2

1.3 Tujuan Penelitian

Dalam pembuatan karya tulis ini, penulis memiliki tujuan- tujuan yang ingin dicapai oleh penulis, antara lain:

1.3.1 Menginformasikan mengenai sejarah terbentuknya

1.3.2 Mengetahui seluk- beluk para personil Lp

1.3.3 Mengajak pembaca mengikuti perkembangan Lp sampai saat ini

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat ditulisnya karya tulis ini yaitu:

1.4.1 Mengajak pembaca untuk semakin mendalami musik keras, terutama Lp

1.4.2 Menambah perbendaharaan kajian bagi karya tulis ini

1.4.3 Memenuhi tugas akhir Bahasa Indonesia kelas IX

1.5 Metode Penulisan

Dalam pembuatan karya tulis ini, penulis menggunakan metode studi pustaka, di mana penulis membaca berbagai informasi tentang mereka dari internet

(www.wikipedia.org, www.linkinpark.com, www.myspace.com, dan berbagai sumber lainnya). Di samping itu penulis juga menggunakan metode analisis dari berbagai media seperti televisi (, channel v, stasiun tv lokal maupun 3

mancanegara) dan radio (trax, prambors) yang menyiarkan video klip dan lagu- lagu mereka sehingga penulis lebih mengetahui tentang perkembangan Lp.

Selain itu penulis juga mendapat masukan- masukan dan komentar mengenai

Linkin Park dari teman- teman dan keluarga penulis serta banyak orang lainnya yang telah membantu penulis untuk semakin mengetahui tentang Lp.

1.6 Sistematika Penyajian

1.6.1 Bab 1 Pendahuluan

1.6.1.1 Latar Belakang Masalah

1.6.1.2 Permasalahan

1.6.1.3 Tujuan Penelitian

1.6.1.4 Manfaat Penelitian

1.6.1.5 Metode Penulisan

1.6.1.6 Sistematika Penyajian

1.6.2 Bab 2 Pembahasan

1.6.2.1 Bagaimana Sejarah Terbentuknya Linkin Park?

1.6.2.1.1 Asal Mula Terbentuknya Sebuah

1.6.2.1.2 Usaha Mendapatkan Kontrak Rekaman 4

1.6.2.1.3 Terbentuklah Linkin Park

1.6.2.2 Bagaimana Latar Belakang Para Personilnya?

1.6.2.2.1

1.6.2.2.2

1.6.2.2.3 Joseph Hahn

1.6.2.2.4

1.6.2.2.5

1.6.2.2.6

1.6.2.3 Bagaimana Perkembangan Linkin Park Sampai Sekarang?

1.6.2.3.1 Berawal dari “

1.6.2.3.2 Berlanjut ke “Meteora”

1.6.2.3.3 Menuju “Minutes to Midnight”

1.6.3 Bab 3 Penutup

1.6.3.1 Kesimpulan 5

1.6.3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN 6

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Bagaimana Sejarah Terbentuknya Linkin Park?

2.1.1 Asal Mula Terbentuknya Sebuah Band

Dengan kesuksesan mereka sekarang, tentunya tidak banyak orang yang

mengetahui bagaimana kerja keras yang dilakukan para personilnya sebelum

terbentuknya nama “Linkin Park”.

Berasal dari Agoura Hills, , pada mulanya hanyalah berawal dari

ketertarikan tiga anak SMA pada musik. Mereka adalah Mike Shinoda (backing

vocals, rhythm guitar), Rob Bourdon (drummer) dan Brad Delson (lead guitar).

Setelah lulus, Mike Shinoda bertemu dengan (turntables, DJ) dan

keduanya menjadi teman akrab sehingga Mike mengajak Joe untuk bergabung

dalam band yang ia bentuk. Saat itu Brad bertemu dengan Dave (bassist) dan

mengajaknya bergabung juga. Mereka juga meminta bantuan dari Mark Wakefield

untuk menjadi vokalis pada saat itu. Lalu diambillah nama “Xero”.

2.1.2 Usaha Mendapatkan Kontrak Rekaman

Dengan segala keterbatasan, mereka mulai merekam dan memproduksi lagu-

lagu yang mereka buat di studio kamar milik Mike. Frustasi dan ketegangan mulai 7

memuncak ketika mereka berulang kali gagal mendapatkan kontrak dengan perusahaan rekaman manapun, mengakibatkan Mark Wakefield yang menjadi vokalis utama, meninggalkan Xero sehingga mereka kekurangan vokalis.

Lalu mereka berusaha mencari vokalis baru dan mereka merekrut Chester

Bennington (vokalis), orang yang direkomendasikan , yang saat itu adalah wakil presiden perusahaan rekaman Zomba Music. Chester sendiri pernah menjadi vokalis band Grey Daze dan ia memang berbakat.

Namun nama Xero ternyata sudah diambil band lain dan mereka terpaksa mengganti nama mereka menjadi “Hybrid Theory”, (hybrid artinya gabungan atau campuran), yang menurut Brad merupakan gabungan musik berbagai jenis dari kehidupan keenam orang personilnya.

Setelah seluruh anggotanya lengkap, mulailah mereka membuat lagu- lagu baru dan merekam EP () Hybrid Theory, walaupun bassist Dave

Farrell harus digantikan oleh Kyle Christner sementara. EP yang mereka buat ternyata berhasil dan Warner Bros Records merekrut mereka.

2.1.3 Terbentuklah Linkin Park

Tidak lama sesudahnya, mereka diberi peringatan bahwa nama “Hybrid

Theory” mirip dengan nama grup band “Hybrid” sehingga sekali lagi mereka haris mengganti nama mereka. Ketika sedang mencari- cari nama, Chester mengusulkan nama Lincoln Park, taman yang selalu mereka lewati bila sedang menuju ke 8

perusahaan rekaman. Tapi ternyata sudah banyak website dengan nama serupa

sehingga untuk mengihindari kerancuan lagi mereka mengubah ejaannya dan

terbentuklah “Linkin Park”. Dan untungnya belum

ada band dengan nama serupa dan alamat web dengan

nama Linkin Park pun belum ada sehingga mereka

memutuskan untuk membuat web dengan nama

linkinpark.com.

2.2 Bagaimana Latar Belakang Para Personilnya?

2.2.1 Chester Bennington

. Nama lengkap : Chester Charles Bennington

. Nama panggilan : Chazy Chaz

. Tinggi : 178 cm

. Posisi : Lead Vocals

Terlahir di Phoenix, , 20 Maret 1976, masa kecil Chester bisa

dibilang sulit. Orang tuanya bercerai saat ia masih kecil, kira- kira 11 tahun. Ia

memang mempunyai ketertarikan pada musik semenjak ia kecil. Ia pernah

bergabung dengan band “Sean Dowdell and Friends” sewaktu berumur 15 tahun,

dan dengan “Grey Daze” setahun sesudahnya. 9

Masa mudanya juga tidak terlalu baik, ia pernah menjadi korban pelecehan seksual semasa mudanya. Untuk kabur dari permasalahan hidupnya, ia mulai menggunakan obat- obatan terlarang seperti kokain dan sejenisnya. Kebiasaannya masih ia teruskan setelah ia mulai bekerja di “Burger King”. Tetapi walaupun begitu, ia tidak melupakan cita- cita masa kecilnya untuk menjadi rockstar terkenal.

"I always wanted to be a rock star. That was my childhood dream.

That's what I told everybody I was going to be when I grew up."

(www.pushmeaway.com)

Lalu perlahan- lahan ia mulai meninggalkan ketergantungannya dan bergabung dengan grup band lokal “Grey Daze”. Grey Daze perlahan- lahan menjadi tenar tetapi Chester mempunyai perbedaan pendapat sehingga ia memutuskan untuk keluar dari band. Tetapi setelah ia keluar dari Grey Daze, ia mendapat kesulitan mencari band untuk bermain. Pada saat itulah Jeff Blue, yang waktu itu wakil presiden Zomba Records, menawarkannya untuk ikut sebuah audisi di California.

Ia membawa serta keluarganya menuju ke California untuk mengikuti audisi

Linkin Park dan bahkan berhenti dari pekerjaannya saat itu. Dan ternyata berkat suaranya yang tinggi dan penuh penghayatan dalam menyanyikan lagu, ia diterima dalam audisi tersebut dan langkahnya menjadi seorang rockstar mulai terwujud. 10

Walaupun sekarang cita- citanya telah terwujud, ia menderita beberapa penyakit dan kondisi tubuhnya yang lemah. Ia bahkan harus berjuang keras untuk bisa datang ke perekaman Meteora. Di tahun 2003, ia jatuh sakit dan harus menjalani operasi.

Chester menikah dengan istri pertamanya, Samantha Bennington, pada 31

Oktober 1996, tepat di hari Halloween. Mereka berdua bertemu sewaktu Chester sedang bekerja di Burger King. Tetapi karena pada saat itu ia tidak mampu membeli sebuah cincin pernikahan, mereka ditato bergambar cincin di jari manis. Mereka dianugerahi seorang anak laki- laki yang bernama Draven Sebastian Bennington pada tanggal 19 April 2002. Tetapi hubungan mereka tidak berjalan dengan baik sehingga mereka bercerai pada bulan Mei 2005.

Bulan Desember 2005 ia menikah lagi dengan seorang mantan model Playboy,

Talinda Bentley dan mempuyai seorang anak, Tyler Lee Bennington. Chester membantah isu bahwa dia bercerai dengan istri pertamanya karena hubungannya dengan Talinda.

Chester membuka tempat pembuatan tato bersama temannya Sean Dowdell di

Tempe, Arizona yang mereka namai “Club Tattoo”. Club Tattoo mendapatkan banyak pengakuan dan penghargaan dari berbagai majalah seperti misalnya College

Affair dan Skateboard Mag. Club Tattoo juga pernah mengikuti acara seni di New

York City. 11

Selain bersama Linkin Park, Chester juga mempunyai sebuah band yang ia bentuk tahun 2004, yaitu “” yang beranggotakan dan

Ryan Shuck (dari band Orgy), serta Anthony Valvic. Dead by Sunrise sudah meliris album, tetapi belum dinamai, dan direncanakan akan dikeluarkan pada awal- awal tahun 2008

Chester juga banyak berkolaborasi bersama artis- artis lainnya, kolaborasi yang

Chester lakukan antara lain:

. "Karma Killer" - Cyclefly (2002)

. "System" - Ditulis oleh dari grup band 2002)

. "State of the Art" - DJ Lethal dari Limp Bizkit (2004)

. "Rock 'N' Roll (Could Never Hip-Hop Like This) Part 2" - Handsome Boy

Modeling School (2004)

. "Walking Dead" - DJ Z-Trip (2005)

. "Home Sweet Home" - Mötley Crüe di pertunjukkan ReAct Now (2005)

. "Slow Ya Roll" - Young Buck (2007)

. "Technical Difficulties" - Julien-K (proyek sampingan Amir Derahk dan Ryan

Shuck)

2.2.2 Mike Shinoda 12

. Nama lengkap: Michael Kenji Shinoda

. Nama panggilan: Spike Minoda,

Shinizzle

. Tinggi : 183 cm

. Posisi : Rapper, rhythm guitar

Terlahir 11 Februari 1987 di Agoura Hills, California dari ayahnya yang keturunan Jepang dan ibu orang Rusia. Ketertarikannya pada musik dimulai ketika

SMA, dan ia mendapat dukungan penuh dari Brad Delson, lalu mereka mulai menulis dan merekam lagu bersama- sama di studio miliknya.

Alat musik yang pertama kali ia mainkan adalah piano, di mana ia menghabiskan waktu sepuluh tahun untuk mempelajari tekhnik- tekhnik klasik dan jazz. Selanjutnya ia mencoba untuk bermain gitar, dan kemudian, vokal rap, untuk ia pelajari.

Dia bersekolah di SD Parkman Elementary, SMP Lindero Middle School, lalu di SMA Agoura High School bersama gitaris Brad Delson dan beberapa anggota grup band “Hoobastank”. Di akhir SMA, barulah dia bertemu dengan Rob

Bourdon, sang drummer yang memutuskan ingin bergabung dengan Mike dan

Brad. Di situlah Mike menjadi semakin serius tentang musik. Mereka bertigalah 13

yang lalu memutuskan untuk membentuk sebuah band yang bernama Xero. Mereka bertiga lalu ingin menjalani karir di bidang musik.

Setelah lulus SMA, Mike masuk ke Universitas Art Center College of Design untuk mempelajari desain grafis dan ilustrasi. Dia memang tertarik pada seni dan ilustrasi. Di sinilah ia berkenalan dengan DJ Joseph Hahn dan mengajaknya bergabung dalam Xero. Mike, yang juga berkenalan dengan teman Brad, Dave

Farrell, yang kemudian juga bergabung dalam Xero. Mike menyelesaikan kuliahnya dengan gelar sarjana ilustrasi, yang membuatnya mendapat jaminan kerja sebagai desainer grafis setelah lulus. Di saat- saat inilah Xero (yang namanya sekarang menjadi Hybrid Theory) mendapat vokalis baru, Chester Bennington.

Lalu mereka mulai semakin serius dalam dunia musik. Mereka mulai membuat lagu- lagu baru, dan berusaha mendapatkan kontrak rekaman. Sehingga

Mike sendiri sibuk dalam bandnya dan tidak terlalu fokus dengan desain grafis lagi.

Tetapi berkat kerja keras seluruh personilnyalah Linkin Park bisa sepopuler sekarang.

Dengan keahliannya dalam bidang desain grafis dan ilustrasi, Mike bertanggung jawab dalam pembuatan cover album dan karya seni untuk Linkin

Park bersama Joseph Hahn. Dia bahkan pernah mendesain cover untuk album perdana band “Styles of Beyond”, yang berjudul “2000 Fold”. Di tahun- tahun 14

berikutnya dia mengadakan pameran untuk mempertunjukkan keahlian seninya. Dia mengadakan pameran seni perdananya di Gallery 1988 yang berada di pada waktu sebelum peluncuran album Linkin Park yang ke-empat, “Minutes to

Midnight”.

Dari awal perkembangannya, Mike memang sangat terlibat dalam segi tekhnis pembuatan rekaman- rekaman Linkin Park, dan semakin lama perannya tersebut semakin berkembang. Dia dan Brad yang mengarahkan dan memproduksikan EP

Hybrid Theory, dan melakukan hal yang sama untuk album Hybrid Theory. Mike juga yang mengatur album Lp yang berjudul “Reanimation”, dan menyumbang produksinya sendiri untuk remix lagu “Crawling” dan “Pushing Me

Away”. Di album Meteora, Mike juga menjadi tekhnisi perekaman lagu- lagunya.

Ia bekerja sama dengan artis graffiti (coretan tangan) DELTA, desainer grafis Frank

Maddocks, dan Joseph Hahn.

Di waktu senggang, ia juga memproduksi dan memainkan lagu band “The X-

Ecutioners” yang berjudul “It’s Goin Down”. Dalam album kolaborasi Linkin Park bersama Jay-Z (rapper) yang berjudul “Collision Course”, ia banyak terlibat dalam pembuatannya, mulai dari menampilkan dan memproduksi sampai perpaduan lagu dan desain grafisnya. Berkat keterlibatan dan kreativitas Shinoda dalam pembuatan 15

Collision Course, mereka memenangkan Grammy Award untuk kategori

“kolaborasi rap/ nyanyian terbaik” di tahun 2004.

Di album terbaru Lp yang berjudul “Minutes to Midnight”, Mike bekerja sama dengan produser legendaris Rick Rubin, yang membuat perubahan drastis dalam lagu- lagu Lp. Di album ini, Mike, yang biasanya rap, menyanyi dalam lagu

“In Between” dan Chester menjadi backing vocals. Walaupun aneh Mike menjadi vokalis utamanya, majalah Hit Parader menempatkan Mike di nomor 72 dalam

“100 Vokalis Metal Terbaik Sepanjang Masa”.

Selain bersama Linkin Park, Mike juga mempunyai proyek sampingan seperti

Chester, namanya “” Karena ia merasa kemampuannya dalam rap tidak terlalu menonjol bersama Linkin Park, maka ia ingin mempunyai proyek sampingan untuk menunjukkan keahliannya dalam hip- hop. Dalam sebuah interview ia menjelaskan bagaimana ia memilih nama “Fort Minor”.

“'Fort' represents the more aggressive side of the music. 'Minor' can mean a few things: if you're talking about music theory, the minor key is darker. I wanted to name the album rather than having my name on the cover, because I want people to focus on the music, not me.”

(www.g4tv.com, 2004)

Album perdana Fort Minor yang berjudul “The Rising Tied”, dikeluarkan bulan November 2005, dan meliputi penampilan dari “Styles of Beyond”, Lupe

Fiasco, Common, “The Roots”, John Legend, Holly Brook, dan Jay-Z sebagai produser eksekutifnya. 16

Fort Minor sendiri bisa terbilang sukses, single keempatnya yang berjudul

“Where’d You Go” menjadi hit dan menempati posisi nomor 4 di “Billboard Top

100”. Fort Minor juga memenangkan MTV Video Music Awards tahun 2006 untuk kategori “Ringtone Terbaik”. Mike juga memasukkan pengaruh lagu- lagu Fort

Minor ke album Styles of Beyond, “Rocket Surgery” yang ia produseri. Ia juga ikut memprakarsai musik dan lagu bagi album tersebut.

Produksi- produksi Mike yang terkenal antara lain:

. Styles of Beyond – “Marco Polo” (album 2000 Fold)

. The X-Ecutioners – “It's Goin' Down” (album )

. – “” (diproduksi ulang)

. Lupe Fiasco – “The Instrumental” (album Lupe Fiasco's Food & Liquor)

. Styles of Beyond – “Hard [MS Remix]” (dari kaset gabungan Razor Tag)

. Styles of Beyond – “Second To None “(album mendatang Rocket Surgery)

. Penulis, produser, tekhnisi suara: "My December" oleh Linkin Park

. Produser, penulis, penggabung: "What I've Done (remix)" - Linkin Park

. Vokal: "Rock and Roll (Could Never Hip Hop Like This) Part II" - Handsome

Boy Modeling School

Di tahun 2004, Mike mengadakan beasiswa di universitas Art Center College of Design (tempat di mana ia kuliah dulu) untuk membantu murid bagian ilustrasi 17

dan desain grafis, berdasarkan keahlian dan keadaan ekonomi. Murid pertama mendapat beasiswa di tahun 2006.

Mike menikah dengan Anna Hillinger sejak

Mei 2003. Anna adalah penulis buku anak- anak.

Lagu Fort Minor yang berjudul “Where’d You Go” dipersembahkan Mike untuk istrinya. Anna Shinoda mempunyai website resmi www.annashinoda.com.

Peralatan yang digunaka oleh Mike di atas panggung antara lain: Audio

Technica wireless mic, gitar Paul Reed Smith, Mesa Boogie Dual Rectifier heads,

Mesa Boogie cabinets. Di studio, ia menggunakan: perangkat Digidesign Protools, perangkat lunak Antares dan Waves, perangkat keras Emagic, keyboard Roland,

AKAI S-900 & MPC 2000 samplers

2.2.3 Joseph Hahn

. Nama lengkap: Joseph Hahn

. Nama panggilan: Mr. Hahn

. Tinggi: 179 cm 18

. Posisi: DJ/ turntables

Joseph Hahn, yang biasa disingkat Joe Hahn, merupakan generasi kedua keturunan Korea asli. Ia lahir pada tanggal 15 Maret 1977 di , .

Sekarang ia tinggal di Los Angeles, California. Banyak fans yang menanyakan nama tengah Joe, tapi sebenarnya dia tidak mempunyai nama tengah. Nama lengkapnya hanya Joseph Hahn.

Joe bergabung dengan Linkin Park sewaktu namanya masih “Xero”. Ia diajak bergabung oleh Mike Shinoda yang dulu teman seuniversitasnya di Pasadena Art

Center College of Design. Sewaktu kuliah ia mengambil jurusan ilustrasi seperti

Mike tapi memutuskan untuk keluar karena ia ingin melanjutkan karir di bidang yang berhubungan dengan efek khusus film seperti di film The X-Files, Sphere, dan

Dune.

Semenjak Joe bergabung menjadi DJ/turntables, ia sudah menyutradarai kebanyakan video klip dari single- single Linkin Park, kecuali untuk “One Step

Closer”, “Crawling”, dan “Faint” yang tidak ia sutradarai. Dia juga sering menyutradari video klip untuk band- band lainnya seperti Static-X, , Story of

The Year, dan Alkaline Trio.

Di album “Minutes to Midnight”, Joe lebih fokus ke bagian efek khusus dan efek suara. Joe menunjukkan keahlian turntablesnya dalam lagu- lagu “What I’ve 19

Done”, “Valentine’s Day”, dan “In Pieces”. Joe juga menggunakan bantalan MIDI untuk beberapa lagu seperti “”, “Crawling”, “Numb”, “By Myself”. Ia bisa memainkan gitar dan kadang- kadang bertukar alat musik dengan Brad Delson di konser- konser Lp.

Joe juga ada di lagu- lagi Fort Minor yang berjudul “Slip Out the Back” dan

“Move On”, lagu yang diproduksi temannya Mike Shinoda. Di kedua lagu tersebut,

Hahn menjadi turntablis di bagian outro. Ia juga menjadi turntablis di lagu “It’s

Goin’ Down” oleh The X-Ecutioners. Joe dan anggota- anggota Lp lainnya juga tampil di video klip lagu tersebut.

Sama halnya dengan Chester dan Mike, Joe juga punya kesibukan sendiri di luar Linkin Park. Dia pernah mensyuting film kecil- kecilan yang berjudul “The

Seed” di LA, California dan ia berencana ingin mendaftarkannya ke Festival Film

Sundance 2006. Perdana film ini diputar di Pusan International Film festival. Dia juga mengerjakan film Kung Fu High School dan King Rat, yang merupakan adaptasi novel oleh China Mieville, di mana Joe Hahn dijuluki “King Rat” oleh personal managernya. Joe pernah tampil sebagai pemain tambahan di film “Little

Pony”. Pada tahun 2005, Joe membuka toko ritel dan merek “Suru”, yang terletak di Melrose Avenue, LA. Joe juga melakukan efek khusus unutk film serial “The X-

Files”. 20

Joe menikah dengan seorang wanita yang bernama Karen Benedit pada bulan

Februari tahun 2005. Mereka telah berpacaran kurang lebih 2 tahun, sejak tahun

2003. Karen lahir di Atlanta, tahun 1975. Joe kuliah di universitas yang sama dengan Mike tetapi dia tidak lulus karena ingin menekuni musik bersama Linkin

Park.

Joe terkenal dengan humornya yang terkadang sarkastik. Karena sifat humornya ini, dia pernah berkata bahwa dia mempunyai kepribadian ganda yang bernama Remy. Ini hanyalah lelucon yang dibuat Joe, dan meskipun begitu banyak orang yang benar- benar percaya. Di lagu “Cure For the Itch”, Remy berkata di pembukaan lagu,

"Folks, we have a very special guest for you tonight,

I'd like to introduce Mr.Hahn."

(“Cure For the Itch”, 2000)

Joe merupakan penggemar berat film Transformers. Di film dokumentasi

Linkin Park, “Linkin Park: Live at Filmore”, pada turntable Joe banyak terdapat tanda Decepticon (musuh Transformers). Di episode ketiga LPTV (Linkin Park

TV), dia menggunakan kaos dengan lambing Decepticon. Dia juga yang menyarankan supaya single mereka, “What I’ve Done” menjadi soundtrack lagu film Transformers. Joe bersama dengan Rob dan Chester menghadiri perdana film

Transformers. 21

Peralatan yang ia gunakan antara lain Motor- Driven Turntables, Rane TTM

54 DJ mixer, AKAI MPC 2000, Emagic Logic Audio,

Shure M44-7 Needles.

2.2.4 Brad Delson

. Nama lengkap: Bradford Phillip Delson

. Nama panggilan: Big Bad Brad (BBB)

. Tinggi: 183 cm

. Posisi: lead guitar

Brad lahir pada tanggal 1 Desember 1977 dan berasal dari Agoura Hills,

California. Ia lulus dari Agoura High School pada tahun 1995, dan membentuk

“Xero” bersama Mike, temannya sejak kelas 7 SMP. ia awalnya senang bermain trompet, tapi kemudian beralih ke gitar karena pengaruh lagu- lagu rock. Lalu ia lulus dari University of California dengan gelar sarjana komunikasi, tapi dia memutuskan untuk melupakan kuliah dan hukum untuk lebih fokus ke bidang musik dengan Linkin Park.

Brad semakin mengembangkan bakatnya bermain musiknya semenjak bekerja sama dengan Mike. Mereka menulis dan merekam lagu di studio kamar milik Mike.

Lalu Rob Bourdon (yang pernah bersama Brad dalam band “Relative Degree”) 22

bergabung sebagai drummer dan di situlah mereka mempunyai keinginan serius untuk membuat band tersebut menjadi band professional.

Setelah lulus SMA, Mike dan Brad pisah universitas. Mike kuliah di Art

Center College of Design sementara Brad di UCLA (University of California Los

Angeles). Brad dan Phoenix ternyata teman seruangan dan mereka lalu menjadi teman dan tentunya Brad mengajaknya untuk bergabung dengan Xero walaupun

Phoenix sudah bergabung dengan band lain pada saat itu.

Sewaktu kuliah, Brad harus berhubungan dengan seseorang dari dunia musik sebagai bagian dari karirnya. Dan ternyata ia bekerja untuk Jeff Blue, orang yang membantu Linkin Park mendapatkan kontrak rekaman nantinya, dan menceritakan tentang band yang ia buat, Xero, dan usahanya untuk menjadi besar.

Brad sering memakai headphone besar di video- video klip dan konser Linkin

Park, yang didesain oleh Mike dan dirinya sendiri. Desain headphone Brad berubah- ubah di setiap album yang dikeluarkan Lp. Dia sendiri tidak memberi alasan kenapa ia selalu menggunakannya. Ia hanya berkata itu untuk kesenangan saja, tapi ia juga tidak memberi komentar tentang kesenangan macam apa. Brad sering mengelak bila ditanya tentang hal ini. Pada suatu wawancara, Mike berkata bahwa Brad menggunakannya supaya kupingnya tidak terluka karena suara keras.

Tapi Brad sendiri tdak mengkonfirmasi hal ini. 23

Brad sering menunjukkan perbuatan yang anti-sosialisme di acara- acara tertentu. Di SMA, dia sering mengecat rambutnya ke berbagai warna dan bentuk.

Lalu di awal- awal Linkin Park, dia tidak menumbuhkan rambut. Dan sekarang, dia memakai model rambut afro, seperti yang bisa dilihat pada cover album “Minutes to Midnight”.

Brad menikah dengan Elisa Delson pada bulan September tahun 2003, di acara pribadi yang tidak dihadiri banyak orang. Elisa merupakan kelahiran tahun

1979 dan nama aslinya adalah Elisa Sara Boren. Elisa bekerja sebagai penulis naskah. Brad dan istrinya adalah orang Yahudi.

Pada tahun 2005, Brad resmi menjadi pendukung yayasan Little Kids Rock, yayasan non-profit yang memberikan alat musik dan pelajaran musik gratis bagi anak- anak Amerika yang bersekolah di sekolah negeri. Brad pernah mengirim langsung instrument kepada anak- anak dan dia diangkat menjadi direktur sebagai anggota kehormatan.

Brad Delson sering dikritik media massa kalau dia memainkan tekhnik gitar yang terlalu simpel dan tidak pernah memainkan solo gitar. Dia berkata kalau dia tidak suka pamer dan memang solo gitar tidak sesuai dengan lagu- lagu Linkin

Park. Dia selalu berusaha supaya bunyi gitarnya terdengar seperti keyboard supaya 24

lebih cocok dengan aliran hip- hop dan elektronika Linkin Park. Maka dari itu, ia berusaha menghindari solo gitar karena tidak sesuai dengan lagu- lagu Lp.

Di musim panas 2006, sewaktu Linkin Park tampil di ajang Summer Sonic

Festival yang diadakan oleh Metallica, Lp memainkan lagu perdana mereka yang berjudul Qwerty, dan di situlah Brad memukau penonton dengan memainkan riff tersulit yang pernah mereka buat. Di album “Minutes to Midnight”, Brad banyak memainkan tekhnik gitar yang sulit dan solo gitar.

Dulu, bassist Dave Farrell tidak bisa bermain di Linkin Park karena keterikatannya dengan band Tasty Snax. Sehingga pada album “Hybrid Theory”,

Brad banyak menggantikannya dalam pembuatan rekaman lagu- lagu Lp. Brad juga yang memainkan keyboard pada lagu “Hands Held High” dan Phoenix yang menjadi lead guitarnya.

Peralatan yang Brad gunakan untuk konser maupun rekaman antara lain:

. 24 gitar PRS (Paul Reed Smith)m favoritnya adalah yang warna merah

. gitar RG370dx

. pernah menggunakan gitar string Ibanez RG7620 7

. gitar Terry C. McInturff Sportster 25

. gitar Fender 50’s Stratocaster

. Fender Rory Gallagher Tribute Stratocaster

. gitar Classis Les Paul untuk rekaman

. gitar untuk beberapa lagu

. gitar wireless Shure UHF

. pick gitar Dunlop

. pickup gitar D’Marzio

. amplifier Mesa Boogie Dual Rectifier

. amplifier VOX AC30

. amplifier Line 6

. Digidesign Protools

. emulator Randall MTS

. peredam suara Boss NS-2 26

2.2.5 Rob Bourdon

. Nama Lengkap: Robert Gregory Bourdon

. Nama Panggilan: Rob

. Tinggi: 193 cm

. Posisi: drummer

Rob lahir pada tanggal 20 Januari 1979 di Calabasas, California dan sekarang tinggal di Los Angeles. Dia juga merupakan anggota termuda di Linkin Park. Rob beragama Yahudi.

Rob mulai tertarik pada drum sewaktu kelas 3 atau 4 SD setelah menonton pertunjukkan dan mulai bermain drum. Pada saat itu, ibunya adalah pacar , drummer Aerosmith sehingga Rob mendapatkan akses backstage mereka dan melihat keseluruhan produksinya. Dia sangat terkesan. Joey

Kramer juga sempat memberikannya pijakan kaki untuk bermain drum.

Seperti teman-teman sebandnya yang lain, Linkin Park bukanlah band pertama yang ia geluti. Sewaktu muda, ia pernah bermain drum dalam band

Relative Degree bersama Brad Delson, dan mereka bermain bersama dalam waktu 27

kurang lebih satu tahun. Sebenarnya band ini tidak diciptakan untuk menjadi professional. Tujuan utama band ini adalah untuk bermain di Roxy Theatre,

Hollywood. Mereka berlatih dengan keras, tetapi pada akhirnya mereka hanya tampil untuk keberhasilan dan uang. Setelah penampilan mereka di Roxy Theatre band Relative Degree resmi dibubarkan, karena memang band ini dibentuk untuk tujuan ini saja. Lalu di SMA Agoura High ia bergabung dalam “Xero”.

Di album Hybrid Theory dan Meteora, gaya Rob bermain drum lebih simpel dan sebagian besar untuk menyesuaikan drummingnya ke lagu- lagu Lp yang bersifat nu-metal. Walaupun begitu, di lagu “Easier to Run” dari album Meteora,

Rob bermain drum dengan cara yang berbeda dan lebih kompleks. Dia sendiri mengaku kalau permainan drum di lagu ini lebih sulit karena dia harus menyesuaikan lagi permainan drumnya. Di album “Minutes to Midnight”, drum

Rob terbuat dari kayu supaya terdengar lebih tradisional. Pada konser- konser Lp, lagu “” diperpanjang dengan solo yang rumit dari Rob, Ini utuk menunjukkan kemampuannya bermain drum.

Rob pernah berpacaran dengan aktris film Shiri Appleby, yang bersekolah di

SMA yang sama dengan Rob tapi mereka putus. Sekarang, ia berpacaran dengan aktris Vanessa Lee Evigan, dan mereka telah bersama sejak tahun 2001. Vanessa lahir di California tahun 1981. Di suatu interview, Rob berkata bahwa ia sedang mempunyai hubungan serius dengan seorang wanita (Vanessa) tapi mereka tidak berencana menikah dalm waktu dekat. 28

Ulang tahunnya yang ke- 25 pada tahun 2004 ditampilkan di salah satu episode LPTV, di mana Linkin Park sedang mengadakan konser di Philadelphia,

Pennsylvania. Mereka sedang bercanda di belakang panggung dan berkata bahwa hari itu adalah ulang tahun Rob yang ke-20. Hal ini membuat kerincuan di kalangan para fans, walaupun sebenarnya memang ulang tahun Rob yang ke-25.

Di akhir tahun 2006, Chester berkata bahwa Rob dan Brad tidak mempunyai tato karena alasan keagamaan (Rob dan Brad sama- sama beragama Yahudi sehingga tidak diperbolehkan ditato). Sejak dulu Rob tidak pernah mengubah gaya rambutnya. Menurut Brad Delson, Rob sangat perfeksionis dan dia sangat terganggu apabila ada bunyi yang kurang enak didengar. Baik ketika latihan atau rekaman, dia tidak suka bila bermain salah sekecil apapun itu. Dia juga selalu berterus terang bila ada anggota band yang permainannya maupun nyanyiannya salah atau kurang cocok. Rob selalu menginginkan hasil yang terbaik dan segalanya harus sempurna.

Rob dibesarkan di keluarga yang beragama Yahudi. Anggota band “Incubus” juga berasal dari kota yang sama dengannya. Ia bisa memainkan piano dan sering mengisi waktu luangnya dengan bermain piano. Dia pernah bekerja sebagai pelayan restoran dan pernah juga bekerja di tempat bermain bowling yang bernama “Corbin

Bowl”. Hobinya adalah bermain piano dan surfing. Ia senang sekali surfing bila ada waktu kosong. 29

Kebiasaan Rob yang paling menonjol adalah kebiasaanya memakai sepatu

FIA Spec Motorsport (buatan Puma) ketika bermain drum kapanpun. Dia berkata bahwa dengan memakai sepatu itu ia merasa lebih nyaman dan lebih mendapatkan kendali pedalnya.

2.2.6 Dave Farrell

. Nama lengkap: David Michael Farrell

. Nama panggilan: Phoenix, Feenux

. Tinggi: 179 cm

. Posisi: bassist

Dave lahir di Plymouth, Massachusetts pada tanggal 8 Februari 1977. Dia pindah ke Mission Viejo, California waktu berumur 5 tahun. Dia bersekolah di

SMA Mission Viejo High, dan kuliah di University of California Los Angeles. Dia mendapat gelar sarjana filosofi. 30

Phoenix mahir dalam memainkan berbagai alat musik, dia bisa memainkan gitar listrik, violin, cello, bass, dan kontrabass. Dia belajar cara bermain gitar dari ibunya, tapi memutuskan untuk berpindah ke bass. Di beberapa konser Lp, dia memainkan kontrabass.

Sewaktu SMA, Phoenix sempat bergabung dengan grup band lokal yang beraliran Christian punk, “Tasty Snax”. Saat kuliah, ia serring berlatih bersama

Brad di asrama dan mereka berteman. Dave pun setuju untuk bergabung dengan

Xero dan meninggalkan Tasty Snax sementara. Tapi karena ia harus bermain dan mengadakan tur bersama Tasty Snax, ia tidak bisa mengikuti kegiatan Xero, yang namanya sekarang “Linkin Park”, sehingga ia tidak ikut dalam perekaman “Hybrid

Theory EP” dan album perdana mereka “Hybrid Theory” dan digantikan sementara oleh Kyle Christener dan Scott Koziol.

Setelah nama “Tasty Snax” berubah menjadi “The Snax”, Dave masih bermain bass sebentar di band tersebut sebelum dia kembali ke Linkin Park sepenuhnya setelah peluncuran album Hybrid Theory. Sedangkan temang sebandnya Mark Fiore menjadi videografer Lp.

Phoenix menyebutkan bahwa pengaruh utamanya bermain gitar antara lain ibunya, kakaknya (Joe), the Weezer, The Beatles, Deftones, The Roots, Bob

Marley, Sarah McLachlan, dan Hughes&Wagner. 31

Dave menikah dengan Linsey Farrell pada bulan Desember 2002 dan dikaruniai seorang putri pada tahun 2007. Dia mempunyai dua saudara laki- laki, kakaknya Joe, dan adiknya Tyler.

Dave dibesarkan di keluarga Katolik, tapi semenjak kelas 2 SD mulai pergi ke gereja Protestan. Nama panggilannya “Phoenix” didapat dari tato bergambar burung

Phoenix di punggungnya. Gaya rambut Phoenix sekarang adalah mohawk. Ia sangat menyukai makanan Mexico. Dia pernah memainkan cello dan violin untuk album

“Reanimation”. Dave menjadi vokalis tambahan untuk lagu “The Little Things

Give You Away” dan “Hands Held High” di konser- konser.

Dave sangat menyukai olahraga sepakbola dan seluncur salju. Ia sebenarnya berharap bisa memainkan drum. Menurutnya, karakter kartun yang paling sesuai dengannya adalah Pangeran Ali dari film Aladdin. Ia berkata Simba juga sesuai, tapi Simba bukan manusia. Saat yang paling memalukan baginya adalah ketika sedang konser dan ia terpeleset di depan semua orang.

Dia pernah berkata di suatu interview

"After a long year out of the band, it's been incredible to rejoin and be back in the mix. I appreciate everyone who supports us both on the website and at our live shows more than I could ever express. To be afforded the opportunity to do something I've always loved, with a bunch of friends, is truly a blessing.”

(www.imdb.com, 2002) 32

Peralatan yang ia gunakan antara lain:

Bass:

. Ernie Ball Music Man Stingray

. Fender Precision

Amplifier:

. Ampeg SVT Classic heads

. Ampeg SVT Classic cabinets

Aksesori lainnya:

. Pick Dunlop

. string Dean Markley Blue Steel

. Kompressor DBX 160

. pedal Boss

. Sans Amp

. Shure wireless

. kabel Monster 33

2.3 Bagaimana Perkembangan Linkin Park Sampai Sekarang?

Sampai saat ini, Linkin Park telah mengeluarkan 3 album, “Hybrid Theory”,

“Meteora”, “Minutes to Midnight” dan album remix “Reanimation”. Sejak terbentuknya mereka di tahun 1996, mereka telah menjual lebih dari 50 juta album di seluruh dunia.

2.3.1 Berawal dari “Hybrid Theory”

Mulai dari album perdana mereka, “Hybrid Theory” sudah mencapai

kesuksesan luar biasa. Hybrid Theory berpuncak di nomor 2 Billboard Top 200 dan

posisi yang tinggi di tangga album seluruh dunia. Hybrid Theory terjual sekitar 24

juta kopi di seluruh dunia, dengan 10 juta di U.S saja. Karena inilah Hybrid Theory

menjadi album perdana dengan penjualan terbaik sepanjang abad 21.

Album ini dikeluarkan pada tanggal 24 Oktober 2000 melalui Warner Bros

Records. Direkam di North Hollywood, California, oleh produser Don Gilmore. 34

Lirik lagu di album ini menggambarkan kesulitan dan permasalahan yang dialami

Chester sewaktu kecil (pelecehan seksual, narkoba, perkelahian)

Di samping kesuksesan komersial mereka, banyakjuga kritik pedas yang datang dari orang- orang tertentu. Seperti misalnya dari penulis majalah “All-Music

Guide” William Ruhmann yang mengatakan bahwa mereka terlambat menyanyikan aliran musik yang sudah ada berkali- kali sebelumnya.

Lagu- lagu yang ada di Hybrid Theory dipengaruhi oleh band- band favorit para personilnya, seperti “”, “Depeche Mode’, “Deftones”,

”, dan “The Roots”.

“One Step Closer” merupakan lagu kedua di album ini dan singel pertama yang dikeluarkan Lp. Di lagu ini terdapat riff gitar disertai perkusi di bagian intronya, yang lama kelamaan menjadi permainan gitar dan drum yang keras dan cepat. Lagu ini juga terkenal dengan lirik “Shut up when I’m talking to you!” yang dinyanyikan Bennington di pertengahan lagu.

Singel kedua adalah “Crawling” dan lagu ini bisa dibilang menjadi salah satu kunci suksesnya Hybrid Theory. Menurut penjelasan dari Chester sendiri, lagu ini tentang tanggung jawab terhadap perbuatan yang kita lakukan. Ia berkata apapun yang kita lakukan ada konsekuensinya. 35

“Papercut” adalah singel ketiga, yang liriknya menggambarkan paranoia terhadap sesuatu. Video klip untuk Papercut disutradarai Nathan Fox dan Joe Hahn sendiri. Di video ini para personilnya bermain di ruangan yang sangat gelap di mana dindingnya bertuliskan lirik lagu Papercut.

Singel keempat dan terakhir adalah “In The End”. Di lagu ini terdapat permainan piano oleh Shinoda. Rap Shinoda dominan di bagian bait dan vokal

Chester dominan di bagian refren. Video klip untuk “In The End” diproduseri Cox dan Joe lagi. Video ini memenangkan penghargaan “Video Rock Terbaik” di MTV

VMA 2002.

Hybrid Theory dikeluarkan di US pada tanggal 24 Oktober 2000, setelah penyiaran perdana “One Step Closer” di radio. Album ini memasuki US Billboard

200 pada nomor 16 di akhir tahun 200, dan mendapat serifikat “gold” oleh RIAA lima minggu setelah hari dikeluarkannya. Pada tahun 2001, penjualan Hybrid

Theory sudah mencapai 4,8 juta kopi di seluruh US, dan menjadi album dengan penjualan ter besar tahun 2001, dan diperkirakan angka penjualan album ini meningkat 100.000 kopi setiap minggunya di awal 2002 sampai akhirnya menjual lebih dari 24 juta kopi di seluruh dunia.

Hybrid Theory juga dinominasikan untuk tiga Grammy Awards, yaitu untuk kategori artis baru terbaik, album rock terbaik, dan performa hard rock terbaik

(untuk singel Crawling). Linkin Park memenangkan Grammy untuk performa rock 36

terbaik dan album rock terbaik. Dan dengan pencapaian ini, Lp telah menjadi perhatian mainstream dunia.

Di saat- saat inilah Lp mendapat banyak ajakan untuk tampil di banyak konser terkemuka, seperti Ozzfest, Family Values Tour, dan KROQ Almost Acoustic

Christmas. Lp sendiri mempunyai tur mereka sendiri yang dinamai “Projekt

Revolution” . dalam waktu satu tahun Lp telah taampil di lebih dari 320 konser.

Pengalaman dan penampilan mereka didokumentasikan di DVD pertama mereka,

“Frat Party at the Pankake Festival”, yang dikeluarkan bulan November 2001.

Setelah bassist Phoenix kembali bergabung, mereka mulai membuat album remix dari “Hybrid Theory EP” dan album “Hybrid Theory” yang berjudul “Reanimation”

Reanimation meraih sukses dan menjual 270.000 kopi di minggu pertamanya.

Reanimation sebenarnya hanya remix (gabungan ulang) dari album Hybrid

Theory dan EP Hybrid Theory. Namun di album ini, rap Mike lebih mendominasi dibanding nyanyian vokal Chester. Di beberapa lagu nyanyian Chester dikurangi dan bahkan ada yang dihilangkan sama sekali. Lagu- lagu Hybrid Theory yang bersifat nu-metal menjadi lebih hip- hop di album ini. Banyak fans yang menganggap album ini hanya untuk keuntungan komersil saja. Walaupun ada juga yang beranggapan kalau album ini merupakan lagu- lagu Hybrid Theory dalam bentuk yang berbeda. 37

Stephen Thomas Erlewine dari majalah All-Music Guide memberi resensi positif terhadap album ini. Menurutnya album ini jauh lebih baik daripada album perdana LP, karena lagu- lagu di Hybrid Theory tidak berbeda dari band beraliran nu-metal lainnya dan Reanimation merupakan sesuatu yang baru dan kreatif.

2.3.2 Berlanjut ke “Meteora”

Meteora adalah album studio ke 2 Lp. Album ini pertama kali dikeluarkan pada 25 Maret 2003. Singel yang terdapat di Meteora antara lain “Numb”, “Faint”,

”, “Breaking the Habit”, “From The Inside”, dan “Lying

From You”.

Terdapat beberapa perbedaan jenis musik antara Meteora dan Hybrid Theory.

Karakterisasi Meteora lebih condong ke rapcore, hip-hop, dan elektronika. Lagu instrumental mereka yang berjudul “Session” memenangkan Grammy Award untuk kategori “Lagu Rock Instrumental Terbaik” di tahun 2003. Album ini dianggap album tersukses sepanjang masa oleh Modern Rock Tracks.

Singel pertama mereka adalah “Somewhere I Belong”, yang merupakan lagu ketiga di album Meteora. Lagu ini menjadi hits dan menempati posisi nomor 1 di tangga lagu Modern Rock. Pada mulanya mereka menulis lebih dari 40 jenis refren untuk mencari yang bandanya paling cocok. Video klip dari Somewhere I Belong mendapat Grammy untuk kategori “Video Rock Terbaik” tahun 2003. 38

“Faint”, yang merupakan lagu ketujuh di album Meteora, merupakan singel kedua. Lp memenangkan penghargaan “Lagu Terbaik” di tahun 2003 untuk lagu

Faint. Lagu ini juga menempati tangga lagu pertama di Modern Rock Tracks. Mike berkata bahwa ini adalah lagu kesukaannya untuk dimainkan di konser- konser.

“Numb” adalah singel ketiga Lp dan lagu terakhir di album Meteora. Numb merupakan singel paling sukses di album Meteora. Numb mencapai nomor satu di

Billboard Hot 100, Mainstream, dan Modern Rock Charts. Lagu ini bercerita tentang bagaimana seorang remaja yang merasa tertekan karena orang- orang di sekitarnya memaksanya menjadi seseorang yang sempurna. Video klipnya digambarkan oleh seorang gadis remaja yang senang melukis, dan masalahnya dengan teman- teman dan orang tuanya.

Nama Meteora diambil dari nama rumah ibadah yang sangat besar dan rumit dan terbuat dari tiang batu di Yunani. Mereka mendapat inspirasi sewaktu sedang tur ke Eropa dan mereka terkesima melihat tempat ini, seakan- akan mengabaikan gravitasi. Mereka merasakan kehebatan dan pencapaian luar biasa yang ingin diraih

Lp dengan album mereka, maka mereka mengambil nama “Meteora” yang mereka rasakan dapat menghasilkan keberhasilan.

Meteora mencapai kesuksesan luar biasa. Penjualannya mencapai 810.000 kopi di minggu pertama penjualan. Sampai saat ini, penjualan Meteora sudah 39

mencapai 6 juta di Amerika dan 13 juta di seluruh dunia. Album ini juga diprodueri oleh Don Gilmore, yang juga memproduksi album pertama mereka.

2.3.3 Menuju “Minutes to Midnight”

Perubahan jenis musik mereka dari “Hybrid Theory” dan “Meteora” ke

Minutes to Midnight sangat signifikan sekali. Lagu mereka yang dulu cenderung keras, di Minutes to Midnight melembut. Secara keseluruhan, memang ini adalah album paling lembut dan pelan yang pernah dibuat Lp.

Awalnya Minutes to Midnight dijadwalkan untuk dikeluarkan pada musim panas tahun 2006, tapi terjadi banyak penundaan dan akhirnya baru dikeluarkan 15

Mei 2007. Menurut Mike, mereka telah membuat lebih dari seratus lagu untuk

Minutes to Midnight dan mereka memerlukan waktu untuk memilih lagu mana yang akan dimasukkan ke album ini.

Singel pertama untuk album ini adalah “What I’ve Done” dan dikeluarkan tanggal 2 April 2007 dan langsung memuncaki tangga lagu Modern Rock. Lagu ini juga menjadi soundtrack film Transformers. Video klipnya bercerita tentang permasalahan yang ada di dunia ini, mulai dari global warming, terorisme, rasisme, perang, narkoba, dan sebagainya. Video ini memuncaki MTV TRL 6 kali.

“Bleed it Out”, singel kedua dari Lp ini adalah satu dari dua lagu di Minutes to Midnight yang mengandung unsur rap Mike Shinoda. Lirik lagu ini merupakan yang tersulit yang pernah mereka buat. Mike mengaku bahwa ia harus menulis 40

ulang liriknya ratusan kali sampai anggota bandnya puas dengan liriknya. Lagu ini juga merupakan lagu tersingkat di Minutes to Midnight, hanya 2 menit 44 detik.

Karena ini di konser- konser mereka memperpanjang lagu ini sampai kira- kira tiga kali lebih panjang dan terfokus ke solo drum Rob. Video klip untuk lagu ini bisa dibilang unik, karena menggambarkan perkelahian di sebuah bar yang durasinya terbalik. Sewaktu lagunya mulai perkelahiannya selesai, dan lagunya berakhir saat perkelahian dimulai.

Singel ketiga mereka adalah “”. Mike berkata bahwa lagu ini adalah lagu yang sangat penting bagi Minutes to Midnight. Lagu ini lebih bersifat slow rock. Di video klip lagu ini hanya ada Chester Bennington. Saat ia bangun dari tempat tidurnya, jam wekernya menunjukkan pukul 11:55 (5 menit menuju tengah malam). Lalu ia berjalan keluar dan kerusuhan besar sedang terjadi di kota. Video ini berlangsung sekitar 4 menit, menandakan hanya satu menit menuju tengah malam sesuai judul album ini, Minutes to Midnight.

Di samping kesuksesan komersil album ini, Minutes to Midnight juga mendapat kritikan dari berbagai pihak, terutama fans dari album- album sebelumnya yang tidak menyukai perubahan musik Linkin Park. Mereka menganggap di album ini tidak terdapat unsur rap Mike dan nyanyian keras Chester dari album sebelumnya. Tetapi Chester perah berkata di suatu interview:

“We do not want to make a trilogy,

an album that sounds the same like the previous two, 41

we wanna make a different sound”

(channel v, 2007)

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Di bagian ini penulis ingin membahas tentang keseluruhan band Linkin Park dan nilai moral yang bisa diambil dari lagu- lagu dan usaha mereka.

Menurut penulis, usaha mereka dalam membuat band ini sendiri patut dikagumi.

Misalnya saja Chester Bennington, dia bukanlah orang kaya, masa kecilnya bisa dibilang cukup sulit, tetapi dia mempunyai suatu impian, menjadi seorang rockstar. Ia berusaha untuk menggapai impiannya tersebut walaupun hidupnya penuh dengan permasalahan. Dan karena usahanya tersebut ia menjadi seseorang yang sangat sukses, vokalis grup band yang sangat terkenal di mata dunia.

Anggota- anggota Lp yang lain juga berusaha semaksimal mungkin sehingga Lp bisa setenar ini. Mereka semua fokus untuk mengejar keinginan mereka dan sekarang mereka puas karena keinginan mereka sudah tercapai. 42

Beberapa lagu Linkin Park juga mengandung pesan moral. Seperti pada lagu

“Crawling”, manusia dituntut untuk bertanggung jawab atas semua hal yang dilakukannya. Di lagu “What I’ve Done”, liriknya menggambarkan kejahatan manusia terhadap dunia ini dan bagaimana cara memperbaikinya.

Nilai moral yang bisa diambil dari usaha Lp adalah, “Bila kita menginginkan sesuatu, kita harus bekerja keras untuk menggapainya. Kesuksesan diraih dalam waktu yang tidak sebentar.”

3.2 Saran

Penulis merupakan salah satu pengagum Lp, sehingga penulis menyukai segala aspek yang ada pada Lp. Jika penulis boleh memberi saran dan komentar, penulis lebih menyukai musik Lp yang dulu, di mana banyak nyanyian dan instrumen keras.

Lagu- lagu yang dibuat Lp sekarang terlalu lembut, tetapi penulis sangat menghargai jerih payah Lp membuat lagu dengan aliran musik yang berbeda.

Penulis menyarankan pembaca terutama yang menyukai musik keras untuk mendengarkan lagu- lagu Lp yang dulu.