Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah

Volume 2, Nomor 4, November 2017, hal. 59 - 73 .

PERKEMBANGAN SENI KARAWITAN DI GAYO LUT DESA DAMAR MULYO KECAMATAN ATULINTANG KABUPATEN TENGAH DARI TAHUN 1984-2017

Nuriyanti Sarah1, Teuku Abdullah2, Anwar Yoesoef3 Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala, Email: [email protected], [email protected] [email protected]

ABTRASCT The research entitled "The development of Karawitan art in Gayo Lut village Damar Mulyo Atulintang District Central Aceh tahun1984-2017" The purpose of this study is (1) to know how the development of Karawitan art presentation in the village Damar Mulyo Atulintang District Central Aceh District (2) To know the development of Karawitan art function in gayo lut village Damar Mulyo Atulintang District Central Aceh District (3) to find out how to put the existence of Karawitan art towards Gayo Lut society in Damar Mulyo Village, Atulintang Sub-district, Central Aceh Regency. In this study researchers used a qualitative approach and this type of research using historical method (history). To obtain the data required by researcher using data collecting technique with observation and interview get data obtained from traditional figure (elder), artist of Karawitan, gayo society included in list of informant. The development of Karawitan art in the village of Damar mulyo was brought by the Javanese ethnic community who transmigrated to Aceh in 1984, the beginning of Karawitan art performance was done three months after the delivery of tools from Java by the government, which until 2017 developing. Karawitan art in the village of Damar Mulyo rely on 13 tools that are played by the players (singers) art Karawitan with two singers (sinden) with Pelog and Selendro notation. Karawitan artists costume in Damar Mulyo village there from 1984 new wearing costumes in 2014. The costumes used are Blangkon placed on the head of male Karawitan players and wearing ladies dress, women wearing clothes dressing kebaya, awkward and conde in his head after the Shari'a Islam of sinden only use ordinary clothes and menggunkan hijab not using bun and conde.

Keywords: Development of Karawitan Art

1 Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah. 2 Dosen Pembimbing Pertama. 3 Dosen Pembimbing Kedua.

6059 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah

Volume 2, Nomor 4, November 2017, hal. 59 - 73 .

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul “Perkembangan seni Karawitan di Gayo Lut desa Damar Mulyo Kecamatan Atulintang Kabupaten Aceh Tengah tahun1984-2017” tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui bagaimana perkembangan penyajian seni Karawitan yang berada di desa Damar Mulyo Kecamatan Atulintang Kabupaten Aceh Tengah (2) Untuk mengetahui perkembangan fungsi seni Karawitan di gayo lut desa Damar Mulyo Kecamatan Atulintang Kabupaten Aceh Tengah (3) untuk mengetahui bagaimana penagaruh keberadaan seni Karawitan terhadap masyarakat Gayo Lut di desa Damar Mulyo Kecamatan Atulintang Kabupaten Aceh Tengah. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian ini menggunakan metode sejarah (sejarah). Untuk memperoleh data diperlukan peneliti menggunakan tekhnik pengumpulan data dengan observasi dan wawancara mendapatkan data diperoleh dari tokoh adat (sesepuh), pemain seni Karawitan, masyarakat gayo yang termasuk didalam daftar Informan. Perkembangan seni Karawitan di desa Damar mulyo di bawa oleh para masyarakat Etnis Jawa yang bertransmigran ke Aceh pada tahun 1984, awal mula pementasan seni Karawitan dilakukan tiga bulan setelah dikirimnya alat-alat dari Jawa oleh pemerintah, yang hingga pada tahun 2017 masi berkembang. Seni Karawitan di desa Damar Mulyo menggandalkan 13 alat yang di mainkan oleh para pemain (penabuh) seni Karawitan dengan dua penyanyi (sinden) dengan notasi Pelog dan Selendro. Kostum para pemain seni Karawitan di desa Damar Mulyo ada dari tahun 1984 baru mengenakan kostum pada tahun 2014. Kostum yang digunakan adalah Blangkon diletakkan dikepala pemain Karawitan pria dan menggunakan pakaian beskap, pakaian wanita pesinden menggunakan baju kebaya, sanggung dan konde di kepalanya setelah peraturan syariat islam para sinden hanya menggunakan baju biasa dan menggunkan hijab tidak menggunakan sanggul dan konde.

Kata Kunci: Perkembangan Seni Karawitan.

PENDAHULUAN dimungkinkan oleh adanya kebudayaan- Masyarakat adalah kumpulan manusia kebudayaan yang masyarakat kembangkan yang hidup dalam suatu daerah tertentu, yang dalam kehidupan sehari-hari untuk menjaga telah cukup lama dan mempunyai aturan- warisan nenek moyang dan juga mengasah aturan yang mengatur mereka, untuk menuju sekaligus menunjukan keahlian jati diri kepada tujuan yang sama. Dalam masyarakat masyarakat tersebut (Joko Tri Prasetya. tersebut manusia selalu memperoleh 2013:36). kecakapan, pengetahuan-pengetahuan baru, Masyarakat Gayo Lut mayoritas sehingga penimbunan itu dalam keadaan yang berkehidupan Agama Islam dan berprofesi sehat dan selalu bertambah isinya, dengan kata sebagai petani, seperti menanam padi di lain kebudayaan tak mungkin timbul tanpa sawah, berladang sayuran, mereka juga adanya masyarakat, dan eksistensi menanam tanaman keras seperti tanaman kopi (keberadaan) masyarakat itu hanya dapat Arabica. Selain itu juga ada nelayan

60 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah

Volume 2, Nomor 4, November 2017, hal. 59 - 73 . penangkap ikan di danau Laut Tawar. Kabupaten Aceh Tengah. Seni Karawitan Kebudayaan dan adat-istiadat masyarakat tidak memiliki dua Vokalis didalamnya pertama ada perbedaan dengan suku Gayo lainnya. Sindhen (wanita) kedua wiraswara (laki-laki) Masyarakat Gayo Lut tidak menutup diri jumlah pemain alat musik 19 orang di mainkan dengan budaya luar mereka menerima dengan oleh pria. Berkembangnya seni Karawitan ini rasa senang hati dan menghormatinya, dibawa oleh masyarakat Jawa yang ikut serta Masyarakat Gayo Lut adalah suatu suku yang dalam transmigran Pelita IV yang mendiami daerah tengah Provinsi Aceh yang dilaksanakan pada tahun 1984 titik beratnya wilayah tempat tinggal Suku Gayo sering adalah sektor pertanian menuju swasembada dikenal dengan julukan Dataran Tinggi Gayo, pangan dan meningkatkan industri yang dapat kediaman Suku Gayo ini dibedakan lima menghasilkan mesin industri sendiri (Levang, wilayah yaitu Gayo Lut. 2003:13). Masyarakat Gayo Lut kebanyakan Masyarakat Jawa yang mengikuti memperdulikan budaya-budayanya yang program transmigran sampai sekarang tinggal sekarang berkembang di Gayo Lut terutama di dan hidup memenuhi kebutuhannya di Gayo bidang kesenian tari dan musik yang sekarang Lut dengan mengandalkan pertaniannya juga sering dilakonkan oleh masyarakat Gayo dengan menanam jagung, umbi-umbian, tersebut dan digunakan sebagai acara-acara minyak nilam, dan sekarang beralih ke khusus seperti pesta penikahan, pesta khitanan, tanaman kopi dan juga tanaman sayur-sayuran memperingati hari kemerdekaan , sekaligus mengembangkan budayanya untuk sampai digunakan untuk memeriahkan hiburan semata sekalipun masyarakat Jawa kampanye dan acara-acara lainnya. yang sudah meninggalkan kampung Seni Karawitan adalah pemain alat halamannya. Masyarakat Jawa tidak musik gamelan secara instrumental maupun meninggalkan warisan nenek moyangnya campuran dengan seni vokal Jawa yang mereka terus melestarikan kebudayaan mereka disebut tembang. Seni Karawitan memiliki yang mereka bawa dari jawa seperti Ludruk, keunikan tersendiri karna dalam Ketoprak, Janger, dan Kuda Lumping/Reog, pementasannya banyak menggunakan alat-alat dari beberapa kebudayaan yang berkembang yang terbuat dari besi kuningan yang kuat dan tersebut saat ini hanya tersisa Tarian Kuda berbagai macam bentuknya sesuai dengan Lumping dan Karawitan yang masih bertahan. pembuatan alat Karawitan yang bisa Perbedaan juga dari kedua budaya yang menghasilkan suara-suara yang diinginkan tersisa ini yaitu tarian Kuda Lumping yang dalam seni Vokalnya melibatkan pria dan selalu digunakan dalam acara-acara umum wanita yang memiliki suara yang indah lainnya seperti acara khitanan, pesta (Sumaryono : 2012:103). perkawinan, dan sebagai kemeriahan pemilu, Seni Karawitan ini tidak berkembang di 17 Agustus. Tarian Kuda Lumping wilayah Jawa saja, tetapi juga berkembang di dikembangkan dengan membuat sanggar untuk wilayah lainnya seperti di Gayo Lut desa menampung anak-anak didik selanjutnya Damar Mulyo Kecamatan Atu Lintang untuk dilatih dalam tarian Kuda Lumping ini

61 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah

Volume 2, Nomor 4, November 2017, hal. 59 - 73 . agar kebudayaan ini tetap di pahami oleh Gayo Lut Desa Damar Mulyo Kecamatan Atu penerus mereka selanjutnya. Berbeda halnya Lintang Kabupaten Aceh Tengah, 1984-2017. dengan Seni Karawitan di desa Damar Mulyo Jenis penelitian ini menggunakan Kecamatan Atu Lintang Kabupaten Aceh metode sejarah (historis). Sejarah merupakan Tengah. Seni Karawitan tidak berkembang sutu peroses mengkaji dan menganalisa secara pesat seperti Tarian Kuda Lumping, Karawitan kritis rekaman dan peninngalan masa lampau. tidak banyak digunakan dalam acara- acara Mengenai hal tersebut Hugiono dan P.K. dan juga memeriahkan pesta, tidak adanya Porwantana (1992:25), mengemukakan pelatihan untuk penerus kedepannya bagi anak metode sejarah yaitu proses untuk mengkaji muda. Seni Karawitan digunakan terutama dan menguji kebenaran rekaman dan dalam acara 1 Suro (1 Muharam). Walaupun peninggalan-peninggalan masa lampau dan ada juga dalam pesta perkawinan hanya saja menganalisa secara kritis. Pengambilan jarang digunakan seperti Tarian Kuda metode ini karena kajian dari skripsi ini ialah Lumping yang sama-sama berada di desa kajian historis yaitu kajian yang akan Damar Mulyo Kecamatan Atulintang menjelaskan keadaan objek yang diteliti secara Kabupaten Aceh Tengah. kronologis berdasarkan urutan waktu. Berdasarkan uraian tersebut penulis Menurut Kuntowijoyo (1995:89) dalam tertarik untuk melakukan penelitian dengan melaksanakan penelitian sejarah dibagi dalam judul “Perkembangan Seni Karawitan di lima tahap, yaitu: (1) Pemilihan topik, (2) Gayo Lut Desa Damar Mulyo Kecamatan Heoristik atau pengumpulan sumber, (3) Atulintang Kabupaten Aceh Tengah dari Verifikasi atau Kritik Sumber (kritik eksternal, Tahun 1984-2017”. kritik internal), (4) Interpretasi atau penafsiran, dan (5) Histografi atau penulisan sejarah. METODE PENELITIAN Penelitian ini mendeskripsikan data yang ada Pendekatan dan Jenis Penelitian di lapangan tentang perkembangan seni Pendekatan ini menggunakan Karawitan di Gayo Lut desa Damar Mulyo pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif Kecamatan Atu Lintang Kabupaten Aceh adalah penelitian yang bermaksud memahami Tengah Tahun 1984-2017. fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, Tempat Penelitian motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara Lokasi penelitian adalah tempat yang holistik, dan dengan cara deskripsi dalam digunakan dalam melakukan penelitian untuk bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu memperoleh data yang diinginkan. Penelitian konteks kasus yang alamiah dan dengan bertempat di Gayo Lut desa Damar Mulyo memanfaatkan berbagai metode alamiah Kecamatan Atu Lintang, Kabupaten Aceh (Meleong, 2005:06). Pendekatan ini dipakai Tengah. dikarenakan data yang diperoleh akan dijelaskan dalam bentuk kata-kata kronologis Teknik Pengumpulan Data berdasarkan perkembangan seni Karawitan di Tekhnik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan sumber, baik itu

62 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah

Volume 2, Nomor 4, November 2017, hal. 59 - 73 . sumber tulisan maupun sumber lisan Lut Desa Damar Mulyo Kecamatan Atu menyangkut objek yang diteliti. Disamping Lintang Kabupaten Aceh Tengah. perlu menggunakan metode yang dapat juga Alasan peneliti memilih mereka perlu memilih teknik dan alat pengumpulan sebagai infroman karena merupakan pelaku data yang relevan. Penggunaan teknik dan alat terlibat dalam aspek penelitian ini. Penelitian pengumpulan data yang tepat memungkinkan tentang “seni Karawitan di Gayo Lut desa diperolehnya data yang objektif. Di bawah ini Damar Mulyo Kecamatan Atu Lintang akan diuraikan teknik penelitian sebagai cara Kabupaten Aceh Tengah Tahun 1984- yang dapat ditempuh untuk menggumpulakan 2017”. data yaitu: Teknik Analisis Data a. Dokumentasi Analisis data dalam penelitian kualitatif Dokumentasi merupakan suatu dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, pengumpulan data yang diperoleh dari catatan- selama di lapangan dan setelah selesai di catatan atau sumber tertulis dari objek lapangan. Dalam hal ini Nasution (dalam penelitian yang dapat dipercaya kebenarannya. Sugiono, 2014:89) mengatakan “Analisis telah Data dokumentasi yang dimaksud dalam mulai sejak merumuskan dan menjelaskan penelitian ini adalah dokumen-dokumen yang masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berkenaan dengan seni Karawitan. berlangsug terus sampai penulisan hasil penelitian”. Mizaska (2016:26) “data yang b. Wawancara telah terkumpul (apapun sumber, metode dan Pengumpulan data juga dilakukan alat pengumpulannya) selanjutnya perlu diolah dengan wawancara terbuka dan bebas. Dalam dan dianalisa untuk menjawab masalah hal ini penulis akan mewawancarai infroman- penelitian. Data dan informasi yang diperoleh infroman yang memiliki pengetahuan tentang dalam peelitian ini dianalisis dengan seni Karawitan di Gayo Lut Desa Damar menggunakan analis model Miles dan Mulyo Kecamatan Atulintang Kabupaten Aceh Huberman dalam Sugiono (2014:91) yaitu data Tengah, agar wawancara terekam dengan reduction, data display, dan conlusion sempurna, maka penulis akan menggunakan drawing/verification sebagai berikut: alat wawancara seperti buku catatan dan alat a. Data Reducation (reduksi data) adalah perekam. Sebelum wawancara terkait dengan bentuk analisis data yang diproleh dari masalah yang akan diteliti. Adapun Informan lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk yang akan diwawancarai ialah: itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. 1) Dalang dan pendiri seni Karawitan di Gayo Mereduksi data berarti merangkum, Lut Desa Damar Mulyo Kecamatan Atu memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan Lintang Kabupaten Aceh Tengah. pada hal-hal yang penting, dicari tema dan 2) Para peserta pemain seni Karawitan polanya. Dengan demikian data yang telah beserta masyarakat yang berada di Gayo direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

63 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah

Volume 2, Nomor 4, November 2017, hal. 59 - 73 .

selanjutnya dengan mencarinya bila Mulyo (Sumber:Kantor desa Damar Mulyo diperlukan. tahun 2017). b. Data Display (penyajian data) adalah Secara Geografis desa Damar Mulyo penyajian data yang telah direduksi dengan terletak diantara 4’33’50-4’54’50 LU. dilakukan dalam bentuk uraian singkat, 96’40’75-97’17’50 BT, sedangkan batas bagian, hubungan antar kategori dan wilayah desa Damar Mulyo sebelah utara jenisnya. Hal ini dilakukan untuk berbatasan dengan desa Pantan Damar, sebelah mempermudah penelti memahami apa yang timur berbatasan dengan desa Bintang akan terjadi, merencanakan selanjutnya Kekelip, sebelah barat dengan desa Kepala yakni verifikasi data berdasarkan apa yang Akal dan sebelah selatan berbatasan dengan telah dipahami. desa Gayo Murni, luas wilayah desa Damar c. Cluction Drawing/Verification adalah Mulyo 1800 Ha (5,39 m2) km2 dengan jumlah penarikan kesimpulan yang bersifat penduduk sekitar 289 jiwa (Sumber: Kantor sementara, dan akan berubah bila tidak desa Damar Mulyo tahun 2017). ditemukan bukti-bukti yang kuat yangmendukung pada tahap pengumpulan Sejarah Singkat desa Damar Mulyo data berikutnya, kesimpulan akan bersifat Kecamatan Atu Lintang Kabupaten Aceh kuat atau kredibel apabila kesimpulan Tengah sementara didukung oleh bukti-bukti yang Suku Jawa adalah salah satu suku yang kuat dan dapat menjawab rumusan masalah keberadaannya di salah satu pulau di Indonesia yang telah dirumuskan. yang terdiri dari berbagai keanekaragaman etnisnya yang tersebar diberbagai daerah di PEMBAHASAN Indonesia seperti contohnya daerah Jawa Timur menggunakan bahasa Jawa Ngoko, Letak Geografis Desa Damar Mulyo Jawa Tengah menggunakan bahasa Jawa Kecamatan Atu Lintang Kabupaten Aceh Halus, berbeda lagi daerah Tegal yang Tengah menggunakan Jawa Ngapak, Jawa Barat Lokasi penelitian dilakukan di Gayo menggunakan bahasa Sunda. Dari berbagai Lut desa Damar Mulyo Kecamatan Atu daerah suku Jawa melakukan Transmigrasi ke Lintang Kabupaten Aceh Tengah Provinsi Aceh dari beberapa tujuan Transmigrasi salah Aceh. kecamatan Atu Lintang sebelumnya satunya daerah Aceh tepatnya di Kabupaten merupakan gabungan dari Kecamatan Linge. Aceh Tengah, Aceh Barat, dan Aceh Timur. Namun pada tahun 2005 Atulintang terpisah (Wawancara: Pujowarsono, 21 April 2017). dan menjadi kecamatan sendiri. Kecamatan Penduduk etnis dari Jawa Tengah yang Atu Lintang terdiri dari 11 desa, yaitu desa didatangkan oleh Pemerintah Transmigran di Meurah Mege, Meurah Pupuk, Pantan Damar, tempatkan di Provinsi Aceh salah satunya di Atu Lintang, Gayo Murni, Tanah Abu, desa Damar Mulyo Kecamatan Atu Lintang Bintang Kekelip, Meurah Jernang, Meurah Kabupaten Aceh Tengah karena adanya Muyang, Kepala Akal, serta desa Damar Program Pelita bagi masyarakat Jawa. Aceh

64 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah

Volume 2, Nomor 4, November 2017, hal. 59 - 73 . merupakan salah satu daerah wilayah masyarakat menunggu pemulihan lahan untuk Indonesia yang termasuk dalam Program tanaman lainnya, masyarakat desa Damar transmigrasi. Oleh sebab itu, pemerintah pusat Mulyo mengkonsumsi jagung dan juga melakukan pemerataan penduduk dan menjualnya ke pasar untuk digantikan dengan pengelolaan lahan yang kosong. Wilayah Aceh barang lainnya seperti garam, minyak, dan menjadi salah satu wilayah transmigran dari penyedapa kebutuhan sehari-hari lainnya. Jawa. Lahan yang dikelola yaitu desa Damar Selain adanya bantuan dari pemerintah saat itu Mulyo antara tahun 1983-1984. (Wawancara: berupa bibit Jagung sehingga mendorong Pujowarsono, 21 April 2017). masyarakat desa Damar Mulyo untuk Masyarakat desa Damar Mulyo mengembangkan tanaman Jagung secara luas merupakan transmigran gelombang ke dua. serta untuk dijual kepasar. Penanaman jagung Kecamatan Jagong Jeged termasuk gelombang sebagai komoditi utama tidak hanya dilakukan pertama yang berasal dari daerah Jawa oleh masyarakat desa Damar Mulyo saja Tengah. Desa Damar Mulyo dengan Jagong melainkan juga desa-desa lainya yang berada Jeged, sedangkan untuk gelombang ketiga dari di Kecamatan Atu Lintang dalam hal Jawa Timur dan Madura ketiga kelompok penanaman Nilam yang mereka Transmigran letaknya tidak berjauhan. mengusahakan mencari bibit tanaman (Wawancara: Pujowarsono, 21 April 2017). Nilam.(Wawancara: Pujowarsono, 21 April 2017). Keadaan Penduduk dan Mata Pencarian Mata pencarian masyarakat desa Damar Masyarakat desa Damar Mulyo Mulyo sekarang tahun 20017 masih dengan Masyarakat yang menetap di Desa mengandalkan Kopi. Tanaman lainnya seperti Damar Mulyo adalah penduduk yang multi ladang cabai, kentang dan tomat, hanya etnis. Artinya penduduk yang mendiami sebagai sampingan untuk menunggu panen kawan ini terdiri dari berbagai suku bangsa kopi tiba. Dapat dikategorikan bahwa seluruh seperti etnis Gayo sebagai etnis asli, etnis masyarakat di daerah Damar Mulyo hampir Jawa, Aceh, Batak dan Padang sebagai etnis semuanya petani yang sudah makmur. Mata pendatang. Jumlah masing-masing etnis yang pencarian melalui pertanian, sehingga tidak menetap di Desa Damar Mulyo ini beragam heran bahwa seluruh masyarakat di desa ini jumlahnya. sudah memiliki lahan/ladang sendiri untuk Pada tahun 1983 masyarakat desa Damar mereka melakukan aktivitas sehari-hari, yaitu Mulyo memilih tanaman jagung sebagai berkebun dan bercocok tanam. Melalui mata tanaman utama dan tanaman jagung yang pencaharian sebagai petani yang sudah baik paling mengaris besar hasil panen diantara masyarakat di desa Damar Mulyo sudah dapat tanaman lainnya jagung dikembangkan membangun rumah yang layak, sudah dapat sebagai makanan pokok karena keadaan menyekolahkan anak-anak mereka hingga ke lingkungan atau lokasi ladang yang disediakan jenjang yang lebih tinggi (Wawancara: pemerintah saat itu dirasa cocok untuk Pujowarsono, 21 April 2017). mengembangkan tanaman jagung terlebih

65 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah

Volume 2, Nomor 4, November 2017, hal. 59 - 73 .

Jika diperhatikan kehidupan bidang masyarakat jawa yang ditempatkan di desa pendidikan pada tahun 1983 sebelum seperti Damar Mulyo dan menetap di wilayah ini adanya sekolah yang dibangun di Desa Damar selama tiga bulan mereka kemudian Mulyo anak-anak bersekolah menuju ke desa mengembangkan seni Karawitan, apalagi tetagga yang berjarak 1 Km Jauh dari desa dengan adanya pemerintah yang mendukung Damar Mulyo, setelah tahun 2006 maka dapat perkembangan seni Karawitan di desa Damar digambarkan bahwa di Desa Damar Mulyo Mulyo. terdapat satu Taman Kanak-kanak dan juga Seni Karawitan bisa berdiri sendiri satu Sekolah Dasar (SD) yang di bangun pada dalam arti mandiri, karena seni Karawitan tahun 2012. Pembangunan di Desa Damar tanpa ada peran. Kebanyakan masyarakat Jawa Mulyo untuk bidang pendidikan tidak cukup saat itu memang cenderung lebih memilih memadai akan tetapi pemikiran masyarakat menjadi anggota musik Karawitan karena, Desa Damar Mulyo tentang pendidikan sangat apabila mahir memainkan musik Karawitan maju. Mereka beranggapan bahwa pendidikan akan mudah memasuki kraton karena menurut adalah hal yang utama. Hal ini terbukti dari pendapat mereka dapat menjadi anggota banyak masyarakat Damar Mulyo yang keraton (abdi dalem) adalah hal yang mengirim anak mereka untuk bersekolah di terhormat dan Istimewa ( kartomi, luar Kabupaten. Mereka berharap anak-anak 2005:23). mereka mendapat pengetahuan yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari kebanyakan Perkembangan seni karawitan mengikuti penduduk Desa Damar Mulyo sudah banyak perkembangan zaman modern, yang mana yang menjadi Bidan, Guru, dan PNS. Dalam pada awalnya kesenian karawitan itu sendiri di bidang kepercayaan, mayoritas penduduk Desa jawa digunakan sebagai ajang perlombaan, Damar Mulyo adalah beragama Islam dan namun secara keseluruhan ciri khas dari seni tidak ada penduduk di desa ini yang Karawitan yang ada di Desa Damar Mulyo itu merupakan Non Muslim. (Wawancara: Lahuri, sendiri tidak banyak yang berubah terutama 20 April 2017). dalam hal notasi yaitu tetap masih menggunakan notasi pelog dan slendro, Faktor-faktor Perkembangan Seni perbedaan setiap pementasan seni karawitan Karawitan di Gayo Lut desa Damar Mulyo disetiap daerah memiliki ciri khas tertentu Kecamatan Atulintang yang berbeda satu sama lain, namun dibalik Pada mulanya Seni Karawitan di di perbedaan tersebut tidak mengurangi unsur Gayo Lut desa Damar Mulyo Kecamatan keindahan dari karawitan itu sendiri. Faktor Atulintang tidak pernah ada akan tetapi, faktor kedua, untuk memperingat hari-hari besar pertama,keberadaanseni Karawitan tersebut islam, terutama peningatan menyambut satu diakibatkan sejak adanya kedudukan Suro ( satu Muharam) Etnis Jawa menganggap masyarakat Transmigran yang ikut serta dalam bahwa satu suro merupakan malam turunnya Program Pelita IVtahun 1983 didatangkan dari penyakit, yang mana pada bulan suro ini Pulau Jawa(Levang, 2003:13). Setelah banyak hal-hal yang tidak baik akan terjadi,

66 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah

Volume 2, Nomor 4, November 2017, hal. 59 - 73 . karena itulah masyarakat akan terjaga menghasilkan bunyian yang berbeda, alat sepanjang malam pada datangnya malam satu musik Karawitan mayoritasnya dimainkan suro, oleh karena itulah etnis jawa menganut oleh para pangrawit pria.( Bram Palgunadi, kepercayaan dengan mereka mengadakan 2002: 1). pementasan karawitan pada malam satu suro Keberadaan seni Karawitan yang sebagai tolak balak, atau penagkal. berada di desa Damar Mulyo mendapatkan (Wawancara: Sumadi, 22 April 2017). dukungan dari pemerintah pusat hal tersebut Faktor ketiga, adanya keinginan dapat di lihat dari pengiriman alat-alat musik masyarakat etnis Jawa maupun masyarakat tahun 1983. Setelah masyarakat jawa yang luar yang menggunakan jasa para pangrawit ditempatkan di desa Damar Mulyo dan untuk pementasan Seni Karawitan sebagai menetap di wilayah Aceh Tengah desa Damar pengisi acara dalam upacara pernikahan, Mulyo selama tiga bulan mereka kemudian khitanan, turun tanah dalam hal ini mengembangkan seni Karawitan. Alasan pementasan seni Karawitan sesuai dengan pemerintah mendukung hal ini ialah dengan keinginan para tuan rumah yang mengundang alasan yang pertama agar masyarakat damar para pangrawit untuk memainkan alat musik mulyo dapat mengembangkan aspirasi mereka dan menyanyikan tembangnya. (Wawancara: melalui seni ini serta dapat menjadi hiburan Padi, 22 April 2017). bagi masyarakat Damar Mulyo dan tidak meninggalkan kebudayaan mereka yang sudah Perkembangan Alat-alat Seni Karawitan ada terlatih sejak sebelum dikirimnya mereka Alat musik yang digunakan tradisional ke daerah Aceh. Sejak saat itu, masyarakat yang digunakan sebagai pelengkap berbagai Damar Mulyo mengembangkan tradisi kegiatan ritual, kesenian dan hiburan oleh kesenian Karawitan hingga saat ini. masyarakat etnis bangsa Jawa, yang sekarang (Wawancara: Pujowarsono, 21 April 2017). dikenal sebagai gamelan, pada dasarnya Dalam perkembangan seni Karawitan di merupakan kumpulan dari sejumlah ricikan( desa Damar Mulyo mengalami pasang surut, instrumen musik). Seni memainkan alat musik kesenian ini sempat berhenti disebabkan alat tadisional masyarakat etnis Jawa ini, kemudian karawitan hilang karena lemahnya penjagaan dikenal dengan istilah Karawitan, atau lebih serta penggunaan alat yang terlalu kasar secara umumnya di kenal dengan Karawitan menyebabkan sebagian alat karawitan Jawa. Sedangkan pada pengetahuan atau ilmu megalami kerusakan,jika alat mengalami tentang seni memainkan alat-alat gamelan ini kerusakan yang berakibat pada bunyi suara disebut kagunan (kemapuan) yang tidak merdu lagi. Hal ini menyebabkan Karawitan.Istilah Karawitan juga sering masyarakat enggan untuk mempergunaka-nya. digunakan untuk menyebut kegiatan Pada tahun 2014 akhirnya musik kerawitan memainkan alat-alat musik tadisional, dapat berkembang lagi setelah adanya terciptanya alunan lagu yang indah Seni pemikiran dari salah satu warga desa damar Karawitan di ciptakan oleh banyaknya alat-alat mulyo yang mempunyai ide untuk membuat tradisional Jawa yang memiliki bentuk dan sebuah proposal yang ditujukan kepada salah

67 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah

Volume 2, Nomor 4, November 2017, hal. 59 - 73 . satu anggota DPR RI yang bernama H. Raihan Jawa yang biasa digunakan oleh para pria Iskandar LC., MM guna meminta dana untuk Jawa pada masa Kerajaan tetapi untuk pada mengganti alat musik yang rusak, dan ternyata saat ini tidak melihat siapa saja yang usaha ini berhasil sehingga anggota DPR RI menggunkan Blangkon tersebut, tua muda, ini mengabulkan proposal tersebut dengan cara kaya miskin, bahkan tidak melihat status memberikan uang tunai sebesar RP sosialnya, dan juga tidak semua Blangkon ini 130.000.000 guna membeli alat musik hanya digunakan oleh para pria beretnis Jawa kerawitan yang dibeli langsung dari Jawa oleh saja, namun juga digunkan oleh masyarakat salah seorang masyarakat desa Damar Mulyo umum dan khalayakdari berbagai penjuru (Wawancara: Pujowarsono, 21 April 2017). dunia yang beretnis non jawa. Balangkon Jawa Tengah berbeda dengan Blangkon lainnya Perkembangan Kostum Seni Karawitan perbedaannya terletak pada pola belakang Seni Karawitan di desa Damar Blangkon yang tidak mengunakan kain yang Mulyodalam hal kostum pada tahun 1983 panjang dibagian belakangnya.Kostume pria mereka tidak memiliki kostum khususnya tidak hanya topi yang tetapi ada baju khusus untuk kostum pria saat penampilan, namun hal yang dipakai untuk para pangrawit yang biasa ini tidak mengurangi rasa semangat para masyarakat desa Damar Mulyo menyebutnya pemain dalam pementasan kesenian “beskap” yaitu pakaian yang diJahit dengan Karawitan. karena mereka rasa dalam hal warna sesuai persetujuan yang menggunakan kostume tidak begitu mempengaruhi hasil kerah sanghai dan juga kancing baju yang pementasan nantinya. Walaupun kita ketahui berfariasi dengan menggunakan lengan bersama bahwasanya pemakaian baju atau panjang pola baju berbentuk jas. (Wawancara: kostum akan menambah keindahan Padi, 22 April 2017). pementasan dan memberikan kesan kompak atau seragam dalam setiap pemainnya. Saat Perkembangan Tembang (Lirik) seni pementasan seni Karawitan tahun 1983 Karawitan awalnya mereka hanya menggunakan pakaian Pagelaran adalah cara umum, adalah sehari-hari dan dengan seiringnya kegiatan tertentu yang dilaksanakan untuk perkembangan zaman mereka menabung suatu tujuan tertentu dala hal ini, berupa uang untuk keperluan membeli kostum pengertiannya dibatasi berupa kegiatan yang pada tahun 2014 hasil dari jerih payah mereka menggunakan gamelan sebagai sarana, baik yang terkmpul para anggota penabuh seni secara lengkap maupun hanya sebagian. Karawitan desa Damar Mulyo akhirnya bisa Gamelan ada yang digunakan sebagai membeli kostum dengan menyewa jasa pengiring, ada pula yang berdiri sendiri (tidak penjahit baju yang ahli dalam menjait kostum mengiringi sesuatu).Sebagian pagelaran seni Karawitan. dan juga seperti Blangkon / merupakan pagelaran adat tradisional, tetapi Mit topi yang digunakan biasanya oleh para pada masa sekarang, tidak tertutup pria Jawa dengan bermotifkan batik berwarna kemungkinan adanya suatu bentuk pagelaran coklat . Blangkon adalah salah satu ciri khas yang bukan termasuk golongan pagelaran adat

68 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah

Volume 2, Nomor 4, November 2017, hal. 59 - 73 . tradisional. Pagelaran Seni karawitan di desa dengan awalan Pagayuban istilah Jawa yang Damar Mulyo termasuk dalam seni pagelaran artinya “rukun atau damai”dan bisa juga ekperimental yang dibarengi oleh pagelaran diartikan sebagai keluarga, organisasi, atau Campur Sari, yang menggunakan ricikan kelompok dan kadang-kadang di belakang gamelan sebagai sarana utamanya memiliki istilah paguyuban ditambah dengan istilah sifat yang berdiri sendiri tidak membutuhkan Karawitan agar tujuan lebih menampilkan kesenian yang lainnya untuk melengkapi kegiatan utama kelompk tersebut. Masyarakat pagelarannya dalam hal ini bahkan kesenian pada umumya mengenal organisasi hanya luarlah yang sangat membutuhkan pagelaran terdapat pada bidang politik yang membentuk seni Karawitan dalam pagelaran seni mereka sekelompok orang untuk menjalankan tujuan hal ini terbukti jika suatu pagelaran tidak yang ingin dicapai. Pandanganlah yang menggunakan para penabuh alat musik dan menjadikan pandangan masyarakat bahwa juga tembang-tembang yang dinyanyikan oleh kesenianjuga memiliki organisasi yang ingin sinden seni Karawitan tidak akanbisa mereka capai bukan hanya pencapaian dalam mengadakan pagelaran karna kunci dalam ekonomi, dan ketenaran akan tetapi pencapain setiap pagelaran kesenian tradisonal Jawa ialah dalam mempertahankan kebudaan mereka agar musik Gamelan yang akan membangkitkan tidak musnah.(Bram Palgunadi, 2002: 3). pagelaran kesenian Jawa tersebut.(Bram Palgunadi, 2002: 87-91). Perkembangan Fungsi Seni Karawitan di Seni Karawitan di desa Damar Mulyo Gayo Lut desa Damar Mulyo Kecamatan pada tahun 1983 mementaskan seni Karawitan Atulintang dengan menggunakan laras Pleog dan Menurut kepercayaan masyarakat Desa Selendro dalam hal ini masing-masing Damar Mulyo, tahun 1983 seni Karawitan memiliki susunan nada tertentu. Laras Pleog memiliki fungsi sebagai berikut: menghasilkan suasana yang bersifat sereng , a. Penghibur dengan menggunakan musik memberikan kesan gagah, keramat, dan sakral tarian dan permainan. Artinya orang dapat sedangkan laras Selendro memiliki sifat menikmati seni karawitan secara ringan, riang, gembira dan terasa individual, agar para pendengar ramaiPementasan Dalam hal sesuai keindahan merasakan ketenangan jiwa setelah para pendengar dan penikmat ,diawali mendengarkan musik Karawitan. terbentuknya organisasi PKK di Jawa para b. Media pendidikan. Artinya Seni karawitan sinden sudah memiliki buku-buku yang sebagai media pendidikan dapat dilihat berisikan lirik-lirik lagu seni Karawitan yang dari sudut pandang cara menggunakan bahasa Jawa (Bram Palgunadi, membunyikannya, di mana karawitan 2002: 87-91). menjadi sajian seni musik yang enak didengar bila dimainkan secara bersama- Perkembangan Pemain seni Karawitan sama. Ini mencerminkan bahwa Berbagai kelompok pecinta Karawitan kebersamaan menjadi satu hal yang sangat Jawa sering menyebut nama kelompoknya penting untuk mencapai hasil musik yang

69 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah

Volume 2, Nomor 4, November 2017, hal. 59 - 73 .

berkualitas (garapan musikal). Berarti biasanya menggunakan pementasan seni pula ini merupakan pendidikan budi Karawitan hal ini dikarenakan masyarakat pekerti agar kita hidup dalam berharap kesenian yang ada di wilayah kebersamaan saling bergotong royong, tersebut tidak hilang seiring tenggang rasa, tepa selira, menghindari perkembangan zaman. sifat egois dan individualis. Tidak heran f. Merayakan panen dan penobatan; apabila pendidikan seni karawitan Jawa pelaksanaan hasil panen pertanian lebih baik diberikan sedini mungkin masyarakat biasanya diiringi dengan kepada anak-anak didik kita sebagai adanya pementasn seni Karawitan yang modal pemahaman kebersamaan. bertujuan sebagai wujud rasa syukur Pendidikan musik penting diberikan masyarakat atas hasil panen yang karena dari itu kita bisa memperoleh melimpah. pengetahuan teoritis dan kemungkinan g. Meneguhkan kepercayaan dan kegiatan lebih luas tentang teknik eksplorasi dalam tradisi; tradisi peringatan malam satu suro berbagai eksperimen musikal yang dianggap kebudayaan yang tidak bisa mungkin akan muncul kemudian. dipisahkan dengan kesenian karawitan, c. Terapi; dalam arti terapi musik memiliki karena masyarakat percaya apabila kekuatan yang sangat baik untuk mengusir memainkan seni karawitan ini di penyakit, salah satu contoh kecilnya sepanjang malam satu suro dapat menolak ketika seseorang sedang sakit kepala balak yang datangnya pada malam akibat beban kehidupan yang dirasa maka tersebut. (Wawancara: Karti Rahayu, 23 dengan mendengarkan alunan musik April 2017). tentunya dapat mengurangi rasa sakit tersebut, sama halnya untuk ibu hamil Pandangan Masyarakat Gayo terhadap dengan mendengarkan musik salah perkembangan seni Karawitan di Gayo Lut satunya Karawitan dapat merangsang atau desa Damar Mulyo Kecamatan Atulintang mempercepat otot reaksi bayi yang ada di Kabupaten Aceh Tengah. kandungannya. Dalam kehidupan kita dimasa d. Mengorganisir kerja dan perang; pada sekarang, berbagai bentuk kesenian memegang mulanya alat musik yang digunakan peranan yang semakin lama semakin penting. dalam seni Karawitan digunakan sebagai Misalnya, seseorang yang sudah terbiasa media menyampaikan pesan, mendengarkan lagu, jika pada saat tertentu pengumuman (woro-woro) pada zaman tidak mendengarkannya maka dia akan Kerajaan, sehingga masyarakat akan lebih meraakan sesautu yang tidak lemgkap dalam cepat menerima informasi dalam masa kehidupannya. Dalam sejumlah kasus bentuk darurat perang. stip rupa tertentu bahkan serius sebagai salah e. Upacara dan ritual; penanda kelahiran, satu alternatif sarana. Misalnya, musik perkawinan dan kematian; peringatan digunakan sebagai sarana terapi untuk ritual di masyarakat yang berkembang mempercepat proses penyembuhan atau untuk

70 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah

Volume 2, Nomor 4, November 2017, hal. 59 - 73 . membuat atau mengubah suasana hati menjadi pemikiran masyarakat etnis lain bahwasanya tenag, dan menyenangkan. seni Karawitan itu hanya di konsumsi oleh Berdasarkan analisis yang telah etnis Jawa itu sendiri walaupun pada diuraikan diatas bahwa perkembaangan Seni kenyataanya pembawa seni Karawitan itu Karawitan di Gayo Lut desa Damar Mulyo sangat ingin kesenian yang dikenalkannya Kecamatan Atu Lintang Kabupaten Aceh dapat berkembang dan berdampingan dengan Tengah menunjukan bahwa perkembangan kesenian dari etnis lain di mayarakat. seni Karawitan sudah ada sejak tahun 1983 Seni Karawitan pada dasanya merupakan yang dibawah oleh oleh Etnis Jawa yang sebuah kisah atau cerita sejarah yang di kemudian diperkenalkan oleh masyarakat sampaikan lewat musik dan pemetasan. Hal ini sekitar dan berkembang sebagaimana mestinya dikemukakan sebagaimana diketahui, bahwa di masyarakat. Antusias masyarakat terhadap seni karawitan oleh dunia sudah diakui seni Karawitan masih kurang. Hal ini terbukti keberadaannya, dan merupakan salah satu dari dari kurangnya minat masyarakat terutama jenis-jenis musik yang ada di muka bumi. Seni kaum muda dalam berpartisipasi karawitan (Gamelan Jawa) adalah salah satu mengembangkan seni Karawitan. terlebih pernyataan musikal yang mempunyai bentuk untuk fasilitas yang menjadi bagian dari seni kompleks dan perkembangan yang tinggi. Karawitan itu sendiri masih sangat minim dan Kedudukan musik Jawa tadi mempunyai arti juga kurangnya pengetahuannya masyarakat yang penting dan dalam bagi kehidupan orang- akan bagaimana mendaur ulang atau orang yang memupuk tari Jawa, teater Jawa memperbaharui sarana yang ada berdasarkan (seperti wayang wong, wayang kulit, pengamatan yang telah saya lakukan kaum kethoprak), kesusasteraan, adat-istiadat, muda tidak tertarik untuk menyaksikan kepercayaan, dan naluri (Kartiman, 2012:5). pementasan seni Karawitan di karenakan mereka tidak mengerti akan maksut dan tujuan PENUTUP dari pementasan seni Karawitan yang Kesimpulan mengakibatkan masyarakat lebih antusias 1. Perkembangan penyajian seni Karawitan di untuk mengenal kesenian yang bersifat lebih Gayo lut desa Damar Mulyo Kecamatan modern. Atulintang Kabupaten Aceh Tengah, Seni Karawitan yang berkembang di di mengalami pasang surut pada tahun Gayo Lut desa Damar Mulyo Kecamatan Atu 1984alat-alat musik seni Karawitan masih Lintang Kabupaten Aceh Tengah tergolng dalam keadaan terawat dan bisa digunakan kesenian yang monoton hal ini terbukti dari seiring berkembangannya alat-alat musik para penabuh( yang memainkan alat musik) tersebut mengalami kerusakan dan yang tidak mengahsilkan generasi baru lemahnya penjagaan menyebabkan sehingga tidak memberikan peluang untuk hilangnya alat-alat musik seni Karawitan di masyarakat lain dalam berpartisipasi menjadi desa Damar Mulyo, pada tahun 2014 alat- bagian dalam seni Karawitan ini. Dalam alat musik ini bisa dibeli kembali dengan konteks ini mengakibatkan tertutupnya mendapatkan bantuan berupa uang tunai

71 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah

Volume 2, Nomor 4, November 2017, hal. 59 - 73 .

130.000.000 dari anggota DPR RI yang semakin maju seni Karawitan di desa bernama H. Raihan Iskandar LC., MM lalu Damar Mulyo. pada tahun 20117 alat-alat musik seni Karawitan mendapat alat musik tambahan Saran dari alat musik Barat seperti kyboard, gitar, 1. Bagi penabuh(pemain) untuk menjaga alat- drum band, dari anggota Campur Sari yang alat musik dan fasilitas lain dan dapat ikut bergabung dalam seni Karawitan di menggunakan sebagaimana mestinya. desa Damar Mulyo. Pada tahun 2015 desa 2. Bagi kaum muda untuk menanamkan rasa Damar Mulyo di terapkan Sariat Islam para memiliki suatu kebudayaan yang sudah ada sinden tidak bisa menggunakan kostum dari leluhur kita dan ikut berpartisipasi mereka lagi karna kostum para sinden menjaga kelestariannya. melanggar aturan Syariat Islam tersebut. 3. Bagi masyarakat pada umumnya untuk Seni Karawitan di desa Damar Mulyo membuka paradikma pemikiran kesenian penabuh dan tembangnya pada tahun 1983 Karawitan yang dianggap kuno. sampai 2017 inilah berubah dikarenakan Bagi pemerintah sekitar untuk lebih adanya kesenian Campur Sari yang ikut mendukung dan memfasilitasi akan bergabung dalam seni Karawitan. kesenian Karawitan agar terjaga 2. Perkembangan funsi dari seni Karawitan di kelestariannya desa Damar Mulyo tahun 1983 masyarakat masih berfikir seni Karawitan sebagai DAFTAR PUSTAKA penghibur, acara kekeluargaan, media pendidikan, terapi, upacara ritual adat, Sumber Buku: suatu penobatan, kegiatan tradisi, memupuk Hugiono dan P.K. Poerwantan (1992). kerja sama dan hal lainnya tetapi pada Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: PT. tahun 2014 seni Karawitan mulai Rineka Cipta. mendapatkan hal baru dengan penambahan Kuntowijoyo. 1995. Metodologi Sejarah. pendapatan mereka dalam digunakannya Yogyakarta:Yayasan Bentang seni Karawitan didalam acara-acara pesa Budaya. perkawinan, khitanan, turun tanah dan acara lainnya. Levang Partice, 2003. Ayo Ke Tanah Sabrang: 3. Pandangan masyarakat Gayo dalam Transmigrasi di Indonesia. Jakarta; perkembangan seni Karawitan di desa Kepustakaan popular Gramedia. Damar Mulyo masyarakat etnis Gayo bisa Lexy,Maleong J. 2005.Metodologi Penelitian mendengarkan dan melihat langsung apa Kualitatif. Bandung: Remaja yang dinamakan oleh seni Karawitan. Rosdakarya. Masyarakat Gayo tidak pernah menentang Prasetya, Try, Joko.2013. Ilmu Budaya Dasar. keberadaan dan merasa terganggu akan Jakarta: Rineka Cipta. keberadaan seni Karawitan hal ini terbukti bahwa masih kokohnya seni Karawitan dan

72 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah

Volume 2, Nomor 4, November 2017, hal. 59 - 73 .

Sumaryono dan Kuswarsantyo, dkk. 2012. Kartiman. 2012. Fungsi Seni Karawitan Ragam Seni Pertunjukan Tradisional Dalam Kehidupan Masyarakat Jawa. di Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Widyaiswara Yogyakarta: UPTD Taman Budaya. Yogyakarta.http://p4tksbjogja.com/ar sip/index.php?option=com_content& view=article&id=561( online: 7 April 2017)

73