan bahan-bahan commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id48

pertimbangan kantor pusat dalam rangka penetapan tarif/

usul-usul penyesuaian tarif kepada yang berwenang dalam

kaitannya dengan kelangsungan hidup peusahaan.

v. Mempelajari dan mempersiapkan ketentuan – ketentuan

yang ada kaitannya dengan kegairahan kerja para crew,

untuk dijadikan bahan- bahan pertimbangan kantor pusat

dalam rangka penetapan syarat- syarat kerja dalam

hubungannya dengan usaha- usaha peningkatan pendapatan

perusahaan.

b Administrasi Pengkarcisan

a Mengerjakan kartu persediaan bukti- bukti penumpang(

KPBP) pada setiap terjadinya penerimaandan persediaan

bukti- bukti penumpang dari bagian tata usaha / sub bagian

umum dan rumah tangga dan pada setiap penerimaan sisa –

sisa bukti penumpang dari para kondektor yang habis

menjalani dinas angkutan jurusan.

b Mempersiapkan dan menyerahkan bukti penumpang atas

dasar perhitungan tangguh kepada setiap kondektur yang

telah mendapatkan Surat Perintah Dinas Angkutan (SPDA)

dari sub bagian pengaturan , persiapan kendaraan dinas

angkutan/ dari sub bagian pool/ depot dan mengerjakan

pencatatan- pencatatan tentang penyerahan bukti- bukti

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id49

penumpang termasuk dalam register perhitungan penjualan

bukti- bukti penumpang.

c Menerima kembali sisa- sisa bukti penumpang yang belum

terjual dari setiap kondektur dan meneliti daftar penjualan

karcis, mencatat ke dalam register perhitungan penjualan

bukti- bukti penumpang, banyaknya yang telah terjual

berikut jumlah uang hasil penjualan yang harus disetorkan

oleh kondektur ke kas dan sisa karcis yang belum terjual

sebagai perhitungan pelunasanterhadap bukti- bukti

penumpang yang telah diserahkan kepada para kondektur

pada saat mereka akan menjalankan dinas angkutan.

d Membuatkan nota- nota kredit dalam hal terjadinya jumlah

uang yang termuat dalam daftar penjualan karcis berada

dibawah uang yang disetorkan oleh kondektur

danmembuatkan nota debet dalam hal terjadinya jumlah

uang yang termuat dalam daftar penjualan karcis berada di

atas uang yang disetorkan oleh kondektor.

e Menyimpan persediaan dan sisa-sisa bukti penumpang,

kartu- kartu langganan, surat pesanan sewa angkutan

borongan, faktur dan lain bentuk keniagaan yang belum

habis terjual / terpakai dengan cara yang teratur dan rapi .

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id50

c Administrasi Pendapatan

a. Menerima pesanan – pesanan angkutan secara borongan

dan membuat surat pesanan sewa angkutan borongan,

mencatat dalam register pesanan angkutan dan meneruskan

kepada sub bagian administrasi kendaraan untuk

penyelesaian persyaratan yang diperlukanuntuk selanjutnya

diteruskan kepada sub bagian pengaturan persiapan

kendaraan dinas angkutan / sub bagian pool /depot untuk

dilaksanakan sesuai dengan pesanan.

b. Membuatkan laporan tentang hasil- hasil keniagaan.

c. Membukukan semua pendapatan perusahaan hasil

operasional baik dari hasil angkutan jurusan, langganan,

borongan maupun hasil- hasil keniagaan.

3. Sub Bagian Pemeriksaan muatan dan pengkarcisan ( PMP)

Mempunyai tugas dan kewajiban :

a. Membuat jadwal dinas giliran kerja bagi para timer dan PPA serta

mengawasi dalam pelaksanaannya.

b. Membuat surat perintah tugas untuk para timer dan PPA sesuai

jadwal dinas giliran kerja.

c. Memberi petunjuk kepada para timer dan PPA mengenai sistem

pengendalian (preventif).

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id51

d. Merencanakan, menentukan sistem pemeriksaan sesuai dengan

sistem operasional dan karakteristik dari masing- masing trayek/

jurusan serta melaksanakan pemeriksaan.

e. Membuat berita acara pemeriksaan terhadap para pelaku

pelanggaran dan mengusulkan jenis- jenis hukumannya.

f. Mengumpulkan laporan hasil pemeriksaan angkutan dari para

timer dan PPA untuk diteliti dan diuji tentang kebenarann data/

faktayang dilaporkan, selanjutnya dilakukan evaluasi dan penilaian

sebab- sebab terjadinya kelainan dan rekomendasi tentang tindakan

korektif yang diambil.

g. Mengawasi dan menilai hasil kerja para timer dan PPA untuk

menetapkan apakah kegiatan yang dilakukan efektif, efisien dan

ekonomis.

h. Menerima dan mencatat bukti pelanggaran dalam daftar

pelanggaran yang dilakukan oleh kondektur mengenai jumlah

karcis suplisi, berapa kali melakukan kecurangan, jumlah denda

dan tindakan hukumamnya.

i. Merumuskan rekommendasi tentang tindakan korektif yangharus

diambil untuk mencegah pengulangan terjadinya kelainan baik

yang berkaitan dengan pendapatan perusahaan hasil keniagaan

maupun yang berkaitan dengan prestasi dan disiplin kerja para

petugas dinas angkutan.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id52

j. Mengambil langkah –langkah dalam usaha mencegah adanya para

timer dan PPA menerima imbalan dari crew.

k. Mengawasi disiplin para crew antara lain cara berpakaian dinas,

sikap pelayanan terhadap penumpang, cara mengemudikan bus.

4. Sub sie Administrasi Kendaraan

a) Menyelenggarakan pencatatan – pencatatan yang tertib dan teratur

tentang kelengkapan surat- surat kendaraan.

b) Mengatur jadwal pengujian kendaraan dan mengurus

penyelesaiannya dengan pejabat yang bersangkutan .

 Kasi Tata Usaha

1) Sub Sie Keuangan

a Mempersiapkan membuat dan mengusulkan untuk

mendapatkan pengesahan kantor pusat anggaran

pendapatan dan pembiayaan baik anggaran tahunan

maupun anggaran bulanan.

b Menerima uang pendapatan perusahaan hasil angkutan

jurusan disetorkan oleh para kondektur yang jumlahnya

didasarkan kepada daftar penjualan karcis laporan muatan

bus yang dibuat oleh para kondektur dan kebenarannya

telah di uji oleh sub bagian tata laksana angkutan,

memberikan bukti penerimaan uang yang telah mendapat

pengesahan dari PKK dan PKA kepada kondektur,

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id53

membukukan serta menyimpan uang pendapatan

perusahaan .

c Menerima pendapatan perusahaan hasil angkutan

langganan dan borongan yang disetorkan oleh langganan

dan atau penyewa.

d Menerima uang pendapatan perusahaan hasil keniagaan

e Melaksanakan pembayaran setelah mendapat pengesahan

dari PKK dan PKA

f Melaksanakan tagihan- tagihanbagi pada pihakII maupuan

pihak III

g Mengurus dan menyelenggarakan lain- lain kegiatan yang

berkaitan dengan lalu lintas keuangan

h Mengadakan kas kecil setiap hari

i Pada tiap akhir bulan mengadakan konfirmasi

terhadaputang dn piutang dalam jumlah tertentu sesuai

dengan ketentuan direksi dan mengadakan rekonsiliasi

terhadap sisa simpanan giro pada bank

j Menyampai laporan kas, ikhtisar bulanan, laporan yang

ditetapkan oleh kantor pusat kepada kantor pusat.

k Mengurus, menyimpan serta menjaga keamanan berkas-

berkas bukti keuangan dan surat berharga lainnya.

2) Sub Sie Kepegawaian commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id54

a Mengerjakan, mempersiapkan dan menyediakan daftar

hadir para pegawai.

b Melakukan dan membuat pencatatan –pencatatan tentang

kondisi pegawai

c Menyimpan dan memelihara berkas- berkas pegawai

d Mengerjakan kartu pegawai.

e mempersiapkan usul- usul berkaitan dengan pengangkatan,

kepangkatan dan pemberhentian.

f Mengatur dan mengurus masalah – masalah yang berkaitan

dengan cuti pegawai.

g Mengajukan usul dan mempersiapkan pegawai- pegawai

yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan

dan latihan.

h Membuat, mempersiapkan dan menyediakan daftar/ upah

pegawai

i Membuat, mempersiapkan dan menyediakan daftar- daftar

yang berkaitan dengan potongan penghasilan pegawai

antara lain : dana pensiun, kesehatan, taspen.

j Mengurus masalah- masalah yang berhubungan dengan

pengujian kesehatan pegawai serta mengadakan pencatatan

– pencatatan tentang hasilnya.

k Mempersiapkan, membuat surat keputusan kenaikan gaji/

upah, pangkat, hasil penyesuaian, mutasi. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id55

l Pada setiap akhir tahun mengurus pembuatan daftar

penilaian pelaksana pekerjaan pegawai yang dibentuk dan

cara cara pengisiannya mengikuti ketentuan- ketentuan

bagi pegawai negeri sipil.

m Secara berkala dengan tertib menyampaikan dan

mengerjakan ke kantor pusat daftar normatif dan daftar

ikhtisar tahunan kepegawaian yang bentuk dan cara

pengisiannya menurut ketentuan- ketentuan yang telah

ditetapkan kantor pusat.

n Menyampaikan laporan bulanan pegawai dan laporan

kepegawaian yang meliputi daftar hadir, daftar gaji, yang

telah ditandatangani oleh masing-masing pegawai.

o Bersama dengan sub bagian umum dan rumah tangga

mengkoordinir kegiatan- kegiatan keolahragaan, apel/ dinas

dan kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pegawai.

3) Staff Umum dan RT

a Menerima surat- surat baik berasal dari kantor pusat, kantor

wilayah dan satuan- satuan kerja lainnya di lingkungan

perum Damri maupun dari instansi- lainnya di luar

lingkungan Perum Damri.

b Mencatat semua surat- surat tersebut dalam buku agenda

dan memberi nomor dan kodenya sesuai dengan pola

klarifikasi serta kode kearsipan yang berlaku. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id56

c Mencatat dan mengawasi peredarannya serta mengadakan

pengecekan atas penyelesaian masalahnya sesuai dengan

petunjuk yang berlaku.

d Mengurus, menyelesaikan pengiriman surat-surat ke kantor

pusat, kantor wilayah dan kepada pihak-pihak/ instansi lain.

e Mengurus dan menyelenggarakan suatu sistem peyimpanan

tulisan dinas, kaset- kaset, dokumentasi, teks pidato.

f Mempersiapkan dan melakukan pembelian ATK

g Mengerjakan administrasi alat- alat tulis, perlengkapan

kantor, dan bentuk bentuk cetak lainnya.

4) Kasir

 Kasi Tata Teknik

1) Sub Sie TLT ( Tata Laksana Teknik)

mempunyai tugas dan kewajiban :

a membuat surat perintah kerja untuk disampaikan kepada sub

bagian perawatan dan perbengkelan bagi bus- bus dan

kendaraan –kendaraan dinas lainnya yang perlu dirawat dan

diperbaiki oleh unit sendiri atas dasar penyerahan/ laporan dari

bagian niaga dan angkutan, pool/depotsub bagian pengaturan

persiapan kendaraan dinas angkutan / sub bagian pool/depot

bagi kendaraan –kendaraan dinas angkutan dan dari bagian

tata usaha/ sub bagian umum dan rumah tangga bagi

kendaraan –kendaraan pengawasan. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id57

b Membuat surat perintah kerja untuk beberapa jenis pekerjaan

yang terpaksa dikerjakan / direparasikan di bengkel luar yang

berpedoman kepada kwalitas pekerjaan, biaya, dan waktunya

atas dasar permintaan dari sub bagian perawatan dan

perbengkelan.

c Membuat surat perintah kerja bagi pekerjaan yang termasuk

golongan reparasi besar ke perbengkelan luar dengan

dilengkapi perincian kerja dan besarnya biaya dengan

berpedoman kepada ketentuan – ketentuan yang berlaku.

d Mengerjakan dengantertib dan teratur surat permintaan

penawaran harga (SPH) untuk barang-barangyang akan

diadakan dengan berpedoman pada keputusan presiden nomor

29 tahun1983 ketentuan yang berlaku.

e Mengerjakan dengan tertib dan cermat surat- surat pesanan

pada rekanan yang telah ditetapkan.

f Mengerjakan dengan tertib dan cermat bukti penerimaan /

pengeluaran barang-barang.

g Mengerjakan dengan cermat dan tertib kartu persediaan

barang- barang.

h Mengerjakan dengan tertib dan cermat buku registrasi gudang

dan menutup buku registrasi tersebut tiap akhir bulan.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id58

i Menyampaikan hasil penutupan buku registrasi yang telah

diketahui kepala bagian teknik persediaan dan

perbengkelankepada bagian tata usaha

j. Melakuakan pemeriksaan gudang / pencocokan kartu persediaan

setiap bulan.

k. Menyusun laporan bulanan atas pembiayaan kendaraan.

l. Menyusun laporan tentang perincian biaya kendaraan.

m. Menjaga dan mengamankan arsip- arsip pencatatan dan pelaporan

bagian teknik

n. Menyusun daftar insentif karyawan teknik

o. Mengawasi pelaksanaan pemakaian kendaraan dinas non

operasional.

2) Pelaksana Teknik

a Melaksanakan perawatan kendaraan / bus sesuai dengan jadwal

kerja

b Memeriksa kerusakan kendaraan / bus sesuai dengan laporan

pengemudi

c Melaporkan hasil pemeriksaan kepada atasan langsung

d Melaksanakan perbaikan sesuai dengan perintah kerja

e Mengajukan permintaan suku cadang/ alat kelengkapan lainnya

untuk perawatan / perbaikan.

f melaporkan hasil perawatan dan perbaikan kepada atasan

langsung. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id59

g Menyerahkan suku cadang lama/ bekas sebagai bukti

pemakaian

h Melengkapi alat perlengkapan kendaraan/ bus yang akan

diadakan keur

i Mengikuti kendaraan/ bus yang di uji coba jalan

j Melaporkan hasil uji coba jalan kepada atasan

k Memeriksa, memperbaiki, menyetel setiap kendaraan / bus

setiap habis operasi.

l Menyusul kendaraan yang mendapat gangguan/ kerusakan

ditengah perjalanan.

m Menentukan barang- barang / material yang harus diganti

n Menyerahkan kembali kendaraan yang telah diperiksa/

diperbaiki.

o Menandatangani berita acara penyelesaian pekerjaan.

3) Sub Sie Gudang

a. Mempersiapkan rencana pengangkatan suku cadang alat-alat

perlengkapan kendaraan, perbengkelan.

b. Mengurus, menjaga dan mengamankan barang- barang

persediaan seperti suku cadang, minyak pelumas dan lain –

lain.

c. Melayani permintaan suku cadang, minyak pelumas, dan

perlengkapan kendaraan yang diperlukan atas perintah bukti

penerimaan / pengeluaran barang. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id60

d. Menerima, memeriksa, dan menyimpan barang- barang atas

surat pesanan perusahaan

e. Menandatangai berita acara penerimaan barang- barang dan

bukti penerimaan barang,.

f. Mencatat dalam label barang- barang yang telah diterima dan

yang dikeluarkan dengan tertib dan cermat.

g. Mengadakan stock opname barang- barang dalam persediaan

dengan disaksikan oleh sub bagian tata laksana teknik dan

pemegang kuasa kontabilitet (PKK)

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

61

STRUKTUR ORGANISASI PERUM DAMRI UABK. SURAKARTA SURAKARTA

Kepala Unit

Sutaryadi. S. Sos

Kasi Tata Teknik Kasi Operasi Kasi Tata Usaha

Ngadiman, SH. Muji Irianto Budi Wiyono

Sub Sie PPKDA Sub Sie TLA Sub Sie AK Sub Sie Keu Sub Sie Sub. Sie TLT Pelaksana. Sub. Sie Kepegawaian Teknik Gudang

Staff staff staff

Staff Staff Staff Sub Sie PMP Pengemudi Staff Umum & dan RT Kasir kondektur PPA dan

timer

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id62

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bab pembahasan, penulis akan memaparkan tentang strategi Perum

Damri Surakarta dalam optimalisasi jumlah penumpang Batik Solo Trans, karena

dengan strategi yang dibuat oleh Perum Damri maka BST akan mencapai target

dalam peningkatan penumpang. Dengan demikian Perum Damri dapat terus

menjalankan program angkutan massal berjenis Bus Rapid Transit. Upaya

tersebut sangat penting dan harus dilakukan Perum Damri karena menyangkut

kelangsungan hidup Perum Damri agar dapat tetap eksis di sektor transportasi

dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

B. 1 Strategi Perum Damri Surakarta dalam optimalisasi jumlah penumpang

Bus Solo Trans

Kota Surakarta termasuk salah satu kota yang menerima bantuan/ hibah

dari Kementerian Perhubungan berupa 15 armada bus rapid transit. Selanjutnya

bus rapid transit tersebut diberi nama Batik Solo Trans karena pemerintah kota

Surakarta mempunyai alasan yaitu ingin sekaligus mencitrakan dan mengangkat

warisan budaya batik solo bersamaan dengan meningkatkan pelayanan di sektor

transportasi. Oleh karena itu Batik Solo Trans didesign dengan motif batik,

dengan demikian masyarakat kota Surakarta yang menggunakan maupun melihat

BST akan selalu ingat dengan batik dan tertanam brand image batik. Awal

September 2010 Batik Solo Trans resmi dilaunchingkan. Batik Solo Trans

diciptakan sebagai salah satu bentuk pembaharuan model transportasi berjenis

semi busway. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id63

Untuk merealisasikan program dari Kementerian Perhubungan, maka

Pemerintah kota Surakarta bersama Dinas Perhubungan dan Perum Damri

mengadakan MOU kerja sama, yang kemudian hasilnya memberi wewenang dan

tanggung jawab kepada Perum Damri Surakarta untuk menjadi pihak yang

mengoperasikan armada tersebut. Kerja sama tersebut dilaksanakan dalam rangka

lebih mewujudkan performa antar perusahaan dan sekaligus mendapatkan

efisiensi pembiayaan. Perum Damri UABK Surakarta yang merupakan Badan

Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang usaha pelayanan jasa

angkutan darat, dalam menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kota Surakarta

mereka mengacu pada standart pelayanan baru di kota Surakarta dalam bentuk

pelayanan semi busway yang selanjutnya dinamakan Batik Solo Trans (BST).

Perum Damri dalam mengoperasikan armada BST, tidak mendapat subsidi

untuk biaya operasional. Jadi pada waktu armada bus Batik Solo Trans mulai

beroperasi, biaya operasionalnya oleh Perum Damri diambilkan dari sisa anggaran

biaya operasional bus kota tahun 2010, sedangkan awal tahun 2011 BST baru

dibuatkan anggaran khusus BST. Hal tersebut sebagaimana telah diutarakan oleh

Bapak Joko Suwarto selaku staff Bagian Sub sie Keuangan Perum Damri dalam

wawancara, yang mengungkapkan:

“ Sejak awal September 2010 BST mulai beroperasi, sejak itu pula BST menjadi tanggung jawab Perum Damri Surakarta yang artinya seluruh biaya operasional yang menanggung Perum Damri Surakarta. Oleh karena

itu untuk mengatasi besarnya biaya operasional, maka Perum Damri mengambil keputusan strategik yaitu dengan mengambil dari sisa biaya anggaran bus tahun 2010, kemudian untuk awal tahun 2011 BST baru akan

dibuatkan anggaran khusus.” ( Wawancara tanggal 27 Mei 2011). commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id64

Terkait dengan tanggung jawab yang telah diberikan oleh Pemkot

Surakarta kepada Perum Damri Surakarta dalam mengoperasikan BST, selama

dua bulan terakhir tahun 2011 BST selalu mengalami penurunan penumpang. Hal

ini mengakibatkan Perum Damri Surakarta terus merugi dan yang menjadi faktor

penyebabnya adalah mindset masyarakat Surakarta yang notabene belum terbiasa

dengan konsep baru semi busway. Hal ini sesuai diungkapkan oleh Bapak Joko

Suwarto selaku staff Bagian Sub sie Keuangan Perum Damri, yang mengatakan :

“BST sepi peminat akhir- akhir ini karena faktor mindset masyarakat Surakarta. Dikatakan demikian karena masyarakat belum terbiasa naik turun di halte/ shelter yang telah disediakan selain itu masyarakat Surakarta juga lebih enak menggunakan kendaraan pribadi dari pada kendaraan umum.” (wawancara tanggal 27 Mei 2011) Meskipun Perum Damri selalu mengalami kerugian yang cukup besar,

akan tetapi Perum Damri tetap mengoperasikan armada BST. Hal tersebut

dilakukan karena sesuai dengan kerja sama dengan pemkot yang mengedepankan

fungsi pelayanan pada SPM ( Standart Pelayanan Minimal) bukan berorintasi

pada profit. Oleh karena itu untuk mengatasi hal tersebut maka Perum Damri

menyusun beberapa strategi yang dapat meningkatkan jumlah penumpang BST.

Dengan menerapkan strategi tersebut diharapkan BST dapat mengalami

peningkatan penumpang. Hal tersebut diungkapkan oleh Bapak Joko selaku Staff

Sub Sie Keuangan Perum Damri Kota Surakarta, yang mengatakan :

“ Kami dari Perum Damri akan tetap mengoperasikan BST, karena BST ini bukan proyek profit tetapi BST diterapkan di Surakarta ini untuk

memberikan pelayanan di bidang transportasi yang lebih baik dan cepat kepada masyarakat. Jadi BST merupakan proyek yang berbasic pada SPM bukan pada profit.”( wawancara tanggal 27 Mei 2011)

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id65

Adapun beberapa strategi yang dibuat Perum Damri dalam optimalisasi

jumlah penumpang BST antara lain :

6) Penambahan shelter di tiap- tiap ruas jalan yang strategis untuk tempat

pemberhentian BST.

7) Mendesak Pemerintah kota Surakarta untuk segera melakukan penataan

trayek jalur BST.

8) Melakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai tata cara

penggunaan BST sehingga masyarakat berminat untuk menggunakan BST.

9) Perpanjangan trayek jalur dari terminal Kartasura- Bandara Adi Sumarmo.

10) Penerapan electronic card sebagai pengganti ticket regular BST.

(wawancara tanggal 3 Mei 2011).

Berbagai strategi tersebut dibuat Perum Damri karena melihat fenomena

yang terjadi selama 2 bulan terakhir awal tahun 2011 yang mengakibatkan pihak

Perum Damri Surakarta harus menanggung kerugian yang cukup besar atas biaya

operasional Batik Solo Trans. Kondisi ini terjadi karena Batik Solo Trans belum

dapat mencapai target realisasi pada tahun 2011, banyak faktor yang mendukung

dan menghambat dalam menngoperasionalkan BST

B. 2 Deskripsi Strategi Perum Damri Dalam Optimalisasi Jumlah

Penumpang Bus Batik Solo Trans

1. Penambahan shelter di tiap- tiap ruas jalan yang strategis untuk tempat

pemberhentian BST.

Penambahan shelter di ruas-ruas jalan strategis merupakan salah satu

bentuk dari strategi yang dibuatcommit oleh Perum to user Damri Surakarta. Karena dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id66

upaya penambahan shelter maka masyarakat Surakarta dapat dengan mudah

menggunakan BST. Hal tersebut sesuai diungkapkan oleh Bapak Joko selaku

Staff Sub bagian Keuangan, yang mengatakan :

“ Upaya penambahan shelter memang langkah yang konkrit untuk

meningkatkan jumlah penumpang BST mbak. Karena masyarakat Surakarta yang akan menggunakan BST akan lebih mudah mengaksesnya. Oleh karena itu shelter akan terus ditambah dan dibuat dengan jarak yang berdekatan” (wawancara tanggal 27 Mei 2011)

Hal serupa diungkapkan oleh Bapak indarjo selaku Kabid Angkutan Dinas

Perhubungan, yang mengatakan :

“Untuk meningkatkan jumlah penumpang BST berarti harus memahami kebutuhan dan kemauan masyarakat Surakarta, artinya dengan terus ditambahkannya shelter BST di titik tertentu yang jaraknya relatif berdekatan. Maka calon penumpang BST dapat naik/ turun di shelter yang dituju.”(wawancara tanggal 30 Mei 2011)

Namun beberapa masyarakat, menanggapi tentang shelter yang tersedia saat ini

masih kurang. Hal ini sesuai dengan wawancara oleh Bapak Sujino Guru SMP

Negeri 8, yang mengatakan :

“ Shelter yang tersedia masih kurang mbak, seperti di daerah veteran

kabupaten Sukoharjo masih sangat minim dijumpai shelter, padahal banyak penumpang tujuannya ke sana.” ( wawancara tanggal 11 uli 2011)

Kemudian ditambahkan Nia pelajar SMA Negeri 3 Surakarta, yang mengatakan :

“ Shelter BST seharusnya dibuat lebih banyak lagi dan dibuat model rumah- rumah, jangan cuman tangga saja. Kan kalau buat menunggu BST

jadi kepanasan. Apalagi jumlah shelter yang tidak ada atapnya malah relatif banyak.” ( wawancara tanggal 11 Juli 2011)

Dalam pembuatan shelter ada beberapa pembagian tugas antara

pemerintah kota Surakarta dengan Perum Damri Surakarta yaitu untuk wilayah

dalam kota pembuatan shelter menjadi tanggung jawab Pemerintah kota

Surakarta, sedangkan untuk wilayahcommit to Sukoharjo user dan Karanganyar menjadi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id67

tanggung jawab Perum Damri Surakarta. Upaya tersebut dilakukan karena terkait

dengan efisiensi biaya. Hal tersebut sesuai diungkapkan oleh Bapak Joko selaku

Staff Sub bagian Keuangan, yang mengatakan :

“ Dalam pembuatan shelter memang ada pembagian tugas mbak, seperti

untuk kawasan dalam kota itu pembuatan shelter menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota Surakarta, sedangkan untuk kawasan Sukoharjo dan Karanganyar menjadi tanggung jawab kami Perum Damri. Hal tersebut dilakukan karena tujuan efisiensi biaya.” (Wawancara tanggal 27 Mei 2011).

Saat ini shelter BST telah tersedia sebanyak 56 unit shelter. Shelter

tersebut terdiri dari shelter yang bersifat permanen yang berjumlah 35 unit dan 21

unit shelter yang bersifat portable. Shelter tersebut terletak di titik- titik ruas jalan

yang dilalui jalur BST. Beberapa shelter yang sifatnya permanen ada yang

dilengkapi CCTV, tujuan dari dipasangnya CCTV di sebagian shelter adalah

untuk memonitoring jalannya BST yang sedang beroperasi. Jadi dari Dinas

Perhubungan dipasang peta traking MAP GPS yang dihubungkan dengan CCTV,

sehingga jalannya BST dapat dikontrol. Ada empat Shelter- yang terpasang

CCTV antara lain shelter letaknya di Purwosari, depan Solo Grand Mall, depan

Balai Kota, dan utara Pasar Gedhe.

Untuk mendukung operasional BST maka ada rencana penambahan shelter

lagi yaitu yang bersifat permanen. Sehubungan dengan hal tersebut, kota

Surakarta akan mendapat hibah dari Australia. Hal ini sesuai dengan yang

diungkapkan oleh Bapak Joko selaku Staff Sub bagian Keuangan, yang

mengatakan :

“ Saat ini kami dan Pemerintah terus berupaya menambah jumlah shelter di titik titik tertentu yang lokasinya strategis untuk meningkatkan jumlah penumpang BST. Shelter commityang kami to user buat sifatnya portable. Tetapi untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id68

ke depannya shelter portable akan diganti dengan shelter sifatnya yang permanen ketika dana dari australia telah cair .” (Wawancara tanggal 27

Mei 2011)

Ditambahkan oleh Ibu Endang staff Sub Sie Kepegawaian Dinas

Perhubungan, yang mengatakan :

“Iya mbak, nantinya shelter- shelter yang sifatnya portable akan diganti dengan shelter yang sifatnya permanen. Dan dalam pembuatan shelter ini kita ada bantuan dari Australia.” ( wawancara tanggal 27 Mei 2011)

Hal ini ditegaskan pula oleh Bapak Indarjo selaku Kabid Angkutan Dinas

Perhubungan Kota Surakarta, yang mengatakan :

“ Memang benar mbak ke depannya nanti akan ada penambahan shelter lagi yang sifatnya permanen, mbak. Dan ini sedang dalam proses pembuatan shelter, insya Allah bulan Juni shelter akan selesai dibuat. Sehubungan dengan hal tersebut kita akan menerima dana hibah dari Australia untuk pembuatan shelter.” (wawancara tanggal 30 Mei 2011)

Dalam proses pembuatan shelter yang sifatnya permanen memang

membutuhkan dana yang tidak sedikit. Oleh karena itu kota Surakarta mendapat

bantuan dana dari Australia. Untuk mencukupi dana pembuatan shelter selama

dana bantuan belum cair, maka dicukupi dengan dana APBD. Hal tersebut sesuai

diungkapkan Bapak Indarjo selaku Kabid Angkutan Dinas Perhubungan, yang

mengatakan :

“ Selama bantuan dana dari Australia belum cair, maka untuk menutupi

dan mencukupi biaya pembuatan shelter digunakan dana APBD dulu mbak.” (wawancara tanggal 30 Mei 2011)

Kendala yang dihadapi dalam penambahan shelter adalah membutuhkan

dana yang cukup besar dan proses pelaksanaan dalam pembuatan shelter juga

membutuhkan waktu kurang lebih tiga bulan. Hal tersebut menjadi kendala

karena dalam pembuatan sheltercommit permanen to userakan mendapatkan bantuan dana dari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id69

Australia, oleh karena itu agar dana tersebut dapat cair maka harus melalui

beberapa prosedur dari negara yang memberi hibah/ bantuan tersebut, dan hal ini

membutuhkan proses yang lama.

Shelter –shelter yang sudah ada tersebut perlu dilakukan evaluasi terkait

dengan kondisinya. Hal tersebut seperti diungkapkan oleh Bapak Joko selaku

Staff sub sie Keuangan Perum Damri Surakarta, yang mengatakan:

“ Shelter- shelter BST yang telah ada akan dievaluasi terkait dengan kondisinya, selain itu akan ada perawatan untuk shelter BST agar shelter BST tetap bersih dan terawat.” ( wawancara tanggal 27 Mei 2011)

Menjaga kebersihan shelter dan melakukan perawatan shelter BST agar

shelter tetap dalam kondisi baik merupakan tanggungjawab pemerintah dan

Perum Damri dan juga semua warga masyarakat Surakarta. Hal ini sesuai dengan

yang diungkapkan oleh Bapak Indarjo selaku Kabid Angkutan Dinas

Perhubungan, yang mengatakan :

“Kondisi shelter terkait dengan kebersihan merupakan tanggungjawab semuanya yaitu pemerintah, Perum Damri dan semua warga masyarakat Surakarta.” (wawancara tanggal 30 Mei 2011)

Arif Mahasiswa UMS mengomentari shelter BST, yang mengatakan :

“Shelter yang ada saat ini sudah cukup banyak, tetapi banyak sebagian shelter yang kurang terurus dan biasanya shelter yang kurang terurus itu

yang tidak pernah ada petugasnya.”( wawancara tanggal 11 Juli 2011)

Ani mahasiswa UMS menambahkan :

“Gara- gara shelter yang kurang repreidsentative, menyebabkan

penumpang BST yang akan naik BST tidak mau menunggu di shelter. Dan ketika BST tiba penumpang tersebut naik lewat pintu depan deket sopir. Ini jelas- jelas melanggar.”( wawancara tanggal 11 Juli 2011)

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id70

Berdasarkan wawancara di atas, penulis dapat menyimpulkan shelter-

shelter yang ada tidak semua ada petugas yang menjaga, kondisinyapun sangat

berbeda dan kurang diperhatikan

2. Mendesak Pemerintah Kota Surakarta untuk segera melakukan penataan

trayek jalur BST.

Alasan Pemerintah menerapkan sistem transportasi BST di kota Surakarta

karena BST dianggap mampu memberikan solusi transportasi perkotaan, mampu

mengurangi dan mengatasi kepadatan lalulintas yang terjadi saat ini. Berkaitan

dengan alasan pemerintah yang menganggap bahwa BST mampu memberikan

solusi transportasi perkotaan, yaitu dengan sistem transportasi BST dapat

memberikan pelayanan yang lebih baik, cepat, tepat dan kepada masyarakat.

Karena selama yang ini pelayanan transportasi yang diberikan kepada masyarakat

dinilai buruk, sehingga mengakibatkan masyarakat enggan menggunakan

transportasi umum. Selain itu alasan pemerintah merapkan BST untuk

mengurangi kepadatan lalu lintas yang dilakukan melalui upaya mengubah minset

masyarakat agar menggunakan transportasi umum. Hal tersebut sesuai yang

diutarakan Bapak Joko selau Staff Sub Bagian Keuangan Perum Damri Surakarta,

yang mengatakan :

“Pemerintah menciptakan transportasi dengan sistem BST karena ingin mengubah pelayanan yang selama ini dikeluhkan dan dinilai buruk oleh masyarakat. Jadi dengan BST pelayanan di bidang transportasi akan

berstandar pada sistem pelayanan minimal.” ( wawancara tanggal 27 Mei 2011)

Ditambahkan oleh Ibu Endang selaku Staff Kepegawaian Perum Damri Surakarta,

yang mengatakan : commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id71

“ Dalam upaya mengurangi kepadatan lalu lintas yang terjadi di kota ini, maka pemerintah menyediakan transportasi baru yang bernama BST.

Karena dengan BST maka solusi kepadatan lalu lintas di kota ini dapat teratasi.” ( Wawancara tanggal 27 Mei 2011)

Kepadatan lalu lintas yang terjadi di kota Surakarta akhir- akhir ini, dipicu

oleh faktor semakin meningkatnya kapasitas kendaraan pribadi, banyaknya

angkutan umum seperti bus- bus yang kurang tertata rapi sedangkan infrastruktur

seperti jalan semakin semakin sempit. Oleh karena itu diperlukan upaya penataan

trayek agar tidak terlihat semrawut dan tumpang tindih. Hal tersebut sesuai di

utarakan oleh Bapak Joko selaku Staff sub bagian Keuangan Perum Damri

Surakarta, yang mengatakan :

“Kota Surakarta semakin padat karena penataan trayek kurang diperhatikan, hal tersebut banyak dipicu karena angkutan umum yang beroperasi terkadang berhenti sembarangan, terjadi tumpang tindih antara sesama bus. Oleh karena itu pemerintah harus segera melakukan penataan trayek agar tidak semakin parah.” ( Wawancara 27 Mei 2011)

Ibu Endang selaku staff bagian kepegawaian Perum Damri Surakarta, menambahkan : “Oleh karena itu kami terus mendesak Pemerintah untuk segera melakukan penataan trayek BST. Agar operasional BST dapat berjalan

dengan lancar.” ( Wawancara tanggal 27 Mei 2011)

Dalam upaya Perum Damri mendesak pemerintah terkait dengan penataan

trayek dilakukan melalui koordinasi dan workshop. Rencana workshop akan

dilakukan pada tanggal 26 Juli 2011. Kegiatan tersebut bertujuan untuk

mengadakan evaluasi tentang BST dalam rangka menyiapkan sarana dan

prasarana yang mendukung implementasi BST. Koordinasi dengan Dinas

Perhubungan akan terus dilakukan untuk membicarakan trayek yang belum di tata

rapi tetapi sistem BST sudah berjalan. Oleh karena itu pemerintah melakukan

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id72

penataan trayek agar sistem BST dapat segera diimplementasikan sedemikian

rupa.

Saat ini BST telah beroperasi hampir enam bulan ini, rencana BST akan

membuka sampai tujuh koridor. Namun saat ini trayek jalur yang digunakan BST

baru dibuka satu koridor saja. Hal tersebut dilakukan karena agar masyarakat

Surakarta bisa menerima sistem BST terlebih dahulu. Hal ini sesuai yang

diutarakan oleh Bapak Suryo Putra selaku staff bidang angkutan Dinas

Perhubungan, yang mengatakan :

“ BST nantinya akan dibuka sampai tujuh koridor mbak, oleh karena itu untuk mempersiapkannya kami melakukan upaya ini tahap demi tahap yaitu dimulai koridor I dulu.” ( wawancara tanggal 30 Mei 2011)

Dalam menerapkan sistem BRT/ semi busway di suatu wilayah memang

tidak mudah dan ini membutuhkan waktu dan proses yang cukup lama agar

hasilnya sesuai dengan harapan. Seperti di Surakarta baru menerapkan satu

koridor untuk BST, setelah koridor pertama telah berjalan optimal kemudian

dilakukan evaluasi pelaksanaannya. Baru kemudian dapat dilanjutkan untuk

membuka koridor II. Untuk membuka koridor II perlu dilakukan penataan trayek

jalur sehingga antara koridor I dengan koridor II ataupun koridor selanjutnya

dapat berjalan seimbang sehingga tidak akan terjadi tumpang tindih antar armada

BST dan hanya bersinggungan pada satu titik saja. Hal ini sesuai diungkapkan

Bapak Joko selaku Staff Sub bagian Keuangan, yang mengatakan :

“Nantinya semua transportasi yang ada di kota ini akan diberlakukan sistem yang sama seperti BST, yang mekanismenya tersebut mengacu

pada Standar Pelayanan Minimal. Jadi di kota ini nanti hanya ada satu jenis transportasi berjenis BST yang beroperasi. Nah sekarang kita sedang mendesak pemerintah untuk segera melakukan evaluasi untuk pelaksanaan commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id73

pada koridor I dan mempersiapkan koridor II.” (wawancara tanggal 27 Mei 2011)

Hal tersebut ditegaskan pula oleh Bapak Indarjo selaku Kabid Angkutan

Dinas Perhubungan Kota Surakarta, yang mengatakan :

“Sistem transportasi di kota Surakarta ini nantinya akan diberlakukan seperti sistem BST. Oleh karena itu saat ini BST baru dioptimalkan dengan membuka koridor I. Jadi setelah koridor I berjalan lancar maka akan dibuka Koridor II dan akan dibuka sampai tujuh koridor. Hal tersebut masih dalam proses, harapannya sistem transportasi kedepannya bisa seperti BST dan tidak terjadi tumpang tindih antar armada dan BST hanya akan bersinggungan pada satu titik saja mbak.” ( wawancara tanggal 30 Mei 2011)

Seperti yang diungkapkan Bapak Indarjo dalam wawancara di atas, bahwa

untuk menerapkan sistem BST di kota ini memang butuh proses yang cukup lama,

karena diperlukan perencanaan dan persiapan yang matang, agar nantinya dalam

realisasinya tidak terjadi perebutan penumpang antar BST selain itu juga tidak

terjadi tumpah tindih antar armada BST dan hanya bersinggungan pada satu titik

saja. Untuk menyiapkan penerapan sistem transportasi BST sampai tujuh koridor

di kota Surakarta diperlukan suatu kerja sama dan dukungan antara pengusaha-

pengusaha angkutan umum/ bus kota. Kerja sama tersebut diwujudkan dalam

bentuk mengumpulkan seluruh armada bus kota untuk kemudian di design sama

seperti BST. Jadi di kota Surakarta nanti akan memiliki sistem transportasi dengan

sistem BST yang berstandart pada SPM ( Sistem Pelayanan Minimal).

Untuk mempersiapkan koridor II, Dinas Perhubungan Surakarta akan

mengadakan kerja sama dengan pengusaha- pengusaha bus kota. Kerja sama

tersebut disebut dengan konsorsium. Hal ini sesuai diutarakan oleh Bapak Joko

selaku staff Sub bagian keuangan commitPerum Damrito user Surakarta, yang mengatakan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id74

“Selanjutnya akan diadakan kerja sama antar pengusaha- pengusaha bus kota untuk melaksanakan kegiatan transportasi bersama dengan sistem

BST yang berstandarkan pada sistem pelayanan minimal.” ( Wawancara tanggal 27 Mei 2011)

Hal ini sesuai yang ditegaskan Bapak Suryo selaku staff bidang angkutan

Dinas Perhubungan Surakarta, yang mengatakan “

“Untuk membuka dan melanjutkan jalur BST pada koridor II maka kami Dinas Perhubungan akan mengadakan kerjasama antar pengusaha- pengusaha bus. Kerja sama ini bersifat terbuka artinya semua pengusaha bus dapat ikut jika memenuhi syarat.” ( wawancara tanggal 30 Mei 2011)

Output yang dihasilkan dalam kerja sama tersebut adalah terpilihnya satu

pengusaha bus yang menjadi pemenang lelang. Yang kemudian pemenang lelang

tersebut akan menjadi pihak yang mengoperasionalkan BST pada koridor II.

Sehingga di koridor II yang menjadi pihak operasional BST tidak lagi tanggung

jawab Perum Damri. Hal ini dilakukan untuk menghindari sistem monopoli

dibidang transportasi. Mengingat pemerintah mempunyai kewajiban

menyelenggarakan sistem transportasi dengan pelayanan yang lebih baik. Hal ini

sesuai yang diutarakan oleh Bapak Suryo Putro selaku staff bidang angkutan

Dinas Perhubungan, yang mengatakan :

“ Kami dari Dinas Perhubungan akan menawarkan kepada pengusaha bus beberapa ketentuan lelang, kemudian kami akan memilih satu pengusaha

yang akan dijadikan sebagai pihak operasional BST pada koridor II.” ( Wawancara tanggal 30 Mei 2011)

Hal tersebut ditambahkan oleh Bapak Taufik selaku staff bidang angkutan Dinas

Perhubungan Surakarta, yang mengatakan :

“Jalur BST akan dibuka sampai tujuh koridor. Pelaksanaannya nanti akan

dilakukan sama seperti proses yang pada koridor II. Hal ini dilakukan agar dalam menjalankan kegiatan transportasi umum tidak ada monopoli. Jadi pemerintah di sini hanya sebagai regulator, dan pengusaha- pengusaha bus berperan sebagai operator commitBST.” ( towawa userncara tanggal 30 Mei 2011)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id75

Target realisasi penataan trayek jalur BST adalah tahun 2012 selesai, maka

untuk mempercepat realisasi tersebut, upaya yang dilakukan adalah mengevaluasi

koridor I yang saat ini sedang berjalan dan mengoptimalkan kerjasama antar

pengusaha bus untuk membuka koridor II.

Sistem kerja sama antara pengusaha- pengusaha angkutan bus kota

diberlakukan untuk mempersiapkan membuka koridor II sampai koridor VII. Hal

tersebut dilakukan karena mengingat tujuan pemerintah kota Surakarta yang ingin

menerapkan sistem BRT dengan cara mengubah standart pelayanan bidang

transportasi menjadi standar pelayanan minimal. Oleh karena itu manajemen

transportasi di kota Surakarta akan terkendali dan berjalan teratur.

Pelaksanaannya nanti pengusaha- pengusaha yang memiliki armada bus

akan disatukan dan dikolaborasi dengan cara mendesign armada bus sama seperti

BST, kemudian jadwal operasional akan disesuaikan agar nantinya dalam

beroperasi armada- armada tidak tumpang tindih.

Dengan demikian jika upaya ini berhasil maka sistem transportasi di kota

Surakarta akan berubah menjadi sistem BST yang memberikan pelayanan cepat,

tepat, dan efisien kepada masyarakat. Sehingga masyarakat Surakarta dapat

beralih menggunakan kendaraan umum. Tanggapan masyarakat tentang

transportasi BST selama ini cukup baik. Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh

Arif mahasiswa UMS, yang mengatakan:

“Pelayanan yang diberikan BST cukup baik dibandingkan pelayanan bus-

bus yang biasanya. Apalagi waktu naik BST saya merasa nyaman dan aman. Waktu menunggu BSTpun tepat gak molor.” ( Wawancara tanggal 11 Juli 2011) commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id76

Nila Pelajar SMA Negeri 7 menambahkan : “ Kualitas pelayanan BST cukup baik dan memuaskan. Busnya juga enak

tidak ada pengamen dan perjalanan jadi menyenangkan. Gara- gara itu saya jadi ketagihan menggunakan BST dari pada naik motor yang bisa kepanasan.” ( Wawancara tanggal 11 Juli 2011)

Berdasarkan data wawancara di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa

keberadaan BST sekarang ini sedikit demi sedikit bisa mengubah minset

masyarakat untuk beralih menggunakan kendaraan umum khususnya BST.

Kendala yang dihadapi dalam penataan trayek jalur BST adalah dana yang

cukup besar dan waktu yang lama. Penataan trayek jalur BST membutuhkan

waktu yang cukup lama, karena perlu koordinasi antar organda/ pengusaha

angkutan umum untuk mengadakan MoU kerja sama dalam menjalankan sistem

transportasi bersama yaitu dengan menggabungkan armada- armada yang dimiliki

pengusaha angkutan umum untuk dijadikan model BST. Sehingga semua armada

bus akan beroperasi di masing- masing jalur yang telah disesuaikan dengan BST.

Dengan demikian masing- masing armada bus tidak akan terjadi tumpah tindih

maupun perebutan penumpang.

Dalam upaya Perum Damri Surakarta mendesak Pemerintah Kota

Surakarta untuk segera menyesuaikan sistem yang diterapkan yakni menggunakan

sistem semi busway dan terpisah dengan sistem reguler biasa. Hal ini sesuai

dengan yang diungkapkan oleh Bapak Joko selaku Staff Sub bagian Keuangan,

yang mengatakan jalur akan :

“Kami dari Perum Damri sudah mendesak pemerintah kota Surakarta untuk segera melakukan penyesuaian sistem yang digunakan yaitu sistem

BST terpisah dengan sistem reguler biasa. Jadi sistemnya akan disesuaikan seperti sistem semi busway.” (Wawancara tanggal 27 Mei 2011)

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id77

Dinas Perhubungan menanggapi hal tersebut dengan memasang perangkat

lunak seperti bus priority, ticketing, shelter, GPS. Hal tersebut sesuai diungkapkan

oleh Bapak Indarjo selaku Kabid Angkutan Dinas Perhubungan Surakarta yang

mengatakan :

“Untuk mendukung penataan trayek jalur BST yaitu dengan menggunakan sistem semi busway bukan sistem reguler lagi. Kami sudah memasang perangkat lunak seperti bus priority dan perangkat lain yang dibutuhkan dalam operasional BST. Tetapi realisasinya hanya menunggu evaluasi koridor I dan evaluasi traffig light.” ( wawancara tanggal 30 Mei 2011)

Perangkat lunak bus priority sudah dipasang di persimpangan-

persimpangan tertentu dekat traffigh light. Karena mekanisme bus priority adalah

agar BST bebas lampu merah. jadi ketika BST mendekati traffigh ligh, secara

otomatis akan berubah menjadi lampu hijau, sehingga BST tidak akan berhenti.

Pelaksanaan perangkat lunak bus priority baru mencapai 80% karena Dinas

Perhubungan masih melakukan evaluasi dari 23 persimpangan traffif light yang

memakai waktu hitung mundur. Selain bus priority Dinas Perhubungan juga

mempunyai traking MAP GPS dari BST. Tujuannya adalah untuk memonitoring

jalannya BST melalui CCTV yang telah terpasang pada beberapa shelter BST.

Shelter yang telah terpasang CCTV ada 4 shelter yaitu shelter yang letaknya di

Purwosari, depan Solo Grand Mall, depan Balai kota, dan utara Pasar Gedhe.

3. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai tata cara penggunaan

BST sehingga masyarakat berminat untuk menggunakan BST.

Strategi ini merupakan salah satu bentuk dari promosi melalui kegiatan

sosialisasi. Berbagai macam promosi telah dilakukan dengan tujuan untuk commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id78

mengubah mainset masyarakat Solo yang awalnya menggunakan kendaraan

pribadi dapat beralih ke transportasi umum khususnya BST. Karena selama ini

BST kurang diterima dan diminati masyarakat Surakarta. Upaya sosialisasi ini

mulai dilakukan sejak pasca launching BST yaitu pada tanggal 21 September

2011. Pada waktu itu kegiatan sosialisasi dilakukan di Kampung Batik Kauman.

Kegiatan tersebut berupa penyuluhan tata cara penggunaan BST kepada

masyarakat. Respon masyarakatnya sangat positif. Hal ini sesuai dengan yang di

utarakan Bapak Sadi warga Kauman yang mengatakan :

“ Kegiatan sosialisasi yang dilakukan di Kampung Batik Kauman mendapat sambutan baik dari warga sini. Karena warga sini kagum dengan model BST.” Wawancara tanggal 11 Juli 2011)

Selain melalui penyuluhan kepada masyarakat, sosialisasi BST juga

dilakukan dengan ditayangkan di TATV setiap pagi dan sore hari, kemudian di

sekolah- sekolah dalam bentuk program ZoSS ( Zona Selamat Sekolah). Hal

tersebut sesuai diungkapkan oleh Bapak Taufik selaku Staff Bidang Angkutan,

yang mengemukakan :

“ Sosialisasi BST akan terus kami lakukan mbak, karena upaya ini penting

dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang BST. Apalagi untuk sosialisasi tersebut tidak membutuhkan dana yang besar sehingga tidak dianggarkan. Sosialisasi tersebut biasanya melalui

penyuluhan kepada masyarakat, tayangan di TATV tiap pagi dan sore dan ZoSS” ( wawancara tanggal 21 Juni 2011)

Hal tersebut ditegaskan oleh Bapak Ari selaku koordinator CCTV Room, yang mengemukakan :

“Dalam upaya sosialisasi BST, kami telah membuat jadwal penyuluhan ke sekolah- sekolah yang biasanya penyuluhan ke sekolah- sekolah,

penyuluhan ini disebut dengan ZoSS ( Zona Selamat Sekolah). Sosialisasi tersebut kami lakukan mulai 21 September 2010, kita sosialisasikan dalam bentuk kuliah, presentasi, dan simulasi.” ( wawancara tanggal 21 Juni 2011) commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id79

Pelaksanaan sosialisasi BST yang efektif dilakukan melalui kegiatan

ZoSS. Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan dan Perum Damri

Surakarta selama satu hari. Dinas Perhubungan bersama Perum Damri Surakarta

menyampaikan materi tentang BST ke siswa melalui presentasi kemudian

dilanjutkan dengan Simulasi/ ujicoba BST.

Tabel 4.3

Daftar Sekolah- Sekolah Yang Menjadi Target Sosialisasi ZOSS Tahun 2010

No Nama sekolah / Alamat Hari /Tanggal Jam instansi 1 SD Banyu Agung I Jalan Banyu agung Selasa 21 Sept 2010 07.30 2 SDN 2 Sekip Jalan Sekip Rabu 22 Sept 2010 07.30 3 SDN Kedunglumbu Jalan Untung Suropati Kamis 23 Sept 2010 07.30 4 SDN Cemara 2 Jalan Monginsidi 66 Jumat 24 Sept 2010 07.30 No.13 5 SDN Mojosongo III Jalan Jayawijaya Senin 27 Sept 2010 07.30 No. 235 6 SDN Cengklik Jalan Letjen Sutoyo Senin 4 Okt 2010 07.30 16 7 SDN Bumi I Jalan Kebangkitan Selasa 5 Okt 2010 07.30 Nasional 102 8 SD Pangudi Luhur I Jalan Sugiyopranoto I Rabu 6 okt 2010 07.30

dan II 9 SD Widyawacana Jalan RE. Martadinata Kamis 7 okt 2010 07.30

207 10 Ponpes Al Muayyad Jalan Samanhudi Jumat 8 okt 2010 07.30

11 SMP Warga Jalan Monginsidi 15 Senin 1 Nov 2010 07.30 12 SMA Pangudi Luhur Gang kelengkeng 1 Selasa 2 Nov 2010 07.30 Santo Yosef

13 SMAN I Jalan Monginsidi 40 Rabu 3 Nov 2010 07.30 14 SMK Sahid Jalan Yosodipuro 87 Kamis 4 Nov 2010 07.30

15 SMPN3 Jalan Kartini 18 Jumat 5 Nov 2010 07.30 16 TK Sinar Nyata Manahan Rabu 15 Juni 2011 07.30

17 SD Bumi 2 Jalan Samanhudi Kamis 16 Juni2011 07.30 18 SD Tegalsari Jalan Samanhudi Kamis 16 Juni 2011 07.30 19 SD Kestalan Jalan S. Parman Jumat 17 Juni 2011 07.30

Sumber : Dinas Perhubungan Surakarta

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id80

Berdasarkan dari tabel di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

kegiatan sosialisasi melalui program ZOSS yang dilakukan Dinas Perhubungan

bersama Perum Damri merupakan cara paling efektif untuk mengenalkan pada

siswa. Tidak semua sekolah yang ada di Surakarta mendapatkan penyuluhan BST,

tetapi hanya sebagian sekolah- sekolah yang lokasinya strategis dan potensial

untuk dilalui oleh jalur BST.

Bentuk promosi tersebut lebih dioptimalkan melalui penyuluhan di

sekolah – sekolah, karena dengan diadakannya penyuluhan di sekolah- sekolah

yang targetnya pelajar, maka dapat memberikan manfaat dan outputnya pelajar

jadi lebih memilih menggunakan BST daripada kendaraan pribadi.

Pelaksanaan penyuluhan/ sosialisasi memang tidak mengalami banyak

kendala. Karena dalam pelaksanaannya Dinas Perhubungan bersama Perum

Damri selalu mengadakan koordinasi. Disamping itu penyuluhan ini merupakan

upaya yang paling mudah dan fleksibel untuk dilaksanakan tanpa harus

membutuhkan dana yang besar dan tanpa melalui proses prosedur yang rumit. Hal

tersebut sesuai yang diutarakan oleh Bapak Indarjo selaku Kabid Dinas

Perhubungan kota Surakarta, yang mengatakan :

“Kegiatan penyuluhan ini bersifat fleksibel dan tidak membutuhkan anggaran dana yang banyak. Sehingga upaya ini sangat mudah

dilaksanakan.” ( wawancara tanggal 30 Mei 2011)

Hal serupa ditegaskan oleh Bapak Suryo Putra selaku Staff Bidang Angkutan

Dinas perhubungan, yang mengatakan :

“ Kegiatan sosialisasi BST ini memang tidak membutuhkan dana yang besar, dan dalam melaksanakan kegiatan ini kami jarang menemui kendala. Karena kegiatan ini bersifat fleksibel dan tidak terlalu commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id81

membutuhkan proses yang panjang dan rumit.” ( Wawancara tanggal 30 Mei 2011).

Kegiatan sosialisasi yang dilakukan secara terus- menerus dan

berkesinambungan merupakan cara yang yang cukup efektif. Karena dengan

diadakannya kegiatan sosialisasi secara terus – menerus maka minset masyarakat

akan berubah, dan hasilnya jumlah penumpang BST akan mengalami

peningkatan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nia pelajar SMA

Negeri tiga Surakarta yang mengatakan :

“Saya sudah naik BST tiga kali mbak, saya naik BST karena pelayanan

BST lain dari pada bus – bus biasanya.” ( wawancara tanggal 11 Juli 2011)

Hal serupa diungkapkan oleh Bapak Sujino Guru SMP Negeri 8, yang

mengatakan :

“ Kalau saya naik BST sudah tiga bulan mbak, saya tau BST dari radio Solopos sama di jalan. Saya lebih enjoy pakai BST dari pada bus lain, soalnya BST ada AC, aman, dan nyaman tidak ada pengamen. Lagipula pelayanannya pun baik.” ( Wawancara tanggal 11 Juli 2011)

Ditambahkan oleh Arif mahasiswa UMS, yang mengatakan :

“Saya sangat senang sekali, sekarang di Solo sudah ada BST, dengan

adanya BST saya jadi bisa memperhitungkan waktu dengan tepat. Karena waktu tunggu BST pas jadi penumpang tidak ngoyo nunggu Bus.” ( wawancara tanggal 11 Juli 2011)

Dari wawancara di atas , maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

pelayanan BST cukup baik, respon masyarakat tentang BST juga positif dan BST

telah mampu mengubah minset masyarakat untuk beralih menggunakan

kendaraan angkutan umum. Kegiatan sosialisasi harus selalu diupayakan

meskipun saat ini BST telah mengalami peningkatan penumpang. Peningkatan

penumpang BST terjadi pada jam-commit jam pulang to user sekolah dan jam pulang kerja.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id82

4. Perpanjangan trayek dari terminal Kartasura – Bandara Adi Sumarmo

Strategi ini dibuat dengan salah satu alasan untuk mendukung bandara

Adi Sumarmo menjadi bandara internasional. Dengan demikian BST dapat

membantu untuk mengangkat potensi pariwisata di Surakarta. Strategi tersebut

telah diterapkan pada tanggal 16 Mei 2011, perpanjangan trayek jalur ini ditandai

dengan penambahan shelter- shelter dari terminal Kartasura sampai Bandara Adi

Sumarmo. Disamping penambahan shelter, mulai tanggal 21 Mei 2011 BST

memberlakukan tarif yang berbeda dengan tarif biasanya. Hal ini sesuai yang

diungkapkan oleh Bapak Joko selaku Staff Sub Bagian Keuangan, yang

mengatakan :

“ Kami telah melakukan perpanjangan trayek jalur BST dari terminal Kartasura sampai Bandara Adi Sumarmo sejak 16 Mei 2011 yang lalu Mbak, perpanjangan ini sudah kami lakukan dengan menambah shelter – shelter dari terminal Kartasura sampai ke dalam Bandara sebanyak 21 unit shelter yaitu 16 unit portable dan 5 unit ke bandara. Selain itu tanggal 21 Mei 2011 kemarin, BST juga telah memberlakukan tarif ticket yang sampai bandara sebesar tarif Rp. 7.000,00 tetapi jika penumpang

tersebut turun sebelum Bandara maka penumpang hanya terkena tarif Rp3000,00.” ( wawancara tanggal 27 Mei 2011).

Hal serupa di ungkapkan oleh Bapak Indarjo selaku Kabid Angkutan Dinas

Perhubungan Kota Surakarta, yang menegaskan :

“ Mulai tanggal 21 Mei 2011 kemarin, terjadi kenaikan tarif BST bagi penumpang yang mengakses BST sampai ke Bandara Adi Sumarmo. Tarif penumpang BST yang sampai masuk ke bandara dikenakan Rp

7000,00.” (wawancara tanggal 30 Mei 2011)

Pelaksanaan perpanjangan trayek BST tersebut memberikan beberapa

dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnya adalah terjadi commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id83

peningkatan penumpang dari bandara Adi Sumarmo. Sedangkan dampak

negatifnya antara lain terjadi kenaikan tarif bagi calon penumpang yang

menggunakan BST sampai ke Bandara, terjadi perubahan waktu tunggu

penumpang dari 10 menit menjadi 15 menit, serta jarak tempuh BST juga jadi

panjang. Namun dari dampak negatif tersebut, malah membuat dampak positif

terhadap BST yaitu terjadi peningkatan penumpang BST. Dikatakan demikian

karena penumpang yang dari Bandara lebih suka memilih menggunakan BST

daripada menggunakan taksi karena beberapa pertimbangan yaitu tarif BST yang

terjangkau dan keefisienan waktu. Hal ini sesuai yang diutarakan oleh Bapak

Andi Penumpang BST dari Bandara Adi Sumarmo, yang mengatakan :

“Saya sangat senang sekali mbak, sekarang ada BST yang masuk ke bandara. Dengan demikian saya tidak perlu mengeluarkan uang lebih dan cukup hanya mengeluarkan uang Rp 7.000,00 saja saya bisa sampai rumah.” (Wawancara tanggal 11 Juli 2011)

Hal yang serupa diungkapkan oleh sdr Agus Priyanto, yang mengatakan : “ wach mbak, saya senang sekali kota Solo sekarang sudah punya BST dan rutenya pun sampai ke Bandara. Jadi saya tidak perlu repot - repot naik taksi dan bisa sedikit lebih hemat. Toh pelayanan dan kondisi BST juga

nyaman dan aman.” ( Wawancara Tanggal 11 Juli 2011)

Berdasarkan wawancara dari beberapa penumpang BST dari bandara Adi

Sumarmo, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa BST sangat efektif dan

memberikan kenyamanan bagi penumpang sehingga penumpang yang dari

bandara lebih memilih menggunakan BST daripada taksi. Hal ini mengakibatkan

permintaan penumpang BST dari bandara Adi Sumarmo mengalami

peningkatan.

Untuk memaksimalkan jumlah penumpang BST di Bandara Adi

Sumarmo, maka Perum Damricommit membuka to user counter di dalam bandara. Tujuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id84

membuka counter di dalam bandara adalah untuk menfasilitasi calon penumpang

BST yang akan naik BST dari bandara. Selain itu juga sebagai media promosi

kepada calon penumpang di bandara dengan membuat selebaran, baner,

menambah jumlah shelter di dalam bandara.

Terkait dengan perpanjangan trayek jalur BST dari Terminal Kartasura

sampai masuk ke Bandara Adi Sumarmo. Terdapat perubahan dan perpanjangan

rute jalur BST antara lain sebagai berikut : Bandara Adi SumarmoDalam

kota Palur PP. Beberapa akibat dari dampak penambahan trayek jalur BST,

diungkapkan oleh Bapak Indarjo selaku Kabid Angkutan Dinas Perhubungan,

yang mengatakan :

“Akibat dari penambahan trayek jalur BST, kami memberlakukan tarif yang berbeda terhadap calon penumpang yang menggunakan BST sampai ke dalam bandara yaitu sebesar Rp. 7000,00, selain itu jarak dan waktu tempuh BST juga menjadi bertambah. Jadi calon penumpang yang hendak menggunakan BST harus mau menunggu cukup lama dari biasanya yaitu kurang lebih 15 menit dari biasanya. Oleh karena itu kami telah mengajukan usulan kepada Kementrian Perhubungan untuk penambahan lima armada bus BST. Dan semoga permohonan ini bisa di penuhi.” (Wawancara tanggal 30 Mei 2011)

Untuk mengatasi hal tersebut agar calon penumpang tidak membutuhkan

waktu lama dalam menunggu BST, maka Perum Damri bersama Dinas

Perhubungan kota Surakarta mengajukan usulan penambahan lima armada bus

BST lagi kepada Kementerian Perhubungan.

Hal tersebut sesuai diungkapkan oleh Bapak Joko selaku staff sub bag

keuangan, yang mengatakan:

“ Untuk mengatasi dampak perpanjangan trayek jalur BST sampai ke Bandara maka kami sudah mengajukan surat pengajuan Permohonan penambahan armada BST kepada Direktur Damri sejak 14 Maret 2011 yang lalu. Dan saat ini untukcommit mengatur to user jadwal operasional BST agar tetap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id85

berjalan efektif, maka Perum Damri membagi 15 armada BST yaitu lima armada BST diberangkatkan dari Bandara dan lima BST lagi

diberangkatkan dari Palur. Masing- masing armada tersebut berangkat mulai pukul 05.30, selain itu ada petugas yang mengatur jarak interval tunggu agar sama.” (Wawancara tanggal 30 Mei 2011)

Pelaksanaan strategi ini membutuhkan dana yang cukup besar, karena

dengan melakukan perpanjangan trayek jalur BST dari terminal Kartasura

sampai bandara Adi Sumarmo berarti menambah shelter juga. Selain

membutuhkan dana, pelaksanaan strategi tersebut juga membutuhkan waktu

cukup lama untuk proses pengajuan permohonan penambahan jumlah armada

BST ke pusat sehingga calon penumpang tidak menunggu waktu lama.

Nisa mahasiswa UMS mengatakan bahwa :

“ Saya senang BST menambah trayek jalur sampai ke bandara Adi Sumarmo, dan itu menurutku tidak terlalu berpengaruh terhadap waktu tunggu ketika saya ingin naik BST.” ( Wawancara tanggal 11 Juli 2011)

Hal serupa diungkapkan oleh Muclashin Guru SD Muhammadiyah 3

Karangasem, yang mengatakan:

“Perpanjangan trayek jalur BST sampai ke bandara Adi Sumarmo tidak

berpengaruh ketika saya menunggu BST. Karena menurut saya waktu tunggu BST tidak terlalu lama. Tapi supaya lebih efisien kalau ada

penambahan armada juga lebih baik.” (Wawancara tanggal 11 Juli 2011)

5. Penerapan electronic card/ smart card sebagai pengganti ticket regular BST

Upaya peningkatan jumlah penumpang BST sangat berkaitan erat dengan

perubahan minset masyarakat Surakarta. Sehingga untuk mengubah minset

masyarakat Surakarta diperlukan suatu cara yang menarik perhatian masyarakat

Surakarta. Oleh karena itu pemerintah dan Perum Damri mengupayakan smart

card sebagai pengganti ticket BST yang selama ini dipakai.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id86

Pelaksanaan smart card dilakukan dengan mengadakan kerjasama BRI dan

BNI. Kerja sama antara kedua bank tersebut dilakukan karena smart card yang

akan digunakan fungsinya hampir seperti kartu kredit. Jadi pengisian kartu adalah

tanggung jawab kedua bank tersebut. Di samping itu kartu ini nanti dapat

digunakan untuk tiga moda yaitu BST, Pramek, dan Trans Jogya, selain itu kartu

ini juga dapat digunakan untuk berbelanja. Hal ini serupa diungkapkan Bapak

Joko selaku staff sub bag keuangan Perum Damri Surakarta, yang mengatakan:

“Pelaksanaan kartu elektronik atau bisa disebut smart card sebagai ticket BST dilakukan dengan kerja sama antara BNI dan BRI. Pelaksanaan ticket tersebut dilakukan dengan mengintegrasikan 3 moda angkutan massal yaitu BST, Prameks, dan Trans Jogya. Smart card tersebut nantinya dapat digunakan untuk berbelanja selain digunakan sebagai ticket tiga moda tersebut, tetapi kartu ini tidak mempunyai pin mbak, seperti kartu kredit, jadi kalau kartu ini hilang tidak bisa di blokir karena kartu ini seperti uang tunai cuman dikemas dalam bentuk kartu electronik.”(Wawancara tanggal 30 Mei 2011)

Hal tersebut ditambahkan oleh Bapak indarjo selaku Kabid Angkutan

Dinas Perhubungan, yang mengatakan sebagai berikut :

“Kami akan menerapkan sistem ticket BST dalam bentuk smart card yang

setiap isi ulang dapat diisi seperti voucher pulsa. Upaya ini dilakukan untuk menarik minat masyarakat, karena dengan kartu tersebut selain

untuk naik tiga moda transportasi juga dapat digunakan berberlanja.” (Wawancara tanggal 30 Mei 2011)

Untuk mendapatkan smart card ini, calon penumpang BST tidak harus jadi

nasabah, tetapi masyarakat bisa mendapatkannya di outlet- outlet/ toko/ counter

yang diajak kerjasama oleh kedua bank tersebut. Hal ini sesuai yang diungkapkan

oleh Bapak Indarjo selaku Kabid Angkutan Dinas Perhubungan Surakarta, yang

mengatakan :

“ Untuk mendapatkan smart card nantinya calon penumpang BST tidak harus menjadi nasabah di commit kedua bankto user tersebut . Tetapi calon penumpang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id87

dapat mendapatkannya langsung di bank ataupun di outlet/ counter yang ditunjuk kedua bank tersebut.” (wawancara tanggal 30 Mei 2011)

Pelaksanaan kartu elektronik/ smart card ini, membutuhkan waktu cukup

lama dan saat ini sedang dalam proses penandatangan MoU antara kedua bank

tersebut. Hal tersebut sesuai diungkapkan oleh Bapak Indarjo selaku Kabid

Angkutan Dinas Perhubungan kota Surakarta, yang mengatakan :

“ Pelaksanaan smart card akan segera terealisasi mbak, prosesnya tinggal

menunggu penandatangan MoU antara kedua bank tersebut.” (wawancara

tanggal 30 Mei 2011)

Hal serupa ditegaskan oleh Bapak Suryo Putro selaku staff bidang

angkutan Dinas Perhubungan Surakarta, yang mengatakan :

“ Ticket BST yang berbentuk smart card ini akan direalisasikan setelah perjanjian operasional dengan kedua bank tersebut selesai. Kami memperkirakan sebelum tanggal 27 Juli 2011 ticket ini sudah terelisasi.” ( wawancara tanggal 30 Mei 2011)

Namun smart card tersebut mempunyai kelemahan yaitu jika kartu ini

hilang maka siapapun yang menemukan kartu ini bisa menggunakannya karena

kartu ini tidak bisa diblokir dan kartu ini sebenarnya hanya uang tunai yang

dikemas dalam bentuk smart card. Hal tersebut sesuai diungkapkan oleh Bapak

Indarjo selaku Kabid Angkutan Dinas Perhubungan Surakarta, yang mengatakan

sebagai berikut :

“Smart card ini mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya

adalah kartu ini mempunyai multi fungsi yaitu selain berfungsi sebagai ticket untuk tiga moda tersebut, kartu ini juga dapat digunakan sebagai alat pembayaran seperti untuk berbelanja di tempat- tempat yang strategis dan

potensial yang dilalui BST maupun Trans Jogya.” (wawancara tanggal 30 Mei 2011)

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id88

Kemudian Bapak Taufik selaku staff bidang Angkutan Dinas

Perhubungan, menambahkan kelemahan smart card ini, yang mengatakan :

“ Smart card ini memiliki kelemahan mbak, yaitu jika kartu ini hilang maka siapapun yang menemukan dapat menggunakan, karena kartu ini

sebenarnya adalah uang tunai hanya saja dikemas dalam bentuk kartu.” ( wawancara tanggal 30 Mei 2011)

B. 3 Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat

Perum Damri Surakarta dalam menyusun strategi untuk meningkatkan

jumlah penumpang BST akan selalu berhubungan dengan faktor pendukung dan

faktor penghambat untuk mencapai tujuan akhir.

1) Faktor Pendukung

Faktor pendukung dapat mendukung jalannya strategi yang dibuat. Faktor

yang bisa mendukung antara lain sebagai berikut :

a Kerja sama antar instansi dan pihak –pihak yang terkait

Dalam pelakasanaan strategi diperlukan kerja sama antar pihak – pihak

yang berkepentingan seperti dalam menerapkan BST di Surakarta maka

pemerintah kota mengadakan kerjasama dengan Perum Damri sebagai pihak

operasional BST dan Dinas Perhubungan sebagai pihak fasilitator. Kemudian

untuk membuka koridor kedua, Dinas Perhubungan mengadakan kerjasama

dengan pihak pengusaha bus untuk mengadakan kegiatan transportasi bersama,

dengan memilih salah satu pengusaha bus sebagai pihak yang

mengoperasionalkan BST. Jadi dalamcommit pelaksanaan to user strategi ini, kelancaran dari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id89

terjalinnya suatu kerjasama antar pihak- pihak yang terkait menjadi faktor

pendukung.

b Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan faktor pendukung selama kegiatan

berlangsung. Adanya sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai turut

menunjang jalannya kegiatan. Sarana dan prasarana kegiatan yang dimaksud

adalah segala fasilitas dan perlengkapan seperti sheter BST, ticketing, Bus priority

yang lengkap, memadai dan menunjang untuk operasional BST. Saat ini sarana

dan prasarana sudah terpasang dan memadai, hanya saja saat ini masih dilakukan

evaluasi untuk menunjang kegiatan operasional. Jadi ketersediaan sarana dan

prasarana yang memadai menjadi faktor pendukung terlaksananya strategi.

2) Faktor Penghambat

Faktor yang menghambat suatu strategi/ kegiatan. Faktor penghambat terbut

antara lain sebagai berikut :

a. Dana

Dana bisa menjadi faktor penghambat dalam suatu pelaksanaan kegiatan.

Dikatakan demikian karena dana merupakan komponen terpenting dalam

kelangsungan pelaksanaan kegiatan. Tanpa adanya dana atau anggaran, pasti

program dan kegiatan yang telah direncanakan tidak akan mungkin bisa berjalan.

Dana atau anggaran yang digunakan untuk pelaksanaan strategi Damri dalam

optimalisasi jumlah penumpang commit BST antarato user lain berasal dari Perum Damri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id90

sendiri, dan APBD serta dana – dana sponsor/ sumbangan. Seperti dalam

penambahan shelter BST yang rencananya akan mendapat dana bantuan dari

Australia, untuk menutupi dan mencukupi biaya pembuatan tersebut selama dana

bantuan belum cair maka pembuatan shelter di talangi dengan dana APBD dahulu.

Sehingga dalam pelaksanaan strategi tersebut, dengan alasan faktor efisiensi maka

pihak Damri dan Dinas Perhubungan mengupayakan shelter yang portable.

Jadi dalam pelaksanaan strategi tersebut, dana justru menjadi faktor

penghambat karena Perum Damri dalam mengoperasikan BST tidak mendapat

subsidi sedangkan Perum Damri dituntut untuk tetap mengoperasikan BST.

b. Keterbatasan sumberdaya manusia (SDM)

SDM merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam menjalankan

kegiatan organisasi. Dalam pelaksanaan strategi BST, tiap- tiap shelter seharusnya

ada petugas yang jaga. Tetapi pada kenyataannya hanya shelter- shelter tertentu

saja yang ada petugasnya seperti shelter di depan SGM, shelter di depan RS.

Slamet Riyadi, yang lain tidak ada petugas yang jaga. Hal ini jelas terlihat bahwa

SDM yang dimiliki untuk pelaksanaan strategi tersebut masih sangat terbatas.

c. Faktor Budaya Masyarakat

Faktor budaya masyarakat bisa menjadi faktor penghambat dalam

pelaksanaan strategi Damri. Dikatakan demikian karena untuk meningkatkan

jumlah penumpang BST sangat berkaitan erat dengan minset dan budaya

masyarakat. Sedangkan minset dan budaya masyarakat yang belum terbiasa naik / commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id91

turun di shelter yang telah disediakan, budaya masyarakat yang belum terbiasa

menggunakan angkutan umum dan masih cenderung menggunakan kendaraan

pribadi. Oleh karena itu untuk mengubah minset masyarakat, perlu dilakukan

upaya sosialisasi secara terus- menerus. Di samping itu pemerintah belum

melakukan penataan trayek jalur BST sehingga jalur BST masih bercampur

dengan bus- bus reguler biasa. Hal ini menyebabkan masyarakat menganggap

BST sama dengan bus- bus reguler lainnya.

Perum Damri Surakarta telah menyusun dan melaksanakan stategi dalam

upaya optimalisasi jumlah penumpang BST. Namun pelaksanaan strategi tersebut

belum memberikan hasil yang diharapkan. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui

data pencapaian BST pada bulan Oktober – April 2011 yang masih menunjukkan

angka biaya operasional masih lebih besar daripada pendapatan. Sehingga Perum

Damri Surakarta masih tergolong rugi dalam mengoperasionalkan BST.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id92

Tabel 4.4

Data pencapaian BST

Bulan Oktober- April 2011

No. Bulan Pendapatan Biaya R/L

1 Oktober Rp. 159.447.000 Rp. 212.103.905 Rp.(52.656.905)

2 November Rp. 155.748.000 Rp. 203.159.105 Rp.(47.411.105)

3 Desember Rp.176.892.000 Rp. 215.295.680 Rp.(38.403.680)

4 Januari Rp.169.792.500 Rp.208.155.090 Rp.(38.362.590)

5 Februari Rp.161.662.500 Rp. 203.685.460 Rp.(42.022.960)

6 Maret Rp.172.561.500 Rp. 218.103.345 Rp.(45.541.845)

7 April Rp. 169.381.500 Rp.212.613.475 Rp.(43.231.975)

Rp. Rp.

Jumlah rata-rata 166.497.857 Rp. 210.445.151 (43.947.294)

Berdasarkan dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil pencapaian

kinerja bus BST masih mengalami kerugian. Akan Tetapi pihak Damri tetap

mengoperasikan BST, hal ini dilakukan karena BST adalah sistem transportasi

yang mengacu pada SPM (Standart Pelayanan Minimal). Untuk mengatasi hal

tersebut Perum Damri akam melakukan evaluasi pelaksanaan startegi.

Faktor- faktor penyebab belum tercapainya kinerja BST sesuai yang

diharapkan antara lain:

1. Belum tertatanya trayek jalur khusus untuk pelayanan semi busway di kota

Surakarta. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id93

2. Belum teresponnya secara positiv oleh masyarakat pengguna jasa

angkutan di kota Surakarta dengan sistem pelayanan angkutan umum

dalam kota seperti BST.

3. Belum tersedianya shelter yang memadai.

Dampak yang ditimbulkan dari permasalahan yang ada di lapangan

mengakibatkan persaingan yang mengarah pada persaingan kurang sehat. Hal

tersebut dapat terlihat di lapangan bahwa bus- bus dari operator lain yang sistem

pelayanannya masih reguler biasa yang semestinya tidak beroperasi di trayek/

jalur tersebut sekarang masih beroperasi di trayek BST.

Penerapan BST di Surakarta ini memang tidak mudah dan membutuhkan

waktu yang cukup lama untuk menyesuaikan dengan mainset masyarakat

Surakarta. Karena pada dasarnya masyarakat kota Surakarta mainsetnya masih

belum terbiasa dengan konsep semi busway, sehingga Perum Damri dan Dinas

Perhubungan terus berupaya memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang

BST. Apalagi Program BST dilaksanakan untuk mengadakan pembaharuan dalam

bidang transportasi yaitu dengan memberikan pelayanan yang mengacu pada SPM

(Standart Pelayanan Minimal) yang lebih baik kepada masyarakat.

Alhasil fenomena penumpang BST dapat dikatakan meningkat, jika pada

hari sabtu dan minggu saja. Dikatakan demikian karena masyarakat Surakarta

lebih suka menggunakan BST untuk kepentingan rekreasi dan hiburan. Hal ini

serupa diungkapkan oleh Bapak Indarjo selaku Kabid Angkutan Dinas

Perhubungan kota Surakarta, yang mengatakan :

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id94

“ Peningkatan penumpang BST terjadi pada hari Sabtu dan Minggu mb, hal ini terjadi karena masyarakat menggunakan BST untuk kepentingan

rekreasi dan hiburan. Jadi ini bisa dikatakan masyarakat sudah bisa menerima keberadaan BST di Surakarta. Harapannya tidak hanya hari Sabtu dan minggu saja penumapang BST meningkat, tetapi hari – hari

biasa masyarakat bisa menggunakan BST setiap hari untuk mobilitasnya.” Wawancara tanggal 30 Mei 2011)

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil Penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa strategi Perum

Damri dalam optimalisasi jumlah penumpang bus Batik Solo Trans sudah

termasuk dalam kategori cukup baik.

a Strategi Perum Damri dalam optimalisasi jumlah penumpang Batik Solo

Trans antara lain :

11) Penambahan shelter di tiap- tiap ruas jalan yang strategis untuk tempat

pemberhentian BST.

Salah satu strategi untuk mengoptimalisasikan jumlah penumpang BST

yaitu dengan melakukan penambahan shelter di tiap- tiap ruas jalan yang strategis.

Strategi tersebut merupakan cara yang paling kongkrit, karena dengan menambah

jumlah shelter di titik – titik tertentu yang strategis dengan jarak yang relatif

berdekatan maka dapat mempermudah calon penumpang BST untuk naik/ turun

BST.

Strategi tersebut dilakukan oleh Perum Damri berkerjasama dengan Dinas

Perhubungan Surakarta. Adapun pembagian tugas dalam penambahan pembuatan

shelter yaitu untuk wilayah Sukoharjo dan Karanganyar merupakan tanggung

jawab Perum Damri dan untuk wcommitilayah Surakartato user menjadi tanggungjawab Dinas 95

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id96

Perhubungan. Saat ini shelter yang tersedia berjumlah 56 unit, shelter tersebut

letaknya tersebar di wilayah Sukoharjo, Karanganyar, dan Surakarta. Disamping

itu sebagian shelter yang letaknya di depan Solo Grand Mall, Purwasari, depan

Balai Kota, serta utara Pasar Gedhe dilengkapi dengan CCTV. Hal tersebut

bertujuan untuk memonitoring jalannya BST.

Dinas Perhubungan dan Perum Damri Surakarta masih terus berupaya

untuk menambah jumlah shelter di lokasi- lokasi yang strategis. Karena dengan

upaya menambah shelter maka ini menjadikan alternatif masyarakat Surakarta

untuk menggunakan BST dengan mudah, cepat dan efisien. Karena keterbatasan

dana, shelter yang akan ditambah oleh Dinas Perhubungan dan Perum Damri

adalah shelter yang bersifat portable. Baru kemudian setelah mendapat bantuan

dari Australia Shelter akan dibangun yang permanen. Kerja sama tersebut

dilakukan untuk efisiensi pembiayaan.

12) Mendesak Pemerintah kota Surakarta untuk segera melakukan penataan

trayek jalur BST.

Perum Damri dalam upaya mendesak Pemerintah untuk melakukan

penataan trayek jalur BST yaitu dilakukan dengan cara melakukan koordinasi

dengan Dinas Perhubungan dan akan mengadakan workshop pada tanggal 26 Juli

2011. Di samping itu Perum Damri telah memberikan surat kepada Dinas

Perhubungan yang isinya menyangkut kegagalan implementasi BST di kota

Surakarta. Oleh karena meminta Dinas perhubungan untuk segera mengatur

penataan trayek jalur BST, agar BST dapat beroperasi dengan lancar sesuai

konsep bus rapid transit. Sehubungan dengan surat tersebut, Dinas Perhubungan commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id97

memberikan tanggapan yang baik, kemudian Dinas Perhubungan memasang

perangkat lunak seperti bus priority, GPS, CCTV, mengadakan kerja sama dengan

pengusaha- pengusaha bus untuk membuka koridor II sampai koridor VII, serta

mengadakan evaluasi terkait dengan implementasi BST.

13) Melakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai tata cara

penggunaan BST sehingga masyarakat berminat untuk menggunakan BST.

Strategi sosialisasi melalui kegiatan penyuluhan terhadap masyarakat

sangat penting dilakukan, mengingat tujuannya adalah untuk mengenalkan BST

kepada masyarakat Surakarta. Sehingga masyarakat Surakarta menjadi minat dan

tertarik untuk menggunakan BST. Pelaksanaan strategi tersebut dilakukan oleh

Perum Damri berkerjasama dengan Dinas Perhubungan Surakarta. Strategi

tersebut telah dilakukan pasca launching BST tepatnya pada tanggal 21 September

2011. Pelaksanaan strategi sosialisasi tersebut diawali melalui kegiatan

penyuluhan terhadap masyarakat yang dilaksanakan di Kampung Batik Kauman,

kemudian kegiatan sosialisasi dilanjutkan dengan kerja sama TATV, Surat kabar,

media elektronik seperti internet maupun radio, program ZOSS ( Zona Selamat

Sekolah).

Pelaksanaan strategi tersebut tidak membutuhkan dana yang besar dan

waktu pelaksanaannya dapat dilakukan sewaktu- waktu, yang terpenting strategi

ini dilakukan secara rutin dan berkesinambungan.

14) Perpanjangan trayek jalur dari terminal Kartasura- Bandara Adi Sumarmo.

Strategi ini dibuat untuk mendukung fungsi bandara Adi Sumarmo sebagai

bandara internasional. Strategi ini mulai dilaksanakan tanggal 16 Mei 2011. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id98

Dengan melakukan perpanjangan trayek sampai bandara tersebut, maka Perum

Damri telah memberikan sebuah alternatif dan penawaran bagi calon penumpang

yang akan ke bandara maupun yang dari bandara untuk bisa memilih

menggunakan BST.

Untuk mendukung strategi tersebut, Perum Damri membuka counter di

dalam bandara dan melakukan penambahan shelter dari terminal sampai bandara

sebanyak 21 unit shelter. Untuk mendukung operasional BST setelah adanya

perpanjangan trayek sampai bandara, Perum Damri membagi 15 armada yang ada

secara merata. Hal tersebut dilakukan agar BST bisa tetap efisien waktu dalam

operasional. Disamping itu Perum Damri juga memberlakukan tarif ticket

penumpang sebesar Rp 7000 bagi penumpang BST yang sampai bandara.

Hasilnya setelah dilakukan upaya perpanjangan trayek tersebut adalah

terjadi peningkatan penumpang dari bandara. Untuk meningkatkan pelayanannya

terkait dengan waktu tunggu BST agar penumpang tidak lama menunggu maka

Perum Damri sedang dalam pengajuan lima armada BST.

15) Penerapan electronic card/ smart card sebagai pengganti ticket regular

BST

Pelaksanaan strategi tersebut akan direalisasikan setelah penandatanganan

MoU antara kedua bank yaitu BNI dan BRI selesai. Nantinya yang bertanggung

jawab mengisi ulang saldo dalam smart card adalah BNI/ BRI.

Untuk mendapatkan ticket smart card ini ,masyarakat bisa datang langsung

ke BNI maupun BRI atau bisa juga datang ke counter yang ditunjuk sebagai

operasional oleh BNI dan BRI. Strategi tersebut akan dilaksanakan dengan cara commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id99

mengintegrasikan tiga moda transportasi umum yaitu BST, Pramek, dan trans

jogya. Dengan adanya integrasi tersebut maka ticket BST mempunyai multi

fungsi yaitu selain berfungsi sebagai ticket, juga bisa digunakan untuk berbelanja

yang lokasinya dilalui jalur BST maupun Trans Jogya.

b Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam penyusunan

strategi :

Perum Damri Surakarta dalam menyusun strategi untuk meningkatkan

jumlah penumpang BST akan selalu dikaitkan dengan faktor pendukung dan

faktor penghambat untuk mencapai tujuan akhir.

3) Faktor Pendukung

Faktor pendukung dapat mendukung jalannya strategi yang dibuat. Faktor

yang bisa mendukung antara lain sebagai berikut :

c Kerja sama antar instansi dan pihak –pihak yang terkait

Dalam pelakasanaan strategi diperlukan kerja sama antar pihak – pihak

yang berkepentingan seperti dalam menerapkan BST di Surakarta maka

pemerintah kota mengadakan kerjasama dengan Perum Damri sebagai pihak

operasional BST dan Dinas Perhubungan sebagai pihak fasilitator. Kemudian

untuk membuka koridor kedua, Dinas Perhubungan mengadakan kerjasama

dengan pihak pengusaha bus untuk mengadakan kegiatan transportasi bersama,

dengan memilih salah satu pengusaha bus sebagai pihak yang

mengoperasionalkan BST. Jadi dalam pelaksanaan strategi ini, kelancaran dari commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id100

terjalinnya suatu kerjasama antar pihak- pihak yang terkait menjadi faktor

pendukung.

d Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan faktor pendukung selama kegiatan

berlangsung. Adanya sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai turut

menunjang jalannya kegiatan. Sarana dan prasarana kegiatan yang dimaksud

adalah segala fasilitas dan perlengkapan seperti sheter BST, ticketing, Bus priority

yang lengkap, memadai dan menunjang untuk operasional BST. Saat ini sarana

dan prasarana sudah terpasang dan memadai, hanya saja saat ini masih dilakukan

evaluasi untuk menunjang kegiatan operasional. Jadi ketersediaan sarana dan

prasarana yang memadai menjadi faktor pendukung terlaksananya strategi.

4) Faktor Penghambat

Faktor yang menghambat suatu strategi/ kegiatan. Faktor penghambat terbut

antara lain sebagai berikut :

d. Dana

Dana bisa menjadi faktor penghambat dalam suatu pelaksanaan kegiatan.

Dikatakan demikian karena dana merupakan komponen terpenting dalam

kelangsungan pelaksanaan kegiatan. Tanpa adanya dana atau anggaran, pasti

program dan kegiatan yang telah direncanakan tidak akan mungkin bisa berjalan.

Dana atau anggaran yang digunakan untuk pelaksanaan strategi Damri dalam

optimalisasi jumlah penumpang commit BST antarato user lain berasal dari Perum Damri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id101

sendiri, dan APBD serta dana – dana sponsor/ sumbangan. Seperti dalam

penambahan shelter BST yang rencananya akan mendapat dana bantuan dari

Australia, untuk menutupi dan mencukupi biaya pembuatan tersebut selama dana

bantuan belum cair maka pembuatan shelter di talangi dengan dana APBD dahulu.

Sehingga dalam pelaksanaan strategi tersebut, dengan alasan faktor efisiensi maka

pihak Damri dan Dinas Perhubungan mengupayakan shelter yang portable.

Jadi dalam pelaksanaan strategi tersebut, dana justru menjadi faktor

penghambat karena Perum Damri dalam mengoperasikan BST tidak mendapat

subsidi sedangkan Perum Damri dituntut untuk tetap mengoperasikan BST.

e. Keterbatasan sumberdaya manusia (SDM)

SDM merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam menjalankan

kegiatan organisasi. Dalam pelaksanaan strategi BST, tiap- tiap shelter seharusnya

ada petugas yang jaga. Tetapi pada kenyataannya hanya shelter- shelter tertentu

saja yang ada petugasnya seperti shelter di depan SGM, shelter di depan RS.

Slamet Riyadi, yang lain tidak ada petugas yang jaga. Hal ini jelas terlihat bahwa

SDM yang dimiliki untuk pelaksanaan strategi tersebut masih sangat terbatas.

f. Faktor Budaya Masyarakat

Faktor budaya masyarakat bisa menjadi faktor penghambat dalam

pelaksanaan strategi Damri. Dikatakan demikian karena untuk meningkatkan

jumlah penumpang BST sangat berkaitan erat dengan minset dan budaya

masyarakat. Sedangkan minset dan budaya masyarakat yang belum bisa naik / commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id102

turun di shelter yang telah disediakan, budaya masyarakat yang belum terbiasa

menggunakan angkutan umum dan masih cenderung menggunakan kendaraan

pribadi. Oleh karena itu untuk mengubah minset masyarakat, perlu dilakukan

upaya sosialisasi secara terus- menerus. Di samping itu pemerintah belum

melakukan penataan trayek jalur BST sehingga jalur BST masih bercampur

dengan bus- bus reguler biasa. Hal ini menyebabkan masyarakat menganggap

BST sama dengan bus- bus reguler lainnya.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa saran yang akan penulis

sampaikan sehubungan dengan strategi Perum Damri dalam optimalisasi jumlah

penumpang Batik Solo Trans, antara lain :

Bagi Perum Damri dan Dinas Perhubungan :

a Pihak Dinas Perhubungan selaku pihak penyelenggara BST, harus

segera melakukan penataan trayek jalur BST. Untuk mendukung upaya

tersebut, di jalan Slamet Riyadi yang masih banyak jalur BST

digunakan untuk parkir mobil sembarangan sebaiknya ada petugas

DLLAJ yang bertugas di lokasi untuk menertibkan agar area jalur BST

bisa menjadi area bebas parking. Sehingga BST bisa beroperasi dengan

lancar.

b Sebaiknya perlu dibuat jalur khusus BST, agar operasional BST dapat

berjalan lancar dan tidak tercampur oleh jalur bus reguler biasa. Upaya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id103

tersebut dapat dilakukan dengan memberikan alokasi waktu yang

cukup untuk mempersiapkan sarana dan prasarana yang mendukung

operasional BST.

c Petugas yang ada di dalam BST baik sopir maupun kondektur harus

bekerja sama. Dalam hal ini tidak boleh memenuhi permintaan

penumpang BST yang ingin naik/ turun tidak di shelter yang telah

disediakan.

d Sebaiknya di semua shelter harus ada petugas yang jaga dan dibuat

shift. Sehingga jika ada penumpang yang menunggu di shelter dan

membutuhkan bantuan bisa segera dibantu.

commit to user