BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK KECERDASAN EMOSIONAL ANAK YATIM DI PANTI ASUHAN ARIA PUTRA CIPUTAT

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

Asfi Raihan Salsabila Hamid NIM. 11160520000007

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH 1441 H/ 2020 M 7

BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBE,NTUK KECERDASAN EMOSIONAL ANAK YATIM DI PATITI ASUHAN ARIA PUTRA CIPUTAT

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan llmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

OIeh Asfi Raihan Salsabila Hamid NIM. 11160520000007

Pembimbing

hmud Jalal. MA K: 889169019

PROGRAM STUDI BIMBINGAN PEI\-YULUHAIY ISTAM FAKULTAS II-,MU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNTVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HII}AYATULLAH JAKARTA F ‥ F

PENGESAHT\N P.AI{ITI,\ UJ I AN

Skripsi berjudul "Birtrbingan Agama l)alanr x,{embentuk Kecerclasan Ernosioanal Anak Yatim di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat'' relah diujikan dalam srciang tnunaqasyah Fakuitas D;rkwah dan Ihlu Komunikasi Univeisrtas lslaur Negeri Syarif Flidayatullah Jakarta pacla 08 September 2020. Skr-ipsi ini telah riiterima sebagai salah sahr syarat memperoleh geiar sarjana Sc-,sial (s. Sos) Starata satu (S1) Pacia Program Studi Bimbingan cian penl.uluhan Islain.

Jakarla. 21 Septentber 2020

Sidang Munaqasyah

Kdua Sckrctal・is

Ir.Noor Bekti Negoro.ⅣIosi NIP.1965030111999o31001

Anggota

Penguji I

Artiarini Puspita AⅣ a■ ,M.Psi NIP 19861109201101 2 016 6201411

8891690019 LEⅣIBAR PERNYATAAN

Yalag bersal■ gkutan be■ andttallgal■ di bawtt ini:

Nalna :Asfl Raihan Salsabila Hamid

NIM i ll160520000007

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang beriudul BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK I(ECERDASAN EMOSIONAL ANAi( YATIM DI PANTI ASUI{AN ARIA PUTRA CIPUTAT adalah benar merupakau karya saya sendiri dan tidak uelakukan tindakan plagiat clalart-t penyusunannya. Adapaun kuttpan yang ada dalam penlusultalt karya ini telah saya cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi.

Saya bersedia rnelakukan proses semestinya sesuai clengat-t peraturan perundangan yang berlakr-rk jika ternyata skripsi ini sebagian atau keselur-uhan tlerupakan plagiat dali karya oraltg

1ain.

Demikian pemyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

2020

Asfl Raihan Salsabila Halllid ABSTRAK Asfi Raihan Salsabila Hamid: 11160520000007, Bimbingan Agama Dalam Membentuk Kecerdasan Emosional Anak Yatim di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat. Anak yang memiliki keluarga yang lengkap setidaknya merasakan peran dan fungsinya dari masing-masing unsur yang ada di keluarga, karena fungsi dasar keluarga adalah memberikan kasih sayang, memberikan motivasi belajar dan mengembangkan hubungan yang baik antara anggota masyarakat. Berbeda halnya dengan anak yang berada di panti asuhan, perhatian dari pengasuh sebagai pengganti orang tua masih belum cukup bagi perkembangan sosio emosional anak, hal ini di karenakan banyaknya anak yang membutuhkan perhatian yang sama, oleh karena itu para pengasuh harus memiliki pengetahuan yang lebih luas untuk menggantikan peran sebagai figur ayah. Perasaan resah- gelisah, risau dan kelabu sering menyerang manusia. Kadang bercampur dengan rasa takut dan cemas, sehingga manusia tidak mampu menghadapi serta mengatasinya. Terasa dirinya di timbun oleh tumpukan kesulitan. Keadaan yang demikian akan mempengaruhi kesehatan jasmaninya, bahkan mugkin menyerang kesehatan rohanianya (jiwanya), lebih jauh juga dapat menganggu hubungan sosialnya. Anak yang baru menginjak panti tersebut memiliki emosional yang tidak bisa terkontrol, ada yang merasa sedih, dan gelisah. Karena hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti supaya ditemukan solusi terhadap permasalahan yang terjadi. Dan sepanjang penelusuran peneliti temukan Panti Asuhan Aria Putra Ciputat yang memberikan Bimbingan Agama dalam

i membentuk kecerdasan emosional anak sehingga kelak mereka mampu menyadari diri, mengelola emosi dan juga membina hubungan baik antar teman maupun masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data penelitian ini dihasilkan dari pengumpulan data primer yaitu hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Kemudian juga dari data sekunder yaitu hasil dari referensi dalam bentuk buku-buku yang relevan dengan tema penelitian untuk mendukung dan melengkapi data-data lapangan. Subjek penelitian ini terdiri dari 1 orang pengurus pembinaan anak, kemudian 2 orang pembimbing dan 5 anak panti. Untuk pengambilan sampel, peneliti menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, bentuk Bimbingan Agama yang diberikan oleh pembimbing agama yaitu seperti pengajian, muhadhoroh dan kelas sharing. Kemudian kecerdasan emosional yang didapatkan oleh anak-anak panti di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, seperti mampu menyadari diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenal emosi orang lain dan juga mampu membina hubungan. Hal ini di tandai dengan adanya perubahan dari yang sebelumnya tidak tahu adab dan peduli antar sesama dan memberi hormat kepada yang lebih tua. Kini sangat peduli dengan keadaan antar sesama, saling menolong, bisa mengarahkan dirinya kearah yang lebih baik. Artinya semenjak menjadi anak panti, mereka semua mendapatkan perubahan yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Kata Kunci: Bimbingan Agama, Kecerdasan Emosional, Anak Yatim.

ii

KATA PENGANTAR Bismillahirahmanirrahim Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji serta syukur atas nikmat iman, nikman Islam serta nikman sehat wal’afiat. Sholawat serta salam yang selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya dan para sahabatnya. Alhamdulillah atas rahmat Allah SWT, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Bimbingan Agama Dalam Membentuk Kecerdasan Emosional Anak Panti Di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat”. Penulisan skripsi ini merupakan tugas akhir untuk dapat memperoleh gelar sarjana pada program studi Bimbingan Dan Penyuluhan Islam di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selanjutnya peneliti juga ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak atas segala bantuan yang telah diberikan kepada peneliti dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Untuk rasa terimakasih ini peneliti sampaikan kepada: 1. Suparto, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, MSW, selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Sihabudin Noor, MA. selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, serta Drs. Cecep Castrawijaya, MA. selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama. 2. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si. selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam dan Artiarini Puspita Arwan,

iii

M.Psi. selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. 3. Drs. H. Mahmud Jalal, MA. selaku pembimbing skripsi peneliti yang telah memberikan bimbingan, nasehat, dan motivasi terbaik selama peneliti menyelesaikan skripsi ini. 4. Tasman, S.Ag,. M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik selama peneliti menempuh studi pada jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, kelas A angkatan 2016. 5. Seluruh dosen di Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada peneliti selama menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Seluruh staf Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu peneliti dalam dalam urusan administrasi selama perkuliahan dan penelitian skripsi ini. 7. Seluruh staf perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi serta Perpustakaan Utama yang telah melayani peminjaman buku sebagai bahan referensi peneliti dalam penyusunan skripsi. 8. Kepada pihak Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian, yang selalu sabar, ikhlas, dan penuh kesungguhan dalam memberikan informasi dan keperluan penelitian kepada peneliti. Yaitu, Syamsudin. selaku Sekretaris, Arie Andhika selaku Pengurus Pembinaan Anak, Fajarudin Jamal dan Suwandi selaku Pembimbing Agama, serta anak-anak panti.

iv

9. Kedua orang tua peneliti, Ibu Hj. Nurhayati dan Ayah Drs. H. Abd. Hamid. MT (almarhum) serta saudari-saudariku Kak Sri Mulianah, Kak Nuraini, Kak Hijratul, dan Kak Nurul Hikmah Ramadanil yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan, do’a yang tiada henti untuk peneliti. 10. Sulthan Yusuf Makarim yang setia menemani peneliti dan mendukung peneliti sekaligus juga memberikan semangat kepada peneliti. 11. Andi Nila Basyirah dan Kurnia Hasti menemani dalam pengumpulan data dan juga selalu memberi semangat kepada peneliti. 12. Keluarga PTM UIN Jakarta, Bang Agus, Bang Farhan, Bang Rahmad, Ijal, Gibran, Baban, Kak Suci, Kak Hanim, serta senior-senior PTM yang tidak dapat peneliti sebut satu persatu yang memberi pengalaman baru pada peneliti pada saat di PTM. 13. Seluruh keluarga Bimbingan Penyuluhan Islam, Firma, Tiwi, Nina, Puji, Nisa, Muflihah, ‘Inayatu, Syarifah, Alfina, Anwar, Tajuddin, Imey yang telah mendukung dan menyemangati peneliti sejak awal kuliah sampai akhir.

Jakarta, 06 Agustus 2020

Asfi Raihan Salsabila. H

v

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK……………………………………………………….i KATA PENGANTAR…………………………………………iii DAFTAR ISI…………………………………………………...vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………………………………….1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah…………………….8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………...8 D. Metodologi Penelitian……………………………………9 E. Tinjaun Kajian Terdahulu………………………………16 F. Sistematika Penulisan…………………………………..20 BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Agama 1. Pengertian Bimbingan Agama……………………...23 2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Agama……………...25 3. Metode Bimbingan Agama…………………………27 B. Kecerdasan Emosional 1. Pengertian Kecerdasan Emosional………………….31 2. Ciri-Ciri Kecerdasan Emosional……………………36 3. Aspek-Aspek Kecerdasan Emosional………………38 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional………………………………………….41 5. Usaha-usaha Membentuk Kecerdasan Emosional…..42

vi

C. Kecerdasan Emosional Menurut Perspektif Islam…...…44 D. Anak Yatim 1. Pengertian Anak Yatim……………………………..46 2. Anak Yatim dalam Pandangan Islam……………….47 E. Analisis SWOT…………………………………………49 BAB III GAMBARAN UMUM A. Sejarah dan Perkembangan Yayasan Panti Asuhan Aria Putra…………………………………………………….52 B. Bentuk Pembinaan Anak Asuh…………………………53 C. Prosedur Penerimaan Anak Asuh……………………….53 D. Kategori Status Anak…………………………………...54 E. Visi dan Misi……………………………………………54 F. Susunan Pengurus Panti Asuhan Aria Putra…………….55 G. Tingkat/Status Pendidikan……………………………...55 H. Fasilitas, Sarana, dan Prasarana…………………………56 BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Identifikasi Informan…………………………………...58 B. Temuan Lapangan……………………………………...59 1. Aktifitas Bimbingan Agama di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat……………………………………………...62 2. Pembentukan Kecerdasan Emosional Anak Yatim di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat...... 71 BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Bimbingan Agama dalam Membentuk Kecerdasan Emosianal Anak Yatim...... 79 B. Analisis Faktor Pedukung dan Penghambat Bimbingan Agama…………………………………………………104

vii

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan……………………………………………112 B. Implikasi………...…………………………………….113 C. Saran………………………………..…………………114 DAFTAR PUSTAKA………………………………………...115 LAMPIRAN

viii

DAFTAR LAMPIRAN A. Hasil Wawancara dengan Arie Andhika B. Hasil Wawancara dengan Ustad Fajarudin Jamal C. Hasil Wawancara dengan Ustad Suwandi D. Hasil Wawancara dengan Novi Yana E. Hasil Wawancara dengan Ihsan Nurjaman F. Hasil Wawancara dengan Gilang Ramadhan G. Hasil Wawancara dengan Dede Lisna H. Hasil Wawancara dengan Varra Fauzia Luthfi I. Catatan Lapangan J. Dokumentasi Foto K. Lampiran Surat

ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memiliki pribadi yang unik, dia adalah mahluk yang sadar akan bakat, sikap, dan sifat, dan kemampuan tahu apa yang akan dilakukannya. Ia memahami sejarah hidupnya serta mempunyai gambaran apa yang didambakannya di masa yang akan datang. Manusia sadar dan dapat disadarkan atas beberapa keunggulan dan kelemahan dirinya, atas dasar itu manusia mampu mengembangkan diri yaitu meningkatkan keunggulan-keunggulan dan mengurangi kelemahan. Sejalan dengan itu manusia pun dapat menentukan apa yang terbaik bagi dirinya sehingga julukan sebagai “the self determining being” menunjukkan manusia memiliki kebebasan yang sangat luas untuk menggabungkan diri tentunya tanpa tanggung jawab mudah beralih menjadi ke-sewenang- wenangan terhadap dirinya, orang lain, dan lingkungan.1 Kehidupan emosional manusia amat rumit. Emosi tidak selalu berlangsung sempurna dan enak. Emosi dapat hebat, tak terkendalikan dan menegangkan. Dalam hidup kita emosi kerap dianggap kalah penting dari pada

1Sholeh, Agama Sebagai Terapi, (: Pustaka Pealajar, 2005) hlm. 69.

1

2

pikiran, tetapi dalam kenyataannya, hidup kita tidak pernah bebas dari pengaruh emosi. Kehidupan emosi itu dapat mendatangkan kesenangan, tetapi juga kesusahan.2 Emosi merupakan perasaan-perasaan tertentu yang dialami pada saat menghadapi (menghayati) suatu situasi tertentu yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Contohnya, gembira, bahagia, putus asa, terkejut, benci (tidak senang), dan sebagainya. Warna tersebut dinamakan warna afektif.3 Emosi didefinisikan sebagai perasaan yang kuat. Perasaan benci, takut, marah, cinta, senang, dan kesedihan. Macam- macam perasaan tersebut adalah gambaran dari emosi. Emosi merujuk pada suatu perasaan atau pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi merupakan suatu suasana yang kompleks dan getaran jiwa yang menyertai atau muncul sebelum atau sesudah terjadinya suatu perilaku.4 Perasaan resah-gelisah, risau dan kelabu sering menyerang manusia. Kadang bercampur dengan rasa takut dan cemas, sehingga manusia tidak mempu menghadapi serta mengatasinya. Terasa dirinya ditimbun oleh tumpukan kesulitan. Keadaan yang demikian akan mempengaruhi

2Rochelle Semmel Albin, Emosi; Bagaimana Mengenal, Menerima dan Mengarahkannya, (Yogyakart: Kanisius, 1986), h. 5 3 Syamsul, Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,( :Remaja Rosdakarya, 2001), h. 155

4Nugraha, Ali dan Rahmawati, Yeni, Metode Pengembangan Sosial Emosional, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005), 1.2-1.4

3

kesehatan jasmaninya, bahkan mugkin menyerang kesehatan rohaninya (jiwanya), lebih jauh juga dapat menganggu hubungan sosialnya.5 Kehidupan manusia yang kontemporer mengharuskan adanya pembekalan emosi yang matang bagi setiap individu. Pembekalan tersebut bertujuan untuk menghadapi situasi- situasi yang sulit dan kebutuhan-kebutuhan individu dapat dihadapi dengan baik serta tindakannya dilakukan atas dasar kesadarannya sendiri.6 Kecerdasan emosi biasanya ditandai oleh kemampuan pengendalian diri yang baik, semangat dan kekuatan tinggi, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, mengatur suasana hati, dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir. Kecerdasan emosinal memegang peranan penting dalam kehidupan sebab sebagaimana diungkap Goleman sikap etika dasar dalam kehidupan berasal dari kemampuan emosional yang melandasinya. Misalnya dorongan hati merupakan medium emosi; benih semua dorongan hati adalah perasaan yang memunculkan diri dalam bentuk tindakan. Orang-orang yang dikuasi dorongan hati yang kurang memiliki kendali diri menderita kekurangan kemampuan pengendalian moral.7

5 Dzakiah Daradjat, Doa Menunjang Semangat Hidup, (Jakarta: Ruhama, 1996), cet. Ke-6, h. 20. 6 Az Za’balawi, Muhammad Sayyid Muhammad, Pendidikan Remaja Antara Islam dan Ilmu Jiwa,(Jakarta : Gema Insani, 2007), h. 284.

7Riana Mashar, Emosi Anak Usia Dini Dan Starategi dan Perkembangannya, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 54.

4

Daniel Goleman mengatakan bahwa, kecerdasan emosi mengandung beberapa pengertian, pertama kecerdasan emosi tidak hanya bersikap ramah, tetapi pada saat-saat tertentu yang diperlukan bukan ramah, melainkan sikap tegas yang barangkali memang tidak menyenangkan, tentang mengungkap yang selama ini dihindari. Kedua kecerdasan emosi bukan berarti memberikan kebebasan kepada perasaan untuk berkuasa, memanjakan perasaan melainkan mengelola perasaan sedemikian rupa sehingga terekspresikan secara tepat dan efektif yang memungkinkan orang bekerjasama dengan lancar menuju sasaran bersama.8 Al-Qur’an juga banyak menggambarkan keadaan emosi memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Satu rangsangan dapat mengeluarkan respon emosional yang berbeda. Al-Qur’an juga menggambarkan keadaan emosi yang positif dan negatif. Hal ini digambarkan dalam al-Qur’an dalam surat Abasa ayat 38-41:

8 Daniel goleman, Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2002), cet.3, h. 9.

5

ُ ُ ٌ َ ْ َ ۡ ٌ َ َ ّٞ ۡ َ ۡ ٌ َ ُ ُ ُ ٌ َ ۡ َ َ وجوه يوم ِئ ٍذ ُّمس ِف َرة ٣٨ ض ِاحكة مستب ِش َرة ٣٩ و وجوه يوم ِئ ٍذ ع ۡليَها َ َ َ َ ُ غَبرة ٤٠ ت ۡر َه ُق َها قت َرة ا ٤

Artinya: “Banyak muka pada hari itu berseri-seri, tertawa dan gembira ria, dan banyak pula muka pada hari itu tertutup debu, dan ditutup lagi oleh kegelapan”. 9 Dari ayat tersebut dapat disimpulkan emosi seseorang sangat kaya dalam mengekpresikannya, seorang pembimbing sangat dibutuhkan dengan adanya pembimbing yang mengarahkan hidupnya kearah yang lebih baik yang mampu mengelola emosi dan mengekspresikan emosinya diranah yang seharusnya. 10 Penelitian yang dilakukan Arseni mengungkapkan bahwa anak yang memiliki keluarga yang lengkap setidaknya merasakan peran dan fungsinya dari masing-masing unsur yang ada di keluarga, karena fungsi dasar keluarga adalah memberikan kasih sayang, memberikan motivasi belajar dan mengembangkan hubungan yang baik antara anggota masyarakat. Berbeda halnya dengan anak yang berada dipanti asuhan, perhatian dari pengasuh sebagai pengganti orang tua masih belum cukup bagi perkembangan sosio emosional anak hal ini dikarenakan banyaknya anak yang membutuhkan perhatian yang sama, oleh karena itu para pengasuh harus

9 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta :Pustaka Amani, 2005), h. 585. 10 Aliah B. Purwakania, Hasan, Psikologi Perkembangan Islami: menyingkap rentang kehidupan manusia dari prakelahiran hingga pascakematian, (Jakarta :PT. Raja Grafindo, 2006), h. 162.

6

memiliki pengetahuan yang lebih luas untuk menggantikan peran sebagai figur ayah.11 Agama Islam mempunyai fungsi-fungsi pelayanan bimbingan, konseling, dan terapi di mana filosofinya didasarkan atas ayat-ayat al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Maka terjadilah proses bimbingan agama hendaknya membawa kepada peningkatan iman, ibadah dan jalan hidup yang telah diridhoi Allah.12 Bimbingan Agama adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar dalam kehidupan keagamaannya senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat”.13 Memberikan bimbingan ataupun saling menasehati dan saling tolong merupakan salah satu ajaran dari Islam.13 Tanpa bimbingan, manusia tidak dapat menemukan jalannya sendiri menuju yang benar dan lurus sesuai tuntutan hidup dan pedoman dalam dirinya.14

11Abdul Syukur, Peran Pengasuh Membentuk Sikap Sosio Emosional Anak, (Jurnal PG: Paud Trunojono No. 2 tahun 2015), h. 2. 12Zakiah Daradjat, Psokoterapi Islam, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2002), h. 3. 13Anwar, Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islam (Teori & Praktek), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), h. 209. 14M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, ( Jakarta: PT Golden Terayon Press, 1998), h. 39.

7

Perlunya pembentukan kecerdasan emosional bagi anak di mana mereka bisa mampu mengelola emosi mereka sendiri, agar emosi mereka sesuai dengan porsi yang seharusnya dan tidak berdampak buruk bagi diri dan orang orang lain dengan bantuan Bimbingan Agama yang diberikan anak-anak bisa mengontrol emosi dengan berbagai kegiatan yang dilakukan di dalam panti. Panti Asuhan Aria Putra Ciputat memberikan Bimbingan Agama karena perlu adanya suatu peningkatan kejiwaan khusunya emosional bagi penghuni panti asuhan. Bukan hanya anak-anak usia dini yang menghuni panti tersebut, banyak usia remaja yang menempati panti asuhan. Oleh karena itu, penulis memfokuskan pada Bimbingan Agama dalam membentuk kecerdasan emosional anak panti asuhan. Panti Asuhan Aria Putra melakukan Bimbingan Agama sekaligus membentuk emosional anak, sehingga anak-anak mampu mengolah emosi dengan baik, dapat mengontrol diri dan berinterkasi secara baik. Panti Asuhan Aria Putra rata- rata pembimbing berasal dari alumnus panti tersebut. Jadi, kedekatan antara pembimbing dengan anak panti sangat akrab seperti keluarga. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk memilih topik penelitian dengan judul “Bimbingan Agama Dalam Membentuk Kecerdasan Emosional Anak Yatim di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat.

8

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Untuk membatasi pembahasan dalam skripsi ini, maka penulis perlu memberikan batasan-batasan yang ditentukan sebelumnya. Untuk itu penulis hanya akan membatasi pada Bimbingan Agama dalam membentuk kecerdasan emosional anak yatim di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat. Dan faktor pendukung dan penghambatnya. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah yang akan menjadi acuan dalam penelitian ini, yaitu; a. Bagaimana pelaksanaan Bimbingan Agama dalam membentuk kecerdasan emosional anak yatim di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat? b. Apakah faktor yang menjadi penghambat dan pendorong dalam proses membentuk kecerdasan emosional anak yatim di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui dan menganalisis Bimbingan Agama dalam membentuk kecerdasan emosional anak yatim di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat.

9

b. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendorong dalam proses membentuk kecerdasan emosional anak yatim di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat. 2. Manfaat Penelitian Sesuai dengan tujuan di atas, maka manfaat dari penelitian ini adalah : a. Manfaat Teoritis: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada dunia ilmu pengetahuan khususnya dalam disiplin ilmu Bimbingan dan Penyuluhan Islam. b. Manfaat Praktis: Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk Penyuluhan Agama, dan orangtua asuh atau siapapun yang berhubungan dengan Panti Asuhan dalam membentuk kecerdasan emosional pada anak piatu dimanapun. D. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.15 Menurut Satori dan Komariah yang mengemukakan bahwa Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang mengungkapkan situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan yang sebenarnya,

15 Lexy J, Moleong, M.A. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017), h. 11

10

dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah.16 Sedangkan menurut Sukmadinata menyatakan bahwa Penelitian kualitatif (Qualitative Research) adalah suatu penelitian yang ditunjukkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.17 Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi, wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi. Data yang diperoleh akan dianalisis serta disajikan dalam suatu pandangan yang utuh, yang bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian. 2. Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek Penelitian Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah Pengurus Pembina Anak yaitu Bapak Arie Andhika, Pembimbing Agama yaitu Bapak Fajarudin Jamal dan Kak Suwandi, serta lima anak panti. Adapun penentuan sampel yang diambil dalam penelitian adalah mereka yang berusia 15 – 17 sudah studi di Sekolah Menegah Atas (SMA).

16 Djam’an Satori dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 25 17 Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosda Karya. 2009.), h. 60

11

b. Objek Penelitian Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah pelaksanaan bimbingan agama dalam membentuk kecerdasan emosional anak yatim di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat. Dan faktor penghambat dan pendukung bimbingan agama dalam membentuk kecerdasan emosional anak yatim di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat. 1. Data Primer, yaitu berupa wawancara kepada subjek penelitian yaitu Pengurus Pembina Anak, Pembimbing Agama dan Anak Panti. 2. Data Sekunder, yaitu berupa data tidak langsung berupa catatan-catatan atau dokumen. 3. Lokasi dan Waktu Penelitian a. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat yang berada di Jl. Aria Putra No.1 Ciputat, Tangerang Selatan. b. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan selama 6 (enam) bulan. Mulai dari Desember 2019 sampai dengan Juni 2020. Adapun yang dijadikan alasan dan pertimbangan penulis dalam memilih lokasi penelitian dengan pertimbangan sebagai berikut:

12

a. Pihak lembaga sarana bagi penulis dan memberikan data serta informasi sesuai dengan permasalahan. b. Lembaga memberikan Bimbingan Agama dalam Membentuk Kecerdasan Emosional . 4. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini meliputi: a. Pengamatan/observasi Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta pencatatatan secara sistematis. 18 Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dengan cara berkunjung langsung ke Panti Asuhan Aria Putra Ciputat untuk memperoleh data melalui pengamatan di lapangan. Dan observasi ini peneliti lakukan sebanyak enam kali. b. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. 19 Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam pada

18 Imam Gunawan. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 143. 19 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2017), h. 186.

13

subjek penelitian dan wawancara juga bertujuan untuk menguatkan data yang sebelumnya diperoleh. Peneliti melakukan wawancara dengan Pengurus Pembina Anak (Bapak Arie Andhika), Pembimbing Agama (Ustad Fajarudin Jamal) dan (Kak Suwandi) serta lima anak panti yang berusia 15-17 tahun yang sudah studi SMA. c. Dokumentasi Dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan berdasarkan perkiraan. 20 Tujuannya untuk mendapatkan informasi yang mendukung analisis dan interpretasi data. Dokumen bisa berbentuk dokumen publik atau dokumen pribadi. 5. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan

20 Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 158.

14

yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.21 Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilih-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.22 Teknik yang digunakan adalah teknik analisis data yang dikembangkan oleh Milles dan Huberman dalam Kunandar. Teknik analisis data kualitatif dipilih karena dapat mereduksi data dari awal pengumpulan sampai penyusunan laporan penelitian sehingga dapat memberi kemungkinan penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan. Aktivitas dalam menganalisis data yaitu data reduksi, data display, conclusion drawing/verification. a. Data reduction (reduksi data) Data yang diperoleh dilapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara relliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan makin lama penelitian di lapangan, maka jumlah data akan makin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data

21 Sugiyono, Metode Penelitian: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif R dan D (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 244. 22 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2017), h. 248.

15

berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta, membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mecarinya bila diperlukan. b. Data display (penyajian data) Setelah data reduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitaif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kualifikasi dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Menyajikan data adalah kegiatan mengorganisasikan hasil reduksi dengan cara menyusun secara naratif sekumpulan informasi yang telah diperoleh dari hasil reduksi sehingga dapat memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan mendisplaykan data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Selanjutnya disarankan, dalam melakukan display data, selain

16

dengan teks yan naratif, juga dapat berupa grafik, matrik, network dan chart. c. Conclusion drawing/verification (Menarik kesimpulan) Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Menarik kesimpulan dan verifikasi data adalah memberi kesimpulan terhadap hasil penafsiran dan evaluasi yang mencakup pencarian makna data serta memberikan penjelasan selanjutnya.23 6. Teknik Penulisan Dalam teknik penulisan skripsi ini menggunakan Buku Pedoman “Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang disusun oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” yang diterbitkan oleh CEQDA (Center For Quality Development And Assurance), 2007. E. Tinjauan Kajian Terdahulu Setelah melakukan penelusuran skripsi pada Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, penulis mengadakan tinjauan kepustakaan terhadap beberapa skripsi yang memiliki kemiripan judul untuk menghindari bentuk plagiat, antara lain:

23 Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru (Jakarta: PT Rajawali Pers, 2010).

17

1. Winda Sari (1111052000010) dengan judul “Metode Bimbingan Agama Dalam Membina Akhlak Anak Yatim Di Pondok Pesantren Daruut Tauhid Serua Indah Ciputat Tangerang Selatan” Teori yang digunakan adalah teori Bimbingan Agama Auntur Rahim Fahmi dan teori akhlak Imam Al-Ghazali. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan. Data diperoleh dengan cara observasi, wawancara, dan kepustakaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan membina akhlak terhadap anak yatim di Pondok Pesantren Daarul Tauhid merupakan upaya membentuk anak yatim agar memiliki akhlakul karimah yang dilakukan dengan beberapa bidang program diantaranya bidang pendidikan formal, keterampilan dan kerohanian (bimbingan agama). Metode Bimbingan Agama yang digunakan di pondok pesantren dilakukan dengan dua metode individual dan metode kelompok. Bimbingan Agama melalui metode individual dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dan bil haal. Sedangkan Bimbingan Agama melalui metode kelompok dilakukan dengan menggunakan teknik ceramah, dialog atau tanya jawab.24

24Winda Sari, Skripsi: “ Metode Bimbingan Agama Dalam Membina Akhlak Anak Yatim Di Pondok Pesantren Daruut Tauhid Serua Indah Ciputat Tangerang Selatan” (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

18

2. Afif Mubarok (121111012) dengan judul “Peran Pembimbing Dan Metode Bimbingan Agama Islam Dalam Peningkatan Perkembangan Emosional Anak Panti Asuhan Yayasan Al-Kautsar Kecamatan Limpung Kabupaten Batang” penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian ini bertujuan mengetahui problematika perkembangan emosional anak Panti Asuhan dan mengetahui dan menganalisa peran pembimbing dan metode Bimbingan Agama Islam dalam peningkatan perkembangan emosional anak Panti Asuhan Yayasan Al-Kautsar Kecamatan Limpung Kabupaten Batang. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa problematika perkembangan emosional anak panti asuhan Al-Kautsar Kecamatan Limpung Kabupaten Batang mayoritas adalah rasa cemas dan takut. Rasa cemas ditunjukkan mereka merasa kurang percaya diri akan keadaan dirinya dan mencemaskan kehidupan yang akan datang sedangkan rasa takut ditunjukkan dengan anak-anak merasa sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan panti. Peran dan metode pembimbing agama Islam dalam peningkatan perkembangan emosional adalah pembimbing berperan sebagai penunjang pelaksanaan pendidikan, motivator dan sebagai pengganti orang tua. Penunjang pelaksanaan pendidikan, pembimbing melaksanakan bimbingan secara rutin pagi dan sore hari, sebagai motivator, yakni pembimbing menyampaikan pesan dan ajaran Islam

19

untuk mendorong fitrah yang di karuniakan oleh Allah kepada individu secara optimal, sebagai pengganti orang tua yakni sebagai figur orang tua kepada anak di panti asuhan dalam proses bimbingan berperan sebagai teman sebaya. Metode yang dilakukan pembimbing yaitu metode secara berkelompok dan individu. Peran dan metode yang dilakukan oleh pembimbing bertujuan agar anak dapat mengambil keputusan dengan baik serta merubah emosi negatif menjadi positif untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.25 3. Putri Rahmawati (1113011000021) dengan judul “Pendidikan Akhlak Dalam Membina Kecerdasan Emosional Anak Di Panti Asuhan Nurul Amal Kramat Jati”Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Hasil penelitian ini dilakukan dengan cara menarasikan kejadian pada saat kegiatan pendidikan akhlak serta kecerdasan emosional anak di Panti Asuhan Nurul Amal Kramat Jati. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara semi terstruktur, observasi non-partisipatif, dan studi dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan dimulai dengan mengumpulkan data selama di lapangan, kemudian mereduksi data dengan mencatat yang sesuai dengan fokus penelitian, menyajikan data dalam bentuk

25Afif Mubarok, Skripsi: “Peran Pembimbing Dan Metode Bimbingan Agama Islam Dalam Meningkatkan Perkembangan Emosional Anak Panti Asuhan Yayasan Al-Kautsar Kecamatan Limpung Kabupaten Batang” (Semarang: Universitas Islam Negeri Walisongo, 2018).

20

naratif, dan mengumpulkan data dengan mengolah data yang didapat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan akhlak yang diterapkan dalam upaya membina kecerdasan emosional anak meliputi pendidikan kecintaan terhadap Allah dan rasulnya, kejujuran, kedisiplinan, kesabaran, keikhlasan, dan keistiqomahan melalui materi yang disampaikan pada saat pengajian kitab dan jadwal kegiatan sehari-hari. Dalam penerapannya pengasuh memperhatikan kebutuhan dasar santri, yaitu berupa perhatian, kasih sayang, dan pendidikan yang efektif. Adapun prosesnya diinternalisasikan secara berkelanjutan, bertahap, serta meliputi seluruh rangkaian kegiatan di panti Asuhan Nurul Amal. 26 F. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan serta teraturnya skripsi ini dan memberikan gambaran yang jelas serta lebih terarah mengenai pokok permasalahan yang ada dalam skripsi ini, maka peneliti mengelompokkan lima bab pembahasan, yaitu sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN. Bab ini penulis membahas tentang Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan. Bab

26Putri Rahmawati, Skripsi: “Pendidikan Akhlak Dalam Membina Kecerdasan Emosional Anak DI Panti Asuhan Nurul Amal KramatJati”(Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2018)

21

ini penulis membahas tentang Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan. BAB II LANDASAN TEORI. Bab kedua ini menerapkan tentang kajian pustaka, kerangka teoritik mengenai Bimbingan Agama dalam membentuk kecerdasan emosional pada anak yatim yang mana dalam kerangka teoritik ini menjelaskan tentang Bimbingan Agama, kecerdasan emosional, anak yatim, analisis SWOT. BAB III GAMBARAN UMUM. Pada bab ini penulis akan memaparkan gambaran umum Panti Asuhan Aria Putra Ciputat ke dalam beberapa aspek yang terdiri dari sejarah berdirinya dan perkembangannya visi dan misi serta tujuan, program kegiatan, organisasi, dan fasilitas sarana dan prasarana. BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. Memuat data dan juga temuan yang didapatkan selama penelitian di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat terdiri dari: Deskripsi Informan, Temuan Lapangan (Latar belakang dan permasalahan yang dialami anak panti, aktifitas Bimbingan Agama Dalam Membentuk Kecerdasan Emosional Anak Yatim Di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat. BAB V PEMBAHASAN. Memuat analisis bentuk Bimbingan Agama yang didapat anak yatim di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat dan faktor pendukung dan penghambat.

22

BAB VI PENUTUP. Bab ini merupakan penutup dari penelitian yang berisi kesimpulan dan saran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Agama 1. Pengertian Bimbingan Agama Menurut Kamus Besar Bahasa pembimbing adalah orang yang membimbing/menuntun.1 Bimbingan merupakan terjemahan dari “guidance” Dalam Bahasa Inggris secara harfiah “guidance” dari akar kata “guide” berarti (1) Mengarahkan (2) Memandu (3) Mengelola (4) Menyetir, secara etimologi kata bimbingan merupakan terjemahan dari “guidance” berasal dari kata kerja “to guide” yang mempunyai arti menunjukkan, membimbing, menuntun ataupun membantu.2 Sunaryo Kardinata mengartikan bimbingan sebagai proses membantu individu untuk mencapai perkembangan secara optimal. Rochman Natawidjaja juga mengartikan bimbingan proses memberikan bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya danbertindak secara wajar, sesuai dengan keadaan yang ada pada umumnya.3

1 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002) Cet. ke-2, h. 152. 2 Hallen, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), h. 2. 3Syamsu Yusuf.L.N dan A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan Konseling, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006) Cet. Ke-2, h. 5-6.

23

24

Menurut Zakiah Drajat, “agama adalah kebutuhan jiwa (psikis) manusia, yang akan mengatur dan mengendalikan sikap, pandangan hidup, kelakuan dan cara menghadapi tiap-tiap masalah.4 Sedangkan Agama menurut Harun Nasution berasal dari kata “ad-din”. Religi (relege, religare) dan agama. Dalam Bahasa Arab berarti menguasai, menundukkan, patuh, balasan, dan kebiasaan. Sedangkan dari religi (latin atau relege berarti mengumpulkan dan membaca. Kemudian relige berarti mengikat. Adapun kata agama terdiri dari dua suku kata “a” berarti “tidak” dan “gam” berarti “pergi” artunya “tidak pergi”, tetap di tempat diwarisi turun temurun.5 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian agama adalah ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan dan peribadatan kepada Tuhan yang Maha Kuasa tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dengan manusia serta lingkungannya.6 Dari pemaparan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan agama adalah suatu kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa dilandasi ketaatan dan kaidah yang berhubungan dengan pergaulan antar sesama manusia dan ligkungannya yang memiliki

4Zakiah Dradjat, Pendidikan Agama dan Pembinaan Mental , (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), h. 52. 5Harun Nasution, Islam Ditinjau daari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: Univeristas Indnesia Press, 1985), Cet. Ke-5, h. 1-2 . 6Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 152.

25

sistem aturan yang diwarisi secara turun temurun yang bertujuan untuk keselamatan hidup. Sedangkan yang dimaksud dengan Bimbingan Agama adalah seseorang yang memberikan arahan atau bantuan kepada indvidu secara berlanjut yang dilandasi kepercayaan kepada Tuhan agar mereka mampu mengarahkan dirinya sesuai dengan lingkungannya. 2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Agama a. Tujuan Bimbingan Setelah mengetahui pengertian bimbingan yang ditinjau secara umum, bahwa sangatlah tepat bila bimbingan diselenggarakan di lembaga-lembaga pendidikan formal maupun nonformal. Mengingat masalah itu meliputi pada diri setiap orang, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Manusia di mana pun dia berada akan selalu menghadapi masalah oleh karena itu manusia memerlukan bantuan untuk mengatasi masalahnya. Dengan selalu berdaptasi, berusaha dan juga selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT, akan timbul keyakinan bahwa pertolongan-Nya akan senantiasa siap untuk dianugerahi kepada siapa saja yang dekat dengan-Nya. Orang-orang tersebut akan menghadapi masalah dengan tenang dan pikiran yang jernih. Adapun tujuan bimbingan menurut Aunur Rahim Faqih adalah sebagai berikut:

26

1). Membantu individu agar tidak menghadapi masalah, maksudnya pembimbing berusaha membantu mencegah jangan sampai individu menghadapi atau menemui masalah. Dengan kata lain membantu individu mencegah timbulnya masalah bagi dirinya. 2). Membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya 3). Membantu individu memelihara atau mengembangkan situasi dan kondisi yang baik atau yang telah baik tetapi menjadi baik, sehingga tidak menjadi masalah baginya dan orang lain.7 b. Fungsi Bimbingan Bimbingan berfungsi mengarahkan inividu agar tehindar dari masalah dan berusaha mengembalikan kondisinya menjadi lebih baik.Bila dilihat dari tujuannya maka fungsi bimbingan menurut Aunur Rahim Faqih adalah sebagai berikut. 1. Fungsi Preventif, yakni membantu inidvidu menjaga atau mencegah timbulnya masalah bagi dirinya. 2. Fungsi Kuratif, yakni membantu individu memecahkan masalah yang sedang dihadapi atau dialaminya. 3. Fungsi Preservatif, yakni membantu individu menjaga agar situasi yang semula tak baik

7Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dna Konseling dalam Islam, (Yogyakarta: UII Press, 2001), h. 36

27

(mengandung masalah) menjadi baik dan kebaikan itu bertahan lama (in state of good) 4. Fungsi Pengembangan, yakni membantu individu memelihara dna mengembangkan situasi dan kondisi yang lebih baik sehingga tidak memungkinkan menjadi sebab munculnya masalah baginya.8 Fungsi dan tujuan Bimbingan Agama dapat disimpulkan bahwa suatu usaha untuk membantu seseorang untuk mencapai yang mereka inginkan atau menjadi manusia yang seutuhnya agar kelak mencapai kebahagian hidup di masa yang akan datang. Mewujudkan dalam artian sesuai dengan hakikat dirinya sebagai manusia. Dengan berbagai masalah yang dihadapi manusia perlu adaanya bimbingan untuk membantu memecahkan berbagai persoalannya karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial dan makhluk yang berbudaya yang selalu membutuhkan bantuan orang lain.

3. Metode Bimbingan Agama

Ada beberapa metode yang digunakan dalam bimbingan agama, maka dalam upaya mengadakan bimbingan agama menurut pendapat Arifin, M. Ed, dapat menggunakan

8 Ibid., hal. 37

28

metode-metode sebagai berikut:9

a. Metode Ceramah

Metode ceramah merupakan suatu teknik atau metode di dalam bimbingan dengan cara penyajian atau penyampaian informasinya melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh pembimbing terhadap anak bimbing, pembimbing juga sering menggunakan alat- alat bantu seperti gambar, kitab, peta dan alat lainnya. Metode ini sering dipakai dalam Bimbingan Agama yang banyak diwarnai dengan ciri karakteristik bicara seorang pembimbing pada kegiatan Bimbingan Agama. Metode ini pembinaannya dilakukan secara berkelompok dan pembimbing melakukan komunikasi secara langsung.

a. Metode Cerita(Kisah)

Metode cerita adalah suatu cara penyampaian dalam bentuk cerita. Cerita merupakan media yang efektif untuk menanamkan nilai- nilai akhlak yang baik, sekaligus karakter sesuai dengan nilai religi yang disampaikan dan pada akhirnya dapat membentuk sebuah kepribadian. Islam menyadari sifat alamiah manusia untuk menyenangi cerita yang pengaruhnya

9 M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT Golden Trayon Press, 1998), h. 44- 47.

29

besar terhadap perasaan. Oleh karena itu metode cerita dijadikan sebagai salah satu pendidikan. b. Metode Keteladanan

Metode keteladanan merupakan bagian dari sejumlah metode yang paling ampuh dan efektif dalam mempersiapkan dan membentuk individu secara moral, spiritual dan sosial. Sebab seorang pembimbing merupakan contoh ideal dalam pandangan seseorang yang tingkah laku dan sopan santunnya akan ditiru, yang disadari atau tidak, bahkan semua keteladanan itu akan melekat pada diri dan perasaannya dalam bentuk ucapan, perbuatan, hal yang bersifat material, indrawi maupun spiritual. Karenanya keteladanan merupakan faktor penentu baik buruknya seseorang yang dibimbing. Metode ini juga digunakan sebagai pemberian contoh yang baik dalam tingkah laku sehari-hari. Seorang pembimbing akan merasa sangat mudah menyampaikan secara lisan, namun belum tentu dapat menjalankannya dan dapat diterima oleh yang dibimbingnya, untuk mengatasinya, maka pembimbing harus memberikan contoh atau keteladanan, misalnya menganjurkan agar selalu berdzikir, maka pembimbing harus melakukannya atau memulainya terlebih dahulu. c. Metode Wawancara

Metode wawancara merupakan salah satu cara memperoleh fakta-fakta kejiwaan yang dapat dijadikan

30

bahan pemetaan tentang bagaimana sebenarnya hidup dan kejiwaan seseorang yang dibimbing pada saat tertentu yang memerlukan bimbingan. Wawancara dapat berjalan dengan baik apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Pembimbing harus bersifat komunikatif kepada anak bimbing;

2. Pembimbing harus dapat dipercaya sebagai pelindung oleh orang yang dibimbing. 3. Pembimbing harus bisa menciptakan situasi dan kondisi yang memberikan perasaan damai dan aman serta santai kepada seseorang yang dibimbing. d. Metode Pencerahan (Metode Edukatif)

Yaitu cara mengungkapkan tekanan perasaan yang menghambat perkembangan belajar dengan mengorek sampai tuntas perasaan atau sumber perasaan yang menyebabkan hambatan atau ketegangan, dengan cara “client centered”, yang diperdalam dengan permintaan atau pertanyaan yang meyakinkan untuk mengingat- ingat serta mendorong agar berani mengungkapkan perasaan tertekan, sehingga pada akhirnya pembimbing memberikan petunjuk-petunjuk tentang usaha apa sajakah yang baik bagi yang dibimbing dengan cara yang tidak bernada imperative (wajib), akan tetapi berupa anjuran-anjuran yang tidak mengikat.

31

Dapat ditarik kesimpulan bahwa dari berbagai metode yang digunakan pembimbing agama harus sesuai dengan keadaan seseorang ketika menerima materi. Metode Bimbingan agama seperti yang dikemukakan oleh Arifin, M. Ed., seorang pembimbing menggunakan metode ceramah dengan menyampaikan informasi secara langsung, metode cerita (kisah) seorang pembimbing menyampaikan informasi dengan sebuah cerita, atau kisah inspiratif, metode keteladanan seorang pembimbing menyampaikan informasi dalam bentuk contoh yang baik dalam bertingkah laku. Selanjutnya metode wawancara dengan cara pembimbing melakukan pendekatan dengan bertanya-tanya mengenai suatu permasalahan yang dilakukan secara tatap muka langsung, adapun metode pencerahan yaitu pembimbing memberikan petunjuk-petunjuk dan solusi guna menyelesaikan permasalahan yang dialami individu. Pembimbing agama seseorang yang memberikan tuntunan atau arahan kepada sasaran yang membutuhkan, jadi dari berbagai metode yang ada, pembimbing akan memberikan metode yang menarik agar sasaaran lebih mudah memahami materi yang disampaikan. B. Kecerdasan Emosional 1. Pengertian Kecerdasan Emosional Suharsono menyebutkan bahwa, kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan masalah secara benar, yang secara relatif lebih cepat dibandingkan dengan usia

32

biologisnya.10 David Wechsler, seorang penguji kecerdasan. Menurutnya, kecerdasan adalah kemampuan sempurna (komprehensif) seseorang untuk berperilaku terarah, berfikir logis, dan berintraksi secara baik dengan lingkungannya.11 Sedangkan menurut C.P mengartikan intelegensi itu sebagai kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif.12 Emosi adalah suatu keadaan yang kompleks dari organisme, yang menyangkut perubahan jasmani yang luas sifatnya dan pada sisi kejiwaan, suatu keadaan terangsang atau pertubasi (gusar/terganggu), ditandai oleh perasaan yang kuat, dan biasanya suatu dorongan ke arah suatu bentuk tingkah laku tertentu.13 Adapun menurut KBBI, “kecerdasan emosional adalah kecerdasan yang berkenaan dengan hati dan kepedulian antar sesama manusia, makhluk lain, dan alam sekitar.”14 Emosional berkaitan dengan ekspresi emosi, atau dengan perubahan-perubahan yang mendalam yang menyertai emosi. Mencirikan individu yang mudah terangsang untuk menampilkan tingkah laku emosi.

10 Suharsono, Mencerdaskan Anak (Depok : Inisiasi Press, 2003) h. 43. 11 Makmun Mubayidh, Kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak, Terj. Dari Adzaka’ Al-Athifi wa Ash-Shihhah Al- Athifiyah oleh Muhammad Muchson Anasy, (Jakarta : Pustaka AlKausar, 2010), cet ke 4, h. 13. 12H. Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Rosda, 2011), cetakan ketiga, h.106. 13 James Drever, Kamus Psikologi, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), Cet. 3, h. 133. 14 Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 209.

33

Daniel Goleman mengemukakan beberapa macam emosi, yaitu: a. Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, dan barangkali yang paling hebat, tindak kekerasan, dan kebencian patologis. b. Kesedihan : pedih, perih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, kesepian, ditolak, putus asa, dan kalau menjadi patologis, depresi berat. c. Rasa takut : cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takuts ekali, waspada, tidak tenang, ngeri, sebagai patologi, fobia, dan panik. d. Kenikmatan : bahagia, gembira, riang, puas, senang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, rasa terpesona, rasa puas, rasa terpenuhi, kegirangan luarbiasa, senang sekali, dan batas ujungnya, mania. e. Cinta : penerimaan, pesahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kemesraan dan kasih sayang. f. Tekejut : terkesima, terkejut, takjub, dan terpana. g. Jengkel : hina, jijik, mual, muntah, benci, tidak suka, dan mau muntah. h. Malu : rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur lebur.15

15Daniel Goleman, emotional Intellingence, Kecerdasan Emosional, terj. T. Hermaya, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2001), cet. Ke 11, h. 411.

34

Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa macam-macam emosi ini dapat diarahkan dan jenis emosi negatif dapat menjadi problem bagi perkembangan anak dan dapat mempengaruhi perilaku dalam kehidupan anak dalam bersosial. Jadi Kecerdasan emosi terdiri dari dua kata, yaitu kecerdasan dan emosi. Menurut David Wechster yang dikutip oleh Makmum Mubayidh, seorang penguji kecerdasan, “kecerdasan adalah kemampuan sempurna seseorang berperilaku terarah, berpikirlogis, dan berinteraksi dengan baik dengan lingkungannya.”16 Kecerdasan Emosi adalah kemampuan untuk mengenali, mengolah, dan mengontrol emosi agar anak mampu meresponpositif setiap kondisi yang merangsang munculnya emosi-emosi.17 Nanan Syaodih mengatakan kecerdasan emosional adalah kemampuan mengendalikan diri (mengendalikan emosi), memelihara dan memacu motivasi untuk terus berupaya dan tidak mudah menyerah atau putus asa, mampu mengendalikan dan mengatasi stress, mampu menerima kenyataan, dapat merasakan kesenangan meskipun kesulitan.18

16 Makmun Mubayidh, Op.Cit., h. 13. 17Riana Mashar, Emosi Anak Usia Dini Dan Strategi Pengembangannya, (Jakarta: Kencana, 2011, h. 60. 18 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2003), cet ke 1, h. 97.

35

Berikut ini adalah kecerdasan Emosional menurut para ahli yaitu:19 1. Salovey dan Mayer Menurutnya kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang dalam mengenali perasaan diri sendiri dan orang lain, memahami perasaaan dan mampu memaknainya, sekaligus dapat membedakan emosi positif dan negatif. Dengan adanya kemampuan memahami emosi diri dan orang lain dapat memandu proses berpikir dan bertingkah laku. 2. Cooper dan Sawaf Kecerdasan emosional didefinisikan sebagai kemampuan memahami dan merasakan. Kecerdasan emosional seseorang menuntut untuk belajar mengakui, kemampuan menggunakan emosi secara efektif untuk mencapai tujuan serta mencapai keberhasilan. 3. Howes dan Herland Howes dan Herland mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai perasaan yang telaknya pada lubuk hati dan naluri seseorang, atau cerdas dalam menggunakan emosinya. Dan apabila diakui dan dihormati akan merasakan sensai emosi dengan itu cerdas dalam mengelola emosi akan lebih paham tentang diri sendiri dan orang lain.

19Lisda Rahmasari, “Pengaruh Kecerdasan Intektual, Kecerdasan Emosi dan Kecerdasan Spritual Terhadap Kinerja Karyawan”. Majalah Ilmiah Informatika, Vol 3 No.1, Januari 2012, h. 8.

36

4. Goleman Goleman mendefinisikan kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang dalam memotivasi diri dalam menghadapi masalahnya, mampu mengatur suasan hati dan jiwa. Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional dapat menempatkan emosi pada porsi yang tepat. Mampu memilah kepuasan/menundanya sesuai keadaaannya. 2. Ciri-Ciri Kecerdasan Emosional Menurut teori Goleman, ciri-ciri kecerdasan emosional kedalam 5 (Lima) komponen sebagai berikut: kemampuan mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan kemampuan membina hubungan dengan orang lain, berikut penjelasannya; a. Kesadaran diri (Self Awareness) Mengetahui apa yang di rasakan dalam dirinya untuk panduan pengambilan keputusan, menyadari kemampuan diri sendiri dan memiliki kepercayaan diri yang kuat. b. Pengaturan Diri (Self Management) Untuk mencapai sebuah tujuan harus mampu menangani emosi menjadi positif, sehingga secara langsung mampu mengatur diri memiliki kepekaan pada kata hati, mengetahui bagaimana cara penyelesaian masalah yang dihadapi. Mereka paham kapan dia membaca dan mendalami permasalah dan melakukan aksinya.

37

c. Motivasi (Self Motivation) Sebuah dorongan atau hasrat yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun diri menuju sasaran, membantu pengambilan inisiatif. Adanya motivasi akan membuat seseorang berusaha sekuat tenaga untuk mencapai yang diinginkannya. d. Empati (Empathy/Social awareness) Kemampuan merasakan apa yang dirasakakan orang lain, mampu memahami perspektif orang lain dan menumbuhkan hubungan saling percaya, serta mampu menyelaraskan diri dengan berbagai tipe hubungan. e. Keterampilan Sosial (Relationship Management) Kemampuan berhubungan sosial dengan orang lain, mampu membaca situasi dan jaringan sosial secara cermat, berinteraksi dengan lancar. 20 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, kesadaran diri dan pengaturan diri adalah pengambilan keputusan dengan cara baik, menyadari dan merasakan secara efektif ketika emosi melanda, mengolah emosi menjadi postif, dan mengamati diri sendiri saat sedang melakukan sebuah proses agar sesuai dengan keinginan seseorang yang mau dicapai. Motivasi yaitu menggerakan hasrat untuk lebih pecaya diri dalam mengambil keputusan dan bertindak efektif untuk menghadapi frustasi. Empati

20Lisda Rahmasari, “Pengaruh Kecerdasan Intektual, Kecerdasan Emosi dan Kecerdasan Spritual Terhadap Kinerja Karyawan”. Majalah Ilmiah Informatika, Vol 3 No.1, Januari 2012, h. 8.

38

merupakan merasakan apa yang orang lain rasakan, mampu menjalin hubungan, dan memahami emosi orang lain. Selanjutnya keterampilan sosial, yaitu mampu berkomunikasi antar sesama, mampu mempertahankan hubungan dengan cara membaca situasi ketika sedang berinteraksi dengan orang lain. 3. Aspek-Aspek Kecerdasan Emosional Goleman mengutip Salovey menempatkan kecerdasan pribadi Gardner dalam definisi dasar atau indikator tentang kecerdasan emosional yang dicetuskanya dan memperluas kemampuan tersebut menjadi lima aspek, yaitu: a. Kesadaran atau mengenali diri Emosi diri sendiri harus dikenali dan disadari, ketika perasaan emosi muncul sewaktu-waktu, mampu mengendalikan suasana hati dan mewaspadai adanya tindakan di luar hati nurani. b. Mengelola emosi Mengelola emosi merupakan keterampilan agar emosi terekspresikan secara tepat. Di samping itu ia akan mudah menerima, mampu menghibur diri, melepas kecemasan, atau mengatasi kegagalan, bertanggung jawab atas perasaan dan kebahagiannya, serta mengubah emosi negatif menjadi proses belajar yang membangun. Dengan pengedalian emosi ini dapat menentukan seberapa baik kita mampu menggunakan keterampilan- keterampilan lain manapun yang kita miliki, termasuk

39

intektual yang belum terasah.21 Kemampuan menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat. Tergantung kepada kesadaran sendiri seperti kemampuan untuk menghadapi badai emosi juga dapat memperkirakan berapa lama emosi berlangsung.22 c. Memotivasi diri sendiri Menurut Daniel Goleman, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri ini juga menjaga diri dari frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak berlebih-lebihan kesenangan, mengatur suasana hai dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati, dan berdoa.23 Kemampuan menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan, yaitu kemampuan menahan diri. d. Mengenal emosi orang lain Kemampuan mengenal emosi orang lain/empati ialah kemampuan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, mampu memahami perspektif mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang.24 Keterampilan bergaul berdasarkan kesadaran diri emosinya, piawai mengenali emosi orang lain, dikatakan juga memiliki kesadaran yang tinggi. Semakin terbuka pada emosi diri sendiri, makin mampu

21Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional. Op. Cit., h. 45 22Zulfan Saam, Op. Cit, h.161. 23Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional. Op. Cit., h. 43. 24Ibid,. h. 514.

40

mengenal dan mengakui emosi orang lain. Makin mudah seseorang membaca perasaan orang lain. e. Membina hubungan Merupakan salah satu kemampuan mengelola emosi orang lain. Agar terampil membina hubungan dengan orang lain, seseorang harus mampu mengenal dan mengelola emosinya. Untuk bisa mengelola emosi orang lain, seseorang perlu telebih dahulu mampu mengendalikan diri. Mengendalikan emosi yang mungkin berpengaruh buruk dalam hubungan sosial, menyimpan dulu kemarahan dan beban stres tertentu, serta mengekspresikan diri.25 Menurut uraian di atas aspek-aspek kecerdasan emosional meliputi: seseorang dapat mengenali dan mengelola emosinya ketika dihadapkan dalam situasi tersebut. Mengelola emosi berarti bukan meniadakan perasaan tidak menyenangkan untuk merasakan perasaan bahagia, namun seseorang mampu mengendalikan perasaaan keterpurukan itu yang terus-menerus mengisi diri. Orang yang cerdas dalam mengenali dan mengelola emosinya sangat cepat bangkit dari kemurungan, mampu menenangkan suasana hati dan mampu menguasai dirinya untuk selalu bersikap tenang. Kemudian membina hubungan dengan orang lain yaitu, kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain secara baik, memiliki

25Zulfan Saam, Op. Cit, h. 161

41

kemampuan berkomunikasi dengan orang lain, serta memahami membina hubungan dengan orang lain sangat penting. 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan Emosional a. Lingkungan keluarga Keluarga merupakan sebuah basis awal kehidupan bagi setiap manusia, dan sekolah pertama dalam mempelajari emosi yaitu kehidupan keluarga/keberadaaan keluarga. Ketika anak masih bayi dapat diajarkan kecerdasan emosi itu melalui contoh ekpresi. Peran keluarga sangat penting dalam membentuk emosi yang akan berguna bagi anak dikemudian hari ketika sudah siap dihadapkan dengan keadaan yang nyata. Anak diajarkan kebiasaan bertanggung jawab, peduli, dan disiplin. Ketika anak- anak menghadapi permasalahan ia mampu menyelesaikan dan mampu menguasai diri dengan baik, yang akan terhindar dari perilaku yang negatif. b. Lingkungan non keluarga Lingkungan masyarakat adalah faktor kedua setelah keluarga. Bermain merupakan saran bagi anak-anak untuk belajar mengenali lingkungan kehidupannya, dengan bermain anak akan belajar berinteraksi dengan orang lain. Anak akan berperan sebagai inidvidu ketika sudah berada diluar lingkungan keluarga, sehingga emosi anak terbentuk dari keadaan di mana anak

42

tersebut bermain peran. Anak dengan sendirinya mulai mengerti dengan keadaan orang lain. Kecerdasan emosi dapat ditingkatkan melalui, empati, bertanggung jawab dan lain sebagainya.26 Di atas dapat disimpulkan bahwa kedua faktor tersebut dapat mempengaruhi emosi anak, baik atau tidaknya seseorang tergantung dari lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat di mana anak tersebut diasuh. Keluarga merupakan contoh langsung dalam pembentukan emosi, yang setiap hari ia lihat. Dengan cara melatih kedisiplinan, bertanggung jawab, dan peduli secara tidak langsung anak mampu mengendalikan diri dan mampu menguasai diri ketika emosi tersebut sedang tejadi pada dirinya. Selanjutnya, lingkungan non keluarga atau masyarakat menjadi faktor kedua membentuk kecerdasan emosi dengan bermian dan bermain peran dengan teman- temannya, terkadang anak lebih terbuka dengan temannya ia akan mulai mempertanyakan berbagai persoalan- persoalan mereka. Secara langsung memberikan kesempatan pada anak untuk mengolah dan mengenal emosinya sendiri. 5. Usaha-usaha Membentuk Kecerdasan Emosional Kecerdasan emosional tidak berkembang dan terbentuk secara alamiah, artinya kematangan seseorang tidak didasarkan pada perkembangan usia seseorang.

26Daniel Goleman, Mengapa Emosional : Mengapa EL lebih penting daripada IQ, h. 267-282.

43

Banyak para pakar yang merumuskan kiat-kiat membentuk kecerdasan emosional. Di antaranya adalah pendapat Claude Stainer yang mengemukakan tiga langkah utama dalam membentuk kecerdasan emosional yaitu: a. Membuka hati Simbol pusat emosi yang dapat merasakan nyaman atau tidak nyaman yaitu dengan cara membuka hati. Dapat dimulai dengan membebaskan hati dari yang membatasi kita seperti emosi yang terus-menerus menghasut bertindak negatif, untuk menghindari hal tersebut, mampu menebarkan kasih sayang antar sesama. Mau mengkomunikasikan masalah yang dimiliki. b. Menjelajahi daratan emosi Setelah membuka hati, kita dapat menyadari bahwa emosi sangat berperan dalam kehidupan seseorang, kembali kepada diri sendiri kita harus mengenal ketika emosi tersebut mengarah ke negatif sehingga akan menjadi pribadi yang lebih baik dalam menanggapi perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain. c. Bertanggung jawab Untuk memperbaiki kerenggangan suatu hubungan, kita harus mengambil tanggung jawab. Setelah dapat membuka hati dan memahami perasaan emosi diri sendiri dan orang lain. Kecerdasan emosional mengacu pada kemampuan untuk mengenali makna- makna emosi dan hubungannya dengan menggunakan

44

berbagai macam cara untuk pemecahan masalah, salah satunya membuka hati agar hati lebih tenang, selanjutnya kita harus menjelajahi daratan emosi agar dapat memahami perasaan diri sendiri dan orang lain, bertanggung jawab atas segala sesuatu adalah hal yang penting untuk mempertahankan suatu hubungan dengan orang lain.27 C. Kecerdasan Emosional Menurut Perspektif Islam Manusia memiliki pembawaan emosi yang sangat unik dan banyak, yaitu kekayaan dalam mengekspresikan emosinya, dapat dilihat saat orang lain menghadapi atau mengalami suatu masalah. Dalam mengemban tugas sebagai “Kholifah di muka bumi”, manusia telah dibekali dengan berbagai emosi oleh Allah swt, sehingga manusia dapat survive dalam kehidupannya. Banyak ayat al-Qur’an dan Hadits menggambarkan emosi dengan cara yang berbeda-beda, yaitu emosi positif dan negatif. Satu peristiwa yang sama dapat membuat banyak orang mengeluarkan respon emosional yang berbeda-beda. Surah al- A’raf (17):150).28

27Agus Hermanto, Quatum Quatient, Kecerdasan Quantum, cara Cepat Melejitkan IQ, EQ, dan SQ Secara Cepat, cetke- 12, h.76. 28Ahmad Hatta, Tafsir Qur’an (Jakarta: Maghfirah Pustaka, 2009), h169.

45

َ َ َّ َ َ َ ُ َ ٰٓ َ َ ْ َ ْ َٰ َ َ ً َ َ ْ َ َ َ َ ْ ُ ُ ۢ َ ْ ٰٓ وَلا رجع موس ٰى ِإلٰى قو ِم ِهۦ غضبن أ ِسفا قال ِبئسما خلفتم ِونى ِمن بع ِدى ۖ َ َ ْ ُ ْ َ ْ َ َ ُ ْ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ ُ ُّ ُ َ ْ َ َ ْ َ ُ َّ أع ِجلتم أمر ِربكم ۖ وألقى ٱْللواح وأخذ ِب رأ ِس أ ِخ ِيه ي جر ۥٰٓه ِإلي ِه ۚ قال ٱبن أم َّ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َ ُ َ َ ُ ۟ َ ْ ُ ُ َ َ َ ُ ْ ْ َ ْ َ ْ َ ٰٓ َ َ َ َ ْ َ ْ ِإن ٱلقومٱستضعف ِونى وكادوا يقتلونِنى فَل تش ِمت ِب ىٱْلعداء وَل تجعلِنى َ َ ْ َ ْ َّٰ َ مع ٱلقو ِمٱلظِل ِمين

Artinya: Dan tatkala Musa telah kembali kepada kaumnya dengan marah dan sedih hati berkatalah dia: "Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan sesudah kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji Tuhanmu? Dan Musapun melemparkan luh-luh (Taurat) itu dan memegang (rambut) kepala saudaranya (Harun) sambil menariknya ke arahnya, Harun berkata: "Hai anak ibuku, sesungguhnya kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka membunuhku, sebab itu janganlah kamu menjadikan musuh- musuh gembira melihatku, dan janganlah kamu masukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang zalim" Dari paparan ayat di atas dapat disimpulkan bahwa manusia memiliki respon emosi yang kaya dalam mengekspresikan sesuatu. Kekayaan masing-masing emosi tergambar dalam paparan ayat seperti marah dan sedih. Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang baik mampu mendengarkan kata hatinya. Menurut Ary Ginanjar secara sederhana mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai

46

kecerdasan merasa, kecerdasan erat kaitannya dengan qolbu (hati).29 Dalam Islam seseorang mengelola emosi atau mengekspresikan emosi dengan bentuk bersabar menghadapi masalah, dengan memiliki masalah dan dihadapi dengan sabar akan lebih mampu menerima kenyataan. Orang yang sabar akan mendapatkan balasan dari hasil sabarnya. Seperti yang dijelaskan di dalam al-Quran Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Apapun yang ada di dunia akan kembali lagi kepada Allah. Maka manusia yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi ialah manusia yang mampu mengolah emosinya dengan cara bersabar. D. Anak Yatim 1. Pengertian Anak Yatim Kata “anak yatim” merupakan gabungan dari dua kata, yaitu “anak” dan “yatim”. Istilah “anak” dalam bahasa arab disebut waladun dan jamaknya auladun yang berasal dari akar kata walada – yalidu – wiladatan – maulidan. Sedangkan dalam bahasa Indonesia anak berarti keturunan. Menurut beberapa ahli yang mendefinisikan tentang arti anak yatim, di antaranya: a. Menurut Raghib al-Isfahani, seseorang ahli kamus al- Qur’an bahwa istilah yatim bagi manusia digunakan

29Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosional Dan Spritual, ( Jakarta: Arga, 2001).

47

untuk orang yang ditinggal mati ayahnya dalam keadaan belum dewasa.30 b. Menurut Peter Salim dan Yenny Salim dalam kamus bahasa Indonesia kontempore mengatakan bahwa tidak beribu atau tidak berbapak, atau tidak mempunyai ibu dan bapak, tetapi sebagaian menyebutkan sebutan untuk anak yatim ialah untuk anak yang bapaknya meninggal.31 Anak yatim dapat juga diartikan sebagai anak yang keluarganya tidak lengkap, sebutan bagi anak yang kehilangan ibu yaitu piatu sedangkan kehilangan ayah yaitu yatim. Masa keyatiman seorang anak itu ada batasnya, yaitu ketika ia telah baligh dan tampak rusyd (kemandirian) pada dirinya. 2. Anak yatim dalam pandangan Islam Islam memberikan perhatian khusus terhadap diri anak yatim karena kecilnya dan ketidakmampuannya untuk menjalankan kemaslahatan yang menjamin kebahagian hidup di masa depan, dengan perhatian ini, umat dapat menghindarkan kejahatan atau bahaya yang mengancam mereka, seperti mereka tidak bisa memperoleh pendidikan karena kehilangan orang tua yang mengasuh, mendidik dan memeliharanya.32 Dalam al-Qur’an, Allah SWT berkali-kali menyebutkan anak yatim. Kata yatim menunjukkan kepada suatu kemiskinan. Dan definsinya yatim digambarkan sebagai orang yang mengalami

30 Dahlan Addul Azizi, Ensiklopedia Hukum Islam, (Jakarta: PT Icktiar Baru Van Hoeve, 1996), h. 1962. 31Peter Salim & Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontempore, (Jakarta: Modern English, 1991), h. 1727. 32Mahmud Syaltut, Tafsir Al-Qur’anul Karim, (Bandung: CV. Diponegoro, 1990), h. 348.

48

penganiayaan, perampasan harta, dan tidak memperoleh kehormatan serta layanan yang layak. Al-Qur’an dan Hadits secara tegas memerintahkan agar kita berbuat baik kepada anak yatim. Mereka adalah sosok yang harus dikasihi, dipelihara, dan diperhatikan. Kedudukan anak-anak yatim dalam Islam sangat tidak disepelekan.33 Dalam artian mereka memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Surah al-Maun (1-5).34

َ َ َ ْ َ َّ ْ ُ َ ُ ْ َ ٰ َ َّ ْ َ ُ ُّ ْ َ ْ َ َ َ ُ ُّ َ ٰ ارءيت ال ِذي يك ِذب ِب ِالدي ِن ) ا( فذِلك ال ِذي يدع الي ِتيم َ)( وَل يحض علي َ َ ْ ْ ْ َ َ ْ ٌ ْ ُ َ ْ َ َّ ْ َ ُ ْ َ ْ َ َ ْ َ ُ ْ َ طع ِ ام ِاَلس ِكي ِن )٣(فويل ِللمصِلين)ع( ال ِذين هم عن صَلِتِهم ساهون )ة(

Artinya: “Adakah engkau ketahui orang, yang mendustakan pembalasan (agama)? maka demikian itu ialah orang yang mengusir anak yatim. dan tiada menyuruh memberi makan orang miskin. maka celakalah (azablah) bagi orang- orang yang sembahyang. yang mereka itu lalai dari sembahyang.35 Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa kita sebagai manusia harus memerdekakan anak yatim, memberikan kasih sayang, mengurus, memberi pendidikan, kesehatan, tempat tinggal baik secara mental, fisik maupun sosialnya, sehingga kelak menjadi anak yang shalih dan berguna. Agama Islam

33Muhammad Ifran Firdauz, Dahsyatnya Berkah Menyatuni Anak Yatim, (Yogyakarta: Pustaka Albani, 2012, h. 11. 34Ahmad Hatta, Tafsir Qur’an (Jakarta: MaghfirahPustaka, 2009), h 602. 35Depag RI, (Al-Quran Al-Karim Dan Terjemah nya, 2000).

49

sangat memuliakan anak yatim maka dari itu tentu harus mempertahankan keberadaan anak yatim. E. Analisis SWOT Menurut Jorgiyanto, SWOT digunakan untuk menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari sumber- sumber daya yang dimiliki perusahan dan kesempatan- kesempatan eksternal dan tantangan-tantangan.36 SWOT adalah akronim untuk kekuatan (Strengths), kelemahan (Weakness), dan peluang (Opportunities), ancaman (Threats) dari lingkungan eksternal perusahaan.37 Menurut Rangkuti, matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman ekternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuiakan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik sini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis.38

36Jorgiyanto, Sistem Informasi Strategik untuk keunggulan Komperatif, (Yogyakarta: PT. Andi Offiset, 2005), h.15. 37 David, Fred R. Manajemen Strategis (Jakarta: PT. Salemba Empat, 2006), h.34. 38 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 28.

50

Matriks SWOT IFAS Kekuatan Kelemahan (Strengths) (Weakness) Peluang STRATEGI SO STRATEGI WO (Opportunity) Ciptakan strategi Ciptakan strategi yang yang menggunakan menimalkan kekuatan untuk kelemahan untuk memanfaatkan memanfaatkan peluang. peluang. Ancaman STRATEGI ST STRATEGI WT (Threats) Ciptakan strategi Ciptakan strategi yang yang menggunakan meminimalkan kekuatan untuk kelemahan dan mengatasi ancaman. menghindari ancaman.

Berikut ini keterangan dari matriks SWOT di atas: 1. Strategi SO (Strength and Opportunity). Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. 2. Strategi ST (Strength and Thread). Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. 3. Strategi WO (Weakness and Opportunity). Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

51

4. Strategi WT (Weakness and Threats). Strategi ini berdasarkan kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman,39 Tujuan utama dari analisis SWOT adalah untuk mengindentifikasi strategi yang selaras. Menyelesaikan atau mencocokan sumberdaya dan kemampuan organisasi dengan tuntunan lingkungan di mana organisasi bersaing.

39Ibid. h 29-30

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Sejarah dan Perkembangan Yayasan Panti Asuhan Aria Putra

Pada awal dimulainya Orde Baru keadaan masyarakat di kawasan Ciputat dan sekitarnya benar- benar masih sangat memperihatinkan, atau boleh dikatakan berada dibawah garis kemiskinan. Keadaan saat itu banyak sekali anak-anak yang tidak sekolah bahkan jika ada anak yang bisa menyelesaikan pendidikan sampai SD, sudah termasuk hebat. Penyebab utama yaitu, faktor ekonomi orang tua yang tidak mungkin menghantarkan anak-anak mereka ke jenjang tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Terlebih lagi bagi anak-anak yang sudah tidak mempunyai orang tua lengkap.

Terdorong oleh keadaan itulah, serta berpegang pada ayat suci al- Qur’an surat al-Ma’un maka para pengurus yayasan mulai mencoba menghimpun anak- anak yang kurang beruntung. Namun mengingat kemampuan ORSOS (Yayasan) pada saat itu masih sangat terbatas, maka tingkat penyantunan kepada anak- anak baru mampu memberi makan, dengan pembuatan dapur umum. Dengan sistem pelayanan datang dan pergi, mereka datang setelah itu kembali kerumah masing- masing,kondisi seperti ini berjalan kurang lebih dua tahun.

52

53

Panti Asuhan Aria Putra berdiri sejak 20 Februari 1964, berdasarkan surat pendirian oleh akte notaris R.M. Soerojo No.86 di Jakarta. Pada awal berdirinya Yayasan ini bernama “Yayasan Asuhan Yatim Piatu”, namun setelah melalui perjalanan panjang, dengan berbagai pertimbangan maka terhitung mulai tanggal 24 Agustus 1984 berganti nama menjadi Yayasan Aria Putra. Dengan surat perubahan nama oleh akte notaris Ny. Soenardi Adi sasmito No.29 di Jakarta. Saat itu Yayasan baru bisa menampung anak- anak dengan jumlah yang terbatas yaitu 25 anak, dengan menempati rumah pengajian kaum ibu muslimat yang dipimpin oleh ibu Fatimah sebagai pengurus.1 B. Bentuk Pembinaan Anak Asuh 1. Mengikuti pandidikan formal, sesuai dengan minat dan kemampuan anak. 2. Bimbingan pendidikan agama (kerohanian), yang dilaksanakan didalam panti. 3. Pembinaan mental dan fisik, berupa kegiatan seni bela diri dan olahraga. 4. Bimbingan keterampilan, dengan mengikuti kursus-kursus di luar jam pendidikan formal. C. Prosedur Penerimaan Anak Asuh Prosedur maupun persyaratan calon anak asuh sebagai persiapan atau bahan pembinaan lanjutan anak. Adapun

11Wawancara Pribadi dengan Sekretaris Panti Asuhan Bapak Syamsudin, 28 April 2020 54

sebagai persyaratan anak masuk ke panti asuhan antara lain : 1. Status anak jelas 2. Mengisi biodata 3. Surat keterangan pemerintah setempat, di mana keluarga anak tinggal 4. Surat keterangan kesehatan 5. Foto copy kartu keluarga 6. Foto copy kartu tanda penduduk orang tua/wali 7. Pas foto 3 x 4 D. Kategori Status Anak2 Status anak yang memungkinkan untuk di santuni antara lain: 1. Status yatim : (Ayah Meninggal) 2. Piatu : (Ibu Meninggal) 3. Yatim piatu : (Ayah Ibu Meninggal) 4. Keluarga tidak mampu 5. Keluarga broken home E. Visi dan Misi a. Visi Mengantarkan anak-anak untuk menjadi insan yang mandiri dan berakhlak mulia.

2 Company Profie Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, (Microsoft Word, 2017) 55

b. Misi Dikembangkan dengan cara pendidikan keagamaan dan akademik yang mengarah kepada kegiatan yang bersifat pembinaan.3 F. Susunan Pengurus Panti Asuhan Aria Putra Ketua : H. Deddy Munadi, S. Pd. Sekretaris : Syamsuddin, S. Pd.I Bendahara : Hj. Tunjang Purbasari Pendidikan : Arie Andhika Pengasuh PA : 1. Suwandi 2. Suryana Konsumsi : Tini Rostini Pengasuh PI : 1. Khadijah 2. Dewi K Keagamaan : 1. H. Umar Bolas.P 2. H. Fajarudin Jamal

G. Tingkat/Status Pendidikan Jumlah PT SD SMP/MTs SMU/k TMT Total Kelamin SMK

Laki-Laki 2 3 3 5 - 12

Perempuan - 4 4 8 1 17

Jumlah 2 7 7 13 1 30

3Wawancara Pribadi dengan Syamsuddin, Ciputat, 18 April 2020. 56

H. Fasilitas, Sarana dan Prasarana4 Ruang Tamu 1 Ruang Ruang aula 1 Ruang Ruang tidur Putra 8 Ruang Ruang tidur Putri 8 Ruang Ruang pengasuhan 1 Ruang Ruang gudang 2 Ruang Ruang cuci putri 1 Unit Ruang cuci putra 1 Unit Ruang pengurus 1 Unit Musholah 1 Unit Kamar + Wc putra 4 Ruang Kamar + Wc putri 4 Ruang Ruang belajar + perpustakaan 1 Ruang Sarana belajar (meja dan kursi) 5 Unit Halaman bermain dan olahraga 1 Unit Ruang masak 1 Unit Tempat Penyimpanan Barang 1 Unit Tempat cuci alat-alat masak 1 Unit Peralatan masak 1 Unit Ruang makan beserta peralatan makan 1 Ruang Lemari makan 3 Unit

4Wawancara Pribadi dengan Sekretaris Syamsuddin, Ciputat, 18 April 2020. 57

Mobil 2 Unit Wifi 1 Unit Telepon 1 Unit Laptop 2 Unit Printer 2 Unit

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Identitas Informan 1. Pengurus Pembinaan Anak Pak Arie Andhika merupakan pengurus pembinaan anak, beliau juga merupakan putra dari ketua panti asuhan yaitu bapak H. Deddy Munadi, S. Pd. Beliau beralamat di Jl. Aria Putra No 1 Ciputat Tangerang Selatan. Beliau lahir pada tanggal 2 April 1986. Pak Arie sekaligus membantu di bidang administrasi, riwayat pendidikan alumni mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan pendidikan bahasa inggris pada tahun 2004.1 2. Pembimbing Agama Pembimbing di panti asuhan Aria Putra Ciputat ada 2 orang yaitu: a. Ustad Fajarudin Jamal Pak ustad jamal adalah pembimbing agama di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, beliau ustad yang di datangkan dari luar panti khusus untuk membimbing kegiatan Bimbingan Agama Islam. Ustad Fajarudin Jamal tinggal di Tangerang, beliau lahir pada tanggal 12 Januari 1977. Beliau saat ini menetap di Jl. Cimandiri RT 001 RW 08 NO. 23 Cipayung Ciputat Tangerang Selatan. Pak ustad Jamal mulai berceramah dari mushollah ke mushollah, kampung ke kampung, sampai mengisi pengajian di majelis ta’lim dan sampai sekarang. Beliau

1Wawancara Pribadi dengan Pengurus Pembinaan Anak Bapak Arie Andhika pada tanggal 21 Mei 2020

58

59

juga diamanahkan menjadi Pembimbing Agama Islam dibeberapa panti asuhan yang ada di Tangerang Selatan.2 b. Suwandi Kakak Suwandi adalah salah satu pembimbing di Panti Asuhan Aria Putra, ia tinggal di panti sejak tahun 2012. Kak Suwandi berasal dari Cianjur tanggal 13 April 1996 yang beralamat di Jl. Tanggeung RT RW 003/004. Kak Suwandi masih terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Pamulang jurusan Akuntasi Syariah.3 3. Anak Asuh Dalam kesempatan ini, penulis akan mencoba memaparkan identitas terbimbing yang menjadi subjek penelitian ini, berjumlah 5 orang anak yang berusia 15-17 tahun menginjak Sekolah Menengah Atas (SMA) tinggal di Panti Asuhan Aria Putra selama 6 tahun yaitu: Novi yana, Ihsan Nurjaman, Gilang Ramadhan, Dede Lisna, dan Varra Fauzia Luthfi. a. Novi yana Novi begitu sapaan akrabnya, novi adalah anak ke 4 dari 6 bersaudara, Novi berasal dari Purwokerto, lahir di Tangerang 01 November 2002. Keluarganya memasukkan ia ke panti karena faktor ekonomi keluarga yang kurang, ibu bekerja sebagai IRT (ibu rumah tangga), sedangkan ayah pengangguran, adik di angkat anak dengan oranglain. Novi tinggal di panti sudah 6 tahun, pada tanggal 13 juni 2015.

2 Wawancara Pribadi dengan Pembimbing Agama Ustad Fajarudin Jamal pada tanggal 20 Mei 2020. 3 Wawncara Pribadi dengan Pembimbing Agama Kak Suwandipada tanggal 20 Mei 2020

60

Masuk panti kelas 1 MTs di Muhammdiyah. Kini ia duduk di bangku SMK Negeri 5 Pamulang. Di ajak ke panti oleh saudara yang memiliki kenalan seorang pengurus di Panti Aria Putra.4 b. Ihsan Nurjaman Ihsan merupakan anak Panti Asuhan Aria Putra yang sudah lama tinggal di panti yaitu selama 6 tahun, masuk sejak tanggal 13 juni 2015. Ihsan berasal dari Cianjur. Lahir pada tanggal 03 Februari 2001. Ihsan dimasukkan ke panti karena kurangnya biaya untuk melanjutkan pendidikan, diantar ke panti oleh orang tua yaitu bapak. Anak pertama dari dua bersaudara. Masuk kelas 7 MTs Muhammadiyah 1 Ciputat. Kini menempuh pendidikan di SMK Muhammadiyah.5 c. Gilang Ramadhan Lang sapaan dari teman-teman panti, gilang berasal dari Serang Cilegon, lahir pada tanggal 05 Desember 2001, ibu IRT ayah wiraswasta, anak kedua dari lima bersaudara. Gilang sudah 6 tahun berada di panti dan kini sudah menempuh pendidikan di SMK Muhammadiyah 3. Awal masuk panti kelas 1 smp di MTs Muhammdiyah 1. Dimasukkan ke panti karena ekonomi keluarga dan

4 Wawancara Pribadi dengan Anak Asuh Noviyana pada tanggal 25 Mei 2020 5 Wawancara Pribadi dengan Anak Panti Ihsan Nurjaman pada tanggal 25 Mei 2020

61

pergaulan bebas. Sebelum masuk panti saya dulu suka tauran.6 d. Dede Lisna Lisna adalah salah satu anak Panti Asuhan Aria Putra yang berasal dari Bogor, Lisna lahir di Bogor pada tanggal 15 Mei 2002. Dimasukkan di panti asuhan sejak tanggal 3 Agustus 2014, sekarang sudah 6 tahun lamanya Dibawa ke panti oleh keluarga karena saudara tidak mampu membiaya sekolahnya, anak ke tiga dari empat bersaudara. Awal masuk panti SD kelas 5 di MI Sirojol Atfal, kini menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Ciputat keadaan keluarga saat ini ibu sudah menikah lagi semenjak ayahnya meninggal, sedangkan adiknya adopsi orang lain, kini ayah tirinya bekerja sebagai kuli bangunan.7 e. Varra Fauzia Luthfi Masuk panti sejak 13 juni 2014, lahir di Jakarta yang berasal dari Kebayoran Lama, lahir pada tanggal 24 September 2002, menghuni panti sudah 6 tahun. Dia dimasukkan ke panti karena faktor ekonomi, orangtuanya sudah berpisah, memiliki kakak seorang alumni di panti aria. Saudara ke tiga dari lima bersaudara. Varra memiliki saudara kembar di panti yang bernama Virra. Awal masuk panti kelas 6 di SDN

6 Wawancara Pribadi dengan Anak panti Gilang Ramadhan pada tanggal 25 Mei 2020. 7 Wawancara Pribadi dengan Anak Panti Dede Lisna pada tanggal 25 Mei 2020.

62

Sukabumi Selatan 03 Impres. Sekarang menempuh pendidikan di SMK 5 di Pamulang. 8 B. Aktifitas Bimbingan Agama di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat Secara umum pelaksanaan Bimbingan Agama di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, setiap anak wajib mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada, adalah muhadhoroh, pengajian, baca tulis al-Qur’an, kelas sharing dan motivasi. 1. Muhadhoroh Muhadhoroh merupakan kegiatan yang melatih mental untuk berani berbicara depan banyak orang atau seperti halnya berlatih berpidato. Kegiatan ini dilakukan pada malam jumat sehabis sholat magrib berjamaah yang dilakukan satu kali dalam seminggu. “Di malam jumat sehabis sholat berjamaah kita adakan kegiatan muhadhoroh melatih anak-anak guna lebih berani berbicara didepan teman-temannya dululah ya minimal, taukan kalo anak-anak disuruh berbicara mengenai suatu hal pasti sangat degdengan, nah di sini kita lihat bagaimana mereka mengelola perasaan cemas dan takutnya. Anak panti diwajibkan hadir dalam kegiatan muhadhoroh baik yang masih menginjak bangku SD maupun SMA mereka digilir secara bergantian, terkait tema yang disampaikan mereka diberi kebebasan untuk memilih.”9

Tak lupa pembimbing agama (Kak Suwandi) selalu memantau jalannya kegiatan. Dengan adanya kegiatan ini memberikan kesempatan pada anak untuk mau berbicara di

8 Wawancara Pribadi dengan Anak Panti Rarra Fauzia Luthfi pada tanggal 25 Mei 2020. 9Wawancara Pribadi dengan Pembimbing Agama Kak Suwandi pada tanggal 20 Mei 2020.

63

samping itu mereka bisa mengelola rasa cemas dan takut ketika suatu saat ditunjuk untuk mengisi suatu acara baik di dalam panti mapun di luar. Kegiatan muhadhoroh bertujuan untuk anak-anak dilatih agar berani berbicara di depan umum minimal di depan teman-temannya. Di samping itu mereka bisa sekaligus melatih skill agar kelak bisa bermanfaat bagi orang banyak. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, saat itu di panti ada kegiatan rutin mingguan, yaitu pelatihan muhadhoroh atau berpidato. Kegiatan ini melibatkan seluruh anak-anak panti wajib ikut agar mereka mempunyai keahlian di bidang public speaking. Kegiatan ini dilakukan pada malam jum’at sesudah solat isya berjamaah. Pembimbing agama dan pengurus ikut mendampingi anak panti ketika kegiatan ini dilakukan. Beberapa hari sebelum tampil mereka berdiskusi dengan pembmbing agama terkait ayat yang akan dibawakan. Untuk materi mereka sendiri yang memilih sesuai dengan ketertarikan masing-masing. Ketika kegiatan tersebut telah dimulai terlihat anak-anak membawa buku catatan dan pulpen untuk mencatat hal-hal yang penting dalam pidato yang disampaikan. Di samping itu setelah anak- anak telah menyampaikan isi pidatonya ustad pun memberikan arahan setelah itu, mulai dari cara berpidato, kecepatan, mimik wajah dan intonasi, tak lupa ustad juga menggali kembali tema yang sudah disampaikan. 10 Adapun

10 Observasi di Mushollah panti pada tanggal 15 Mei 2020.

64

media yang digunakan seperti microfon, mimbar dan buku catatan. “Terkait media yang ada aja seperti microfon, mimbar untuk anak-anak berpidato dan juga buku catatan.11

Dari pernyataan di atas bahwa pembimbing menggunakan microfon agar suara yang berpidato bisa didengarkan oleh orang lain, kemudian mimbar digunakan agar anak-anak berbicara layaknya ustad dan juga buku catatan agar anak-anak bisa mencatat isi dari materi yang disampaikan oleh pemateri. Selain itu anak panti Novi Yana juga menjelaskan bahwa: “Pokoknya seneng deh kak, ditambah lagi kegiatan muhadhoroh saya merasa lebih pede ketika berbicara, memang agak takut dan degdegan pas mau naik pidato tapi setelah kita lewati semuanya kayak plong gitu. Iya, saya akrab dengan semuanya, walaupun awalnya masih malu-malu.”12

Setelah mengikuti Bimbingan Agama muhadhoroh Novi Yana merasa memiliki kepuasan tersendiri ketika di hadapkan dengan sesuatu yang melatih emosi mereka seperti takut, cemas, dan malu. Sebelum masuk panti juga ia merasa malu oleh teman-temannya yang baru, dari kegiatan ini mereka memberanikan diri untuk saling mengenal dan mendapat ilmu dari materi yang disampaikan oleh orang lain.

11Wawancara Pribadi dengan Pembimbing Agama Kak Suwandi pada tanggal 20 Mei 2020. 12 Wawancara Pribadi dengan Anak Panti Novi Yana, 25 Mei 2020.

65

2. Pengajian Pengajian merupakan suatu perkumpulan atau kelompok yang diadakan untuk membahas suatu hal dari ustad ke jamaahnya. Ustad memberikan materi terkait dengan keadaan yang ada di lapangan, seperti ustad melihat anak yang salah dalam tata cara berwudhu, sholat dan lain sebagainya, kemudian di bahaslah di form pengajian tersebut. Kegiatan ini diadakan di mushollah panti pada hari malam rabu dan kamis pada pukul 18:30 s/d 20:20 WIB. Kegiatan ini dibimbing oleh Ustad Jamal yang didatangkan dari luar panti. Ustad Jamal menjelaskan bahwa: “Jadwal saya rabu dan kamis di malam itu saya berikan materi tentang fiqih, akhlak. Dilaksanakan pada hari rabu dan kamis pukul 18:30 WIB s/d 20:20WIB, anak-anak panti harus siap sebelum magrib dalam posisi sudah mengambil air wudhu, kemudian solat berjamaah, dilanjutkan dengan kajian ceramah, setelah waktu isya telah tiba, kami jeda dulu setelah solat baru di lanjut lagi. Tergantung materinya jikalau di rasa belum terbahaskan. Terlebih lagi terdapat pengurus yang selalu mensupport mereka. Selalu dan mengingatkan berbagai kegiatan di panti ketika anak-anak lalai.”13

Menurut pernyataan Ustad Jamal, pengurus tidak lupa selalu mengingatkan mereka segala kegiatan di panti, karena terkadang anak-anak dengan memiliki tugas sekolah di luar kegiatan panti kadang lalai dikerjakan.

13Wawancara Pribadi dengan Pembimbing Agama Ustad Jamal, 20 Mei 2020.

66

Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti melihat ustad dalam membahas materi pengajian biasanya mengangkat pembahasan dari kebiasaan anak panti seperti peneliti melihat anak panti pada saat itu ada yang berkelahi dan saling mendiami, sang ustad akan memberikan bimbingan sesuai dengan yang di alami anak-anak, di samping itu peneliti juga melihat ustad memberikan nasehat terkait tata cara wudhu karena pada saat solat di mulai terdapat anak- anak yang tergesa-gesa dalam berwudhu dan tidak memperdulikan tata cara berwudhu dengan benar.14 Adapun materi yang biasanya diberikan sesuai dengan masalah yang terjadi di dalam panti, dan salah satu di dalamnya terkait fiqh: meliputi tentang sholat seperti cara berwudhu, gerakan solat bacaan sholat macam-macam sholat, manfaat sholat dan ancaman bagi orang yang tidak melaksanakan sholat kemudian juga tharah, haid. “Fiqih membahas terkait tata cara sholat, wudhu, manfaat sholat, jenis-jenis sholat dan ancamannya bagi yang tidak sholat lebih ke hukumnya sih. Anak- anak sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini karena banyak dari mereka yang suka bertanya”15

Selain itu pembimbing juga memberikan materi terkait akhlak yaitu tentang cara berprilaku baik dalam kehidupan sehari-hari seperti membiasakan mengucapkan salam, tidak boleh bertengkar sama teman, mencium tangan ketika

14 Observasi di Musholla panti pada tanggal 14 Mei 2020. 15Wawancara Pribadi dengan Pembimbing Agama Ustad Jamal, 20 Mei 2020.

67

bersalam kepada orang yang lebih tua, bersifat jujur, saling menghargai, bersifat sabar, tawadu, ikhlas dan tawakkal. Dari pernyataan Ustad Jamal menyatakan bahwa Bimbingan Agama pengajian wajib diikuti oleh anak-anak panti, anak- anak panti sangat antusias mengikuti kegiatan bimbingan di buktikan banyak pertanyaan yang diajukan ketika kegiatan itu berlangsung. “Sedangkan akhlak lebih ke bagaimana mereka bisa saling menghargai, saling menyapa, mencium tangan ke yang lebih tua, jujur, sabar, ikhlas dan bertawakkal .”16

Dari pernyataan Ustad jamal anak-anak selalu di biasakan bersikap saling merhargai antar sesama, mencium tangan yang lebih tua, sopan dan selalu sabar, ikhlas dan bertawakkal kepada Allah. “Saya merasa senang karena materi dan cara penyampaian dari ustadnya juga bagus, bisa mengayomi saya layaknya seorang ayah yang menasehati anaknya. Saya dulu nakal suka berantem sama temen, pengetahuan agama saya kurang. Itupun kalau di sekolah belajar yaudah belajar sekedar belajar aja tapi diamalinnya ngga. Saya dulu susah banget membatasi diri dalam hal-hal buruk setelah saya belajar agama lebih dalam saya bisa membatasi dan membedakan hal-hal yang mungkin kurang baik bagi saya ”17

Dari pernyataan ihsan ia menjelaskan bahwa dari kegiatan pengajian ini ustad yang menyampaikan materi

16Wawancara Pribadi dengan Pembimbing AgamaUstad Jamal, 20 Mei 2020. 17Wawancara Pribadi dengan Anak Panti Ihsan Nurjaman, 25 Mei 2020.

68

sangat bagus dan ia paham, sang ustad juga berperan sebagai sosok seorang ayah bagi mereka ketika berbicara. Sebelum masuk panti ia suka berkelahi pengetahuan agama yang kurang, ibarat masuk telinga kanan keluar telinga kiri, setelah mengikuti Bimbingan Agama yang dilaksanakan di panti ia sudah bisa berprilaku baik dan bisa memilih yang baik untuk dirinya. “Yaa, saya gunakan metode ceramah biasanya atau kisah agar anak-anak lebih tertarik dan tidak merasa bosan. Kemudian saya juga menggunakan metode indvidu sekiranya ada anak-anak yang masih bertanya setelah kegiatan bimbingan selesai. Saya biasanya membagikan fotocopyan kepada anak-anak supaya bermanfaat dan bisa dibaca lagi, dan juga microfon agar anak-anak bisa mendengarkan saya ketika pada saat memberikan materi.”18

Ustad Jamal menggunakan metode ceramah dan tanyajawab, di mana ustad memberikan materi dengan cara lisan tehadap anak bimbingan, kemudian diadakan tanya jawab terkait materi tersebut. Dan menggunakan media seperti materi fotocopyan agar anak-anak setelah kegiatan Bimbingan Agama pengajian selesai bisa membacanya kembali. 3. Kelas Sharing dan Motivasi Kelas sharing dan motivasi dilakukan pada malam minggu yang dibimbing langsung oleh Kak Suwandi pada pukul 21.00 s/d 22.10. Kak Suwandi menjelaskan bahwa:

18Wawancara Pribadi dengan Pembimbing Agama Ustad Jamal, 20 Mei 2020.

69

“Di malam minggu di adakan kelas sharing dan motivasi.”19

Bapak pembinan anak Arie andhika juga menjelaskan bahwa: “Pembinaan keagamaan dalam bentuk kelas motivasi yang didakan pada malam minggu sekaligus belajar bareng.”20

Kegiatan ini dilakukan dengan cara anak-anak di bentuk kelompok untuk dibantu mengerjakan tugas yang diberikan guru, kemudian diadakan tanya jawab yang tidak formal antar anak panti dengan pembimbing, mulai dari persoalan akademik, agama atau suasana hati anak-anak sewaktu di sekolah dan di asrama. Tidak hanya itu, kak Suwandi juga mendatangi anak-anak yang memiliki masalah dengan teman sepantinya. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, kelas sharing tersebut diselingi dengan belajar bersama di mana mereka dibantu mengerjakan tugas sekolah, namun sebelum kelas sharing dilakukan terdapat seorang anak yang terlihat murung dan hanya terdiam saja, ternyata dari pembimbing menyadari hal tersebut, beliau memanggil anak tersebut dengan berbicara face to face. Setelah keadaan hati anak tersebut sudah agak membaik, pembimbing memberikan nasehat terkait persaudaraan, walaupun dari latabelakang yang berbeda namun mereka harus tetap saling

19Wawancara Pribadi dengan Pembimbing Agama Kak Suwandi, 20 Mei 2020. 20Wawancara Pribadi dengan Pengurus Pembinaan Anak Bapak Arie Andhika pada tanggal 21 Mei 2020

70

merangkul, mengasih dan menyayangi.21 Gilang Ramadhan menuturkan setelah mengikuti kegiatan ini: “Awalnya tuh degdegan ya, tapi saya seneng juga karena adanya sharing perasaan ini membuat kita tuh lebih terbuka, lebih bisa menerima mungkin kayak gituu kak.”22

Varra juga menjelaskan bahwa: “Senang dan beruntung ada kelas shering karena menumbuhkan semangat dan motivasi, kelas ini juga ga bosen soalnya asik, lebih leluasan aja.”23

Dari penyataan Gilang dan Varra di atas setelah mereka menjalani kelas sharing dan motivasi mereka merasakan adanya keterbukaan diri ketika memiliki masalah, ketika mereka memiliki masalah mereka bisa bercerita langsung oleh pembimbing. Di samping itu mereka juga mendapat motivasi dan masuk dari kelas tersebut. “Minggu itu saya memberikan bimbingan kelas motivasi dan sharing untuk anak-anak, materinya tentang kisah- kisah inspitarif orang-orang sukses dari alumni panti disini dan kisah nabi dahulu kala. Saya gunakan metode ceramah habis itu ada sesi tanya jawabnya juga, atau sesi di mana anak-anak diberi kesempatan untuk mau berbicara atau berbagi kisah agar jadi pembelajaran bagi yang lain.”24

Materi yang diberikan berupa berbagi cerita dan menceritakan kehidupan-kehidupan orang-orang susah yang

21 Observasi di Aula panti pada tanggal 21 Mei 2020. 22 Wawancara Pribadi dengan Anak Panti Gilang Ramadhan, 20 Mei 2020. 23 Wawancara Pribadi dengan Anak Panti Varra, 20 Mei 2020. 24Wawancara Pribadi dengan Pembimbing Agama Kak Suwandi, 25 Mei 2020.

71

menjadi sukses seperti kak alumni yang sudah menjadi guru, kepala sekolah agar mereka termotivasi dari cerita yang diberikan. Metode yang digunakan pembimbing agama adalah metode ceramah, tanyajawab dan memberikan kesempatan anak-anak untuk berbagi cerita. Mereka diajarkan untuk berani mengutarakan isi hati atau berani berbicara agar ceritanya bisa menjadi pembelajaran bagi anak-anak yang lain. C. Pembentukan Kecerdasan Emosional Anak Yatim di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat Pembentukan kecerdasan emosional yang diberikan oleh pembimbing agama yaitu dengan program-program berupa bimbingan seperti pengajian, muhadhoroh, kelas sharing dan motivasi. Berdasarkan aspek-aspek kecerdasan emosional menurut Daniel Goleman terbagi menjadi lima aspek yaitu: kesadaran atau mengenali diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenal emosi orang lain, dan membina hubungan.25 a. Kesadaran Diri Dalam membentuk kecerdasan emosional anak yatim di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat salah satunya melalui berbagai kegiatan bimbingan untuk membentuk kesadaran diri anak panti yaitu dengan cara mengingatkan yang dijelaskan oleh Ustad Jamal: “Terlebih lagi terdapat pengurus yang selalu mensupport mereka. Yang selalu mengingatkan

25Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional. Op. Cit., h. 45.

72

berbagai kegiatan di panti ketika anak-anak lalai.”26

Dari pernyaataan Ustad Jamal anak selalu diingatkan berbagai kegiatan di panti agar mereka tidak lalai. Bapak Arie Andhika selaku Pembina Anak juga menjelaskan bahwa: “Bimbingan agama seperti pengajian dilaksanakan pada hari rabu dan kamis 18:30 WIB s/d 20:20WIB. Anak-anak harus sudah mengambil air wudhu sebelum adzan dimulai setelah sholat magrib berjamaah dimulai dan dilanjut lagi setelah sholat isya yang dipimpin langsung oleh ustad jamal yang didatangkan dari luar panti. Untuk yang pertama itu mereka harus disiplin, ada Bimbingan Agama dalam bentuk pengajian di sana mereka mendapat materi terkait akhlak. Karena kita disini berperan sebagai pengganti orangtua sekaligus teman untuknya. Kami juga sebagai pengasuh selalu mengingatkan dan mengontrol anak-anak.”27

Bimbingan Agama berupa pengajian dilakukan setelah ba’da magrib dan isya, anak panti harus sudah mengambil air wudhu sebelum azan magrib di mulai, mereka diajarkan kedisiplinan dan tepat waktu. Pembimbing Ustad Jamal memberikan materi terkait akhlak yaitu tentang cara berprilaku baik dalam kehidupan sehari- hari seperti membiasakan mengucapkan salam, tidak boleh bertengkar sama teman, mencium tangan ketika bersalam kepada orang yang lebih tua, bersifat jujur, saling

26 Wawancara Pribadi dengan Pembimbing Agama Ustad Fajarudin Jamal, 25 Mei 2020. 27 Wawancara Pribadi dengan Pembimbing Agama Ustad Fajarudin Jamal, 20 Mei 2020.

73

menghargai. Dalam membentuk kecerdasan emosional anak yatim mereka terlebih dahulu di bentuk kesadaran dirinya melalui Bimbingan Agama yang diberikan terkait akhlak dalam membiasakan untuk berprilaku baik antar sesama. Novi Yana menjelaskan bahwa: “Akhlak kita lebih mengerti bagaimana berprilaku seperti mengucapkan salam, mencium tangan yang lebih tua. Manfaatnya banyak ya kak, bisa menghargai yang lebih tua, lebih sopan saat berbicara, menghormati orang lain, membiasakan menegur sapa dan tersenyum. Pas di luar saya dulu nakal, sifatnya kurang baik.”28

Dari pernyataan Novi yana ia merasakan sangat banyak manfaat dari Bimbingan Agama (pengajian) tersebut, ia lebih bisa menghargai teman, mengucapkan salam jika bertemu orang lain. Yang sebelum masuk panti ia merupakan anak yang nakal, semenjak tinggal di panti ia sadar sangat pentingnya menghargai orang lain dan bersikap lebih sopan baik di dalam panti maupun di luar. b. Mengelola dan memotivasi diri sendiri Selain itu pembimbing agama melakukan kegiatan Muhadhoroh yaitu kegiatan yang dilakukan untuk melatih anak-anak berbicara di depan umum seperti berpidato sekaligus melatih anak-anak untuk mengelola emosinya. “Di malam jumat sehabis sholat berjamaah kita adakan kegiatan muhadhoroh melatih anak-anak guna lebih berani berbicara di depan teman- temannya dululah ya minimal, taukan kalo anak- anak disuruh berbicara mengenai sutau hal pasti

28Wawancara Pribadi dengan Anak Panti Novi Yana, 25 Mei 2020.

74

sangat degdengan, nah di sini kita lihat bagaimana mereka mengelola perasaan cemas dan takutnya.”29

Kegiatan ini dibimbing langsung oleh Kak Suwandi, mereka diberikan kebebasan dalam memilih tema yang akan dijadikan materi ketika sedang tampil. “Muhadhoroh melatih saya untuk bisa berbicara, memang takut dan malu tapi saya termotivasi ketika melihat teman saya bisa melakukan itu.30 Pokoknya seneng deh kak, di tambah lagi kegiatan muhadhoroh saya merasa lebih pede ketika berbicara, memang agak takut dan degdegan pas mau maju pidato tapi setelah kita lewati semuanya kayak plong gitu.”31

Dengan adanya program muhadhoroh ini anak-anak panti bisa lebih mampu mengelola emosinya ketika sedang di hadapkan oleh situasi yang mencemaskan seperti halnya disuruh berpidato. Mereka dilatih untuk mengatasi ketakutannya, melepas kecemasan dan bertanggung jawab ketika diberikan amanah. Di samping itu mereka juga bisa memotivasi diri sendiri. Dari pernyataan Novi Yana merasakan mengelola emosinya ketika sedang dalam keadaan tertekan dan bertanggung jawab namun ia bisa melawatinya dan merasa lega sesudahnya, yang awal masuk panti ia adalah anak yang sangat pemalu namun dengan adanya pelatihan berpidato ini ia bisa sekaligus memotivasi dirinya. Hal ini juga dijelaskan oleh Dede Lisna bahwa:

29Wawancara Pribadi dengan Pembimbing Agama Kak Suwandi, 20 Mei 2020. 30 Wawancara Pribadi dengan Anak Panti Ihsan, 25 Mei 2020. 31 Wawancara Pribadi dengan Anak Panti Novi Yana, 25 Mei 2020.

75

“Muhadhoroh sangat bermanfaat memberikan kepercayaan diri kepada diri sendiri, bisa memotivasi diri sendiri ketika disuruh berpidato, lebih pede aja sih kak.”32

Dari pernyataan Dede Lisna dengan adanya kegiatan muhadhoroh membuat ia semakin percaya diri, mampu mengatur suasan hati, dan lebih bisa memotivasi diri bahwa kegiatan ini akan bermanfaat untuknya di masa yang akan mendatang. c. Mengenal emosi orang lain dan membina hubungan Pembimbing agama juga memberikan Bimbingan Agama seperti kelas sharing anak-anak diberi bantuan belajar sekaligus diberi motivasi, yang dilakukan pada malam minggu. Ustad Jamal sebagai pembimbing agama menjelaskan bahwa: “Jikalau saat bimbingan anak-anak ada yang terlihat murung dan hanya diam, saya panggil untuk menceritakan permasalahan yang di hadapi. Kemudian dari itu untuk kelas sharing biasanya di amanahkan ke kak suwandi.”33

Bimbingan Agama kelas sharing suatu wadah yang memberikan anak-anak kesempatan atau ruang untuk berbagi kisah dan diberi kisah inspiratif dari orang-orang sukses dan kisah nabi pada jaman dahulu. Kelas sharing diamanahkan oleh kak suwandi atau pembimbing yang menetap di panti tersebut.

32Wawancara Pribadi dengan Anak Panti Dede Lisna, 25 Mei 2020. 33 Wawancara Pribadi dengan Pembimbing Agama Ustad Fajarudin Jamal, 20 Mei 2020.

76

“Ya diberikan, seperti yang saya bilang tadi kelas sharing dan motivasi ini merupakan salah satu wadah untuk membentuk kecerdasan emosional anak yatim, materinya seperti yang saya bilang tadi tidak menentu lebih fokus kepada mereka yang membuka hati ingin bercerita atau saya yang bercerita. Minggu itu saya memberikan bimbingan kelas motivasi dan sharing untuk anak-anak, materinya tentang kisah-kisah inspitarif orang- orang sukses dan kisah nabi dahulu kala.”34

Dalam kegiatan kelas sharing, ketika terdapat anak- anak yang bercerita, anak yang lainnya mampu mengenal emosi yang di rasakan oleh temannya tersebut. Meraka merasakan kesedihan yang dialami baik yang sedih ataupun yang senang. Hal ini dijelaskan oleh Kak Suwandi bahwa: “saya melihat anak-anak yang awalnya sedih dan selalu mau pulang dan ga betah di panti sekarang sudah bisa menjalani rutinitasnya sebagai anak asuh. Terdapat juga anak-anak yang tiap kali pulang dari sekolah terlihat murung di sebabkan karena teman-teman di luar panti, kini setelah mengikuti beberapa bimbingan semuanya sudah bisa di atasi, mereka sudah tahu ketika mendapat perlakuan tidak baik dia harus berbuat lebih baik, seperti menjadi anak yang berprestasi, dan unggul di bidang keagamaan. Saya gunakan metode ceramah habis itu ada sesi tanya jawabnya juga, atau sesi di mana anak-anak diberi kesempatan untuk mau berbicara atau berbagi kisah agar jadi pembelajaran bagi yang lain.”35

34 Wawancara Pribadi dengan Pembimbing Agama Kak Suwandi, 20 Mei 2020 35Wawancara Pribadi dengan Pembimbing Agama Kak Suwandi, 20 Mei 2020

77

Dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab anak-anak dan anak-anak diberi kesempatan untuk bercerita membuat kegiatan ini efektif untuk mengenal emosi orang lain. Di samping itu juga mampu membina hubungan yang erat antar sesama anak panti dan pembimbing agama. Karena membina hubungan dengan orang lain dengan cara belajar bersama, saling membantu, dan empati antar sesama anak panti. Pembimbing agama menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dalam pelaksanaan kegiatan kelas sharing. Dari kelas sharing Varra sangat merasakan perubahan dalam dirinya seperti dijelaskannya: “Dulu saya bodoamat dengan orang-orang mau marah atau ngga terserah namun setelah mengikuti kelas sharing saya diajarkan tanggungjawab, harus mengakui kesalahan, penyelesaian yang baik dan harus saling menyanyangi.”36

Dari pernyataan Varra, ia merasakan adanya perubahan yang di rasakan semenjak mengikuti program bimbingan kelas sharing. Awalnya ia orang yang tidak peduli atau merasa bodoamat dengan orang lain sekarang ia bertanggungjawab ketika memiliki masalah dan memilih untuk menyelesaikannya dengan cara yang baik-baik. “Saya lebih dewasa menghadapi masalah, saya lebih bertanggungjawab kenapa saya bilang gitu karena yaa saya menyelesaikannya, bukan lari dari masalah”37

36 Wawancara Pribadi dengan Anak Panti Varra, 25 Mei 2020. 37 Wawancara Pribadi dengan Anak Panti Dede Lisna, 25 Mei 2020.

78

Dari pernyataan Dede Lisna ia merasakan adanya perubahan yang terjadi dalam dirinya semenjak mengikuti bimbingan kelas sharing. Awalnya ia selalu menghindari masalah yang di miliki sekarang ia lebih bisa menyelesaikannya dan tidak lari dari masalah yang dimiliki. “Banyak banget si perubahannya, saya bisa lebih sadar untuk mengendalikan emosi saya, dan bisa berpikir jernih, saya juga tau apa yang di timbulkan dari emosi yang berlebihan pasti negatif, harus bisa mengatur sih.”38

Dari pernyataan Ihsan Nurjaman ia merasakan ada banyak perubahan yang di alami setelah mengikuti kelas sharing yaitu ia bisa menyadari emosinya dan dampak yang di timbulkan dan berpikir jernih. Dari pernyataan di atas dapat dilihat bahwa mereka mengaku anak yang nakal, bandel, tidak sopan, suka melawan, suka tawuran, marah-marah dan ada yang sampai merokok, namun setelah mengikuti program Bimbingan Agama di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, mereka semua merasakan perubahan yang terjadi di dalam dirinya seperti mengenali diri dengan mengikuti pengajian, mengelola emosi dan memotivasi diri sendiri dengan cara melatih muhadhoroh, serta mengenal emosi orang lain dan membina hubungan dengan cara kelas sharing dan motivasi.

38 Wawancara Pribadi dengan Anak Panti Ihsan Nurjaman, 25 Mei 2020.

BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Bimbingan Agama dalam Membentuk Kecerdasan Emosional Anak Yatim Bimbingan adalah proses memberikan bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan bertindak secara wajar, sesuai dengan keadaan yang ada pada umumnya.1 Sedangkan agama merupakan ajaran, sistem yang mengantur tata keimanan dan peribadatan kepada Tuhan yang Maha Kuasa tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dengan manusia serta lingkungannya.2 Seseorang yang memberikan arahan atau bantuan kepada indvidu secara berlanjut yang dilandasi kepercayaan kepada Tuhan agar mereka mampu mengarahkan dirinya sesuai dengan lingkungannya. Secara umum pelaksanaan Bimbingan Agama di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, setiap anak wajib mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada, adalah muhadhoroh, pengajian dan kelas sharing. 1. Muhadhoroh Muhadhoroh merupakan kegiatan yang melatih mental untuk berani berbicara depan banyak orang atau seperti halnya berlatih berpidato. Kegiatan ini dilakukan pada malam jumat

1Syamsu Yusuf.L.N dan A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan Konseling, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006) Cet. Ke-2, h. 5-6. 2Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 152.

79

80

sehabis sholat magrib berjamaah yang dilakukan satu kali dalam seminggu. “Di malam jumat sehabis sholat berjamaah kita adakan kegiatan muhadhoroh melatih anak-anak guna lebih berani berbicara didepan teman-temannya dululah ya minimal, taukan kalo anak-anak disuruh berbicara mengenai suatu hal pasti sangat degdengan, nah di sini kita lihat bagaimana mereka mengelola perasaan cemas dan takutnya. “anak panti di wajibkan hadir dalam kegiatan muhadhoroh baik yang masih menginjak bangku SD maupun SMA mereka digilir secara bergantian, terkait tema yang disampaikan mereka diberi kebebasan untuk memilih.”3

Tak lupa Pembimbing Agama (Kak Suwandi) selalu memantau jalannya kegiatan. Dengan adanya kegiatan ini memberikan kesempatan pada anak untuk mau berbicara di samping itu mereka bisa mengelola rasa cemas dan takut ketika suatu saat ditunjuk untuk mengisi suatu acara, baik di dalam panti mapun di luar. Kegiatan muhadhoroh bertujuan untuk anak-anak dilatih agar berani berbicara di depan umum minimal di depan teman-temannya. Di samping itu mereka bisa sekaligus melatih skill agar kelak bisa bermanfaat bagi orang banyak. Selain itu anak panti Novi Yana juga menjelaskan bahwa: “Pokoknya seneng deh kak, di tambah lagi kegiatan muhadhoroh saya merasa lebih pede ketika berbicara, memang agak takut dan degdegan pas mau naik pidato tapi setelah kita lewati semuanya kayak plong gitu. Iya,

3 Wawancara Pribadi dengan Pembimbing Agama Kak Suwandi pada tanggal 20 Mei 2020. 81

saya akrab dengan semuanya, walaupun awalnya masih malu-malu.”4

Setelah mengikuti Bimbingan Agama muhadhoroh Novi Yana merasa memiliki kepuasan tersendiri ketika di hadapkan dengan sesuatu yang melatih emosi mereka seperti takut, cemas, dan malu. Sebelum masuk panti juga ia merasa malu oleh teman-temannya yang baru, dari kegiatan ini mereka memberanikan diri untuk saling mengenal dan mendapat ilmu dari materi yang disampaikan oleh orang lain. Dari keterangan di atas maka dapat dijelaskan bahwa pembimbing memberikan muhadhoroh kepada anak panti agar mereka bisa berbicara dan memberikan peluang untuk mengasah kemampuan. Pada waktu observasi peneliti melihat anak-anak panti dengan tenang mendengarkan temannya berbicara di hadapan mereka. Kemudian mereka juga membawa alat tulis untuk mencatat materi yang disampaikan oleh pemateri. Di samping itu peneliti juga melihat ustad sedang mengamati jalannya kegiatan muhadhoroh tersebut.5 2. Pengajian Pengajian merupakan suatu perkumpulan atau kelompok yang didakan untuk membahas suatu hal dari ustad ke jamaahnya. Ustad memberikan materi terkait dengan keadaan yang ada di lapangan, seperti ustad melihat anak yang salah dalam tata cara berwudhu, sholat dan lain sebagainya,

4 Wawancara Pribadi dengan Anak Panti Novi Yana, 25 Mei 2020. 5 Observasi di Mushollah panti pada tanggal 15 Mei 2020. 82

kemudian di bahaslah di form pengajian tersebut. Kegiatan ini diadakan di mushollah panti pada hari malam rabu dan kamis pada pukul 18:30 s/d 20:20 WIB. Kegiatan ini dibimbing oleh Ustad Jamal yang didatangkan dari luar panti. Ustad Jamal menjelaskan bahwa: “Jadwal saya rabu dan kamis di malam itu saya berikan materi tentang fiqih, akhlak biasanya. Dilaksanakan pada hari rabu dan kamis pukul 18:30 WIB s/d 20:20WIB, anak-anak panti harus siap sebelum magrib dalam posisi sudah mengambil air wudhu, kemudian solat berjamaah, dilanjutkan dengan kajian ceramah, setelah waktu isya telah tiba, kami jeda dulu setelah solat baru di lanjut lagi. Tergantung materinya jikalau di rasa belum terbahaskan. Terlebih lagi terdapat pengurus yang selalu mensupport mereka. Selalu dan mengingatkan berbagai kegiatan di panti ketika anak-anak lalai.”6

Menurut pernyataan Ustad Jamal, pengajian dimulai sehabis sholat magrib berjamaah namun anak-anak harus sudah bergergegas mengambil air wudhu sebelum suara adzan dikumandangkan. Pengurus tidak lupa selalu mengingatkan mereka segala kegiatan di panti, karena terkadang anak-anak dengan memiliki tugas sekolah di luar kegiatan panti kadang lalai dikerjakan. Adapun materi yang biasanya diberikan sesuai dengan masalah yang terjadi di dalam panti, dan salah satu di dalamnya terkait fiqh: meliputi tentang sholat seperti cara berwudhu, gerakan solat bacaan sholat macam-macam sholat, manfaat

6 Wawancara Pribadi dengan Pembimbing AgamaUstad Jamal, 20 Mei 2020. 83

sholat dan ancaman bagi orang yang tidak melaksanakan sholat kemudian juga tharah, haid. “Fiqih membahas terkait tata cara sholat, wudhu, manfaat sholat, jenis-jenis sholat dan ancamannya bagi yang tidak sholat lebih ke hukumnya sih. Anak-anak sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini karena banyak dari mereka yang suka bertanya”7

Selain itu pembimbing juga memberikan materi terkait akhlak yaitu tentang cara berprilaku baik dalam kehidupan sehari-hari seperti membiasakan mengucapkan salam, tidak boleh bertengkar sama teman, mencium tangan ketika bersalam kepada orang yang lebih tua, bersifat jujur, saling menghargai, bersifat sabar, tawadu, ikhlas dan tawakkal. Bimbingan Agama pengajian wajib diikuti oleh anak-anak panti, anak-anak panti sangat antusias mengikuti kegiatan bimbingan dibuktikan banyak pertanyaan yang diajukan ketika kegiatan itu berlangsung. “Sedangkan akhlak lebih ke bagaimana mereka bisa saling menghargai, saling menyapa, mencium tangan ke yang lebih tua, jujur, sabar, ikhlas dan bertawakkal .”8

Dari pernyataan Ustad jamal anak-anak selalu di biasakan bersikap saling merhargai antar sesama, mencium tangan yang lebih tua, sopan dan selalu sabar, ikhlas dan bertawakkal kepada Allah. “Saya merasa senang karena materi dan cara penyampaian dari ustadnya juga bagus, bisa mengayomi

7 Wawancara Pribadi dengan Pembimbing AgamaUstad Jamal, 20 Mei 2020. 8 Wawancara Pribadi dengan Pembimbing Agama Ustad Jamal, 20 Mei 2020. 84

saya layaknya seorang ayah yang menasehati anaknya. Saya dulu nakal suka berantem sama temen, pengetahuan agama saya kurang. Itupun kalau di sekolah belajar yaudah belajar sekedar belajar aja tapi diamalinnya ngga. Saya dulu susah banget membatasi diri dalam hal- hal buruk setelah saya belajar agama lebih dalam saya bisa membatasi dan membedakan hal-hal yang mungkin kurang baik bagi saya ”9

Dari pernyataan ihsan ia menjelaskan bahwa dari kegiatan pengajian ini ustad yang menyampaikan materi sangat bagus dan ia paham, sang ustad juga berperan sebagai sosok seorang ayah bagi mereka ketika berbicara. Sebelum masuk panti ia suka berkelahi pengetahuan agama yang kurang, ibarat masuk telinga kanan keluar telinga kiri, setelah mengikuti Bimbingan Agama yang dilaksanakan di panti ia sudah bisa berprilaku baik dan bisa memilih yang baik untuk dirinya. “Yaa, saya gunakan metode ceramah biasanya atau kisah agar anak-anak lebih tertarik dan tidak merasa bosan. Kemudian saya juga menggunakan metode indvidu sekiranya ada anak-anak yang masih bertanya setelah kegiatan bimbingan selesai. Saya biasanya membagikan fotocopyan kepada anak-anak supaya bermanfaat dan bisa dibaca lagi, dan juga microfon agar anak-anak bisa mendengarkan saya ketika pada saat memberikan materi.”10

Ustad Jamal menggunakan media seperti materi fotocopyan agar anak-anak setelah kegiatan Bimbingan Agama

9 Wawancara Pribadi dengan Anak Panti Ihsan Nurjaman, 25 Mei 2020. 10Wawancara Pribadi dengan Pembimbing Agama Ustad Jamal, 20 Mei 2020.

85

pengajian selesai bisa membacanya kembali. Ustad Jamal menggunakan metode ceramah dan tanyajawab, di mana ustad memberikan materi dengan cara lisan tehadap anak bimbingan, kemudian diadakan tanyajawab terkait materi tersebut. Dari keterangan di atas, dapat dijelaskan bahwa pembimbing panti memberikan bimbingan dan nasehat kepada anak-anak dengan mengutamakan penampilan yang sopan dan etikanya kepada orang lain. Pada observasi ke panti peneliti melihat dari aktifitas anak-anak saat memulai kegiatan pengajian, saat adzan magrib mulai dikumandangkan mereka bergegas untuk mengambil air wudhu dan sholat berjamaah. Di samping itu ketika peneliti bertemu dengan anak panti mereka sangat memiliki sopan dan sikap yang baik. Ketika peneliti datang ke panti dengan spontan mereka mempersilhkan peneliti untuk duduk dan segera mereka memanggil pengurus, sebelum itu mereka mencium tangan peneliti. Mereka sangat menjunjung tinggi akhlak antar sesama baik tamu maupun teman-temannya.11 3. Kelas Sharing dan Motivasi Kelas sharing dan motivasi dilakukan pada malam minggu yang dibimbing langsung oleh Kak Suwandi pada pukul 21.00 s/d 22.10. Kak Suwandi menjelaskan bahwa: “Di malam minggu diadakan kelas sharing dan motivasi.”12

11 Observasi di Musholla panti pada tanggal 14 Mei 2020. 12Wawancara Pribadi dengan Pembimbing Agama Kak Suwandi, 20 Mei 2020 86

Bapak Pembinan Anak Arie andhika juga menjelaskan bahwa: “Pembinaan keagamaan dalam bentuk kelas motivasi yang didakan pada malam minggu sekaligus belajar bareng.”13

Kegiatan ini dilakukan dengan cara anak-anak di bentuk kelompok untuk dibantu mengerjakan tugas yang diberikan guru, kemudian diadakan tanyajawab yang tidak formal antar anak panti dengan pembimbing, mulai dari persoalan akademik, agama atau suasana hati anak-anak sewaktu di sekolah dan di asrama. Tidak hanya itu, kak Suwandi juga mendatangi anak- anak yang memiliki masalah dengan teman sepantinya. Gilang Ramadhan menjelaskan setelah mengikuti kegiatan ini: “Awalnya tuh degdegan ya, tapi saya seneng juga karena adanya sharing perasaan ini membuat kita tuh lebih terbuka, lebih bisa menerima mungkin kayak gituu kak.”14

Varra juga menjelaskan bahwa: “Senang dan beruntung ada kelas shering karena menumbuhkan semangat dan motivasi, kelas ini juga ga bosen soalnya asik, lebih leluasan aja.”15

Dari penyataan Gilang dan Varra di atas setelah mereka menjalani kelas sharing dan motivasi mereka merasakan adanya keterbukaan diri ketika memiliki masalah, ketika mereka memiliki masalah mereka bisa bercerita langsung oleh

13Wawancara Pribadi dengan Pengurus Pembinaan Anak Bapak Arie Andhika pada tanggal 21 Mei 2020. 14 Wawancara Pribadi dengan Anak Panti Gilang Ramadhan, 20 Mei 2020. 15 Wawancara Pribadi dengan Anak Panti Varra, 20 Mei 2020. 87

pembimbing. Di samping itu mereka juga mendapat motivasi dan masuk dari kelas tersebut. “Minggu itu saya memberikan bimbingan kelas motivasi dan sharing untuk anak-anak, materinya tentang kisah- kisah inspitarif orang-orang sukses dari alumni panti di sini dan kisah nabi dahulu kala. Saya gunakan metode ceramah habis itu ada sesi tanya jawabnya juga, atau sesi di mana anak-anak diberi kesempatan untuk mau berbicara atau berbagi kisah agar jadi pembelajaran bagi yang lain.”16

Materi yang diberikan berupa berbagi cerita dan menceritakan kehidupan-kehidupan orang-orang susah yang menjadi sukses seperti kak alumni yang sudah menjadi guru, kepala sekolah agar mereka termotivasi dari cerita yang diberikan. Metode yang digunakan pembimbing agama adalah metode ceramah, tanyajawab dan memberikan kesempatan anak-anak untuk berbagi cerita. Mereka diajarkan untuk berani mengutarakan isi hati atau berani berbicara agar ceritanya bisa menjadi pembelajaran bagi anak-anak yang lain. Dari keterangan di atas, dapat di jelaskan bahwa pembimbing panti memberikan kelas sharing kepada anak-anak agar mereka lebih termotivasi dalam menjalani rutinitas di panti. Pada observasi ke panti peneliti melihat anak-anak bersiap-siap untuk mengikuti kelas sharing tersebut. Sebelum masuk juga terdapat anak-anak yang terlihat murung dan tidak semangat dalam mengikuti kegiatan namun setelah mengikuti

16Wawancara Pribadi dengan Pembimbing Agama Kak Suwandi, 20 Mei 2020. 88

terlihat raut wajah yang senang ketika mereka diberi kesempatan untuk bertanya, apapun itu pembimbing akan membantunya baik persoalan akademik, agama maupun suasan hati mereka.17 Berdasarkan aspek-aspek kecerdasan emosional menurut Daniel Goleman terbagi menjadi lima aspek yaitu: kesadaran atau mengenali diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenal emosi orang lain, dan membina hubungan.18 Dari hasil temuan di lapangan serta wawancara peneliti pada penelitian Bimbingan Agama Dalam Membentuk Kecerdasan Emosional Anak Yatim Di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, maka dapat dijelaskan bahwa bentuk Bimbingan Agama yang diterima oleh anak panti di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat sebagai berikut: a. Kesadaran diri Dalam membentuk kecerdasan emosional anak yatim di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat salah satunya dengan membentuk kesadaran diri anak panti yaitu dengan cara mengingatkan, dijelaskan oleh Ustad Jamal: “Dilaksanakan pada hari rabu dan kamis pukul 18:30 WIB s/d 20:20WIB, anak-anak panti harus siap sebelum magrib dalam posisi sudah mengambil air wudhu, kemudian solat berjamaah, dilanjutkan dengan kajian ceramah, setelah waktu isya telah tiba, kami jeda dulu setelah solat baru di lanjut lagi”19

17 Observasi di Aula panti pada tanggal 21 Mei 2020. 18 Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional. Op. Cit., h. 45. 19 Wawancara Pribadi dengan Pembimbing Agama Ustad Fajarudin Jamal, 20 Mei 2020. 89

Bapak Arie Andhika selaku Pembinan Anak juga menjelaskan bahwa: “Bimbingan Agama seperti pengajian dilaksanakan pada hari rabu dan kamis 18:30 WIB s/d 20:20WIB. Anak-anak harus sudah mengambil air wudhu sebelum adzan dimulai setelah sholat magrib berjamaah dimulai dan dilanjut lagi setelah sholat isya yang dipimpin langsung oleh Ustad Jamal yang didatangkan dari luar panti. Untuk yang pertama itu mereka harus disiplin, ada Bimbingan Agama dalam bentuk pengajian di sana mereka mendapat materi terkait akhlak. Karena kita di sini berperan sebagai pengganti orangtua sekaligus teman untuknya. Kami juga sebagai pengasuh selalu mengingatkan dan mengontrol anak-anak.”20

Bimbingan Agama berupa pengajian dilakukan setelah ba’da magrib dan isya, anak panti harus sudah mengambil air wudhu sebelum azan magrib di mulai, mereka diajarkan kedisiplinan dan tepat waktu dan biasanya dalam form pengajian tersebut ustad mengangkat sebuah topik pembahasan dari kebiasaan anak-anak panti di sana seperti mereka terlalu tergesa-gesa dalam mengambil air wudhu dan tidak memperhatikan tata cara yang benar, makan berdiri dan lain sebagainya. Pembimbing Ustad Jamal memberikan materi terkait akhlak yaitu tentang cara berprilaku baik dalam kehidupan sehari-hari seperti membiasakan mengucapkan salam, tidak boleh bertengkar sama teman, mencium tangan ketika bersalam kepada orang yang lebih tua, bersifat jujur, saling

20Wawancara Pribadi dengan Pembinaan Anak Bapak Arie Andhika, 21 Mei 2020 90

menghargai. Dalam membentuk kecerdasan emosional anak yatim mereka terlebih dahulu dibentuk kesadaran dirinya melalui Bimbingan Agama yang diberikan terkait akhlak dalam membiasakan untuk berprilaku baik antar sesama. Novi Yana menjelaskan bahwa: “Akhlak kita lebih mengerti bagaimana berprilaku seperti mengucapkan salam, mencium tangan yang lebih tua. Manfaatnya banyak ya kak, bisa menghargai yang lebih tua, lebih sopan saat berbicara, menghormati orang lain, membiasakan menegur sapa dan tersenyum. Pas di luar saya dulu nakal, sifatnya kurang baik, ngelawan.”21

Dari pernyataan Novi Yana ia merasakan sangat banyak manfaat dari Bimbingan Agama (pengajian) tersebut, ia lebih bisa menghargai teman, mengucapkan salam jika bertemu orang lain. Yang sebelum masuk panti ia merupakan anak yang nakal, dan suka melawan, semenjak tinggal di panti ia sadar sangat pentingnya menghargai orang lain dan bersikap lebih sopan baik di dalam panti maupun di luar. Dengan adanya pembentukan kesadaran diri mereka bisa mewaspadai berbagai hal negatif yang timbul di dalam dirinya. Metode yang digunakan yaitu ceramah, nasehat dan pemantauan langsung dari keseharian dan aktivitas anak-anak panti. Dari keterangan di atas, dapat di jelaskan bahwa kegiatan pengajian dapat membuat anak-anak panti sadar dan mengenali diri mereka dibentuk dari materi akhlak yang sering disampaikan saat pengajian berlangsung mulai dari bersikap

21Wawancara Pribadi dengan Anak Panti Noyi Yana 25 Mei 2020. 91

sopan, mencium tangan yang apalagi kepada yang lebih tua. Di samping itu mereka juga diajarkan kedisiplinan dan tanggungjawab terbukti dengan pengasuh selalu mengingatkan dan menasehatin mereka ketika lalai saat melaksanakan kegiatan baik di panti maupun di luar. a. Mengelola emosi dan memotivasi diri sendiri Dalam membentuk kecerdasan emosional anak yatim di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat salah satunya dengan mengelola emosi dan memotivasi diri sendiri, pembimbing agama melakukan kegiatan muhadhoroh yaitu kegiatan yang dilakukan untuk melatih anak-anak berbicara di depan umum seperti berpidato sekaligus melatih anak-anak untuk mengelola emosinya, yang dilakukan pada malam juma’at. “Di malam jumat sehabis sholat berjamaah kita adakan kegiatan muhadhoroh melatih anak-anak guna lebih berani berbicara di depan teman-temannya dululah ya minimal, taukan kalo anak-anak disuruh berbicara mengenai suatu hal pasti sangat degdengan, nah di sini kita lihat bagaimana mereka mengelola perasaan cemas dan takutnya.”22

Kegiatan ini dibimbing langsung oleh Kak Suwandi, mereka diberikan kebebasan dalam memilih tema yang akan dijadikan materi ketika sedang tampil. “Muhadhoroh melatih saya untuk bisa berbicara, memang takut dan malu tapi saya termotivasi ketika melihat teman saya bisa melakukan itu.”23

22Wawancara Pribadi dengan Pembimbing Agama Kak Suwandi, 20 Mei 2020. 23Wawancara Pribadi dengan Anak Panti Gilang Ramadhan, 25 Mei 2020. 92

Gilang Nurjaman menjelaskan bahwa dengan adanya program muhadhoroh ini anak-anak panti bisa lebih mampu mengelola emosinya ketika sedang di hadapkan oleh situasi yang mencemaskan seperti halnya disuruh berpidato. Mereka dilatih untuk mengatasi ketakukatannya, melepas kecemasan dan bertanggungjawab ketika diberikan amanah. Di samping itu mereka juga bisa memotivasi diri dengan melihat temannya bisa berpidato. Novi Yana menjelaskan bahwa: “Pokoknya seneng deh kak, di tambah lagi kegiatan muhadhoroh saya merasa lebih pede ketika berbicara, memang agak takut dan degdegan pas mau naik pidato tapi setelah kita lewati semuanya kayak plong gitu.”24

Dari pernyataan Novi Yana merasakan mengelola emosinya ketika sedang dalam keadaan tertekan dan bertanggungjawab namun ia bisa melawatinya dan merasa lega sesaudahnya, yang awal masuk panti ia adalah anak yang sangat pemalu namun dengan adanya pelatihan berpidato ini ia bisa sekaligus memotivasi dirinya. Hal ini juga dijelaskan oleh Dede Lisna bahwa: “Muhadhoroh sangat bermanfaat memberikan kepercayaan diri kepada diri sendiri, bisa memotivasi diri sendiri ketika disuruh berpidato, lebih pede aja sih kak.”25

Dari pernyataan Dede Lisna dengan adanya kegiatan muhadhoroh membuat ia semakin percaya diri, mampu mengatur suasana hati, dan lebih bisa memotivasi diri bahwa

24Wawancara Pribadi dengan Anak Panti Novi Yana, 25 Mei 2020. 25Wawancara Pribadi dengan Anak Panti Dede Lisna, 25 Mei 2020. 93

kegiatan ini akan bermanfaat untuknya di masa yang akan mendatang. b. Mengenal emosi orang lain dan membina hubungan Dalam membentuk kecerdasan emosional anak yatim di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat salah satunya dengan mengenal emosi orang lain dan membina hubungan, anak-anak diberi bantuan belajar sekaligus diberi motivasi, yang dilakukan pada malam minggu. Kak Suwandi menjelaskan bahwa: “Minggu itu saya memberikan bimbingan kelas motivasi dan sharing untuk anak-anak, materinya tentang kisah- kisah inspitarif orang-orang sukses di panti ini dan kisah nabi dahulu kala.”26

Hal ini serupa diungkapkan oleh Ustad Jamal sebagai pembimbing agama. “Jikalau saat bimbingan anak-anak ada yang terlihat murung dan hanya diam, saya panggil untuk menceritakan permasalahan yang dihadapi. Kemudian dari itu untuk kelas sharing biasanya di amanahkan ke kak suwandi.”27

Bimbingan agama kelas sharing suatu wadah yang memberikan anak-anak kesempatan atau ruang untuk berbagi kisah dan diberi kisah inspiratif dari orang-orang sukses di panti in dan kisah nabi pada zaman dahulu. “Ya diberikan, seperti yang saya bilang tadi kelas sharing dan motivasi ini merupakan salah satu wadah

26Wawancara Pribadi dengan Pembimbing Agama Kak Suwandi, 20 Mei 2020. 27Wawancara Pribadi dengan Pembimbing Agama Usta Fajarudin jamal, 20 Mei 2020. 94

untuk membentuk kecerdasan emosional anak yatim, materinya seperti yang saya bilang tadi tidak menentu lebih fokus kepada mereka yang membuka hati ingin bercerita atau saya yang bercerita.”28

Dalam kegiatan kelas sharing, ketika terdapat anak-anak yang bercerita, anak yang lainnya mampu mengenal emosi yang di rasakan oleh temannya tersebut. Meraka merasakan kesedihan yang dialami baik yang sedih ataupun yang senang. Hal ini dijelaskan oleh Kak Suwandi bahwa: “Saya melihat anak-anak yang awalnya sedih dan selalu mau pulang dan ga betah di panti sekarang sudah bisa menjalani rutinitasnya sebagai anak asuh. Terdapat juga anak-anak yang tiap kali pulang dari sekolah terlihat murung di sebabkan karena teman-teman di luar panti, kini setelah mengikuti beberapa bimbingan semuanya sudah bisa di atasi, mereka sudah tahu ketika mendapat perlakuan tidak baik dia harus berbuat lebih baik, seperti menjadi anak yang berprestasi, dan unggul di bidang keagamaan.”29

Dari penyataan Kak Suwandi sebelumnya ada anak yang terlihat murung dan selalu ingin pulang karena tidak betah kini dengan mengikuti program kelas sharing ia bisa menjalani hari-harinya seperti biasa di panti ini. Mereka juga saling merangkul jika dari mereka ada yang sedang merasakan kesedihan. “Mungkin sedikit gugup pada awalnya dengan berjalannya waktu saya pun terbiasa dengan kawan- kawan baru di sini. Apalagi pas waktu masuk senior-

28Wawancara Pribadi dengan Pembimbing Agama Kak Suwandi, 20 Mei 2020. 29Wawancara Pribadi dengan Pembimbing Agama Kak Suwandi, 20 Mei 2020. 95

senior semuanya merangkul, menuntun kemudian ngasih tau kegiatan disini apa aja.”30

Dari pernyataan Ihsan menjelaskan bahwa awal mula ia mengikuti kegiatan ini agak gugup namun kawan-kawannya dan seniornya yang selalu merangkul dengan duduk bersama dan memberi tahu kegiatan apa saja yang diikuti dalam panti. Pembimbing agama menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dalam pelaksanaan kegiatan kelas sharing. Hal ini dijelaskan oleh Kak suwandi: “Saya gunakan metode ceramah habis itu ada sesi tanyajawabnya juga, atau sesi di mana anak-anak diberi kesempatan untuk mau berbicara atau berbagi kisah agar jadi pembelajaran bagi yang lain.”31

Dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab anak-anak dan anak-anak diberi kesempatan untuk bercerita membuat kegiatan ini efektif untuk mengenal emosi orang lain. Di samping itu juga mampu membina hubungan yang erat antar sesama anak panti dan pembimbing agama. Karena membina hubungan dengan orang lain dengan cara belajar bersama, saling membantu, dan empati antar sesama anak panti. Dari kelas sharing Varra sangat merasakan perubahan dalam dirinya seperti dijelaskannya: “Dulu saya bodoamat dengan orang-orang mau marah atau ngga terserah namun setelah mengikuti kelas

30Wawancara Pribadi dengan Anak Panti Ihsan Nurjaman, 25 Mei 2020. 31Wawancara Pribadi dengan Pembimbing Agama Kak Suwandi, 20 Mei 2020. 96

sharing saya diajarkan tanggungjawab, harus mengakui kesalahan, penyelesaian yang baik dan harus saling menyanyangi.”32

Dari pernyataan Varra, ia merasakan adanya perubahan yang di rasakan semenjak mengikuti program bimbingan kelas sharing. Awalnya ia orang yang tidak peduli atau merasa bodoamat dengan orang lain sekarang ia bertanggungjawab ketika memiliki masalah dan memilih untuk menyelesaikannya dengan cara yang baik-baik. “Saya lebih dewasa menghadapi masalah, saya lebih bertanggung jawab kenapa saya bilang gitu karena yaa saya menyelesaikannya, bukan lari dari masalah”33

Dari pernyataan Dede Lisna ia merasakan adanya perubahan yang terjadi dalam dirinya semenjak mengikuti bimbingan kelas sharing. Awalnya ia selalu menghindari masalah yang di miliki sekarang ia lebih bisa menyelesaikannya dan tidak lari dari masalah yang dimiliki. “Banyak banget si perubahannya, saya bisa lebih sadar untuk mengendalikan emosi saya, dan bisa berpikir jernih, saya juga tau apa yang di timbulkan dari emosi yang berlebihan pasti negatif, harus bisa mengatur sihh.”34

Dari pernyataan Ihsan Nurjaman ia merasakan ada banyak perubahan yang dialami setelah mengikuti kelas

32Wawancara Pribadi dengan Anak Panti Varra, 25 Mei 2020. 33Wawancara Pribadi dengan Anak Panti Dede Lisna, 25 Mei 2020. 34Wawancara Pribadi dengan Anak Panti Ihsan Nurjaman, 25 Mei 2020.

97

sharing yaitu ia bisa menyadari emosinya dan dampak yang di timbulkan dan berpikir jernih. Dari pernyataan di atas dapat dilihat bahwa mereka mengaku anak yang nakal, bandel, tidak sopan, suka melawan, marah-marah dan ada yang sampai merokok, namun setelah mengikuti program Bimbingan Agama di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, mereka semua merasakan perubahan yang terjadi di dalam dirinya. Berdasarkan Aspek kecerdasan emsoional menurut Daniel Goleman di atas dapat dijelaskan dari hasil wawancara dengan anak-anak panti d Panti Asuhan Aria Putra Ciputat mengalami perkembangan kecerdasan emosional selama mengikuti kegiatan-kegiatan di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat. Sehingga dalam pengakuannya anak-anak panti dalam wawancaranya sebagai berikut: 1. Novi Yana Begitu sapaan akrabnya, novi adalah anak ke 4 dari 6 bersaudara, Novi berasal dari Purwokerto, lahir di Tangerang 01 November 2002. Keluarganya memasukkan ia ke panti karena faktor ekonomi keluarga yang kurang, ibu bekerja sebagai IRT (ibu rumah tangga), sedangkan ayah pengangguran, adik diangkat anak dengan orang lain. Novi tinggal di panti sudah 6 Tahun, pada tanggal 13 juni 2015. Masuk panti kelas 1 Mts di Muhammadiyah Kini ia duduk di bangku SMK Negeri 5 Pamulang. Diajak ke panti oleh saudara yang memiliki kenalan seorang pengurus di Panti Aria Putra. Novi Yana terbilang anak yang nakal ia tidak pernah 98

mendengarkan perkataan siapa-siapa. Selama tinggal di sini ia banyak perubahan yang di rasakan dalam penuturannya: “Bisa menghargai yang lebih tua, lebih sopan saat berbicara, menghormati orang lain, membiasakan menegur sapa dan tersenyum. Tata cara sholat yang benar dan sesuai dengan pedoman, adab sama tajwid juga dan bisa merasakan kekeluargaan yang sebenarnya, karena di sana kita duduk bareng kayak saudara dan ustad juga udah kayak jadi orang tua saya sendiri.”35

Dalam penuturannya dapat dijelaskan bahwa Novi Yana merasakan perubahan yang jauh lebih baik selama tinggal di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, yang sebelumnya ia anak yang nakal dan tidak patuh sekarang bisa mengamalkan materi-materi yang telah diterima dari kegiatan-kegiatan Bimbingan Agama seperti ramah terhadap orang lain, menghormati yang lebih tua, mengucap salam, di samping itu ia juga merasakan hangatnya kekeluargaan mulai dari belajar bersama, makan, saling membantu di mana ustad dan pengurus sudah menjadi pengganti orang tua mereka di panti tersebut. Kemudian adanya bimbingan yang dilakukan oleh pembimbing agama sehingga ia memiliki kecerdasan emosional yang jauh lebih baik. Ia cerdas dalam membina hubungan dengan orang lain, kesadaran diri yang lebih baik. 2. Ihsan Nurjaman Ihsan merupakan anak panti asuhan aria putra yang sudah lama tinggal di panti selama 6 Tahun, masuk sejak tanggal 13 juni 2015. Ihsan berasal dari Cianjur. Lahir pada

35Wawancara Pribadi dengan Anak Panti Novi Yana, 25 Mei 2020. 99

tanggal 03 Februari 2001. Ihsan dimasukkan ke panti karena kurangnya biaya untuk melanjutkan pendidikan, diantar ke panti oleh orang tua yaitu bapak. Anak pertama dari dua bersaudara. Masuk kelas 7 MTs Muhammadiyah 1 Ciputat. Kini menempuh pendidikan di SMK Muhammadiyah. Ihsan Nurjaman terbilang anak yang nakal dan suka berantem sama temanya, selama tinggal di sini ia merasakan perubahan yang lebih baik dalam penuturannya. “Saya dulu susah banget membatasi diri dalam hal-hal buruk setelah saya belajar agama lebih dalam saya bisa membatasi dan membedakan hal-hal yang mungkin kurang baik bagi saya.”36

Dalam pernyataannya dapat dijelaskan bahwa Ihsan Nurjaman marasakan perubahan yang lebih baik selama tinggal ia tinggal di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, yang sebelumnya ia anak yang nakal dan suka berantem sekarang menjadi lebih baik. Selama mengikuti program dan kegiatan yang ada di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat ia memiliki kecerdasan emosional yang baik, karena adanya bimbingan yang dilakukan oleh pembimbing sehingga ia memiliki kecerdasan emosional dan perubahan yang lebih baik. Selain itu Ihsan Nurjaman memiliki kecerdasan emosional seperti ia menyadari dampak yang di timbulkan dari emosi yang berlebih dan sudah bisa membatasi diri dan bisa membedakan hal-hal yang bisa menjerumuskan ia ke arah yang sesat.

36Wawancara Pribadi dengan Anak Panti Ihsan Nurjaman, 25 Mei 2020. 100

3. Gilang Ramadhan Lang sapaan dari teman-teman panti, gilang berasal dari Serang Cilegon, lahir pada tanggal 05 Desember 2001, karena kondisi keluarga, ibu IRT sedangkan ayah wiraswasta, anak kedua dari lima bersaudara. Gilang sudah 6 tahun berada di panti dan kini sudah menempuh pendidikan di SMK Muhammadiyah 3. Awal masuk panti kelas 1 di MTs Muhammdiyah 1. Dimasukkan karena faktor ekonomi keluarga dan pergaulan bebas. Sebelum masuk panti saya dulu suka tauran. “Pas awal masuk panti sempet murung beberapa hari, bete, baru ngerasain tinggal jauh dari orangtua dan keluarga. Namun ustad memberikan motivasi tujuan kita di panti untuk menjadi anak yang cerdas terlebih lagi saya langsung inget orangtua saya, langsung semangat lagi. Saya juga termotivasi jika ada anak-anak yang bisa dalam berbagai hal.”37

Dalam pernyataannya dapat dijelaskan bahwa Gilang Ramadhan merasakan perubahan yang lebih baik selama tinggal di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, yang sebelumnya ia anak yang memiliki pergaulan yang bebas sekarang menjadi lebih baik. Selama mengikuti program dan kegiatan yang ada di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat ia memiliki kecerdasan emosional, karena adanya bimbingan yang dilakukan oleh pembimbing sehingga ia merasakan perubahan yang lebih baik. Selain itu Gilang Ramadhan memiliki kecerdasan emosional dalam hal bisa memotivasi diri sendiri saat melihat

37Wawancara Pribadi dengan Anak Panti Gilang Ramadhan, 25 Mei 2020. 101

anak-anak yang lain bisa melakukan sesuatu seperti berani berbicara di depan umum dalam kegiatan muhadhoroh, ia akan mencontoh dan mulai memberanikan diri untuk bisa hal itu. Di samping itu ustad juga tidak lupa selalu memberikan kesadaran diri anak-anak tujuan mereka di sana untuk kelayakan pendidikan yang lebih baik dan bisa menjadi anak yang sukses baik di dunia maupun di akhirat kelak. 4. Dede Lisna Dede Lisna adalah salah satu anak Panti Asuhan Aria Putra yang berasal dari Bogor, Lisna lahir di Bogor pada tanggal 15 Mei 2002. Dimasukkan di panti asuhan sejak tanggal 3 Agustus 2014, sekarang sudah 6 tahun lamanya. Dibawa ke panti oleh keluarga karena saudara tidak mampu membiaya sekolahnya, anak ke tiga dari empat bersaudara. Awal masuk panti SD kelas 5 di MI Sirojol Atfal, kini menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Ciputat keadaan keluarga saat ini ibu sudah menikah lagi semenjak ayahnya meninggal, sedangkan adiknya di adopsi orang lain, kini ayah tirinya bekerja sebagai kuli bangunan. Dede Lisna terbilang anak yang bandel, selama tinggal di sini ia merasakan perubahan yang lebih baik dalam penuturannya. “Kurang nyaman, mungkin karena saya belum tebiasa kali ya, kangen keluarga jugaa pasti, Malu-malu sih awalnya hehe tapi lama kelamaan curhat-curhatan, pengurus juga suka ngajakin kita ngobrol. Ada, saya lebih dewasa menghadapi masalah, saya lebih bertanggungjawab kenapa saya bilang gitu karena yaa saya menyelesaikannya, bukan lari dari masalah, saya juga bisa merasakan kesedihan dari teman-teman di 102

sini, karena memang kita dari latar belakang yang berbeda.”38 Dalam pernyataannya dapat dijelaskan bahwa Dede Lisna merasakan perubahan yang lebih baik selama ia tinggal di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, yang sebelumnya ia anak yang bandel sekarang menjadi lebih baik. Selama mengikuti program dan kegiatan yang ada di Panti asuhan Aria Putra Ciputat ia memiliki kecerdasan emosional, karena adanya bimbingan yang dilakukan oleh pembimbing agama sehingga ia memiliki kecerdasan emosional yang baik dan merasakan perubahan yang lebih baik pula. Selain itu Dede Lisna memiliki kecerdasan emosional dalam hal kepekaan terhadap masalah atau mengenal emosi orang lain, ia memiliki inisiatif bebicara jujur secara langsung atas kesalahannya, dan kemudian ia meminta maaf atas kesalahan yang diperbuatnya, ia bertanggungjawab di bandingkan bersikap tidak peduli, ia juga bisa merasakan emosi kesedihan yang di rasakan oleh temannya yang berada di panti. Dengan itu ia saling merangkul walaupun dari latar belakang yang berbeda. 5. Varra Fauzia Luthfi Varra Fauzia Luthfi, masuk panti sejak 13 juni 2014, lahir di Jakarta yang berasal dari Kebayoran Lama, lahir pada tanggal 24 September 2002, menghuni panti sudah 6 tahun. Dia dimasukkan ke panti karena faktor ekonomi, masuk panti karena faktor ekonomi, orangtuanya sudah berpisah, memiliki kakak seorang alumni di Panti Aria. Saudara ke tiga dari lima

38Wawancara Pribadi dengan Anak Pant Dede Lisna Yana, 25 Mei 2020. 103

bersaudara. Varra memiliki saudara kembar di panti yang bernama Virra awal masuk panti kelas 6 di SDN Sukabumi Selatan 03 Impres. Sekarang menempuh pendidikan di SMK 5 di Pamulang. Saa ini Varra mengikuti program dan kegiatan di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat. Varra Fauzia Luthfi terbilang anak yang tidak peduli dan bodoamat dalam penjelasannya: “Dulu saya bodoamat dengan orang-orang mau marah atau ngga terserah namun setelah mengikuti kelas sharing saya diajarkan tanggungjawab, harus mengakui kesalahan, penyelesaian yang baik dan harus saling menyanyangi.”39

Dalam pernyataannya dapat dijelaskan bahwa Varra merasakan perubahan yang di rasakannya yang awalnya ia anak yang tidak peduli dengan orang lain semenjak mengikuti program dan kegiatan di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat ia menjadi anak yang memiliki kecerdasan emosional bukan lagi anak yang tidak memiliki kepedulian dengan orang lain, selama mengikuti program dan kegiatan Varra mendapatkan bimbingan dari pembimbing di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat. Selain itu ia memiliki kecerdasan emosional dalam hal dapat membina hubungan dengan orang lain dan mengenal emosi orang lain seperti ia mengakui kesalahan dan menyelesaikan dengan cara yang baik dan saling menyayangi.

39Wawancara Pribadi dengan Anak Panti Varra Fauzia Luthfi, 25 Mei 2020. 104

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Bimbingan Agama dalam Membentuk Kecerdasan Emosional Anak Yatim di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat. Dalam sebuah bimbingan tidak terlepas dari faktor pendukung dan penghambat. Begitu pula para pembimbing dan anak panti yang menjadi bagian dari berjalannya bimbingan di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat. Juga merasakan apa saja yang menjadi kelebihan dan kekurangan yang terjadi dalam berjalannya Bimbingan Agama. Mengenai faktor pendukung dalam kegiatan Bimbingan Agama disampaikan oleh Ustad Fajarudin Jamal yaitu support dari pengurus yang ada di panti. Adapun faktor penghambat dari kegiatan Bimbingan Agama adalah terlalu banyaknya ekskul dalam bimbingan kurang fokus, kemudian masih banyak sarana dan prasarana yang kurang memadai. Berdasarkan hasil wawancara pribadi yang dilakukan oleh peneliti kepada Ustad Fajarudin Jamal adapun hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut: “Sejauh ini faktor pendukungnya adalah para pengurus yang support, yang ga lupa selalu mengigatkan anak- anak dengan jadwal mereka, begitupun ketika pelaksanaan Bimbingan Agama di mulai, para pengasuh menyuruh mereka kemasjid dan segera mengambil wudhu. Juga antuasias anak-anak yang begitu bersemangat ketika bimbingan banyak dari mereka yang mengajukan pertanyaan. Kalau kendala ya tentu ada, Untuk Prasana masih ada yang kurang mendukung ya walaupun sarana prasarana masjid sudah tersedia namun 105

untuk ketersediaan infocus belum tersedia untuk dipakai.”40

Dari pernyataan Ustad Jamal faktor pendukung Bimbingan Agama adalah support dari pengurus yang tidak pernah lelah mengingatkan anak-anak atas kewajiban selama di panti. Apabila terdapat faktor pendukung adakalanya juga terdapat faktor penghambat. Seperti yang dikutip dari hasil wawancara di atas bahwa sarana dan prasarana kurang mendukung seperti kebutuhan dalam program yang berkaitan dengan media penyampaian materi, yaitu berupa Infocus dan layar yang mana sampai saat ini penyampaian materi dirasa kurang menunjang. Pada faktor pendukung dan penghambat selanjutnya tidak jauh berbeda dengan apa yang disampaikan pada wawancara Ustad Fajarudin Jamal, dalam hal ini Kak Suwandi selaku pembimbing agama pada program kelas sharing dan muhadhoroh, juga menjelaskan bahwa: “Pendukungnya dari para pengasuh yang tidak lupa mengingatkan dan menuntun anak-anak. Kemudian dari pengasuh juga ganti-gantian dalam mengontrol atau membangunkan anak-anak pada subuh. Ya kendala suka duka pasti ada, untuk hambatannya ada anak-anak yang baru pulang sekolah dan baru mandi sementara pengajian sudah di mulai. Anak-anak yang mengikuti Bimbingan Agama sebaiknya dipisah karena dalam menghadiri bimbingan itu di campur jadi terkadang anak

40Wawancara Pribadi dengan Pembimbing Agama Ustad Fajarudin Jamal, 20 Mei 2020. 106

SD belum bisa mencerna materi anak SMA salah satunya haid.”41

Dari hasil wawancara yang telah disampaikan oleh kak Suwandi peneliti berpendapat bahwa faktor pendukung adalah pengurus yang selalu membantu jalannya program bimbingan mereka menuntun anak-anak dan bergiliran dalam membangun anak panti. Di samping itu yang menjadi faktor penghambatnya adalah keterlambatan dalam mengikuti bimbingan di karenakan kegiatan di luar sekolah. Kemudian anak-anak mengikuti Bimbingan Agama tidak di bagi kelompok sesuai usia mereka, terkadang dari materi yang disampaikan tidak dapat di cerna oleh anak yang masih menginjak usia SD karena yang dibahas adalah materi untuk anak SMP dan SMA. Pembinan anak bapak Arie Andhika juga menjelaskan bahwa: “Untuk pendukungnya mungkin pembimbing yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas. Serta support dari masyarakat yang tidak henti-hentinya mendukung dengan memberikan bantuan agar program bimbingan berjalan lancar. Kendalnya pasti selalu ada, mungkin untuk di kelas sharing ya itu sangat membutuhkan seorang yang memang di ahli di bidang psikologi anak. Sehingga ketika anak-anak menghadapi masalah mereka dibantu oleh dua aspek yaitu agama dan psikologinya.”42

Dari hasil wawancara yang telah disampaikan oleh pak Arie Andhika mengenai faktor pendukung, peneliti berpendapat

41Wawancara Pribadi dengan Pembimbing Agama Kak Suwandi, 20 Mei 2020. 42Wawancara Pribadi dengan Pengurus Pembinaan Anak Bapak Arie Andhika, 21 Mei 2020. 107

bahwa salah satu yang menjadi potensi bergeraknya program ini adalah adanya dukungan dari masyarakat yang memberikan bantuan material untuk sarana dan prasana yang memadai serta pembimbing yang memiliki pengalaman dan ilmu yang luas. Namun faktor penghambat datang dari tenaga kerja yang ahli di di bidang psikologi anak yang tidak ada. Ihsan Nurjaman, Dede Lisna, dan Varra menjelaskan bahwa: “Mengikuti Bimbingan Agama, saya merasa senang karena materi dan cara penyampaian dari ustadnya juga bagus, bisa mengayomi saya layaknya seorang ayah yang menasehati anaknya.”43 “Perasaan saya seneng, karena Bimbingan Agama juga ga tiap harikan. Kadang kalau rasa males saya dateng duh susah banget. Tapi karena penyampaian materi dari ustadnya kerkenaan di hati saya ya saya dengerin.”44 “Perasaan saya seneng tapi pasti pernah merasa bosen juga pastinya. Apalagi saya inget dulu belajar agama cuma di sekolah, tapi setelah di panti Bimbingan Agama rutin dilaksanakan dan disampaikan langsung oleh ustadnya yang memiliki banyak pengalaman, jadi beda aja gitu kak berlajar agama di sekolah sama yang diajarin langsung sama pak ustadnya.”45

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dari penyampaian materi dari pembimbing membuat mereka mengerti dan mudah dipahami, namun terkadang juga mereka pernah merasa bosan dan tidak bersemangat namun dengan materi dan cara menyampaikan pembimbing menarik seperti layaknya sosok seorang ayah bagi mereka. Pengalaman

43Wawancara Pribadi dengan Anak Panti Ihsan Nurjaman, 25 Mei 2020. 44Wawancara Pribadi dengan Anak Panti Dede Lisna, 25 Mei 2020. 45Wawancara Pribadi dengan Anak Panti Varra Fauzia Luthfi, 25 Mei 2020. 108

pembimbing yang banyak dan pengetahuan yang luas oleh pembimbing menjadi faktor pendukung dari Bimbingan Agama. 1. Analisis SWOT Faktor Pendukung dan Penghambat Bimbingan Agama Tujuan utama dari analisis SWOT adalah untuk mengidentifikasi strategi yang selaras. Menyelesaikan dan mencocokan sumberdaya dan kemampuan panti dengan tuntutan lingkungan di mana panti bersaing.

Analisis SWOT

Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weakness) 1. Kualitas materi 1. Target program program Bimbingan Bimbingan Agama Agama. kurang optimal. 2. Dukungan erat dari 2. Pengembangan program pembimbing dan juga Bimbingan Agama. pengurus dalam 3. Kurangnya sarana dan meningkatkan kinerja prasarana dalam program. menunjang berjalannya Bimbingan Agama.

109

Peluang (Opportunity) Ancaman (Threats)

1. Dukungan masyarakat 1. Kurangnya minat anak terhadap Bimbingan panti mengikuti Agama. program Bimbingan 2. Kerjasama dengan Agama. lembaga atau organisasi 2. Pengaruh negatif lain. globalisasi di bidang teknologi yang mampu mengubah gaya hidup para remaja saat ini.

Ekternal Peluang (O) Ancaman (T) Internal Kekuatan ( S) Memanfaatkan Memanfaatkan dukungan kualitas materi untuk pembimbing dan menghindari pengurus untuk penurunan minat meningkatkan anak panti dalam dukungan mengikuti program masyararakat Bimbingan Agama. terhadap program (ST) (SO) Kelemahan (W) Mengatasi kesulitan- Mengatasi kesulitan dalam permasalahan target 110

mengembangkan program untuk program yaitu menunjang dengan bekerjasama mengoptimalkan antar lembaga luar program Bimbingan untuk memanfaatkan Agama. (WT) peluang (WO)

Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT, maka alternatif yang dapat diperoleh adalah: 1. Strategi S.O Memanfaatkan dukungan dan kerjasama antar pembimbing dan pengurus agar kinerja pelaksanaan program dapat dilakukan dengan efektif. Agar meningkatkan dukungan dan apresiasi dari masyarakat. 2. Strategi W.O Memanfaatkan kerjasama antar lembaga agar pengembangan program dapat dilakukan dengan efektif dan dapat ditingkatkan lagi, serta mampu mengukur pencapaian- pencapaian yang telah dilaksanakan pada program tersebut. 3. Strategi S.T Memanfaatkan kualitas penyampaian materi yang inovatif sebagai kekuatan internal dalam program bimbingan agar anak panti yang mengikuti dapat tertarik dan antusias di karenakan materi penyampaian yang diberikan lebih inovatif dan cenderung tidak monoton.

111

4. Stategi W.T Mengatasi kelemahan internal terkait target program yang diberikan pembimbing masih belum dapat diperbaharui dan masih fleksibel dalam artian target yang diberikan hanya melihat respon anak panti, namun sebaiknya target dalam hal usia dalam menyampaikan materi di pisah. 2. Pemilihan Strategi Pemilihan strategi ini merupakan suatu bentuk tujuan untuk menentukan strategi yang dapat dijalankan oleh panti serta strategi mana yang menjadi prioritas untuk dilaksanakan dengan tujuan pengembangan program Bimbingan Agama. Strategi yang bisa dijalankan oleh Panti Asuhan Asuhan Aria Putra Ciputat secara berurutan: a. Meningkatkan dukungan masyarakat dengan selalu menjalin kerjasama antar pembimbing dan pengasuh secara kompak. b. Membagi target program mulai dari usia agar penyampaian materi lebih dapat dicerna sesuai usia mereka masing- masing agar berjalan dengan efisien dan relevan. c. Bekerjasama dengan lembaga lain terhadap pengembangan program. d. Meningkatkan penyampaian yang lebih menarik agar anak- anak antusias dalam mengikuti program bimbingan.

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1. Analisis Bimbingan Agama dalam Membentuk Kecerdasan Emosional Anak Yatim di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan mengenai “Bimbingan Agama dalam Membentuk Kecerdasan Emosional Anak Yatim di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat” maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Bimbingan agama yang diberikan oleh pembimbing agama di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat berupa bimbingan muhadhoroh, pengajian, dan kelas sharing. Dari Bimbingan Agama yang diberikan oleh pembimbing agama, bahwa semua anak panti menerimanya dari Bimbingan Agama yang sudah diberikan oleh pembimbing. Kemudian kecerdasan emosional yang didapatkan oleh anak-anak panti di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, seperti mampu mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenal emosi orang lain dengan saling merangkul, dan membina hubungan antar sesama walaupun dari latar belakang yang berbeda. Anak bisa mengambil keputusan dengan baik serta mengubah emosi negatif menjadi positif untuk mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat. Artinya semenjak menjadi anak panti, mereka semua

112

113

mendapatkan perubahan yang jauh lebih baik dari sebelumnya. 2. Faktor Pendukung dan Penghambat Faktor pendukung yang ditemukan yaitu diantaranya adalah dukungan masyarakat dan antusias anak-anak yang baik, pembimbing yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas dalam menjalankan program Bimbingan Agama. Faktor penghambat yaitu di antaranya yang pertama adalah target program di mana materi yang disampaikan tidak melihat dari faktor usia terkadang anak-anak SD belum bisa mencerna materi yang diberikan oleh pembimbing karena tidak adanya pembagian kelompok sesuai usianya, serta kurangnya sarana dan prasarana untuk menunjak kegiatan bimbingan seperti belum adanya infocus dan layar. B. Implikasi Hasil dari penelitian ini menjadi gambaran yang nyata bahwa Bimbingan Agama itu sangat penting untuk anak-anak panti dalam membimbing untuk membentuk kecerdasan emosional mereka. Hasil dari penelitian diharapkan dapat menjadikan para pembimbing agama, penyuluh, khususnya mahasiswa Bimbingan Penyuluhan Islam, semakin memahami tentang hal apa yang perlu dilakukan apabila menemui permasalahan seperti ini, sehingga dapat menjalankan peran sebagai pembimbing, penyuluh agama dengan sebaik-baiknya dan memberi manfaat bagi banyak orang. Penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat sebagai penginformasian bagi Panti

114

Asuhan Aria Putra Ciputat untuk memberikan pelayanan perberdayaan yang semakin baik. C. Saran Setelah melakukan penelitian ini, peneliti akan memberikan saran perbaikan yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu: 1. Saran bagi pihak Panti Asuhan Aria Putra Ciputat Bimbingan agama yang diberikan kepada anak-anak panti baiknya lebih di tingkatkkan lagi atau dengan metode yang menarik dan berbeda. Kemudian sebaiknya perlu di tambah lagi jumlah tenaga SDM (Sumber Daya Manusia). Dan baiknya dilakukan evaluasi pada saat pelaksanaan program untuk melihat dan mengukur keberhasilan dari program tersebut. 2. Saran bagi peneliti selanjutnya, dalam hal ini peneliti menyadari bahwa apa yang peneliti peroleh belumlah sempurna, masih ada beberapa hal yang belum sempat peneliti teliti lebih dalam. Untuk peneliti selanjutnya baiknya untuk meneliti informan dengan usia yang berbeda. Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menggugah minat bagi peneliti selanjutnya untuk dapat dikaji lebih dalam lagi.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

Abu Ahmadi. 1991. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Agustian, Ary Ginanjar. 2001. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosional Dan Spritual. Jakarta: Arga

Albin Rochelle Semmel, 1986. Emosi; Bagaimana Mengenal, Menerima dan Mengarahkannya. Yogyakart: Kanisius.

Ali, Nugraha, dan Rahmawati, Yeni. 2005. Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta: Universitas Terbuka.

Arifin, Isep Zainal. 2009. Bimbingan Penyuluhan Islam Pengembangan Dakwah bimbingan Psikotrapi Islam. Jakarta: Rajawali Pers.

Arifin, M. 1998. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama. Jakarta: PT Golden Terayon Press.

Arifin, M. 1998. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama. Jakarta: PT Golden Trayon Press.

AzZa’balawi. 2007. Muhammad Sayyid Muhammad. Pendidikan Remaja Antara Islam dan Ilmu Jiwa. Jakarta :GemaInsani.

Azizi, Dahlan Addul. 1996. Ensiklopedia Hukum Islam, Jakarta: PT Icktiar Baru Van Hoeve.

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif . Jakarta: Rineka Cipta.

Daradjat, Dzakiah. 1996. Doa Menunjang Semangat Hidup. Jakarta: Ruhama.

Daradjat, Zakiah. 2002. Psokoterapi Islam, Jakarta: PT. Bulan Bintang.

115

116

Daradjat,Zakiah 1982. Pendidikan Agama dan Pembinaan Mental. Jakarta: Bulan Bintang.

Departemen Agama RI. 2005. Al-Qur’an dan Terjemah, Jakarta :Pustaka Amani.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Drever, James. 1988. Kamus Psikologi. Jakarta: Bina Aksara.

Faqih, Aunur Rahim. 2001. Bimbingan dan Konseling Islam. Yogyakarta: UII Press.

Firdauz, Muhammad Ifran. 2012. Dahsyatnya Berkah Menyatuni Anak Yatim. Yogyakarta: Pustaka Albani.

Fred R. David. 2006. Manajemen Strategis. Jakarta: PT Salemba Empat.

Goleman, Daniel. 2001. Emotional Intellingence, Kecerdasan Emosional, terj. T. Hermaya. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, Daniel. 2002. Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, Daniel. 2009. Kecerdasan Emosional: Mengapa El lebih penting dari pada IQ. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, Jakarta: Bumi Aksara.

Hallen. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Quantum Teaching.

117

Hasan, Aliah B. Purwakania 2006. Psikologi Perkembangan Islami: menyingkap rentang kehidupan manusia dari pra kelahiran hingga pasca kematian. Jakarta :PT. Raja Grafindo.

Hatta, Ahmad Hatta. 2009. Tafsir Qur’an. Jakarta: Maghfirah Pustaka

Hermanto, Agus, Quatum Quatient, Kecerdasan Quantum, cara Cepat Melejitkan IQ, EQ, dan SQ Secara Cepat, cet ke- 12.

Hikmah, Siti. 2015. Psikologi Perkembangan (Tinjauan dalam Perspektive Islam). Semarang : CV Karya Abadi Jaya.

Jorgiyanto. 2005. Sistem Informasi Stategik untuk keunggulan Kompetitif. Yogyakarta: PT. Andi Offset.

Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajawali Pers.

Lutfi, M. 2008. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam. Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Mashar. 2011. Riana, Emosi Anak Usia Dini Dan Starategi Perkembangannya. Jakarta: Kencana.

Moleong, Lexy J, , M.A. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mu’awanah, Elfi dan Rifa Hidayah. 2009. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Mubayidh, Makmun. 2010. Kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak, Terj. Dari Adzaka’ Al-Athifi Wa Ash- Shihhah Al- Athifiyah oleh Muhammad Muchson Anasy. Jakarta : Pustaka Al Kausar.

Mubayidh, Makmun. Op.Cit.,

118

Nasution, Harun. 1985. Islam Ditinjau daari Berbagai Aspeknya. Jakarta: Univeristas Indnesia Press.

Nizar, Samsul. 2002. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers.

Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sabi’ah. Konsep Diri. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra

Salim, Peter & Yenny Salim. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontempore. Jakarta: Modern English.

Sarlito Wirawan Sarwono. 1984. Teori-Teori Psikologi Sosial, Jakarta: Rajawali.

Satori, Djam’an dan Aan Komariah. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sholeh. 2005. Agama Sebagai Terapi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Soerjono Soekanto. 2006. Sosial Suatu Pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif R dan D. Bandung: Alfabeta.

Suharsono. 2003. Mencerdaskan Anak Depok : Inisiasi Press.

Sukmadinata. 2003. Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sutoyo, Anwar. 2014. Bimbingan dan Konseling Islam (Teori & Praktek). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suyanto, J DWI Narwoko, Dan Bagong. 2007. Sosiologi: Tes Pengantar Dan Terapan. Jakarta: Kencana.

Syafaatun, Isma Rizky, Skripsi: 2014 “Peran Pembimbing Agama dalam Pembinaan Akhlak Anak Yatim Piatu di

119

Yayasan Perguruan Islam Miftahul Jannah Pondok Gede”. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Syaltut, M. Ahmud. 1990. Tafsir Al-Qur’anul Karim. Bandung: CV. Diponegoro.

Syaodih, Sukmadinata, Nana. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Walgito, Bimo. 2004. Bimbingan dan Konseling (Studi & Karier), Cv. Andi Offset.

Winkel, W.S. dan M.M Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

Yusuf, Syamsu. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rosda.

Yusuf, Syamsu. dan A. Juntika Nurihsan. 2016. Landasan Bimbingan Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Yusuf, Syamsul. 2001.Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung :Remaja Rosda karya.

Zulfan Saam. 2012. Psikologi Keperawatan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

SKRIPSI:

Mubarok, Afif, Skripsi: 2018. “Peran Pembimbing Dan Metode Bimbingan Agama Islam Dalam Meningkatkan Perkembangan Emosional Anak Panti Asuhan Yayasan Al-Kautsar Kecamatan Limpung Kabupaten Batang”. Semarang: Universitas Islam Negeri Walisongo.

Rahmawati, Putri, Skripsi: 2018. “Pendidikan Akhlak Dalam Membina Kecerdasan Emosional Anak DI Panti Asuhan Nurul Amal Kramat Jati”. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Winda Sari, Skripsi: “ Metode Bimbingan Agama Dalam Membina Akhlak Anak Yatim Di Pondok Pesantren

120

Daruut Tauhid Serua Indah Ciputat Tangerang Selatan” (Jakarta: Universitas Islam NegeriSyarifHidayatullah Jakarta.

JURNAL:

Rahmasar, Lisda. Pengaruh Kecerdasan Intektual, Kecerdasan Emosi dan Kecerdasan Spritual Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Majalah Ilmiah Informatika.

Syukur, Abdul. 2015. Peran Pengasuh Membentuk Sikap Sosio Emosional Anak. Jurnal PG: Paud Trunojono.

CA TATAN LAPANGAN Pada tanggal 13 Maret 2020 pukul 14.20 saya untuk pertama kalinya datang ke Panti Asuhan Aria Putra Ciputat seorang diri dengan menggunakan kendaraan ojek online. Jarak tempat tinggal saya dengan Panti Asuhan Aria Putra tersebut cukup dekat yang lokasinya sangat dengan pasar Ciputat dan dibantu dengan google maps, akhirnya saya tiba di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat. Jalanan menuju lokasi pun lancar sehingga tidak terlalu menyulitkan saya ketika diperjalanan. Tibanya saya di lokasi penelitian saya terlihat sangat sepi di karena saya datang pada siang hari, di mana anak-anak panti waktunya tidur siang namun sebagian dari mereka juga ada yang tidak tidur. Setelah melihat-lihat lokasi penelitian saya langsung ke ruang tamu dan bertemu dengan pengurus panti, namun saat itu yang menghampiri saya duluan adalah anak-anak panti untuk bersaliman dan mencium tangan saya dan mempersilahkan duduk, kemudian mereka bergegas untuk memanggil pengurus yang ingin saya temui. Saat itu saya sudah membuat janji untuk bertemu dengan pak Syamsudin, beliau adalah sekretaris Panti Asuhan Aria Putra Ciputat. Saya berbincang-bincang dengan pak Syamsudin menanyakan tentang Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, keadaaan anak panti dan kegiatan apa saja yang dilakukan di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat. Saya sangat senang karena mendapatkan tanggapan dan respon yang baik dari pihak Panti Asuhan Aria Putra Ciputat dan saya diizinkan untuk melakukan penelitian di Aria Putra, setelah kami berbincang cukup lama, saya diajak pak Syamsudin untuk melihat-lihat bangunan sekaligus memberitahu kepada saya gedung apa saja yang ada di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat tersebut. Terdapat asrama putri sebelah kanan ruang tamu dan sebelah kiri asrama putra, sebelum masuk ruang tamu terdapat sebuah mushollah yang sering digunakan untuk Bimbingan Agama dan sholat berjamaah, di samping ruang tamu terdapat aula, kemudian di ujung gedung terdapat dapur umum untuk menyiapkan makanan anak-anak., di tengah gedung terdapat lapangan yang biasanya digunakan untuk bermain bulutangkis dan futsal, dan pada saat berkeliling saya melihat anak panti ada yang sedang mengobrol bersama, mengobrol dengan pengurus panti dan ada juga yang sedang berjalan ke luar gerbang untuk membeli keperluan di asrama. Setelah berbincang cukup lama dengan pak Syamsudin saya memutuskan untuk pamit pulang di karenakan hari sudah cukup gelap dan akan di lanjutkan dengan kegiatan anak panti di asrama. Akhirnya saya berpamitan dengan pak Syamsudin lalu bergegas untuk pulang.

CATATAN LAPANGAN 14 Mei 2020, pada pukul 15.40 saya kembali datang ke Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, sebelumnya saya sudah membuat janji sebelum datang dengan pak Syamsudin tapi kali ini saya diarahkan untuk bertemu langsung dengan kak Suwandi yaitu sebagai pembimbing agama di panti asuhan tersebut. Dan sekaligus menyerahkan surat izin penelitian. Setibanya di sana, saya kembali berbincang dengan kak Suwandi sekaligus memperkenalkan diri dan meminta izin untuk melakukan observasi. Siang hari anak-anak sehabis pulang sekolah saya melihat ada yang sedang mengisi kegiatan mereka dengan hal-hal bermanfaat seperti belajar, membaca buku, mengerjakan tugas, dan ada juga yang bersenda gurau. Beliau adalah alumni sekaligus Ustad yang mengajarkan kelas pembelajaran, sharing dan motivasi, setor hafalan, beliau mengabdikan diri dan menetap di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat. Setelah itu, saya diantar untuk melihat anak panti yang sedang mengikuti kegitan Bimbingan Agama tampak anak panti dengan tertib dan fokus menyimak materi yang disampaikan oleh ustad yang mengisi materi. Sebelumnya pada waktu magrib saya melihat anak panti berbondong-bondong ke masjid dan bergegas mengambil air wudhu untuk melaksanakan solat berjamaah, terlihat juga ada anak-anak yang berlarian di karenakan terlambat mendirikan solat. Kegiatan Bimbingan Agama pengajian diadakan setelah solat magrib, ustad yang mengisi materi pengajian pada hari rabu dan kamis adalah Ustad Jamal yang di datangkan dari luar panti. peneliti melihat ustad dalam membahas materi pengajian biasanya mengangkat pembahasan dari kebiasaan anak panti seperti peneliti melihat anak panti pada saat itu ada yang berkelahi dan saling mendiami, sang ustad akan memberikan bimbingan sesuai dengan yang di alami anak-anak, di samping itu peneliti juga melihat ustad memberikan nasehat terkait tata cara wudhu karena pada saat solat di mulai terdapat anak-anak yang tergesa-gesa dalam berwudhu dan tidak memperdulikan tata cara berwudhu dengan benar. Peneliti juga mengamati aktifitas anak-anak saat memulai kegiatan pengajian, adzan magrib mulai dikumandangkan mereka bergegas untuk mengambil air wudhu dan sholat berjamaah. Di samping itu ketika peneliti bertemu dengan anak panti mereka sangat memiliki sopan dan sikap yamg baik. Ketika peneliti datang ke panti dengan spontan mereka mempersilhkan peneliti untuk duduk dan segera mereka memanggil pengurus, sebelum itu mereka mencium tangan peneliti. Mereka sangat menjunjung tinggi akhlak antar sesama baik tamu maupun teman-temannya.

CATATAN LAPANGAN Pada tanggal 15 Mei 2020, pukul 18.30 saya kembali datang ke Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, sebelumnya sudah membuat janji dengan Kak Suwandi yang bersedia saat itu untuk diwawancarai, kemudian beliau mengizinkan peneliti untuk menyaksikan secara langsung kelas sharing. Sebelum kelas sharing di mulai anak-anak bergegas untuk melaksanakan solat secara berjamaah, kemudian diadakan kegiatan membaca surah yasin dan doa-doa untuk orangtua serta sholawat nabi. Kegiatan yasinan dipandu langsung oleh anak-anak yang berusia remaja dan memiliki tajwid yang bagus dalam pengucapannya. Peneliti melihat saat itu di panti ada kegiatan rutin mingguan, yaitu pelatihan muhadhoroh atau berpidato. Kegiatan ini melibatkan seluruh anak-anak panti wajib ikut agar mereka mempunyai keahlian di bidang public speaking. Kegiatan ini dilakukan pada malam jum’at sesudah solat isya berjamaah. Pembimbing agama dan pengurus ikut mendampingi anak panti ketika kegiatan ini dilakukan. Beberapa hari sebelum tampil mereka berdiskusi dengan pembmbing agama terkait ayat yang akan dibawakan. Untuk materi mereka sendiri yang memilih sesuai dengan ketertarikan masing-masing. Ketika kegiatan tersebut telah dimulai terlihat anak-anak membawa buku catatan dan pulpen untuk mencatat hal-hal yang penting dalam pidato yang disampaikan. Di samping itu setelah anak-anak telah menyampaikan isi pidatonya ustad pun memberikan arahan setelah itu, mulai dari cara berpidato, kecepatan, mimik wajah dan intonasi, tak lupa ustad juga menggali kembali tema yang sudah disampaikan.

CATATAN LAPANGAN Pada pukul 17.00, tanggal 20 - 21 Mei 2020, saya membuat janji dengan kak Suwandi yang sebelumnya ingin mempertemukan saya dengan Pengurus Pembina Anak di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat. Beliau bernama pak Arie Andhika, saya mulai bertanya tentang sejarah panti, karena beiau adalah anak dari pendiri Panti Asuhan Aria putra Ciputat, saya di sarankan untuk mewawancarai pak Arie Andhika karena pendiri Panti Asuhan Aria Putra Ciputat sedang dalam keadaan sakit sejak beberapa bulan yang lalu. Sebelumnya saya memperkenalkan diri terlebih dahulu dan maksud ke datangan saya, dan beliau bersedia untuk diwawancarai, kemudian saya memulai wawancara. Di samping wawancara beliau juga memberi motivasi kepada saya untuk selalu bersemangat dalam mengejar cita-cita. Sebelumnya beliau adalah alumni dari almamater UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengambil jurusan bahasa inggris. Setelah cukup, saya meminta izin untuk datang kembali ketika anak-anak sudah dikabarkan atau siap untuk di wawancarai. Setelah selesai mewawancarai pak Arie, peneliti melihat kelas sharing yang di pandu langsung oleh Kak Suwandi, kegiatan tersebut diselingi dengan belajar bersama di mana mereka dibantu mengerjakan tugas sekolah, namun sebelum kelas sharing dilakukan terdapat seorang anak yang terlihat murung dan hanya terdiam saja, ternyata dari pembimbing menyadari hal tersebut, beliau memanggil anak tersebut dengan berbicara face to face. Setelah keadaan hati anak tersebut sudah agak membaik, pembimbing memberikan nasehat terkait persaudaraan, walaupun dari latabelakang yang berbeda namun mereka harus tetap saling merangkul, mengasih dan menyayangi. Anak-anak terlihat sangat leluasa, dalam artian mereka lebih terbuka dan aktif dalam menanyakan sesuatu. Sebelum masuk panti mereka memang sangat pendiam dan belum terbiasa dengan kegiatan panti. Namun dengan adanya kelas sharing membuat mereka mampu beradaptasi dengan cepat dengan teman sepantinya. Di keesokan harinya saya di temani oleh rekan saya untuk melanjutkan penelitian, yang sebelumnya saya mendapat kabar dari pihak panti bahwa anak-anak bersedia diwawancarai. Penelitian saya tertunda di karenakan perlu penyesuian waktu dengan informan yang akan saya wawancarai. Ba’da zuhur saya langsung bertemu dengan kak Suwandi dan pak Syamsudin. Setelah berkenalan saya memulai langsung memulai wawancara, saya mewawancarai siswa SMP dan SMA namun siswa SMP cenderung lebih pendiam dan hanya berbicara seperlunya saja. Pukul 16.10 setelah selesai melakukan wawancara dengan anak panti. Kehadiran kami di sambut dengan baik dan ramah anak panti, terlihat anak panti yang sangat sopan mencium tangan peneliti, di sore hari anak-anak banyak yang sedang menjalankan aktifitas bersih-bersih, bersiap-siap ke masjid, menghafal al- Qur’an dan membaca buku dan lain sebagainya.

DOKUMENTASI

Bersama dengan pengurus Panti Asuhan Aria Putra Ciputat

Bersama Pembimbing Agama Panti Asuhan Aria Putra Ciputat

Wawancara bersama Anak Panti Asuhan Aria Putra Ciputat

Kegiatan pengajian Panti Asuhan Aria Putra Ciputat

Kegiatan Hadroh Anak Panti Asuhan Aria Putra Ciputat

Tata Tertib Panti Asuhan Aria Putra Ciputat

Jadwal Kegiatan Panti Asuhan Aria Putra Ciputat

Foto setelah pelaksanaan ujian sidang skripsi online (Selasa, 08 September 2020).

$i/*4''J+J'1'' PDNAN PEMBIMBIHG AGAMA I}ALAM II{*I{IIYGffiTMN KECER}ASAN EMOSIONAL ANAK YATIM I}I PANTI ASUHAN ARIA PT}TRA CIPUTAT

Proposal

Disusun sebagai syarat rnengikuti ujian Seminar Proposal

Ilmen Pembimbing Ak*dsmik: Tssmnrrr M, Si

'ilIIII ilxm I

IF HIilJIYATU LI-AH JAI{ARTA

Oleh:

Asfi Raihan Salsabila {1 I 16852ffit}SffS7}

PROGRAM STUDI BIMBINGA}I DAN PEIYYULUHAN ISLAM

FAKT.IT,TAS ILMU DAI(WAH DAN ILMU KOMI]NIKASI UNTYERSITAS ISLAM I{EGERI SYARIF HIDAYATTTLLAH JAXARTA

2020

,l it ',L- . Jb OSs204 64」 ユ6o

BIPIBINGAN AGApIA DALAPIIIEDIBENTUK KECERDASAN EMOS10NAL ANAK YATIM DIPANTIASUHAN ARIA PUTRA CIPUTAT

Proposal

Disusun sebagai syarat mengikuti ujian Seminar Proposal

Ilosen Pembimbing Akademik Tasman,ll{. Si ル・ %嘔品勾;,ンr.Mルm″ 3at4じノ

t+ 'feb 'zo2b

掘″ル|?ИマJ似 ハヽ

■菫轟 一 覆轟轟覆 ぽ tJttive程巌澪 :蓼凛疇鮭eg,F: SYARl F ttlttAYA‐ ヒLAH ttAKARTA

C)leh i

Asfl Raihall Salsabila(11160520000007)

PROGRAM STUDIBIMBINGAN DAN PENYULUⅡ AN ISLAPII FAKULTASILMU DAKWAE DAN ILDIU KOMllINIKASI UNIVERSFASISLAM NEGERISYARIFIIDAYATULLAⅡ JAKARTA

・ ―

― ICEMENTERIAN AGAMA ■INMRSITASISLAM NEGERI(■ IIN) SYARIFヨ[DAYATttL´口肛JAKARTA FAKULTASILMU DAICWAH DAN ILMU ICO¨ SI

」l lr H Juanda No 95,(〕 iputat 15412,Indoncsia Tclp/Fax:(62-21)7432728/74703580 Wcbsitc:― fldkOm ulllJkt ac id Elilaili ndkom tllulllJlct ac id

Nomor :B― ‖毅q/F.5/PPO.09/02/2020 Lampiran:1(Sattll Bundel Hal :Bimbingan Sk■ psi´ Kcpada Yth Drs.H.Mahmud Jdal,MA Dosen Fakultas 1lmu Dakwah dan 1lmu Komunikasi UIN SyanfHidayatullah Jakarta

j勧 「 Иssα′αν'α ′α ラフη″わ. “ “ 雉 rg 墓 iai berikut, Nama :ASFI RAIHAN SALSABILA HAMID NIM :11160520000007 bingan Penyuluhan ISlaln JurusarVProdi :Bin■ uhn Semester i7(コ TelP :085204649260 :BimbttgttAgaln観 Judul SkriPsi 鮒狙X¶蹴喘 Panti Asuhan Aria Putra Ciputat

mohonkesediaannyauntukmembimbingmahasiswatersebutdalam selama 6 bulan daritanggal77 penyusnnan d"" pJ;;i;;ui* stt'iptinya hebruari s.d. 17 Agustus 2020

Demikianataskerjasamanyadanbantuanyakamiucapkanterimakasih.

Was s al amu' alaikum Wr, Wb' .Iakafia, 1 7 Februari 2020 a.n. Dekan

Щ MSW ti N , グ畏秘19740 o1122 3■

Tembusan: 1. Wakil Dekan Bidang Akademik Islam 2. Ka/Sekprodi Bimbingan Penyuluhan KEMENTERIAN AGAMA TINTyERSTTAS rSLAM NEGERT (rmD SYARIF HIDAYATULLAII JAKARTA FAKULTAS ILMU DAK\MAII DAN TLMU KOMUNIKASI

Jl. Ir. H. JuandaNo. 95, Ciputat ll4l2,Indonesia Telp. /Fax: (62-21) 7432728 / 74703580 Website : www.fidkom.uinjkt. ac.td Email: fidkom@uinjkt .ac.td

Norttor' : R- g?l /F 51PP0.09/0 112020 [,anrpiran :- Flal :lzin Penelitian (Slu'ipsi)

I Kepada Yth Kepala Panti Asuhau Aria Putra .lL Aria I)utl'ir Ntl. I Ciltutat'langel'altg Sclartan

I cli li'rn pat I

I

A.s I ct I cr i trL' ^s o rn u' u ku m l'l/r. b.

I Dekan Fakultas ilmu Dakwal.r dan Ilmu Komunikasi UIN Svarif

Hidai,'atullah .lakarta menerangkan bahwa :

I N anra : Asfl Raihan Salsabila Hamid I NIM :11160520000007 ' S e nre ster 7 ('l-tti uh )

I .lrrrr-rslrn/Prcldi : ltlirlrLrirrsuir I)cii\ Lrluiran Islanr No lelp : 08,5204649260

I Adalah bcnar y'ting belsangkLrtan nrahasiswa FakLrltas IlnrLr I)akr.rah clarr llnrLr Konrurrikasi t I IN Sr aril' H iclal'atullah .lakarrta 1'ang akan nrelaksanakan

I penclitiarrirlencari clata clalanr langl(t'(rt Panthintbing .4guttttt Dultrnt ,\lattingktttkttrt Kt'c't,t'tltt.:un Ettto.:iontrl .4nuk Iltitn Di [)unli I (' .1.s u hun .-1 r' iu P trt rt.t i 1tt rt tt t ". l Sehr-rbungan dengan itu. dimol-ron kirarrya Bapak/lbu/Sdr dapat

meneri ma _v-ang bersan gkutan untu k pelaksatraan kegiatan d i r-naksud

Dentikian atas kerjasan-rAnya clan bantLranya kami ucapkan terimakasih.

l'l'h.s'.t u I u nt u' et I u i k u nt 14 r, LN' h. l8 .[arrLrari I02 0

Bidans Akadenril(

s ir':r h, S:AUT}SW, \{s\\. l012001 I l700f,tf

I erttbrrsarr :

1 . Waliil Deliarr Bidans Al

SURAT KETERANGAN No. : 079/PAAP lSKlVfi/zAzA

Ya ng bertandatangan dibawah ini,

Nama H. DEDDY MUNADI Tempat Taggal Lahir Tangerang, 14 April 1954 Jenis kelamin Laki - laki Jabatan ketua Panti Asuhan Aria Putra Nik 367 4A41403540003

Menerangkan bahwa

Nama ASFI RAIHAN SALSABIIS HAMID Tempat Taggal Lahir Parepare, 03 Desember 1998 Jenis Kelamin perempua n Fa ku ltas llmu Dakwah dan llmu Komunikasi Jurusan Bimbingan Penyuluhan lslam NiM LLL605200000a7

Nama tersebut adalah benar telah melaksanakan penelitian skripsi ditempat kami dengan judul "Bimbingan Agomo dalom membentuk kecerdosan emosional anok yatim dipanti Asuhan Ario Putra Ciputat."

Demikian surat keterangan ini kami buat, untuk dapat dipergunakan sebagai mana mestinya.

Ciputat, 03 Juli 2AZA

Pengu s Panti uhan Aria P tra Uta b

tRffiH DY MUN SURAT KESEDIAAAN WAWANCARA PENELITI Saya Asfi Raihan Salsabila Hamid Mahasiswa Universitas

Islarn Negeri Syarif Hidayatullah Jakarla. dengan ini menyatakar.r

sedang melakukan penelitian di Panti Asuhan Aria Putra Cipr.rtat. tentang Bimbingan Agama Dalam Membentuk I(ecerdasan Ernosional Anak Yatin-r di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, untuk

memenuhi tugas skripsi dalarl rnemenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos). dalan, penelitian ini peneliti rnerntbkuskan pada bimbingan agama yang diperoleh dari

pembimbing agama dan pengurus.

Sehubur-rg dengan judul skripsi yang saya arnbil, saya memohon kesediaan bapak/ibu, saudara/saudari untuk saya

wawancara. Data yang saya ambil akan dijaga kerahasiannya. Atas

hesediaan dan perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Yang berlanda tangan di bawah ini: Nalna ' Af,lg hrtDt+ \ k .4 LJsia : 5 ιl 卜伝 Jenis Kclan■ in: L Alam試 ' t L- aA,r,,, Qrr*c^ N0 1-. C t?.r+at -'-f"rn3 SeL Dengan ini menyatakan (bersedia/tidak) dilvawancarar untuk n-relengkapi data penelitian skripsi.

Jakana,21 Mci 2020

Yang bersangkutan

メ′ιε 升〃ぬ耐|ス4 h7 ko'h""'t SURAT PERNYATAAN Saya yang bemama di bawah ini menyatakan suclah diwawancarai oleh saudari Asfi Raihan Salsabila Hamid Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saat ini

sedang melakukan penelitian di Panti Asuhan Aria Putra Ciputrt. tentang Birnbingan Agama Dalam Membentuk I(ecerdasan

En-rosional Anak Yatim Di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat uutuk memenuhi tugas akhir perkuiiahan yaitu skripsi dan tneuretluhi

persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos).

Yang berlar-rda tangan di bawah ini: R IC井 ⅣD月 1に 4 Nama /1「 Usia ろイtk

Jenis I(elamin bメ 医1- t´ kl .1 鉢―てσゾ seし Alamat 4tバ ftい でじ・イ /、り∂ C Poキ 気

Dengan ini saya menyatakan bahu'a jawaban ini saya jawab dalarl

keadaan sadar dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Jalcttta,21 ⅣIei 2020

P c n e ‐ Yang belsangkutan . 月 レ

7trz,e r*rv o iltt^ a Aty, Pa'hon-s SURAT KESEDIAAAN WAWANCARA PENELITI Saya Asfi Raihan Salsabila Hamid Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan ini menyatakan sedang melakukan penelitian di Panti Asuhan Aria putra Ciputat, tentang Bimbingan Agama Dalam Membentuk Kecerdasan Emosional Anak Yatim di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, untuk memenuhi tugas skripsi dalam memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos). dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada bimbingan agama yang diperoleh dari pembimbing agarna dan pengurus.

Sehubung dengan judul skripsi yang saya ambil, saya memohon kesediaan bapak/ibu, saudara/saudari untuk saya wawancara. Data yang saya ambil akan dijaga kerahasial]nya.

Atas kesediaan dan perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama υノ ″ fつ′′●J″ Usia q3 Jenis Kelamin lapt - laK-, Alamat ・ γ等 D∞g∫ 甕副雛銭鰹i c∬ untuk melengkapi data penelitian skripsi.

Jよarta,20 NIci 2020

Pencliti SURAT PERNYATAAN Saya yang bemama di bawah ini menyatakau sudah diwawancarai oleh saudari Asfi Raihan Salsabila Hamid

Universitas Islam Negeri Syarif Flidayatullah Jakarta, saat ir-ri

sedang melakukan peneiitian di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, tentang Bir-nbingan Agama Dalam Membentr:k I(ecerdasan Emosional Anak Yatirn Di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat untuk memenuhi tugas akhil perkuliahan yaitu skripsi dan rnet.neuuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos).

Yang berlanda tangan di bawah ini: Nama ff1artA,n Sarvtal Usia 45 κ Jenis I(elamin L列に,ヽ ι′ `・ %Tυ dυ Alanrat ′ ちυ郷乳為電』均メ■ Dengan ini saya menyatakan bahwa.jawaban ini saya jawab dalarn

keadaan sadar dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Jalcarta,20 NIlei 2020

Peneliti

Jo*o At? 11ortfi"n t {t"'u'l'n SURAT KESEDIAAAN WAWANCARA PENELITI Saya Asfi Raihan Salsabila Hamid Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah lakarta, dengan ini menyatakan sedang melakukan penelitian di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, tentang Bimbingan Agama Dalam Membentuk Kecerdasan Emosional Anak Yatim di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, untuk memenuhi tugas skripsi dalam memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos). dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada bimbingan agama yang diperoleh dari pembimbing agarna dan pengurus.

Sehubung dengan judul skripsi yang saya ambil, saya memohon kesediaan bapak/ibu, saudara,/saudari untuk saya wawancara. Data yang saya ambil akan dijaga kerahasiannya.

Atas kesediaan dan perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Su rr.larrdi Usia 2q Jenis Kelamin l^Ni - laKi Alamat g,at- (p. f aeirLattnq, Lt /pq ' D"sa \etkJaYa. Dengan ini mbnyatakan (bersedia/tidak) diwawattcarai untuk melengka pi data penelitian skripsi.

Jakaia,20]ν lei 2020 SURAT PERNYATAAN Saya yang bernama di bawah ini menyatakan sudah diwawancarai oleh saudari Asfi Raihan Salsabila Hamid Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saat ini sedang melakukan penelitian di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, tentang Bimbingan Agama Dalam Mernbentuk Kecerdasan Emosional Anak Yatim Di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan yaitu skripsi dan memenuhi persyaratan memperoleh gelar Saq'ana Sosial (S.Sos).

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Suu)an di Usia 2u Jenis Kelamin tovr- \aVr co L Dcsa V

Dengan ini saya menyatakan bahwa jawaban ini saya jawab dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Jakarta,20 Mei 2020

kutan

's Arf lLa'h'n SURAT KESEDIAAAN WAWANCARA PENELITI Saya Asfi Raihan Salsabila Hamid Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan ini menyatakan

sedang melakukan penelitian di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, tentang Bimbingan Agam? Dalam Membentuk Kecerdasan Emosional Anak Yatim di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, untuk memenuhi tugas skripsi dalam memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S,Sos). dalam penelitian ini peneliti rnemfokuskan pada bimbingan agama yang diperoleh dari

pembimbing agafira dan pengurus. Sehubung dengan judul skripsi yang saya ambil, saya memohon kesediaan bapak/ibu, saudara/saudari untuk saya

wawancara.Datayang saya arnbil akan dijaga kerahasiannya. Atas

kesediaan dan perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama .Novt Y^n4 Usia : l? +ahun Jenis Kelamin: p*erntr- fi Alamat :Jln pembaryL4nc4{1rt 06 rt,r) 6L Cetuta ctpr,,lat Dengan ini menyatakan Oersedia/tidak) diwawancarai untuk melengkap i data penelitian skripsi.

Jakarta,25 Me|2020

Yang bersangkutan

At [t-ct'l''an's SURAT PERNYATAAN Saya yang bernama di bawah ini menyatakan sudah diwawancarai oleh saudari Asfi Raihan Salsabila Hamid universitas Islam Negeri syarif Hidayatullah Jakarta, saat ini sedang melakukan penelitian di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, tentang Bimbingan Agama Dalam Membentuk Kecerdasan Emosional Anak Yatim Di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan yaitu skripsi dan memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos).

Yangbertanda tangandi bawah ini: ana Nama :い Dヾ l Ч Usia :tl tahtAn Jcnis Kdalnh:後 reいマuan 0'ノ ■(れ腋Cヤ ut at Alaln威 :夕n幹田bttηunan`■ 。

Denganinisayamenyttakanbahwajawabaninisayajawι lb dalaln kcadaan sadar dan tanpa paksaan dan pihak manaplln.

Jakarta,25 Mei 2o20

Yang bersangkutan

・S Affレ′お `″ SI-IRAT KESEDIAAAN WAWANCARA PENELITI

Saya Asfi Raihar-r Salsabila Hamid Mahasiswa Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan ini menyatakan sedang n-relakukan penelitian di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, tentang Bimbingan Agama Dalan"r Vlembentuk I(ecerdasan Emosional Anak Yatim di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, utrtuk memenuhi tugas skripsi dalarn memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sariana Sosial (S.Sos). dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada birnbingan agalna yang diperoleh dali pembirnbing agallla dan pengurus. Sehubung dengan iudul skripsi yang saya an-rbil, saya rlemohon kesediaan bapak/ibu, saudara/saudari untttk saya

\\'awancara. Data yal1g saya ambil akan dijaga kerahasiannya. Atas kesediaan dan perhatianllya saya ucapkan terimakasih.

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama ,\\uan (\ugponos' usia , t$ [tn Jenis I(elamin : \$k'-\(r\t' n^Uo' I,*;"'"-, S' dt**, Wtr/o*W%' Dengan ini menyatakan (bersedia/tidak) diwawancarar untuk melengkapi data penelitian skripsi.

Jakafia, 20 Mei 2020

Yang bersangkutan Pcncliti

lnf' Rtrhan's SURAT PERNYATAAN sudah Saya yang bernama di bawah ini menyatakan Salsabila Hamid diwawancarai oleh saudari Asfi Raihan UniversitaslslamNegeriSyarifHidayatullahlakarta,saatini sedangmelakukanpenelitiandiPantiAsuhanAriaPutraCiputat, Kecerdasan tentang Bimbingan Agama Dalam Membentuk EmosionalAnakYatimDiPantiAsuhanAriaPutraCiputatuntuk dan memenuhi memenuhi tugas akhir perkuliahan yaitu skripsi (S'Sos)' persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial

jawaban saya jawab dalam Dengan ini sayamenyatakanbahwa ini

keadaan sadar dan tanpapaksaan dari pihak manapun'

Jakarta,25 NIei 2020

Yang bersangkutan

οれイ 輌 ζ2211`空 4 F` AFルイ イ “

`【 SURAT KESEDIAAAN WAWANCARA PENELITI Saya Asfi Raihan Salsabila Hamid Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan ini menyatakan

sedang melakukan penelitian di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, teriang Bimbingan Agama Dalam Membentuk Kecerdasan Emosional Anak Yatim di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, untuk memenuhi tugas skripsi dalam memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos). dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada bimbingan agama yarlg diperoleh dari

pembimbin g agama dan pengurus.

Sehubung dengan judul skripsi 5,ang saya ambil, saya memohon kesediaan bapai

kesediaan dan perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama 6lty Qa',,^

untuk melengkapi data penelitian skripsi.

JakaFta,25 ⅣIci 2020

l β an- { (t\a*1 €at",o.JV Qrs- SURAT PERNYATAAN Saya yang bemama di bawah ini menyatakan sudah diwawancarai oleh saudari Asfi Raihan Salsabila Han-rid Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saat ini

sedang rnelakukan penelitian di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, tentang Bimbingan Agama Dalam Membentuk Kecerdasan Emosional Anak Yatim Di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan yaitu skripsi dan memenuhi

persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos).

Yang berlanda tangan di bawah ini: QMα ↓秋へ Nama :ι hQ卜9 メ “

:キ 卜しい Usia 『 ``い 」enis Kelalnin:、 aば ・ ヽ 臥こυル ft o lR fもO OSC JCSヽ Alamat :kF、 さや υ sttll《

Dengan ini saya menyatakan bahwa jawaban ini saya jawab dalam

keadaan sadar dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Jakarta,25 ⅣIci 2020

Yang bcrsangkutan

/r/ の滲 ≠a"s %び パレ AgF・ レ ′l´ り SURAT KESEDIAAAN WAWANCARA PENELITI Saya Asfi Raihan Salsabila Hamid Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah lakarta, dengan ini menyatakan sedang melakukan penelitian di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, tentang Bimbingan Agama Daiam Membentuk Kecerdasan Emosional Anak Yatim di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, untuk memenuhi tugas skripsi dalam memenuhi p ersyaratan mernperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos). dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada bimbingan agama yang diperoleh dari pembimbin g agarna dan pengurus. Sehubung dengan judul skripsi yang saya ambil, saya memohon kesediaan bapak/ibu, saudara/saudari unfuk saya wawancara. Data yang saya ambil akan dijagakerahasiannya. Atas kesediaan dan perhatiat't{rya saya ucapkan terimakasih.

Yang bertanda tangan di baⅥdlil■ i: Nama つιdc しt`na Usia lo

Jenis Kelamin Perempuq rl Alamat Jl-sqsat, P4nJ4ng ?ottcrt o0t loog ,lua $asap laclaoj Dengan ini menyatakan (bersedia/t'i#) diwawarcarat untuk melengkap i data penelitian skripsi.

J よ 0

Y allg bersangkutan 』

Dι ttsn、 ・ “ SURAT PER.NYATAAN Saya yang bernama di bawah ini menyatakan sudah diwawancarai oleh saudari Asfi Raihan salsabila Hamid Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saat ini sedang melakukan penelitian di Panti Asuhan Aria Putra ciputat, tentang Bimbingan Agama Dalam Membentuk Kecerdasan Emosional Anak Yatim Di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan yaitu skripsi dan memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos).

Yangbertanda tangan di bawah ini:

Nama Dt[.e WWfrWYn Ulsna Usia r8 Jenis Kelamin ?erunprrun Alamat J1' sqsaF ?ar6a 03 Ptncol 0or (oog,J,esq sara\c tqtFu

Dengan ini saya menyatakan bahwa jawaban ini saya jawab dalam keadaan sadar dan tanpapaksaan dari pihak manapun'

Jakarta,25 Mei 2020

Yang bersangkutan

tr uhan' s Dede \is'\q ltsy SURAT KESEDIAAAN WAWANCARA PENELITI Saya Asfi Raihan Salsabila Hamid Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah lakarta, dengan ini menyatakan sedang melakukan penelitian di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, tentang Bimbingan Agama Dalam Membentuk Kecerdasan Emosional Anak Yatim di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, untuk memenuhi tugas skripsi dalam memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S,Sos). dalam penelitian ini peneliti rnemfokuskan pada bimbingan agama yalg diperoleh dari pembimbin g agarfla dan pengurus. Sehubung dengan judul skripsi yang saya ambil, saya memohon kesediaan bapak/ibu, saudara/saudari untuk saya wawancara. Data yang saya ambil akan dijagakerahasiannya. Atas kesediaan dan perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :Vqrro {oufra Lu+qi

Usia : t'? Jenis Kelamin : Pettmpmn

1■ 灯006鰤 0み 南 8,資 ト Alalll江~~~DmgI :)t I糾 ttla oJぃ ゃ‐ ハ 日臨評M‰ 硼脚‰″“ untuk mclengk叩l dtta penclitian slcipsi.

JakaFta,25 Mci 2020

Yang bersangkutan

Atf B-a;fian's SURAT PER,NYATAAN Saya yang bemama di bawah ini menyatakan sudah diwawancarai oleh saudari Asfi Raihan Salsabila Hamid Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saat ini sedang melakukan penelitian di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat, tentang Bimbingan Agama Dalam Membentuk Kecerdasan Emosional Anak Yatim Di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan yaitu skripsi dan memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos).

Yang bertanda tangan di bawah ini:

: Nama Vqffq fAua\Cr LuW Usia : tt Jenis Keiamin : ptrewqU6fr Alamat :蝙 ユ tttΨ脚爬l鱚 獅

Dengan ini saya menyatakan bahwa jawaban ini saya jawab dalam keadaan sadar dan tartpapaksaan dari pihak manapun.

Jakarta,25 NIlei 2020

Yang bersangkutan

′パ キμθψ VC・tfrふ lCtuγ ^tut臥「