Jurnal Pengabdian Untuk Mu NegeRI, Vol.3 No.2, November 2019 ISSN : 2550-0198

PENINGKATAN MANAJEMEN USAHA BERBASIS CREATIVE PACKAGING PADA UMKM “ IVAN” DI DESA JANTEN,

Rosalia Prismarini Nurdiarti*1, Astri Wulandari2, Mutaqin Akbar3 12Fakultas Ilmu Komunikasi & Multimedia, Universitas Mercu Buana Yogyakarta 3Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Mercu Buana Yogyakarta email: [email protected]

Abstract “Bakpia Ivan" Small and Medium Business Unit is managed by family and hereditary manner, so that several times there are employee and sometimes causes the production process to be slightly inhibited. Another thing that is a problem is the lack of awareness of the product packaging process that is able to attract consumer interest and from the side of packaging security. This problem is linear unoptimal brand awareness and brand patent rights, so that when the product arrives at the reseller, the packaging is often replaced with other brands even though the contents are Bakpia Ivan. The purpose of this public service activity, first is to increase awareness of product packaging, positioning. Secondly, providing socialization and training about creative packaging, starting from the most basic capabilities. The method used in this activity is socialization and training. First, socializing and demonstrating how to begin packaging. Secondly, renew the logo design. Third, conduct social experiments related to logo renewal. The result of this activity is the acceptance of product packaging updates by the market so it can be expand sales and market segmentation. Second, the renewal of the logo / packaging design will be increasingly recognized and realized loyal consumers.

Keywords: creative packaging, bakpia ivan, segmentation, positioning

Abstrak Unit Usaha Kecil dan Menengah “Bakpia Ivan” dikelola secara kekeluargaan dan turun temurun, sehingga beberapa kali terdapat pergantian karyawan dan kadang menyebabkan proses produksi sedikit terhambat. Hal lain yang menjadi permasalahan adalah minimnya kesadaran akan proses pengemasan produk yang mampu menarik minat konsumen dan melihat dari sisi keamanan kemasan. Problem ini linier dengan belum optimalnya kesadaran akan merk dan hak paten akan merk, sehingga ketika produk sampai pada reseller, kemasan sering diganti dengan merk lain meski isinya adalah Bakpia Ivan. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini pertama adalah untuk meningkatkan kesadaran akan pengemasan produk dan positioning. Kedua, memberikan sosialisasi dan pelatihan tentang creative packaging mulai dari kemampuan yang paling dasar. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah sosialisasi dan pelatihan. Pertama, mensosialisasikan dan mendemonstrasikan bagaimana awal pembuatan kemasan. Kedua, memperbaharui design logo. Ketiga, melakukan eksperimen sosial terkait dengan pembaharuan logo. Hasil dari kegiatan ini adalah diterimanya pembaharuan kemasan produk oleh pasar sehingga mampu memperluas penjualan serta segmentasi pasar. Kedua, pembaharuan logo / design kemasan akan semakin dikenal dan terwujud konsumen yang loyal.

Keywords: creative packaging, bakpia ivan, segmentasi, positioning heran jika industri kuliner ini PENDAHULUAN berkembang pesat seiring dengan Bakpia merupakan salah satu kuliner permintaan konsumen. Dalam yang ikonik di Yogyakarta. Maka tak sejarahnya, bakpia diidentikkan dengan

127

Jurnal Pengabdian Untuk Mu NegeRI, Vol.3 No.2, November 2019 ISSN : 2550-0198 bisnis keluarga, oleh karenanya merk Bakpia Ivan perlu untuk menjaga dagang dari setiap bakpia berbeda-beda eksistensi yang telah belasan tahun disesuaikan dengan nomor rumah dirintis. Apalagi kemunculan para pembuatnya. Pada awalnya merk dagang pesaing baru dengan segala inovasi bakpia hanyalah Bakpia Pathok yang bakpianya, seperti bakpia kukus, disesuaikan dengan daerah pembuatnya. bakpiapia kering dengan bentuk mirip Lalu seiring dengan bertambahnya nastar dan lainnya. Mereka tidak produsen bakpia, maka ditambahkan hanya berkreasi dari segi rasa dan bentuk nomor rumah pembuatnya seperti bakpia bakpia tetapi juga dari aspek kemasan pathok 25, bakpia pathok 75, bakpia produk. pathok 65 dan lainnya (Karnadi, 2009 : Distribusi yang masih terbatas dan 42). bertahan pada segmentasi kelas Pada perkembangan selanjutnya, menengah ke bawah, membuat daya Pathok tidak lagi menjadi daerah khusus jangkau konsumen juga terbatas. Jika produksi Bakpia. Sehingga merk dagang diperhatikan lebih jauh, permasalahan bakpiapun berkembang tidak hanya secara khusus pada aspek kemasan terbatas nomor dan daerah, tetapi produk, masih dalam bentuk plastik kebanyakan didasarkan pada nama biasa dan belum mencantumkan masa pemilik atau inovasi produk yang kadaluwarsa. Hal lain, belum dilakukan oleh produsen Bakpia menonjolkan sisi keunggulan produk tersebut, Beberapa merk bakpia seperti yakni enak, murah dan tanpa bahan Kurnia Sari diproduksi di Glagahsari, pengawet. Selain itu produk belum Bakpia Ayu di Jalan Magelang, terdaftar di BPOM dan belum memiliki Bakpiapia Djogja di Jalan Wates atau hak paten merk. Permasalahan secara Bakpia Kukus yang merupakan salah umum berkaitan dengan kesadaran akan satu dari diversifikasi produk bakpia. merk dan positioning produk serta biaya Tak terkecuali mitra pengabdian di produksi untuk kemasan yang terbatas. sini, Bakpia Ivan yang juga merupakan Permasalahan serupa terkait dengan bisnis keluarga. Nama tersebut diambil kemasan dan jaminan kemanan produk dari anak pemilik bakpia tersebut. juga diulas dalam pengabdian di Bakpia Ivan merintis usaha sekitar 14 Kelompok Usaha Bersama (KUBE) tahun dengan Bapak Rikwanto dan Ibu Flower Cretive dan AlifDifa di Dwi Suprapti sebagai pemilik. Posisi Pekanbaru, dengan produk khas Melayu produk dari mitra adalah segmentasi seperti bolu kemojo dan bolu ubi pelangi kelas menengah ke bawah dengan bahan (Zen, dkk, 2018 : 106). Sejalan dengan baku kacang hijau asli (bukan kacang hal tersebut, problem terkait branding hijau kupas /premium). Bakpia Ivan produk, pembuatan logo dan merk memiliki sekitar delapan pekerja dan dagang, dikaji dengan mengangkat berproduksi setiap hari. Per hari mereka masalah hasil olahan berbahan dasar dapat memproduksi sekitar 3000 butir terong di Kampung Liman Benawi yang bakpia. Tetapi hal ini juga tergantung mayoritas masyarakatnya adalah petani dengan jumlah SDM yang kadang terong (Rumangkit, 2018 : 63). berganti – berganti, sehingga menjadi Dari permasalahan tersebut, salah satu kendala ketika proses produksi pengabdian ini bertujuan untuk pertama, berlangsung. meningkatkan kesadaran akan keamanan Berkembangnya industri kuliner kemasan dan positioning. Kedua, bakpia dan permintaan konsumen yang memberikan sosialisasi dan pelatihan meningkat sekaligus kompetisi yang dasar creative packaging. Fungsi ketat, menjadikan UMKM seperti packaging bukan hanya sekedar untuk

128

Jurnal Pengabdian Untuk Mu NegeRI, Vol.3 No.2, November 2019 ISSN : 2550-0198 membungkus produk, tetapi juga konsumen serta melihat kesan, reaksi memiliki kekuatan menjual (Sutiono, dan tanggapan mereka terhadap kemasan 2009 : 183). Desain kemasan dibuat baru. berdasarkan pemahaman yang Pelaksanaan kegiatan ini mendalam mengenai pasar dan dilaksanakan di rumah produksi bakpia konsumen, mempertimbangkan ivan, dengan melibatkan pemilik bakpia kebutuhan dan keinginan konsumen. ivan juga reseller yang menjual langsung Studi budaya dari aspek komunikasi pada konsumen di terminal dan tempat membantu perancang dalam membuat wisata. Kedua di Pasar Janten tempat kemasan yang cocok untuk suatu pasar. produk didistribusikan. Program ini Oleh karena itu, kegiatan ini akan difasilitasi oleh narasumber yang memberikan pemahaman yang memiliki keahlian dalam memberikan berhubungan dengan creative packaging materi pelatihan di bidang design yang mampu memberikan identitas dan kemasan. Narasumber yang lain menjadi penciri dan pembeda sebuah memberikan sosialisasi dan produk. pendampingan dalam hal kesadaran merk, pemasaran dan positioning METODE PELAKSANAAN produk. Pelaksanaan pengadian ini menggunakan beberapa metode untuk HASIL DAN PEMBAHASAN mendukung realisasi program PKM. Pada bulan Maret sampai April tim Pertama, mengidentifikasi permasalahan melakukan observasi dan penjajagan terkait dengan keamanan kemasan kembali ke UMKM Bakpia Ivan. Setelah produk dan hal lain yang berkaitan melakukan koordinasi dengan salah satu dengan packaging. Lalu dilanjutkan owner Bakpia Ivan, kami menentukan dengan kontrak awal untuk membangun beberapa hal yang menjadi acuan kesepahaman mengenai tujuan dan program. Pertama, label atau merk Ivan pelaksanaan PKM antara tim dan mitra. sudah belasan tahun dipakai sehingga Kedua, dengan transfer pengetahuan dan kami tidak melakukan perubahan pada sosialisasi yang terkait dengan kesadaran merk tersebut. Penyesuaian dilakukan akan merk dan positioning produk dalam pada cara pegemasan memenuhi menganalisis segmentasi pasar. standar keamanan. Kedua, kami Dilanjutkan diskusi mengenai logo yang mempelajari secara umum bagaimana sudah ada sebelumnya, bagaimana awal proses produksi pembuatan bakpia ivan pembuatan dan latar belakang dipilih yang bisa dijamin tanpa bahan pengawet logo tersebut. karena produk hanya bertahan maksimal Ketiga, pelatihan, demonstrasi dan lima hari dalam kondisi suhu ruangan. pendampingan untuk memperbaharui Proses produksi meliputi : (1). design kemasan. Pelatihan ini sekaligus Menjemur kacang hijau untuk untuk mengenalkan tahapan pembuatan menghilangkan kutu. (2) mencuci bersih design kemasan dari yang paling dasar. kacang hijau. (3). Proses pengukusan Dalam melakukan pendampingan juga kacang hijau. (4). Menggiling kacang akan berfokus pada partisipasi mitra dan hijau hingga lembut, lalu dimasak juga pilihan segmentasi pasar yang dengan mixer atau alat penggiling sudah dipilih selama belasan tahun. dicampur gula pasir secukupnya Ketiga, melakukan eksperimen sosial (5). Pembuatan kulit atau bahan yang dengan cara mensosialisasikan dan digunakan yaitu tepung terigu, gula mendistribusikan kemasan baru pada pasir, air dan minya goreng, diaduk

129

Jurnal Pengabdian Untuk Mu NegeRI, Vol.3 No.2, November 2019 ISSN : 2550-0198 dalam mixer hingga kalis. (6) Proses Mitra mengaku tidak mempunyai pemanggangan atau dioven. (7). Proses keberaian untuk menjual produk mereka pendinginan Bakpia. (8). Pengemasan. dengan kemasan kotak di pasar, karena Ada beberapa varian bakpia yang produk mereka menjadi kurang laku diproduksi yaitu bakpia basah denga nisi sebab harga menjadi relatif lebih mahal. kacang hijau, bakpia coklat (bakpia Oleh karenanya hingga saat ini, mitra kering isi gula jawa), bakpia potong keju masih memilih kemasan plastik sebagai dan bakpia goreng. Beberapa varian rasa cara menginvasi pasar dan tidak setiap hari diproduksi karena mempertahankan eksistensi poduk prosesnnya yang memakan waktu dan mereka. Pada produk yang memiliki SDM yang terbatas, sehingga hanya fungsi untuk memenuhi kebutuhan diproduksi ketika ada permintaan. Omset sehari-hari, kecenderungan strategi harian yang diperoleh mitra berkisar dua desain adalah kesesuaian terhadap juta hingga dua juta lima ratus ribu karakteristik konsumen. Sehingga rupiah. Penjualan per pack (10 butir) seringkali membutuhkan kompromi adalah tiga ribu lima ratus rupiah. Jika terhadap pertimbangan penetapan harga permintaan sedang tinggi sementara dan feature produk (Masri, 2010 : 39). SDM tidak mencukupi, mereka hanya Varian rasa bakpia ivan ini juga memprioritaskan beberapa permintaan dikemas dengan cara yang sama. saja. Menurut penuturan pemilik, pernah Dari sisi harga, produk bakpia ini mereka menggunakan alat press plastik memang menyasar pada segmentasi (hand sealer), tapi ternyata menurut kelas menengah ke bawah dengan sistem mereka proses itu memakan waktu penjualan langsung ke konsumen atau sehingga tidak bisa dilakukan secara para pedagang makanan. Sedangkan efisien, sehingga mereka kembali ke cara untuk packaging produk dengan yang lama, yaitu dengan steples. Varian kemasan kota atau dus hanya produk / rasa bisa dilihat pada gambar diperuntukkan bagi konsumen yang berikut : memesan dengan jumlah tertentu dan biasanya diperuntukkan sebagai oleh – oleh. Berikut gambar packaging bakpia ivan :

Gambar 2. Bakpia rasa keju dan coklat (gula jawa)

Kedua varian ini tergolong dalam bakpia

Gambar 1. Kemasan Plastik dan Kardus kering. Pada produk rasa keju (label Pada kemasan platik hanya disteples dan hijau) dikemas dengan plastik mika diberi kertas label yang dicetak lembaran karena potongannya yang relatif panjang lalu kertas tersebut dipotong – potong (berisi 10 butir). Sedangkan pada bakpia secara manual. Kemasan kardus, secara rasa coklat (gula jawa) dibungkus umum mirip seperti background design dengan kemasan plastik seperti bakpia pada bakpia pada umumnya dengan rasa original (berisi 10 butir). merk angka.

130

Jurnal Pengabdian Untuk Mu NegeRI, Vol.3 No.2, November 2019 ISSN : 2550-0198

Dengan melihat proses produksi ini, mitra perlu pendampingan yang sampai penjualan pada UMKM Bakpia intensif, mengingat bahwa mereka sudah Ivan, ada beberapa pendekatan yang nyaman dengan pola pengemasan yang dilakukan. Pertama berdasarkan metode lama dan juga pertimbangan terbesar ada yang sudah dipilih, yaitu sosialisasi pada biaya produksi kemasan yang akan dengan membangun kesadaran bahwa mengubah harga jual. Kemasan berupa brand atau merk akan berkaitan dengan plastik dapat dilihat pada gamar berikut : positioning produk di mata konsumen. Bagaimana mereka bisa dikenal, diidentifikasi melalui warna, bentuk, material atau gaya tipografi. Desain kemasan adalah bagian dari merk yang merepresentasikan produk. Peran desain kemasan akan efektif untuk menentukan target pangsa pasar yang jelas. Termasuk di dalamnya nilai, selera, gaya hidup dan kebiasaan konsumen (Klimchuk & Krasovec, 2011 : 35-37). Dari hasil sosialisasi dan Gambar 3. Bakpia Kemasan Plastik pemahaman akan kesadaran merk. Mitra A dapat memahami bahwa suatu produk perlu memiliki identitas yang Pada kemasan plastik yang pertama membedakan dari yang lain. Oleh karena dibuat trasnparan dengan ukuran itu, nama Ivan sebagai merek tidak panjang 15 cm dan lebar 10 cm, yang mengalami perubahan dan secara masing – masing pacs berisi 10 butir tipografi huruf juga tidak mengalami bakpia. Estimasi harga kemasan plastik perubahan. Ini sejalan dengan prinsip dua ratus lima puluh rupiah. Dalam dasar desain yang meliputi elemen model kemasan ini, logo disablon di atas seperti garis, bentuk, warna dan tekstur. plastik, dilengkapi dengan tanggal Pemahaman tata letak akan menentukan kadaluwarsa, varian rasa, dan desain tujuan komunikasi visual. Selain ini dibuat sederhana, mengingat segmentasi aspek kontras yang berkaitan dengan pasar dan biaya produksi. skala, nilai yang diciptakan gelap Demonstrasi pembaharuan logo dan terangnya warna dan intensitas akan juga kemasan lain yang ditawarkan menstimulasi ketertarikan visual masih dalam bentuk plastik, hanya konsumen (Setiawati, dkk, 2019 : 129- dengan ketebalan yang berbeda dan 130). Mitra memahami bahwa melalui masih bisa direkatkan lagi ketika sudah logo, UMKM bisa membentuk dibuka (ziplock / zipper pouch). Desain komunikasi melalui tanda yang mudah ini dibuat dengan mempertimbangkan dimengerti dan diingat oleh setiap orang. keamanan dan kepraktisan produk ketika Mitra juga bisa mengidentifikasi bahwa dibawa dan masih aman disimpan ketika pilihan target market pada kelas produk tidak langsung habis dikonsumsi. menengah ke bawah juga harus Berikut gambar kemasan plastik versi membentuk image dalam logo yang kedua : sudah dibuat. Hasil berikutnya adalah mendemonstrasikan pembaharuan logo atau desain kemasan dalam beberapa bentuk atau varian kemasan. Pada tahap

131

Jurnal Pengabdian Untuk Mu NegeRI, Vol.3 No.2, November 2019 ISSN : 2550-0198

harga jual. Identitas huruf / tipografi tetap seperti awal agar karakteristiknya mudah dikenali oleh konsumen. Gambar logo tugu Yogya sebagai pendukung ikon kota dan sejalan dengan bakpia sebagai kuliner khas. Dengan begitu tujuan utama promosi penjualan tercapai

Gambar 4. Kemasan plastik B melalui komunikasi merk yang cepat dan Ukuran dari kemasan dengan jelas (jaminan merk) dan jenis produk panjang 15 cm, lebar 10cm, berisi 15 (atribut produk). butir bakpia dalam satu kemasan. Harga Proses selanjutnya adalah dengan kemasan dengan model seperti ini tujuh melakukan eksperimen sosial, berkaitan ratus lima puluh rupiah per plastik. dengan kesan dan tanggapan konsumen Selain konsep kemasan plastik, tentang kemasan dan pembaharuan logo. kemasan kardus juga menjadi pilihan Pada awalnya mitra ragu untuk ketika ada pesanan dari luar kota. Jenis merealisasikan mengingat akan kemasan ini dipilih agar lebih ramah mengubah harga untuk menutup biaya lingkungan. Gambar kemasan kardus, pengemasan produk. Lalu produk didesain sebagai berikut : dengan kemasan plastik A, diuji coba terlebih dahulu untuk melihat bagaimana reaksi pasar apakah masih mengenali produk bakpia ivan. Pada bulan pertama, masih belum ada feedback yang berarti karena seolah memperkenalkan “produk baru”, padahal merk tersebut sudah dikenal oleh kalangan menengah ke bawah. Pada bulan ketiga baru terlihat reaksi dari komentar positif dan pembelian masih lancar serta terjangkau ketika harga sedikit naik. Gambar 5. Kemasan Kardus dan plastik press Pada kemasan kardus agak SIMPULAN sedikit berbeda, karena produk dilapisi dengan plastik yang dipress supaya Dari hasil pembahasan dan ulasan di kedap udara dan tahan lama ketika akan atas, ada beberapa kesimpulan yang bisa dibawa ke luar kota. Lalu dimasukkan ke diambil, yaitu : dalam kardus, dengan ukuran panjang 1. Produk UMKM Bakpia Ivan 20cm, lebar 20 cm dan tinggi 8 cm. Isi mampu menjaga eksistensinya di bakpia 25 butir. Harga per box tiga ribu tengah persaingan ketat dan lima ratus rupiah. Sementara plastik hadirnya kompetitor dengan press dua ratus rupiah (belum termasuk berbagai varian baru dari bakpia. alat). Mitra konsisten dengan Tiga model pembaharuan kemasan segmentasi pasar di kelas dan logo ini melalui beberapa tahap, menengah ke bawah, salah satunya yaitu pengenalan dan koordinasi dengan untuk menjaga stabilitas harga mitra. Lalu selanjutnya digunakan produk. terlebih dahulu kemasan plastik A 2. Pengenalan pembaharuan logo karena pertimbangan biaya produksi dan dan kemasan memerlukan proses

132

Jurnal Pengabdian Untuk Mu NegeRI, Vol.3 No.2, November 2019 ISSN : 2550-0198

dan waktu berbulan- bulan supaya Olahan Kreatif dan Branding, konsumen bisa mengidentifikasi Pekanbaru. Jurnal Pengabdian kembali dan menerima produk. Untuk Mu NegeRI, 2 (1) : 62-65. Bentuk huruf / tipografi yang URL : masih sama, bukan merupakan http://ejurnal.umri.ac.id/index.php jaminan akan mudah dikenal /PengabdianUMRI/article/view/68 ketika kemasan secara material 4/368 diakses 29 Agustus 2019 berubah. [5]. Setiawati, SD, Renasari, M, 3. Program yang berkaitan dengan Fitriawati, D, 2019. Strategi pelatihan dasar- dasar desain Membangun Branding Bagi kemasan, kesadaran akan merk Pelaku Usaha Mikro Kecil dan positioning serta Menengah. Jurnal Abdimas BSI, 2 pendampingan perlu dilakukan (1) : 125-136. URL : pada UMKM serupa mengingat https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/in massifnya perkembangan kuliner dex.php/abdimas/article/view/486 bakpia di Yogyakarta dengan 4/2942 diakses 25 Juli 2019 segala inovasinya. [6]. Sutrisno, J, 2009. Visual Merchandising Attraction. Jakarta. UCAPAN TERIMAKASIH Gramedia Terimakasih kepada Kementrian [7]. Zen, ZH, Anggraini, DA dan Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Yohanes, 2018. PKM Kelompok Republik melalui Direktur Usaha Bersama (KUBE) Aneka Penelitian dan Pengabdian kepada Cemilan Khas Melayu di Kel. Masyarakat atas dukungan pendanaan Tampan, Pekanbaru. Jurnal tahun 2019. Terimakasih atas dukungan Pengabdian Untuk Mu NegeRI, 2 Lembaga Penelitian dan Pengabdian (2) : 104-109. URL : Masyarakat Universitas Mercu Buana http://ejurnal.umri.ac.id/index.php Yogyakarta, tim reviewer internal dan /PengabdianUMRI/article/view/82 kolega di Fakultas Ilmu Komunikasi dan 4/671 diakses 29 Agustius 2019 Multimedia, serta Fakultas Teknologi Informasi. Terimakasih untuk kerjasama rumah produksi Bakpia Ivan, serta partisipasi para mahasiswa tim produksi Laboratorium Ilmu Komunikasi.

DAFTAR PUSTAKA [1]. Karnadi, H, 2009 dalam Koskow & Sutrisno, 2009. Irama Visual dari Toekang Reklame Sampai Komunikator Visual. Yogyakarta. Jalasutra [2]. Klimchuk, Rosner & Krasovec, Sandra, 2011. Desain Kemasan (terj.). Jakarta. Erlangga

[3]. Masri, A, 2010. Strategi Visual. Yogyakarta. Jalasutra [4]. Rumangkit, S, 2018. Peningkatan ekonomi Masyarakat Melalui

133